1
Metode Pelaksanaan CV. PELANGI BARU
B. METODE PELAKSANAAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi :
2. Pengukuran/Bouwplank
Pekerjaan pengukuran dan pemasangan Bouwplank ini merupakan
indentifikasi lokasi Pagar yang akan dibangun dengan melakukan pemasangan
Bowplank dan pengukuran As secara detail, akurat, siku, lurus dan waterpass.
Pekerjaan ini dilakukan untuk memperoleh informasi kondisi eksisting, dengan
Referensi gambar rencana desain. Dimensi elevasi yang tertera dalam gambar
dituangkan dilapangan, dengan menggunakan alat ukur. Selanjutnya semua data
pengukuran dicatat dan hasil pengukuran ditandai dengan membuat patok
bouwplank. Semua tanda pengukuran harus dibuat jelas dan dijaga jangan sampai
berubah. Pengukuran dilakukan menggunakan alat Digital Theodolite. Pengukuran
mencakup leveling, elevasi, dan plumber.
Selanjutnya hasil pengukuran dilakukan pekerjaan Rekayasa Lapangan untuk
memastikan kondisi eksisting dengan rencana pelaksanaan. Rekayasa dibuat oleh
Manager Proyek (Civil Engineer), Pelaksana Lapangan, dibantu oleh
Surveyor/Draftmen. Hasil Rekayasa Lapangan akan didiskusikan dengan pihak
Konsultan Supervisi dan disetujui oleh Employer. Hasil rekayasa lapangan akan
dituangkan dalam suatu gambar pelaksanaan (as build drawing) secara detail
yang menjadi acuan bagi kontraktor dalam pelaksanaan konstruksi dilapangan.
B. PEKERJAAN TANAH
Plesteran Bata 1 : 2
Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan mengalami
pergerakan pada saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi mulai
stabil. Ini merupakan hal yang normal. Maka akan lebih baik bila memberi
plesteran pada dinding setelah semua bagian bangunan selesai, sehingga
memberi waktu bagi bagian-bagian bangunan tersebut untuk kuat dan stabil
(tidak terjadi lagi pergerakan-pergerakan).
Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-retakan pada
plesteran jika terjadi pergerakan pada bagian bangunan. Sebelum memulai
pekerjaan, pekerja membersihkan dulu dinding yang akan diplester dari kotoran
dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang yang cukup besar pada susunan bata,
tutup dengan adukan semen. Dinding tersebut harus dibasahi terlebih dahulu
7
Metode Pelaksanaan CV. PELANGI BARU
sebelum diplester, yang bertujuan untuk mencegah susunan bata menyerap
terlalu banyak air dari plesteran saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan maka
plesteran akan cepat kering hingga mengurangi kekuatannya dan dapat
menimbulkan retakan-retakan.Adukan untuk plesteran adalah 1 semen : 2 pasir,
dan pasir yang digunakana dalah pasir yang bersih dan halus. Pekerja membuat
adukan pada suatu wadah dangunakan volume air yang tepat. Adukan dibuat
sebanyak yang habis dipakai dalam satu jam.
Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata dari
kayu (dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar) maupun bilah
perata dari besi (dengan hasil permukaan dinding yang halus). Pekerja yang
sudah ahli yang dapat menggunakan bilah perata besi hingga menghasilkan
permukaan yang halus, karena pada permukaan tersebut bila terdapat perbedaan
sedikit saja akan tampak. Oleh sebab itu penggunaan bilah perata kayu lebih
dianjurkan walaupun akan memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan
berikanlah lapisan plesteran yang merata pada semua bagian dengan ketebalan
yang tepat. Salah satu cara untuk mendapat ketebalan yang tepat adalah
dengan membuat garis garis plesteran/patok pada dinding dengan arah
vertikal dari atas ke bawah dengan jarak 1 - 1.5m sepanjang dinding, dengan
bantuan papan/bilah perata yang dipindahkan dari satu area dinding ke area,
patok ini kemudian menjadi panduan bagi area plesteran seluruh dinding.
Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk meratakan
plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan padakedua sisinya yang dijepit
dengan menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6 mm.
Memulai pengerjaan plesteran dari atas dinding dan terus ke bawah.
Untuk menampung runtuhan sisa campuran plaster, pekerja menaruh papan kayu
dibawah dinding yang sedang diplester untuk menampung adukan-adukan
plesteran yang jatuh, adukan ini dapat digunakan kembali asalkan masih baru
(belum mengering). Pada bagian sudut pengerjaan plesteran tidak dihentikan,
diteruskan hingga 15cm ke dinding sebelahnya.
Bila kondisi memungkinkan, pengerjaan plesteran akan dilakukan secara
keseluruhan (sekaligus). Pada area dinding yang luas, dinding akan terbagi
dengan adanya kolom maupun balok sehingga akan memudahkan pengerjaan
plesteran pada daerah-daerah tersebut karena area yang diplester menjadi kecil.
Plesteran Bata 1 : 2
Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan mengalami
pergerakan pada saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi mulai
stabil. Ini merupakan hal yang normal. Maka akan lebih baik bila memberi
plesteran pada dinding setelah semua bagian bangunan selesai, sehingga
memberi waktu bagi bagian-bagian bangunan tersebut untuk kuat dan stabil
(tidak terjadi lagi pergerakan-pergerakan).
Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-retakan pada
plesteran jika terjadi pergerakan pada bagian bangunan. Sebelum memulai
pekerjaan, pekerja membersihkan dulu dinding yang akan diplester dari kotoran
dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang yang cukup besar pada susunan bata,
tutup dengan adukan semen. Dinding tersebut harus dibasahi terlebih dahulu
sebelum diplester, yang bertujuan untuk mencegah susunan bata menyerap
terlalu banyak air dari plesteran saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan maka
plesteran akan cepat kering hingga mengurangi kekuatannya dan dapat
menimbulkan retakan-retakan.Adukan untuk plesteran adalah 1 semen : 2 pasir,
dan pasir yang digunakana dalah pasir yang bersih dan halus. Pekerja membuat
adukan pada suatu wadah dangunakan volume air yang tepat. Adukan dibuat
sebanyak yang habis dipakai dalam satu jam.
Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata dari
kayu (dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar) maupun bilah
perata dari besi (dengan hasil permukaan dinding yang halus). Pekerja yang
sudah ahli yang dapat menggunakan bilah perata besi hingga menghasilkan
permukaan yang halus, karena pada permukaan tersebut bila terdapat perbedaan
sedikit saja akan tampak. Oleh sebab itu penggunaan bilah perata kayu lebih
dianjurkan walaupun akan memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan
berikanlah
lapisan plesteran yang merata pada semua bagian dengan ketebalan yang tepat.
Salah satu cara untuk mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan membuat
garis garis plesteran/patok pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke
bawah dengan jarak 1 - 1.5m sepanjang dinding, dengan bantuan papan/bilah
perata yang dipindahkan dari satu area dinding ke area, patok ini kemudian
menjadi panduan bagi area plesteran seluruh dinding.
Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk meratakan
plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan padakedua sisinya yang dijepit
dengan menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6 mm.
Memulai pengerjaan plesteran dari atas dinding dan terus ke bawah.
Untuk menampung runtuhan sisa campuran plaster, pekerja menaruh papan kayu
dibawah dinding yang sedang diplester untuk menampung adukan-adukan
plesteran yang jatuh, adukan ini dapat digunakan kembali asalkan masih baru
(belum mengering). Pada bagian sudut pengerjaan plesteran tidak dihentikan,
diteruskan hingga 15cm ke dinding sebelahnya.
Bila kondisi memungkinkan, pengerjaan plesteran akan dilakukan secara
keseluruhan (sekaligus). Pada area dinding yang luas, dinding akan terbagi
dengan adanya kolom maupun balok sehingga akan memudahkan pengerjaan
plesteran pada daerah-daerah tersebut karena area yang diplester menjadi kecil.
