I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Waktu penyelesaian REHABILITASI D.I CITENGAH DESA DATAR V 50 HA ( DAK ) yang ditetapkan
selama 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender oleh pemilik pekerjaan (owner), menuntut
pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus didukung oleh unsur-unsur penunjang yang handal,
sehingga akan di dapat kinerja proyek yang maksimal.
Dalam pelaksanaan proyek ini, CV. ................. menerapkan metode pelaksanaan untuk menunjang
keberhasilan proyek sesuai dengan biaya, waktu dan mutu yang telah ditetapkan antara lain :
a. Sumber Daya Manusia yang mampu dan sesuai keahlian di bidangnya
b. Tepat pemakaian Alat Kerja yang digunakan, baik kuantitas atau jenisnya
c. Rekanan dan Suplier yang terbukti mampu
d. Pekerja yang trampil sesuai jumlahnya yang diperlukan
I.3. Lokasi
Pekerjaan : REHABILITASI D.I CITENGAH DESA DATAR V 50 HA ( DAK )
Tahun Anggaran : 2019
Waktu Pelaksanaan : 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender
Penyedia Jasa : CV. ...........
Lingkup Pekerjaan yang dilaksanakan pada REHABILITASI D.I CITENGAH DESA DATAR V 50 HA ( DAK
) yang meliputi
A. PRE CONSTRUCTION
Pekerjaan Persiapan, Prasarana dan Penunjang
Pekerjaan Pembersihan
B. DURING CONSTRUCTION
Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Arsitektur
C. PASCA CONSTRUCTION
Pekerjaan Pembersihan, pembongkaran bangunan penunjang dan pemeliharaan.
SURVEY
LAPANGAN
- Data Tanah
- Data Sosial
- Masyarakat JUSTIFIKASI
Setempat TEKNIS
MUTUAL TEKNIS
SHOP DRAWING
PELAKSANAAN
PEMBERSIHAN
PHO
AS BUILT
DRAWING
PEMELIHARAAN
FHO
Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak adalah :
Mobilisasi
Yaitu mendatangkan alat dan tenaga yang diperlukan dengan kebutuhan pekerjaan yang
dilaksanakan.
Foto 0%
Pekerjaan foto 0 % dilaksanakan dengan mengambil gambar existing lapangan sebelum pekerjaan
dimulai, pengambilan gambar dilakukan pada 3 ( tiga ) arah untuk 1 ( satu ) titik pengambilan.
Uitzet/ MC. 0
Pekerjaan ini bertujuan untuk menentukan elevasi rencana bangunan dan volume pekerjaan yang
akan dikerjakan.
Alat yang dipakai : Theodolit, Waterpass, Rollmeter, dll.
Setelah selesai pengukuran dilaksanakan, selanjutnya dilakukan mutual check awal (MC.0)
sebagai titik awal dari pelaksanaan pekerjaan. Dari MC.0 tersebut diterbitkan Amandemen I yang
disetujui pemberi tugas
Mix Design dan Test Besi Beton
Mengajukan permohonan Mix Design untuk beton ke laboratorium. Mengambil sample material dan
dibawa ke laboratorium, untuk dilakukan Mix Design Beton dan tes kuat tekan beton.
Untuk Test besi beton tiap diameter diambil sample 3 batang
Jalan Kerja
Dikarenakan adanya pemakaian alat berat dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka pembuatan
jalan masuk dan konstruksi jalan sementara untuk mendukung mobilisasi dan demobilisasi
peralatan dan material dibuat yang permanen, sehingga selama pelaksanaan pekerjaan,
transportasi material dapat berjalan dengan lancar dalam kondisi cuaca yang bagaimanapun.
Arus lalu lintas harus direncanakan dengan baik, sehingga dapat mengurangi hambatan yang
mungkin terjadi.
Jalan kerja yang baik dan bersih diperlukan untuk tidak menimbulkan dampak pengotoran
lingkungan dan jalan umum
Drainase dan Pembuangan Limbah
Sistem drainase proyek direncanakan dengan baik dan disesuaikan dengan sistem drainase
lingkungan di area pekerjaan yang akan dilaksanakan. Tempat pembuangan limbah konstruksi
juga perlu disediakan untuk selanjutnya dapat diangkut keluar.
Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi dilaksanakan sebelum uitzet bouwplank dimulai, hal ini dilakukan untuk
membersihkan lokasi dari kotoran yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan seperti
bongkaran ataupun pohon sampai dengan tanah dasar.
Pekerjaan persiapan
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran Ulang
a. Metode Kerja
Pemasangan bouwplank dan pengukuran dilaksanakan bersama – sama dengan pengawas
lapangan untuk menentukan titik 0,00 bangunan dan untuk pembuatan MC.0% yang dituangkan
dalam gambar kerja.
b. Persiapan Alat
1. Meteran
2. Palu
3. Benang
4. Waterpas
5. Gorok
c. Tenaga Kerja
1. Pelaksana
2. Tukang batu
3. Pekerja
d. bahan
1. kaso 5/7
2. papan 2/20
3. paku
3. Kisdam
a. Metode Kerja
Kisdam dibuat dari tanggul (timbunan tanah yang dipadatkan) atau dari turap dari baja (sheet pile)
yang diisi tanah timbunan untuk mencegah agar air tidak masuk atau untuk mengalihkan aliran air
dari daerah yang ada di dalam kisdam yang akan merupakan daerah kerja. Biasanya di dalam
kisdam kemungkinan masih ada / banyak air. Sehingga air tersebut perlu dikeluarkan agar daerah
kerja tersebut tetap kering, dengan menggunakan pompa. Pekerjaan kisdam diikuti oleh pekerjaan
pengeringan.
b. Persiapan Alat
1. Truck
2. sekop
3. Cetok
c. Tenaga Kerja
1. Pelaksana
2. Pekerja
d. bahan
1. Karung Plastik
2. Pasir
3. Tali Rafia
b. Persiapan Alat
1. ember
2. Gerobak sorong
3. Benang
4. Beton Molen
5. cetok
c. Tenaga Kerja
1. Pelaksana
2. Tukang
3. Pekerja
d. bahan
1. Pasir Pasang
2. Semen
10. Acian
a. Metode Kerja
• Material dan alat disiapkan di lokasi pekerjaan.
• Material yang dipakai adalah : semen, dan air.
• Spesi diaduk dengan molen untuk mendapatkan hasil yang homogen.
• semen dimasukkan ke dalam gentong molen terlebih dahulu
• Setelah dirasa sudah campur baru diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan
posisi molen masih mengaduk. Setelah spesi sudah matang/ campuran semen dan air merata,
adukan spesi dituang ke kotak tempat spesi.
• Spesi dibawa ke tempat pasang acian dimana tukang dan pembantu tukang sudah siap
ditempat.
• Sebelum acian dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan diplester dibersihkan.
Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi
menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi
baru.
• Pekerjaan acian dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan dengan air
semen.
• Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah selesai karena
sust pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus dibasahi dengan air
selama 7 hari berturut-turut.
b. Persiapan Alat
1. ember
2. Gerobak sorong
3. Benang
4. Beton Molen
5. cetok
c. Tenaga Kerja
1. Pelaksana
2. Tukang
3. Pekerja
d. bahan
1. Semen
d. bahan
1. kaso 5/7
2. papan 2/20
3. paku
7. Pipa suling-suling
a. Metode Kerja
Pipa suling-suling di pasang bersamaan dengan pasangan batu, pipa suling di pasang dengan
jarak 1 – 2 meter, tertanam pada pasangan batu dan di pasang miring menurun ke bawah agar air
resapan tanah dapat mengalir keluar, bahan yang di gunakan selain pipa, juga menggunakan ijuk
dan kerikil untuk resapan
b. Persiapan Alat
1. Meteran.
2. Gergaji
c. Tenaga Kerja
1. Pelaksana
2. Tukang
3. Pekerja
d. bahan
1. Pipa
2. Ijuk
3. Kerikil
8. Pembesian
a. Metode Kerja
• Pemotongan dan pembengkokan tulangan
Dalam pekerjaan penulangan ini, pemotongan batang tulangan dilakukan batang per
batang. Batang yang telah dipotong, diangkat oleh pekerja dari lokasi penyimpanan ke
meja pembengkok, setelah itu batang yang sepadan (sama kualitas baja, diameter dan
panjangnya) dibundel dan diberi tanda, selanjutnya dibawa ke lokasi penyimpanan
sementara.
Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup bagian luar
baja tulangan adalah sebagai berikut :
- 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau
terhadap bahaya kebakaran;
- Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 7.3.1 untuk beton yang terendam/ tertanam atau
terekspos langsung dengan cuaca atau timbunan tanah tetapi masih dapat diamati untuk
pemeriksaan;
- 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam/tertanam dan tidak bisa dicapai, atau untuk beton
yang tak dapat dicapai yang bila keruntuhan akibat karat pada baja tulangan dapat
menyebabkan berkurangnya umur atau struktur, atau untuk beton yang ditempatkan langsung
di atas tanah atau batu, atau untuk beton yang berhubungan langsung dengan kotoran pada
selokan atau cairan korosif lainnya.
Tabel 7.3.1 Tebal Selimut Beton Minimum dari Baja Tulangan untuk Beton Yang
Tidak Terekspos Tetapi Mudah Dicapai
a) Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai dengan Gambar
dan memenuhi Tabel 7.3.2.(1) berikut ini :
Tabel 7.3.2 (1) Tegangan Leleh Karakteristik Baja Tulangan
b) Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman tulangan
yang di las yang memenuhi AASHTO M55 dapat digunakan.
Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan beton pracetak
dengan mutu K250 seperti yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini, terkecuali disetujui
lain oleh Direksi Pekerjaan. Kayu, bata, batu atau bahan lain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan.
Perakitan dan penyetelan tulangan dilaksanakan sebelum pemasangan begisting. Memasang
tulangan sengkang, tulangan pokok dan tulangan bagi pada setiap pertemuan diikat dengan
kawat bendrat.
Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan selimut
beton minimum yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak
tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap
tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada
Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan pada Gambar, tidak
akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap penyambungan yang
dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak terjadi pada
penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum.
b. Persiapan Alat
1. Meteran
2. Bar bending
3. Bar Cutter
4. Tang
c. Tenaga Kerja
1. Pelaksana
2. Tukang
3. Pekerja
d. bahan
1. Bsi Beton
2. Kawat Beton
9. Bekisting
a. Metode Kerja
• Bekisting harus benar-benar menjamin agar air yang terkandung dalamadukan beton tidak
hilang atau berkurang. Konstruksi bekisting harus cukup kaku, dengan pengaku-pengaku
(bracing) dan pengikat (ties) untuk mencegah terjadinya pergeseran ataupun perubahan
bentuk yang diakibatkan gaya-gaya yang mungkin bekarja pada bekisting tadi. Hubungan-
hubungan antara bagian bekisting harus menggunakan alat-alat yang memadai agar
didapat bentuk dan kekakuan yang baik. Pengikatan bagian bekisting harus dilakukan
yang baik.
Pengikatan bagian bekisting harus dilakukan horisontal dan vertikal. Semua bekisting
harus direncanakan agar dalam proses pembukaan tanpa memukul atau merusak beton.
Untuk pengikatan dalam beton harus menggunakan batang besi.
• Semua material yang selesai digunakan sebagai bekisting harus dibersihkan dengan teliti
sebelum digunakan kembali, dan bekisting yang telah digunakan berulang kali dan
kondisinya sudah tidak dapat diterima Direksi, harus segera disingkirkan untuk tidak dapat
dipergunakan lagi atau bilamana mungkin diperbaiki agar kembali sempurna kondisinya.
• Semua pekerjaan sudut-sudut beton, bilamana tidak dinyatakan lain dalam gambar harus
ditakik 25 mm.
• Bagian dalam dari bekisting besi dan kayu boleh dipoles dengan nonstaining mineral oil
dengan sepengetahuan Engineer. Pelumasan tadi harus dilakukan dengan hati-hati agar
cairan tadi tidak mengenai bidang dasar pondasi dan juga pembesian.
• Bekisting kayu bilamana tidak dipoles minyak seperti tersebut diatas, harus dibasahi
hingga benar-benar basah sebelum pengecoran beton.
