Anda di halaman 1dari 47

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

SATUAN KERJA : Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi NTT

PEKERJAAN : Peningkatan Jalan Kokar - Tulta - Mali

SUMBER DANA : ABPD I Provinsi NTT

TAHUN ANGGARAN : 2020


BAB I. PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG


Latar belakang adanya Pekerjaan Ruas Jalan Kokar - Tulta - Mali di Kabupaten Alor
dikarenakan pada ruas jalan tersebut merupakan jalur utama penghubung antar wilayah di sekitarnya.
Pada ruas jalan tersebut banyak badan jalan yang mengalami kerusakan, baik rusak retak maupun
berlubang serta mengalami penurunan untuk lapis pondasi bawah.
Akibat dari kerusakan tersebut banyak pengguna jalan yang terjatuh, karena kerusakan setiap hari
bertambah. Sumber Dana dari pelaksanaan kegiatan ini adalah APBD I Provinsi Nusa Tenggara
Timur, Tahun Anggaran 2020;
Total perkiraan biaya yang diperlukan: Rp.11.726.800.000,00 yang terdiri dari:
• HRS-Base = 1,00 Km (Rp.3.726.800.000,00)
• GO = 8,00 Km (Rp.8.000.000.000,00)

Output Kegiatan yaitu Meningkatnya Kinerja Jalan Provinsi pada Ruas Jalan Kokar -
Tulta - Mali di Kabupaten Alor.dan Sub Output Kegiatan yakni dengan panjang penanganan
9,00 Km dengan jangka waktu pelaksanaan selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender dan
jangka waktu pemeliharaan selama 360 (Tiga Ratus Enam Puluh) hari kalender.

I.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari dibangunnya paket ini adalah untuk :

1. Meningkatkan kelancaran arus lalu-lintas.


2. Mengurangi angka kecelakaan.
3. Meningkatkan rasa nyaman bagi pengguna jalan.
4. Meningkatkan ketertiban berlalu-lintas.

I.3. LOKASI
Lokasi Pemeliharaan Pekerjaan Ruas Jalan Kokar - Tulta - Mali di Kabupaten Alor
berada di Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur.

I.4. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan pada Peningkatan Jalan Kokar - Tulta - Mali (Kab. Alor) meliputi :

1. DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi
1.8. (1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2. DIVISI 2. DRAINASE

2.1 (1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air


2.2 (1) Pasangan Batu Dengan Mortar
3. DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
3.1 (3) Galian Struktur Dengan kedalaman 0-2 meter
3.1 (6) Galian Perkerasan Beraspal Dengan Cold Milling Machine
3.2 (1b) Timbunan Biasa Dari Galian
3.3.(2a) Timbunan Pilihan Dari Sumber Galian
3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan

4. DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


4.2 (2a) Lapis Pondasi Agregat Kelas B
4.2 (2b) Lapis Pondasi Agregat Kelas S

5. DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN


5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A
5.3.(1a) Perkerasan Beton Semen (Tanpa Tulangan)
5.3.(3) Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus

6. DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL


6.1 (2)a Lapis Perekat – Aspal Cair
6.3 (5)a Laston Lapis Aus (AC – WC)
6.3 (6)c Laston Lapis Antara Perata (AC – BC(L)
6.3.8 Bahan Anti Pengelupasan

7. DIVISI 7. PEKERJAAN STRUKTUR


7.1 (7)a Beton Mutu Sedang Dengan Fc’ = 20 MPa (K-250)
7.1 (10) Beton Mutu Rendah Dengan Fc’= 10 MPa (K-125)
7.3 (1a) Baja Tulangan U 24 Polos (Untuk Perkerasan Beton)
7.3 (3) Baja Tulangan U 32 Ulir
7.3 (3a) Baja Tulangan U 32 Ulir (Untuk Perkerasan Beton)
7.9.1 Pasangan Batu

8. DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


8.1 (1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A Untuk Pekerjaan Minor
8.1 (5) Campuran Aspal Panas Untuk Pekerjaan Minor
8.4.(4c) Rambu Informasi Jalan (Sesuai Gambar)
8.4.(5) Patok Pengarah
8.4.(6)a Patok Kilometer
8.4.(6)b Patok Hektometer
8.4.(7) Rel Pengaman

9. DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN

10. DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN


10.1 (2) Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan
10.1 (3) Pemeliharaan Rutin Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan
10.1 (4) Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan
10.1 (5) Pemeliharaan Rutin Jembatan
BAB. II. METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

 DIVISI 1. UMUM
 Mobilisasi & Demobilisasi
Sebelum memulai pekerjaan, atas persetujuan direksi terlebih dahulu dilakukan mobilisasi alat
yang digunakan dalam pekerjaan seperti : Galian tanah berbatu dengan alat berat excavator.
Untuk demobilisasi atau pemulangan alat excavator ke besecamp. Selain itu pada pekerjaan
persiapan awal ini yang paling penting adalah mempelajari
situasi lapangan dan melengkapi persyaratan yang sudah ditentukan dalam bestek,
untuk pertama pemasangan plang proyek selanjutnya memulai pengukuran pada lokasi
pekerjaan, yaitu berupa situasi, potongan memanjang, potongan melintang, yang
dituangkan dalam gambar, termasuk gambar konstruksi, yang disesuaikan dengan
lapangan, dan disertai dengan foto dokumentasi, juga gambar-gambar kerja (shop
Drawing). Pada bagian-bagian konstruksi yang kurang jelas harus diperjelas.
Kemudian perlu diadakan koordinasi dengan pihak proyek beserta masyarakat setempat
(pemuka masyarkat setempat), guna dapat membicarakan masalah-
masalah yang mungkin timbul apabila pekerjaan ini dimulai, baik menyangkut teknis
maupun non teknis

 Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas

Dalam melaksanakan pekerjaan Peningkatan Jalan setiap tahapan pekerjaan yang akan
dilaksanakan mulai dari awal. Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan akhir kegiatan di
lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu lintas. Aktifitas arus lalu lintas yang
terhambat akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan pengguna jalan raya.
 Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai ketentuan.
 Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan
dengan seluruh personil yang terkait.
 Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.
 Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara tepat dan
benar.
 Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu lintas.
Peralatan Keselamatan Lalu Lintas
 Rambu penghalang lalu lintas jenis plastik
 Rambu peringatan
 Peralatan komu nikasi dan lainnya
Tenaga yang terdiri dari:
 Pekerja
 Koordinator
 Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian, tujuannya agar lalu
lintas tidak masuk atau terperosok ke dalam daerah galian. Rambu-rambu yang dipasang
haruslah mempunyai cat dengan pantulan cahaya, guna menghindari kecelakaan di malam
hari.
Relokasi tiang Telefon dan Utilitas
Relokasi utilitas dan pelayanan pengaturan terhadap fasilitas-fasilitas masyarakat
sekitar daerah proyek jalan tersebut. Sehingga tidak terjadinya gangguan atau
ketidaknyamanan terhadap warga sekitar. Kontraktor juga melaporkan pekerjaan
kepada Telkom. Agar tidak terjadi kerusakan pada fasilitas-fasilitas perusahaan
tersebut yang juga dapat merugikan warga daerah sekitar.
Asumsi:
1. Pekerjaan dilakukan secara manual (tenaga manusia) dan alat bantu
2. Lokasi pekerjaan: material/bahan yang dipindah/direlokasi.
Uraian:
1. Koordinasi dengan pihak pemilik utilitas
2. Penentuan material yang akan direlokasi
3. Untuk rencana lokasi pekerjaan yang diperkirakan terdapat utilitas kabel, dilaksanakan test
pit di lokasi yang ditentukan
4. Pekerjaan penyediaan tempat lokasi relokasi (galian dsb.)
5. Pembongkaran material dari tempat lokasi existing dengan menggunakan tenaga manusia
dan alat bantu
6. Material diangkut dan ditempatkan langsung dipasang di tempat relokasi /pada lokasi
penampungan sementara yang disediakan. Selama disimpan, material dijaga agar tidak rusak
dari kegiatan proyek yang sedang berlangsung.
7. Pemasangan material pada tempat/lokasi baru yang telah ditentukan dalam gambar rencana
dan telah disetujui oleh direksi. Pemasangan ini mengikuti schedule pelaksanaan pekerjan
yang ada.
8. Pelaksanaan pemasangan material seperti pekerjaan pemasangan pada material baru, tapi
material yang dipakai adalah material yang telah ada.
Relokasi tiang listrik yang ada, Tegangan Rendah
Relokasi utilitas dan pelayanan pengaturan terhadap fasilitas-fasilitas masyarakat
sekitar daerah proyek jalan tersebut. Sehingga tidak terjadinya gangguan atau
ketidaknyamanan

