Anda di halaman 1dari 16

SYARAT-SYARAT TEKNIS dan METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

KEGIATAN PISEW 2018


DIRJEN CIPTA KARYA PUPR – PROV. SULAWESI BARAT – TA. 2018

RENCANA KERJA dan SYARAT - SYARAT


( R - K – S )

URAIAN / PENJELASAN UMUM

Pasal - 1
PENJELASAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pada dasarnya untuk dapat memahami dan memahami dengan sebaik-baiknya seluk beluk
pekerjaan ini, Pelaksana Kegiatan (BKAD) diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh
Gambar kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis seperti yang akan diuraikan
dalam buku ini. Di dalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan, dan atau
kesimpang-siuran informasi di dalam pelaksanaan, Pelaksana Kegiatan (BKAD) diwajibkan
mengadakan pertemuan dengan FASILITATOR MASYARAKAT (FM) dan TENAGA AHLI
PROPINSI untuk mendapatkan kejelasan pelaksanaan.

 LINGKUP PEKERJAAN
Nama pekerjaan untuk Kegiatan ini adalah PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
SOSIAL EKONOMI WILAYAH KEC. TOBADAK KAB. MAMUJU TENGAH, Prov.
Sulawesi Barat, Tahun Anggaran 2018.
Dengan ruang lingkup pekerjaan antara lain :

NO URAIAN PEKERJAAN BOBOT %


A PEKERJAAN TALUD
Pekerjaan Pembersihan 1.14
Pekerjaan Galian 5.57
Pekerjaan Pasangan Batu 1:4 79.45
Pekerjaan Timbunan sirtu 9.74
B PEKERJAAN DUICKER
Pekerjaan Galian 0.12
Pekerjaan Pasangan Batu 1:4 1.26
Pekerjaan Plesteran 1:3 0.17
Pekerjaan Bekisting 0.09
Pekerjaan Pembesian Ø12 0.46
Pekerjaan Beton, f'c = 14,5 Mpa 0.33
C Operasional 1.67
JUMLAH 100.00

Pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas harus dilaksanakan oleh Pelaksana Kegiatan


(BKAD) meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta
buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan
ini adalah :
 Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan peralatan berikut alat Bantu yang
lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, Masyarakatan, dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat
kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga
seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserahterimakannya
pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.

1
SYARAT-SYARAT TEKNIS dan METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEGIATAN PISEW 2018
DIRJEN CIPTA KARYA PUPR – PROV. SULAWESI BARAT – TA. 2018

 Semua bagian pekerjaan yang merupakan satu kesatuan dengan pekerjaan yang
disebut dalam buku ini, menjadi lingkup pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan dan
harus dilaksanakan oleh Pelaksana Kegiatan (BKAD), sesuai dengan buku petunjuk
teknis PISEW dan arahan FASILITATOR MASYARAKAT.

 SARANA BEKERJA
1. Tenaga Kerja / Tenaga Ahli
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Peralatan Bekerja
Menyediakan alat-alat Bantu seperti alat-alat pengangkat, dan pengangkut serta
peralatan-peralatan yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
3. Bahan-bahan Bangunan
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

 PERSYARATAN PELAKSANAAN
Pelaksana (BKAD) wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan
syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis dan atau petunjuk
yang diberikan oleh Fasilitator Masyarakat (FM). Sebelum melaksanakan setiap
pekerjaan di lapangan, Pelaksana (BKAD) wajib memperhatikan dan melakukan
koordinasi kerja dengan pekerjaan lain menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur dan
mendapat izin tertulis dari Fasilitator Masyarakat (FM). Untuk menjamin mutu dan
kelancaran pekerjaan, pelaksana (BKAD) harus menyediakan :
 Wakil, sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli di bidangnya
selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi
kewajiban menurut kontrak.
 Buku harian untuk :
Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungnnya dengan kegiatan PISEW 2018.
Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan, dan detail pekerjaan.
 Dan menyediakan peralatan yang senantiasa diperlukan dalam kegiatan ini.

 STANDAR YANG DIPERGUNAKAN


Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia,
Standard Industri Kontruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan, antara lain :
 NI-2(PUBI-1971) : Peraturan Beton Indonesia (1971).
 PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan Indonesia.
 NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia
 NI-4 : Peraturan Cat Indonesia
 NI-5 PPKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
 NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
 NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan
 PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
 PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
 SII : Standard Industri Indonesia
 SK SNI T-15-1991-03 (PBI-1991) : Peraturan Beton Bertulang Indonesia
 AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air
 Serta :

2
SYARAT-SYARAT TEKNIS dan METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEGIATAN PISEW 2018
DIRJEN CIPTA KARYA PUPR – PROV. SULAWESI BARAT – TA. 2018

o Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.


