Anda di halaman 1dari 32

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

NAMA PERUSAHAAN : CV. PELANGI BARU


NAMA PAKET PEKERJAAN : PENYELESAIAN KANTOR SMP UNGGUL ACEH
SELATAN KODE PAKET PEKERJAAN : 177/POKJA-TBK/2013

A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Pada pelaksanaan suatu proyek, perlu menentukan dan mengatur langkah-langkah
kerja setiap jenis pekerjaan dari awal hingga siapnya pekerjaan tersebut. Hal ini menyangkut
dengan penentuan rencana kerja yang disusun berdasarkan jenis dan volume pekerjaan.
Semuanya ini berguna untuk menentukan tenaga kerja dan peralatan-peralatan yang nanti
akan dipergunakan.
Pada pelaksanaan pekerjaan perlu diperhatikan juga alat-alat penanggulangan awal
pada kecelakaan kerja (kotak p3k), untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, dalam
lokasi proyek akan diberi rambu-rambu safety seperti berikut:

Ruang lingkup dalam pekerjaan ini meliputi :


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
C. PEKERJAAN SELASAR DAN TERAS
D. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
E. PEKERJAAN BETON BERTULANG
F. PEKERJAAN LANTAI
G. PEKERJAAN RANGKA ATAP
H. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
I. PEKERJAAN PLAFOND
J. PEKERJAAN KAYU KUSEN DAN JENDELA
K. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
L. PEKERJAAN PENGECATAN
M. PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH/KOTOR
N. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
O. PEKERJAAN GRANIT/KERAMIK
P. PEKERJAAN LAIN-LAIN

1
Metode Pelaksanaan CV. PELANGI BARU
B. METODE PELAKSANAAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi :

1. Pembersihan dan Perataan Lokasi


Membersihkan lahan tapak dari semak-semak serta tanaman-tanaman liar
sehingga bangunan dapat dipersiapkan untuk dibangun. Mempertahankan pohon-
pohon besar yang memiliki letak strategis (mempunyai jarak yang cukup dari
rencana lokasi bangunan) untuk memberikan keteduhan pada area tapak. Selanjutnya
sampah sampah pembersihan dibuang pada lokasi yang telah di setujui dan tidak
mecemari lingkungan.

2. Pengukuran/Bouwplank
Pekerjaan pengukuran dan pemasangan Bouwplank ini merupakan
indentifikasi lokasi Pagar yang akan dibangun dengan melakukan pemasangan
Bowplank dan pengukuran As secara detail, akurat, siku, lurus dan waterpass.
Pekerjaan ini dilakukan untuk memperoleh informasi kondisi eksisting, dengan
Referensi gambar rencana desain. Dimensi elevasi yang tertera dalam gambar
dituangkan dilapangan, dengan menggunakan alat ukur. Selanjutnya semua data
pengukuran dicatat dan hasil pengukuran ditandai dengan membuat patok
bouwplank. Semua tanda pengukuran harus dibuat jelas dan dijaga jangan sampai
berubah. Pengukuran dilakukan menggunakan alat Digital Theodolite. Pengukuran
mencakup leveling, elevasi, dan plumber.
Selanjutnya hasil pengukuran dilakukan pekerjaan Rekayasa Lapangan untuk
memastikan kondisi eksisting dengan rencana pelaksanaan. Rekayasa dibuat oleh
Manager Proyek (Civil Engineer), Pelaksana Lapangan, dibantu oleh
Surveyor/Draftmen. Hasil Rekayasa Lapangan akan didiskusikan dengan pihak
Konsultan Supervisi dan disetujui oleh Employer. Hasil rekayasa lapangan akan
dituangkan dalam suatu gambar pelaksanaan (as build drawing) secara detail
yang menjadi acuan bagi kontraktor dalam pelaksanaan konstruksi dilapangan.

Bowplank kayu dipasak pada setiap rencana sudut bangunan pada


jarak sekitar 1 meter diluar area rencana bangunan. Bowplank terdiri dari dua
bagian vertikal yang dipasak serta bagian horizontal berupa papan kurang lebih 1.5
m yang dipaku pada bagian atas kedua tiang vertikal dengan tinggi antara 50-80
cm. Posisi sudut bangunan bagian luar ditandai dengan menggunakan benang/tali
panjang, bagian ujungnya kemudian ditandai dengan menggunakan pakuyang
ditanam pada
bagian atas papan horizontal. Benang/tali kemudiandiikatkan pada paku tersebut dan
dihubungkan ke sudut bangunan lainnya.
Sebelum melakukan proses tata letak selanjutnya, adalah penting sekali
garisluar (outline) bangunan diperiksa sudutnya untuk membentuk sudut 900 yang
akurat. Cara paling mudah untuk melakukan hal ini adalah memeriksa diagonalnya.
Bila sudut bangunan sudah 900 maka perhitungan phytagorasnya akan tepat
(32+42=52). Bila setelah diperiksa sudutnya tidak tepat makaposisi tanda pada sudut
tersebut harus diatur kembali sampai perhitungan diagonal yang benar dan garis luar
bangunan membentuk posisi sudut dengan tepat 900.
Benang/tali yang terikat pada paku kemudian dapat digunakan sebagai tanda
bagian luar dan batas dinding bangunan serta pondasi. Bowplank yanglain kemudian
dapat diletakkan dengan perlakuan yang sama pada tiapsudut. Bowplank
diperlukan untuk pengerjaan tembok antara, kolom, dan pondasi. Bowplank
harus lurus dan sejajar dengan permukaan laut. Bila permukaantanahnya turun
atau naik maka ketinggian bowplank harus disesuaikan sehingga cara
menaikkan atau menurunkannya. Bowplank yang saling berseberangan harus
sejajar pada seluruh tapak bangunan.
Yang perlu perhatikan pemasangan bouwplank:
Semua bowplank harus lurus dan sejajar dengan bowplank yang
berseberangan.
Peletakkan sudut-sudut bangunan harus akurat .
Tata letak bangunan pada tapak harus diperiksa secara cermat untuk membentuk
900 pada tiap sudutnya.

3. Administrasi dan Dokumentasi


Sebelum pekerjaan dimulai pengawas lapangan harus mengambil
dokumentasi disaat pekerjaan masih di tahap 0 %, 50 % dan 100 %, disertai dengan
laporan-laporan antara lain, laporan harian, laporan mingguan dan bulanan serta
menyiapkan administrasi lainnya yang di anggap perlu.

4. Pekerjaan Direksi Keet (Sewa Gudang)


Direksikeet dibangun untuk kantor sementara yang lokasinya tidak jauh dari
lokasi pekerjaan. Direksikeet dilengkapi dengan meja, kursi, perangkat computer,
transportasi 1 unit.

Penyimpanan Material adalah sebagai berikut :

Transportasi dan Distribusi Material


Material bangunan utama seperti semen, batu-bata, besi, kawat beton, paku, kayu
dan peralatan lainnya di datangkan dari Tapaktuan, menggunakan jalan darat.
Sementara material alam, seperti, pasir, kerikil, batu kali/belah, tanah timbun,
kayu, dan material alam lainnya juga diperoleh dari lokal setempat .

Metode penyimpanan dan penggunaan material:


Semua material utama produksi pabrikan disimpan dalam gudang, dan setiap jenis
material diberi tanda (Mark). Prinsip penggunaan adalah material pertama masuk,
material yang terlebih dahulu keluar. Material lokal seperti; kayu, pasir, kerikil,
batu, tanah; di stock pile dan disimpan di lokasi batching plan dan ditutup dengan
plastic terpal untuk perlindungan dari iklim dan cuaca. Sistem administrasi
penyimpanan dan pengeluaran material diatur dan dikelola oleh personil
Logistics. Sementara untuk kuantitas dan kualitas material yang masuk dan yang
digunakan, Site Manager akan memastikan material yang digunakan proyek
benar-benar baik mutunya. Material yang digunakan untuk keperluaan lapangan
berdasarkan sistem invois/permintaan oleh Mandor yang disetujui oleh Site
Manager, ditindaklanjuti oleh Logistics Gudang untuk dikeluarkan dari gudang.

Adapun proses supplier/pengadaan material konstruksi adalah sebagai berikut


ini:
Material yang di stock di lokasi proyek (pasir, kerikil, tanah timbun, batu
bata, kayu, dll), yang akan distockpile harus terlindung dari cuaca( panas
dan hujan), dengan cara ditutup dengan platik/terpal. Sekeliling material
dibuat blok platik/kayu, agar material tidak berserakan.

5. Papan Nama Proyek


Papan nama proyek dibuat pada bidang datar yang berukuran standard dan
tulisannya mudah dibaca, papan nama tersebut di pajang pada lokasi pembangunan
dan 100 m pada jalan masuk menuju lokasi proyek pembangunan harus diberi tanda
arah menuju lokasi.

