Anda di halaman 1dari 18

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kegiatan : Rehabilitasi Pagar Rumah Sakit


Pekerjaan : Rehabilitasi Berat Pagar Keliling Rumah Sakit
Lokasi : RS Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun Anggaran : 2019

I. TAHAP PERSIAPAN

1. Mobilisasi Tim
Secara garis besar mobilisasi disini dapat dilaksanakan dengan metode mobilisasi
personil tenaga inti dan peralatan, mobilisasi material, dan mobilisasi tenaga kerja.
Secara umum diuraikan, mobiliasasi personil dan material umum dilakukukan
oleh kami sebelum pekerjaan dimulai sampai masa persiapan selesai, hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan pelaksana dalam menyusun planning kerja
setelah terlebih dahulu mengenal lapangan dan melakukan identifikasi terhadap
kemungkinan permasalahan yang timbul nantinya selama waktu definitive
pelaksanaan pekerjaan dimulai. Sedangkan mobilisasi material dan tenaga kerja
dapat dilaksanakan setelah selesai dianggap kondisi lapangan hasil survey selesai.
Serta untuk mobilisasi Material dan Tenaga Kerja, Kami akan mengajukan rencana
mobilisasi secara rinci mengenai sesuai dengan waktu kebutuhannya di lapangan,
kepada Direksi / Pemberi Pekerjaan, pada saat sebelum pelaksanaan proyek
dimulai. Kami juga akan menyediakan tempat yang cukup dan layak untuk
penempatan material-material untuk pekerjaan struktur, seperti :
tempat (gudang) untuk penimbunan material semen yang cukup luas, sehingga
semen dalam jumlah banyak dapat ditumpuk tidak terlalu tinggi, yang dapat
menurunkan kualitas dan kinerja semen itu sendiri, baik dalam hal pengikatan
terhadap material beton lainnya, maupun terhadap kemudahan pengerjaan dalam
proses pembuatan campuran beton, lokasi untuk penempatan material besi
struktur, hendaknya ditempatkan di tempat tertutup, dan pada bagian bawahnya
diberi alas balok kayu untuk menghindari terkotori oleh tanah sebelum proses
pekerjaan pembesian pada pekerjaan struktur mulai dilakukan. Jika terpaksa
ditempatkan pada tempat terbuka, hendaknya ditutup dengan terpal plastik (tidak
lupa diberi alas balok kayu pada bagian dasar tumpukan) untuk menghindari
terkena hujan dan panas secara langsung. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya korosi pada besi dan lain sebagainya yang dianggap perlu.

2. Review Data dan Dokumen Kontrak


Berbagai data dan laporan perencanaan yang terkait dengan pekerjaan
pelaksanaan yang disiapkan oleh Direksi, akan dikumpulkan, dan akan direview
kembali. Pengecekan secara detail terhadap seluruh kelengkapan data yang ada
akan dipergunakan sebagai acuan pelaksanaan konstruksi, antara lain :
Persyaratan Kontrak, Gambar Rencana, Spesifikasi Teknis.
Dalam hal ini akan diberikan catatan tambahan (shop drawing) yang mungkin
masih diperlukan sebagai penjelasan detail yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
konstruksi.

Page 1
3. Pemeriksaan Lokasi
Segera setelah review data perencanaan dan laporan teknis lainnya, ketua tim kami
bersama tim lapangan (Site manager) mengunjungi dan memeriksa lokasi proyek.
- Identifikasi atas lokasi-lokasi yang memerlukan data perencanaan detail
tambahan.
- Identifikasi atas jenis dan estimasi volume pekerjaan sesuai yang diperlukan
- Identifikasi atas masalah yang diperkirakan akan dihadapi dalam pelaksanaan
pekerjaan fisik.
- Masalah tersebut seperti masalah sosial yang perlu diperhatikan.

II. PROSES KEGIATAN PRA KONSTRUKSI


1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Dalam tahap ini akan dilakukan tahapan-tahapan kegiatan agar pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan baik, dengan hasil yang sesuai dengan rencana yang meliputi
aspek mutu, waktu, dan biaya, yang terdiri dari :

a) Pembuatan Bedeng Pekerja uk. 4 x 5 m


Kami dengan biaya sendiri akan membuat Barak Pekerja untuk keperluan
pekerja yang menginap dilokasi pekerjaan
Barak Pekerja harus sanggup menampung semua pekerja yang menginap
dilokasi pekerjaan.
Pembuatan Gudang/barak Kerja dapat dilakukan dengan system sewa selama
proses pekerjaan berlangsung sampai akhir masa pekerjaan atas persetujuan
direksi pekerjaan.

b) Pembongkaran bangunan exsisting


Pekerjaan ini kami lakukan sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas, hasil
bongkaran akan kami buang dari lokasi pekerjaan.

c) Pembuatan Papan Nama Proyek


Membuat dan memasang Papan Nama Proyek yang memuat tentang identitas
proyek dan mencantumkan besar anggaran pelaksanaan proyek, waktu mulai
proyek, dan waktu penyelesaian proyek kemudian tempat dan lokasi
pemasangan papan nama proyek akan dikoorninasi dengan Konsultan
Pengawas.