o Peraturan perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang Keselamatan Tenaga
Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
o Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang Penanggulangan
Bahaya Kebakaran.
 Selain ketentuan yang tersebut, berlaku pula
dalam ketentuan ini :
o Gambar bestek yang dibuat oleh BKAD bersama dengan Fasilitator yang sudah
diverifikasi di tingkat propinsi dan pusat termasuk juga gambar-gambar kerja yang
dibuat oleh pelaksana kegiatan (BKAD) yang sudah disetujui/disahkan oleh
provinsi dan pusat.
o Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
o Surat perjanjian Melaksanakan Pekerjaan/Kontrak.
o Rencana Kerja Pelaksanaan (Time Shcedule) yang dibuat oleh pelaksana (BKAD)
dan disetujui oleh provinsi dan pusat.
Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard/Normalisasi tersebut di atas, maka
berlaku peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal
produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan.
Pasal 2
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Pelaksana (BKAD) wajib meneliti semua Gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan.
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS.
3. Ukuran - ukuran dalam gambar
3.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar kerja gambar
pelengkap meliputi :
o As – as dan Luar – luar
o Dalam – dalam
o Luar – dalam
3.2. Ukuran-ukuran yang dipergunakan disini semuanya dinyatakan dalanm M
(meter),kecuali ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inchi atau mm
(millimeter).
3.3. Khusus ukuran –ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai (“finished”)
3.4. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting,Pelaksana (BKAD) diwajibkan
meneliti terlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercantum didalam Gambar Kerja
Arsitektur dan Gambar Kerja lainnya yang termuat didalam Dokumen
Masyarakatan,terutama untuk peil ketinggian ,lebar,ketebalan luas penampang
dan lain-lain.
3.5. Bila ada keraguan mengenai ukuran ,Pelaksana (BKAD) wajib melaporkan secara
tertulis kepada Fasilitator Masyarakat (FM) yang selanjutnya akan memberikan
keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
3.6. Pelaksana (BKAD) tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran yang
tercantum didalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Fasilitator
Masyarakat (FM), dan segala akibat yang terjadi adalah kewajiban Pelaksana
(BKAD) baik dari segi biaya maupun waktu.

4. Perbedaan Gambar.
4.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam suatu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.

3
SYARAT-SYARAT TEKNIS dan METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEGIATAN PISEW 2018
DIRJEN CIPTA KARYA PUPR – PROV. SULAWESI BARAT – TA. 2018

4.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil, maka yang
berlaku adalah gambar kerja Struktur.
4.3. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi,
Elektrika/Listrik dan mekanikal, maka gambar yang dipakai sebagai pegangan
adalah ukuran fungsional dalam gambar kerja Arsitektur.
4.4. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian didalam pelaksanaan satu
bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerja lainnya, maka
didalam hal terdapat ketidak jelasan, kesimpang siuran, perbedaan-perbedaan,
dan ataupun ketidak sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja,
Pelaksana (BKAD) diwajibkan melaporkan kepada Fasilitator Masyarakat (FM)
secara tertulis, mengadakan pertemuan dengan Fasilitator Masyarakat (FM) dan
Tenaga Ahli Propinsi (TAPr), untuk mendapatkan keputusan gambar mana yang
akan dijadikan pegangan.
4.5. Kesatuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alas an oleh Pelaksana (BKAD)
untuk memperpanjang / meng”klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.

5. Istilah-istilah.
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin pada tahap
pembangunan ini adalah sebagai berikut :
5.1 AR : Asitektur
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Masyarakatan dan perancangan
bangunan ini secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada, baik
teknis maupun estetika.
5.2 SR : Struktur
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan konstruksi, bahan
konstruksi utama dan spesifikasinya, Dimensioneering Beton Struktur.
5.3 PL : Plumbing
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan system Sanitasi Bangunan (air
bersih, air kotor, air kotor)
5.4 EL : Elektrikal / Telepon / Fire Alarm / Soun Sistem / Penangkal Petir.
Yang ada hubungannya dengan System Penyediaan Daya Listrik, Penerangan,
Penangkal Petir,Sistem Komunikasi, Fire Alram dan lain-lain sesuai dengan gambar
kerja.
5.5 SD : Site Development
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan pematangan lahan seperti gali/urug,
perataan (“grading”), pengerasan jalan / parkir, saluran dan sebagainya.

6. Shop Drawing.
6.1 Shop Drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat
oleh Pelaksana (BKAD) berdasarkan Gambar Dokumen Perncanaan yang telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan. Pelaksana wajib membuat Shop Drawing
pada setiap akan melaksanakan suatu pekerjaan dan untuk detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Masyarakatan.
6.2 Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk,
cara pemasangan, dan atau spesifikasi / persyaratan khusus sesuai dengan
spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja /
Dokumen Masyarakatan maupun dalam buku ini.
6.3 Pelaksana (BKAD) wajib mengajukan Shop Drawing tersebut kepada Fasilitator
Masyarakat untuk mendapat persetujuan tertulis dari Fasilitator Masyarakat (FM).

4
SYARAT-SYARAT TEKNIS dan METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEGIATAN PISEW 2018
DIRJEN CIPTA KARYA PUPR – PROV. SULAWESI BARAT – TA. 2018

Pasal 3
KUASA PELAKSANA DI LAPANGAN

1. Di lapangan pekerjaan, Pelaksana (BKAD) wajib menunjuk seorang Kuasa Pelaksana


atau biasa dipanggil Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan di lapangan
dan mendapat kuasa penuh dari Pelaksana, berpendidikan minimal Sarjana Muda
Teknik Sipil atau sederajat dengan pengalaman minimum 5 (lima) tahun.
2. Dengan adanya Pelaksana (BKAD), tidak berarti bahwa Pelaksana lepas tanggung jawab
sebagian atau keseluruhan terhadap kewajibannya.