B. PEKERJAAN TANAH

1. Galian Tanah Pondasi


Untuk mendapatkan lubang yang horizontal yang rata akan di gunakan digital
waterpas (theodolite waterpass). Jika kemiringan lahan besar, maka bangunan harus
dibagi menjadi 2 bagian dengan ketinggian lantai yang berbeda, untuk menjaga
agarpondasi letaknya tidak terlalu tinggi. Tinggi permukaan pondasi yang muncul diatas
tanah, sedangkan kedalaman pondasi digali sesuai dengan petunjuk gambar.
Gali pondasi sampai permukaan tanah keras. Pondasi harus selalu dibuat diatas
permukaan tanah keras. Pembuatan pondasi pada tanah yang lunak sering menyebabkan
pondasi tidak berfungsi baik dan mengakibatkan runtuhnya dinding atau kolom. Dasar
dari galian harus dijaga kebersihannya, bebas dari reruntuhan sisa-sisa bahan bangunan.
Jika terjadi hujan sebelum pondasi jadi, keringkan dasar pondasi dari sisa-sisa air hujan,
dan kotoran-kotoran lainnya.Tumpuk sisa-sisa tanah dari penggalian pondasi didalam
garis tapak, yang akan digunakan kemudian untuk menimbun kembali di sekeliling
lubang pondasi dan dibawah lantai.

2. Urugan Kembali Bekas Galian


Tanah yang digunakan adalah tanah bekas galian, timbunan tanah tersebut harus
dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan menggunakan stamper kapasitas 0.5-1 ton.
Elevasi atau ketinggian timbunan harus menjadi perhatian dan didasari pada gambar
kerja dan hasil pengukuran menggunakan alat ukur. Posisi elevasi timbunan dan bahan
yang digunakan harus berdasarkan spesifikasi dan atas persetujuan Direksi, setelah
dilakukan inspeksi lapangan.

3. Urugan Pasir Alas Pondasi


Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan pasir tersebut juga harus
dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan juga menggunakan stamper. Urugan pasir juga
digunakan untuk lantai kerja pasangan batu kosong. Tebal urugan pasir dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk di lapangan (gambar bestek)

4. Pasangan Batu Kosong (Aanstamping)


1. Pada saat pengerjaan lubang galian pondasi telah selesai dilakukan, makabagian
paling dasar dari lubang pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal 5 cm,
diatasnya diberi lapisan batu gunung/kali (Aanstamping) yang dipadatkan setebal 10
cm. Batu gunung/batu kali disusun dengan teratur, antara batu dengan batu harus
diberi pemisah pasir urug. Batu gunung yang digunakan bermutu tinggi, kuat, bersih,
tanpa retak-retak dan tidak ada cacat yang mempengaruhi mutunya.

5. Pasangan Batu Gunung/Kali 1 : 4


Untuk menjaga keseimbangan dan dudukan batu gunung yang rata maka setelah
lapisan pasir urug di diberi campuran adukan semen sebelum dilakukannya proses
pasangan pondasi batu gunung/kali dan pondasi tapak. Adukan yang digunakan untuk
pasangan batu gunung/kali 1Pc : 4Ps. Ada berberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Batu yang digunakan adalah dari kualitas baik dari jenis yang keras dan tidak
berlubang.
2. Batu gunung/kali yang kami gunakan tidak mengandung atau menempel tanah dan
ukurannya minimal 15 cm sedangkan ukuran maksimun 20 cm.
3. Batu gunung yang digunakan bermutu tinggi, kuat, bersih, bersudut (tidak bulat),
tanpa retak-retak dan tidak ada cacat yang mempengaruhi mutunya.
4. Pasir pasang yang dipakai berupa pasir keras, bersih dan sebelum diaduk dengan
semen dalam keadaan kering.
5. Semen yang digunakan adalah Semen Portland Type I dan memakai satu jenis PC
untuk seluruh pekerjaan.
6. Air yang digunakan adalah air tawar yang bersih dan tidak mengadung lumpur,
minyak, asam alkali dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan.

C. PEKERJAAN SELASAR DAN


TERAS

1. PASANGAN PONDASI SELASAR

Galian Tanah Pondasi


Untuk mendapatkan lubang yang horizontal yang rata akan di gunakan
digital waterpas (theodolite waterpass). Jika kemiringan lahan besar, maka
bangunan harus dibagi menjadi 2 bagian dengan ketinggian lantai yang berbeda,
untuk menjaga agarpondasi letaknya tidak terlalu tinggi. Tinggi permukaan
pondasi yang muncul diatas tanah, sedangkan kedalaman pondasi digali sesuai
dengan petunjuk gambar.
Gali pondasi sampai permukaan tanah keras. Pondasi harus selalu dibuat
diatas permukaan tanah keras. Pembuatan pondasi pada tanah yang lunak sering
menyebabkan pondasi tidak berfungsi baik dan mengakibatkan runtuhnya
dinding atau kolom. Dasar dari galian harus dijaga kebersihannya, bebas dari
reruntuhan sisa-sisa bahan bangunan. Jika terjadi hujan sebelum pondasi jadi,
keringkan dasar pondasi dari sisa-sisa air hujan, dan kotoran-kotoran
lainnya.Tumpuk sisa-sisa tanah dari penggalian pondasi didalam garis tapak, yang
akan digunakan kemudian untuk menimbun kembali di sekeliling lubang pondasi
dan dibawah lantai.

Urugan Kembali Bekas Galian


Tanah yang digunakan adalah tanah bekas galian, timbunan tanah tersebut
harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan menggunakan stamper kapasitas
0.5-1 ton. Elevasi atau ketinggian timbunan harus menjadi perhatian dan didasari
pada gambar kerja dan hasil pengukuran menggunakan alat ukur. Posisi elevasi
timbunan dan bahan yang digunakan harus berdasarkan spesifikasi dan atas
persetujuan Direksi, setelah dilakukan inspeksi lapangan.
Urugan Pasir Alas Pondasi
Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan pasir tersebut
juga harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan juga menggunakan stamper.
Urugan pasir juga digunakan untuk lantai kerja pasangan batu kosong. Tebal
urugan pasir dilaksanakan sesuai dengan petunjuk di lapangan (gambar bestek)

Beton Cor Lantai Kerja Pondasi


Untuk menjaga keseimbangan dan dudukan Pasangan Bata Trasram 1 : 2
yang rata maka setelah lapisan pasir urug di diberi, maka adukan beton cor lantai
kerja di tuangkan kedalam lobang pondasi. Campuran adukan lantai kereja adalah
1Pc : 3Ps : 5 Kr.

Pasangan Bata Trasram 1 : 2


Sebelum menyusun bata trasram, dibersihkan dan diratakan dahulu
permukaan lantai kerja sehingga permukaannya bersih dan rata. Dalam
pemasangan bata disini menggunakan adukan semen (perbandingan 1 semen
: 2 pasir) untuk melekatkan susunan bata. Bata direndam dahulu sebelum
dipasang sampai titik jenuh air. Hal ini untuk mencegah bata menyerap air
terlalu banyak dari adukan semen pelekatnya. Susunlah bata mulai dari tengah
dinding diantara kolom, sehingga jika terdapat retakan kecil antara kolom
dengan susunan bata tidak tampak. Susunlah bata dengan menggunakan
bantuan benang yang ditarik antar kolom (dengan bantuan water pass)
agar mendapat susunan bata yang sejajar. Ketebalan adukan semen pelekat
(spesi) antara bata maksimum 10 mm. Menggunakan susunan setengah bata
dengan ketebalan spesi vertikal sama yaitu maksimal 10 mm. Permukaan
susunan bata harus diratakan untuk memudahkan pengerjaan plesteran.

