Anda di halaman 1dari 56

Rencana Kerja Dan

Syarat Syarat
Lanjutan Pembangunan Masjid Nur
Sulaiman Desa Benua Baru Ulu Kec.
Sangkulirang
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

KETENTUAN dan PERSYARATAN

1.1. UMUM.
a. Lingkup.
1. Merupakan uraian penjelasan mengenai ketentuan dan persyaratan yang dimaksudkan
untuk menjadi panduan bagi Penyedia Jasa dalam proses pelaksanaan pekerjaan.
2. Item yang dimaksud, diantaranya :
2.1. Keterangan.
2.2. Definisi.
2.3. Layanan Perencana.
2.4. Komponen Struktur Eksisting.
2.5. Standard Rujukan.
2.6. Koordinasi Lapangan.
2.7. Submittal.
2.8. Pengawasan Kualitas.
2.9. Pelilihan dan Penggantian Bahan.
2.10. Pemeliharaan dan Panduan Pemeliharaan.
2.11. Dokumentasi.
2.12. Pekerjaan dengan Submittal.

b. Batasan.
Ketentuan dan Persyaratan ini merupakan submittal yang disusun untuk :
”Lanjutan Pembangunan Masjid Nur Sulaiman Desa Benua Baru Ulu Kec.
Sangkulirang”.

1.2. URAIAN KETENTUAN dan PERSYARATAN.


a. KETERANGAN.
Submittal dapat berupa seluruh atau sebagian dari kegiatan berikut ini :
1. Shop Drawing.
Merupakan gambar detail konstruksi pelaksanaan, diagram jadual, atau data lainnya
yang diadakan khusus oleh atau untuk dilaksanakan Penyedia Jasa, sub-penyedia jasa,
supplier, distributor, ataupun pihak lain dan anggotanya yang didalamnya menguraikan
penjelasan sebagian dari pekerjaan tersebut. Shop drawing ini dimaksudkan sebagai
gambaran interpretasi Penyedia Jasa mengenai rancangan atau sebagian dari rancangan
pekerjaan.
2. Data Produk.
Merupakan ilustrasi, performance, instruksi, atau informasi lainnya yang dilampirkan
oleh Penyedia Jasa yang didalamnya menguraikan penjelasan mengenai karakteristik
Daftar Isi
Halaman - 1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

bahan, peralatan, atau metoda konstruksi pelaksanaan yang akan dipakai untuk
sebagian pekerjaan.
3. Contoh Bahan.
Merupakan wujud nyata mengenai bahan yang akan digunakan dan hasil pelaksanaan
atau kualitas yang akan menjadi standard penilaian dan atau percontohan.
4. Shop Drawing, Data Produk dan Contoh Bahan, atau data sejenisnya, bukan merupakan
Dokumen Kontrak. Maksud dari hal tersebut adalah untuk membuktikan bahwa
Penyedia Jasa, (terbatas pada sebagian dari pekerjaan saja), mengerti atau memiliki
interpretasi terhadap rancangan yang diberikan dalam Dokumen Kontrak.

b. DEFINISI.
1. Apabila terdapat kalimat ”sesuai gambar rencana”, ”lihat gambar .....”, atau ”sesuai atau
sama dengan”, berarti bahwa pemilihan suatu item harus diketahui dan atas
persetujuan Perencana, kecuali disebutkan lain.
2. Apabila terdapat kalimat “disesuaikan terhadap kondisi lapangan”, berarti bahwa
beberapa aspek rancangan perlu dan harus disesuaikan dengan kondisi fisik lapangan.
2.1. Penyedia Jasa harus melakukan pemeriksaan ulang (re-check) kondisi lapangan
dan mengadakan penyesuaian sehubungan dengan kondisi lapangan tersebut,
dengan pengertian bahwa penyesuaian tersebut tidak bersifat prinsip dan atau
merubah rancangan. Penyesuaian yang dilakukan harus diketahui dan atas
persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
2.2. Beberapa aspek rancangan yang kemungkinan dapat terjadi penyesuaian
terhadap kondisi lapangan, diantaranya :
o Dimensi.
o Tata cara pelaksanaan pemasangan. (sistem konstruksi)
o Peralatan bantu.
2.3. Kondisi lapangan yang harus diketahui antara lain meliputi, tetapi tidak terbatas
pada sistem konstruksi, bahan dan dimensi bangunan, baik yang harus
dibongkar, dialihkan maupun dipertahankan, tetapi juga terhadap sistem dan
jaringan utilitas (infra struktur).
3. Apabila terdapat kalimat “mock-up”, berarti yang dimaksud adalah simulasi bagian
bangunan atau pelaksanaan pekerjaan dengan kondisi :
3.1. Dimensi sesuai ukuran rancangan dan persyaratan.
3.2. Bahan dan finishing sesuai rancangan dan persyaratan.
3.3. Semua komponen bangunan dan atau alat bantu untuk terlaksananya bagian
bangunan atau pekerjaan sesuai rancangan dan persyaratan harus lengkap
terpasang.
4. Sebagai simulasi, maka mock-up harus dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya
dari suatu bagian bangunan atau pekerjaan, agar diketahui kualitas dan kuantitasnya.

c. LAYANAN PERENCANA.
1. Layanan yang diberikan oleh Tim Perencana sesuai dengan keahlian dari masing-masing
anggota dan standard kualitas yang ditentukan oleh profesi.

Daftar Isi
Halaman - 2
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

2. Perencana tidak bertanggung jawab atas performance dari pelaksanaan kontruksi,


kontrak, hasil pelaksanaan, kekurangan, kelalaian atau akibat dari hal-hal tersebut dari
Penyedia Jasa, sub-penyedia jasa, supplier, distributor, atau ataupun pihak lain dan
anggotanya yang bekerja untuk Pemberi Tugas.

d. KOMPONEN STRUKTUR EKSISTING.


1. Bagian-bagian dari struktur dan atau komponen bangunan yang ada tidak boleh dirusak
atau dibongkar, kecuali ada izin tertulis dari Konsultan Pengawas/MK dan atau
Perencana Kontruksi.
2. Bagian-bagian dari struktur dan atau komponen bangunan yang ada, apabila mengalami
kerusakan akibat pembongkaran sebagian bangunan, Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab dan memperbaikinya sedemikian rupa sehingga kembali pada kondisi seperti
semula, tidak mempengaruhi atau mengurangi kekuatan konstruksi dan kegiatan intern.

e. STANDARD RUJUKAN.
Standard rujukan pelaksanaan yang digunakan merupakan terbitan terakhir terkait
dengan pekerjaan, diantranya :
1. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia. (PUBI)
2. Normalisasi Indonesia. (NI)
3. Standard Industri Indonesia. (SII)
4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia. (PBI)
5. Peraturan Semen Portland Indonesia.
6. Peraturan Pembangunan Daerah Setempat.
7. Ketentuan Umum untuk Pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan Umum AV No. 9 - 28 Mei
1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 14571.
8. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan yang dijelaskan dalam setiap spesifikasi
pekerjaan.
9. Standard Konstruksi Bangunan Indonesia.
10. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia.
11. Peraturan lain yang mendukung.

f. KOORDINASI LAPANGAN.
1. Rapat Lapangan.
Merupakan kegiatan yang diadakan untuk suatu pembahasan terhadap seluruh aspek
pelaksanaan, baik kemajuan maupun hambatan yang ditemukan, agar didapatkan
kesepahaman langkah dalam rangka mencapai tujuan dan hasil pelaksanaan sesuai
rencana dalam Dokumen Kontrak. Rapat lapangan dijadualkan, disiapkan,
dikoordinasikan dan direkam oleh Konsultan Pengawas/MK selama masa tahapan
pelaksanaan.
2. Administrasi.
Merupakan dokumentasi peristiwa pelaksanaan sehubungan adanya kegiatan rapat
lapangan, yang diarsipkan dan disusun sebagai catatan manajemen administrasi
pelaksanaan. Administrasi disiapkan, dikoordinasikan dan didistribusikan oleh Konsultan
Pengawas/MK kepada semua pihak yang berkepentingan, dalam satuan durasi waktu

Daftar Isi
Halaman - 3
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

yang ditetapkan setelah rapat lapangan.

Daftar Isi
Halaman - 4
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

3. Risalah Rapat.
Merupakan catatan atas tanggapan dan jawabannya dari semua pihak yang
berkepentingan, dalam satuan durasi waktu yang ditetapkan setelah rapat lapangan,
disahkan dan mengikat bagi semua pihak.

g. SUBMITTAL.
Sebelum mulai pengadaan atau pelaksanaan suatu pekerjaan atau bagian pekerjaan,
Submittal harus diserahkan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas/MK untuk
diperiksa dan disetujui.
Hanya submittal untuk pekerjaan khusus dan atau pekerjaan yang terkait pada prinsip
rancangan yang akan ditembuskan kepada dan ditelaah Perencana.

1. Penelahaan (re-view) Penyedia Jasa.


1.1. Umum.
Bila dipandang perlu Penyedia Jasa diperbolehkan mengadakan modifikasi
konstruksi pemasangan (fixing system) dengan suatu bukti perhitungan teknis.
Kajian ulang yang diajukan harus mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK sebelum pelaksanaan pekerjaan, tanpa mengakibatkan
pertambahan nilai pekerjaan.
1.2. Jadual Submittal.
Penyedia Jasa utama harus menelaah, menyetujui, mengirimkan kepada
Konsultan Pengawas/MK, submittal yang ditentukan minimal 7 (tujuh) hari atau
sesuai jumlah hari yang disepakati sebelum pelaksanaan lapangan. Apabila
pembelian barang tertentu membutuhkan persetujuan lebih awal, maka submittal
harus diserahkan juga lebih awal agar tidak mengganggu jadual pelaksanaan
(sesuai dengan jadual rencana yang disetujui). Submittal yang tidak diperlukan
tidak akan dikembalikan oleh Konsultan Pengawas/MK dan atau Perencana.
1.3. Kegiatan Pekerjaan Lapangan.
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan melaksanakan kegiatan pekerjaan tanpa
adanya Dokumen Kontrak atau apabila diperlukan Shop Drawing, Data Produk dan
Contoh Bahan, untuk bagian-bagian tertentu yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK dan atau Perencana.
1.4. Kondisi Pengajuan Submittal.
Dengan mengajukan submittal Data Produk, Contoh Bahan dan submittal
sejenisnya, Penyedia Jasa dinyatakan atau dianggap telah memutuskan dan
menyesuaikan bahan yang akan dipakai, dimensi ukuran, kriteria konstruksi dan
telah mengkoordinasikan informasi yang ada pada submittal tersebut sesuai
persyaratan dalam Dokumen Kontrak serta kondisi lapangan.
1.5. Tanggung Jawab.
Penyedia Jasa bertanggung jawab apabila ada perbedaan Shop Drawing, Data
Produk atau Contoh Bahan dari persyaratan yang tercantum dalam Dokumen
Kontrak, walaupun Konsultan Pengawas/MK dan atau Perencana telah
menyetujuinya, kecuali apabila Penyedia Jasa menyatakan secara tertulis
perbedaan tersebut secara terinci.

Daftar Isi
Halaman - 5
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

1.6. Revisi.
Penyedia Jasa harus menyatakan secara tertulis apabila ada revisi selain dari pada
yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas/MK dan atau Perencana pada
submittal yang telah dikembalikan kepada Penyedia Jasa.
1.7. Sertifikat.
Penyedia Jasa harus mengajukan sertikat kriteria bahan, sistem dan peralatan
seperti yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak dan harus dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya.

2. Penelahaan (re-view) Konsultan MK dan atau Perencana.


2.1. Penelaahan Konsultan Pengawas/MK dan atau Perencana atas submittal
peninjauan lapangan adalah untuk membuktikan bahwa Penyedia Jasa mengerti
atau memiliki interpretasi sesuai dengan rancangan yang telah disiapkan dalam
Dokumen Kontrak.
2.2. Penelaahan Konsultan Pengawas/MK dan atau Perencana tidak mengurangi
tanggung jawab Penyedia Jasa, sub-penyedia jasa, supplier, distributor atau phak
lain dan anggotanya, terhadap segala penyimpangan dari semua persyaratan
dalam Dokumen Kontrak.
2.3. Penelaahan Perencana juga tidak mengurangi tanggung jawab pokok-pokok
tersebut diatas atas koordinasi pekerjaan dan atau atas lingkup pekerjaan satu
dengan lainnya.

3. Submittal (Shop Drawing, Data Produk dan Contoh Bahan).


3.1. Jadual Waktu.
Shop Drawing, Data Produk dan Contoh Bahan harus diserahkan sesuai jadual
waktu yang telah disetujui, sehingga tidak mengakibatkan keterlambatan
penyelesaian pekerjaan bagi Penyedia Jasa lain. Para sub-penyedia jasa, supplier,
distributor atau phak lain dan anggotanya, menyerahkan submittalnya melalui
Penyedia Jasa utama. Dalam hal ada keterlambatan penyerahan submittal tidak
diadakan pengurangan durasi waktu 28 hari kalender yang diperlukan untuk
proses penelaahan submittal tersebut, dan tidak dapat dijadikan alasan
penambahan durasi waktu pelaksanaan pekerjaan oleh Penyedia Jasa.
3.2. Identifikasi.
Pada setiap submittal harus ditulis :
o Nama Proyek.
o Nama Penyedia Jasa.
o Nama Sub-penyedia jasa.
o Tanggal.
o Manfaat atau fungsi pemasangan.
Setiap submittal harus dilengkapi Transmittal yang berlaku, dengan memuat :
o Nama Proyek.
o Spesifikasi. (nomor bab dan nomor paragraf)
Shop drawing harus diberi nomor urut untuk setiap bagian pekerjaan, dan nomor
urut tersebut harus tetap sama pada setiap revisi yang diharuskan pada setiap
Daftar Isi
Halaman - 6
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

gambar dan atau contoh bahan, harus disediakan ruang kosong untuk tanda
tangan dan atau cap Penyedia Jasa, Konsultan Pengawas/MK dan atau Perencana.
Dalam hal ruang kosong tersebut tidak mungkin untuk diadakan, setiap gambar
dan atau contoh bahan harus ditempel kertas (tags) atau stiker untuk tanda
tangan dan atau cap.
3.3. Tanggung Jawab Penyedia Jasa.
Shop Drawing, Data Produk dan Contoh Bahan harus diberi cap oleh Penyedia
Jasa, dengan demikian menyatakan bahwa hal tersebut telah dikoordinasikan dan
telah diperiksa kelengkapan dan kesesuainnya terhadap Dokumen Kontrak oleh
Penyedia Jasa.
Usulan perubahan atau penyimpangan dari Dokumen Kontrak harus dinyatakan
secara jelas dalam submittal. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas volume dan
dimensi yang dinyatakan dalam submittal.
3.4. Shop Drawing.
Pada shop drawing harus diperlihatkan detail, bahan, ukuran, metoda
pelaksanaan, hubungan dimensi bagian pekerjaan lain dan data lainnya yang
terkait.
Hal yang harus diperiksa pada shop drawing diantaranya :
o Kebenaran dimensi dan kesesuaiannya dengan kondisi lapangan.
o Koordinasi shop drawing dari suatu bagian pekerjaan dengan bagian pekerjaan
lain yang berhubungan dengan hal kesesuaiannya terhadap persyaratan yang
diminta untuk kesempurnaan suatu pekerjaan.
3.5. Data Produk.
Untuk pengenalan atau identifikasi produk atau model, hal yang harus ditunjukan
diantaranya :
o Karakter penampilan bahan.
o Kapasitas.
o Dimensi produk dan ruang yang dibutuhkan.
o Diagram kabel atau pipa.
o Metoda pelaksanaan.
Gambar rancangan harus disesuaikan dengan persyaratan terinci yang diperlukan
untuk pekerjaan tersebut dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK dan
atau Perencana.
3.6. Contoh Bahan.
Semua contoh bahan yang diajukan harus dalam kemasan standard, lengkap
dengan rincian produk dan petunjuk pemakaian yang dikeluarkan oleh pabriknya.
3.7. Data Tambahan.
Bila diperlukan Konsultan Pengawas/MK dan atau Perencana dimungkinkan
meminta kelengkapan data tambahan untuk suatu jenis pekerjaan yang harus
diserahkan untuk tujuan dokumentasi data. Dalam hal demikian, submittal harus
dicap oleh Penyedia Jasa seperti yang disyaratkan untuk shop drawing, data
produk dan contoh bahan.

