Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan merupakan kegiatan yang tidak akan pernah ada


berhentinya dan akan terus meningkat. Kota Semarang mempunyai proyek
bangunan yang semakin meningkat dengan status kepemilikan rumah tinggal
dengan luas tanah diatas 54 m2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan salah
satu komponen utama dalam sebuah proyek karena merupakan dasar untuk
penawaran sistem pembiayaan dan kerangka budget yang akan dikeluarkan.
Untuk membangun sebuah benda, apalagi sebuah hunian untuk pribadi maupun
investasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Karena itu kontraktor dan
konsultan harus menghitungan dan meninjau rincian jenis pekerjaan, volume
pekerjaan, maupun harga borongan pekerjaan tersebut dengan teliti. Hal ini
bertujuan untuk menekan biaya lebih efisien dan kedua belah pihak baik
kontraktor maupun konsumen tidak ada yang dirugikan.

Estimasi biaya merupakan perhitungan biaya yang digunakan untuk


mengetahui total biaya dari sebuah produk sebelum proses produksi secara aktual
terjadi. Salah satu proses yang paling penting pada perancangan produk yang
masih dalam tahap tender adalah estimasi biaya, termasuk di dalamnya bahan
baku, tenaga kerja terkait, dan biaya overhead. Melakukan estimasi biaya di awal
secara akurat menjadi hal yang penting bagi banyak pihak termasuk pemilik
dalam mengambil keputusan investasi. Estimasi biaya harus dilakukan secara
akurat, karena apabila estimasi terlalu berlebihan maka dapat menyebabkan
kerugian. Dalam proses penyusunan estimasi biaya ini kami selaku penyedia jasa
mensurvey harga yang berlaku di kota Semarang.. Dari proses inilah kami
mendapatkan analisa harga satuan pekerjaan yang jadi acuan proyek kami. Dalam
dokumen ini juga di rancang metode pelaksanaan konstruksi, Time Schedule dan
durasi pengerjaan proyek yang di buat sebagai acuan dalam pelaksanaan proyek.

1
1.2 TUJUAN

Tujuan dari pengerjaan dokumen ini adalah :


a. Mendapatkan cara metode kerja
b. Mendapatkan harga satuan pekerjaan
c. Mendapatkan nominal biaya keseluruhan kebutuhan proyek
d. Mendapatkan info berapa lama proyek di laksanakan

2
BAB II

ISI

2.1 METODE PELAKSANAA KONSTRUKSI

PROYEK : Rumah dua lantai type 105 / 150 m2 (Lebar 10 M)

LOKASI : Perum Payon Amartha, Kota Semarang

Pada pelaksanaan suatu pekerjaan, diperlukan metode kerja sebagai acuan


dalam membangun dari awal sampai akhirnya pekerjaan. Dan dalam proyek
pembangunan rumah tinggal ini, ruang lingkup metode kerja sebagai berikut :

A. Pekerjaan Persiapan
B. Pekerjaan Tanah dan Urugan
C. Pekerjaan Beton dan Struktur
D. Pekerjaan Atap
E. Pekerjaan Dinding
F. Pekerjaan Pintu dan Jendela
G. Pekerjaan Plafond
H. Pekerjaan Pengecatan
I. Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding
J. Pekerjaan Listrik
K. Pekerjaan Sanitary dan Plumbing
L. Pekerjaan Kolam Renang
M. Pekerjaan Lain-lain.

Dalam memperhitungkan estimasi biaya dan merencanakan pelaksanaan


proyek, penawar lelang mengacu pada dokumen lelang dan dokumen detail
proyek yang berisi :
1. Gambar Proyek

2. Spesifiksi teknis

Untuk pengurusan IMB (Izin Mendirikan Bangunan), permohonan disertai


dengan kelengkapan dokumen yang disyaratkan dan gambar DED (Detail

3
Engineering Design). Pengurusan IMB diperkirakan selesai dijangka waktu paling
lama 4 minggu dan biaya operasionalnya ditanggung oleh pihak penyedia jasa.

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan meliputi :

1. Pekerjaan Pembersihan Lahan

Membersihkan lahan dari halyang mengganggu dan selanjutnya sampah-


sampah pembersihan dibuang pada lokasi yang telah di setujui dan tidak
mecemari lingkungan.

Gambar 2.1 Pekerjaan Pembersihan Lahan.

2. Gudang Bahan

Gudang bahan dibangun tidak jauh dari lokasi proyek dengan ukuran
minimal 2 x 3 meter menggunakan material kayu kaso, papan triplek dan genteng
galvalum dengan lantai plester finishing acian.

Adapun distribusi material :

a. Distribusi dan Transportasi Material

Material bangunan utama seperti semen, batu-bata, besi, kawat beton,


paku, kayu dan peralatan lainnya di datangkan dari took bangunan yang

4
ditunjuk, menggunakan jalan darat. Sementara material alam, seperti, pasir,
kerikil, batu kali/belah, tanah timbun, kayu, dan material alam lainnya juga
diperoleh dari lokal setempat.

b. Metode Penyimpanan dan Penggunaan Material

Semua material utama produksi pabrikan disimpan dalam gudang, dan


setiap jenis material diberi tanda. Prinsip penggunaan adalah material pertama
masuk, material yang terlebih dahulu keluar. Material lokal seperti; kayu,
pasir, kerikil, batu, tanah; di stock pile dan disimpan di lokasi yang telah
disediakan proyek dan ditutup dengan plastic terpal. Adapun proses
supplier/pengadaan material konstruksi adalah sebagai berikut ini:
Material yang di stock di lokasi proyek (pasir, kerikil, tanah timbun,
batu bata, kayu, dll), yang akan distockpile harus terlindung dari cuaca( panas
dan hujan), dengan cara ditutup dengan platik/terpal. Sekeliling material
dibuat blok platik/kayu, agar material tidak berserakan.

3. Air Kerja dan Listrik Kerja

Air kerja dalam proyek menggunakan aliran air lama apabila ada
(Sumur/PDAM), Apabila belum ada penyedian beli per tangki. Sistem
penyimpanan menggunakan terpal yang di buat seperti kolam.

Gambar 2.2 kolam air terpal.

Sedangkan untuk listrik kerja menggunakan listrik lama atau pemasangan baru
dari PLN.

5
B. PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN
a. Pasang Bowplank

Pekerjaan pengukuran dan pemasangan Bouwplank ini merupakan


identifikasi lokasi Pagar yang akan dibangun dengan melakukan pemasangan
Bowplank dan pengukuran As secara detail, akurat, siku, lurus dan waterpass.
Pekerjaan ini dilakukan untuk memperoleh informasi kondisi eksisting, dengan
Referensi gambar rencana desain. Dimensi elevasi yang tertera dalam gambar
dituangkan dilapangan, dengan menggunakan alat ukur. Selanjutnya semua data
pengukuran dicatat dan hasil pengukuran ditandai dengan membuat patok
bouwplank. Semua tanda pengukuran harus dibuat jelas dan dijaga jangan sampai
berubah. Pengukuran mencakup leveling, elevasi, dan plumber.

Selanjutnya hasil pengukuran dilakukan pekerjaan Rekayasa Lapangan


untuk memastikan kondisi eksisting dengan rencana pelaksanaan. Rekayasa dibuat
oleh Manager Proyek (Civil Engineer), Pelaksana Lapangan, dibantu oleh
Draftmen. Hasil Rekayasa Lapangan akan didiskusikan dengan pihak Konsultan
Supervisi dan disetujui oleh Employer. Hasil rekayasa lapangan akan dituangkan
dalam suatu gambar pelaksanaan (as build drawing) secara detail yang menjadi
acuan bagi kontraktor dalam pelaksanaan konstruksi dilapangan.

Bowplank kayu dipasak pada setiap rencana sudut bangunan pada jarak
sekitar 1 meter diluar area rencana bangunan. Bowplank terdiri dari dua bagian
vertikal yang dipasak memakai kayu 5/7 serta bagian horizontal berupa papan
kurang lebih 1.5 m memakai papan 2/20 yang dipaku pada bagian atas kedua tiang
vertikal. Posisi sudut bangunan bagian luar ditandai dengan menggunakan
benang/tali panjang, bagian ujungnya kemudian ditandai dengan menggunakan
paku yang ditanam pada bagian atas papan horizontal. Benang/tali kemudian
diikatkan pada paku tersebut dan dihubungkan ke sudut bangunan lainnya.

Sebelum melakukan proses tata letak selanjutnya, adalah penting sekali


garis luar (outline) bangunan diperiksa sudutnya untuk membentuk sudut 90º yang
akurat. Cara paling mudah untuk melakukan hal ini adalah memeriksa
diagonalnya. Bila sudut bangunan sudah 90º maka perhitungan phytagorasnya

6
akan tepat (32+42=52). Bila setelah diperiksa sudutnya tidak tepat maka posisi
tanda pada sudut tersebut harus diatur kembali sampai perhitungan diagonal yang
benar dan garis luar bangunan membentuk posisi sudut dengan tepat 90º.

Benang/tali yang terikat pada paku kemudian dapat digunakan sebagai


tanda bagian luar dan batas dinding bangunan serta pondasi. Bowplank yang lain
kemudian dapat diletakkan dengan perlakuan yang sama pada tiap sudut.
Bowplank diperlukan untuk pengerjaan tembok antara, kolom, dan pondasi.
Bowplank harus lurus dan sejajar dengan permukaan laut. Bila permukaan
tanahnya turun atau naik maka ketinggian bowplank harus disesuaikan dengan
cara menaikkan atau menurunkannya. Bowplank yang saling berseberangan harus
sejajar pada seluruh tapak bangunan. Yang perlu perhatikan pemasangan
bouwplank:

a. Semua bowplank harus lurus dan sejajar dengan bowplank yang


berseberangan.
b. Peletakkan sudut-sudut bangunan harus akurat.
c. Tata letak bangunan pada tapak harus diperiksa secara cermat untuk
membentuk 900 pada tiap sudutnya.

b. Galian Tanah Pondasi

Galian pondasi sampai kedalaman pada gambar. Pondasi harus selalu


dibuat diatas permukaan tanah yang sifstnya keras. Pembuatan pondasi pada tanah
yang lunak sering menyebabkan pondasi tidak berfungsi baik dan
mengakibatkan runtuhnya dinding atau kolom. Dasar dari galian harus dijaga
kebersihannya, bebas dari reruntuhan sisa-sisa bahan bangunan.

Apabila terjadi hujan sebelum pondasi benar-benar rampung dan jadi,


keringkan dasar pondasi dari sisa-sisa air hujan, dan kotoran-kotoran
lainnya.Tumpuk sisa-sisa tanah dari penggalian pondasi didalam garis tapak, yang
akan digunakan kemudian untuk menimbun kembali di sekeliling lubang pondasi
dan dibawah lantai.

7
c. Pemadatan Tanah Pondasi

Pemadatan tanah dikerjakan setelah urugan selesai dan akan memulai


pekerjaan lantai kerja guna kondisi lantai kerja yang padat dan tidak adanya
penurunan tanah. Pemadatan tanah di kerjakan menggunakan stamper.

Gambar 2.3 Pemadatan setelah urugan.


d. Urugan Pasir

Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan pasir tersebut juga
harus dipadatkan,pemadatan dapat dilakukan juga menggunakan stamper atau
manual.Urugan pasir juga digunakan untuk lantai kerja dan pasangan batu belah.
Tebal urugan pasir dilaksanakan sesuai dengan petunjuk di lapangan (gambar
bestek). Tebal lantai kerja 50 cm sedangkan pondasi 70 cm

e. Urugan Tanah
Urugan tanah dibagi menjadi dua yaitu urugan tanah pondasi yang di
ambilkan dari tanah bekas galian. Sedangkan untuk urugan tanah peninggian
elevasi menggunakan tanah di ambil/ beli dari material local sekitar. Untuk
pemadatan dapat dilakukan menggunakan stamper kapasitas 0,5-1 ton.

Ketinggian timbunan harus menjadi perhatian dan didasari pada gambar


kerja dan hasil pengukuran menggunakan alat ukur. Posisi elevasi timbunan dan
bahan digunakan harus berdasarkan spesifikasi.