Page 2
d) Listrik dan Air Kerja
- Fasilitas listrik disediakan secukupnya yang berasal dari Generator listrik
ataupun dari PLN dengan memasang meteran baru dengan kekuatan 40 A
berikut dengan panel kontrol atau dengan memanfaatkan meteran listrik
dari dari bangunan yang ada dengan membayar biaya listrik yang dipakai.
- Air kerja diadakan dengan menggunakan sistim membuat bak
penampungan air untuk memenuhi kebutuhan air selama proyek
berlangsung.

e) Administrasi dan Dokumentasi


1. Dokumentasi
- Semua kegiatan dilapangan didokumentasikan dengan lengkap dan
dubuat album photo berikut keterangan berupa tanggal pengambilan
photo, lokasi dan penjelasan.
- Untuk setiap lokasi pekerjaan minimla dibuat 3 seri photo yaitu :
sebelum pelaksanaan (0%); pada saat pelaksanaan (50%) dan setelah
pelaksanaan (100%) dengan arah pengambilan melalui satu titik yang
sama.
- Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan dilengkapi dengan
satu set pilihan photo-photo yang bersangkutan dengan perioe
tersebut.
- Pada akhir pelaksanaan kontrak photo-photo akan diserahkan kepada
Direksi dlam bentuk album, penyerahan sebanyak 2 (dua) rangkap
bersama 1 (satu) album berupa CD.

2. Pelaporan
Pada awal bulan sebelum tanggal 10 setiap bulan diserahkan 5 (lima)
salinan laporan Kemajuan Pekerjaan Bulanan sesuai petunjuk Direksi
yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan
sebelumnya
Dalam laporan ini berisi hal-hal sebagai berikut :
- Presentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan kenyataan
yang dicapai pada bulan laporan maupun presentase rencana yang
diprogramkan pada bulan berikutnya.
- Presentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun
presentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan
kemajuan yang dicapai pada bulan laporan.

III. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang Lingkup pekerjaan yang dimaksud yaitu sebagai berikut :
a. Pekerjaan Persiapan meliputi :
 Papan Nama Proyek
 Pekerjaan Pembongkaran
 Pemasangan Pengukuran dan Bouwplank
 Pembuatan Gudang/barak Kerja (Sewa)
 Listrik & Penerangan Kerja
 Air Kerja & Bak Penampung
 Administrasi (Dokumentasi, P3K & Laporan Proyek)

b. PEKRJAAN PONDASI
 Galian Tanah

Page 3
 Urugan tanah kembali
 Batu Kosong
 Pondasi Batu Belah 1SP : 5PP
 Pek. Lansiran Material jarak 0 s/d 100 M

c. PEKERJAAN STRUKTUR BETON


 Pek. Sloof Beton
 Pek. Kolom Pagar
 Pek. Ringbalk
 Pek. Balok Tengah

d. PEKERJAAN DINDING BATA / PLASTERAN


 Pek. Pasangan Dinding Bata
 Pekerjaan Plesteran dan Acian
 Pekerjaan Pengaman Pagar Besi Siku L. 4.4.2
 Pengadaan & Pemasangan Kawat Duri

e. PEKERJAAN PENGECATAN
 Pek. Pengecatan Dinding Tembok Lama
 Pek. Pengecatan Dinding Tembok Baru
 Pek. Pengecatan Bidang Besi

f. PEKERJAAN PLUMBING
 Pek. Instalasi Pipa Resapan PVC AW 2"

g. PEKERJAAN AKHIR
 Pek. Pembersihan sisa-sisa pekerjaan

IV. TAHAPAN KONSTRUKSI


Start pekerjaan dimulai dengan referensi Mutual Chek 0 (MC0) berdasarkan gambar
kerja (shop drawing) yang disetujui pihak penyedia jasa, Melalui Konsultan Pengawas.
Tahap Konstruksi Dapat dijabarkan sebagai berikut :

