METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan : Peninggian Pagar Tembok Utama dan Pembuatan Pos Jaga Atas
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Pesiapan segera dilaksanakan setelah Surat Perintah Kerja dan Surat Penyerahan Lapangan.
Sebelum dilakukan pekerjaan persiapan terlebih dahulu dilakukan survey lapangan, hal ini diperlukan
dalam rangka pemahaman lokasi proyek.
Untuk listrik akan diambil dari sumber listrik terdekat, apabila dilokasi tidak memungkin bisa
mengggunakan listrik terdekat, misal jarak antara sumber listrik terdekat dengan lokasi pekerjaan
terlalu jauh, maka kami akan disediakan Generator Set sebagai sumber listrik untuk melaksanakan
pekerjaan.
Pekerjaan pengukuran ini menggunakan rol meter dan pesawat Theodolit beserta kelengkapannya.
Pengukuran dilakukan oleh tenaga ahli dan berpengalaman. Dari pengukuran ini dibuat gambar kerja
yang memuat tentang pembagian lokasi areal kerja untuk disetujui Direksi Proyek / Konsultan
Pengawas sehingga jadwal pelaksanaan pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan.
Bouwplank adalah pekerjaan awal yang setelah pembersihan lokasi dilakukan. Pekerjaan ini adalah
penentu dari kesikuan dan positioning dari bangunan. Langkah Pemasangan Bouwplank :
- Dengan cara yang sama, dipancangkan deretan patok-patok menurut garis EF dan GH.
- Setelah pekerjaan pemasangan patok selesai seluruhnya, pada tiap-tiap patok beri tanda letak
titik duga ± 0,00 dengan membuat bidang datar pada setiap patok.
- Memasang bouwplank dengan berpedoman pada titik duga tersebut.
- Pekerjaan selanjutnya adalah menentukan letak titik-titik sumbu dinding tembok pada papan
bouwplank. Agar supaya titik-titik sumbu sumbu terlihat jelas maka ditancapkan paku dan beri
tanda dengan cat atau meni.
Sebelum memulai pekerjaan mengajukan request pekerjaan yang akan dilaksanakan kepada direksi
pekerjaan, menyiapkan tenaga kerja, peralatan dan bahan.
Mengatur pengiriman material pekerjaan sesuai dengan schedule pekerjaan dengan mempertimbangkan
ketersediaan penempatan material di lapangan dengan rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Mengatur CashFlow kas pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan memenuhi
spesifikasi teknis. Membuat rencana pengeluaran dan pemasukan keuangan.
Adapun secara garis besar pekerjaan yang akan kami laksanakan adalah sebagai berikut :
I PEKERJAAN PERSIAPAN
II PEKERJAAN BONGKARAN
B PEKERJAAN KONSTRUKSI
- PEKERJAAN BONGKARAN
Sebelum membongkar, mengatur tempat meletakkan hasil bongkaran sementara pada areal
pekerjaan, sebelum dikeluarkan menuju tempat yang disetujui oleh direksi.
Memasang rambu-rambu peringatan dan mempersiapkan peralatan yang sesuai dengan
pembongkaran.
Pekerja memakai alat pengaman diri (APD), seperti helm, rompi reflektor, sepatu boot, masker, kaca
mata pelindung dan pelindung telinga.
- Galian Tanah
Untuk mendapatkan hasil yang baik di dalam pekerjaan galian tanah pondasi dan untuk memudahkan
pekerjaan pondasi, maka pekerjaan galian tanah dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a Pekerjaan galian tanah dilakukan secara hati-hati dan digunakan water pass untuk
mendapatkan lubang yang horizontal yang rata. Tanah dasar selalu diukur dari permukaan
papan bangunan yang telah dibuat mendatar.
b Menggali pondasi sampai pada permukaan tanah keras. Pondasi dibuat diatas permukaan
tanah keras. Pembuatan pondasi pada tanah yang lunak sering menyebabkan pondasi
tidak berfungsi baik dan mengakibatkan runtuhnya dinding atau kolom.