Plesteran Bata 1 : 2
Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan mengalami
pergerakan pada saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi mulai
stabil. Ini merupakan hal yang normal. Maka akan lebih baik bila memberi
plesteran pada dinding setelah semua bagian bangunan selesai, sehingga
memberi waktu bagi bagian-bagian bangunan tersebut untuk kuat dan stabil
(tidak terjadi lagi pergerakan-pergerakan).
Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-retakan pada
plesteran jika terjadi pergerakan pada bagian bangunan. Sebelum memulai
pekerjaan, pekerja membersihkan dulu dinding yang akan diplester dari kotoran
dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang yang cukup besar pada susunan bata,
tutup dengan adukan semen. Dinding tersebut harus dibasahi terlebih dahulu

7
Metode Pelaksanaan CV. PELANGI BARU
sebelum diplester, yang bertujuan untuk mencegah susunan bata menyerap
terlalu banyak air dari plesteran saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan maka
plesteran akan cepat kering hingga mengurangi kekuatannya dan dapat
menimbulkan retakan-retakan.Adukan untuk plesteran adalah 1 semen : 2 pasir,
dan pasir yang digunakana dalah pasir yang bersih dan halus. Pekerja membuat
adukan pada suatu wadah dangunakan volume air yang tepat. Adukan dibuat
sebanyak yang habis dipakai dalam satu jam.
Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata dari
kayu (dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar) maupun bilah
perata dari besi (dengan hasil permukaan dinding yang halus). Pekerja yang
sudah ahli yang dapat menggunakan bilah perata besi hingga menghasilkan
permukaan yang halus, karena pada permukaan tersebut bila terdapat perbedaan
sedikit saja akan tampak. Oleh sebab itu penggunaan bilah perata kayu lebih
dianjurkan walaupun akan memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan
berikanlah lapisan plesteran yang merata pada semua bagian dengan ketebalan
yang tepat. Salah satu cara untuk mendapat ketebalan yang tepat adalah
dengan membuat garis garis plesteran/patok pada dinding dengan arah
vertikal dari atas ke bawah dengan jarak 1 - 1.5m sepanjang dinding, dengan
bantuan papan/bilah perata yang dipindahkan dari satu area dinding ke area,
patok ini kemudian menjadi panduan bagi area plesteran seluruh dinding.
Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk meratakan
plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan padakedua sisinya yang dijepit
dengan menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6 mm.
Memulai pengerjaan plesteran dari atas dinding dan terus ke bawah.
Untuk menampung runtuhan sisa campuran plaster, pekerja menaruh papan kayu
dibawah dinding yang sedang diplester untuk menampung adukan-adukan
plesteran yang jatuh, adukan ini dapat digunakan kembali asalkan masih baru
(belum mengering). Pada bagian sudut pengerjaan plesteran tidak dihentikan,
diteruskan hingga 15cm ke dinding sebelahnya.
Bila kondisi memungkinkan, pengerjaan plesteran akan dilakukan secara
keseluruhan (sekaligus). Pada area dinding yang luas, dinding akan terbagi
dengan adanya kolom maupun balok sehingga akan memudahkan pengerjaan
plesteran pada daerah-daerah tersebut karena area yang diplester menjadi kecil.

2. PASANGAN PONDASI TERAS

Galian Tanah Pondasi


Untuk mendapatkan lubang yang horizontal yang rata akan di gunakan
digital waterpas (theodolite waterpass). Jika kemiringan lahan besar, maka
bangunan harus dibagi menjadi 2 bagian dengan ketinggian lantai yang berbeda,
untuk menjaga agarpondasi letaknya tidak terlalu tinggi. Tinggi permukaan
pondasi yang muncul diatas tanah, sedangkan kedalaman pondasi digali sesuai
dengan petunjuk gambar.
Gali pondasi sampai permukaan tanah keras. Pondasi harus selalu dibuat
diatas permukaan tanah keras. Pembuatan pondasi pada tanah yang lunak sering
menyebabkan pondasi tidak berfungsi baik dan mengakibatkan runtuhnya
dinding atau kolom. Dasar dari galian harus dijaga kebersihannya, bebas dari
reruntuhan sisa-sisa bahan bangunan. Jika terjadi hujan sebelum pondasi jadi,
keringkan dasar pondasi dari sisa-sisa air hujan, dan kotoran-kotoran
lainnya.Tumpuk sisa-sisa tanah dari penggalian pondasi didalam garis tapak, yang
akan digunakan kemudian untuk menimbun kembali di sekeliling lubang pondasi
dan dibawah lantai.

Urugan Kembali Bekas Galian


Tanah yang digunakan adalah tanah bekas galian, timbunan tanah tersebut
harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan menggunakan stamper kapasitas
0.5-1 ton. Elevasi atau ketinggian timbunan harus menjadi perhatian dan didasari
pada gambar kerja dan hasil pengukuran menggunakan alat ukur. Posisi elevasi
timbunan dan bahan yang digunakan harus berdasarkan spesifikasi dan atas
persetujuan Direksi, setelah dilakukan inspeksi lapangan.

Urugan Pasir Alas Pondasi


Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan pasir tersebut
juga harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan juga menggunakan stamper.
Urugan pasir juga digunakan untuk lantai kerja pasangan batu kosong. Tebal
urugan pasir dilaksanakan sesuai dengan petunjuk di lapangan (gambar bestek)

Beton Cor Lantai Kerja Pondasi


Untuk menjaga keseimbangan dan dudukan Pasangan Bata Trasram 1 : 2
yang rata maka setelah lapisan pasir urug di diberi, maka adukan beton cor lantai
kerja di tuangkan kedalam lobang pondasi. Campuran adukan lantai kereja adalah
1Pc : 3Ps : 5 Kr.

Pasangan Bata Trasram 1 : 2


Sebelum menyusun bata trasram, dibersihkan dan diratakan dahulu
permukaan lantai kerja sehingga permukaannya bersih dan rata. Dalam
pemasangan bata disini menggunakan adukan semen (perbandingan 1 semen
: 2 pasir) untuk melekatkan susunan bata. Bata direndam dahulu sebelum
dipasang sampai titik jenuh air. Hal ini untuk mencegah bata menyerap air
terlalu banyak dari adukan semen pelekatnya. Susunlah bata mulai dari tengah
dinding diantara kolom, sehingga jika terdapat retakan kecil antara kolom
dengan susunan bata tidak tampak. Susunlah bata dengan menggunakan
bantuan benang yang ditarik antar kolom (dengan bantuan water pass)
agar mendapat susunan bata yang sejajar. Ketebalan adukan semen pelekat
(spesi) antara bata maksimum 10 mm. Menggunakan susunan setengah bata
dengan ketebalan spesi vertikal sama yaitu maksimal 10 mm. Permukaan
susunan bata harus diratakan untuk memudahkan pengerjaan plesteran.

Plesteran Bata 1 : 2
Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan mengalami
pergerakan pada saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi mulai
stabil. Ini merupakan hal yang normal. Maka akan lebih baik bila memberi
plesteran pada dinding setelah semua bagian bangunan selesai, sehingga
memberi waktu bagi bagian-bagian bangunan tersebut untuk kuat dan stabil
(tidak terjadi lagi pergerakan-pergerakan).
Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-retakan pada
plesteran jika terjadi pergerakan pada bagian bangunan. Sebelum memulai
pekerjaan, pekerja membersihkan dulu dinding yang akan diplester dari kotoran
dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang yang cukup besar pada susunan bata,
tutup dengan adukan semen. Dinding tersebut harus dibasahi terlebih dahulu
sebelum diplester, yang bertujuan untuk mencegah susunan bata menyerap
terlalu banyak air dari plesteran saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan maka
plesteran akan cepat kering hingga mengurangi kekuatannya dan dapat
menimbulkan retakan-retakan.Adukan untuk plesteran adalah 1 semen : 2 pasir,
dan pasir yang digunakana dalah pasir yang bersih dan halus. Pekerja membuat
adukan pada suatu wadah dangunakan volume air yang tepat. Adukan dibuat
sebanyak yang habis dipakai dalam satu jam.
Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata dari
kayu (dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar) maupun bilah
perata dari besi (dengan hasil permukaan dinding yang halus). Pekerja yang
sudah ahli yang dapat menggunakan bilah perata besi hingga menghasilkan
permukaan yang halus, karena pada permukaan tersebut bila terdapat perbedaan
sedikit saja akan tampak. Oleh sebab itu penggunaan bilah perata kayu lebih
dianjurkan walaupun akan memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan
berikanlah
lapisan plesteran yang merata pada semua bagian dengan ketebalan yang tepat.
Salah satu cara untuk mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan membuat
garis garis plesteran/patok pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke
bawah dengan jarak 1 - 1.5m sepanjang dinding, dengan bantuan papan/bilah
perata yang dipindahkan dari satu area dinding ke area, patok ini kemudian
menjadi panduan bagi area plesteran seluruh dinding.
Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk meratakan
plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan padakedua sisinya yang dijepit
dengan menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6 mm.
Memulai pengerjaan plesteran dari atas dinding dan terus ke bawah.
Untuk menampung runtuhan sisa campuran plaster, pekerja menaruh papan kayu
dibawah dinding yang sedang diplester untuk menampung adukan-adukan
plesteran yang jatuh, adukan ini dapat digunakan kembali asalkan masih baru
(belum mengering). Pada bagian sudut pengerjaan plesteran tidak dihentikan,
diteruskan hingga 15cm ke dinding sebelahnya.
Bila kondisi memungkinkan, pengerjaan plesteran akan dilakukan secara
keseluruhan (sekaligus). Pada area dinding yang luas, dinding akan terbagi
dengan adanya kolom maupun balok sehingga akan memudahkan pengerjaan
plesteran pada daerah-daerah tersebut karena area yang diplester menjadi kecil.

D. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

1. Pasangan Bata Trasram 1 : 2


Sebelum menyusun bata trasram, dibersihkan dan diratakan dahulu permukaan
lantai kerja sehingga permukaannya bersih dan rata. Dalam pemasangan bata disini
menggunakan adukan semen (perbandingan 1 semen : 2 pasir) untuk
melekatkan susunan bata. Bata direndam dahulu sebelum dipasang sampai titik jenuh
air. Hal ini untuk mencegah bata menyerap air terlalu banyak dari adukan semen
pelekatnya. Susunlah bata mulai dari tengah dinding diantara kolom, sehingga jika
terdapat retakan kecil antara kolom dengan susunan bata tidak tampak.
Susunlah bata dengan menggunakan bantuan benang yang ditarik antar kolom
(dengan bantuan water pass) agar mendapat susunan bata yang sejajar.
Ketebalan adukan semen pelekat (spesi) antara bata maksimum 10 mm.
Menggunakan susunan setengah bata dengan ketebalan spesi vertikal sama yaitu
maksimal 10 mm. Permukaan susunan bata harus diratakan untuk memudahkan
pengerjaan plesteran.

2. Plesteran Bata 1 : 2
Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan mengalami
pergerakan pada saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi mulai stabil.
Ini merupakan hal yang normal. Maka akan lebih baik bila memberi plesteran pada
dinding setelah semua bagian bangunan selesai, sehingga memberi waktu bagi
bagian-bagian bangunan tersebut untuk kuat dan stabil (tidak terjadi lagi pergerakan-
pergerakan).
Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-retakan pada plesteran
jika terjadi pergerakan pada bagian bangunan. Sebelum memulai pekerjaan, pekerja
membersihkan dulu dinding yang akan diplester dari kotoran dan debu, dan bila
terdapat lubang-lubang yang cukup besar pada susunan bata, tutup dengan adukan
semen. Dinding tersebut harus dibasahi terlebih dahulu sebelum diplester, yang
bertujuan untuk mencegah susunan bata menyerap terlalu banyak air dari plesteran
saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan maka plesteran akan cepat kering hingga
mengurangi kekuatannya dan dapat menimbulkan retakan-retakan.Adukan untuk
plesteran adalah 1 semen : 2 pasir, dan pasir yang digunakana dalah pasir yang bersih
dan halus. Pekerja membuat adukan pada suatu wadah dangunakan volume air yang
tepat. Adukan dibuat sebanyak yang habis dipakai dalam satu jam.
Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata dari kayu
(dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar) maupun bilah perata dari
besi (dengan hasil permukaan dinding yang halus). Pekerja yang sudah ahli yang
dapat menggunakan bilah perata besi hingga menghasilkan permukaan yang halus,
karena pada permukaan tersebut bila terdapat perbedaan sedikit saja akan tampak.
Oleh sebab itu penggunaan bilah perata kayu lebih dianjurkan walaupun akan
memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan berikanlah lapisan plesteran
yang merata pada semua bagian dengan ketebalan yang tepat. Salah satu cara untuk
mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan membuat garis garis plesteran/patok
pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke bawah dengan jarak 1 - 1.5m sepanjang
dinding, dengan bantuan papan/bilah perata yang dipindahkan dari satu area dinding
ke area, patok ini kemudian menjadi panduan bagi area plesteran seluruh dinding.
Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk meratakan
plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan padakedua sisinya yang dijepit dengan
menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6 mm.
Memulai pengerjaan plesteran dari atas dinding dan terus ke bawah. Untuk
menampung runtuhan sisa campuran plaster, pekerja menaruh papan kayu dibawah
dinding yang sedang diplester untuk menampung adukan-adukan plesteran yang
jatuh, adukan ini dapat digunakan kembali asalkan masih baru (belum mengering).
Pada bagian sudut pengerjaan plesteran tidak dihentikan, diteruskan hingga 15cm ke
dinding sebelahnya.
Bila kondisi memungkinkan, pengerjaan plesteran akan dilakukan secara
keseluruhan (sekaligus). Pada area dinding yang luas, dinding akan terbagi dengan
adanya kolom maupun balok sehingga akan memudahkan pengerjaan plesteran pada
daerah-daerah tersebut karena area yang diplester menjadi kecil.

3. Pasangan Bata 1 : 4
Sebelum menyusun bata, dibersihkan dan diratakan dahulu permukaan sloof
sehingga permukaannya bersih dan rata. Dalam pemasangan bata disini menggunakan
adukan semen (perbandingan 1 semen : 4 pasir) untuk melekatkan susunan bata.
Bata direndam dahulu sebelum dipasang sampai titik jenuh air. Hal ini untuk mencegah
bata menyerap air terlalu banyak dari adukan semen pelekatnya. Susunlah bata mulai
dari tengah dinding diantara kolom, sehingga jika terdapat retakan kecil antara
kolom dengan susunan bata tidak tampak. Susunlah bata dengan menggunakan
bantuan benang yang ditarik antar kolom (dengan bantuan water pass) agar
mendapat susunan bata yang sejajar. Ketebalan adukan semen pelekat (spesi) antara
bata maksimum 10 mm. Menggunakan susunan setengah bata dengan ketebalan spesi
vertikal sama yaitu maksimal 10 mm. Permukaan susunan bata harus diratakan untuk
memudahkan pengerjaan plesteran.

4. Plesteran 1 : 4
Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan mengalami
pergerakan pada saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi mulai stabil.
Ini merupakan hal yang normal. Maka akan lebih baik bila memberi plesteran pada
dinding setelah semua bagian bangunan selesai, sehingga memberi waktu bagi
bagian-bagian bangunan tersebut untuk kuat dan stabil (tidak terjadi lagi
pergerakan- pergerakan).Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-
retakan pada plesteran jika terjadi pergerakan pada bagian bangunan. Sebelum
memulai pekerjaan, pekerja membersihkan dulu dinding yang akan diplester dari
kotoran dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang yang cukup besar pada
susunan bata, tutup dengan adukan semen. Dinding tersebut harus dibasahi
terlebih dahulu sebelum diplester, yang bertujuan untuk mencegah susunan bata
menyerap terlalu banyak air dari plesteran saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan
maka plesteran akan cepat kering hingga mengurangi kekuatannya dan dapat
menimbulkan retakan-retakan.Adukan untuk plesteran adalah 1 semen : 2 pasir, dan
pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih dan halus. Pekerja membuat adukan
pada suatu wadah dan gunakan volume air yang tepat. Adukan dibuat sebanyak yang
habis dipakai dalam satu jam.
Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata dari kayu

13
Metode Pelaksanaan CV. PELANGI BARU
(dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar) maupun bilah perata dari
besi

14
Metode Pelaksanaan CV. PELANGI BARU
(dengan hasil permukaan dinding yang halus). pekerja yang sudah ahli yang
dapat menggunakan bilah perata besi hingga menghasilkan permukaan yang halus,
karena pada permukaan tersebut bila terdapat perbedaan sedikit saja akan
tampak. Oleh sebab itu penggunaan bilah perata kayu lebih dianjurkan walaupun
akan memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan. Berikan lapisan plesteran
yang merata pada semua bagian dengan ketebalan yang tepat. Salah satu cara untuk
mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan membuat garis garis plesteran/patok
pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke bawah dengan jarak 1 - 1.5m
sepanjang dinding, dengan bantuan papan/bilah perata yang dipindahkan dari satu
area dinding ke area, patok ini kemudian menjadi panduan bagi area plesteran seluruh
dinding.
Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk meratakan
plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan pada kedua sisinya yang dijepit dengan
menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6mm. Memulai pengerjaan plesteran dari atas
dinding dan terus ke bawah. Untuk menampung runtuhan sisa campuran plaster,
pekerja menaruh papan kayu dibawah dinding yang sedang diplester untuk
menampung adukan-adukan plesteran yang jatuh, adukan ini dapat digunakan kembali
asalkan masih baru (belum mengering). Pada bagian sudut pengerjaan plesteran tidak
dihentikan, diteruskan hingga 15 cm ke dinding sebelahnya. Bila kondisi
memungkinkan, pengerjaan plesteran akan dilakukan secara keseluruhan sekaligus).
Pada area dinding yang luas, dinding akan terbagi dengan adanya kolom maupun
balok sehingga akan memudahkan pengerjaan plesteran pada daerah-daerah tersebut
karena area yang diplester menjadi kecil.

E. PEKERJAAN BETON
BERTULANG

Pekerjaan Beton Bertulang meliputi :


1. Pondasi Tapak Beton Bertulang
2. Sloof 20 x 30 cm
3. Kolom Induk 20 x 27 cm
4. Kolom 20 x 20 cm
5. Kolom Praktis 13 x 13 cm
6. Ring Balok 15 x 30 cm
7. Balok Latai 13 x 20 cm
8. Balok Top Gevel 13 x 15 cm

Untuk semua pengecoran item struktur (Pondasi Tapak, Sloof, Kolom, Balok Latai,
Ring Balok, dan Balok Top Gevel) digunakan bekisting kayu yang dilapisi bagian dalam
dengan multipleks, dengan perkuatan stutwerk dan perancah menggunakan balok.
Pelaksanaan pengecoran beton bertulang, dimulai dengan memasang besi yang
telah dirakit pada posisi konstruksi. Selanjutnya dipasang beton tahu pada sekeliling
pembesian. Berikutnya pemasangan bekisting yang telah dilapisi oleh oli/pelumas pada
bagian permukaan serta pemasangan stutwerk/pengaku.

