Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. Mobilisasi dan Demobilisasi
1. Mobilisasi dan demobilisasi adalah mendatangkan dan mengembalikan
peralatan/tenaga yang meliputi peralalatan kecil maupun besar, dan tenaga yang akan
digunakan oleh Kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan/tenaga dilaksanakan selama masa pekerjaan.
Segala biaya yang timbul dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab kontraktor
dan harus diperhitungkan dalam penawaran harga.
2.2. Pengaturan Lalu Lintas
1. Lalu Lintas Proyek
a. Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor diharuskan mematuhi dan
mentaati ketentuan dan peraturan lalu lintas umum yang berlaku, sejauh
pekerjaannya mempengaruhi kelancaran lalu lintas umum. Dalam hal ini
Kontraktor diharuskan mendapatkan pengarahan dan pedoman dari instansi
setempat yang berwenang yaitu polisi lalu lintas dan Dinas Lalu Lintas Angkutan
Jalan Raya.
b. Penggunaan jalan harus diatur sedemikian rupa agar gangguan lalu lintas dan
kerusakan yang timbul sebagai akibatnya dijaga sekecil mungkin. Perbaikan
kerusakan terhadap jalan, gorong-gorong yang diakibatkan oleh lalu lintas proyek
dibebankan pada Kontraktor dan harus disetujui Direksi.
2. Pengalihan Arus Lalu Lintas Umum maupun Lalu Lintas di Area Proyek dan
Pembuatan Jalan Darurat
Kontraktor diharuskan membuat rencana khusus untuk setiap sub proyek
sehubungan dengan pengaturan arus lalu lintas dalam menunjang kelangsungan
pekerjaan.
Pelaksanaan pekerjaan yang menuntut dialihkannya arus lalu lintas umum untuk
sementara waktu harus mendapat persetujuan Direksi.
3. Pengaturan Pengangkutan Alat-alat Berat dan Bahan Konstruksi
a. Pengangkutan alat-alat berat ke dan dari lokasi proyek harus diatur sedemikian
rupa agar beban total dari kendaraan yang mengangkut alat-alat berat tersebut
tidak melampaui kapasitas jalan/jembatan yang dilalui. Untuk itu alat-alat berat
yang dimaksud harus diuraikan menjadi beberapa bagian untuk kemudian
diangkut beberapa kali. Ketentuan yang sama juga berlaku untuk pengangkutan
bahan-bahan konstruksi.
b. Apabila Direksi memandang perlu, maka Kontraktor diharuskan meminta
1
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
2
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
Pengawas.
b. Photo Proyek dibuat berwarna, dicetak yang jelas dan bersih, ukuran post card.
2. Gambar Kerja (Shop Drawing)
a. Untuk bagian–bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (construction drawing)
belum cukup memberikan petunjuk untuk mencapai keadaan terlaksana, maka
Kontraktor wajib untuk membuat gambar kerja (shop drawing) yang
memperlihatkan secara terperinci cara pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud.
b. Gambar kerja tersebut harus mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas.
c. Persetujuan tersebut tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas
kesalahan yang dilakukan Kontraktor.
3. Gambar Hasil Pelaksanaan Revisi (As Built Drawing)
a. Hasil pekerjaan yang belum terdapat dalam Gambar kerja karena penyimpangan
atau perubahan atas perintah Pemberi Tugas/Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas ataupun tidak, Kontraktor harus membuat gambar–gambar yang sesuai
dengan apa yang dilaksanakan, yang penting memperlihatkan perbedaan antara
gambar kerja dan pekerjaan yang dilaksanakan.
b. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya
pembuatan sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.
3
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
2.9. Pengukuran
2.9.1. Jaringan Titik Tetap
1. Jaringan patok titik tetap diambil berdasarkan referensi titik tetap (patok beton) yang
telah ditetapkan oleh Direksi.
2. Semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang
dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di atas.
3. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam proyek ini tercantum
dalam gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Direksi di lapangan.
2.9.2. Pekerjaan Pengukuran dan Survey Lapangan
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya
untuk melakukan survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan
khususnya lokasi rencana konstruksi apakah terdapat ketidaksesuaian. Kontraktor
bersama-sama dengan Direksi harus secara bersama-sama mengambil peil permukaan
areal kerja dan menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua situasi pekerjaan.
2. Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan selesai.
3. Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka,bila akan
mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.
4. Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang
diperlukan Direksi dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut.
5. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu untuk
mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian pekerjaan.
6. Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-tiap
bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat selama
berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
4
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
3. PEKERJAAN TANAH
3.1. Pekerjaan Pengeringan Air
1. Pekerjaan pengeringan yang dimaksud disini adalah membuang genangan air pada
lokasi pekerjaan yang akan dipasang pondasi pasangan batu kali/beton bertulang.