2. Plesteran Bata 1 : 2
Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan mengalami
pergerakan pada saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi mulai stabil.
Ini merupakan hal yang normal. Maka akan lebih baik bila memberi plesteran pada
dinding setelah semua bagian bangunan selesai, sehingga memberi waktu bagi
bagian-bagian bangunan tersebut untuk kuat dan stabil (tidak terjadi lagi pergerakan-
pergerakan).
Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-retakan pada plesteran
jika terjadi pergerakan pada bagian bangunan. Sebelum memulai pekerjaan, pekerja
membersihkan dulu dinding yang akan diplester dari kotoran dan debu, dan bila
terdapat lubang-lubang yang cukup besar pada susunan bata, tutup dengan adukan
semen. Dinding tersebut harus dibasahi terlebih dahulu sebelum diplester, yang
bertujuan untuk mencegah susunan bata menyerap terlalu banyak air dari plesteran
saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan maka plesteran akan cepat kering hingga
mengurangi kekuatannya dan dapat menimbulkan retakan-retakan.Adukan untuk
plesteran adalah 1 semen : 2 pasir, dan pasir yang digunakana dalah pasir yang bersih
dan halus. Pekerja membuat adukan pada suatu wadah dangunakan volume air yang
tepat. Adukan dibuat sebanyak yang habis dipakai dalam satu jam.
Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata dari kayu
(dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar) maupun bilah perata dari
besi (dengan hasil permukaan dinding yang halus). Pekerja yang sudah ahli yang
dapat menggunakan bilah perata besi hingga menghasilkan permukaan yang halus,
karena pada permukaan tersebut bila terdapat perbedaan sedikit saja akan tampak.
Oleh sebab itu penggunaan bilah perata kayu lebih dianjurkan walaupun akan
memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan berikanlah lapisan plesteran
yang merata pada semua bagian dengan ketebalan yang tepat. Salah satu cara untuk
mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan membuat garis garis plesteran/patok
pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke bawah dengan jarak 1 - 1.5m sepanjang
dinding, dengan bantuan papan/bilah perata yang dipindahkan dari satu area dinding
ke area, patok ini kemudian menjadi panduan bagi area plesteran seluruh dinding.
Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk meratakan
plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan padakedua sisinya yang dijepit dengan
menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6 mm.
Memulai pengerjaan plesteran dari atas dinding dan terus ke bawah. Untuk
menampung runtuhan sisa campuran plaster, pekerja menaruh papan kayu dibawah
dinding yang sedang diplester untuk menampung adukan-adukan plesteran yang
jatuh, adukan ini dapat digunakan kembali asalkan masih baru (belum mengering).
Pada bagian sudut pengerjaan plesteran tidak dihentikan, diteruskan hingga 15cm ke
dinding sebelahnya.
Bila kondisi memungkinkan, pengerjaan plesteran akan dilakukan secara
keseluruhan (sekaligus). Pada area dinding yang luas, dinding akan terbagi dengan
adanya kolom maupun balok sehingga akan memudahkan pengerjaan plesteran pada
daerah-daerah tersebut karena area yang diplester menjadi kecil.
3. Pasangan Bata 1 : 4
Sebelum menyusun bata, dibersihkan dan diratakan dahulu permukaan sloof
sehingga permukaannya bersih dan rata. Dalam pemasangan bata disini menggunakan
adukan semen (perbandingan 1 semen : 4 pasir) untuk melekatkan susunan bata.
Bata direndam dahulu sebelum dipasang sampai titik jenuh air. Hal ini untuk mencegah
bata menyerap air terlalu banyak dari adukan semen pelekatnya. Susunlah bata mulai
dari tengah dinding diantara kolom, sehingga jika terdapat retakan kecil antara
kolom dengan susunan bata tidak tampak. Susunlah bata dengan menggunakan
bantuan benang yang ditarik antar kolom (dengan bantuan water pass) agar
mendapat susunan bata yang sejajar. Ketebalan adukan semen pelekat (spesi) antara
bata maksimum 10 mm. Menggunakan susunan setengah bata dengan ketebalan spesi
vertikal sama yaitu maksimal 10 mm. Permukaan susunan bata harus diratakan untuk
memudahkan pengerjaan plesteran.