Pastikan bahwa posisi pemasangan pembesian dan bekisting/stutwerk benar-benar


tegak lurus dan leveling, lapisan permukaan area yang akan dicor benar-benar bersih
(tidak terdapat potongan kayu, potongan kawat beton, dan kotoran lainnya).

Selanjutnya Supervisor Konstruksi mengajukan permohonan (Requst for Checking


dan Request for Works) untuk dilakukan inspeksi oleh Direksi Lapangan untuk pekerjaan
pemasangan besi dan bekisting, berikut izin untuk melakukan pengecoran beton.

Beton yang digunakan memenuhi spesifikasi teknis dan juga telah mendapat
persetujuan Direksi Lapangan. Mutu dan karakteristik beton yang digunakan harus
sesuai dengan item struktur yang tertera dalam kontrak, kecuali jika ada perubahan
di lapangan atas persetujuan Direksi Lapangan.

Setelah Kontraktor mendapat izin untuk pengecoran, maka dipersiapkan tenaga kerja
dan alat/peralatan pengecoran (seperti pompa air, talang beton/corong, penggetar
beton, Concrete pump, Molen).

Struktur beton bertulang untuk pekerjaan konstruksi ini terdiri dari:

Pondasi Tapak Beton Bertulang


Sloof 20 x 30 cm
Kolom Induk 20 x 27 cm
Kolom 20 x 20 cm
Kolom Praktis 13 x 13 cm
Ring Balok 15 x 30 cm
Balok Latai 13 x 20 cm
Balok Top Gevel 13 x 15 cm

Lingkup pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan item pekerjaan garis mutu, dan
dimensi sesuai petunjuk dalam gambar kerja. Semua penggunaan bahan/material dan
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis (PBBI: NI-2, 1971; SII; SNI; ACI;
AASHTO; dan ASTM). Mutu beton yang direkomendasikan yang tertuang dalam
spesifikasi teknis.
Sebelum dilakukan pekerjaan beton bertulang, terlebih dahulu Kontraktor akan
mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Beberapa bagian yang harus dipersiapkan oleh Kontraktor adalah sbb:

Daftar dan diagram penulangan, yang menunjukkan pembengkokan, kait,


sambungan, dan over laping.
Bentuk, dimensi dan kekuatan cetakan/bekisting dan stutwerk.
Metode pengecoran, yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan, penggunaan
peralatan dan alat kerja.
Pemeliharaan beton

Semua material (semen, air, agregat halus/pasir, agregat kasar/kerikil, besi, dan bahan
tambahan lainnya) yang digunakan harus berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar
kerja.

Prosedure
Kerja:

Semua besi dipotong, dibengkokkan, dan dirakit sesuai dengan gambar kerja.
Pekerjaan ini dilakukan secara rutin di workshop hingga kebutuhan volume
telah mencukupi. Pekerjaan ini dilakukan oleh 3 Group Pembesian yang
sesuai dengan jumlah pekerjaan yang akan dikerjakan yang terdiri dari 4
orang pekerja, 2 orang tukang besi, dan 1 orang kepala tukang besi.
Pengawasan dilakukan oleh Pengawas dan Mandor, serta design
ukuran/dimensi potongan disiapkan oleh Site Manager.
Diwaktu yang bersamaan Group Bekisting/Perancah mempersiapkan
bekisting/formwork untuk penutup/cover pengecoran beton. Group ini terdiri
dari 4 orang pekerja, 2 orang tukang dan 1 orang kepala tukang. Site
Manager Kontraktor akan mempersiapkan dimensi bekisting berdasarkan

gambar kerja dan atas persetujuan Direksi Lapangan .

F. PEKERJAAN LANTAI

1. Timbunan Tanah Bawah Lantai


Tanah yang digunakan adalah tanah timbun biasa yang didatangkan ke lokasi
pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck, timbunan tanah tersebut juga harus
dipadatkan agar tidak terjadi longsor dikemudian hari, pemadatan dapat dilakukan
menggunakan stamper dan penyiraman dengan air. Elevasi atau ketinggian
timbunan juga harus menjadi perhatian dan didasari pada gambar kerja dan hasil
pengukuran menggunakan alat ukur.
2. Urugan Pasir Bawah Lantai dan Pondasi
Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan pasir tersebut juga
harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan juga menggunakan stamper serta
disarami air. Pasir yang digunakan harus bersih dari kotoran sampah dll.

3. Beton Tumbuk Dibawah Lantai Dalam dan Luar t = 7 cm


Adukan rabat beton(1 semen: 3 pasir: 5 kerikil) adalah untuk lantai dalam dan
selasar bangunan. Setelah Adukan rabat beton selesai dicampur dituangkan pada
lantai kerja kemudian ratakan permukaannya dengan bilah perata untuk
mendapatkan hasil permukaan lantai yang datar dan halus.
Memisahkan rabat beton tersebut perbagian; ruangan dan selasar sehingga
memiliki slab lantai yang terpisah. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
retakan pada lantai. Sebagai sambungan kedua slab lantai tersebut gunakan
sambungan V diantara slab beton.
Pada lantai rabat beton, untuk mencapai kekuatan maksimal sebaiknya beton
dibiarkan hingga mencapai kekuatan maksimal setidaknya selama 2minggu (proses
curing). Tutupi dengan kantong semen atau lembaran plastik dan jagalah
kelembapannya dengan cara diperciki air setidaknya satu kali setiap hari selama 2
minggu. Jika beton terlalu cepat kering akan mengurangi kekuatannya dan
memperbesar kemungkinan terjadinya retakan.

4. Acian Lantai
Acian lantai dikerjakan di atas permukaan lantai yang kasar, sebelum pengacian
dilakukan terlebih dahulu permukaan yang hendak diaci dibersihkan dari kotoran dll,
hal ini dilakukan agar permukaan yang akan diaci rapi dan halus.

G. PEKERJAAN RANGKA ATAP

1. Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan


Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah baja ringan dengan ukuran
C.100 dan Reng U.50. sebelum ranga baja dipotong terlebih dahulu diukur dan
dipotong. Gunakan ukuran rangka baja yang pertama sebagai contoh untuk
memotong yang berikutnya sehingga potongan untuk rangka atap tersebut memiliki
ukuran yang sama. Ukur dan potong rangka baja ringan untuk batang miring yang
akan dipasang pada kerangka atap.
Pasang bagian kerangka kuda-kuda atap tersebut di bawah sebelum ditaruh
pada bagian atas kolom untuk memastikan bagian kerangka kuda-kuda tersebut telah
mempunyai ukuran yang tepat dan dapat dipasang dengan baik, setelah itu bongkar
kembali dan simpan. Simpan bagian-bagian kerangka atap tersebut dan disimpan
dalam keadaan terlindung dan tertutup. disiapkan pula tiang penahan sementara
(scaffolding) untuk pembuatan
atap.
Penahan sementara ini dapat terbuat dari bambu, kayu, dsb (pada beberapa
daerah telah terdapat scaffolding yang terbuat dari pipa besi yang dapat diatur
jarak dan ketinggiannya).
Sebelum memasang rangka atap kuda-kuda, bersihkan bagian atas dari
kolom beton dan pastikan ketinggiannya telah sejajar antara satu kolom dengan yang
lain. Pastikan bagian atas antara kolom dipinggir dan tengah bangunan telah sesuai
dengan ukuran rangka atap yang akan dipasang. Dirikan rangka atap dengan
bantuan penahan sementara (scaffolding) yang bertumpu pada tanah.
Pasang terlebih dahulu kedua batang miring kayu pada bagian kiri-kanan
bangunan dan bentangkan benang (tali kecil) antara batang miring sebelah kanan
dengan batang miring sebelah kiri, benang ini akan menjadi acuan bagi pemasangan
batang miring lainnya yang berada di bagian tengah atap. Pada beberapa kasus
pada bagian batang miring di kiri-kanan bangunan inidapat dibuat dari beton
bertulang dengan lebih dulu memasang susunan bata pada bagian dinding kiri -
kanan bangunan tersebut.
Kemudian pasang rangka baja ringan balok atap di bagian tengah bangunan
yang bertumpu pada kolom, pastikan balok tersebut telah horizontal (dengan
bantuan waterpass). Setelah balok ditaruh pada kolom, pasang bagian-bagian
kuda- kuda atap berikutnya, pastikan letak bagian-bagian tersebut telah dapat
dipasang dengan baik (batang vertikal, dsb). Sesuaikan letak dan ketinggian
(dinaikkan, diturunkan, dsb) dari rangka atap bagian tengah (batang miring, dsb)
dengan meng gunakan benang yang telah dibentangkan sebelumnya sebagai acuan.
Sambung bagian-bagian rangka kayu rangka atap tersebut
Ikat bagian kuda-kuda atap tersebut pada kolom dengan cara
membengkokkan besi tulangan yang muncul dari ujung kolom beton
(stek/starter bars)tersebut sehingga membentuk ikatan yang mengikat balok kayu
tersebut pada kolom. Jika telah terpasang baut angkur maka bagian balok dan kaki
kuda-kuda kayu dibor terlebih dahulu untuk sehingga angkur dapat menembus
bagian kayu rangka kuda-kuda tersebut kemudian dipasang mur.
Pada saat rangka kuda-kuda atap telah terpasang dengan baik, maka gording
rangka baja ringan yang akan menjadi tempat pemasangan lembaran atap dapat
dipasang. Jarak maksimum antar balok gording adalah 60cm. Gording tersebut harus
keluar melewati batang miring paling luar sejauh minimal 80cm, jarak yang
sesungguhnya tergantung pada panjang bangunan dan jumlah lembaran penutup
atap yang akan digunakan.
2. Listplank Papan Reuter 2,5 x 30 cm
Papan listplank menggunakan Papan Kayu Kelas II dengan ukuran 2,5 x 30 cm,
permukaan kayu terlebih dahulu dibersihkan atau dirapikan dengan menggunakan
mesin ketam. Setelah permukaan kayu listplank sudah bersih dan rapi maka dilakukan
pengreuteran. Bentuk reuter yang dibuat pada papan listplank diikuti petunjuk
gambar dan konsultan pengawasan yang ditunjuk.

H. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

1. Penutup Atap Seng Genteng Metal


Pada saat pemasangan penutup atap perlu diperhatikan jarak tumpang tindih
(overlap) antar lembaran atap.Jarak ini harus cukup untuk menghindari kebocoran.
Pada bagian ata sbawah lembaran atap yang saling tumpang tindih (overlap), jaraknya
minimal 20cm. Sedangkan untuk bagian sisi kiri-kanannya yang saling tumpang tindih
(overlap) mempunyai jarak antara 1 sampai 2 gelombang lembaran atap, tergantung
jenis dan ukuran lembar penutup atap yang digunakan.
Lubang-lubang untuk paku pemasangan harus dibor terlebih dahulu, dan
ujung-ujung lembaran atap yang bertumpang-tindih (overlap) dipotong 450 dapat
diletakkan dan dipasang dengan baik. pada saat memotong dan membor harus sangat
hati-hati, untuk menghindari keretakan serta gunakan selalu penutup hidung untuk
menghindari debu-debu bijih seng masuk ke dalam paru-paru.
Pasang gording bagian paling atas dan paling bawah terlebih dahulu dengan
menggunakan klos (spacers) kayu. Kemudian bentangkan benang pembantu secara
diagonal dari ujung kiri atas ke ujung kanan bawah, dan dari ujung kiri bawah ke ujung
kanan atas untuk memeriksa atap telah rata, lurus, dan sejajar. Benang ini harus
bersentuhan pada bagian tengahnya yang berarti pemasangan telah sejajar, jika belum
bersentuhan maka perlu diatur lagiletak gording paling atas dan bawah tersebut
dengan menggunakan kloskayu hingga letaknya benar. Gording berikutnya kemudian
dapat dipasang dengan mengikuti benang acuan tadi. Semua gording dipasang dengan
menggunakan klos reng U.50.
Setelah itu tentukan garis batas pinggir atap bagian miring dengan
menggunakan bantuan benang. Pertama tentukan jarak keluar atap pada bagian miring
rangka atap, setelah didapat jarak tersebut (minimum 5cm) bentangkan benang dari
bagian gording paling bawah ke bagian gording paling atas pada kedua sisi kiri kanan
bagian miring tersebut, benang ini akan menjadi acuan batas lembaran penutup atap
pada bagian miring atap tersebut.

2. Rabung Seng Genteng Metal

Setelah pekerjaan atap dilakukan, maka pekerjaan rabung seng genteng metal
dipasang. Pemasangan rabung seng genteng metal dimulai dari permukaan yang
paling ujung/bawah dengan melakukan gerakan mundur. Pemasangan rabung seng
genteng metal harus lurus, supaya rabung yang dipasang lurus harus diberi batuan
benang yang diikatkan kedua sisi yang hendak dipasang.

I. PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaa Palfond meliputi :
1. Plafond Plywood T = 6 mm (dalam)
2. Rangka Plafond (dalam)
3. Plafond Plywood T = 6 mm (luar)
4. Rangka Plafond (luar)
5. List Profil Kayu 5/5 cm

Pada pekerjaan pemasangan plafond menggunakan langit-langit (plafond)


yang rata horizontal, maka pasang balok penggantung tepat dibawah kuda-kuda atap.
Kemudian memasang kayu rangka penempel langit-langit (plafond) utama
membentang dari ujung atas dinding ke ujung atas dinding diseberangnya. Setelah
kayu utama tersebut dipasang, maka dipasangkan juga kayu rangka penempel
plafond dibawah kayu utama tadi dengan jarak antar kayu tersebut 60 cm. Kayu tadi
juga dipasang pada sekeliling dinding ruangan bagian atas.
Setelah rangka penempel panel langit-langit (plafond) dipasang maka
lembaran panel langit-langit (plafond) dapat dipasang. Bahan yang umum
digunakan adalah lembaran plywood (ketebalan 6 mm). Kemudian setelah lembar
plafond siap terpasang, pada bagian pinggirnya diberikan list plafond.

J. PEKERJAAN KAYU KUSEN PINTU DAN JENDELA

Pekerjaan Kusen yang dilakukan adalah :

1. Pintu Type PJ. 1 (2 unit)


- Kusen Pintu Kayu dan Ventilasi 6/13 cm
- Daun Pintu Panel Ukuran 60 x 210 cm
- Jendela Kaca Mati 5 mm Ukuran 39 x 50 cm
- Papan Jalusi

2. Pintu Type P.1 (2 unit)


- Kusen Pintu Kayu dan Ventilasi 6/13 cm
- Daun Pintu Panel Ukuran 60 x 210 cm
- Jendela Kaca Mati 5 mm Ukuran 39 x 50 cm
- Papan Jalusi

3. Pintu Type P.2 (5 unit)


- Kusen Pintu Kayu dan Ventilasi 6/13 cm
- Daun Pintu Panel Ukuran 80 x 210 cm
- Papan Jalusi

4. Pintu Type P.3 (4 unit)


- Kusen Pintu Kayu dan Ventilasi 6/13 cm
- Daun Pintu Panel Ukuran 70 x 210 cm
- Papan Jalusi

5. Jendela Type J.1 (9 unit)


- Kusen Pintu Kayu dan Ventilasi 6/13 cm
- Daun Jendela Kaca 5 mm Ukuran 60 x 80 cm
- Jendela Kaca Mati 5 mm Ukuran 33 x 60 cm
- Papan Jalusi

6. Jendela Type J.2 (3 unit)


- Kusen Pintu Kayu dan Ventilasi 6/13 cm
- Daun Jendela Kaca 5 mm Ukuran 60 x 80 cm
- Jendela Kaca Mati 5 mm Ukuran 33 x 60 cm
- Papan Jalusi