Daftar Isi
Halaman - 7
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

3.8. Kondisi Lapangan.


Pada kondisi lapangan yang sukar, shop drawing yang lengkap dan terpadu
dengan bidang perancangan lainnya harus diserahkan sebagai kelengkapan usulan
pemecahan permasalahan dari Penyedia Jasa.

4. Penelaahan Perencana.
4.1. Penelaahan Perencana atas shop drawing, data produk dan contoh bahan tidak
mengurangi tanggung jawab Penyedia Jasa atas segala penyimpangan dari
persyaratan dalam Dokumen Kontrak.
Penelaahan Perencana meliputi antara lain :
o Tidak dapat diartikan sebagai pemeriksaan lengkap dan menyeluruh.
o Tidak dapat mengurangi tanggung jawab Penyedia Jasa atas segala kesalahan
shop drawing dan atau jadual waktu pelaksanaan.
o Tidak dapat mengurangi atau menghilangkan kelengkapan pekerjaan yang
disyaratkan dalam Dokumen Kontrak, yang belum atau tidak digambarkan
dalam shop drawing.
o Telaah Perencana atas bagian pekerjaan atau bagian instalasi tidak
mencerminkan telaahan keseluruhan suatu fungsi instalasi atau struktur.
4.2. Submittals.
Submittal akan ditolak atau dikembalikan dan harus diperbaiki serta diserahkan
kembali, apabila :
o Tidak ada cap Penyedia Jasa.
o Tidak lengkap.
o Banyak terdapat kesalahan.
o Belum diperiksa ataupun hanya diperiksa secara garis besarnya saja oleh
Penyedia Jasa.

5. Proses.
Perencana akan menelaah shop drawing, data produk dan contoh bahan dalam waktu
yang wajar dan singkat sesuai durasi yang ditentukan dan membutuhkan cap
perusahaan sebelum mengembalikan kepada Penyedia Jasa.
Bila ada catatan Perencana yang akan menambah harga kontrak dan atau waktu
penyelesaian pekerjaan, harus dikonsultasikan lagi kepada Konsultan MK sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Setiap submittal akan diberi catatan-catatan yang berarti sebagai berikut :
5.1. STATUS A, berarti :Fabrikasi, produksi atau konstruksi boleh dilaksanakan atau
dimulai karena submittal telah sesuai dengan Dokumen Kontrak.
5.2. STATUS B, berarti :Fabrikasi, produksi dan konstruksi boleh mulai
pelaksanaannya dengan memperhatikan dan mengikuti nota/catatan Perencana
sesuai Dokumen Kontrak. Bila karena suatu hal Penyedia Jasa tidak dapat
memenuhi nota/catatan Perencana, Penyedia Jasa harus menyerahkan submittal
baru.

Daftar Isi
Halaman - 8
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

5.3. STATUS C, berarti :Fabrikasi, produksi dan konstruksi tidak boleh dimulai.
Penyedia Jasa harus membuat dan menyerahkan revisi atas submittal yang
bersangkutan, karena belum sesuai dengan Dokumen Kontrak.
5.4. STATUS D, berarti :Submittal ditolak karena tidak ada identifikasi, salah total dan
atau jauh menyimpang dari Dokumen Kontrak.

6. Prosedur.
Submittal dan Rekaman Submittal.
6.1. Shop Drawing : 3 set cetak biru.
6.2. Data Produk : 1 asli dan 2 rekaman (copy).
6.3. Contoh Bahan : 3 set, kecuali ada persyaratan lain.
6.4. Data Tambahan : 1 asli dan 2 rekaman (copy).

7. Distribusi Kembali.
Penyedia Jasa menanggung beban cetak transparansi yang telah disetujui atau dicap dan
harus mendistribusikannya ke lapangan serta sub-sub penyedia jasa. Dalam hal
Perencana diperlukan untuk menelaah submittal (butir 1.7 a), maka Perencana akan
mengembalikan submittal kepada Konsultan Pengawas/MK untuk didistribusikan kepada
pihak yang berkepentingan sebagai berikut :
7.1. Submittal A.
o Shop Drawing : 2 set cetak biru dicap copy resmi.
o Data Produk : 1 set asli + 2 set rekaman dicap copy resmi.
o Contoh Bahan : 2 set.
7.2. Submittal B.
o Shop Drawing : 2 set cetak biru dicap copy resmi.
o Data Produk : 1 set asli + 2 set rekaman dicap copy resmi.
o Contoh Bahan : 2 set.
7.3. Submittal C.
o Shop Drawing : 3 set cetak biru dicap copy resmi.
o Data Produk : 1 set asli + 2 set rekaman dicap copy resmi.
o Contoh Bahan : 3 set.

7.4. Cap Data Tambahan.


Data atau informasi yang telah diterima tetapi tidak diproses oleh Perencana
dikarenakan submittal tidak lengkap.

h. PENGAWASAN KUALITAS.
Dalam hal diperlukan suatu Biro Jasa Testing and Commissioning, maka biro jasa
tersebut ditunjuk oleh Pemberi Tugas.
1. Umum.
Pengambilan contoh bahan, test bahan dan fabrikasi serta pengawasan sesuai
keperluan. Hasil test diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK, Penyedia Jasa dan
sub-penyedia jasa serta pihak lain dan anggotanya yang terkait.

Daftar Isi
Halaman - 9
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

2. Penyedia Jasa.
Dalam hal contoh bahan tersebut diambil sendiri oleh Biro Jasa, daerah atau bagian
pekerjaan terkait yang rusak karena pengambilan tersebut harus diperbaiki oleh
Penyedia Jasa tanpa biaya tambahan.
2.1. Pemberitahuan siap melakukan test minimum 24 jam sebelumnya.
2.2. Membantu melaksanakan test tersebut.
2.3. Menyediakan jalan masuk untuk peralatan test (bila diperlukan)
2.4. Menyediakan contoh bahan yang akan ditest.
3. Koordinasi.
Jadual beberapa test yang diperlukan agar dikoordinasikan satu dengan lainnya untuk
efisiensi waktu dan kerja.
4. Test Ulang.
Dalam hal hasil suatu test tidak sesuai dengan spesifikasi, maka test tersebut harus
diulang oleh Biro Jasa yang bersangkutan sehingga dicapai hasil yang disyaratkan. Biaya
test ulang merupakan beban tanggung jawab Penyedia Jasa.

i. PEMILIHAN DAN PENGGANTIAN BAHAN.


1. Umum.
Pelelangan pekerjaan berdasarkan bahan, proses metoda konstruksi dan sistem yang
disyaratkan. Pada prinsipnya tidak dilakukan dalam kondisi memaksa (bahan tidak
diproduksi lagi atau tidak dapat diperoleh, yang dinyatakan resmi oleh
supplier/distributor/fabrikator) dan atau karena pertimbangan teknis atau estetika dari
Pemberi Tugas.
2. Pemilihan Bahan.
Merk suatu bahan atau produk yang dipilih harus sesuai dengan standard yang
disyaratkan dalam Dokumen Kontrak. Dalam 2 (dua) atau lebih merk bahan atau produk
untuk suatu pekerjaan disebut dalam Dokumen Kontrak, maka salah satu dapat
langsung dipilih.
3. Dasar Penelaahan Perencana.
3.1. Umum.
Dasar pertimbangan Perencana untuk bahan atau produk pengganti diantaranya :
o Kesetaraan kualitas dan daya gunanya, berdasarkan data lengkap yang
diserahkan oleh Penyedia Jasa.
o Penggantian bahan atau produk seperti yang diusulkan tidak mengakibatkan
perubahan suatu detail atau konstruksi yang terkait.
o Dapat diterima dari segi rancangan dan dampak estetikanya.
o Dari segi biaya dan atau waktu menguntungkan pihak Pemberi Tugas.
3.2. Pemberitahuan.
Keputusan Perencana atas penggantian bahan atau produk diberikan secara
tertulis dalam waktu yang wajar dan singkat.
3.3. Catatan.
Penggantian bahan atau produk tidak dilakukan setelah Pembukaan Penawaran
pada proses pelelangan, kecuali dalam keadaan memaksa dan atas persetujuan
Daftar Isi
Halaman - 10
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas/MK dan atau Perencana.

Daftar Isi
Halaman - 11
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

j. PEMELIHARAAN dan PANDUAN PEMELIHARAAN.


1. Umum.
Semua perlengkapan atau peralatan gedung harus dilengkapi 3 (tiga) set Buku Panduan
dan diserahkan kepada Pemberi Tugas. Buku Panduan tersebut harus memuat :
1.1. Cara pemeliharaan dan pengoperasian.
1.2. Daftar komponen (parts) asli dari pabrik.
1.3. Komponen pengganti (spare parts) yang diusulkan.
1.4. Data lain yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis.
2.5. Buku Panduan.
2.6. Berukuran ± 20 x 28 cm, gambar dan diagram dilipat rapih.
2.7. Disusun sistematis dan diberi index.
2.8. Dijilid sistem ring-binders dengan sampul plastik keras.
2.9. Setiap bagian (divisi) kerja harus mempunyai Buku Panduan.
2.10. Identifikasi.
Setiap manual harus diberi keterangan :
3.1. Nama Proyek.
3.2. Pemberi Tugas.
3.3. Perencana.
3.4. Penyedia Jasa dan sub-penyedia jasa.
3.5. Tahun penyelesaian pekerjaan.
3.6. Nama dan alamat para perwakilan atau pabrik dari produk yang dipakai.

k. DOKUMENTASI.
1. Gambar.
1.1. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan.
Selama masa pelaksanaan pekerjaan semua perubahan dan tanggal perubahan
pekerjaan harus direkam pada suatu gambar yang harus selalu tersedia
dilapangan untuk keperluan pemeriksaan atau koordinasi.
1.2. Tahap Akhir atau Penyelesaian Pekerjaan.
Diakhir pekerjaan semua perubahan harus disalin atau digambar ulang sebagai
Gambar Purna Bangun (As-Built Drawing). Gambar tersebut harus diperiksa dan
ditanda tangani oleh Penyedia Jasa dan Konsultan Pengawas/MK. Perencana
harus mendapat 1 (satu) set cetak biru gambar tersebut. Biaya penggambaran
merupakan beban Penyedia Jasa.
2. Buku Panduan.
2.1. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan.
Selama masa pelaksanaan pekerjaan semua perubahan bahan atau produk harus
dicatat sebagai dokumentasi. Dalam hal beberapa merk suatu produk disyaratkan
dalam spesifikasi, merk atau produk yang dipilih harus dicatat. Buku Panduan
Proyek ini harus selalu ada dilapangan untuk keperluan pemeriksaan atau
koordinasi.
2.2. Tahap Akhir atau Penyelesaian Pekerjaan.
Diakhir pekerjaan Buku Panduan sudah harus lengkap dijilid dan diserahkan
Daftar Isi
Halaman - 12
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

kepada Konsultan Pengawas/MK untuk disahkan dan disampaikan kepada


Pemberi Tugas. Buku Panduan Proyek harus diserahkan selambat-lambatnya 2
(dua) minggu setelah Serah Terima Pertama Pekerjaan dari Penyedia Jasa kepada
Pemberi Tugas.

l. PEKERJAAN DENGAN SUBMITTAL.


Persyaratan ini melengkapi tetapi tidak menghilangkan persyaratan submittal pada
spesifikasi setiap pekerjaan. Mutlak disyaratkan adanya shop drawing pada pekerjaan
dibawah ini, tetapi tidak terbatas pada :
1. Pekerjaan pengukuran ulang tapak dan rencana tata letak koordinat bangunan.
(uitzeting)
2. Pekerjaan pasangan dinding batu bata yang menjelaskan tata letak dinding terhadap
balok, kolom, bidang bukaan jendela dan pintu, kondisi kabel atau instalasi ME serta
jarak antar as setiap bidang yang berdekatan, terutama pada tepi bangunan.
3. Pekerjaan finishing lantai yang menjelaskan secara rinci mengenai pembagian modul
panel jarak siar, kepala panel (key line), arah buangan, pola dan tata warna,
hubungannya dengan bidang vertikal dan atau dengan peralihan bahan finishing lain,
hubungan dengan under floor duct serta asesorisnya.
4. Pekerjaan beton lantai dan balok yang menjelaskan secara rinci mengenai penulangan,
leveling struktur, hubungannya dengan sparing/konduit untuk instalasi atau perangkat
MEP.
5. Pekerjaan tata udara, deteksi api, tata cahaya dan tata suara yang menjelaskan dengan
rinci mengenai jalur konfigurasi jaringan, tata letak fixtures atau perangkat asesoris,
leveling, hubungan antara pekerjaan tersebut, integrasi dengan pola plafond serta
hubungannya dengan komponen struktur gedung.
6. Pekerjaan pintu dan jendela yang menjelaskan dengan rinci mengenai dimensi dan lokasi
pemasangan, bahan, jenis dan posisi engsel, handle dan pengunci, hubungannya dengan
dinding, sparing perangkat security, finishing.
7. Pekerjaan tata ruang luar yang menjelaskan dengan rinci mengenai pola dan jarak
tanam, hubungannya dengan bangunan atau bagian bangunan yang terkait.
8. Pekerjaan instalasi luar (drainase, pipa air kotor, air bersih, perangkat tata udara) yang
menjelaskan dengan rinci mengenai dimensi, bahan, leveling, perlindungan pada
pertemuan dengan jalan, hubungannya dengan bangunan dan atau instalasi lain, serta
asesoris atau pelengkap yang menonjol dari muka tanah.
9. Pekerjaan perkerasan halaman atau pavement yang menjelaskan dengan rinci mengenai
leveling, pola dan tata warna, dimensi, hubungannya dengan bangunan atau bagian
bangunan serta instalasi MEP.
10. Pekerjaan lain yang merupakan hasil optimasi dan penyesuaian perencanaan dari
perencanaan lama.
Selain dari hal tersebut diatas, shop drawing juga digunakan dalam hal gambar-gambar
rencana yang menurut pendapat Penyedia Jasa dan atau Konsultan Pengawas/MK tidak
dapat dilaksanakan karena kondisi lapangan yang tidak memungkinkan atau karena
alasan lain. Dalam kasus seperti ini, Penyedia Jasa harus mengajukan shop drawing
untuk diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK dan atau Perencana.