• Secara umum, kecuali dinyatakan lain oleh Engineer, semua bekisting harus disingkirkan
dari permukaan beton. Untuk memungkinkan tidak terganggunya kemajuan pekerjaan dan
dapat dengan segera dilakukan langkah perbaikan, bila perlu bekisting harus secepatnya
dibongkar segera setelah beton mempunyai kekerasan dan kekuatan seperlunya. Bekisting
untuk bagian atas dari bidang beton yang miring, harus segera dibongkar setelah beton
mempunyai kekakuan untuk mencegah berubahnya bentuk permukaan beton. Bilamana
diperlukan perbaikan pada bidang atas beton yang miring, maka perbaikan tadi harus
sesegera mungkin, dan dilanjutkan dengan langkah-langkah penjagaan pada proses
pengerasan beton (curing).
• Pembukaan bekisting tidak diperkenankan dilakukan sebelum beton mencapai umur
sesuai daftar dibawah ini setelah pengecorannya dan sebelum beton mengeras untuk
menahan gaya-gaya yang akan ditahannya. Pembongkaran bekisting harus dilakukan
dengan hati-hati untuk mencegah timbulnya kerusakan pada beton. Bilamana timbul
kerusakan pada beton pada saat pembongkaran bekisting, maka langkah perbaikannya
harus sesegera mungkin dilakukan. Daftar ketentuan diperkenankannya dibuka suatu
bekisting bila dihitung sejak selesai pengecoran
b. Persiapan Alat
1. Meteran
2. Palu
3. Gergaji
c. Tenaga Kerja
1. Pelaksana
2. Tukang
3. Pekerja
d. bahan
1. kaso 5/7
2. papan 2/20
3. paku
12. Acian
a. Metode Kerja
• Material dan alat disiapkan di lokasi pekerjaan.
• Material yang dipakai adalah : semen, dan air.
• Spesi diaduk dengan molen untuk mendapatkan hasil yang homogen.
• semen dimasukkan ke dalam gentong molen terlebih dahulu
• Setelah dirasa sudah campur baru diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan
posisi molen masih mengaduk. Setelah spesi sudah matang/ campuran semen dan air merata,
adukan spesi dituang ke kotak tempat spesi.
• Spesi dibawa ke tempat pasang acian dimana tukang dan pembantu tukang sudah siap
ditempat.
• Sebelum acian dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan diplester dibersihkan.
Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi
menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi
baru.
• Pekerjaan acian dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan dengan air
semen.
• Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah selesai karena
sust pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus dibasahi dengan air
selama 7 hari berturut-turut.
b. Persiapan Alat
1. ember
2. Gerobak sorong
3. Benang
4. Beton Molen
5. cetok
c. Tenaga Kerja
1. Pelaksana
2. Tukang
3. Pekerja
d. bahan
1. Semen
DAFTAR PERALATAN
Untuk menjamin mutu dan kualitas barang/material dan ketersediaan serta mobilisasinya di lapangan maka
sesuai kebijakan CV. ............. perlu adanya seleksi dan evaluasi pada para calon distrubutor/ supplier
Uraian Prosedur
A. Pemilihan Supplier Baru
a. Setiap supplier baru harus dilakukan seleksi untuk memastikan bahwa supplier tersebut
dapat memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
b. Bagian pembelian akan mencari data mengenai supplier tersebut mengenai Mutu Produk /
Jasa yang dihasilkan, Harga Jual dan waktu Pengiriman dan lainnya dengan menggunakan
formulir Seleksi Supplier.
c. Berdasarkan data yang ada, bagian pembelian bersama-sama dengan pihak/ bagian lain
yang terkait akan meninjau untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan atas kriteria
persyaratan yang telah ditetapkan.
d. Jika diperlukan, bagian pembelian akan meminta contoh produk dari supplier untuk
dilakukan pengujian/ inspeksi.
e. Untuk memastikan bahwa supplier tersebut dapat memenuhi persyaratan yang ada, bagian
pembelian bersama-sama bagian terkait dapat melakukan negosiasi dengan pihak supplier.
f. Peninjauan dilakukan sesuai dengan pelaksanaan evaluasi supplier diatas dan hasilnya
dicatatkan dalam lembar evaluasi supplier dengan mencantumkan data-data supplier yang
ditinjau serta hasil kesimpulan dari peninjauan yang dilakukan.
g. Berdasarkan hasl peninjauan tersebut, maka Bagian Pembelian akan menentukan apakah
supplier dapat memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
h. Bagian pembelian akan memberitahukan supplier yang terpilih kemudian melakukan proses
pembelian sesuai dengan Prosedur Pembelian yang ada serta memasukkan data supplier
tersebut kedalam Daftar Supplier.
