Anda di halaman 1dari 18

METODE PELAKSANAAN

METODE PELAKSANAAN

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan-kegiatan
pendahuluan untuk mendukung permulaan proyek meliputi :

a. Kantor Lapangan dan Fasilitasnya


Tahap berikutnya penentuan lokasi basecamp, pembuatan Kantor Lapangan dan
fasilitasnya dilokasi proyek dan kemudian dilanjutkan dengan mobilisasi peralatan
yang diperlukan sesuai dengan tahapan pelaksaan pekerjaan.

b. Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharaan Terhadap Arus Lalu Lintas


Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, penganturan arus lalu lintas transportasi
dilakukan dengan pembuatan tanda-tanda lalu lintas yang memadai disetiap
kegiatan lapangan. Bila diperlukan dapat ditempatkan petugas pemberi isyarat yang
bertugas mengatur arus lalu lintas pada saat pelaksanaan.

c. Rekayasa Lapangan
Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan dilaksanakan untuk
menentukan kondisi fisik dan strucktural dari pekerjaan dan fasilitas yang ada
dilokasi pekerjaan, sehingga dimungkinkan untuk mengadakan peninjauan ulang
terhadap rancangan kerja yang telah diberikan sytem dan tatacara survey
dikordinasikan dengan direksi teknis.

d. Material dan Penyimpanan


Bahan yang akan digunakan didalam pekerjaan harus menemui spesifikasi dan
standard yang berlaku, baik ukuran, type maupun ketentuan lainnya sesuai
petunjuk Direksi Teknis. Semua material yang akan digunakan untuk proses
pembuatan Concrete diambil dari Quary Sungai yang berada di lokasi setempat.

e. Jadwal Konstruksi
Jadwal kontruksi dibuat pihak kontraktor, diajukan kepada Direksi Teknis untuk
dibahas dan mendapatkan persetujuan pada saat dilaksanakan rapat pendahuluan
(Pre Construction Meeting/PCM).

f. Pelaksanaan Mobilisasi Peralatan


Dalam pelaksanaan proyek ini mobilisasi meliputi :
 Alat-alat yang digunakan adalah:
1. Dump Truck 8 ton 6. Excavator
2. Dump truck 3-4m3,6 ton 7. Motor Greader
3. Wheel Loader 8 Water Tanker Truck
4. Vibrator Roller

Tahun Anggaran 2018


METODE PELAKSANAAN

g. Papan Nama Proyek


 Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai proyek.
 Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan Direksi pekerjaan
 Bahan yang dipakai : kayu kaso, baliho dan lain-lain.
 Papan nama Proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi pekerjaan.
 Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek.

h. Pekerjaan Mobilisasi
Sebelum memulai pekerjaan, atas persetujuan direksi terlebih dahulu dilakukan
mobilisasi alat yang digunakan dalam pekerjaan seperti : Galian tanah berbatu
dengan alat berat excavator, motor grader dan vibrator roller. Untuk demobilisasi
atau pemulangan alat excavator, motor grader dan vibrator roller ke besecamp.
Selain itu pada pekerjaan persiapan awal ini yang paling penting adalah mempelajari
situasi lapangan dan melengkapi persyaratan yang sudah ditentukan dalam
bestek, untuk pertama pemasangan plang proyek selanjutnya memulai pengukuran
pada lokasi
pekerjaan, yaitu berupa situasi, potongan memanjang, potongan melintang,
yang
dituangkan dalam gambar, termasuk gambar konstruksi, yang disesuaikan
dengan lapangan, dan disertai dengan foto dokumentasi, juga gambar-
gambar kerja (shop Drawing). Pada bagian-bagian konstruksi yang kurang jelas
harus diperjelas.
Kemudian perlu diadakan koordinasi dengan pihak proyek beserta masyara
kat setempat (pemuka masyarkat setempat), guna dapat membicarakan masalah-
masalah yang mungkin timbul apabila pekerjaan ini dimulai, baik
menyangkut teknis maupun non teknis.

i. Pekerjaan Pengukuran, Pematokan dan Pasang Bowplank


 Bahan dan material yang digunakan
Paku 5,7,10 cm, cat minyak/Spidol, papan dengan ketebalan 2,5-3 cm, kayu
5/10 cm dan atau 5,5 cm.
 Langkah kerja
Tiang kayu 5/10 d atau 5/5 cm dipancang kedalam tanah dengan kedalaman
yang diperhitungkan akan kuat untuk papan bowplank akan tetap kuat berdiri
selama masa pekerjaan. Kemudian papan yang telah disekap dipaku
memanjang atau horizontal terhadap tiang kayu yang telah dipancang,
berdasarkan pengukuran siku kelurusan dan waterpas ketinggian sesuai
gambar rencana
 Dalam tahap pengukuran siku dan kelurusan saluran serta waterpass digunakan
alat teodolit dan waterpass.

Tahun Anggaran 2018


METODE PELAKSANAAN

 Peralatan tukang yang diperlukan


- Palu
- Gergaji
- Pahat
- Meter
- Cangkul
- Linggis
- Pensil tukang
- Siku
- Benang tukang/nilon
- Selang timbang/ waterpass
- Teodolit dan waterpass
- Sekap

j. Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas


Dalam melaksanakan pekerjaan Peningkatan Jalan setiap tahapan pekerjaan yang
akan dilaksanakan mulai dari awal. Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan akhir
kegiatan di lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu lintas. Aktifitas arus lalu
lintas yang terhambat akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan pengguna
jalan raya.

 Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai


ketentuan.
 Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan
koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait.
 Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.
 Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya
secara tepat dan benar.
 Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan
arus lalu lintas.
 Peralatan Keselamatan Lalu Lintas
- Rambu penghalang lalu lintas jenis plastik
- Rambu peringatan
- Peralatan komunikasi dan lainnya
 Tenaga yang terdiri dari:
- Pekerja
- Koordinator
- Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian,
tujuannya agar lalu lintas tidak masuk atau terperosok ke dalam daerah
galian. Rambu-rambu yang dipasang haruslah mempunyai cat dengan
pantulan cahaya, guna menghindari kecelakaan di malam hari.

Tahun Anggaran 2018


METODE PELAKSANAAN

2. PEKERJAAN DRAINASE
a. Pekerjaan Saluran Drainase
 Pelaksanaan meliputi pemasangan bouwplank untuk mengatur kemiringan
dasar saluran dan permukaan ambang saluran, dengan cara mengukur
perbedaan elevasi dari titik terendah sampai titik tertinggi. Kemiringan lantai
saluran sedapat mungkin dicapai 0,2 % - 0.4 %
 Hasil pengukuran menjadi dasar pemasangan papan bouwplank setiap segmen
untuk menjamin kemiringan dasar saluran yang baik.
 Penggalian jalur saluran, pemasangan dinding saluran dalam arah memanjang.
 Permukaan ambang dan dinding saluran harus diplester / aci untuk menjamin
seluruh permukaan dinding rata dan halus.

b. Pekerjaan galian tanah


 Lingkup pekerjaan meliputi : penggalian dan pengangkutan tanah dari lokasi
galian.
 Kontraktor harus melakukan pengukuran, pematokan dan pembuatan
bouwplank untuk mendapatkan peil/elevasi, penampang dan ukuran galian
yang akan dikerjakan. Peil/elevasi dan ukuran penampang harus mendapatkan
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas sebelum melakukan pekerjaan galian
atau timbunan.
 Bentuk dan ukuran tanah yang akan digali harus dilakukan menurut keperluan
konstruksi yang akan dibuat seperti tertera dalam gambar rencana
ditambahkan dengan ruang gerak yang dibutuhkan untuk melaksanakan
konstruksi.
 Direksi dapat menentukan perubahan dimensi atau peil dari penggalian
bilamana hal tersebut dipandang perlu untuk kebaikan konstruksi.
 Kontraktor harus melindungi benda-benda yang berharga dilapangan dan
bendabenda lainnya untuk kepentingan umum. Kerusakan pada benda-benda
milik kepentingan umum didalam atau diluar lapangan pekerjaan semua harus
ditanggung sepenuhnya oleh Kontraktor
 Tanah hasil galian harus disingkirkan jauh dari lokasi kerja kecuali yang
digunakan sebagai bahan urugan kembali. Diharapkan agar tempat menumpuk
hasil galian tidak mengganggu pelaksanaan konstruksi dan tidak boleh
bercampur dengan bahan / material bangunan konstruksi.
 Hasil galian yang tidak baik harus dipindahkan keluar lokasi pekerjaan.

c. Pekerjaan Pasangan Batu Kali


 Pekerjaan yang dimaksud adalah meliputi semua kegiatan pemasangan batu
dengan mortar / spesi sebagaimana tercantum dalam gambar rencana.
 Pekerjaan pasangan batu belum bisa dilaksanakan bila bentuk galian belum
memenuhi persyaratan.
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor harus mengadakan
pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada gambar konstruksi
dan harus dimintakan persetujuan Direksi / Pengawas Lapangan.

Tahun Anggaran 2018


METODE PELAKSANAAN

 Pelaksanaan pasangan batu gunung juga harus memperhatikan gambar


rencana yang terkait dan jika ada kelainan / ketidakcocokan harus
dikonsultasikan dengan Direksi / Pengawas Lapangan.
 Material batu yang digunakan adalah batu gunung, batu alam, batu galian atau
batu belah yang padat, awet, keras, dan tahan terhadap cuaca, udara dan air
serta bermutu kwarsa yang disetujui Direksi / Pengawas Lapangan.
 Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia : NI 8-1972
 Air yang dgunakan adalah air bersih yang dianggap dapat diminum.
 Adukan yang digunakan sebagai bahan spesi adalah campuran semen Portland
dan pasir pasangan dengan komposisi sesuai dengan gambar rencana.
 Pengadukan spesi dilakukan sedemikian rupa sehingga pasir dan semen dapat
bercampur secara merata dengan kadar air yang sesuai sehingga adukan / spesi
kelihatan kental. Jumlah air yang digunakan tidak lebih 60 % berat semen yang
digunakan.
 Tidak diperbolehkan menggunakan adukan / spesi yang telah lama diaduk lebih
dari 45 menit setelah pengadukan awal dan harus diaduk lagi untuk digunakan.
 Pondasi struktur pasangan batu harus disiapkan dan bersih dari segala bahan
organic, kayu, sampah dan bahan lain yang dianggap tidak baik serta harus
terhindar dari genangan air.
 Pasangan batu harus dipasang maksimal tinggi 50 cm, yang dapat dilanjut 30
menit berikut atau bila bagian yang telah terpasang dianggap kuat dan tidak
terjadi kelongsoran.
 Landasan tempat pondasi yang tiris dan mudah mengalirkan air, perlu dilakukan
suatu cara guna menghindari terjadinya penggenangan air pada landasan
tersebut dan bila landasan tersebut tergenang air, harus dikeringkan dulu
sebelum pemasangan batu dilaksanakan
 Diharuskan memberi lapisan adukan / spesi awal pada landasan pondasi
minimal tebal adukan 3 cm sebelum penempatan masing-masing batu pada
lapisan pertama.
 Permukaan yang akan diberi adukan / spesi harus bersih dari kotoran, minyak,
oli, lempung dan secara menyeluruh harus dibasahi terlebih dahulu. Air yang
menggenang pada permukaan harus dibuang dan dikeringkan dulu sebelum
penempatan adukan.
 Pemasangan batu dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tebal adukan / spesi
yang akan merekatkan batu satu sama lainnya tidak kurang dari 2 Cm dan
keseluruhan rongga antara batu yang dipasang, terisi penuh dengan adukan /
spesi.
 Tidak diperkenankan mengadakan penggeseran batu pada saat pemasangan
kecuali diangkat atau dibongkar kemudian dipasang ulang.
 Pada akhir / puncak pasangan batu dari keseluruhan pasangan harus dibuat rapi
dengan tambahan adukan / spesi setebal 2 Cm yang dikerjakan kepermukaan
yang rata.

