Anda di halaman 1dari 16

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN INTERIOR

PASAL 1
Pekerjaan Persiapan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

1.1. Pekerjaan Pembongkaran


1.1.1. Pekerjaan Pembongkaran
a. Sebelum mulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana pekerjaan
harus memberitahukan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas (MK) dan pihak terkait (Pengelola Gedung) guna
pemeriksaan awal dan ijin pelaksanaan pekerjaan.
b. Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum mulai
pekerjaan.

1.1.2. Pemeriksaan Tempat Kerja


Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya harus yakin akan kesiapan
dan segala akibat yang mungkin dapat timbul dalam proses
pelaksanaan pekerjaan pembongkaran. Persetujuan ijin mulai
pelaksanaan pekerjaan adalah setelah dilakukan pemeriksaan kondisi
lokasi bersama-sama Konsultan Pengawas (MK), Perencana dan
Pemberi Tugas.

1.1.3. Pengamanan / pemutusan jalur-jalur Instalasi


Amankan jalur-jalur air, listrik, gas, Air Conditioner (AC) atau
instalasi lain dengan menutupnya dengan bahan yang diijinkan atau
disyaratkan oleh Konsultan Pengawas, Pemilik Bangunan (Pengelola
Gedung) dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

1.1.4. Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat
guna dan aman. Pengawasan agar dilakukan terhadap timbulnya
debu, suara dan getaran yang mempengaruhi lingkungan
sekitar/sekelilingnya.
b. Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk
bangunan yang tidak dibongkar atau kesiapan-kesiapan
pekerjaanya.
c. Segala kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab pelaksana
pembongkaran/kontraktor.
d. Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi
pekerjaan (proyek).
e. Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu,
dll) dan dapat digunakan kembali, disimpan dan diserahkan kepada
Pemberi Tugas dengan diketahui oleh Konsultan Pengawas/MK
dengan disertai daftar/list item barang-barang tersebut.

2
1.2. Pekerjaan Pengamanan
1.2.1. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat barang-barang
kantor/peralatan di lokasi proyek, maka kontraktor wajib
mengamankan/melindungi barang-barang tersebut dari akibat pekerjaan
bongkaran. Material pelindung yang dipakai adalah berupa plastik
lembaran atau karton kardus atau material lain yang disetujui Konsultan
Pengawas/MK.

1.2.2. Pemasangan alat Bantu Scalf Holding atau bekisting atau tangga harus
dipasang secara hati-hati.

1.2.3. Area yang tidak menjadi bagian pekerjaan, harus dibangun pagar atau
panel partisi pembatas setinggi ruangan atau sekat lainnya yang
diijinkan/disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.

1.3. Pemindahan Barang-barang


Pemindahan barang-barang di lokasi proyek harus disetujui dan disaksikan oleh
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas/MK.

1.4. Marking
Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek, untuk
menyamakan persepsi ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan antara gambar
perencanaan dengan ukuran sebenarnya di lokasi, perlu dilakukan marking oleh
kontraktor untuk penentuan ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan atas dasar
kondisi sebenarnya di lokasi proyek. Hasil marking tersebut harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.

Pasal 2
Pekerjaan Dinding Partisi
1.5. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi gypsum dan
dinding panel plywood, termasuk pemasangan rangka sesuai yang disebutkan /
ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

1.6. Persyaratan Bahan


1.6.1. Rangka
Rangka vertical dan horizontal adalah Bahan Besi Hollow (40 x 40)
dengan ke tebalan 0,6 mm .Bahan yang dipakai harus dari barang yang
masih utuh dan di finish zincromate.

1.6.2. Penutup partisi


a. Digunakan gypsum board yang bermutu baik produk JAYA BOARD
tebal = 12 mm.
b. Digunakan plywood yang bermutu baik dengan tebal 18 mm, atau
sesuai gambar rancangan.

1.6.3. Bahan penutup sambungan partisi : Compound atau bahan plester ex


UB400 atau produk lain yang setara. Paper tape yang berpori/berlubang

3
dan bergaris tengah, serta Corner Bead berbahan metal, yaitu untuk
menutup bagian sudut dinding partisi.
1.6.4. Semua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK,
Perencana dan Pemberi Tugas.

