Anda di halaman 1dari 11

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN

KEGIATAN :
Peningkatan Kualitas Kawasan Kumuh dengan Luas di Bawah 10 (sepuluh) Ha
PEKERJAAN :
Penataan Lingkungan Kumuh Rt. 02 Rw. 07 Kelurahan Leuwiliang (Drainase)
(BKK Jabar)

BAB I
PEKERJAAN PERSIAPAN

PASAL 1
SPESIFIKASI TEKNIS

Semua pekerjaan dalam Syarat-syarat ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan SKSNI, SNI, dan
Standar Industri Indonesia (SII) dan peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas
jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan.

TITIK-TITIK UKUR

Seluruh titik-titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran jalan
depan existing dan bangunan FEM existing, elevasi bangunan dari jalan depan existing naik
±1,05 m ke entrance/lobby, sedangkan untuk simetris ataupun siku bangunan harus mengikuti
dan menyesuaikan bangunan existing wing dan node FEM, yaitu titik-titik ukur yang ada di
lapangan proyek seperti yang direncanakan dalam gambar-gambar grading dan seperti yang
disetujui Ahli.

1. DATA FISIK

Data sehubungan dengan kegiatan-kegiatan yang ada, dan lain-lain yang diterapkan
pada gambar-gambar dimaksudkan sebagai informasi umum dan titik-titik tolak untuk
pelaksanaan pekerjaan ini oleh Kontraktor.
Penawaran yang diserahkan oleh Kontraktor, harus sudah meliputi semua biaya untuk
pelaksanaannya sesuai dengan ketinggian-ketinggian yang ditentukan pada gambar- gambar.

PASAL 2
PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN

Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada
Konsultan Pengawas dan dalam jangka waktu yang cukup, bila dipertimbangkan bahwa perlu
mengadakan penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.
PASAL 3
PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN

Bila Pemborong tidak berada ditempat pekerjaan dimana Konsultan Pengawas


bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk harus diturut
dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh Pemborong.

PASAL 4
PENGUKURAN

Pemborong harus memulai pekerjaan pengukuran dari garis-garis dasar yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran pengukuran
yang dibuatnya.
Pemborong harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, termasuk
juru-juru ukur (Surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran untuk setiap
bagian pekerjaan yang memerlukannya.

PASAL 5
PERSIAPAN PEKERJAAN

1. AIR DAN DAYA

a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang


dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan
sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat
seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi
kekuatan konstruksi. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum,
mandi/buang air dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk
keperluan tersebut harus cukup terjamin.
b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri
sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan
lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara
ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan
menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di
lapangan. Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir sementara untuk
keselamatan.
2. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN
FASILITAS LAIN

Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan
halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk
pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai
untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi
fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap
bersih dan terhindar dari kerusakan.

3. PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan
halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama
tersebut sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak
diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman
dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas (Owner)

Logo
Nama Lembaga
Lembaga Alamat Lembaga

Kegiatan :
Pekerjaan :
No. Kontrak :
Nilai Kontrak :
Waktu Pelaksanaan :
Sumber Dana :
Tahun Anggran :
Kontraktor Pelaksana :

4. MOBILISASI
Sebelum memulai pekerjaan persiapan awal ini yang paling penting adalah
mempelajari situasi lapangan dan melengkapi persyaratan yang sudah ditentukan
dalam bestek, untuk pertama pemasangan papan nama proyek selanjutnya memulai
pengukuran pada lokasi pekerjaan, yaitu berupa situasi, potongan memanjang,
potongan melintang, yang dituangkan dalam gambar, termasuk gambar
konstruksi, yang disesuaikan dengan lapangan, dan disertai dengan foto
dokumentasi, juga gambar-gambar kerja (shop Drawing). Pada bagian-bagian
konstruksi yang kurang jelas harus diperjelas. Kemudian perlu diadakan koordinasi
dengan pihak direksi beserta masyarakat setempat (pemuka masyarkat setempat),
guna dapat membicarakan masalah-masalah yang mungkin
timbul apabila pekerjaan ini dimulai, baik menyangkut teknis maupun non teknis.

5. MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS


Dalam melaksanakan pekerjaan Peningkatan Jalan setiap tahapan pekerjaan yang
akan dilaksanakan mulai dari awal. Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan akhir
kegiatan di lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu lintas. Aktifitas arus
lalu lintas yang terhambat akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan pengguna
jalan raya.
• Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai
ketentuan.
• Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan
koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait.
• Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.
• Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara
tepat dan benar.
• Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus
lalu lintas.
Peralatan Keselamatan Lalu Lintas
• Rambu penghalang lalu lintas jenis plastik
• Rambu peringatan
• Peralatan komunikasi dan lainnya
Tenaga yang terdiri dari:
• Pekerja
• Koordinator
Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian, tujuannya agar
lalu lintas tidak masuk atau terperosok ke dalam daerah galian. Rambu-rambu yang
dipasang haruslah mempunyai cat dengan pantulan cahaya, guna menghindari
kecelakaan di malam hari.
BAB II
PEKERJAAN DRAINASE
PASAL 1
DRAINASE BETON
1.1 Pekerjaan Tanah
- Sesuai dengan peil yang ditetapkan, jika penggalian atau pengurugan tanah
menggunakan tanah yang baik, bersih dari kotoran sampai tinggi peil yang
ditetapkan.
- Tanah bekas galian segera dibuang dan badan jalan harus dipadatkan.
1.2 Pekerjaan Galian
- Pekerjaan Galian Tanah untuk saluran disesuaikan dengan gambar.
1.3 Pekerjaan Bekisting
- Pengendalian Bahan ke lokasi pekerjaan oleh levelansir
- Memotong / membuat Acuan/ Perancah dan bekisting oleh Tukang kayu sesuai
dengan gambar kerja/ arahan direksi.
- Membongkar Acuan / Perancah oleh tukang kayu setelah disetujui direksi.
1.4 Pekerjaan Pembesian
- Membuat rencana pemotongan besi beton berdasarkan ukuran dan bentuk dalam
gambar rencana oleh Kepala Tukang Besi.
- Memotong besi tulangan oleh pekerja Terampil sesuai petunjuk Kepala Tukang Besi.
- Membengkokan besi tulangan oleh Kepala Tukang besi sesuai yang diminta dalam
gambar.
- Pekerja tidak terampil mengumpulkan dan membawa besi dari lokasi pemotongan ke
lokasi perakitan.
- Kepala Tukang Besi dan para pembantunya merakit besi tulangan sesuai dengan
gambar/kerja direksi.
1.5 Pekerjaan Pengecoran
- Terlebih dahulu mempersiapkan Pompa Air, Concrete Mixer dan Concrete Vibrator
di lokasi pekerjaan.
- Mempersiapkan Kotak Takaran (dolak) yang akan digunakan untuk menakar bahan-
bahan pembuat beton.
- Memasukan air ke dalam molen yang sudah disiapkan sebanyak ½ dari takaran yang
dibutuhkan per batch.
- Menakar bahan-bahan sesuai dengan spesifikasi dan memasukannya kedalam molen,
mulai dari semen, pasir dan terakhir agregat kasar.
- Memasukan sisa air.
- Mengaduk hingga tercampur rata.
- Setelah tercampur merata, menuangkan campuran beton ke kotak alas yang telah
disiapkan. Finalisasi campuran hingga betul-betul merata.
- Setelah campuran betul-betul homogeny, campuran dituangkan ke wadah (ember)
untuk di bawa ke tempat pengecoran.
1.6 Pekerjaan Acian
- Acian dilakukan untuk memperhalus bidang pekerjaan pasangan.

BAB II
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

Pekerjaan TPT
1. TPT batu kali digunakan untuk dinding penahan tanah, sesuai yang tertera dalam gambar
kerja.
2. Pemasangan spesi batu kali tidak boleh berongga.
3. Ukuran tinggi dan lebar TPT disesuaikan dengan Gambar kerja

PASAL 1
GALIAN TANAH
Galian Biasa
1. Penggalian tanah untuk pemasangan batu dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui
ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
2. dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras dengan
daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2
3. bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian
tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya
dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.
4. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar
tidak mengganggu pekerjaan.
5. Seluruh pekerjaan tanah dan pondasi ini harus sesuai dengan volume pekerjaan, gambar
kerja dan RAB.