Tahun Anggaran 2018


METODE PELAKSANAAN

 Permukaan pasangan yang telah dilaksanakan perlu dirawat dengan memberi


siraman air setiap waktu bila dianggap pasangan agak mengering.
 Pengurugan tanah dibelakang dinding pasangan batu harus dilaksanakan
setelah
 dianggap pasangan telah kuat menerima beban tanah dari samping dengan
umur pasangan minimal 12 hari.

d. Pekerjaan Cor Beton Mutu Fc’ = 15 Mpa (K175 Tanpa Tulangan)


 Komposisi campuran :
Semen = 327,54 Kg/M³ terhadap 1 M³ volume
Pasir Beton = 0,5024 M³ terhadap 1 M³ volume
Agregat Kasar = 0,9053 M³ terhadap 1 M³ volume
Kayu perancah = 0,1 M³ terhadap 1 M³ volume
Paku = 0,8 Kg/M³ terhadap 1 M³ volume
 Perbandingan campuran :
Semen = 318 Kg/M³ terhadap 1 M³ volume
Pasir Beton = 622 Kg/M³ terhadap 1 M³ volume
Agregat Kasar = 1207 Kg/M³ terhadap 1 M³ volume

Peralatan yang digunakan adalah Concrete Mixer (Molen) dan Water Tanker
(wadah apapun yang memenuhi syarat/kriteria untuk dapat menampung air bersih
untuk campuran) serta alat bantu lainnya yang dibutuhkan.

Urutan Kerja :

Semen, Pasir, Agregat Kasar dan Air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Molen (Concrete Mixer), kemudian beton di cor kedalam area yang
telah disiapkan (bekesting sesuai bentuk dan ukuran yang diinginkan) dan
selanjutnya penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

 Pelaksanaan meliputi penggalian jalur kanstin/ kaki tepi, pemasangan


bekisting samping maupun bekisting untuk pembentukan blok/segmen dalam
arah memanjang.
 Untuk beton pengunci / kanstin dalam arah memanjang harus dibuat per
segmen (±40 sd 60 cm) sehingga dimaksudkan untuk menghindari keretakan
akibat penyusutan dan memudahkan dalam pemeliharaan serta fleksibilitas
lekukan.
 Metode pencampuran dapat menggunakan mixer beton (molen) dengan
jumlah putaran minimal 40 kali putaran atau campuran benar-benar telah
bercampur sempurnah.
 Pemadatan beton pada saat dihampar dianjurkan dilakukan dengan
menggunakan vibrator atau alat penggetar agar terjadi konsolidasi campuran
dengan baik dan mengurangi rongga udara.

Tahun Anggaran 2018


METODE PELAKSANAAN

 Ukuran beton pengunci harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana


serta permukaan benar-benar rata pada semua sisinya sehingga pemasangan
dapat lebih baik dan lebih rapih.

3. PEKERJAAN TANAH
a. Pekerjaan Galian Tanah Keras
 Lingkup pekerjaan meliputi : penggalian dan pengangkutan tanah /lapis
permukaan keras dari lokasi galian. juga meliputi pembongkaran konstruksi.
 Kontraktor harus melakukan pengukuran, pematokan dan pembuatan
bouwplank untuk mendapatkan peil/elevasi, penampang dan ukuran galian
yang akan dikerjakan. Peil/elevasi dan ukuran penampang harus mendapatkan
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas sebelum melakukan pekerjaan galian
atau timbunan.
 Bentuk dan ukuran tanah yang akan digali harus dilakukan menurut keperluan
konstruksi yang akan dibuat seperti tertera dalam gambar rencana
ditambahkan dengan ruang gerak yang dibutuhkan untuk melaksanakan
konstruksi.
 Direksi dapat menentukan perubahan dimensi atau peil dari penggalian
bilamana hal tersebut dipandang perlu untuk kebaikan konstruksi.
 Kontraktor harus melindungi benda-benda yang berharga dilapangan dan
bendabenda lainnya untuk kepentingan umum. Kerusakan pada benda-benda
milik kepentingan umum., didalam atau diluar lapangan pekerjaan semua
harus ditanggung sepenuhnya oleh Kontraktor
 Tanah / material hasil galian harus disingkirkan jauh dari lokasi kerja kecuali
yang digunakan sebagai bahan urugan kembali. Diharapkan agar tempat
menumpuk hasil galian tidak mengganggu pelaksanaan konstruksi dan tidak
boleh bercampur dengan bahan / material bangunan konstruksi.
 Hasil galian yang tidak baik harus dipindahkan keluar lokasi pekerjaan.