c Hasil galian ditempatkan di luar papan bangunan agar bowplank dan semua pekerjaan tidak
terganggu
d Tebing dinding galian pondasi dibuat tidak mudah longsor. Untuk tanah yang kurang keras
dibuat dengan kemiringan 5 : 1, untuk tanah keras tanah tebing kemiingan dibuat 10 : 1, pada
tanah pasir dibuat 45º.
e Dasar galian akan dijaga dari reruntuhan sisa-sisa bahan bangunan
f Bahan-bahan dan alat kerja diletakkan dari lubang pondasi berjarak 2 X 20 cm.
g Agar tukang dapat bekerja dengan benar, maka lebar dasar dibuat 2 X 20 cm lebih lebar dari
ukuran gambar kerja.
- Apabila pasir urug kering pada saat pemadatan maka dilakukan penyiraman dengan air
secukupnya (tidak terlalu jenuh).
- Setelah padat disiram dengan air hingga jenuh.
- Memasang profil pondasi secara kuat pada ujung-ujung pondasi.
- Sebelum dipasang, batu dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta dibasahi
dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.
- Merentangkan benang sisi luar rencana pondasi antara profil dengan profil setinggi ± 30 cm.
- Menghamparkan adukan setebal 3 - 5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan
jarak 2 - 3 cm (tidak bersinggungan) memukul/mengetok batu tersebut agar terikat kuat
dengan adukan.
- Mengisi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan
menggunakan sendok adukan.
- Langkah pemasangan batu diatas diulangi hingga ketinggian pondasi sesuai dengan gambar
rencana.
- Setiap jarak 80 cm dipasang angker berbentuk L dari baja tulangan dengan diameter 12
mm dengan kedalaman sekitar 20 cm kedalam pondasi dan 15 cm kedalam sloof.
a. Menyiapkan alat dan bahan serta tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan.
b. Menghamparkan pasir urug setebal 10 cm dengan merata dan dipadatkan dengan stamper.
c. Mempersiapkan talang sebagai sarana untuk memindahkan adukan beton dari molen ke dasar
galian dan juga mempersiapkan cetakan lantai kerja.
d. Mempersiapkan campuran beton dengan komposisi campuran sesuai dengan rencana.
e. Menuangkan campuran/adukan beton dari molen ke dasar galian lewat talang.
f. Meratakan adukan beton yang telah dituang dengan ruskam hingga didapat ketebalan yang
direncanakan.
b. Setelah permukaannya rata, baru dipasang bekisting (papan cetakan dari bahan multiplek)
dengan ketebalan ± 1 cm, supaya tidak terjadi perubahan pada waktu pengecoran.
c. Selanjutnya dilakukan pembesian atau pemasangan besi tulangan (untuk pondasi foot plat
yang dilakukan secara bersamaan dengan pembesian sloof dan kolom).
d. Setelah proses pembesian selesai, baru dilakukan pembersihan bekisting yang sudah
dipasang tulangan dengan menggunakan compressor, supaya tidak ada bahan-bahan yang
dapat mengganggu pada proses pengecoran.
e. Setelah bekisting siap untuk dicor, maka terlebih dahulu dilakukan pengambilan sample
adukan dari truck molen untuk diuji dengan slump test. Dengan kriteria, apabila kondisi
penurunan adukan pada test ini tidak melebihi dari 12 cm maka coran tersebut dapat digunakan
dan bila penurunannya melebihi dari 12 cm maka beton tersebut tidak layak untuk digunakan,
selain itu juga dilakukan pengujian dengan balok kubus dengan maksud untuk mengetahui
nilai kuat tekannya dari beton yang akan digunakan, dan setelah lolos dari pengujian
tersebut baru coran dapat dimasukkan kedalam bekisting yang sudah siap dicor. Proses
pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump supaya tidak cepat terjadi
pengeringan coran beton dalam pekerjaan pengecoran ini.
f. Kemudian dilakukan pengecoran dengan menggunakan ready mixed yang penyuplaiannya
menggunakan concrete pump.
