Anda di halaman 1dari 114

RENCANA K3 KONTRAK

PAKET : PEMBANGUNAN FLYOVER CENGKARENG


NOMOR : LOKASI KEGIATAN : CENGKARENG - JAKARTA BARAT

PENYEDIA JASA :

PT. PP (Persero) & PT.WIKA (Persero) KSO


Nama Dibuat Jabatan Tandatangan Tanggal

Disetujui

PT. PP (Persero) dan PT. WIKA (Persero) KSO

RENCANA K3 KONTRAK
PAKET PEMBANGUNAN FLYOVER CENGKARENG

LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR ISI PENDAHULUAN Umum Gambaran Proyek 1. KEBIJAKAN K3 PENYEDIA JASA

DAFTAR ISI

2. PERENCANAAN 2.1 Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendaliannya. 2.2 Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan lainnya. 2.3 Sasaran dan Program 3. PENERAPAN DAN OPERASI 3.1 Sumber daya, Struktur Organisasi dan Pertanggung Jawaban. 3.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian 3.2 Komunikasi , Partisipasi dan Konsultasi. 3.3 Dokumentasi 3.4 Pengendalian Dokumen 3.5 Penegendalian Operasional 3.6 Kesiagaan dan Tanggap Darurat. 4. PEMERIKSAAN 4.1 Pengukuran dan Pemantauan 4.2 Evaluasi Kepatuhan 4.3 Penyelidikan Insiden, Ketidak sesuaian, Tindakan Perbaikan 4.4 dan Pencegahan. 4.5 Pengendalian Rekaman. 4.6 Audit Internal. 4 TINJAUAN MANAJEMEN 4.1 Tinjauan Manajemen. 5 LAMPIRAN-LAMPIRAN 5.1 Metode Kera (Bagan Alir) Pekerjaan Dominan 5.2 Instruksi Kerja 5.3 Schedule Pelaksanaan 5.3 Schedule Peralatan 5.3 ScheduleTenaga Kerja 5.3 Schedule Material

PT. PP (Persero) dan PT. WIKA (Persero) KSO

LEMBAR PENGESAHAN
Pembangunan Flyover Cengkareng di Jakarta Barat

Proyek :

Pihak Penyedia Jasa :

Pengguna Jasa:

Dibuat Oleh : Project Manajer

Disetujui oleh : Penanggung Jawab KSO

Diketahui oleh : Satker Proyek

(...)

.)

( .. )

I - 1

I - 1 I - 1

II - 1

IV - 1 IV - 1 IV - 1 IV - 1 V-1 V-1 V-1

V-1

V-1 VI - 1 VI - 4

PT. PP (Persero) dan PT. WIKA (Perser) KSO

1. KEBIJAKAN

PT. PP (Persero) dan PT.WIKA (Persero) KSO

RENCANA K3 KONTRAK
PAKET PEMBANGUNAN FLYOVER CENGKARENG

PERENCANAAN
(Form : 2a, 2b dan 2c. Kepmen PU No.09/PER/M/2008)
2a 2b 2c Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendaliannya. Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan lainnya. Sasaran dan Program

: : : : :

: : : : :

BANDUNG S/ALI AFANDI


PM/DPM

KETUA TIM Hp. 081519001125

MUKLAS
S AM

Koor Evakuasi Kantor Hp. 08562658826

RONI
BAGIAN UMUM

ZUPRIADI
SHE

TEDDY
SECURITY

NGALIMUN
BAG. PERALATAN

Hp.08158224280

Hp. 081584159201

Hp. 081381400220

Hp. 08128353172

ANDUNG S/ALI AFANDI

Hp. 081519001125

SARTONO
SEM

Koor Evakuasi Lap Hp. 08164282718

NGALIMUN
BAG. PERALATAN

PARULIAN
GSP

ZUPRIADI
SHE

TARMONO
SECURITY

Hp. 08128353172

Hp. 081310438556

Hp. 081584159201

Hp. 081585064623

RENCANA STRUKTUR ORGANISASI K3 PROYEK PEMBANGUNAN FLYOVER CENGKARENG

STRUKTUR ORGANISASI PUSAT/CABANG Penanggung Jawab KSO dalam kaitannya dengan pelaksanaan K3 Proyek Flyover Cengkareng.

PT. PP (Persero) dan PT.WIKA (Persero) KSO

RENCANA K3 KONTRAK
PAKET PEMBANGUNAN FLYOVER CENGKARENG

LAMPIRAN
( RK3 KONTRAK PEMBANGUNAN FLYOVER CENGKARENG)

: :

: : : : : : : :

PT. PP (Persero) dan PT.WIKA (Persero) KSO

RENCANA K3 KONTRAK
PAKET PEMBANGUNAN FLYOVER CENGKARENG

TINJAUAN MANAJEMEN
( Format 5.1 - Kepmen PU No.09/PER/M/2008)

: :

: : : : : : : :

PT. PP (Persero) dan PT.WIKA (Persero) KSO

RENCANA K3 KONTRAK
PAKET PEMBANGUNAN FLYOVER CENGKARENG

PEMERIKSAAN
( Form : 4.1 S/D 4.5 - - Kepmen PU No.09/PER/M/2008)

4.1 4.2 4.3 4.4 4.5

Pengukuran dan Pemantauan Evaluasi Kepatuhan Penyelidikan Insiden, Ketidak sesuaian, Tindakan Prbaikan dan Pencegahan Pengendalian Rekaman Tinjauan Manajemen

: :

: : : : : : : :

PT. PP (Persero) dan PT.WIKA (Persero) KSO

RENCANA K3 KONTRAK
PAKET PEMBANGUNAN FLYOVER CENGKARENG

PENERAPAN DAN OPERASI KEGIATAN


( Form :3.1 S/D 3.7- Kepmen PU No.09/PER/M/2008) 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 Sumber daya, Struktur Organisasi dan Pertanggung Jawaban. Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian Komunikasi, Keterlibatan dan Konsultasi Dokumentasi Pengendalian Dokumen Pengendalian Operasionil Kesiagaan dan Tanggap Darurat.

: : : : : : :

PT. PP (Persero) dan PT.WIKA (Persero) KSO

RENCANA K3 KONTRAK
PAKET PEMBANGUNAN FLYOVER CENGKARENG

PENDAHULUAN
UMUM : Kegiatan konstruksi sebagaimana Pembangunan Flyover Cengkareng merupakan suatu kegiatan yang kompleks, perpaduan antara kondisi lingkungan dan tuntutan spesifikasi teknis Jalan/ Jembatan yang didalamnya banyak terjadi interaksi antara alat-alat / bahan - bahan kerja dan sumber daya manusia. Interaksi tersebut diatas berpotensi menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja serta dapat mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan akibat pembuangan limbah dari proses produksi dan ketidak sesuaian mutu produk dengan spesifikasi teknisnya. Oleh karenanya, perlu dilakukan upaya pencegahan sejak dini sebagai langkah awal untuk meminimalisir resiko kerja , efisiensi kerja serta meningkatkann kualitas produ bangunan yang dihasilkan.. Rencana K3 K ontrak (RK3K) Paket Pembangunan Flyover Cengkareng adalah dokumen rencana penyelenggaraan K3 Konstruksi pada Pembangunan Flyover tersebut, yang disusun oleh Penyedia Jasa, diajukan guna disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya akan dijadikan sebagai sarana interaksi antara Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam penyelenggaraan K3 Konstruksi paket Pembangunan Flyover Cengkareng. RK3 Kontrak ini disusun berdasarkan Permen PU o. 09/PER/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. GAMBARAN PROYEK : DATA UMUM Nama Paket Lokasi Pengguna Penyedia Jasa Konsultan Supervisi Nilai Kontrak Pengguna Anggaran Alamat Waktu Pelaksanaan Waktu Pemeliharaan DATA TEKNIS Paket pekerjaan Flyover Cengkareng terdiri dari 2 buah Flyover yakni FO1 dan FO2:, dengan data -data teknis sebagai berikut : : Pembangunan Flyover Cengkareng : Cengkareng Jakarta Barat. : Departemen Pekerjaan Umum. : PT. PP (Persero) dan PT. WIKA (Persero) KSO. : PT. Perencana Djaja JO. PT Jakarta Rencana Selaras. : Rp. 119.779.000.000,- (Termasuk PPN) : SNVT Pembngunan Jalan dan Jembatan Metro Polita. : Jln. Jati Padang No. 39 Pasar Minggu Jakarta Selatan. : 507 Hari Kalender. : 365 Hari Kalender.

- Panjang Jalan - Lebar Jalan - Rigid Pavement - Flexible Pavement - Pondasi

: FO1 = 956 Meter dan FO2 = 942 Meter. : 9.00 Meter. : Wet Lean Concrete t = 10 Cm : Concrete Pavement t = 27 Cm. : Laston Lapis Aus (AC-WC) t = 5 Cm. : Tiang Bor Beton (Bor Pile) Diameter 120 Cm : Jumlah Bor Pile FO 1 =m 102 Titik : Jumlah Bor Pile FO2 = 105 Titik. Titik

- Pier/Abutment

: Jumlah Pier FO1 = 13 buah Jumlah Pier FO1 = 13 buah Jumlah Abutment FO1 dan FO2 masing2 2 buah

- Panjang Oprit - Balok Jembatan

: FO1 : Abutment 1 = 194 Meter & Abutment 2 = 173 Meter. : FO2 : Abutment 1 = 182 Meter & Abutment 2 = 150 Meter. : Box Girder Prestresed Concrete.

JENIS-JENIS PEKERJAAN DOMINAN I UMUM II DRAINASE III PEKERJAAN TANAH Galian Struktur kedalaman 0-4 M Timbunan Biasa Timbunan Pilihan Penyiapan Badan Jalan IV PEKERJAAN ASPAL Lapis Pengikat Laston Lapis Aus(AC-WC) 5 Cm VII PEKERJAAN STRUKTUR Beton (K500,K350,K250, K175 Baja Tulangan U39 Ulir Tiang Bor Beton Dia. 1200 Mm. Perkerasan jalan Beton 27 Cm Wet Lean Concrete t 10 Cm 13,942 M3 2,257,054 Kg. 207 Titik 8,917 M3 34,038 M3 8,549 Lt. 17,091 M2 438 M3 5,345 M3 504 M3 35,254 M2 Mobilisasi Saluran Type DS 2 dan DS3 Pemasangan Batu dengan Mortar 1 Ls 1,875 M1 3,992 m3

PT. PP (Persero) dan PT. WIKA (Perser) KSO

RENCANA K3 KONTRAK
PAKET PEMBANGUNAN FLYOVER CENGKARENG

2. PERENCANAAN Perencanaan dimaksudkan bahwa program K3 yang ada di proyek Pembangunan Flyover Cengkareng direncanakan sesuai dengan kondisi pekerjaan dan lingkungan yang ada di sekitar proyek. Perencanaan ini meliputi : 2.a 2.b 2.c Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendaliannya Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyratan lainnya. Sasaran dan Program

2a. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendaliannya. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua potensi bahaya telah diindentifikasi, dinilai resikonya dan dilakukan pengendaliannya agar tidak membahayakan bagi para pekerja , sehingga proses produksi berjalan lancar. a. Identifikasi Bahaya. Merupakan suatu proses untuk memperkirakan potensi bahaya yang timbul dari aktifitas kegiatan konstruksi Pembangunan Flyover Cengkareng. b. Penilaian Resiko Proses pembobotan yang dilakukan untuk mengklasifikasikan potensi-potensi bahaya kedalam katergori Tinggi, Sedang dan Rendahdengan menggunakan sistem score. c. Pengendalian Resiko Suatu upaya untuk meminimalkan atau menghilangkan celaka / sakit sehingga terwujud " zero accident " 2b. Pemenuhan Perundang-undangan.dan Persyratan lainnya. Pemenuhan Undang undan dan persyaratan lainnya/ Legislasi dipergunakan untuk mengidentifikasi kebutuhanUndang-undang dan Peraturan yang berkaitan dengan K3. 2c. Sasaran dan Program Dalam melaksanakan program K3 di proyek dibuatkan sasaran dan program berkaitan dengan rangkaian aktivitas program K3, diantaranya : "Incident rate = o, Meningkatkan kesesuain legal dan meningkatkan kesehatan karyawan .

PT. PP (Persero) dan PT.WIKA (Persero) KSO

PEMENUHAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERSYARATAN LAINNYA


PERIHAL

NO.

UNDANG-UNDANG / PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

UNDANG-UNDANG UU No. 1 tahun 1970 UU No. 3 tahun 1992 UU No. 14 tahun 1992 UU No. 23 tahun 1992 UU No. 18 tahun 1999 UU No. 13 tahun 2003

Keselamatan Kerja Jaminan Sosial Tenaga Kerja Lalu Lintas Jalan Kesehatan Jasa Konstruksi. Ketenaga kerjaan.

PERATURAN PEMERINTAH & KEP. PRESIDEN 7 Peraturan Pemerintah No.: 14 tahun 1993 8 Peraturan Pemerintah No.: 28 tahun 2000 9 Peraturan Pemerintah No.: 29 tahun 2000 KEPUTUSAN MENTERI 10 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep187/MEN/1999 11 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep186/MEN/1999 12 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi RI No. Kep.75/MEN/2002 13 SKB Menteri Tenaga Kerja dan Menteri PU No. 174/ Men/1986 dan 104/KPTS/1986 14 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008

Penyelenggaraan Program Jamsostek Usaha dan Peran Masyarkat Jasa Konstruksi Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Unit Penanggulangan Kebakaran di tempat Kerja Mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja; Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tempat kegiatan konstruksi. Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dlm Tempat Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan Syarat Syarat Pemasangan & Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan Kewajban Melapor Penyakit Akibat Kerja Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja Pesawat Angkat Dan Angkut Kualifikasi & syarat-syarat operator Crane Pengawasan instalasi penyalur petir Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan kerja

INSTRUKSI MENTERI 15 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 11/M/BW/1997 16 Per.Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964 17 Per.Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1980 18 Per.Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.04/MEN/1980 19 Per.Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1981 20 21 22 23 24 Per.Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.03/MEN/1982 Per.Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.05/MEN/1985 Per.Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1989 Per.Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.02/MEN/1989 Per.\Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.05/MEN/1996

SURAT EDARAN 25 Surat Edaran Menakertrans no.SE.

Pengadaan Kantin dan Ruang Makan

PT. PP (Persero) dan PT.WIKA (Persero) KSO

SASARAN DAN PROGRAM

SASARAN
( A ). TOTAL BIAYA AKIBAT KECELAKAN KERJA PER NILAI PENJUALAN MAKSIMUM 1 0/00 PER PROYEK. ( B ). TIDAK ADA KECELAKAAN KERJA YANG BERDAMPAK KORBAN JIWA. ( C ). MENGURANGI JUMLAH PEKERJA YANG SAKIT AKIBAT KERJA MINIMUM 20% ( D ). JUMLAH AHLI K3 KONSTRUKSI BERSERTIFIKAT BERJUMLAH 7 ORANG. ( E ). JUMLAH AHLI P3K BERJUMLAH 10 ORANG.

PROGRAM K3 DALAM MENCAPAI SASARAN


( A ). MEMBUAT RENCANA KERJA K3, DAN MENYIAPKAN SUMBER DAYA SEBELUM PEKERJAAN DIMULAI DAN DILAKSANAKAN SECARA KONSISTEN SAMPAI RESIKO DAPAT DITERIMA/DITOLERIR. ( B ). SETIAP PEKERJA HARUS SUDAH MENGIKUTI INDUKSI K3 SEBELUM BEKERJA. ( C ). MELAKUKAN INSPEKSI SECARA RUTIN TERHADAP KONDISI DAN CARA KERJA BERBAHAYA. ( D ). MEMASTIKAN BAHWA SETIAP PEKERJA BARU , ATAU MEMULAI PEKERJAAN SANGAT BERBAHAYA TELAH DIPERIKSA KESEHATANNYA SEBELUM BEKERJA ( E ). JUMLAH AHLI P3K BERJUMLAH 10 ORANG. ( F ). DIIKUTKAN KARYAWAN SEBANYAK 10 ORANG UNTUK MENGIKUTI PELATIHAN K3.

Sasaran K3 Proyek ( I ) Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa. (Incident Rate = 0) ( II ) Meningkatkan kesesuaian pada Undang-undang dan Peraturan K3 lainnya. ( III ) Meningkatkan Kesehatan para Karyawan

Program K3 Proyek. ( A ). Membuat Rencana K3 dan menyiapkan sumber daya sebelum pekerjaan dimulai dan dilaksanakan secara konsisten sampai resiko dapat diterima/ ditoleri. ( B ). Setiap pekerja harus sudah mengikuti induksi K3 sebelum mulai bekerja. ( C ). Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya. ( D ). Memastikan bahwa setisp pekerja baru atau memulai suatu pekerjaan sangat berbahaya sudah diperiksa kesehatannya sebelum bekerja. ( E ). Mengikut sertakan karyawan dalam pelatihan K3 dan P3K. .

