KEGIATAN :
PEKERJAAN :
PASAL 1
KETENTUAN UMUM
1. Lapangan kerja akan di serahkan kepada Kontraktor pada waktu rapat penjelasan
umum pekerjaan (Aanwizjing). Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor dianggap
sudah mengetahui letak batas-batas tanah maupun situasi tanah pada saat
aanwizjing.
3. Setiap tahapan pekerjaan yang akan dimulai maupun yang sedang dilaksanakan,
kontraktor wajib berhubungan dengan Pengawas Lapangan untuk menyaksikan
pelaksanaan pekerjaan tersebut sejauh tidak ditentukan lain dari spesifikasi teknis
untuk mengesahkannya.
6. Ketelitian dan kerapian kerja yang dilaksanakan oleh Kontraktor akan dinilai oleh
Pengawas, yang menyangkut dengan penyelesaian dan kerapian pekerjaan (Finishing
Work).
9. Jika terdapat perbedaan ukuran pada skala gambar yang terdapat dalam gambar
kerja, skala terbesar yang berlaku.
10. Jika terdapat gambar kerja dan penjelasan yang kurang atau tidak jelas, Kontraktor
boleh melengkapi atas persetujuan dan petunjuk Pengawas.
11. Semua uraian yang dimaksud dalam persyaratan pelaksanaan ini adalah mengikat
dan dinyatakan lebih lanjut mengenai masing-masing bagian dalam pasal-pasal
selanjutnya yang digunakan sebagai dasar atau pedoman pelaksanaan pekerjaan.
PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN
PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
4. BENDA-BENDA BERSEJARAH
Bila dilapangan terdapat pohon - pohon, pagar dan lain sebagainya, pemborong tidak
diperkenankan membasmi, menebang atau merusaknya. Kecuali telah ditentukan
atau sebelumnya telah diberi tanda pada gambar bestek yang menandakan bahwa
pohon-pohon dan pagar harus disingkirkan. Jika ada hal yang mengharuskan
pemborong untuk melakukan penebangan, maka ia harus mendapatkan izin dari
Pemilik Proyek.
8. PENJAGAAN
a. Pemeriksaan lapangan.
1. Semua ukuran dalam gambar (Bestek ) dan RKS dinyatakan dalam M (meter),
CM (centi meter) dan MM (mili meter), ukuran diatas peil dinyatakan dengan
tanda + (plus) dan dibawah peil - (minus).
2. Jika dalam gambar bestek terdapat perbedaan ukuran, ukuran tidak jelas atau
kurang, dapat di tanyakan kepada pengawas.
3. Lapangan harus bersih dari sampah - sampah, akar - akar dan lain - lain yang
mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
PASAL 5
PEKERJAAN TANAH
5.1.1. Umum
5.2.1 Umum
1) Pekerjaan timbunan tanah kembali pada galian pondasi atau
grading meliputi pekerjaan, pengangkutan lokal, penghamparan
dan pemadatan yang kesemuanya disesuaikan dengan Spesifikasi
ini.
2) Pekerjaan timbunan pasir, limestone atau pasir batu (sirtu)
meliputi pengangkutan dari sumber bahan, penghamparan dan
pemadatan yang kesemuanya disesusikan dengan Spesifikasi ini.
3) Penyediaan tenaga kerja, bahan timbunan, fasilitas
pelaksanaan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah/pasir/limestone
sesuai dengan Gambar- gambar dan Spesifikasi ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
5.2.2. Bahan
1. UMUM
a. Beton adalah campuran antara semen, pasir, split dan air secukupnya dimana
akan didapatkan pemakaian semen yang sedikit mungkin pada penyelesaian
pekerjaan. Beton yang dihasilkan haruslah bermutu baik, padat, tahan lama serta
mempunyai kekuatan sesuai dengan ketentuan dan mempunyai ciri-ciri khusus
lain seperti yang disyaratkan.
b. Perbandingan antara pasir dan split tergantung dari pada gradasi (tingkatan)
bahan itu sendiri, tetapi hasil akhir yang harus dicapai adalah bahwa pasir harus
selalu dalam jumlah sesedikit mungkin sehingga apabila dicampur atau diaduk
dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi kekosongan
yang terdapat dan ada diantara batuan kasar (split), serta masih ada sedikit
kelebihan untuk penyelesaian akhir daripada beton tersebut.
c. Untuk menjaga agar supaya didapatkan kekuatan beton yang optimal dan
ketahanan daripada beton tersebut, jumlah pemakaian air yang dipakai didalam
adukan beton tersebut haruslah dalam jumlah yang sesedikit mungkin dimana
akan memberikan hasil yang memuaskan di dalam pelaksanaan dan mudah untuk
dikerjakan.
e. Campuran beton dengan mutu tertentu harus membuat design mix formula
(DMF) menggunakan job mix yang disyaratkan dan sesuai dengan spesifikasi ini
dapat pula diterima dengan adanya persetujuan terlebih dahulu dari Pengguna
Jasa/Pengawas Lapangan.
a. Semua bahan beton yang akan dipergunakan haruslah bahan-bahan yang benar-
benar mempunyai mutu terbaik diantara semua bahan beton yang tersedia, serta
harus selalu memenuhi persyaratan Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002).
