METODE PELAKSANAAN
I. PENDAHULUAN
1.1.Umum
Setelah mengikuti aanwijzing kantor dan lapangan serta mempelajari bestek/gambar dan berita
acara aanwijzing, maka kami mencoba membuat metoda pelaksanaan kerja, sebagai salah satu
syarat teknis dalam melakukan penawaran pekerjaan tersebut diatas. Untuk memenuhi
persyaratan Usulan Teknis dalam penawaran yang kami ajukan. Yang kami susun berdasarkan
aturan-aturan pelaksanaan pekerjaan yang. merupakan urutan atau tahapan pekerjaan yang akan
dilaksanakan di lapangan/ lokasi kerja dan dilengkapi dengan gambar – gambar kerja.
Mengingat Metode Kerja sangat penting yang mana kriteria proyek selalu :
1.1.1 Dimulai dari awal proyek dan diakhiri dengan akhir proyek serta mempunyai waktu
terbatas merupakan rangkaian kegiatan yang saling terkait.
1.1.2 Kegiatan konstruksi harus bisa menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien agar
tujuan proyek tercapai secara optimal.
Dalam hal ini penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan yang nantinya, dipercayakan kepada
kami ditunjuk sebagai pemenang, berkomitmen akan melaksanakan pekerjaan dengan metode
kerja yang seefektif dan seefisien mungkin, sehingga hasil akhir pekerjaan akan sesuai dengan
apa yang diharapkan didalam dokumen kontrak dapat dipertanggungjawabkan dengan :
a. Tepat waktu
b. Tepat biaya
c. Tepat mutu
1.2.Tujuan
Metode kerja / rencana kerja mempunyai penggunaan untuk mencapai hasil fisik yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, dengan demikian urutan
kerja, penyediaan bahan, tenaga kerja dan peralatan kerja harus disusun secara sistimatis.
3.1.Informasi pekerjaan
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Foto Dokumentasi,Pengukuran Ulang Dan Penggambaran
2. Mobilisasi dan Demobilisasi
3. Pengadaan Pelaporan, Asbuilt Drawing, dan Shop Drawing
4. Clearing Grubbing
II PEKERJAAN KONSTRUKSI
1. Galian Tanah dengan alat berat
2. Timbunan Tanah Bekas Galian Dan Dipadatkan
3. Kisadam Dan Dewatering
4. Pengadaan Sheet Pile Beton W 350-1000
5. Pemancangan Sheet Pile Beton W 350-1000
6. Pembobokan Kepala Sheet Pile Beton
7. Beton K. 225 (Molen)
8. Beton K 125 (Molen)
9. Pasangan Batu Kali dengan Mortar tipe N (Campuran 1 PC:4 PP)
10. Plesteran tebal 1,5 cm, dengan mortar jenis PC-PP tipe S ( 1 PC:3 PP)
11. Bekisting
12. Pembesian dengan besi polos atau ulir
13. Pasangan Pipa Suling-suling (1 m')
14. Elastic Filler
4 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI
Urutan / Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang digambarkan dalam bentuk Time Schedule, dan
Kurva ”S” serta Netwok Diagram.
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Persiapan meliputi kegiatan – kegiatan sebagai berikut:
Cara Pelaksanaan
a. Foto dokumentasi dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan masih pada
posisi 0%, mencapai bobot 50% dan 100% untuk satu titik atau lokasi
pengambilan foto yang sama.
Foto 0% diambil pada saat pekerjaan belum dimulai untuk mengetahui
kondisi sebenarnya dari lokasi yang akan dikerjakan oleh penyedia
jasa.
Foto 50% diambil pada saat pekerjaan sedang berlangsung untuk
melihat kondisi lapangan pada kondisi 50%.