Daftar Isi
Halaman - 13
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

BAB - 2
PEKERJAAN PERSIAPAN PROYEK

2.1. PEKERJAAN PERSIAPAN PROYEK.


a. Lingkup Pekerjaan.
3. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
4. Item pekerjaan yang dilakukan, diantaranya :
2.1. Pengukuran Tapak Kembali. (Uitzet)
2.2. Papan Dasar Pelaksanaan. (Bouwplank)
2.3. Papan Nama Proyek.
2.4. Air dan Listrik Kerja.
2.5. sesuai detail pelaksanaan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan atau atas
petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan.
1. Semua bahan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan ini, harus berkualitas
baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
2. Penyimpanan bahan yang akan digunakan harus diusahakan sedemikian rupa, sehingga
bebas dari pengaruh yang dapat mengurangi kualitas bahan.
3. Pengendalian pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam gambar
rencana dan spesifikasi.

c. Persyaratan Pelaksanaan.
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus memberikan contoh
bahan yang akan digunakan serta melakukan percobaan contoh hasil/kualitas dari bahan
tersebut, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
2. Penyedia Jasa harus memperhatikan dan mempelajari bagian pekerjaan sesuai gambar
rencana dan kondisi lapangan, membuat shop drawing dari konstruksi pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.
3. Apabila ditemukan perbedaan bagian pekerjaan antara gambar rencana dengan kondisi
lapangan, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan

Daftar Isi
Halaman - 14
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

Pengawas/MK, untuk segera ditindak-lanjuti pemecahannya.


4. Semua bagian pekerjaan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman
dibidangnya dengan memperhatikan dan mengikuti persyaratan teknis pelaksanaan
serta pemakaian bahannya.
5. Apabila hasil/kualitas pekerjaan dinilai kurang sempurna oleh Konsultan Pengawas/MK,
disebabkan kelalaian pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya, atau dikarenakan
pekerjaan ini telah merusak pekerjaan lainnya, maka Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab untuk memperbaiki dan menyelesaikannya, tanpa adanya tambahan biaya.
6. Penyedia Jasa bertanggung jawab menjaga dan memelihara hasil pekerjaan yang telah
selesai hingga serah terima pekerjaan dilakukan pada Konsultan Pengawas/MK.
7. Pembersihan Lokasi Proyek.
10.1. Penyedia Jasa harus melakukan pembersihan lokasi proyek diseluruh tempat
pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan yang dilakukan meliputi semua belukar,
semak, sampah dan benda-benda lain yang tidak diinginkan, kemudian dibuang
keluar lokasi proyek.
10.2. Bangunan ataupun bekas bangunan yang masih ada pada lokasi dan harus
dibongkar/dipindahkan karena diperlukan atau mengganggu kelancaran
pelaksanaan harus atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
10.3. Penemuan benda-benda dalam lokasi proyek pada saat dilakukan pembersihan,
seperti benda kuno dan benda berharga lainnya, harus segera diberitahukan
kepada Konsultan Pengawas/MK secara tertulis mengenai bentuk, jenis dan
tempat lokasi penemuannya.
10.4. Pada saat menemukan benda-benda tersebut, Penyedia Jasa harus segera
mengambil tindakan untuk melindungi benda tersebut dalam keadaan dan posisi
seperti waktu ditemukan pertama kali dan berusaha sedapat mungkin agar tidak
merusaknya. Pengambilan ataupun pemindahan benda-benda tersebut harus
dilakukan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
10.5. Setelah selesai dikerjakan, pembersihan lokasi proyek harus dihindarkan dan
dilindungi dari kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi kualitasnya
10.6. Pembersihan lokasi proyek merupakan tanggung jawab penyedia jasa

8. Papan Nama Proyek.


13.1. Penyedia Jasa harus mengadakan papan nama proyek yang mencantumkan data-
data kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
13.2. Papan nama proyek harus ditempatkan pada lokasi yang mudah dilihat oleh
umum dan diletakkan pada saat pelaksanaan akan dimulai. Setelah pelaksanaan
pekerjaan selesai, papan nama proyek harus dicabut kembali dan daerah bekas
penempatannya harus diperbaiki dan dibersihkan sesuai rencana
pemanfaatannya.
13.3. Setelah selesai dikerjakan, papan nama proyek harus dihindarkan dan dilindungi
dari kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi kualitasnya
.
13.4. Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pekerjaan Papan Nama Proyek adalah
lumpsum ( ls ).

Daftar Isi
Halaman - 15
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

BAB - 4
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL DAN STRUKTURAL

4.1. PEKERJAAN BENTUKAN BETON PRAKTIS dan BETON COR.


a. Lingkup Pekerjaan.
5. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
6. Item pekerjaan yang dilakukan, diantaranya :
2.1. Pembuatan bentukan beton praktis. (dengan tulangan)
2.2. Pembuatan bentukan beton cor. (tanpa tulangan)
2.3. sesuai detail pelaksanaan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan atau atas
petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan.
4. Semua bahan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan ini, harus berkualitas
baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
5. Bahan bentukan beton praktis dan beton cor, diantaranya :
2.1. Portland cement, harus dari satu jenis merk, produk lokal ex. Semen Tiga Roda,
Semen Holcim, Semen Padang, Semen Gresik, Semen Tonasa, Semen Bosowa,
atau produk lain yang setara, memenuhi persyaratan bahan yang tercantum
dalam NI-8 dan SNI 15-2049-1994.
2.2. Agregat kasar (split beton Ex. Palu), harus bersih, butir-butir padat tidak berpori,
bebas kotoran atau bahan organis, uk. Ø 2-3 cm, memenuhi persyaratan bahan
yang tercantum dalam SNI 03-2461-1991 dan ASTM C 33-93.
2.3. Agregat halus (pasir beton Ex. Palu), harus bersih, butir-butir tajam, bebas kotoran
atau bahan organis, melalui ayakan # 1.6-2.0 mm, memenuhi persyaratan bahan
yang tercantum dalam SNI 03-2461-1991 dan ASTM C-33.
2.4. Air, harus bersih, tawar, tidak mengandung minyak dan asam, bebas kotoran atau
bahan organis, memenuhi persyaratan bahan yang tercantum dalam NI-3 pasal
10, PUBI-1982 pasal 9 dan ASTM C 1218.
2.5. Besi beton, harus bersih, penampang bulat, tidak cacat, bebas karat dan noda
minyak. Tulangan uk. Ø 10 mm, sengkang uk. Ø 8 mm, besi mutu U-24, memenuhi
persyaratan bahan yang tercantum dalam ASTM A 184M.
2.6. Kawat beton pengikat merupakan baja lunak uk. Ø ≥ 0.40 mm, harus bersih, tidak
disepuh seng, memenuhi persyaratan bahan yang tercantum dalam NI-2, PBI-1971

Daftar Isi
Halaman - 16
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

dan ASTM A 496-94.


2.7. Penggunaan bahan diantaranya untuk lantai kerja, lantai rabat, lantai ramp, kolom
praktis, balok praktis, lapisan dasar perkerasan.

6. Bahan lain yang tidak tercantum tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan ini,
harus berkualitas baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
7. Penyimpanan bahan yang akan digunakan harus diusahakan sedemikian rupa, sehingga
bebas dari pengaruh yang dapat mengurangi kualitas bahan.
8. Pengendalian pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam gambar
rencana dan spesifikasi, serta NI-2 PBI-2001.

c. Persyaratan Pelaksanaan.
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus memberikan contoh
bahan yang akan digunakan serta melakukan percobaan contoh hasil/kualitas dari bahan
tersebut, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
2. Penyedia Jasa harus memperhatikan dan mempelajari bagian pekerjaan sesuai gambar
rencana dan kondisi lapangan, membuat shop drawing dari konstruksi pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.
3. Apabila ditemukan perbedaan bagian pekerjaan antara gambar rencana dengan kondisi
lapangan, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas/MK, untuk segera ditindak-lanjuti pemecahannya.
4. Semua bagian pekerjaan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman
dibidangnya dengan memperhatikan dan mengikuti persyaratan teknis pelaksanaan
serta pemakaian bahannya.
5. Bentukan beton praktis.
5.1. Kualitas Beton.
o Beton Praktis (K-225) merupakan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr.
o Kualitas beton dapat dibuktikan dengan cara membuat contoh beton uji
berbentuk kubus. Ukuran, jumlah dan frekuensi pengujian harus memenuhi
persyaratan yang tercantum dalam SNI 03-4810-1998.
5.2. Pembesian.
o Pembesian dibentuk menggunakan alat bentukan sesuai fungsi pemakaiannya,
dan harus memenuhi persyaratan dalam perlakuannya.
o Ukuran, jumlah dan bentuk rangkaian pembesian untuk tulangan dan sengkang
sesuai gambar rencana.
o Pembesian yang telah selesai, disusun sesuai kebutuhannya, dirangkai dan
diperkuat menggunakan kawat pengikat, sedemikian rupa terjamin kokoh dan
tidak akan terjadi pergeseran susunannya.
o Rangkaian pembesian yang sudah jadi harus dihindarkan dan dilindungi dari
kemungkinan pengaruh yang dapat mengurangi kualitasnya.
o Pada bidang permukaan mendatar (horizontal), perletakan pembesian dapat

Daftar Isi
Halaman - 17
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

ditopang menggunakan bantuan beton tahu (decking), jumlah dan jarak


disesuaikan dengan kebutuhan.
5.3. Cetakan Beton.
o Cetakan beton dapat dibuat dari kayu papan kelas III tebal ± 20 mm atau panel
multipleks tebal 9 mm.
o Ukuran, jumlah dan bentuk cetakan beton sesuai gambar rencana.
o Cetakan beton harus dibuat rapat, tidak bocor, licin, bebas kotoran dan mudah
dilepas pada saat pembongkarannya.
o Cetakan beton dibentuk menggunakan perkuatan-perkuatan yang sesuai,
sedemikian rupa hingga kokoh dan menjamin tidak akan terjadi perubahan
bentuk maupun ukurannya, akibat tekanan dalam pelaksanaan pembetonan.
o Penopang cetakan beton dapat dibuat dari kayu balok uk. □ 5x7 cm.
o Jumlah penopang disusun sesuai luas bidang cetakan beton, sedemikian rupa
dapat menopang kokoh dan menjamin tidak akan terjadi pergeseran, akibat
tekanan dalam pelaksanaan pembetonan.
o Pada saat pembongkaran cetakan beton, harus dilakukan secara hati-hati,
sedemikian rupa tidak merusak bidang permukaan beton.
o Tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada bidang permukaan beton
yang telah selesai tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
o Cetakan beton yang sudah jadi harus dihindarkan dan dilindungi dari
kemungkinan pengaruh yang dapat mengurangi kualitasnya.
5.4. Pencampuran Beton.
o Pencampuran bahan-bahan beton harus dilakukan dengan teliti, sesuai takaran
perbandingannya.
o Bahan beton yang sudah ditakar harus diaduk menggunakan alat pencampur
beton (molen).
o Selama proses pencampuran, kekentalan beton harus selalu diperhatikan
dengan cara memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump
min. 80 mm dan maks. 120 mm.
o Campuran beton yang sudah jadi harus segera dituangkan pada lokasi yang
akan dilakukan pembetonan, sedemikian rupa agar plastisitas campuran tidak
rusak.
o Pengolahan, penakaran dan pencampuran bahan beton harus disetujui
Konsultan Pengawas/MK, serta memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
SNI 03-4433-1997.
5.5. Pengecoran Beton.
o Sebelum pengecoran dimulai, harus diperiksa kembali posisi cetakan beton,
penopang cetakan dan perletakan pembesian, sesuai dengan ketentuan.
o Cetakan beton harus dibersihkan dan disiram air bersih hingga jenuh.
o Pengecoran dapat dilakukan setelah ada persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
o Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin untuk menjamin beton cukup
padat, menghindarkan terjadinya cacat pada beton, seperti keropos dan

Daftar Isi
Halaman - 18
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

sarang-sarang koral/split, yang dapat memperlemah konstruksi.


o Bagian yang tertanam dalam beton, seperti angkur besi, harus dipersiapkan
sesuai kebutuhan dan menjadi satu bagian dengan beton.
o Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas/MK.
o Pengecoran beton yang telah selesai agar dihindarkan dan dilindungi dari
kemungkinan pengaruh yang dapat mengurangi kualitasnya.
o Selama dalam masa pengerasan, bidang permukaan beton harus selalu
dibasahi dengan air secukupnya, agar tidak terjadi penguapan yang berlebihan.
o Apabila menggunakan curing agent, pemeliharaannya harus memenuhi
persyaratan yang tercantum dalam ASTM C 494.
5.6. Saluran dan Pipa yang ditanam dalam beton.
o Perletakan sparing dilakukan sesuai gambar rencana dan tidak boleh
mempengaruhi/memperlemah kekuatan struktur.
o Bilamana sparing berpotongan dengan tulangan besi, maka besi tidak boleh
ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
o Semua perletakan sparing harus dipasang sebelum pengecoran dan diperkuat,
sedemikian rupa tidak mudah bergeser pada saat pengecoran dan dilindungi
agar tidak terisi beton.
5.7. Setelah selesai dikerjakan, bentukan beton praktis harus dihindarkan dan
dilindungi dari kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi kualitasnya
6. Bentukan beton cor.
6.1. Kualitas Beton Cor (B-0) merupakan campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr.
6.2. Bentukan beton cor sama dengan proses bentukan beton praktis, namun tidak
menggunakan pembesian.
7. Apabila hasil/kualitas pekerjaan dinilai kurang sempurna oleh Konsultan Pengawas/MK,
disebabkan kelalaian pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya, atau dikarenakan
pekerjaan ini telah merusak pekerjaan lainnya, maka Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab untuk memperbaiki dan menyelesaikannya, tanpa adanya tambahan biaya.
8. Penyedia Jasa bertanggung jawab menjaga dan memelihara hasil pekerjaan yang telah
selesai hingga serah terima pekerjaan dilakukan pada Konsultan Pengawas/MK.
9. Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Bentukan Beton Praktis dan Beton
Cor adalah meter kubik ( m3 ).

Daftar Isi
Halaman - 19
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

PEKERJAAN PLESTERAN
6.1. PEKERJAAN PLESTERAN dan ACIAN.
a. Lingkup Pekerjaan.
7. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
8. Item pekerjaan yang dilakukan, diantaranya :
2.1. Pembuatan plesteran pasangan.
2.2. Pembuatan acian lapisan bidang permukaan.
2.3. sesuai detail pelaksanaan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan atau atas
petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan.
c. Semua bahan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan ini, harus berkualitas
baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
d. Bahan plesteran dan acian, diantaranya :
2.1. Portland cement, harus dari satu jenis merk, produk lokal ex. Semen Tiga Roda,
Semen Holcim, Semen Padang, Semen Gresik, Semen Tonasa, Semen Bosowa,
atau produk lain yang setara, memenuhi persyaratan bahan yang tercantum
dalam NI-8 dan SNI 15-2049-1994.
2.2. Pasir pasang, harus bersih, butir-butir tajam, bebas kotoran atau bahan organis,
melalui ayakan # 1.6-2.0 mm, memenuhi persyaratan bahan yang tercantum
dalam NI-3 pasal 14 ayat 2 dan PBUI-1982 pasal 9.
2.3. Air, harus bersih, tawar, tidak mengandung minyak dan asam, bebas kotoran atau
bahan organis, memenuhi persyaratan bahan yang tercantum dalam NI-3 pasal
10, PUBI-1982 pasal 9 dan ASTM C 1218.
2.4. Penggunaan bahan diantaranya untuk lapisan dan bidang permukaan pasangan
dan beton.
e. Bahan lain yang tidak tercantum tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan ini,
harus berkualitas baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
f. Penyimpanan bahan yang akan digunakan harus diusahakan sedemikian rupa, sehingga
bebas dari pengaruh yang dapat mengurangi kualitas bahan.
g. Pengendalian pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam gambar
rencana dan spesifikasi, serta Nl-3, Nl-8 dan PUBI-1982.