b. Pekerjaan Timbunan Pilihan


 Timbunan pilihan yang digunakan adalah bahan pilihan karang lokal yang
diambil dari sumber bahan yang memenuhi semua ketentuan spesifikasi atau
menurut petunjuk direksi teknik. Bahan tersebut diangkut kelapangan dengan
menggunakan dump truck.
 Bahan timbunan harus bersih dan bebas dari material organik lainnya seperti
sampah plastik, sisa-sisa kayu, daun, akar tanaman dan lainnya yang dapat
mempengaruhi segregasi material timbunan.
 Area yang menjadi prioritas penimbunan adalah lokasi dimana jalan
direncanakan kemudian berikutnya area permukiman, atau sesuai petunjuk
direksi teknis. Bahan dihampar dan dirapikan lapis demi lapis dengan peralatan
manual dan tenaga manusia sesuai dengan ketentuan tinggi serta kedalaman
lokasi yang akan ditimbun atau sesuai petunjuk direksi teknis.
 Kemudian dipadatkan lapis demi lapis juga dengan tenaga manusia dan
peralatan manual sehingga dapat dicapai ketebalan yang diinginkan atau
sesuai petunjuk direksi.

Tahun Anggaran 2018


METODE PELAKSANAAN

c. Pekerjaan Urugan pasir


 Pekerjaan ini meliputi pengadaan material/bahan, penghamparan, perataan
dan pemadatan.
 Ketentuan bentuk dan ukuran :
Ukuran penampang urugan disesuaikan dengan gambar rencana.
Ketebalan lapisan urugan disesuaikan dengan gambar rencana.
 Material yang digunakan sebagai bahan / material urugan pasir harus melalui
persetujuan direksi.
 Tebal urugan pada dasar pondasi minimal 5-10 CM pada daerah galian dan
pada daerah timbunan harus disesuaikan dengan elevasi dasar yang
diinginkan.
 Sebelum penghamparan material, permukaan dasar lapisan harus bersih dari
kotoran, sampah atau bahan organik dan mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas Lapangan.
 Hasil pelaksanaan pekerjaan dinyatakan dapat diterima baik apabila telah
disetujui oleh Dikesi/Pengawas lapangan

4. PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL

a. Penyiapan Badan Jalan


 Meliputi pekerjaan, pembersihan lokasi dari rumput atau tanaman lainnya
serta perataan gundukan tanah pada lokasi kegiatan untuk memudahkan
pelaksanaan pekerjaan. Sisa pembersihan harus dibuang keluar lokasi
pekerjaan.
 Penyiapan badan jalan menggunakan peralatan manual untuk melakukan
pengupasan lapisan humus atau lapisan dari bahan organic lainnya untuk
disingkirkan dan melakukan pembentukan badan jalan.

b. Pekerjaan Lapis Perekat Teak Coat


Teak coat dihampar diatas permukaan lantai plat beton jalan dengan lebar sesuai
dengan ukuran gambar rencana lebar jalan.
Bahan :
Aspal cair = 100 bagian = 100/130 = 77% (0,888 Kg)
Minyak tanah (kerosene) = 80 bagian = 30/130 = 23% (0,253 Ltr)
Aspal dan minyak tanah dipanaskan
Takaran penyemprotan 0,15 – 0,35 Liter / m2

Peralatan :
Distributor aspal (Asphalt Distributor) dan Penyemprot Aspal Tangan (Hand Sprayer)
atau secara manual dengan alat sejenisnya.

Pelaksanaan :
 Permukaan yang akan dihampar harus benar-benar bersih dari debu dan
kotoran serta bahan-bahan organic yang menempel pada permukaan.

Tahun Anggaran 2018


METODE PELAKSANAAN

 Tidak dilakukan penyemprotan disaat angin kencang, hujan atau akan turun
hujan.
 Setelah selesai dilakukan 4-6 jam, bahan pengikat harus tetap meresap
kedalam lapisan permukaan pondasi.
 Apabila kondisi jalan yang akan dilakukan terjadi kerusakan, maka harus
dilakukan perbaikan terlebih dahulu berupa penambalan dan pengembalian
kondisi semula sebelum dilakukan penyemprotan.
 Pelaksanaan dilapangan, dimana awal penyemprotan diberi tanda terlebih
dahulu, alat penyemprot bergerak selama 5 m sebelum tanda tersebut.

c. Pekerjaan Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir)


Latasir dihampar diatas permukaan lantai plat beton jalan setelah sebelumnya
permukaan jalan eksisting dengan lebar sesuai rencana telah dilakukan pekerjaan
teak coat dan benar-benar telah siap untuk dilakukan tahapan pekerjaan latasir.
Apabila ada bagian jalan yang rusak maka harus diperbaiki dulu dikembalikan
seperti semula untuk kemudian dapat dilakukan penghamparan.

Bahan :
 Aspal cair = 3,3990 Kg (10%)
 Semen = 1.0395 Kg (3%)
 Pasir halus = 0.0138 M3 (58%)
 Pasir kasar = 0.0069 M3 (29%)

Peralatan pelaksanaan :

Dump Truck, Asphalt Finisher, Tandem Roller, Pneumatic Tyre Roller atau alat
bantu lainnya yang dapat dugunakan dan dibutuhkan dalam menghampar,
memadatkan dan pengatur kerapihan hasil penghamparan material.