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pemebersihan Lahan
Kami akan melakukan Pekerjaan pembersihan lapangan dan pembongkaran
bangunan lama pada lokasi/ lapangan pekerjaan, maupun lokasi untuk jalan
masuk ke lokasi proyek, agar pelaksanaan pekerjaan nantinya dapat berjalan
lancar. Semua daerah yang ditempati bangunan atau yang dilewati jalur
bangunan dibersihkan. Pembersihan meliputi pembersihan pohon-pohon,
sampah dan bahan lain yang mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Hasil
pembersihan itu harus ditempatkan diluar tempat kerja atau dibuang, kecuali
ada ketentuan lain sesuai petunjuk direksi

2. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


1. Survey, Pengukuran dan pemasangan bowplank.
- Survey pada tahap ini untuk menentukan atau mengetahui kondisi
teraktual dilapangan dan sebagai acuan untuk MC 0%.
- Survey pada tahap ini juka untuk menentukan batas-batas area
pekerjaan sesuai dengan gambar rencana yang ada dan rencana jalan
kerja serta jalan umum yang dilalui dalam pelaksaaan pekerjaan.

Page 4
Metode kerja :
- Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan alat ukur Total
Station dan Watrepass lengkap
dengan peralatan penunjang
lainnya.
- Pedoman dari penetapan elevasi
diambil dari Bench Mark (BM) yang
ada di lapangan yang telah disetujui
Direksi.
- Pengukuran yang dilakukan adalah
Pengukuran arah memanjang (long
section) dan arah melintang (cross
section).
- Pengukuran arah memanjang
dilakukan sepanjang rencana
- area/lokasi timbunan yang akan
dilaksanakan.
- Pengukuran arah melintang dilakukan sepanjang lokasi
- timbunan yang akan dilaksanakan, dengan jarak sesuai
- gambar rencana atau atas persetujuan Direksi Lapangan
- yang nantinya dipakai juga sebagai dasar acuan
- perhitungan Mutua Check 0%.

B. PELAKSANAAN PONDASI

1.1 Pekerjaan Galian Tanah Pondasi


 Menyiapkan lahan yang akan digali dengan memberi patok dan bowplank
pada area tanah asli yang akan digali dan diberi tanda berwarna / dicat
 Menentukan lebar & kedalaman galian tanah yang akan digali yang
mengacu pada bowplank
 Membuat garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bowplank untuk
kerapian dan kelurusan galian tanah agar dimensi pondasi terpenuhi
 Menyiapkan bak ukur yang standar untuk mengukur kedalaman dari
galian tanah
 Bagian tanah yang digali adalah Pondasi batu yang dilakukan dengan
menggunakan tenaga manusia (Man Power)
 Galian pondasi digali dengan ketentuan ukuran sesuai kebutuhan pas.
pondasi kearah memenjang /sejajar arah lajur memanjang dan melintang
bangunan Ex. Galian ditempatkan sementara disisi lubang galian untuk
digunakan sebagai urugan pada pekerjaan selanjutnya.

Page 5
1.2 Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
Setelah proses pemasangan batu gunung dipastikan seluruh sisa galian
tertutup dengan baik dan benar. Pengurugan bekas galian diurug lapis demi
lapis dengan ketebalan tiap lapis sesuai dengan ketentuan. Tiap lapisan
dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk
yang baik. Setelah lapisan pertama padat kembali seperti diatas. Demikian
seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian tertutup kembali.

Proses Pekerjaan urugan Kembali

1.3 Pekerjaan Batu Kosong


Pemasangan batu kosong dilaksanakan setelah posisi urugan pasir alas
pondasi menerus telah disetujui oleh konsultan pengawas terhadap ketebalan
yang ada, setelah dinyatakan sesuai maka dilakukan pasangan batu kosong
setebal yang ditentukan didalam gambar kerja. Proses pasangan batu kosong
dilakukan menyeluruh diatas urugan pasir dengan ukuran material sesuai
kebutuhan lapangan.
Pasangan batu kosong dibuat secara hati-hati, dengan batu yang telah
diizinkan oleh direksi atau konsultan pengawas. Dengan penempatan batu
yang rata dan sempurna. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan secara teliti
dan sesuai gambar, dengan syarat:
Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang. Dengan demikian diharapkan pasangan batu
kosong terpasang dengan baik.

