BAB I
PENDAHULUAN
1
Estimasi Biaya Konstruksi
2
Estimasi Biaya Konstruksi
BAB II
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
3
Estimasi Biaya Konstruksi
1. Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan dilakukan pada areal pekerjaan dari segala kotoran/sampah
dan akar-akar kayu.
2. Pagar Sementara
Apabila diperlukan untuk pengamanan Kontraktor harus membuat pagar
sementara pada daerah kerja dan semua tanah yang ditempati untuk
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan syarat-syarat kontrak atas biaya dari
kontrak sendiri. Apabila pagar sementara perlu didirikan sepanjang jalan umum,
jalan kereta api, harus merupakan tipe yang diminta dan disetujui oleh
Pemerintah Setempat.
3. Sarana Air Kerja Dan Penerangan
3.1 Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung,
Kontraktor harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih tidak
mengandung lumpur guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan
air kamar mandi/WC.
3.2 Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber
air, serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi
keperluan pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan Direksi Keet, Kantor
Kontaktor, Kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
3.3 Kontraktor juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan Direksi Keet/gudang dan penerangan
Proyek pada malam hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung selama
24 jam penuh dalam sehari.
3.4 Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan
Generator Set dan semua perizinan untuk pekerjaan tersebut menjadi
4
Estimasi Biaya Konstruksi
5
Estimasi Biaya Konstruksi
6
Estimasi Biaya Konstruksi
7
Estimasi Biaya Konstruksi
8
Estimasi Biaya Konstruksi
9
Estimasi Biaya Konstruksi
4. Penimbunan
4.1 Penimbunan Kembali
4.1.1 Semua penimbunan kembali di bawah atau sekitar bangunan harus
sesuai dengan gambar rencana. Material untuk penimbunan harus
memenuhi spesifikasi ini.
4.1.2 Bila tidak dicantumkan di dalam gambar-gambar detail, maka
sebelum pemasangan pondasi beton, dasar galian harus ditimbun
dengan pasir urug 5 cm (setelah disirami, diratakan, dan
dipadatkan), kemudian dipasang lantai kerja dengan tebal 5 cm
dengan adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dan dan untuk di bawah lantai juga
harus di urug pasir setebal 5 cm kemudian dipasang lantai Rabat
beton dengan adulkan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
4.1.3 Bila tidak dicantumkan di dalam gambar-gambar detail, maka
sebelum pemasangan sloof beton, di bawah sloof beton dipasang
lantai kerja dengan tebal 5 cm dengan adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
4.2. Seluruh bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan harus
ditimbun sampai ketinggian yang ditentukan, tanah timbunan harus cukup
baik, bebas dari sisa-sisa (rumput, akar-akar dan lainnya).
4.3 Penimbunan harus dilakukan lapis-berlapis setebal maksimal 30 cm
hamparan setiap lapisan.
4.4 Pengurugan Tanah/Pemadatan Tanah
4.4.1 Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak-
semak, akar-akar pohon, sampah puing-puing bangunan dan lain-lain
sampah, sebelum pengurugan tanah dimulai.
4.4.2 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang
dibutuhkan maka Kontraktor harus mendatangkan tanah urug yang
baik dan cukup jumlahnya serta mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
10
Estimasi Biaya Konstruksi
11
Estimasi Biaya Konstruksi
12
Estimasi Biaya Konstruksi
13
Estimasi Biaya Konstruksi
Pada bagian-bagian konstruksi dimana akan bekerja beban-beban yang lebih besar
dari beton rencana atau terjadi keadaan yang lebih membahayakan dari yang
diperhitungkan, acuan/bekisting dari bagian konstruksi tersebut tidak dapat
dibongkar selama keadaan tersebut terus berlangsung.
Acuan/Bekisting balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom-kolom
penunjangnya telah dibongkar cetakannya dan dari penglihatan ternyata baik hasil
pengecorannya.
3. Pekerjaan Besi
Besi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran <
Ø 14 mm digunakan U 24 dan besi dengan ukuran ≥ Ø 14 mm digunakan U 32.
Bending Schedule dan Pergantian Besi
Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada Gambar Kerja. Sebelum dilakukan pemotongan
besi beton, maka Pemborong harus membuat “Bending Schedule” (rencana
pembengkokan tulangan) untuk diajukan dan dimintakan persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas
Dalam hal dimana berdasarka pengalaman pemborongan atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yag
ada, maka :
Pemborong dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yag tertera dalam Gambar Kerja. Secepatnya hal ini
diberitahukan pada perencanaan konstruksi untuk informasi.
Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai pekerjaan
lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan tertulis dari perencanaan kostruksi.
Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dilakukan degan persetujuan tertulis dari perencanaan
konstruksi.
14
Estimasi Biaya Konstruksi
Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yanng sesuai dengan
yang ditetapkan dalam Gambar Kerja, maka dapat dilakukan penukaran
diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan harus ada
persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang dimaksudkan
adalah jumlah luas).
Pergantian tersebut boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat
tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau
penyampaian pengetar.
Toleransi besi
Diameter, ukuran sisi
(jarak antara dua diameter Variasi dalam berat
Toleransi
permukaan yang Yang diperbolehkan
berlawanan)
Dibawah 10 mm ± 7% ± 0,4 mm
15
Estimasi Biaya Konstruksi
4. Perawatan Beton
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat. Persiapan perlindungan atas kemunngkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari
setelah pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan
terus menerus ini dilakukan antara lain dengan menutupinya dengan karung-
karung basah. Pada pelat-pelat atap pembasahan terus menerus dilakukan dengan
merendam atau (menggenanginya) dengan air.
Khusus untuk pelat lantai yag akan diberi lapisan waterproofing pembasahan
terus menerus juga berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton tidak
mengalami kebocoran. Apabila terjadi kebocoran maka pelat tersebut harus
diperbaiki oleh Pemborong sampai disetujui oleh Direksi/Kosultan Pengawas.
Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak
boleh diganggu.
Tidak diperkenankan unntuk mempergunakan lantai yang belum cukup
mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan unnntuk
mengangkut bahan-bahan berat. Minimal 1 (satu) minggu setelah pengecoran
selesai, baru dapat dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan syarat
Acuan/Bekisting lantai yanng dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk
memulai pekerjaan tersebut harus dengan persetujuan tertulis oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
Perawatan degan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan
atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai
setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
16
Estimasi Biaya Konstruksi
17
Estimasi Biaya Konstruksi
8. Bahan
a. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1975 dan
memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang dipilih tidak
dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan terkecuali mendapat persetujuan
dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat diberikan dalam keadaan :
- Tiada stok dipasaran dari merk semen yang telah digunakan.
- Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu semen pengganti
setaraf dengan mutu semen yang telah dipakai.
Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen
tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat lembab
agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus
ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru
yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian
semen dapat dilakuka menurut urutan pengiriman.
b. Agregat
Semua agregat yang akan dipakai harus bersih, keras dan awet, serta memiliki
karakteristik seperti yang disyaratkan dibawah ini. Agregat dapat berasal dari
galian, sungai atau sumber-sumber lainnya, harus diperiksa dalam pengujian
material di lab beton. Penentuan jumlah agregat dalam beton (kg/m³)
berdasarkan pada kadar air bebas dan berat jenis relative dari kombinasi agregat,
dimana ini berkaitan dengan ukuran maksimum agregat dan ruang
workabilitasnya.
- Agregat halus
Agregat halus dapat terdiri dari pasir alam, pasir giling atau campuran
keduanya yang memenuhi syarat-syarat yang tercantum pada ayat 3.2. SII.
18
Estimasi Biaya Konstruksi
0052-80. Agregat halus yang dipakai harus memiliki butir-butir tajam, keras,
bersih dan tidak mengandung lumpur serta bahan-bahan organis.
Ukuran dari agregat harus memenuhi ketentuan berikut :
Sisa di atas ayakan 4 MM harus minimum 2 % berat,
Sisa diatas ayakan 2 MM harus minimun 10 % berat
Sisa diatas ayakan 0,25 MM harus 80 % - 90 % berat
- Agregat kasar
Agregat kasar harus merupakan batu koral atau split yang keras, padat, awet,
dan bebas dari lumpur, tanah liat, pasir halus atau bahan organis, serta harus
memenuhi ketentuan yang tercantum pada ayat 3.2. SII.0052-80, Butir-
butirnya harus kasar, bersih dan tidak berpori dengan jumlah butir-butir
pipih tidak lebih dari 20%. Agregat kasar yang dipakai harus bersih dan
tidak mengandung zat-zat aktif alkali.
Ukuran dari agregat kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan berikut :
Sisa ayakan 31, 5 MM harus 0 % berat
Sisa ayakan 4 MM harus 90% - 98 % berat
Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan berurutan adalah 10%.
c. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali,
garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton
atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
d. Besi Beton
Besi beton yag digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh
karakteristik minimum 24 Kg/cm² untuk ukuran < Ø14 mm dan baja sedang
dengan mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 32 Kg/cm²) untuk
ukuran ≥ Ø14 mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak,
minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak
19
Estimasi Biaya Konstruksi
menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu
panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam
keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai
gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong
tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam
gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter terdekat dengan
catatan :
Harus ada persetujuan Direksi.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini dimaksud
adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan penukaran diameter
besi menjadi tanggung jawab pemborong.