3. SEMEN
a. Yang dimaksud dari semen adalah portland cement seperti yang disebutkan pada
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002).
b. Semen yang akan dipergunakan harus diperoleh dari pabrik yang telah
disetujui oleh pengguna jasa/pengawas lapangan, serta harus dikirim pengawas
lapangan ke lokasi proyek dengan cara pembungkusan yang baik, atau dalam
kantong yang masih benar-benar tertutup rapat, atau dapat pula dikirimkan
dengan menggunakan container dari pabrik yang telah disetujui oleh pengguna
jasa/pengawas lapangan.
f. Semua semen yang ditolak atau tidak boleh dipergunakan harus dikeluarkan dari
lokasi proyek dengan segera atas biaya Pelaksana tanpa adanya alasan apapun.
g. Pelaksana harus mengirim hasil test serta mengadakan yang dikehendaki oleh
Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan dalam hal yang berhubungan dengan
hasil pemeriksaan.
h. Setiap waktu Pelaksana harus menjaga persediaan semen di lokasi kerja, atau
dengan kata lain persediaan semen harus selalu cukup sesuai dengan kebutuhan
dan mengijinkan untuk diadakan pemeriksaan pada saat diperlukan.
a. Split atau batu pecah yang dipakai harus sesuai dengan Perhitungan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Koral tidak diperkenankan
untuk dipakai.
b. Untuk struktur atas atau pembetonan yang mempunyai volume besar, split yang
dipakai harus ukuran 5 mm sampai dengan 30 mm. Penggunaan batuan lain yang
sifatnya campuran tidak diperkenankan.
5. AIR
6. BAHAN-BAHAN TAMBAHAN
Bahan-bahan tambahan apapun yang akan dicampurkan pada adukan beton tidak
diperkenankan, kecuali telah ada ketentuan atau keputusan tertulis dari Pengguna
Jasa/Pengawas Lapangan untuk setiap macam bahan tambahan dan dalam hal
yang tertentu pula.
7. MUTU BETON
Pada umur 28 hari, kekuatan karakteristik beton adalah K-175 berlaku untuk kolom
praktis, ring balok, sedangkan untuk kolom struktur kekuatan karakteristik beton
adalah K-200 (Ready Mix).
b. Beton akan dijelaskan dalam daftar volume serta daftar rencana anggaran biaya
sesuai dengan mutu beton masing-masing struktur, bilamana mutu betonnya
berbeda-beda.
c. Apabila kekuatan beton yang dibutuhkan ternyata tidak dipenuhi atau tidak
memenuhi syarat, Pengawas Lapangan akan mengadakan atau memberikan
syarat tertentu tentang proporsi (perbandingan) campuran beton atas biaya
Pelaksana sendiri, yang mana perencanaan dan kekuatan beton tersebut akan
dicapai.
9. MENCAMPUR BETON
f. Alat ini harus mampu untuk memberikan jumlah air yang dibutuhkan
dengan koefisien kurang dari 1 % dengan pengiriman yang sama, dan alat
tersebut harus mampu menyesuaikan secara cepat disebabkan dengan
adanya kandungan air yang ada didalam setiap jenis batuan atau untuk
membetulkan variasi daripada slump beton.
g. Pengisian pada mesin pencampur harus pula diatur, bahwa semua unsur
termasuk air akan memasuki mesin tersebut sesuai dengan perbandingannya
dan tidak ada salah satupun yang terpisah.
l. Pencampuran harus dilakukan terus menerus dalam waktu kurang dari 2 menit
setelah semua bahan-bahan termasuk air dimasukkan kedalam mesin pengaduk
sebelum adukan campuran tersebut dikeluarkan.
PASAL 7
TULANGAN BETON / BESI BETON
1. UMUM
a. Semua besi beton harus bebas dan bersih dari karat harus sesuai dengan ukuran
pabrik, harus bersih pula dari oli, gemuk, cat dan lain sebagainya, atau hal lain
yang dapat menyebabkan berkurangnya daya ikat besi beton terhadap beton.