Pelaksanaan :

 Permukaan yang akan dihampar harus benar-benar bersih dari debu dan
kotoran serta bahan-bahan organic yang menempel pada permukaan.
 Pelaksanaan tidak boleh dilakukan disaat hujan atau akan turun hujan.
 Apabila kondisi jalan yang akan dilakukan terjadi kerusakan, maka harus
dilakukan perbaikan terlebih dahulu berupa penambalan dan
pengembalian kondisi semula dan dilapis teak coat sebelum dilakukan
penghamparan.
 Campuran panas latasir dari AMP dihampar dengan Finisher dan dipadatkan
dengan Tandem Roller dan Pneumatic Tyre Roller atau alat lainnya sebagai
pengganti yang sesuai dan dapat digunakan tanpa mengurangi kualitas
pekerjaan.
 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan akan merapikan tepi
hamparan dengan menggunakan alat bantu.

Tahun Anggaran 2018


METODE PELAKSANAAN

5. PEKERJAAN STRUKTUR
a. Pekerjaan Cor Beton Mutu Fc’ = 20 Mpa ( K250 Tanpa Tulangan )
 Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah semua pekerjaan yang
menggunakan bahan beton bertulang K250 .
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan
(Shop Drawing) yang telah disediakan untuk proyek ini.
 Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cements jenis II
menurut NI-8 atau type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut standart
cemen Portland yang digariskan oleh Assosiasi Cement Indonesia dengan merk
yang ada dipasaran.
 Kontraktor hanya diperkenankan menggunakan satu merk semen pada saat
yang sama.
 Pelaksanaan pengecoran dapat dilaksanakan setelah dilakukan pemeriksaan
(penulangan dan pemasangan bekesting) dan mendapat persetujuan dari
Direksi / Pengawas Lapangan.
 Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus disetujui
oleh Direksi / Pengawas Lapangan.
 Aggregat yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI 1971
dan NI-2, antara lain terdiri dari :
o Kadar Lumpur pasir beton (aggregat halus) tidak boleh melebihi 4% berat
pasir beton.
o Koral atau crushed stone (aggregat kasar) :
- Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous). Dimensi maksimum 2,5 cm
dan tidak lebih 1/5 dimensi beton terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan.
- Aggregats harus dfitempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari
satu dan lain jenisnya / gradasinya dan diatas lantai beton ringan untuk
menghindari tercampurnya dengan tanah.
 Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih, tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak berasa sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab 3.6.
 Kawat pengikat harus berukuran minimal 1 mm seperti yang disyaratkan
dalam NI-2 Bab 3.7.
 Pengiriman dan penyimpanan bahan pada umumnya harus sesuai dengan
jadwal pelaksanaan.
 Semen
o Semen harus didatangkan dan disimpan dalam kantong/zak utuh. Berat
semen harus sama dengan yang tercantum dalam zak.
o Semen harus tersimpan dalam gudang kering,terlindung dari pengaruh
cuaca, berventilasi yang cukup dan lantai yang bebas dari tanah.
o Semen harus dalam keadaan belum mengeras, bila ada bagian yang sudah
mengeras, jumlahnya tidak boleh lebih dari 5% berat semen
o Kepada bagian semen yang mulai mengeras tersebut harus dicampurkan
semen dalam jumlah yang sama dengan syarat bahwa kualitas beton yang
dihasilkan harus sesuai dengan K250.

Tahun Anggaran 2018


METODE PELAKSANAAN

 Bekesting
o Bekesting harus dibuat dari papan matoa tebal 2 cm, tidak pecah, tidak
bengkok dan haus rata, untuk bagian-bagian beton yang di ekspose
dengan rangka kayu yang kuat yang tidak mudah berubah bentuk.
o Bekesting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk yang nyata dan menampung bahan-bahan sementara sesuai
dengan jalannya kegiatan pelaksanaan.
o Semua bekesting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga
kemungkinan bergeraknya bekesting selama dalam pelaksanaan dapat
dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya
adukan (mortal leakage).
o Kayu bekesting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum
pengecoran.
o Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian
rupa agar tidak menggenangi sisi bawah dari bekesting.
 Pengecoran
o Pelaksanaan pengecoran baru bisa dilaksanakan setelah direksi
mengadakan pemeriksaan terhadap pemasangan tulangan dan bekesting
dan disetujui untuk dilaksanakan.
o Pelaksanaan pengecoran diluar sepengetahuan direksi atau pengawas
lapangan tidak akan diakui untuk dibayarkan.
o Sesaat sebelum pengecoran dimulai, cetakan / bekesting perlu dibasahi
dengan air terlebih dahulu.
o Pengecoran tidak diisinkan berlangsung secara bertahap untuk satu
bagian struktur sehingga kontraktor harus menyiapkan bahan / material,
peralatan dan fasilitas yang cukup dan memadai agar pelaksanaan
pengecoran berlangsung secara kontinyu.
o Untuk menghindari penggumpalan campuran beton, maka pada saat
pengecoran berlangsung perlu diadakan penusukan secara berulang pada
daerah tertentu yang dianggap bias terjadi penggumpalan beton.
o Campuran beton tidak boleh dijatuhkan kedalam cetakan dari ketinggian
lebih dari 1,00 M.
o Setelah selesai pengecoran, kontraktor wajib melakukan penyiraman
beton seperlunya bila dianggap beton mulai mongering akibat penguapan
dan terik matahari. Minimal penyiraman dilaksanakan sekali dalam
sehari.
 Pembongkaran Bekesting
o Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan yang
cukup untuk memikul beban sendiri dan beban kerja.
o Bila tidak menggunakan bahan additive untuk mempercepat proses
pengerasan beton, cetakan boleh dibongkar setelah beton berumur 3
(tiga) minggu.
o Bila tidak menggunakan bahan additive untuk mempercepat proses
pengerasan beton, cetakan samping kolom, beton dan dinding boleh
dibongkar setelah beton berumur 3 (tiga) hari.