Foto 100% diambil pada saat pekerjaan sudah terlaksana secara tuntas
untuk melihat kondisi akhir pekerjaan.
b. Sebelum pengambilan foto-foto, maka dibuat rencana/denah yang
menunjukkan lokasi, posisi dari kamera dan arah bidikan yang kemudian
diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Cara Pelaksanaan
a. Penyedia jasa harus menyiapkan peralatan ukur, termasuk pekerja, patok-
patok, serta peralatan lainnya yang diperlukan untuk pengukuran. Penyedia
jasa harus menggunakan alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian yang
tinggi untuk pengukuran.
b. Pekerjaan ini dimulai dengan memasang patok yang terbuat dari balok kayu
4/6 dengan jarak yang telah ditentukan.
c. Patok – patok yang telah dipasang tidak bolah goyang dan berpindah
tempat karena telah memiliki elevasi yang didasarkan pada BM sekitar
setelah dilakukan Pengukuran.
d. Setelah data pengukuran diperoleh dan diolah maka akan dihasilkan
gambar kerja (working drawing) sebagai panduan pekerejaan di lapangan
yang harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi.
e. Setelah pekerjaan lapngan selesai maka diadakan pengecekan dan
pengukuran ulang di lokasi pekerjaan (MC 100%) untuk membuat gambar
purna laksana (asbuilt drawing) sebagai tanda pekerjaan selesai. Asbuilt
drawing dinyatakan selesai bila direksi telah menyetujui.
f. Penyedia jasa harus segera menyerahkan semua data survai serta hasil
perhitungan dan gambar-gambar dari pengukuran MC 0% dan MC 100%
kepada direksi secepatnya, dengan rincian sebagai berikut :
Kantor Lapangan
Barak kerja untuk tenaga kerja, tempat gudang, dan kantor urusan ADM Proyek
Kontraktor. Untuk barak – barak kerja disewa rumah – rumah penduduk dilokasi
proyek.
3. Pengujian Agregat
o Analisa saringan
o Berat Jenis
o Abrasi
o Dll
Referensi yang dijadikan pedoman pengendalian mutu bahan yang digunakan dan
hasil pelaksanaa pekerjaan yang dicapai di lapangan ada beberapa pedoman yaitu :
1. Spesifikasi Umum
2. Spesifikasi Khusus
3. Standar AASHTO dan SNI
Plank Proyek
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kami akan mengamankan lokasi dengan
jalan memasang rambu – rambu sebagai pengaman jalan agar pengguna jalan berhati –
hati Karena ada tumpukan bahan / material. Plank Proyek Dan Rambu- rambu dibuat
dengan jelas dari papan yang diberi cat dan tulisan yang mengingatkan pengguna jalan
bahwa ada pekerjaan perbaikan jalan.
Laporan harian dibuat setiap hari pekerjaan dilaksanakan. Laporan ini berisi catatan
kontraktor atas item pekerjaan yang dilaksanakan, volume pekerjaan, jumlah
kedatangan bahan, jumlah bahan yang digunakan dan alat yang dibutuhkan.
Laporan Mingguan adalah rekap dari laporan harian serta bobot pekerjaan yang telah
diselesaikan.
Laporan aktual, adalah laporan volume pekerjaan yang telah 100 % dikerjakan dan
hitungan volumenya disetujui oleh direksi.
Asbuilt Drawing : gambar – gambar dari volume yang nyata-nyata telah dikerjaan
lengkap dengan dimensi dan ukuran bangunan.
8 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI
Tahap laporan disesuikan dengan jenis laporan yang akan diserahkan ke pemilik
pekerjaan
4. Clearing Grubbing
1. Semua tempat-tempat yang akan terkena bangunan atau tempat-tempat
pengambilan tanah ditunjukkan dalam gambar atau menurut petunjuk Direksi, harus
dibersihkan dari semua pohon-pohon, semak-semak, sampah dan unsur-- unsur lain
yang mengganggu. Pohon-pohon harus dibongkar sampai bersih berikut akar-
akarnya.
2. Pagar-pagar, dinding-dinding, puing-puing bangunan dan lain-
lainyang ditunjukkan dalam gambar atau atas perintah Direksi harus dipindahkan dan
atau dibersihkan.
3. Bahan-bahan hasil pembongkaran tersebut harus dibuang, kecuali bila ada
ketentuan lain yang disetujui Direksi.
4. Kami akan memulai pembersihan sebelum pekerjaan pembangunan dimulai.
Semua kerusakan terhadap pekerjaan dan milik umum atau perseorangan yang
diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh Kontraktor harus diperbaiki
atau diganti oleh Kontraktor.