- Pekerjaan Pembesian
Semua bagian-bagian dari baja tulangan kecuali tulangan untuk plat lantai, dipersiapkan di bengkel
(fabrikasi), sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah kegiatan pemasangan
bagian-bagian konstruksi.
- Urugan Kembali
Langkah penimbunan tanah pada daerah bekas galian pondasi kami uraikan sebagai berikut :
a. Menyiapkan alat yang akan dipergunakan seperti : Sekop, pacul, Ember, lory dll.
b. Para pekerja membawah tanah timbunan yang telah ditempatkan ditempat khusus ke tempat
penimbunan.
c. Tanah dihampar menggunakan peralatan pertukangan setebal ± 20 Cm setiap lapis dan
diratakan.
d. Setelah rata tanah dipadatkan dengan alat Bantu, kemudian disiram air dan dipadatkan
kembali agar timbunan benar-benar padat .
e. Dan jika dinyatakan perlu, kami akan menyediakan alat mekanis pemadatan berupa
stamper atau lain sebagainya sampai pekerjaan timbunan dinyatakan diterima oleh Pihak
Pengguna Jasa.
Pada pekerjaan ini panjang besi untuk kolom diusahakan tidak memiliki sambungan, mulai dari
pondasi sampai plat lantai 1 dan ditambah dengan panjang penyaluran sebesar ± 95 cm yang
berfungsi sebagai panjang penyaluran pada kolom berikutnya, serta dengan jarak sengkang ± 20 cm.
Proses pembuatan beton dilakukan dengan menggunakan site mixer dan ada juga yang
menggunakan truck molen. Campuran beton yang dihasilkan tersebut dibawa dengan ember untuk
memasukan beton kedalam bekisting kolom. Dan untuk lantai atas campuran beton disuplai dengan
menggunakan concrete pump serta dipadatkan dengan alat vibrator supaya dihasilkan mutu beton
yang baik.
c. Setelah posisi papan bekisting tegak lurus, selanjutnya papan bekisting dikunci dengan penjepit
yang terbuat dari pasangan-pasangan kayu yang dikaitkan pada sisi-sisi papan bekisting
supaya tidak longgar dan tidak pecah pada saat pengecoran, dipasang juga pengunci secara
horizontal dan diagonal antar bekisting satu dengan sekisting lainnya, agar hasil cetakan kolom
tetap tegak lurus saat bekisting dilepas.
d. Selanjutnya coran dimasukan kedalam bekisting dengan menggunakan ember, dan pada saat
memasukkan coran kedalam bekisting diusahakan tinggi jatuh coran beton tidak melebihi 1.5
meter, hal ini dilakukan untuk mencegah penumpukan agregat dibawah bekisting, lalu
dimasukan alat vibrator kedalam bekisting yang sedang dicor agar didapat adukan beton yang
padat, tidak berongga.
e. Pembongkaran cetakan dilakukan setelah waktu minimal 7 hari
Tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan balok dan plat lantai adalah sebagai berikut :
a. Penentuan ketinggian bekisting balok dan plat dak atap dengan menggunakan waterpass yang
terbuat dari slang air supaya ketinggian antara bekisting yang satu dengan yang lainnya
menjadi sejajar. Untuk pemasangan bekisting lantai ini ditahan oleh alat penyangga yaitu
scaffolding supaya bekisting menjadi kaku dan posisinya tidak berubah-ubah.
b. Kemudian papan bekisting yang sudah dipasang tadi dipolesi dengan pelumas oli supaya mudah
dalam proses pembongkarannya. Setelah itu dilakukan penulangan yang digabungkan antara
tulangan kolom, balok dan plat lantai. Dan pada proses penulangan kolom, balok dan plat
lantai ini dipasang beton deking (beton tahu) setebal selimut beton supaya pada waktu
pengecoran tulangan tidak langsung terkena papan bekisting dan supaya tulangan tidak terlihat
langsung dari luar.