7. Ventilasi Type V.1 (3 unit)


- Kusen Pintu Kayu dan Ventilasi 6/13 cm
- Papan Jalusi

8. Ventilasi Tembok Layar (2 unit)


- Kusen Pintu Kayu dan Ventilasi 6/13 cm
- Papan Jalusi

Pemasangan rangka (kusen) pintu dan jendela dapat dilakukan pada saat
penyusunan dinding bata. Pemasangan rangka (kusen) pintu/jendela tersebut bersamaan
dengan penyusunan dinding bata maka harus dilakukan pemasangan besi angkur 100 mm
yang dimasukkan ke dalam rangka kayu dari sisi luar rangka (jangan sampai menembus
kayu agar tidak terlihat dari luar) yang diletakkan diantara susunan batayang berfungsi
memperkuat pemasangan rangka pintu/jendela tersebut pada dinding. Hal ini harus
dipastikan bahwa rangka tersebut telah lurus dan sejajar (dengan bantuan waterpass).
Jika rangka (kusen) pintu dipasang setelah dinding selesai, dapat menggunakan
potongan kayu yang telah dipasang pada kolom/ring balok. Maka rangka (kusen)
pintu/jendela tersebut disekrup pada potongan kayu ini setelah itu bagian depan sekrup
tersebut diberi dempul sehingga tidak tampak dari luar, pastikan dahulu bahwa rangka
tersebut telah lurus dan sejajar (dengan bantuan waterpass). Jika potongan kayu
tersebut belum dipasang pada kolom/ring balk, maka kolom/ring balk tersebut dapat
dibor dan dipasang rumah sekrup dari plastik atau dapat pula rangka (kusen)
jendela/pintu tersebut dipasang dengan menggunakan paku beton yang langsung
menembus rangka (kusen) kayu dan dinding bata setelah itu diberi dempul pada bagian
permukaannya untuk menutupi paku beton tersebut.
Baik pintu maupun jendela dirancang memiliki bukaan ventilasi berupa jalusi yang
terbuat dari kayu pada bagian atasnya. Jendela ruang kelas yang menghadap bagian
muka bangunan (pada area teras) memiliki ukuran yang berbeda dari jendela pada
bagian belakang bangunan. Jendela pada bagia nmuka bangunan memiliki ketinggian
dinding dibawah jendela yang lebih
Baik rangka (kusen) pintu maupun jendela harus dibuat di lokasi pembangunan
(bengkel Kerja) mengikuti gambar kerja yang telah dibuat. Sesuaikan ukuran rangka
tersebut dengan keadaan di lapangan. Buatlah rangka (kusen) pintu/jendela ini pada
daerah yang terlindung (memiliki atap). Kerangka (kusen) pintu/jendela ini pada Saat
pemasangan harus menggunakan penguat (penahan) sementara pada bagian bawahnya
untuk memastikan bahwa letaknya sudah benar dan tidak bergeser lagi pada saat
dipasang.
Untuk menghindari kerusakan pada pintu, hindari memasang daun pintu sebelum
bangunan selesai, hanya rangka (kusen) pintu/jendela saja yang dipasang. Pintu
dirancang dengan daun pintu kayu yang mengayun ke arah luar ruangan (bukan pintu
geser karena cepat rusak) dan jenis jendela ayun keluar dengan panel kaca dan rangka
kayu. Semua pintu dan jendela dibuat dari bahan yang berkualitas baik, haluskan dahulu
permukaan kayu untuk rangka pintu/jendela dan daun pintu dengan amplas sebelum
dipasang.
Kaca yang digunakan untuk jendela adalah kaca dengan ketebalan 5 mm. Pada
saat memesan kaca tersebut diukur dahulu ukuran kusen (rangka) jendela dan
ditambahkan 5 mm pada sekeliling ukuran dimensinya agar panel kaca tersebut dapat
dipasang dengan mudah dan kokoh pada rangka (kusen).
K. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
Pekerjaan ini terdiri dari :
1. Sloot Pintu Double
2. Pengangan Pintu Double
3. Kunci Tanam 2 Slaag
4. Engsel Pintu 4 Inch
5. Engsel jendela 3 Inch
6. Grendel Jendela
7. Hak Angin Jendela
8. Tarikan Jendela

Setelah daun pintu dan jendela siap maka dilaksanakan pemasangan asesories
anatara lain: Sloot Pintu Double, Penganggan Pintu Double, Kunci Tanam 2 Slaag, Engsel
Pintu, Engsel Jendela, Grendel Jendela, Hak Angin Jendela dan Tarikan Jendela. Pada
tahap pekerjaan ini dilakukan paling terakhir agar tidak menggangu proses pekerjaan
lain, dan pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli dibidangnya, pemasangan
ini juga memerlukan baut dan paku sekrup.

L. PEKERJAAN
PENGECATAN

Pekerjaan Pengecatan meliputi :


1. Cat Tembok 3 x (L/D)
2. Cat Plafond Multiplex/Plywood dan List Profil
3. Cat Mengkilat Listplank Kayu
4. Cat Mengkilat Kusen Pintu/Jendela/Ventilasi
5. Cat Mengkilat Daun Pintu/Jendela

Cat yang digunakan adalah cat berbahan dasar air (emulsion), menggunakan
air bersih untuk membersihkan kuas, jika menggunakan cat minyak (oil paint)
menggunakan larutan terpentine (thinner) untuk membersihkan kuas.
Pengecatan dapat dilakukan dengan menggunakan rangka tumpuan maupun
tangga. Pekerja pengecatan harus hati-hati dalam menggunakan tangga titian dalam
prosespengecatan. Pastikan sudutnya membentuk perbandingan 1 : 4, contohnya jika
tangga berukuran 4 m, maka jarak ujung bawah tangga dari dinding adalah 1m.
Pada saat plesteran dinding telah selesai dikerjakan dantelah mencapai
keadaan terbaiknya, proses pengecatan dinding dapat dilakukan.
Dinding harus dicat menggunakan cat emulsion yangbaik kualitasnya.
Lapisan cat dasar terbuatdari cat emulsion yang dicampur denganair bersih sebanyak
20%.Cat
emulsion sebanyak 5 liter akan menutupi luas area dinding sekitar 30m2 (dengan
satu lapisan cat). Untuk mengurangi biaya perawatan, bagian bawah dinding (kira-
kira hingga ke bagian bawah ambang jendela sekitar 120cm pada bagian muka
bangunan/teras) dapat dilakukan pengecatan dengan menggunakan cat mengkilat
(gloss paint) untuk memberi lapisan cat yang kuat dan dapat dicuci (tahan
air).pintu dan jendel a terbuat dari kayu yang baikkualitasnya maka untuk hasil
akhir dapat ditampakkan(expose) dengan menggunakan lapisan cat minyak.Pertama-
tama bagian kayu tersebut harus diamplas untuk menghaluskan permukaannya,
kemudian beri lapisan dasar berupa campuran vernish dan 10% terpentine.
Setelahitu beri cat minyak sebagai hasil akhir (finishing),jangan lupa untuk
mengamplas permukaan setiap satulapisan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengecatan adalah :
Hindari melakukan pengecatan pada permukaan yang kotor atau berminyak,
karena akan memakan waktu lama pada saat pengeringan cat dan hasil akhir
permukaan cat akan terlihat tidak bagus.
Persiapkan keadaan permukaan yang akan dicat dengan dibersihkan, dicuci, dsd
Hindari menyapu lantai sebelum atau pada saat melakukan proses pengecatan,
debu dan kotoran yang timbul akan merusak hasil pengecatan.
Jangan menggunakan kuas cat (jenis roll maupun konvensional) yang sudah lama
atau yang kurang baik karena akan mempengaruhi hasil akhir pengecatan
menjadi tidak bagus.
Lakukan selalu pengamplasan permukaan setiap kali satu lapisan cat selesai
dikerjakan sebelum mengerjakan lapisan berikutnya.
Hindari penggunaan bahan pengencer yang terlalu banyak pada campuran cat.
Bacalah petunjuk pengecatan yang ada pada kaleng cat yang digunakan.

M. PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH/KOTOR

Pekerjaan ini meliputi :


1. Instalasi Pipa Air Bersih PVC AW dan Asesories
2. Instalasi Pipa Air Bersih PVC 1 AW dan Asesories
3. Pengadaan dan Pasang Kran Air Stainless Stell
4. Instalasi Pipa Air Kotor 3 AW Wavin dan Asesories
5. Instalasi Pipa Air Kotor 4 AW Wavin dan Asesories
6. Klosed Jongkok
7. Kran Air
8. Tempat Sabun
9. Pipa Penguras Bak dari Kuningan
10. Floor Drain Stainless Stell
11. Box Kontrol
12. Septictank dan Resapan

Instalasi pipa air bersih harus ditanam didalam dindingdimana pipa tersebut ter
lindungi, adapun proses instalasi sanitair adalah seperti berikut ini :
Pada tahap pekerjaan Septic tank dan rembesannya harus memiliki jarak minimal 3 meter
dari bangunan sehingga jika terjadi kebocoran septic tank, keadaan tanah pada bagian
pondasi bangunan tidak mengalami kelembapan yang dapat menyebabkan penurunan
pondasi. Akan sangat berguna bila septictank memiliki akses bukaan pada tanah diatas
pipa saluran air kotor dari toilet sebelum masuk ke septic tank, untuk memudahkan
pekerjaan perbaikan bila ter jadi penyumbatan. Akses bukaan ini juga harus ada setiap
jarak 6m (jika septictank jauh letaknya) atau pada pipa yang membelok (jika ada). Semua
bukaan ini harus memiliki tutup yang dapat dibuka terbuat dari semen

Instalasi Pipa Air Bersih PVC dan PVC 1


Persyaratan bahan :
a. Pipa air bersih adalah PVC dengan testing Pressure 15 kg/cm2, produk danmerk
akan di tentukan kemudian, dimensi pipa sesuai dengan gambar kerja.
b. Fitting harus dari pabrik yang sama (direkomendasikan untuk itu)
c. Perlengkapan lainnya (stop kran, valve, clean out dan sebagainya) disesuaikan
dengan kebutuhan, produk/merk akan ditentukan kemudian.