1.7. Syarat-syarat Pelaksanaan


2.3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil),
termasuk mempelajari bentuk, pola lay out / penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
- Juga terlebih dahulu harus memeriksa untuk dikoordinasikan dengan
pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan partisi gypsum,
diantaranya adalah :
- Pekerjaan Instalasi M & E pada dinding
- Pekerjaan Kusen, pintu, partisi kaca dan lain sebagainya yang terkait
dalam terlaksananya pekerjaan ini.
2.3.2. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada
bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2.3.3. Sebelum pemasangan rangka hollow, dibuat tanda/marking terlebih
dahulu di atas bidang lantai sesuai gambar rencana dan diajukan untuk
diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.
2.3.4. Modul rangka vertical adalah setiap berjarak per as = 60 cm.
2.3.5. Rangka vertical harus siku, tegak, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan
lain, misal : permukaan merupakan bidang miring sesuai yang
ditunjukan dalam gambar.
2.3.6. Bahan penutup partisi adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang
telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukan
dalam gambar. Gypsum board dipasang dengan sekrup khusus, dengan
menggunakan alat bor listrik dan setiap pemasangan masing-masing
sekrup sejajar minimal berjarak 300 mm.
2.3.7. Kepala sekrup yang terlihat diberi compound agar tertutup dan diamplas
2.3.8. Sambungan partisi gypsum board diberi compound dengan sebelumnya
diber paper tape khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas
sampai rata dan garis sambungan setiap unit gypsum board hilang.
2.3.9. Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindungi oleh material
lain, diberi corner bead dan dicompound dan diamplas dengan baik.
2.3.10. Setelah panel gypsum board dipasang, bidang permukaan partisi harus
rata, lurus dan siku, dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat
bergelombang dan sambungan. Kecuali bila dinyatakan lain, misal :
permukaan merupakan bidang miring atau melengkung sesuai yang
ditunjukan dalam gambar.
2.3.11. Untuk menguji kesikuan/kerataan bidang partisi gypsum, dilakukan
dengan menggunakan waterpas khusus, dan diperiksa bersama-sama
Konsultan Pengawas/MK.

4
Pasal 3
Pekerjaan Pintu
1.8. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pemasangan kusen dan daun pintu meliputi seluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.

1.9. Persyaratan Bahan


a. Bahan kusen kayu klas II, finish HPL
b. Ukuran rangka kusen 4x8 cm.
c. Bahan-bahan penutup daun pintu/jendela adalah:
- Panel penutup daun pintu adalah plywood 9 mm finish HPL. Diberi
edging kayu solid di sekeliling daun pintu.
- Rangka dalam adalah kayu klas II mutu baik, kering dan sudah di oven.
Kadar kelembaban 13 %
d. Kesemua bahan di atas harus disetujui Konsultan Pengawas/MK, Perencana
dan Pemberi Tugas.
e. Accessories daun pintu/jendela lihat di pasal pekerjaan hardware.

1.10. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan ( ukuran dan lubang-
lubang ), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out / penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,
dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan / menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
c. Semua ukuran harus sesuai dengan ukuran gambar dan merupakan ukuran
jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di luar
tempat pekerjaan / pemasangan.
d. Kusen yang terpasang harus sesuai dengan petunjuk gambar dan
diperhatikan ukuran, bentuk profil, tipe kusen dan arah pembukaan pintu
e. Detail kusen dan sambungan dengan material lain harus disesuaikan dengan
tipe pintu yang akan terpasang.
f. Pembuatan dan penyetelan / pemasangan kusen-kusen harus lurus dan siku,
sehingga mekanisme pembukaan pintu bekerja dengan sempurna.
g. Setelah kusen dan daun pintu/jendela dipasang, antara kusen dan daun pintu
tidak terjadi gap/jarak yang besar, maksimal toleransi adalah 2 mm.
h. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran
dari pelaksanaan pekerjaan lain.
i. Sekeliling daun pintu diberi edging kayu solid, dengan ketebalan sesuai
dengan gambar detail.
j. pintu yang sudah benar-benar rata dan tidak melengkung kecuali disebutkan
lain dalam gambar rencana.

5
Pasal 4
Pekerjaan Pengecatan
1.11. Lingkup Pekerjaan
Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada berbagai
material untuk maksud-maksud pelindungan, pemberian warna.
Penggunaan :
- Untuk plafon baru.
- Untuk dinding ruang-ruang yang ditunjukan dalam gambar kerja.

1.12. Persyaratan Bahan


a. Bahan yang digunakan adalah Emulsion Wall paint ex ICI Dulux – Brilliant
White 2290.
b. Standard dari bahan prosedur cat ditentukan pabrik pembuat cat dan tidak
dibenarkan merubah standar dengan jalan mencampur dan mencairkan yang
tidak sesuai dengan instruksi pabrik atau tanpa ijin dari Konsultan
Pengawas.
c. Kontraktor diwajibkan membuat mock up cat yang akan dipakai pada semua
penggunaanya, yaitu pada bidang yang lebih besar di salah satu ruangan
proyek. Dan harus diajukan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK,
Perencana dan Pemberi Tugas.

1.13. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok Danplamur wall putty 550-
1967 merk Danapaint.
b. Sebelum dinding plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada
retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada Konsultan
Pengawas/MK.
c. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
d. Sesudah plamur kering diamplas dengan amplas besi no. 00, kemudian
dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding
dicat dengan menggunakan Roller
e. Lapisan pengecat dinding dalam terdiri dari 3 (tiga) lapis atau sampai benar-
benar rata tidak berbayang.
f. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding dan plafon merupakan bidang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga
terhadap pengotoran-pengotoran.

Pasal 5
Pekerjaan Hardware/ Iron Mongeries
1.14. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan semua daun pintu
dan furniture yang akan dipasang dalam proyek ini dan ditunjukan dalam
table/door schedule serta gambar keja untuk konstruksi.