9. Cetakan dan acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga
hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran batas-batas yang sesuai dengan
yang ditunjuk oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan
acuan harus mememenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasaal 5.1 PBI-1971.
10. Mutu Beton
Kekuatan ultimate tekanan beton silinder 150 mmx300 mm umur 28 hari, kecuali
ditentukan lain, harus seperti berikut :
Semua pelat, balok, pile-cap dan dinding basement : K-250
Semua kolom dan dinding beton : K-250
Pondasi tiang bor : K-250
Untuk semua beton non struktual seperti lantai kerja dan sebagainya : beton klas-
Bo
Untuk dak Beton perlu dilapisi dengan lapisan pencegah bocor ( Water Profing ).
20
Estimasi Biaya Konstruksi
21
Estimasi Biaya Konstruksi
22
Estimasi Biaya Konstruksi
cukup kompak dan saling memegang. Batu-batu pada bagian akhir disusun
tegak lurus dengan sloof.
Batu ditempatkan sedemikian rupa tegak lurus dengan pada sloof dengan
pengakhiran yang baik. Pasangan batu kosong harus dipadatkan dengan baik
sebagaimana disyaratkan dan permukaan akhir yang rapi dan kuat.
Tebal pasangan batu kosong minimum 10 cm, diukur secara tegak lurus pada
sloof.
23
Estimasi Biaya Konstruksi
3. Pelaksanaan
a). Pemilihan dan penempatan
Jika batu gunung dipasang baik untuk pondasi, dinding penahan tanah dan lain
sebagainya harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas sebelum
pasangan batu dipasang.
Semua batu harus bersih sama sekali dan dibasahi segera sebelum disusun dan
dasarnya harus bersih dan juga dibasahi sebelum adukan semen diletakkan.
Batu diletakkan dengan bagian lebar menyentuh dasar dan lapisan adukan, dan
ruang diantaranya diisi dengan adukan bagian yang diletakkan dari batu harus
disusun paralel dengan muka dinding dimana batu disusun.
b). Dasar dan hubungannya
Permukaan dasar dari batu dilapisi dengan adukan semen setebal 2 sampai 5
cm. Siar datar pada batu dasar tidak boleh lebih dari 5 (lima) batu terus
menerus. Sedangkan antara satu sama lainnya tidak boleh bersinggungan tetapi
harus dilapisi dengan adukan setebal 2 cm sampai 5 cm sedangkan siar tidak
boleh dari 2 (dua) batu.
Batu dapat membuat sudut dengan garis vertikal dari 0º sampai 45º tidak boleh
ada pertemuan dengan 4 (empat) sudut batu sekaligus.
c). Penyelesaian
Siar kedua sisi tegak diharuskan menurut gambar rencana atau petunjuk
Direksi. Penyelesaian sebelah atas dibuat agak bulat pada tengahnya untuk
menghindari adanya genangan air.
d). Lubang Rembesan
Seluruh dinding dan abutmen harus dilengkapi dengan lobang rembesan lebih
kurang menurut petunjuk Direksi. Lobang rembesan ditempatkan di sebelah
bawah, dimana pengaliran keluar dapat bebas dan lancar. Jaraknya tidak lebih
2 cm dari as ke as lubang.
24
Estimasi Biaya Konstruksi
25
Estimasi Biaya Konstruksi
26
Estimasi Biaya Konstruksi
27
Estimasi Biaya Konstruksi
28
Estimasi Biaya Konstruksi
29
Estimasi Biaya Konstruksi
30
Estimasi Biaya Konstruksi
3.3 Pemotongan
Cara pemotongan board adalah gurat dengan alat penggurat bermata tungsen
carbide atau cutter kemudian patahkan lalu haluskan bekas potong dengan
amplas.
Cara lain juga dapat menggunakan gergaji tangan. Untuk mendapatkan hasil
potong yang rapih gunakan gergaji mesin putaran rendah dengan mata
pemotong jenis circular diamond tip blade.
3.4 Pembuatan Lubang
Gunakan jangka penggurat untuk membuat guratan melingkar di permukaan
board, lalu gurat silang di tengah lingkaran kemudian pukul tengah lingkaran
dengan martil. Haluskan tepi lubang dengan amplas.