8
f. Lantai Kerja
Untuk menjaga keseimbangan dan dudukan pondasi dan tie biem yang rata
maka setelah lapisan pasir urug di diberi adukan beton cor lantai kerja di tuangkan
kedalam lobang pondasi. Campuran adukan lantai kereja adalah 1Pc : 3Ps : 5 Kr.

g. Rolag Bata Merah


Rolag bata merah adalah konstruksi tambahan sebagai tumpuan lantai,
yaitu pada awal injakan tangga dan trap teras. Metode pengerjaanya mengacu
pada gambar rencana.

h. Pondasi Batu Kali

Untuk menjaga keseimbangan dan dudukan batu gunung yang rata maka
setelah lapisan pasir urug di diberi campuran adukan semen sebelum
dilakukannya proses pasangan pondasi batu gunung/kali dan pondasi tapak.
Adukan yang digunakan untuk pasangan batu gunung/kali 1Pc : 6Ps. Ada
berberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Batu yang digunakan adalah dari kualitas baik dari jenis yang keras dan tidak
berlubang.
2. Batu gunung/kali yang kami gunakan tidak mengandung atau menempel tanah
dan ukurannya minimal 15 cm sedangkan ukuran maksimun 20 cm.
3. Batu gunung yang digunakan bermutu tinggi, kuat, bersih, bersudut (tidak
bulat), tanpa retak-retak dan tidak ada cacat yang mempengaruhi mutunya.
4. Pasir pasang yang dipakai berupa pasir keras, bersih dan sebelum diaduk
dengan semen dalam keadaan kering.
5. Semen yang digunakan adalah Semen Tiga Roda dan memakai satu jenis PC
untuk seluruh pekerjaan.
6. Air yang digunakan adalah air tawar yang bersih dan tidak mengadung lumpur,
minyak, asam alkali dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan

9
C. PEKERJAAN BETON DAN STRUKTUR
Pekerjaan beton pada proyek ini meliputi :
1. Beton Footplat (Pondasi Tapak)
2. Beton Tiebeam
3. Beton Kolom
4. Beton Balok
5. Beton Plat Lantai
6. Beton Ring Balk
7. Beton Tangga
8. Beton Kanopi
9. Beton Meja dapur dan wastafel
10. Beton kongliong / Balok Latai

Untuk semua pengecoran item struktur (Pondasi Tapak, Sloof, Kolom,


Balok Latai, Ring Balok, dan Balok Top Gevel) digunakan bekisting kayu yang
dilapisi bagian dalam dengan multipleks, dengan perkuatan stutwerk dan perancah
menggunakan balok. Pelaksanaan pengecoran beton bertulang, dimulai dengan
memasang besi yang telah dirakit pada posisi konstruksi. Selanjutnya dipasang
beton tahu pada sekeliling pembesian. Berikutnya pemasangan bekisting yang
telah dilapisi oleh oli/pelumas pada bagian permukaan serta pemasangan
stutwerk/pengaku. Pastikan bahwa posisi pemasangan pembesian dan
bekisting/stutwerk benar-benar tegak lurus dan leveling, lapisan permukaan area
yang akan dicor benar-benar bersih (tidak terdapat potongan kayu, potongan
kawat beton, dan kotoran lainnya).

Selanjutnya Supervisor Konstruksi mengajukan permohonan (Requst for


Checking dan Request for Works) untuk dilakukan inspeksi oleh Direksi
Lapangan untuk pekerjaan pemasangan besi dan bekisting, berikut izin untuk
melakukan pengecoran beton. Beton yang digunakan memenuhi spesifikasi teknis
dan juga telah mendapat persetujuan Direksi Lapangan. Mutu dan karakteristik
beton yang digunakan harus sesuai dengan item struktur yang tertera dalam
kontrak, kecuali jika ada perubahan di lapangan atas persetujuan Direksi
Lapangan. Setelah Kontraktor mendapat izin untuk pengecoran, maka

10
dipersiapkan tenaga kerja dan alat/peralatan pengecoran (seperti pompa air, talang
beton/corong, penggetar beton, Concrete pump, Molen).

Secara garis besar prosedur pengerjaan Pembesian yaitu Semua besi


dipotong, dibengkokkan, dan dirakit sesuai dengan gambar kerja.Pekerjaan ini
dilakukan secara rutin di workshop hingga kebutuhan volume telah mencukupi.
Pekerjaan ini dilakukan oleh 3 Group sesuai dengan jumlah pekerjaan yang akan
dikerjakan yang terdiri orang pekerja, 2 orang tukang besi,dan 1 orang kepala
Pengawasan dilakukan oleh Pengawas danMandor,ukuran/dimensi potongan
disiapkan oleh Site Manager.Diwaktu yang bersamaan Group
Bekisting/Perancah bekisting/formwork untuk penutup/cover pengecoran
beton. Group ini terdiri dari 4 orang pekerja, 2 orang tukang dan 1 orang kepala
Manager Kontraktor akan mempersiapkan dimensi bekisting gambar kerja dan
atas persetujuan Direksi Lapangan.

1. Beton Pondasi Setempat (Footplat)


a. Perakitan Tulangan

Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat


pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan
proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :

1. Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat


diketahui dari ukuran pondasi setempat.
2. Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi
setempat tersebut.
3. Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat
pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.

11
Gambar 2.4 Contoh Perakitan Tulangan.

b. Pemasangan Tulangan

Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan


tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat
ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
1. Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak
turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
2. Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar
tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan
menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi
tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah
untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan
tulangan tidak menjadi karat.
3. Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
c. Pekerjaan Bekisting

Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang


digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting:

12
1. Pada pekerjaan footplat yang dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk
penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan
cetok (sendok spesi).
2. Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan
tertentu.
3. Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di
cor.
4. Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak
lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
5. Papan cetakan tidak boleh bocor
6. Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
7. Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak
terjadi retak.

Gambar 2.5 Pemasangan Bekisting Footplate.


d. Pengecoran Footplat
Pengecoran beton menggunakan mutu beton K225 yang berarti site
mix (Cor manual). Adukan beton di buat di area proyek menggunakan semen
tiga roda. Tetapi untuk memudahkan dan mempercepat pekerjaan kontraktor
mengajukan metode dengan readymix ( beton dari batching plan mutu K250).
Mutu K250 mutu yangdi jual pada batching plan dengan semen setara semen
tiga roda (semen Type 1). Untuk syarat slump test 12±2 cm. Metode ini akan
dilaksanakan apabila di setujui pihak owner.

13
2. Beton Tie biem / Sloof
1.) Perakitan Tulangan

Tiebiem adalah struktur balok landasan sebagai pengikat antar kolom,


tumpuan dinding dan tumpuan kolom. Tiebem yang dimaksut dalam pekerjaan ini
adalah sloof. Untuk metode kerja perakitan tulangan, dikerjakan langsung di area
yang sudah siap.

2.) Pemasangan Tulangan

Pemasangan tulangan sloof dilakukan secara manual, dan di kerjakan di


lokasi dengan desain tulangan yang ada dalam gambar perencanaan.

3.) Pekerjaan Bekisting

Tahap-tahap pekerjaan bekisting:

1. Pada pekerjaan footplat yang dibuat bekisting sisi samping kanan dan kiri
sloof.
2. Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan
di cor.
3. Papan cetakan tidak boleh bocor
4. Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
5. Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak
terjadi retak.

4.) Pengecoran Sloof

Seperti Footplat, pengecoran beton menggunakan mutu beton K225 yang


berarti site mix (Cor manual). Adukan beton di buat di area proyek menggunakan
semen tiga roda. Tetapi untuk memudahkan dan mempercepat pekerjaan
kontraktor mengajukan metode dengan readymix ( beton dari batching plan mutu
K250). Mutu K250 mutu yangdi jual pada batching plan dengan semen setara
semen tiga roda (semen Type 1). Untuk syarat slump test 12±2 cm. Metode ini
akan dilaksanakan apabila di setujui pihak owner.

14
Area tuangan Cor

Papapn bekisting
sloof

Perakitan dan
Penulangan di area

Gambar 2.6 Contoh Pekerjaan Sloof.

3. Beton Kolom

Pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan sama, meskipun


dimensi dan jumlah tulangan pada kolom berbeda-beda. Kolom merupakan
komponen struktur bangunan yang tugas utamanya adalah menyangga beban
aksial tekan vertical namun pada umumnya kolom juga berfungsi untuk menahan
momen lentur. Kolom menempati posisi yang sangat penting dalam struktur
bangunan, kegagalan dalam pembuatan suatu kolom akan mengakibatkan
keruntuhan komponen struktur bangunan, kegagalan dalam pembuatan suatu
kolom akan mengakibatkan keruntuhan komponen struktur yang lain. Maka dalam
merencanakan struktur kolom harus memperhitungkan secara cermat dengan
memberikan cadangan kekuatan lebih tinggi atau safety factor dari pada
komponen struktur yang lain.

Pada proyek rumah tinggal ini dipakai beberapa profil kolom dengan
dimensi yang berbeda-beda dan penggunaan tulangan yang juga berbeda
menurut kebutuhan dan perhitungan beban. Mutu beton yang digunakan adalah
untuk kolom adalah K225.

15
Kolom 1 (K1) 15/25 :

Tumpuan (Utama 6-Ø12 serta Sengkang Ø8-150)

Lapangan (Utama 6-Ø12 serta Sengkang Ø6-200)

Kolom 2 (K1) 15/15 :

Tumpuan (Utama 4-Ø10 serta Sengkang Ø8-150)

Lapangan (Utama 4-Ø10 serta Sengkang Ø8-200)

Nama Tulangan Begel

Kolom Praktis ∅4-10 ∅8-150


(Tumpuan)
Kolom Praktis ∅4-10 ∅8-200
(Lapang)
Kolom 15/25 ∅6-12 ∅8-150
(Tumpuan)
Kolom 13/25 ∅8-12 ∅8-20
(Lapangan)

Tabel 2.1 Kebutuhan Tulangan Kolom.

1.) Pekerjaan Pembesian

Pembesian merupakan bagian dari suatu struktur dalam bangunan, yang


berfungsi menahan gaya tarik akibat beban pada beton. Pekerjaan pembesian
adalah pekerjaan perakitan besi tulangan untuk mendukung kekuatan pada beton
bangunan yang disesuaikan dengan shop drawing. Tahapan pekerjaan pembesian

a) Fabrikasi Pembesian

Proses fabrikasi adalah merupakan tahap pekerjaan pembesian yang


pertama kali, dan merupakan proses perakitan tulangan disuatu tempat yang
telah ditentukan yang meliputi proses pemotongan, pembengkokan dan
penyambungan.

16
b) Pemasangan Tulangan

Dalam pelaksanaan pekerjaan pembesian pada proyek ini, besi-besi


tulangan yang telah datang dilokasi proyek, diletakan dilokasi penyimpanan
yang telah ditentukan sebagai lokasi fabrikasi besi. Transfortasi besi ke tempat
yang diinginkan baik secara vertical maupun horizontal dapat dipermudah
dengan bantuan tower crane yang telah tersedia dilokasi proyek. Tahap-tahap
pelaksanaan pekerjaan pembesian harus tetap mengacu pada instruksi yang
diberikan, diantaranya membuat dan melaksanakan pekerjaan pembesian harus
sesuai dengan daftar pemotongan dan pembengkokan besi tulangan yang tidak
boleh menyimpang dari gambar kerja yang sesuai dengan bar banding
schedule.

2.) Penentuan As Kolom (Marking As)

Titik-titik as kolom diproleh dari hasil pekerjaan tim survey yang


melakukan pengukuran dan pematokan. Penentuan as kolom dilakukan dengan
menggunakan alat theodolite. Posisi as kolom arah vertical ditentukan
berdasarkan as kolom pada lantai sebelumnya. Proses pemindahan titik as
(axis) kolom lantai bawah ke lantai atas berikutnya dengan pembuatan lubang-
lubang pada pelat lantai. Lubang-lubang tersebut nantinya ditutup kembali
setelah pemindahan as kolom selesai.

Posisi as kolom harus sentris kedudukannya terhadap as pada lantai


sebelumnya, untuk itu juga dilakukan juga pengecekan dengan menggunakan
benang dan unting-unting. Dengan bantuan titik-titik acuan bangunan yang
sentris disetiap lantainya, maka dapat ditentukan letak as kolom dan kemudian
dibuat as-as yang lain dengan mengikuti jarak yang telah disyaratkan dalam
perencanaan awal.

a. Pemasangan Tulangan Kolom

Tulangan yang telah dibuat dan disimpan sementara di Gudang terbuka


diangkat secara manual untuk kemudian ditempatkan pada posisi

17
penyambungan antar kolom. Instalasi kolom harus dilakukan dengan benar
sehingga tidak terjadi pergeseran posisi kolom yang kemudian akan
menyebabkan terjadinya eksentrisitas pada kolom.

Pekerjaan penulangan kolom sesusai dengan tanda yang telah dibuat


pada saat penentuan titik kolom. Pada ujung kolom atas terdapat angkur
sepanjang 80 cm dengan diameter 16 mm untuk rencana kedepan apabila ada
perluasan pembangunan.pemasangan tulangan kolom pada setiap lantai
dilakukan dengan cara penyambungan tulangan pokok pada stek-stek yang
telah disediakan.