Daftar Isi
Halaman - 20
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

i. Persyaratan Pelaksanaan.
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus memberikan contoh
bahan yang akan digunakan serta melakukan percobaan contoh hasil/kualitas dari bahan
tersebut, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
2. Penyedia Jasa harus memperhatikan dan mempelajari bagian pekerjaan sesuai gambar
rencana dan kondisi lapangan, membuat shop drawing dari konstruksi pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.
3. Apabila ditemukan perbedaan bagian pekerjaan antara gambar rencana dengan kondisi
lapangan, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas/MK, untuk segera ditindak-lanjuti pemecahannya.
4. Semua bagian pekerjaan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman
dibidangnya dengan memperhatikan dan mengikuti persyaratan teknis pelaksanaan
serta pemakaian bahannya.
5. Plesteran.
5.1. Lokasi pelaksanaan pekerjaan terlebih dahulu diberi acuan menggunakan patok-
patok dan benang atau bahan sejenis lainnya, sebagai panduan dan atau batasan
ukur terhadap arah horizontal maupun arah vertikal bidang permukaannya.
Panduan dan atau batasan ukur ini tidak boleh berubah selama pelaksanaan
berlangsung hingga selesai.
5.2. Plesteran merupakan perekat/spesi lapisan dan pasangan, terbuat dari campuran
pc, pasir dan air, diaduk merata sampai mendapatkan campuran yang homogen.
5.3. Plesteran campuran 1 pc : 4 ps diterapkan untuk bidang permukaan pasangan
tidak kedap air.
5.4. Plesteran campuran 1 pc : 2 ps diterapkan untuk bidang permukaan pasangan
kedap air (trasraam), pasangan dibawah permukaan tanah, pasangan diatas
permukaan lantai (setinggi ± 30 cm).
5.5. KM/WC.menggunakan plesteran campuran 1 pc : 2 ps sampai ketinggian ± 200 cm
diatas permukaan lantai dan atau ketinggian pasangan lapisan keramik dinding.
(sesuai gambar rencana)
5.6. Plesteran dibuat tebal maks. 15 mm dan merupakan tebal finish pada lapisan dan
sisi bidang permukaan pasangan. Plesteran yang tebalnya melebihi 15 mm harus
diberi kawat ayam pada bidang permukaannya, sedemikian rupa agar plesteran
dapat melekat dengan baik dan kuat.
5.7. Pada pertemuan dua bidang permukaan bahan yang berbeda, seperti contoh
plesteran bertemu dengan lapisan keramik, dapat dibuat pola nat/siar pertemuan,
lebar dan kedalaman ± 5 mm, kecuali ditentukan lain.
5.8. Bidang permukaan plesteran harus dibasahi air secukupnya sedemikian rupa agar
proses pengeringannya berlangsung secara wajar dan mencegah penguapan air
secara cepat.
5.9. Setelah selesai dikerjakan, plesteran harus dihindarkan dan dilindungi dari
kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi kualitasnya.

Daftar Isi
Halaman - 21
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

6. Acian.
6.1. Acian digunakan untuk lapisan finishing bidang permukaan plesteran dan atau
bidang permukaan beton yang akan dilapis.
6.2. Acian terbuat dari campuran 1 pc : 2 air, diaduk merata sampai mendapatkan
campuran yang homogen.
6.3. Tebal lapisan acian dibuat maks. 3 mm, sedemikian rupa menghasilkan bidang
permukaan yang rata dan halus.
6.4. Acian dapat dikerjakan setelah lapisan plesterannya mengering, umumnya
pengeringan plesteran ± 3 - 4 hari.
6.5. Agar acian dapat melekat dengan baik dan kuat pada beton, bidang
permukaannya harus dibuat kasar atau timbul lapisan agregatnya.
6.6. Lapisan acian harus dibasahi air secukupnya sedemikian rupa agar proses
pengeringannya berlangsung secara wajar, mencegah penguapan air secara cepat
dan menghindari terjadinya retak-retak rambut.
6.7. Setelah selesai dikerjakan, acian harus dihindarkan dan dilindungi dari
kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi kualitasnya.
7. Apabila hasil/kualitas pekerjaan dinilai kurang sempurna oleh Konsultan Pengawas/MK,
disebabkan kelalaian pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya, atau dikarenakan
pekerjaan ini telah merusak pekerjaan lainnya, maka Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab untuk memperbaiki dan menyelesaikannya, tanpa adanya tambahan biaya.
8. Penyedia Jasa bertanggung jawab menjaga dan memelihara hasil pekerjaan yang telah
selesai hingga serah terima pekerjaan dilakukan pada Konsultan Pengawas/MK.
9. Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Plesteran dan Acian adalah meter
persegi ( m2 ).
10.
PEKERJAAN KUSEN, PINTU dan JENDELA.
a. Lingkup Pekerjaan.
9. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
10.Item pekerjaan yang dilakukan, diantaranya :
2.1. Pembentukan kusen, pintu dan jendela.
2.2. Pemasangan kusen, pintu dan jendela.
2.3. sesuai detail pelaksanaan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan atau atas
petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan.
1. Semua bahan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan ini, harus berkualitas
baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
2.1. Pintu Kayu, produk lokal ex. kayu Bengkirai, atau produk lain yang setara,
memenuhi persyaratan bahan yang tercantum dalam NI-5, PKKI-1961, PUBI-1982
pasal 37 dan SII-0458 - 81.

Daftar Isi
Halaman - 22
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

o Rangka kayu kelas I, kering oven, uk. □ 30x120 mm.


o Panel teakwood, tebal 3.6 mm.
o Bentuk dan ukuran sesuai gambar rencana.
o Finishing daun pintu, cat melamik, produk lokal ex. Ultran Impra.
o Penggunaan bahan diantaranya untuk, pintu seluruh ruangan termasuk WC.
o Bentuk dan ukuran, sesuai gambar rencana.
2. Bahan lain yang tidak tercantum tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan ini,
harus berkualitas baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
3. Penyimpanan bahan yang akan digunakan harus diusahakan sedemikian rupa, sehingga
bebas dari pengaruh yang dapat mengurangi kualitas bahan.
4. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam
gambar rencana dan spesifikasi.

h. Persyaratan Pelaksanaan.
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus memberikan contoh
bahan yang akan digunakan serta melakukan percobaan contoh hasil/kualitas dari bahan
tersebut, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
2. Penyedia Jasa harus memperhatikan dan mempelajari bagian pekerjaan sesuai gambar
rencana dan kondisi lapangan, membuat shop drawing dari konstruksi pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.
3. Apabila ditemukan perbedaan bagian pekerjaan antara gambar rencana dengan kondisi
lapangan, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas/MK, untuk segera ditindak-lanjuti pemecahannya.
4. Semua bagian pekerjaan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman
dibidangnya dengan memperhatikan dan mengikuti persyaratan teknis pelaksanaan
serta pemakaian bahannya.
5. Kusen, jendela, sirip dan bouvenlight aluminium.
5.1. Pembentukan rangka aluminium dikerjakan dengan teliti secara fabrikasi (work
shop), sedemikian rupa menghasilkan rakitan rangka kusen dan jendela sesuai
bentuk dan ukurannya.
5.2. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan pemasangan dilapangan dimulai.
5.3. Toleransi perubahan bentuk rangka untuk ukuran tinggi dan lebar ± 1 mm dan
untuk diagonal ± 2 mm.
5.4. Pemasangan rangka aluminium harus pada bidang perletakan yang rata, siku dan
tegak lurus. Toleransi pemasangan aluminium di satu sisi dinding adalah 10-20
mm.
5.5. Apabila terdapat celah antara rangka dan bidang perletakannya, harus diisi
dengan beton ringan/grout hingga menutupi rapat dan rapih.
5.6. Perkuatan rangka kusen, sirip dan bouvenlight pada bidang perletakannya
menggunakan besi plat, sekrup, rivet atau stap yang sesuai, sedemikian rupa
dapat terpasang kokoh, stabil, tidak terlihat dari luar dan tidak merusak bahan.
5.7. Pemasangan rangka jendela diperkuat menggunakan engsel dari bahan sejenis

Daftar Isi
Halaman - 23
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

dan diletakkan menurut bukaan sesuai gambar rencana.


5.8. Celah diantara pemasangan kaca dan rangka aluminium harus ditutup dengan
sealant atau rubber yang sesuai dengan profilnya.
5.9. Treatment permukaan bahan aluminium yang bersentuhan dengan bahan
alkaline, beton, plesteran dan bahan lainnya, harus diberi finishing lapisan dari
bahan lacquer yang jernih.
5.10. Bahan aluminium yang bertemu dengan bahan besi, tembaga atau lainnya, harus
diberi lapisan chromium untuk menghindari timbulnya korosi.
5.11. Pemasangan rangka aluminium harus rata, tegak lurus, dan semua peralatan
operasional pendukungnya dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
5.12. Setelah selesai dikerjakan, kusen, jendela, sirip dan bouvenlight aluminium harus
dihindarkan dan dilindungi dari kemungkinan adanya pengaruh yang dapat
mengurangi kualitasnya.
5.13. Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Kusen dan Jendela
Aluminium adalah meter panjang ( m1 ).
6. Pintu kayu.
6.1. Pembentukan pintu dikerjakan dengan teliti secara fabrikasi sedemikian rupa
menghasilkan rakitan pintu sesuai bentuk dan ukurannya.
6.2. Pintu Kayu Terbuat dari Bahan Kayu Kelas 1
6.3. Pemotongan bentuk, ukuran maupun profil permukaan kayu harus menggunakan
mesin pemotong khusus agar mendapatkan hasil potong yang baik, rapih dan siku
sudutnya.
6.4. Kayu yang sudah dipotong, dirangkai sesuai bentuk dan ukuran yang direncanakan
berdasarkan ketentuan sambungan-sambungan konstruksi kayu.
6.5. Perkuatan sambungan kayu menggunakan lem khusus kayu. Setelah cukup kuat,
sambungan diperkokoh dengan pin-pin kayu. Tidak diperkenankan menggunakan
bahan metal, seperti paku.
6.6. Kemudian rangka daun pintu dilapis panel teakwood menggunakan lem khusus
kayu dan diperkuat paku uk. ± 2 cm, berjarak 10-15 cm. Bidang sisi rangka yang
telah dilapis teakwood, ditutup oleh list kayu tebal 5 mm hingga terbentuk daun
pintu sesuai ukuran jadi.
6.7. Kepala paku dan celah-celah yang terdapat pada permukaan daun pintu, ditutup
rapat menggunakan wood filler, dan dibiarkan mengering. Seluruh permukaan
daun pintu diamplas hingga rata dan halus.
6.8. Pemasangan pintu harus rata, tegak lurus, dan semua peralatan operasional
pendukungnya dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
6.9. Setelah selesai dikerjakan, pintu kayu harus dihindarkan dan dilindungi dari
kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi kualitasnya.
6.10. Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Pintu Kayu adalah M2.
7. Apabila hasil/kualitas pekerjaan dinilai kurang sempurna oleh Konsultan Pengawas/MK,
disebabkan kelalaian pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya, atau dikarenakan
pekerjaan ini telah merusak pekerjaan lainnya, maka Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab untuk memperbaiki dan menyelesaikannya, tanpa adanya tambahan biaya.

Daftar Isi
Halaman - 24
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

8. Penyedia Jasa bertanggung jawab menjaga dan memelihara hasil pekerjaan yang telah
selesai hingga serah terima pekerjaan dilakukan pada Konsultan Pengawas/MK.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP

10.1. PEKERJAAN PENUTUP ATAP.


a. Lingkup Pekerjaan.
11.Kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
12.Item pekerjaan yang dilakukan, diantaranya :
2.1. Pemasangan tumpuan penutup atap.
2.2. Pemasangan penutup atap.
2.3. Pemasangan listplank.
2.4. sesuai detail pelaksanaan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan atau atas
petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan.
1. Semua bahan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan ini, harus berkualitas
baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
2. Bahan penutup atap, diantaranya,
2.2. Penutup atap, bubungan dan nok Metal, produk lokal ex Multirooff, atau produk
lain yang setara.
o Jenis stone chips.
o Tebal minimum 0.25 mm.
o Tipe, warna dan ukuran ditentukan kemudian.
o Asesoris bahan penutup atap, produk sejenis.
2.3. Penutup atap, bubungan dan nok Zincalume, produk lokal ex. BlueScope Steel
atau produk lain yang setara.
o Tipe ADH Clip 6800 profile.
o Lebar 6800 mm, tinggi 52 mm.
o Tebal minimum 0.45 mm.
o Mutu baja G550 (550 Mpa)
o Tipe, warna dan ukuran ditentukan kemudian.
o Asesoris bahan penutup atap, produk sejenis.