1.4 Pekerjaan Pondasi batu Gunung 1 : 5


Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran
untuk as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan
persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.Dibawah dasar pondasi
didasari dengan pasir pasang setebal 10 cm dan dipadatkan, sebagai lantai
kerja.
Diatas pasir dipasang aanstamping, pasangan dibuat sesuai dengan gambar
detail pondasi. Syarat-syarat material :
 Pasir yang digunakan adalah pasir yang berkualitas baik, berbutir tajam,
tidak mengandung lumpur/kotoran lebih dari 5 % berasal dari
sungai/batu-batuan tidak mengandung garam.
 Batu kali/gunung yang dipergunakan adalah berdiameter antara 15 – 20
atau yang telah disetujui oleh direksi atau konsultan.
Langkah #3
Langkah #2
Langkah #1 Merapikan Pasangan
Pasangan Pondasi batu Pondasi batu kali
Pondasi batu kali kali dilaksanakan dilaksanakan dengan
dilaksanakan setelah dengan tenaga tenaga manual
pasir urug dan manusia
aanstamping

Page 6
Gambar Potongan Pondasi

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

C. PELAKSANAAN STRUKTUR BETON

1.1 Pekerjaan Beton Sloff Uk. 12 x 20 cm

Pengukuran
 Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan waterpass/theodolith
melakukan pengukuran dan marking area untuk titik penempatan,
ukuran (dimensi) serta leveling dari sloof

Pelaksanaan :
Pekerjaan ini kami laksanakan setelah pekerjaan pasangan batu gunung
selesai kami laksanakan.
Adapun metode pekerjaannya adalah pertama-tama kami kerjakan
pekerjaan pembesian, bersamaan dengan pekerjaan pembesian kami akan
membuat bekisting. Setelah pekerjaan ini selesai kami laksanakan, kami
akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.
a. Beton Mutu K-175
Pekerjaan ini kami laksanakan setelah pekerjaan pembesian dan
bekisting sudah selesai kami laksanakan. Adapun metodenya adalah:
 Membuat reques pengecoran
 Kami bersama konsultan pengawas memeriksa semua pemasangan
bekisting, pembesian dan bahan pengecoran.
 Mendapat persetujuan dari konsultan pengawas untuk memulai
pengecoran
 Campuran beton kami buat sesuai dengan spesifikasi teknis,
semua campuran akan kami aduk dengan menggunakan Concrete
Mixer.
 Setelah campuran benar – benar tercampur sesuai dengan
spesifikasi akan kami tuang ke dalam kereta sorong untuk di
lakukan pengecoran.

Page 7
 Pengecoran kami laksanakan secara terus menerus dan kami
padatkan dengan menggunakan concrete vibrator.
 Setelah Pengecoran selesai kami laksanakan selanjutnya beton
akan kami rawat sesuai dengan spesifikasi dan petunjuk konsultan
pengawas
 Pembongkaran bikesting kami lakukan setelah sampai umur beton
dan mendapat petunjuk dari konsultan pengawas.
b. Tulangan Utama Polos
Tulangan utama kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi, jumlah
dan jarak antara tulangan kami buat sesuai dengan gambar kerja serta
telah disetujui oleh konsultan pengawas.
c. Tulangan Sengkang Polos
Tulangan Sengkang Polos kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi,
ukuran pemotongan dan pembengkokan kami buat sesuai dengan
gambar kerja serta telah disetujui oleh konsultan pengawas.
d. Bekisting Sloof
Setelah pekerjaan pembesian selesai kami laksanakan selanjutnya
Proses pembuatan mal dan pemasangan mal kerja dengan
memperhatikan kekuatan mal sehingga tidak mengalami
pembenggakan atau lepas dari ikatan sehingga mengganggu proses
pengecoran sehingga dalam hal ini kami akan memperhatikan terhadap
proses pembuatan mal dengan material yang kuat dan ikatan mal yang
benar.

Pek. Sloff Beton

1.2 Pekerjaan Kolom Pagar


Pelaksanaan :
memasang rangkaian tulangan secara vertical, memasang bekisting
dimasing - masing sisi rangkaian tulangan dengan jarak tulangan terluar
dengan bekisting +2 cm, kemudian memasukan adukan beton secara
bertahap, ditusuk - tusuk dengan tongkat besi sampai padat. Pelaksanaan
tersebut dilakukan setiap tinggi antar 90 cm–120 cm, supaya hasil cetakan
tidak ada yang keropos.

1.1. Fabrikasi besi tulangan kolom


 Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang
cukup luas untuk menaruh, memotong besi beton dan
membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah
disetujui.

Page 8
 Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan
diameter sesuai spesifikasi (disesuaikan dengan gambar kerja dan
RKS).
 Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
 Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
 Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan
penempatannya (tulangan sloof dan kolom terpisah), supaya tidak
membingungkan/membuang waktu pada saat akan dipasang.

