KETENTUAM UMUM
1.2. PERALATAN.
Kontraktor akan mengajukan daftar terperinci melaksanakan peralatan yang akan digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan. Setelah daftar tersebut disetujui oleh direksi, kontraktor akan mendatangkan alat-
alat tersebut tepat pada waktunya. Kontraktor dalam keadaan apapun tidak akan memindahkan alat-alat
tersebut sebagian atau seluruhnya tanpa persetujuan direksi.
1.3. BAHAN-BAHAN.
1. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan diupayakan memenuhi persyaratan antara lain sbb :
- Memenuhi dengan standar dan spesifikasi yang dapat dipakai.
- Untuk ketentuan, buatan, type dan kualitas seperti yang ditentukan pada gambar rencana atau
spesifikasi lain yang dikeluarkan atau yang disetujui secara tertulis oleh direksi teknik.
- Semua produksi harus baru atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat harus diperoleh dari satu
sumber yang disetujui.
2. Penyerahan :
a. Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau perubahan satu daerah untuk satu bahan, kontraktor
akan menyediakan kepada direksi teknik contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan.
Contoh tersebut juga disertai informasi mengenai sumber, lokasi dan setiap klasifikasi lain yang
diperlukan oleh direksi teknik untuk memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi.
c. Dalam kasus bahan-bahan aspal, semen, baja dan kayu struktural, serta bahan-bahan buatan
pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum persetujuan dari direksi teknik
diberikan. Direksi teknik memberikan persetujuan ini secara tertulis.
1.6. MOBILISASI.
1.6.1. Uraian.
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan untuk kontrak ini akan tergantung pada jenis dan
volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana ditentukan di bagian lain dari dokumen
kontrak dan secara umum akan sesuai dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Persyaratan Mobilisasi untuk semua kontrak.
Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan Base Camp kontraktor dan kegiatan
pelaksanaan.
Mobilisasi dari semua staf dari suatu lokasi asalnya ke tempat/lokasi yang digunakan
sesuai dengan ketentuan kontrak.
Penyediaan dan pemeliharaan Base Camp kontraktor termasuk bila perlu kantor
lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang-gudang dan lain sebagainya.
Pembuatan dan penyerahan suatu program mobilisasi.
b. Persyaratan Demobilisasi untuk semua kontraktor.
Pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja (Site) yang dilaksanakan oleh pihak kontraktor pada
akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instalasi-instalasi, peralatan konstruksi
dan pihak kontraktor akan melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada
daerah kerja sehingga kondisinya sama dengan sebelum pekerjaan di mulai.
Semua biaya yang terdapat pada daftar peralatan mobilisasi ini sudah termasuk di dalam
pekerjaan Demobilisasi (pembongkaran) bila kontrak sudah berakhir.
PEKERJAAN TANAH
PENYIAPAN BADAN JALAN
A. UMUM.
1. U r a i a n.
Pekerjaan ini terdiri dari penyiapan tanah dasar mencakup pekerjaan perataan, penimbunan/galian minor dari
tanah setempat dan pembersihan badan jalan sebelum pekerjaan lapisan pekerasan dilaksanakan.
Pembentukan badan jalan tersebut sampai lebar penuh dasar jalan seperti ditunjukkan pada gambar rencana
dan dapat dibentuk diatas timbunan biasa atau diatas timbunan galian setempat. Pekerjaan pembersihan ini
hanya sesuai dengan petunjuk dan arahan dari direksi teknik.
2. Material/Bahan-bahan.
Tanah dasar dapat dibentuk pada urugan biasa, urugan tanah setempat atau pada tanah asli pada daerah
galian/timbunan dengan cara manual. Material yang digunakan pada daerah timbunan haruslah sesuai
dengan yang diperintahkan Direksi Teknis sebagai pembentuk badan jalan.
3. Pelaksanaan Pekerjaan.
A. Penyiapan Tempat Kerja.
Pekerjaan Galian/timbunan yang diperlukaan untuk pembentukan badan jalan/tanah dasar akan
dilaksanakan pada tempat-tempat tertentu dengan bahan diambil dari galian tanah setempat yang
memenuhi syarat sesuai dengan yang diperintahkan oleh direksi teknik.
Segera setelah pembentukan badan jalan dilaksanakan harus dipadatkan dengan alat pemadat yang dianjurkan
oleh Direksi Teknis atau sesuai dengan kondisi lapangan sehingga lapisan pekerasan yang ada diatasnya betul-
betul stabil dan tidak mengalami penurunan/bergelombang.
UMUM.
1. U r a i a n.
Pekerjaan ini mencakup pengambilan, penghamparan dan perataan hasil galian untuk pembentukan
badan jalan yang disetujui untuk konstruksi urugan, untuk membuat bentuk dimensi timbunan antara lain
ketinggian yang sesuai persyaratan atau penampang melintang.
Urugan tanah yang dicakup oleh ketentuan dalam seksi ini meliputi urugan tanah yang digunakan pada
lokasi dimana material untuk urugan didatangkan karena sulit untuk didapatkan.
2. Pelaporan.
Kontraktor akan melaporkan kepada direksi teknik sebelum penggunaan pertama kalinya sebagai
bahan urugan.
Segera setelah selesainya satu bagian pekerjaan dan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi
teknik tidak diperkenankan material lain dipasang diatas urugan terdahulu.
MATERIAL.
1. Sumber Material.
Material urugan dipilih dari sumber yang disetujui Direksi Pekerjaan.
2. Urugan dari galian Tanah Setempat.
- Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan biasa terdiri dari galian tanah yang disetujui oleh
Direksi pekerjaan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen.
