I. TAHAP PERSIAPAN
1. Mobilisasi Tim
Secara garis besar mobilisasi disini dapat dilaksanakan dengan metode mobilisasi
personil tenaga inti dan peralatan, mobilisasi material, dan mobilisasi tenaga kerja.
Secara umum diuraikan, mobiliasasi personil dan material umum dilakukukan
oleh kami sebelum pekerjaan dimulai sampai masa persiapan selesai, hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan pelaksana dalam menyusun planning kerja
setelah terlebih dahulu mengenal lapangan dan melakukan identifikasi terhadap
kemungkinan permasalahan yang timbul nantinya selama waktu definitive
pelaksanaan pekerjaan dimulai. Sedangkan mobilisasi material dan tenaga kerja
dapat dilaksanakan setelah selesai dianggap kondisi lapangan hasil survey selesai.
Serta untuk mobilisasi Material dan Tenaga Kerja, Kami akan mengajukan rencana
mobilisasi secara rinci mengenai sesuai dengan waktu kebutuhannya di lapangan,
kepada Direksi / Pemberi Pekerjaan, pada saat sebelum pelaksanaan proyek
dimulai. Kami juga akan menyediakan tempat yang cukup dan layak untuk
penempatan material-material untuk pekerjaan struktur, seperti :
tempat (gudang) untuk penimbunan material semen yang cukup luas, sehingga
semen dalam jumlah banyak dapat ditumpuk tidak terlalu tinggi, yang dapat
menurunkan kualitas dan kinerja semen itu sendiri, baik dalam hal pengikatan
terhadap material beton lainnya, maupun terhadap kemudahan pengerjaan dalam
proses pembuatan campuran beton, lokasi untuk penempatan material besi
struktur, hendaknya ditempatkan di tempat tertutup, dan pada bagian bawahnya
diberi alas balok kayu untuk menghindari terkotori oleh tanah sebelum proses
pekerjaan pembesian pada pekerjaan struktur mulai dilakukan. Jika terpaksa
ditempatkan pada tempat terbuka, hendaknya ditutup dengan terpal plastik (tidak
lupa diberi alas balok kayu pada bagian dasar tumpukan) untuk menghindari
terkena hujan dan panas secara langsung. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya korosi pada besi dan lain sebagainya yang dianggap perlu.
Page 1
3. Pemeriksaan Lokasi
Segera setelah review data perencanaan dan laporan teknis lainnya, ketua tim kami
bersama tim lapangan (Site manager) mengunjungi dan memeriksa lokasi proyek.
- Identifikasi atas lokasi-lokasi yang memerlukan data perencanaan detail
tambahan.
- Identifikasi atas jenis dan estimasi volume pekerjaan sesuai yang diperlukan
- Identifikasi atas masalah yang diperkirakan akan dihadapi dalam pelaksanaan
pekerjaan fisik.
- Masalah tersebut seperti masalah sosial yang perlu diperhatikan.
Page 2
d) Listrik dan Air Kerja
- Fasilitas listrik disediakan secukupnya yang berasal dari Generator listrik
ataupun dari PLN dengan memasang meteran baru dengan kekuatan 40 A
berikut dengan panel kontrol atau dengan memanfaatkan meteran listrik
dari dari bangunan yang ada dengan membayar biaya listrik yang dipakai.
- Air kerja diadakan dengan menggunakan sistim membuat bak
penampungan air untuk memenuhi kebutuhan air selama proyek
berlangsung.
2. Pelaporan
Pada awal bulan sebelum tanggal 10 setiap bulan diserahkan 5 (lima)
salinan laporan Kemajuan Pekerjaan Bulanan sesuai petunjuk Direksi
yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan
sebelumnya
Dalam laporan ini berisi hal-hal sebagai berikut :
- Presentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan kenyataan
yang dicapai pada bulan laporan maupun presentase rencana yang
diprogramkan pada bulan berikutnya.
- Presentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun
presentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan
kemajuan yang dicapai pada bulan laporan.
b. PEKRJAAN PONDASI
Galian Tanah
Page 3
Urugan tanah kembali
Batu Kosong
Pondasi Batu Belah 1SP : 5PP
Pek. Lansiran Material jarak 0 s/d 100 M
e. PEKERJAAN PENGECATAN
Pek. Pengecatan Dinding Tembok Lama
Pek. Pengecatan Dinding Tembok Baru
Pek. Pengecatan Bidang Besi
f. PEKERJAAN PLUMBING
Pek. Instalasi Pipa Resapan PVC AW 2"
g. PEKERJAAN AKHIR
Pek. Pembersihan sisa-sisa pekerjaan
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pemebersihan Lahan
Kami akan melakukan Pekerjaan pembersihan lapangan dan pembongkaran
bangunan lama pada lokasi/ lapangan pekerjaan, maupun lokasi untuk jalan
masuk ke lokasi proyek, agar pelaksanaan pekerjaan nantinya dapat berjalan
lancar. Semua daerah yang ditempati bangunan atau yang dilewati jalur
bangunan dibersihkan. Pembersihan meliputi pembersihan pohon-pohon,
sampah dan bahan lain yang mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Hasil
pembersihan itu harus ditempatkan diluar tempat kerja atau dibuang, kecuali
ada ketentuan lain sesuai petunjuk direksi
Page 4
Metode kerja :
- Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan alat ukur Total
Station dan Watrepass lengkap
dengan peralatan penunjang
lainnya.
- Pedoman dari penetapan elevasi
diambil dari Bench Mark (BM) yang
ada di lapangan yang telah disetujui
Direksi.
- Pengukuran yang dilakukan adalah
Pengukuran arah memanjang (long
section) dan arah melintang (cross
section).
- Pengukuran arah memanjang
dilakukan sepanjang rencana
- area/lokasi timbunan yang akan
dilaksanakan.
- Pengukuran arah melintang dilakukan sepanjang lokasi
- timbunan yang akan dilaksanakan, dengan jarak sesuai
- gambar rencana atau atas persetujuan Direksi Lapangan
- yang nantinya dipakai juga sebagai dasar acuan
- perhitungan Mutua Check 0%.
B. PELAKSANAAN PONDASI
Page 5
1.2 Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
Setelah proses pemasangan batu gunung dipastikan seluruh sisa galian
tertutup dengan baik dan benar. Pengurugan bekas galian diurug lapis demi
lapis dengan ketebalan tiap lapis sesuai dengan ketentuan. Tiap lapisan
dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk
yang baik. Setelah lapisan pertama padat kembali seperti diatas. Demikian
seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian tertutup kembali.
Page 6
Gambar Potongan Pondasi
Pengukuran
Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan waterpass/theodolith
melakukan pengukuran dan marking area untuk titik penempatan,
ukuran (dimensi) serta leveling dari sloof
Pelaksanaan :
Pekerjaan ini kami laksanakan setelah pekerjaan pasangan batu gunung
selesai kami laksanakan.
Adapun metode pekerjaannya adalah pertama-tama kami kerjakan
pekerjaan pembesian, bersamaan dengan pekerjaan pembesian kami akan
membuat bekisting. Setelah pekerjaan ini selesai kami laksanakan, kami
akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.
a. Beton Mutu K-175
Pekerjaan ini kami laksanakan setelah pekerjaan pembesian dan
bekisting sudah selesai kami laksanakan. Adapun metodenya adalah:
Membuat reques pengecoran
Kami bersama konsultan pengawas memeriksa semua pemasangan
bekisting, pembesian dan bahan pengecoran.
Mendapat persetujuan dari konsultan pengawas untuk memulai
pengecoran
Campuran beton kami buat sesuai dengan spesifikasi teknis,
semua campuran akan kami aduk dengan menggunakan Concrete
Mixer.
Setelah campuran benar – benar tercampur sesuai dengan
spesifikasi akan kami tuang ke dalam kereta sorong untuk di
lakukan pengecoran.