1.2. Fabrikasi Bekisting kolom.


 Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk
memudahkan pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya,
karena angkutan bekesting menjadi dekat.
 Fabrikasi bekesting untuk sloof dan kolom, menggunakan bahan
dari papan kayu kls III dan perkuatan menggunakan balok/kaso.

Langkah Kerja sebagai berikut :


1. Potong dan bentuk Papan Kayu sesuai dengan ukuran gambar
kerja.
2. Pasang dan rangkai potongan papan kayu pada area struktur yang
akan dicor dengan perkuatan balok/kaso.
3. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil
pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal.

1.3. Pemasangan tulangan kolom


 Setting (pasang) besi tulangan kolom yang telah difabrikasi.
Pekerjaan ini dilaksanakan bersamaan dengan pemasangan
tulangan sloof.
 Dimulai dari pemasangan tulangan sloof kemudian dilanjutkan
dengan pemasangan tulangan kolom pada titik-titik kolom sesuai
dengan gambar kerja.
 Untuk tulangan kolom, sementara diberi bantuan topangan balok
agar dapat berdiri tegak dan tidak roboh.
 Selanjutnya pasang bekisting sloof yang telah difabrikasi dan beri
penguat balok agar tidak goyang.
 Pasang beton decking secara merata dan sesuai kebutuhan.
 Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.

1.4. Pemasangan Bekisting Kolom


 Setting bekisting kolom dengan menggunakan unting-unting untuk
menentukan posisi vertical kolom.
 Pasang dinding bekisting kolom dan perkuat dengan balok

Page 9
1.5. Pengecoran beton kolom.
 Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui
untuk pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan
pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi,
semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa benar dan
disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran
dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat
pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan dengan
vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang tawon.
 Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor
belum siap.
 Pada setiap jarak tertentu pasang stek pada kolom untuk
perkuatan dinding bata.

1.6. Curring Beton


 Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar
disemprot air lalu dicure dengan curing compound.
 Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding
disemprot air lalu dicure dengan curing coumpound construction
joint dicure dengan air.
 Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1
minggu.
 Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya

1.3 Pekerjaan Balok tengah dan Ring Balok


Pelaksanaan :
 Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job
Mix Formula untuk pekerjaan balok latei dan ring balok beton.
 Melakukan perakitan besi
tulangan sesuai dengan desain
yang telah ditentukan.
 Selanjutnya pemasangan
tulangan balok tengah maupun
pada tahap pekerjaan ring balok.
 Selanjutnya pembuatan
bekisting balok tengah maupun
ring balok dengan menggunakan balok kayu dan papan kayu. Jangan
lupa beton decking atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan
beton decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak
berubah selama proses pengecoran.
 Memasang sabuk balok tengah maupun ring balok pada bekisting
untuk memperkuat. Untuk mengunci balok tersebut harus
menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri dari kayu dan besi atau
bisa membeli barang jadi.
 Memasang pipa support Untuk menjaga vertikaliti dari balok tengah
maupun ring balok terhadap sloof dan kolom. Untuk mendapatkan
struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh miring ataupun goyang
saat pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support dinilai
sangat penting.
 Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan
dan mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah

Page 10
pengecoran beton sesuai dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk
hasil pengecoran merata harus dibantu dengan menggunakan alat
concreate vibrator.

Sktesa Balook tengah dan ring balok

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

D. PEKERJAAN DINDING BATA / PLASTERAN

Pekerjaan Dinding
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan estetika dari sebuah bangunan, hal yang paling
berperan dari pekerjaan ini adalah kerapian ketepatan pengukuran. Pada
pemasangan bata standar pemasangan dan pengukuran kemiringan harus
tercapai.

Bagian dari pekerjaan ini adalah :


 Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi
pondasi penempatan dinding apakah sudah kondisi baik.
 Kondisi pondasi/sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara
sloof ke pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus
dibersihkan supaya pengikatan dinding dengan sloof terikat dengan baik.
Demikian juga halnya pada kolom harus dipastikan tersedia angkur untuk
pengikatan ke dinding (biasanya angkur menggunakan besi 10 mm yang
ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul dengan panjang antara
15 – 20 cm).

