PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1
1.2 TUJUAN
2
BAB II
ISI
A. Pekerjaan Persiapan
B. Pekerjaan Tanah dan Urugan
C. Pekerjaan Beton dan Struktur
D. Pekerjaan Atap
E. Pekerjaan Dinding
F. Pekerjaan Pintu dan Jendela
G. Pekerjaan Plafond
H. Pekerjaan Pengecatan
I. Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding
J. Pekerjaan Listrik
K. Pekerjaan Sanitary dan Plumbing
L. Pekerjaan Kolam Renang
M. Pekerjaan Lain-lain.
2. Spesifiksi teknis
3
Engineering Design). Pengurusan IMB diperkirakan selesai dijangka waktu paling
lama 4 minggu dan biaya operasionalnya ditanggung oleh pihak penyedia jasa.
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. Gudang Bahan
Gudang bahan dibangun tidak jauh dari lokasi proyek dengan ukuran
minimal 2 x 3 meter menggunakan material kayu kaso, papan triplek dan genteng
galvalum dengan lantai plester finishing acian.
4
ditunjuk, menggunakan jalan darat. Sementara material alam, seperti, pasir,
kerikil, batu kali/belah, tanah timbun, kayu, dan material alam lainnya juga
diperoleh dari lokal setempat.
Air kerja dalam proyek menggunakan aliran air lama apabila ada
(Sumur/PDAM), Apabila belum ada penyedian beli per tangki. Sistem
penyimpanan menggunakan terpal yang di buat seperti kolam.
Sedangkan untuk listrik kerja menggunakan listrik lama atau pemasangan baru
dari PLN.
5
B. PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN
a. Pasang Bowplank
Bowplank kayu dipasak pada setiap rencana sudut bangunan pada jarak
sekitar 1 meter diluar area rencana bangunan. Bowplank terdiri dari dua bagian
vertikal yang dipasak memakai kayu 5/7 serta bagian horizontal berupa papan
kurang lebih 1.5 m memakai papan 2/20 yang dipaku pada bagian atas kedua tiang
vertikal. Posisi sudut bangunan bagian luar ditandai dengan menggunakan
benang/tali panjang, bagian ujungnya kemudian ditandai dengan menggunakan
paku yang ditanam pada bagian atas papan horizontal. Benang/tali kemudian
diikatkan pada paku tersebut dan dihubungkan ke sudut bangunan lainnya.
6
akan tepat (32+42=52). Bila setelah diperiksa sudutnya tidak tepat maka posisi
tanda pada sudut tersebut harus diatur kembali sampai perhitungan diagonal yang
benar dan garis luar bangunan membentuk posisi sudut dengan tepat 90º.
7
c. Pemadatan Tanah Pondasi
Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan pasir tersebut juga
harus dipadatkan,pemadatan dapat dilakukan juga menggunakan stamper atau
manual.Urugan pasir juga digunakan untuk lantai kerja dan pasangan batu belah.
Tebal urugan pasir dilaksanakan sesuai dengan petunjuk di lapangan (gambar
bestek). Tebal lantai kerja 50 cm sedangkan pondasi 70 cm
e. Urugan Tanah
Urugan tanah dibagi menjadi dua yaitu urugan tanah pondasi yang di
ambilkan dari tanah bekas galian. Sedangkan untuk urugan tanah peninggian
elevasi menggunakan tanah di ambil/ beli dari material local sekitar. Untuk
pemadatan dapat dilakukan menggunakan stamper kapasitas 0,5-1 ton.
8
f. Lantai Kerja
Untuk menjaga keseimbangan dan dudukan pondasi dan tie biem yang rata
maka setelah lapisan pasir urug di diberi adukan beton cor lantai kerja di tuangkan
kedalam lobang pondasi. Campuran adukan lantai kereja adalah 1Pc : 3Ps : 5 Kr.
Untuk menjaga keseimbangan dan dudukan batu gunung yang rata maka
setelah lapisan pasir urug di diberi campuran adukan semen sebelum
dilakukannya proses pasangan pondasi batu gunung/kali dan pondasi tapak.
Adukan yang digunakan untuk pasangan batu gunung/kali 1Pc : 6Ps. Ada
berberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Batu yang digunakan adalah dari kualitas baik dari jenis yang keras dan tidak
berlubang.
2. Batu gunung/kali yang kami gunakan tidak mengandung atau menempel tanah
dan ukurannya minimal 15 cm sedangkan ukuran maksimun 20 cm.
3. Batu gunung yang digunakan bermutu tinggi, kuat, bersih, bersudut (tidak
bulat), tanpa retak-retak dan tidak ada cacat yang mempengaruhi mutunya.
4. Pasir pasang yang dipakai berupa pasir keras, bersih dan sebelum diaduk
dengan semen dalam keadaan kering.
5. Semen yang digunakan adalah Semen Tiga Roda dan memakai satu jenis PC
untuk seluruh pekerjaan.
6. Air yang digunakan adalah air tawar yang bersih dan tidak mengadung lumpur,
minyak, asam alkali dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan
9
C. PEKERJAAN BETON DAN STRUKTUR
Pekerjaan beton pada proyek ini meliputi :
1. Beton Footplat (Pondasi Tapak)
2. Beton Tiebeam
3. Beton Kolom
4. Beton Balok
5. Beton Plat Lantai
6. Beton Ring Balk
7. Beton Tangga
8. Beton Kanopi
9. Beton Meja dapur dan wastafel
10. Beton kongliong / Balok Latai
10
dipersiapkan tenaga kerja dan alat/peralatan pengecoran (seperti pompa air, talang
beton/corong, penggetar beton, Concrete pump, Molen).
11
Gambar 2.4 Contoh Perakitan Tulangan.
b. Pemasangan Tulangan
12
1. Pada pekerjaan footplat yang dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk
penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan
cetok (sendok spesi).
2. Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan
tertentu.
3. Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di
cor.
4. Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak
lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
5. Papan cetakan tidak boleh bocor
6. Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
7. Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak
terjadi retak.
13
2. Beton Tie biem / Sloof
1.) Perakitan Tulangan
1. Pada pekerjaan footplat yang dibuat bekisting sisi samping kanan dan kiri
sloof.
2. Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan
di cor.
3. Papan cetakan tidak boleh bocor
4. Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
5. Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak
terjadi retak.