4. Plesteran 1 : 4
Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan mengalami
pergerakan pada saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi mulai stabil.
Ini merupakan hal yang normal. Maka akan lebih baik bila memberi plesteran pada
dinding setelah semua bagian bangunan selesai, sehingga memberi waktu bagi
bagian-bagian bangunan tersebut untuk kuat dan stabil (tidak terjadi lagi
pergerakan- pergerakan).Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-
retakan pada plesteran jika terjadi pergerakan pada bagian bangunan. Sebelum
memulai pekerjaan, pekerja membersihkan dulu dinding yang akan diplester dari
kotoran dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang yang cukup besar pada
susunan bata, tutup dengan adukan semen. Dinding tersebut harus dibasahi
terlebih dahulu sebelum diplester, yang bertujuan untuk mencegah susunan bata
menyerap terlalu banyak air dari plesteran saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan
maka plesteran akan cepat kering hingga mengurangi kekuatannya dan dapat
menimbulkan retakan-retakan.Adukan untuk plesteran adalah 1 semen : 2 pasir, dan
pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih dan halus. Pekerja membuat adukan
pada suatu wadah dan gunakan volume air yang tepat. Adukan dibuat sebanyak yang
habis dipakai dalam satu jam.
Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata dari kayu
13
Metode Pelaksanaan CV. PELANGI BARU
(dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar) maupun bilah perata dari
besi
14
Metode Pelaksanaan CV. PELANGI BARU
(dengan hasil permukaan dinding yang halus). pekerja yang sudah ahli yang
dapat menggunakan bilah perata besi hingga menghasilkan permukaan yang halus,
karena pada permukaan tersebut bila terdapat perbedaan sedikit saja akan
tampak. Oleh sebab itu penggunaan bilah perata kayu lebih dianjurkan walaupun
akan memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan. Berikan lapisan plesteran
yang merata pada semua bagian dengan ketebalan yang tepat. Salah satu cara untuk
mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan membuat garis garis plesteran/patok
pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke bawah dengan jarak 1 - 1.5m
sepanjang dinding, dengan bantuan papan/bilah perata yang dipindahkan dari satu
area dinding ke area, patok ini kemudian menjadi panduan bagi area plesteran seluruh
dinding.
Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk meratakan
plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan pada kedua sisinya yang dijepit dengan
menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6mm. Memulai pengerjaan plesteran dari atas
dinding dan terus ke bawah. Untuk menampung runtuhan sisa campuran plaster,
pekerja menaruh papan kayu dibawah dinding yang sedang diplester untuk
menampung adukan-adukan plesteran yang jatuh, adukan ini dapat digunakan kembali
asalkan masih baru (belum mengering). Pada bagian sudut pengerjaan plesteran tidak
dihentikan, diteruskan hingga 15 cm ke dinding sebelahnya. Bila kondisi
memungkinkan, pengerjaan plesteran akan dilakukan secara keseluruhan sekaligus).
Pada area dinding yang luas, dinding akan terbagi dengan adanya kolom maupun
balok sehingga akan memudahkan pengerjaan plesteran pada daerah-daerah tersebut
karena area yang diplester menjadi kecil.
E. PEKERJAAN BETON
BERTULANG
Untuk semua pengecoran item struktur (Pondasi Tapak, Sloof, Kolom, Balok Latai,
Ring Balok, dan Balok Top Gevel) digunakan bekisting kayu yang dilapisi bagian dalam
dengan multipleks, dengan perkuatan stutwerk dan perancah menggunakan balok.
Pelaksanaan pengecoran beton bertulang, dimulai dengan memasang besi yang
telah dirakit pada posisi konstruksi. Selanjutnya dipasang beton tahu pada sekeliling
pembesian. Berikutnya pemasangan bekisting yang telah dilapisi oleh oli/pelumas pada
bagian permukaan serta pemasangan stutwerk/pengaku.
