A. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat ukur dan lain-lain
yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek ini antara lain pengukuran, pagar
proyek, direksi keet, bouwplank, pembersihan lahan proyek, izin-izin lingkungan,
asuransi, listrik dan air kerja, dokumentasi proyek dan pekerjaan lainnya seperti
dijelaskan di dalam proses pelelangan. Termasuk juga dalam lingkup pekerjaan ini
adalah pengukuran ulang batas-batas lahan dan posisi bangunan sesuai dengan
rencana. Secara prinsip, Kontraktor wajib mempersiapkan segala hal yang berkaitan
dengan proyek ini, agar pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
3. DIREKSI KEET
3.1. Kontraktor wajib membuat direksi keet dengan luas sesuai yang disepakati
berikut semua perlengkapannya, agar dapat digunakan secara layak. Direksi keet
tersebut berfungsi sebagai ruang kerja untuk personil Konsultan Pengawas dan
Pemberi Tugas dan rapat-rapat koordinasi lapangan. Kontraktor dapat
mengusulkan bentuk direksi keet tersebut dalam penawarannya.
3.2. Direksi keet harus dilengkapi dengan furniture, penerangan dan pendingin
ruangan serta alat komunikasi yang memadai, dan dapat digunakan selama
diperlukan oleh direksi. Juga direksi keet tersebut harus dilengkapi dengan toilet
dan ruang sejenis yang memadai.
3.3. Direksi keet tersebut sepenuhnya akan digunakan oleh Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas selama pekerjaan berlangsung. Kontraktor wajib membuat
sendiri segala keperluannya.
3.4. Setelah seluruh proyek selesai, direksi keet tersebut harus dibongkar.
4. GUDANG
4.1. Material dan peralatan yang digunakan harus tersimpan secara aman dan baik,
bebas dari air dan pengaruh cuaca lainnya. Kontraktor wajib membuat gudang
dengan ukuran yang memadai, memiliki sirkulasi udara yang baik.
4.2. Lokasi gudang harus diatur sedemikian rupa sehingga memiliki akses yang baik
dan mudah terjangkau baik dari luar maupun dalam proyek.
4.3. Gudang tersebut harus dibongkar setelah proyek selesai dilaksanakan.
5. PAGAR PROYEK
5.1. Proyek harus dilaksanakan secara aman dan tidak mengganggu pihak lain di luar
proyek. Kontraktor wajib membuat pagar proyek yang dapat menjamin hal
tersebut.
3
5.2. Jika tidak digambarkan secara khusus, maka pagar proyek tersebut harus terbuat
dari seng dengan tinggi minimal 2,40 meter dan harus memiliki rangka
pendukung yang kuat dan kaku, sehingga tidak rusak atau roboh pada saat
menerima beban angin dan gangguan lain. Pada lokasi yang tepat harus dibuat
pintu dengan lebar sesuai dengan lebar kendaraan proyek yang akan melaluinya.
Pagar tersebut harus dicat dengan warna dan pola yang disetujui oleh Pemberi
Tugas.
5.3. Pagar tersebut harus selalu dirawat dan dalam kondisi baik. Pagar yang rusak
akibat kegiatan proyek harus segera diperbaiki.
5.4. Setelah proyek selesai pagar tersebut harus dibongkar dan disingkirkan dari
lokasi proyek. Kecuali jika dalam pelaksanaannya proyek mempunyai tahapan-
tahapan pekerjaan, pagar tidak perlu dibongkar dan harus tetap dalam keadaan
baik dan berfungsi sebagai pagar proyek. Semua lahan yang merupakan fasilitas
umum/ lingkungan di sekitar pagar proyek harus dikembalikan kepada kondisi
semula sebelum pagar tersebut dibuat. Biaya perbaikan lahan tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
6. JALAN KERJA
6.1. Kekerasan dan Lebar Jalan Kerja
Kontraktor harus mempersiapkan jalan kerja sedemikian rupa sehingga mampu
memikul beban-beban konstruksi yang akan melewati jalan kerja tersebut.
Demikian juga lebar jalan kerja harus cukup memadai agar kelancaran pekerjaan
dapat sesuai dengan yang direncanakan.
B. PEKERJAAN INTI
1. GALIAN TANAH
Persyaratan untuk Pekerjaan Galian adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan galian tanah untuk lokasi pekerjaan dilaksanakan berdasarkan gambar
rencana. Kelebihan tanah dari galian dapat digunakan untuk peninggian tanah
sesuai dengan yang direncanakan dan dapat dibuang apabila tidak diperlukan
setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
b. Dengan ukuran yang telah disetujui oleh Direksi pada papan bouwplank, maka
pekerjaan tanah selanjutnya yaitu galian tanah untuk bangunan, jalan dan
tembok pendukung turap dan bangunan lainnya sampai pada ukuran dasar
pondasi yang ditentukan. Galian untuk saluran dilakukan sesuai dengan rencana
penyimpangan hanya setelah persetujuan Direksi. Penggalian dilakukan dengan
cermat, benda yang didalam tanah yang mempengaruhi kestabilan konstruksi
harus disingkirkan.
c. Jika terdapat dinding yang harus diperkuat dan penguatan itu mengakibatkan
penggalian tanah disekitar rumah atau bangunan umum lainnya dan apabila
keadaan tanah dasar berdaya dukung meragukan sehingga perlu penambahan
galian sampai mencapai tanah keras, maka tambahan pekerjaan galian harus
mendapatkan persetujuan Direksi.
e. Bila kedalaman tanah telah melebihi aturan dalam gambar ternyata masih belum
mencapai tanah keras, maka Kontraktor harus mengisi galian yang dalam 7
tersebut dengan pasir batu yang dipadatkan sehingga mencapai 95% kepadatan
skala standart proctor.
f. Bila ditanah dasar terdapat akar berangkal, tanaman atau puing dan lain-lain
yang berpengaruh kestabilan konstruksi, harus dibersihkan terlebih dahulu
sebelum pelaksanaan urugan dimulai.
2. Pekerjaan Pengurukan
Bahan Urugan
Bahan urugan harus dipadatkan sekurang-kurangnya mencapai kepadatan
minimum 85% dari kepadatan maksimum yang dicapai di laboratorium.
Tanah Asli
Bagian teratas sedalam 150 mm dari tanah asli haruslah mempunyai kepadatan
minimum 85% AASHO pada laboratorium.
Urugan Tanah
Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-lapisan
yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 300 mm pada kedalaman gembur.
Setiap lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa
melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan yang
berikutnya. Bilamana bahan urugan tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki,
lapisan tersebut harus diulang dikerjakan atau diganti dan cara-cara kepadatan
yang dibutuhkan. Jadwal pengujian akan ditentukan/ ditetapkan oleh Konsultan
8
Pengawas.
Sarana-sarana Darurat
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membangun saluran-saluran, memang parit-
parit, mempompa dan atau mengeringkan saluran drainage dengan layak.
3. PASANGAN ASTAMPING
a. Sebelum pekerjaan aanstamping dikerjakan, Pemborong harus menentukan
peil yang ditentukan.
b. Setelah penentuan peil pasangan aanstaping harus mengikuti tebal dan lebar
ukuran pada gambar.
c. Pada waktu pekerjaannya, papan bouwplank terjaga utuh.
e. Pas. Batu Gunung dipasang yang ukuran batu terbesar terlebih dulu (bagian
bawah), dan dilanjutkan dengan batu gunung yang ukurannya lebih kercil.
f. Rongga pada pada pas. Batu gunung diisi dengan spesi atau campuran semen,
pasir dan air dengan perbandingan campuran sesuai dengan spek yang ada
pada dokumen atau gambar.
g. Pengisian rongga pasangan harus padat dan rata.
5. PLESTERAN
a. Lingkup pekerjaan
Pada lingkup pekerjaan plesteran ini meliputi plesteran siar mata sapi, plesteran
1 : 2, plesteran 1 : 4 (kolom.
b. Bahan
1.) Sebagai bahan semen, pasir dan air untuk plesteran ini harus sama dengan
kualitas seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
2.) Campuran (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih
dan bebas dari segala macam kotoran. Pasir untuk finishing harus bersih dan
layak dengan ayakan ukuran # 1,2 – 2,00 mm.
c. Pelaksanaan
1.) Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada seluruh pekerjaan pondasi turap
batu gunung, pekerjaan parit induk, pekerjaan parit bangunan keliling
bangunan dan pekerjaan kolom, permukaan beton yang diexpose dan
pasangan lain yang ditunjuk pada gambar rencana untuk dilaksanakan
plesteran.
2.) Pekerjaan plesteran dilaksanakan setelah pekerjaan terdahulu selesai
dilaksanakan, permukaan bangunan yang akan diplester harus dibasahi air
sehingga betul-betul sesuai sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
3.) Plesteran yang terlindung atau kecuali pasangan trasraam dilaksanakan
dengan campuran 1 Pc : 4 Ps.
4.) Semua dinding pasangan transram yang kedap air dan dinding luar yang
tidak terlindung dan permukaan beton harus diplester dengan campuran
10
1 Pc : 2 Ps.
5.) Pekerjaan siar (pointing) dilaksanakan pada sela-sela antara pasangan batu
kali belah yang tidak tertimbun tanah/kelihatan dengan campuran
1 Pc : 2 Ps.
6.) Semua pekerjaan plesteran harus betul-betul halus serta licin dan tidak
boleh retak-retak, hal ini dilaksanakan dengan bekisting air Portland
Cement (PC)
7.) Untuk menyelesaikan sudut, sponeng-sponeng dan semua permukaan
beton digunakan perekat 1 Pc : 2 Ps. Khusus permukaan beton, sebelum
diplester harus dibuat kasar dahulu. Penyelesaian sponeng-sponeng
(benangan) dilaksanakan dengan lurus dan tajam.