14
Area tuangan Cor
Papapn bekisting
sloof
Perakitan dan
Penulangan di area
3. Beton Kolom
Pada proyek rumah tinggal ini dipakai beberapa profil kolom dengan
dimensi yang berbeda-beda dan penggunaan tulangan yang juga berbeda
menurut kebutuhan dan perhitungan beban. Mutu beton yang digunakan adalah
untuk kolom adalah K225.
15
Kolom 1 (K1) 15/25 :
a) Fabrikasi Pembesian
16
b) Pemasangan Tulangan
17
penyambungan antar kolom. Instalasi kolom harus dilakukan dengan benar
sehingga tidak terjadi pergeseran posisi kolom yang kemudian akan
menyebabkan terjadinya eksentrisitas pada kolom.
1.) Pasang tulangan pokok secara bersamaan pada sambungan kolom atau
stek kolom.
2.) Setelah itu pasang tulangan sengkang disekeliling tulangan pokok yang
belum terpasang dengan spasi sesuai gambar rencana.
3.) Didalam pemasangan harus mengikuti aturan gambar struktur yang
telah direncanakan.
4.) Untuk mendapatkan selimut beton dipasang beton decking.
1.) Bekisting harus kuat dan kaku untuk mendukung beban yang bekerja
dari tekanan vibrator selama pengecoran berlangsung sehingga dapat
menjamin kedudukan konstruksi tidak bergeser/miring.
2.) Bekisting harus dibuat dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan
gambar rencana.
3.) Permukaan bekisting harus rapat dan rata, serta dapat mencegah
merembesnya air semen sehingga factor air semen tidak berkurang.
18
4.) Sebaiknya permukaan bekisting di olesi minyak pelicin agar mencegah
melekatnya beton pada bekisting, sehingga dapat mudah dilepas.
Untuk itu pemasangan bekisting harus benar-benar kuat menerima
beban yang terjadi, dan selama pengecoran tidak terjadi kebocoran. Kebocoran
dari bekisting dapat mengakibatkan hasil pengecoran menjadi keropos, hal ini
karena campuran beton dalam keadaan kental tersebut keluar melalui celah
bekisting yang bocor.
19
4.)Pekerjaan Bongkaran Bekisting
20
5.) Beton Balok dan Beton Plat Lantai
21
b. Pemasangan Scaffolding
Sebelum pekerjaan perakitan bekisting dilaksanakan, terlebih dahulu
dipasang scaffolding yang digunakan sebagai penopang bekisting. Berikut
tahapan pelaksanaan pemasangan scaffolding :
22
c. Pemasangan Bekisting Balok
Bekisting adalah cetakan beton yang biasanya terbuat dari kayu dan
berfungsi untuk membuat beton bertulang agar mempunyai bentuk dan ukuran
yang dikehendaki sesuai dengan kebutuhan. Bahan yang di gunakan untuk
bekisting herus terbuat dari kayu dengan jenis meranti atau setaraf dengan tebal
multipleks, besi hollow sebagai rangka bekisting.Acuan harus tepat ukuran agar
diperoleh ukuran beton sesuai dengan yang di rencanakan,
a. Acuan harus cukup kaku, kuat, rapat, dan tidak melendut sehingga
tidak berubah bentuk selama pengecoran dan pelaksanaan,
b. Acuan harus rata, sehingga tidak ada bagian yang menjadi
menonjol atau menggelembung,
c. Bekisting mudah dibongkar tanpa menimbulkan kerusakan ada
beton,serta perlu dipikirkan pemakaian berulang-ulang.
Pada pekerjaan bekisting balok, bekisting dibuat di lantai kerja dengan
menggunakan papan dan kayu
d. Penulangan Balok
23
5. Pada prinsipnya, besi beton tidak boleh direkuk saat di angkut ke
lapangan, kecuali untuk diameter lebih kecil dari 13 mm.
Sebelum besi digunakan dilaksanakan pengujian mutu besi beton yang
akan di pakai, sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi/MK. Sample
diambil dan di uji dibawah kesaksian Direksi/MK berjumlah minimum 3
batang untuk tiap-tiap diameter dan panjangnya ±100 cm. Pengujian mutu besi
beton harus dilakukan di laboratorium Uji Mekanik Balai Besar Teknologi
Kekuatan Struktur (B2KTS), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT). Setelah besi tulangan sudah memenuhi kriteria sesuai dengan
perencanaan kekuatannya, lalu dilakukan proses fabrikasi.
Baja tulangan beton harus dibengkok atau di bentuk dengan teliti sesuai
dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada shop drawing. Baja tulangan
dipesan dengan ukuran panjang standar. Untuk keperluan tulangan yang pendek,
diperlukan adanya pemotongan terhadap tulangan yang ada. Untuk itu diperlukan
suatu alat potong tulangan, yaitu bar cuuter. Alat pemotong tulangan yang
digunakan dalam proyek ini di operasikan secara manual menggunakan tenaga
manusia. Menurut tenaga pergerakannya di bagi menjadi dua jenis, yaitu bar
bender manual dan bar bender mesin. Bar bender yang digunakan pada proyek
ini adalah jenis mesin. Bar bender ini digunakan untuk besi tulangan dengan
diameter cukup besar. Penggunaan bar bender otomatis akan mempermudah
dalam pekerjaan ini.
24
Setelah fabrikasi tulangan pembesian dilakukan lalu besi-besi tersebut
diangkut ke lantai kerja secara manual . Selanjutnya dilakukan pemasangan
tulangan balok di tempat pengerjaan. Adapun tahapan dalam penulangan balok
adalah sebagai berikut :
e. Pengecoran Balok
Sebelum dilaksanakan kegiatan pengecoran hal yang pertama dilakukan
adalah persiapan yang meliputi :
25
Pada kegiatan pengecoran, beton yang akan digunakan terlebih dahulu
dilakukan trial untuk melakukan pencocokan jumlah material yang digunakan
pada acuan rencana kerja struktur dengan pabrik beton. Adapun nilai slump
harus memenuhi ketentuan yaitu sebesar 13±2 cm untuk balok dan plat. Proses
pengujian slump harus dibawah kesaksian langsung direksi/MK dan dicatat
secara tertulis. Kontraktor harus selalu membuat benda-benda uji berupa
slinder beton dengan dimensi 15 x 30 dan memenuhi syarat yang disebut dalam
SNI 03-2847-2002. Sampel beton yang dibuat sebanyak 4 buah, pertama untuk
pengujian kuat tekan beton hari ke-7, kedua untuk hari ke- 14, ketiga untuk hari
ke-28, dan terakhir untuk cadangan.
