Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN MERAUKE

DINAS PEKERJAAN UMUM


DAN PENATAAN RUANG
Jl. Trikora Merauke 99613 – Telp. (0971) 321154

KEGIATAN :
PEMBANGUNAN JALAN

PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN RUAS JALAN MUTING IV – MUTING V
1 KM (DAK REGULER TRANSPORTASI PEDESAAN)

LOKASI
DISTRIK MUTING
KABUPATEN MERAUKE

TAHUN ANGGARAN 2021


Spesifikasi Teknis Kegiatan Peningkatan Jalan

BAB I
SPESIFIKASI KHUSUS
1. PERSYARATAN UMUM
Sebagai Persyaratan/Peraturan umum dalam teknis pelaksanaan pekerjaan adalah :
1.1 Semua ketentuan/petunjuk yang termuat dalam Spesifikasi Teknis/ Dokumen Lelang,
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan gambar rencana.
1.2 Petunjuk lisan maupun tertulis dari direksi.
1.3 SNI03-3422-1994 (AASHTO T 88 - 90) : Metode Penguj. Analisis Ukuran Butir Tnh dgn
Alat hidrometer.
1.4 SNI 03-1966-1989 (AASHTO T 90 - 87) : Metode Pengujian Batas Plastis.
1.5 SNI 03-1742-1989 (AASHTO T 99 - 90) : Metode Pengujian Kepadatan Ringan Untuk
Tanah.
1.6 SNI 03-1743-1989(AASHTO T180 - 90) : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk
Tanah.
1.7 SNI 03-2828-1992 (AASHTO T191- 86) : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dgn
Alat Konus Pasir.
1.8 SNI 03-1744-1989 (AASHTO T193 - 81) : Metode Pengujian CBR Laboratorium.
1.9 Peraturan Pemerintah Daerah setempat.
1.10 Peraturan Pemerintah yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan ini.

2. GAMBAR RENCANA
2.1 Gambar rencana terdiri atas gambar bestek berikut detailnya, gambar-gambar yang
diberikan bersifat prinsip.
2.2 Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan pihak Pemborong wajib membuat
Gambar Kerja (shop drawing). Gambar Kerja ini merupakan bentuk terjemahan
(interprestasi) dari Gambar Rencana, dalam hal apapun tidak boleh ada perbedaan baik
dimensi maupun spesifikasi bahan antara Gambar Rencana dan Gambar Kerja.
2.3 Gambar Kerja yang dimaksud dalam ayat 2, harus mendapat persetujuan dari Direksi.
2.4 Bila terdapat perbedaan antara Spesifikasi Teknis dan gambar rencana atau jika ada
karaguan dan penyimpangan misalnya mengenai ukuran dan lain-lain, maka Pemborong
harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Direksi dan Pemberi Tugas untuk
diputuskan.
2.5 Jika terdapat perbedaan antara Gambar-gambar, maka yang dituruti adalah Gambar yang
berskala besar (Detail).

3. BAHAN – BAHAN
3.1 Material / bahan timbunan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
diisyaratkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku/diisyratkan
3.2 Material timbunan yang digunakan telah melalui uji laboratorium yang dapat
menunjukkan bahwa material tersebut layak / memenuhi ketentuan yang diisyaratkan
3.3 Bahan yang diafkir/ditolak oleh Direksi harus dikeluarkan dari lokasi selambat-
lambatnya 2 x 24 Jam sejak diputuskan.Apabilah bahan yang tidak diterima (diafkir) oleh
direksi tetap dipakai, maka Direksi berhak memerintahkan Pemborong untuk
membongkar tanpa alasan kerugian maupun waktu pelaksanaan.

-
Spesifikasi Teknis Kegiatan Peningkatan Jalan

3.4 Bila terdapat perbedaan pendapat mengenai mutu bahan, maka Pemborong berkewajiban
memeriksakan bahan tersebut ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan Bangunan dengan
semua biaya menjadi tanggungan Pemborong.
3.5 Waktu yang tersedia tidak dapat dijadikan untuk alasan perpanjangan waktu pelaksanaan,
sebelum ada kepastian dari Laboratorium, Pemborong tidak boleh melanjutkan pekerjaan
yang mempergunakan bahan tersebut.