Daftar Isi
Halaman - 25
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

2.4. Listplank
2.5. Bahan lain yang tidak tercantum tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan
ini, harus berkualitas baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.
3. Penyimpanan bahan yang akan digunakan harus diusahakan sedemikian rupa, sehingga
bebas dari pengaruh yang dapat mengurangi kualitas bahan.
4. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam
gambar rencana dan spesifikasi, serta NI-19, PUBI-1982, dan SII-07-0132-1987.

c. Persyaratan Pelaksanaan.
9. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus memberikan contoh
bahan yang akan digunakan serta melakukan percobaan contoh hasil/kualitas dari bahan
tersebut, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
10.Penyedia Jasa harus memperhatikan dan mempelajari bagian pekerjaan sesuai gambar
rencana dan kondisi lapangan, membuat shop drawing dari konstruksi pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.
11.Apabila ditemukan perbedaan bagian pekerjaan antara gambar rencana dengan kondisi
lapangan, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas/MK, untuk segera ditindak-lanjuti pemecahannya.
12.Semua bagian pekerjaan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman
dibidangnya dengan memperhatikan dan mengikuti persyaratan teknis pelaksanaan
serta pemakaian bahannya.
13.Tumpuan penutup atap.
5.14. Kaso dipasang tegak lurus pada rangka gording yang diperkuat menggunakan
baut/braket yang sesuai, sedemikian rupa dapat terpasang kokoh dan kuat.
5.15. Jarak susunan tumpuan kaso ± 500-600 mm, pemasangan dimulai dari bidang
permukaan bagian tengah rangka gording kearah bagian sisi.
5.16. Setelah kaso terpasang dengan baik dan sempurna, dilanjutkan dengan
pemasangan reng tegak lurus pada susunan tumpuan kaso, sejajar rangka gording,
yang diperkuat menggunakan nut screws/fisher yang sesuai, sedemikian rupa
dapat terpasang kokoh dan kuat.
5.17. Jarak susunan tumpuan reng disesuaikan dengan ukuran bahan penutup atap
yang dipilih, pemasangan dimulai dari tumpuan kaso bagian bawah atau sesuai
batas dalam ambang tepi perletakan bibir penutup atap yang ditentukan,
umumnya ± 5 - 10 cm.
5.18. Setelah selesai dikerjakan, tumpuan penutup atap harus dihindarkan dan
dilindungi dari kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi
kualitasnya.
5.19. Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Tumpuan Penutup Atap
adalah meter persegi ( m2 ).
14.Penutup atap.
14.1. Penutup atap dilakukan setelah pekerjaan tumpuannya (kaso+reng) selesai

Daftar Isi
Halaman - 26
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

dengan sempurna. Pemasangan disusun dalam satu arah, dimulai dari bawah ke
atas, diperkuat menggunakan sekrup/paku berikut karet gasket atau bahan
sejenis lainnya yang sesuai dengan bahan penutup atap.
14.2. Pemasangan dilakukan tiap selang satu susun. Alur atap harus benar-benar lurus
dan sama rusuknya. Pertemuan antar lembaran dibuat over-lapping min. 50-75
mm. (sesuai persyaratan pemakaian bahan penutup atapnya)
14.3. Penyetelan yang benar dan tepat akan menjamin kekuatan pengikatan dan
kerapatan bahan yang digunakan. Celah-celah antar bahan penutup atap dapat
diperkecil menggunakan bahan perekat/sealent yang disarankan dari pabrik yang
memproduksinya.
14.4. Setelah selesai dikerjakan, penutup atap harus dihindarkan dan dilindungi dari
kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi kualitasnya.
14.5. Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Penutup Atap adalah meter
persegi ( m2 ).
15.Bubungan dan nok atap.
15.1. Pemasangan bubungan dan nok dilakukan setelah pekerjaan penutup atap selesai
dengan sempurna.
15.2. Bubungan dipasang mulai dari bagian ujung sisi ke bagian tengah, sedemikian
rupa simetris antara sisi kanan dan kirinya.
15.3. Nok dipasang mulai dari bagian bawah ujung bibir penutup atap ke arah bagian
atas ujung sisi bubungan.
15.4. Perkuatan bubungan dan nok dilakukan menggunakan bahan asesoris yang sesuai,
sedemikian rupa dapat terpasang kokoh dan kuat.
15.5. Setelah selesai dikerjakan, bubungan dan nok harus dihindarkan dan dilindungi
dari kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi kualitasnya.
15.6. Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Bubungan dan Nok Atap
adalah meter panjang ( m1 ).
16.Listplank.
16.1. Sebelum pemasangan dimulai, agar diperiksa bidang permukaan rangka
penopangnya rata.
16.2. Pemasangan listplank atap dilakukan dalam satu arah memanjang, diperkuat
menggunakan sekrup/paku dilengkapi karet gasket atau bahan sejenis lainnya
yang sesuai, sedemikian rupa dapat terpasang dengan kokoh, kuat dan tidak
bergelombang.
16.3. Untuk mencegah air merembes pada sambungan memanjang, celah sambungan
panel ditutup menggunakan bahan perekat/sealent dan atau lembaran karet uk. □
250x100x0.4 mm pada bidang bagian dalamnya.
16.4. Setelah selesai dikerjakan, listplank harus dihindarkan dan dilindungi dari
kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi kualitasnya.

Daftar Isi
Halaman - 27
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

16.5. Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Listplank adalah meter
panjang ( m1 ).
17.Apabila hasil/kualitas pekerjaan dinilai kurang sempurna oleh Konsultan Pengawas/MK,
disebabkan kelalaian pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya, atau dikarenakan
pekerjaan ini telah merusak pekerjaan lainnya, maka Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab untuk memperbaiki dan menyelesaikannya, tanpa adanya tambahan biaya.
18. Penyedia Jasa bertanggung jawab menjaga dan memelihara hasil pekerjaan yang telah
selesai hingga serah terima pekerjaan dilakukan pada Konsultan Pengawas/MK.

Daftar Isi
Halaman - 28
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

BAB – 10
PEKERJAAN KACA

13.1. PEKERJAAN KACA


d. Lingkup Pekerjaan.
13.Kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
14.Item pekerjaan yang dilakukan, diantaranya :
2.1. Pemasangan kaca.
2.2. sesuai detail pelaksanaan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan atau atas
petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

e. Persyaratan Bahan.
2. Semua bahan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan ini, harus berkualitas
baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
3. Bahan kaca dan cermin, diantaranya :
2.1. Kaca Tempredd dan Reyben , produk lokal ex. Asahimas, atau produk lain yang
setara.
o ,kaca Reyben 5 mm dan 12 mm
o Jenis clear float glass.
o Toleransi ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui 2 mm.
o Kesikuan tidak boleh melampaui 1½ mm/m1.
o Cacat yang harus dihindarkan.
- Bahan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas).
- Bahan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
- Bahan harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah).
- Bahan harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi kearah
luar/masuk).
- Bahan harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave), benang
adalah cacat garis timbul yang tembus pandang, sedang gelombang adalah
permukaan kaca atau cermin yang berubah dan mengganggu pandangan.
- Bahan harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch).
- Bahan harus bebas awan (permukaan kaca mengalami kelainan
kebeningan).
- Bahan harus bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca).
- Bahan harus bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
o Penggunaan bahan diantaranya untuk, seluruh pasangan jendela.

Daftar Isi
Halaman - 29
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

4. Bahan lain yang tidak tercantum tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan ini,
harus berkualitas baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
5. Penyimpanan bahan yang akan digunakan harus diusahakan sedemikian rupa, sehingga
bebas dari pengaruh yang dapat mengurangi kualitas bahan.
6. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam
gambar rencana dan spesifikasi, serta NI-3, PBUI-1982 pasal 63, SII-0189/78 dan PBVI-
1982

f. Persyaratan Pelaksanaan.
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus memberikan contoh
bahan yang akan digunakan serta melakukan percobaan contoh hasil/kualitas dari bahan
tersebut, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
2. Penyedia Jasa harus memperhatikan dan mempelajari bagian pekerjaan sesuai gambar
rencana dan kondisi lapangan, membuat shop drawing dari konstruksi pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.
3. Apabila ditemukan perbedaan bagian pekerjaan antara gambar rencana dengan kondisi
lapangan, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas/MK, untuk segera ditindak-lanjuti pemecahannya.
4. Semua bagian pekerjaan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman
dibidangnya dengan memperhatikan dan mengikuti persyaratan teknis pelaksanaan
serta pemakaian bahannya.
5. Kaca.
5.1. Lembaran kaca dipotong menjadi ukuran tertentu (cutting size), menggunakan
alat pemotong kaca khusus, harus rapih dan lurus.
5.2. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda secara hati-hati, sedemikian rupa menjadi halus dan tidak gompal.
5.3. Pemasangan kaca pada kusen aluminium harus dalam alur rangkanya sedemikian
rupa perletakannya rapat dan kokoh, tepinya diberi sealant untuk menutupi
rongga yang terjadi.
5.4. Sealant tidak diperkenankan retak, pecah atau mengenai kaca terpasang lebih dari
5 mm dari batas sambungan.
5.5. Kaca yang dipasang pada rangka kayu, tepinya diberi list sedemikian rupa
memperkuat kedudukan kaca dan menutupi rongga yang terjadi.
5.6. List dapat dibentuk sesuai gambar rencana.
5.7. Setelah selesai dikerjakan, kaca harus dihindarkan dan dilindungi dari
kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi kualitasnya, diberi tanda
untuk mudah diketahui.
5.8. Untuk cermin yang menggunakan bingkai/frame, bagian belakangnya harus diberi
alas multipleks, tebal 4 mm, sedemikian rupa menutupi bidang permukaan
cermin.
6. Apabila hasil/kualitas pekerjaan dinilai kurang sempurna oleh Konsultan Pengawas/MK,
disebabkan kelalaian pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya, atau dikarenakan
pekerjaan ini telah merusak pekerjaan lainnya, maka Penyedia Jasa harus bertanggung
Daftar Isi
Halaman - 30
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

jawab untuk memperbaiki dan menyelesaikannya, tanpa adanya tambahan biaya.


7. Penyedia Jasa bertanggung jawab menjaga dan memelihara hasil pekerjaan yang telah
selesai hingga serah terima pekerjaan dilakukan pada Konsultan Pengawas/MK.
8. Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Kaca adalah meter persegi ( m2 ).

PEKERJAAN PASANGAN DINDING

7.1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING.


a. Lingkup Pekerjaan.
15.Kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
16.Item pekerjaan yang dilakukan, diantaranya :
2.1. Pasangan Dinding ACP
2.2. sesuai detail pelaksanaan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan atau atas
petunjuk Konsultan Pengawas

b. Persyaratan Bahan.
1. Semua bahan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan ini, harus berkualitas
baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
2.1. Bahan dinding ACP
2. Bahan lain yang tidak tercantum tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan ini,
harus berkualitas baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas
3. Penyimpanan bahan yang akan digunakan harus diusahakan sedemikian rupa, sehingga
bebas dari pengaruh yang dapat mengurangi kualitas bahan.
4. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam
gambar rencana dan spesifikasi.
Persyaratan Pelaksanaan.
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus memberikan contoh
bahan yang akan digunakan serta melakukan percobaan contoh hasil/kualitas dari bahan
tersebut, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
2. Penyedia Jasa harus memperhatikan dan mempelajari bagian pekerjaan sesuai gambar
rencana dan kondisi lapangan, membuat shop drawing dari konstruksi pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
3. Apabila ditemukan perbedaan bagian pekerjaan antara gambar rencana dengan kondisi
lapangan, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawa, untuk segera ditindak-lanjuti pemecahannya.
4. Semua bagian pekerjaan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman
dibidangnya dengan memperhatikan dan mengikuti persyaratan teknis pelaksanaan
serta pemakaian bahannya.

Daftar Isi
Halaman - 31
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

5. Pasangan ACP
5.1. Lokasi pelaksanaan pekerjaan terlebih dahulu diberi acuan menggunakan patok-
patok dan benang atau bahan sejenis lainnya, sebagai panduan dan atau batasan
ukur terhadap arah horizontal maupun arah vertikal bidang permukaannya.
Panduan dan atau batasan ukur ini tidak boleh berubah selama pelaksanaan
berlangsung hingga selesai.
5.2. Rangka Dipakai buat dinding ACP adalan Hollow, setelah rangka di pasang barulah
dinding ACP di pasang, pemasangan Harus rapi dan kuat
6. Apabila hasil/kualitas pekerjaan dinilai kurang sempurna oleh Konsultan Pengawas/MK,
disebabkan kelalaian pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya, atau dikarenakan
pekerjaan ini telah merusak pekerjaan lainnya, maka Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab untuk memperbaiki dan menyelesaikannya, tanpa adanya tambahan biaya.
7. Penyedia Jasa bertanggung jawab menjaga dan memelihara hasil pekerjaan yang telah
selesai hingga serah terima pekerjaan dilakukan pada Konsultan Pengawas/MK.
8. Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Pasangan Batu Bata adalah meter
persegi ( m2 ).

Daftar Isi
Halaman - 32
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

PEKERJAAN FINISHING LAPISAN

8.1. PEKERJAAN FINISHING LAPISAN KERAMIK.


a. Lingkup Pekerjaan.
17.Kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
18.Item pekerjaan yang dilakukan, diantaranya :
2.3. Pemasangan finishing lapisan keramik.
2.4. sesuai detail pelaksanaan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan atau atas
petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan.
1. Semua bahan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan ini, harus berkualitas
baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
2. Bahan finishing lapisan keramik, diantaranya :
2.2. Keramik, harus terdiri dari satu merk, terbuat dari tanah lempung yang dibakar,
bentuk dan warna homogen, bebas kotoran dan cacat, produk lokal ex. Mulia,
Asia Tile, atau produk lain yang setara.

o Kekuatan lentur 250 kg/cm2.


o Warna dan tekstur keramik ditentukan kemudian.
o Penggunaan bahan diantaranya untuk,.
- Plint lantai, uk. □ 10x40 cm so le.
- Lantai KM/WC , uk. □ 20x20 cm Hard le.
- Dinding KM/WC, uk. □ 20x25 cm softtile.
- Lantai ruangan, uk. □ 40x40 cm softtile.
- Lantai Selasar, uk. □ 40x40 cm hard le.
2.3. Pengisi nat/siar (grouting), jenis AM-50, Conbextra STD, produk lokal ex. FOSROC,
atau produk lain yang setara.
2.4. Portland cement, harus dari satu jenis merk, produk lokal ex. Semen Tiga Roda,
Semen Holcim, Semen Padang, Semen Gresik, Semen Tonasa, Semen Bosowa,
atau produk lain yang setara, memenuhi persyaratan bahan yang tercantum
dalam NI-8 dan SNI 15-2049-1994.
2.5. Pasir pasang, harus bersih, butir-butir tajam, bebas kotoran atau bahan organis,
melalui ayakan # 1.6-2.0 mm, memenuhi persyaratan bahan yang tercantum
dalam NI-3 pasal 14 ayat 2 dan PBUI-1982 pasal 9.
2.6. Air, harus bersih, tawar, tidak mengandung minyak dan asam, bebas kotoran atau
bahan organis, memenuhi persyaratan bahan yang tercantum dalam NI-3 pasal
10, PUBI-1982 pasal 9 dan ASTM C 1218.

Daftar Isi
Halaman - 33
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

3. Bahan lain yang tidak tercantum tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan ini,
harus berkualitas baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
4. Penyimpanan bahan yang akan digunakan harus diusahakan sedemikian rupa, sehingga
bebas dari pengaruh yang dapat mengurangi kualitas bahan.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam
gambar rencana dan spesifikasi, serta ASTM, NI-19, PUBI-1982 pasal 31 dan Sll-0023-81.
c. Persyaratan Pelaksanaan.
9. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus memberikan contoh
bahan yang akan digunakan serta melakukan percobaan contoh hasil/kualitas dari bahan
tersebut, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
10.Penyedia Jasa harus memperhatikan dan mempelajari bagian pekerjaan sesuai gambar
rencana dan kondisi lapangan, membuat shop drawing dari konstruksi pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.
11.Apabila ditemukan perbedaan bagian pekerjaan antara gambar rencana dengan kondisi
lapangan, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas/MK, untuk segera ditindak-lanjuti pemecahannya.
12.Semua bagian pekerjaan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman
dibidangnya dengan memperhatikan dan mengikuti persyaratan teknis pelaksanaan
serta pemakaian bahannya.
13.Finishing lapisan keramik.
5.3. Lokasi pelaksanaan pekerjaan terlebih dahulu diberi acuan menggunakan patok-
patok dan benang atau bahan sejenis lainnya, sebagai panduan dan atau batasan
ukur terhadap arah horizontal maupun arah vertikal bidang permukaannya.
Panduan dan atau batasan ukur ini tidak boleh berubah selama pelaksanaan
berlangsung hingga selesai.
5.4. Finishing lapisan keramik baru dapat dimulai apabila telah terdapat jumlah yang
cukup sesuai kebutuhan dan semua pekerjaan dibawah lapisan harus sudah
selesai dikerjakan.
5.5. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan alat potong khusus keramik
sedemikian rupa hanya memotong pada salah satu sisinya saja.
5.6. Pinggulan/sisi tepi keramik dilakukan dengan alat gurinda agar diperoleh
permukaan yang rapih, siku, halus dan sempurna.
5.7. Sebelum digunakan, bahan keramik terlebih dahulu harus dibersihkan dan
direndam air dalam bak atau drum hingga jenuh.
5.8. Bidang permukaan yang akan difinish lapisan keramik harus rata, dalam keadaan
kering dan bersih.
5.9. Semua finishing lapisan keramik direkat menggunakan spesi campuran 1 pc : 4 ps.
Tebal spesi ± 10 mm atau dibuat sedemikian rupa sehingga keramik dapat
terpasang dengan kokoh.
5.10. Finishing lapisan keramik trasraam (kedap air) untuk KM/WC dan dapur, direkat
menggunakan spesi campuran 1 pc : 2 ps, diterapkan setinggi ± 200 cm dari
permukaan lantai. (sesuai gambar rencana)
5.11. Pada bidang permukaan beton, finishing lapisan keramik dapat langsung dipasang

Daftar Isi
Halaman - 34
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

menggunakan spesi campuran 1 pc : 2 ps dan perekat khusus.