2. Pengeringan dilakukan dengan memakai pompa air dengan diameter 3” s/d 4” sesuai
kebutuhan lapangan.
3. Buangan Air hasil pengeringan harus dicarikan tempat buangan yang tidak
mengganggu lingkungan sekitarnya.
4. Pekerjaan Pengeringan dilakukan selama pemasangan pondasi batu kali/beton
bertulang dan plesteran.
5
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
pembuangan material yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan
secara umum garis, ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi.
6
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
3. Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas kepala,
Kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang
tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan.
3.2.6 Penggunaan dan Pembuangan Material Galian
1. Seluruh material yang dapat dipakai yang digali dalam batas-batas dan cakupan
proyek dimana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi
timbunan atau urugan kembali maupun lime treatment.
2. Material galian yang mengandung tanah organis tinggi, sejumlah besar akar atau
benda tetumbuhan yang lain dan tanah yang komprensif yang menurut Direksi akan
menyulitkan pemadatan dari material atau yang mengakibatkan kerusakan atau
menurunan yang tidak dikehendaki, harus diklasifikasikan tidak memenuhi untuk
digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan permanen.
3. Setiap material galian yang berlebih untuk kebutuhan timbunan, atau setiap material
yang tidak disetujui oleh Direksi Teknik sebagai bahan timbunan harus dibuang dan
diratakan dalam lapis yang tipis oleh Kontraktor di luar tempat kerja sesuai petunjuk
Direksi. Kontraktor harus bertanggungjawab untuk seluruh pengaturan dan biaya
untuk pembuangan material yang berlebih atau tidak memenuhi syarat, termasuk
pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik tanah di mana pembuangan dilakukan.
4. Material galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam saluran air
harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan selesai sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu saluran air.
5. Seluruh tempat bekas penempatan tanah bekas galian, harus ditinggalkan dalam
keadaan rapih dengan tepi dan lereng yang stabil.
3.3. Pekerjaan Galian Drainase
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain
(Lumpur) yang ada dan terdapat didalam area saluran.
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk membersihkan dan memelihara kembali
saluran yang akan ditingkatkan.
3. Elevasi galian Drainase yang digali tidak boleh berbeda dari yang direncanakan sesuai
dengan gambar spek yang ada.
4. Volume galian Drainase yang digali tidak boleh kurang dari yang direncanakan sesuai
dengan gambar yang ada.
5. Pekerjaan galian drainase yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus
diperbaiki oleh Kontraktor dengan cara menggali lagi sampai elevasi dan volume
galian yang digali terpenuhi
7
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
4. PEKERJAAN BETON
4.1. Umum
1. Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangunan, saluran
drainase, bangunan gorong-gorong, jembatan, rumah stasiun pompa, pintu air yang
akan dikerjakan dengan spesifikasi ini dan untuk semua maksud yang berhubungan
dan sebagaimana diminta oleh Direksi harus diperinci dari bahan-bahan yang
diperinci disini dan harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang disebut di sini.
2. Setiap syarat dan ketentuan yang tidak termaktub di sini harus sesuai dengan Standar
Indonesia untuk beton N.I.2 P.B.I. 1971.
8
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
4.2. Bahan
1. Semua portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam semen portland.
2. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan tentang besi beton.
3. Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortel dan spesi
injeksi dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan syarat-
syarat yang sudah diterangkan
4. Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan di
depan.
4.3. Kelas dan Mutu Beton
Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia N.I2-P.B.I.
1971, menurut tabel di bawah ini :
Tabel 1 Standar Mutu Dan Kelas Beton Indonesia
σbk σ’bm Kategori Pengawasan Pengawasan
Mutu
(Kg/cm2) (Kg/cm2) Dari Bangunan Kualitas Agregat Kualitas Tekan
Non Kualitas Tidak ada
BO - -
Struktural dengan mata Pengujian
Pemeriksaan Tidak ada
B - - Struktural
dengan teliti Pengujian
Pengujian terinci Tidak ada
B1 - - Struktural
dengan analisa ayakan Pengujian
Pengujian terinci Tidak ada
K-125 125 200 Struktural
dengan analisa ayakan Pengujian
Pengujian terinci Tidak ada
K-175 175 250 Struktural
dengan analisa ayakan Pengujian
Pengujian terinci Tidak ada
K-225 225 300 Struktural
dengan analisa ayakan Pengujian
Pengujian terinci Tidak ada
K-300 300 300 Struktural
dengan analisa ayakan Pengujian
Pengujian terinci Tidak ada
K-350 350 350 Struktural
dengan analisa ayakan Pengujian
σ bk = kekuatan tekan beton karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah
besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan
yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja.