Langkah-langkah penulangan kolom :

1.) Pasang tulangan pokok secara bersamaan pada sambungan kolom atau
stek kolom.
2.) Setelah itu pasang tulangan sengkang disekeliling tulangan pokok yang
belum terpasang dengan spasi sesuai gambar rencana.
3.) Didalam pemasangan harus mengikuti aturan gambar struktur yang
telah direncanakan.
4.) Untuk mendapatkan selimut beton dipasang beton decking.

b. Pekerjaan Bekisting Kolom

Pemasangan bekisting kolom berbeda dengan bekisting pelat lantai dari


balok, bekisting kolom di pasang setelah penulangan. Maka dalam perakitan
bekisting harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :

1.) Bekisting harus kuat dan kaku untuk mendukung beban yang bekerja
dari tekanan vibrator selama pengecoran berlangsung sehingga dapat
menjamin kedudukan konstruksi tidak bergeser/miring.
2.) Bekisting harus dibuat dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan
gambar rencana.
3.) Permukaan bekisting harus rapat dan rata, serta dapat mencegah
merembesnya air semen sehingga factor air semen tidak berkurang.

18
4.) Sebaiknya permukaan bekisting di olesi minyak pelicin agar mencegah
melekatnya beton pada bekisting, sehingga dapat mudah dilepas.
Untuk itu pemasangan bekisting harus benar-benar kuat menerima
beban yang terjadi, dan selama pengecoran tidak terjadi kebocoran. Kebocoran
dari bekisting dapat mengakibatkan hasil pengecoran menjadi keropos, hal ini
karena campuran beton dalam keadaan kental tersebut keluar melalui celah
bekisting yang bocor.

Pemasangan bekisting harus memperhatikan posisi yang tegak lurus


sehingga menghasilkan kolom yang tegak lurus terhadap sumbunya, bekisting
yang tidak tegak lurus akan menghasilkan kolom yang tidak lurus. Untuk itu
bekisting kolom harus di setel tegak lurusnya dengan benar dan teliti.
Pemasangan bekisting kolom menggunakan bekisting peri, karena dengan cara
tersebut pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisen.

3.)Pekerjaan Pengecoran Kolom

Pekerjaan pengecoran kolom di lakukan setelah pemasangan bekisting


kolom selesai di lakukan menurut rencana, dan mendapatkan ijin pengecoran
dari konsultan pengawas. Pengecoran di lakukan menggunakan beton ready
mix dilakukan secara bertahap dan setiap tahapannya di padatkan dengan alat
penggetar (vibrator) yang di maksudkan untuk menghilangkan rongga udara
sehingga kolom mendapatkan kepadatan maksimum tanpa keropos dan juga
agar adukan beton dapat mengisi bagian-bagian yang susah seperti celah antar
tulangan. Beton yang digunakan untuk pengecoran kolom adalah beton dengan
mutu beton K225.

Langkah-langkah pengecoran kolom :

1. Siapkan semua peralatan pendukung pengecoran


2. Pengecoran di lakukan manual dengan ember secara estafet dari beton
yang di tuang dari mobil beton
3. Setelah pengecoran selesai maka pengecoran beralir ke kolom yang
lain.

19
4.)Pekerjaan Bongkaran Bekisting

Bekisting kolom boleh di bongkar apabila bagian dan struktur telah


mencapai kekuatan yang cukup kuat untuk memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaan selama pembangunan. Pembongkaran bekisting untuk
kolom di lakukan setelah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
Untuk menentukan saat pembongkaran bekisting tidak di lakukan pengujian
terlebih dahulu, biasanya bekisting kolom harus di bongkar setelah berumur
3 minggu. Pada proses pembongkaran bekisting kolom harus di lakukan
dengan hati-hati agar mencegah timbulnya retak-retak, pengelupasan atau
cacat lainnya pada beton.

5.)Perawatan Beton Kolom

Pada saat pembongkaran bekisting selesai, maka langsung dilakukan


perawatan betong (curring), yaitu dengan menggunakan curring compound,
caranya yaitu dengan membasahi permukaan kolom dengan menggunakan
roll secara merata (naik turun). Pada proyek ini proses roll dilakukan
sebaanyak 4 kali.

Tujuan utaama dari perawatan beton ialah untuk menghindari :

a. Kehilangan zat cair yang banyak pada proses awal pengerasan


beton yang akan mempengaruhi proses pengikatan awal beton.
b. Penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada hari
pertama.
c. Perbedaan temperatur dalam beton, yang mengakibatkan retak-
retak pada beton. Permasalahan pada waktu pelaksanaan pekerjaan
disebabkan empat hal pokok yaitu, Keterbatasan pengawasan,
kelalaian pekerjaan, urutan pekerjaan yang kurang tepat, dan
adanya kesulitan dalam mengaplikasikan gambar rencana

20
5.) Beton Balok dan Beton Plat Lantai

Balok merupakan elemen struktur yang berfungsi menstranmisikan beban


dari pelat menuju kolom. Balok juga berfungsi membagi-bagi pelat menjadi
segmen-segmen dan sebagai pengikat kolom yang satu dengan yang lainnya
sehingga di proleh struktur yang kaku dan kokoh (Wibowo, 2011). Balok
umumnya ada dua tipe, yaitu balok T dan balok L. Bekisting dari balok sendiri
akan menerima gaya vertical dan horizontal dari berat beton, gaya angin, beban
konstruksi dan beban kejut.

Pelat lantai merupakan komponen struktur yang memikul pembebanan


yang ada di atasnya baik beban hidup, beban mati maupun beban lainya.
Kemudian beban di salurkan ke balok untuk selanjutnya disalurkan ke kolom.

6.) Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Balok

Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom selesai. Pada


umumnya balok dan pelat beton di cor secara bersamaan, dimana antara balok dan
pelat menyatu secara monolit, sehingga ada bagian pelat yang bekerja bersamaan
dengan memikul beban. Balok seperti ini disebut sebagai balok T. Pekerjaan balok
meliputi beberapa kegiatan antara lain penentuan as balok (marking), pemasangan
bekisting balok, pemasangan tulangan, pengecoran balok, pembongkaran
bekisting balok, serta perawatan balok. Pekerjaan balok dilaksanakan melalui
beberapa tahapan.

a. Penentuan As Balok (Marking As)


Marking adalah penandaan sebagai acuan dasar untuk posisi bekisting
balok yang sesuai dengan gambar shop drawing. Pada pemasangan bekisting
balok, acuan yang digunakan untuk marking adalah kolom. Marking dilakukan
dengan memberi tanda elevasi pada dua kolom yang sudah berdiri sesuai
dengan ukuran balok, lalu dipasang benang sebagai acuan ketinggian. Setelah
itu dipasang perancah dengan ketinggian yang di atur sesuai acuan sehingga
bekisting terpasang tetap dan sesuai posisinya.

21
b. Pemasangan Scaffolding
Sebelum pekerjaan perakitan bekisting dilaksanakan, terlebih dahulu
dipasang scaffolding yang digunakan sebagai penopang bekisting. Berikut
tahapan pelaksanaan pemasangan scaffolding :

1.) Pembbuatan marking sebagai acuan bekisting dasar.


2.) Pemasangan scaffolding di awali dengan pemasangan base jack
yang berfungsi sebagai kaki scaffolding yang dapat diatur
ketinggiannya sesuai dengan rencana.
3.) Setelah base jack di pasang, langkah berikutnya adalah
memasang main frame yang merupakan begian utama pada
scaffolding.
4.) Pasang U-head jack dan diatur sesuai dengan rencana.
5.) Pasang beodeman dan besi hollow.

Gambar 2.7 Contoh Pemasangan Scaffolding.

22
c. Pemasangan Bekisting Balok
Bekisting adalah cetakan beton yang biasanya terbuat dari kayu dan
berfungsi untuk membuat beton bertulang agar mempunyai bentuk dan ukuran
yang dikehendaki sesuai dengan kebutuhan. Bahan yang di gunakan untuk
bekisting herus terbuat dari kayu dengan jenis meranti atau setaraf dengan tebal
multipleks, besi hollow sebagai rangka bekisting.Acuan harus tepat ukuran agar
diperoleh ukuran beton sesuai dengan yang di rencanakan,

a. Acuan harus cukup kaku, kuat, rapat, dan tidak melendut sehingga
tidak berubah bentuk selama pengecoran dan pelaksanaan,
b. Acuan harus rata, sehingga tidak ada bagian yang menjadi
menonjol atau menggelembung,
c. Bekisting mudah dibongkar tanpa menimbulkan kerusakan ada
beton,serta perlu dipikirkan pemakaian berulang-ulang.
Pada pekerjaan bekisting balok, bekisting dibuat di lantai kerja dengan
menggunakan papan dan kayu

d. Penulangan Balok

Pada proyek pembangunan ini pemasangan tulang balok dilakukan pada


tempat kerja, sedangkan fabrikasi pembesian tidak dilakukan di area kerja. Setelah
diketahui kebutuhan jumlah besi tulangan yang diperlukan, maka dapat dilakukan
pemotongan besi sesuai prosedur dan kebutuhan bahan. Semua besi beton yang
digunakan pada proyek ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Baru, bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak/karat dan tidak


cacat (retak-retak, mengelupas, luka, dan sebagainya).
2. Berdasarkan jenis baja dengan mutu sesuai denga shop drawing
dan bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-
ketentuan SNI 03-2847-2002.
3. Mempunyai penampang yang sama rata.
4. Harus tulangan ulir, kecuali baja polos diperkena mnkan untuk
tulangan spiral atau tendon.

23
5. Pada prinsipnya, besi beton tidak boleh direkuk saat di angkut ke
lapangan, kecuali untuk diameter lebih kecil dari 13 mm.
Sebelum besi digunakan dilaksanakan pengujian mutu besi beton yang
akan di pakai, sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi/MK. Sample
diambil dan di uji dibawah kesaksian Direksi/MK berjumlah minimum 3
batang untuk tiap-tiap diameter dan panjangnya ±100 cm. Pengujian mutu besi
beton harus dilakukan di laboratorium Uji Mekanik Balai Besar Teknologi
Kekuatan Struktur (B2KTS), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT). Setelah besi tulangan sudah memenuhi kriteria sesuai dengan
perencanaan kekuatannya, lalu dilakukan proses fabrikasi.

Baja tulangan beton harus dibengkok atau di bentuk dengan teliti sesuai
dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada shop drawing. Baja tulangan
dipesan dengan ukuran panjang standar. Untuk keperluan tulangan yang pendek,
diperlukan adanya pemotongan terhadap tulangan yang ada. Untuk itu diperlukan
suatu alat potong tulangan, yaitu bar cuuter. Alat pemotong tulangan yang
digunakan dalam proyek ini di operasikan secara manual menggunakan tenaga
manusia. Menurut tenaga pergerakannya di bagi menjadi dua jenis, yaitu bar
bender manual dan bar bender mesin. Bar bender yang digunakan pada proyek
ini adalah jenis mesin. Bar bender ini digunakan untuk besi tulangan dengan
diameter cukup besar. Penggunaan bar bender otomatis akan mempermudah
dalam pekerjaan ini.

Gambar 2.8 Fabrikasi Besi.

24
Setelah fabrikasi tulangan pembesian dilakukan lalu besi-besi tersebut
diangkut ke lantai kerja secara manual . Selanjutnya dilakukan pemasangan
tulangan balok di tempat pengerjaan. Adapun tahapan dalam penulangan balok
adalah sebagai berikut :

1. Memasang penyangga kayu penggantung besi balok.


2. Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan
diameter pada shop drawing.
3. Pembesian dirakit dengan mengganjal besi diatas kayu penyangga
sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan perakitan.
4. Memasang beton decking pada bagian bawah rakitan besi balok
agar tulangan bawah memiliki jarak terhadap bekisting untuk
selimut beton.
5. Memasang conduit dan sparing secara lengkap dan rapi.
6. Bekisting dalam balok dibersihkan menggunakan compressor

Gambar 2.9 Contoh Proses pekerjaan pembesian.

e. Pengecoran Balok
Sebelum dilaksanakan kegiatan pengecoran hal yang pertama dilakukan
adalah persiapan yang meliputi :

1. Pemeriksaan kesiapan pelaksanaan pekerjaan yaitu pengecekan tulangan


dan bekisting apakah telah sesuai dengan perencanaan.
2. Pembersihan area pengecoran dari debu, kotoran, atau sampah dengan
menggunakan compressor.

25
Pada kegiatan pengecoran, beton yang akan digunakan terlebih dahulu
dilakukan trial untuk melakukan pencocokan jumlah material yang digunakan
pada acuan rencana kerja struktur dengan pabrik beton. Adapun nilai slump
harus memenuhi ketentuan yaitu sebesar 13±2 cm untuk balok dan plat. Proses
pengujian slump harus dibawah kesaksian langsung direksi/MK dan dicatat
secara tertulis. Kontraktor harus selalu membuat benda-benda uji berupa
slinder beton dengan dimensi 15 x 30 dan memenuhi syarat yang disebut dalam
SNI 03-2847-2002. Sampel beton yang dibuat sebanyak 4 buah, pertama untuk
pengujian kuat tekan beton hari ke-7, kedua untuk hari ke- 14, ketiga untuk hari
ke-28, dan terakhir untuk cadangan.