Beton yang digunakan memenuhi spesifikasi teknis dan juga telah mendapat
persetujuan Direksi Lapangan. Mutu dan karakteristik beton yang digunakan harus
sesuai dengan item struktur yang tertera dalam kontrak, kecuali jika ada perubahan
di lapangan atas persetujuan Direksi Lapangan.
Setelah Kontraktor mendapat izin untuk pengecoran, maka dipersiapkan tenaga kerja
dan alat/peralatan pengecoran (seperti pompa air, talang beton/corong, penggetar
beton, Concrete pump, Molen).
Lingkup pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan item pekerjaan garis mutu, dan
dimensi sesuai petunjuk dalam gambar kerja. Semua penggunaan bahan/material dan
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis (PBBI: NI-2, 1971; SII; SNI; ACI;
AASHTO; dan ASTM). Mutu beton yang direkomendasikan yang tertuang dalam
spesifikasi teknis.
Sebelum dilakukan pekerjaan beton bertulang, terlebih dahulu Kontraktor akan
mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Beberapa bagian yang harus dipersiapkan oleh Kontraktor adalah sbb:
Semua material (semen, air, agregat halus/pasir, agregat kasar/kerikil, besi, dan bahan
tambahan lainnya) yang digunakan harus berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar
kerja.
Prosedure
Kerja:
Semua besi dipotong, dibengkokkan, dan dirakit sesuai dengan gambar kerja.
Pekerjaan ini dilakukan secara rutin di workshop hingga kebutuhan volume
telah mencukupi. Pekerjaan ini dilakukan oleh 3 Group Pembesian yang
sesuai dengan jumlah pekerjaan yang akan dikerjakan yang terdiri dari 4
orang pekerja, 2 orang tukang besi, dan 1 orang kepala tukang besi.
Pengawasan dilakukan oleh Pengawas dan Mandor, serta design
ukuran/dimensi potongan disiapkan oleh Site Manager.
Diwaktu yang bersamaan Group Bekisting/Perancah mempersiapkan
bekisting/formwork untuk penutup/cover pengecoran beton. Group ini terdiri
dari 4 orang pekerja, 2 orang tukang dan 1 orang kepala tukang. Site
Manager Kontraktor akan mempersiapkan dimensi bekisting berdasarkan
F. PEKERJAAN LANTAI
4. Acian Lantai
Acian lantai dikerjakan di atas permukaan lantai yang kasar, sebelum pengacian
dilakukan terlebih dahulu permukaan yang hendak diaci dibersihkan dari kotoran dll,
hal ini dilakukan agar permukaan yang akan diaci rapi dan halus.
Setelah pekerjaan atap dilakukan, maka pekerjaan rabung seng genteng metal
dipasang. Pemasangan rabung seng genteng metal dimulai dari permukaan yang
paling ujung/bawah dengan melakukan gerakan mundur. Pemasangan rabung seng
genteng metal harus lurus, supaya rabung yang dipasang lurus harus diberi batuan
benang yang diikatkan kedua sisi yang hendak dipasang.
I. PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaa Palfond meliputi :
1. Plafond Plywood T = 6 mm (dalam)
2. Rangka Plafond (dalam)
3. Plafond Plywood T = 6 mm (luar)
4. Rangka Plafond (luar)
5. List Profil Kayu 5/5 cm
Pemasangan rangka (kusen) pintu dan jendela dapat dilakukan pada saat
penyusunan dinding bata. Pemasangan rangka (kusen) pintu/jendela tersebut bersamaan
dengan penyusunan dinding bata maka harus dilakukan pemasangan besi angkur 100 mm
yang dimasukkan ke dalam rangka kayu dari sisi luar rangka (jangan sampai menembus
kayu agar tidak terlihat dari luar) yang diletakkan diantara susunan batayang berfungsi
memperkuat pemasangan rangka pintu/jendela tersebut pada dinding. Hal ini harus
dipastikan bahwa rangka tersebut telah lurus dan sejajar (dengan bantuan waterpass).