Pasal 4
TANGGUNG – JAWAB PELAKSANA

1. Pelaksana (BKAD) harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai
dengan ketentuan – ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
2. Kehadiran Fasilitator Masyarakat selaku Pendamping Kegiatan, mangawasi, menegur,
atau memberi nasehat tidak mengurangi tranggung jawab tersebut di atas.
3. Pelaksana (BKAD) bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Pelaksana berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut
dengan biaya Pelaksana sendiri.
4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka
Pelaksana (BKAD) berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi
Tugas melaui Fasilitator Masyarakat. Apabila hal ini tidak dilakukan, Pelaksana (BKAD)
bertanggung-jawab atas kerusakan yang timbul.
5. Pelaksana (BKAD) bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Pelaksana (BKAD) dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tanggung-jawab Pelaksana
7. Selama pembangunan berlangsung, Pelaksana (BKAD) harus menjaga
keamanan bahan / material, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai dengan
tahap serah terima.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun yang belum, adalah tanggung-jawab Pelaksana (BKAD) dan tidak
akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
8. Apabila terjadi kebakaran, Pelaksana (BKAD) bertanggung-jawab atas akibatnya, baik
yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
9. Apabila pekerjaan telah selesai, Pelaksana (BKAD) harus segera mengangkut sisa-sisa
bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.
Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Pelaksana.

Pasal 5
GUDANG, DAN LOS KERJA

1. Pelaksana (BKAD) berkewajiban membuat, Gudang Bahan yang dapat dikunci, di


mana tempatnya kan ditentukan oleh Pendamping Masyarakat / Personalia Kegiatan.
2. Gudang dan Los Bahan yang dibuat oleh Pelaksana, setelah selesai pelaksanaan
pembangunan / pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh pihak
Pelaksana kecuali ada ketentuan lain dari FM / Masyarakat.
3. Pelaksana wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing
anggota kelompok kerja pelaksanaan pekerjaan ini dan inventarisasi peralatan yang
dipergunakan untuk pekerjaan ini.

5
SYARAT-SYARAT TEKNIS dan METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEGIATAN PISEW 2018
DIRJEN CIPTA KARYA PUPR – PROV. SULAWESI BARAT – TA. 2018

4. Pelaksana wajib memasukkan identifikasi tempat kerja (Workshop) dan peralatan


yang dimiliki di mana pekerjaan akan dilaksanakan, serta jadwal kerja.
5. Semua sarana kerja yang dipergunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja lapangan.
6. Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material di lapangan harus aman dari
segala kerusakan, kehilangan, dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain
yang sedang berjalan.

Pasal 6
JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Pelaksana (BKAD) di damping Fasilitator


Masyarakat ‘wajib’ membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian
pekerjaan, S-Curve Bahan dan Tenaga.
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Fasilitator Masyarakat, paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender
setelah Surat Perintah Plaksanaan Pekerjaan (SPK) diterima Pelaksana, Rencana Kerja
yang telah disetujui oleh Fasilitator Masyarakat akan disahkan oleh Pemberi Tugas
(PPK).
3. Pelaksana wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Tim
Pelaksana Kabupaten, yang selanjutnya akan memberikan 1 (satu) salinan Rencana
Kerja kepada Fasilitator Masyarakat, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel
pada dinding Bangsal Pelaksana di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan/prestasi kerja.
4. Fasilitator Masyarakat (FM) akan menilai prestasi pekerjaan Pelaksana (BKAD)
berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

Pasal 7
PENGUKURAN GARIS / KETINGGIAN PERMUKAAN
DAN POSISI BAGIAN - BAGIAN PEKERJAAN

1. Pelaksana (BKAD) bertanggung-jawab atas kebenaran penetapan ketinggian yang


disetujui secara tertulis oleh Fasilitator Masyarakat.
2. Pelaksana (BKAD) harus bertanggung-jawab untuk menyediakan semua peralatan,
perlengkapan, dan tenaga kerja yang diperlukan dalam hubungannya dengan
penetapan tersebut dalam butir di atas.
3. Pencocokan peralatan ketinggian dilapangan oleh Fasilitator, bagaimanapun juga tidak
melepaskan Pelaksana dari tanggung-jawab atas ketepatan dari penetapan ketinggian
tersebut dan Pelaksana harus melindungi dan menjaga dengan hati-hati semua patok
tetap, bouwplank dan benda-benda lain yang digunakan dalam penetapan ketinggian.
4. Pelaksana (BKAD) wajib memperlihatkan dan mempelajari segala petunjuk yang
tertera dalam Gambar Kerja untuk memastikan posisi dan ketetapan dilapangan bagi
setiap bagian pekerjaan.
5. Pelaksana (BKAD) harus memasang patok-patok yang terpenting di Tapak untuk
patokan titik mula setiap bagian dari pekerjaan.
6. Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk, kemiringan/ kontur/
peil yang tertera didalam Gambar Kerja. Kemiringan yang dibuat harus cukup
mengalirkan air hujan menuju keselokan yang ada disekitarnya serta mengikuti
persyaratan-persyaratan yang tertera dalam Gambar Kerja. Tidak dibenarkan adanya
genangan air.