σb = kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji (kg/cm²). σ
bm = kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm²)
Menurut rumus :
N
1
bm1
N
N = Jumlah seluruh nilai hasil pemeriksaan, jadi jumlah seluruh pemeriksaan, jadi
9
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
jumlah seluruh benda uji yang diperiksa, yang harus diambil minimum 20
buah.
S = deviasi standar (kg/cm²).
N
s
"
N 1
Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa ialah
kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang berisi 15 (± 0,06)
cm pada umur 28 hari.
Tabel2TabelPenggunaanMutuBeton
No. Uraian Pekerjaan Mutu Beton
1 Lantai Kerja BO
2 Tanggul Banjir K 225
3 Conblock/Paving Blok K 350
4 Saluran Drainase K 225
5 SaluranDrainaseBeton Precast K 300
6 Penutup Beton Precast K 350
7 Gorong-Gorong Precast K 350
8 Jembatan K 300
9 Bak Kontrol K 225
10 Bangunan Station Pompa K 300
11 Rumah Genset K 225 & K 300
12 Saringan Sampah K 225
13 Pintu Air K 225
10
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
5. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar
beton yang dihasilkan, juga mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan
kekuatan yang dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlalu banyak.
6. Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak
boleh melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui 0,60
(dari beratnya) untuk kelas lain-lainnya. Pengujian dari beton akan dilakukan oleh
Direksi dan perbandingan-perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk
tujuan atau penghematan yang dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan,
kekedapan, awet atau kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas penambahan
kompensasi disebabkan perubahan yang demikian.
4.4.3. Mengaduk
1. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk
beton yaitu “Batch Mixer” atau “Portable Continuous Mixer” selama sedikitnya 1 ½
menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam
mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar
dari 1,5 m3, Direksi berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan
bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata/seragam.
2. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali
bila dimintakan adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus
dituangkan lebih dahulu dan selama pekerjaan mencampur.
11
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
4.4.4. Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32° Celcius dan tidak kurang
dari 4,5° C. Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27° C dan 32° C, beton harus
diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton melebihi 32° C,
sebagai yang ditetapkan oleh Direksi, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang
efektif, misalnya mendinginkan agregat dengan mencampur air dan mengecor pada waktu
malam hari bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu dibawah 32°
C.
12
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
setelah disetujui oleh Direksi. Penggunaan minyak cetakan harus berhati-hati untuk
kontak dengan besi beton yang mengakibatkan kurangnya daya lekat.
5. Semua cetakan harus betul-betul teliti dan kuat kedudukannya sehingga tidak ada
perubahan atau gerakan lain selama penuangan beton. Penyangga cetakan
(perancah) harus bersandar pada pondasi yang baik sehingga tidak akan ada
kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
6. Pada pekerjaan saluran longsor harus dalam daerah yang kering maka harus dibatasi
dengan cofferdam di udik dan di hilir, serta disediakan pompa untuk memompa air
rembesan dari cofferdam. Air yang setiap hari mengalir harus dialihkan lewat talang
di atas saluran yang akan dibangun.
4.4.6. Pengecoran
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
penyokongan dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi.
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
(cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan
lepas.
3. Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke
tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan
perubahan nilai slump.
4. Beton dicor hanya pada waktu Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta pengawas
Kontraktor yang setaraf ada ditempat kerja.
5. Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan.
6. Beton yang sudah mengeras dalam hal mana pengecoran yang tepat tidak mungkin
dijamin harus dibuang dan tidak dibayar untuk pekerjaan terbuang semacam itu.
Transportasi dari pengadukan sampai pengecoran beton jangan terlalu jauh sehingga
memungkinkan pemisahan bahan dan pengerasan beton.
7. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan/joints, semua penuangan
beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak
lebih dari 50 cm. Direksi mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi-
spesifikasi ini.
8. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian
sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan air semen atau spesi
13
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen atau spesi yang
hanyut dan terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan.
Suatu pengecoran tersebut tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai.
9. Ember-ember/bocket beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat
pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana
mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali
tuang. Ember beton harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainnya
dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
10. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum yang mungkin,
sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat pada semua
permukaan-permukaan dari cetakan dan material yang dilekatkan. Dalam pemadatan
setiap lapisan dari beton, kepala, alat penggetar (vibrator) harus dapat menembus
dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak
dibawah. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immersion
beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran per menit ketika
dibenamkan dalam beton.
14
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
atau kemacetan persediaan beton atau penangguhan pekerjaan oleh Pemberi Tugas
Teknik/Konsultan Pengawas.