Tahun Anggaran 2018


METODE PELAKSANAAN

o Bila akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja


beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana,maka cetakan
tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung. Pedoman
tata cara pembongkaran bekesting sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam PBI-1971 dan PB-88. Pembongkaran bekesting harus
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas Lapangan.
o Pembongkaran bekesting dan penempatan siar-siar pelaksanaan,
sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar, harus sesuai dengan Pasal
5.8 dan 6 dari PBI-1971. Siar-siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu
dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-
siar tersebut harus disetujui Direksi / Pengawas Lapangan.

Adapun komposisi campuran untuk beton K250 adalah :


Komposisi campuran :
Semen = 379,04 Kg/M³ terhadap 1 M³ volume

Pasir Beton = 0,5412 M³ terhadap 1 M³ volume

Agregat Kasar = 0,7440 M³ terhadap 1 M³ volume

Perbandingan campuran :

Semen = 368 Kg/M³ terhadap 1 M³ volume

Pasir Beton = 670 Kg/M³ terhadap 1 M³ volume

Agregat Kasar = 992 Kg/M³ terhadap 1 M³ volume

Peralatan yang digunakan adalah Concrete Mixer (Molen) dan Water


Tanker (wadah apapun yang memenuhi syarat/kriteria untuk dapat
menampung air bersih untuk campuran) serta alat bantu lainnya yang
dibutuhkan.

Urutan Kerja :

Semen, Pasir, Agregat Kasar dan Air dicampur dan diaduk menjadi beton
dengan menggunakan Molen (Concrete Mixer), kemudian beton di cor
kedalam area yang telah disiapkan (bekesting sesuai bentuk dan ukuran
yang diinginkan) dan selanjutnya penyelesaian dan perapihan setelah
pemasangan.

 Metode pelaksanaan Pengecoran :


o Pelaksanaan meliputi penggalian jalur kanstin/ kaki tepi, pemasangan
bekisting samping maupun bekisting untuk pembentukan blok/segmen
dalam arah memanjang.

Tahun Anggaran 2018


METODE PELAKSANAAN

o Untuk beton pengunci / kanstin dalam arah memanjang harus dibuat per
segmen (±40 sd 60 cm) sehingga dimaksudkan untuk menghindari
keretakan akibat penyusutan dan memudahkan dalam pemeliharaan
serta fleksibilitas lekukan.
o Metode pencampuran dapat menggunakan mixer beton (molen) dengan
jumlah putaran minimal 40 kali putaran atau campuran benar-benar telah
bercampur sempurnah.
o Pemadatan beton pada saat dihampar dianjurkan dilakukan dengan
menggunakan vibrator atau alat penggetar agar terjadi konsolidasi
campuran dengan baik dan mengurangi rongga udara.
o Ukuran beton pengunci harus benar-benar sesuai dengan gambar
rencana serta permukaan benar-benar rata pada semua sisinya sehingga
pemasangan dapat lebih baik dan lebih rapih.

b. Pekerjaan Baja Tulang U24 Polos


 Besi beton :
o Besi beton yang digunakan adalah besi polos ǿ10 mm, ǿ12 mm, ǿ16 mm
dan ǿ19 mm atau ditentukan lain sesuai gambar yang akan dipergunakan
untuk tulangan utama dan beugel pengikat.
o Besi beton harus disimpan dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu
sehingga bebas dari tanah (minimal 20 cm dari tanah).
o Besi beton harus disimpan bebas dari Lumpur, minyak dan zat asing
lainnya.
o Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau pendapatnya
terdapat kekeliruan, kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian
yang ada, maka kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak
mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini
diberitahukan kepada Direksi / Pengawas Lapangan untuk informasi.
o Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh kontraktor sebagai kerja
tambah, maka penambahan hal tersebut hanya dapat dilakukan setelah
ada persetujuan tertulis dari Konsultan Perencana dan disetujui Direksi.
o Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari
Konsultan Perencana Mengajukan usul dalam rangka kejadian tersebut
diatas adalah merupakan kewajiban bagi kontraktor.
o Jika kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang diterapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
diameter besi dengan diameter terdekat, dengan syarat :
- Harus ada persetujuan dari Konsultan Perencana dan Direksi.
- Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam
gambar.
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat
menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.

Tahun Anggaran 2018


METODE PELAKSANAAN

6. PEKERJAAN MINOR

a. Pekerjaan Cor Beton Mutu Fc’= 15 Mpa (K175 TANPA TULANGAN)


 Pekerjaan cor beton pada bab ini adalah untuk pekerjaan beton bangku
shelter/taman, bak tanaman dan beton kanstin.
 Penjelasan pekerjaan pasangan batu tela dapat dilihat pada penjelasan
pekerjaan sebelumnya (B. Pasal-4).