8.) Tebal plesteran yang dimaksud, kecuali bila dinyatakan lain adalah 15 mm
dengan toleransi minimal 12.5 mm dan maksimal 17.5 mm, bilamana
ketebalan toleransi ini ternyata dilampaui, maka dinding pasangan batu
bata harus diperbaikinya.
6. BETON
7.1. Bahan-bahan dan Syarat Bahan
Semen, Agregat dan Syarat Atas
Bahan-bahan bangunan berupa semen, agregat dan air kerja harus sesuai dengan
persyaratan yang termuat dalam RKS ini.
Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar yang ada dan
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Hubungan antara besi beton satu
dengan yang lain harus menggunakan kawat beton, diikat dengan erat, tidak
menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari tanah ataupun papan
bekisting.
Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh dan semacamnya,
harus mendapat persetujuan Konsultan Perancang/Konsultan Pengawas.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena kualitas tidak sesuai dengan
spesifikasi harus segera dikeluarkan dari site, setelah menerima instruksi tertulis dari
Konsultan Pengawas, dalam waktu 24 jam.
Penggunaan air harus sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan beton yang
padat dengan daya kerja yang baik sehingga dapat memberikan daya lekat yang
baik dengan besi beton.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial
mixed) untuk mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan air pada
permukaan ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan (segregation) dari
agregat.
14
Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah serta
memenuhi persyaratan seperti dalam SK.BI-1.4.53.1989. Ukuran kubus coba
adalah 150 x 150 x 150 mm3. Pengambilan adukan beton, pencetakan kubus coba
dan curingnya harus di bawah pengawasan Konsultan-Konsultan Pengawas.
Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu kode yang dapat
menunjukkan tanggal pengecoran dan hal lain yang perlu dicatat. Semua kubus
coba dites dalam laboratorium yang berwenang dan disetujui Konsultan
Pengawas.
15
Trial test ini harus sudah diselenggarakan segera setelah adanya Surat Perintah
Kerja atau penunjukkan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Biaya dan jaminan akan mutu dari hasil percobaan ini tetap menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Penentuan nilai kuat tekan beton (fc') boleh didasarkan pada nilai kuat tekan
beton yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus berisi 150 mm (fc'k).
fck'
fc' = 0,76 + 0,210log ( ---- ) fck'
15
Dimana :
Apabila dalam pelaksanaan kedapatan bahwa mutu beton gagal memenuhi syarat
spesifikasi, maka Konsultan Pengawas berhak meminta Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor supaya mengadakan percobaan non destruktif atau kalau
memungkinkan mengadakan percobaan coring.
Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam :
- Method for Making Test Cubus from Fresh Concrete (BS 1881 part 108 : 1983).
- Method for Determination for Compressive Strength of Concrete Cubus (BS
1881 part 16 : 1983).
Mutu/nilai kuat tekan beton yang disyaratkan adalah fc' = 290,5 kg/cm2 dengan
proporsi campuran coba serta pelaksanaan produksinya harus didasarkan pada
teknik penakaran berat (weight batching).
Bila suatu fasilitas produksi beton tidak mempunyai rekaman uji lapangan untuk
menghitung deviasi standard maka target fcr' haruslah diambil tidak kurang dari
(fc' + 12) Mpa.
Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton dinyatakan tercapai secara memuaskan
bila kedua persyaratan berikut ini dipenuhi, yaitu :
- Nilai fcr' dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing terdiri dari 3 hari
17
uji kuat tekan tidak kurang dari (fc' + 0,82.s) Mpa.
- Tidak satupun dari hasil uji tekan fcr' dari 2 silinder) mempunyai nilai dibawah
0,85 fc'.
Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil langkah
untuk meningatkan rata-rata dari hasil uji kuat tekan berikutnya.
Pengecoran Beton
Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan
menggunakan cara yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya
pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari
luar.
Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas sebelum didatangkan ke tempat pekerjaan. Semua alat-alat pengangkut
yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa- sisa adukan yang
mengeras.
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi
beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Pemadatan Beton
Beton didapatkan dengan menggunakn suatu vibrator selama pengecoran
berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan
maupun posisi tulangan.
Beton harus dicorkan lapis demi lapis dengan tidak melebihi 460 mm tebalnya.
Lapis-lapis ini harus dijaga supaya mempunyai pengikatan satu sama lain yang
baik.
Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama supaya dibersihkan
dengan seksama dan dikasarkan. Kotoran - kotoran disingkirkan dengan
cara menyemprotkan permukaan dari beton lama supaya dengan cara
menyemprotkan permukaan dengan air dan menyikat sampai agregat kasar
19
tampak.
Setelah permukaan siar tersebut bersih, bubur semen (grout) yang tipis dilapiskan
merata keseluruh permukaan.
Bahan yang dipakai untuk expansion joint adalah heavy duty sealant dengan pelat
hitam berukuran 200 mm x 2 mm yang diletakkan sepanjang dilatasi dan dipasang
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus diperhatikan. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
harus bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini .
Bekisting (Formwork)
Bekisting yang dibuat dari kayu dan besi harus memenuhi syarat-syarat kekuatan,
daya tahan dan mempunyai permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing.
20
Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan standard dalam SKBI-
1.4.53.1989.
Bagian-bagian konstruksi yang akan dibongkar bekistingnya harus sudah dapat
memikul berat sendiri dan baban-beban pelaksanaan.
Acuan-acuan bagian konstruksi di bawah ini boleh dilepas dalam waktu sebagai
berikut :
- Sisi-sisi balok, dinding dan kolom yang
tidak dibebani .................................................... 2 hari
- Pelat beton
21
(tiang penyangga tidak dilepas) ......................... 7 hari
Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya- biaya
pengisian atau penutupan bagian tersebut menjadi tanggungjawab Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.
B. PERSYARATAN BAHAN
1. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan yang
disetujui Konsultan Pengawas . Syarat-syarat batu bata harus memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam NI-10.
2. Batu bata/batu merah yang digunakan ukuran minmal 4 x 11 x 22 cm
dengan mutu terbaik, siku dan sama ukuran, sama warna mempunyai
kekuatan tekan minimum 25 kg /cm2, sesuai dengan ketentuan SNI 15-
2094-2000.
3. Semen Portland yang digunakan harus dari satu merk produk, mutu I
dan memenuhi standar SNI-15-2049-1994 atau ASTM C 150
4. Pasir aduk harus bersih, keras padat dan tajam, tidak mengandung lumpur
23
atau kotoran lainn yang merusak. Perbandingan harus memenuhi standar
ASTM C 33.
5. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung
lumpur/ minyak/asam basa serta memenuhi PUBI-1982 Pasal 9.
C. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas.
2. Seluruh dinding dari pasangan batu bata/bata merah,dengan aduk
campuran 1pc : 4 pasir pasang, kecuali pasangan batu bata semen
trasram/rapat air.
3. Untuk dinding semen trasram/rapat air dengan adukan campuran 1 PC :
2 pasir pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan
sloof/balok/pondasi sampai minimum 30 cm di atas permukaan lantai
setempat pada seluruh ruang, dan sampai setinggi minimal 180 cm di atas
permukaan lantai setempat, untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah
(toilet, pantry, ruang wudhu, janitor dan ruang lainnya) serta pasangan
batu bata dibawah permukaan tanah, jika ada.
4. Sebelum digunakan, batu bata harus direndam air dalam bak atau
drum hingga jenuh.
5. Pasangan batu bata harus tersusun dengan rapih sesuai dengan kaidah-
kaidahnya, dengan perletakkan saling menyilang satu dengan lainnya.
Batu bata yang pecah dilarang untuk dipergunakan di dalam proyek ini.
6. Setelah bata terpasang, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan
disiram air.
7. Dinding batu bata yang akan diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar dibersihkan.
8. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap
maksimum 24 lapis perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis.
Bidang dinding batu bata tebal 1/2 batu yang luasnya maksimal 9 m2 (3
24
x 3 m) harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan
D. SYARAT-SYARAT PEMELIHARAAN
Perbaikan
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan
25
perbaikkan pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Pengawas. Perbaikan
E. SYARAT PENERIMAAN
1. Kontraktor harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan
pelaksanaan; sesuai dengan pengarahan serta persetujuan Konsultan
Pengawas.
2. Hasil pemasangan pasangan dinding, harus lurus tepat pada sudut sikunya
serta tegak lurus terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak
bergelombang. Toleransi kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding :
1 mm/m2 luas permukaan bidang kerja.
3. Pelaksanaan dinding, harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapih.Hasil
akhir harus konstruktip yang kokoh.
4. Penyelesaian hubungan dinding dengan perkerjaan finishing lainnya harus
rapih.
PERSYARATAN BAHAN
1. Jenis : Keramik tile buatan dalam negeri.
2. Warna : Warna yang ditentukan harus seragam.
Warna ditentukan sebagai berikut :
3. Merk : Sesuai dengan yang tertera dalam daftar
material
4. Ketebalan : Minimum 5 mm
5. Finishing : Berglazuur (Polished)
6. Kekuatan lentur : Minimum 250 kg/cm2.
7. M u t u / kualitas : I (satu)
8. Bahan pengisi : Grout semen berwarna
9. Bahan perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir diberi bahan
tambahan penguat berupa bahan perekat untuk meningkatkan
kekedapan terhadap air dan menambah daya lekat dengan jumlah
pengunaan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat bahan perekat
tersebut.