GAP ANALISIS ORGANISASI TIM TANGGAP DARURAT Gap Analisis Kompetensi Kesesuaian Ya Tidak Keterangan/ Gap :

Tanggung Jawab Ketua Tim Tanggap Darurat 1 Memimpin dan bertanggung Jawab seluruh kegiatan pada saat terjadi keadaan darurat 2 Melaporkan kegiatan tersebut ke pihak2 terkait dengan prosedur K3 3 Membuat Laporan tertulis kronologis kejadian setelah tanggap darurat dinyatakan selesai 4 Melakukan Inspeksi dan Supervisi dilapangan 5 Meminta bantuan ke Unit Pemadam Kebakaran.

Wewenang

1 Mengumumkan kondisi darurat 2 Mengeluarkan biaya dalam kondisi darurat 3 Melakukan rujukan ke RS terdekat 4 Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait/wartawan 5 Memutuskan kondisi sudah . aman. Awareness SMK3 Accident OHSAS 18001 First Aid Training Training ERP 1 Pada saat alarm berbunyi mengkoordinir anggotanya untuk mengevakuasi kar wan menuju ketempat wan menuju ketempat berhimpun (muster point) 2 Melakukan penyisran semua shg yakin telah kosong. 3 Melakukan absensi di tempat berhimpun. Awareness SMK3 Accident OHSAS 18001 First Aid Training Training ERP x x x x x 0 0 0 0 0 x x x x x 0 0 0 0 0

Ketua : Ir. Bandung S

Koordinator Evakuasi Kantor Kantor 1 Memimpin Evakuasi tanggap darurat di areal kantor proyek. 2 Merencanakan dan mengendalikan tanggap darurat. 3 Melaksanakan pemantauan thd. pelaksanaan tanggap darurat,melaksanakan tindakan koreksi dan alternatif. 4 Melaporkan kepada manajemen terjadi tanggap

Koordinator : Sartono (SEM)

Koordinator Evakuasi Lapngan : 1 Memimpin Evakuasi tanggap darurat di areal Lapangan Pekrjaan. 2 Merencanakan dan mengendalikan tanggap darurat. 3 Melaksanakan pemantauan thd. pelaksanaan tanggap darurat,melaksanakan tindakan koreksi

1 Pada saat alarm berbunyi mengkoordinir anggotanya untuk mengevakuasi kar wan menuju ketempat wan menuju ketempat berhimpun (muster point)

dan alternatif. 4 Melaporkan kepada manajemen terjadi tanggap Tarmono Koordinator : Muklas (SAM)

Melakukan penyisran semua shg yakin telah kosong. Awareness SMK3 Accident Investigation OHSAS 18001 First Aid Training Training ERP x x x x x 0 0 0 0 0

Anggota Tim Evakuasi Kantor 1 Membantu pimpinan evakuasi tanggap darurat di Kantor 2 Membantu merencanakan dan mengendalikan tanggap darurat. 3 Membantu melaksanaka pemantuan dan tindakan koreksi dan altenativ Anggota : 1. Roni (Bag. Umum) 2. Zupriadi (SHE) OHSAS 18001 Training ERP Awareness SMK3 OHSAS 18001 Training ERP Awareness SMK3 OHSAS 18001 Training ERP Awareness SMK3 x x x x x x 0 0 100 0 0 0 100 0 100

3. Teddy (security)

x x

Anggota Tim EvakuasiLapngan : 1 Membantu pimpinan evakuasi tanggap darurat di Lapngan 2 Membantu merencanakan dan mengendalikan tanggap darurat. 3 Membantu melaksanaka pemantuan dan tindakan koreksi dan altenativ Anggota : 1. Ngalimun (Bag. Peralatan ) OHSAS 18001 Training ERP Awareness SMK3 OHSAS 18001 Training ERP Awareness SMK3 OHSAS 18001 Training ERP Awareness SMK3 x x x x x x x 100 0 100 100 0 100 100 0 100

2. Parulian (GSP)

3. Tarmono (Security).

Mengetahui,

(.)

Kepala Proyek

KOMPETENSI
JABATAN : AHLI K3 /SAFETY OFFICER / KETUA P2K3 / KETUA TIM TANGGAP DARURAT.
WEWENANG KOMPETENSI YANG DIPERLUKAN A. LEVEL PENDIDIKAN 1 Minimal D3 2 Diutamakan dari jurusan teknik

TANGGUNG JAWAB 1

Menjamin, dilaksanakan dan dipeliharanya proses yang dibutuhkan dari SMK3 di proyek. Melaksanakan sosialisasi terhadap perersyaratan-persyaratan SMK3 kpd seluruh tingkat dalam organisasi Melaksanakan sosialisasi terhadap proyek tercapai kesadaran dalam persyaratan-persyaratan SMK3LM bekerja selamat dan sehat.
kepada seluruh tingkat dalam bekerja senantiasa mengutamakan

Mewakili Ketua Unit K3 dalam berhubungan dengan pihak eksternal khususnya yang berkaitan dengan SMK3

B.

FISIK & KESEHATAN Laki-laki atau perempuan Syarat kesehatan (idak buta warna, cacat fisik , jantung dll) Menguasai SMK3 / OHSAS 18001 Memahami HIRACH Menguasai pencegahan dan penanggulangan

3 M Melaporkan kepada Ketua Unit K3 atas kinerja SMK3


D.

bahaya kebakaran. PELATIHAN (supaya syarat C bisa terpenuhi dan atau meningkatkan kompetensi yang sudah ada) OHSAS 18001 Pernah mengikuti Diklat Safety Awarenesss dan Dokumentation K3 Pernah mengikuti Pelatihan Pemadam Kebakaran.

4 Menjamin terlaksananya peningkatan atas penerapan K3 secara berkesinambungan di proyek 5 Menjamin terlaksananya peningkatan atas penerapan K3 secara berkesinambungan di proyek

PT. PP (Persero) dan PT.WIKA (Persero) KSO

SUMBER DAYA, STRUKTUR ORGANISASI DAN PERTANGGUNG JAWABAN

1 Ulasan Organisasi Dalam rangka pelaksanaan SMK3 Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng, manajemen PT. PP (Persero) dan PT. WIKA (Persero) KSO, telah menetapkan Penanggung jawab KSO (Kepala Cabang) , suatu wewenang serta keterkaitan dan fungsi-fungsi yang terlibat dalam pengelolaan, pelaksanaan maupun verifikasi terhadap aktoifitas-aktifitas yang berpengaruh kepada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai struktur organisasi K3 Cabang terlampir Organisasi K3 di tingkat Proyek : Di tingkat Proyek dibentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sesuai dengan Peraturan Menaker No. 04/Men/ 1987 pasal 3 dan 4, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/ PRT/M/2008 pasal 11 butir 1. Panitia ini bertugas memberikan saran maupun pertimbangan kepada manajemen yang pada dasarnya bertujuan untuk mencapai NIHIL Kecelakaan dan hasil kerja yang bermutu baik. Sedangkan dalam rangka kesiagaan menghadapi keadaan darurat dibentuk Struktur Organisasi / Tim Tanggap Darurat : Masing-masing Organisasi tersebut diatas dapat diuraikan sebagai berikut : Struktur Organisasi P2K3 Proyek Flyover Cengkareng :

KETUA P2K3

SEKRETARIS

ANGGOTA

ANGGOTA

SDM yang bertugas di P2K3 Proyek Flyover Cengkareng. : Ketua / Penenggung Jawab Wakil Ketua Sekretaris Anggota Ir. Bandung Sasmitoharharjo GS Ir. Ali Affandi Deputy GS Zupriadi SHO Sartono SEM Muklas SAM Parulian GSP Aghata SS (Wahyu Adi SP Surono SP Teddy SECURITY Tarmono SECURITY > Para Mandor diberbagai pekerajaan.

2 Tugas dan Tanggung Jawab P2K3 adalah sebagai berikut : A. Ketua / Penanggung Jawab :: .Bertanggung Jawab atas terselenggaranya K3 secara menyeluruh .Menangani dan mengevaluasi terhadap Pelaksanaan K3 di Lapangan. B. Wakil Ketua. .Memimpin Rapat Unit K3 bila Ketua berhalangan .Merencanakan dan Mengendalikan pelaksanaan K3 Lapangan .Melaksankan pemantauan terhadap pelaksanaan & melaksankan tindakan koreksi dan alternatif. .Melaporkan kepada manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja .Memimpin Inspeksin K3 di Lapangan. C. Sekretaris Menyelenggarakan administrasi K3, Higiene Perusahaan intern dan extern. Melakukan pelaporan ke Depnaker mengenai : o Mulainya pekerjaan Konstruksi. o Penyimpangan jam Kerja & istirahat, berkaitan dg. tenaga kerja. o Memperbaharui data tenaga kerja(penambahan/ pengurangan. Mengajukan usulan / permohonan : o Perjinan berkaitan dengan penggunaan tenaga kerja asing. o Asuransi Tenaga Kerja (penambahan/pengurangan). Melakukan koordinasi dengan : o Penguasa setempat (Kepolisian, Camat, Lurah dll) o Rumah sakit terdekat/Klinik/Puskesmas. D. Anggota Khusus (Logistik/Peralatan): .Melakukan pengurusan ke Departemen Tenaga Kerja berkenaan

..-

.-- Ijin layak pakai alat berat, sesuai dengan yang disyaratkan. .-- Surat Ijin Operasi Alat Berat. Melakukan pengechekan terus menerus terhadap peralatan yang digunakan (Excavator, Crane, buldozer dll) Memeriksa kelayakan pakai dari scafolding, platform dll.

E, Anggota Lainnya mempunyai tugas : Melaksanakan dan ikut mengendalikan K3 di lapangan. Memberikan penyuluhan K3 secara terus menerus baik secara langsung maupun tidak langsung. Seperti : Melaksanakan hasil K3 secara konsekwen Mengadakan pengawasan thd daerah Rawan kecelakaan. Melarang secara tegas dan simpatik pekerja yang bekerja tanpamengindahkan peraturan keselamatan kerja. Pelaksanaan program K3.

3 Struktur Organisasi Tanggap Darurat : KETUA TIM

Muklas (SAM) Koor. Evakuasi Kantor

Sartono (SEM) Koor. Evakuasi Lapangan

Roni (Bag. Umum) .08158224280 Zupriadi (SHE) .081584159201 Teddy (Security) .081381400220

Ngalimun (Bg. Peralatan) .08128353172 Parulian (GSP) .081310438556 Zupriadi (SHE) .081584159201 Tarmono (Security) .081585064623

Tugas dan Tanggung Jawab Tim Tanggap Darurat : Ketua Tim:: ..-

Memimpin dan bertanggung jawab seluruh kegiatan pada saat terjadi keadaan darurat. Melaporkan kegiatan tersebut ke pihak-pihak terkait dengan prosedur K3

..-

Membuat laporan tertulis kronologis kejadian setelah tanggap darurat dinyatakan selesai. Meminta bantuan ke Unit Pemadam Kebakaran.

Koordinator Evakuasi Kantor : .Memimpin Evakuasi keadaan darurat di areal kantor proyek. .Merencanakan dan Mengendalikan keadaan Darurat .Melaksankan pemantauan terhadap pelaksanaan dan melaksankan tindakan koreksi dan alternatif. .Melaporkan kepada manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja Koordinator Evakuasi Lapangan .Memimpin Evakuasi keadaan darurat di Lapangan. .Merencanakan dan Mengendalikan keadaan Darurat .Melaksankan pemantauan terhadap pelaksanaan dan melaksanakan tindakan koreksi dan alternatif. .Melaporkan kepada manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja 4 Tim Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dengan Tugas sbb (pada saat Tanggap Darurat) : Memantau Semua Karyawan yang sedang di evakuasi di tempat berhimpun. Memberikan Pertolongan / pengobatan bila ada karyawan yang . luka. 5 Daftar Instansi terkait K3 Departemen Tenaga Kerja Terdekat Alamat : JL. GATOT SUBROTO KAV 55-57 No.Telpon : (021- 4802052 , 4801935 , 4801936) JAMSOSTEK CAB SALEMBA Alamat : JL. RAYA SALEMBA NO. 65 JAKPUS No.Telpon : (021- 3907817) Kantor Polisi Terdekat Alamat : POLSEK CENGKARENG BARAT No.Telpon : (021) 6193812 Pemadam Kebakaran Terdekat Alamat : WILAYAH JAKBAR (113) No. Telp : (021 5607323 , 5682284) Rumah Sakit Terdekat Nama : RSUD. CENGKARENG Alamat : JL. CENGKARENG BARAT No. Telp : (021)6191824 6 Pendaftaran Proyek 1. Dinas Tenaga Kerja setempat 2. Jamsostek / Astek 3. Instansi khusus (untuk jenis peralatan / ijin tertentu)

Revisi 3

EVALUASI PENERAPAN UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN LAINNYA. Yaag Berkaitan Dengan Kesehatan Keselamtan Kerja
No. 1 Legislasi No. Legislasi UNDANG-UNDANG RI UU No. 1 tahun 1970 Deskripsi Legislasi Keselamatan Kerja BAB III Syarat-Syarat Keselamatan Kerja Pasal 3 Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamata kerja untuk ; a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya e. Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarl uasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran. h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan. i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang cukup k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang. o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang q. Mnecegah terkena aliran listrik yang berbahaya r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. HIRARC dan OTP 82 83 0.783133 0.810976 Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian Keterangan (Tindak Lanjut) 83 0.790698

No.

Legislasi No. Legislasi Deskripsi Legislasi 2. Dengan peraturan perundangan dapat di ubah perincian tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan baru dikemudian hari. Pasal 4 1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan pengankutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. 2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan , perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian dan pengesahan, pengepakan atau pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk teknis, atau aparat produksi guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan umum. 3. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian tersebut dalam ayat (1) dan (2) , dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan menaati syarat-syarat keselamatan tersebut. Pasal 8 1. Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang akan diberikan padanya. 2. Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh direktur. 3. Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan perundangan. Bab V. Pembinaan Pasal 9 1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang : a. kondisi - kondisi dan bahaya - bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya. b. Semua pengamanan dan alat - alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya. c. Alat - alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan. d. Cara - cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan.

Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Keterangan (Tindak Lanjut)

Penyediaan APD MSDS Kompartemen / gudang penyimpanan bahan/ material

Pemeriksaan dari Jamsostek

Induksi, Briefing pagi/safety morning

Penyediaan APD bagi pekerja

No.

Legislasi No. Legislasi Deskripsi Legislasi 2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat - syarat tsb di atas. 3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kebakaran dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan. 4. Pengurus diwajibkan memenuhi dan menaati semua syarat -syarat dan ketentuan - ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan. BAB VII Kecelakaan Pasal 11 1. Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri tenaga Kerja. 2. Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai termaksud dalam ayat (1) di atur dengan peraturan perundangan. BAB VIII Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja Pasal 12 Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk : a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawasan atau ahli keselamatan kerja. b. Memakai alat - alat pelindung diri yang diwajibkan. c. Memenuhi dan menaati semua syarat - syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. d. Meminta para pengurus agar dilaksanakan semua syarat - syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat - alat pelindung diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas -batas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan. BAB IX Kewajiban Bila Memasuki Tempat Kerja Pasal 13 Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan menaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan. BAB X Kewajiban Pengurus Pasal 14

Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Keterangan (Tindak Lanjut)

Pengadaan P3K dan klinik

Pemenuhan legislasi

Laporan tahap awal

Pengadaan APD bagi pekerja

0.802849

Induksi & Inspeksi oleh security

Papan informasi &

No.

Legislasi No. Legislasi Deskripsi Legislasi Pengurus diwajibkan ; a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang -undang ini dan semua peraturan pelaksanaanya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat - tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja. b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempattempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja. c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang di wajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja.

Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Keterangan (Tindak Lanjut) Rambu-rambu K3LM

Pengadaan APD

2.

UU No. 3 tahun 1992

Jaminan Sosial Tenaga Kerja Pasal 3 point 2 setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja Pasal 4 point 1 program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud pasal 3 wajib dilakukan oleh setiap perusahaan bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan didalam hubungan kerja sesuai dengan ketentuan undang-undang ini. Pasal 8 point 1 tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan kecelakaan kerja Pasal 10 point 1 pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada kantor departemen tenaga kerja dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam point 2 pengusaha wajib melaporkan kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya dinyatakan sembuh, cacad atau meninggal dunia. point 3 pengusaha wajib mengurus tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada badan penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya.

Pendaftaran Jamsostek No Pendaftaran

Laporan awal kecelakaan

No.