Page 7
Pengecoran kami laksanakan secara terus menerus dan kami
padatkan dengan menggunakan concrete vibrator.
Setelah Pengecoran selesai kami laksanakan selanjutnya beton
akan kami rawat sesuai dengan spesifikasi dan petunjuk konsultan
pengawas
Pembongkaran bikesting kami lakukan setelah sampai umur beton
dan mendapat petunjuk dari konsultan pengawas.
b. Tulangan Utama Polos
Tulangan utama kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi, jumlah
dan jarak antara tulangan kami buat sesuai dengan gambar kerja serta
telah disetujui oleh konsultan pengawas.
c. Tulangan Sengkang Polos
Tulangan Sengkang Polos kami gunakan besi sesuai dengan spesifikasi,
ukuran pemotongan dan pembengkokan kami buat sesuai dengan
gambar kerja serta telah disetujui oleh konsultan pengawas.
d. Bekisting Sloof
Setelah pekerjaan pembesian selesai kami laksanakan selanjutnya
Proses pembuatan mal dan pemasangan mal kerja dengan
memperhatikan kekuatan mal sehingga tidak mengalami
pembenggakan atau lepas dari ikatan sehingga mengganggu proses
pengecoran sehingga dalam hal ini kami akan memperhatikan terhadap
proses pembuatan mal dengan material yang kuat dan ikatan mal yang
benar.
Page 8
Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan
diameter sesuai spesifikasi (disesuaikan dengan gambar kerja dan
RKS).
Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan
penempatannya (tulangan sloof dan kolom terpisah), supaya tidak
membingungkan/membuang waktu pada saat akan dipasang.
Page 9
1.5. Pengecoran beton kolom.
Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui
untuk pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan
pelaksanaan kerja.
Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi,
semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa benar dan
disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran
dan sampah.
Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat
pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan dengan
vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang tawon.
Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor
belum siap.
Pada setiap jarak tertentu pasang stek pada kolom untuk
perkuatan dinding bata.
Page 10
pengecoran beton sesuai dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk
hasil pengecoran merata harus dibantu dengan menggunakan alat
concreate vibrator.
Pekerjaan Dinding
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan estetika dari sebuah bangunan, hal yang paling
berperan dari pekerjaan ini adalah kerapian ketepatan pengukuran. Pada
pemasangan bata standar pemasangan dan pengukuran kemiringan harus
tercapai.
Page 11
Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis
benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara
horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir
bata yang akan dipasang, dilakukan dengan penarikan benang dari ujung ke
ujung dinding atau antar kolom pagar. Untuk ketegakan dibuat garis tegak
lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat,
pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun
pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan .
Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain
mulai memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan
dipasangkan , kemudian dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapai
sambungan dari ujung keujung. Lakukan pengecekan leveling diatas batu
bata yang sudah terpasang dan pastikan semua pasangan bata semuanya
dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk
memasang ketingakat berikutnya. Harus dipastikan ketebalan mortar harus
tetap sama dan demikian juga pengisian mortar antar bata harus sama.
Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk
mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan
pelan sampai bata tetap rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi
adukan masih dalam keadaan basah. Jika adukan/ mortar sudah kering
maka mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar baru.
Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang
adukan/mortar ada yang berlebih atau sampai meleleh hingga keluar dari sisi
pinggir pasangan, jika itu terjadi adukan berlebih harus segera di ratakan
dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan tetap rata , jangan
biarkan sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian dan
kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.
Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah
dipasangkan yang telah terhubung dari ujung ke ujung bagian dinding yang
dipasangkan, kemudian menarik garis horizontal dari ujung keujung pada
garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan dinding.
Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap 50 cm . Pastikan tetap
memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai denga benang yang dipasangkan
sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan tetap
rapi sampai posisi atas.
Pekerjaan Plesteran
Pelaksanaan:
Memasang benang pada
ke empat sisi bidang
dinding sesuai ketebalan
yang di kehendaki.