10. Ukuran : 20 x 25 cm untuk dinding km/wc, dengan pola pemasangan
sesuai detail gambar.
11. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai peraturan-
peraturan ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SNI 03-4062-1996.
12. Semen Portland yang digunakan harus dari satu merk produk, mutu I
dan memenuhi standar SNI-15-2049-1994 atau ASTM C 150
13. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas.
14. Untuk bahan pengisi/grouting harus dari bahan siap pakai yang diberi
warna sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat keramik.
15. Bahan perekat khusus dari bahan siap pakai yang memenuhi ketentuan
AS 2358, ANSI 118.4 dan BS 5385.
27
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat gambar
dari pola keramik yang disetujui Konsultan Pengawas. Setelah itu
kontraktor wajib membuat mock-up atas beban kontraktor untuk
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan/atau Konsultan
Perencana.
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak
cacat dan tidak bernoda.
3. Adukan pengikat dengan campuran 1PC : 3 pasir dan di tambah bahan
perekat seperti yang telah disyaratkan.
4. Bidang permukaan pasangan dinding keramik, harus benar - benar rata.
5. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-
siar), harus sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2
mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk Konsultan Pengawas.,
yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama
dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku
dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
6. Siar-siar di isi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan bahan,
warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
7. Pemotongan unit-unit keramik tile harus menggunakan alat pemotong
keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
8. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam
noda pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
9. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan
pasangan dinding atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
10. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam
dalam air sampai jenuh.
11. Pinggulan pasangan keramik harus di lakukan dengan alat gurinda,
sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang
28
sempurna.
SYARAT PEMELIHARAAN
PERBAIKAN
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan
perbaikkan pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Pengawas. Perbaikan
dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
PENGAMANAN
1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan terhadap kerusakan-kerusakan. Selama 7 x 24 jam sesudah
pekerjaan dinding keramik selesai terpasang, permukaanya dihindarkan dari
pengaruh pekerjaan lain dan dilindungi terhadap kemungkinan cacat pada
permukannya.
2. Untuk pemeliharaan, Kontraktor harus menyediakan bahan keramik yang
sama sebanyak 0,5% dari jumlah terpasang untuk diserahkan pada Pemberi
Tugas. Biaya pengadaan sudah termasuk dalam penawaran.
STANDAR PENERIMAAN
1. Kontraktor memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan;
sesuai dengan pengarahan serta persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Pelaksanaan pekerjaan dinding keramik harus dipasang rata pada seluruh
permukaan tidak bergelombang, warnanya seragam serta tidak cacat/tidak
bernoda. Tolerasi rata permukaan yang dapat diterima adalah 1 mm/m2.
29
PERSYARATAN BAHAN
1. Jenis : Keramik Homogenuous buatan dalam negeri.
2. Warna : a) Warna yang ditentukan harus seragam.
b) Warna ditentukan sebagai berikut :
3. Ketebalan : Minimum 7 mm
4. Finishing : Berglazuur/Polished
5. Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.
6. M u t u / kualitas : I (satu)
7. Ukuran dan pemakaian : Lantai dan tangga 60x60 cm dan 10x60 untuk
stepnosing tanggai. Dipasang sebagai finishing Lantai pada seluruh
lokasi yang ditunjukan/ disebutkan dalam gambar. Pola pemasangan
sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
8. Bahan perekat : Adukan spesi 1 P
9. C : 3 pasir diberi bahan tambahan penguat berupa bahan perekat untuk
meningkatkan kekedapan terhadap air dan menambah daya lekat dengan
jumlah pengunaan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat bahan perekat
tersebut.
10. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai peraturan-peraturan
ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SNI 03-4062-1996.
11. Semen Portland yang digunakan harus dari satu merk produk, mutu I dan
memenuhi standar SNI-15-2049-1994 atau ASTM C 150.
12. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
30
diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas .
13. Untuk bahan pengisi/grouting harus dari bahan siap pakai yang diberi
warna sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
14. Bahan perekat khusus dari bahan siap pakai yang memenuhi ketentuan AS
2358, ANSI 118.4 dan BS 5385.
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan MK ..
2. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor di wajibkan membuat shop
drawing dari pola keramik homogenuous yang disetujui Konsultan
Pengawas
3. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan
krikil atau split dengan perbandingan 1 : 3 : 5.
4. Tebal lapisan sub lantai disesuaikan dengan finishing arsitektur yang
telah ditentukan di dalam gambar.
5. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas. Kecuali pada lantai
ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya
diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
6. Keramik homogenuous yang terpasang harus dalam keadaan baik,
tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda.
7. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 pasir dan di tambah bahan
perekat seperti yang disyaratkan. Bidang pemasangan harus merupakan
bidang yang benar-benar rata.
8. Jarak antara unit - unit pemasangan keramik homogenuous yang
terpasang (lebar siar-siar), harus sama lebar maksimum 3 mm dan
kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk
Konsultan Pengawas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang
sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
9. Siar-siar di isi dengan bahan pengisi sesuai
ketentuan/persyaratan, warna bahan pengisi sesuai dengan
31
warna keramik homogenuous yang dipasangnya.
SYARAT PEMELIHARAAN
PERBAIKAN
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan
perbaikkan pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Pengawas. Perbaikan
dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
PENGAMANAN
1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang
telah dilaksanakan terhadap kerusakan-kerusakan
2. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan lantai keramik selesai terpasang,
permukaannya dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain dan dilindungi
terhadap kemungkinan cacat pada permukaannya.
3. Untuk pemeliharaan, Kontraktor harus menyediakan bahan keramik
homogenuous yang sama sebanyak 0,5% dari jumlah terpasang untuk
diserahkan pada Pemberi Tugas (KBI Pontianak). Biaya pengadaan sudah
termasuk dalam penawaran.
STANDAR PENERIMAAN :
32
1. Kontraktor memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan;
10. PLAFOND
10.1. PLAFOND GYPSUM BOARD
LINGKUP PEKERJAAN
Persyaratan :
Pemasangan plafond baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang
terdapat di dalam plafond (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat
penggantung dan penguat plafond) siap dan selesai dikerjakan. Sebelum
pelaksanaan, Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor harus mengajukan contoh/sample
untuk disetujui oleh Konsultan Perancang, Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas.
Pelaksanaan :
- Sebelum pemasangan, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus memberikan
contoh/sample bahan penutup plafond dan harus mendapat persetujuan
Konsultan Perancang, Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas. 33
PERSYARATAN BAHAN
a. Plafond Gipsum Tile
Persyaratan Bahan :
- Ukuran : Standard pabrik, tebal 9 mm (60x120) cm/ sesuai
gambar
- Produksi :
- Warna : ditentukan kemudian
- Type : ditentukan kemudian
- Kualitas : Standard dan untuk ruang-ruang utama & lobby
Pemasangan/Pelaksanaan :
- Pemasangan dikerjakan oleh tenaga ahli sesuai dengan petunjuk pabrik
dan dengan disetujui Pemberi Tugas.
- Rangka menggunakan Maintee & Crosstee.
34
Persyaratan Bahan :
Gypsum polos atau gypsum texture
- Ukuran : Standard pabrik, tebal 9 mm (60x120) cm/ sesuai
gambar
- Produksi :
- Warna : ditentukan kemudian
- Type : ditentukan kemudian
- Kualitas : Standard dan tahan air untuk atap gypsum pada
KM/WC, Gudang.
Rangka Hollow
- Ukuran : Standard pabrik, 4 x 4 dan 2 x 4 t = 4 mm sesuai
gambar
- Produksi : dalam negeri
- Warna : ditentukan kemudian
- Type : Zincalum Hi-Ten G550 35
Pemasangan/Pelaksanaan :
- Pemasangan dikerjakan oleh tenaga ahli sesuai dengan petunjuk pabrik
dan dengan disetujui Pemberi Tugas.
- Rangka menggunakan hollow cube 4 x 4 cm.
- Dipasang sedemikian rupa dengan penguat-penguat sehingga
menghasilkan permukaan yang rata, horisontal dan tidak
bergelombang/melendut.
- Semua naad harus lurus, pertemuannya tegak lurus dan rapi.
- Dalam hal pemotongan, harus menggunakan alat pemotong (cutter)
mekanik.
- Untuk meratakan naad memakai hard compound khusus gypsum.
- Semua list profil yang dipakai adalah lis gibsum, type dan ukuran sesuai
dengan gambar.
- Hasil pemasangan tersebut harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
- Pengantung Galvanized Wire rod.
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dengan kondisi dilapangan (ukuran dan
lubang), termasuki mempelajari bentuk, pola layout/penempelan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail.
- Kontraktor wajib membuat shop drawing secar lengkap dengan
memperlihatkan layout, type dari gypsum panel detail angkur, perkuat
juga sambungan-sambungan, bukaan dan kelengkapan lain yang
diperlukan untuk penyelesaian pemasangan ceiling gypsum.
- Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan material system dan
pola yang telah disetujui oleh Perencana untuk dipakai.
- Penimbunan bahan/material ditempat pekerjaan harus diletakkan pada
ruang atau tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
36
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
PERSYARATAN BAHAN
- Jarak dan ukuran sesuai yang ditunjuk dalam gambar tetapi tidak kurang dari
yang diperlukan agar sesuai dengan standard ASTM C 754.