6. Untuk tanggul banjir, di setiap sambungan dilatasi pertahap, antara beton satu
dengan yang lainnya harus dipasang rubber waterstop. Letak/posisi waterstop harus
ditengah-tengah tebal pelat dinding/lantai/atap konstruksi sesuai dengan gambar
perencanaan.
4.5.2. Perawatan
1. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini. Direksi
berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian--
bagian pekerjaan.
2. Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera setelah beton
cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan bahan
yang dibasahi air atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan
selalu basah.
3. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi maksud-maksud
spesifikasi-spesifikasi air untuk campuran beton.
15
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
16
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
4. Cacat lubang-lubang tempat cukilan dari sarang kerikil atau keropos kecil yang akan
diperbaiki, harus diisi dengan spesi/mortel tambalan yang kering yang disusun dari
satu bagian semen Portland dengan dua bagian pasir beton bersama dengan bahan
pengisi yang tidak susut, yang disetujui oleh Direksi, dalam jumlah yang diperinci
oleh pabrik dan dengan air yang cukup sehingga sesudah bahan-bahan spesi
dicampur akan melekat satu sama lain dan apabila diremas-remas menjadi bola dan
ditekan dengan tangan tidak akan mengeluarkan air. Spesi penambal harus dikerjakan
dengan lapisan-lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan dengan alat yang cocok.
5. PEKERJAAN TULANGAN
5.1. Umum
Seluruh pekerjaan tulangan yang dilaksanakan menurut spesifikasi ini dan seluruh maksud
yang bertalian yang mungkin ditentukan oleh Direksi. Harus terdiri dari bahan-bahan
yang diperinci disini.
Syarat-syarat dan ketentuan yang dinyatakan disini akan berlaku untuk semua pekerjaan
tulangan, kecuali ada ketentuan lain dari Direksi untuk pekerjaan tertentu.
17
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
6. PEKERJAAN BEGESTING
6.1. Umum
Pekerjaan ini adalah pembuatan begesting-begesting untuk cetakan konstruksi beton. Dan
dikerjakan menurut spesifikasi ini dan seluruh maksud yang bertalian yang mungkin
ditentukan oleh Direksi.
6.2. Bahan-bahan
Kayu Papan/Multipleks Kayu papan atau multipleks yang digunakan harus sesuai dengan
syarat-syarat dan spesifikasi yang telah ditentukan atau menurut petunjuk Direksi.
6.3. Pelaksanaan
1. Begesting-begesting tidak boleh bocor dan cukup untuk mencegah perpindahan
tempat atau kelongsoran dari penyangga. Permukaan Begesting harus halus dan rata,
tidak boleh melendut. Sambungan-sambungan pada begesting harus diusahakan
lurus dan rata dalam arah horisontal dan vertikal.
2. Baut-baut dan tierod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalan beton harus diatur
sedemikian sehingga bila begesting dibongkar kembali, maka semua besi tulangan
harus berada 4 cm dari permukaan beton.
3. Semua begesting harus dibersihkan sebelum dipergunakan kembali. Pekerjaan harus
18
Spesifikasi Teknis Pembangunan Saluran Drainase Jl. R.A Kartini- Jl. Mamoribo-Jl. Jenderal
Sudirman-Jl. Arfak-Jl. Kuda Laut-Jl. F. Kalasuat -jl. Ataa-Jl. Moytem
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kemungkinan adanya beton yang
keropos dan lain-lain kerusakan beton.
4. Semua sisipan, deretan paku-paku, celah angker, dan lain-lain harus dibuat di dalam
beton.
5. Segera sebelum beton dicor pada beberapa bagian dari begesting, bagian dalam dari
bagian itu harus dibersihkan dari semua material lain, termasuk air.
6. Tiap-tiap bagian dari begesting, bagian-bagian yang strukturil harus diperiksa oleh
Direksi segera sebelum beton dicor pada bagian itu.
7. Pembongkaran Begesting ; Bangunan tidak boleh mengalami perubahan bentuk,
kerusakan atau pembebanan yang melebihi beban rencana dengan adanya
pembongkaran begesting pada beton.
8. Bertanggungan jawab atas keselamatan pada waktu pembongkaran tiap bagian
begesting atau penyangga berada di pihak pemborong.
9. Waktu minimum untuk pembongkaran begesting ; Waktu minimum dari saat
selesainya pengecoran beton sampai dengan pembongkaran begesting dari bagian-
bagian struktur harus ditentukan dari percobaan kubus benda uji yang memberikan
kuat desak minimum seperti tercantum pada daftar atau sebagai berikut :
19