terhadap warga sekitar. Kontraktor harus melaporkan pekerjaan kepada PLN. Agar tidak
terjadi kerusakan pada fasilitas-fasilitas perusahaan tersebut yang juga dapat merugikan
warga daerah sekitar.
Asumsi:
1. Pekerjaan dilakukan secara manual (tenaga manusia) dan alat bantu
2. Lokasi pekerjaan: material/bahan yang dipindah/direlokasi.
Uraian:
1. Koordinasi dengan pihak pemilik utilitas
2. Penentuan material yang akan direlokasi
3. Untuk rencana lokasi pekerjaan yang diperkirakan terdapat utilitas kabel, dilaksanakan test
pit di lokasi yang ditentukan
4. Pekerjaan penyediaan tempat lokasi relokasi (galian dsb.)
5. Pembongkaran material dari tempat lokasi existing dengan menggunakan tenaga manusia
dan alat bantu
6. Material diangkut dan ditempatkan langsung dipasang di tempat relokasi /pada lokasi
penampungan sementara yang disediakan. Selama disimpan, material dijaga agar tidak rusak
dari kegiatan proyek yang sedang berlangsung.
7. Pemasangan material pada tempat/lokasi baru yang telah ditentukan dalam gambar rencana
dan telah disetujui oleh direksi. Pemasangan ini mengikuti schedule pelaksanaan pekerjan
yang ada.
8. Pelaksanaan pemasangan material seperti pekerjaan pemasangan pada material baru, tapi
material yang dipakai adalah material yang telah ada.

 Manajemen Dan Keselamatan Kerja

Mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi


kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang berhubungan dengan pemindahan
bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar
tempat kerja.

Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan perlindungan


kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten dan organisasi
pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh Pengawas
pekerjaan.

Sistem Manajemen K3 Konstruksi Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk


identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai
dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

Pelaksanaan:

1. Rapat Persiapan Keselamatan Kerja


2. Membuat Rencana Manajemen dan keselamtan Kerja (RMKK) berdasarkan tahapan-
tahapan
3. Dan metode pelaksanaan, sesuai ketentuan dan panduan Direktorat Jendral Bina
Marga.
4. Sosialisasi dan Promosi K3
5. Penyediaan Alat-alat Pelindung diri (APD) beserta berlengkapan keselamatan kerja
selama
6. periode konstruksi sesuai dengan ketentuan di dalam kontrak
7. Penyediaan personil dan fasilitas serta sarana K3
8. Menyediakan, memasang dan memelihara perlengkapan K3
Melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan
pekerjaan.Mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk
disahkan dan ditanda tangani oleh Wakil Pengguna Jasa sesuai ketentuan Permen PUPR No.02/
PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi risikotinggi dan harus
melibatkan Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi bahaya rendah. Identifikasi
dan potemsi bahaya K3 ditetapkan oleh Wakil Pengguna Jasa.

Ahli K3 adalah seseorang yang mempunyai sertifikat dari yang berwenang dan sudah
berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam pelaksanaan K3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan referensi pengalaman kerja. Petugas K3 adalah petugas di
dalam organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum. Aplikasi ahli K3 atau petugas K3 akan merujuk Permen PUPR No.02/PRT/
M/2018 atau perubahannya (jika ada).

P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja yang
merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan tenaga kerja untuk mengembangkan kerja sama
saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur
P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak organisasi
Penyedia Jasa dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi.

K3 Kantor Lapangan dan Fasilitasnya terdiri :

Fasilitas Pencucian
Menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan untuk
seluruh pekerja konstruksi. Fasilitas pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih.

Fasilitas Sanitasi
Menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria maupun toilet khusus wanita yang
diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja.
Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet harus mudah
diakses, mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup, dan terlindung dari cuaca. Jika toilet
berada di luar, harus disediakan jalur jalan kaki yang baik dengan penerangan yang memadai di
sepanjang jalur tersebut. Toilet harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehinga dapat
menjaga privasi orang yang menggunakannya dan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan.

Penyediaan Air Minum


Menyediakan pasokan air minum yang layak dan memadai bagi seluruh pekerja.

Penyediaan Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan(P3K)


Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat kerja.
Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/atau bertanggung jawab dalam
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

Penyediaan Akomodasi untuk Makan dan Baju


Akomodasi yang memadai bagi pekerja harus disediakan oleh Penyedia Jasa sebagai tempat untuk
makan, istirahat, dan perlindungan dari cuaca. Akomodasi tersebut harus mempunyai lantai yang
bersih, dilengkapi meja dan kursi, serta furnitur lainnya untuk menjamin tersedianya tempat
istirahat makan dan perlindungan dari cuaca. Tempat sampah harus disediakan, dikosongkan dan
dibersihkan secara periodik. Tempat ganti baju untuk pekerja dan tempat penyimpanan pakaian
yang tidak digunakan selama bekerja harus disediakan. Setiap pekerja harus disediakan lemari
penyimpan pakaian (locker).
Penyediaan Penerangan
Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung,
tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau
menggunakannya.
Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses berbahaya, atau jika
menggunakan mesin. Penerangan darurat yang memadai juga harus disediakan.

Pemeliharaan Fasilitas
Penyedia Jasa harus menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang disediakan dalam
kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara nyaman oleh pekerja.

Penyediaan Ventilasi
Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara yang bersih.
Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan beton, penggunaan
bahan kimia berbahaya seperti perekat, dan pada kondisi lainnya, Penyedia Jasa harus menyediakan
alat pelindung nafas seperti respirator dan pelindung mata.
 DIVISI 2. DRAINASE
 Galian Untuk Selokan Drainase Dan Saluran Air / Cuttingan
Pekerjaan tersebut dikerjakan sesuai gambar rencana menggunakan alat mekanis, Excavator,
dump truck. Pekerjaan Galian ini dilaksanakan setelah hasil pengukuran dan rekayasa
lapangan selesai dilaksanakan dan sesuai dengan shop drawing. Hasil galian diangkut keluar
lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck ke lokasi yang telah ditentukan
Penggalian, penimbunan tanah (dengan tidak memakai alat maupun memakai alat) untuk
konstruksi drainase dibentuk sedemikian rupa baik bentuk, ukuran dan dimensi dari saluran
baru maupun saluran lama yang disesuaikan dengan gambar kerja dengan memenuhi
kelandaian air mengalir bebas tanpa tergenang. Tanah hasil galian dibuang dan diratakan
ditempat yang ditunjuk oleh direksi untuk mencegah terjadinya dampak lingkungan yang
mungkin terjadi.

 Pasangan Batu dengan Mortar


Pasangan batu dengan mortar mencakup pelapisan sisi kanan dan kiri saluran serta dasar saluran,
baik bentuk, ukuran, garis ketinggian dan dimensi mengacu kepada gambar kerja dan cara
kerja mengacu kepada RKS dari pekerjaan ini. Pada sisi saluran dibuat pengaliran air dari pipa
dengan membubuhi ijuk pada bagian sisi dalam pipa. Pemasangan dengan manual dan
menggunakan alat bantu secukupnya. Sedangkan untuk pengadukan mortal dengan
menggunakan alat Concrete Mixer. Pemasangan batu harus dimulai dari dasar saluran
menuju keatas permukaan sampai rata dengan ketinggian tidak melebihi permukaan bahu
jalan agar drainase lancar dan bahu tidak tergerus oleh aliran air. Batu dipasang satu persatu
dengan ketebalan spesi ± 3 cm dengan tetap mempertahankan tegak lurus terhadap diding
saluran. Sedangkan untuk lantai saluran agar tidak terjadi sendimen / air tergenang tetap
mempertahankan kelandaian air bebas mengalir.
Bahan – bahan yang dibutuhkan.
 Batu : Batu yang digunakan terdiri dari batu alam yang tidak bulat, keras, awet, padat, tahan
terhadap udara dan air (Mutu dan ukurannya dengan persetujuan Direksi).
 Pasir : Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat Spesifikasi.
Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat

pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan mempunyai gradasi yang
baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih
dari 5% ditentukan terhadap berat kering.
 Semen : Portland sement yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi ketentuan-
ketentuan dalam N1-1 atau menurut standart Portland semen yang digariskan oleh Asosiasi
Semen Indonesia. Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan
harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras), Untuk menjaga mutu semen,cara
penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat penyimpangan bahan tersebut, dengan
membuat gudang khusus dan memakai lantai papan di bagian bawah.
 Air : Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat Spesifikasi pekerjaan ini, Air tawar yang
dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan bahan-
bahan lain yang dapat menurunkan mutu beton/ mortar
 DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
 Galian Biasa
Meliputi pekerjaan galian yang mana setelah dilakukan bouplank tanah digali sesuai dengan
gambar kerja. Untuk pekerjaan galian tanah menggunakan excavator dan tanah hasil galian
di buang atau ditempatkan dengan alat angkut berupa dump truk dan ditempatkan di tempat
yang tidak mengganggu jalanya lalu lintas dan proses kegiatan proyek. Area penggalian
sebelumnya dipetakan terlebih dahulu sesuai dengan perhitungan rekayasa lapangan dan
diberi tanda agar tidak terjadi kesalahan area pada saat melaksanakan pekerjaan.
a. Setelah hasil pengukuran dan hasil pengujian tanah serta usulan shop drawings termasuk di
dalamnya sistem pengendalian lalu lintas disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan
tanah untuk pondasi pelebaran jalan dapat dimulai dengan terlebih dahulu melakukan
pekerjaan pembersihan dan pengupasan top soils.
b. Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai gambar kerja yang
disetujui.
c. Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top soils ini
akan dibuang ke lokasi pembuangan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
d. Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran jalan tercapai sesuai dimensi dan elevasi
rencana, makaakan dilakukan penyiapan dan pemadatan badan jalan (subgrade) pada lokasi
galian tersebut.
 Timbunan Biasa dari Hasil Galian
Untuk mendapatkan hasil Pekerjaan Timbunan dari sumber galian yang baik yang
memenuhi syarat standar mutu sebagai berikut :

a. Permukaan bidang timbunan dipadatkan terlebih dahulu dengan nilai kepadatan yang sudah
ditentukan (sesuai spesifikasi)
b. Bahan Timbunan (hasil galian) memenuhi syarat (misalnya bebas dari material organis
kotoran, akar, rumput top soil)
c. Bahan Timbunan yang dipergunakan telah disetujui (Approval) oleh Klien ataupun
project manager
d. Dilakukan test kepadatan dari bahan timbunan di laboratorium mekanika tanah untuk
diadakan acuan test kepadatan di lapangan.
e. Dilakukan trial embankment, sehingga didapatkan hasil dengan peralatan yang dipergunakan
nilai kepadatan dari timbunan tersebut (misalnya jumlah lintasan untuk pemadatan
dengan Compactor
PERALATAN

 Bulldozer
 Compactor
 Excavator
 Dump Truck

Water Tank
 Theodolith
 Waterpass
 Alat Bantu (cangkul, linggis dan lain-lain)
URAIAN PROSEDUR
Persiapan:
 Meyiapkan peralatan berat (Excavator, Bulldozer, Compactor, Dump Truck) yang cukup, dan
dalam kondisi baik.
 Meyiapkan peralatan pembantu (Linggis, Cangkul, dll) yang cukup
 Meyiapkan lokasi pekerjaan yang akan ditimbun dengan urutan sebagai berikut:
- Mengupas/stripping permukaan tanah yang akan ditimbun dengan ketebalan sesuai
spesifikasi (± 20 cm)
- Memadatkan tanah sesudah dikupas/stripping sehingga diperoleh permukaan dengan
kepadatan sesuai spesifikasi.
Pelaksanaan Pekerjaan:
 Pekerjaan Pengukuran
- Mengukur elevasi permukaan tanah sebelum dilakukan pekerjaan kupasan (kondisi 0%)
- Mengukur elevasi permukaan tanah setelah dilakukan kupasan.
- Mengukur elevasi top permukaan tanah setelah pekerjaan timbunan selesai kondisi 100%
- Melakukan monitoring pekerjaan timbunan layer demi layer (Max 30 cm)
 Melaksanaan Pekerjaan Timbunan
 Bahan timbunan dihampar dengan Bulldozer sesuai dengan patok pembatas / koridor rencana
kontruksi bangunan (misalnya tanggul badan jalan dan lain-lain) sesuai
dengan Design Drawing(Gambar Desain).
 Maximum tebalnya hamparan sesuai dengan ketentuan (misalnya tebal timbunan per layer =
30 cm / kondisi loose)
 Memadatkan hamparan timbunan yang sudah rata dengan compactor (apabila diperlukan
permukaan tanah disiram dengan air)
 Apabila diperlukan selama hamparan, dilakukan pembersihan kotoran (misalnya akar dan lain-
lain), dari bahan timbunan dengan tenaga kerja khusus.

 Mengadakan test kepadatan timbunan di lapangan dengan acuan data dari test kepadatan
laboratorium
 Melakukan penimbunan kembali (setelah tes kepadatan memenuhi syarat) layer demi layer,
sampai didapat top elevasi permukaan tanah yang ditentukan.
 Hasil Trial Embankment merupakan ketentuan untuk patokan pelaksanaan pekerjaan timbunan
tersebut
 Kombinasi dan spesifikasi peralatan yang dipakai (Bulldozer, Excavator, Dump Truck,
Compactor) berpengaruh pada kecepatan penyelesaian pekerjaan
tersebut. Pengecekan/Pengukuran selama pelaksanaan pekerjaan mutlak diperlukan.
 Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu
yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasadan sebagai tambahan harus
memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti
diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan.Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan
harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila
dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.
Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Urugan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan
loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan
volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material
disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.
2. Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam tahap
penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi lapangan.
Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai
dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan
petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan
3. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian
tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk mendapat hasil yang
maksimal dengan dibantu alat water tank untuk membasahi material timbunan pilihan dan
diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan dipadatkan
mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama.
Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus divariasi agar
dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.

 Penyiapan Badan Jalan


Penyiapan badan jalan pada pekerjaan pelebaran jalan meliputi pekerjaan pembersihan,
pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai dengan yang ditunjukkan gambar rencana
atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan, dan termasuk pekerjaan pemadatan tanah
dasar.

Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan yaitu:


• Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat menggangu pekerjaan seperti semak-
semak, pepohonan, batu besar, dan material lainnya.
• Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat maupun dengan cara
manual untuk membentuk tanah dasar sesuai Gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan
• Pemadatan Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibrator roller atau
menggunakan Combination Vibrator Roller pada daerah pelebaran yg tidak terlalu luas atau
tidak memungkinkan pengunaan vibrator roller.

Pemadatan Tanah Dasar


Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan adalah:
 Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.
 Apabila diperlukan lakukan penyiraman terhadap material tanah dasar Untuk mencapai kadar
air optimum sehingga didapatkan kepadatan yang sesuai dengan spesifikasi.
Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan pengguna jalan eksisting.
 Pembersihan dan Pengupasan Lahan

Langkah pertama sebelum melakukan pekerjaan galian yaitu melakukan pekerjaan pembersihan
lokasi pekerjaan/stripping.
Pembersihan saluran ini dilakukan menggunakan alat berat berupa bulldozer dan dibantu dengan
tenaga manusia yang dibantu menggunakan alat pembersihan seperti chainsaw, cangkul dll.
Pembersihan dilakukan terhadap semak-semak, pohon-pohon rerumputan, sampah-sampah dll.

Pekerjaan pembersihan ini dilakukan sampai saluran lama terlihat bebas dari segala puing-puing dan
tumbuhan liar.
Jika terdapat pepohonan yang berukuran cukup besar, maka dapat dilakukan penebangan sesuai izin
dari Direksi.

Semua penebangan dan pembongkaran harus seijin Direksi dan dilaksanakan sampai kedalaman
tanah 30 cm dibawah elevasi permukaaan tanah rencana.

Selanjutnya juga dilakukan pekerjaan tripping atau pengupasan lapisan permukaan tanah.

Pekerjaan pengupasan ini dilakukan untuk merapikan tanah yang sudah dilakukan pekerjaan
perintisan. Pekerjaan ini dilaksanakan pada semua bidang areal pekerjaan dimana akan dilakukan
pekerjaan timbunan.

Setelah lahan bersih maka areal yang akan ditimbun tersebut dikupas dengan mengunakan
buldozer, besaran kupasan dengan tebal ± 20 cm atau sesuai spesifikasi teknik dengan persetujuan
direksi pekerjaan.