Gambar 2.10 (a) Pembuatan Benda Uji (b) Pengukuran nilai slump.

Proses trial yang dapat dilakukan di pabrik beton ready mix, trial beton
yang digunakan untuk pengecoran balok adalah beton dengan mutu K225 atau
20-25 Mpa. Setelah proses trial ini dilakukan, maka selanjutnya membuat
benda 4 buah benda uji untuk dilakukan uji tekan pada hari ke- 7, 14, 28 dan
satu untuk cadangan. Di targetkan hasil pengujian beton sampai hari ke 28
harus mencapai K225. Pengujian kuat tekan beton dilakukan menggunakan
Universal Testing Machine (UTM) di laboratorium independen. Kecepatan
pembebanan umumnya dilakukan antara 2 kg/cm²-4 kg/cm².

Pekerjaan pengecoran balok proyek ini dilakukan dengan menggunakan


bantuan concrete pump. Adapun langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :

I. Sebelum dilakukan pengecoran, alat yang digunakan yaitu concrete


pump terlebih dahulu disiapkan dan dibersihkan dari sisa-sisa adukan
yang menempel agar mempermudah pelaksanaan pengecoran.

26
II. Jika pengecoran akan di lakukan didaerah sambungan dengan beton
yang telah mengeras, terlebih dahulu dilakukan penyiraman calbond
sebelum pengecoran, agar pertemuan antara beton lama dengan beton
baru dapat merekat dengan baik.
III. Beton dari truck mixer dituangkan ke dalam concrete pump, dan
dialirkan melalui pipa-pipa tremi
IV. Pipa ditopang tulangan penyangga agar tinggi jatuh beton sesuai dengan
yang diisyaratkan yaitu 50 cm sehingga tidak terjadi segregasi beton
yang dapat mempengaruhi kualitas beton.
V. Pada saat pengecoran, beton dituangkan dan diratakan kesetiap sisi
dengan menggunakan penggaruk.
VI. Proses pengecoran dilakukan secara terus menerus selapis demi selapis
sambil dipadatkan dengan concrete vibrator. Hal ini dimaksudkan agar
didapat beton yang monolit dan padat. Setelah itu adukan diratakan
sesuai dengan elevasi yang telah di ukur.
Ada dua jenis beton yang digunakan untuk dak yaitu , yaitu
beton normal dan beton kedap air. Contohnya balkon

1. Pembongkaran Bekisting Balok

Pembongkaran bekisting dilakukan setelah kekuatan beton dianggap


dapat menerima beban di atasnya yaitu setelah hasil kuat tekan minimum
telah mencapai 75% dari kuat tekan rencana, yaitu setelah umur beton
mencapai minimal 14 hari. Pada saat umur beton belum mencapai 28 hari atau
umur beton telah sesuai dengan rencana mutu beton flat plate hanya akan
ditopang oleh scaffolding.

27
Gambar 2.11 Pembongkaran Bekisting Balok.

2. Perawatan Beton (curing)


Perawatan beton merupakan suatu pekerjaan menjaga permukaan
beton agar segar selalu lembab, sejak adukan beton dipadatkan sampai beton
dianggap cukup keras. Kelembaban permukaan beton itu harus dijaga untuk
menjamin proses hidrasi semen (reaksi semen dan pasir) berlangsung dengan
sempurna. Kelembaban permukaan tadi juga menambah beton lebih tahan
cuaca, dan lebih kedap air (Tjokrodimuljo, 1997). Bila hal itu tidak dilakukan,
beton menjadi kurang kuat dan juga timbul retak-retak. Semua permukaan
beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama 14 hari, untuk lantai dan
balok proses curing dilakukan dengan cara menutupi dengan karung basah,
menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton
tersebut.

3. Beton Ring Balk dan Sopi-sopi, Beton kanopi, Beton Kongliong (Balok
Latai), Beton meja dapur wastafel.

Metode yang digunakan untuk pekerjaan balok ringbalk, balok latai dan
balok ornament ini menggunakan metode kerja balok dan plat mulai dari
penulangan, bekisting, pengecoran sampai perawatan.

28
1. PEKERJAAN ATAP DAN KUDA – KUDA
a. Rangka Atap
Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah baja ringan dengan ukuran
C.100 dan Reng U.50. sebelum ranga baja dipotong terlebih dahulu diukur dan
dipotong. Gunakan ukuran rangka baja yang pertama sebagai contoh untuk
memotong yang berikutnya sehingga potongan untuk rangka atap tersebut
memiliki ukuran yang sama. Ukur dan potong rangka baja ringan untuk batang
miring yang akan dipasang pada kerangka atap.

Pasang bagian kerangka kuda-kuda atap tersebut di bawah sebelum ditaruh


pada bagian atas kolom untuk memastikan bagian kerangka kuda-kuda tersebut
telah mempunyai ukuran yang tepat dan dapat dipasang dengan baik, setelah itu
bongkar kembali dan simpan. Simpan bagian-bagian kerangka atap tersebut dan
disimpan dalam keadaan terlindung dan tertutup. disiapkan pula tiang penahan
sementara (scaffolding) untuk pembuatan atap.

Penahan sementara ini dapat terbuat dari bambu, kayu, dsb (pada beberapa
daerah telah terdapat scaffolding yang terbuat dari pipa besi yang dapat diatur
jarak dan ketinggiannya). Sebelum memasang rangka atap kuda-kuda, bersihkan
bagian atas dari kolom beton dan pastikan ketinggiannya telah sejajar antara satu
kolom dengan yang lain. Pastikan bagian atas antara kolom dipinggir dan tengah
bangunan telah sesuai dengan ukuran rangka atap yang akan dipasang. Dirikan
rangka atap dengan bantuan penahan sementara (scaffolding) yang bertumpu pada
tanah.

Pasang terlebih dahulu kedua batang miring kayu pada bagian kiri-kanan
bangunan dan bentangkan benang (tali kecil) antara batang miring sebelah kanan
dengan batang miring sebelah kiri, benang ini akan menjadi acuan bagi
pemasangan batang miring lainnya yang berada di bagian tengah atap. Pada
beberapa kasus pada bagian batang miring di kiri-kanan bangunan inidapat dibuat
dari beton bertulang dengan lebih dulu memasang susunan bata pada bagian
dinding kiri - kanan bangunan tersebut.

29
Kemudian pasang rangka baja ringan balok atap di bagian tengah
bangunan yang bertumpu pada kolom, pastikan balok tersebut telah horizontal
(dengan bantuan waterpass). Setelah balok ditaruh pada kolom, pasang bagian-
bagian kuda-kuda atap berikutnya, pastikan letak bagian-bagian tersebut telah
dapat dipasang dengan baik (batang vertikal, dsb). Sesuaikan letak dan ketinggian
(dinaikkan, diturunkan, dsb) dari rangka atap bagian tengah (batang miring, dsb)
dengan meng gunakan benang yang telah dibentangkan sebelumnya sebagai
acuan. Sambung bagian-bagian rangka kayu rangka atap tersebut

Ikat bagian kuda-kuda atap tersebut pada kolom dengan cara


membengkokkan besi tulangan yang muncul dari ujung kolom beton (stek/starter
bars)tersebut sehingga membentuk ikatan yang mengikat balok kayu tersebut
pada kolom. Jika telah terpasang baut angkur maka bagian balok dan kaki kuda-
kuda kayu dibor terlebih dahulu untuk sehingga angkur dapat menembus bagian
kayu rangka kuda-kuda tersebut kemudian dipasang mur.

Pada saat rangka kuda-kuda atap telah terpasang dengan baik, maka
gording rangka baja ringan yang akan menjadi tempat pemasangan lembaran atap
dapat dipasang. Jarak maksimum antar balok gording adalah 60cm. Gording
tersebut harus keluar melewati batang miring paling luar sejauh minimal 80cm,
jarak yang sesungguhnya tergantung pada panjang bangunan dan jumlah lembaran
penutup atap yang akan digunakan.

2. Penutup Atap

Pada pekerjaan penutup atap, genteng yangdi pakai adalah type safari dan
genteng kaca sebagai pencahayaan. Sedang kan untuk genteng Nok (bubungan)
menggunakan nok beton, nok ujung genteng sebagai pemanis arsitektur, dan nok
desain segitiga.

Sebelum dipasang genteng sebelumnya rangka atap dilapisi aluminium foil


untuk mngatasi rembesn. Pada saat pemasangan penutup atap perlu diperhatikan
jarak tumpang tindih (overlap) antar lembaran atap.Jarak ini harus cukup untuk
menghindari kebocoran. Pada bagian ata sbawah lembaran atap yang saling
tumpang tindih (overlap), jaraknya minimal 20cm. Sedangkan untuk bagian sisi

30
kiri-kanannya yang saling tumpang tindih (overlap) mempunyai jarak antara 1½
sampai 2 gelombang lembaran atap, tergantung jenis dan ukuran lembar penutup
atap yang digunakan.

Lubang-lubang untuk paku pemasangan harus dibor terlebih dahulu, dan


ujung-ujung lembaran atap yang bertumpang-tindih (overlap) dipotong 450 dapat
diletakkan dan dipasang dengan baik. pada saat memotong dan membor harus
sangat hati-hati, untuk menghindari keretakan serta gunakan selalu penutup
hidung untuk menghindari debu-debu bijih seng masuk ke dalam paru-paru.

Pasang gording bagian paling atas dan paling bawah terlebih dahulu dengan
menggunakan klos (spacers) kayu. Kemudian bentangkan benang pembantu
secara diagonal dari ujung kiri atas ke ujung kanan bawah, dan dari ujung kiri
bawah ke ujung kanan atas untuk memeriksa atap telah rata, lurus, dan sejajar.
Benang ini harus bersentuhan pada bagian tengahnya yang berarti pemasangan
telah sejajar, jika belum bersentuhan maka perlu diatur lagiletak gording paling
atas dan bawah tersebut dengan menggunakan kloskayu hingga letaknya benar.
Gording berikutnya kemudian dapat dipasang dengan mengikuti benang acuan
tadi. Semua gording dipasang dengan menggunakan klos reng U.50.

Setelah itu tentukan garis batas pinggir atap bagian miring dengan
menggunakan bantuan benang. Pertama tentukan jarak keluar atap pada bagian
miring rangka atap, setelah didapat jarak tersebut (minimum 5cm) bentangkan
benang dari bagian gording paling bawah ke bagian gording paling atas pada
kedua sisi kiri kanan bagian miring tersebut, benang ini akan menjadi acuan batas
lembaran penutup atap pada bagian miring atap tersebut.

3. Lisplank 0,9 / 20
Papan listplank menggunakan woodplank 0,9 / 20 cm, permukaan kayu
terlebih dahulu dibersihkan atau dirapikan dengan menggunakan mesin ketam.
Setelah permukaan kayu listplank sudah bersih dan rapi maka dilakukan
pengreuteran. Bentuk reuter yang dibuat pada papan listplank diikuti petunjuk
gambar dan konsultan pengawasan yang ditunjuk.