1.15. Persyaratan Bahan


Bahan, tipe dan merk yang digunakan pada proyek ini ditunjukan oleh table atau
door schedule.

6
Semua hardware yang akan digunakan harus diajukan dulu dan dimintakan
persetujuannya ke Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.

1.16. Syarat-syarat Pelaksanaan


1.16.1. Tenaga
Pekerjaan ini harus dilakukan / dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang
betul-betul berpengalaman dan menguasai teknologi pemasangan, serta
mempunyai keahlian khusus dalam pekerjaanya.

1.16.2. Pelaksanaan
a. Hardware harus terpasang dengan baik, sempurna, kokoh dan siku,
sesuai dengan yang disyaratkan dan disetujui Konsultan Pengawas.
Termasuk pemasangan kunci dan alat-alat bantu yang digunakannya.
b. Seluruh pemasangan hardware dilaksanakan di lokasi pekerjaan,
dengan mempergunakan peralatan lengkap sesuai untuk pekerjaan
tersebut.
c. Semua sistem mekanis dari hardware harus dapat bekerja dengan
baik dan sempurna.
d. Kontraktor harus menjaga hardware yang sudah selesai dilaksanakan,
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan
kerusakan.
e. Hasil pekerjaan pemasangan hardware harus dapat berfungsi dengan
sempurna dan tidak cacat.

Pasal 5
Pekerjaan Plafon Gypsum
1.17. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond, termasuk pemasangan
rangka sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas/MK.

1.18. Persyaratan Bahan


a. Rangka
Rangka utama hollow 4 x 4 cm dengan modul 120x120cm dan rangka
sekunder 2 x 4 cm dengan modul 60x60 cm, tebal pelat besi hollow
minimal 0.4 mm dan diberi meni. Penggantung kawat baja galvanized
dengan adjuster, dengan jarak 120 cm selang-seling.
b. Penutup langit-langit.
Digunakan gypsum board yang bermutu baik produk Jaya Board tebal = 9
mm.
Calciboard 6mm ex. Jayaboard untuk toilet.
c. Bahan penutup sambungan plafond : compound atau bahan plester ex
UB400 atau produk lain yang setara. Dan paper tape yang
berpori/berlubang dan bergaris tengah.
d. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK,
Perencana dan Pemberi Tugas.
1.19. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil),

7
termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih
dengan baik bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian
yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
c. Pemasangan rangka plafond besi hollow disesuaikan dengan kondisi
ruangan dan dengan pola yang ditunjukan /disebutkan dalam gambar
dengan memperhatikan modul pemasangan penutup langit-langit yang
dipasangnya.
d. Modul pemasangan rangka metal hollow adalah 600 x 600 mm.
e. Rangka penggantung bisa menggunakan rood galvanized dengan adjuster
dan digantung ke pelat dak beton di fisher dan sekrup atau dengan paku
tembak dyna bolt.
f. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung,
kaku dan kuat kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan
bidang miring/tegak sesuai yang ditunjukan dalam gambar.
g. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka
harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang.
h. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti
yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukan
dalam gambar. Plafond gypsum board dipasang dengan sekrup khusus dan
setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300
mm.
i. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, tidak melendut.
j. Sambungan plafond gypsum board diberi compound dengan sebelumnya
diberi paper tape khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas
sampai rata dan garis sambungan setiap unit gypsum board hilang.
k. Setelah plafond gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit
harus rata, lurus waterpas dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat
bergelombang dan sambungan.

Pasal 6
Pekerjaan Wallpaper
1.20. Lingkup Pekerjaan
Definisi pekerjaan wallpaper adalah pengadaan bahan dan pemasangan
wallpaper serta tenaga kerja komplit beserta alat-alat pendukungnya.
Penggunaan :
Pekerjaan ini dilakukan meliputi area seluruh ruangan yang dikerjakan sesuai
yang disebutkan / ditunjukan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas/MK

1.21. Persyaratan Bahan


a. Wallpaper yang digunakan adalah Fabric back Vinyl Wall covering, White
color ex.Bravo #18217, dan Grey color ex.Bravo #16035.
b. Bahan Perekat sesuai dengan yang direkomendasi dari pabrik pembuat atau
lem “Metylan” dan lem Rackol putih.
c. Semua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK,
Perencana dan Pemberi Tugas.