b. Pekerjaan plesteran
 Lingkup pekerjaan adalah : pencampuran, pengadukan spesi, pemasangan
plesteran, perataan dan penghalusan permukaan plesteran.
 Semen Portland yang digunakan memenuhi NI-8 dan telah disetujui Direksi /
Pengawas Lapangan.
 Pasir yang dipergunakan harus berkadar Lumpur maksimal 5 % dan bebas dari
bahan organic dan alkali termasuk garam.
 Air yang digunakan adalah air bersih yang dapat dijadikan sebagai air minum.
 Komposisi campuran spesi/mortal adalah 1 Pc : 4 Pasir (untuk plesteran luar
lainnya 1 Pc : 3 Psr atau sesuai item ditentukan), atau kecuali disyaratkan lain
oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
 Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan jika hasil pekerjaan beton atau
pasangan batu telah disetujui Direksi / Pengawas Lapangan.
 Permukaan yang akan diplester harus bersih dan tidak mengandung minyak,
oli, Lumpur dan abu. Permukaan yang akan diplester harus dibasahi terlebih
dahulu sebelum diplester.
 Jika tidak ditentukan lain dalam gambar rencana, maka seluruh plesteran
mempunyai ketebalan 15 mm. Bila tebal plesteran lebih besar dari 15 mm,
maka harus dilaksanakan secara bertahap lapis perlapis, menunggu lapisan
terdahulu cukup kuat melekat baru dilaksanakan pelapisan berikutnya.
 Seluruh permukaan yang kedap air, plesteran harus difinish dengan acian dari
bahan PC. Pemberian lapisan kedap air/acian dilaksanakan segera setelah
pekerjaan plesteran dianggap telah mulai mengeras atau selang waktu 3–4
jam.
 Untuk semua jenis adukan, selang waktu pencampuran dengan
pemasangannya tidak lebih 45 menit sehingga campuran selalu dalam
keadaan baik. Lewat dari batas waktu tersebut, adukan harus dicampur ulang
dengan menambahkan air secukupnya.
 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar,
tidak terlalu tiba-tiba dengan membasahi permukaan pelesteran minimal 2 kali
setiap hari dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan
penutup yang biasa mencegah penguapan air secara cepat.
 Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki setiap plesteran yang retak
akibat perawatan yang tidak baik hingga diterima dengan baik oleh Direksi /
Pengawas Lapangan.

Tahun Anggaran 2018


METODE PELAKSANAAN

c. Pekerjaan Acian
Pekerjaan acian menggunakan semen PC sesuai yang ditentukan dengan takaran
penggunaan adalah 3,25 Kg per M2 permukaan. Menggunakan alat bantu sesuai
ketentuan sehingga dihasilkan permukaan yang benar-benar rata dan sesuai yang
diinginkan dalam desain.

d. Pekerjaan paving Block


 Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga serta
pelaksanaan seluruh pekerjaan pasangan paving block seperti tampak pada
gambar rencana.
 Pemasangan paving block dilakukan setelah seluruh permukaan yang akan
dipasang paving block telah dilakukan pekerjaan lapisan pasir dan sebelumnya
juga lapisan tanah timbunan, serta seluruh permukaan telah padat dan
elevasinya telah sesuai dengan petunjuk/gambar rencana.
 Paving block yang digunakan dengan jenis yang tebuat dari cetakan campuran
semen portland dan pasir (agregat kasar) yang mutunya baik tidak cacat atau
rusak (pecah-pecah/retak) dan benar-benar padat.
 Bentuk/jenis/model dan ukuran paving block yang digunakan ditentukan
kemudian setelah melalui kesepakatan bersama pihak Direksi, Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas.
 Pemasangan paving block harus benar-benar diukur rata permukaannya
sehingga tidak bergelombang, untuk kepentingan pengaliran floordrain (air
permukaan) ke saluran-saluran maka perlu diperhatikan kemiringan
permukaan pasangan lantai paving block sehingga aliran permukaan dapat
dengan cepat mengalir ke saluran-saluranm (tidak terjadi genangan air).
 Paving block yang digunakan untuk satu bidang yang sama harus dari paving
block dengan ukuran dan jenis yang sama.
 Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh bahan yang akan
dipergunakan. Bahan yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas Lapangan.

e. Pekerjaan Railing Pembatas Besi GIV Dia 2” + 1.5”


 Menggunakan besi giv dia 2” dan 1,5” spesifikasi medium A, dengan tinggi dan
panjang sesuai gambar.
 Pertemuan pada kedua pipa dilas penuh dan diamplas baik sehingga
pertemuan benar-benar baik dan rata permukaannya.
 Penyambungan dengan balok ring talud dengan pipa utama yang tertanam
dalam ringbalok talud dan pada pipa yang tertanam dipasangkan angkur besi
2 x dia 14 mm dan dilas pada tiang dengan ukuran panjang sesuai gambar
(bagian yang tertanam dalam balok beton talud).
 Sebelum balok ring talud dicor maka harus diatur benar-benar tegak lurus
pasangan tiang railingnya dengan lantai dan kemudian dapat dilakukan
pengecoran ring balok talud.
 Menyusul setelah semuanya telah selesai (cor beton ring balok telah benar-
benar kering) dapat dilakukan pengecatan seluruh permukaan besi railing
dengan cat meni dan cat kilap besi seperti yang ditentukan.