c. Setelah bekisting balok dan plat dak atap ini siap untuk dicor, maka terlebih dahulu
dilakukan pengambilan sample adukan dari truck molen untuk diuji dengan slump test. Dengan
kriteria, apabila kondisi penurunan adukan pada test ini tidak melebihi dari 12 cm maka coran
tersebut dapat digunakan dan bila penurunannya melebihi dari 12 cm maka beton tersebut
tidak layak untuk digunakan dan selain itu juga dilakukan pengujian dengan balok kubus dengan
maksud untuk mengetahui nilai kuat tekannya dari beton yang akan digunakan, dan setelah
lolos dari pengujian tersebut baru coran dapat dimasukkan kedalam bekisting yang sudah siap
dicor. Proses pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump supaya tidak
cepat terjadi pengeringan coran beton dalam pekerjaan pengecoran ini.
d. Didalam proses pengecoran sering terjadi pemberhentian atau penyambungan beton yang
sudah kering dengan beton yang baru, pada proses pemberhentian coran terutama pada balok,
diusahakan pemberhentian beton dilakukan pada saat kondisi ¼ dari panjang bentang dari
balok tersebut karena momen yang terjadi pada titik tersebut adalah nol sehingga proses
pembebanan pada saat pengecoran menjadi aman.
e. Dan pada saat proses pemberhentian coran diusahakan permukaannya dikasarkan dan
dimiringkan supaya pada proses penyambungannya dapat memberikan daya lekat yang baik
antara beton lama dengan beton yang baru, serta diberikan zat aditif berupa cairan putih untuk
perekat beton yaitu calbound atau lem beton.
f. Pada saat pengecoran balok dan plat dak atap tinggi jatuh pengecoran diusahakan tidak lebih
dari 1,5 meter dan pada pekerjaan ini digunakan concrete pump sehingga tinggi jatuh beton
dapat diperhatikan, serta untuk memudahkan proses penyuplaiannya dari daerah yang satu
kedaerah yang lainnya digunakan pipa karet atau biasa disebut dengan belalai gajah dengan
panjang pipanya 3 meter
g. Selama proses pengecoran berlangsung, maka dimasukkan alat vibrator (penggetar) kedalam
coran, supaya menghasilkan mutu beton yang baik dan padat (tidak keropos) dan seluruh
ruangan bekisting dapat terisi dengan baik. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan
dalam penggunaan alat Vibrator (penggetar) diantaranya adalah :
o Selama penggetaran belalai vibrator tidak boleh diletakan secara horizontal,
karena akan mengakibatkan pemisahan agregat pada beton.
o Pada ujung belalai vibrator harus dijaga supaya tidak menyentuh papan bekisting yang
dapat menyebabkan terjadinya kebocoran pada bekisting.
o Jarak antara pemasukan belalai vibrator kedalam adukan harus diperhitungkan
sedemikian rupa supaya pada proses penggetaran daerah-daerah yang akandicor akan
saling menutupi.
h. Setelah beton kering maka untuk pembongkaran scaffolding atau tiang penyangga pada daerah
plat lantai dilakukan setelah ± 21 hari dan untuk balok yang tingkat pembebanannya besar
dengan jarak bentang yang panjang, maka untuk pembongkaran bekistingnya dilakukan
i. Kemudian setelah beton pada balok dan plat mulai mengalami pengeringan, maka dilakukan
penyiraman dengan air supaya tidak terjadi getas dan retakretak pada beton tersebut.
o Menyiapkan semua peralatan dan menempatkan pada posisi yang benar, aman dan mudah
dijangkau.
o Mepersiapkan permukaan sloof sehingga bersih dan rata.
o Merendam batu bata sebelum dipasang selama 2 - 8 menit. Hal ini untuk mencegah bata
menyerap air terlalu banyak dari adukan semen pelekatnya.