4. LINGKUP PEKERJAAN

4.1 Pekerjaan yang harus dikerjakan dan di selesaikan Pemborong adalah Pembangunan
Ruas Jalan Muting IV – Muting V, 2 km (DAK REGULER TRANSPORTASI
PEDESAAN)
4.2 Pemborong dianggap telah mengetahui lokasi Proyek/Kegiatan secara jelas khususnya
kondisi lapangan
4.3 Untuk pelaksanaan pembangunannya, lokasi kegiatan akan diserahkan kepada
Pemborong sebagaimana keadaan pada waktu pekerjaan (aanwijzing).

5. PEKERJAAN PERSIAPAN

5.1 Mobilisasi
5.1.1 Umum
- Mobilisasi meliputi material, peralatan, staff pelaksana serta semua pekerja yang
diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.
- Dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, Pemborong harus melibatkan
sebagian tenaga kerja lokal setempat.
- Mobilisasi harus menggunakan kendaraan yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan
serta membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang
dilalui. Apabila terjadi kerusakan Pemborong harus bertanggungjawab atas setiap
kerusakan jalan maupun jembatan tersebut.
- Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju kelokasi pekerjaan harus dilaksanakan
pada waktu lalulintas sepi, dan truck-truck angkutan harus di lengkapi dengan terpal.
- Bilamana menurut pendapat Direksi / Pengawas, kegiatan mobilisasi yang
dilakukan Pemborong akan mengakibatkan kerusakan jalan atau jembatan, maka
Direksi / Pengawas dapat memerintahkan Pemborong untuk menggunakan jalan
alternatif, dan Pemborong tak berhak mengajukan tuntutan apapun untuk
kompensasi tambahan sebagai akibat dari perintah Direksi / Pengawas.

5.1.2 Persiapan Lapangan


- Pemborong dianggap telah mengetahui lokasi proyek lengkap dengan kondisinya.
- Pemborong harus membuat papan nama proyek untuk mempermudah dalam
pencarian lokasi proyek bagi mobilisasi dan keperluan lainnya. Dipasang pada
tempat yang mudah dibaca oleh umum.
- Pemborong wajib membuat barak kerja yang akan digunakan sebagai tempat
berlindung dari hujan dan terik matahari. Barak kerja ditempatkan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu mobilisasi dari dan ke lokasi kegiatan.
- Pemborong wajib menyediakan kotak P3K yang siap pakai.
Satuan pembayaran pekerjaan Mobilisasi yang dibayarkan adalah Ls (Lump-Sum)

-
Spesifikasi Teknis Kegiatan Peningkatan Jalan

5.2 Pengukuran Pematokan


Sebelum pekerjaan dimulai Pemborong bersama Direksi / Pengawas mengadakan
pengukuran dan pematokan untuk menentukan batas-batas dan pail-pail jalan.
1. Pengukuran dan Pematokan.
a. Bahan : Patok/Papan kayu ukuran 5/5cm, Cat kayu warna merah.
b. Peralatan : Meter rol, kuas, gergaji, Palu, Pesawat Theodolith,
Waterpasing dan lain-lain.

2. Pembuatan Barak kerja :


a. Bahan : Kayu klas III , Seng Bjls 0,20, Paku triplek, dll
b. Peralatan : Sekop, cangkul, linggis, palu, gergaji, pasak,dll .
c. Cara pengerjaan : Rangka dinding dan rangka atap memakai kayu klas
III,
dinding tripleks atau papan, atap seng Bjls 0,20.
d. Lain – lain : Lokasi barak kerja ditentukan oleh kontraktor dan
direksi / pengawas.
Satuan pembayaran pekerjaan Pengukuran dan Pematokan yang dibayarkan adalah M’
(Meter Lari)
Satuan pembayaran pekerjaan Barak Kerja/Gudang yang dibayarkan adalah M2 (Meter
Persegi)