5.12. Finishing lapisan keramik dilakukan bertahap lapis per lapis secara cermat, rapih,
tegak lurus terhadap lantai dan menghasilkan bidang permukaan yang rata.
5.13. Spesi lapisan harus dilakukan sedemikian rupa agar mengisi penuh bidang
permukaan keramik bagian bawahnya dan celah-celah yang terjadi.
5.14. Nat/siar antar finishing lapisan keramik dibuat sama lebar dan kedalamannya
maks. 2 mm, kecuali ditentukan lain, membentuk garis sejajar dan lurus. Nat/siar
yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan tegak lurus sesamanya.
5.15. Apabila finishing lapisan keramik sudah terpasang, siar-siar spesi harus digaru
sedalam ± 5 mm dan dibersihkan dari serpihan kotorannya. Setelah selesai,
seluruh bidang permukaan lapisan disiram dengan air bersih secukupnya.
5.16. Grouting dilakukan setelah finishing lapisan keramik selesai terpasang dengan
sempurna, siar-siar telah kering dan bersih. Grouting harus terisi penuh dan
padat, dan dibersihkan segera setelah pengisian siar-siarnya sedemikian rupa
sehingga bidang permukaannya bebas dari bahan grouting.
5.17. Setelah selesai dikerjakan, finishing lapisan keramik harus dihindarkan dan
dilindungi dari kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi
kualitasnya.
14.Apabila hasil/kualitas pekerjaan dinilai kurang sempurna oleh Konsultan Pengawas/MK,
disebabkan kelalaian pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya, atau dikarenakan
pekerjaan ini telah merusak pekerjaan lainnya, maka Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab untuk memperbaiki dan menyelesaikannya, tanpa adanya tambahan biaya.
15.Penyedia Jasa bertanggung jawab menjaga dan memelihara hasil pekerjaan yang telah
selesai hingga serah terima pekerjaan dilakukan pada Konsultan Pengawas/MK.
16.Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Finishing Lapisan Keramik adalah
meter persegi ( m2 ).

Daftar Isi
Halaman - 35
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

9.1. PEKERJAAN KUSEN, PINTU dan JENDELA.


b. Lingkup Pekerjaan.
19.Kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
20.Item pekerjaan yang dilakukan, diantaranya :
2.4. Pembentukan kusen, pintu dan jendela.
2.5. Pemasangan kusen, pintu dan jendela.
2.6. sesuai detail pelaksanaan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan atau atas
petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan.
1. Semua bahan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan ini, harus berkualitas
baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
2. Bahan kusen, pintu dan jendela, diantaranya,
2.6. Kusen dan jendela Aluminium, produk lokal ex. YKK, Indal, atau produk lain yang
setara, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam SII-Extrusi 0695-82, Alloy
6063-ST5.
o Tebal min. 1 mm.
o Ketahanan terhadap tekanan air dan angin min. 100 kg/m2.
o Finishing anodized natural.
o Bentuk dan ukuran sesuai gambar rencana.
o Profil ditentukan kemudian.
o Penggunaan bahan diantaranya untuk, kusen, jendela, sirip, bouvenlight, out-
let shaft sampah.
2.7. Pintu Kayu, produk lokal ex. kayu Bengkirai, atau produk lain yang setara,
memenuhi persyaratan bahan yang tercantum dalam NI-5, PKKI-1961, PUBI-1982
pasal 37 dan SII-0458 - 81.
o Rangka kayu kelas I, kering oven, uk. □ 30x120 mm.
o Panel teakwood, tebal 3.6 mm.
o Bentuk dan ukuran sesuai gambar rencana.
o Finishing daun pintu, cat melamik, produk lokal ex. Ultran Impra.
o Penggunaan bahan diantaranya untuk, pintu seluruh ruangan termasuk WC.
o Bentuk dan ukuran, sesuai gambar rencana.
3. Bahan lain yang tidak tercantum tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan ini,
harus berkualitas baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
4. Penyimpanan bahan yang akan digunakan harus diusahakan sedemikian rupa, sehingga
bebas dari pengaruh yang dapat mengurangi kualitas bahan.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam
gambar rencana dan spesifikasi.

Daftar Isi
Halaman - 36
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

c. Persyaratan Pelaksanaan.
19.Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus memberikan contoh
bahan yang akan digunakan serta melakukan percobaan contoh hasil/kualitas dari bahan
tersebut, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
20.Penyedia Jasa harus memperhatikan dan mempelajari bagian pekerjaan sesuai gambar
rencana dan kondisi lapangan, membuat shop drawing dari konstruksi pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.
21.Apabila ditemukan perbedaan bagian pekerjaan antara gambar rencana dengan kondisi
lapangan, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas/MK, untuk segera ditindak-lanjuti pemecahannya.
22.Semua bagian pekerjaan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman
dibidangnya dengan memperhatikan dan mengikuti persyaratan teknis pelaksanaan
serta pemakaian bahannya.
23.Kusen, jendela, sirip dan bouvenlight aluminium.
5.20. Pembentukan rangka aluminium dikerjakan dengan teliti secara fabrikasi (work
shop), sedemikian rupa menghasilkan rakitan rangka kusen dan jendela sesuai
bentuk dan ukurannya.
5.21. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan pemasangan dilapangan dimulai.
5.22. Toleransi perubahan bentuk rangka untuk ukuran tinggi dan lebar ± 1 mm dan
untuk diagonal ± 2 mm.
5.23. Pemasangan rangka aluminium harus pada bidang perletakan yang rata, siku dan
tegak lurus. Toleransi pemasangan aluminium di satu sisi dinding adalah 10-20
mm.
5.24. Apabila terdapat celah antara rangka dan bidang perletakannya, harus diisi
dengan beton ringan/grout hingga menutupi rapat dan rapih.
5.25. Perkuatan rangka kusen, sirip dan bouvenlight pada bidang perletakannya
menggunakan besi plat, sekrup, rivet atau stap yang sesuai, sedemikian rupa
dapat terpasang kokoh, stabil, tidak terlihat dari luar dan tidak merusak bahan.
5.26. Pemasangan rangka jendela diperkuat menggunakan engsel dari bahan sejenis
dan diletakkan menurut bukaan sesuai gambar rencana.
5.27. Celah diantara pemasangan kaca dan rangka aluminium harus ditutup dengan
sealant atau rubber yang sesuai dengan profilnya.
5.28. Treatment permukaan bahan aluminium yang bersentuhan dengan bahan
alkaline, beton, plesteran dan bahan lainnya, harus diberi finishing lapisan dari
bahan lacquer yang jernih.
5.29. Bahan aluminium yang bertemu dengan bahan besi, tembaga atau lainnya, harus
diberi lapisan chromium untuk menghindari timbulnya korosi.
5.30. Pemasangan rangka aluminium harus rata, tegak lurus, dan semua peralatan
operasional pendukungnya dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
5.31. Setelah selesai dikerjakan, kusen, jendela, sirip dan bouvenlight aluminium harus
dihindarkan dan dilindungi dari kemungkinan adanya pengaruh yang dapat
mengurangi kualitasnya.

Daftar Isi
Halaman - 37
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

5.32. Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Kusen dan Jendela
Aluminium adalah meter panjang ( m1 ).
24.Pintu kayu.
24.1. Pembentukan pintu dikerjakan dengan teliti secara fabrikasi sedemikian rupa
menghasilkan rakitan pintu sesuai bentuk dan ukurannya.
24.2. Pintu Kayu Terbuat dari Bahan Kayu Kelas 1
24.3. Pemotongan bentuk, ukuran maupun profil permukaan kayu harus menggunakan
mesin pemotong khusus agar mendapatkan hasil potong yang baik, rapih dan siku
sudutnya.
24.4. Kayu yang sudah dipotong, dirangkai sesuai bentuk dan ukuran yang direncanakan
berdasarkan ketentuan sambungan-sambungan konstruksi kayu.
24.5. Perkuatan sambungan kayu menggunakan lem khusus kayu. Setelah cukup kuat,
sambungan diperkokoh dengan pin-pin kayu. Tidak diperkenankan menggunakan
bahan metal, seperti paku.
24.6. Kemudian rangka daun pintu dilapis panel teakwood menggunakan lem khusus
kayu dan diperkuat paku uk. ± 2 cm, berjarak 10-15 cm. Bidang sisi rangka yang
telah dilapis teakwood, ditutup oleh list kayu tebal 5 mm hingga terbentuk daun
pintu sesuai ukuran jadi.
24.7. Kepala paku dan celah-celah yang terdapat pada permukaan daun pintu, ditutup
rapat menggunakan wood filler, dan dibiarkan mengering. Seluruh permukaan
daun pintu diamplas hingga rata dan halus.
24.8. Pemasangan pintu harus rata, tegak lurus, dan semua peralatan operasional
pendukungnya dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
24.9. Setelah selesai dikerjakan, pintu kayu harus dihindarkan dan dilindungi dari
kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi kualitasnya.
24.10.Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Pintu Kayu adalah M2.
25.Apabila hasil/kualitas pekerjaan dinilai kurang sempurna oleh Konsultan Pengawas/MK,
disebabkan kelalaian pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya, atau dikarenakan
pekerjaan ini telah merusak pekerjaan lainnya, maka Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab untuk memperbaiki dan menyelesaikannya, tanpa adanya tambahan biaya.
26. Penyedia Jasa bertanggung jawab menjaga dan memelihara hasil pekerjaan yang telah
selesai hingga serah terima pekerjaan dilakukan pada Konsultan Pengawas/MK.

Daftar Isi
Halaman - 38
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

PEKERJAAN PLAFOND

11.1. PEKERJAAN PLAFOND.


a. Lingkup Pekerjaan.
21.Kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
22.Item pekerjaan yang dilakukan, diantaranya :
2.1. Pemasangan rangka plafond.
2.2. Pemasangan penutup plafond.
2.3. Pemasangan list plafond.
2.4. sesuai detail pelaksanaan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan atau atas
petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan.
1. Semua bahan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan ini, harus berkualitas
baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
2. Bahan plafond, harus bersih, bebas cacat itdak gompal, panel permukaan rata, lurus,
memenuhi persyaratan bahan, diantaranya :
2.8. Penutup plafond gypsum
o Uk. panel □ 2400x1200 mm.

2.9. Rangka plafond, besi hollow difinish cat dasar, produk lokal ex. BS, atau produk
lain yang setara.
o Uk. □ 40x40x1.2 mm (rangka utama).
o Uk. □ 40x20x1.2 mm (rangka pembagi).
2.10. List plafond, Gypsum board atau kayu solid kering oven, jenis kayu kelas II,
produk lokal ex. kayu kamper Medan.
o Uk. □ 50x10x4000 mm.
o Bentuk profil sesuai gambar rencana.
2.11. Finishing plafond exposed.
o Grouting, produk lokal ex. AM-50, atau produk lain yang setara.
o Cat dinding emulsion, produk lokal ex. Mowilex, atau produk lain yang setara.
3. Bahan lain yang tidak tercantum tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan ini,
harus berkualitas baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
4. Penyimpanan bahan yang akan digunakan harus diusahakan sedemikian rupa, sehingga
bebas dari pengaruh yang dapat mengurangi kualitas bahan.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam
gambar rencana dan spesifikasi, serta Nl-5, PUBI-1982 pasal 38 dan SII-0404-81.

Daftar Isi
Halaman - 39
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

c. Persyaratan Pelaksanaan.
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus memberikan contoh
bahan yang akan digunakan serta melakukan percobaan contoh hasil/kualitas dari bahan
tersebut, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
2. Penyedia Jasa harus memperhatikan dan mempelajari bagian pekerjaan sesuai gambar
rencana dan kondisi lapangan, membuat shop drawing dari konstruksi pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.
3. Apabila ditemukan perbedaan bagian pekerjaan antara gambar rencana dengan kondisi
lapangan, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas/MK, untuk segera ditindak-lanjuti pemecahannya.
4. Semua bagian pekerjaan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman
dibidangnya dengan memperhatikan dan mengikuti persyaratan teknis pelaksanaan
serta pemakaian bahannya.
5. Agar diperhatikan terhadap pekerjaan lain yang ada kaitannya dengan penyelesaian
pemasangan plafond, seperti pekerjaan instalasi dan perlengkapan yang diperlukan. Bila
pekerjaan tersebut tidak tertera dalam gambar rencana, Penyedia Jasa harus
berkoordinasi terlebih dahulu, agar pekerjaan yang dilakukan tidak terganggu dan tidak
mengganggu pekerjaan lainnya.
6. Rangka plafond.
6.1. Buat garis (marking-line) ketinggian plafond pada sekeliling dinding.
6.2. Gantung besi hollow □ 40x40x1.2 mm sebagai rangka utama se ap jarak interval
1200 mm pada pelat beton, dinding atau rangka baja yang ada, menggunakan
penggantung pembantu dari besi hollow □ 40x40x1.2 mm dilengkapi mur dan
klem yang dapat diatur ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga
seluruh rangka dapat terangkai dengan baik, kuat dan tidak berubah.
6.3. Kemudian pasang besi hollow □ 40x20x1.2 mm sebagai rangka pembagi se ap
jarak interval 600 mm pada rangka utama menggunakan joiner.
6.4. Joiner atau sambungan antara rangka menggunakan nut screws atau fisher
sedemikian rupa dapat menyatukan rangka dengan kuat, kokoh dan rata pada
bidang permukaan dasar pemesangan penutup plafondnya.
6.5. Setelah rangka plafond terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata, saling
tegak lurus dan waterpass, tidak ada bagian rangka yang bergelombang, kecuali
bila dinyatakan lain, misalnya permukaan merupakan bidang miring/tegak.
6.6. Setelah selesai dikerjakan, rangka plafond harus dihindarkan dan dilindungi dari
kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi kualitasnya.Sistem
pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Rangka Plafond adalah meter
persegi ( m2 ).