5. Sesudah pembersihan, permukaan tanah di bawah rencana tanggul, tanjakan pengantar
(oprit) dan jalan harus dikupas untuk membuang tonggak-tonggak, akar-akar,
rumput-rumput dan bahan-bahan organik lain yang dapat mengganggu kestabilan
bangunan.
6. Pada lokasi tanah yang normal, “kupasan” harus dikerjakan sekurang-kurangnya
sedalam 25 cm dan meliputi minimal 50 cm di luar tapak kaki timbunan rencana, atau
apabila dalam gambar ditentukan lain.
7. Jika di lapangan dijumpai kondisi tanah yang bersifat khusus, kedalaman kupasan
ditentukan oleh Direksi secara tertulis.
8. Pekerjaan “kupasan” hanya boleh dilakukan pada profil yang segera akan
ditimbun.
9. Bahan hasil kupasan harus dibuang di tempat pembuangan sesuai petunjuk
Direksi. Kupasan permukaan di bawah tempat buangan tidak diperlukan, termasuk
juga tempat yang telah dibersihkan.
9 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI
a. Galian tanah yang tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan harus
dibuang ke luar areal kerja
b. Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan
harus mendapat persetujuan dari direksi.
h. Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan bahan timbunan tersebut
harus dibuang oleh penyedia jasa ke lokasi yang ditentukan oleh direksi.
i. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk seluruh pengaturan,
perolehan ijin untuk pembuangan material dari pemilik tanah dimana
pembuangan dilakukan.
j. Penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan galian harus diusahakan
cukup aman dari longsoran terlebih pada tempat alat berat berpijak.
k. Apabila pekerjaan selesai maka penyedia jasa harus memberitahukan
kepada direksi untuk pemeriksaan.
Penggalian dilakukan sesuai garis ketinggian dan elevasi yang ditunjuk dalam
gambar. Material hasil galian yang memenuhi syarat diangkut dengan Dump Truck
langsung ke lokasi timbunan atau dikumpulkan dan distock di tempat penampungan
sementara. Material hasil galian yang tidak memenuhi syarat diangkut dengan Dump
Truck dibuang ke Disposal Area yang disetujui Direksi. Pada pekerjaan galian struktur ini
mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau
ditunjukkan dalam gambar untuk struktur.
Cara Pelaksanaan :
a. Material timbunan diambil dari hasil galian yang telah disetujui oleh pihak direksi.
b. Tanah hasil galian dihampar dan dipadatkan dengan menggunakan alat bantu.
c. Ukuran serta ketinggian disesuaikan dengan gambar kerja dan disetujui oleh pihak
direksi.
Peralatan : Alat Bantu
Tenaga : Excavator, Mandor dan Pekerja
Bahan : Tanah Bekas Galian
Metode :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan
dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
10 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI
3. Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana
dan Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Tanah bekas galian Ditimbun dibelakang pasangan batu kali 1 : 4
5. Meratakan tanah bekas galian yang telah ditimbunkan
6. Memadatkan tanah bekas galian yang telah ditimbunkan
7. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.
8. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual
check dilakukan bersama - sama dengan Direksi untuk mendapatkan pekerjaan
yang sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang ( as built drawing) sebagai
dasar volume pekerjaan yang akan dimintakan pembayarannya ( termin ) dan bila
terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum
waktu pelaksanaan berakhir.
9. Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
10. Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
11. Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
12. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan dan Kurva “ S “.
Dasar pembayaran pekerjaan Timbunan/ Meratakan tanah bekas galian diukur M3
(meter kubik).
Ketentuan :
- Mutu Beton K 450
- Ukuran Sesuai Spesifikasi teknis
- Strand 4, dia. 3/8 “
- Test Dengan Hammer test sesuai dengan kekuatan beto rencana bersama direksi
sebelum dilakukan pengiriman ke lokasi proyek.
Metode Kerja :
- Untuk memudahkan transportasi material ke lokasi pekerjaan maka jalan kerja
perlu dibentuk dan dibuat sisi rencana turap beton yang berupa timbunan batu
kapur tebal 30 cm yang di padatkan.
- Tiang pancang adalah produk pabrikasi dengan spesifikasi sesuai standar
spesifikasi yang ditentukan oleh pengangkutan dari site dengan mengguanakan
crawler crane 15 Ton ( Service Crane ).