Apabila diinginkan atau dipandang perlu, maka Pengguna Jasa/Pengawas
Lapangan akan memerintahkan untuk menyikat dengan sikat kawat untuk
membersihkan besi beton tersebut sebelum dipergunakan.
Besi beton yang ada di lapangan harus disimpan atau ditaruh di bawah penutup
yang kedap air (waterproof), dan harus terangkat dari permukaan tanah atau
genangan air tanah yang ada serta harus dilindungi dari segala terjadinya karat.
a. Semua besi beton yang akan dipakai harus ditekuk atau dibentuk sesuai
seperti bentuk dan ukuran yang tertera pada gambar, serta diletakkan dan
diikat dengan tepat pada posisi yang ditunjukkan pada gambar, sehingga
selimut beton yang telah ditetapkan pada spesifikasi atau yang telah
ditunjukkan dalam gambar akan selalu tetap terpelihara dan terpenuhi.
b. Besi beton tersebut dapat ditekuk dan dibentuk dengan mesin penekuk yang
telah disetujui oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan Besi beton tidak
boleh ditekuk atau diluruskan kembali untuk kedua kalinya, dimana hal
tersebut akan mengakibatkan rusaknya besi beton tersebut. Adapun besi
beton yang terbelit atau ditekuk dan tidak sesuai dengan gambar tidak
diperkenankan untuk dipakai.
a. Besi beton yang telah dibentuk tersebut harus dipasang tepat pada posisinya
seperti tertera sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar, sama sekali lepas
atau tidak menempel pada bekisting dengan cara mengganjal dengan
pengganjal beton yang dibuat sesuai dengan tebal selimut beton yang
diinginkan, atau dengan mempergunakan penggantung besi apabila dibutuhkan
dengan cara mengikatkan satu dengan yang lainnya pada persilangan diameter
tidak kurang dari 1,6 mm, serta dengan menekukan akhiran dari kawat pengikat
baja tersebut kearah dalam badan beton. Besi begel atau sengkang untuk balok
atau kolom harus diletakkan tepat pada posisinya dengan cara dilas atau
dengan cara mengikat dengan kawat baja pada tulangan utama, pengelasan
tersebut harus disaksikan oleh wakil dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.
Besi beton pengganjal yang dipakai tidak diperkenankan diganjal dengan
pengganjal besi, yang akan keluar dari permukaan beton nantinya, tidak
diperkenankan diganjal dengan kayu, ataupun batu pecahan dari batu gunung
atau koral.
b. Blok beton pengganjal yang dipakai untuk mendapatkan selimut beton yang
dikehendaki terhadap besi beton, harus paling tidak mempunyai kekuatan yang
sama dengan mutu beton yang akan dicor pada daerah tersebut, serta dibuat
sekecil mungkin sehingga praktis untuk dipergunakan pada semua tempat. Blok
beton pengganjal tersebut harus diikatkan dengan kuat pada besi tulangan
beton sehingga apabila dilakukan pengecoran dengan penggetaran beton blok
tersebut tidak mudah untuk terlepas. Sebelum digunakan, maka blok beton
pengganjal tersebut harus direndam air untuk waktu yang cukup lama.
d. Besi-besi tulangan beton yang sebagian ada dibagian luar atau keluar dari
permukaan beton, yang dimaksudkan sebagai besi stek atau sambungan
konstruksi tidak diperkenankan untuk ditekuk atau diubah posisinya pada saat
pengecoran beton sedang berlangsung, kecuali sudah ada ijin dari Pengguna
Jasa/Pengawas Lapangan
1. UMUM
a. Semua bagian dari bekisting atau acuan atau cetakan pembentuk beton harus
direncanakan dan dilaksanakan sebaik mungkin dan sesuai dengan
ketentuan dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan. Pelaksana harus memberikan
contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa/Pengawas
Lapangan dalam waktu yang cukup longgar sebelum dilaksanakannya pekerjaan
pengecoran.
b. Semua bagian dari bekisting, atau cetakan pembentuk beton harus benar- benar
kuat dan kukuh, serta harus dilengkapi pula dengan ikatan-ikatan silang dan
penguat lainnya. Hal tersebut dimaksudkan agar supaya tidak terjadi adanya
perubahan bentuk sewaktu dilakukannya pekerjaan pengecoran, pemadatan dan
penggetaran beton. Bekisting yang dibuat dari kayu atau plywood kelas III harus
benar-benar dibuat sebaik mungkin serta dari kayu yang tahan cuaca.