7. Penutup plafond.
7.1. Sebelum penutup plafond dipasang, pekerjaan lain yang berada diatasnya harus
sudah selesai, terpasang dengan baik. Pasang penutup plafond dengan arah

Daftar Isi
Halaman - 40
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

melintang rangka pembagi sedemikian rupa dengan formasi susun bata (zig-zag).
7.2. Penutup plafond dipasang pada rangka menggunakan sekrup (self tapping screw)
setiap jarak interval maks. 200 mm dengan ketentuan minimum 12 mm dari tepi
panel dan minimum 50 mm dari sudut panel. Mulailah menyekrup/memaku dari
bagian tengah panel kemudian berurut ke bagian tepi.
7.3. Pada setiap pertemuan bahan penutup plafond diberi nat berjarak 4 mm. Nat
harus lurus, sama lebar dan tegak lurus satu sama lain pada pertemuan yang
saling berpotongan. Untuk finishing, nat ditutup dengan bahan pengisi (kompon)
dari produk sejenis atau sesuai rekomendasi pabrik pembuatnya.
7.4. Tempelkan joint tape diatas nat sedemikian rupa menutupinya setelah
sebelumnya nat dibersihkan dari debu dengan kuas bersih.
7.5. Aplikasikan kompon sebagai pengisi nat sekaligus menutup joint tape dan skerup
setipis mungkin hingga terisi rata dan biarkan mengering.
7.6. Lapis dengan kompon penutup selebar ± 350 mm diatas kompon pengisi serapih
mungkin. Setelah mengering, lakukan penghalusan seluruh permukaan yang
berkompon dengan amplas ukuran sedang dan menggunakan alat bantu.
7.7. Pada bagian tertentu, harus dibuatkan manhole atau access panel yang bisa
dibuka untuk keperluan pemeriksaan/pemeliharaan M E.
7.8. Setelah selesai terpasang, hasilnya harus terlihat rapih, rata permukaannya, tidak
melendut dan tidak bergelombang.
7.9. Sebagai tahapan awal finishing permukaan, aplikasikan selapis tipis skim-coat
menggunakan finishing compound (topping) pada seluruh permukaan. Hindarkan
adanya cacat goresan atau tonjolan pada permukaan.
7.10. Setelah selesai dikerjakan, penutup plafond harus dihindarkan dan dilindungi dari
kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi kualitasnya.
7.11. Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Penutup Plafond adalah
meter persegi ( m2 ).
8. List plafond.
8.1. Bagian tepi penutup plafond yang bertemu langsung dengan bidang dinding,
kolom dan balok, dipasang list.
8.2. Pemasangan list dilakukan dengan mengikuti tata-cara dan perlakuan bahan yang
digunakan terhadap bidang permukaan yang menjadi tumpuan pemasangannya.
8.3. Setelah selesai dikerjakan, list plafond harus dihindarkan dan dilindungi dari
kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi kualitasnya.
8.4. Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan List Plafond adalah meter
panjang ( m1 ).

Daftar Isi
Halaman - 41
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

9. Penyedia Jasa bertanggung jawab menjaga dan memelihara hasil pekerjaan yang telah
selesai hingga serah terima pekerjaan dilakukan pada Konsultan Pengawas/MK.

Daftar Isi
Halaman - 42
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

PEKERJAAN PENGECATAN

12.1. PEKERJAAN CAT DINDING


12.2. Lingkup Pekerjaan.
23.Kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
24.Item pekerjaan yang dilakukan, diantaranya :
2.1. Pengecatan lapisan dasar.
2.2. Pengecatan lapisan finishing.
2.3. sesuai detail pelaksanaan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan atau atas
petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

g. Persyaratan Bahan.
a. Semua bahan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan ini, harus berkualitas
baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
b. Bahan cat dinding dan plafond, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PUBI-
1982 pasal 53, BS No. 3900-1970/1971, AS K-41 dan NI-4, serta mengikuti persyaratan
teknis dan pemakaian bahan dari pabrik yang memproduksinya, diantaranya :
2.8. Cat lapisan dasar dinding (plamur dinding), produk lokal ex. Dulux atau produk
lain yang setara.
2.9. Cat lapisan finishing dinding, produk lokal ex. Dulux atau produk lain yang setara.
o Jenis weathershield.
o Tipe dan warna cat ditentukan kemudian.
o Daya lekat lapisan optimum.
o Ketahanan cuaca optimum.
o Penggunaan untuk dinding luar.
2.10. Cat lapisan dasar plafond (plamur plafond), produk disesuaikan dengan bahan
penutup plafond.
2.11. Cat lapisan finishing plafond, produk lokal ex. Dulux produk lain yang setara.
o Jenis emulsion.
o Tipe dan warna cat ditentukan kemudian.
o Daya lekat lapisan optimum.
o Ketahanan cuaca optimum.
o Penggunaan untuk plafond luar, plafond exposed.
2.12. Pengencer air, harus bersih, tawar, tidak mengandung minyak dan asam atau
bahan organis. Perbandingan campuran 20% air : 80% cat.
c. Bahan lain yang tidak tercantum tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan ini,
harus berkualitas baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
d. Penyimpanan bahan yang akan digunakan harus diusahakan sedemikian rupa, sehingga
Daftar Isi
Halaman - 43
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

bebas dari pengaruh yang dapat mengurangi kualitas bahan.


e. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam
gambar rencana dan spesifikasi, serta SNI 03-2410-1991.

h. Persyaratan Pelaksanaan.
27.Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus memberikan contoh
bahan yang akan digunakan serta melakukan percobaan contoh hasil/kualitas dari bahan
tersebut, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
28.Penyedia Jasa harus memperhatikan dan mempelajari bagian pekerjaan sesuai gambar
rencana dan kondisi lapangan, membuat shop drawing dari konstruksi pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.
29.Apabila ditemukan perbedaan bagian pekerjaan antara gambar rencana dengan kondisi
lapangan, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas/MK, untuk segera ditindak-lanjuti pemecahannya.
30.Semua bagian pekerjaan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman
dibidangnya dengan memperhatikan dan mengikuti persyaratan teknis pelaksanaan
serta pemakaian bahannya.
31.Pengecatan dinding dan plafond.
5.33. Pelaksanaan pengecatan tidak boleh dilakukan selama masih ada kegiatan yang
perlu diselesaikan atau diperbaiki pada bidang permukaannya.
5.34. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata, tidak cacat berlubang atau
pecah-pecah, dalam keadaan kering, bebas dari kotoran yang dapat mengurangi
kualitas pengecatan.
5.35. Sebelum digunakan, bahan cat terlebih dahulu harus diaduk secara merata dan
ditambahkan bahan pengencer hingga mendapatkan kekentalan yang baik.
5.36. Pengecatan awal dilakukan menggunakan bahan cat lapisan dasar (wall filler)
untuk menutup secara merata bidang permukaannya. Pengecatan dilakukan 1 x
lapis menggunakan skin coat.
5.37. Apabila lapisan dasar telah mengering, bidang permukaannya dihaluskan sampai
rata dan halus menggunakan amplas yang sesuai. Hilangkan debu atau kotoran
yang masih melekat pada bidang permukaannya menggunakan sapu atau bahan
lainnya.
5.38. Pengecatan kedua dilakukan menggunakan bahan cat lapisan finishing
(weathershield) untuk menutup secara merata permukaan lapisan cat dasar.
Pengecatan dilakukan 1 x lapis menggunakan roll kwas.
5.39. Pengecatan akhir dilakukan menggunakan bahan finishing yang sama sebanyak 2 x
lapis, atau sedemikian rupa agar menghasilkan finishing warna, tektur dan
ketebalan lapisan cat yang merata dan baik pada bidang permukaannya.

Daftar Isi
Halaman - 44
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

5.40. Untuk daerah bidang permukaan yang sempit dan atau merupakan bidang
pertemuan pola yang ditentukan, pengecatan dapat dilakukan menggunakan
kwas biasa.
5.41. Pengecatan harus dilakukan secara bertahap, setiap tahapan dilakukan 1 x lapis
hingga menutupi bidang permukaan pengecatan secara merata dan sama
ketebalannya. Lapis pengulangan dilakukan setelah lapisan sebelumnya
mengering benar, min. interval 2-3 jam, untuk menghindari terjadinya gelembung
udara pada bidang permukaannya.
5.42. Setelah selesai dikerjakan, pengecatan dinding dan plafond harus dihindarkan dan
dilindungi dari kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi
kualitasnya.
32.Apabila hasil/kualitas pekerjaan dinilai kurang sempurna oleh Konsultan Pengawas/MK,
disebabkan kelalaian pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya, atau dikarenakan
pekerjaan ini telah merusak pekerjaan lainnya, maka Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab untuk memperbaiki dan menyelesaikannya, tanpa adanya tambahan biaya.
33.Penyedia Jasa bertanggung jawab menjaga dan memelihara hasil pekerjaan yang telah
selesai hingga serah terima pekerjaan dilakukan pada Konsultan Pengawas/MK.
34.Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Cat Dinding dan Plafond adalah
meter persegi ( m2 ).

Daftar Isi
Halaman - 45
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

12.3. PEKERJAAN CAT KAYU.


i. Lingkup Pekerjaan.
25.Kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
26.Item pekerjaan yang dilakukan, diantaranya :
2.1. Pengecatan lapisan dasar kayu.
2.2. Pengecatan lapisan finishing kayu.
2.3. sesuai detail pelaksanaan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan atau atas
petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

j. Persyaratan Bahan.
a. Semua bahan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan ini, harus berkualitas
baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
b. Bahan cat kayu, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PUBI-1982 pasal 54, BS
No. 3900-1970/1971, AS K-41 dan NI-4, serta mengikuti persyaratan teknis dan
pemakaian bahan dari pabrik yang memproduksinya, diantaranya :
2.1. Cat lapisan dasar kayu (plamur kayu), produk lokal ex. Ultran-Impra, atau produk
lain yang setara.
2.2. Cat lapisan finishing kayu, produk lokal ex. Ultran-Impra, atau produk lain yang
setara.
o Jenis melamik.
o Tipe dan warna cat ditentukan kemudian.
o Daya lekat lapisan optimum.
o Ketahanan cuaca optimum.
o Penggunaan bahan diantaranya untuk, pintu ruangan, kecuali pintu KM/WC.
2.3. Pengencer minyak thinner, produk lokal ex., atau produk lain yang setara.
Perbandingan campuran 20% minyak thinner : 80% cat.
c. Bahan lain yang tidak tercantum tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan ini,
harus berkualitas baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
d. Penyimpanan bahan yang akan digunakan harus diusahakan sedemikian rupa, sehingga
bebas dari pengaruh yang dapat mengurangi kualitas bahan.
e. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam
gambar rencana dan spesifikasi, serta SNI-06-1989-F.

k. Persyaratan Pelaksanaan.
35.Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus memberikan contoh
bahan yang akan digunakan serta melakukan percobaan contoh hasil/kualitas dari bahan
tersebut, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
36.Penyedia Jasa harus memperhatikan dan mempelajari bagian pekerjaan sesuai gambar
rencana dan kondisi lapangan, membuat shop drawing dari konstruksi pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.

Daftar Isi
Halaman - 46
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

37.Apabila ditemukan perbedaan bagian pekerjaan antara gambar rencana dengan kondisi
lapangan, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas/MK, untuk segera ditindak-lanjuti pemecahannya.
38.Semua bagian pekerjaan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman
dibidangnya dengan memperhatikan dan mengikuti persyaratan teknis pelaksanaan
serta pemakaian bahannya.
39.Pengecatan kayu melamik.
5.1. Pelaksanaan pengecatan tidak boleh dilakukan selama masih ada kegiatan yang
perlu diselesaikan atau diperbaiki pada bidang permukaannya.
5.2. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata, tidak cacat berlubang atau
pecah-pecah, dalam keadaan kering, bebas dari kotoran yang dapat mengurangi
kualitas pengecatan.
5.3. Sebelum digunakan, bahan cat terlebih dahulu harus diaduk secara merata dan
ditambahkan bahan pengencer hingga mendapatkan kekentalan yang baik.
5.4. Pengecatan awal dilakukan menggunakan bahan cat lapisan dasar (plamur kayu)
untuk menutup secara merata bidang permukaannya. Pengecatan dilakukan 1 x
lapis menggunakan skin coat.
5.5. Apabila lapisan dasar telah mengering, bidang permukaannya dihaluskan sampai
rata dan halus menggunakan amplas yang sesuai. Hilangkan debu atau kotoran
yang masih melekat pada bidang permukaannya menggunakan kain atau bahan
lainnya.
5.6. Pengecatan kedua dilakukan menggunakan bahan cat lapisan finishing (melamik)
untuk menutup secara merata permukaan lapisan cat dasar. Pengecatan
dilakukan 1 x lapis (30 micron) menggunakan spray gun.
5.7. Pengecatan selanjutnya dilakukan menggunakan bahan finishing yang sama
sebanyak 2 x lapis (30 micron), atau sedemikian rupa agar menghasilkan finishing
warna, tektur dan ketebalan lapisan cat yang merata dan baik pada bidang
permukaannya.
5.8. Pengecatan harus dilakukan secara bertahap, setiap tahapan dilakukan 1 x lapis
hingga menutupi bidang permukaan pengecatan secara merata dan sama
ketebalannya. Lapis pengulangan dilakukan setelah lapisan sebelumnya
mengering benar, min. interval 2-3 jam, untuk menghindari terjadinya gelembung
udara pada bidang permukaannya.
5.9. Setelah selesai dikerjakan, pengecatan kayu (melamik) harus dihindarkan dan
dilindungi dari kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi
kualitasnya.
40.Apabila hasil/kualitas pekerjaan dinilai kurang sempurna oleh Konsultan Pengawas/MK,
disebabkan kelalaian pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya, atau dikarenakan
pekerjaan ini telah merusak pekerjaan lainnya, maka Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab untuk memperbaiki dan menyelesaikannya, tanpa adanya tambahan biaya.
41.Penyedia Jasa bertanggung jawab menjaga dan memelihara hasil pekerjaan yang telah
selesai hingga serah terima pekerjaan dilakukan pada Konsultan Pengawas/MK.
42.Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Cat Kayu adalah meter persegi ( m2
)

Daftar Isi
Halaman - 47
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

14.1. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG dan PENGUNCI.


l. Lingkup Pekerjaan.
27.Kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
28.Item pekerjaan yang dilakukan, diantaranya :
2.1. Pemasangan alat penggantung.
2.2. Pemasangan alat pengunci.
2.3. sesuai detail pelaksanaan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan atau atas
petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

m. Persyaratan Bahan.
a. Semua bahan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan ini, harus berkualitas
baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
b. Bahan alat penggantung dan pengunci, diantaranya :
2.1. Perlengkapan pintu kayu.
o Penarik pintu (handle) dari bahan metal, produk lokal ex. Yale, atau produk lain
yang setara. Setiap pintu dipasang 1 (satu) buah handle. Tipe dan warna
ditentukan kemudian.
o Kunci pintu dari bahan metal, jenis penguncian 2 (dua) slaag, produk lokal ex.
Yale, atau produk lain yang setara. Setiap pintu dipasang 1 (satu) buah kunci.
Setiap pintu mempunyai 3 (tiga) buah anak kunci, dilengkapi tanda pengenal
terbuat dari plat aluminium dan tertera nomor pengenalnya pada setiap jenis
kunci. Tipe dan warna ditentukan kemudian.
o Engsel pintu dari bahan metal, jenis Nylon uk. □ 4", produk lokal ex. Arch, atau
produk lain yang setara. Setiap pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel. Tipe dan
warna ditentukan kemudian.
o Engsel pintu dari bahan metal, jenis Nylon uk. □ 4", produk lokal ex. Arch, atau
produk lain yang setara. Setiap pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel. Tipe dan
warna ditentukan kemudian.
o Door closer pintu dari bahan metal, produk lokal ex. Vario atau produk lain
yang setara. Tipe dan ditentukan kemudian.
o Flush Bolt pintu dari bahan stainless, produk lokal ex. Ryobi atau produk lain
yang setara. Tipe ditentukan kemudian.
2.2. Perlengkapan jendela aluminium.
o Kunci jendela dari bahan metal, produk lokal ex. Arch atau produk lain yang
setara. Setiap jendela dipasang 1 (satu) buah kunci. Tipe dan warna ditentukan
kemudian.
o Engsel jendela dari bahan metal, jenis Nylon uk. □ 3”, produk lokal ex. Arch
atau produk lain yang setara. Setiap jendela dipasang 2 (dua) buah engsel. Tipe