- Dalam pekerjaaan pengadaan tiang pancang hal-hal yang harus diperhatikan
adalah Handling Method.
- Beton mempunyai kuat karakteristik yang sudah memenuhi untuk melawan
tegangan tekan tapi lemah terhadap tegangan tarik dan tegangan lentur.
- Cara mengangkat material tiang pancang, pengangkatan dibuat dengan 2 atau 4
titik angkat. Dalam hal 2 titik angkat, kedudukan seling baja harus berada pada
2/10 dari total panjang dari kedua ujung tiang.
12 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI
Sheet Pile
Kawat Las
Material Bantu, dll
METODE PELAKSANAAN
1. Lakukan perhitungan analisis untuk mengecek kedalaman sheet pile yang tertanam
berdasarkan type sheet pile yang dipakai dan data tanah hasil soil investigation.
(Cek Perhitungan).
2. Pengukuran area pemancangan sheet pile dengan menggunakan theodolite.
3. Lakukan penumpukkan sheet pile sedekat mungkin dengan lokasi pemancangan
sehingga dapat dijangkau langsung oleh Crawler Crane, sehingga penggunaan
Crane service dapat diminimalkan.
4. Untuk mendapatkan hasil pemancangan yang lurus dapat dilakukan dengan
pemasangan Guide Wall terlebih dahulu
Lakukan pemancangan sheet pile sesuai urutan yang telah ditentukan dengan
menggunakan Crawler Crane 35/45 Ton + Vibro Hammer 60 KVa dan Genset 250 Kva.
13 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI
Setelah 10~15 sheet pile pemancangan dapat dilanjutkan sampai elevasi rencana dan
pemancangan dapat dilanjutkan sesuai urutan yang sama.
Sebelum dilakukan penghamparan beton, tanah dasar atau lapisan pondasi bawah
diperiksa kepadatan dan bentuk penampang melintangnya. Permukaan lapisan yang akan
dicor beton harus senantiasa bebas dari benda-benda asing, sisa-sisa beton, dan kotoran-
kotoran lainnya.
Persiapan :
Contoh bahan / material yang akan digunakan dimintakan persetujuan Direksi,
bila disetujui kemudian dibawa ke laboratorium yang ditunjuk / direkomendasikan oleh
proyek, guna diadakan test karekteristik sesuai spesifikasi teknik / petunjuk Direksi
untuk selanjutnya dibuat campuran pendahuluan (Preliminary Mix) dan percobaan
campuran (Trial Mix).
15 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI
Paku Alat :
Con Pan. Mixer
Truck Mixer
Water Tanker
Alat Bantu
Adapun pelaksanaan pekerjaannya sebagai berikut :
Bila tidak ditentukan lain, adukan beton harus dibuat dengan menggunakan mesin
pengaduk beton atau ready mix. Penentuan jenis dan ukuran beton molen harus
sepengetahuan Direksi. Permukaan bagian dalam molen harus selalu bersih, tidak
diperbolehkan ada kerak - kerak beton sisa adukan yang dibuat sebelumnya.
dan air untuk membuat adukan beton harus ditakar dengan alat - alat penakar yang
tertera dalam RKS.
Waktu Pengadukan
Lamanya waktu yang digunakan untuk mengaduk semua campuran beton adalah
paling sedikit 1 1/2 menit untuk 1 m3 beton dihitung dari saat sesudah semua
bahan kecuali air, dimasukkan ke dalam molen.
Lamanya waktu pengadukan harus ditambah bila kapasitas mesin lebih besar dari l
m3. Contoh : untuk 2 m3, waktu pengadukan adalah : 1 1/2 menit + 1 menit = 2 1/2
menit dan seterusnya. Kekentalan Adukan Beton
Kekentalan adukan beton harus diperiksa, sesuai dengan (SKSNI T15-1990-03).
Pemeriksaan kekentalan ini harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas.
Untuk memenuhi persyaratan kekentalan adukan beton ini, jumlah air yang
digunakan dapat dirubah, disesuaikan perubahan keadaan cuaca atau kelembapan
bahan - bahan adukan Pengecoran Beton.
Pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas.
Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila keadaan cuaca buruk.
Adukan beton yang tidak memenuhi syarat tidak boleh dipakai dan harus
dikeluarkan dari tempat pekerjaan.
Pada waktu pengecoran, adukan beton tidak boleh dijatuhkan tinggi jatuh lebih
dari 1,5 m. Bila tinggi jatuh adukan beton lebih dari 1,5 m maka kerikil akan
terpisah dari adukan dan akan membentuk sarang - sarang kerikil yang berongga.
Untuk pengecoran yang dalam/tinggi, dapat menggunakan saluran vertikal dan/
atau corong yang licin agar adukan beton yang melaluinya tetap homogen.
Pengecoran harus dilakukan dengan merata, adukan beton yang telah dicorkan,
tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter dalam arah datar.
Bagian struktur yang pengecorannya harus dilakukan lapis demi lapis, tiap lapis
harus mempunyai tinggi yang merat/seragam dan tidak melebihi 100 cm, harus
dihindarkan terjadinya lapisan, yang tingginya tidak seragam dan berbentuk
miring. Pengecoran lapisan yang berikutnya harus dilakukan pada waktu lapisan
sebelumnya masih lunak. Pemakaian conveyor belt untuk mengangkut adukan
beton harus seijin Direksi.
Dalam cuaca panas, Rekanan harus melakukan langkah – langkah pengamanan
agar adukan beton tidak terlalu cepat mengering, misalnya dengan cara
melindunginya dari panas matahari secara langsung.
Adukan beton yang telah dicor ke dalam bekisting, harus digetarkan dengan
menggunakan alat penggetar (vibrator) agar diperoleh beton yang padat dan
homogen serta tidak terjadi sarang - sarang kerikil.
Pada waktu digunakan, jarum penggetar tidak boleh menyentuh bekisting atau
besi tulangan.
Pencelupan jarum penggetar kedalam adukan beton tidak boleh terlalu lama sebab
bisa mengakibatkan pemisahan unsur – unsur adukan beton.
Ukuran diameter jarum penggetar yang digunakan harus disesuaikan dengan
keadaan/dimensi bagian yang harus dicor. Gambar Proses Mengetarkan Beton
Dengan Menggunakan Alat Penggetar (vibrator) Pembentukan Tekstur
Permukaan.
Setelah dipadatkan, permukaan beton semen harus diratakan.
17 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI
Beton yang masih plastis diberi tekstur permukaan dengan mendirikan burlap,
penyikatan dengan kawat dan pembuatan alur.
Menyikat melintang, cocok untuk lalulintas sedang atau tinggi, dapat dikerjakan
secara manual atau mekanis, penyikatan dilakukan secara melintang dan
kedalaman tekstur ± 1,5 mm Perawatan Selama Proses Pengerasan Beton.
Beton yang telah dicor harus dijaga tetap basah sekurang - kurangnya selama 14
(empat belas) hari setelah dicor, dengan cara disirami air, atau ditutup dengan
karung goni yang dibasahi atau dengan cara lain yang dapat dibenarkan.
Air tidak diperbolehkan mengalir melalui permukaan beton yang baru dicor
dengan kecepatan aliran yang bisa merusak permukaan beton tersebut.
Sama sekali tidak diijinkan menaburkan semen kering dan pasir di permukaan
beton yang masih basah. Perlindungan Dari Air Hujan/Perawatan Beton.
Lembaran plastik dan baja sisi acuan atau papan kayu harus tersedia setiap saat
untuk melindungi permukaan dan sisi perkerasan beton yang baru dihampar, bila
terjadi hujan.
Bila hujan menerpa perkerasan beton yang baru dihampar belum mengeras, tutup
permukaan dengan lembaran plastik.
Tambahan air pada permukaan perkerasan akan menaikkan rasio air semen yang
berpotensi mengurangi durabilitas Pembukaan Bekisting.
Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas, dalam keadaan normal
bekisting pelat hanya boleh dibongkar setelah beton berumur 28 hari.
Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan tenaga statis tanpa getaran,
goncangan atau pukulan yang bisa merusak beton.