PASAL 2
PASANGAN BATU

I. UMUM

2.1. Batu Kali/Batu Gunung

Batu yang dipakai pada pekerjaan ini, seperti pasangan batu kali atau batu gunung
disarankan merupakan batu yang bersih dan keras, tahan lama dan homogen, bersih dari
campuran besi, noda-noda, lubang pasir, cacat atau ketidak-sempurnaan lainnya.

2.2. Bata

1. Semua bata sebaiknya baru dan bermutu baik, keras, utuh dan dibakar dengan baik,
sama ukurannya, kuat, lurus dan tajam sudut-sudutnya.
2. Contoh dari bata harus diserahkan kepada P3A untuk mendapat persetujuan. Tiap-tiap
kiriman batu bata ke tempat kerja, harus sama mutunya dengan contoh. Batu bata yang
diantar ke tempat kerja harus dibongkar dari kendaraan dengan tangan dan dijaga
supaya bata-bata tidak menjadi patah.

2.3. Adukan (Campuran)

1. Adukan untuk pasangan batu kali terdiri dari P.C dan pasir dengan perbandingan isi 1
PC : 4 Pasir.
2. Adukan yang dipakai untuk pasangan bata menurut perbandingan isi harus terdiri
semen 1 PC : 4 pasir untuk pekerjaan biasa, dan semen 1 PC : 3 Pasir untuk pasangan
kedap air.
Pasir harus sama dengan yang dipersyaratkan untuk pekerjaan beton pada pasal 3.02.
Pasir harus mempunyai gradasi dan kakasaran yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik.
4. Semen harus memenuhi persyaratan dari standar Indonesia N.I. 20.
5. Air yang dipakai untuk membuat adukan harus air yang baik yang memenuhi pasal
3.03.
6. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga
jumlah/volum dari setiap bahan adukan bisa ditentukan secara tepat.
7. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan sedangkan adukan yang tidak
dipakai selama lebih dari 30 menit harus diolah kembali bila hendak dipergunakan lagi.

2.4. Saringan Pasir

Saringan pasir pada umumnya sesuai dengan ketentuan Standar Nasional Indonesia untuk
bahan batuan halus, tetapi harus merupakan pasir kasar dan mudah dilalui air.

2.5. Penyimpanan Bahan

Semen dan pasir untuk adukan wajib disimpan seperti yang disyaratkan pada Pasal 3.08.
Kapur dan semen merah disimpan di dalam kotak, di atas beton atau lembaran logam atau
lantai kayu untuk mencegah tergenang dari air, dan juga harus dilindungi dengan atap atau
penutup yang tahan air.

2.6. Penyelesaian Sambungan

Sambungan yang kelihatan harus disiar rata dan halus dengan adukan 1 PC: 3 Pasir pada
waktu pekerjaan sedang berlangsung, untuk menjaga agar keseragaman warna lebih
terjamin, dan sambungan yang tidak kelihatan harus diisi rata dengan adukan.

II. PASANGAN BATU KALI

2.7. Ukuran Batu

1. Pasangan batu sebaiknya dari batu yang dipecah dengan palu, sehingga kalau dipasang
bisa saling menutup.
2. Setiap batu disarankan berukuran antara Ø 10 cm - Ø 20 cm atau kira-kira ⅔ dari tebal
pasangan batu kali. Batu yang lebih kecil ukurannya dapat dipakai sebagai bahan
pengisi pasangan.

2.8. Alas dan Sambungan

1. Sebelum dipakai batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu dan
diletakkan dengan alas tegak lurus pada arah tegangan pokok.
Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan
pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya,
serta tidak ada batu berimpit satu sama lain.
2. Pasak sebaiknya jangan disisipkan sesudah semua batu selesai dipasang.

2.9. Pipa Peresapan

Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus dilengkapi


dengan suling-suling.Suling-suling dibuat dari pipa PVC dengan diameter 25-50 mm dan
paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 permukaan.
Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan. Saringan
ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup dengan ijuk.