d. Dalam hal ini harus dijaga pula, bahwa besi tulangan beton tidak boleh sama
sekali terkena lapisan minyak tadi, ataupun lapisan penutup lainnya yang dapat
mempengaruhi daya lekat beton terhadap besi.
e. Diperbolehkan pula untuk mempergunakan pengikat besi atau besi pengisi sela
pada bagian dalam dari beton, tetapi hal tersebut harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan. Setiap bagian dari
pengikat besi atau besi pengisi celah tersebut yang nantinya akan tertanam pada
beton, paling sedikit harus 50 mm dari muka luar beton. Setiap lobang pada
permukaan beton yang disebabkan karena hal tersebut harus diisi segera dengan
baik dan bersih pada saat pembongkaran bekisting, dengan spasi semen atau
hasil adukan yang sama dengan adukan yang ada.
2. PEMBONGKARAN BEKISTING
c. Bekisting atau cetakan pembentuk beton yang dipakai pada lantai beton
tergantung harus dibiarkan pada tempatnya paling sedikit dalam waktu 14 hari
setelah waktu pengecoran. Lantai beton yang tergantung harus disangga penuh
paling sedikit dalam waktu 14 hari setelah pengecoran lantai beton diatas lantai
yang sedang disangga tersebut.
d. Apabila terjadi ataupun terdapat adanya lobang seperti keropos ataupun hal- hal
lain pada beton setelah dibongkarnya bekisting, maka Pengguna Jasa/Pengawas
Lapangan harus segera diberitahukan lebih dahulu akan hal
tersebut. Tidak diperbolehkan untuk memperbaiki atau melakukan hal-hal lainnya
kecuali telah mendapat persetujuan dan ijin dari Pengguna Jasa/Pengawas
Lapangan terlebih dahulu.
PASAL 9
PEKERJAAN DINDING BATU BATA
1. Sebelum pengiriman batu bata, kontraktor harus memberikan contoh batu bata
untuk mendapat persetujuan Direksi. Bilamana pada pengiriman batu bata tidak
sama dengan contohnya/terdapat penyimpangan, maka batu bata akan ditolak atau
tidak dapat digunakan.
2. Dinding dari pasangan batu merah dengan perbandingan 1Pc : 4 Ps yang berkualitas
baik dan mutu harus mendapat persetujuan Pengawas.
3. Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung
udara tidak terlihat lagi. Batu bata yang di pasang harus utuh, kecuali untuk las-
lasan atau sambungan.
4. Bidang dinding bata ½ batu yang luasnya lebih dari 8 m² harus ditambahkan kolom
dan balok penguat kolom praktis dengan ukuran 11 x 11 cm dengan tulangan pokok
4 buah diameter 8 mm, beugel diameter 6 – 20 cm.
5. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom, balok, lisplank beton dan lain-lain)harus diberi stek-stek besi beton diameter
8 mm, jarak 150 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik / dicor bersamaan
pengecoran beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang –
kurangnya 20 cm kecuali ditentukan lain.
6. Pasangan batu bata untuk dinding harus dilaksanakan dengan baik, rapi, halus dan
tidak melengkung (bergelombang).
PASAL 10
PEKERJAAN PLESTERAN
1 Persiapan dinding yang akan diplester. Bahan yang digunakan adalah pasir pasang
dan semen portland, semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin/tangan
sesuai persyaratan Direksi, semen yang masih baik saja yang boleh dipakai.
2. Syarat adukan
Kontraktor harus membuat dolak dengan ukuran sesuai persyaratan Direksi untuk
ukuran pasir, semen dan split.
a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, batu bata yang akan diplester terlebih
dahulu disiram air sampai merata semua. Batu bata yang akan diplester selalu
basah begitu juga plesteran yang akan di aci
c. Plesteran dinding sudah dapat dimulai apabila usia dinding batu bata sudah
melebihi dari 1 hari
Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam pekerjaan
plesteran harus dilaksanakan secara sempurna tegak dan siku, sudut luar
hendaknya dibuat agak bulat.
PASAL 11
PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
1. UMUM
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi dengan lapisan anti karat.
Rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang yang bagian-
bagiannya terdiri dari:
2. LINGKUP PEKERJAAN
Pelapisan Zinc-Aluminium.
Jenis Hot-dip-allumunium-zinc .
Kelas AZ100.
Ketebalan pelapisan 100 gr/m2.
Komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.
3.3. Talang Jurai Dalam dan luar (Valley Gutter), merupakan pertemuan dua bidang
atap yang membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus
manggunakan talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan.
Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm, dengan ketentuan
pemasangan sebagai berikut :
a. Sebelum dilakukan pelapisan seng talang, papan harus terpasang
keseluruhan dan telah/diperiksa oleh Direksi.
b. Papan talang harus terpasang dengan kuat dan lebar talang harus sama
dari bawah keatas.
c. Pelapisan papan talang dengan seng harus benar-benar mengikuti
bentuk talang. Dan pada potongan melintang talang, tidak
diperkenankan adanya sambungan seng. Tekukan seng untuk tumpang
tindih dengan genteng, minimal 20 cm, untuk menghindarkan
rembusan air kebawah genteng.
d. Pemakuan seng ke papan talang hanya dilakukan pada sisi talang.
Kekuatan Mekanikal
a. Produk yang dipaparkan harus sesuai dengan surat dukungan dan brosur
yang telah dilampirkan pada dokumen tender.
b. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan pedoman RKS
(Rencana Kerja dan Syarat).
c. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail
dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil
dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
d. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop
permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin
keakurasian hasil perakitan (fabrikasi).
e. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak Direksi untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
f. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari
Pabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan.
1. UMUM
Atap merupakan salah satu bagian terpenting dari bangunan, termasuk rumah. Salah
satunya yaitu atap bitumen. Atap bitumen merupakan jenis genteng yang mulai
diminati oleh banyak orang karena tampilannya yang terkesan mewah dan modern.
Penggunaan atas aspal ini banyak ditemukan di kota-kota besar.
Atap bitumen mempunyai komposisi yang serupa namun tak sama dengan atap
bergenteng tanah liat. Karena, atap bitumen dibentuk dari berbagai material alami
dengan kekuatan penting sebagai bangunan kokoh
Pekerjaan meliputi seluruh penutup atap menggunakan bahan genteng bitumen dan
nok/bubungan beserta talang air sesuai dengan yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar.
2. LINGKUP PEKERJAAN
2. SYARAT TEKNIS
Atap bitumen jenis atap yang komposisi pembentuk utamanya yaitu aspal atau
bitumen yang disempurnakan dengan berbagai bahan yang sangat kuat.
Seperti alga coating, fiberglass, alga coating, dan pasir batu.
Spesifikasi
- Ketebalan 0,3 cm
- Berat 1,27 kg (4 kg / m2)
- Carboon Footprint 4 kg eq CO2/m
2.2. Nok atau biasa juga disebut genteng wuwung merupakan komponen penting
dalam estetika sebuah bangunan, terutama pada bagian atap, selain faktur
estetika nok / wuwung juga sangat penting karena fungsinya sebagai pengunci
atau yg menyatukan antara ke dua sisi bilah atap (contoh model atap kuda-
kuda) bagian atas. Material yang gunakan bitumen.
PASAL 13
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan‑bahan, peralatan dan
alat‑alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu
baik.
1.2 Pasangan plafond ini dipasang pada seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukan sesuai dalam gambar.
2. PERSYARATAN MATERIAL
2.1 Bahan - bahan yang dipakai untuk plafond langit - langit harus berkualitas baik
dan tidak retak maupun pecah, menggunakan Gypsum T. 9 mm dan PVC atau
sesuai dengan gambar rencana, sebelum dipasangkan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3.4 Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan
menggunakan tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.
PASAL 14
PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN VENTILASI ALUMINIUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
1.2 Pekerjaan ini meliputi pembuatan kusen, daun pintu dan daun jendela seperti
yang dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.
2. SYARAT-SYARAT TEKNIS
2.2 Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Perencana/Konsultan
Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.
2.3 Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
2.6 Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan
sekrup, rivet, stap dan harus cocok.
2.8 Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000
kg/cm2.
2.9 Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant.
2.11 Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kosen
aluminium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan
metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chormium untuk menghindari
kontak korosi.
2.12 Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10 - 25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
2.14 Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang melekat pada
ambang bawah dan atas harus waterpass.
2.17 Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan kedap suara.
2.18 Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.
PASAL 15
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. LINGKUP PEKERJAAN
c. Pemasangan Grounding
2. SYARAT-SYARAT TEKNIS
a. Instalasi penerangan, power stop kontak didalam bangunan menggunakan kabel PVC
jenis NYM (3x2.5 + 2x2.5 mm²) dalam conduit 20 mm, dengan spesifikasi kabel 4 Besar
dan Conduit EGA.
b. Tahanan isolasi kabel yang di gunakan harus sedemikian rupa sehingga arus bocor yag
terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 m panjang kabel.
c. Pada kabel instalasi harus dapat di baca mengenai merk, jenis, ukuran luar penampang,
rating tegangan kerja dan standard yang digunakan.