- Semua rangka baja harus dianti korosi, dicat anti karat atau digalvanize hot
deep sesuai dengan ASTM A 525 kecuali ditentukan lain oleh Konsultan
Perencana/Pengawas.
- Ketebalan papan GRC adalah sesuai dengan gambar atau jika tidak
38
disebutkan, dengan ketebalan 6 mm sesuai dengan ASTM C 80. Untuk
aplikasi dan jarak rangka sesuai dengan gambar atau persyaratan dari
produsen dan disetujui oleh Konsultan Perencana/Pengawas.
- GRC tersebut dari produk dan tidak terbatas Jaya Board atau setara.
SYARAT PELAKSANAAN
- Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada serta penyesuaian dengan kondisi di lapangan
(ukuran dan lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola
layout/penempelan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail.
- Pemasangan plafond baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang
terdapat di dalam plafond (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat
penggantung dan penguat plafond) siap dan selesai dikerjakan. Sebelum
pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan contoh/sample untuk disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
- Kontraktor wajib membuat shop drawing secara lengkap dengan
memperlihatkan layout, type dari panel GRC, detail angkur, perkuatan, juga
sambungan-sambungan, bukaan dan kelengkapan lain yang diperlukan
untuk penyelesaian pemasangan ceiling GRC.
- Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan material system dan pola
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas untuk dipakai.
- Penyimpanan bahan/material di tempat pekerjaan harus diletakkan pada
ruang atau tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca luar
secara langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
- Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,
angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
- Desain dan produk dari system plafond harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Perencana/Manajemen Konstruksi.
39
PERSYARATAN BAHAN
- Jarak dan ukuran sesuai yang ditunjuk dalam gambar tetapi tidak kurang dari
yang diperlukan agar sesuai dengan standard ASTM C 754.
- Semua rangka baja harus dianti korosi, dicat anti karat atau digalvanize hot
deep sesuai dengan ASTM A 525 kecuali ditentukan lain oleh Perencana/MK.
40
- Ketebalan papan kalsiboard adalah sesuai dengan gambar atau jika tidak
ditunjuk, dengan ketebalan 6 mm sesuai dengan ASTM C 80. Untuk aplikasi
dan jarak rangka sesuai dengan gambar atau persyaratan dari produsen dan
disetujui oleh Perencana/Pengawas.
- Kalsiboard tersebut dari produk, dan tidak terbatas sebagai berikut :
Jaya Board
Knauff.
SYARAT PELAKSANAAN
- Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dengan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola layout/penempelan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail.
- Pemasangan plafond baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang
terdapat di dalam plafond (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat
penggantung dan penguat plafond) siap dan selesai dikerjakan. Sebelum
pelaksanaan, Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor harus mengajukan
contoh/sample untuk disetujui oleh Perencana/Pengawas.
- Kontraktor wajib membuat shop drawing secara lengkap dengan
memperlihatkan layout, type dari panel kalsiboard detail angkur, perkuat
juga sambungan-sambungan, bukaan dan kelengkapan lain yang diperlukan
untuk penyelesaian pemasangan ceiling kalsiboard.
- Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan material system dan pola
yang telah disetujui oleh Perencana/Pengawas untuk dipakai.
- Penimbunan bahan/material di tempat pekerjaan harus diletakkan pada
ruang atau tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
- Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,
angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk
41
Persyaratan bahan
1. Bahan : Aluminium profile SF klas ekonomi produk Lokal
2. Ukuran profil : Lebar 4” dengan ketebalan profil variant antara
42
1.2 mm s/d 2.1 mm.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-
43
gambar dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat
contoh jadi dengan skala gambar 1 : 1, untuk sebagian tipe kusen yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas .
2. Proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan Pengawas . meliputi
gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.
3. Semua frame kusen, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti
sesuai ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan.
4. Pemotongan aluminium dan stainless steel hendaknya dijauhkan dari
material besi untuk menghindarkan penempelan debu besi pada
permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman
dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah
bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap dan harus cocok.Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas
dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
7. Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium dan stainless steel terbuat dari
steel plate dan plate stainless steel setebal minimal 2 mm dan 1,2 mm
ditempatkan pada interval 600 mm.
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/ stainles steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 100
kg/m2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium dan stainless steel harus
ditutup oleh sealant.
9. Disyaratkan bahwa kusen aluminium dan stainless steel dilengkapi oleh
kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
- Dapat menjadi kusen untuk kaca mati.
- Dapat cocok dengan jendela terbuka/swing dan dapat dipasang door
closer.
44
- Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan
perbaikkan pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Pengawas. Perbaikan
dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
45
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengamanan
1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap permukaan kusen yang
sudah terpasang. Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor, sampai hasil pekerjaan diterima dengan baik
(Serah Terima II).
2. Bahan-bahan perlindungan dilaksanakan sesuai ketentuan yang ditetapkan
pada persyaratan bahan dan persyaratan lain (sesuai ketentuan pabrik).
Syarat Penerimaan
Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
1. Hasil pekerjaan kusen yang dipasang harus tepat pada posisinya rapat satu
sama lainnya, terjamin kerapihannya, dan tidak cacat; dan merupakan satu
kesatuan dengan jenis pintu yang telah ditetapkan pada gambar rancangan
dan spesifikasi bahan.
2. Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar
perancangan, show drawing dan pengarahan yang diterbitkan oleh Konsultan
Pengawas.
12. PENGECATAN
12.1. PEKERJAAN PENGECATAN DINDING
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta seluruh
detail yang ditunjukan/disebutkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas.
Persyaratan Bahan
46
1. Bahan lapisan/coating dasar : Mill putih dari produk lokal,
2. Cat Movilex / setara digunakan sebagai cat finishing dinding dalam dan cat
khusus eksterior tahan air untuk dinding luar.
3. Warna : Ditentukan.
4. Pengencer : Air bersih 20 %.
5. Pengeringan : Minimum setelah 6 jam lapis berikutnya dapat
dilakukan.
6. Sistem Pengecatan : Minimal 3 lapis
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang di pergunakan, sebelum di gunakan terlebih dahulu
harus di serahkan contoh - contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
KONSULTAN PENGAWAS/Konsultan Konsultan Perencana.
2. Kontraktor harus menyerahkan contoh hasil pengecatan dalam bentuk
dami/contoh kepada Konsultan Pengawas . untuk mendapat persetujuan.
3. Cat yang sudah mendapat persetujuan untuk digunakan harus disimpan
dilokasi proyek pada tempat yang aman dengan kemasan yang tertutup,
bertanda merk dagang dan mencantuKonsultan Pengawasan identitas cat
yang ada di dalamnya. Cat harus diserahkan tidak kurang dari dua bulan
sebelum pekerjaan dilaksanakan, sehingga cukup waktu untuk memungkinkan
dilakukan pengujian terhadap warna selama tiga puluh hari kerja.
4. Semua bidang dinding, kecuali bagian yang diexpose, dilapis/dirender dengan
pola acale menggunakan “Skin Cost” Mill Putih, yang merupakan campuran
7 bagian Mill putih dan 2 bagian semen.
5. Bidang pengecatan siap di cat setelah di plamuur terlebih dahulu. Sebelum
di plamir, plesteran harus betul - betul kering, tidak ada retak-retak dan
telah disetujui Konsultan Pengawas ..
6. Sebelum pengecatan di lakukan, Kontraktor di wajibkan membuat contoh-
contoh warna, untuk disetujui Konsultan Pengawas ..
7. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan
benda - benda dan pengaruh pekerjaan - pekerjaan sekelilingnya selama 12
47
jam.
Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan
perbaikkan pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Pengawas. Perbaikan
dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengamanan
Kontraktor harus menjaga pekerjaan pengecatan tembok/dinding yang sudah
selesai dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa
menimbulkan pengotoran pada tembok/dinding.
Syarat Penerimaan
Hasil pengecatan pada setiap permukaan dinding dan logam harus rapi dan rata
(tidak belang-belang).
Persyaratan Bahan
1. Digunakan bahan cat produk dalam negeri yang bermutu jenis Super gloss
dan disetujui Konsultan Pengawas.
2. Bahan untuk cat dasar di gunakan dari bahan sesuai yang di syaratkan oleh
pabrik yang bersangkutan.
3. Bahan yang di gunakan harus memenuhi syarat - syarat yang di tentukan
dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900 : 1970 / 1971, AS. K-41 dan NI.4.
serta mengikuti ketentuan - ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
4. Warna ditentukan abu-abu.
5. Ketebalan : 2 x 30 micron dengan interval 2 jam.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan sebelum di gunakan harus di serahkan contoh - contohnya kepada
Konsultan Pengawas . untuk mendapatkan persetujuannya.
2. Cat yang sudah mendapat persetujuan untuk digunakan harus disimpan
dilokasi proyek pada tempat yang aman dengan kemasan yang tertutup,
bertanda merk dagang dan mencantuKonsultan Pengawasan identitas cat yang
ada di dalamnya. Cat harus diserahkan tidak kurang dari dua bulan sebelum
pekerjaan dilaksanakan, sehingga cukup waktu untuk memungkinkan
dilakukan pengujian terhadap warna selama tiga puluh hari kerja.
3. Bidang permukaan pengecatan harus siap untuk dimulai pekerjaan pengecatan
dan telah disetujui Konsultan Pengawas ..