8
1.22. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pemeriksaan lokasi/bidang yang akan dipasang harus dilakukan sebelum
pekerjaan pemasangan dilakukan. Permukaan bidang yang akan dipasang
wallpaper harus benar-benar rata, halus, kering, hasil akhir yang didapat
tidak boleh bergelombang.
b. Bila dalam pemeriksaan ditemukan bidang yang tidak memenuhi syarat
untuk dipasang wallpaper kontraktor harus memperbaikinya sehingga
memenuhi syarat untuk dilakukan pemasangan wallpaper.
c. Pemasangan:
 Cara penyiapan perekat harus diaduk dulu dengan air hingga rata dan
cukup pekat.
- Pengadukan harus dilakukan dengan pelan dan teratur sehingga
tidak berbuih.
- Atau mengikuti peraturan yang disyaratkan dari pabrik pembuat
perekat.
 Adonan lem yang sudah jadi/siap dipakai harus segera digunakan,
adonan lem yang sudah lewat dari 72 jam tidak direkomendasi untuk
dipakai.
 Cara pengeleman harus memakai rol atau kwas yang bersih atau
mengikuti cara atau aturan yang sudah disyaratkan dari pabrik.
 Wallpaper harus dipasang sesuai dengan urutan lotnya.
 Sambungan lajur wallpaper satu dengan lajur berikutnya harus sejajar
tegak lurus, bersih dari bekas lem serta tidak nampak sambungannya.
 Persediaan wallpaper harus selalu diperhitungkan menurut lotnya
untuk mendapatkan bidang pasang wall paper dengan lot yang sama.
 Kondisi ruangan sebelum dan sesudah pemasangan wall paper harus
bersih dan terhindar dari debu yang berlebihan.

Pasal 7
Pekerjaan Lantai Karpet
9.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi area seluruh lantai karpet tile sesuai yang
disebutkan / ditunjukan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas/MK.

9.2 Persyaratan Bahan


Pekerjaan ini dilakukan meliputi seluruh area lantai karpet tile sesuai yang
disebutkan / ditunjukan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas/MK.
Karpet digunakan adalah jenis tile ukuran 50 x 50 cm.

9.3 Syarat-syarat pelaksanaan


a. Pelaksana harus meneliti keadaan permukaan lantai sebelum pekerjaan
dimulai
b. Permukaan lantai harus dalam keadaan kering, rata, bersih dan bebas dari
cacat.
c. Pelaksana harus memberitahukan secara tertulis kepada direksi lapangan bila
keadaan lapangan tidak memuaskan untuk penyelesaian pekerjaan secara

9
sempurna. Pekerjaan tidak boleh dimulai bila kerusakan / kekurangannya
belum diselesaikan.
d. Permukaan dasar lantai karpet (leveling screed) harus cukup halus, rata dan
datar.
e. Pemasangan karpet harus dilaksanakan sendiri oleh suppliernya, sebagai
orang yang ahli di dalam bidang tersebut.
f. Setiap pertemuan lantai karpet dengan material lain, harus diberi list pancing
dari profil stainless steel atau material lain sesuai dengan yang ditunjukan
dalam gambar detail rencana.
g. Hasil pemasangan karpet harus rata, kuat, tidak menggelembung dan bebas
noda akibat pekerjaan lain. Sambungan-sambungan yang terjadi harus rapi
dan tidak terlihat.
h. Setelah pemasangan, seluruh karpet harus dibersihkan dengan alat vacuum
dan siap untuk dipakai. Apabila masih ada pekerjaan lain di lokasi yang
sudah dipasang karpet, harus diberi pelindung/proteksi agar tidak rusak dan
kotor. Pelaksana/kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan
yang terjadi sebelum berita serah terima dilakukan.
i. Untuk setiap jenis dan warna dari bahan-bahan lunak disediakan sisa
minimal sebesar 5 % untuk cadangan penggantian apabila ada kerusakan dan
diserahkan kepada pihak Pemberi Tugas.

Pasal 8
Pekerjaan Finishing PU
10.1 Lingkup Pekerjaan
Digunakan pada semua finishing kayu pintu/jendela, panel-panel atau bagian-
bagian sesuai dengan yang ditunjukan pada gambar kerja untuk pelaksanaan.
10.2 Persyaratan Bahan
a. Wood Fillen Stain, Base Coat dan Top Coat : ex IMPRA atau produk lain
yang setara
b. Thinner dengan kualitas no.1
c. Warna dan PU adalah ditentukan dalam table/skema material yang
ditunjukan oleh Perencana.
d. Tingkat tiap dari PU adalah SEMI GLOSS (tidak terlalu mengkilap).
e. Kontraktor wajib membuat contoh/sample PU diatas material yang akan
dipakai dalam proyek ini sesuai dengan acuan warna yang ada di Perencana.
Diajukan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan
Pemberi Tugas.
10.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
a. PU harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang terampil dalam pekerjaan ini
dan pekerjaan ini harus dipimpin oleh seorang mandor yang betul-betul ahli
dan berpengalaman.
b. Sebelum pekerjaan finishing melamic/polyurethane dimulai harus dipastikan
bahwa tersedia ventilasi/sirkulasi udara bersih dalam ruangan yang akan
dicat.
c. Permukaan kayu yang retak-retak, lubang-lubang atau bercelah harus
digosok dengan amplas, dicat dasar di dempul kemudian diamplas kembali
sehingga benar-benar halus permukaannya.