d. Instalasi penerangan di luar bangunan menggunakan kabel jenis NYY (3x2.5mm) dalam
conduit 20 mm, dengan spesifikasi kabel 4 besar dan Conduit EGA
e. Fitting Lampu, saklar, stop kontak dan bahan lainnya menggunakan produk yang sudah
sesuai dengan standart SNI dan memenuhi peraturan PLN dan PUIL
f. Instalatur harus mempunyai sertifikat keahlian yang di keluarkan oleh instansi/lembaga
yang kompetent.
i. Sparing dan kabel di tanam sebelum pekerjaan plesteran pada dinding dan sebelum
pekerjaan plafond pada bagian langit-langit
j. Setelah selesai pemasangan, kontraktor harus membuat as built drawing khusus untuk
pekerjaan listrik/mekanikal , elektrikal dan plumbing.
PASAL 16
PEKERJAAN CAT
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton yang
ditampakkan dan langit-langit. Semua permukaan dinding pasangan batu dan
permukaan beton yang tampak /exposed seperti yang tercantum dalam Gambar
kerja.
b. Pekerjaan pengecatan kayu/minyak untuk pekerjaan yang permukaannya berasal dari
kayu, logam dan beberapa dinding bagian dalam bangunan gedung yang
membutuhkan permukaannya mudah untuk dibersihkan dengan kain.
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Cat Tembok.
Eksterior : setaraf avitex
Interior : avitex atau setaraf, dana tau untuk beberapa ruangan (IGD,
c. Plamur.
e. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Pada bidang-bidang
tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan
terakhir).
f. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada
Owner/Konsultan Pengawas dan Perencana. Jika contoh-contoh
tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Perencana dan Owner
/ Konsultan Pengawas, barulah Pelaksana melanjutkan dengan pembuatan
“mock up”.
3. PELAKSANAAN
Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispesifikasikan
lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (“finish") minimum sama dengan
syarat yang dispesifikasikan pabrik.
a. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran , atau
ada bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun
semprotan.
b. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor
harus menyediakan peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan
dan sebagainnya, yang harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.
j. Permukaan Interior.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan urugan pasir dibawah pasangan lantai.
Pekerjaan lantai kerja
Pekerjaan ubin keramik/granit untuk lantai.
Pekerjaan ubin keramik Km/WC untuk dinding .
Pekerjaan ubin keramik/granit lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
2. Persyaratan Bahan
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pada saat pemasangan, ubin keramik harus dalam keadaan baik, tidak
retak, tidak cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
b. Seluruh pemasangan ubin keramik harus dengan merendam sampai
jenuh air, kemudian ditiriskan berbaris sampai kering.
c. Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan Gambar kerja /Shop
Drawing atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
d. Bila diperlukan pemotongan ubin keramik, maka harus terlebih dahulu
dipergunakan alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.Hasil
pemotongan harus siku dan lurus (tidak bergerigi), bagian sisi yang terpotong
dihaluskan dengan ampelas, sehingga membentuk pinggiran yang serupa
dengan sebelum dipotong.
e. Pemasangan ubin keramik.harus benar-benar rata. Permukaannya harus
tepat pada peil finish atau ketebalan finish dan sesuai dengan
kemiringan seperti disyaratkan dalam Gambar kerja. Toleransi kecekungan
adalah 2,5 % untuk setiap 2.00 m2
f. Garis-garis tepi ujung keramik yang terbentuk maupun sia-siar harus
lurus. Lebar siar untuk keramik harus sama yaitu lebar maksimum 3
mM dengan kedalaman 2 mM . Bahan pengisi siar adalah seperti yang
tercantum didalam ayat/point sebelumnya
g. Persyaratan pelaksanaan aduk pengisi ini harus sesuai dengan spesifikasi
pabrik agar didapatkan hasil yang baik . sebelum dan sesudah
pelaksanaan aduk pengisi, siar harus berssih dari debu dan kotoran
lainnya. Pembersihan segera dilaksanakan sebelum menjadi keras/ kering
dengan lap basah.
h. Ubin keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak
noda aduk perekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi
dengan air bersih dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan
lain.
i. Bila terjadi kerusakan /cacat, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki
kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan
ini adalah tanggung-jawab Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaan tambah.
j. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan
pipa air dan listrik sudah harus terpasang pada tempatnya.
k. Kontraktor harus mempelajari Gambar kerja dan koordinasi dengan
pekerjaan plumbing dan mekanikal dibawah pengarahan Konsultan
Pengawas.
PASAL 18
PEKERJAAN PASANG ACP
1. LINGKUP PEKERJAAN
2. Sambungan antara rangka dengan dinding existing menggunakan baja siku yang
disambung dengan baut tanam.