6
SYARAT-SYARAT TEKNIS dan METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEGIATAN PISEW 2018
DIRJEN CIPTA KARYA PUPR – PROV. SULAWESI BARAT – TA. 2018

7. Perbedaan antara Gambar Kerja dengan keadaan dilapangan harus dilaporkan kepada
Fasilitator Masyarakat (FM) untuk mendapatkan pemecahannya setelah berkonsultasi
dengan Tenaga Ahli Propinsi (TAPr).
8. Tidak dibenarkan Pelaksana (BKAD) mengambil tindakan tanpa sepengetahuan
Fasilitator Masyarakat (FM).
9. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju keselokan
yang ada disekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang tertera didalam
Gambar Kinerja. Tidak dibenerkan adanya genangan.

Pasal 8
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN - BAHAN

1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam A.V. dan Pesyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI
th,1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-
ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
2. Merk Pembuatan Bahan / Material dan komponen jadi.
a. Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat Teknik ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak
diartikan sebagai suatu yang mengikat.
b. Bahan Material dan komponen jadi yang dipasang/ dipakai harus sesuai dengan
yang tercantum didalam gambar ,memenuhi standar spesifikasi bahan tersebut,
mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
c. Apabila dianggap perlu, Fasilitator Masyarakat berhak untuk menunjuk tenaga ahli
yang ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang bersangkutan tersebut sebagai
pelaksana. Dalam hal ini Pelaksana tidak berhak mengajukan claim sebagai
pekerja tambah.
d. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan
ini.
e. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan
harus disertai test dari Laboratorium lokal/dalam negeri baik kualitas, ketahanan
serta kekuatannya dan harus disetujui Fasilitator Masyarakat secara tertulis dan
diketahui Tenaga Ahli Propinsi. Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium,
maka biaya tersebut harus ditanggung oleh Pelaksana (BKAD) tanpa dapat
mengajukan sebagai biaya tambahan.

3. Pelaksana (BKAD) terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua bahan-


bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Fasilitator Masyarakat untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut
didatangkan/ dipakai. Contoh bahan tersebut harus diserakan kepada Fasilitator
Masyarakat adalah sebanyak 3 (tiga) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk
menetapkan “ Standar of Apperiance “ dan disimpan diruang Penyimpanan yang telah
ditentukan. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua) minggu
sebelum jadwal pelaksanaan.
4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan
kepada Pelaksana selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan
contoh bahan tersebut.
5. Penyimpanan dan Pemeliharaan bahan harus sesuai dengan persyaratan pabrik yang
bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

7
SYARAT-SYARAT TEKNIS dan METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEGIATAN PISEW 2018
DIRJEN CIPTA KARYA PUPR – PROV. SULAWESI BARAT – TA. 2018

Pasal 9
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh


yang telah disetujui Fasilitator Masyarakat seperti yang diatur dalam pasal 8 diatas.
2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ ditolak oleh Fasilitator Masyarakat, harus segera dikeluarkan dari lapangan
selambat-lambatnya dalam tempo 3 * 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Fasilitator Masyarakat
dan ternyata masih dipergunakan oleh pelaksana (BKAD), maka Fasilitator Masyarakat
berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada Pelaksana yang mana segala
kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan
Pelaksana sepenuhnya disamping pihak Pelaksana tetap dikenakan denda sebesar 1%
(satu permil) dari harga borongan.
4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari
bahan-bahan tersebut, maka Pelaksana (BKAD) harus dan memeriksakannya ke
Laboratorium Balai Penelitian Bahan-bahan Pemerintah untuk di uji dan hasil
pengujian tersebut disampaikan kepada Fasilitator Masyarakat secara tertulis, segala
biaya pemeriksaan tersebut ditanggung oleh Pelaksana.
5. Sebelum ada kepastiaan dari Laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana (BKAD) tidak diperkenankan
melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut.

Pasal 10
SUPLIER DAN SUB-PELAKSANA

1. Jika Pelaksana (BKAD) menunjuk supplier dan atau Pelaksana bawahan (sub
Pelaksana) didalam hal pengadaan bahan/ material dan pemasangannya, maka
“wajib” memberitahukan terlebih dahulu kepada Fasilitator Masyarakat untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Pelaksana (BKAD) wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Fasilitator
Masyarakat dengan Pelaksana bawahan atau supplier bahan.
3. Supplier wajib hadir mendampingi Fasilitator Masyarakat dilapangan untuk pekerjaan
khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan
khusus sesuai instruksi pabrik.

Pasal 11
PERSYARATAN UMUM LAINNYA

1. Pekerjaan Penyediaan Air untuk bekerja


a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Pelaksana (BKAD) dengan atau
Mendatangkan langsung dilokasi Pelaksanaan Pekerjaan.
b. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia
lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan dari Fasilitator Masyarakat.
c. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas petunjuk Fasilitator Masyarakat.

2. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran :


Selama pembangunan berlangsung, Pelaksana (BKAD) wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (fire extiunguisher) lengkap dengan isinya, dengan jumlah
secukupnya dan masing-masing tabung berkapasitas 15 kg.