- Material yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang plasitisitasnya tinggi (diklasifikasikan
dari syarat AASHTO M145), bila penggunaan tanah yang plasititasnya tinggi tidak dapat dihindarkan,
material tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari urugan atau pengurugan kembali yang
tidak memerlukan daya dukung yang tinggi.
PELAKSANAAN PEKERJAAN.
1. Pekerjaan Pengukuran.
Sebelum kegiatan fisik dilaksanakan, terlebih dahulu akan dilaksanakan pekerjaan pengukuran untuk
menentukan tinggi rendahnya muka tanah dan juga tanah yang akan digunakan/dipakai untuk pekerjaan
dimaksud, selanjutnya akan dipakai sebagai pedoman pelaksanaan selanjutnya. Pengukuran dilaksanakan
dengan pesawat ukur yang baik dan teliti.
Pelaksanaan pengukuran akan memasang patok-patok pembantu pada as rencana trase jalan. Semua
beban yang timbul untuk pekerjaan ini ditanggung sepenuhnya oleh kontraktor yang bersangkutan.
3. Mobilisasi.
Mobilisasi alat dari tempat semula ke tempat pekerjaan (job site) disesuaikan dengan jadwal yang telah
ditentukan agar efesiensi tercapai.
Urugan tanah umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber material ketempat permukaan yang telah
disiapkan sewaku cuaca kering dan disebar. Penumpukan tanah untuk persediaan biasanya tidak
diperbolehkan terutama pada musim hujan.
Timbunan masing-masing bagian menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana mungkin lalu
lintas alat pelaksanaan harus dilewatkan diatas urugan dan arahnya terus berubah-ubah untuk menyebarkan
usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
BAJA TULANGAN
UMUM
1. U r a i a n.
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, perakitan dan pemasangan baja tulangan sesuai
dengan spesifikasi dan gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh direksi teknik.
MATERIAL.
1. Baja Tulangan.
Baja Tulangan, baja polos atau berulir kelas 40 yang memenuhi persyaratan atau lainnya yang disetujui
oleh direksi teknik.
2. Kawat Beton.
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan, kawat baja yang telah dilunakkan yang memenuhi syarat.
UMUM.
1. Uraian.
Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini mencakup pembuatan struktur beton sesuai dengan persyaratan
dan sesuai dengan garis elevasi, ketinggian dan sebagaimana diperlukan oleh direksi teknis.
2. Kontraktor mengirim dari contoh seluruh material yang hendak digunakan untuk mendapatkan persetujan
pemakaian oleh direksi teknis.
BAHAN-BAHAN.
1. Semen.
- Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah type semen portland yang memenuhi
persyaratan.
- Terkecuali diizinkan oleh direksi teknis, hanya satu produk merk yang didapat digunakan
dalamproyek.
2. Air.
Air yang digunakan dalam campuran dan perawatan atau pemakaian diusahakan air yang bersih dan bebas
dari benda yang mengandung seperti minyak, garam, lumpur dan lain-lain.
3. Kerikil.
Kerikil yang digunakan harus bersih dari unsur-unsur organik, seperti sampah, kayu-kayu, lumpur serta
bahan organik lainnya.
PENCAMPURAN.
Beton dicampur dalam mesin yang dioperasikan secara mekanik dari type dan ukuran yang
disetujui dan yang akan menjamin distribusi yang merata dari material.
Pencampuran dilengkapi dengan penampungan air yang cukup dan peralatan untuk mengukur dan
mengendalikan jumlah air yang digunakan secara teliti dalam masing-masing penakaran.
Alat pencampur pertama-tama harus diisi denga agrergat dan semen yang telah ditakar dan
selanjutnya pencampuran dimulai sebelum air ditambah.
Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran material kering.
Seluruh air pencampuran harus dimasukkan sebelum seperempat waktu pencampuran telah berlalu. Waktu
pencampuran untuk mesin denga kapasitas 0.75 M3 atau kurang haruslah 1,5 menit, untuk mesin yang
lebih besar, waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap tambahan 0.5 M3 dalam ukuran.
Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, direksi teknik dapat mensetujui
pencampuran beton secara manual.
PENGECORAN.
Pengecoran baru dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Teknik.
Pengecoran beton dilanjutkan tanpa berhenti sampai sambungan konstruksi yang telah disetujui
sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
Beton dicor sedemikian rupa agar terhindar dari segregasi (pemisahan) partikel kasar dan halus
dan campuran.Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dari ketinggian 1,5 m.
Permukaan beton yang akan disambung dengan beton baru harus dikasarkan, bebas dari material
yang lepas dan harus dibasahi dengan air sebelum beton baru dituangkan. Sebelum beton baru dituangkan,
permukaan bidang kontak tersebut harus diberi adukan semen.
1. Pendahuluan
Pembuatan bedeng (gudang), mendatangkan material sekaligus menyediakan alat-alat pekerjaan dan
menyediakan tenaga kerja untuk di lapangan.
3. Pekerjaan Cerocok
Cerocok yang dipakai dia. 10 – 12 cm, dipasang sesuai dengan ukuran yang ada dibestek.
5. Pekerjaan Pengecoran.
Setelah Pembesian kemudian pemasangan bekisting, dilanjutkan dengan pengecoran Balok dengan
campuran 1 : 2 : 3.
Sebelum di cor terlebih dahulu dibersihkan dari sampah dan kotoran. Pengecoran dengan campuran 1 : 2 : 3.
Setelah memasukkan pengecoran dalam mal, lalu diketok pelan-pelan supaya didapatkan hasil yang
sempurna.Semen yang digunakan adalah Semen Portland typr I isi 50 kg, pasir cor dan kerikil cor.
6. Pekerjaan Plesteran.
Apabila pengecoran balok selesai kemudian dilanjutkan dengan plesteran dengan perbandingan camp. 1 : 4.
DEDI SUMARNA
Direktur