3. Pemasangan ACP yang telah di pabrikasi (pemotongan dan persiapan pasang)
menggunakan skrup Standar SNI/ASTM.
4. Pada setiap sisi tepi sambungan ACP menggunakan sealent.
2. SYARAT TEKNIS
a. Penentuan lokasi harus sesuai dengan gambar dan disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
b. Penetapan syarat teknis terkait spesifikasi khusus dari produk harus di akomodir
dan dikonsultasikan dengan konsultan pengawas, perencana dan pihak terkait.
c. Alumunium composite panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus satu
macam saja.
d. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan
akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
e. Rangka-rangaka pemegang transom dan mullion harus dipersiapkan dengan teliti,
tegak lurus dan tepat pada posisinya.
f. Setelah pemasangan dilakukan penutupan celah antara panel dengan bahan
caulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian bab
sealant dalam persyaratan ini.
g. Hasil pemasangan pekerjaan aluminium composite panel harus merupakan hasil
pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.
PASAL 19
PEKERJAAN FASAD
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Penentuan lokasi harus sesuai dengan gambar dan disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
b. Penetapan syarat teknis terkait spesifikasi khusus dari produk harus di akomodir
dan dikonsultasikan dengan konsultan pengawas, perencana dan pihak terkait.
c. Mengukur media yang akan digunakan sebagai tempat peletakan lettering, serta
penentuan ketinggian letak pemasangan lettering. Lalu pasang paku dan tali
untuk menandai area pemasangan lettering agar huruf-huruf dapat diletakkan
dengan lurus.
d. Tandai dan lubangi background (media) dengan menggunakan bor pada titik-
titik yang telah ditentukan. Sesuaikan dengan lubang pemasangan baut pada
belakang huruf stainless. Ini merupakan salah satu tahapan paling penting.
Karena jika lubang tidak sesuai titiknya, maka baut-baut pada lettering tidak
akan bisa ditanam (dipasang pada lubang).
e. pasanglah baut dan mur pada masing-masing lubang di belakang huruf timbul
satu-per satu hingga selesai. Pastikan baut terpasang baik dan kuat.
f. Setelah baut terpasang dengan baik pada huruf, cocokkan baut dengan lubang
pada background (tembok). Apabila telah sesuai, lepaskan kembali huruf, lalu
masukkan lem industri pada lubang di tembok, sampai penuh.
g. Masukanlah malpu Led kedalam acrilyic
h. Kemudian pasangkan kembali huruf stainless tersebut, dengan baut-baut
ditanamkan ke dalam lubang di tembok yang sudah diberi lem tadi.
i. Pada tahap finishing, bersihkan bekas pola pensil pada tembok, dan lap bersih
tiap-tiap huruf agar terlihat bagus dan berkilau. Biarkan hingga lem mengering.
PASAL 20
PEKERJAAN INTERIOR
2. Produk
3. Syarat Pelaksanaan
- Diberi wood filler, ICI atau Nippon paint dan dikerjakan spray
gun.
4. Syarat Pemeliharaan
PASAL 21
PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING / SANITASI,
KAMAR MANDI DAN WC
1. Umum.
a. Semua material yang disuplai dan dipasang oleh kontraktor/ pemborong harus
baru (New product) dan material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah
tropis serta sebelum pemasangan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
b. Kontraktor/ pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui
karena menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian
tersebut tanpa biaya tambahan/ extra cost dari pemilik.
c. Komponen-komponendari material yang mungkin seringa diganti harus dipilih
yang mudah diperoleh di pasaran bebas.
2. Lingkup pekerjaan.
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi air bersih, air buangan, air bekas dan
instalasi air kotor.
b. Bahan/ material yang dipakai/digunakan adalah produk/ merek Wavin,Rucika
kelas AW.
c. Pengadaan bahan dan pemasangan seluruh sanitair dan aksesoris serta tenaga
kerja komplit beserta alat-alat pendukungya.
d. Kontraktor/ pemborong wajib membuat shop drawing untuk instalasi plumbing
dan harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum pelaksanaan
pekerjaan dimulai.
3. Ajuan.
Pengajuan contoh warna sanitair yang akan dipakai sesuai dengan tipe yang telah
ditentukan oleh Konsultan pengawas pada detail gambar perencanaan.
5. Bahan/ material.
a. Tipe lihat gambar detail perencanaan.
b. Bahan yang dipakai ex. TOTO warna standard White (lihat gambar detail
perencanaan).
c. Bahan perekat sesuai dengan yang direkomenasikan dari pabrik.