Pelaksanaan :
a. Pemasangan instalasi-instalasi air bersih akan dilakukan oleh tenaga yang ahli
dibidangnya
b. Kami akan menyiapkan shop drawing sebelum pekerjaan dimulai dan membuat
asbuilt sesuai dengan apa yang dipasang
c. Pengyambungan pipa dengan menggunkan lem sehingga kuat dan tahan terhadap
tekanan air
d. Pemasangan dan penyambungan pompa dan segala perlengkapannya sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
e. Pipa-pipa air yang sudah terpasang baru akan ditimbun/ditutup, setelah disetujui
oleh site engineer dan pemasangn pupa didalam ruangan bersifat inbaw.
f. Semua instalasi air bersih akan kami test dengan perconbaan tekanan 6 Atm
selama minimal 24 jam terus menerus atas persetujuan lain dari site aengineer.
Kran Air Stainless Stell
Ruang Lingkup

a. Meliputi seluruh pekerjaan, perlengkapan, bahan-bahan dan peralatan bantu


yang dibutuhkan untuk keperluan sanitasi atau plambing.
b. Pekerjaan instalasi air bersih, lengkap peralatan bantu sesuai gambar rencana
dan kebutuhan.

Syarat-syarat

a. Bahan yang digunakan kwalitas yang terbaik


b. Sebelum mendatangkan barang kelokasi, kami akan memperlihatkan contoh
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan direksi
c. Untuk pekerjaan instalasi memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam peraturan
plumbing Indonesia.
d. Pelaksanaan pekerjaan Instasi silaksanakan oleh instruktur yang dapat persetujuan
dari direksi/Pengawas.

Instalasi Pipa Air Kotor 3 dan 4 AW Wavin


Persyaratan Bahan.
a. Pipa air kotor adalah PVC, Kelas AW, tekanan kerja 8 kg/cm2, sdimensi pipa
sesuai dengan gambar, produk dan merk ditentukan kemudian.
b. Septitank dan resapan terbuat dari buis beton, dimensi dan spesifikasi sesuai
dengan gambar rencana.

Pelaksanaan :
a. Pemasangan pipa instalasi air kotor horizontal dan mempunyai kemiringan kearah
pembuangan minimum 2 %
b. Pipa saluran air kotor dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak ada hawa busuk
yang keluar dari pipa tersebut. Dan tidak ada rngga udara.
c. Pipa saluran air kotor dan asmbunagn-sambungan akan dibuat dengan rapi, kuat
dan cermat, sehingga menjamin bahwa air kotor/buangan dapat mengalir dengan
lancar.
d. Sebelum semua pekerjaan instalasi air kotor diserahkan akan dilakukakn
pengetesan terhadap kelancaran dan ada tidaknya kebocoran pada saluran.

Pembuatan Septictank dan Resapan

Pada tahap pekerjaan Septic tank dan rembesannya harus memiliki


jarakminimal 3 meter dari bangunan sehinggajika terjadi kebocoran septic tank,
keadaan tanahpada bagian pondasi bangunan tidak mengalamikelembapan yang
dapat menyebabkan penurunanpondasi.

Akan sangat berguna bila septic tankmemiliki aksesbukaan pada tanah diatas
pipa saluran air kotordari toilet sebelum masuk ke septic tank, untukmemudahkan
pekerjaan perbaikan bila ter jadipenyumbatan. Akses bukaan ini juga harus ada
setiap jarak 6m (jika septic tank jauh letaknya) ataupada pipa yang membelok (jika
ada). Semua bukaanini harus memiliki tutup yang dapat dibuka terbuatdari semen.

Bahan yang digunakan adalah :


- Batu bata merah
- Pasir pasang
- Semen portlan
- Kerikil
- Besi beton
- Batu gunung
- Campuran Kerikil
- Ijuk
- Pipa dan
- Tanah urug

Pelaksanan pembuatannya sama dengan pelaksanaan membuat dinding bata kedap


air serta lantai batu kedap air. Jadi pasangan bata adukan 1 semen 2 pasir. Adapun
tutup septicktank dari plat beton bertulang yang pembuatannya dilakukan dapat
diluar ( pra cetak ) atau langsung diatas septictank dengan papan acuan yang tidak
diperlukan dibongkar, satu dan lain hal agar ditentukan oleh pengawas. Batu bata
harus diplester dengan adukan 1 : 2 baik dari sisi dalam maupun luar. Untuk
membuat resapan air kotor dari septictank dan kamar mandi, bahan pokoknya adalah
batu belah, pasir dan ijuk.

N. PEKERJAAN INSTALASI
LISRTIK
Pekerjaan instalasi arus listrik dikerjakan oleh mekanik yang ahli pada bagian
kelistrikan, hal itu dilakukan agar menghidari hal-hal yang tidak diinginkan, proses
instalasi ini dilakukan sesuai dengan gambar dan disetujui oleh direksi. Material-material
yang digunakan dipesan langsung dari daerah setempat agar proses pengangkutannya
tidak lama. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
1. Box Sekering + MCB
2. Lampu TL 20 Watt dan Lampu HE 18 Watt
3. Instalasi Titik Penerangan, Instal termasuk kabel NYA 2,5 mm dalam pipa PVC, fitting
lampu dan kelengkapan terpasang
4. Instalasi Titik Kontak, Instal termasuk kabel NYA 2,5 mm dalam pipa PVC, kotak-kotak
dan kelengkapan instalasi terpasang
5. Stop Kontak
6. Saklar Tunggal
7. Saklar Ganda

O. PEKERJAAN GRANIT/KERAMIK

Pemasangan Lantai Granit 40 x 40 cm bagian dalam, Lantai Granit 40 x 40 cm


bagian teras dan tangga, Lantai keramik 40 x 40 cm bagian selasar dan tangga
(unpolished), keramik 20 x 25 cm bagian dinding kamar mandi, keramik 20 x 20 cm
bagian lantai kamar mandi dan keramik dan bon-bon keramik. Ada berberapa hal yang
harus dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan pasangan keramik antara lain :
Bahan-bahan yang dipergunkan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan
contoh-contoh kepada direksi
Sebelum pekerjaan dimulai, Kami membuat shop drawing dari pola keramik yang
disetujui oleh Direksi
Keramik yang dipasng dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak
bernoda.
Adukan pengiat dengan campuran 1 PC : 3 Ps dan ditambah bahan perekat seperti
yang disyaratkan, bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar
rata.
Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lembar siar-siar), harus
sama lebar maksimum 3mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau
sesuai detail gambar susui direksi, yang membentuk garis-garis sejajar yang
lurus yang sama lebar dan dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan/persyaratan, warna bahan
pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya
Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alt pemotong keramik khusus
sesuai dengan persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
Keramik yang sudah dipasang harus di bersiihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih
Sebelum keramik dipasang , terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air
sampai jenuh.
Tempat diatas detalasi sub lantai, pasangan ubin harus diberi nad selebar 1 cm,
kemudian kedalaman mad selebar 1 cm tersebut dimasukkan grouting dari silikon
rubber sealant.

P. PEKERJAAN LAIN-LAIN

Pekerjaan lain-lain meliputi :


1. Relief Tiang
2. Relief Dinding
3. Timbunan Areal Sekolah
4. Saluran Perkerangan Sekolah

Pekerjaan relief tiang dan relief dinding dilakukan oleh tenaga ahli dibidang relief.
Bentuk relief yang akan dibuat sesuai dengan bentuk yang ada digambar.

Timbunan areal sekolah mengunakan tanah timbunan yang didatangkan dari luar
lokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck yang berkapasitas 4 M3.
Tanah timbunan ini ditimbun pada tempat yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Direksi.

Saluran perkarangan sekolah ini dibuat sesuai dengan gambar bestek, lokasi
pembuatan saluran ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi.

Pekerjaan Penyelesaian Kantor SMP Unggul Aceh Selatan , akan kami


Laksanakan sebagai mana diatur dalam Bestek, Spesifikasi Teknis Pelaksanaan dan Gambar
Kerja serta instruksi dari Direksi Teknis ataupun Pengawas Lapangan dan Time Scedule yang
telah kami rencanakan.

Material yang dipakai adalah bersumber dari daerah sekitar dan bahan yang digunkan
Produk Nasional. Tenaga kerja kami memakai tenaga kerja profesional dibidangnya masing-
masing. Jangka waktu pelaksanaan akan kami usahakan semaksimal mungkin lebih cepat dari
Scedule yang kami ajukan.

Apabila ada hal-hal yang kurang jelas maka kami akan berpedoman Kepada Gambar
Rencana dan Rencana Anggaran Biaya serta akan berkonsultasi dengan Direksi dan Pengawas
Lapangan.

Sabang, 23 April 2013

Direktur
30
Metode Pelaksanaan CV. PELANGI BARU

Anda mungkin juga menyukai