Untuk lubang persegi, gurat sekeliling garis lubang kemudian pukul dengan
martil bagian tengah sampai berlubang lalu gergaji diagonal dari lubang ke
arah empat sudut. Lalu patahkan keempat segmen kemudia haluskan bekas
potongan dengan amplas.
31
Estimasi Biaya Konstruksi
1.2 Bahan
a. Ubin keramik yang dipakai ukuran 30 x 30 cm type cutting, 20 x 25
cm, 20 x 20 cm, semua bahan buatan dalam negeri ( produk asia Tile
atau Roman).
Corak dan warna ubin keramik akan ditetapkan kemudian oleh owner
dan konsultan perencana.
b. Sebelum ubin keramik dan granit tile dibawa ketempat pekerjaan,
kontraktor harus menyerahkan contoh dan catalog/persyaratan teknis
operatif dari pabrik pembuat kepada pengawas untuk memperoleh
persetujuan. Semua keramik dan granit tile yang akan di pakai harus
berada dalam kotak aslinya. Ubin-ubin kramik yang dapat dipasang
harus mulus dan bebas cacat.
1.3 Dasar lantai
Dilapis pasir pasangan setebal 5 Cm.
1.4 Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, kontraktor harus memeriksa semua pasangan
pipa-pipa, saluran saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang
dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
1.5 Adukan
Untuk lantai beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr.
1.6 Pemasangan
a. Pemasangan Ubin keramik
Pemasangan keramik lantai sebaiknya pada tahap akhir, untuk
mengindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.
Permukaan lantai yang akan di pasang keramik haurs bersih, cukup
kering dan rata air. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata
letak ruangan/tangga/lantai yang ada. Pemasangan keramik lantai di
mulai dari tulangan ini. Sebelum dipasang, keramik lantai agar
direndam dalam air terlebih dahulu. Setiap jalur pemasangan
32
Estimasi Biaya Konstruksi
33
Estimasi Biaya Konstruksi
2.4 Pelaksanaan
a. Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat shop
drawing mengenai pola keramik.
Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih
(tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak,
cacat ataupun bernoda.
Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong
keramik khusus sesuai persyaratan pabrik.
b. Pemasangan Dinding Keramik
Adukan pasangan/pengikat dengan Produk dari AM yaitu AM 40 untuk
area dalam ditambah bahan perekat seperti yang dipersyaratkan.
Hasil pemasangan dinding keramik harus merupakan bidang
permukaan yang benar-benar rata dan tidak bergelombang
Pemasangan keramik untuk dinding ini harus memperhatikan
perletakan features sanitair yang ada seperti diperlihatkan dalam
gambar.
Pola, arah, dan awal pemasangan dinding keramik harus sesuai gambar
detail atau sesuai petunjuk Pengawas.
Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu samal lain (siar-siar),
harus sama lebarnya, maksimum 5 mm yang berbentuk garis-gais
sejajar dan lurus yang sama lebarnya sama dalamnya untuk siar-siar
yang berpotongan harus berbentuk sudut siku yang saling berpotongan
tegak lurus sesamanya
Siar-siar diisi dengan bahan pengisi dengan warna yang hampir sama
dengan warna keramik.
34
Estimasi Biaya Konstruksi
35
Estimasi Biaya Konstruksi
Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test, mini-
mum 100 kg/m.
Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m/hr dan terhadap tekanan air 15
kg/m” yang harus disertai hasil test.
Bahan yang akan diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, dan pewarnaan yang
dipersyaratkan. Untuk keseragaman warna diisyaratkan, sebelum proses pabrikasi
warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
pabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi
warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan mesin
potong, mesin punch, drill, sedemikian sehingga diperoleh hasil yang telah
dirangkai untuk jendela bukaan dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran
sebagai berikut :
Untuk tinggi dan lebar : 1 mm
Untuk diagonal : 2 mm
Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dan vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup
caulking dan sealand. Angkur-angkur untuk rangka /kosen aluminium terbuat dari
steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga
dapat bergeser.
Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton adukan atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan
finish dari laguer yang jernih atau anti corrusive treatment dengan insulating
varnish seperti asphaltir varnish atau bahan insulation lainnya.
36
Estimasi Biaya Konstruksi
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi lapangan (ukuran) dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua
detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan system
konstruksi bahan lain. Prioritaskan proses pabrikasi harus siap sebelum pekerjaan
dimulai, dengan mebuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Pemberi
Kerja/Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan uku-
ran. Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
pabrikasi dengan teliti seperti dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan.