Hasil kupasan dibuang dikanan kiri lokasi yang tidak mengganggu pekerjaan serta ada yang dibuang
ke tempat pembuangan.
 DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
 Lapis pondasi Agregat kelas A
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebegai
berikut:
1. Wheel Loader memuat material agregat yang telah dicampur dari base camp/stock file
kedalam Dump Truck untuk selanjutnya dibawa ke lokasi pekerjaan. Material dihampar
dilokasi kerja dengan menggunakan Motor Grader, yang selanjutnya setelah mencapai tebal
hamparan gembur yang cukup kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Roller,
dengan tetap menjaga tebal hamparan padat yang disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga
kadar air bahan yang disyratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat
melakukan penyiraman material hamparan dengan menggunakan Water Tank. Sekelompok
pekerja akan merapihkan hamparan dari agregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan
alat bantu.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Dump Truck, Vibrator Roller, Water Tank
dan Alat Bantu.
 Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Lapis Pondasi Kelas B adalah Mutu lapis pondasi bawah untuk lapisan di bawah lapis pondasi Kelas
A. Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebegai berikut:
1. Wheel Loader memuat material agregat yang telah dicampur dari base camp/stock file
kedalam Dump Truck untuk selanjutnya dibawa ke lokasi pekerjaan. Material dihampar
dilokasi kerja dengan menggunakan Motor Grader, yang selanjutnya setelah mencapai tebal
hamparan gembur yang cukup kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Roller,
dengan tetap menjaga tebal hamparan padat yang disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga
kadar air bahan yang disyratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat
melakukan penyiraman material hamparan dengan menggunakan Water Tank. Sekelompok
pekerja akan merapihkan hamparan dari agregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan
alat bantu.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Dump Truck, Vibrator Roller, Water Tank
dan Alat Bantu
 DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
 Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair
Pekerjaan lapis perekat terdiri dari pekerjaan penyiapan permukaan dan penghamparan bahan
aspal yang dihampar diatas permukaan bahan pengikat semen atau Asphalt (Sperti semen
Tanah, RCC, CTB, Perkerasan Beton / Lantai Jembatan Beton, Lapis Penetrasi Macadam,
Laston, Lataston dll.) dengan komposisi seperti disyaratkan dalam Spesifikasi untuk setiap
Jenis Bahan Asphalt dan kondisi permukaan yang sesuai.
Pekerjaan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkanlalu lintas satu lajur
tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya menimbulkan gangguan yang
minimal bagi lalu lintas. Bangunan dan benda- benda lain disamping tempat kerja (struktur,
kerb lantai dan lain-lain) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal.
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah aspal semen pen 60/70 atau 80/100
(memenuhi standar AASHTO M20) yang diencerkan dengan minyak Tanah (kerosene), dengan
membandingkan pemakaian minyak tanah pada rentang 25 - 30 bagian minyak per 100 bagian
aspal (25 pph 30 pph).
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai
berikut :
1. Menyiapkan permukaan yang akan dihampar dengan menggunakan mesin kompresor yang
dibantu dengan alat manual seperti : sikap dan sapu lidi. Menyiapkan material yang digunakan
dengan mencampur Aspal dan Korosene sesuai komposisi yang ditentukan, dan kemudian
dipasnaskan sehingga menjadi aspal cair. Penghamparan diolakukan dengan menggunakan
aspal Sprayer secara seksama, dengan mengacu pada rentang suhu yang disyaratkan dalam
Spesifikasi. Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai dilakukan.
2. Peralatan yang digunakan adalah : compressor, asphalt Sprayer yang di gandeng Dump Truck
dan alat bantu.
 Lapis Perekat – Aspal Cair
Pekerjaan Lapis Perekat-Aspal cair menggunakan peralatan : Asphalt distributor /
Asphalt Sprayer, Compressor dan alat bantu lain yang dibutuhkan.
Urutan kerja :
1. Di tempat pencampuran Asphalt & kerosine dicampur dengan perbandingan (Asphal 80 % :
Kerosine 20 dengan spesifikasi dan petunjuk Direksi Teknik,
2. Hasil pencampuran dimasukkan ke dalam Asphalt distributor / Asphalt Sprayer,
3. Pada permukaan Perkerasan aspal lama disemprotkan Lapis perekat aspal cair dengan
ketebalan/berat petunjuk Spesifikasi / Direksi Teknik.

 Laston Lapis Aus (AC – WC)


Campuran beraspal panas dengan Asbuton Lapis Aus (AC-WC AsbP) adalah campuran panas
antara Agregat dengan bahan pengikat asphalt keras pen 60 yang campurannya
menggunakan asboton butir dengankelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan kadar abutmen 20 %,
yang dicampur diunit pencampuran Asphalt (UPA), dihampar dan dipadatkan dalam keadaan
panas pada temperatur tertentu, dengan ketebalan padat 4 cm.
Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semua usulan agregat
dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujuian material dan campuran di
Laboratorium dan hasil percobaan penghamparan dan pemadatan campuran (Trial Mix) yang
dibuat diinstansi pencampuran aspal, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam Spesifikasi
Teknik, mulai dari pengusulan DMF hingga persetujuan JMF.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai
berikut :
1. Wheel Loader memuat dari Stock File ke Hot Bin, kemudian bersama-sama dengan Asphalt
Asbuton butir di campur diunit pencampuran asphalt dengan komposisi yang telah disetujui
dump truck membawa campuran asphalt panas kelokasi pekerjaan. Campuran dihampar
dengan menggunakan Asphalt Finisher, kemudian pemadatan awal oleh Tandem Roller,
pemadatan utama oleh Type Roller dan pemadatan akhir kembali dengan Tandem Roller .
lintasan pemadatan dilakukan sesuai jumlah lintasan yang telah disetujui. Semua rentang
suhu yang disyaratkan selama proses ini harus tetap dijaga untuk mendapatkan kepadatan
yang optimum. Selama penghamparan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepid an
sambungan hamparan secara manual, sebagian lagi bertugas mengatur lalu lintas yang lewat.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Asphalt Mixing Plant + Genset, Asphalt
Finisher, Tandem Roller, Pneumatic Type Roller, Dump Truck, dan alat bantu.
 Laston Lapis Antara (AC – BC)
Khusus Pekerjaan Hotmix, ada 5 Item yang
merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan pada saat pelaksanaan
Pencampuran yaitu :
Laston lapis Pondasi (HRS-Base) - (Gradasi halus/kasar)
Aspal Keras
Bahan anti pengelupasan
Bahan Pengisi (Filler) Tambahan (Semen)
Empat komponen bahan yang dicampur pada Unit Pencampur Aspal (AMP) adalah Agregat Gradasi
Halus/Gradasi Kasar, Aspal, Bahan anti pengelupasan, dan bahan Pengisi (Filler) tambahan berupa
semen.
Material/bahan untuk Hot mix (AC - BC) , dicampur di AMP dengan menggunakan rujukan DMF
hasil dari Pemeriksaan laboratorium, kemudian disesuaikan dengan JMF yang diperoleh dari
Gradasi Cold Bin & Hot Bin AMP.
Material/bahan untuk Hot mix (AC - BC) , dicampur di AMP dengan menggunakan rujukan DMF
hasil dari Pemeriksaan laboratorium, kemudian disesuaikan dengan JMF yang diperoleh dari
Gradasi Cold Bin & Hot Bin AMP.
Urutan Pekerjaan untuk Campuran HRS - Base :
1. Permukaan Exsisting yang akan diberi campuran AC - BC dibersihkan dgn Compressor dan
dilapisi dengan Lapis Prekat-Aspal cair, klecuali permukaan Lapis HRS - Base (L), tinggal diberi
Lapis Perrekat Aspal Cair.
2. Campuran dihampar/digelar dengan Asphalt Finisher dengan ketebalan 4 cm.
3. Dilakukan Penggilasan awal (Break down) dengan Tandem Roller.
4. Penggilasan berikut dengan Tyre Roller sesuai dengan jumlah lintasan yang ditentuikan oleh
Spek,
5. Penggilsan Terakhir dgn Tandem Roller.

Untuk faktor Keselamatan Kerja baik Pekerja maupun Pengguna lalu lintas, maka setiap pekerjaan
berlangsung harus ada petugas K3 dan rambu-rambu yang dibutuhkan dari 2 arah jalan yang
berlawanan.
 Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan
Laston Lapis Pondasi (AC-Base) setebal 6 cm atau sesuai gambar dan petunjuk direksi. Lapisan
ini digunakan sebagai lapisan penutup permukaan pada struktur lapis pondasi agregat. Untuk
bahan perekatannya dengan lapis pondasi agregat dengan menggunakan Lapis Resap
Pengikat.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki
untuk disetujui.
 Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –Lapis Pondasi
(AC-Base) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang
disyaratkan.
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-Base dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan dan
densitynya.
 Pencampuran maretial hotmix AC-Base di olah menggunakan AMP.
 Material hot mix AC-Base dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi
pekerjaan.
 Material AC-Base dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat tandem
roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan kembali
dengan menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial dan
dipadatkan finishing dengan alat tandem roller.
 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan
menggunakan alat bantu.
Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan core
driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya
 Laston Lapis Pondasi Perata AC-Base (L)
Pekerjaan ini meliputi Penyiapan bahan di base camp AMP, pencampuran bahan agregat dengan
aspal, pengiriman sampai lokasi pekerjaan, penghamparan dan pemadatan. AC-Base dibuat
di Base Camp AMP sesuai dengan spesifikasi kemudian dituangkan diatas dumptruck lalu hasil