5.3 Dokumentasi dan Pelaporan


Dimaksudkan sebagai bukti adanya pekerjaan dan perkembangan suatu pekerjaan.
Pemborong harus membuat dokumentasi seluruh pelaksanaan pekerjaan di lapangan
mulai dari Tahap Persiapan sampai selesainya seluruh pekerjaan dan diserahkan kepada
Direksi. Dokumentasi harus menggambarkan secara jelas kegiatan yang dilaksanakan oleh
pemborong pada bobot prestasi pekerjaan 0%, 50%, dan 100%
Satuan pembayaran pekerjaan Dokumentasi dan Pelaporan adalah Ls (Lump-Sum)

6. PEKERJAAN JALAN

6.1 Penyiapan dan Pembentukan Bahu Jalan


Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggarukan, dan pemadatan permukaan tanah dasar
untuk penghamparan timbunan sebagai dasar untuk bahu jalan.
Kemiringan akhir dan elevasi bahu jalan setelah pemadatan tidak boleh ada 2 cm lebih
tinggi atau 3 cm lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujui.
Kemiringan melintang bahu jalan yang direncanakan adalah 4% dimana perkerasan diberi
lapis lindung dan 6% dimana perkerasan tanpa lapis pelindung, permukaan akhir bahu
jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1% terhadap kemiringan melintang dan tridak boleh
lebih tinggi atau lebih rendah 1 cm terhadap ujung permukaan disekitarnya.
Seluruh permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup halus dan rata serta
mempunyai kelandaian yang cukup untuk menjamin limpasan bebas air permukaan.
Pemborong harus memperbaiki setiap kerusakan pada tanah dasar yang mungkin terjadi
akibat pengeringan, retak, akibat banjir atau akibat kejadian alam lainnya.
Satuan pembayaran pekerjaan Penyiapan dan Pembentukan Badan Jalan adalah M2
(Meter Persegi)

-
Spesifikasi Teknis Kegiatan Peningkatan Jalan

6.2 Penimbunan/Leveling Lapis Pondasi Bawah (LPB) dan Oprit Gorong-gorong


Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, pengangkutan, penempatan dan pemadatan tanah
atau bahan berbutir, yang disetujui untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan
garis, kelandaian dan elevasi penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.
Pekerjaan timbunan mencakup timbunan tanah pilihan (selected material).Timbunan pilihan
digunakan sebagai penopang (capping layer) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar
dan sebagai dasar untuk lapis Pondasi Atas (LPA) jalan.

6.2.1 Penjadwalan Pekerjaan


- Bagian baru pematang jalan raya atau rekonstruksi harus dibangun setengah
lebar, kecuali disediakan satu pengalihan sehingga jalan tersebut dijaga terbuka
untuk lalu lintas pada setiap waktu.
- Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan selama hujan atau
dibawah kondisi basah atau hujan sehinggapemadatan tidak dapat dikontrol
dengan baik.

6.2.2 Perbaikan Urugan


- Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui harus diperbaiki dengan membuat terurai permukaan tersebut, dan
membuang atau menambah bahan-bahan yang diperlukan diikuti dengan
pembentukan dan pemadatan kembali.
- Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan harus diperbaiki dengan
penggarukan bahan tersebut sampai kedalaman 15 cm atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi yang diikuti dengan penyiraman air yang cukup
danpencampuran secara menyeluruh menggunakan grader atau dengan peralatan
lain yang disetujui.
- Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan harus diperbaiki dibawah kondisi
cuaca kering dengan penggaruan bahan-bahan tersebut diikuti dengan pengerjaan
sebentar-sebentar alat grader atau peralatan lain yang disetujui, dengan waktu
istirahat antara pekerjaan-pekerjaan tersebut. Secara alternatif atau jika
pengeringan yang cukup tidak dapat dicapai dengan pengerjaan bahan-bahan
lepas tersebut, Direksi dapat memerintahkan supaya bahan-bahan tersebut
dibuang dari tempat pekerjaan dan diganti dengan bahan yang cocok dan kering.