Page 11
 Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis
benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara
horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir
bata yang akan dipasang, dilakukan dengan penarikan benang dari ujung ke
ujung dinding atau antar kolom pagar. Untuk ketegakan dibuat garis tegak
lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat,
pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun
pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan .
 Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain
mulai memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan
dipasangkan , kemudian dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapai
sambungan dari ujung keujung. Lakukan pengecekan leveling diatas batu
bata yang sudah terpasang dan pastikan semua pasangan bata semuanya
dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk
memasang ketingakat berikutnya. Harus dipastikan ketebalan mortar harus
tetap sama dan demikian juga pengisian mortar antar bata harus sama.
 Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk
mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan
pelan sampai bata tetap rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi
adukan masih dalam keadaan basah. Jika adukan/ mortar sudah kering
maka mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar baru.
 Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang
adukan/mortar ada yang berlebih atau sampai meleleh hingga keluar dari sisi
pinggir pasangan, jika itu terjadi adukan berlebih harus segera di ratakan
dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan tetap rata , jangan
biarkan sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian dan
kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.
 Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah
dipasangkan yang telah terhubung dari ujung ke ujung bagian dinding yang
dipasangkan, kemudian menarik garis horizontal dari ujung keujung pada
garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan dinding.
Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap 50 cm . Pastikan tetap
memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai denga benang yang dipasangkan
sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan tetap
rapi sampai posisi atas.

Pekerjaan Plesteran
Pelaksanaan:
 Memasang benang pada
ke empat sisi bidang
dinding sesuai ketebalan
yang di kehendaki.
 Basahi permukaan
dinding batu bata
dengan menggunakan air
sampai basah dan rata
dalam kondisi jenuh air.
 Buat adukan untuk
plesteran sesuai dengan perbandingan material yang direncanakan.
 Pasang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertikal untuk
keperluan penggunaan caplakan atau kepalaan plesteran dan cek kembali

Page 12
ketegakan dan kerataanya, ketebalan kepalaan plesteran disesuaikan dengan
rencana ketebalan plesteran yaitu sekitar 1.5 cm s/d 3 cm.
 siapkan adukan plesteran dengan perbandingan 1pc : 4psr untuk plesteran
dinding biasa, perbandingan 1pc : 3psr untuk plesteran pondasi.
 Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan, selalu mengecek kerataanya dengan
menggunakan alat jidar.
 Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman selama +/- 7 hari agar
tidak terjadi keretakan dinding.
 Pekerjaan acian dinding baru bisa dimulai setelah plesteran dinding benar-
benar kering, kuat, karena jika terlalu terburu-buru melakukan pekerjaan acian
maka terjadi pemanasan pada dinding yang menyebabkan finishing dinding
menjadi retak-retak rambut.

Pekerjaan Acian
 Basahi plesteran yang sudah kering menggunakan air sampai benar-benar
jenuh. Maksud dari pembasahan ini adalah agar plesteran yang kering tidak
menyerap banyak air pada saat acian basah ditempel. Apabila plesteran
menyerap air yang berlebih maka acian menjadi tidak menempel sempurna
yang akan menyebabkan retak-retak.
 Buat adukan menggunakan semen mortar dengan perbandingan sesuai dengan
merk semennya.
 Tempelkan adukan basah ke dinding, kemudian ratakan dengan jidar agar
permukaan lebih rata.
 Gosok dan ratakan sampai permukaan benar-benar rata.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

Pekerjaan Pengaman Pagar Besi Siku L. 4.4.2 dan Kawat Duri

Pada tahap pekerjaan ini dibagi atas 2 item pekerjaan, yaitu


a) Pemasangan Besi Siku
b) Pemasangan Kawat Duri

Page 13
Gambar Potongan Sisi Pagar

Pelaksanaan :
a) Pemasangan tiang Besi siku L.4.4.2
 Lakukan pengukuran tiang besi siku, potong besi dan las sesuai dengan
gambar kerja.
 pada bagian bawah besi siku diberi angkur dengan cara di las.
 Pasang besi siku L.4.4.2 pada sisi atas pagar.
 Besi siku ditanam diatas ring balok, dimana pada pelaksanaan pekerjaan
ring balok lubang untuk memasang tiang besi siku pada masing-masing
titik sudah dipersiapkan, dengan cara memasang tiang bantu yang mudah
dilepas, seperti potongan bamboo / benda lainnya.
 Beri adukan campuran beton untuk memperkuat dudukan tiang besi siku,
tunggu sampai kering dan kuat.

b) Pemasangan kawat duri.


