(RKS)
KECAMATAN : MALIGANO
KABUPATEN : MUNA
UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup RKS ini meliputi pedoman teknis jalan yang berisi mengenai hal-hal teknis
dalam pembangunan transmigrasi antara lain :
- Penjelasan Umum.
- Pembersihan Daerah Milik Jalan (Damija).
- Pengupasan lapisan tanah atas (top soil).
- Pembentukan Badan jalan.
- Parit jalan dan pengaliran air.
- Lapisan perkerasan sub base.
- Penampang jalan.
- Pengendalian mutu.
- Pengukuran hasil pekerjaan..
- Pembangunan duiker pada ruas jalan ini dilaksanakan dengan kontrak terpisah.
2. Rencana Kerja
Pengajuan rencana kerja tersebut harus mendapat persetujuan PPK dan tidak akan
mengurangi atau membebaskan Kontraktor dari pertanggungan jawabnya terhadap
pekerjaan lainnya yang termaksud dalam Kontrak.
3. Tempat Kerja
Bila diperlukan tempat kerja dan tempat tersebut terletak di luar lokasi yang disediakan
untuk Direksi Teknis, maka Kontraktor harus menyediakan biaya ganti rugi/ sewa dan
biaya-biaya lain sehubungan dengan itu tanpa membebani satker dengan biaya-biaya
tambahan.
4. Peralatan
(1) Kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan yang akan
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus disetujui oleh PPK
dalam hal kondisi peralatan dan rencana waktu tiba ditempat pekerjaan. Kontraktor
wajib mendatangkan alat-alat tersebut tepat pada waktunya. Kontraktor dalam
keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memindahkan alat-alat tersebut, sebagian
atau seluruhnya tanpa persetujuan dari Direksi Teknis/ Konsultan Supervisi.
(3) Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan alat-alat tersebut yang akan
mengganggu pelaksanaan kerja harus segera diperbaiki atau diganti sedemikian
sehingga Direksi Teknis/ Konsultan Supervisi menganggap pekerjaan dapat dimulai.
Mobilisasi dan demobilisasi berupa mobilisasi/ demobilisasi fasilitas/ peralatan untuk kantor
di lapangan maupun mobilisasi/ demobilisasi alatberat yang akan digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan, dengan ketentuan :
(1) Mobilisasi untuk kantor lapangan dan fasilitasnya termasuk untuk direksi teknik/
konsultan supervisi dinyatakan sebagai bagian dari cakupan kontrak, sesuai dengan
persyaratan yang lain apabila perlu ditentukan dalam spesifikasi khusus yang menjadi
bagian dari dokumen kontrak. Bangunan ini akan tetap menjadi milik kontraktor pada
waktu proyek selesai.
(2) Pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja (site) yang dilaksanakan oleh pihak
kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instalasi-
instalasi, peralatan konstruksi atau peralatan dan pihak kontraktor diharuskan untuk
melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja (site)
sehingga kondisinya sama dengan keadaan sebelum pekerjaan dimulai.
(3) Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 0 hari terhitung setelah tanggal mulainya
pekerjaan sampai siap digunakan dalan waktu 14 hari.
(4) Pihak kontraktor harus menyerahkan kepada direksi tehnik/ konsultan supervsi
mengenai rencana mobilisasi menurut detil dan waktu yang direncanakan
(6) Rencana mobilisasi harus menetapkan waktu dari semua kegiatan mobilisasi yang
akan dilakukan dan tambahan informasi berikut ini harus dimasukan pula :
- Lokasi dari basecamp kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah
terperinci yang memperlihatkan lokasi dari kantor kontraktor, bengkel, gudang
peralatan dengan kantor direksi teknik/ konsultan supervisi.
- Rencana pengiriman peralatan yang menunjukan lokasi saat ini dari seluruh
peralatan yang terdaftar dalam jadwal yang dimasukan bersama penawaran,
bersama cara pengangkutan yang diusulkan untuk dipakai dan jadwal tibanya
ditempat kerja.