6.2.3 Bahan
- Bahan-bahan urugan harus dipilih dari sumber-sumber yang disetujui oleh
Direksi. Pengujian klasifikasi tanah halus dilaksanakan atas perintah Direksi.
- Urugan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa akan terdiri dari galian
bahan tanah atau bahan berbutir yang disetujui oleh Direksi sebagai bahan yang
cocok untuk digunakan dalam pekerjaan.
- Urugan yang diklasifkasikan sebagai Urugan pilihan terdiri dari bahan tanah atau
bahan batu yang memenuhi persyarataan untuk Urugan tanggul biasa diatas dan
juga jika diuji untuk CBR Laboratorium akan memiliki nilai minimum 10%.

6.2.4 Pelaksanaan Pekerjaan


- Penyiapan Lapangan
Sebelum menempatkan urugan diatas tanah, semua operasi pemotongan dan
pembersihan termasuk pengisian lubang-lubang disebabkan pembongkaran akar-
akar harus diselesaikan sesuai klasifikasi dan semua bahan-bahan yang tidak

-
Spesifikasi Teknis Kegiatan Peningkatan Jalan

cocok harus dibuang dari batangan tersebut seperti yang diperintahkan oleh
Direksi.
- Penimbunan Urugan
 Urugan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan ditebarkan
dalam lapisan yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransitebal lapisan
yang disyaratkan oleh Direksi.
 Urugan tanah harus diangkut secara langsung dari daerah galian bahan
ketempat yang sudah disiapkan dan dihampar (dalam cuaca
kering).Penumpukan tanah pada umumnya tidak diijinkan terutama selama
musim hujan.

- Pemadatan
 Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadat yang memadai dan
disetujui oleh Direksi sampai mencapai kepadatan yangdisyaratkan sebagai
berikut :
 Lapisan tanah yang lebih dari 30 cm dibawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 45% dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan
sesuai SNI 03-1742-1989. Untuk tanah yang berisi lebih dari 10 % bahan
yang tertahan diatas saringan 19 mm, maka kepadatan kering maksimum
yang didapatkan harus dikoreksiterhadapbahan yangberukuran lebih
(oversize) tersebut sebagaimana yang diperintahkan Direksi.
 Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai dengan 100% dari kepadatan kering maksimum
yang ditetapkan sesuai SNI 03-1742-1989.
 Urugan dipadatkan bertahap setebal sesuai dengan gambar rencana
 Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang telah
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan jika hasil suatu pengujian
menunjukkan bahwa kepadatanya kurang dari kepadatan yang disyaratkan,
Pemborong harus memperbaiki pekerjaan tersebut. Pengujian harus
dilakukan sampai kedalaman penuh lapisan dan dilokasi yang ditunjukan
oleh Direksi, yang tidak boleh berselang lebihh dari 200 meter.
 Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta
masuk ketengah dalam satu cara dimana masing-masing bagian menerima
desakan pemadatan yang sama .
 Urugan ditempat-tempat yang sulit dicapai oleh peralatan pemadatan harus
ditempatkan dalam lapisan-lapisan horisantal dengan bahan-bahan lepas
ketebalan tidak melebihi 15 cm dan dipadatkan menyeluruh menggunakan
mesin pemadat yang disetujuiDireksi.

-
Spesifikasi Teknis Kegiatan Peningkatan Jalan

7. PENUTUP

Hal – hal yang belum tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini akan ditambahkan dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan (aanwijzing), dan jika masih ada peraturan-peraturan yang belum
tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini, maka akan diperbaiki kemudian tanpa mengurangi
aturan-aturan yang telah disebutkan dalam spesifikasi ini yang bersifat mengikat untuk
dilaksanakan.

Merauke, 2021

Anda mungkin juga menyukai