4. Permukaan yang akan dicat harus bersih dari debu, minyak/lemak dan "karat"
serta dalam keadaan kering.
5. Permukaan pengecatan di amplas dengan amplas yang halus untuk
memperoleh permukaan yang halus, rata dan ber sih dari karat.
6. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian, sampai jenuh. Ulaskan satu atau
dua lapis Metal Primer Red (menie besi) dari produk seperti jenis yang
disyaratkan di atas atau sesuai persyaratan yang ditentukan oleh pabrik yang
bersangkutan.
49
7. Selanjutnya setelah pengecatan menie besi telah rata dan kering, barulah
cat akhir di lakukan dengan persyaratan sesuai yang ditentukan dari pabrik
yang bersangkutan.
8. Cat akhir dapat dilakukan bila cat dasar telah kering sempurna serta telah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas ..
9. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan spray gun.
10. Bidang pengecatan harus rata dan sama warnanya.
11. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock-up untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas dan/atau Konsultan Perencana, sebelum
perkerjaan di mulai. Biaya pengadaan mock-up menjadi tanggungan
Kontraktor. Mock-up yang disetujui akan dipakai sebagai bahan patokan
pemeriksaan dan penerimaan hasil perkerjaan ini.
Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan
perbaikkan pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Pengawas. Perbaikan
dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengamanan
Kontraktor harus menjaga pekerjaan pengecatan logam yang sudah selesai
dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan
pengotoran pada logam.
Syarat Penerimaan
Hasil pengecatan pada setiap permukaan logam harus rapi dan rata (tidak belang-
belang).
50
Persyaratan Bahan
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah : Cat produk Epoxy/Super Gloss
dengan warna ditentukan kemudian.
2. Dinding yang akan dicat setinggi langit-langit atau sesuai gambar.
3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal
54 NI-4.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Cat yang sudah mendapat persetujuan untuk digunakan harus disimpan
dilokasi proyek pada tempat yang aman dengan kemasan yang tertutup,
bertanda merk dagang dan mencantuKonsultan Pengawasan identitas cat yang
ada di dalamnya. Cat harus diserahkan tidak kurang dari dua bulan sebelum
pekerjaan dilaksanakan, sehingga cukup waktu untuk memungkinkan
dilakukan pengujian terhadap warna selama tiga puluh hari kerja.
2. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,
lubang dan pecah-pecah).
3. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan
pada bidang pengecatan.
4. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran
51
lain yang dapat merusak atau mengurangi mut pengecatan.
5. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar,
bahan plamur dari produk yang sama dengan cat yang digunakan.
6. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
. serta pekerjaan instalasi di dalamnya telah selesai dengan sempurna.
7. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan
mengiriKonsultan Pengawasan contoh bahan dari beberapa macam hasil
produksi kepada Konsultan Pengawas ., selanjutnya akan diputuskan jenis,
bahan dan warna yang akan digunakan, dan akan menginstruksikan kepada
Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan
diserahkan.
8. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik
pembuatnya. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk
pemeriksaan penerimaan bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat
pekerjaan.
9. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor
untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan/atau Konsultan
Perencana sebelum pekerjaan utama dimulai/dilakukan, serta pengerjaan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik yang
bersangkutan.
10. Hasil pekerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat
noda-noda pada permukaan pengecatan. Dihindarkan terjadinya kerusakan
akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.
11. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan
dan perawatan/kebersihan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
12. Bila terjadi ketidak sempurnaan dalam pengerjaan atau kerusakan, Kontraktor
harus memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa
adanya tambahan biaya.
13. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil/ berpengalaman
dalam pelaksanan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu
pekerjaan yang baik dan sempurna.
52
Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan
perbaikkan pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Pengawas. Perbaikan
dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengamanan
Kontraktor harus menjaga pekerjaan pengecatan tembok/dinding yang sudah selesai
dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan
pengotoran pada tembok/dinding.
Syarat Penerimaan
Hasil pengecatan pada setiap permukaan dinding harus rapi dan rata (tidak belang-
belang).
Persyaratan Bahan
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah: Cat produk Super Gloss. Warna akan
ditentukan kemudian.
2. Primer: 1 lapis jenis Pinotex Clear 980-8001 setebal 35 micron, interval 16 jam.
53
Untuk hasil solid, dengan system spray.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata dan tidak terdapat cacat.
2. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan bahan
amplas besi dan setelah memenuhi persyaratannya barulah siap untuk dimulai
pekerjaan pengecatan dengan persetujuan Konsultan Pengawas ..
3. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan
pada bidang pengecatan.
4. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan/mengiriKonsultan Pengawasan contoh bahan dari 3 (tiga) macam
hasil produk kepada Konsultan Pengawas ., selanjunya akan diputuskan jenis
bahan dan warna yang akan digunakan, dan akan menginstruksikan kepada
Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan
diserahkan.
5. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.
6. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat
noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya
kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.
7. Bila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, Kontraktor
harus memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa
54
adanya tambahan biaya.
Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan
perbaikkan pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Pengawas. Perbaikan
dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengamanan
Setelah pekerjaan cat kayu selesai harus dijaga terhadap kemungkinan kerusakan
terkena benda lain atau noda-noda dan sebagainya.
Syarat Penerimaan
Hasil pekerjaan cat kayu ini harus merupakan suatu hasil pekerjaan yang rata dan
jelas menunjukkan motip kayunya serta tidak cacat.
55
b. Syarat-syarat Pelaksanaan
Pemasangan Rangka Atap Baja
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan
pemasangan baja ringan :
Untuk kuda – kuda yang terpasang harus kuat dan stabil, serta terpasang
tegak lurus terhadap ring balok.
Kerataan dalam ketinggian apex untuk pemasangan nok setiap kuda – kuda.
Ratanya sisi miring pada atap.
Coating atau lapisan tidak timbul kerusakan.
Tidak terjadinya perubahan bentuk akibat kesalahan pelaksanaan
pekerjaan.
Ada tiga tahap yang utama dalam cara memasang baja ringan ini khususnya
pada rangka atap, yaitu :
1. Persiapan
- Gambaran perencanaan atap yang akan digunakan dan perletakan kuda
– kuda.
- Perlengkapan peralatan yang digunakan dan perletakan kuda – kuda.
- K3
2. Leveling dan marking (penyamarataan dan penandaan)
- Meratakan permukaan ring balok dan siku 56
57
58
14. MEKANIKAL
INSTALASI AIR BERSIH
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Instalasi Air Bersih yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan
pemasangan peralatan alat bersih dan alat-alat bantu pendukung instalasi, dari
sumber air, penampung air, dan distribusi air sampai pengguna air bersih.
b. Pekerjaan Instalasi Air Bersih dalam proyek ini meliputi pekerjaan-pekerjaan
sebagai berikut :
Pekerjaan Instalasi Pompa
Pekerjaan Instalasi PDAM
Pekerjaan Instalasi Tanki Air Bersih
Pekerjaan Plambing
Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan mekanikal mengacu pada standart-standart
dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
PERSYARATAN TEKNIS
Persyaratan Teknis Sistem
a. Sistim Instalasi Air Bersih merupakan sistim penyediaan air bersih, penampung air
bersih, distribusi air bersih dan plumbing fixtures.
b. Air bersih berasal dari air PDAM dan atau sumur dangkal atau sumur dalam. Air
yang berasal dari PDAM (jaringan PDAM terdekat) dialirkan langsung ke dalam
Ground Tank. Untuk air dari sumur dangkal atau sumur dalam, air bersih
ditransfer untuk ditampung ke Ground Tank dengan menggunakan pompa jet
pump atau memakai pompa deep well.
c. Selain itu, penyediaan air bersih juga mengharapkan air hujan yang tertangkap di
atap gedung, disalurkan ke dalam bak penampung air hujan. Air hujan ini
kemudian ditransfer ke Ground Tank sebagai penampung utama/sentral air
bersih, terlebih dahulu melalui filters. Transfer air hujan dari Bak Penampung Air
Hujan ke Ground Tank digunakan Pompa Transfer.
d. Selanjutnya air bersih dari Ground Tank di transfer ke Roof Tank yang terletak di
atap atau tempat tinggi yang telah ditentukan gedung dengan menggunakan
Lifting Pump. Dari Roof Tank air selanjutnya didistribusikan secara gravitasi
melalui pipa tegak dalam shaft dan datar ke plumbing fixture di Toilet dan di
Pantry. Khusus lantai teratas atau zona atas, air didistribusikan ke plumbing
fixture dengan menggunakan Booster Pump.
60
Persyaratan Material
a. Material Instalasi Plambing.
Material yang dipakai instalasi plambing : pipa, valves, peralatan pada jalur pipa,
hanger dan support, dan material pendukung lainnya disyaratkan dalam
pekerjaan plambing.
b. Material Tanki Air Bersih.
Spesifikasi Material tanki-tanki air bersih yang dipakai dalam perkerjaan instlasi
air bersih disyaratkan dalam bab pekerjaan tanki.
c. Material Pompa Air Bersih.
Spesifikasi Material pompa-pompa yang dipakai dalam perkerjaan instalasi air
bersih disyaratkan dalam bab pekerjaan pompa.