No. Legislasi

Legislasi pengusaha wajib mengurus tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada Deskripsi Legislasi badan penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya. Pasal 16 tenaga kerja, suami atau istri dan anak berhak memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan Pasal 17 pengusaha dan tenaga kerja wajib ikut serta dalam program jaminan sosial tenga kerja Pasal 18 pengusaha wajib memiliki daftar tenaga kerja beserta keluarganya, daftar upah beserta perubahan-perubahan dan daftar kecelakaan kerja di perusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri sendiri.

Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Keterangan (Tindak Lanjut)

3. 4.

UU No. 14 tahun 1992 UU No. 23 tahun 1992

Lalu Lintas Jalan Kesehatan

Kesehatan Lingkungan Pasal 22 1. Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat. 2. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan lainnya. 3. Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian faktor penyakit, dan penyehatan atau pengamanan lainnya. 4. Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan.

Pengukuran parameter pencemar

Kesehatan Kerja Pasal 23 1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas yang optimal 2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja. 3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.

Pengadaa Klinik & Prasarana olah raga bagi karyawan

No. 5.

Legislasi No. Legislasi Deskripsi Legislasi PERATURAN PEMERINTAH & KEPUTUSAN PRESIDEN Peraturan Pemerintah No.: 14 tahun 1993Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja pasal 2 point 1 Program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini, terdiri: a. jaminan berupa uang yang meliputi : jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua b. jaminan berupa pelayanan yaitu jaminan pemeliharaan kesehatan. Pasal 2 point 3 Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih, atau membayar upah minimal Rp. 1.000.000 sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja. pasal 5 point 1 Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 3 wajib mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerjanya sebagai peserta program jaminan sosial tenaga kerja pada badan penyelenggara dengan mengisi formulir yang disediakan oleh badan penyelenggara. pasal 18 point 1 Pengusaha wajib memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan bagi tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan. point 2 Pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerjanya kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggaraan setempat/terdekat sebagai laporan kecelakaan tahap I, dalam waktu tidak lebih 2 x 24 jam terhitung terjadinya kecelakaan. pasal 19 Pengusaha wajib melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja, dalam waktu tidak lebih 2 x 24 jam setelah ada hasil diagnosis dari dokter periksa.

Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Keterangan (Tindak Lanjut)

Kerjasama dengan Jamsostek

P3K

Laporan awal

KEPUTUSAN MENTERI Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.03/MEN/1999

Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk pengangkutan orang dan barang BAB II Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift BAGIAN 1 UMUM

No.

Legislasi No. Legislasi Deskripsi Legislasi Pasal 3 (1) Kapasitas angkut lift harus dicantumkan dan dipasang dalam kereta serta dinyatakan dalam jumlah orang dan atau jumlah bobot muatan yang diangkut dalam kilogram (kg). (2) Kapasitas angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan kapasitas angkut yang dinyatakan dalam ijin pemakaian lift. (3) Penetapan jumlah orang yang dapat diangkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan Standar Nasional Indonesia yang berlaku. BAGIAN 2 BAGIAN-BAGIAN LIFT DAN PEMASANGANNYA Pasal 4 (1) Bagian-bagian lift harus kuat, tidak cacat, aman dan memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja. PARAGRAF 1 MESIN DAN KAMAR MESIN Pasal 5 (1) Mesin dan konstruksinya harus memenuhi Standar Nasional Indonesia yang berlaku (2) Apabila lift akan bergerak, rem membuka dengan tenaga magnet listrik dan harus dapat memberhentikan mesin secara otomatis dan pada saat arus listrik putus. (3) Mesin harus dilengkapi dengan rem yang bekerja dengan tenaga pegas.

Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Keterangan (Tindak Lanjut) Pemasangan rambu

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep187/MEN/1999

Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Pasal 4 (1) Lembar data keselamatan bahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a meliputi keterangan tentang: a. identitas bahan dan perusahaan; b. komposisi bahan; c. identifikasi bahaya; d. tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K); e. tindakan penanggulangan kebakaran; f. tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan; g. penyimpanan dan penanganan bahan; h. pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri; i. sifat fisik dan kimia; j. stabilitas dan reaktivitas bahan; k. informasi toksikologi; l. informasi ekologi; m. pembuangan limbah; n. pengangkutan bahan; o. informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku; p. informasi lain yang diperlukan. Pasal 5

MSDS

Papan informasi

No.

Legislasi No. Legislasi Deskripsi Legislasi Label sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a meliputi keterangan mengenai: a. nama produk; b. identifikasi bahaya; c. tanda bahaya dan artinya; d. uraian resiko dan penanggulangannya; e. tindakan pencegahan; f. instruksi dalam hal terkena atau terpapar; g. instruksi kebakaran; h. instruksi tumpahan atau bocoran; i. instruksi pengisian dan penyimpanan; j. referensi; k. nama, alamat dan nomor telepon pabrik pembuat atau distributor. Pasal 6 Lembar data keselamatan Bahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 dan Label sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 diletakkan di tempat yang mudah diketahui oleh tenaga kerja dan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan. Pasal 9 Kriteria bahan kimia berbahaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (3) terdiri dari: a. bahan beracun; b. bahan sangat beracun; c. cairan mudah terbakar; d. cairan sangat mudah terbakar; e. gas mudah terbakar; f. bahan mudah meledak; g. bahan reaktif; h. bahan oksidator.

Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Keterangan (Tindak Lanjut)

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep51/MEN/1999

Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja Pasal 3 (1) NAB kebisingan ditetapkan sebesar 85 desi Bell A (dBA). (2) Kebisingan yang melampaui NAB, waktu pemajanan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran II. Pasal 4 (1) NAB getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/det2) (2) Getaran yang melampaui NAB, waktu pemajanan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran III.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999 Unit Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja Pasal 2

Training ERP

No.

Legislasi No. Legislasi Deskripsi Legislasi (1) Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan penanggulangan kebakaran di tempat kerja (2) Kewajiban mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pengendalian setiap bentuk energi; b. penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi; c. pengendalian penyebaran asap, panas dan gas; d. pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja; e. penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala f. memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat. (3) Pengendalian setiap bentuk energi, penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi serta pengendalian penyebaran asap, panas dan gas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. (4) Buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f, memuat antara lain: a. informasi tentang sumber potensi bahaya kebakaran dan cara pencegahannya; b. jenis, cara pemeliharaan dan penggunaan sarana proteksi kebakaran di tempat kerja; c. prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pencegahan bahaya kebakaran; d. prosedur dalam menghadapi keadaan darurat bahaya kebakaran. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi RI No. Kep.75/MEN/2002 Pemberlakuan standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI-04-0225-2000 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja Pasal 2 (1) Perencanaan, pemasangan, penggunaan, pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik di tempat kerja harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja. (2) Pengurus bertanggungjawab terhadap ditaatinya dan wajib melaksanakan ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja. (3) Instalasi Listrik yang telah terpasang sebelum diberlakukannya Keputusan ini, wajib disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.

Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Keterangan (Tindak Lanjut)

10.

Pasal 3

No.

Legislasi No. Legislasi

Status Kesesuaian Tidak (0%) Sebagian

Ya (100%) Deskripsi Legislasi Pengawasan terhadap pelaksanaan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-02252000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja dilakukan oleh Pegawai Pengawas atau Ahli Keselamatan Kerja Spesialis Bidang Listrik

Keterangan (Tindak Lanjut)

11

INSTRUKSI MENTERI Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 11/M/BW/1997

Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran Pemeriksaan dan Pengujian: 1. Klasifikasi Umum Klasifikasi jenis hunian akan menentukan persyaratan standar teknik sistem proteksi kebakaran yang harus diterapkan 2. Sumber ignition Perhatikan potensi apa saja yang dapat menjadi sumber pemicu kebakaran dan perhatikan apakah alat pengaman yang diperlukan telah sesuai. Kapan diadakan pemeriksaan terakhir dan apakah syarat-syarat yang diberikan telah dilaksanakan. 3. Bahan-bahan yang mudah terbakar /meledak Perhatikan jenis-jenis bahan yang diolah, dikerjakan atau disimpan. Kenali sifat fisik dan sifat-sifat kimianya apakah mengandung potensi mudah terbakar atau meledak. Apakah ada prosedur keselamatan kerja dan dilaksanakan dengan benar. 4. Kompartemen Amati keadaan lingkungan tempat kerja terhadap masalah penyebaran api, panas, asap apakah telah ada upaya untuk mengendalikannya. 5. Pintu darurat Amati jalur evakuasi, pintu keluar atau tangga darurat. Apakah ada rintangan yang dapat mengganggu, apakah ada petunjuk arah, apakah ada penerangan darurat, panjang jarak tempuh mencapai pintu ke luar tidak melebihi 36 meter untuk resiko ringan, 30 meter untuk resiko sedang dan 24 meter untuk resiko berat. 6. Alat pemadam api ringan Apakah alat pemadam api ringan telah sesuai jenis dan cukup jumlahnya. Apakah penempatannya mudah dilihat dan mudah dijangkau serta mudah untuk diambil. Periksa pula masa efektif bahan pemadamnya serta masa uji tabungnya. 7. Instalasi Alarm Lakukan tes fungsi perlengkapan pada panel. Apakah semua perlengkapan dan indikator bekerja dengan baik. Apakah telah dipasang penandaan zone alarm. 8. Instalasi Hydran dan Springkler 9. Instalasi Khusus

12

PERATURAN MENTERI Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Syarat tahun 1964 Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dlm Tempat Kerja

No.

Legislasi No. Legislasi Deskripsi Legislasi 1. Halaman harus bersih, teratur, rata dan tidak becek dan cukup luas untuk kemungkinan perluasan 2. jalanan dihalaman tidak boleh berdebu 3. untuk keperluan air (riolering) harus cukup saluran yang kuat dan bersih 4. saluran air yang melintasi halaman harus tertutup 5. sampah dan terbuang lainnya harus terkumpul pada suatu tempat yang rapi dan tertutup. 6. pada waktunya sampah itu harus dibuang ketempat pembuangan sampah atau dibakar pada tempat yang aman. 7. tempat pengumpulan sampah tidak boleh menjadi sarang lalat atau binatang serangga yang lain. pasal 6 point 1 kakus-kakus yang terbuat dari bahan yang kuat harus disediakan untuk kaum buruh. point 6 jumlah kakus sebagai berikut 1-15 buruh =1 kakus 16-30 buruh = 2 kakus 31-45 buruh = 3 kakus 46-60 buruh = 4 kakus 61-80 buruh = 5 kakus 81-100 buruh = 5 kakus dan selanjutnya untuk tiap 100 orang 6 kakus pasal 8 dapur, kamar makan dan alat keperluan makan harus selalu bersih dan rapi. Pasal 14 Point 4 Penerangan yang cukup untuk membedakan barang-barang kasar seperti mengerjakan bahan-bahan kasar, menyisihkan barang besar, gudang untuk menyimpan barang besar dan kasar paling sedikit memiliki kekuatan 50 Lux Point 5 Penerangan yang cukup untuk membedakan barang-barang kecil secara sepintas lalu, seperti pemasangan yang kasar, kamar mesin, alat pengangkut orang dan barang, ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal, tempat penyimpanan barang sedang dan kecil, kakus.

Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Keterangan (Tindak Lanjut)

diangkut setiap hari Diberi tutup

Belum mencukupi karena keterbatasan lahan

13

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Keselamatan Per.01/MEN/1980 dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan pasal 2

No.

Legislasi No. Legislasi Deskripsi Legislasi Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk. pasal 3 point 1 pada pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan pencegahan dan dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap tenaga kerjanya. point 2 sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu unit keselamatan dan kesehatan kerja hal tersebut harus diberitahukan kepada setiap tenaga kerja point 3 unit keselamatan kerja meliputi usaha-usaha pencegahan terhadap : kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan pertama pada kecelakaan dan usaha-usaha penyelamatan pasal 4 setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk. pasal 5 point 1 disetiap tempat kerja harus dilengkapi dengan sarana untuk keperluan keluar masuk dengan aman point 2 semua tempat kerja, tangga-tangga, lorong-lorong atau gang-gang tempat orang bekerja atau sering dilalui, harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku, pasal 6 kebersihan dan kerapihan ditempat kerja harus dijaga sehingga bahan-bahan yang berserakan, bahan-bahan bangunan, peralatan dan alat-alat kerja tidak merintangi atau menimbulkan kecelakaan. pasal 7 tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin bahwa peralatan perancah, alat-alat kerja, bahan-bahan dan benda-benda tidak dilemparkan, diluncurkan atau dijatuhkan kebawah dari tempat yang tinggi sehingga dapat menyebabkan kecelakaan. pasal 8 semua peralatan sisi-sisi lantai yang terbuka, lubang-lubang dilantai yang terbuka, atap-atap atau panggung yang dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang terbuka, semua galian-galian dan lubang-lubang yang berbahaya harus diberi pagar atau tutup pengamannya. pasal 9 kebisingan dan getaran ditempat kerja tidak boleh melebihi ketentuan nilai ambang batas yang berlaku pasal 10

Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Keterangan (Tindak Lanjut) Ijin ke Depnaker, Jamsostek dan Koordinasi keamanan

Mengevaluasi HIRARC

Membentuk unit K3LM dan dicantumkan dalam struktur organisasi HIRARC

Jamsostek, Depnaker, Kantor Pusat

Pembuatan akses jalan

Pembersihan oleh mandor

Safety deck, safety net, surat edaran dilarang menjatuhkan benda ke bawah. railing

Pengukuran kebisingan dan getaran secara periodik

No.

Legislasi No. Legislasi Deskripsi Legislasi orang tidak berkepentingan dilarang masuk pasal 12 perancah yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan aman oleh seseoarang yang berdiri diatas konstruksi yang kuat dan permanen, kecuali apabila pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman pasal 13 point 1 perancah harus diberi lantai papan yang kuat dan rapat sehingga dapat menahan dengan aman tenaga kerja, peralatan dan bahan yang dipergunakan pasal 25 point 1 tangga harus terdiri dari 2 kaki tangga dan sejumlah anak tangga yang dipasang pada kedua kaki tangga dengan kuat. pasal 28 alat-alat angkat harus direncanakan, dipasang, dilayani dan dipelihara sedemikian rupa sehingga terjamin keselamatan pemakainya. pasal 31 tindakan pencegahan harus dilakukan untuk melarang orang memasuki daerah lintas keran jalan untuk menghindarkan kecelakaan karena terhimpit. pasal 44 operator mesin harus terlatih untuk pekerjaannya dan harus mengetahui peraturan keselamatan kerja pada mesin tersebut. pasal 67 point 2 pinggir-pinggir dan dinding-dinding pekerjaan galian harus diberi pengaman dan penunjang yang kuat untuk menjamin keselamatan orang yang bekerja dalam lubang / parit. pasal 74 setiap ujung-ujung mencuat yang membahayakan harus dilengkungkan atau dilindungi. pasal 86 tenaga kerja yang melakukan pekerjaan diatap harus dilengkapi dengan alat pelindung diri yang sesuai untuk menjamin agar mereka tidak jatuh dari atap atau bagian-bagian atap yang rapuh. pasal 99 point 1 alat-alat pelindung diri yang jenisnya disesuaikan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing tenaga kerja harus disediakan dalam jumlah yang cukup.

Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Keterangan (Tindak Lanjut) Rambu, Papan Pengumuman

rambu, police line

pemotongan stek yang tidak terpakai safety harness

14

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.04/MEN/1980 Syarat Syarat Pemasangan & Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan

No.

Legislasi No. Legislasi Deskripsi Legislasi pasal 3 tabung alat pemadam api ringan harus diisi sesuai dengan jenis dan konstruksinya pasal 4 point 1 setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan pasal 5 dilarang memasang atau menggunakan alat pemadam api ringan yang didapati sudah berlubang-lubang atau cacat karena karat. pasal 8 pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai, kecuali jenis C02 dan tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dari permukaan lantai. pasal 9 alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana suhu melebihi 49C turun sampai minus 44 o C kecuali apabila alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas. pasal 14 petunjuk cara-cara pemakaian alat pemadam api ringan harus dapat dibaca dengan jelas.

Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Keterangan (Tindak Lanjut)

Pemasangan rambu APAR

Instruksi Kerja

15

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1981 Kewajban Melapor Penyakit Akibat Kerja pasal 2 point 1 apabila dalam pemeriksaan kesehatan bekerja dan pemeriksaan kesehatan khusus sebagaimana ditetapkan dalam peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No Per 02/MEN 1980 ditemukan penyakit kerja yang diderita oleh tenaga kerja, pengurus dan badan yang ditunjuk wajib melaporkan secara tertulis kepada kantor Direktorat Jendral Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja setempat. pasal 3 point 1 laporan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat 1 dilakukan dalam waktu paling lama 2X24 jam setelah penyakit tersebut didiagnosa.