10
d. Permukaan plywood veneer sebaiknya diamplas secukupnya agar serat kayu
pada lembaran veneer tidak habis dan serat masih terlihat baik.
e. Semua permukaan kayu/plywood yang hendak di-PU dibersihkan dari debu,
minyak dan kotoran yang mungkin melekat disitu.
f. Sesudah betul-betul bersih, digosok dengan amplas kayu, agar supaya
seluruh permukaan kayu rata dan licin, tidak lagi terdapat serat kayu yang
tidak rata pada permukaan kayu tersebut.
g. Apabila seluruh permukaan kayu/plywood sudah licin, pori-pori kayu harus
ditutup dengan wood filler secukupnya dengan menggunakan kape, sampai
pori-pori tertutup sempurna.
h. Setelah bersih permukaan kayu/plywood diberi Stain (pewarna), dengan
menggunakan Spray gun atau kuas, dan diratakan dengan kain bal setelah
kurang lebih 30 detik mengering. Warna akan ditentukan kemudian oleh
Perencana.
i. Setelah itu diberi Base Coat/Cat dasar atau sanding sealer. Dibutuhkan
minimal 2 lapis cat dasar setiap lapisan, dan setiap lapisan harus diamplas
sempurna sehingga diperoleh permukaan yang halus dan rata.
j. Lapisan pertama Top-Coat/Cat diulaskan dengan rata sampai dengan
sempurna dan diamplas sempurna, kemudian ulaskan top coat lapis ke-2 dan
yang terakhir lapis ke-3 adalah finished tidak pelu diamplas.
k. Hasil pekerjaan PU kayu harus merupakan suatu hasil pekerjaan yang rata
dan jelas menunjukan serat kayunya serta tidak cacat.
l. Setelah pekerjaan PU selesai harus dijaga terhadap kemungkinan kerusakan
terkena benda lain atau noda-noda dan sebagainya.
m. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekejaan atau material lain yang dekat
dengan pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kusen-kusen, dan sebagainya
dengan cara menutup/melindungi bagian tersebut selama pekerjaan
pengecatan berlangsung.

Pasal 9
Pekerjaan Furniture
1. PEKERJAAN CUSTOM MADE FURNITURE
1.1. Persyaratan umum
1.1.1. Batasan
Lingkup Kerja : penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, disiapkan untuk
membuat custom made furniture, seperti yang dispesifikasikan dan tertera
dalam gambar desain.

1.1.2. Produk
Bahan utama : Kayu solid, plywood, dan kaca.
Bahan pengikat : Paku tembak, sekrup, baut dan Lem
Bahan finishing : Melamic, laminate, sticker.
Bahan pelengkap : Rel Laci, engsel, kunci, handle
Persyaratan : Pemilihan jenis bahan / material dan sumbernya harus
sesuai dengan spesifikasi.
1.2. Syarat Pelaksanaan
1.2.1. Kayu padat, plywood, dan kaca.

11
a. Persyaratan :
Kayu padat/Solid yang dipakai adalah Sungkai. Ukuran-ukuran yang tertera
pada gambar desain adalah ukuran jadi artinya ukuran kayu sesudah diserut
dan diproses atau diberi finishing.

b. Kualitas / mutu kayu :


kayu yang digunakan harus memiliki kualitas / mutu yang sesuai standard
yang ada dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.

c. Pola serat kayu :


harus memperhatikan pola dan harus sesuai dengan desain dan pola yang
tertera pada gambar desain, serta sesuai dengan contoh warna pada material
colour board. Pengerjaan harus dilakukan sebaik-baiknya (machinal) sehingga
menghasilkan permukaan dekoratif yang betul-betul rata, sejajar, halus dan
menghasilkan daerah-daerah permukaan yang rapi.

d. Metode :
semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik mungkin, dalam
ruang yang kering, sirkulasi udara baik dan dijaga adar tidak terkena cuaca /
udara langsung. Pencegahan kerusakan oleh benturan amat mutlak, baik
sebelum maupun sesudah terpasang.

1.2.2. Alat Pengikat & Bahan Perekat Meja


a. Alat pengikat :
sediakan alat-alat pengikat kayu yang diperlukan seperti angkur, paku tembak,
sekrup, baut dan jenis lain yang disetujui. Penggunaan pengikat ini harus
tampak rapi, tidak menimbulkan keretakan dan harus menunjang konstruksi
furniture agar kuat dan kokoh. Bila perlu kayu harus dibor agar pemukaannya
tidak retak.

b. Metode :
pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang terbuat dari
logam / “iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan mesin kayu
sehingga tercapai kerapihan dan ketepatan yang setinggi-tingginya.
c. Bahan perekat :
perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh bagi kesehatan.
Penggunaan perekat ini harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan
kokoh, permukaan kayu harus tampak rapi dan tidak meninggalkan noda
(terutama bila dispesifikasikan bahwa permukaan kayu diberi “clear /
transparent finish”).

1.2.3. Bahan Pelengkap / Hardware


a. Rel laci :
Type Tandem for wooden drawer (tersembunyi dibawah laci) digunakan
produk;Hafele, Vogel, Blum atau setara.
b. Engsel :
Type soft closing (tidak menimbulkan bunyi bila ditutup) digunakan
produk; Hafele, Vogel, Blum atau setara.