Basahi permukaan
dinding batu bata
dengan menggunakan air
sampai basah dan rata
dalam kondisi jenuh air.
Buat adukan untuk
plesteran sesuai dengan perbandingan material yang direncanakan.
Pasang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertikal untuk
keperluan penggunaan caplakan atau kepalaan plesteran dan cek kembali
Page 12
ketegakan dan kerataanya, ketebalan kepalaan plesteran disesuaikan dengan
rencana ketebalan plesteran yaitu sekitar 1.5 cm s/d 3 cm.
siapkan adukan plesteran dengan perbandingan 1pc : 4psr untuk plesteran
dinding biasa, perbandingan 1pc : 3psr untuk plesteran pondasi.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan, selalu mengecek kerataanya dengan
menggunakan alat jidar.
Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman selama +/- 7 hari agar
tidak terjadi keretakan dinding.
Pekerjaan acian dinding baru bisa dimulai setelah plesteran dinding benar-
benar kering, kuat, karena jika terlalu terburu-buru melakukan pekerjaan acian
maka terjadi pemanasan pada dinding yang menyebabkan finishing dinding
menjadi retak-retak rambut.
Pekerjaan Acian
Basahi plesteran yang sudah kering menggunakan air sampai benar-benar
jenuh. Maksud dari pembasahan ini adalah agar plesteran yang kering tidak
menyerap banyak air pada saat acian basah ditempel. Apabila plesteran
menyerap air yang berlebih maka acian menjadi tidak menempel sempurna
yang akan menyebabkan retak-retak.
Buat adukan menggunakan semen mortar dengan perbandingan sesuai dengan
merk semennya.
Tempelkan adukan basah ke dinding, kemudian ratakan dengan jidar agar
permukaan lebih rata.
Gosok dan ratakan sampai permukaan benar-benar rata.
Page 13
Gambar Potongan Sisi Pagar
Pelaksanaan :
a) Pemasangan tiang Besi siku L.4.4.2
Lakukan pengukuran tiang besi siku, potong besi dan las sesuai dengan
gambar kerja.
pada bagian bawah besi siku diberi angkur dengan cara di las.
Pasang besi siku L.4.4.2 pada sisi atas pagar.
Besi siku ditanam diatas ring balok, dimana pada pelaksanaan pekerjaan
ring balok lubang untuk memasang tiang besi siku pada masing-masing
titik sudah dipersiapkan, dengan cara memasang tiang bantu yang mudah
dilepas, seperti potongan bamboo / benda lainnya.
Beri adukan campuran beton untuk memperkuat dudukan tiang besi siku,
tunggu sampai kering dan kuat.
Page 14
E. PEKERJAAN PENGECATAN
Pengecatan Tembok
Permukaan Acian pada dinding sudah benar-benar kering (tidak ada lagi noda
basah).
Lakukan pengamplasan secara merata pada permukaan acian dinding
Bersihkan permukaan acian dari segala noda kotoran, minyak (olie,solar dll).
Terutama untuk noda minyak harus dibersihkan sampai tuntas
Setelah pengamplasan dan pembersihan, untuk mendapatkan hasil yang baik
dan cat dapat merekat dengan kuat, lakukanlah tahap pertama dengan
menggunakan cat dasar.
Usahakan penggunaan plamur seminimal mungkin (hanya untuk bagian
dinding yang berlubang atau acian yang gompal).
Pelaksanaan pekerjaan pengecatan dilakukan secara lapis perlapis
Setiap tahapan (lapisan) dilakukan setelah cat tahap sebelumnya benar-benar
sudah kering (jangan tergesa-gesa).
Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik, dinding baru dilaksanakan
dengan 3 tahap lapisan cat.
F. PEKERJAAN PLUMBING
Page 15
Pada saat pemasangan batu pondasi, pada titik-titik tertentu, sesuai
gambar kerja dan sesuai petunjuk direksi pekerjaan pipa resapan
dipasang dengan kemiringan sesuai gambar kerja.