31
4. Waterproofing
Waterproofing adalah sebuah prosedur yang dilakukan untuk membuat
sebuah objek menjadi tahan atau kedap terhadap air. Sebuah konstruksi bangunan
biasanya menggunakan lapisan waterproof untuk melindungi dan menjaga
ketahanan struktur bangunan tersebut. Ruangan yang umumnya diberi lapisan
waterproof adalah ruangan basement, atap dan area basah lainnya. Air dapat
masuk ke ruangan bawah tanah atau basement melalui engsel, dinding atau lantai.
Jika tidak dilindungi dengan sempurna, bangunan Anda akan mengalami
kerusakan karena air. Metode yang digunakan yaitu dengan coating dengan
poliester atau bahan waterproofing jadi yang dilapisi lagi dengan cat waterproof.
5. PEKERJAAN DINDING
1. Pasangan Trasram
Pasangan trasram adalah pasangan dinding yang lebih kedap air. Pada
pekerjaan ini menggunakan campuran 1 : 3 dengan jenis pekerjaan yaitu
Pekerjaan pasangan bata, plesteran dan acian.
2. Pasangan Dinding
Pasangan dinding adalah pasangan seluruh bangunan dengan campuran
1:5.
a. Pasangan Bata
Sebelum menyusun bata trasram, dibersihkan dan diratakan dahulu
permukaan lantai kerja sehingga permukaannya bersih dan rata. Dalam
pemasangan bata disini menggunakan adukan semen (perbandingan 1
semen : 3 pasir untuk trasram) dan (perbandingan 1 semen : 5 pasir
untuk dinding biasa) untuk melekatkan susunan bata. Bata direndam
dahulu sebelum dipasang sampai titik jenuh air. Hal ini untuk mencegah
bata menyerap air terlalu banyak dari adukan semen pelekatnya.
Susunlah bata mulai dari tengah dinding diantara kolom, sehingga jika
terdapat retakan kecil antara kolom dengan susunan bata tidak tampak.
Susunlah bata dengan menggunakan bantuan benang yang ditarik antar
kolom (dengan bantuan water pass) agar mendapat susunan bata yang
sejajar. Ketebalan adukan semen pelekat (spesi) antara bata maksimum
10 mm. Menggunakan susunan setengah bata dengan ketebalan spesi

32
vertikal sama yaitu maksimal 10 mm. Permukaan susunan bata harus
diratakan untuk memudahkan pengerjaan plesteran.
b. Pasangan Plester Acian
Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan mengalami
pergerakan pada saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi
mulai stabil. Ini merupakan hal yang normal. Maka akan lebih baik bila
memberi plesteran pada dinding setelah semua bagian bangunan selesai,
sehingga memberi waktu bagi bagian-bagian bangunan tersebut untuk
kuat dan stabil (tidak terjadi lagi pergerakan-pergerakan).
Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-retakan pada
plesteran jika terjadi pergerakan pada bagian bangunan. Sebelum
memulai pekerjaan, pekerja membersihkan dulu dinding yang akan
diplester dari kotoran dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang yang
cukup besar pada susunan bata, tutup dengan adukan semen. Dinding
tersebut harus dibasahi terlebih dahulu sebelum diplester, yang bertujuan
untuk mencegah susunan bata menyerap terlalu banyak air dari plesteran
saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan maka plesteran akan cepat kering
hingga mengurangi kekuatannya dan dapat menimbulkan retakan-
retakan.Adukan untuk plesteran adalah ( 1 semen : 3 pasir untuk trasram)
dan (perbandingan 1 semen : 5 pasir untuk dinding biasa) , dan pasir
yang digunakana dalah pasir yang bersih dan halus. Pekerja membuat
adukan pada suatu wadah dangunakan volume air yang tepat. Adukan
dibuat sebanyak yang habis dipakai dalam satu jam.
Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata
dari kayu (dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar)
maupun bilah perata dari besi (dengan hasil permukaan dinding yang
halus). Pekerja yang sudah ahli yang dapat menggunakan bilah perata
besi hingga menghasilkan permukaan yang halus, karena pada permukaan
tersebut bila terdapat perbedaan sedikit saja akan tampak. Oleh sebab itu
penggunaan bilah perata kayu lebih dianjurkan walaupun akan
memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan berikanlah lapisan
plesteran yang merata pada semua bagian dengan ketebalan yang tepat.

33
Salah satu cara untuk mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan
membuat garis –garis plesteran/patok pada dinding dengan arah vertikal
dari atas ke bawah dengan jarak 1 - 1.5m sepanjang dinding, dengan
bantuan papan/bilah perata yang dipindahkan dari satu area dinding ke
area, patok ini kemudian menjadi panduan bagi area plesteran seluruh
dinding.
Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk
meratakan plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan padakedua sisinya
yang dijepit dengan menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6 mm.
Memulai pengerjaan plesteran dari atas dinding dan terus ke bawah.
Untuk menampung runtuhan sisa campuran plaster, pekerja menaruh
papan kayu dibawah dinding yang sedang diplester untuk menampung
adukan-adukan plesteran yang jatuh, adukan ini dapat digunakan kembali
asalkan masih baru (belum mengering). Pada bagian sudut pengerjaan
plesteran tidak dihentikan, diteruskan hingga 15cm ke dinding
sebelahnya. Bila kondisi memungkinkan, pengerjaan plesteran akan
dilakukan secara keseluruhan (sekaligus). Pada area dinding yang luas,
dinding akan terbagi dengan adanya kolom maupun balok sehingga akan
memudahkan pengerjaan plesteran pada daerah-daerah tersebut karena
area yang diplester menjadi kecil.
Setelah pekerjaan plesteran, dinding di aci menggunakan semen.
Permukaan harus rata dan halus serta tidak boleh ada retakan rambut.
3. Beton Expose
Beton expose adalah jenis finishing yang memperlhatkan tekstur
beton sehingga kelihatan natural. Pekerjaan ini yaitu berada di sisi
samping tangga dan kanpi eksterior bangunan. Metode yang igunakan
yaitu dengan plesteran kamprot, yaitu memplester tidak rata dengan
bertekstur sehingga expose beton tanggadan kanopi tampak natural
4. Kolom Pedestal.
Kolom pedestal adalah kolom untuk teras dengan metode
pengerjaan seperti kolom utama

34
5. Keramik Kolom
Keramik pada kolom yaitu finishing sebagai artistik. Keramik
berada di tanggung jawab owner. Untuk metode kerja menggunakan
metode kerja pengerjaan keramik dinding.
6. Profil Beton
Lis profil beton adalah material yang terbuat dari beton dan
berfungsi untuk meningkatkan keindahan suatu bangunan, baik interior
maupun eksterior. Biasanya pemasangan lis profil dilakukan pada
pertemuan antara dinding ruangan atau atap plafon. Metodenya yaitu :
1. Pengerjaan profil langsung pada are yang di kerjakan
a. Cetakan profil beton memiliki permukaan yang rata dan sebelumnya
di olesi dengan minyak sayur agar waktu pembongkaran tidak lengket.

b. Menuangkan campuran adukan semen dan pasir ke dalam cetakan.


Tambahkan beberapa besi tulangan berdiameter 8 mm sebagai
penguat ke dalamnya. Ratakan kembali adukan ini hingga seluruh isi
cetakan terisi penuh.
c. Membiarkan adukan beton mengering di dalam cetakan selama 30-60
menit tergantung ukuran dan cuaca. Hindari menjemurnya di bawah
sinar matahari langsung sebab bisa menimbulkan keretakan.
d. Setelah dirasa lis profil beton sudah cukup kering, mengeluarkan dari
cetakannya. Hati-hati saat melakukan pekerjaan ini karena apabila
muncul retak sedikit saja dapat mengurangi kualitas dan kekokohan lis
profil tersebut.
e. Proses berikutnya ialah menjemur lis profil beton tersebut sampai
mengering sempurna. disarankan untuk menggantungkannya saat
mengeringkan lis ini biar tidak melengkung.
f. Tahap finishing dilakukan dengan mengampelas lis profil supaya
tekstur permukaannya lebih halus.

35
7.Tampak Depan Finish
Pekerjaan finishing seperti pembersihan dan pengecekan ulang
apabila adanya retakan dan lainya sehingga di laksanakan metode perbaikan
sebelum di serah terimakan ke pihak owner
8.Ralling Tangga dan Balkon
Pengerjaan ralling di bagi menjadi dua yaitu pada tangga dan
balkon. Pada balkon menggunakan kaca sebagai Ralling. Perakitan dan
pengerjaan ralling di bengkel las dengan syarat material untuk ralling
tangga memakai hollow 40x40 dan 20x20 sedangkan balkon memakai 4 x
6 cm. Dengan metode kerja pemasangan :
1. Marking AS dan elevasi ralling dan menentukan letak tiang
ralling.
2. Mengukur jarak antar tiang, ketinggian dan elevasi dan di
gambar
3. Pengerjaan ralling di bengkel kerja sehingga dilapangan tinggal
memasang
4. Melaksanakan finishing, pengamplasan, dempul, cat dll

6. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


Pekerjaan kusen pintu dan jendela meliputi :
- Kusen dan Pintu P1
1. Kusen aluminium putih 5/15
2. Kunci pintu warna silver 1
3. Engsel pintu warna silver 3
4. Daun pintu (panel teakwood)
5. Krepyak atas menggunakan aluminum
- Kusen dan Pintu P2
6. Kusen aluminium putih 4/15
7. Kunci pintu warna silver 1
8. Engsel pintu warna silver 3
9. Daun pintu panel kamper
10. Krepyak atas menggunakan aluminum

36
- Kusen dan Pintu P3
11. Kusen aluminium putih 4/15, pintu lipat, butuh rell
12. Kunci pintu warna silver 1
13. Engsel pintu warna silver 3
14. Krepyak atas menggunakan aluminum
- Kusen dan Pintu P4 Storage
15. Kusen aluminium 5/12 dan penambahan rel
16. Kunci pintu warna silver 1
17. Engsel pintu warna silver 3
18. Krepyak atas menggunakan aluminum
- Kusen dan Pintu P5 besi hollow
19. Kusen besi hollow 4/15
20. Ex DUCO hitam
- Kusen dan Pintu PJ 1
21. Kusen 4/15 alumunium putih
22. Dilengkapi 2 jendela
23. Kunci pintu utama warna silver 1
24. Engsel pintu warna silver 3
25. Daun pintu (panel kamper) list 4/10 dan 4/20
26. Krepyak atas menggunakan aluminum
27. Kaca jendela tebal 5mm
- Kusen dan Pintu PJ 2
28. Kusen 4/15 alumunium putih
29. Kunci pintu utama warna silver 1
30. Engsel pintu warna silver 3
31. Dilengkapi 3 jendela
32. Daun pintu (panel kamper) list 4/10 dan 4/20
33. Krepyak atas menggunakan aluminum
34. Kaca jendela tebal 5mm (kaca mati)
- Kusen dan Pintu PJ 3
35. Kusen 4/15 alumunium putih
36. Daun pintu panel teakwood

37
37. Krepyak atas menggunakan aluminum
38. Kaca jendela tebal 5mm
- Kusen dan Pintu P1
39. Kusen 4/15 alumunium putih
40. Daun pintu panel teakwood
41. Krepyak atas menggunakan aluminum
42. Kaca jendela tebal 5mm
- Kusen Jendela J1
43. Kusen aluminium putih 4/15
44. Daun pintu panel aluminium dengan kaca 5 mm
45. Krepyak atas menggunakan aluminum
- Kusen Jendela J2
46. Kusen aluminium putih 5/15
47. Daun pintu panel aluminium dengan kaca 5 mm
48. Krepyak atas menggunakan aluminum
- Kusen Jendela J3
49. Kusen aluminium 5/15
50. Kaca mati tebal 5mm
51. Grendel warna silver 2
52. Engsel jendela warna silver 4
53. Hak angina jendela 4
54. Krepyak atas menggunakan aluminum
- Kusen Jendela J4
55. Kusen aluminium putih 4/15
56. Kaca mati tebal 5mm
57. Krepyak atas menggunakan aluminum
58. Kaca mati tebal 5mm
59. Grendel warna silver 2
60. Engsel jendela warna silver 4
61. Hak angina jendela 4
62. Krepyak atas menggunakan aluminum

38
- Kusen Jendela J5
63. Kusen aluminium putih 4/15
64. Kaca mati tebal 5mm
- Kusen Jendela J6
65. Kusen aluminium putih 4/15
66. Kaca tebal 5mm
- Kusen B1 Boven
67. Kusen aluminium putih 4/15

Pemasangan rangka (kusen) pintu dan jendela bermaterial kayu dapat


dilakukan pada saat penyusunan dinding bata. Sedangkan untuk material
aluminium setelah pekerjaan finishing selesai (tinggal pasang yang sebelumnya
sudah dikerjakan dibengkel worksop)

Pemasangan rangka (kusen) pintu/jendela tersebut bersamaan dengan


penyusunan dinding bata maka harus dilakukan pemasangan besi angkur 100
mm yang dimasukkan ke dalam rangka kayu dari sisi luar rangka (jangan
sampai menembus kayu agar tidak terlihat dari luar) yang diletakkan diantara
susunan bata yang berfungsi memperkuat pemasangan rangka pintu/jendela
tersebut pada dinding. Hal ini harus dipastikan bahwa rangka tersebut telah
lurus dan sejajar (dengan bantuan waterpass). Jika rangka (kusen) pintu
dipasang setelah dinding selesai, dapat menggunakan potongan kayu yang telah
dipasang pada kolom/ring balok. Maka rangka (kusen) pintu/jendela tersebut
disekrup pada potongan kayu ini setelah itu bagian depan sekrup tersebut diberi
dempul sehingga tidak tampak dari luar, pastikan dahulu bahwa rangka tersebut
telah lurus dan sejajar (dengan bantuan waterpass). Jika potongan kayu tersebut
belum dipasang pada kolom/ring balk, maka kolom/ring balk tersebut dapat
dibor dan dipasang rumah sekrup dari plastik atau dapat pula rangka (kusen)
jendela/pintu tersebut dipasang dengan menggunakan paku beton yang
langsung menembus rangka (kusen) kayu dan dinding bata setelah itu diberi
dempul pada bagian permukaannya untuk menutupi paku beton tersebut.