o Mengukur panjang dan tebal 10 biji batu bata, dari panjang dan tebal rata-rata untuk
dipergunakan sebagai ukuran standar pasangan.
o Memasang profil dan mistar pengukur lapisan bata, secara tegak lurus, mengukur dengan
unting-unting.
o Memasang benang penarik horizontal dan mengukur dengan alat sifat datar (water pass atau
slang air).
o Menentukan ketebalan lapisan arah vertikal pada mistar ukur sesuai ketebalan bata ditambah
tebal spesi (6-10 mm);
o Pemasangan lapisan pertama yang didahului oleh pemasangan adukan/spesi sebagai dasar.
o Memasang bata kepala di sisi samping pasangan, dan mengecek tebal spesi dengan
tongkat ukur dan kedatarannya dengan water pass.
o Memasang line bobbins dengan rentangan benang tegang , hamparkan adukan pada alas lantai
dengan rata kemudian memasang bata lurus benang kepala.
o Mengecek setiap lapis dengan water pass sisi tegaknya dan sisi datarnya
o Memasang kembali bata kepala di atas pasangan yang telah selesai, mengecek tebal spesi
dan datarnya dengan water pass.
o Meletakkan kembali line bobbins untuk membuat lapisan selanjutnya,
o Mengecek setiap lapis tegak, datar dan tebal spesi hingga diperoleh lapis yang baik.
o Membersihkan sisa adukan yang menempel pada bata sebelum adukan tersebut mengeras.
o Urutan pemasangan bata diatas akan diulangi hingga ketinggian pasangan bata sesuai dengan
gambar kerja.
o Setiap ketinggian 50 cm, pekerjaan beton praktis (jika ada) segera dilaksanakan dan sekaligus
memasang angkur dinding kekolom.
o Ketinggian pasangan bata sehari tidak melebihi 150 cm
o Membersihkan dinding yang akan diplester dari kotoran dan debu sebelum memulai pekerjaan.
Jika terdapat lubang-lubang yang cukup besar pada susunan bata (block), ditutup dengan
adukan semen.
o Membasahi dinding sebelum diplester, yang bertujuan untuk mencegah susunan bata
(block) menyerap terlalu banyak air dari plesteran saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan maka
plesteran akan cepat kering hingga mengurangi kekuatannya dan dapat menimbulkan retakan-
retakan.
o Tembok yang akan diplester dibagi dalam beberapa bagian (petak-petak).
o Pada keempat sudut petak tembok dipasang paku dengan kepala menonjol .± 3 cm dari
bidang tembok, untuk merentangkan benang.
o Jarak benang dari sisi tembok 1,5 cm dan bila ada tembok yang menempel pada benang,
maka tembok tersebut dipahat terlebih dahulu supaya didapat plester sama tebal dan rata.
o Di tempat-tempat tertentu yaitu pada paku dan rentangan benang dibuat plester utama
yang berhimpit dengan benang-benang tadi, sebagai standar tebal plester.
o Plester utama yang vertikal ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00 meter. Setelah ini selesai, benang
dilepas.
o Diantara 2 lajur plester utama di isi penuh dengan adukan, kemudian digores dengan penggaris
besar dan lurus mulai dari bawah ke atas untuk memperoleh bidang yang rata.
o Kemudian bidang yang paling luar dilapisi dengan lapisan encer (kapur + semen merah + air)
sambil digosok dengan papan gosok supaya permukaan standar yang rata, (mengaci).
o Pada sudut-sudut tembok sering terjadi cacat akibat benturan benda keras, adukan untuk
plester bagian ini dibuat lebih kuat dari bagian lainnya. Sedangkan untuk bagian beton
bertulang, sebelum plesteran dimulai, permukaan beton diberi cairan semen kental. Hal
tersebut dimaksudkan agar antara plesteran dan bagian permukaan beton dapat menyatu
dengan kuat.