Tahun Anggaran 2018


METODE PELAKSANAAN

f. Pekerjaan pengecatan
 Permukaan yang akan dicat telah diplester dan di aci harus sudah rata dan
tidak boleh bergelombang. Setelah itu di cat finishing dengan cat eksterior
warna sebanyak dua kali sapuan sampai rata.
 Untuk permukaan lantai paving block harus terlebih dahulu diperiksa
permukaannya benar-benar telah bersih dari kotoran, sisa-sisa campuran,
semen, debu dan kotoran lainnya sebelum dilakukan pengecatan.
 Jenis cat yang digunakan adalah produksi ICI, atau lainnya sesuai petunjuk
direksi.
 Kontraktor harus mempersiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan ukuran 100 x 100 cm.
 Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna,
formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan ( dari cat dasar sampai lapisan
akhir).
 Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan Direksi untuk
mendapatkan persetujuan. Jika contoh tersebut telah disetujui secara tertulis
barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan mock up.
 Kaleng/wadah cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan
jelas identitas cat yang didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan.
 Warna cat bila belum ditetapkan disini, maka akan ditetapkan kemudian
dilapangan menurut petunjuk Direksi/pengawas lapangan.

g. Pekerjaan Pengecatan Dengan Meni Dan Cat Kilap


 Permukaan yang akan dicat harus benar-benar bersih dari kotoran dan
bahan/material organic yang menempel dan kering.
 Pekerjaan pengecatan dengan kualitas cat yang baik sesuai yang disyaratkan.
 Untuk lapisan pertama dilakukan pengecatan dengan meni dari jenis yang
sesuai dengan petunjuk dalam gambar atau ditentukan lain oleh direksi.
 Jenis cat kilap yang digunakan adalah produksi ICI, atau lainnya sesuai petunjuk
direksi dan konsultan.
 Warna cat bila belum ditetapkan disini, maka akan ditetapkan kemudian
dilapangan menurut petunjuk Direksi/pengawas lapangan.

h. Pekerjaan Grill Besi Penutup Saluran/Gorong-gorong


Besi Grill Penutup Saluran (besi siku L 5x50x50 dan besi bulat dia.19)
 Bahan grill terdiri dari besi siku L.5x50x50 sebagai frame rangka keliling dan
batang dudukan tengah, untuk besi bulat dia.19 sebagai besi pembagi frame.
 Besi siku terpasang pada ke empat sisi (keliling) dan batang tengah grill
penutup saluran dan terpasang harus benar-benar tegak lurus siku pada
sumbunya (as memanjang) dan masing-masing besi siku disambung dengan
pengelasan.
 Besi pembagi/pengisi dengan besi bulat dia.19 dipasang dengan pengelasan
pada masing kedua ujungnya pada bingkai/frame besi siku, diukur dan
ditimbang sehingga semua pasangan besi strip tepat pada besi siku dan semua

Tahun Anggaran 2018


METODE PELAKSANAAN

berada pada top level atas yang sama untuk setiap segmennya (sesuai dengan
gambar rencana).
 Model, ukuran dan rangkaian masing-masing komponen sesuai dengan
gambar rencana.
 Finishing dengan amplas seluruh permukaan kemudian di cat meni dan
terakhir di cat penutup dengan cat kilap besi 2 x sapuan.

i. Pekerjaan Pasangan Angkur Baut


Pekerjaan ini meliputi pengadaan material angkur baut dia 16 mm dan pemasangan.
Sebelumnya pada proses pembesian untuk kolom pedestal pondasi dudukan tiang
telah dilakukan pemasangan besi angkur baut dia 19 mm (4 buah) yang tertanam
sepanjang kolom pedestal dan dipasang / diikat dengan kuat pada rangkaian besi
tulangan kolom pedestal dengan semua ujung yang dibengkokan sesuai gambar.
Sehingga pemasangan benar-benar kuat dan setelah itu dilakukan pengecoran
kolom pedestal bersamaan. Permukaan kolom untuk dudukan tiang nantinya harus
benarbenar rata sehingga tiang dapat duduk dengan tegak lurus.

j. Pekerjaan lampu PJU Solar Cell


Pekerjaan lampu PJU Solar Cell terdiri dari :
Pekerjaan lampu Solar Cell LED 1 x 75 Watt

Spesifikasi Pekerjaan Lampu Pedestrian PJU (Solar Cell) LED 1x75 Watt :
 Menggunakan daya lampu 1 x 75 watt jenis LED Merk LED Era Type LES-35DC
 Lumen cahaya 2900lm warna pure white/warm, setara lampu konvensional
daya 150-200 watt,
 Ketinggian lampu ideal 5-6 m dilengkapi dengan housing lampu untuk
melindungi dari hujan dan panas matahari,
 Menggunakan 2 unit Battery Solar 12VDC-100Ah VRLA dan Box Battery Panel
Outdoor Powder Coating,
 Menggunakan 1 unit Regulator Automatic System 12V-10A,
 Menggunakan 1 set kabel lampu (NYYHY 2x1,5mm)+kabel modul (NYYHY
3x4mm)+kabel battery,
 Menggunakan 1 set modul support +bracket+aksesoris
 Menggunakan 1 set papan informasi besi plat+frame besi+pengecatan
 Tiang lampu menggunakan jenis tiang octagonal atau tiang bulat galvanize
yang dilengkapi dengan 1 set dudukan untuk papan informasi yang dibuat
khusus dan sebagai satu kesatuan dengan lampu jalan / pedestrian.
 Semua bahan dan material sesuai spesifikasi yang ditentukan dan ukuran
menurut gambar rencana, untuk warna dapat ditentukan kemudian menurut
petunjuk direksi dan konsultan.

Tahun Anggaran 2018


METODE PELAKSANAAN

7. PEKERJAAN PENYELESAIAN

Pekerjaan penyelesaian terdiri dari pembersihan umum lokasi dari sisa-sisa


bahan bangunan / bongkaran sisa-sisa galian maupun kotoran lainnya, termasuk
perbaikan-perbaikan akibat dari kerusakan / pembongkaran yang diakibatkan
pelaksanaan pekerjaan sehingga waktu penyerahan pekerjaan sudah harus bersih dan
rapih.

Tahun Anggaran 2018

Anda mungkin juga menyukai