16

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.03/MEN/1982 Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja

No.

Legislasi No. Legislasi Deskripsi Legislasi pasal 3 point 1 setiap tenaga kerja berhak mendapatkan pelayanan kesehatan kerja point 2 pengurus wajib memberikan pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi

Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Keterangan (Tindak Lanjut)

Bekerjasama dgn RSAL Mintohardjo

17

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.05/MEN/1985 Pesawat Angkat Dan Angkut pasal 2 bahan konstruksi serta perlengkapan pesawat angkat dan angkut harus cukup kuat, tidak cacat dan memenuhi syarat. pasal 3 point 1 beban maksimum yang diijinkan dari pesawat angkat dan angkut ditulis pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca dengan jelas. pasal 4 setiap pesawat angkat dan angkut harus dilayani oleh operator yang mempunyai kemampuan dan telah memiliki keterampilan khusus tentang pesawat angkat dan angkut. pasal 7 baut pengikat yang dipergunakan peralatan angkat harus memiliki kelebihan ulir sekrup pada suatu jarak yang cukup untuk pengencang, jika perlu harus dilengkapi dengan mur penjamin atau gelang pegas yang efektif. pasal 33 peralatan angkat listrik harus a. dikonstruksikan dari baja b. dibuat dengan angka keamanan sekurang-kurangnya - 8 untuk baja tuang - 5 untuk baja konstruksi atau baja tempa - dilengkapi dengan rem otomatis yang mampu menahan muatan, jika muatan dihentikan pasal 42 point 2 operator dan tenaga kerja harus menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan bahaya yang dihadapi. pasal 101 semua perlengkapan pesawat angkutan diatas landasan dan diatas permukaan sebelum digunakan harus diperikasa terlebih dahulu oleh operator.

Pemakaian Helm dan Sepatu Check list

18

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1989 Kualifikasi dan syarat-syarat operator keran angkat pasal 10

No.

Legislasi No. Legislasi Deskripsi Legislasi point 1 operator dilarang meninggalkan tempat pelayanan selama keran angkat dioperasikan point 2 melakukan pengecekan dan pemantauan kondisi atau kemampuan kerja serta merawat keran angkat, alat - alat pengaman dan alat-alat perlengkapan lainnya yang terkait dengan bekerjanya keran angkat yang dilayaninya.

Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Keterangan (Tindak Lanjut)

19

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.02/MEN/1989 Pengawasan instalasi penyalur petir BAB II RUANG LINGKUP Pasal 9 (1) Tempat kerja sebagaimana dimaksud pasal 8 yang perlu dipasang instalasi penyalur petir antara lain: a. bangunan yang terpencil atau tinggi dan lebih tinggi dari pada bangunan sekitarnya seperti: menara-menara, cerobong, silo, antena pemancar, monumen dan lain-lain;dimana disimpan, diolah atau digunakan bahan yang mudah meledak b. Bangunan atau terbakar seperti pabrik-pabrik amunisi, gudang penyimpanan bahan peledak dan lain-lain c. bangunan untuk kepentingan umum seperi: tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, gedung pertunjukan, hotel, pasar, stasiun, dan lain-lain; d. Bangunan untuk menyimpan barang-barang yang sukar diganti seperti:musemum, perpustakaan, tempat penyimpanan arsip dan lain-lain; e. Daerah-daerah terbuka seperti: daerah perkebunan, Padang Golf, Stadion Olah Raga dan tempat-tempat lainnya.

Pemasangan instalasi penangkal petir di TC

20

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.05/MEN/1996 Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan kerja pasal 3 point 1 Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan SMK3. pasal 4 point 1 dalam penerapan sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 3, perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen terhadap penerapan sistem manajemen K3 b. merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. c. menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja. Kebijakan K3LM PT.Waskita Karya HIRARC

No.

No. Legislasi

Legislasi c. menerapkan kebijakan keselamatan danLegislasi kesehatan kerja secara efektif dengan Deskripsi mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja. d. mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan. e. meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja. pasal 5 point 1 untuk membuktikan penerapan sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksud pasal 4, perusahaan dapat melakukan audit melalui badan audit yang ditunjuk oleh menteri.

Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Keterangan (Tindak Lanjut)

21

SURAT EDARAN Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no.SE. Pengadaan Kantin dan Ruang Makan 01/Men/1979 Sebagaimana pelaksanaan kebijakan Pembangunan, khususnya dalam bidang ketenagakerjaan sebagaimana yang diarahkan oleh Garis Besar Haluan Negara, mutukehidupan tenaga kerja yang erat bertalian dengan tingkat produktivitas kerjanya perlu secara terus menerus ditingkatkan. Salah satu usaha guna meningkatkan mutu kehidupan tenaga kerja tersebut adalah penyerasian setiap tenaga kerja dalam pekerjaannya sebagai suatu aspek terpadu dalam ruang lingkup hygiene perusahaan dan kesehatan kerja. Gizi kerja sebagaimana hygiene perusahaan dan kesehatan pada umumnya bertujuan meningkatkan produktifitas dan daya kerja tenaga kerja. Usaha pengembangan hygiene perusahaan dan kesehatan kerja termasuk gizi kerja sejalan dengan tugas pemerintah untuk membina perlindungan kerja sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja. Disadari sepenuhnya, bahwa untuk bekera gizi kerja memegang peranan penting untuk efisiensi dan produktifitas kerja yang memadai. Dalam rangka mencapai tujuan ini, apresiasi terhadap gizi kerja oleh masyarakat pada umumnya dan masyarakat industri/perusahaan pada khususnya merupakan sandaran utama bagi kemantapan upaya dalam memperbaiki kondisi tenaga kerja, melalui perbaikan gizi untuk mendukung perbaikan produktifitas kerja.

Pengadaan Kantin di bedeng pekerja

No.

Legislasi No. Legislasi Deskripsi Legislasi Atas dasar kemanfaatan gizi kerja bagi pembangunan, maka diharapkan agar perusahaan-perusahaan berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pengembangan penerapan gizi kerja yang antara lain pengadaan kanatin dan ruang tempat makan di perusahaan-perusahaan atau tempat kerja. Lebih lanjut, pemerintah dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengambil kebijaksanaan untuk menganjurkan kepada: 1. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh antara 0 sampai 200 orang supaya menyediakan ruang tempat makan di perusahaan yang bersangkutan. 2. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh lebih dari 200 orang supaya menyediakan kantin di perusahaan yang bersangkutan Apabila suatu perusahaan yang jumlah tenaga kerjanya kurang dari ketentuan dalam anjuran seperti tersebut di atas, tetapi juga mengadakan ruang/tempat makan atau kantin, maka perhatian dan kesadaran perusahaan tersebut sangat dihargai, sebab dengan begitu perusahaan-perusahaan tersebut lebih membantu pengembangan gizi kerja yang manfaatnya akan lebih dirasakan lagi bagi pembangunan secara keseluruhan. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kedua anjuran tersebut diatas, perusahaanperusahaan yang bersangkutan hendaknya memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai dimaksud dalam Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan tempat kerja, khususnya ketentuanketentuan yang termaktub dalam pasal 8 yang isinya dimuat dalam Lampiran Surat Edaran ini. Dalam hal perusahaan tersebut menyediakan kantin, hendaknya harga makanan dan minuman diusahakan secara layak sesuai dengan kemampuan perusahaan dan daya beli dari buruh yang bersangkutan serta selalu diusahakan agar nilai gizi makanan tetap mendapat perhatian yang utama. Aparatur Hygiene Perusahaan dan Kesehatan kerja dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan membantu pengusaha dalam pengembangan gizi kerja pada umumnya dan pembinaan kantin-kantin dan ruang makan pada khususnya, agar benar-benar memberikan manfaat dalam mencapai tujuannya.

Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Keterangan (Tindak Lanjut)

22

Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja no.SE.01/ MEN/1997 Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja Telah diketahui dan dimaklumi bahwa bahan-bahan dan peralatan kerja disatu pihak mutlak diperlukan bagi pembangunan demi kesejahteraan dan kemajuan bangsa, namun di pihak lain dapat memberikan akibat-akibat negatif seperti gangguan keselamatan, kesehatan dan kenyamanan kerja serta gangguan pencemaran lingkungan Guna mengantisipasi dampak negatif yang kemungkinan terjadi di lingkungan kerja perlu dilakukan upaya-upaya pengamanan guna meningkatkan perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.

Pengukuran Udara

No.

Legislasi No. Legislasi Deskripsi Legislasi Mengingat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 belum lengkap peraturan pelaksanaannya serta menimbang bahwa Nilai Ambang Batas (NAB) Faktor Kimia yang ditetapkan berdasarkan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Koperasi Nomor SE-02/Men/1978 dinilai telah tidak sesuai lagi dengan kemajuan dan perkembangan teknologi masa kini, maka dipandang perlu untuk melakukan kemajuan kembali dan penyempurnaan NAB Faktor Kimia dalam SE-02/Men/1978 tersebut. Untuk maksud tersebut di atas, maka para pengusahaagar selalu mengendalikan lingkungan kerja secara teknis sehingga kadar bahan-bhan kimia di udara lingkungan kerja tidak melampaui Nilai Ambang Batas (NAB) seperti yagn tercantum pada lampiran Surat Edaran ini. Dengan berlakunya Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja ini, maka Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Koperasi Nomor SE-02/Men/1978 dinyatakan tidak berlaku lagi.

Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian

Keterangan (Tindak Lanjut)

(73x100%) + (9x 50%) + (4x0%) 86

90.12 %

Jakarta, April 2007 Mengetahui Dibuat oleh,

(Ir. Ghozy Perdana) Kepala Proyek

(Wiyono) Safety Officer

DAFTAR INSTRUKSI KERJA PRPYEK PEMBANGUNAN FLYOVER CENGKARENG


No 1 2 3 4 5 6 7 8 #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### Kode IK.P6-K3LM-04-01 IK.P6-K3LM-04-02 IK.P6-K3LM-04-03 IK.P6-K3LM-04-04 IK.P6-K3LM-04-05 IK.P6-K3LM-08-01 IK.P6-K3LM-08-02 IK.P6-K3LM-08-03 IK.P6-K3LM-08-04 IK.P6-K3LM-08-06 IK.P6-K3LM-08-07 IK.P6-K3LM-08-10 IK.P6-K3LM-08-11 IK.P6-K3LM-08-12 IK.P6-K3LM-08-13 IK.P6-WK-K3LM-12-01 IK.P6-WK-K3LM-12-02 IK.P6-WK-K3LM-12-03 IK.P6-WK-K3LM-12-04 IK.P6-WK-K3LM-12-05 IK.P6-K3LM-13-01 IK.P6-K3LM-13-02 IK.P6-K3LM-13-05 IK.P6-K3LM-13-06 IK.P6-K3LM-13-07 IK.P6-K3LM-13-08 IK.P6-K3LM-13-09 IK.P6-K3LM-13-10 IK.P6-K3LM-13-12 IK.P6-K3LM-13-13 IK.P6-K3LM-13-20 IK.P6-K3LM-14-01 IK.P6-K3LM-14-02 IK.P6-K3LM-14-03 Uraian Dokumentasi Distribusi & Penerapan Instruksi Kerja Pemberian Nomor Kopi Dokumen Pembuatan & Distribusi IK Spesifik Pendistribusian IK Perkakas Tangan Akses Kerja Perancah ( Scafolding ) House Keeping Tangga Pengoperasian Kendaraan Bermotor Fasilitas Umum Tangga Kerja Ergonomi APD Penimpanan Material Berbahaya Penanganan Bahan Yang Mudah Meledak Tangki Bahan Bakar Penanganan Material Berbahaya Isolasi Energi(Lockout/Tagout) Ijin Kerja Pek. Yang Berhubungan Dengan Instalasi Listrik Bekerja Di Daerah Padat Lalu Lintas Bekerja Di Ketinggian Pengangkutan Beban Secara Manual Penggalian Pembongkaran Bangunan Pengelasan Pengoperasian Crane Pengoperasian Peralatan Berat Mekanis Pengendalian Kebisingan Di Tempat Kerja Penggunaan APAR P3K Pencegahan Bahaya Kebakaran

PT. Waskita Karya Proyek Shangri-La Hotel Condominium, Jakarta

Revisi:

EVALUASI PENERAPAN LEGISLASI


No. No. Legislasi Legislasi Deskripsi Legislasi Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian Keterangan (Tindak Lanjut)

UU No.23/1997

Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pasal 14 1. Untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha dan / atau kegiatan dilarang melanggar mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup 2.Ketentuan mengenai baku mutu lingkungan hidup, pencegahan dan penanggulangan pencemaran serta pemulihan daya tampungnya diatur dengan PP 3. Ketentuan mengenai kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, pencegahan dan penanggulangan kerusakan serta pemulihan daya dukungnya diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 15 1. Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup. 2. Ketentuan tentang rencana usaha dan/ atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1), serta tata cara penyusunan dan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan hidup ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Pasal 16 1. Setiap penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan/ atau kegiatan. 2. Penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menyerahkan pengelolaan limbah tersebut kepada pihak lain. Pasal 17 1. Setiap penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun. 2. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun meliputi : menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan/ atau membuang. Pasal 20 Point (1) Manajemen Pengelolaan B3,Pengadaan MSDS di Gudang Bahan Kimia,Pengaturan Denah Membuat TPS B3 sebagai tempat penyimpanan sementara. Metode Pengelolaan Limbah, Pengadaan TPS & IPAL Pembuangan Sampah oleh Pihak Ke3 AMDAL Proyek Shangri-La HC AMDAL Proyek Shangri-La HC Melakukan uji kualitas air, udara ambient, udara emisi Membuat metode penanganan buangan padat, cair, gas; rencana pantau Status mutu air,status nutu udara

Tanpa suatu keputusan, setiap orang dilarang melakukan pembuangan limbah ke media lingkungan hidup Point (2) Pembuangan limbah kemedia lingkungan hidup hanya dapat dilakukan kelokasi pembuangan yang ditetapkan oleh Menteri Pasal 20 Dalam rangka peningkatam kinerja usaha dan/atau kegiatan , pemerintah mendorong penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan audit lingkungan hidup Pasal 28 Dalam rangka peningkatan kinerja usaha dan/ atau kegiatan, pemerintah mendorong penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan untuk melakukan audit lingkungan hidup.

Melakukan pembuangan secara berkala,menyediakan TPS TPS proyek, record pembuangan limbah Audit Internal

Audit Internal

2 3

UU No.14/1992 PP No.85/1999

Lalulintas Jalan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


Pasal 3 Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan limbah B3 dilarang membuang limbah B3 yang dihasilkannya itu secara langsung kedalam media lingkungan hidup, tanpa pengolahan lebih dahulu Pasal 4 Setiap orang atau badan usaha yang melakukan kegiatan penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3 dilarang melakukan pengenceran untuk maksud menurunkan konsentrasi zat racun dan bahaya limbah B3 Pasal 10 Point (1) 1. Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkan paling lama 90 hari (sembilan puluh hari) sebelum menyerahkan kepada pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3 Pasal 11 Point (1) Penghasil limbah B3 wajib membuat dan menyimpan catatan tentang : a. Jenis, Karakteristik, jumlah dan waktu penyerahan limbah B3 b. Nama pengangkut limbah B3 yang melaksanakan pengiriman kepada pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3 Point (2) Penghasil limbah B3 wajib menyampaikan catatan sekurang-kurangnya sekali dalam enam bulan kepada instansi yang bertanggung jawab Pasal 28 Setiap kemasan limbah B3 wajib diberi simbol dan label yang menunjukkan karakteristik dan jenis limbah

Pengaturan oleh Security Membuat Washing Bay,IPAL dan TPS di area proyek, sebagai sarana pendukung.