 Setelah pekerjaan tiang besi selesai dikerjakan, maka pekerjaan
pemasangan kawat duri dapat dimulai.
 Pemasangan kawat duri dimulai dari titik/jalur bawah.
 Pertama pasang kawat duri kait pada pengait tiang besi dari bawah jarak 20
cm dari ring balok dan ikat secara permanen.
 Pada tiang kedua, tarik kencang kawat, kait pada pengait tiang besi lalu ikat
pada tiang untuk mengikat dan mengunci. Proses ini dilakukan sampai
pada tiang terakhir.
 Ulangi proses No 3 dan No. 4 pada baris kedua dan seterusnya sampai pada
baris atas dengan jarak sesuai dengan gambar kerja.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

Page 14
E. PEKERJAAN PENGECATAN

Pengecatan Tembok
 Permukaan Acian pada dinding sudah benar-benar kering (tidak ada lagi noda
basah).
 Lakukan pengamplasan secara merata pada permukaan acian dinding
 Bersihkan permukaan acian dari segala noda kotoran, minyak (olie,solar dll).
Terutama untuk noda minyak harus dibersihkan sampai tuntas
 Setelah pengamplasan dan pembersihan, untuk mendapatkan hasil yang baik
dan cat dapat merekat dengan kuat, lakukanlah tahap pertama dengan
menggunakan cat dasar.
 Usahakan penggunaan plamur seminimal mungkin (hanya untuk bagian
dinding yang berlubang atau acian yang gompal).
 Pelaksanaan pekerjaan pengecatan dilakukan secara lapis perlapis
 Setiap tahapan (lapisan) dilakukan setelah cat tahap sebelumnya benar-benar
sudah kering (jangan tergesa-gesa).
 Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik, dinding baru dilaksanakan
dengan 3 tahap lapisan cat.

Pengecatan Bidang Besi


 Haluskan permukaan besi yang mau di cat,dengan cara di sikat kawat dan
ampelas, perhatikan bagian bekas las/welding supaya permukaan nya setelah
di dempul menjadi rata/rapih dan halus.
 Lap permukaan yang mau di cat pastikan tidak ada debu dan tidak kotor.
 Mulai dengan membuka kaleng pastikan aduk cat hingga warnanya
merata,tambahkan thiner secukupnya dan mulai semprot, kalau pakai kuas
celup 1/3 kuas ke dalam cat mulai pengecatan cat dasar (sincromate ,anti
karat, epoxy) secara keseluruhan.
 Pastikan sapuan cat di lakukan merata dan pengecatan searah dari atas ke
bawah atau kiri kanan dan lanjutkan arah pengecatan yang sama seluruh
area, pengecatan di laku kan dua lapis atau lebih, pastikan lapisan pertama
telah kering dan lanjut ke aplikasi lapisan warna pilihan yang sesuai dengan
selera anda selanjutnya.
 Setelah lapisan cat ke dua yang warna telah kering dengan sempurna maka
langkah selanjutnya (khusus cat besi tempa poles warna sesuai warna pilihan).
 Setelah lapisan warna kering maka finishing dengan cat warna clear, pernish
pelindung sehingga tahan pudar/kusam,anti gores.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

F. PEKERJAAN PLUMBING

3.9.1 Pekerjaan Instalasi Pipa Resapan PVC AW 2".


Pemasangan
 Pekerjaan ini dilaksanakan pada saat pekerjaan pasangan pondasi
berlangsung.
 Siapkan Pipa PVC sesuai ukuran yang disyaratkan, kemudian potong-
potong sesuai ukuran gambar kerja.

Page 15
 Pada saat pemasangan batu pondasi, pada titik-titik tertentu, sesuai
gambar kerja dan sesuai petunjuk direksi pekerjaan pipa resapan
dipasang dengan kemiringan sesuai gambar kerja.

Pipa Resapan

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

G. PEKERJAAN AKHIR/FINISHING.

Setelah semua item pelaksanaan pekerjaan selesai dikerjakan, maka hal terakhir
yang dikerjakan adalah :
1. Pengecekan kembali semua item pelaksanaan pekerjaan mulai dari pekerjaan
awal untuk memastikan kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan. Jika terdapat
hal atau bagain yang belum sepurna maka segera dilakukan penyempurnaan.
2. Diadakan pengukuran oleh Direksi Pekerjaan atas hasil pekerjaan penyedia
atas kesesuaian pekerjaan dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
3. Dilakukan pembersihan atas semua sampah/kotoran dan sisa material yang
masih ada dalam lokasi pekerjaan dan kemudian dibuang keluar lokasi atau
ketempat lain sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan.
4. Melengkapi semua bentuk administrasi, mulai dari pelaporan, dokumentasi
dan administrasi pendukung lainnya.
5. Pekerjaan siap diserah terimakan.