Gambar 2.10 (a) Pembuatan Benda Uji (b) Pengukuran nilai slump.
Proses trial yang dapat dilakukan di pabrik beton ready mix, trial beton
yang digunakan untuk pengecoran balok adalah beton dengan mutu K225 atau
20-25 Mpa. Setelah proses trial ini dilakukan, maka selanjutnya membuat
benda 4 buah benda uji untuk dilakukan uji tekan pada hari ke- 7, 14, 28 dan
satu untuk cadangan. Di targetkan hasil pengujian beton sampai hari ke 28
harus mencapai K225. Pengujian kuat tekan beton dilakukan menggunakan
Universal Testing Machine (UTM) di laboratorium independen. Kecepatan
pembebanan umumnya dilakukan antara 2 kg/cm²-4 kg/cm².
26
II. Jika pengecoran akan di lakukan didaerah sambungan dengan beton
yang telah mengeras, terlebih dahulu dilakukan penyiraman calbond
sebelum pengecoran, agar pertemuan antara beton lama dengan beton
baru dapat merekat dengan baik.
III. Beton dari truck mixer dituangkan ke dalam concrete pump, dan
dialirkan melalui pipa-pipa tremi
IV. Pipa ditopang tulangan penyangga agar tinggi jatuh beton sesuai dengan
yang diisyaratkan yaitu 50 cm sehingga tidak terjadi segregasi beton
yang dapat mempengaruhi kualitas beton.
V. Pada saat pengecoran, beton dituangkan dan diratakan kesetiap sisi
dengan menggunakan penggaruk.
VI. Proses pengecoran dilakukan secara terus menerus selapis demi selapis
sambil dipadatkan dengan concrete vibrator. Hal ini dimaksudkan agar
didapat beton yang monolit dan padat. Setelah itu adukan diratakan
sesuai dengan elevasi yang telah di ukur.
Ada dua jenis beton yang digunakan untuk dak yaitu , yaitu
beton normal dan beton kedap air. Contohnya balkon
27
Gambar 2.11 Pembongkaran Bekisting Balok.
3. Beton Ring Balk dan Sopi-sopi, Beton kanopi, Beton Kongliong (Balok
Latai), Beton meja dapur wastafel.
Metode yang digunakan untuk pekerjaan balok ringbalk, balok latai dan
balok ornament ini menggunakan metode kerja balok dan plat mulai dari
penulangan, bekisting, pengecoran sampai perawatan.
28
1. PEKERJAAN ATAP DAN KUDA – KUDA
a. Rangka Atap
Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah baja ringan dengan ukuran
C.100 dan Reng U.50. sebelum ranga baja dipotong terlebih dahulu diukur dan
dipotong. Gunakan ukuran rangka baja yang pertama sebagai contoh untuk
memotong yang berikutnya sehingga potongan untuk rangka atap tersebut
memiliki ukuran yang sama. Ukur dan potong rangka baja ringan untuk batang
miring yang akan dipasang pada kerangka atap.
Penahan sementara ini dapat terbuat dari bambu, kayu, dsb (pada beberapa
daerah telah terdapat scaffolding yang terbuat dari pipa besi yang dapat diatur
jarak dan ketinggiannya). Sebelum memasang rangka atap kuda-kuda, bersihkan
bagian atas dari kolom beton dan pastikan ketinggiannya telah sejajar antara satu
kolom dengan yang lain. Pastikan bagian atas antara kolom dipinggir dan tengah
bangunan telah sesuai dengan ukuran rangka atap yang akan dipasang. Dirikan
rangka atap dengan bantuan penahan sementara (scaffolding) yang bertumpu pada
tanah.
Pasang terlebih dahulu kedua batang miring kayu pada bagian kiri-kanan
bangunan dan bentangkan benang (tali kecil) antara batang miring sebelah kanan
dengan batang miring sebelah kiri, benang ini akan menjadi acuan bagi
pemasangan batang miring lainnya yang berada di bagian tengah atap. Pada
beberapa kasus pada bagian batang miring di kiri-kanan bangunan inidapat dibuat
dari beton bertulang dengan lebih dulu memasang susunan bata pada bagian
dinding kiri - kanan bangunan tersebut.
29
Kemudian pasang rangka baja ringan balok atap di bagian tengah
bangunan yang bertumpu pada kolom, pastikan balok tersebut telah horizontal
(dengan bantuan waterpass). Setelah balok ditaruh pada kolom, pasang bagian-
bagian kuda-kuda atap berikutnya, pastikan letak bagian-bagian tersebut telah
dapat dipasang dengan baik (batang vertikal, dsb). Sesuaikan letak dan ketinggian
(dinaikkan, diturunkan, dsb) dari rangka atap bagian tengah (batang miring, dsb)
dengan meng gunakan benang yang telah dibentangkan sebelumnya sebagai
acuan. Sambung bagian-bagian rangka kayu rangka atap tersebut
Pada saat rangka kuda-kuda atap telah terpasang dengan baik, maka
gording rangka baja ringan yang akan menjadi tempat pemasangan lembaran atap
dapat dipasang. Jarak maksimum antar balok gording adalah 60cm. Gording
tersebut harus keluar melewati batang miring paling luar sejauh minimal 80cm,
jarak yang sesungguhnya tergantung pada panjang bangunan dan jumlah lembaran
penutup atap yang akan digunakan.
2. Penutup Atap
Pada pekerjaan penutup atap, genteng yangdi pakai adalah type safari dan
genteng kaca sebagai pencahayaan. Sedang kan untuk genteng Nok (bubungan)
menggunakan nok beton, nok ujung genteng sebagai pemanis arsitektur, dan nok
desain segitiga.
30
kiri-kanannya yang saling tumpang tindih (overlap) mempunyai jarak antara 1½
sampai 2 gelombang lembaran atap, tergantung jenis dan ukuran lembar penutup
atap yang digunakan.
Pasang gording bagian paling atas dan paling bawah terlebih dahulu dengan
menggunakan klos (spacers) kayu. Kemudian bentangkan benang pembantu
secara diagonal dari ujung kiri atas ke ujung kanan bawah, dan dari ujung kiri
bawah ke ujung kanan atas untuk memeriksa atap telah rata, lurus, dan sejajar.