Mendesign TPS B3 & Membuat Bak B3 tertutup

Maksimal penyimpanan limbah diproyek 90 hari

Pemasangan Label & Simbol B3

Berita Acara, Laporan Bulanan

Karakteristik tdp di Label & Simbol

Pasal 29 Penyimpanan limbah B3 dilakukan ditempat penyimpanan yang sesuai dengan persyaratan Pasal 40 1. Setiap badan usaha yang melakukan kegiatan : a. penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3 wajib memiliki ijin operasi dari Kepala Instansi yang bertanggung jawab. b.Pengangkut limbah B3 wajib memiliki ijin pengangkutan dari Menteri Perhubungan setelah mendapat rekomendasi dari Kepala Instansi yang bertanggungjawab. c. Pemanfaat limbah B3 sebagai kegiatan utama wajib memiliki ijin pemanfaatan dari instansi yang berweang memberikan ijin pemanfaatan setelah mendapat rekomendasi dari Kepala Instansi yang bertanggungjawab. Pasal 52 Point (1) Untuk menjaga kesehatan pekerja dan pengawas yang bekerja dibidang pengelolaan limbah B3 dilakukan uji kesehatan secara berkala Pasal 58 Point(2) Penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah, dan penimbun limbah B3 wajib memiliki sistem tanggap darurat Membuat Tanggap darurat terjadinya tumpahan,kebakaran,gempa bumi & kebanjiran Surat Divisi Design TPS B3

PP No.41/1999

Pengendalian Pencemaran Udara


Pasal 2 Pengendalian pencemaran udara meliputi pengendalian dari usaha dan/ atau kegiatan sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak, dan sumber tidak bergerak spesifik yang dilakukan dengan upaya pngendaian sumber emisi dan/ atau sumber gan Pasal 21 Setiap orang yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan yang mengeluarkan emisi dan/ atau gangguan ke udara ambien wajib ; a. Menaati baku mutu udara ambien, baku mutu emisi dan baku tingkat gangguan yang ditetapkan untuk usaha dan/ atau kegiatan yang dilakukannya. b. Melakukan pencegahan dan atau penanggulangan pencemaran udara yang diakibatkan oleh usaha dan/ atau kegiatan yang dilakukannya. c. Memberikan informasi yang benar dan akurat kepada masyarakat dalam rangka upaya pengendalian pencemaran udara dalam lingkup usaha dan/ atau kegiatannya. Pasal 22 1. Setiap orang yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi dan/ atau gangguan wajib memenuhi persyaratan mutu emisi dan/ atau gangguan yang ditetapkan dalam izin melakukan usaha dan/ atau kegiatan.

Melakukan Uji emisi dan Uji udara ambient

Uji emisi,status mutu udara ambient uji emisi,CAR Satus Mutu Udara Ambient

Uji Emisi, Tindakan Perbaikan dan pencegahan

1. Setiap orang yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi dan/ atau gangguan wajib memenuhi persyaratan mutu emisi dan/ atau gangguan yang ditetapkan dalam izin melakukan usaha dan/ atau kegiatan. 2. Izin melakukan usaha dan/ atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pasal 23 Setiap usaha dan/ atau kegiatan yang wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup dilarang membuang mutu emisi melampaui ketentuan yang telah ditetapkan baginya dalam izin melakukan usaha dan/ atau kegiatan. Pasal 25 1. Setiap orang dan/ atau penanggungjawab usaha dan/ atau kegiatan yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara dan/ atau gangguan wajib melakukan upaya penanggulangan dan pemulihannya. 2. Kepala instansi yang bertanggungjawab menetapkan pedoman teknis penanggulangan dan pemulihan pencemaran udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal 30 1. Setiap penanggungjawab usaha dan/ atau kegiatan dari sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi wajib menaati ketentuan baku mutu udara ambien, baku mutu emisi, dan baku tingkat gangguan. 2. Setiap penanggungjawab usaha dan/ atau kegiatan dari sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi wajib menaati ketentuan persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2). Pasal 54 1. Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang mengakibatkan terjadinya pencemaran udara wajib menanggung biaya penanggulangan pencemaran udara serta biaya pemulihannya. 2. Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain, akibat terjadinya pencemaran udara wajib membayar ganti rugi terhadp pihak yang dirugikan.

Uji Emisi, Tindakan Perbaikan dan pencegahan

Uji emisi, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan

Rencana pemantauan, tindakan perbaikan dan pencegahan Sasaran Program

Uji emisi

Status mutu udara ambient

PP No.82/2001

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air


Pasal 2 Point (1) Gubernur menunjuk laboratorium lingkungan yang telah diakreditasi untuk melakukan analisis mutu air dan mutu air limbah dalam rangka pengendalian pencemaran Pasal 25 Setiap usaha dan/atau kegiatan wajib membuat rencana penanggulangan pencemaran air pada keadaan darurat dan atau keadaan yang tidak terduga lainnya Pengukuran kualitas air dilakukan oleh PUSARPEDAL KLH

Sasaran Program, Rencana Pemantauan, RKL, RPL

Pasal 34 Point (2) Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan wajib menyampaikan laporan tentang penaatan persyaratan izin pembuangan air limbah ke air atau sumber air Pasal 37 Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mencegah dan menanggulangi terjadinya pencemaran air Pasal 38 Point (1) Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang membuang air limbah ke air atau sumber air wajib Mentaati persyaratan yang ditetapkan dalam izin Pasal 40 Point (1) Setiap usaha atau kegiatan yang membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mendapat izin tertulis dari bupati/walikota -

Tes air limbah tidak melebihi Baku Mutu, IPAL, Pemantauan Kondisi IPAL

Uji kualitas air, Tindakan perbaikan dan pencegahan

PP No.27/1999

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup


Pasal 3 1. Usaha dan/ atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi : a. pengubahan bentuk lahan dan bentang alam b. eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tidak terbaharui. c. proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran dan kerusakanlingkungan hidup serta kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya. d. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempegaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan serta lingkungan sosial dan budaya. e. proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi pelestaria kawasan konservasi sumber daya dan/ atau perlindungan cagar budaya. f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jenis jasad renik. g. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati. h. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup. i. kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan atau mempengaruhi pertahanan negara. 2. Jenis usaha dan/ atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup ditetapkan oleh Menteri setelah mndengar dan memperhatikan saran dan pendapat Menteri lain dan/ atau Pimpinan Lembaga Pemeri AMDAL Hemat energi

Pemakaian Kayu

3. Jenis usaha dan/ atau kegiatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) dapat ditinjau kembali sekurang-kurangnya dalam 5 (lima) tahun. 4. bagi rencana usaha dan/ atau kegiatan di luar usaha dan/ atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup yang pembinaannya berada pada instansi yang membidangi us Pasal 4 1. Usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibangun di dalam kawasan yang sudah dibuatkan analisis mengenai dampak lingkungan tidak diwajibkan membuat analisis mengenai dampak lingkungan hidup lagi. 2. Usaha dan/ atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwajibkan untuk melakukan pengendalian dampak lingkungan hidup dan perlindungan fiungsi lingkungan hidup sesuai dengan rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pengelolaan lingkungan Pasal 5 1. Kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau kegiatan terhadap lingkungan hidup antara lain : a. jumlah manusia yang akan terkena dampak b. luas wilayah persebaran dampak c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung d. banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak e. sifatnya kumulatif dampak f. berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak 2. Pedoman mengenai penentuan dampak besar dan penting sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala instasi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan.

AMDAL Owner Rencana pemantauan, sasaran program

AMDAL Owner

RPL, RKL

Matrik Dampak Penting

PP No. 74/2001

Bahan Berbahaya dan Beracun


Pasal 4 Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup Pasal 15 Point (1) Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan label serta dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS) Pasal 18 Point (1) Setiap tempat penyimpanan B3 wajib diberikan simbol dan Label Pasal 23 Point (1) Penempatan disetiap lokasi Papan MSDS dan Label B3 Metode Penanganan Tumpahan, Penyimpanan & Penggunaan Sesuai MSDS

Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja dan pengawas B3 wajib dilakukan uji keselamatan secara berkala

Kepmen LH No.112/2003

Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan Kegiatan Domestik


Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan pemukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Pasal 8 Setiap penanggung jawab usaha dan kegiatan pemukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran, perniagaan dan apartemen wajib : a. Melakukan pengolahan air limbah dimestik sehingga mutu air limbah domestik yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui baku mutu air limbah domestik yang telah ditetapkan. b. membuat saluran pembuangan air limbah domestik tertutup dan kedap air sehingga tidak terjadi perembesan air limbah ke lingkungan. c. membuat sarana pengambilan sample pada outlet unit pengolahan air limbah. Bak Penyaring, Rencana Pemantauan Saluran air hujan tertutup, sebagian saluran limbah domestik masuk ke drainage Sampel diambil pada saluran terluar sebelum terjadi pencampuran dengan riol kota. Air limbah berasal dari Warung, Keet Waskita & Direksi, Pengecoran

Kepmen LH No.13/1995

Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak


Pasal 7 Setiap penanggung jawab jenis kegiatan wajib memenuhi ketentuan sbb : a. membuat cerobong emisi yang dilengkapi dengan sarana pendukung dan alat pengaman b.. melakukan pencatatan harian hasil emisi yang dikeluarkan dari setiap cerobong emisi c. menyampaikan hasil pemeriksaan kepada gubernur dengan tembusan kepala badan sekurang-kurangnya dalam 3 bulan d. melaporkan kepada Gubernur serta Kepala Badan apabila ada kejadian tidak normal dan atau dalam keadaan darurat yang mengakibatkan baku mutu emisi dilampaui Genset tdk dipergunakan, Concrete Pump terdapat kontrak untuk buangan udara. Emisi kendaraan dilakukan oleh setiap pemakai kendaraan bermotor. -

10

Kepmen LH No.48/1996

Baku Tingkat Kebisingan


Pasal 6 Setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib ; a. mentaati baku tingkat kebisingan yang telah dipersyaratkan b. memasang alat pencegahan terjadinya kebisingan c. menyampaikan laporan hasil pemantauan tingkat kebisingan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan kepada Gubernur, Menteri, instansi yang bertanggungjawab dibidang Pengukuran & Pemantauan Pemakaian Ear Plug Laporan ke Owner

pengendalian dampak lingkunga dan instansi teknis yang membidangi kegiatan yang bersangkutan serta instansi lainnya yang dipandang perlu.

11

Kepmen LH No.49/1996

Baku Tingkat Getaran


Pasal 6 Setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib a mentaati baku tingkat getaran yang telah dipersyaratkan, b. memasang alat pencegahan terjadinya getaran c. menyampaikan laporan hasil pemantauan tingkat geteran sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan kepada Gubernur, Menteri, instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan dan instansi teknis yang membidangi kegiatan yang bersangkutan s Pengukuran & Pemantauan

KepMen. 12 LH No.Kep-50/MENLH/11/1996

Baku Tingkat Kebauan


Pasal 5 1. Setiap penanggungjawab usaha atau kegiatan wajib :

a. Menaati baku tingkat kebauan yang telah dipersyaratkan. b. Mengendalikan sumber penyebab bau yang dapat mengganggu kesehatan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. c. Menyampaikan laporan hasil pemantauan tingkat getaran sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali kepada Gubernur, Menteri, Instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan dan instansi teknis yang membidangi kegiatan yang bersangkutan serta instansi lain yang dipandang perlu. 13 15 Kepmen. LH No.056/1994 Kepmen.LH No.115/2003 Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting Pedoman Penentuan Status Mutu Air

Metode Indeks Kualitas air untuk menentukan tingkat ketercemaran air limbah Penentuan status mutu udara untuk menentukan tingkat ketercemaran udara ambient Rencana penggantian alat/mesin yang merusak lapisan ozon Uji Emisi Uji Ambient

16

Kepmen.LH No.45/1997

Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)

17 18 19

Kep.Pres No.23/1992 Kep.Gub.DKI No.1041/2000 Kep.Gub.DKI No.551/2001

Pengesahan Montreal tentang zat-zat yang merusak lapisan ozon

Baku Mutu Udara Emisi Kendaraan Bermotor di Propinsi DKI Jakarta LAMPIRAN (Baku mutu)

Penetapan Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan di Propinsi DKI Jakarta
LAMPIRAN (Baku mutu)

20

Kep.Gub.DKI No.299/1996

Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Limbah Cair di Wilayah DKI Jakarta
LAMPIRAN

21

Kep.Gub.DKI No.582/1995

Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai/Badan Air serta Baku Mutu Limbah Cair di wilayah DKI Jakarta Pasal 12
1. Setiap orang/ Badan di wilayah DKI Jakarta wajib melakukan perlindungan mutu air sungai/ badan air sebagaimana ditetapkan dalam pasal 8. 2. Setiap orang/ Badan yang membuang limbah cair di wilayah DKI Jakarta wajib menaati baku mutu limbah cair sebagaimana ditentukan dalam pasal 10. Pasal 15 1. setiap penanggung jawab kegiatan wajib : a. Membuat saluran pembuangan limbah cair yang memudahkan pengambilan contoh dan pengukuran debit. b. Mengizinkan petugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 untuk memasuki lingkungan kerjanya dan membantu terlaksananya tugas petugas tersebut. c. memeriksa limbah cair secara berkala ke labratorium lingkungan KPPL d. Melaksanakan swa-pantau selama pembuangan limbah berlangsung. e. Apabila penanggungjawab kegiatan tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksudkan pada huruf c, dan d di atas, maka KKPL akan melakukan peninjauan dan mengambil contoh ke lapangan. f. melaporkan swa-pantau sebagaimana dimaksud dalam huruf d beserta hasil analisisnya kepada Gubernur cq KKPL secara berkala minimal 1 (satu) kali dalam 3(tiga) bulan. Sampel diambil pada titik ujung riol proyek Job Description untuk operator IPAL Uji kualitas air ke PUSARPEDAL Swa-pantau untuk parameter kejernihan dan kekeruhan Pengukuran & pemantauan, IPAL Penmantauan & Pengukuran, IPAL

22 23

Kep.Gub.DKI No.115/2001 Kep.Kadal No.107/1997

Pembuatan Sumur Resapan di Propinsi DKI Jakarta Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi ISPU

Metode Indeks Kualitas air untuk menentukan tingkat ketercemaran Udara Ambient Simbol & Label B3, Bak sampah B3 dari drum & tertutup, saluran untuk pengumpul lindi Jumlah dan pengumpulan B3 Terpasang di gudang bahan kimia, limbah B3

24

Kep.Kadal No.01/1995

Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3

25 26 27

Kep.Kadal No.02/1995 Kep.Kadal No.05/1995

Dokumen Limbah B3 Simbol dan Label B3

Perda Provinsi DKI No.2/2005

Pengendalian Pencemaran Udara


Pasal 12 1. Setiap orang yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan yang mengeluarkan emisi dan/ atau gangguan ke udara ambien dan dalam ruangan wajib :

a. Menaati baku mutu udara ambien, baku mutu emisi dan baku tingkat gangguan yang ditetapkan untuk usaha dan/ atau kegiatan yang dilakukannya. b. Melakukan pencegahan dan/ atau penanggulangan pencemaran udara yang diakibatkan oleh usaha dan/ atau kegiatan yang dilakukannya. c. Memberikan informasi yang benar dan akurat kepada masyarakat dalam rangka upaya pengendalian pencemaran udara dalam lingkup usaha dan/ atau kegiatannya. 2. Setiap orang yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi dan/ atau gangguan wajib memenuhi persyaratan mutu emisi dan/ atau gangguan yang ditetapkan dalam izin melakukan usaha dan/ atau kegiatan. 3. Setiap usaha dan/ atau kegiatan yang wajib melakukan analisis mengenai dampak lingkungan hidup dilarang membuang mutu emisi melampaui ketentuan yang telah ditetapkan baginya dalam izin melakukan usaha dan/ atau kegiatan. 4. Setiap orang atau Badan yang melakukan usaha atau kegiatan yang menghasilkan dan/ atau memasarkan produk yang berpotensi menimbulkan emisi dan gangguan udara ambien wajib menaati standar dan/ atau spesifikasi bahan bakar yang ditetapkan. Pasal 13 1. Tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja dan tempat yang secara spesifik sebagai tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan umum dinyatakan sebagai kawasan dilarang merokok. 2. Pemimpin atau penanggungjawab tempat umum dan tempat kerja harus menyediakan tempat khusus untuk merokok serta menyediakan alat penghisap udara sehingga tidak mengganggu kesehatan bagi yang tidak merokok. Pasal 14 Setiap orang atau Badan dilarang membakar sampah di ruang terbuka yang mengakibatkan pencemaran udara. Pasal 15 1. Setiap orang atau penanggungjawab usaha dan/ atau kegiatan yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara dan/ atau gangguan wajib melakukan upaya penanggulangan pencemaran udara. 2. Upaya penanggulangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh Gubernur. Pasal 16 Penanggulangan pencemaran udara sumber tidak bergerak meliputi pengawasan terhadap penaatan baku mutu emisi yang telah ditetapkan, pemantauan emisi yang keluar dari kegiatan dan mutuu udara ambien di sekitar lokasi kegiatan, dan pmeriksaan penaatan terhad

Pengukuran dan pemantauan, tindakan perbaikan dan pencegahan tindakan perbaikan dan pencegahan

uji emisi untuk kendaraan yang masuk area proyek

uji emisi tidak melebihi NAB

Uji emisi dan tindakan perbaikan

menyediakan tempat merokok, rambu dilarang merokok diarea kerja dan ruangan menyediakan tempat merokok, rambu dilarang merokok diarea kerja dan ruangan

Rambu dilarang membakar sampah diarea proyek

Analisa kondisi udara ambient dan jumlah kendaraan yang lolos uji emisi Memperbaiki kendaraan yang emisinya melebihi baku mutu Pendataan kendaraan yang telah lolos uji emisi sehingga apat diketahui tingkat ketaatan terhadap legal

Pasal 17 1. Setiap penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan dari sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi wajib menaati ketentuan baku mutu udara ambien, baku mutu emisi, dan baku tingkat gangguan. 2. Setiap penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan dari sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi wajib menaati ketentuan persyaratan teknis. Pasal 19 1. Kendaraan brmotor wajib memenuhi ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor. 2. Kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menjalani uji emisi sekurang-kurangnya setiap 6 (enam) bulan. 3. Bagi kendaraan bermotor yang dinyatakan lulus uji emisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberi tanda lulus uji emisi. 4. Uji emisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan dan/ atau pihak swasta yang memiliki bengkel umum yang telah memenuhi syarat. 5. hasil uji emisi kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan bagian dari persyaratan pembayaran pajak kendaraan bermotor. Pengukuran dan pemantauan emisi kendaraan. Batas berlaku uji emisi pada bukti uji emisi Bukti uji emisi Dilakukan oleh bengkel yang ditunjuk. Uji getaran, kebisingan,udara ambient.