Daftar Isi
Halaman - 48
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

dan warna ditentukan kemudian.


o Haak angin jendela dari bahan metal, produk lokal ex. Arch atau produk lain
yang setara. Setiap jendela dipasang 2 (dua) buah haak angin. Tipe dan warna
ditentukan kemudian.
c. Bahan lain yang tidak tercantum tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan ini,
harus berkualitas baik dari jenisnya dan atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
d. Penyimpanan bahan yang akan digunakan harus diusahakan sedemikian rupa, sehingga
bebas dari pengaruh yang dapat mengurangi kualitas bahan.
e. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam
gambar rencana dan spesifikasi.

n. Persyaratan Pelaksanaan.
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus memberikan contoh
bahan yang akan digunakan serta melakukan percobaan contoh hasil/kualitas dari bahan
tersebut, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
2. Penyedia Jasa harus memperhatikan dan mempelajari bagian pekerjaan sesuai gambar
rencana dan kondisi lapangan, membuat shop drawing dari konstruksi pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.
3. Apabila ditemukan perbedaan bagian pekerjaan antara gambar rencana dengan kondisi
lapangan, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas/MK, untuk segera ditindak-lanjuti pemecahannya.
4. Semua bagian pekerjaan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman
dibidangnya dengan memperhatikan dan mengikuti persyaratan teknis pelaksanaan
serta pemakaian bahannya.
5. Alat Penggantung dan Pengunci.
5.1. Untuk seluruh pintu, engsel atas dipasang 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah.
Engsel bawah dipasang 32 cm (as) dari sisi bawah pintu ke atas. Engsel tengah
dipasang ditengah antara engsel atas dan engsel bawah.
5.2. Pada pintu KM/WC, engsel atas dan engsel bawah berjarak sama, dipasang tidak
lebih 32 cm (as) dari sisi atas maupun bawah pintu.
5.3. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat.
5.4. Kunci pintu harus terpasang kokoh dan kuat pada rangka pintu sesuai persyaratan
teknis dan pemakaian bahannya.
5.5. Bidang permukaan yang cacat pada kusen, pintu atau jendela, harus diperbaiki
sedemikian rupa hingga permukaannya kembali dalam kondisi baik.
5.6. Kotoran yang ada dan masih melekat harus dihilangkan dan dibersihkan.
5.7. Setelah selesai dikerjakan, alat penggantung dan pengunci harus dihindarkan dan
dilindungi dari kemungkinan adanya pengaruh yang dapat mengurangi
kualitasnya, diberi tanda untuk mudah diketahui.
6. Apabila hasil/kualitas pekerjaan dinilai kurang sempurna oleh Konsultan Pengawas/MK,
disebabkan kelalaian pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya, atau dikarenakan
pekerjaan ini telah merusak pekerjaan lainnya, maka Penyedia Jasa harus bertanggung

Daftar Isi
Halaman - 49
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

jawab untuk memperbaiki dan menyelesaikannya, tanpa adanya tambahan biaya.


7. Penyedia Jasa bertanggung jawab menjaga dan memelihara hasil pekerjaan yang telah
selesai hingga serah terima pekerjaan dilakukan pada Konsultan Pengawas/MK.
8. Sistem pembayaran yang dilakukan dalam Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci
adalah buah. ( bh )

Daftar Isi
Halaman - 50
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

PEKERJAAN MEKANIKAL

1.1. UMUM.
a. Lingkup Pekerjaan.
29.Kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
30.Item pekerjaan yang dilakukan, diantaranya :
2.6. Plumbing ;
2.7. Pekerjaan Plumbing dalam proyek ini mencakup : Sistem Air – Bersih ;Sistem
Air – Bekas ;Sistem Air – kotor ;Sistem Drainase pada gedung
2.8. Sumber air bersih untuk proyek ini adalah dari air sumur/tanah yang ditampung
pada suatu tandon bawah (Ground Reservoir). Selanjutnya dengan menggunakan
pompa distribusi, air bersih salurkan ke Tandon Bawah , yang kemudian
disalurkan secara boaster pump ke jaringan beban plumbing.
2.9. Sistem Pembuangan Air Kotor dan Air Buangan, meliputi :
o Jaringan Air Kotor dan Bekas saling dipisahkan.
o Air Kotor dari klosed / WC dan urinoir menuju ke Septitank..
o Pipa Ventilasi, dipasang bersatu dengan dinding. Pada ujung pipa ventilasi
dipasang vent cup. Instalasi harus rapih dan tidak bocor.
2.10. Lingkup pekerjaan plumbing, adalah sebagaimana ditunjukkan pada gambar
rencana, yang meliputi (namun tidak terbatas pada ) :
o Pengadaan dan pemasangan pompa-pompa air bersih.
o Pengadaan dan Pemasangan peralatan pada Septitank.
o Pengadaan dan pemasangan Tandon Air Bersih. (Ground Tank)
o Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pemipaan air bersih, air kotor,
air bekas ;Vent dan air hujan.
o Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan
plambing.
o Pengetesan dan pengujian dari seluruh peralatan dan instalasi plambing yang
terpasang.
o Pengadaan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Pemberi
Tugas.
o Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan As
Built Drawing bagi instalasi yang telah terpasang.
o Pengadaan & Pemasangan komponen Elektrikal untuk Plumbing termasuk
Starter Motor dan sistem kontrol yang padanya tercakup :
- Pengadaan dan pemasangan panel starter tegangan rendah.
- Pengadaan dan pemasangan kabel sistem pengindera muka air yang (water
level control) dihubungkan dengan starter pompa.
- Pengadaan dan pemasangan kabel daya dari starter motor ke box terminal
motor.
- Pengadaan dan pemasangan kabel kontrol :
Dari pusat kontrol detector permukaan air ke panel starter motor.
Dari remote starter ke panel starter motor.
Daftar Isi
Halaman - 51
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

o Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang pekerjaan-pekerjaan tersebut


diatas.
2.11. Pemeliharaan (Operation and Maintenance).
STANDAR DAN PERATURAN INSTALASI
a. Material, peralatan maupun cara instalasi harus sesuai dengan standar dan peraturan
instalasi yang ditentukan dalam standardisasi sebagai berikut :

SNI : Standard Nasional Indonesia

PPI : Pedoman Plambing Indonesia.

ASTM : American Standard for Testing Materials

NFPA : National Fire Protection Association.

ASHRAE : American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning


Engineers.

PUIL : Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 2000

Lain-lain : Rekomendasi Organisasi Terkait (IAFBI ;IAPMO)


Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran setempat.
Peraturan Daerah DKI-Jakarta Nomor 3 Tahun 1992
Rekomendasi Fabrikator.

b. Pelaksana pekerjaan Plumbing harus memenuhi persyaratan sertifikasi dari Instansi yang
berwenang dan Persyaratan lain yang diminta oleh Konsultan Pengawas/MK.

INSTALASI PERPIPAAN AIR BERSIH


a. Sistim Perpipaan
1. Air Bersih diperoleh dari PAM atau bila belum ada diperoleh dari air tanah yang dipompa
(dengan pompa air listrik) dan ditampung kedalam bak penampung bawah/Ground
reservoir.
2. Selanjutnya air bersih yang berada di bak penampung bawah/Ground reservoir
kemudian didistribusikan ke-setiap unit, secara boaster pump
3. Bahan
1. Pipa yang dipakai untuk distribusi dari sumber (PAM atau air tanah) memakai yang
mampu menahan tekanan 10 Kg/Cm2, jenis pipa GIP jenis medium atau PVC jenis AW
setara merk Rucika/Wavin
2. Fitting terbuat dari bahan PVC atau sejenis setara merk Rucika/wavin, Banlon atau
sejenis lainnya.
3. Stop Kran terbuat dari bahan kuningan yang mampu menahan tekanan 8 Kg/Cm2 setara
merk Onda, Kitz, Toyo.
4. Kran Air terbuat dari bahan Brass Chroom plated dengan handle/pemutar dari bahan

Daftar Isi
Halaman - 52
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

sejenis tersebut untuk digunakan sebagai:


o Kran tembok/Wall faucet, KM/WC setara merk Onda, Kitz, Toyo
o Kran leher angsa untuk bak cuci didapur (Produk Lokal setara merk Onda, Kitz,
Toyo)
o Kran Shower untuk kamar mandi (Produk Lokal setara merk Onda, Kitz, Toyo)

b. Pemasangan
1. Pipa yang berada diluar bangunan (outbouw), ditanam pada kedalaman minimum 60 cm
dari permukaan tanah dan tidak mengganggu pondasi.
2. Pipa yang berada dibawah area Parkir, jalan setapak, jalan dan daerah yang diatasnya
difungsikan (terbebani) ditanam minimal 100 Cm dari permukaan perkerasan dengan
diberi perlindungan khusus terhadap beban diatasnya.
3. Pipa ditimbun dengan pasir urug setebal 20 cm yang disebar di sekeliling pipa, kemudian
diurug dengan tanah yang bebas dari sampah dan puing.
4. Pipa yang terdapat didalam bangunan dipasang di langit-langit untuk pipa horizontal,
dan dipasang di dinding sesuai gambar untuk pipa-pipa tegak, pemasangan harus
menggunakan klem, hanger yang sesuai dan cukup kuat untuk menahan tekanan.
5. Setelah Pemasangan pipa selesai, harus dilakukan pengujian dengan test pump dengan
tekanan 3 atm selama 2 jam dalam keadaan tekanan tetap.
6. Pipa distribusi ke unit fixtures memakai pipa Galvanized Iron Pipe (GIP) jenis medium
ataupun PVC setara merk Rucika/Wavin, yang mampu menahan tekanan 10 Kg/cm2

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

2.1. UMUM
a. Lingkup Pekerjaan.
31.Kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
32.Pengadaan, pemasangan, pengujian dan pemeliharaan seluruh instalasi elektrikal sesuai
dengan kontrak. Gambar, Bill Of Quantity serta Rencana Kerja dan Syarat ini merupakan
suatu kesatuan yang terkait dan saling melengkapi.
33.Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau yang diperlukan agar instalasi ini
dapat berfungsi dengan baik, ternyata di dalam gambar kerja tidak terlengkapi maka
Penyedia Jasa harus tetap melaksanakannya sesuai dengan aturan yang berlaku.
34.Item pekerjaan yang dilakukan, diantaranya :
o Listrik Arus Kuat (LAK), meliputi :
- Jaring Sumber Daya.
- Penerangan dan Stop Kontak.
- Penangkal Petir.

Daftar Isi
Halaman - 53
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

2.2. PEKERJAAN LISTRIK ARUS KUAT.


a. Lingkup Pekerjaan.
1. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
2. Item pekerjaan yang dilakukan, diantaranya :
o Pengadaan, pemasangan, pengujian dan pemeliharaan Instalasi Listrik Arus Kuat
meliputi :
- Fabrikasi Panel lengkap dengan komponen (MCCB ;MCB ;Volt-Meter ;Ampere-
Meter ;Lampu Indikator ;dsb.) ,dilengkapi dengan Wiring Diagram.
- Instalasi dan Terminasi Panel Utama dan Panel Bagi.
- Instalasi Jaringan Kabel Induk Tegangan Rendah ,dari kWh-Meter PLN ke Panel
Utama dan dari Panel Utama ke Panel Bagi.
- Instalasi Jaringan Kabel distribusi ,termasuk kelengkapannya (Konduit ;Klem
;penggantung ;dsb.).
- Instalasi armatur penerangan ,lengkap dengan lampu serta perlengkapannya
(Ballast ;Starter ;dsb).
- Instalasi armatur stop kontak dan Sakelar ,lengkap termasuk inbouw doos (bila
tertanam) ;dsb.
- Instalasi penangkal petir Sistem Konvensional lengkap dengan aksesorisnya
sesuai gambar.
- Instalasi Pentanahan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
- Rak kabel setiap lantai yang diletakkan di plafon selasar.

o Pengadaan, pemasangan, pengujian dan pemeliharaan Instalasi Listrik Arus.


o Membantu pengurusan pengadaan daya listrik dari PLN.
o Membuat gambar kerja (shop drawing) dengan mengkoordinasikan dengan gambar-
gambar arsitektur, interior dan kemudian diajukan kapada Konsultan Pengawas/MK
dan pemberi tugas untuk memperoleh persetujuan.
o Melakukan Testing dan Commisioning untuk seluruh instalasi listrik.
o Menyerahkan surat pernyataan jaminan pekerjaan dan peralatan listrik.
o Membuat dan menyerahkan gambar As-Built Drawing.

b. Standard dan Pedoman Pelaksanaan.


1. Standard Nasional Indonesia (SNI).
2. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No : 023/PRT/78 tentang
Peraturan Instalasi Listrik (PIL).
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No: 024/PRT/78 tentang Syarat-
syarat Penyambungan Listrik (SPL).
5. Standardisasi lain yang dapat melengkapi ,seperti : VDE Jerman ;NEMA (Belanda) ;BSA
(Inggris) ;IEC (Amerika Serikat) ;JIS (Jepang).
6. Persyaratan Pemakaian yang diterbitkan fabrikator.

c. Syarat Pelaksanaan.
1. Bahan dan peralatan yang digunakan adalah sesuai dengan yang disyaratkan oleh SNI
dan harus dalam keadaan baru.
Daftar Isi
Halaman - 54
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Daftar Isi.

2. Pelaksana harus memiliki Surat Ijin Kerja (SIKA) dan surat pas dari PT, PLN (Persero),
kelas C yang masih berlaku.
3. Penyedia Jasa harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar-gambar
pelaksanaan yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis outlet, panel/kabinet, peralatan,
perkabelan dan seterusnya dengan mengambil pedoman pada as-center kolom.
4. Penyedia Jasa harus menyediakan gambar pelaksanaan(shop drawing) yang sudah
disetujui Direksi/Konsultan MK dan pemberi tugas.
5. Dalam waktu tidak lebih dari 15 (Limabelas) hari kerja setelah Penyedia Jasa menerima
SPK,Penyedia Jasa diharuskan menyerahkan Daftar dari bahan dan material yang akan
digunakan.
6. Daftar tersebut harus memuat data suku cadang ,pemasok dan suppliemya,
pabrik/manufacturer, katalog dan keterangan lain yang dianggap perlu oleh
Direksi/Konsultan MK.
7. Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh bahan/material yang akan dipasang untuk
dimintakan persetujuan Direksi/Konsultan MK.
8. Tidak dibenarkan mengganti bahan/material dengan alasan apapun tanpa
sepengetahuan dan persetujuan Direksi/Konsultan MK.

Daftar Isi
Halaman - 55

Anda mungkin juga menyukai