39
Baik pintu maupun jendela dirancang memiliki bukaan ventilasi berupa
jalusi yang terbuat dari kayu pada bagian atasnya. Jendela ruang kelas yang
menghadap bagian muka bangunan (pada area teras) memiliki ukuran yang
berbeda dari jendela pada bagian belakang bangunan. Jendela pada bagia
nmuka bangunan memiliki ketinggian dinding dibawah jendela yang lebih.
Baik rangka (kusen) pintu maupun jendela harus dibuat di lokasi pembangunan
(bengkel Kerja) mengikuti gambar kerja yang telah dibuat. Sesuaikan ukuran
rangka tersebut dengan keadaan di lapangan. Buatlah rangka (kusen)
pintu/jendela ini pada daerah yang terlindung (memiliki atap). Kerangka
(kusen) pintu/jendela ini pada Saat pemasangan harus menggunakan penguat
(penahan) sementara pada bagian bawahnya untuk memastikan bahwa letaknya
sudah benar dan tidak bergeser lagi pada saat dipasang.

Untuk menghindari kerusakan pada pintu, hindari memasang daun pintu


sebelum bangunan selesai, hanya rangka (kusen) pintu/jendela saja yang
dipasang. Pintu dirancang dengan daun pintu kayu yang mengayun ke arah luar
ruangan (bukan pintu geser karena cepat rusak) dan jenis jendela ayun keluar
dengan panel kaca dan rangka kayu. Semua pintu dan jendela dibuat dari bahan
yang berkualitas baik, haluskan dahulu permukaan kayu untuk rangka
pintu/jendela dan daun pintu dengan amplas sebelum dipasang.

Kaca yang digunakan untuk jendela adalah kaca dengan ketebalan 5 mm.
Pada saat memesan kaca tersebut diukur dahulu ukuran kusen (rangka) jendela
dan ditambahkan 5 mm pada sekeliling ukuran dimensinya agar panel kaca
tersebut dapat dipasang dengan mudah dan kokoh pada rangka (kusen).

Setelah daun pintu dan jendela siap maka dilaksanakan pemasangan


asesories antara lain: Sloot Pintu Double, Penganggan Pintu Double, Kunci
Tanam 2 Slaag, Engsel Pintu, Engsel Jendela, Grendel Jendela, Hak Angin
Jendela dan Tarikan Jendela. Pada tahap pekerjaan ini dilakukan paling terakhir
agar tidak menggangu proses pekerjaan lain, dan pekerjaan ini dilakukan oleh
tenaga kerja yang ahli dibidangnya, pemasangan ini juga memerlukan baut dan
paku sekrup.

40
7. PEKERJAAN PLAFOND
Plafond meggunakan gypsum board dengan rangka hollow. Pada
pekerjaan pemasangan plafond menggunakan langit-langit (plafond) yang rata
horizontal, maka pasang balok penggantung tepat dibawah kuda-kuda atap.
Sebelumnya telah memarking elevasi dari plafond. Kemudian memasang
rangka hollow penempel langit-langit (plafond) utama membentang dari ujung
atas dinding ke ujung atas dinding diseberangnya. Setelah rangka utama
tersebut dipasang, maka dipasangkan juga rangka penempel plafond dibawah
rangka utama tadi dengan jarak antar rangka tersebut 60 cm. Rangka tadi juga
dipasang pada sekeliling dinding ruangan bagian atas.

Setelah rangka penempel panel langit-langit (plafond) dipasang maka


lembaran panel langit-langit (plafond) dapat dipasang. Bahan yang umum
menggunakan gypsum 9 mm dengan spek yang di tentukan Kemudian setelah
lembar plafond siap terpasang, pada bagian pinggirnya diberikan list plafond.

8. PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan Pengecatan meliputi :

No Spesifikasi /Merk Kegunaan

1 Cat Mowilex, Cat dinding eksterior


Duluxe
weathershield

2 Cat Catylac Cat dinding interior dan cat plafond

3 Cat aquaprof Cat dinding luar

4 Cat dinding parapet Atap luar

5 Mowilex Cat lisplank kalsiplank


Weathercoat

Tabel 2.2 Spesifikasi material Cat.

41
Cat yang digunakan adalah cat berbahan dasar air (emulsion),
menggunakan air bersih untuk membersihkan kuas, jika menggunakan cat
minyak (oil paint) menggunakan larutan terpentine (thinner) untuk
membersihkan kuas.

Pengecatan dapat dilakukan dengan menggunakan rangka tumpuan


maupun tangga. Pekerja pengecatan harus hati-hati dalam menggunakan tangga
titian dalam prosespengecatan. Pastikan sudutnya membentuk perbandingan 1 :
4, contohnya jika tangga berukuran 4 m, maka jarak ujung bawah tangga dari
dinding adalah 1m. Pada saat plesteran dinding telah selesai dikerjakan dantelah
mencapai keadaan terbaiknya, proses pengecatan dinding dapat dilakukan.

Dinding harus dicat menggunakan cat emulsion yangbaik kualitasnya.


Lapisan cat dasar terbuat dari cat emulsion yang dicampur denganair bersih
sebanyak 20%.Cat emulsion sebanyak 5 liter akan menutupi luas area dinding
sekitar 30m2 (dengan satu lapisan cat). Untuk mengurangi biaya perawatan,
bagian bawah dinding (kira-kira hingga ke bagian bawah ambang jendela sekitar
120cm pada bagian muka bangunan/teras) dapat dilakukan pengecatan dengan
menggunakan cat mengkilat (gloss paint) untuk memberi lapisan cat yang kuat
dan dapat dicuci (tahan air).pintu dan jendel a terbuat dari kayu yang
baikkualitasnya maka untuk hasil akhir dapat ditampakkan(expose) dengan
menggunakan lapisan cat minyak.Pertama-tama bagian kayu tersebut harus
diamplas untuk menghaluskan permukaannya, kemudian beri lapisan dasar
berupa campuran vernish dan 10% terpentine. Setelahitu beri cat minyak sebagai
hasil akhir (finishing),jangan lupa untuk mengamplas permukaan setiap
satulapisan.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengecatan adalah :

a. Hindari melakukan pengecatan pada permukaan yang kotor atau


berminyak, karena akan memakan waktu lama pada saat pengeringan
cat dan hasil akhir permukaan cat akan terlihat tidak bagus.
b. Persiapkan keadaan permukaan yang akan dicat dengan dibersihkan,
dicuci, dsd

42
c. Hindari menyapu lantai sebelum atau pada saat melakukan proses
pengecatan, debu dan kotoran yang timbul akan merusak hasil
pengecatan.
d. Jangan menggunakan kuas cat (jenis roll maupun konvensional) yang
sudah lama atau yang kurang baik karena akan mempengaruhi hasil
akhir pengecatan menjadi tidak bagus.
e. Lakukan selalu pengamplasan permukaan setiap kali satu lapisan cat
selesai dikerjakan sebelum mengerjakan lapisan berikutnya.
f. Hindari penggunaan bahan pengencer yang terlalu banyak pada
campuran cat.
g. Bacalah petunjuk pengecatan yang ada pada kaleng cat yang
digunakan.

9. PEKERJAAN FINISHING LANTAI DAN DINDING

No Pekerjaan Keterangan
1 Pemadatan Tanah Lantai Dasar Lantai 1
2 Urug pasir padat bawah lantai dasar t = 5 cm Lantai 1
3 Lantai kerja 5 cm - readymix K175 Lantai 1
Keramik dark gray 30 x 30 untuk lantai kamar
4
mandi Lantai 1 dan 2
Keramik platinum 30 x 60 classy cream untuk
5 dindingkamar mandi Lantai 1 dan 2
6 Keramik Lantai 60 x 60 untuk dapur Lantai 1
Keramik outdoor 40 x 40 warna hitam putih
7 dipasang dioagonal kemiringan 1% Lantai 1
8 Keramik façede granite tile 60 x 120 travertine Lantai 1 dan 2
Keramik meja, wastafel & dinding dapur type ikad
9 matt type DX 12181DO Lantai 1
Floors and wall finish 80 x 80 mm
Kuda laut mas ceramic mosaic dan Batu Amdesit
10 200 x 300 x 2 mm Kolam Renang

43
Teras kolam renang dengan keramik roman 200 x
11 500 motif kayu Lantai 1 dan 2
12 Water proofing dak kamar mandi dan t. cuci Lantai 2
Tabel 2.3 Spesifikasi Material Lantai dan Dinding.

1. Pemadatan Lantai Dasar


Pemadatan tanah dikerjakan untuk pekerjaan lantai kerja guna
kondisi lantai kerja yang padat dan tidak adanya penurunan tanah.
Pemadatan tanah di kerjakan menggunakan stamper.
2. Urugan Pasir
Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan pasir
tersebut juga harus dipadatkan,pemadatan dapat dilakukan juga
menggunakan stamper atau manual.Urugan pasir juga digunakan untuk
lantai kerja dan pasangan batu belah. Tebal urugan pasir dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk di lapangan (gambar bestek). (Tebal = 5 cm)
3. Lantai Kerja
Lantai kerja menggunakan beton ready mix K175. Metodenya
yaitu dengan di ratakan manual dan di tunggu sampai beton keras hingga
siap untuk pekerjaan lantai
4. Pekerjaan Keramaik Lantai

Setelah pembuatan lantai kerja metode selanjutnya untuk


pemasangan keramik lantai adalah. Berikut diberikan tahapan
pemasangan keramik untuk lantai.

a. Permukaan lantai/dinding yang akan dipasang keramik juga harus


dalam keadaan bersih, cukup kering dan rata air.
b. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan /
tangga / dinding yang ada. Pemasangan keramik lantai atau dinding
dimulai dari tulangan ini.
c. Siapkan bahan additive atau bahan yang bersifat sebagai perekat.
Bahan perekat dapat berupa adukan semen. Adukan semen untuk
pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan dasar maupun
dibadan belakang keramik lantai atau dinding yang terpasang.

44
Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang dianjurkan adalah:
Untuk lantai, Semen : Pasir = 1:6, dengan ketebalan rata-rata : 2 - 4
cm.
d. Rendam keramik dalam air bersih agar kotoran yang melekat pada
keramik terlepas dan memperkuat atau menambah daya lekat keramik.
e. Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat
dudukan/tatakan keramik setelah proses perendaman selesai.
f. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini
untuk seluruh kesatuan peil didalam ruangan.
g. Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi
pada gambar kerja.
h. Mulailah memasang keramik lantai ke arah vertikal dan horisontal
sesuai dengan benang yang sudah di seting terhadap ruangan, seperti
pada contoh dibawah ini.
i. Kemudian keramik tersebut dipasang di atas campuran yang sudah
diratakan.
j. Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan
tidak ada yang kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan
membuat keramik lepas di kemudian hari. Periksa ketinggiannya
apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk
menentukan ketinggian lantai.
k. Setelah keramik kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa memasang
keramik pada seluruh bidang lantai ruangan.
l. Pasang keramik sebaiknya mulai dari tengah ruangan, misalnya ruang
keluarga yang selanjutnya diikuti ruang kamar sesuai arah
pemasangannya. Namun, sebenarnya dari mana saja pemasangan
keramik dapat dilakukan.
m. Cara pemasangan yang baik adalah keramik jangan dipasang secara
keseluruhan, tetapi cukup sebagian dulu. Tujuannya untuk
memberikan kesempatan agar lantai kerja menguap secara sempurna.
Bagian yang belum dipasang keramik dapat ditutup keramik setelah 1

45
hari. Jarak antar keramik (naat) sebaiknya tidak terlalu rapat, cukup 2-
3 mm.
n. Setelah semua keramik terpasang, kini giliran pemberian naat.
Namun, perlu diperhatikan bahwa pemberian naat dilakukan setelah 7
hari pemasangan lantai keramik. Tujuannya agar keramik yang
dipasang sudah tidak mengalami kembang susut. Bahan untuk naat
terbuat dari semen atau bahan lainnya yang sudah tersedia di toko
bahan bangunan yang umumnya senada dengan warna ubin keramik.
Nat diisi dengan campuran pengisi nat (grout) semen atau bahan
khusus yang ada dibanyak toko bangunan. Lebar nat juga berbeda
antara keramik lantai dan keramik dinding, Keramik lantai, lebar nat
untuk granitile = 2 mm.
o. Untuk pemasangan lantai keramik yang terlalu luas, sebaiknya
diberikan expansion joint berupa celah 4 - 6 mm pada setiap luas
bidang 16 m2. Nantinya celah tersebut diisi dengan bahan yang elastik
dengan tujuan agar bila terjadi keretakan keramik atau terlepasnya
keramik maka tidak akan merembet atau tidak semua keramik ikut
rusak.
p. Jangan diinjak-injak. Amankan areal keramik yang baru dipasang dari
lalu lalang orang selama 2–3 hari. Keramik akan ambles karena
adukan di bawahnya masih belum kuat untuk dibebani.

q. Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3×3 m biasanya


terdapat 3–5 keramik yang kopong. Untuk itu segera bongkar dan
ulangi pemasangannya.

r. Bersihkan segera bekas adukan grout pengisi nat yang telah


diaplikasikan dan menempel di permukaan keramik. Kita bisa
menggunakan bahan pembersih dengan kadar asam tidak lebih dari
5%. Setelah itu bersihkan dengan air bersih.