Pasal 25
1. Setiap orang atau penanggungjawab usaha dan/ atau kegiatan yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara dan/ atau gangguan wajib melakukan pemulihan mutu udara. 2. Pemulihan mutu udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikuti pedoman yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur. -

28

Dokumen AMDAL Proyek Shangri-La Hotel Condominium

ANDAL, RKL & RPL

Identifikasi dampak penting Pengukuran dan pemantauan parameter yang terdapat dalam rencana pantau dan kelola MSDS terdapat pada gudang bahan kimia dan lokasi yang merupakan penyimpanan bahan B3

29

MSDS

Prosedur Penanganan, Penyimpanan dan Pengelolaan Bahan Kimia dan B3 dari Produsen

Evaluasi Pemenuhan Legislasi = = =

(Ya x 100%) + (Tidak x 0 %) + (Sebagian x 50%) Total pasal / ayat dalam PP Lingkungan terkait (94x100%) + (31X0%) + (0x50%) (94+31)

x 100% x 100% 75.20 % Jakarta, April 2007 Dibuat oleh,

Mengetahui

(Ir. Ghozy Perdana) Kepala Proyek

(Wiyono) Safety Officer

Ya 95

Tidak 31

75.2

Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng EVALUASI PENERAPAN UNDANG-UNDANG / PERATURAN.


No. No. Regulasi UNDANG-UNDANG RI UNDANG-UNDANG / PERATURAN Deskripsi Regulasi Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian Keterangan

1 UU No 14 Tahun 1969

Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja Pasal 9


Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat dan moral agama Kebijakan K3

2 UU No 1 Tahun 1970

Keselamatan Kerja
Pasal 9 Point 1 Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang : - kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya - semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya - alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan - cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya Pasal 11 Point 1 Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh menteri tenaga kerja Pasal 12 Dengan peraturan perundangaan diatur kewajiban dan hak tenaga kerja untuk : a. memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas keselamtan kerja b. memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan c. mematuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan. d. meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan. e. menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat pelindung diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang dapat dipenuhi. 70% 70% 70% 60% 60% Laporan awal kecelakaan (Laporan Tahap I) 80% 80% 80% 80% Induksi K3 , Safety Morning, Papan Informasi

Pasal 13 Barang siapa akan memasuki susuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat pelindungan diri yang diwajibkan 80% Papan Informasi, Induksi K3

3 UU No 3 Tahun 1992

Jaminan Sosial Tenaga Kerja Pasal 3 point 2


setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja Pendaftaran Jamsostek

pasal 4 point 1
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud pasal 3 wajib dilakukan oleh setiap perusahaan bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan didalam hubungan kerja sesuai dengan ketentuan undang-undang ini. No Pendaftaran SW 0684092005 / 16 September 2005

pasal 8 point 1
tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan kecelakaan kerja

pasal 10 point 1
pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada kantor departemen tenaga kerja dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam point 2 pengusaha wajib melaporkan kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya dinyatakan sembuh, cacad atau meninggal dunia. Surat Keterangan Dokter Laporan awal kecelakaan

point 3
pengusaha wajib mengurus tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada badan penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya.

pasal 16
tenaga kerja, suami atau istri dan anak berhak memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan

pasal 17
pengusaha dan tenaga kerja wajib ikut serta dalam program jaminan sosial tenga kerja

pasal 18
pengusaha wajib memiliki daftar tenaga kerja beserta keluarganya, daftar upah beserta perubahanperubahan dan daftar kecelakaan kerja di perusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri sendiri.

pasal 22
pengusaha wajib membayar iuran dan melakukan pemungutan iuran yang menjadi kewajiban tenaga kerja melalui pemotongan upah tenaga kerja serta membayarkan kepada Badan Penyelenggara dalam waktu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah

4 UU RI No 23 Tahun 1992

Kesehatan pasal 23 point 3


setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja Bekerjasama dgn RS

5 UU No 18 Tahun 1999

Jasa Konstruksi pasal 23 point 2


Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga keraj, serta tata lingkungan setempat untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. 80% Dibentuknya Unit K3LM

6 UU No 13 Tahun 2003

Ketenagakerjaan
Pasal 6 Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tampa diskriminasi dari pengusaha Pasal 11 Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau mengembangkan komptensi kerja sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya melalui pelatihan kerja Pasal 68 Pengusaha dilarang memperkerjakan anak Pasal 86 Point 1 setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama Pasal 87 Point 1 Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. SMK3 80% Kebijakan K3 Surat Perjanjian Tidak akan mempekerjakan anak dibawah umur. 80% Gab analisis

Peraturan Pemerintah & Keputusan Presiden 7 PP No 14 Tahun 1993 Penyelenggaraan Program Kerja Jaminan Sosial Tenaga
pasal 2 point 1

program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini, terdiri: a. jaminan berupa uang yang meliputi : jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua b. jaminan berupa pelayanan yaitu jaminan pemeliharaan kesehatan. Pasal 2 point 3 pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih, atau membayar upah minimal Rp. 1.000.000 sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja. pasal 5 point 1 pengusaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 3 wajib mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerjanya sebagai peserta program jaminan sosial tenaga kerja pada badan penyelenggara dengan mengisi formulir yang disediakan oleh badan penyelenggara. pasal 18 point 1 pengusaha wajib memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan bagi tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan. point 2 pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerjanya kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggaraan setempat/terdekat sebagai laporan kcelakaan tahap I, dalam waktu tidak lebih 2 x 24 jam terhitung terjadinya kc 80% Pembuatan P3K

pasal 19 pengusaha wajib melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja, dalam waktu tidak lebih 2 x 24 jam setelah ada hasil diagnosis dari dokter periksa.

10 Kepres RI No 22 Tahun 1993

Penyakit yang timbul karena hubungan kerja


Pasal 2 Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja berhak mendapat jaminan kecelakaan kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan kerja berakhir

11 PP RI No 29 Tahun 2000

Penyelenggaraan Jasa Konstruksi pasal 30 point 1


untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaankonstruksi , penyelenggara pekerja konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang : b. keamanan, keselamatan dan kesehatan tempat kerja konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku c. perlindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku d. tata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. 80% 80% 80% HIRARC Upah sesuai UMR IAL(Identifikasi Aspek Lingkungan)

PerMen / KepMen 12 PerMen Perburuhan No 07 Tahun 1964 Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam tempat kerja
pasal 3 1. Halaman harus bersih, teratur, rata dan tidak becek dan cukup luas untuk kemungkinan perluasan 2. jalanan dihalaman tidak boleh berdebu 3. untuk keperluan air (riolering) harus cukup saluran yang kuat dan bersih 4. saluran air yang melintasi halaman harus tertutup 5. sampah dan terbuang lainnya harus terkumpul pada suatu tempat yang rapi dan tertutup. 6. pada waktunya sampah itu harus dibuang ketempat pembuangan sampah atau dibakar pada tempat yang aman. 7. tempat pengumpulan sampah tidak boleh menjadi sarang lalat atau binatang serangga yang lain. 80% 80% 80% 80% 80% diangkut setiap hari Diberi tutup

pasal 6 point 1 kakus-kakus yang terbuat dari bahan yang kuat harus disediakan untuk kaum buruh. point 6 jumlah kakus sebagai berikut 1-15 buruh =1 kakus 60% 16-30 buruh = 2 kakus 31-45 buruh = 3 kakus 46-60 buruh = 4 kakus 61-80 buruh = 5 kakus 81-100 buruh = 5 kakus san selanjutnya untuk tiap 100 orang 6 kakus pasal 8 dapur, kamar makan dan alat keperluan makan harus selalu bersih dan rapi. Pasal 14 Point 4 Penerangan yang cukup untuk membedakan barang-barang kasar seperti mengerjakan bahan-bahan kasar, menyisihkan barang besar, gudang untuk menyimpan barang besar dan kasar paling sedikit memiliki kekuatan 50 Lux Point 5 Penerangan yang cukup untuk membedakan barang-barang kecil secara sepintas lalu, seperti pemasangan yang kasar, kamar mesin, alat pengangkut orang dan barang, ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal, tempat penyimpanan barang sedang dan kecil, kakus, 70% 70% 60%

13 Peraturan MeNAKER RI No. PER 01/MEN/1979

Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi Paramedis Perusahaan. Pasal 1 Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga paramedis diwajibkan untuk mengirimkan setiap tenaga tersebut untuk mendapatkan latihan dalam bidang Hygiene Perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja.

14 PerMen Tenaga Kerja No 01/Men/1980

Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan


pasal 2 Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk. pasal 3 point 1 pada pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan pencegahan dan dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap tenaga kerjanya. point 2 sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu unit keselamatan dan kesehatan kerja hal tersebut harus diberitahukan kepada setiap tenaga kerja point 3 unit keselamatan kejera meliputi usaha-usaha pencegahan terhadap : kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan pertama pada kecelakaan dan usaha-usaha penyelamatan pasal 4 setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk. pasal 5 point 1 disetiap tempat kerja harus dilengkapi dengan sarana untuk keperluan keluar masuk dengan aman 90% Pembuatan akses jalan Jamsostek, Depnaker, Kantor Pusat 80% Membentuk unit K3 dan dicantumkan dalam struktur organisasi HIRARC 80% Mengevaluasi HIRARC Ijin ke Depnaker, Jamsostek dan Koordinasi keamanan

point 2 semua tempat kerja, tangga-tangga, lorong-lorong atau gang-gang tempat orang bekerja atau sering dilalui, harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku. pasal 6 kebersihan dan kerapihan ditempat kerja harus dijaga sehingga bahan-bahan yang berserakan, bahanbahan bangunan, peralatan dan alat-alat kerja tidak merintangi atau menimbulkan kecelakaan. pasal 7 tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin bahwa peralatan perancah, alat-alat kerja, bahan-bahan dan benda-benda tidak dilemparkan, diluncurkan atau dijatuhkan kebawah dari tempat yang tinggi sehingga dapat menyebabkan kecelakaan. pasal 8 semua peralatan sisi-sisi lantai yang terbuka, lubang-lubang dilantai yang terbuka, atap-atap atau panggung yang dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang terbuka, semua galian-galian dan lubang-lubang yang berbahaya harus diberi pagar atau tutup pengaman yang kuat. pasal 9 kebisingan dan getaran ditempat kerja tidak boleh melebihi ketentuan nilai ambang batas yang berlaku 90% Pengukuran kebisingan dan getaran secara periodik 90% railing 90% Safety deck, safety net, surat edaran dilarang menjatuhkan benda ke bawah. 70% Pembersihan oleh mandor

pasal 10 orang tidak berkepentingan dilarang masuk pasal 12 perancah yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan aman oleh seseoarang yang berdiri diatas konstruksi yang kuat dan permanen, kecuali apabila pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman dengan mempergunakan tangga. pasal 13 point 1 perancah harus diberi lantai papan yang kuat dan rapat sehingga dapat menahan dengan aman tenaga kerja, peralatan dan bahan yang dipergunakan pasal 25 point 1 tangga harus terdiri dari 2 kaki tangga dan sejumlah anak tangga yang dipasang pada kedua kaki tangga dengan kuat. pasal 28 alat-alat angkat harus direncanakan, dipasang, dilayani dan dipelihara sedimikian rupa sehingga terjamin keselamatan pemakainya. pasal 31 tindakan pencegahan harus dilakukan untuk melarang orang memasuki daerah lintas keran jalan untuk menghindarkan kecelakaan karena terhimpit. pasal 44 operator mesin harus terlatih untuk pekerjaannya dan harus mengetahui peraturan keselamatan kerja pada mesin tersebut. pasal 67 point 2 pinggir-pinggir dan dinding-dinding pekerjaan galian harus diberi pengaman dan penunjang yang kuat untuk menjamin keselamatan orang yang bekerja dalam lubang / parit. pasal 74 setiap ujung-ujung mencuat yang membahayakan harus dilengkungkan atau dilindungi. pasal 86 tenaga kerja yang melakukan pekerjaan diatap harus dilengkapi dengan alat pelindung diri yang sesuai untuk menjamin agar mereka tidak jatuh dari atap atau bagian-bagian atap yang rapuh. pasal 99 point 1 alat-alat pelindung diri yang jenisnya disesuaikan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masingmasing tenaga kerja harus disediakan dalam jumlah yang cukup. 80% 70% safety harness 90% pemotongan stek yang tidak terpakai 80% railing 75% rambu, police line 80% 80% 80% bordes 80% bordes 70% Rambu, Papan Pengumuman

15 PerMen Tenaga Kerja No 04/Men/1980

Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR


pasal 3 tabung alat pemadam api ringan harus diisi sesuai dengan jenis dan konstruksinya pasal 4 point 1 setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan pasal 5 dilarang memasang atau menggunakan alat pemadam api ringan yang didapati sudah berlubanglubang atau cacad karena karat. pasal 8 pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai, kecuali jenis C02 dan tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak an 80%

pasal 9 alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana suhu melebihi 49C turun sampai minus 44 o C kecuali apabila alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu dluar batas tersebut diatas.

pasal 14 petunjuk cara-cara pemakaian alat pemadam api ringan harus dapat dibaca dengan jelas. Instruksi Kerja

16 PerMen Tenaga Kerja No 02/MEN/1980

Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja


Pasal 2 semua perusahaan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat 2 UU No 1 tahun 1970 harus melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 tahun sekali kecuali ditentukan lain oleh Direktur Jendral Pembinanaan Hubungan Perburuhan dan Per pemeriksaan dari jamsostek februari 2006, dari proyek Desember 2005

17 PerMen Tenaga Kerja No 01/Men/1981

Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja


pasal 2 point 1 apabila dalam pemeriksaan kesehatan bekerja dan pemeriksaan kesehatan khusus sebagaimana ditetapkan dalam peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No Per 02/MEN 1980 ditemukan penyakit kerja yang diderita oleh tenaga kerja, pengurus dan badan yang ditunjuk wajib melapor secara tertulis kepada Kantor Direktorat Jendral Pembinan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja setempat pasal 3 point 1 laporan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayaaat 1 dilakukan dalam waktu paling lama 2X24 jam setelah penyakit tersebut didiagnosa.

18 PerMen Tenaga Kerja No 01/Men/1982

Bejana Bertekanan Pasal 5 Bahan dan konstruksi bejana tekanan harus cukup kuat dan memenuhi syarat pasal 7 Setiap botol harus dilengkapi dengan penutup katup yang baik kecuali botol-botol yang dirangkaikan satu sama lain diperbolehkan memakai satu katup penutup bersama, jika dari sudut keselamatan bisa dipertanggungjawabkan pasal 16 point 1 setiap bahan dari bagian konstruksi bejana tekanan harus memiliki surat tanda hasil pengujian atau sertifikat bahan yang diakui. pasal 22 setiap bejana diberikan tanda-tanda pengenal sebagai berikut: a. nama pemilik b. nama dan nomor urut pabrik pembuatnya c. nama gas yang diisikan (bukan simbol kimia) d. berat dari botol baja dalam keadaan kosong tampa keran dan tutup. e. tekanan pengisian yang diijinkan kg/cm2 (Po) pasal 35 point 2 ruangan penyimpanan khusus untuk gas beracun menggigit, atau mudah terbakar dan ruangan penyimpanan botol-botol baja dan bejana transport yang kosong harus memiliki ventilasi yang cukup dan memiliki pintu-pintu keluar dan penyelamat. point 4 dilarang menaruh atau menyimpan bejana tekanan dan botol baja dekat tangga, gang, dimuka pemasukan angin, alat pengangkat dan benda-benda bergerak yang dapat menyentuh atau menimpa.