o Setelah lapis ini betul-betul kering, bidang permukaan disapu dengan kapur tohor sebanyak 3
kali, dan agar terlihat rapi, kapur ini dicampur dengan zat pewarna yang sesuai dengan
spesifikasi teknik
Pekerjaan Acian
Tahapan pekerjaan pengacian kami uraikan sebagai berikut :
o Sebelum pekerjaan acian dimulai, terlebih dahulu dilakukan penyiraman agar acian mudah
melekat pada plesteran. Bila pekerjaan acian telah selesai maka perlakuannya sama
dengan pekerjaan plesteran. Acian didiamkan beberapa hari agar kadar airnya mengering.
Setelah terjadi pengeringan, akan timbul secara alami keretakan yang disebut retak-retak
rambut.
o Setelah proses pengacian selesai, pekerjaan selanjutnya adalah menutupi pori-pori atau retak-
retak rambut. kami akan memakai under coat (Iapisan dasar). under coat (Iapisan dasar)
diencerkan dengan air seencer mungkin. Cara pelaksanaan dengan menggunakan bahan yaitu
dengan menggunakan roll cat. Dibuat encer bertujuan agar seluruh bahan tersebut dapat
sempurna mengisi celah-celah retak rambut acian. Bila dibuat kental, akibatnya pada saat
mengering bahan tersebut akan naik ke permukaan celah-celah yang retak
- Pekerjaan Atap
Metode pemasangan pekerjaan Atap adalah sebagai berikut :
o Kuda-kuda dan gording kami menggunakan baja profil U.85-06, sedangkan untuk reng kami
menggunakan profil reng RT.15 dengan menggunakan alat sambung paku rivet / keling.
o Pada sisi tumpuan kuda-kuda (pada kolom dan ring balok) kami memasang angkur diameter 12
mm.
o Kami memasang genteng dan karpus jenis genteng ringan yang terbuat dari bahan seng -
alumunium anti karat (spandex), secara rapi (sisi alur merupakan garis lurus, baik dari atas ke
bawah maupun dari arah horizontal).
o Merendam keramik dalam air. Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis dan pada
saat pemasangan dapat dengan mudah menempel. Jika keramik kw 1 maka tak ada masalah,
namun jika ia merupakan kw 2 atau 3 akan susah memasang untuk presisi. Untuk itu nat
keramik dibuat longgar karena masing-masing keramik memiliki selisih 0,2-0,5 mm. Hingga
keramik tidak saling bertubrukan.
o Mengoleskan air semen. Membilas semen yang sudah dicampuri air sedikit ke bawah keramik,
hal ini akan membuat daya rekat keramik ke adukan benar-benar lengket.
o Melakukan pembersihan adukan dan permukaan dasar lantai beton. Pengadukan dilakukan
dengan benar- benar homogen atau semen, pasir dan air sudah sudah diaduk sehingg benar-
benar bercampur dengan baik, dan dasar lantai yang akan dipasang telah bersih dari kerikil,
batu atau ganjalan-ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawah keramik.
o Mengetuk-ngetuk keramik yang baru dipasang dan memastikan tidak ada yang kopong atau
bagian dasar yang berongga. Karena keadaan demikian akan membuat keramik lepas di
kemudian hari. Memeriksa apakah ketinggiannya sudah sama rata dengan benang yang ditarik
untuk menentukan ketinggian lantai.
o Membiarkan ubin keramik yang telah terpasang selama 2 atau 3 hari. Hal ini akan membuat
sisa udara yang mengendap akan keluar melalui bagian nat yang belum ditutup. Setelah itu
baru diberi semen nat dan membersihkan nat yang masih kosong dari kotoran yang
mengendap.
o Merendam keramik dalam air. Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis dan pada
saat pemasangan dapat dengan mudah menempel. Jika keramik kw 1 maka tak ada masalah,
namun jika ia merupakan kw 2 atau 3 akan susah memasang untuk presisi. Untuk itu nat
keramik dibuat longgar karena masing-masing keramik memiliki selisih 0,2-0,5 mm. Hingga
keramik tidak saling bertubrukan.