Persyaratan Pelaksanaan.
a. Pekerjaan instalasi air bersih adalah pekerjaan suatu sistim. Untuk itu pelaksana
harus memenuhi persyaratan spesifikasi pekerjaan mekanikal, pekerjaan
plambing, pekerjaan sumur, pekerjaan pompa, pekerjaan tanki, dan sebagainya
yang telah disyaratkan pada bab-ba yang bersangkutan.
b. Persyaratan administrasi dan prosedur pelaksanaan diisyaratkan dalam bab
pekerjaan mekanikal. Persyaratan teknis diisyaratkan dalam bab-bab yang
berkaitan dengan pekerjaan tersebut.
c. Sebelum melaksanakan Test & Commisioning terhadap instalasi sistim air bersih,
Kontraktor harus telah melaksanakan partial test terhadap instalasi plambing,
pompa air bersih, tanki air bersih, dan peralatan lainnya dalam instalasi air bersih.
d. Test dan Commisioning instalasi air bersih merupakan test & commisioning suatu
sistim. Pekerjaan ini bisa berfungsi sebagai running-test suatu rangkaian sistim.
Pelaksanaan test bisa di bagi beberapa bagian menurut fungsi sistim.
,peralatan atau unit yang dipakai, dan material pendukung instalasi sitim air
bersih secara kesuluruhan.
b. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance
terhadap pekerjaan instalasi air bersih setelah serah terima pekerjaan selama
minimal 6 bulan atau selama kurun waktu yang telah disepakati bersama
berdasarkan peraturan atau ketentuan yang berlaku dalam pekerjaan proyek
ini.
Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan mekanikal mengacu pada standart-standart
dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
SNI : Standart Nasional Indonesia
PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
PDI : Plumbing and Drainage Institute
AMDAL : Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
Peraturan Daerah setempat
PERSYARATAN TEKNIS
Persyaratan Teknis Sistim
a. Instalasi Sistim Air Bekas merupakan sistim penyaluran air buangan yang berasal
dari air buangan floor drain dan sink di toilet maupun pantry melewati pipa datar
dan pipa tegak ke unit pengolahan limbah.
b. Instalasi Sistim Air Kotor merupakan sistim penyaluran air buangan yang berasal
dari air buangan closet dan urinal di toilet melewati pipa datar dan pipa tegak 63
menuju ke unit pengolahan limbah.
c. Instalasi Sistim Air Hujan merupakan sistim penyaluran air hujan yang berasal
dari atap gedung, dan atau tempias hujan di balkon melewati pipa datar dan
pipa tegak menuju ke saluran gedung/kawasan/kota. Namun dalam pekerjaan
ini, sebagian air hujan juga sebagai air baku untuk air bersih, dimana air hujan
dialirkan melalui pipa datar dan pipa tegak ke Bak Penampung Air Hujan.
d. Instalasi Sistim Pengolah Air Limbah merupakan sistim pengolah air limbah yang
berasal dari gedung kemudian diolah Unit Pengolah Air Limbah sehingga air
keluar menuju ke saluran gedung/kawasan/kota memenuhi
persyaratan/ketentuan air limbah.
Persyaratan Material
a. Material Instalasi Pipa Air Bekas, Air Kotor ,Air Hujan dan Ventilasi
Material yang dipakai instalasi plambing : pipa, valves, peralatan pada jalur pipa,
hanger dan support, dan material pendukung lainnya disyaratkan dalam
pekerjaan plambing.
b. Material Fixtures
Spesifikasi Material Fixtures disyaratkan dalam pekerjaan architecture kecuali roof
drain dan clean-out. Adapun spesifikasi kedua material tersebut sebagai berikut :
Roof Drain
Clean Out
Persyaratan Pelaksanaan.
a. Pekerjaan instalasi air limbah gedung adalah pekerjaan suatu sistim. Untuk itu
pelaksana harus memenuhi persyaratan spesifikasi pekerjaan mekanikal, pekerjaan
plambing, pekerjaan pengolah limbah, dan pekerjaan pompa yang telah
disyaratkan pada bab-bab yang bersangkutan.
b. Persyaratan administrasi dan prosedur pelaksanaan pekerjaan ini diisyaratkan
dalam bab pekerjaan mekanikal.
c. Pemasangan Roof Drain dan Clean Out.
Roof Drain
64
Clean Out
d. Testing & Commisioning terhadap instalasi sistim air bekas, air kotor, dan air
hujan, terdiri testing terhadap instalasi plambing dan instalasi pengolah limbah.
Spesifikasi pelaksanaan pekerjaan testing disyaratkan dalam pekerjaan plambing.
Testing dan Commisioning instalasi pengolah limbah disyaratkan dalam pekerjaan
pengolah limbah.
65
66
Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan sistim tata udara mengacu pada standart dan
peraturan yang berkaitan dengan Sistim Tata Udara diantaranya sebagai berikut :
- SNI : Standart Nasional Indonesia
- ASHRAE : American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioned
Engineer
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 05/MEN/1985
- Spesifikasi Teknis dan Pemasangan dari pabrikan/pembuat Unit Air
Conditioning.
PERSYARATAN TEKNIS
Persyaratan Teknis Sistim
Sistim tata udara direncanakan dalam pekerjaaan ini dimaksudkan untuk mengatur
kondisi ruangan yang membuat pemakai ruangan menjadi nyaman dalam
menggunakan ruangan sebagaimana fungsinya. Pengaturan kondisi ruangan melalui
proses pendinginan (cooling), pemanasan (heating), dan ventilasi (ventilation)
sehingga tercapai suhu dan kelembaban tertentu.
Dengan mempertimbangkan ruang yang akan difasilitasi air conditioning maka
dipakai Unit Air Conditioning dengan sistim sebagai berikut:
a. Air Conditioning : Split, Wall Mounted
Sistim Air Conditioning yang terpisah antara Fan Coil Unit yang terpasang di
dinding ruang terkondisikan dan Condensing Unit yang terpasang diluar
ruang/gedung.
- Kontruksi : Singgle Split atau Multi Split.
- Type : Standart / Conventional
- Distribusi udara : Vertical Auto Swing, Wide Angle Louvre
- Operation : Cooling , Automatic
- Operation Control : Wireless remote control , Indoor Unit On/Off Switch,
and 24 Hour on/off Timer.
67
Persyaratan Material
a. Air Conditioning : Split, Wall Mounted
- Refrigerant : R22
- Fan Coil Unit
Coil : Seamless cooper Tube
Fin : Alluminium
Air Filter : Anti Fungus
Sound Level : max 38 dbA
Operation Control : Electronic Thermostat, Wireless LCD
micro computer-remote control
Fan Type : Flow Fan
Protection Device : Built in – thermal fuse
Motor : Permanent Spit Capasitor Motor 69
Power Supply : 220 V / 1 ph / 50 Hz
- Condensing Unit
Coil : Seamless cooper Tube
Fin : Alluminium
Fan Type : Propeller/Direct
Compressor Type : Rotary Compressor
Protection Device : Overload Protection
Motor : Permanent Spit Capasitor Motor
Power Supply : 220 V / 1 ph / 50 Hz
Casing : Galvanised Mild Steel
72
Persyaratan Pelaksanaan
a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi air conditioning harus memenuhi
persyaratan yang telah diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan pekerjaan
mekanikal dan sudah berpengalaman dalam pekerjaan instalasi air conditioning. Selain
itu Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan prosedure pelaksanaan sebagaimana
Rencana Kerja, Pengajuan Material, Gambar Kerja, Prosedure Kerja, dan Ijin- ijin
pelakasanaan, As-built drawing dan K3 dalam persyaratan pelaksanaan pekerjaan
73
mekanikal.
74
b. Selain itu suku cadang atau Spare Part untuk servis selama 1 (tahun) perawatan harus
diserahkan sebagai pendukung kelengkapan serah terima pekerjaan.
c. Pelaksana harus menyerahkan Surat Jaminan "After Sales Service" dari agen tunggal atau
dari distributor yang berdomisili di Indonesia yang ditunjuk oleh pabrik.
16. PLUMBING
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Plambing yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan
pemasangan Instalasi Plambing beserta peralatan dan alat-alat bantu pendukung
instalasi plambing.
b. Pekerjaan plambing untuk proyek ini meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai
berikut :
Pekerjaan Instalasi pipa
Pekerjaan Instalasi accesorises pipa
Pekerjaan pendukung instalasi pipa
PERSYARATAN TEKNIS
Persyaratan Teknis Sistim
a. Sistim Plambing merupakan sistim perpipaan, tubing dan plumbing fixtures. Sistim
ini banyak dijumpai dalam instalasi mekanikal gedung seperti halnya dalam
instalasi air bersih dan air buangan/limbah gedung.
b. Namun dalam spesifikasi pekerjaan plambing disini mensyaratkan spesifikasi
pekerjaan perpipaan, peralatan terpasang dalam pipa (valves, strainer, dsb) dan
pendukung instalasi pipa. Untuk pekerjaan fixtures yang berkaitan dengan
peralatan faucets, shower, floor drain, dan peralatan semacam lainnya
disyaratkan dalam pekerjaan arsitek.
c. Jika ada termasuk dalam pekerjaan di proyek ini, mengenai pekerjaan peralatan
yang berhubungan dengan fixtures seperti halnya heater, tanki air, dan
sebagainya, akan disyaratkan secara khusus dalam bab tersendiri.
79
Persyaratan Material
a. Material Pipa :
Pipa Instalasi Air Bersih.
Galvanized Steel Pipe, Medium Class, 10 kg/cm2. Standard : SNI 0039-87/BS,
1387-67
Pipa Instalasi Air Bersih Panas
Seamless Copper Water Tube, 10 kg/cm2. Standard : ASTM B88-03
Pipa Instalasi Fire Fighting
Black Steell Pipe, Shedule 40, 20 kg/cm2. Standard : ASTM A 53 /ASTM A 120.