19 PerMen Tenaga Kerja No 02/Men/1982

Kwalifikasi Juru Las


pasal 3 point 1 juru las dianggap terampil apabila telah menempuh ujian las dengan hasil memuaskan dan mempunyai sertifikat juru las

20 PerMen Tenaga Kerja No 03/Men/1982

Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Kerja


pasal 3 point 1 setiap tenaga kerja berhak mendapatkan pelayanan kesehatan kerja point 2 pengurus wajib memberikan pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi Bekerjasama dgn RS

23 PerMen Tenaga Kerja No 04/Men/1985

Pesawat tenaga dan produksi pasal 3 point 2 setiap bahan dari bagian konstruksi pesawat tenaga dan produksi yang utama harus memiliki tanda hasil pengujian atau sertifikasi bahan yang diakui. pasal 4 semua bagian yang bergerak dan berbahaya dari pesawat tenaga dan produksi harus dipasang alat perlindungan yang efektif kecuali ditempatkan sedemikan rupa sehingga tidak ada orang atau benda yang menyinggungnya. pasal 6 pada pesawat tenaga atau produksi yang sedang diperbaiki tenaga penggerak harus dimatikan dan alat pengontrol harus dikunci serta diberi suatu tanda larangan untuk menjalankan pada tempat yang mudah dibaca sampai pesawat yang tenaga dan produksi atau alat pasal 7 jarak antara peawat-pesawat atau mesin-mesin harus cukup lebar dan bebas dari segala sesuatu yang dapat membahayakan bagi lalu lintas. pasal 9 point 1 pada pekerjaan yang menimbulkan serbuk, serpih, debu dan bunga api yang dapat menimbulkan bahaya harus diadakan pengamanan dan perlindungan. pasal 29 operator pesawat tenaga dan produksi harus memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja 80% 60% 60% 85% 80%

24 PerMen Tenaga Kerja No 05/Men/1985

Pesawat angkat dan angkut. pasal 2 bahan konstruksi serta perlengkapan pesawat angkat dan angkut harus cukup kuat, tidak cacat dan memenuhi syarat. pasal 3 point 1 beban maksimum yang diijinkan dari pesawat angkat dan angkut ditulis pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca dengan jelas. pasal 4 setiap pesawat angkat dan angkut harus dilayani oleh operator yang mempunyai kemampuan dan telah memiliki keterampilan khusus tentang pesawat angkat dan angkut. pasal 7 baut pengikat yang dipergunakan peralatan angkat harus memiliki kelebihan ulir sekrup pada suatu jarak yang cukup untuk pengencang, jika perlu harus dilengkapi dengan mur penjamin atau gelang pegas yang efektif. pasal 33 peralatan angkat listrik harus a. dikonstruksikan dari baja b. dibuat dengan angka keamanan sekurang-kurangnya - 8 untuk baja tuang - 5 untuk baja konstruksi atau baja tempa - dilengkapi dengan rem otomatis yang mampu menahan muatan, jika muatan dihentikan pasal 42 point 2 operator dan tenaga kerja harus menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan bahaya yang dihadapi. pasal 101 semua perlengkapan pesawat angkutan diatas landasan dan diatas permukaan sebelum digunakan harus diperikasa terlebih dahulu oleh operator. Check list Pemakaian Helm dan Sepatu 70% 80%

25 PerMen Tenaga Kerja No 04/Men/1987

P2K3 Serta tata cara penunjukan ahli keselamatan kerja


pasal 2 point 1 setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu, pengusaha atau pengurus wajib membentuk P2K3

point 2

a. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 orang atau lebih pasal 3 Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari ketua, sekertaris dan anggota. pasal 4 P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja.

90%

CAR, Risalah Rapat

27 PerMen Tenaga Kerja No 01/Men/1989

Kualifikasi dan syarat-syarat operator keran angkat


pasal 10 point 1 operator dilarang meninggalkan tempat pelayanan selama keran angkat dioperasikan point 2 melakukan pengecekan dan pemantauan kondisi atau kemampuan kerja serta merawat keran angkat, alat - alat pengaman dan alat-alat perlengkapan lainnya yang terkait dengan bekerjanya keran angkat yang dilayaninya. 90%

28 PerMen Tenaga Kerja No 02/Men/1992

Tata cara penunjukan kewajiban dan wewenang ahli keselamatan kerja


pasal 3 untuk dapat ditunjuk sebagai ahli keselamatan dan kesehatan kerja harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Sarjana dengan pengalaman kerja sesuai dengan bidang keahliannya sekurang-kurangnya 2 tahun pasal 9 point 1 ahli keselamatan dan kesehatan kerja berkewajiban untuk membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan bidang yang ditentukan dalam keputusan penunjukannya. 80% 80%

29 PerMen Tenaga Kerja No 05/Men/1996

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


pasal 3 point 1 Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,

pasal 4 point 1 dalam penerapan sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 3, perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen terhadap penerapan sistem manajemen K3 b. merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. c. menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja. d. mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan. e. meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja. pasal 5 point 1 untuk membuktikan penerapan sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksud pasal 4, perusahaan dapat melakukan audit melalui badan audit yang ditunjuk oleh menteri. 75% Kebijakan K3LM PT.Waskita Karya HIRARC

80% 70%

30 PerMen Tenaga Kerja No 01/Men/1998

Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerja dengan manfaat lebih baik daripada paket jaminan pemeliharaan kesehatan dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja
pasal 1 perusahaan yang menyelenggarakan sendiri pemeliharaan kesehatan dapat dengan cara a. menyediakan sendiri atau bekerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan (PPK) Bekerjasama dengan RS.

31 PerMen Tenaga Kerja No 03/Men/1998

Tatacara pelaporan dan pemeriksaan kesehatan


pasal 2 point 1 pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi ditempat kerja yang dipimpinnya. pasal 3 kewajiban melaporkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) berlaku bagi pengurus atau pengusaha yang telah dan belum mengikutsertakan pekerjaannya dalam program jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan UU No 3 tahun 1992 Laporan Awal Kecelakaan

pasal 4 point 1 pengurus atau pengusaha sebagaimana dimaksud pasal 3 wajib melaporkan secara tertulis kecelakaan kepada Kepala Kantor Departemen tenaga kerja setempat dalam waktu tidak lebih dari 2x24 jam (dua kali duapuluh empat ) jam terhitung sejak terjadinya kecelaka

32 PerMen Tenaga Kerja No 03/Men/1999

Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja lift untuk pengangkutan orang dan barang
pasal 3 point 1 kapasitas angkut lift harus dicantumkan dan dipasang dalam kereta serta dinyatakan dalam jumlah orang dan atau jumlah bobot muatan yang diangkut dalam kilogram (Kg) pasal 4 point 1 bagian-bagian lift harus kuat, tidak cacat, aman dan memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja pasal 6 point 6 setiap kamar mesin dilengkapi dengan alat pemadam api ringan jenis kering dengan kapasitas sekurang-kurangnya 5 (lima) kg pasal 7 point 1 tali baja penarik bobot imbang dan governor harus kuat, luwes, tidak boleh terdapat sambungan dan semua utas tali seragam dari satu sumber yang sama. Pencantuman Beban Maksimum dalam hoist

33 Keputusan Menkes No 1405 Tahun 2002 , Lampiran 1


Air Bersih

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri

Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika,kimia, mikrobiologi dan radioaktif sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku Udara Ruangan Suhu : 18 - 28 C Kelembaban : 40 - 60 % Limbah - setiap perkantoran harus dilengkapi dengan tempat sampah dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya dan dilengkapi penutup

90%

air minum aqua, air pakai dari perusahaan penyedia air bersih

80%

Pengukuran secara berkala

90%

- sampah kering dan basah di tampung dalam tempat yang terpisah - tersedianya tempat penampungan sementara yang memenuhi syarat. Pencahayaan. Intenstitas minimal untuk ruang kantor 100 lux

70%

Tempat sampah organik, non organik dan B3

70%

Pengukuran secara berkala

Kebisingan Tingkat kebisingan maksimal ditempat kerja maksimal 85 dBA 85% Pengukuran secara berkala

Toilet Karyawan 1-25 : 1 karyawan 25-50 : 2 Karyawan 51 - 100 : 3 50%

100% x 59 + 90% x 9 + 85% x 2 + 80% x 34 + 75% x 2 + 70% x 13 + 60% x 7 + 50 % x 2 +0% x9 137.00 =81,6 % Jakarta, Juni 2006 Mengetahui, Dibuat Oleh,

Kepala Proyek

Unit K3

2.3.1 SASARAN DAN PROGRAM


Paket : Pembangunan Flyover Cengkareng. No. Sasaran K3 Program K3 Penanggung Jawab Waktu Pelaksanaan Mulai Selesai Status Pelaksanaan

Incidence Rate = 0
1 Merevisi Rencana K3 / Revisi HIRACH 2 Melakukan sosialisasi / induksi K3 bagi seluruh pegawai proyek saat meeting. 3 weekly Melaksanakan pengendalian sesuai rencana pengendalian terhadap potensi bahaya dan resiko. 5 Melaksanakan Inspeksi harian K3 6 Melaksanakan Weekly dan Monthy Safety meeting secara rutin 7 Melaksanakan Weekly dan Monthy Safety meeting setelah terjadi accident dan incident. 8 Monitoring dan supporting sehingga seluruh program K3 berjalan dengan baik. 9 Melakukan sosialisasi / induksi K3 bagi seluruh Staf 10 Membersihkan dan merapikan Lingkungan kerjanya. 11 Mengadakan obat2an untuk P3K 12 Melengkapi kebutuhan Karyawan, seperti kursi , komputer dll, 13 Melengkapi kebutuhan rumah tangga proyekdan merawat kendaraan operasional proyek. 14 Pemeriksaan peralatan sebelum operasidan secara berkala. 15 Menata dan merapihkan paneldan kabel listrik sementara. 15 Menyusun kabel dengan rapi di area kantor & proyek 16 Menyediakan & memasang APAR 17 Menyediakan APD yang sesuai dengan kebutuhannya. 18 Membuat Lock out - tag Out untuk setiap peralatan dan perlengkapandi lingkungan proyek. 19 Melakukan sosialisasi ke staf admin. 20 Mendistribusikan ijin kerja pada area berbahaya. 21 Maintenance Alat berat dan ringan 22 Menata dan Merapihkan gudang Alat dan kabel 23 Sosialisasi metode kerja yang aman kepada Mandor 24 Ikut memelihara rambu-rambu petunjuk area berbahaya 25 Membantu dalam penyediaan jalan kerja yang aman 26 Membantu dalam Pemeliharaan petunjuk jalan masuk dan keluar 27 Memelihara pagar pengaman disekeliling lubang 28 Membantu dalam pengecekan scafollding dan cat walk 29 Menyediakan tempat istirahat pekerja/bedeng yang memadai 30 Melaksanakan Investigasi Kecelakaan setiap habis terjadi accident/ incident dan mengurusnya
PM/DPM PM PM PM/DPM PM/DPM PM PM/DPM

Awal proyek Awal Awal Awal Awal Awal Awal proyek proyek proyek proyek proyek proyek

Bulan ke 17 Bulan ke 2 Bulan ke 2 Bulan ke 2 Bulan ke 2 Bulan ke 17 Bulan ke 2 Bulan ke 2 Bulan ke 17 Bulan k2 Bulan ke 2 Bulan ke 17 Bulan ke 17 Bulan ke 17 Bulan ke 17 Bulan ke 2 Bulan ke 17 Bulan ke 17 Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan ke ke ke ke ke ke 17 17 17 17 17 17

PM PM/DPM PM/DPM DPM DPM DPM

Awal proyek Awal Awal Awal Awal proyek proyek proyek proyek

Awal proyek Awal Awal Awal Awal Awal Awal Awal Awal Awal Awal Awal Awal Awal Awal Awal Awal Awal proyek proyek proyek proyek proyek proyek proyek proyek proyek proyek proyek proyek proyek proyek proyek proyek proyek

Bag. Bag. Bag. Bag. Bag.

Peralatan Peralatan Peralatan Peralatan Peralatan

Bag. Peralatan Bag. Administrasi Bag. Administrasi Bag. Admin./Peralatan Bag. Admin./Peralatan Bag. Admin./Peralatan Bag. Bag. Bag. Bag. Bag. Bag. Admin./Peralatan Admin./Peralatan Admin./Peralatan Admin./Peralatan Admin./Peralatan Admin./Peralatan

Bulan ke 17 Bulan ke 17 Masa Pelaks. Bulan ke 2 Bulan ke 17 Bulan ke 17

No.

Sasaran K3

Program K3

Penanggung Jawab

Waktu Pelaksanaan Mulai Selesai

Status Pelaksanaan

Meningkatkan kesesuaian legal


1 Mempelajari peraturan dan menyesuaikan penerapannya 2 Mempelajari Peraturan tentang peralatan safety untuk operator Alat berat 3 Melaksanakan pengurusan perijinan /pengesahan penggunaan Alat Berat / peralatan yang belum memiliki atau surat ijin pengesahan yang sudah tidak berlaku lagi ke pihak yang berwenang 4 Meminta SIO untuk setiap pekerja yang memerlukan keahlian khusus 3 Meningkatkan Kesehatan Karyawan 1 Merapihkan Lay out ruang kerja 2 Melaksanakan Pemeriksaan kesehatan bagi karyawan & pekerja yang belum pernah diperiksa melalui kerjasama dgn Jamsostek 3 Mengadakan kerjasama dengan pihak RS. atau klinik untuk program pemeriksaan dan pengobatan serta penanganan kecelakaan bagi karyawan & pekerja dan bekerjasama dengan Jamsostek 4 Menyediakan Klinik kesehatan, paramedis, obat-obatan dan kelengkapannya. 5 Membersihkan Gudang Alat dan Lingkungannya 6 Memasang informasi tentang kebersihan dan kesehatan di Gudang Alat dan Lingkungannya 7 Membantu dalam pengawasan pada pekerja agar tidak buang air kecil sembarangan 8 Menentukan dan menyediakan tempat buang air kecil yang terjangkau pekerja 9 Mengawasi pekerja dalam membuang sampah di area proyek Bag. Admin./Peralatan Bag. Admin./Peralatan Bag. Admin./Peralatan Awal proyek Awal proyek Awal proyek Bulan ke 17 Bulan ke 17 Bulan ke 17 PM/DPM/Peralatan/Admin. DPM/Peralatan DPM/Peralatan DPM/Admin. Awal proyek Awal proyek Awal proyek Awal proyek Bulan ke 17 Bulan ke 17 Bulan ke 17 Bulan ke 17

Bag. Admin./Peralatan Bag. Admin./Peralatan Bag. Admin./Peralatan

Awal proyek Awal proyek Awal proyek Awal proyek

Bulan ke 17 Bulan ke 17 Bulan ke 17 Bulan ke 17 Bulan ke 17 Bulan ke 17

Bag. Admin./Peralatan Awal proyek Bag. Admin./Peralatan Bag. Admin./Peralatan Awal proyek

No.

Sasaran K3

Program K3

Penanggung Jawab

Waktu Pelaksanaan Mulai Selesai

Status Pelaksanaan

MATRIKS RENCANA PEMANTAUAN & PENGUKURAN KINERJA K3LM


NO AKTIFITAS/KONDISI PERALATAN PARAMETER PANTAU / UKUR LOKASI FREKUENSI PENANGGUNG JAWAB PROSEDUR/ IK BUKTI KERJA

NO

AKTIFITAS/KONDISI PERALATAN

PARAMETER PANTAU / UKUR

LOKASI

FREKUENSI

PENANGGUNG JAWAB

PROSEDUR/ IK

BUKTI KERJA

PEMANTAUAN & PENGUKURAN SASARAN & PROGRAM K3 Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng. BuLan: :
No.
1

Sasaran K3 Incidence Rate = 0


Incidence Rate = 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Program K3
Merevisi HIRARC untuk semua kegiatan proyek Melakukuan sosialisasi / induksi K3 bagi seluruh personil, tamu maupun Subkontraktor Memeriksa kelengkapan K3 Subkontraktor sesuai dgn ceklist kelengkapan K3 Menyediakan rambu-rambu K3 sesuai dengan Kebutuhan Melaksanakan pengendalian sesuai rencana pengendalian terhadap potensi bahaya dan resiko. Melaksanakan sosialisasi dan pengarahan K3 kepada seluruh karyawan dan pekerja, antara lain ke Subkontraktor Melaksanakan Inspeksi harian K3 Melaksanakan Weekly dan Monthy Safety meeting secara rutin Segera melaksanakan Safety Meeting setelah terjadi accident atau incident Membersihkan dan merapikan Lingkungan kantor, lapangan dan Mess Mengusulkan 2 orang karyawan ke divisi untuk pelatihan K3 Mengusulkan 2 orang karyawan ke divisi untuk pelatihan P3K Melakukan services berkala pada kendaraan milik proyek Memberikan identitas pada setiap barang yang ada di gudang Mendistribusikan IK Memberikan penerangan yang cukup pada tempat kerja Menyusun kabel dengan rapi di area kantor & proyek Menyediakan & memasang APAR Membuat cheklist untuk APAR, Kotak P3K,KM. Mengalokasikan barang sesuai jenisnya Penyediaan APD Memasang & marawat railing pada tepi bangunan & area rawan Penguncian panel

Rencana Mulai Selesai

Realisasi Mulai Selesai

Status Pencap. Sasaran

Tindak Lanjut

No.