Benang ini harus bersentuhan pada bagian tengahnya yang berarti pemasangan
telah sejajar, jika belum bersentuhan maka perlu diatur lagiletak gording paling
atas dan bawah tersebut dengan menggunakan kloskayu hingga letaknya benar.
Gording berikutnya kemudian dapat dipasang dengan mengikuti benang acuan
tadi. Semua gording dipasang dengan menggunakan klos reng U.50.
Setelah itu tentukan garis batas pinggir atap bagian miring dengan
menggunakan bantuan benang. Pertama tentukan jarak keluar atap pada bagian
miring rangka atap, setelah didapat jarak tersebut (minimum 5cm) bentangkan
benang dari bagian gording paling bawah ke bagian gording paling atas pada
kedua sisi kiri kanan bagian miring tersebut, benang ini akan menjadi acuan batas
lembaran penutup atap pada bagian miring atap tersebut.
3. Lisplank 0,9 / 20
Papan listplank menggunakan woodplank 0,9 / 20 cm, permukaan kayu
terlebih dahulu dibersihkan atau dirapikan dengan menggunakan mesin ketam.
Setelah permukaan kayu listplank sudah bersih dan rapi maka dilakukan
pengreuteran. Bentuk reuter yang dibuat pada papan listplank diikuti petunjuk
gambar dan konsultan pengawasan yang ditunjuk.
31
4. Waterproofing
Waterproofing adalah sebuah prosedur yang dilakukan untuk membuat
sebuah objek menjadi tahan atau kedap terhadap air. Sebuah konstruksi bangunan
biasanya menggunakan lapisan waterproof untuk melindungi dan menjaga
ketahanan struktur bangunan tersebut. Ruangan yang umumnya diberi lapisan
waterproof adalah ruangan basement, atap dan area basah lainnya. Air dapat
masuk ke ruangan bawah tanah atau basement melalui engsel, dinding atau lantai.
Jika tidak dilindungi dengan sempurna, bangunan Anda akan mengalami
kerusakan karena air. Metode yang digunakan yaitu dengan coating dengan
poliester atau bahan waterproofing jadi yang dilapisi lagi dengan cat waterproof.
5. PEKERJAAN DINDING
1. Pasangan Trasram
Pasangan trasram adalah pasangan dinding yang lebih kedap air. Pada
pekerjaan ini menggunakan campuran 1 : 3 dengan jenis pekerjaan yaitu
Pekerjaan pasangan bata, plesteran dan acian.
2. Pasangan Dinding
Pasangan dinding adalah pasangan seluruh bangunan dengan campuran
1:5.
a. Pasangan Bata
Sebelum menyusun bata trasram, dibersihkan dan diratakan dahulu
permukaan lantai kerja sehingga permukaannya bersih dan rata. Dalam
pemasangan bata disini menggunakan adukan semen (perbandingan 1
semen : 3 pasir untuk trasram) dan (perbandingan 1 semen : 5 pasir
untuk dinding biasa) untuk melekatkan susunan bata. Bata direndam
dahulu sebelum dipasang sampai titik jenuh air. Hal ini untuk mencegah
bata menyerap air terlalu banyak dari adukan semen pelekatnya.
Susunlah bata mulai dari tengah dinding diantara kolom, sehingga jika
terdapat retakan kecil antara kolom dengan susunan bata tidak tampak.
Susunlah bata dengan menggunakan bantuan benang yang ditarik antar
kolom (dengan bantuan water pass) agar mendapat susunan bata yang
sejajar. Ketebalan adukan semen pelekat (spesi) antara bata maksimum
10 mm. Menggunakan susunan setengah bata dengan ketebalan spesi
32
vertikal sama yaitu maksimal 10 mm. Permukaan susunan bata harus
diratakan untuk memudahkan pengerjaan plesteran.
b. Pasangan Plester Acian
Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan mengalami
pergerakan pada saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi
mulai stabil. Ini merupakan hal yang normal. Maka akan lebih baik bila
memberi plesteran pada dinding setelah semua bagian bangunan selesai,
sehingga memberi waktu bagi bagian-bagian bangunan tersebut untuk
kuat dan stabil (tidak terjadi lagi pergerakan-pergerakan).
Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-retakan pada
plesteran jika terjadi pergerakan pada bagian bangunan. Sebelum
memulai pekerjaan, pekerja membersihkan dulu dinding yang akan
diplester dari kotoran dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang yang
cukup besar pada susunan bata, tutup dengan adukan semen. Dinding
tersebut harus dibasahi terlebih dahulu sebelum diplester, yang bertujuan
untuk mencegah susunan bata menyerap terlalu banyak air dari plesteran
saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan maka plesteran akan cepat kering
hingga mengurangi kekuatannya dan dapat menimbulkan retakan-
retakan.Adukan untuk plesteran adalah ( 1 semen : 3 pasir untuk trasram)
dan (perbandingan 1 semen : 5 pasir untuk dinding biasa) , dan pasir
yang digunakana dalah pasir yang bersih dan halus. Pekerja membuat
adukan pada suatu wadah dangunakan volume air yang tepat. Adukan
dibuat sebanyak yang habis dipakai dalam satu jam.
Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata
dari kayu (dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar)
maupun bilah perata dari besi (dengan hasil permukaan dinding yang
halus). Pekerja yang sudah ahli yang dapat menggunakan bilah perata
besi hingga menghasilkan permukaan yang halus, karena pada permukaan
tersebut bila terdapat perbedaan sedikit saja akan tampak. Oleh sebab itu
penggunaan bilah perata kayu lebih dianjurkan walaupun akan
memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan berikanlah lapisan
plesteran yang merata pada semua bagian dengan ketebalan yang tepat.
33
Salah satu cara untuk mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan
membuat garis –garis plesteran/patok pada dinding dengan arah vertikal
dari atas ke bawah dengan jarak 1 - 1.5m sepanjang dinding, dengan
bantuan papan/bilah perata yang dipindahkan dari satu area dinding ke
area, patok ini kemudian menjadi panduan bagi area plesteran seluruh
dinding.
Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk
meratakan plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan padakedua sisinya
yang dijepit dengan menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6 mm.
Memulai pengerjaan plesteran dari atas dinding dan terus ke bawah.