8
SYARAT-SYARAT TEKNIS dan METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEGIATAN PISEW 2018
DIRJEN CIPTA KARYA PUPR – PROV. SULAWESI BARAT – TA. 2018

3. Drainase/ Saluran Tapak Sementara :


Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/ kontur tanah yang ada ditapak
,Pelaksana (BKAD) wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada.
Arah aliran ditujukan kedaerah yang terendah yang ada ditapak atau kesaluran yang
sudah ada dilingkungan pembangunan.
4. Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan
Pelaksana (BKAD) diwajibkan menjaga keamanan lapangan yang meliputi barang-
barang milik Kegiatan, Fasilitator Masyarakat, dan milik pekerja yang ada dilapangan .
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun belum, adalah tanggung-jawab Pelaksana dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
Apabila terjadi kebakaran, Pelaksana bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
5. Keselamatan pekerjaan :
Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
Pelaksana bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan
peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas (PPK), dalam hal
terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Pelaksana harus bertanggung-jawab
memperbaikinya.
6. Memasuki Lapangan .
Fasilitator Masyarakat atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap waktu
dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tempat dimana
pekerjaan sedang dikerjakan/ dipersiapkan atau dimana bahan/ barang dibuat.
Pelaksana harus memberi fasilitas dan membantu untuk memasuki tempat-tempat
tersebut.
7. Pemeriksaan Pekerjaan.
7.1 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Pelaksana (BKAD),
tetapi karena bahan/ material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaan
sendiri ditolak oleh Fasilitator Masyarakat harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya Pelaksana dalam waktu yang ditetapkan oleh Fasilitator
Masyarakat.
7.2 Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan fasilitator dan harus memberikan kesempatan
sepenuhnya kepada tenaga ahli propinsi untuk memeriksa surat permohonan
pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/ hari raya, tidak dipenuhi/ ditanggapi oleh
Fasilitator Masyarakat, maka Pelaksana dapat meneruskan pekerjaannya dan
bagian yang seharusnya diperiksa oleh Fasilitator Masyarakat.
7.3 Bila Pelaksana (BKAD) melalaikan perintah, Fasilitator Masyarakat berhak untuk
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
Biaya pembongkaran dan pemasangan/ perbaikan kembali menjadi tanggungan
Pelaksana tidak dapat di “klaim” sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan
untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.
8. Kemajuan Pekerjaan.
8.1 Seluruh bahan, peralatan kontruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
Pelaksana demikian pula metode/ cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Fasilitator Masyarakat.
8.2 Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu yang
telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka fasilitator harus
memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna
melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu
yang telah ditentukan.
9. Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan dan Pembuatan “As-built Drawing”

9
SYARAT-SYARAT TEKNIS dan METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEGIATAN PISEW 2018
DIRJEN CIPTA KARYA PUPR – PROV. SULAWESI BARAT – TA. 2018

9.1Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan


pekerjaan sesuai dengan dokumen Masyarakatan.
9.2Setelah pekerjaan selesai dan diserah terimakan, Pelaksana didampingi fasilitator
berkewajiban membuat Gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan
sesuai dengan kenyataan yang telah dikerjakan/ dibangun oleh Pelaksana (As-built
Drawing).
Biaya untuk penggambaran “As-built Drawing”,sepenuhnya menjadi tanggung-
jawab Pelaksana.
10. Papan Nama Kegiatan
Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat, maka Pelaksana harus memasang
Papan Nama Kegiatan sesuai dengan Peraraturan Daerah yang berlaku, atas biaya
Pelaksana (BKAD) yang diambil dr Biaya Operasional Pelaksana.

SYARAT TEKNIS PENGADAAN BAHAN / MATERIAL

Untuk melaksanakan kegiatan ini, maka semua bahan dan material harus memenuhi
standart mutu dan kualitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kebutuhan bahan dasar
yang dimaksud adalah :

1. Air / Bahan Penetralisir


Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih dan tidak
mengandung minyak, asam, alkali, garam, bahan – bahan organis atau bahan –
bahan lain yang merusak bangunan, memenuhi syarat – syarat pelaksanaan
yang ditentukan dalam – 1970/ NI – 3.
2. Pasir Urug
Pasir untuk pengurugan, peninggian, dan lain – lain tujuan, harus bersih dan
keras atau memenuhi syarat – syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI
– 1970/NI – 3 pasir laut untuk maksud – maksud tersebut tidak dapat
digunakan.
3. Pasir Pasang
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus
memenuhi syarat – syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PBI 1971/ NI –
2. Butiran – butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihans\curkan dengan
jari. Kadar Lumpur tidak boleh melebihi 5%. Butiran – butirannya harus dapat
melalui ayakan berlubang 3 mm persegi. Pasir laut tidak dapat digunakan ( Dan
Telah Di larang sesuai yang Diperdakan Daerah dimana Kegiatan Ini
Berlangsung, yaitu Kecamatan Malunda Kabupaten SIMBORO Propinsi Sulawesi
Barat).
4. Portland Cement ( PC )
 Portland cement ( PC ) yang digunakan harus PC sejenis (NI–8)dan masih
dalam kantong utuh atau baru serta memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam PBI – 71/NI – 2.
 Bila menggunakan portland cement ( PC ) yang telah disimpan lama harus
diadakan pengujian terlebih dahulu oleh laboraturium yang berkompeten.
 Portland cement ( PC ) yang sudah membatu ( menjadi keras) tidak boleh
dipakai.
5. Pasir beton
Pasir harus dari butir – butir yang bersih dan bebas dari bahan organik lumpur
dan sebagainya. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.
6. Koral Beton/ Split

