PAKET PEKERJAAN :
Revitalisasi Jaringan Tersier D.I. Cipancuh
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Uraian Pekerjaan
1.2. Pembiayaan
1.3. Organisasi Kerja Penyedia Jasa
1.4. Tujuan Strategi Pengelolaan dan Rencana Pelaksanaan (SPRP)
1.5. Kerangka Kerja Hukum
1.5.1. Peraturan Pemerintah Indonesia
1.5.2. Kebijakan Safeguard Bank Indonesia
BAB II. PERENCANANAAN
2.1. Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL)
2.1.1. Pengendalian Lalu Lintas
2.1.2. Pengendalian Pada Zona Kerja
2.1.3. Bahan dan Perlengkapan
2.1.4. Pemeliharaan Lalu Lintas
2.2. Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantau Lingkungan (RKPPL)
2.3. Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K)
2.4. Rencana Pengelolaan Pekerja
2.5. Rencana Untuk Memperoleh Persetujuan/Perizinan
2.6. Rencana Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Masyarakat Terdampak
2.8. Rencana Manajemen Resiko Lingkungan dan Sosial yang Mungkin Timbul
BAB III. MONITORING DAN EVALUASI
3.1. Monitoring dan Evaluasi
BAB I PENDAHULUAN
1.2. Pembiayaan
Pembiayaan untuk kegiatan Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK) yang tertuang dalam dokumen lelang antara lain :
1. Pelaksanaan K3
Adapun persyaratan dan ketentuan spesifikasi tertulis dalam spektek dan dokumen
lelang menjadi acuan dalam pengadaan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh
penyedia jas. Apabila tidak tertuang dalam dokumen, maka penyedia jasa mengikuti
keputusan dari direksi teknis dan PPK untuk ketentuan spesifikasi dalam pengadaan
maupun pelaksanaan K3.
Direktur utama
Kepala Proyek
4. Rambu Pengalihan
Rambu ini harus terlihat pada jarak
150 m sebelum memasuki daerah
konstruksi atau sebelum daerah yang
dianggap rawan kecelakaan. Untuk
jalur jalan yang padat akan menambah
tanga bantu khusus sebagai pengarah
lalu lintas, dapat digunakan aparat
kepolisian lalu lintas maupun security
dari penyedia jasa. Rambu pengalihan
jalan bersifat pada titik – titik jalur
pengalihan selama pekerjaan
berlangsung.
5. Rambu Penanda
Digunakan untuk peringatan jarak jauh
yang mampu memberikan peringatan
kepada pengguna jalan secara sekilas
tanpa mengganggu aktivitas
mengemudi. Rambu ini berfungsi
sebagai intimidasi kepada para
pengguna jalan dan angkutan proyek
agar waspada dan berhati – hari saat
melewati daerah tersebut.
1. Perekrutan
a. Perjanjian kerja
Seperti diatur oleh undang – undang ketenagakerjaan, yaitu bab 1 pada pasal
definisi umum no. 14. Perjanjian kerja adalah perjanjian yang dibuat antara
pekerja/karyawan dan pengusaha atau majikan. Perjanjian tersebut berisi
persyaratan kerja, hak dan kewajiban dari kedua belah pihak. Perjanjian kerja
dibuat dengan batas waktu, kecuali jenis pekerjan yang terkait adalah
sementara/musiman. Jika perjanjian belaku untuk waktu tertentu, durasi tidak
dapat lebih dari 2 tahun. Perjanjian jenis ini hanya dapat diperpanjang sebanyak
satu kali, untuk periode tidak lebih dari 1 tahun.
b. Masa Percobaan
Masa Percobaan dilakukan tidak boleh lebih dari 3 bulan, guna menganalisa dan
mengevaluasi hasil kinerja tenaga kerja.
c. Jam kerja
Pada umumnya jam kerja di Indonesia adalah sebagai berikut : 40 Jam/minggu
berarti 7 jam/hari selama 6 hari dalam seminggu, atau 8 jam/hari selama 5 hari
seminggu
d. Lembur
Lembur maksimal selama 3 jam sehari atau 14 jam dalam seminggu, lembur harus
dilakukan dengan persetujuan dari karyawan. Maka dari itu, karyawan memiliki
hak untuk menerima upah lembur, dan karyawan yang bekerja selama hari libur
juga harus menerima upah lembur
e. Upah Minimum
Upah minimum tergantung pada tiap tiap daerah(Kota atau Provinsi). Perusahaan
harus mematuhi standar upah minimum yang berlaku. Perusahaan tidak
berkewajiban untuk membayar jika pada hari tertentu karyawan tidak dapat
bekerja.
2. Pengelolaan Bascamps
Pembuatan jadwal berkala untuk keberishan dan kerapian basecamp menjadi
tanggung jawab penyedia jasa. Melakukan pengecekan baik kondisi maupun peralatan
yang ada pada lokasi. Melalui pelaporan dan pemantauan kondisi lewat lembar
monitoring harian bukti untuk monitoring kelengkapan peralatan yang ada pada
Basecamp serta kondisinya.
Penyelenggaraan Revitalisasi Jaringan Tersier D.I. Cipancuh akan dipantau dan dievaluasi
secara berkala dalam Penerapan Strategi Pengelolaan dan Rencana Pelaksanaan (SPRP).
Status dan dampak kepada lingkungan maupun social harus tercakup dalam laporan sehingga
dapat temonitor dengan baik. Monitoring dan Evaluasi akan terpusat oleh indicator –
indikator utama yang dirincikan dalam dokumen lelang dan persetujuan dari direksi.
1. Pemantauan Kinerja
Pertemuan – pertemuan publik dengan masyarakat sekitar proyek yang tedampak dan telah
ditindaklanjuti secara inventarisasi lokasi terdampak maupun asset yang terdampak
maupun dampak yang berimbas pada social masyarakat, baik secara Kesehatan maupun
moral
2. Pemantauan dampak
Pemantauan dimaksudkan untuk memberikan penilaian obyektif pada dampak yang terjadi
serta kesesuaian penanganan dampak yang terjadi.
3. Audit Penyelesaian
Tidak hanya merekan pencapaian akhir, akan tetapi juga menarik pemantauan dampak
untuk menentukan apakah sudah menekan atau menghilangkan dampak yang terasa pada
masyarakat sekitar proyek.
BEJO SUGIANTORO
DIREKTUR