Untuk menampung runtuhan sisa campuran plaster, pekerja menaruh
papan kayu dibawah dinding yang sedang diplester untuk menampung
adukan-adukan plesteran yang jatuh, adukan ini dapat digunakan kembali
asalkan masih baru (belum mengering). Pada bagian sudut pengerjaan
plesteran tidak dihentikan, diteruskan hingga 15cm ke dinding
sebelahnya. Bila kondisi memungkinkan, pengerjaan plesteran akan
dilakukan secara keseluruhan (sekaligus). Pada area dinding yang luas,
dinding akan terbagi dengan adanya kolom maupun balok sehingga akan
memudahkan pengerjaan plesteran pada daerah-daerah tersebut karena
area yang diplester menjadi kecil.
Setelah pekerjaan plesteran, dinding di aci menggunakan semen.
Permukaan harus rata dan halus serta tidak boleh ada retakan rambut.
3. Beton Expose
Beton expose adalah jenis finishing yang memperlhatkan tekstur
beton sehingga kelihatan natural. Pekerjaan ini yaitu berada di sisi
samping tangga dan kanpi eksterior bangunan. Metode yang igunakan
yaitu dengan plesteran kamprot, yaitu memplester tidak rata dengan
bertekstur sehingga expose beton tanggadan kanopi tampak natural
4. Kolom Pedestal.
Kolom pedestal adalah kolom untuk teras dengan metode
pengerjaan seperti kolom utama
34
5. Keramik Kolom
Keramik pada kolom yaitu finishing sebagai artistik. Keramik
berada di tanggung jawab owner. Untuk metode kerja menggunakan
metode kerja pengerjaan keramik dinding.
6. Profil Beton
Lis profil beton adalah material yang terbuat dari beton dan
berfungsi untuk meningkatkan keindahan suatu bangunan, baik interior
maupun eksterior. Biasanya pemasangan lis profil dilakukan pada
pertemuan antara dinding ruangan atau atap plafon. Metodenya yaitu :
1. Pengerjaan profil langsung pada are yang di kerjakan
a. Cetakan profil beton memiliki permukaan yang rata dan sebelumnya
di olesi dengan minyak sayur agar waktu pembongkaran tidak lengket.
35
7.Tampak Depan Finish
Pekerjaan finishing seperti pembersihan dan pengecekan ulang
apabila adanya retakan dan lainya sehingga di laksanakan metode perbaikan
sebelum di serah terimakan ke pihak owner
8.Ralling Tangga dan Balkon
Pengerjaan ralling di bagi menjadi dua yaitu pada tangga dan
balkon. Pada balkon menggunakan kaca sebagai Ralling. Perakitan dan
pengerjaan ralling di bengkel las dengan syarat material untuk ralling
tangga memakai hollow 40x40 dan 20x20 sedangkan balkon memakai 4 x
6 cm. Dengan metode kerja pemasangan :
1. Marking AS dan elevasi ralling dan menentukan letak tiang
ralling.
2. Mengukur jarak antar tiang, ketinggian dan elevasi dan di
gambar
3. Pengerjaan ralling di bengkel kerja sehingga dilapangan tinggal
memasang
4. Melaksanakan finishing, pengamplasan, dempul, cat dll
36
- Kusen dan Pintu P3
11. Kusen aluminium putih 4/15, pintu lipat, butuh rell
12. Kunci pintu warna silver 1
13. Engsel pintu warna silver 3
14. Krepyak atas menggunakan aluminum
- Kusen dan Pintu P4 Storage
15. Kusen aluminium 5/12 dan penambahan rel
16. Kunci pintu warna silver 1
17. Engsel pintu warna silver 3
18. Krepyak atas menggunakan aluminum
- Kusen dan Pintu P5 besi hollow
19. Kusen besi hollow 4/15
20. Ex DUCO hitam
- Kusen dan Pintu PJ 1
21. Kusen 4/15 alumunium putih
22. Dilengkapi 2 jendela
23. Kunci pintu utama warna silver 1
24. Engsel pintu warna silver 3
25. Daun pintu (panel kamper) list 4/10 dan 4/20
26. Krepyak atas menggunakan aluminum
27. Kaca jendela tebal 5mm
- Kusen dan Pintu PJ 2
28. Kusen 4/15 alumunium putih
29. Kunci pintu utama warna silver 1
30. Engsel pintu warna silver 3
31. Dilengkapi 3 jendela
32. Daun pintu (panel kamper) list 4/10 dan 4/20
33. Krepyak atas menggunakan aluminum
34. Kaca jendela tebal 5mm (kaca mati)
- Kusen dan Pintu PJ 3
35. Kusen 4/15 alumunium putih
36. Daun pintu panel teakwood
37
37. Krepyak atas menggunakan aluminum
38. Kaca jendela tebal 5mm
- Kusen dan Pintu P1
39. Kusen 4/15 alumunium putih
40. Daun pintu panel teakwood
41. Krepyak atas menggunakan aluminum
42. Kaca jendela tebal 5mm
- Kusen Jendela J1
43. Kusen aluminium putih 4/15
44. Daun pintu panel aluminium dengan kaca 5 mm
45. Krepyak atas menggunakan aluminum
- Kusen Jendela J2
46. Kusen aluminium putih 5/15
47. Daun pintu panel aluminium dengan kaca 5 mm
48. Krepyak atas menggunakan aluminum
- Kusen Jendela J3
49. Kusen aluminium 5/15
50. Kaca mati tebal 5mm
51. Grendel warna silver 2
52. Engsel jendela warna silver 4
53. Hak angina jendela 4
54. Krepyak atas menggunakan aluminum
- Kusen Jendela J4
55. Kusen aluminium putih 4/15
56. Kaca mati tebal 5mm
57. Krepyak atas menggunakan aluminum
58. Kaca mati tebal 5mm
59. Grendel warna silver 2
60. Engsel jendela warna silver 4
61. Hak angina jendela 4
62. Krepyak atas menggunakan aluminum
38
- Kusen Jendela J5
63. Kusen aluminium putih 4/15
64. Kaca mati tebal 5mm
- Kusen Jendela J6
65. Kusen aluminium putih 4/15
66. Kaca tebal 5mm
- Kusen B1 Boven
67. Kusen aluminium putih 4/15
39
Baik pintu maupun jendela dirancang memiliki bukaan ventilasi berupa
jalusi yang terbuat dari kayu pada bagian atasnya. Jendela ruang kelas yang
menghadap bagian muka bangunan (pada area teras) memiliki ukuran yang
berbeda dari jendela pada bagian belakang bangunan. Jendela pada bagia
nmuka bangunan memiliki ketinggian dinding dibawah jendela yang lebih.