10
SYARAT-SYARAT TEKNIS dan METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEGIATAN PISEW 2018
DIRJEN CIPTA KARYA PUPR – PROV. SULAWESI BARAT – TA. 2018

 Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta


mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat – syarat pelaksanaan
PBI – 1971.
 Butiran – butiran split harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 76
mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang 20 mm.
 Koral/ Split hitam mengilap keabu- abuan.
7. Kayu.
 Pada umunya kayu bersifat baik dan sehat dengan ketentuan, bahwa
segala akibat dari kekurangan – kekurangan yang berhubungan pemakaian
tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syarat –
syarat pelaksanaan sebagai yang ditentukan dalam PPKKI – 1961.
 Mutu kayu ada dua macam yaitu mutu A dan mutu B.
 Yang dimaksud kayu mutu A adalah memenuhi syarat sebagai berikut :
 Harus kering udara.
 Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga
tidak boleh melebihi dari 3,5 cm.
 balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih
besar dari 1/10 dari tinggi balok.
 Retak dalam arah radikal tudak boleh melebihi 1/4tebal kayu,
dan retak – retak menurut lingkaran tidak melebihi 1/5 tebal kayu.
 Miring arah serat ( tangensial ) tidak melebihi 1/10.
 Yang dimaksud dengan mutu kayu B, kayu yang tidak termasuk dalam mutu
A, tetapi memenuhi syarat – syarat Pelaksanaan sebagai berikut :
 Kadar lengas kayu 30%.
 Besar mata kayu tidak boleh melebihi 1/4 dari lebar balok dan
juga tidak boleh lebih dari 5 cm.
 Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih
besar 1/10 dari tinggi atau panjangnya.
 Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu,
dan retak – retak menurut lingkaran tidak melebihi 1/4 tebal kayu.
 Miring arah serat ( tagensial ) tidak melebihi 1/7.
8. Beton Non Struktural
 Mutu campuran beton yang dicapai dalam pekerjaan non struktur/ struktur
pendukung menggunakan campuran 1 Pc : 2 Psr atau 1 Pc : 3 Pc : Split,
hingga setara dengan mutu beton K– 225 dan harus memenuhi persyaratan
PBI – 1971.
 Campuran beton menggunakan perbandingan volume.
 Untuk mencapai mutu beton setara K–175 menggunakan campuran 1 Pc : 3
Psr : 5 Split sampai dengan K– 225 untuk pekerjaan ini pada umumnya dapat
dipakai volume campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Split.
9. Multipleks/Tripleks.
Kayu lapis tebal 3 mm, ukuran 120 x 240 cm, potongan tepi multipleks rapih
tidak ada yang retak. Permukaan tidak cacat dan bekas dempulannya.

SYARAT TEKNIS dan METODE PEKERJAAN

A. PEKERJAAN PERSIAPAN - PENDAHULUAN


1. Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan mencakup :
Pembersihan/ pemindahan keluar dari tapak / site konstruksi terhadap semua
hal yang dinyatakan oleh Masyarakat / Masyarakat dan Direksi tidak akan

11
SYARAT-SYARAT TEKNIS dan METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEGIATAN PISEW 2018
DIRJEN CIPTA KARYA PUPR – PROV. SULAWESI BARAT – TA. 2018

digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran Pelaksanaan,


diantaranya :
 Pembongkaran Bangunan Existing bila ada
 Pembersihan sisah bangunan dari hasil pembongkaran maupun paket
pekerjaan sebelumnya bila ada.
 Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap
untuk dapat dilaksanakan pemasangan baru, sesuai dengan Gambar
Kerja.
 Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari Tapak /
Site kontruksi dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang
ditunjukkan Masyarakat / Direksi.
 Pada dasarnya, barang-barang tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam
pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Direksi / Masyarakat.
2. Pekerjaan Pengukuran dan Pasangan Bouwplank :
 Patok Ukur
o Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada
patok ukur sesuai petunjuk Direksi / Fasilitator Masyarakat.
o Pada dasarnya patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian
untuk peil permukaan yang ada dan tercantum dalam Gambar Kerja.
o Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Pelaksana minimal 2 (dua)
buah, dan lokasi penanamannya sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan Direksi / Fasilitator Masyarakat, sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan
pembangunan berlangsung.
o Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda
yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan selesai dan
ada intruksi dari Direksi / Konsultasi Masyarakat untuk dibongkar.
 Papan Bangunan ( “ Bowplank ”)
o Papan bangunan ( “bouwplank “ ) dibuat dari kayu Kls. III dengan
ukuran tebal 3 cm dan tebal 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi
sebelah atasnya.
o Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu sama
lain adalah 1.50 m tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-
gerakkan atau diubah.
o Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar
atau sesuai dengan keadaan setempat. Tinggi sisi atau papan
bangunan atau sama dengan lainnya dana atau rata waterpass,
kecuali dikehendaki lain oleh Doreksi / Fasilitator Masyarakat.
o Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Pelaksana harus
melaporkan kepada Direksi / Fasilitator Masyarakat untuk
mendapatkan persetujuan. Pelaksana harus menjaga dan memelihara
keutuhan dan ketetapan letak papan bangunan ini samapai tidak
diperlukan lagi.