Pipa Resapan
G. PEKERJAAN AKHIR/FINISHING.
Setelah semua item pelaksanaan pekerjaan selesai dikerjakan, maka hal terakhir
yang dikerjakan adalah :
1. Pengecekan kembali semua item pelaksanaan pekerjaan mulai dari pekerjaan
awal untuk memastikan kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan. Jika terdapat
hal atau bagain yang belum sepurna maka segera dilakukan penyempurnaan.
2. Diadakan pengukuran oleh Direksi Pekerjaan atas hasil pekerjaan penyedia
atas kesesuaian pekerjaan dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
3. Dilakukan pembersihan atas semua sampah/kotoran dan sisa material yang
masih ada dalam lokasi pekerjaan dan kemudian dibuang keluar lokasi atau
ketempat lain sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan.
4. Melengkapi semua bentuk administrasi, mulai dari pelaporan, dokumentasi
dan administrasi pendukung lainnya.
5. Pekerjaan siap diserah terimakan.
a. DEMOBILISASI
Setelah pekerjaan fisik selesai (Pra PHO) maka dilanjutkan dengan
demobilisasi peralatan untuk dikembalikan ke gudang kontraktor.
b. PEMBERSIHAN
Setelah pekerjaan selesai maka diadakan pembersihan dari sisa material,
kotoran bekas bongkaran dan kotoran lain yang dapat mengganggu
kelancaran lalu lintas, bekas kotoran dibuang di luar lokasi pekerjaan.
Page 16
I. TAHAPAN PEKERJAAN PASCA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
a. AMANDEMEN
Hasil dari Pemeriksaan kemudian dituangkan dalam berita acara Serah
Terima I kepada pengguna jasa dan apabila terjadi perubahan volume
ataupun perubahan design pada saat pelaksanaan maka dituangkan dalam
amandemen.
b. AS BULIT DRAWING
Gambar As built drawing dibuat mengacu pada keadaan yang sebenarnya di
lapangan.
c. FOTO 100%
Setelah pekerjaan mencapai prestasi 100% kemudian diambil gambarnya
dengan posisi mengacu pada hasil foto 0% dan 50%.
d. PENYERAHAN I (PHO)
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan dan sudah diperiksa oleh
Tim Pemeriksa Kegiatan kemudian dilakukan penyerahan pekerjaan tahap I
(PHO) oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa
e. PEMELIHARAAN
Sebagaimana yang telah ditentukan dalam Dokumen Lelang bahwa
Pelaksana/ Kontraktor wajib melaksanakan waktu pemeliharaan pekerjaan
minimal 180 (Seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal
Serah Terima I (Pertama) pekerjaan pelaksanaan. Selanjutnya setelah
masa waktu pemeliharaan pekerjaan tersebut berakhir, akan dilakukan
pemeriksaan lapangan kembali guna diadakan Serah Terima II (Kedua)
pekerjaan pelaksanaan.
Tugas utama Pelaksana / Kontraktor dalam masa pemeliharaan
konstruksi adalah melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan yang
terjadi.
Page 17
dengan pekerjaan ini, bilamana diperlukan.
J. PENUTUP
Dengan dibuatnya metode pelaksanaan ini diharapkan dapat memberikan
gambaran bagaimana dan langkah–langkah apa saja yang akan dilaksanakan
dalam pengerjaan pekerjaan tersebut. Kesemuanya itu untuk mendukung
kelancaran jalannya proyek sehingga proyek dapat selesai tepat waktu namun
semua pekerjaannya selesai dengan baik dan optimal sehingga Owner selaku
pemilik proyek tidak merasa kecewa dan dirugikan. Kamipun akan merasa puas
jika telah menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu atau sesuai dengan jangka
panjang waktu pelaksanaan yang ditetapkan namun dengan hasil yang optimal.
RESPIANSYAH, SE
Direktur
Page 18