Baik rangka (kusen) pintu maupun jendela harus dibuat di lokasi pembangunan
(bengkel Kerja) mengikuti gambar kerja yang telah dibuat. Sesuaikan ukuran
rangka tersebut dengan keadaan di lapangan. Buatlah rangka (kusen)
pintu/jendela ini pada daerah yang terlindung (memiliki atap). Kerangka
(kusen) pintu/jendela ini pada Saat pemasangan harus menggunakan penguat
(penahan) sementara pada bagian bawahnya untuk memastikan bahwa letaknya
sudah benar dan tidak bergeser lagi pada saat dipasang.
Kaca yang digunakan untuk jendela adalah kaca dengan ketebalan 5 mm.
Pada saat memesan kaca tersebut diukur dahulu ukuran kusen (rangka) jendela
dan ditambahkan 5 mm pada sekeliling ukuran dimensinya agar panel kaca
tersebut dapat dipasang dengan mudah dan kokoh pada rangka (kusen).
40
7. PEKERJAAN PLAFOND
Plafond meggunakan gypsum board dengan rangka hollow. Pada
pekerjaan pemasangan plafond menggunakan langit-langit (plafond) yang rata
horizontal, maka pasang balok penggantung tepat dibawah kuda-kuda atap.
Sebelumnya telah memarking elevasi dari plafond. Kemudian memasang
rangka hollow penempel langit-langit (plafond) utama membentang dari ujung
atas dinding ke ujung atas dinding diseberangnya. Setelah rangka utama
tersebut dipasang, maka dipasangkan juga rangka penempel plafond dibawah
rangka utama tadi dengan jarak antar rangka tersebut 60 cm. Rangka tadi juga
dipasang pada sekeliling dinding ruangan bagian atas.
8. PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan Pengecatan meliputi :
41
Cat yang digunakan adalah cat berbahan dasar air (emulsion),
menggunakan air bersih untuk membersihkan kuas, jika menggunakan cat
minyak (oil paint) menggunakan larutan terpentine (thinner) untuk
membersihkan kuas.
42
c. Hindari menyapu lantai sebelum atau pada saat melakukan proses
pengecatan, debu dan kotoran yang timbul akan merusak hasil
pengecatan.
d. Jangan menggunakan kuas cat (jenis roll maupun konvensional) yang
sudah lama atau yang kurang baik karena akan mempengaruhi hasil
akhir pengecatan menjadi tidak bagus.
e. Lakukan selalu pengamplasan permukaan setiap kali satu lapisan cat
selesai dikerjakan sebelum mengerjakan lapisan berikutnya.
f. Hindari penggunaan bahan pengencer yang terlalu banyak pada
campuran cat.
g. Bacalah petunjuk pengecatan yang ada pada kaleng cat yang
digunakan.
No Pekerjaan Keterangan
1 Pemadatan Tanah Lantai Dasar Lantai 1
2 Urug pasir padat bawah lantai dasar t = 5 cm Lantai 1
3 Lantai kerja 5 cm - readymix K175 Lantai 1
Keramik dark gray 30 x 30 untuk lantai kamar
4
mandi Lantai 1 dan 2
Keramik platinum 30 x 60 classy cream untuk
5 dindingkamar mandi Lantai 1 dan 2
6 Keramik Lantai 60 x 60 untuk dapur Lantai 1
Keramik outdoor 40 x 40 warna hitam putih
7 dipasang dioagonal kemiringan 1% Lantai 1
8 Keramik façede granite tile 60 x 120 travertine Lantai 1 dan 2
Keramik meja, wastafel & dinding dapur type ikad
9 matt type DX 12181DO Lantai 1
Floors and wall finish 80 x 80 mm
Kuda laut mas ceramic mosaic dan Batu Amdesit
10 200 x 300 x 2 mm Kolam Renang
43
Teras kolam renang dengan keramik roman 200 x
11 500 motif kayu Lantai 1 dan 2
12 Water proofing dak kamar mandi dan t. cuci Lantai 2
Tabel 2.3 Spesifikasi Material Lantai dan Dinding.
44
Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang dianjurkan adalah:
Untuk lantai, Semen : Pasir = 1:6, dengan ketebalan rata-rata : 2 - 4
cm.
d. Rendam keramik dalam air bersih agar kotoran yang melekat pada
keramik terlepas dan memperkuat atau menambah daya lekat keramik.
e. Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat
dudukan/tatakan keramik setelah proses perendaman selesai.
f. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini
untuk seluruh kesatuan peil didalam ruangan.
g. Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi
pada gambar kerja.
h. Mulailah memasang keramik lantai ke arah vertikal dan horisontal
sesuai dengan benang yang sudah di seting terhadap ruangan, seperti
pada contoh dibawah ini.
i. Kemudian keramik tersebut dipasang di atas campuran yang sudah
diratakan.
j. Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan
tidak ada yang kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan
membuat keramik lepas di kemudian hari. Periksa ketinggiannya
apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk
menentukan ketinggian lantai.
k. Setelah keramik kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa memasang
keramik pada seluruh bidang lantai ruangan.
l. Pasang keramik sebaiknya mulai dari tengah ruangan, misalnya ruang
keluarga yang selanjutnya diikuti ruang kamar sesuai arah
pemasangannya. Namun, sebenarnya dari mana saja pemasangan
keramik dapat dilakukan.
m. Cara pemasangan yang baik adalah keramik jangan dipasang secara
keseluruhan, tetapi cukup sebagian dulu. Tujuannya untuk
memberikan kesempatan agar lantai kerja menguap secara sempurna.
Bagian yang belum dipasang keramik dapat ditutup keramik setelah 1
45
hari. Jarak antar keramik (naat) sebaiknya tidak terlalu rapat, cukup 2-
3 mm.
n. Setelah semua keramik terpasang, kini giliran pemberian naat.