penuangan ditutup dengan terpal untuk menahan suhu AC-base tetap stabil lalu dikirim ke
lokasi pekerjaan yang telah siap peralatan mekanik seperti finisher alat penghampar dan alat-
alat pemadat. Bahan dituang ke bak finisher dari dump truck, finisher mengampar campuran
aspal panas ke permukaan Lapis Pondasi pada ketebalan diatas rata-rata ketebalan padat dan
hasil penggelaran didiamkan pada suhu yang telah ditetapkan kemudian dipadatkan dengan
mesin gilas roda besi, penggilasan sedemikian rupa hingga mendapatkan kerataan dan
kepadatan yang ditetapkan dan akhir pemadatan menggunakan mesin gilas roda karet
demikian seterusnya pekerjaan dilakukan atas arahan dari Direksi pekerjaan serta tentunya
telah mengajukan hasil pengujian bahan Campuran Aspal Panas serta ijin kerja kepada
konsultan pengawas dan Direksi lapangan.
 Bahan Anti Pengelupasan
Aditif kelekatan dan anti penglupasan di tambahkan kedalam bahan aspal yang ukurannya
disetujui Direksi. Jenis aditif haruslah jenis yang disetujui Direksi termasuk persentase aditif
yang diperlukan harus dicampurkan kedalam bahan aspal sesuai dengan petunjuk pabrik
pembuatnya, dan Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan campuran yang homogen
harus sesuai petunjuk. Waktu yang digunakan sesuai schedule pelaksanaan terlampir.
 DIVISI 7. STRUKTUR
 Beton Mutu Sedang fc’30 Mpa untuk Box Cuilvert
Beton mutu sedang (30 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat structural. Dalam
kegiatan ini beton mutu sedang diperuntukkan untuk Box Cuilvert. Pekerjaan ini juga sudah
termasuk pembuatan perancah dan bekisting untuk acuan pengecoran.
Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu ditunjukkan semen usulan agregat dan campuran
yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di laboratorium
berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan
oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama,
yaitu kelecakan (Workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan (Durability). Penyedia jasa
akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan memperoleh
persetujuan direksi pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
A. Tahap pelaksanaan:
- Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)
- Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete
pan mixer.
- Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan bekisting. Pembesian, bekisting
dan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
- Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.
- Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
- Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Towel dan
dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.

- Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah.


- Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.
B. Tenaga:
- Pekerja Biasa
- Tukang
- Mandor
C. Bahan:
- Semen
- Pasir Beton
- Agregat Kasar
- Bekisting
- Paku

D. Peralatan:
- Batching Plant
- Truck Mixer
- Conc. Vibrator
- Water Tanker
- Alat Bantu

 Beton Mutu Sedang fc’20 Mpa


Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu ditunjukkan semen usulan agregat dan campuran
yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di laboratorium
berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan
oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama,
yaitu kelecakan (Workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan (Durability). Penyedia jasa
akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan memperoleh
persetujuan direksi pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
A. Tahap pelaksanaan:
- Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)
- Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete
pan mixer.
- Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan bekisting. Pembesian, bekisting
dan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
- Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.
- Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
- Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Towel dan
dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.
- Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah.
- Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.

B. Tenaga:
- Pekerja Biasa
- Tukang
- Mandor
C. Bahan:
- Semen
- Pasir Beton
- Agregat Kasar
- Bekisting
- Paku
D. Peralatan:
- Batching Plant
- Truck Mixer
- Conc. Vibrator
- Water Tanker
- Alat Bantu

 Beton Mutu rendah fc’10 Mpa


A. Tahap pelaksanaan:
- Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)
- Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete
pan mixer.
- Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan bekisting. Pembesian, bekisting
dan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
- Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.
- Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
- Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Towel dan
dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.
- Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah.
- Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.
B. Tenaga:
- Pekerja Biasa
- Tukang
- Mandor
C. Bahan:
- Semen
- Pasir Beton
- Agregat Kasar (Kerikil)
- Katu Perancah
- Paku
D. Peralatan:
- Conc. Mixer
- Conc. Vibrator
- Water Tanker
- Alat Bantu

 Baja Tulangan U 24 Polos


Pemakaian Tenaga Kerja : Pekerja, Tukang, Mandor
Pemakaian Bahan : Baja Tulangan, Kawat Beton
Pemakaian Alat : Alat Bantu
Prosedur Pelaksanaan

Pembengkokan :
 Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan dibengkokkan secara
dingin dan sesuai dengan prosedur ACI 315, menggunakan batang yang pada awalnya lurus
dan bebas dari lekukan-lekukan, bengkokanbengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan
secara panas di lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus
diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak.
 Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokkan dengan mesin
pembengkok.
Penempatan dan Pengikatan :
 Tulangan ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan selimut beton
minimum yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
 Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak
tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup)
terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
Spesifikasi Teknis :
a) Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai dengan Gambar
b) Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman tulangan yang
di las yang memenuhi AASHTO M55 dapat digunakan.
 Pasangan Batu
Pemakaian Tenaga Kerja : Pekerja, Tukang, Mandor
Pemakaian Bahan : Batu Belah, Semen, Pasir
Pemakaian Alat : Concrete Mixer, Water Tanker, Alat Bantu
Prosedur Pelaksanaan :
 Sebelum pemasangan, batu dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang
cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan
menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar
pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
 Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pada pondasi yang disiapkan
sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan
digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk
menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran sama.
 Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus
dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
 Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah
terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari
ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang.
 Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak
diperkenankan.
Spesifikasi Teknis:
1) Batu
a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui
awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila
dipasang bersama-sama.
c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan yang tidak
kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak
kurang dari satu setengah kali lebarnya.
2) Adukan
Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari dari Spesifikasi.
3) Drainase Porous
Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk pekerjaan
pasangan batu harus memenuhi kebutuhan dari Spesifikasi.
 Pembongkaran Pasangan Batu
Pekerjaan pembongkaran beton merupakan pekerjaan pembongkaran dengan menggunkan
Excavator + Rock Breaker menghancurkan beton. Dump Truck mengangkut material hasil
pembongkarankeluar dari lokasi yang aman jauh dari gangguan lalu lintas.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai
berikut :
1. Beton yang sudah rusak akan dibongkar/dihancurkan.
2. Peralatan yang digunakan adalah Excavator + Rockbreker, Dump Truck dan alat bantu
 DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR
 Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor
Setelah pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan, maka
dilanjutkan dengan pekerjaa lapis pondasi agregat kelas A untuk pekerjaan minor. Lapisan
pondasi ini merupakan lapisan pondasi atas dari lapis pondasi pada perkerasan jalan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki
untuk disetujui
 Material agregat kelas A dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan bervariasi.
 Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum
pemadatan) dan di padatkan dengan menggunakan stamper.
 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.
 Lapis Pondasi Agregat Kelas B untuk Pekerjaan Minor
Pekerjaan ini terdiri dari pengembalian kondisi dari perkerasan aspal dan pondasi yang telah
rusak. Ukuran dari pekerjaan minor ini adalah kurang dari 40 x 40 cm dan dengan total volume
setelah penggalian kurang dari 10 m3 per kilometer. Pekerjaan ini dilaksanakan untuk
perbaikan lapis pondasi pada perkerasan jalan sebelum pekerjaan perkerasan jalan hotmix
dilaksanakan. Lapis pondasi agregat kelas B merupakan lapisan pondasi bawah dari lapis
pondasi pada perkerasan jalan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki
untuk disetujui
 Lokasi perbaikan pondasi dibentuk dan di gali sesuai dengan ukuran rencana perbaikan
pondasi.
 Material agregat kelas B dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan bervariasi.
 Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum
pemadatan) dan di padatkan dengan menggunakan stamper.
 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.

 Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor


Setelah pekerjaan perbaikan pondasi untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan maka lapisan
pondasi ditutup dengan menggunakan material hotmix campuran aspal panas.
Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki
untuk disetujui
 Material campuran aspal panas dihampar dengan tenaga manusia dan dipadatkan dengan
Tendem Roller.
 Selama pemadatan, pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat bantu.