12
c. Kunci :
Silinder dengan master key digunakan produk Hafele, Vogel, Blum atau
setara.
d. Handle laci/pintu cabinet :
Produk Mitra Buana, Vogel, Hafelle.
Glides untu kaki meja/kursi/sofa/credenza : berbahan plastic atau karet
keras harus berasal dari sumber yang disetujui Perencana / Konsultan
Pengawas (MK) dan dianggap memenuhi persyaratan penggunaan setelah
pihak Pelaksana mengajukan contohnya,

Pemasangan rel laci, engsel, handle dan kunci dll, harus kuat dan tepat,
sehingga mudah digunakan dan mudah dibuka tutup.

1.2.4. Penyesuaian dan Pembersihan


a. Penyesuaian :
sebelum dan setelah pengiriman ke site, perlu dilakukan penyesuaian/
penyetelan untuk menguatkan konstruksi furniture yang sudah dibuat.

b. Pembersihan :
setelah penyetalan selesai dilakukan dan sebelum penyerahan barang,
Pelaksana harus membersihkan seluruh noda, bekas goresan maupun kotoran

bekas tangan pekerja. Penyerahan furniture harus dalam kondisi yang baik dan
sempurna.

1.3. Syarat Pemeliharaan


a. Perbaikan :
Pelaksana diwajibkan memperbaiki furniture yang rusak, cacat atau ternoda.
b. Pengamanan :
harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena pekerjaan lain yang
mungkin dapat menyebabkan rusaknya furniture. Pelaksana bertanggung
jawab untuk menyimpan dan memelihara seluruh furniture, sebelum dilakukan
penyerahan resmi kepada pihak Pemberi Tugas.
c. Finishing ulang :
adanya perbedaan suhu di bengkel dan di proyek / site akan mempengaruhi
kadar kelembabandan finishing dari furniture. Apabila setelah ditempatkan di
site diperlukan finishing kembali, maka biaya yang timbul ditanggung oleh
Pelaksana.

2. PEKERJAAN WORK STATION


1. PERSYARATAN UMUM
1.1. Batasan
1.1.1. Lingkup Kerja : Work station untuk spesifikasi ini termasuk penyediaan bahan untuk
pemasangan dan penghubungan work station alat-alat, perlengkapan-perlengkapan, perangkat
keras untuk pekerjaan furniture dan asesoris lainnya untuk membuat sistem menjadi
sempurna.

13
1.1.2. Pelaksanaan : Semua pekerjaan work station dan finishing harus dilaksanakan di luar
site (work shop) hanya pekerjaan perbaikan kecil-kecilan serta penyetelan boleh dilakukan di
site.
1.2. Rekomendasi Pabrik
Persyaratan : Menggunakan seluruh bahan / peralatan harus dengan memperhatikan petunjuk
spesifikasi teknis bahan / peralatan tersebut yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatannya.
1.3. Ajuan
1.3.1. Teknik Ajuan : Detail data ukuran teknis dan spesifikasi bahan dari semua bagian work
station sebagai berikut :
1.3.1.1. Panel / partisi
1.3.1.2. Rangka
1.3.1.3. Sistem bongkar pasang
1.3.1.4. Perlengkapan-perlengkapan per satuan work station, seperti meja, lemari, rak,
moveable drawer, credenza, keyboard tray, dan lain-lain.
1.3.2. Ajuan foto dan brosur : sesuai dengan standar produksi pabrik pembuatnya.

2. PRODUK
2.1. Tingkat Kwalitas
2.1.1. Produk yang dijadikan acuan pekerjaan work-station adalah ex Post-Mo/ Huben.
Alternatif ajuan produk selain Post-Mo/ Huben adalah harus setara dan dengan mutu terbaik.
2.1.2. Semua assesoris untuk penghubung furniture, panel / partisi dan penataan kabel harus
merupakan sistem yang terpadu.

3. SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Panel / Partisi
3.1.1. Rangka dalam panel adalah metal (aluminium atau besi), yang dipasang sangat kuat
antar sambungan.
3.1.2. Bahan rangka dalam tersebut dan pengikat (sekrup, dll) adalah berbahan metal yang
anti karat/korosi.
3.1.3. Rangka bagian dalam, mempunyai lubang-lubang, sebagai tempat /jalur kabel yang
akan melewatinya baik dari samping, atas dan dari bawah.
3.1.4. Sambungan antara panel harus dengan konstruksi yang baik dan kuat.
3.1.5. Plint bawah untuk penempatan outlet elektirkal, terbuat dari bahan metal yang kuat dan
cukup tebal, dan di-finish anodized. Bisa dilepas pasang dengan mudah.
3.1.6. Penutup/capping bagian tepi atas dan samping adalah Aluminium dengan finishing
anodized.
3.1.7. Tebal total panel adalah berkisar 30 mm sampai dengan 70 mm.
3.1.8. Tinggi total panel untuk Senior Staf dan Staf adalah 1500 mm.
3.1.9. Jenis penutup panel yang digunakan adalah :
3.1.9.1. Panel MDF/ Blockwood/Triplek dengan ketebalan minimal 6 mm dilapis HPL Solid.
3.1.9.2. Panel dengan variasi kaca bening.
3.1.9.3 Kaca bening panel dilapisi dengan Sandblast motif formal/sesuai petunjuk direksi.