Namun, perlu diperhatikan bahwa pemberian naat dilakukan setelah 7
hari pemasangan lantai keramik. Tujuannya agar keramik yang
dipasang sudah tidak mengalami kembang susut. Bahan untuk naat
terbuat dari semen atau bahan lainnya yang sudah tersedia di toko
bahan bangunan yang umumnya senada dengan warna ubin keramik.
Nat diisi dengan campuran pengisi nat (grout) semen atau bahan
khusus yang ada dibanyak toko bangunan. Lebar nat juga berbeda
antara keramik lantai dan keramik dinding, Keramik lantai, lebar nat
untuk granitile = 2 mm.
o. Untuk pemasangan lantai keramik yang terlalu luas, sebaiknya
diberikan expansion joint berupa celah 4 - 6 mm pada setiap luas
bidang 16 m2. Nantinya celah tersebut diisi dengan bahan yang elastik
dengan tujuan agar bila terjadi keretakan keramik atau terlepasnya
keramik maka tidak akan merembet atau tidak semua keramik ikut
rusak.
p. Jangan diinjak-injak. Amankan areal keramik yang baru dipasang dari
lalu lalang orang selama 2–3 hari. Keramik akan ambles karena
adukan di bawahnya masih belum kuat untuk dibebani.
46
5. Pekerjaan Keramaik Dinding
3. Ketika hendak diletakkan pada dinding, beri kembali sedikit air pada
bagian belakangnya.
4. Berikan adukan semen pada bagian belakang keramik.
Ratakan lapisan semen tersebut. Untuk bagian pinggir keramik
jangan diberi semen terlalu tebal, karena ketika keramik
ditekan/dipukul untuk meratakan permukaannya, lapisan semen yang
di tengah akan lari ke arah pinggir dan mengisi ruang kosong tersebut.
(Bila pada pinggiran keramik diberi terlalu banyak semen, nantinya
keramik akan sulit untuk ditekan/diratakan. Juga akan mengotori
permukaan keramik karena semen akan keluar/muncrat kemana-mana
dan pada akhirnya jadi pemborosan bahan.)
5. Letakkan keramik pada posisinya lalu tekan/pukul dengan palu karet
agar permukaannya sejajar dengan tali atau keramik disebelahnya.
Untuk keramik dinding, pemasangan dimulai dari bagian paling
atas ke bagian paling bawah. Untuk menahan agar posisi keramik tidak
melorot ke bawah, gunakan paku sebagai pengganjal.
47
6. Setelah itu berikan spacer atau patokan besar nat keramik.
Bisa menggunakan berbagai macam benda yang kira-kira sesuai
tebalnya serta sama ukurannya satu dan lainnya.
48
12. Untuk pemasangan keramik berikutnya prosesnya mengulang kembali
dari atas.
Namun sebelum meletakkan keramik, pastikan bagian samping
atau bawah keramik sebelumnya bersih dari gumpalan atau sisa-sisa
semen. Agar tidak ada yang mengganjal diantara kedua keramik dan
besarnya nat bisa disesuaikan atau disamaratakan.
6. Waterproofing dak Kamar mandi dan T. Cuci
Untuk menjaga agar dak kamar mandi dan tempat cuci tidak
adanya rembesan maka finishing dak di waterproof menggunakan produk
waterproof jadi.
10. PEKERJAAN LISTRIK
Pekerjaan instalasi arus listrik dikerjakan oleh mekanik yang ahli pada
bagian kelistrikan, hal itu dilakukan agar menghidari hal-hal yang tidak
diinginkan, proses instalasi ini dilakukan sesuai dengan gambar dan disetujui
oleh direksi. Material-material yang digunakan dipesan langsung dari daerah
setempat agar proses pengangkutannya tidak lama. Pekerjaan instalasi dimulai
saat pekerjaan dinding selesai untuk masang kabel dalam dinding dan di tutup
kembali sehngga tidak terlihat. Garis besar metodenya adalah :
1. Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus
diusahakan tidak tampak dari luar (tertanam)
2. Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
3. Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom
beton harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan
dimasuk-kan bersamaan dengan pemasangan sparing.
4. Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran
dan acian dikerjakan.
5. Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang
mudah dicapai untuk perbaikan (perawatan).
6. Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung
dengan baik sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan
ditempatkan pada Te Dos.
49
7. Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata
(untuk memudahkan penarikan kabel).
8. Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal
petir.
- Tidak boleh ada sambungan
- dihubungkan dengan elektroda pentanahan
- ditanam sampai minimal mencapai air tanah
9. Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat /
balok atau pada balok kayu rangka langit-langit.
10. Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft
harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit
(banyak).
11. Stop kontak dan saklar.Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari
lantai, saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan
spesifikasinya).
12. Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
13. Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
50
11 Saklar hotel (Broco) 3.00 bh
12 Outlet stop kontak (Broco) 45.00 bh
13 Outlet stop kontak AC/Pompa + water heater (Broco) 5.00 bh
14 Panel listrik (Hager isi 8 group, MCB ex Merlin Gerin) 2.00 bh
15 Kabel toevour dari meter PLN menuju panel listrik 20.00 m'
16 Kartu jaminan listrik 1.00 ls
17 Outlet stop kontak antena TV + instalasi kabel 1.00 bh
18 Outlet stop kontak telepon + instalasi kabel 1.00 bh
Tabel 2.4 Spesifikasi material Listrik.
51
c. Perlengkapan lainnya (stop kran, valve, clean out dan
sebagainya) disesuaikan dengan kebutuhan, produk/merk
akan ditentukan kemudian.
Pelaksanaan :
52
Untuk pekerjaan instalasi memenuhi persyaratan yang ditentukan
dalam peraturan plumbing Indonesia.
Pelaksanaan pekerjaan Instasi silaksanakan oleh instruktur yang
dapat persetujuan dari direksi/Pengawas.
3. Instalasi Pipa Air Kotor 3” dan 4” AW Wavin
Persyaratan Bahan.
a. Pipa air kotor adalah PVC, Kelas AW, tekanan kerja 8 kg/cm2,
sdimensi pipa sesuai dengan gambar, produk dan merk
ditentukan kemudian.
b. Septitank dan resapan terbuat dari buis beton, dimensi dan
spesifikasi sesuai dengan gambar rencana.
Pelaksanaan :
53
bangunan tidak mengalamikelembapan yang dapat menyebabkan
penurunanpondasi.