46
5. Pekerjaan Keramaik Dinding

1. Rendam keramik yang akan dipasang kurang lebih 15-30 menit


sebelum digunakan.
Hal ini membuat bagian bawah keramik yang masih berpori dapat
menyerap air, sehingga sewaktu diberi adukan semen bisa menempel
atau menyatu. (Bila tidak diberi air maka air dalam adukan semen akan
terserap oleh keramik. Dan adukan semen akan menyusut sehingga
menyisakan ruang kosong serta membuat keramik tidak menempel
dengan baik. Setelah sekian waktu kemungkinan keramik bisa terlepas
dari tempatnya.)
2. Tempelkan adukan semen dan pasir pada dinding yang akan dipasang
keramik.
Lalu biarkan sebentar, supaya agak mengering. Usahakan agar
adukan semen dan pasirnya jangan terlalu encer agar dapat menempel
dengan baik pada dinding.

3. Ketika hendak diletakkan pada dinding, beri kembali sedikit air pada
bagian belakangnya.
4. Berikan adukan semen pada bagian belakang keramik.
Ratakan lapisan semen tersebut. Untuk bagian pinggir keramik
jangan diberi semen terlalu tebal, karena ketika keramik
ditekan/dipukul untuk meratakan permukaannya, lapisan semen yang
di tengah akan lari ke arah pinggir dan mengisi ruang kosong tersebut.
(Bila pada pinggiran keramik diberi terlalu banyak semen, nantinya
keramik akan sulit untuk ditekan/diratakan. Juga akan mengotori
permukaan keramik karena semen akan keluar/muncrat kemana-mana
dan pada akhirnya jadi pemborosan bahan.)
5. Letakkan keramik pada posisinya lalu tekan/pukul dengan palu karet
agar permukaannya sejajar dengan tali atau keramik disebelahnya.
Untuk keramik dinding, pemasangan dimulai dari bagian paling
atas ke bagian paling bawah. Untuk menahan agar posisi keramik tidak
melorot ke bawah, gunakan paku sebagai pengganjal.

47
6. Setelah itu berikan spacer atau patokan besar nat keramik.
Bisa menggunakan berbagai macam benda yang kira-kira sesuai
tebalnya serta sama ukurannya satu dan lainnya.

7. Lalu tekan/pukul dengan palu karet sehingga keramik menjepit spacer


tersebut.
Ini dimaksudkan agar besarnya nat keramik sama semua (seragam).

8. Cek kembali apakah permukaannya sudah rata dengan bagian atas,


bawah atau sampingnya.
Karena dalam proses produksinya, kemungkinan terdapat beberapa
buah keramik yang kondisinya melengkung, sehingga bagian pojok
atas kiri atau kanan sudah rata tetapi bagian bawah kiri atau kanannya
bisa jadi menonjol keluar atau malah masuk ke dalam.
9. Isi bagian samping dan bawah keramik agar tidak ada sisa ruang
kosong.
Agar keramik tidak kosong bagian dalamnya, sehingga kurang kuat
bila mengahadapi tekanan nantinya. Siapa tahu di bagian tersebut akan
dipasang tempat handuk yang perlu di bor. Bila bagian tersebut kosong
maka keramik akan mudah pecah.
10. Jangan lupa dilap permukaan keramiknya.
Pada waktu pemasangan biasanya permukaan keramik akan
terkena adukan semen. Memang keramik memiliki lapisan glaze yang
membuat kotoran dan semen tidak mudah menempel, tetapi alangkah
baiknya jika keramik Anda yang baru ini dibersihkan supaya terlihat
bersih dan mengkilap.

11. Biarkan untuk beberapa waktu,agar adukan semen mengering dan


keramik diam pada tempatnya ketika paku tahanan dicabut.
Bila keramik bergeser kembali setelah dicabut paku penahannya,
rapikan kembali keramik pada posisi yang benar dan berikan sedikit
semen kering pada bagian bawah, atas atau sampingnya. Hal ini untuk
mempercepat adukan semen supaya mengering dan mengeras.

48
12. Untuk pemasangan keramik berikutnya prosesnya mengulang kembali
dari atas.
Namun sebelum meletakkan keramik, pastikan bagian samping
atau bawah keramik sebelumnya bersih dari gumpalan atau sisa-sisa
semen. Agar tidak ada yang mengganjal diantara kedua keramik dan
besarnya nat bisa disesuaikan atau disamaratakan.
6. Waterproofing dak Kamar mandi dan T. Cuci
Untuk menjaga agar dak kamar mandi dan tempat cuci tidak
adanya rembesan maka finishing dak di waterproof menggunakan produk
waterproof jadi.
10. PEKERJAAN LISTRIK
Pekerjaan instalasi arus listrik dikerjakan oleh mekanik yang ahli pada
bagian kelistrikan, hal itu dilakukan agar menghidari hal-hal yang tidak
diinginkan, proses instalasi ini dilakukan sesuai dengan gambar dan disetujui
oleh direksi. Material-material yang digunakan dipesan langsung dari daerah
setempat agar proses pengangkutannya tidak lama. Pekerjaan instalasi dimulai
saat pekerjaan dinding selesai untuk masang kabel dalam dinding dan di tutup
kembali sehngga tidak terlihat. Garis besar metodenya adalah :
1. Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus
diusahakan tidak tampak dari luar (tertanam)
2. Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
3. Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom
beton harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan
dimasuk-kan bersamaan dengan pemasangan sparing.
4. Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran
dan acian dikerjakan.
5. Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang
mudah dicapai untuk perbaikan (perawatan).
6. Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung
dengan baik sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan
ditempatkan pada Te Dos.

49
7. Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata
(untuk memudahkan penarikan kabel).
8. Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal
petir.
- Tidak boleh ada sambungan
- dihubungkan dengan elektroda pentanahan
- ditanam sampai minimal mencapai air tanah
9. Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat /
balok atau pada balok kayu rangka langit-langit.
10. Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft
harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit
(banyak).
11. Stop kontak dan saklar.Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari
lantai, saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan
spesifikasinya).
12. Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
13. Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.

Sedangkan untuk detail spek yang di gunakan dalam pekerjaan instalasi


listrik yaitu :

1 Instalasi penerangan (NYM 2x2.5 mm)+Fitting 39.00 Ttk


Instalasi penerangan lampu downlight (NYM 2x2.5
2 32.00 Ttk
mm)+Fitting
3 Instalasi stop kontak (NYM 3x2.5 mm) 45.00 Ttk
4 Instalasi stop kontak AC (NYM 3x2.5 mm) 5.00 Ttk
5 Instalasi lampu taman 3.00 Ttk
6 Instalasi line lampu 74.00 ttk
7 Instalasi line stop kontak 45.00 ttk
8 Instalasi line ac 5.00 ttk
9 Saklar tunggal (Broco) 16.00 bh
10 Saklar seri (Broco) 17.00 bh

50
11 Saklar hotel (Broco) 3.00 bh
12 Outlet stop kontak (Broco) 45.00 bh
13 Outlet stop kontak AC/Pompa + water heater (Broco) 5.00 bh
14 Panel listrik (Hager isi 8 group, MCB ex Merlin Gerin) 2.00 bh
15 Kabel toevour dari meter PLN menuju panel listrik 20.00 m'
16 Kartu jaminan listrik 1.00 ls
17 Outlet stop kontak antena TV + instalasi kabel 1.00 bh
18 Outlet stop kontak telepon + instalasi kabel 1.00 bh
Tabel 2.4 Spesifikasi material Listrik.

11. PEKERJAAN SANITARY DAN PLUMBING


Pada pekerjaan sanitary di bagi menjadi 3 yaitu instalasi air bersih,
instalasi air kotor dan sanitary fixtures sperticlosed,wastafel dan aksesoris
lainya. Instalasi pipa air bersih harus ditanam didalam dinding dimana pipa
tersebut ter lindungi, adapun proses instalasi sanitair adalah seperti berikut ini :
Pada tahap pekerjaan Septic tank dan rembesannya harus memiliki jarak
minimal 3 meter dari bangunan sehingga jika terjadi kebocoran septic tank,
keadaan tanah pada bagian pondasi bangunan tidak mengalami kelembapan
yang dapat menyebabkan penurunan pondasi. Akan sangat berguna bila
septictank memiliki akses bukaan pada tanah diatas pipa saluran air kotor dari
toilet sebelum masuk ke septic tank, untuk memudahkan pekerjaan perbaikan
bila terjadi penyumbatan. Akses bukaan ini juga harus ada setiap jarak 6m (jika
septictank jauh letaknya) atau pada pipa yang membelok (jika ada). Semua
bukaan ini harus memiliki tutup yang dapat dibuka terbuat dari semen.
1. Instalasi Pipa Air Bersih PVC ½” dan PVC 1”
Persyaratan bahan :
a. Pipa air bersih adalah PVC dengan testing Pressure 15
kg/cm2, produk danmerk akan di tentukan kemudian, dimensi
pipa sesuai dengan gambar kerja.
b. Fitting harus dari pabrik yang sama (direkomendasikan
untuk itu)

51
c. Perlengkapan lainnya (stop kran, valve, clean out dan
sebagainya) disesuaikan dengan kebutuhan, produk/merk
akan ditentukan kemudian.
Pelaksanaan :

- Pemasangan instalasi-instalasi air bersih akan dilakukan oleh


tenaga yang ahli dibidangnya.
- Kami akan menyiapkan shop drawing sebelum pekerjaan
dimulai dan membuat asbuilt sesuai dengan apa yang dipasang
- Pengyambungan pipa dengan menggunkan lem sehingga kuat
dan tahan terhadap tekanan air
- Pemasangan dan penyambungan pompa dan segala
perlengkapannya sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuatnya.
- Pipa-pipa air yang sudah terpasang baru akan
ditimbun/ditutup, setelah disetujui oleh site engineer dan
pemasangn pupa didalam ruangan bersifat inbaw.
- Semua instalasi air bersih akan kami test dengan perconbaan
tekanan 6 Atm selama minimal 24 jam terus menerus atas
persetujuan lain dari site aengineer.
2. Kran Air Stainless Stell Ruang Lingkup
a. Meliputi seluruh pekerjaan, perlengkapan, bahan-bahan dan
peralatan bantu yang dibutuhkan untuk keperluan sanitasi atau
plambing.
b.Pekerjaan instalasi air bersih, lengkap peralatan bantu sesuai
gambar rencana dan kebutuhan.
Syarat-syarat

Bahan yang digunakan kwalitas yang terbaik

Sebelum mendatangkan barang kelokasi, kami akan


memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan
persetujuan direksi

52
Untuk pekerjaan instalasi memenuhi persyaratan yang ditentukan
dalam peraturan plumbing Indonesia.
Pelaksanaan pekerjaan Instasi silaksanakan oleh instruktur yang
dapat persetujuan dari direksi/Pengawas.
3. Instalasi Pipa Air Kotor 3” dan 4” AW Wavin
Persyaratan Bahan.
a. Pipa air kotor adalah PVC, Kelas AW, tekanan kerja 8 kg/cm2,
sdimensi pipa sesuai dengan gambar, produk dan merk
ditentukan kemudian.
b. Septitank dan resapan terbuat dari buis beton, dimensi dan
spesifikasi sesuai dengan gambar rencana.
Pelaksanaan :

- Pemasangan pipa instalasi air kotor horizontal dan mempunyai


kemiringan kearah pembuangan minimum 2 %
- Pipa saluran air kotor dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak
ada hawa busuk yang keluar dari pipa tersebut. Dan tidak ada
rngga udara.
- Pipa saluran air kotor dan asmbunagn-sambungan akan dibuat
dengan rapi, kuat dan cermat, sehingga menjamin bahwa air
kotor/buangan dapat mengalir dengan lancar.
- Sebelum semua pekerjaan instalasi air kotor diserahkan akan
dilakukakn pengetesan terhadap kelancaran dan ada tidaknya
kebocoran pada saluran.
4. Pemasangan kelengkapan Sanitary
Pemasangan sanitary yang dimaksut adalah pemasangan
closed, lavatory, floor drain dan lainya.Pemasangan mengacu pada
metode yang di terapkan masing – masing merk yang berada pada
panduan.
5. Pembuatan Septictank dan Resapan
Pada tahap pekerjaan Septic tank dan rembesannya harus
memiliki jarak minimal 3 meter dari bangunan sehinggajika terjadi
kebocoran septic tank, keadaan tanahpada bagian pondasi

53
bangunan tidak mengalamikelembapan yang dapat menyebabkan
penurunanpondasi.