Pemotongan . Disarankan untuk dikerjakan pada tempat yang aman dengan hati-
hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan paku, rivel, stap
dan harus cocok. Penyambungan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk
yang sesuai dengan gambar. Angkur-angkur untuk rangka/kosen terbuat dari steel
plate setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
Pemasangann harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari setiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm”.
Celah antara kaca dan sistem kosen..
Diisyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut :
Dapat dijadikan kosen untuk dinding maupun kaca mati.
Sesuai digunakan untuk berbagai bentuk jendela seperti : jendela geser, jendela
gulung dan lain-lain.
Dapat menggunakan engsel yang bervariasi, untuk perencanaan ini, pada
pekerjaan pintu menggunakan engsel type Floor Hings ( Engsel Tanam ).
Material kosen 600mm/1300 mm
37
Estimasi Biaya Konstruksi
Sistem kosen dapat menampung pintu kaca Frame less maupun pintu kayu double
teakwood. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
Untuk fitting hard ware dan reinforoing material yang mana kosen aluminium akan
kontak dengan bes, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangku-
tan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
Toleransi pemasangan kosen kayu disatu sisi dinding adalah 10 – 25 mm yang ke-
mudian diisi dengan beton ringan/grout, atau dengan teknik tertentu yang mengacu
pada gambar kerja.
Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan syn-
thetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan
double door.
Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealent su-
paya kedap air dan suara.
38
Estimasi Biaya Konstruksi
2. Persyaratan Bahan
Sistem kaca yang digunakan adalah proyek ini adalah system “Float” yaitu
mengembangkan cairan kaca diatas cairan logam (Float Process).
Jenis kaca yang digunakan untuk ruang kerja adalah kaca bening product ex
Asahimas atau yang setara dengannya, sedangkan untuk kamar mandi
menggunakan kaca buram tebal 5 mm.
Bahan-bahan kaca pada daun jendela yang akan digunakan kaca bening dengan
ketebalan 5 mm, kontraktor terlebih dahulu harus mengajukan contoh-contoh kaca
yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan Pemberi Kerja.
3. Persyaratan Pekerjaan
Semua pekerjaan dilaksankan dengan mengikuti pertunjuk gambar, uraian dan
syarat pekerjaan petunjuk Pemberi Tugas.
Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
Semua bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan,
dan diberi tanda untuk mudah diketahui.
Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus.
Bahan kaca yang digunakan adalah produksi dalam Asahimas atau yang setara
dengannya.
4. Pemasangan Kaca
Pemasangan kaca ini dilaksankan pada semua pekerjaan pemasangan kaca yang
disebutkan dalam gambar seperti jendela, pintu. Ukuran, tebal, warna dan jenis
kaca yang dipasang sesuai petunjuk gambar, uraian dan syarat-syarat tertulis,
petunjuk Pemberi Kerja/Pengawas.
39
Estimasi Biaya Konstruksi
40
Estimasi Biaya Konstruksi
41
Estimasi Biaya Konstruksi
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
a. Cat kayu Cap Kuda Terbang atau setara
b. Cat tembok Vinilex atau setara..
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan meni, berwarna sama, pengecatan minimal 2 (dua) kali.
b. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan
waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai
berikut:
2 (dua) kali pengerjaan meni kayu.
1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
Penghalusan dengan amplas
Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali
c. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu
dilap dengan kain basah hingga bersih.
Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan
kain kering yang bersih.
Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 3 (tiga) kali.
Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak
terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut:
42
Estimasi Biaya Konstruksi
43
Estimasi Biaya Konstruksi
44
Estimasi Biaya Konstruksi
BAB III
PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN
45
Estimasi Biaya Konstruksi
BAB IV
PENJADWALAN & SUMBER DAYA
46
Estimasi Biaya Konstruksi
47
Estimasi Biaya Konstruksi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2 Saran
Dari hasil penyusunan langkah kerja pada pembangunan Gedung Sekolah ini,
dapat di disampaikan beberapa saran diantaranya :
a. Diharapkan kepada setiap estimator agar dapat menggunakan perhitungan
dengan tepat dan teliti dan pembuatan jadwal pelaksanaan, sehingga dapat
dihasilkan biaya yang tepat sasaran dan tepat waktu. Hal ini guna
menghindari pembengkakan dana akibat hitungan yang tidak tepat serta
waktu yang bertambah.
b. Biaya yang diperoleh sangan tergantung pada analisa yang digunakan,
maka sebaiknya digunakan analisa yang tepat sehingga estimasi harga
yang diperoleh bernilai ekonomis.
48
Estimasi Biaya Konstruksi
DAFTAR PUSTAKA
49