B. PEKERJAAN GALIAN dan URUGAN


1. Pekerjaan Galian
 Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur
terpasang lengkap dengan penadaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah
diperiksa disetujui oleh Masyarakat.
 Galian untuk kontruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari
tanah urug bekas serta sisa bahan bangunan.

12
SYARAT-SYARAT TEKNIS dan METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEGIATAN PISEW 2018
DIRJEN CIPTA KARYA PUPR – PROV. SULAWESI BARAT – TA. 2018

 Urutan penggalian ini harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti


petunjuk Masyarakat sehingga tidak menimbulkan gangguan pada
lingkungan Tapak atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu
lebih dari 24 jam.
 Jika pada galian terdapat akar kayu, atau bagian tanah yang tidak padat
atau longgar maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian
lubang yang terjadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami
air setiap ketebalan 5 cm lapis demi lapis sampai jenuh sehingga mencapai
ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggung-jawab
Pelaksana tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
 Bila Pelaksana melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang
ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Pelaksana wajib untuk menutup
dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm
lapis demi lapis sampai jenuh sehingga mencapai ketinggian yang
diinginkan. Biaya pekerjaan ini tanggung-jawab Pelaksana tidak dapat
diklaim sebagai pekerjaan tambah.
 Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi
atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja, penampang Lereng Galian Kiri
dan Kanan dimiringkan 10o ke arah luar pondasi, dan sumbu, ketinggian
serta bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui
Masyarakat.
 Kelebihan Tanah Galian harus dibuang ke luar dari dalam tapak kontruksi,
arena antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan
tanah.
 Untuk menjaga lereng-lereng galian agar tidak longsor atau runtuh , maka
apabila dianggap perlu oleh Masyarakat, Pelaksana harus memasang
kontruksi penahan/casing sementara dari bahan seng gelombang BjLS 50
atau setara, atau dari papan-papan tebal 3 cm diperkuat dengan kayu-kayu
dolken, minimal diam. 8 cm sehingga kontruksi tersebut dapat menjamin
kestabilan lereng.
 Apabila dan atau karena permukaan Air Tanah tinggi, Pelaksana harus
menyediakan Pompa air secukupnya untuk mngeringkan Air yang
menggenangi Galian.

2. Pekerjaan Pengurugan Dan Pemadatan


 Pekerjaan pengurungan dan Pemadatan Tanah ini untuk
semua galian sampai permukaan yang ditentukan atau sesuai Gambar Kerja.
 Pelaksana diwajibkan melakukan Tes kepadatan tanah
apabila diminta oleh Direksi / Masyarakat sebanyak titik yang ditentikan oleh
Masyarakat.
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area
pembangunan harus sudah lebih bersih dari humus, akar tanaman, benda-
benda organis, sisa bongkaran dan bahan lain yang dapat mengurangi
kualitas pekerjaan ini.
 Urugan harus bebas dari segala bahan yang membusuk,
sisa bongkaran, dan atau yang mempengaruhi kepadatan urugan. Tanah
urugan dapat diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari
luar yang tidak mengandung bahan-bahan seperti tersebut di atas atau telah
disetujui Masyarakat.
 Penghamparan tanah urungan dilakukan lapis demi lapis
langsung dipadatkan sampai mencapai permukaan atau peil yang diinginkan.
Ketebalan pelapis setalah dipadatkan tidak boleh melebihi 15 cm atau 20

13
SYARAT-SYARAT TEKNIS dan METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEGIATAN PISEW 2018
DIRJEN CIPTA KARYA PUPR – PROV. SULAWESI BARAT – TA. 2018

cm. Setiap kali penghamparan harus mendapat persetujuan dari Masyarakat


yang menyatakan bahwa lapisan di bawahnya telah memenuhi kepadatan
yang disyaratkan dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalam
berita acara yang disetujui Masyarakat.
 Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik.
Apabila hari hujan, pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini,
kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2 % kadar air optimum.

3. Pekerjaan Perataan Tanah


Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yang
direncanakan, perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga kelebihan tanah tersebut dapat diangkut ke tempat lain yang
ditentukan oleh Masyarakat.