2.10. Perlindungan Perawatan

Dalam cuaca yang tidak menguntungkan P3A harus melindungi dan merawat pekerjaan
pasangan batu yang telah selesai sama seperti yang ditentukan untuk merawat beton.
Pekerjaan pasangan jangan dilaksanakan pada saat hujan deras atau hujan yang cukup
lama yang bisa mengakibatkan adukan larut. Adukan yang larut karena hujan harus
dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan dilanjutkan. Pekerja tidak dibolehkan
berdiri diatas pasangan batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap.

2.11. Urugan Kembali dan Urugan di belakang pasangan batu

Sebelum mengurug kembali pada bagian muka pasangan yang tidak kelihatan, pasangan
batu tersebut harus dilapis kasar dengan adukan, 1 semen : 4 pasir setebal 20 mm. Bahan
urugan sebaiknya terdiri atas pasir yang kasar dan mudah dilalui air.

PASAL 3
PLESTERAN

Pekerjaan Plesteran

Dinding dan lantai lama maupun baru yang terbuat dari pasangan bata/batu kali harus diplester
dengan adukan 1 PC : 3 pasir. Campuran pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan
untuk bahan dan campuran pada pasal 4.03.
Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1 @ 1.5 cm dan dihaluskan
dengan acian air semen.

PASAL 4
SIARAN
Pekerjaan Siaran
Sebelum pekerjaan dimulai semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek
sebelum dititip dengan adukan. Permukaan harus bersih dengan memakai kawat dibasahi.
Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 3 Pasir. Pekerjaan siaran dapat dibedakan :
a. Siaran Tenggelam (masuk kedalam ± 1 cm)
b. Siaran Rata (rata dengan muka batu)
Siaran Timbul (timbul tebal 1 cm dan lebat 2 cm kecuali ditentukan lain sama pekerjaan siaran
harus siaran timbul)
BAB III
PEKERJAAN LAIN – LAIN
- Dalam melaksanakan pekerjaan penyedia jasa harus mengikuti gambar rencana
teknis, detail-detail, RAB, RKS beserta risalahnya sebagaimana tercantum dalam
kontrak perjanjian pelaksanaan.
- Penyedia jasa disamping menyelesaikan pekerjaan secara teknis, juga harus dibarengi
dengan penyelesaian administrasi yang menyangkut kelancaran kegiatan.
- Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perbedaan antara gambar, RAB,RKS
penyedia jasa sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut harus konsultasi dahulu
kepada direksi atau konsultan pengawas, untuk mendapatkan petunjukn dan
persetujuan.
- Jika direksi/ konsultan pengwas meminta melaksanakan pekerjaan yang tidak
termasuk dalam kontrak maka penyedia jasa di sarankan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut, yang kemudian akan dibuat pekerjaan tambah kurang atau
mengalihkan pekerjaan yang ada dalam kontrak dengan nilai dan waktu pelaksaan
tetap.
- Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas penyedia jasa diwajibkan pula
mengadakan pengurusan, administrasi dan laporan kemajuan pekerjaan.
- Sebelum penyerahan pertama penyedia jasa wajib meneliti semua bagian pekerjaan
yang belum sempurna dan harus di perbaiki, semua barang yang tidak berguna harus
di singkirkandari lokasi kegiatan.
- Meskipun telah ada direksi/konsultan pengawas dan unsur-unsur teknis lainya, semua
penyimpanan dari ketentuan bestek dan gabar menjadi tanggung jawab pelaksana
untuk itu pelaksana harus menyelesaikan pekerjan sebaik mungkin.
- Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam rencana kerja dan syarat syarat (RKS)
ini akan di tentukan kemudian dalam rapat penjelasan ( aanwijzing). Dan akan dibuat
rapat penjelasan pekerjan (Aanwizjing)

BAB IV

PENUTUP
Segala perubahan dari Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Administrasi dan Teknis dan
Lampiran-lampiran lainnya akan dituangkan dalam Risalah Berita Acara Penjelasan dan
menjadi bagian yang mengikat dan tidak terpisahkan dengan Rencana Kerja dan Spesifikasi
Teknis ini serta bersifat mengikat.

Tasikmalaya, Nopember 2022


Dibuat Oleh;
CV. SAPUTRA

DERI ANDALA
Direktur

Anda mungkin juga menyukai