- Harus membuat suatu format bagan balok yang dapat memperlihatkan kemajuan
pekerjaan secara menyeluruh, dan diperlihatkan pula setiap kegiatan-kegiatan
pekerjaan mobilisasi yang utama serta kurva kemajuan untuk menyatakan
presentase kemajuan pekerjaan.
PEDOMAN TEKNIS
PEKERJAAN JALAN
1. Penjelasan Umum
3. Tebal lapisan sub base kelas c (sirtu)/ material pilihan untuk jalan lingkungan/ jalan
desa ditetapkan tebal 15 cm – 20 cm padat atau sesuai dengan gambar rencana.
4. Apabila pada suatu lokasi tidak terdapat bahan material sirtu (sub base kelas c)
/material pilihan dapat menggunakan material lain dengan persetujuan PPK/ Direksi
Teknis/ Konsultan Supervisi.
6. Volume jalan penghubung/poros dan jalan lingkungan/ jalan desa yang tercantum
dalam dokumen kontrak tidak merupakan kepastian, volume jalan yang sesungguhnya
akan ditentukan berdasarkan realisasi pelaksanaan di lapangan oleh pelaksana fisik
atas persetujuan Direksi Teknis/ Konsultan Supervisi.
Pembersihan daerah milik jalan (DMJ) untuk jalan penghubung dan jalan poros selebar
7 m – 10 m dan untuk jalan lingkungan/ jalan desa selebar 5 m – 8 m. Pekerjaan ini
meliputi pembersihan segala macam tumbuhan, pohon-pohon, semak-semak, sampah-
sampah, pencabutan seluruh tunggul-tunggul dan akar serta sisa konstruksi dan sisa-sisa
material lainnya dengan menggunakan peralatan dozer atau grader. Penggunaan dozer
atau grader disesuaikan dengan kondisi tanah setempat, biaya untuk pekerjaan
pembersihan ini tidak dibayar tersendiri melainkan sudah termasuk kedalam biaya
pekerjaan perkerasan jalan ini.
Pengupasan top soil untuk jalan penghubung/poros lebar 6 m - 7 m dan untuk jalan
lingkungan/ jalan desa lebar 3 m - 4 m. Pada umumnya pekerjaan pembuangan lapisan
tanah atas ini mencakup hanya pekerjaan membuang tanah humus (top soil).
Pembuangan tanah dan akar-akar dengan ketebalan sekitar 30 cm dari permukaan tanah
asli atau sesuai petunjuk Direksi Teknis/ Konsultan Supervisi. Pekerjaan pembuangan
lapisan humus dan akar-akar dilakukan disepanjang jalan yang akan dikerjakan. Setelah
1. Melakukan pembentukan badan jalan sampai pada bahu jalan agar menjadi rata
akibat pengupasan lapisan tanah atas dengan menggunakan grader.
3. Pemadatan badan jalan dilakukan lapis demi lapis setebal maksimum 20 cm untuk
setiap lapis dan harus mencapai kepadatan 95% dari maksimum kepadatan.
4. Kemungkinan didapatkan tanah dasar galian yang tak memenuhi persyaratan, maka
harus diadakan penggantian tanah dasar, yang dalam pelaksanaannya harus
mendapat petunjuk Direksi Teknis/ Konsultan Supervisi.
2. Pada tempat-tempat yang tanahnya lembek harus diadakan perbaikan tanah terlebih
dahulu. Tanah yang lembek dibuang untuk diganti dengan tanah yang baru, sehingga
memenuhi persyaratan dengan persetujuan Direksi Teknis/ Konsultan Supervisi.
Dasar badan jalan yang basah (rawa, lumpur) dapat menggunakan knoppel
(gambangan/para-para/meting) dari kayu tahan air (kayu gelam atau sejenisnya) yang
disusun sepanjang jalan yang sangat lembek, kemudian baru ditimbun dengan tanah
yang sesuai petunjuk Direksi Teknis/ Konsultan Supervisi.