54
Kelengkapan kebutuhan material dalam pekerjaan sanitary ada di
dalam table berikut :
LANTAI 1
1 Instalasi air bersih dia 1/2"
2 Instalasi air bersih dia 3/4"
3 Instalasi air panas 1/2"
4 Instalasi air kotor dari WC dia 4"
LANTAI 2
1 Instalasi air bersih dia 1/2"
2 Instalasi air bersih dia 3/4"
3 Instalasi air panas 1/2"
4 Instalasi air kotor dia 1 1/4"
5 Instalasi air kotor dari WC dia 3"
8 Instalasi air kotor dari KM dia 3"
LANTAI I
Closed duduk ex.TOTO CW 421J/SW420
1
JP
2 Lavatory ex. TOTO LW 642 CJ
3 Kran taman ex toto T26-13
4 Jet washer/spray ex. TOTO tb 19 CSNNS
5 Hand shower ex. Toto TX 433 SD
6 Floor drain dia 3" ex. Toto TX 1 BV1
8 Kitchent sink stainless
9 Kran kitchen zink ex. TOTO TX 603KCS
12 Septictank (saluran dari wc pvc ø4”),
LANTAI II
55
1 Closed duduk ex.TOTO cw 421/sw420JP
2 Lavatory ex. TOTO type lw 642cj
3 Jet washer/spray ex. TOTO tb 19 CSNNS
4 Hand shower type Ts309 RYNZ
5 Floor drain dia 3" ex. Toto TX 1 BV1
Tabel 2.5 Spesifikasi material Plumbing dan Sanitasi.
TIM PATRON17
56
2.2 Volume Pekerjaan (Bill Of Quantity)
Proyek : Rumah Tinggal Type 105 / 150 m2 Perum Payon Amartha Kota Semar
Pekerjaan : Rumah Tinggal Type 105 / 150 m2
Lokasi : Kota Semarang
Tahun : 2019
SATU
No. URAIAN VOLUME
AN
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Papan Poyek 1.00 ls
1.2 Pekerjaan Pembersihan 1.00 ls
1.3 Pek. Pengukuran & Pemasangan Bouwplank 1.00 ls
TOTAL PEKERJAAN PERSIAPAN
II PEKERJAAN STRUKTUR
2.1 Pekerjaan Pondasi Garis dan Rollag
2.1.
1 Pekerjaan pondasi batu kali
2.1.1.1 Galian tanah pondasi < 1 m 71.4 m3
2.1.1.2 Urugan pasir dibawah pondasi 3.4 m3
2.1.1.3 Urugan tanah kembali 23.80 m3
2.1.1.4 Urugan tanah dibawah lantai 20.625 m3
16.0627
2.1.1.5 Pas. batu kosong 5 m3
2.1.1.6 Pas. Pondasi batu kali Pc. 1:4 29.23 m3
2.1.
2 Pekerjaan Pondasi Rollag
2.1.2.1 Galian tanah pondasi < 1 m 1.31 m3
2.1.2.2 Pek. Pondasi Rollag 5.24 m²
57
2.3.1.2 Pembesian sloef 479.852 kg
2.3.1.3 Cor beton sloef mutu K.175 2.41875 m3
2.3.
2 Pekerjaan Sloef 15x20
2.3.2.1 Bekisting Sloef 2x pakai 14.2 m²
2.3.2.2 Pembesian sloef 82.0464 kg
2.3.2.3 Cor beton sloef mutu K.175 1.065 m3
2.3.
3 Pekerjaan Kolom 15x30 (K1)
2.3.3.1 Bekisting kolom 2x pakai 33.6 m²
2.3.3.2 Pembesian kolom 680.50 kg
2.3.3.3 Cor beton kolom mutu K.175 3.38 m3
2.3.
4 Pekerjaan Kolom Praktis 15x15 (K2-K5)
2.3.4.1 Bekisting kolom 2x pakai 69.06 m²
2.3.4.2 Pembesian kolom 381.22 kg
2.3.4.3 Cor beton kolom mutu K.175 2.59 m3
2.3.
5 Pekerjaan Balok Lantai 15x45
2.3.5.1 Bekisting Balok Lantai 2x pakai 48 m²
2.3.5.2 Pembesian Balok 483.53 kg
2.3.5.3 Cor beton Balok mutu K.175 2.88 m3
2.3.
6 Pekerjaan Balok Lantai 15x30
2.3.6.1 Bekisting Balok 2x pakai 34.815 m²
2.3.6.2 Pembesian balok 34.28 kg
2.3.6.3 Cor beton balok mutu K.175 1.90 m3
2.3.
7 Pekerjaan Ringbalk Beton
2.3.7.1 Bekisting ringbalk 2x pakai 4.4 m²
191.801
Pembesian ringbalk
2.3.7.2 6 kg
2.3.7.3 Cor beton ringbalk mutu K.175 0.24 m3
2.3.
8 Pekerjaan Plat Lantai
2.3.8.1 Floor Deck 45.125 m2
245.931
Pembesian Wiremesh
2.3.8.2 25 Kg
2.3.8.3 Cor beton Plat mutu K.175 3.96 m3
2.3.
9 Pekerjaan Plat Beton dan Profil Beton
2.3.9.1 Bekisting Plat Beton dan Profil Beton 57.46 m²
2.3.9.2 Pembesian Wiremesh Plat Beton 307.925 Kg
2.3.9.3 Pembesian Profil Beton 191.80 Kg
2.3.9.4 Cor beton mutu K.175 6.78 m3
2.3.
10 Pekerjaan Beton Tangga
2.3.10.1 Bekisting Tangga 2x pakai 6.20825 m²
58
2.3.10.2 Pembesian Tangga 175.09 kg
2.3.10.3 Cor beton mutu K.175 1.96 m3
3.1.
2 Pekerjaan dinding
Pas. Bata Merah 1/2 Batu (Camp.
3.1.2.1 1:4) 235.257 m²
682.367
3.1.2.2 Plesteran Dinding (Camp. 1:4) 75 m²
Pas. Bata Merah 1/2 Batu KM/WC 57.4562
3.1.2.3 (Camp. 1:3) 5 m²
3.1.2.5 Pas. Dinding Batu Granit 4.975 m²
59
3.3.
2 Pek. List Plafon 136.65 m
3.3.
3 Railling Balkon 8.06 m²
60
6.2 Laporan dan Dokumentasi 1.00 ls
6.3 As Built Drawing 1.00 ls
61