Pipa Instalasi Pipa Air Bekas, Air Kotor dan Air Hujan
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, AW Class, 10 kg/cm2. Standard : SNI 06-0084-
2002
Pipa Ventilasi Udara.
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, D Class, 5 kg/cm2. Standard : SNI 06-0084-
2002
Pipa Kondensat Air Conditioning.
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, AW Class, 10 kg/cm2. Standard : SNI 06-0084-
2002
Pipa Refrigeran Air Conditioning.
Seamless Cooper for Air Conditioning and Refrigeration Service Field, Standard
: ASTM B280-08
b. Material Fittings :
Fitting Pipa Instalasi Air Bersih.
Untuk ukuran 15 mm s/d 50 mm : Thread connection, Melleable Cast
Iron, 16 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI
Untuk ukuran 65 mm s/d 300 mm : Flange connection, Steel Butt-Weld,
16 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI
Fitting Instalasi Pipa Fire Fighting.
Untuk ukuran 15 mm s/d 50 mm : Thread connection, Melleable Cast 80
Iron, 20 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI
d. Material Valves dan peralatan di jalur pipa pemadam kebakaran (Fire Fightings)
Gate Valves
Type OS & Y, Rising Stem., Ductile Iron, Work Press 22 kg/cm2 , Standard : JIS 16
K / JIS B 2002 / JIS B 2239.
Check Valves.
Type Swing., Ductile Iron, Work Press 22 kg/cm2 , Standard : JIS 16 K / JIS B 2002
/ JIS B 2239.
Y- Strainer
Type Y , Ductile Iron, Work Press 22 kg/cm2 , Standard : JIS 16 K / JIS B 2002 /
JIS B 2239.
Gate Valves (UL/FM) 82
Type OS & Y, Rising Stem., Cast Iron, Work Press 23 kg/cm2 , Standard : ASTM A
126 / A 307
Check Valves (UL/FM)
Type Swing., Cast Iron, Work Press 23 kg/cm2 , Standard : ASTM A 126 / A 307.
Pressure Gauge & Compound Gauge
Casing Chrome Plated St., Size : 100 mm, Ranges : 0 – 20 kg/cm2.
Pressure Relief Valve
Type Pilot Tube System., Cast Iron, Work Press 20 kg/cm2
Safety Relief Valve & Automatic Air Vent
Cast Iron, Work Press 20 kg/cm2
Hangers :
Steel rod or Steel Band, Adjustable thread or turnbuckle, Swivel Ring or
Steel Band or Split Ring.
Untuk pipa berisolasi memakai rubber lining
Supports:
Steel rod or Steel Band, Adjustable, U-bolt or flat strip steel with thread 83
Persyaratan Pelaksanaan.
a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi plambing harus memenuhi persyaratan
yang telah diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan mekanikal dan sudah
berpengalaman dalam pekerjaan instalasi plambing. Selain itu
Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan prosedure pelaksanaan sebagaimana
Rencana Kerja, Pengajuan Material, Gambar Kerja, Prosedure Kerja, dan Ijin- ijin
pelakasanaan, As-built drawing dan K3 dalam persyaratan pelaksanaan pekerjaan
mekanikal.
Untuk pipa PVC mendatar dan pipa tegak digantung, ditumpu, dan diclamp
dengan penggantung dan penumpu yang dapat diatur (Adjustable) dengan
jarak sesuai ketentuan sebagai berikut:
Pipa tegak dan mendatar di dalam tembok yang menuju fixture unit harus
ditanam didalam tembok / lantai. Pelaksana harus membuat alur - alur
85
lubang yang diperlukan pada tembok sesuai dengan kebutuhan pipa.
Untuk pipa yang menembus tembok, lantai , atap, atau kontruksi bangunan,
maka perlu di pasang sleves mempunyai ukuran yang cukup dengan
ketebalan minimum 0,2 cm dan memberikan kelonggaran kira-kira 1 cm
pada masing-masing sisi di luar pipa ataupun isolasinya. Sleeves untuk
dinding dibuat dari pipa baja bangunan yang mempunyai lapisan kedap air
(Water Proofing). Sleeves tersebut harus khusus untuk penggunaan tersebut.
Flens dari Sleeves tersebut harus menjadi satu atau diberi klem (Clamp)
yang akan mengikat "Flashing Sleeves". Rongga antara pipa dan sleeves harus
dibuat kedap air dengan mengisinya dengan gasket atau material lain yang
kedap air.
Untuk pipa terpasang pada line yang sama, atau pipa bersebelahan dan pipa
yang dekat dinding atau kontruksi mati, maka jarak pipa ke pipa dan pipa ke
dinding harus memenuhi jarak tertentu. Jarak tersebut untuk menghandiri
tumpang tindih pipa, mudahkan operasional dan pemeliharaan.
Semua pipa dari besi/baja yang dilapis harus dicat dasar/primer dan dicat
finish dengan warna jenis instalasi pipa.
86
Semua pipa dari besi/baja yang ditanam dalam tanah harus terisolasi rapi
dengan karung goni dan dilapisi aspalt untuk mencegah/menhambat korosi
dari luar.
Semua pipa yang akan ditutup/ditimbun dengan tanah, telah dilakukan test
tekan dan desinfeksi terhadap pipa yang bersangkutan.
Untuk menjaga kestabilan posisi pipa, pada setiap belokan dan dekat fitting
dipasang thrust block.
Penimbunan tanah dilakukan terlebih dahulu dengan pasir setebal 15 cm
kemudian tanah asli atau urugan. Tanah timbunan selanjutnya dipadatkan
disesuaikan dengan kekerasan tanah asli.
Pipa Air Bekas, Air Kotor, Air Hujan, dan Ventilasi Udara
Untuk pipa air bekas, air kotor, air hujan, dan ventilasi udara dilakukan test
genang dengan menyumbat semua ujung pipa dan menyediakan lubang yang 87
tertinggi untuk pengisian air. Sistem tersebut harus menahan air yang diisikan
minimum selama 2 jam tanpa terjadi penurunan air.
Desinfeksi.
Pelaksana harus melaksanakan disinfeksi dan pembilasan terhadap seluruh
instalasi pipa air bersih. Disinfeksi dilakukan dengan cara.
Diisi larutan chlorine yang mengandung 50 ppm, dan dibiarkan selama
24 jam sebelum dibilas dan digunakan atau dipakai kembali.
Diisi larutan chlorine yang mengandung 200 ppm, dan dibiarkan selama
1 jam sebelum dibilas dan digunakan kembali.
Setelah 24 jam seluruh pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih
sehingga chlorine tidak lebih dari 0,2 ppm.
88
17. ELEKTRIKAL
SISTEM CATU DAYA DAN DISTRIBUSI LISTRIK
1. U m u m
Pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik meliputi pengadaan semua bahan,
peralatan dan tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama
masa pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem
catu daya dan distribusi listrik dapat beroperasi dengan baik dan benar.
2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik :
a. Penyambungan daya listrik tegangan menegah 3 fasa, 20 kV ke PLN setempat.
b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel utama tegangan
menengah 20 kV (PUTM) baik PLN maupun konsumen.
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan transformator daya 20 kV/400-
240 V, 50 Hz dengan kapasitas sesuai gambar perancangan.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel utama tegangan rendah
(PUTR), panel kapasitor, panel-panel sub-distribusi (PSD), panel-panel
penerangan/daya dan panel-panel tegangan rendah lainnya sesuai dengan
gambar perancangan.
e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan menengah
20 kV lengkap dengan cable fitting dan paralatan bantu lainnya (sesuai gambar
perancangan):
Dari gardu PLN menuju ke PUTM, menggunakan kabel XLPE 20 kV jenis
N2XSEBY, dengan ukuran sesuai gambar perancangan.
Dari PUTM menuju ke sisi primer transformator daya, menggunakan
kabel XLPE 20 kV jenis N2XSY, dengan ukuran sesuai gambar
perancangan.
Dari transformator daya menuju ke PUTR, dan selanjutnya dari PUTR
menuju PSD, menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY, dengan
89
ukuran sesuai gambar perancangan.
3. Koordinasi
a. Adalah bukan tujuan spesifikasi teknik ini atau gambar-gambar perancangan
untuk menggambarkan secara detail tentang semua masalah dari peralatan-
peralatan dan sambungan-sambungannya. Kontraktor harus melengkapi dan
memasang seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan.
b. Gambar-gambar perancangan hanya menunjukkan secara umum tentang
posisi dari peralatan-peralatan, pengkabelannya dan lain-lain. Kontraktor
harus mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan yang disesuaikan
dengan keadaan bangunan sebenarnya, tanpa tambahan biaya.
c. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi teknik tapi tidak ditunjukkan
pada gambar perancangan atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang.
e) Standar negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : IEC VDE, DIN, NEMA,
JIS, NFPA, dan lain-lain.
f) Peraturan-Peraturan lain yang terkait.
5. Pekerjaan Terkait
Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :
Panel utama tegangan menengah (PUTM)
Kabel tegangan menengah
Transformator daya
Diesel engine generator set
Panel utama tegangan rendah (PUTR)
Panel kapasitor bank
Pembumian
Kabel tegangan rendah
Penerangan dan kotak-kontak
Daftar merek/produk material.
92
b) Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan : merek, tipe, kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.