Jika rangka (kusen) pintu dipasang setelah dinding selesai, dapat menggunakan
potongan kayu yang telah dipasang pada kolom/ring balok. Maka rangka (kusen)
pintu/jendela tersebut disekrup pada potongan kayu ini setelah itu bagian depan sekrup
tersebut diberi dempul sehingga tidak tampak dari luar, pastikan dahulu bahwa rangka
tersebut telah lurus dan sejajar (dengan bantuan waterpass). Jika potongan kayu
tersebut belum dipasang pada kolom/ring balk, maka kolom/ring balk tersebut dapat
dibor dan dipasang rumah sekrup dari plastik atau dapat pula rangka (kusen)
jendela/pintu tersebut dipasang dengan menggunakan paku beton yang langsung
menembus rangka (kusen) kayu dan dinding bata setelah itu diberi dempul pada bagian
permukaannya untuk menutupi paku beton tersebut.
Baik pintu maupun jendela dirancang memiliki bukaan ventilasi berupa jalusi yang
terbuat dari kayu pada bagian atasnya. Jendela ruang kelas yang menghadap bagian
muka bangunan (pada area teras) memiliki ukuran yang berbeda dari jendela pada
bagian belakang bangunan. Jendela pada bagia nmuka bangunan memiliki ketinggian
dinding dibawah jendela yang lebih
Baik rangka (kusen) pintu maupun jendela harus dibuat di lokasi pembangunan
(bengkel Kerja) mengikuti gambar kerja yang telah dibuat. Sesuaikan ukuran rangka
tersebut dengan keadaan di lapangan. Buatlah rangka (kusen) pintu/jendela ini pada
daerah yang terlindung (memiliki atap). Kerangka (kusen) pintu/jendela ini pada Saat
pemasangan harus menggunakan penguat (penahan) sementara pada bagian bawahnya
untuk memastikan bahwa letaknya sudah benar dan tidak bergeser lagi pada saat
dipasang.
Untuk menghindari kerusakan pada pintu, hindari memasang daun pintu sebelum
bangunan selesai, hanya rangka (kusen) pintu/jendela saja yang dipasang. Pintu
dirancang dengan daun pintu kayu yang mengayun ke arah luar ruangan (bukan pintu
geser karena cepat rusak) dan jenis jendela ayun keluar dengan panel kaca dan rangka
kayu. Semua pintu dan jendela dibuat dari bahan yang berkualitas baik, haluskan dahulu
permukaan kayu untuk rangka pintu/jendela dan daun pintu dengan amplas sebelum
dipasang.
Kaca yang digunakan untuk jendela adalah kaca dengan ketebalan 5 mm. Pada
saat memesan kaca tersebut diukur dahulu ukuran kusen (rangka) jendela dan
ditambahkan 5 mm pada sekeliling ukuran dimensinya agar panel kaca tersebut dapat
dipasang dengan mudah dan kokoh pada rangka (kusen).
K. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
Pekerjaan ini terdiri dari :
1. Sloot Pintu Double
2. Pengangan Pintu Double
3. Kunci Tanam 2 Slaag
4. Engsel Pintu 4 Inch
5. Engsel jendela 3 Inch
6. Grendel Jendela
7. Hak Angin Jendela
8. Tarikan Jendela
Setelah daun pintu dan jendela siap maka dilaksanakan pemasangan asesories
anatara lain: Sloot Pintu Double, Penganggan Pintu Double, Kunci Tanam 2 Slaag, Engsel
Pintu, Engsel Jendela, Grendel Jendela, Hak Angin Jendela dan Tarikan Jendela. Pada
tahap pekerjaan ini dilakukan paling terakhir agar tidak menggangu proses pekerjaan
lain, dan pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli dibidangnya, pemasangan
ini juga memerlukan baut dan paku sekrup.
L. PEKERJAAN
PENGECATAN
Cat yang digunakan adalah cat berbahan dasar air (emulsion), menggunakan
air bersih untuk membersihkan kuas, jika menggunakan cat minyak (oil paint)
menggunakan larutan terpentine (thinner) untuk membersihkan kuas.