C. PEKERJAAN PONDASI dan BETON


1. Lingkup Pekerjaan.
 Menyediakan tenaga kerja, bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil
yang baik dan rapih.
 Pengadaan dan pemasangan pondasi batu kali.
2. Syarat – syarat pelaksanaan.
 Pondasi batu kali
 Sebelum memasang pondasi, kondisi tanah dibawah pondasi perlu
mendapat perhatian, bila kurang baik/ berlumpur/ berair, tanah didasar
pondasi diperbaiki dengan urugan sirtu (pasir batu).
 Pada bagian bawah galian diberi lapisan pasir setebal ± 10 cm, kemudian
dihampar anstamping (batu kosong ), baru diatasnya dipasang pondasi
batu dengan menggunakan spesi sebagai perekat.
3. Beton bertulang dan Rabat.
 Kualitas beton yang digunakan adalh dengan campuran/ perbandingan 1
Pc : 2 Psr : 3 Split hingga mempunyai kekuatan tekan setara dengan mutu
beton K.175 dan harus memenuhi ketentuan – ketentuan lain sesuai
dengan peraturan beton bertulang 1971 (PBI–1971) dan SK.SNI t – 15
1991 – 03.
 Pengecoran Beton,
 Cara pengadukan bias menggunakan mesin molen atau diaduk dengan
cara manual. Sebelum pengecoran, cetakan harus bersih dari kotoran
baik sampah bekas bekisting maupun kotoran.
 Ukuran – ukuran dan ketinggian, penulangan dan penempatan penahan
jarak harus selalu diperiksa sebelum pengecoran dilaksanakan.
 Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus
dihindarkan terjadinyan cacat pada beton sepeti keropos yang dapat
memperlemah konstruksi.
 Bekesting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran – ukuran yang
telah ditetapkan dalam gambar.
 Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan – perkuatan
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan
selama pengecoran. Bekisting harus rapat dan tidak bocor permukaannya,
bebas dari kotoran seperti serbuk gergaji, potongan – potongan kayu,
tanah dan sebagainya, agar mudah pada saa dibongkar tanpa merusak
permukaan beton.

14
SYARAT-SYARAT TEKNIS dan METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEGIATAN PISEW 2018
DIRJEN CIPTA KARYA PUPR – PROV. SULAWESI BARAT – TA. 2018

 Pembukaan bekisting baru dilakukan setelah memenuhi syarat yang


dicantumkan dalam PBI–1971 dan SNI.T–15–1991–01, yaitu ; min. 21 hari.
 Bahan yang didatangkan dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
 Bahan harus disimpan ditempat terlindung, kering, tidak lembab dan
bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh pabrik.
Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
 Pelaksana (BKAD) bertanggung jawab terhadap kerusakan selama
pengiriman dan penyimpanan, bila ada kerusakan PELAKSANA wajib
mengganti atas biaya. PELAKSANA.
4. Syarat – Syarat Pengamanan Pekerjaan
 Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan selama 3 x 24 jam.
 Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan – pekerjaan lain.
 Bila terjadi kerusakan, diwajibkan untuk memperbaiki dengan tidak
mengurangi kulitas pekerjaan.
 Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus menerus selama 1 minggu atau lebih sesuai
ketentuan dalam, PBI– 1971 dan SK.T– 5. 1991 – 03.

D. PEKERJAAN LANTAI
1. Pekerjaan di bawah Lantai.
o Lingkup pekerjaan.
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan dan alat – alat
bantu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan bawah lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/
ditujukan pada gambar sebagai dasar dari lantai finishing keramik.
o Persyaratan bahan.
a. Sub – base lantai menggunakan lantai kerja rabat beton dengan
campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dengan ketebalan sesuai gambar.
b. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar diatas akan tetapi
dibutuhkan untuk menyelesaikan/ penggantian dalam pekerjaan ini
harus baru, kualitas.
c. Tanah yang akan dijadikan dasar lantai harus dipadatkan sehingga
terdapat permukaan yang rata dan untuk memperoleh daya dukung
tanah yang maksimal, dengan menggunakan alat timbris.
d. Pasir Batu (Sirtu) dibawah lantai diisyaratkan harus keras, bersih
dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya.
e. Tebal yang diisyaratkan minimal 10 cm atau setebal sesuai dengan
gambar dan disiram dengan air kemudian ditimbris untuk
memperoleh kepadatan yang maksimal.
o Syarat – Syarat dan Penerimaan dan Penyimpanan Bahan.
a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan harus berkualitas baik
dan tidak cacat.
b. Beberapa bahan tertentu masih dalam kantong/ kemasan aslinya
yang masih disegel dan berlabel pabrik.
c. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup kering
tidak lembab dan bersih, sesuai persyaratan yang telah ditentukan.
o Syarat – syarat Pengamanan Pekerjaan.

15
SYARAT-SYARAT TEKNIS dan METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEGIATAN PISEW 2018
DIRJEN CIPTA KARYA PUPR – PROV. SULAWESI BARAT – TA. 2018

a. Selama 7 hari setelah pekerjaan dilaksanakan, tempat pelaksanaan


pekerjaan harus dilindungi dari lalulintas orang dan barang.
b. PELAKSANA diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari
kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan yang lain.
c. Bila terjadikerusakan, PELAKSANA diwajibkan untuk memperbaiki
dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.

PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PEMELIHARAAN SETELAH


PEMBANGUNAN

Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup
Pekerjaan seperti tercantum didalam gambar kerja dan terurai dalam buku ini dari semua
barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah
pekerjaan yang menjadi tanggungjawab Pelaksana yang bersangkutan telah selesai. Selama
pembangunan berlangsung, Pelaksana harus menjaga keamanan bahan/material barang
maupun bangunana yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

PENUTUP

Hal – hal yang belum tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini akan
ditambahkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, dan jika masih ada peraturan-
peraturan yang belum tercantum dalam RKS ini, masih mengikat sesuai dengan kondisi
daerah setempat.

TOBADAK, Juli 2018

BKAD KEC. TOBADAK


PISEW

ABDUL ROHIM, S.Pd


( Ketua )

16

Anda mungkin juga menyukai