o Mengoleskan air semen. Membilas semen yang sudah dicampuri air sedikit ke bawah keramik,
hal ini akan membuat daya rekat keramik ke adukan benar-benar lengket.
o Melakukan pembersihan adukan. Pengadukan dilakukan dengan benar-benar homogen atau
semen, pasir dan air sudah sudah diaduk sehingg benar-benar bercampur dengan baik, dan
dasar lantai yang akan dipasang telah bersih dari kerikil, batu atau ganjalan-ganjalan lain yang
akan membuat rongga di bawah keramik.
o Mengetuk-ngetuk keramik yang baru dipasang dan memastikan tidak ada yang kopong atau
bagian dasar yang berongga. Karena keadaan demikian akan membuat keramik lepas di
kemudian hari. Memeriksa apakah ketinggiannya sudah sama rata dengan benang yang ditarik
untuk menentukan ketinggian lantai.
o Membiarkan ubin keramik yang telah terpasang selama 2 atau 3 hari. Hal ini akan membuat
sisa udara yang mengendap akan keluar melalui bagian nat yang belum ditutup. Setelah itu
baru diberi semen nat dan membersihkan nat yang masih kosong dari kotoran yang
mengendap.
o Kalau kadar air sudah rendah, tetapi kadar alkali masih tinggi, berarti masih ada semen bebas
yang belum beraksi karena kekurangan air. Maka dilakukan penyiraman permukaan tembok
dengan air bersih.
o Bila semua persyaratan diatas sudah terpenuhi, selanjutnya melakukan penbersihan
permukaan dari bekas percikan semen, Efflorescene (pengkristalan garam), pengapuran,
debu, kotoran, dan minyak. Dengan menggosok permukaan tembok dengan kertas amplas
kasar atau sikat sambil permukaan tembok yang dibasahi air bersih. Kemudian dikeringkan
dengan kain lap yang bersih.
o Mencuci permukaan tembok dengan larutan asam chlorida (HCl) 10-15% untuk
menetralkan alkali yang masih ada dan juga mengetching permukaan tembok agak lebih kasar
sehingga daya lekat lebih baik.
o Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur maka dilakukan pencucian dengan larutan
kaporit 10-15%.
Langkah Pengecatan :
o Mempersiakan permukaan yang akan dicat.
o Bagian-bagian tembok yang tidak akan dicat, alat-alat rumah tangga seperti kursi, meja, lantai
ditutup plastik atau kertas koran.
o Menyiapkan alat alat pengecatan yang dibutuhkan, seperti kuas, roller, ember, pengaduk,
tangga, dan lain- lain.
o Memeriksa kaleng cat, apakah sesuai dengan ketentuan pabrik. Dan Mencatat nomor batch
(lot)nya.
o Mengaduk cat sampai rata dan pengenceran sesuai dengan kebutuhan pabrik.
o Memberikan selang waktu antara setiap lapis cat. Secara teoritis adalah 2-4 jam, tetapi kami
mengambil tindakan sebaiknya minimal 8 jam atau semalam.
o Ventilasi ruangan diupayakan sebaik mungkin.
o Pengecatan dilakukan waktu cuaca terang dan kering.
o Pengenceran cat tidak dilakukan didalam kalengnya, kecuali kalau dapat habis pada hari itu
juga.
o Menutup rapat-rapat kaleng yang yang masih ada sisa catnya untuk menghindari pembusukan.
o Proses fabrikasi sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan lapangan dimulai.