Akan sangat berguna bila septic tank memiliki akses bukaan


pada tanah diatas pipa saluran air kotordari toilet sebelum masuk ke
septic tank, untukmemudahkan pekerjaan perbaikan bila ter
jadipenyumbatan. Akses bukaan ini juga harus ada setiap jarak 6m
(jika septic tank jauh letaknya) ataupada pipa yang membelok (jika
ada). Semua bukaanini harus memiliki tutup yang dapat dibuka
terbuatdari semen.

Bahan yang digunakan adalah :

1. Batu bata merah


2. Pasir pasang
3. Semen portland
4. Kerikil
5. Besi beton
6. Batu gunung
7. Campuran Kerikil
8. Ijuk
9. Pipa dan
10. Tanah urug
Pelaksanan pembuatannya sama dengan pelaksanaan membuat dinding
bata kedap air serta lantai batu kedap air. Jadi pasangan bata adukan 1 semen
2 pasir. Adapun tutup septicktank dari plat beton bertulang yang
pembuatannya dilakukan dapat diluar ( pra cetak ) atau langsung diatas
septictank dengan papan acuan yang tidak diperlukan dibongkar, satu dan
lain hal agar ditentukan oleh pengawas. Batu bata harus diplester dengan
adukan 1 : 2 baik dari sisi dalam maupun luar. Untuk membuat resapan air
kotor dari septictank dan kamar mandi, bahan pokoknya adalah batu belah,
pasir dan ijuk.

54
Kelengkapan kebutuhan material dalam pekerjaan sanitary ada di
dalam table berikut :

Floor drain Ø150mm Stainless Steel Cover


9. SEPTICTANK (Saluran dari WC PVC Ø4”), dan PERESAPAN
(OverFlow PVC
Ø3”)

LANTAI 1
1 Instalasi air bersih dia 1/2"
2 Instalasi air bersih dia 3/4"
3 Instalasi air panas 1/2"
4 Instalasi air kotor dari WC dia 4"
LANTAI 2
1 Instalasi air bersih dia 1/2"
2 Instalasi air bersih dia 3/4"
3 Instalasi air panas 1/2"
4 Instalasi air kotor dia 1 1/4"
5 Instalasi air kotor dari WC dia 3"
8 Instalasi air kotor dari KM dia 3"
LANTAI I
Closed duduk ex.TOTO CW 421J/SW420
1
JP
2 Lavatory ex. TOTO LW 642 CJ
3 Kran taman ex toto T26-13
4 Jet washer/spray ex. TOTO tb 19 CSNNS
5 Hand shower ex. Toto TX 433 SD
6 Floor drain dia 3" ex. Toto TX 1 BV1
8 Kitchent sink stainless
9 Kran kitchen zink ex. TOTO TX 603KCS
12 Septictank (saluran dari wc pvc ø4”),
LANTAI II

55
1 Closed duduk ex.TOTO cw 421/sw420JP
2 Lavatory ex. TOTO type lw 642cj
3 Jet washer/spray ex. TOTO tb 19 CSNNS
4 Hand shower type Ts309 RYNZ
5 Floor drain dia 3" ex. Toto TX 1 BV1
Tabel 2.5 Spesifikasi material Plumbing dan Sanitasi.

6. PEKERJAAN LAIN - LAIN

Pekerjaan lain – lain adalah pekerjaan konstrksi diluar utama seperti


pekerjaan pagar, carport, dan ponasi tanggulan carport di mana metode
pengerjaanya mengacu pada metode bangunan utama. Selain itu ada pengerjaan
pengadaan bak meter air dan tutup, sampah, anti rayap dan pembersihan.
Pekerjaan penyelesaian pembangunan rumah tinggal ini, akan kami Laksanakan
sebagai mana diatur dalam Bestek, Spesifikasi Teknis Pelaksanaan dan Gambar
Kerja serta instruksi dari Direksi Teknis ataupun Pengawas Lapangan dan Time
Scedule yang telah kami rencanakan.

Gowa, 13 Februari 2019

TIM PATRON17

56
2.2 Volume Pekerjaan (Bill Of Quantity)

Proyek : Rumah Tinggal Type 105 / 150 m2 Perum Payon Amartha Kota Semar
Pekerjaan : Rumah Tinggal Type 105 / 150 m2
Lokasi : Kota Semarang
Tahun : 2019

SATU
No. URAIAN VOLUME
AN
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Papan Poyek 1.00 ls
1.2 Pekerjaan Pembersihan 1.00 ls
1.3 Pek. Pengukuran & Pemasangan Bouwplank 1.00 ls
TOTAL PEKERJAAN PERSIAPAN
II PEKERJAAN STRUKTUR
2.1 Pekerjaan Pondasi Garis dan Rollag
2.1.
1 Pekerjaan pondasi batu kali
2.1.1.1 Galian tanah pondasi < 1 m 71.4 m3
2.1.1.2 Urugan pasir dibawah pondasi 3.4 m3
2.1.1.3 Urugan tanah kembali 23.80 m3
2.1.1.4 Urugan tanah dibawah lantai 20.625 m3
16.0627
2.1.1.5 Pas. batu kosong 5 m3
2.1.1.6 Pas. Pondasi batu kali Pc. 1:4 29.23 m3
2.1.
2 Pekerjaan Pondasi Rollag
2.1.2.1 Galian tanah pondasi < 1 m 1.31 m3
2.1.2.2 Pek. Pondasi Rollag 5.24 m²

2.2 Pekerjaan Pondasi Foot Plat + Cyclop


2.2.
1 Pekerjaan pondasi Foot Plat
2.2.1.1 Galian tanah pondasi < 2 m 9.984 m3
2.2.1.2 Bekisting 2x Pakai 18.816 m3
2.2.1.3 Pembesian Foot Plat 218.17 Kg
2.2.1.4 Cor beton mutu K.175 3.3328 m3

2.3 Pekerjaan Sloef, Kolom dan Ringbalk


2.3.
1 Pekerjaan Sloef 15x30
2.3.1.1 Bekisting Sloef 2x pakai 32.25 m²

57
2.3.1.2 Pembesian sloef 479.852 kg
2.3.1.3 Cor beton sloef mutu K.175 2.41875 m3
2.3.
2 Pekerjaan Sloef 15x20
2.3.2.1 Bekisting Sloef 2x pakai 14.2 m²
2.3.2.2 Pembesian sloef 82.0464 kg
2.3.2.3 Cor beton sloef mutu K.175 1.065 m3
2.3.
3 Pekerjaan Kolom 15x30 (K1)
2.3.3.1 Bekisting kolom 2x pakai 33.6 m²
2.3.3.2 Pembesian kolom 680.50 kg
2.3.3.3 Cor beton kolom mutu K.175 3.38 m3
2.3.
4 Pekerjaan Kolom Praktis 15x15 (K2-K5)
2.3.4.1 Bekisting kolom 2x pakai 69.06 m²
2.3.4.2 Pembesian kolom 381.22 kg
2.3.4.3 Cor beton kolom mutu K.175 2.59 m3
2.3.
5 Pekerjaan Balok Lantai 15x45
2.3.5.1 Bekisting Balok Lantai 2x pakai 48 m²
2.3.5.2 Pembesian Balok 483.53 kg
2.3.5.3 Cor beton Balok mutu K.175 2.88 m3
2.3.
6 Pekerjaan Balok Lantai 15x30
2.3.6.1 Bekisting Balok 2x pakai 34.815 m²
2.3.6.2 Pembesian balok 34.28 kg
2.3.6.3 Cor beton balok mutu K.175 1.90 m3
2.3.
7 Pekerjaan Ringbalk Beton
2.3.7.1 Bekisting ringbalk 2x pakai 4.4 m²
191.801
Pembesian ringbalk
2.3.7.2 6 kg
2.3.7.3 Cor beton ringbalk mutu K.175 0.24 m3
2.3.
8 Pekerjaan Plat Lantai
2.3.8.1 Floor Deck 45.125 m2
245.931
Pembesian Wiremesh
2.3.8.2 25 Kg
2.3.8.3 Cor beton Plat mutu K.175 3.96 m3
2.3.
9 Pekerjaan Plat Beton dan Profil Beton
2.3.9.1 Bekisting Plat Beton dan Profil Beton 57.46 m²
2.3.9.2 Pembesian Wiremesh Plat Beton 307.925 Kg
2.3.9.3 Pembesian Profil Beton 191.80 Kg
2.3.9.4 Cor beton mutu K.175 6.78 m3
2.3.
10 Pekerjaan Beton Tangga
2.3.10.1 Bekisting Tangga 2x pakai 6.20825 m²

58
2.3.10.2 Pembesian Tangga 175.09 kg
2.3.10.3 Cor beton mutu K.175 1.96 m3

2.4 Pekerjaan Struktur Atap


2.4.
1 Rangka Kuda-Kuda Baja Ringan 77.298 m2
2.4.
2 Atap Genteng Aspal 77.298 m2

TOTAL PEKERJAAN STRUKTUR


III PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR
3.1 Pekerjaan Lantai dan Dinding
3.1.
1 Pekerjaan lantai
Penimbunan Pasir Bawah Lantai T=5
3.1.1.1 cm 2.4 m3
3.1.1.2 Lantai kerja tebal 5 cm 3.9 m3
3.1.1.3 Lantai keramik 40x40 cm 25 m3
3.1.1.4 Lantai Granit 60x60 cm 69 m2
3.1.1.5 Lantai Keramik Gray 30x30 cm 9.125 m3
3.1.1.6 Lantai Keramik 20x40 cm 11 m2
3.1.1.7 Dinding Platinum 60x60 (WC/KM) 37.65 m2

3.1.
2 Pekerjaan dinding
Pas. Bata Merah 1/2 Batu (Camp.
3.1.2.1 1:4) 235.257 m²
682.367
3.1.2.2 Plesteran Dinding (Camp. 1:4) 75 m²
Pas. Bata Merah 1/2 Batu KM/WC 57.4562
3.1.2.3 (Camp. 1:3) 5 m²
3.1.2.5 Pas. Dinding Batu Granit 4.975 m²

3.2 Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela


3.2.
1 Pek. Kusen Pintu dan Jendela 8.15232 m²
3.2. 21.3244
2 Pek. Daun Pintu Panil 4 m²
3.2.
3 Pek. Daun Jendela 33.678 m²
3.2. Pas. Pemasangan 1 buah Pintu KM/WC PVC kw.1 (Lengkap
4 Accessories) 4 bh
3.2. 20.3541
5 Pas. Kaca 2 m²

3.3 Pekerjaan Plafond, Partisi dan Façade


3.3.
1 Pek. Plafon Gypsum Board 91.0275 m²

59
3.3.
2 Pek. List Plafon 136.65 m
3.3.
3 Railling Balkon 8.06 m²

3.4 Pekerjaan Pengecetan/Finishing


3.4. 694.275
1 Cat Dinding 75 m2
3.4.
2 Cat Plafon 94.875 m2
3.4.
3 Water Profing 29.296 m2
3.4.
4 Cat Kusen 188.082 m2
3.4.
5 Cat Railing 0.6538 m2

TOTAL PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR


IV PEKERJAAN ELEKTRIKAL
4.1 Pek. Pasangan Lampu Downlight 23 Watt 11 Bh
4.2 Pek. Pasangan Lampu Downlight 18 Watt 3 Bh
4.3 Pek. Pasangan Lampu Baret 3 Bh
4.4 Pek. Titik Lampu 17 Bh
4.5 Pek. Pasangan Stop Kontak 8 Bh
4.6 Pek. Titik Stop Kontak 8 Bh
4.7 Pek. Pasangan Sakelar Tunggal 9 Bh
4.8 Pek. Pasangan Sakelar Seri 4 Bh
4.9 Pek. Pasangan Kabel Jaringan NYM 2x2,5 mm 37.03 M
4.1
0 MCB 1 Bh

TOTAL PEKERJAAN ELEKTRIKAL


V PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITASI
5.1 Pek. Pemasangan Kloset Duduk 4 Bh
5.2 Pemasangan Floor Drain 6 Bh
Pemasangan Keran Air (WC dan
5.3 Westafel) 10 Bh
5.4 Pemasangan Kitchen Sink 1.00 Bh
5.5 Pem. Pipa PVC 3/4"(Air Bersih) 49.15 M
5.6 Pem. Pipa PVC 4"(Pembuangan) 18.24 M
5.7 Pem. Pipa PVC 3"(Air Kotor) 37.75 M
5.8 Pemasangan Reservoir Kap. 1m3 1 Bh

TOTAL PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITASI


VI PEKERJAAN AKHIR
6.1 Pembersihan Sisa Pekerjaan 1.00 ls

60
6.2 Laporan dan Dokumentasi 1.00 ls
6.3 As Built Drawing 1.00 ls

61

Anda mungkin juga menyukai