Pengecatan dapat dilakukan dengan menggunakan rangka tumpuan maupun
tangga. Pekerja pengecatan harus hati-hati dalam menggunakan tangga titian dalam
prosespengecatan. Pastikan sudutnya membentuk perbandingan 1 : 4, contohnya jika
tangga berukuran 4 m, maka jarak ujung bawah tangga dari dinding adalah 1m.
Pada saat plesteran dinding telah selesai dikerjakan dantelah mencapai
keadaan terbaiknya, proses pengecatan dinding dapat dilakukan.
Dinding harus dicat menggunakan cat emulsion yangbaik kualitasnya.
Lapisan cat dasar terbuatdari cat emulsion yang dicampur denganair bersih sebanyak
20%.Cat
emulsion sebanyak 5 liter akan menutupi luas area dinding sekitar 30m2 (dengan
satu lapisan cat). Untuk mengurangi biaya perawatan, bagian bawah dinding (kira-
kira hingga ke bagian bawah ambang jendela sekitar 120cm pada bagian muka
bangunan/teras) dapat dilakukan pengecatan dengan menggunakan cat mengkilat
(gloss paint) untuk memberi lapisan cat yang kuat dan dapat dicuci (tahan
air).pintu dan jendel a terbuat dari kayu yang baikkualitasnya maka untuk hasil
akhir dapat ditampakkan(expose) dengan menggunakan lapisan cat minyak.Pertama-
tama bagian kayu tersebut harus diamplas untuk menghaluskan permukaannya,
kemudian beri lapisan dasar berupa campuran vernish dan 10% terpentine.
Setelahitu beri cat minyak sebagai hasil akhir (finishing),jangan lupa untuk
mengamplas permukaan setiap satulapisan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengecatan adalah :
Hindari melakukan pengecatan pada permukaan yang kotor atau berminyak,
karena akan memakan waktu lama pada saat pengeringan cat dan hasil akhir
permukaan cat akan terlihat tidak bagus.
Persiapkan keadaan permukaan yang akan dicat dengan dibersihkan, dicuci, dsd
Hindari menyapu lantai sebelum atau pada saat melakukan proses pengecatan,
debu dan kotoran yang timbul akan merusak hasil pengecatan.
Jangan menggunakan kuas cat (jenis roll maupun konvensional) yang sudah lama
atau yang kurang baik karena akan mempengaruhi hasil akhir pengecatan
menjadi tidak bagus.
Lakukan selalu pengamplasan permukaan setiap kali satu lapisan cat selesai
dikerjakan sebelum mengerjakan lapisan berikutnya.
Hindari penggunaan bahan pengencer yang terlalu banyak pada campuran cat.
Bacalah petunjuk pengecatan yang ada pada kaleng cat yang digunakan.
Instalasi pipa air bersih harus ditanam didalam dindingdimana pipa tersebut ter
lindungi, adapun proses instalasi sanitair adalah seperti berikut ini :
Pada tahap pekerjaan Septic tank dan rembesannya harus memiliki jarak minimal 3 meter
dari bangunan sehingga jika terjadi kebocoran septic tank, keadaan tanah pada bagian
pondasi bangunan tidak mengalami kelembapan yang dapat menyebabkan penurunan
pondasi. Akan sangat berguna bila septictank memiliki akses bukaan pada tanah diatas
pipa saluran air kotor dari toilet sebelum masuk ke septic tank, untuk memudahkan
pekerjaan perbaikan bila ter jadi penyumbatan. Akses bukaan ini juga harus ada setiap
jarak 6m (jika septictank jauh letaknya) atau pada pipa yang membelok (jika ada). Semua
bukaan ini harus memiliki tutup yang dapat dibuka terbuat dari semen
Pelaksanaan :
a. Pemasangan instalasi-instalasi air bersih akan dilakukan oleh tenaga yang ahli
dibidangnya
b. Kami akan menyiapkan shop drawing sebelum pekerjaan dimulai dan membuat
asbuilt sesuai dengan apa yang dipasang
c. Pengyambungan pipa dengan menggunkan lem sehingga kuat dan tahan terhadap
tekanan air
d. Pemasangan dan penyambungan pompa dan segala perlengkapannya sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
e. Pipa-pipa air yang sudah terpasang baru akan ditimbun/ditutup, setelah disetujui
oleh site engineer dan pemasangn pupa didalam ruangan bersifat inbaw.
f. Semua instalasi air bersih akan kami test dengan perconbaan tekanan 6 Atm
selama minimal 24 jam terus menerus atas persetujuan lain dari site aengineer.