Proses ini sudah didahului dengan pembuatan shop drawing atas petunjuk Perencana,
meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran. Kami juga diwajibkan untuk
membuat perhitungan-perhitungan yang mendasari sistem dan dimensi profil besi baja
terpasang, sehingga memenuhi persyaratan yang diminta / berlaku. Kami bertanggung jawab
penuh atas kehandalan pekerjaan ini.
o Semua frame / kusen baik untuk pintu, teralis dan boven, dikerjakan secara fabrikasi dengan
teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
o Pemotongan besi baja dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan penempelan
debu besi pada permukaannya. Mengerjakan pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
o Pengelasan untuk semua pertemuan besi baja dan besi baja pada setiap jenis menggunakan
pengelasan yang solid / menerus (bukan las titik). Pengelasan rapi untuk memperoleh kualitas
dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
o Untuk kusen pintu yang menempel pada dinding kami menggunakan besi canal dengan ukuran
C.100.50.20, yang mana bentuk dan ukurannya sesuai dengan gambar rencana.
o Angkur-angkur untuk kusen minimal kami memasang sejumlah tiga buah pada bagian yang
berhubungan dengan dinding, kami menggunakan besi bulat diameter 16 mm.
o Jeruji pada pintu, teralis dan boven kami menggunakan besi beton polos diameter 22 mm. Besi
plat baja tebal 6 mm untuk pintu. Untuk bingkai pintu kami menggunakan besi profil siku L.
50.50.5.
- Pekerjaan Sanitair
Pekerjaan Septic Tank dan Resapan
Membuat bagian dasar (horizontal) septic tank setebal 150mm dengan adukan beton (perbandingan
1 semen : 2 pasir : 3 kerikil) yang diperkuat dengan tulangan besi. Menggunakan adukan yang sama
untuk membuat bagian dinding septic tank dan bila memungkinkan diberi tulangan besi juga. Bila
terdapat cairan anti air (water-proofing agent) dimasukkn ke dalam adukan beton untuk dasar dan
dinding septic tank (bila tidak tersedia menggunakan lem PVA).
Jika menggunakan bata tanah liat untuk pembuatan dinding septic tank digunakan susunan satu
bata. Jika menggunakan block semen, dsb, digunakan jenis yang solid dengan ketebalan minimal
20cm. Menggunakan spesi dan plesteran berupa adukan semen (dengan perbandingan 1 semen : 3
pasir) pada kedua sisi dinding (luar dan dalam) dan bila tersedia campurkan cairan anti air (water-
proofing agent ) atau dapat pula mencampurkan lem PVA.
Tipe rembesan yang digunakan pada situasi seperti ini adalah tipe dengan alas evapo-
transpiration. Menggali lubang untuk rembesan kemudian diberi lapisan kerikil setinggi 1 m diatas
lapisan tanah. Pipa penguapan plastik 50mm kemudian ditaruh diatas kerikil. Pipa 50 mm tersebut
dihubungkan dengan pipa 100mm ke septic tank, kemudian tutupi dengan lapisan atas tanah.
Tanah diatas rembesan ini kemudian ditanami dengan tumbuhan (jenis rumput-rumputan) yang cepat
tumbuh dan bernafas dengan cepat (menguapkan air) sehingga air pada tanah yang ada dibawahnya
dapat menguap dengan cepat.
PEKERJAAN PLUMBING
Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan plesteran dan
acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan dinding. Menara air dibuat
Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, akan dilakukan pengetesan yang disaksikan oleh
Pemilik Pekerjaan dan Konsultan Lapangan. Pengujian dilakukan sampai menghasilkan tekanan
hidraulik sebesar 10 kg/cm2 selama satu jam tanpa penurunan tekanan. Segala cacat dan
kekurangan-kekurangan yang dijumpai dari hasil pengujian akan diperbaiki.
C PEKERJAAN FINISHING
2. Demobilisasi
Alat, Material, dan personil yang tidak dlperlukan lagi dalam masa pemellharaan, akan dlmoblllsasi,
dan jika pada saat masa pemeliharaan dlperlukan, maka akan dimobilisasi kembali ke lokasi
pekerjaan.
mlt'teM\J.~lJ U .,G()
D irckmr,-