3.2. Meja dan Credenza/open cabinet.


3.2.1. Work top atau Top table, terbuat dari bahan MDF, dengan tebal total minimal 25 mm.
3.2.2. Semua bagian dilapis dengan HPL, kecuali bagian bawah meja dan yang tidak terlihat,
diperbolehkan dengan lapisan yang lebih tipis ( tacon, melamin atau setara) atau melaminto
putih.

14
3.2.3. HPL yang dipakai adalah ex Grasmerino/ Violam motif kayu dan warna solid atau
setara ( lihat Pasal HPL ).
3.2.4. Proses finishing HPL bisa dilihat pada Pasal HPL.
3.2.5. Pelubangan meja untuk kabel dibuat serapih mungkin dan ditutup dengan cable
cap(grommet).
3.3. Mobile Drawer – Pedestal
3.3.1. Bahan dasar pedestal adalah MDF dengan finishing HPL.
3.3.2. Kunci central lock pada sisi muka.
3.3.3. Mempunyai 3 laci terdiri dari : pencil drawer, paper drawer dan hanging map file
drawer.
3.3.4. Castor/roda di bagian bawah pedestal adalah berbahan Nylon keras bermutu baik, dan
secara keseluruhan pedestal dapat bergerak dengan lincah dan baik.
3.3.5. HPL yang dipakai adalah ex Grasmerino/ Violam motif kayu dan warna solid atau
setara ( lihat Pasal HPL ).
3.3.6. Proses finishing HPL bisa dilihat pada Pasal HPL.

3.4. Keyboard Tray


Mekanisme dapat didorong dan ditarik dengan mudah untuk ditempatkan di bawah meja /
work top.
3.5. Bobot Komponen Work Station
Bobot komponen lokal work station minimum 60% dan komponen impor maksimum 40%.

3.6. Mock Up
3.6.1. Pelaksana diwajibkan membuat contoh prototype / mock-up.
3.6.2. Prototipe / mock-up tersebut dibuat berdasarkan spesifikasi dan gambar rencana/desain.
Pilihan tipe work-station untuk dibuat mock-up tersebut akan ditunjukkan oleh Perencana.
3.6.3. Contoh prototype/mock-up tersebut dijadikan standard dalam pemasangan workstation
selanjutnya.

3.7. Tenaga dan Peralatan


3.7.1. Ahli Pemasangan : Pemasangan harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman
dalam merakit atau memasang work station, dengan menunjukkan hasil pekerjaan yang sudah
pernah dilaksanakan.
3.7.2. Pemasangan harus disesuaikan dengan gambar lay out dan gambar rancangan.
3.7.3. Perakitan harus mengikuti aturan atau persyaratan pabrik pembuatnya.

3.8. Kebersihan
3.8.1. Semua permukaan panel harus bebas dari cacat, goresan dan noda.
3.8.2. Semua panel harus dilindungi dari kotor dan kerusakan sampai pemasangan selesai.
3.8.3. Kotoran-kotoran yang ditimbulkan dari pemsangan work station harus segera dibuang
ke luar site atas tanggungan Pelaksana.

4. SYARAT PEMELIHARAAN
4.1. Perbaikan : Pelaksana wajib memperbaiki pekerjaan work station yang rusak sebelum
serah terima pekerjaan I.
4.2. Pengamanan : Work station yang sudah terpasang harus diberi perlindungan agar tidak
rusak, karena pekerjaan lain yang mungkin dapat menyebabkan rusaknya work station
4.3. Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara seluruh work station
yang dibuat sebelum dilakukan penyerahan resmi kepada Pemberi Tugas.

15
3. PEKERJAAN KURSI DAN SOFA
1. PERSYARATAN UMUM
1.1. Batasan
Lingkup kerja : Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, disiapkan untuk menyediakan
kursi staff, sofa seperti yang dispesifikasikan dan tertera dalam gambar desain.
1.2. Rekomendasi Pabrik
Persyaratan : Menggunakan seluruh bahan / peralatan dengan memperhatikan petunjuk
spesifikasi teknis bahan / peralatan tersebut yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
Khusus untuk sofa tunggu menggunakan sofa cukli dari bahan kayu klas I sesuai desain yang
ditunjukkan di gambar atau spesifikasi.
1.3. Ajuan
1.4.1. Teknik ajuan : Detail data ukuran teknis dan spesifikasi bahan kursi staff dan sofa
1.4.2. Ajuan foto dan Brosur : sesuai dengan standard produksi pabrik pembuatnya.