Kran Air Stainless Stell
Ruang Lingkup
Syarat-syarat
Pelaksanaan :
a. Pemasangan pipa instalasi air kotor horizontal dan mempunyai kemiringan kearah
pembuangan minimum 2 %
b. Pipa saluran air kotor dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak ada hawa busuk
yang keluar dari pipa tersebut. Dan tidak ada rngga udara.
c. Pipa saluran air kotor dan asmbunagn-sambungan akan dibuat dengan rapi, kuat
dan cermat, sehingga menjamin bahwa air kotor/buangan dapat mengalir dengan
lancar.
d. Sebelum semua pekerjaan instalasi air kotor diserahkan akan dilakukakn
pengetesan terhadap kelancaran dan ada tidaknya kebocoran pada saluran.
Akan sangat berguna bila septic tankmemiliki aksesbukaan pada tanah diatas
pipa saluran air kotordari toilet sebelum masuk ke septic tank, untukmemudahkan
pekerjaan perbaikan bila ter jadipenyumbatan. Akses bukaan ini juga harus ada
setiap jarak 6m (jika septic tank jauh letaknya) ataupada pipa yang membelok (jika
ada). Semua bukaanini harus memiliki tutup yang dapat dibuka terbuatdari semen.
N. PEKERJAAN INSTALASI
LISRTIK
Pekerjaan instalasi arus listrik dikerjakan oleh mekanik yang ahli pada bagian
kelistrikan, hal itu dilakukan agar menghidari hal-hal yang tidak diinginkan, proses
instalasi ini dilakukan sesuai dengan gambar dan disetujui oleh direksi. Material-material
yang digunakan dipesan langsung dari daerah setempat agar proses pengangkutannya
tidak lama. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
1. Box Sekering + MCB
2. Lampu TL 20 Watt dan Lampu HE 18 Watt
3. Instalasi Titik Penerangan, Instal termasuk kabel NYA 2,5 mm dalam pipa PVC, fitting
lampu dan kelengkapan terpasang
4. Instalasi Titik Kontak, Instal termasuk kabel NYA 2,5 mm dalam pipa PVC, kotak-kotak
dan kelengkapan instalasi terpasang
5. Stop Kontak
6. Saklar Tunggal
7. Saklar Ganda
O. PEKERJAAN GRANIT/KERAMIK
P. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pekerjaan relief tiang dan relief dinding dilakukan oleh tenaga ahli dibidang relief.
Bentuk relief yang akan dibuat sesuai dengan bentuk yang ada digambar.
Timbunan areal sekolah mengunakan tanah timbunan yang didatangkan dari luar
lokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck yang berkapasitas 4 M3.
Tanah timbunan ini ditimbun pada tempat yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Direksi.
Saluran perkarangan sekolah ini dibuat sesuai dengan gambar bestek, lokasi
pembuatan saluran ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi.
Material yang dipakai adalah bersumber dari daerah sekitar dan bahan yang digunkan
Produk Nasional. Tenaga kerja kami memakai tenaga kerja profesional dibidangnya masing-
masing. Jangka waktu pelaksanaan akan kami usahakan semaksimal mungkin lebih cepat dari
Scedule yang kami ajukan.
Apabila ada hal-hal yang kurang jelas maka kami akan berpedoman Kepada Gambar
Rencana dan Rencana Anggaran Biaya serta akan berkonsultasi dengan Direksi dan Pengawas
Lapangan.
Direktur
30
Metode Pelaksanaan CV. PELANGI BARU