H. PEKERJAAN PASCA PELAKSANAAN

a. DEMOBILISASI
Setelah pekerjaan fisik selesai (Pra PHO) maka dilanjutkan dengan
demobilisasi peralatan untuk dikembalikan ke gudang kontraktor.
b. PEMBERSIHAN
Setelah pekerjaan selesai maka diadakan pembersihan dari sisa material,
kotoran bekas bongkaran dan kotoran lain yang dapat mengganggu
kelancaran lalu lintas, bekas kotoran dibuang di luar lokasi pekerjaan.

Page 16
I. TAHAPAN PEKERJAAN PASCA PELAKSANAAN KONSTRUKSI

c. PEMERIKSAAN PEKERJAAN 100%


Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan kemudian diadakan
pemeriksaan lapangan oleh tim Panitia Pemeriksa Pekerjaan.

a. AMANDEMEN
Hasil dari Pemeriksaan kemudian dituangkan dalam berita acara Serah
Terima I kepada pengguna jasa dan apabila terjadi perubahan volume
ataupun perubahan design pada saat pelaksanaan maka dituangkan dalam
amandemen.

b. AS BULIT DRAWING
Gambar As built drawing dibuat mengacu pada keadaan yang sebenarnya di
lapangan.

c. FOTO 100%
Setelah pekerjaan mencapai prestasi 100% kemudian diambil gambarnya
dengan posisi mengacu pada hasil foto 0% dan 50%.

d. PENYERAHAN I (PHO)
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan dan sudah diperiksa oleh
Tim Pemeriksa Kegiatan kemudian dilakukan penyerahan pekerjaan tahap I
(PHO) oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa
e. PEMELIHARAAN
Sebagaimana yang telah ditentukan dalam Dokumen Lelang bahwa
Pelaksana/ Kontraktor wajib melaksanakan waktu pemeliharaan pekerjaan
minimal 180 (Seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal
Serah Terima I (Pertama) pekerjaan pelaksanaan. Selanjutnya setelah
masa waktu pemeliharaan pekerjaan tersebut berakhir, akan dilakukan
pemeriksaan lapangan kembali guna diadakan Serah Terima II (Kedua)
pekerjaan pelaksanaan.
Tugas utama Pelaksana / Kontraktor dalam masa pemeliharaan
konstruksi adalah melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan yang
terjadi.

Adapun kegiatan-kegiatan pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam masa


waktu pemeliharaan konstruksi adalah sebagai berikut :
 Menugaskan Pelaksana Lapangan di lokasi proyek secara berkala ( 1
kali dalam seminggu) untuk melaksanakan monitoring (kontrol)
terhadap semua jenis pekerjaan, utamanya yang berhubungan
dengan pekerjaan-pekerjaan antara lain :
 Pasangan batu belah
 Pek.plesteran dan beton
 Semua kerusakan-kerusakan yang terjadi di lapangan.
 Melaksanakan segera semua perbaikan-perbaikan pekerjaan apabila
terjadi hal-hal seperti tersebut di atas.
 Melaksanakan koordinasi dan laporan-laporan selama masa waktu
pemeliharaan tersebut kepada Pengguna Anggaran dan Unsur Pengelola
Teknik Kegiatan.
 Melaksanakan rapat-rapat koordinasi dengan Instansi yang terkait

Page 17
dengan pekerjaan ini, bilamana diperlukan.

f. PENYERAHAN II (FHO/ Final Hand Over)


Setelah masa pemeliharaan selesai dan semua kerusakan yang terjadi selama
masa pemeliharaan telah diperbaiki untuk selanjutnya dilakukan penyerahan
kedua (FHO).

J. PENUTUP
Dengan dibuatnya metode pelaksanaan ini diharapkan dapat memberikan
gambaran bagaimana dan langkah–langkah apa saja yang akan dilaksanakan
dalam pengerjaan pekerjaan tersebut. Kesemuanya itu untuk mendukung
kelancaran jalannya proyek sehingga proyek dapat selesai tepat waktu namun
semua pekerjaannya selesai dengan baik dan optimal sehingga Owner selaku
pemilik proyek tidak merasa kecewa dan dirugikan. Kamipun akan merasa puas
jika telah menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu atau sesuai dengan jangka
panjang waktu pelaksanaan yang ditetapkan namun dengan hasil yang optimal.

Kendari, 24 Mei 2019

CV. RENKAR RAYA

RESPIANSYAH, SE
Direktur

Page 18

Anda mungkin juga menyukai