 Stabilisasi dengan Tanaman


Penanaman Pohon
1. Tanaman pohon dibeli dari sumber, dan didatangkan ke lokasi pekerjaan.
2. Lubang tanaman disiapkan dengan ukuran sesuai dengan gambar, lalu setelah selesai
tanaman pohon dimasukkan ke lobang yang sudah disiapkan

 Marka Jalan Termoplastik


1. Umum
a. Uraian
- Yang dimaksud dengan Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan yang
meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang,garis serong
serta lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarah arus lalu lintas dan membatasi daerah
kepentingan lalu lintas
- Pekerjaan ini meliputi pengecatan marka jalan baik pada permukaan perkerasan lama
maupun yang selesai di-overlay, pada lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Penerbitan Gambar Penempatan dan Detil Pelaksanaan
- Gambar penempatan yang menunjukkan lokasi marka jalan dan detil pelaksanaan semua
bentuk marka jalan yang tidak terdapat di dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan
disediakan oleh Direksi Pekerjaan setelah Penyedia Jasa menyelesaikan laporan hasil survei
lapangan.
c. Persyaratan Bahan
- Cat untuk Marka Jalan Pada pasal ini kata “cat” sering dikonotasikan sebagai bahan marka
jalan jenis termoplastik sebagai cat. Cat haruslah bewarna putih atau kuning seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar dan memenuhi Spesifikasi berikut ini :
- Marka Jalan Termoplastik : SNI 06-4826-1998 (jenis padat, bukan serbuk)
- Butiran Kaca, Butiran Kaca haruslah memenuhi Spesifikasi sesuai SNI 15-4839-1998
2. Persyaratan
a. Persyaratan Kerja
Pengajuan Kesiapan Kerja Satu liter contoh cat untuk setiap warna dan jenis cat bersama dengan
data pendukung untuk setiap jenis cat berikut ini harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
:
 Komposisi (analisa dengan berat)
 Jenis penerapan (panas atau dingin)
 Jenis dan jumlah maksimum bahan pengencer.
 Waktu pengeringan (untuk pengecatan ulang)
 Pelapisan yang disarankan
 Ketahanan terhadap panas
 Detil cat dasar atau lapis perekat yang diperlukan
 Umur kemasan (umur dari produk)
 Batas waktu kadaluarsa
b. Jadwal Pekerjaan
- Marka jalan harus dilaksanakan pada permukaan jalan lama sedini mungkin dalam Periode
Pelaksanaan.
- Untuk pengecatan marka pada permukaan perkerasan lama, Direksi Pekerjaan akan
menerbitkan detil dan lokasi.
- Untuk ruas-ruas perkerasan lama yang dirancang untuk di-overlay (pelapisan ulang) tetapi
telah diberi marka jalan maka marka jalan tersebut harus diulang setelah pekerjaan pelapisan
ulang selesai dikerjakan dalam batas waktu yang disyaratkan.
3. Pelaksanaan
a. Penyiapan Permukaan Perkerasan.

- Sebelum penandaan marka jalan atau pengecatan dilaksanakan, Penyedia Jasa harus
menjamin bahwa permukaan perkerasan jalan yang akan diberi marka jalan harus bersih,
kering dan bebas dari bahan yang bergemuk dan debu. Penyedia Jasa harus menghilangkan
dengan grit blasting (pengausan dengan bahan berbutir halus) setiap marka jalan lama baik
termoplastis maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan lapisan cat baru
b. Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan
- Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan termoplastik) harus dicampur
terlebih dahulu menurut petunjuk pabrik pembuatnya sebelum digunakan agar suspense
pigmen merata di dalam cat
-

- Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru diaspal kurang dari 3
bulan setelah pelaksanaan lapis permukaan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan
Selama masa tunggu yang disebutkan di atas, pengecatan marka jalan sementara (pre-
marking) pada permukaan beraspal harus dilaksanakan segera setelah pelapisan
- Penyedia Jasa harus mengatur dan menandai semua marka jalan pada permukaan
perkerasan dengan dimensi dan penempatan yang presisi sebelum pelaksanaan pengecatan
marka jalan
- Pengecatan marka jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepi dan zebra cross
dengan bantuan sebuah mesin mekanis yang disetujui, bergerak dengan mesin sendiri, jenis
penyemprotan atau penghamparan otomatis dengan katup mekanis yang mampu membuat
garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus (tanpa berhenti dan mulai berjalan
lagi) dengan hasil yang dapat diterima Direksi Pekerjaan. Mesin yang digunakan tersebut
harus menghasilkan suatu lapisan yang rata dan seragam dengan tebal basah minimum 0,38
milimeter untuk “cat bukan termoplastik” dan tebal minimum 1,50 mm untuk “cat
termoplastik” belum termasuk butiran kaca yang juga ditaburkan secara mekanis, dengan
garis tepi yang bersih (tidak bergerigi) pada lebar ran-cangan yang sesuai. Bilamana tidak
disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, maka cat termoplastik harus dilaksanakan pada
temperatur 204°C - 218°C.
- Bila mana penggunaan mesin tak memungkinkan, maka dapat meminta izin Direksi Pekerjaan
pengecatan marka jalan dengan cara manual, dikuas, disemprot dan dicetak dengan sesuai
dengan konfigurasi marka jalan dan jenis cat yang disetujui untuk penggunaannya

- Butiran kaca harus ditaburkan di atas permukaan cat segera setelah pelaksanaan
penyemprotan atau penghamparan cat. Butiran kaca harus ditaburkan dengan kadar 450
gram/m2 untuk semua jenis cat, baik untuk “bukan termoplastik” maupun “termoplastik”
- Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka jalan ini dapat dilalui oleh
lalu lintas tanpa adanya bintik-bintik atau bekas jejak roda serta kerusakannya lainnya
- Semua marka jalan yang tidak menampilkan hasil yang merata dan memenuhi ketentuan
baik siang maupun malam hari harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa atas biayanya sendiri
- Ketentuan dari Seksi 1.3 Pengaturan Lalu Lintas harus diikuti sedemikian sehingga menjamin
keamanan umum ketika pengecatan marka jalan sedang dilaksanakan
- Semua pemakaian cat secara dingin harus diaduk di lapangan menurut ketentuan pabrik
pembuat sesaat sebelum dipakai agar menjaga bahan pewarna tercampur merata di dalam
suspense
 Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade
Pekerjaan ini merupakan bagian pekerjaan pelengkap jalan dan pengatur lalu lintas berupa
pemasangan rambu jalan tunggal baru atau penggantian rambu jalan tunggal lama dengan
yang baru menggunakan plat rambu dengan lembaran pemantul/cotchlite jenis engineering
grade.
Pekerjaan pemasangan dilakukan secara manual / peralatan dengan urutan pekerjaan sebagai
berikut :
1. Perakitan, pemasangan plat dan pipa untuk rambu dilakukan di base camp, selanjutnya
proses pengecoran kaki rambu pada posisi yang disyaratkan dilakukan pada lokasi pekerjaan.
Perapihan dilakukan sekelompok pekerja dengan alat bantu
2. Peralatan yang digunakan adalah : Dump Truck dan alat bantu

 Patok Pengarah
Pekerjaan patok pengarah patok yang terbuat dari beton bertulang pracetak dengan mutu K175
(15 MPa) yang diberi cat sedemikian rupa mengikuti Spesifikasi dan sesuai gambar dengan
tinggi total sesuai ditunjukkan dalam gambar.
Pekerjaan ini dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1. Patok beton dicetak dilokasi pembuatan, kemudian patok-patok beton dimuat dari lokasi
pembuatan dengan Dump Truck menuju lokasi pemasangan. Patok dipasang dilokasi yang
telah digali yang ditentukan dengan jarak-jarak antara patok mengacu pada gambar rencana.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Dump Truck dan alat bantu

 Patok Kilometer
Patok Kilometer dipasang pada titik yang sudah ditentukan dan harus terlihat jelas oleh
pengguna jalan.
Alat yang dikerahkan:
1. Dump Truck
2. Alat bantu
Material:
1. Beton K-125
2. Baja Tulangan
3. Cat dan material lainnya
 Rel pengaman
Spesifikasi.
Spesifikasi teknisnya mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 3 Tahun
1993 Tentang Alat Pengendalian dan Pengaman Pemakai Jalan dan Surat Direktur Jenderal
Perhubungan Darat Nomor AJ.409/1/1/DRJD/2007 tanggal 15 Januari 2007 perihal petunjuk
penyelenggaraan perlengkapan jalan di jalan Nasional.
1. Ukuran Pagar Pengaman
Lempengan Besi (Beam) adalah merupakan suatu plat besi yang bergelombang dan memanjang,
dimana pada ujungnya disambungkan dengan lempengan besi yang melengkun yang bisa
disebut terminal end.
2. Panjang Lempengan dengan ukuran minimal :