6. Pelaksanaan.
a. Kontrol/ pemeriksaan.
b. Pemerikasaan lokasi/ bidang yang akan dipasang harus dilakukan oleh
kontraktor sebelum pekerjaan pemasangan dilakukan.
c. Bila dalm pemeriksaan diketemukan bidang yang tidak memenuhi syarat untuk
dipasang, Kntraktor dapat memperbaiki sendir atau melaporkan kepada
Konsultan Pengawas.
7. Pemasangan.
a. Kondisi ruangan sebelum dan sesudah pemasangan harus lebih bersih dan
terhindar dari debu yang berlebihan.
b. Pemasangan sanitair dan aksesoris harus sesuai dengan ketentuan pabrik dan
harus dihindari kebocoran pada lantai dan dinding yang dapat mengakibatkan
rembesan air kelantai di bawahnya.
c. Setelah selesai terpasang maka kontraktor/ pemborong wajib mencoba
beberapa waktu/ periode dan memastikan peralatan yang terpasang tersebut
berfungsi dengan baik.
8. Kebersihan.
a. Kontraktor/ pemborong harus selalu menjaga kebersihan lokasi pemasangan
dari sisa hasil pemasangan.
b. Sisa sampah bekas pemasangan harus dibuang sendiri setiap hari oleh
kontraktor/ pemborong atas biaya sendiri.
9. Perlindungan.
Perlindungan harus diberikan pada sanitair dan aksesoris yang sudah terpasang
dengan baik. Kerusakan yang diakibatkan karena kontraktor/ pemborong menjadi
tanggungan kontraktor/ pemborong atas biaya sendiri.
PASAL 22
PEKERJAAN SYSTEM GAS MEDIS
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan mekanikal yang dimaksud adalah pemasangan instalasi Pipa Gas Medis
dengan outlet pada Ruang IGD, Ruang Bersalin dan Ruang Pasca Bersalin. Dengan
uraian sebagai berikut:
Pemipaan Oxygen O 2
b. Bahan pipa yang digunakan pada seluruh instalasi ini adalah Copper Pipe Type B
819 L dan berdiameter 7/8” menurut standar ASTM atau JIS yang setara untuk
Gas Medis.
c. Bahan pipa distribusi harus di test secara pneumatik dengan menggunakan media
tekan Gas Nitrogen N2 dengan tekanan pengujian 2 x tekanan kerja instalasi atau
10 kgcm2 selama 2x24 jam.
d. Fittings
e. Valve flens yang ada pada SentralInstalasi Gas Medis termasuk pada paket
pekerjaan ini. Fitting tersebut harus memenuhi persyaratan yang diminta oleh
spesifikasi ini.
Pelaksanaan Konstruksi
a. Material pipa parikasi, inspeksi dan testing haruslah sesuai dengan standar yang
sesuai dengan Pressure Piping for Industrial Equipment berdasarkan standar DIN,
ASTM atau setara.
b. Pipa adalah Copper tembaga Type K menurut standar ASTM atau JIS yang stara
untuk Gas Medis.
e. Valve dan accessories pipa harus memiliki standar dan spesifikasi terbaik sesuai
tujuan spesifikasi ini.
f. Fittings
o Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan diameter yang
berbeda harus menggunakan reducting fitting.
o Fitting atau alat-alat yang menimbulkan kerugian tekanan aliran yang tidak
wajar tidak boleh digunakan.
Seluruh material haruslah dalam kondisi baru, bebas dari cacat. Material pipa
haruslah sesuai dengan standar Coppr Pipe JIS :
PASAL 23
DOKUMENTASI
Guna melengkapi laporan, Kontraktor wajib membuat photo - photo pada saat 0 % (nol
persen), 50 % (lima puluh persen) dan 100 % (seratus persen), untuk setiap item
pekerjaan. Photo - photo tersebut disusun rapi bersama laporan mingguan dan
diserahkan kepada Pengawas untuk dijadikan Dokumen.
PASAL 24
HAL - HAL LAINNYA
1. Kontraktor diwajibkan membuat papan nama Kegiatan yang ukuran dan isinya akan
diberitahu kemudian.
PASAL 25
PERATURAN PENUTUP
1. Pekerjaan yang nyata menjadi bagian pekerjaan pembangunan akan tetapi tidak
dapat iuraikan atau dimuat dalam Spesifikasi Teknis ini harus diselesaikan oleh
Kontraktor dan dinggap seakan-akan pekerjaan diuraikan dan dimuat dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat, untuk mencapai suatu penyelesaian yang lengkap antara
Pengawas maupun Pemberi Tugas.
2. Semua syarat-syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat ini termasuk perubahan dalam Berita Acara Penjelasan.