Quality Control
Pengujian Beton
Test kubus
Slump test
Uji kuat tekan
Uji kelenturan
Persiapan :
Contoh bahan / material yang akan digunakan dimintakan persetujuan Direksi,
bila disetujui kemudian dibawa ke laboratorium yang ditunjuk /
direkomendasikan oleh proyek, guna diadakan test karekteristik sesuai spesifikasi
teknik / petunjuk Direksi untuk selanjutnya dibuat campuran pendahuluan
(Preliminary Mix) dan percobaan campuran (Trial Mix).
9. Plesteran tebal 1,5 cm, dengan mortar jenis PC-PP tipe S ( 1 PC:3 PP)
10. Bekisting
Adapun pelaksanaan pekerjaanya sebagai berikut :
20 METODA PELAKSANAAN By Design IMKI
Bekisting harus terbuat dari Multiflex ukuran 9 mm dan rangka yang kokoh terbuat
dari kayu keras Kaso 5/7 cm , sama sekali tidak diijinkan memakai bambu sebagai rangka
bekisting. Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan -sambungan.
Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau adukan beton yang mengalir
keluar karena bocor.Untuk permukaan luar beton yang tidak akan diplester (semi
exposed), permukaan dalam bekisting/ multiplex sebaiknya dilapisi bahan sejenis minyak
yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas untuk memudahkan pembongkaran bekisting itu
kelak. Penggunaan oli bekas tidak bisa dibenarkan. Penggunaan ulang dari (bahan)
bekisting yang sudah pernah dipakai harus atas seijin Direksi/ Pengawas. Bekisting yang
sudah dipasang, harus diperiksa oleh Direksi/ Pengawas terlebih dahulu sebelum
pengecoran. Direksi berhak menolak dan memerintahkan pembongkaran atau perbaikan
terhadap bekisting yang dianggapnya tidak memenuhi syarat baik kekuatan maupun
ukuran – ukurannya.
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan
leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak minyak, karat
lepas dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan
batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokan sesuai gambar
dan harus diminta persetujuan direksi konsultan pengawas terlebih dahulu.
Penggunaan diameter tulangan yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam
gambar bestek tidak dapat diterima dan kontraktor harus mengganti dengan
tulangan yang sesuai.
Jika kontraktor tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan
diameter yang terdekat dengan catatan harus ada persetujuan
direksi/konsultan pengawas.
acuan. Filler sambungan pracetak (preform joint filler) harus disediakan dengan panjang
yang sama dengan lebar jalan atau sama dengan lebar satu lajur. Filler yang rusak atau
yang sudah diperbaiki tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui.
Filler sambungan ini harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu atau
pemegang yang disetujui harus digunakan untuk menjaga agar filler tetap pada garis dan
alinyemen yang semestinya selama penghamparan dan finishing beton. Perubahan posisi
akhir sambungan tidak boleh lebih dari 5 mm pada alinyemen horisontalnya menurut
garis lurus. Bila filler dipasang berupa bagian-bagian, maka di antara unit-unit yang
berdekatan tidak boleh ada celah. Pada sambungan ekspansi itu tidak boleh ada sumbatan
atau gumpalan beton.
Setelah pekerjaan selesai 100 % (seratus persen), kami akan mengajukan permintaan secara
tertulis kepada kami untuk penyerahan pertama pekerjaan.
Kami akan meminta panitia penerimaan pekerjaan untuk melakukan penilaian terhadap
hasil pekerjaan yang telah kami selesaikan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah
diterimanya surat permintaan dari penyedia jasa. Apabila terdapat kekurangan dan /atau
cacat hasil pekerjaan, kami wajib menyelesaikan/memperbaiki, kemudian panitia penerima
pekerjaan melakukan pemeriksaan kembali dan apabila sudah sesuai dengan ketentuan
kontrak, maka dibuat berita acara penyerahan pertama pekerjaan.
Demikianlah Metoda Pelaksanaan ini kami buat untuk memenuhi persyaratan Usulan
Teknis penawaran yang kami ajukan. Meskipun dalam Metoda Pelaksanaan ini tidak
diuraikan secara rinci setiap item pekerjaan yang akan dilaksanakan, namun kami akan
bertanggung jawab sepenuhnya untuk melaksanakan semua pekerjaan yang kami tawar,
sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam bestek, gambar, dan Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan.
Ttd