Apabila nanti selama proyek berjalan, terjadi bahwa material yang disebutkan
93
pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan
oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima oleh Konsultan
Pengawas/MK, Konsultan Perancang dan Pemilik, maka dapat dipikirkan
penggantian merek/tipe dengan suatu sanksi tertentu kepada Kontraktor.
2. Karakteristik
Tegangan antar fasa : 20 kV
Tegangan terus-menerus system : 24 kV
Pengujian tegangan impuls : 125 kV
Frekuensi : 50 Hz
Rating daya hubung singkat pada jaringan : 500 MVA
3. Konstruksi
Konduktor dari bahan tembaga stranded dengan kandungan tembaga
99,99%.
Jenis bahan isolasi dari cross linked polyethylene (XLPE) yang mana dilapisi
dengan inner semi conductive bagian dalam dan dilapisi dengan outer semi
conductive bagian luar.
Mempunyai selubung semi conductive water blocking tape yang di beri
copper tape pada bagian luar.
Mempunyai selubung non conductive water blocking tape yang di beri shaper
filler.
Mempunyai selubung non conductive water blocking tape yang di beri PVC 94
(Polyvynil chloride) dan PVC inner sheath.
Untuk kabel tanah mempunyai flat steel wire dan steel tape.
Selubung terluar dari PVC berwarna merah.
SATUAN
NO. PROPERTIES XLPE PVC
BESARAN
4. Pengujian
a) Pengujian Pabrik
Pengujian Individual
Pengujian ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari pengujian
sebagai berikut :
Pengujian ukuran tahanan hantaran
Pengujian dielektrik
Pengukuran loss factor
Pengujian Khusus
Pengujian ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai.
Pengujian tersebut terdiri dari pengujian sebagai berikut :
Pengujian tegangan impuls
Pengujian Mekanikal
95
Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature
Pengujian dielektrik
Pengujian perambatan (Creep Test).
b) Pengujian Lapangan
Pengujian setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambungan-
penyambungan dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengujian
dielektrik/insulation test.
Marking kabel untuk pemasangan kabel di dalam tanah harus jelas dan tidak
dapat dihapus.
96
a. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (metal enclosed),
free standing untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua
komponen-komponen yang ada :
PUTR
PSD
- Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (metal enclosed),
column/wall mounting untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan
semua komponen-komponen yang ada :
P-AC
P-Pompa
- Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi
tercantum dalam gambar perancangan sebagai panel yang masuk dalam
lingkup pekerjaan.
3. Karakteristik
tegangan kerja : 400 V
tegangan uji : 3.000 V
tegangan uji impulse : 20.000 V
frekuensi : 50 Hz
Merah : fault
Hijau : stop
Orange : start
Khusus untuk peralatan chiller digunakan solid state dan inverter untuk
peralatan-peralatan yang memerlukan pengaturan variable speed atau pun
pengaturan starting.
5. Konstruksi
- letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan
ketinggiannya.
- finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut :
● semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium
● semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah pengelasan,
kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cara
galvanisasi atau "Chromium Plating" atau dengan "Zinc Chromate
Primer".
● pengecatan akhir dilakukan dengan empat lapis cat oven atau cat
“powder coating”, warna abu-abu atau warna lain yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Konsultan MK/Pemilik Proyek.
- Busbar utama dalam panel harus dipasang mendatar dibagian bawah/atas dan
mempunyai kemampuan hantaran arus terus menerus sekurang kurangnya sebesar
1,5 (satu setengah) kali dari rating ampere frame pemutus tenaga utama.
99
Busbars harus dicat dengan warna sesuai dengan aturan dalam PUIL 2000;
3. Kontaktor magnetik harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan kumparan
contactor harus sesuai untuk tegangan 220 Volt, 50 Hz dan tahan bekerja terus
menerus pada 10 % tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan sempurna
pada 85 % tegangan nominal.
k. Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak dapat memberikan sertifikat
pengujian yang diakui oleh PLN (LMK) :
pengujian kekuatan tegangan impuls
pengujian kenaikan suhu/temperatur
pengujian kekuatan hubung singkat
pengujian untuk alat-alat pengaman
pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan apa yang dimaksud
pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
pemeriksaan kontinuitas rangkaian.
100
Lingkup Pekerjaan
Pengadaan, pemasangan, penyambungan dan pengujian sistem penerangan sesuai
dengan gambar perancangan :
a. Lampu dan Armatur
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang
tertera pada gambar-gambar perancangan.
o Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pembumian (grounding).
o Semua lampu fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus dikompensasi
dengan "power factor correction capasitor" yang cukup kuat terhadap kenaikan
suhu dan beban mekanis dari louver.
o Reflector terutama untuk ruangan kantor harus memakai bahan tertentu, sehingga
diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.
o Kotak tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup
besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak
mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.
o Ventilasi di dalam kotak harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam kotak
harus diberikan saluran atau klem-klemn tersendiri, sehingga tidak menempel
pada ballast atau kapasitor.
o Kotak terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, diproses anti korosi proses
“posphating”, dicat dasar tahan karat, kemudian di finish dengan cat akhir
dengan powder coating warna putih.
101
o Kotak terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus tahan
terhadap bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear polycarbonate
harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia.
o Pelat sisi dari armatur lampu tipe surface mounted harus mempunyai ketebalan
minimum 0,7 mm.
o Ballast lampu HID jenis ballast untuk lampu HID mercury 400 W dan 250 W
harus jenis high power factor. Ballast HID untuk lampu mercury dipasang terpisah
dari armatur lampu. Kabel instalasi dari armatur lampu ke ballast dibatasi :
- maksimum panjang untuk 400 W, 50 m
- maksimum panjang untuk 250 W, 25 m
o Ballast untuk lampu TL harus dari jenis "low loss ballast" dan harus pula
dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu fluorescent).
o Tabung fluorescent harus dari tipe TLD.
o Armatur down light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana dudukan harus dari
bahan aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic. Diffuser harus dari bahan
gelas susu atau satin etached opal plastic. Armatur down light tersebut harus tahan
terhadap bahan kimia maupun gas kimia.
o Skedul lampu penerangan, harus mengacu ke gambar perancangan dan rancangan
Konsultan Perancang.
b. Kabel Instalasi
o Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus
kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA, NYM,
NYY).
Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm² kode warna
insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :
fasa R : merah
fasa S : kuning
fasa T : hitam
netral : biru
pembumian : hijau/kuning
102
d. Rak Kabel
Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable ladder
yang terbuat dari plat mild steel dengan ketebalan sekurang-kurangnya 2,0
mm, dan difinish hot dip galvanis dilapisi oleh zinchromate harus tahan
terhadap bahan kimia dan gas kimia.
Demikian pula untuk rak kabel yang berfungsi sebagai jalur kabel NYA, NYM
untuk penerangan dan kotak kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan
ketebalan sekurang-kurangnya 2,0 mm dengan difinish hot dip galvanized.
Pengujian
Pengujian dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK dan disahkan
oleh lembaga yang berwenang meliputi :
1. Pengujian tahanan isolasi
2. Pengujian kekuatan tegangan impuls
3. Pengujian kenaikan suhu
4. Pengujian kontinyuitas.
103
Lingkup Pekerjaan
Pengadaan, pemasangan, penyambungan dan pengujian sistem kotak kontak sesuai
dengan gambar perancangan yaitu :
a. Kotak Kontak Biasa
o Kotak kontak dinding yang dipakai adalah kotak kontak industrial 1 fasa +
N + E, rating 250 V AC, 16 A, untuk pemasangan di dinding/kolom.
o Kotak kontak industrial yang dipakai adalah kotak kontak industrial 1 fasa
dengan 3 pin, untuk pemasangan pada dinding/kolom dengan ketinggian
800 mm di atas lantai dan harus mempunyai terminal fasa, netral dan
pembumian.
b. Kotak Kontak Industrial, 3 fasa + N + E
o Kotak kontak industrial 3 fasa yang dipakai adalah kotak kontak industrial 3
fasa dan harus mempunyai terminal fasa, netral dan pembumian. Rating 3
fasa, 415 V, 32 A yang dilengkapi saklar.
104
e. Kabel Instalasi
o Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus
kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA, NYM,
NYY).
o Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm² kode warna
insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :
fasa R : merah
fasa S : kuning
fasa T : hitam
netral : biru
pembumian : hijau/kuning
f. Pipa Instalasi Pelindung Kabel
o Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah konduit uPVC high
impact. Pipa, elbow, socket, kotak sambung, clamp dan accessories lainnya
harus sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 -
25 mm.
o Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung
(T-Junction box) dan armatur lampu.
o Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak dengan pipa
konduit uPVC, high impact conduit-heavy gauge, sekurang-kurangnya
diameter 19 - 25 mm.
105
g. Rak Kabel
Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable ladder
yang terbuat dari plat mild steel dengan ketebalan sekurang-kurangnya 2,0
mm, dan difinish hot dip galvanis dilapisi oleh zinchromate harus tahan
terhadap bahan kimia dan gas kimia.
Demikian pula untuk rak kabel yang berfungsi sebagai jalur kabel NYA, NYM
untuk penerangan dan kotak kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan
ketebalan sekurang-kurangnya 2,0 mm dengan difinish hot dip galvanized.
Pengujian
Pengujian dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK dan disahkan
oleh lembaga yang berwenang meliputi :
1. Pengujian tahanan isolasi
2. Pengujian kekuatan tegangan impuls
3. Pengujian kenaikan suhu
4. Pengujian kontinyuitas.
106