Sasaran K3
24 25 26

Program K3
Memasang safety deck, safety net dan proteksi Mendistribusikan ijin kerja pada area berbahaya. Melakukan training ERP Monitoring dan supporting sehingga seluruh program K3 berjalan dengan baik. Melengkapi kebutuhan karyawan, seperti;meja, kursi, komputer, printer dll. Melengkapi kebutuhan rumah tangga proyek Pemberian status alat Pemeriksaan Peralatan sebelum beroperasi dan secara berkala Maintenance Alat berat dan ringan Menata dan Merapihkan gudang Alat dan kabel Membuat lock out - tag out untuk setiap peralatan dan perlengkapan di lingkungan proyek Menyusun dan menempatkan Sampel Material ke almari yang representatif. Sosialisasi metode kerja yang aman kepada Mandor Ikut memelihara rambu-rambu petunjuk area berbahaya Membantu dalam penyediaan jalan kerja yang aman Membantu dalam Pemeliharaan petunjuk jalan masuk dan keluar dan ke master area Menginformasikan kepada pelaksana K3LM tentang area berbahaya dalam proyek Memelihara pagar pengaman disekeliling lubang Membantu dalam pengecekan scafollding dan cat walk Ikut memelihara kebersihan proyek yang ada di area kerja ataupun proyek. Menyediakan tempat istirahat pekerja/bedeng yang memadai Ikut memelihara pagar sementara pada tepi construction joint lantai Membantu dlm penyedian APD untuk pekerja & memantau pemakaiannya Melaksanakan Investigasi Kecelakaan accident/ incident dan mengurusnya setiap habis terjadi

Rencana Mulai Selesai

Realisasi Mulai Selesai

Status Pencap. Sasaran

Tindak Lanjut

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46

No.
2

Sasaran K3
Meningkatkan kesesuaian legal

Program K3 II
1

Meningkatkan Kesesuaian terhadap UU & Peraturan K3


Melaksanakan pengurusan perijinan /pengesahan penggunaan Alat Berat / peralatan yang belum memiliki atau surat ijin pengesahan yang sudah tidak berlaku lagi ke pihak yang berwenang Mendata & mengadakan pelatihan yang diperlukan Meminta MSDS untuk setiap material khusus Melakukan pengukuran-pengukuran yang diperlukan Meminta SIO untuk setiap pekerja yang memerlukan keahlian khusus Mempelajari peraturan dan menyesuaikan penerapannya
Mempelajari Peraturan tentang Instalasi Listrik Mempelajari Peraturan tentang peralatan safety untuk operator Alat berat

Rencana Mulai Selesai

Realisasi Mulai Selesai

Status Pencap. Sasaran

Tindak Lanjut

2 3 4 5 6 7 8

3 Meningkatkan kesehatan karyawan

III
1 2 3

Meningkatkan Kesehatan Karyawan :


Merapihkan Lay out ruang kerja Melaksanakan Pemeriksaan kesehatan bagi karyawan & pekerja yang belum pernah diperiksa melalui kerjasama dgn Jamsostek Mengadakan kerjasama dengan pihak RS. atau klinik untuk program pemeriksaan dan pengobatan serta penanganan kecelakaan bagi karyawan & pekerja dan bekerjasama dengan Jamsostek Menyediakan Klinik kesehatan, paramedis, obat-obatan dan kelengkapannya. Membersihkan Gudang Alat dan Lingkungannya Memasang informasi tentang kebersihan dan kesehatan di Gudang Alat dan Lingkungannya Membantu dalam pengawasan pada pekerja agar tidak buang air kecil sembarangan Menentukan dan menyediakan tempat buang air kecil yang terjangkau pekerja Mengawasi pekerja dalam membuang sampah di area proyek Melakukan fogging.

4 5 6 7 8 9 10

No.

Sasaran K3

Program K3

Rencana Mulai Selesai

Realisasi Mulai Selesai

Status Pencap. Sasaran

Tindak Lanjut

RENCANA DETAIL SASARAN & PROGRAM MANAJEMEN K3 (KEPALA LAPANGAN) Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng
WAKTU PELAKSANAAN Februari Maret April I II III IV I II III IV I II III IV R R R R R R R R R R R R

No

SASARAN

RENCANA TINDAKAN 1. Inspeksi K3LM harian

Januari I II III IV R R R R

I R

Mei II III IV R R R

Pelaksana Kalap

Keterangan

2. Sosialisasi metode kerja yang aman R kepada Mandor 3. Sosialiasi dan mengawasi penggunaan APD yang memadai dan sesuai pekerjaan 4. Membantu memelihara railing-railing yang terdapat pada area proyek. R

Kalap

Kalap

Kalap

5. Ikut memelihara rambu-rambu petunjuk R area berbahaya 6. Membantu dalam kerja yang aman penyediaan jalan R

Kalap

Kalap

1.

Incidence Rate = 0

7. Membantu dalam Pemeliharaan R petunjuk jalan masuk dan keluar dan ke master area 8. Menginformasikan kepada pelaksana K3LM tentang area berbahaya dalam proyek 9. Memelihara pagar disekeliling lubang 10. Membantu dalam pengecekan scafollding dan cat walk pengaman R

Kalap

Kalap

Kalap

Kalap

No

SASARAN

RENCANA TINDAKAN 11. Ikut memelihara kebersihan proyek yang ada di area kerja ataupun proyek.

Januari I II III IV R R R R

WAKTU PELAKSANAAN Februari Maret April I II III IV I II III IV I II III IV R R R R R R R R R R R R

I R

Mei II III IV R R R

Pelaksana Kalap

Keterangan

12. Menyediakan tempat istirahat R pekerja/bedeng yang memadai 13. Ikut memelihara pagar sementara pada tepi construction joint lantai 1. Sosialisasi mengenai perundang-undangan K3 R

Kalap

Kalap

2.

Meningkatkan kesesuaian Legal

peraturan R

Kalap

1. Membantu dalam pengawasan pada pekerja agar tidak buang air kecil sembarangan 3. Meningkatkan kesehatan karyawan

Kalap

2. Menentukan tempat buang air kecil R yang terjangkau pekerja 3. Mengawasi pekerja dalam membuang sampah di area proyek R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R

Kalap

Kalap

KETERANGAN

R S

Rencana program Pelaksanaan sesuai dengan rencana

RENCANA DETAIL SASARAN & PROGRAM MANAJEMEN K3LM Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng.

Bagian
No SASARAN

: Safety Officer
: RENCANA TINDAKAN 1. Merevisi Rencana K3 Januari I II III IV R WAKTU PELAKSANAAN Februari Maret April I II III IV I II III IV I II III IV Mei II III IV Pelaksana Safety Officer Safety Officer Keterangan

2. Membantu dlm penyedian APD untuk pekerja & memantau pemakaiannya 3. Melaksanakan sosialisasi & pengarahan K3 kepada seluruh karyawan & pekerja antara lain Program safety morning, induksi dll 4. Melaksanakan Inspeksi K3 & merangkum hasil inspeksi yang dilakukan personil lain.

R S

Safety Officer

Safety Officer Safety Officer

1.

Incidence Rate = 0

5. Melaksanakan Investigasi Kecelakaan R setiap habis terjadi accident/ incident dan mengurusnya 6. Melaksanakan pengendalian sesuai R rencana pengendalian thdp potensi bahaya dan risiko (Safety deck, Safety net, Proteksi, APD dll) 7. Meeting mingguan /Rapat Koordinasi R K3LM rutin 8. Memelihara & merapikan lingkungan R kantor, lapangan, mess & bedeng pekerja 9. Memasang & merawat rambu-rambu K3LM di area proyek R

Safety Officer

Safety Officer Safety Officer Safety Officer

No

SASARAN

RENCANA TINDAKAN Memasang & merawat rambu-rambu K3LM di area proyek 1. Mempelajari peraturan & penyesuaian penerapannya 1. Menyediakan perlengkapan P3K

Januari I II III IV

WAKTU PELAKSANAAN Februari Maret April I II III IV I II III IV I II III IV

Mei II III IV

Pelaksana

Keterangan

2.

Meningkatkan kesesuaian Legal

Safety Officer Safety Officer Safety Officer Safety Officer

3.

Meningkatkan kesehatan karyawan

2. Menyediakan tempat kencing sementara

3. Melakukan fogging di area proyek

KETERANGAN

R S T P

Rencana program Pelaksanaan sesuai dengan rencana Belum ada pelaksanaan Masih dalam pelaksanaan Safety Officer Kepala Proyek Jakarta, September 2009 Dibuat oleh, Disetujui oleh :

PT.PP (Persero) dan PT WASKITA (Persero) KSO RENCANA DETAIL SASARAN & PROGRAM MANAJEMEN K3 (TENIK/LAPANGAN) Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng
No SASARAN RENCANA TINDAKAN 1 1. Merevisi Rencana K3LM R 2 3 4 5 6 7 WAKTU PELAKSANAAN bulan ke : 8 9 10 Pelaksana 11 12 13 14 15 16 17 Katek Keterangan

2. Melaksanakan sosialisasi dan pengarahan K3LM kepada seluruh staf teknik. 3. Melengkapi APD yang sesuai untuk staf teknik yang ke lapangan.

33.b.

Katek

Katek

1.

Incidence Rate = 0

4. Menyusun dan menempatkan Sampel Material ke almari yang representatif.

Katek

5. Menginformasikan Jadwal kerja pada petugas K3LM

Katek

2.

Meningkatkan kesesuaian Legal

1. Mempelajari peraturan menyesuaikan penerapannya

dan

Katek

1. Memelihara kebersihan pada area kerja. 3. Meningkatkan kesehatan karyawan

Katek

KETERANGAN

R S

Rencana program Pelaksanaan sesuai dengan rencana

PT.PP (Persero) dan PT WASKITA (Persero) KSO RENCANA DETAIL SASARAN & PROGRAM MANAJEMEN K3 (ADMINISTRASI K3) Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng
No SASARAN RENCANA TINDAKAN 1 1. Memeriksa kelengkapan K3LM Subkontraktor sesuai dengan Cek list kelengkapan K3LM di Kantor Sub Kont. 2. Merevisi Rencana K3LM R 2 R 3 R 4 R 5 6 WAKTU PELAKSANAAN BULAN KE : 7 8 9 10 11 Pelaksana 12 13 14 15 16 17 SEKRETARIS Keterangan

SEKRETARIS

1.

Incidence Rate = 0

sosialisasi dan 3. Melaksanakan pengarahan K3 kepada seluruh staf adkon. 4. Melakukan sosialisasi K3 kepada Subkontraktor proyek peraturan 1. Mempelajari menyesuaikan penerapannya 1. Memelihara kebersihan pada area kerja. dan

SEKRETARIS

SEKRETARIS

2.

Meningkatkan kesesuaian Legal Meningkatkan kesehatan karyawan

SEKRETARIS

3.

SEKRETARIS SEKRETARIS

KETERANGAN

R S

Rencana program Pelaksanaan sesuai dengan rencana

PT.PP (Persero) dan PT WASKITA (Persero) KSO RENCANA DETAIL SASARAN & PROGRAM MANAJEMEN K3 (PERALATAN) Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng
No SASARAN RENCANA TINDAKAN 1 1. Pemberian status alat R 2 R 3 R 4 R 5 R 6 R WAKTU PELAKSANAAN BULAN KE : 7 8 9 10 11 R R R R R Pelaksana 12 R 13 R 14 R 15 R 16 R 17 R Kaloglat Keterangan

2. Pemeriksaan Peralatan sebelum beroperasi dan secara berkala 3. Maintenance Alat berat dan ringan

Kaloglat

Kaloglat

4. Menata dan Merapihkan gudang Alat 1. Incidence Rate = 0

Kaloglat

5. Menata dan merapihkan Panel dan kabel listrik Sementara 6. Menata dan merapihkan gudang kabel

Kaloglat

Kaloglat

7. Menyediakan APD yang sesuai dengan Kebutuhannya 8. Membuat lock out - tag out untuk setiap peralatan dan perlengkapan di lingkungan proyek 1. Mempelajari Peraturan tentang Pemakaian alat Angkut dan angkat Meningkatkan kesesuaian Legal 2. Mempelajari Peraturan tentang Instalasi
Listrik

Kaloglat

Kaloglat

Kaloglat

2.

Kaloglat

3. Mempelajari Peraturan tentang peralatan


safety untuk operator Alat berat

Kaloglat

1. Membersihkan Gudang Alat dan Lingkungannya 3. Meningkatkan kesehatan karyawan 2. Memasang informasi tentang kebersihan dan kesehatan di Gudang Alat dan Lingkungannya R S Rencana program Pelaksanaan sesuai dengan rencana

Kaloglat

Kaloglat

KETERANGAN

PT.PP (Persero) dan PT WASKITA (Persero) KSO RENCANA DETAIL SASARAN & PROGRAM MANAJEMEN K3 (DEPUTY PROJECT MANAGER) Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng
No SASARAN RENCANA TINDAKAN 1 1. Merevisi Rencana K3 R 2 3 4 5 6 7 WAKTU PELAKSANAAN BULAN KE : 8 9 10 Pelaksana 11 12 13 14 15 16 17 DPM Keterangan

2. Melaksanakan sosialisasi dan pengarahan K3 kepada seluruh staf P/K. 3. Membersihkan dan Lingkungan kerjanya. merapikan

DPM

DPM

4. Mengusulkan 2 orang karyawan ke Divisi untuk diikutkan kedalam pelatihan K3 1. Incidence Rate = 0 5. Mengusulkan 2 orang karyawan ke Divisi untuk diikutkan kedalam pelatihan P3K 6. Penyediaan Obat-obatan dan peralatan P3K untuk lingkungan proyek. 8. Melengkapi kebutuhan karyawan, seperti;meja, kursi, komputer, printer dll. 9. Melengkapi kebutuhan rumah tangga proyek dan merawat kendaraan operasional Meningkatkan kesesuaian Legal 1. Mempelajari peraturan & menyesuaikan penerapannya 1. Mengadakan kerjasama dengan pihak RS. Mintoharjo untuk program pemeriksaan dan pengobatan serta penanganan kecelakaan bagi karyawan & pekerja. 2. Menyediakan Klinik kesehatan , paramedis dan kelengkapannya dilapangan . KETERANGAN R S Rencana program Pelaksanaan sesuai dengan rencana DPM

DPM

DPM

DPM

2.

DPM

3.

Meningkatkan kesehatan karyawan

DPM

JADWAL PELATIHAN K3 PROYEK PEMBANGUNAN FLYOVER CENGKARENG


No 1 URAIAN Pelatihan Awareness Sistem Manajemen K3 Konstruksi Pelatihan Pemahaman HIRACH WAKTU PELAKSANAAN 1 2 R 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 KET.

Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) / First Aid Training

Pelatihan ERP ( Tanggap Darurat)

Accident Investigation.

KETERANGAN

: R = S =

RENCANA REALISASI

PT.PP (Persero) dan PT WASKITA (Persero) KSO RENCANA DETAIL SASARAN & PROGRAM K3 (PROJECT MANAGER) Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng.
No SASARAN RENCANA TINDAKAN 1 1. Melakukan sosialisasi K3 kepada seluruh
pegawai proyek saat weekly meeting

2 R

WAKTU PELAKSANAAN BULAN KE : 6 7 8 9 10 11

Pelaksana 12 13 14 15 16 17 PM

Keterangan

2. Melakukan inspeksi K3 Mingguan dan Bulanan. 3. Melakukan sosialisasi K3 kepada Sub Kontraktor dan Supplier proyek 1. Incidence Rate = 0 4. Melaksanakan Weekly dan Monthly Safety Meeting secara rutin. 5. Segera melaksanakan Safety Meeting setelah terjadi accident atau insident 6. Monitoring dan supporting sehingga seluruh program K3 berjalan dengan baik. Meningkatkan kesesuaian Legal Meningkatkan kesehatan karyawan 1. Mempelajari peraturan menyesuaikan penerapannya 1. Merapihkan Lay out ruang kerja dan

PM

PM

PM

PM

PM

PM

2.

PM

3.

KETERANGAN

R S

Rencana program Pelaksanaan sesuai dengan rencana

Anda mungkin juga menyukai