• Panjang total lempengan : 4.000-4.330 mm


• Panjang efektif lempengan : 3.800-4.000 mm

3. Tiang penyangga (Post) adalah merupakan suatu tiang berbentuk “letter U” yang kokoh
dengan ketebalan penampang plat minimal 4,5 mm dan berfungsi untuk menegakkan dan
memperkokoh berdirinya lempengan besi.
4. Besi Pengikat (Blocking) adalah profil baja berbentuk “letter U” dengan ketebalan penampang
plat minimal 4,5 mm, panjang 300 mm lebar 180 mm dan ketebalan blocking 4,5 mm yang
berfungsi sebagai pengikat antar tiang penyangga dengan lempengan besi (Beam).
Bahan Pagar Pengaman Jalan
1. Lempengan besi
- Terbuat dari besi propile design galvanis dengan ketebalan minimal 381 gram/m2
- Sifat mekanis tegangan leleh tidak kurang dari 35,2 kg/mm2 atau 50.000 psi, tegangan tarik
tidak kurang dari 49,2 kg/mm2 atau 70.000 psi serta perpanjangan 50 mm dari kurang dari
1,2 %.
- Lengan lempengan besi (Sleeve Beam) memilki bahan yang sama dengan lempengan besi
(Beam)
5. Post (Tiang Penyangga)
- Terbuat dari besi atau pipa St. 32 yang digulvanis minimal 381 gram/m2
- Sifat mekanis tegangan leleh tidak kurang dari 35 kg/mm2 atau tegangan tarik tidak kurang
dari 41 kg/mm2 dan panjang tidak kurang dari 1,2%
6. Besi pengikat (Bracket) adalah berupa baut dan mur diameter 12 mm untuk beam, 14 mm
untuk blocking dan 16 mm untuk tiang serta besi pengikat yang berfungsi untuk menyambung
dab melekatkan lempengan besi ke tiang penyangga dengan mempunyai bahan yang sama
dengan lempengan besi.
7. Semua bahan agar pengaman Jalan terbuat dari besi baja galvanis standar ISO 9002
Warna Pagar Pengaman Jalan:
- Pagar pengaman Jalan (Post, Blocking Post, Beam) tetap menggunakan warna asli.
- Pada setiap lempengan / bahan pagar dipakukan bahan yang sifatnya memantulkan cahaya
ketentuan:
 Sebelah kanan arah lalu lintas berwarna merah
 Sebelah kiri arah lalu lintas berwarna kuning.
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaannya sebagai berikut :
1. Survey
- Tahap pertama yang harus dilakukan adalah survey lapangan berdasarkan gambar apakah
lokasi tersebut perlu untuk dipasang pagar pengaman atau tidak apabila lokasi tersebut tidk
perlu dipasang pagar pengaman maka perlu dilaporkan pengawas untuk dibuatkan gambar
baru khususnya lokasi pemasangannya.
- Dan hasil survey tersebut maka kita dapat menghitung berapa jumlah masing-masing
material seperti : Post beam, blocking piece, baut, T end, reflector. Untuk setiap lokasinya dan
untuk menentukan base camp tempat menaruh material guardrail.
2. Pengukuran
Untuk pengukuran harus disesuaikan dengan gambar rencana seperti jarak post, bentuk
lengkungan apabila lokasi atau jalan berbelok dan ketinggian pagar pengaman dari
permukaan jalan.
3. Persiapan Material
Menghitung kembali jumlah material yang diperlukan untuk masing-masing lokasi seperti
sebagai berikut:
- Beam
- Post
- Blocking Piece
- Reflektor
- T. end
- Mur baut dan Ring
- Material Cor
4. Persiapan Peralatan
Sebelum pemasangan dilakukan kita perlu mempersiapkan peralatan agar dalam pelaksanaan
tidak ada kenadla yang berarti. Adapun peralatan yang perlu dipersiapkan adalah sebagai
berikut :
- Palu seberat kurang lebih 25 kg.
- Linggis besar
- Linggis kecil
- Blincong
- Benang / tali
- Meteran
- Palu berat 5 kg
- Peralatan cor
- Kunci-kunci baut
- Mesin las
5. Pelaksanaan Pekerjaan
Setelah dilakukan survey, pengukuran dan persiapan barng selanjutnya dilakukan pemasangan
dengan cara, yaitu melakukan penggalian tanah untuk pemasangan tiang post yang tentunya
sudah diukur terlebih dahulu baik itu luasnya maupun kedalamannya serta kelurusannya
dengan memakai benang sponengan.
Apabila pengalian sudah selesai langkah selanjutnya memasang post dengan cara memukul
bagian kedalaman kurang lebih 20 cm agar posisi post tegak lurus dan dibagian yang ditanam
diberi angkur 4 (empat) buah dengan cara dilas sebelum dilakukan pengecoran.
Setelah post-post itu terpasang kemudian dilakukan penyetelan / pemasangan beam dengan cara
memasang baut-baut kemudian kita chek kelurusan dan ketinggiannya sesuai gambar setelah
itu baru kita cor sesuai tahapannya sebagai berikut:
- Dasar pondasi diurug pasir
- Memasang bekitsting pada bagian atasnya
- Menyiram lubang dengan air.
- Mengecor dengan adukan 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil
- Finishing pondasi.
Apabila sudah selesai pengecoran baru kita pasang perlengkapannya seperti reflector, t end
kemudian mengelas baut-bautnya untuk menghindari pencurian.
 Mata Kucing
Berikut cara memasang paku marka Mata Kucing
1. Ruas jalan yang akan dipasang paku jalan dibor terlebih dahulu dengan alat bor khusus
dengan kedalaman sesuai dengan ukuran paku jalan yang akan digunakan.
2. Setelah dibor lalu paku dimasukkan dengan melumurkan lem perekat khusus pada bagian
bawah paku dan bagian bawah badan paku.
3. Selanjutnya paku yang telah dimasukkan didiamkan selama + 15 menit untuk proses
pengerasan agar daya lekat lebih bersenyawa pada permukaan jalan.
4. Jarak pengulanggan pemasangan paku jalan yang dipasang pada marka membujur putus-
putus adalah pada titik awal dan akhir marka dengan panjang 3-5 m, sedangkan jarak
pengulangan untuk paku marka jalan yang dipasang pada marka utuh adalah setiap 3m.
 Kerb Pracetak Jenis 1 (Peninggi/Mountable)
1. Lokasi yang akan dipasang kerb digali dan dirapikan space semen pasir diletakan diatas tanah
dan atasnya diletakan kerb. Setelah kering sambungan antara kerb diisi dengan adukan
semen setelah selesai dan kering belakang kerb ditimbun dengan tanah supaya tidak roboh.
2. Kerb harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detail, garis dan elevasi yang ditunjukan
dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan.
3. Perkerasan Blok Beton Pada Trotoar dan Median
4. Perkerasan Blok beton harus dipasang sesuai dengan petunjuk direksi dan spesifikasi yang
telah disepakati dan disetujui, pada umumnya blok beton harus dipasang diatas landasan
pasir.
5. Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang rata
tanpa adanya blok beton yang menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan yang di
tentukan direksi.

 Perkerasan Blok Beton pada Trotoar dan Median

1. Perkerasan Blok beton harus dipasang sesuai dengan petunjuk direksi dan spesifikasi yang
telah disepakati dan disetujui, pada umumnya blok beton harus dipasang diatas landasan
pasir.
2. Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang rata
tanpa adanya blok beton yang menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan yang di
tentukan direksi.
 DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN
Uraian:
Pekerjaan ini mencakup operasi-operasi yang disetujui oleh Direksi pekerjaan yang semula tidak
diperkirakan (atau disediakan dalam daftar kualitas dari Divisi 1 sampai Divisi 8) tetapi
diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan yang memenuhi
ketentuan. Operasi-operasi yang dilaksanakan menurut pekerjaan harian dapat terdiri dari
pekerjaan jenis apapun sebagaimana yang ditunjukkan atau diperintakan oleh direksi
pekerjaan, dan dapat mencakup pekerjaan tambahan dari drainase, galian, timbunan,
stabilisasi, pengujian, pengembalian (restitution) perkerasan lama ke bentuk semula,
pelapisan ulang, struktur atau pekerjaan lainnya.
1. Pelaksanaan pekerjaan harian
- Perintah pekerjaan harian
a. Pekerjaan harian dapat diminta secara tertulis oleh direksi pekerjaan
b. Untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan dimana harga satuan pekerjaan harian sudah
dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga, perintah ini akan menguraikan batas dan sifat
dari pekerjaan yang diperlukan dengan lampiran gambar dan dokumen kontrak yang telah
direvisi untuk menentukan detail pekerjaan, dan akan menentukan metode untuk
menetapkan harga akhir dari pekerjaan yang diperintahkan.
c. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan dimana diperlukan persetujuan terlebih dahulu atas
harga satuan pekerjaan arian yang baru atau tambahan, maka perintah ini akan dirujuk silang
ke, dan akan disertai dengan variasi (Pekerjaan tambah/kurang) mencakup harga satuan baru
atau tambahan yang disetujui.
d. Direksi pekerjaan akan menandatangani dan memberikan tanggal perintah pekerja harian
untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
2. Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran pekerja untuk pembayaran menurut pekerjaan harian harus dilakukan menurut jam
kerja aktual dari penggunaan pekerja yang disahkan pada harga satuan untuk sebagai jenis
pekerja yang dimasukkan dalam daftar dan kuantitas dan Harga, dimana harga dan
pembayaran itu haruslah merupakan kompensasi untuk biaya-biaya berikut ini:
a. Upah pekerja, pajak, bonus, asuransi, tunjangan hari libur, akomodasi dan fasilitas
kesejahteraan, pengobatan, seluruh tunjangan serta biaya lainnya yang diuraikan dalam
“Peraturan Tenaga Kerja Indonesia”
b. Penggunaan dan pemeliharaan perkakas tangan
c. Biaya transportasi ked an dari lokasi pekerjaan yang dilaksanakan.
d. Seuruh biaya administrasi dan keuangan yang bersangkutan, pengawasan di luar mandor,
dan biaya pelengkap lainnya serta biaya umum (over head) yang diperlukan untuk
memobilisasi pekerja ke lokasi pekerjaan
e. Laba
 DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
 Pemeliharaan Rutin Perkerasan
1. Perkerasan Berpenutup Aspal
Pengembalian kondisi terhadap lubang yang lebih besar dari 40 cm x 40 cm, tepi yang rusak, retak
halus yang mencakup lebih dari 10 % dari setiap 100 m panjang, retak-retak lebar yang
memerlukan pengisian celah retak satu per satu, retak buaya yang dianggap oleh Direksi
Pekerjaan bersifat struktural sehingga perlu digali dan ditambal, dan pekerjaan yang
bertujuan untuk memperbaiki lereng melintang jalan, bentuk atau kekuatan struktural
perkerasan yang tidak dipandang sebagai bagian dari pekerjaan pemeliharaan rutin dan harus
diukur dan dibayar menurut Seksi-seksi yang berkaitan dari Spesifikasi ini untuk bahan yang
digunakan, seperti Campuran Aspal Panas, dan sebagainya.
2. Perkerasan Tanpa Penutup Aspal
Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pengisian lubang dan keriting
(corrugation), dan perataan ringan dengan "grader" untuk mendistribusi kembali bahan yang
lepas.
Pengembalian kondisi jalan tanpa penutup aspal yang beralur (rutting) atau rusak berat dengan
pengkerikilan kembali selain perataan dengan "grader" tidak boleh dimasukkan ke dalam
pekerjaan pemeliharaan rutin. Pekerjaan perbaikan semacam ini harus diukur dan dibayar
sesuai dengan bahan yang digunakan.
 Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan

Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pengisian lubang dengan agregat
bahu jalan, pembuangan semak-semak, rumput-rumput dan penghalang lainnya yang
mengganggu fungsi bahu jalan. Pekerjaan perbaikan bahu jalan berskala besar yang
mencakup pengisian agregat bahu jalan atau penggalian dan pengisian kembali agregat bahu
jalan atau pelaburan bahu jalan tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan
rutin.
Perbaikan bahu jalan semacam itu harus diukur dan dibayar menurut Seksi yang berkaitan untuk
bahan-bahan yang digunakan, seperti Lapis Pondasi Agregat Kelas A, B atau S, Burtu, dan
sebagainya.
 Pemeliharaan Rutin Selokan, Selokan Air, Galian dan Timbunan
Pemeliharaan rutin selokan dan saluran air sementara maupun permanen harus dijadwalkan
sedemikian rupa sehingga aliran air yang lancar dapat dijaga selama Periode Pelaksanaan.
Selokan dan saluran air lama maupun yang baru dibuat harus dijaga agar bebas dari semua
bahan yang lepas, sampah, endapan dan pertumbuhan tanaman yang tidak dikehendaki yang
mungkin akan menghalangi aliran air permukaan. Pemeliharaan semacam itu harus
dilaksanakan secara teratur berdasarkan rutinitas dan segera setelah aliran permukaan akibat
hujan lebat telah berhenti mengalir.
Selama periode hujan lebat, Penyedia Jasa harus menyediakan regu pemeliharaan yang akan
berpatroli di lapangan dan mencatat setiap sistem drainase yang kurang berfungsi akibat
penyumbatan atau karena hal lain. Setiap kelainan pada drainase dicatat pada saat tersebut,
seperti luapan air, kekurangan kapasitas, erosi, alinyemen struktur drainase yang kurang
tepat atau rancangan lainnya yang kurang cocok, harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan,
dan Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan perintah yang sesuai dengan langkah yang harus
diambil.
Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk timbunan dan galian harus mencakup pemotongan rumput,
semak-semak, dan pohon-pohon kecil yang tingginya sudah lebih dari 5 cm dan/atau sudah
berumur 2 minggu sejak pemotongan terakhir, mana yang lebih dulu tercapai, untuk
memperbaiki penampilan di dalam atau di samping jalan yang dibangun atau memperbaiki
jarak pandang atau tikungan selama Periode Pelaksanaan fisik. Pekerjaan memotong tersebut
harus tersisakan tidak lebih tinggi dari 5 cm. Pekerjaan lain yang mencakup perbaikan lereng
yang tidak stabil, pekerjaan pengembalian kondisi atau perbaikan drainase yang
bersangkutan dan stabilitas dengan tanaman harus dilaksanakan dan dibayar menurut
ketentuan.
 Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan
Pekerjaan pemeliharaan harus mencakup operasi seperti pembersihan dan perbaikan rambu
jalan, patok pengaman dan patok kilometer yang rusak, perbaikan rel pengaman dan
pengecatan kembali huruf yang tak terbaca pada rambu jalan. Tidak menimbulkan goresan
atau garutan pada rambu jalan dalam proses pembersihan dan perbaikan rambu jalan.
Penyediaan rambu jalan, patok pengarah, patok kilometer atau rel pengaman yang baru, baik
pada lokasi baru atau mengganti bagian-bagian yang rusak atau pengecatan marka jalan harus
dianggap sebagai pekerjaan perlengkapan jalan dan pengatur lalu lintas dan harus dibayar
secara terpisah
 Pemeliharaan Rutin Jembatan
Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pemeriksaan secara teratur dan
pelaporan semua kondisi komponen utama dari struktur maupun pembersihan saluran dan
lubang drainase, pembersihan kotoran dan sampah pada sambungan ekspansi, perletakan
dan komponen logam lain yang peka terhadap karat dan pembuangan akumulasi sampah
dan/atau tanah sedimen atau endapan yang diakibatkan oleh banjir pada saluran air.
Perbaikan, pengembalian kondisi dan penggantian beton, komponen baja atau kayu yang
rusak pada struktur jembatan, pengecatan kembali fbaja struktur atau baja lainnya atau
struktur kayu, penggantian bahan pada lantai struktur, dan perbaikan dan pengembalian
kondisi setiap lapisan aspal di atas lantai struktur yang rusak tidak boleh dimasukkan ke dalam
pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan. Pekerjaan pengembalian kondisi dan perbaikan
seperti itu harus dibayar menurut Seksi lain yang berkaitan dari Spesifikasi.
Di daerah bangunan atas jembatan dan bangunan bawah jembatan, operasi pembersihan dan
pembabatan yang berikut harus dilaksanakan sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan;
Semua tanaman yang berjuntai harus dipotong secukupnya dan sampahnya dibuang dengan rapi;
1. Semua lubang sulingan yang disediakan pada abutment dan tembok sayap harus bebas dari
sampah-sampah yang menyumbatnya.
2. Semua dudukan jembatan dan kepala pier harus dijaga supaya bebas dari sampah, kotoran
dan air.
3. Semua sambungan pada permukaan kayu harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran
sedemikian hingga tidak menyimpan air yang akan mempercepat proses pelapukan;
4. Semua permukaan baja harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran sedemikian hingga
tidak menyimpan air yang akan mempercepat proses korosi.
5. Semua lubang pembuangan air, pipa buangan air, saluran drainase dan lubang keluaran harus
dijaga bersih dari sampah supaya air dapat mengalir bebas, sehingga terhindar dari limpahan
air pada perletakan, dudukan perletakan dan rembesan melalui sambungan atau retak-retak.
6. Paku, baut jembatan atau pecahan kayu tidak boleh menonjol di atas permukaan lantai
jembatan sehingga dapat menusuk ban kendaraan yang lewat.
Pekerjaan pemeliharaan rutin yang diuraikan dalam Pasal di atas harus dibayar dari harga lump
sum dalam Kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan dalam Daftar
Kuantitas, dimana harga tersebut harus mencakup semua kompensasi Penyedia Jasa untuk
penyediaan semua bahan, pekerja, peralatan, perkakas dan keperluan lainnya yang perlu atau
lazim
D. DIAGRAM ALIR PEKERJAAN ( Flowchart )

MULAI

CCO
MC 0 %

TIDAK
CEK

YA

PEK.PERSIAPAN PENYIAPAN SMK3

PEK.DRAINASE
TIDAK
CEK
YA

PEK.TANAH DAN GEOSINTETIK


TIDAK
CEK

YA

PEK.PPERKERASAN
BERBUTIR
TIDAK

CEK
YA

PEKERJAAN ASPAL PEK.SALURAN


CEK
SELESAI
YA

TIDAK
PEKERJAAN STRUKTUR
TIDAK
CEK

YA

INSPEKSI AKHIR DEMOBILISASI


CEK

YA TIDAK

CEK
TIDAK
YA

PEK.BANGUNAN JALAN
PHO SELESAI

Kupang, 07 Agustus 2020


Penawar,
PT. ARAYA FLOBAMORA PERKASA

ALBERTUS D. SENDA, ST
DIREKTUR UTAMA

Anda mungkin juga menyukai