2. PRODUK
2.1. Tingkat Kwalitas
2.1.1. Semua material harus dengan mutu terbaik.
2.1.2. Semua komponen harus mendukung kekokohan kursi staff dan sofa.
2.2. Jenis Kursi Staff dan Sofa
Persyaratan : Jenis kursi staff yang digunakan disesuaikan dengan peringkat penggunaan
kursi tersebut, dengan ketentuan seperti tertera dalam Dokumen Gambar dan Spesifikasi.
2.3. Bahan Pelapis Kursi dan Sofa / Upholstery
2.3.1. Persyaratan : Tekstur bahan pelapis harus konsisten, polanya rapi dan teratur dan
tidak bercacat. Kondisinya harus kuat, tidak menyusut. Mempunyai warna yang awet, tidak
luntur / colorfast dan mempunyai daya tahan terhadap sinar matahari / U.V.resistant.
2.3.2. Jahitan : Harus dipastikan bahwa kualitas jahitan kuat dan tidak rusak bila dicuci
/dibersihkan. Benang jahit yang digunakan sebagai berikut
2.3.2.1. Panjang tiap jahitan : disesuaikan dengan jenis bahan pelapis dan bahan isian
2.3.2.2. Warna : sesuai dengan bahan pelapis
2.3.2.3. Bagian ujung / pojok dan sambungan : jahitan yang aman dan terkunci.
2.3.3. Jenis dan warna : disesuaikan dengan skema warna yang dikeluarkan oleh Perencana.

3. SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Umum
3.1.1. Persyaratan : Pembuatan dan perakitan seluruh kursi harus dalam ukuran yang tepat,
dan sesuai dengan data-data yang telah dispesifikasikan.
3.1.2. Persetujuan : Semua kursi kerja harus diperiksa dan mendapat persetujuan dari
Direksi/MK.
.
3.2. Mock Up
3.2.1. Semua Kursi ( kursi kerja, kursi hadap, dan kursi rapat ), diwajibkan diajukan contoh
prototype/mock-up nya oleh Kontraktor.
3.2.2. Persetujuan : Semua kursi di atas harus diperiksa dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas/MK , Perencana dan Pemberi Tugas.

3.3. Penyesuaian dan Pembersihan Kursi


3.3.1. Penyesuaian : Sebelum dan setelah pengiriman ke site, perlu dilakukan penyesuaian /
penyetelan untuk menguatkan konstruksi kursi dan sofa yang sudah dibuat.

16
3.3.2. Pembersihan : Setelah penyetelan selesai dilakukan dan sebelum penyerahan barang,
Pelaksana harus membersihkan seluruh noda, bekas goresan maupun kotoran bekas tangan
pekerja. Penyerahan furniture harus dalam kondisi yang baik
dan sempurna.

4. SYARAT PEMELIHARAAN
4.1. Perbaikan : Pelaksana diwajibkan memperbaiki furniture yang rusak, cacat.
4.2. Pengamanan : harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena pekerjaan lain yang
mungkin dapat menyebabkan rusaknya furniture.
4.3. Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara seluruh furniture,
sebelum dilakukan penyerahan resmi kepada pihak Pemberi Tugas.

Pasal 10
Pekerjaan Kaca
1.23. Lingkup Pekerjaan
Lingkup penggunaan bahan yang dimaksud untuk pelaksanaan sesuai dengan
rincian pekerjaan seperti yang tercantum pada gambar kerja untuk konstruksi
dan dengan tata cara penanganan pekerjaan seperti tersebut pada persyaratan
teknis pelaksanaan dokumen teknis.
1.24. Persyaratan Bahan
Bahan yang dipakai adalah :
- Untuk dinding partisi dan pintu kaca, Kaca tempered lembaran
bening (Clear tempered glass), t= 12 mm
- Produksi ex local PT. MULIA GLASS atau PT ASAHIMAS.
- Silicon sealant GE glaze N 10 clear.
- Ketebalan masing-masing kaca adalah sesuai dengan yang ditunjukan dalam
gambar rencana.

1.25. Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Batas Toleransi :
2. Untuk kaca lembaran toleransi panjang, lebar, ketebalan, kesikuan dan
cacat mengikuti pada Standar Industri Indonesia (SII – 0891 –78).
3. Untuk cermin, sesuai dengan gambar rencana. Menggunakan bahan perekat
khusus (3 m double active achesive) dan dilaksanakan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman.
4. Hasil pemasangan kaca harus dalam alur rangkanya rapat, kuat / tidak
goyang dan dijamin kerapihannya.
5. Pertemuan atau sambungan setiap unit kaca, memakai silicone sealant
dengan warna ditentukan kemudian. Atau warna tsb. diajukan terlebih dulu
ke Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.
6. Pada pemasangan dinding kaca tanpa kusen atau frameless, bagian tepi
menggunakan profil besi galvanized atau aluminium profil U ukuran lebih
besar dari tebal kaca tsb.
7. Ditanam pada bagian konstruksi, dan jarak atau gap yang terjadi antara
metal profil U dengan kaca, diberi silicone sealant warna putih atau bening.
8. Hasil pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah selesai
dan sudah diterima oleh Direksi/MK diberi tanda agar tidak tertabrak oleh
pekerja atau orang lain.

17

Anda mungkin juga menyukai