3. Penimbunan harus dilakukan lapis demi lapis setebal maksimum 20 cm padat setiap
lapisnya. Penggilasan tiap lapisan harus dilakukan pada kadar air optimum dan
mencapai kepadatan 95% untuk lapisan yang paling atas/akhir kepadatan, harus
mencapai angka 100%. Pada timbunan yang tinggi, pelaksanaannya dibuat bertangga
agar tidak mudah longsor sesuai petunjuk Direksi Teknis/ Konsultan Supervisi.
6. Galian/ Cuttingan
2. Pada tempat-tempat yang tanahnya berbatu padas harus menggunakan alat berat
excavator yang dilengkapi dengan breaker (pemecah batu).
3. Pekerjaan galian/ cuttingan harus dilakukan secara hati-hati terutama pada daerah
lereng agar tidak mudah longsor atau membahayakan orang yang berada di bawah
lereng. Untuk itu kontraktor harus senantiasa mengikuti petunjuk Direksi Teknis/
Konsultan Supervisi.
Pekerjaan ini termasuk pekerjaan badan jalan dan meliputi pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan berikut :
2. Pembuangan air dari parit jalan dibuat pengaliran air (saluran pembuang) sesuai
dengan kebutuhan keadaan lapangan. Jarak antara, pengaliran air dibuat sependek
mungkin, tergantung kondisi lapangan.
3. Pada tikungan-tikungan jalan di daerah galian bagian dalam tikungan terutama yang
bertebing tinggi harus dibuat pembuangan air asal parit jalan yang cukup baik (kalau
diperlukan dapat digunakan gorong-gorong).
4. Guna lebih mengetahui tempat-tempat dimana air hujan dapat dialirkan dengan
sempuma, pelaksana fisik disertai Direksi Teknis/ Konsultan Supervisi wajib
mengadakan peninjauan/ pemeriksaan di jalan pada waktu hujan.
1. Apabila pekerjaan pembuatan badan jalan dinyatakan selesai, atas perintah dan
persetujuan Direksi Teknis/ Konsultan Supervisi dibuat lapis perkerasan jalan.
3. Bahan perkerasan adalah Material Pilihan yang telah disetujui oleh Direksi Teknis/
Konsultan Supervisi untuk digunakan.
Keterangan :
DMJ = Daerah Milik Jalan
B = Lebar Bahu Jalan
A = Lebar Perkerasan Jalan
5. Selama selang waktu masa pemeliharaan belum selesai, maka pelaksana fisik
diharuskan mengadakan pemeliharaan rutin, sehingga jalan tersebut tetap
berfungsi dengan baik.
6. Jangka waktu masa pemeliharaan dinyatakan dengan Berita Acara oleh Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan dan disetujui oleh PPK.
7. Persyaratan bahan :
Bahan yang digunakan untuk lapis perkerasan jalan harus memenuhi persyaratan
sub base Material Pilihan sebagaimana tercantum dalam gambar rencana. Bahan
lapis perkerasan jalan terdiri dari campuran tanah dan batu atau kerikil alam atau
kerikil pecah
8. Bila terjadi kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan gambar rencana dan tidak
dapat dilaksanakan, maka dapat dilakukan perubahan desain atau relokasi dengan
persetujuan PPK.
2. Dasar Pembayaran
Pembayaran hasil pekerjaan jalan akan dibayar sesuai dengan hasil pengukuran
yang sudah selesai dikerjakan dan tergambar dalam peta monitoring jalan, menurut
mata pembiayaan sebagai berikut :
1 PEKERJAAN UMUM RP
2 PEKERJAAN TANAH RP
PENUTUP
Semua perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan ataupun hal-hal lainnya yang terkait
dengan pelaksanaan pekerjaan dan tidak terdapat di dalam kontrak maupun RKS ini, harus
meminta persetujuan tertulis dari Direksi Teknis/ Konsultan Supervisi dan diketahui oleh
PPK.
Demikian RKS ini dibuat, sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
PEMBANGUNAN JALAN POROS/ PENGHUBUNG lokasi UPT Pohorua pada Program
Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi (PKP2T) Satker Dinas
Nakertrans Kab. Muna Tahun Anggaran 2015.
ASWIN, SP
NIP 19830720 200801 1 001