B. Evaluasi Supplier
a. Evaluasi supplier dilakukan secara periodik setiap 1 (satu ) tahun sekali oleh bagian
pembelian, dengan menggunakan formulir Evaluasi Supplier.
b. Evaluasi dilakukan terhadap supplier yang tercatat dalam Daftar Supplier dengan melihat
catatan pembelian dan penerimaan barang dari supplier yang ada.
c. Penilaian dilakukan dengan kriteria :
d. Mutu produk/ jasa yang diterima sesuai dengan spesifikasi, berdasarkan hasil pemeriksaan
yang dilakukan QC atau pihak yang ditunjuk ataupun bukti lain seperti sertifikat produk atau
hasil uji/ tes produk dari supplier.
e. Harga yang diajukan supplier sesuai dan dapat disetujui oleh perusahaan.
f. Waktu pengiriman, yang sesuai dengan jadwal.
g. Waktu pembayaran, yang disepakati oleh kedua belah pihak.
h. Pelayanan, yang diberikan oleh supplier.
i. Kecepatan penanganan keluhan.Evaluasi dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap
kriteria tersebut diatas dengan nilai BAIK atau CUKUP atau KURANG, dan kemudian
menjumlahkan nilai dari masing-masing penilaian.
j. Supplier dinyatakan lulus evaluasi/ memenuhi syarat jika hasil penilaianya tidak memiliki
nilai KURANG untuk semua nilai yang ada.
k. Penilaian akan dicatatkan pada lembar Evaluasi Supplier yang mencantumkan data-data
supplier dan hasil penilaian serta kesimpulan yang diambil.
l. Supplier yang dapat memenuhi hasil penilaian pada point diatas akan digunakan kembali
untuk periode berikutnya dan dimasukkan dalam data Supplier.
m. Sedangkan supplier yang tidak dapat memenuhi persyaratan tersebut tidak akan
dipergunakan untuk periode berikutnya dan dikeluarkan dalam data Supplier.
n. Berdasarkan data Evaluasi Supplier ini akan dikeluarkan satu daftar supplier yang baru
yang telah lulus evaluasi.
7.1. Pembelian Bahan Material
Sedangkan untuk cara pemesanan dan pembelian sesuai manajemen CV. .............. adalah sebagai
berikut
Pelaksana
Keterangan :
ya
Logistik
p.o
Suplier
Lingkup
Meliputi seluruh personil dan bagian yang terkait dengan kegiatan pembelian jasa dan material.
Uraian
A. Pelaksana mengajukan permintaan barang (SPB) kepada bagian pembelian / logistik.
B. Bagian pembelian dengan persetujuan Site manager meminta acc kepada Project Manager.
C. Bagian pembelian / logistik mencari dan melakukan seleksi supplier.
D. Bagian pembelian / logistik membuat PO (Purchase Order)
E. Bagian gudang / logistik memeriksa apakah kualitas dan spesifikasi sesuai dengan pesanan.
Jika sesuai maka material atau alat dari supplier akan diterima dengan menggunakan form
penerimaan material.
F. Staff logistik mencatat material yang diterima ke dalam buku gudang.
G. Bagian pembelian menyerahkan nota pembelian kepada bagian keuangan, untuk diproses
pembayaran.
Sebelum pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya, maka dalam rangka persiapan penyerahan langkah –
langkah yang perlu diperhatikan antara lain :
Finishing
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan merapikan atau menempatkan pekerjaan pada posisi yang
sebenarnya diantaranya adalah merapikan cat dinding, plesteran, pembersihan bangunan, dll.
As Built Drawing
Sementara pekerjaan perapian dilaksanakan, pekerjaan asbuilt drawing dilaksanakan dengan
berpedoman pada gambar pelaksanaan (shop drawing) sambil konsultasi dengan Direksi
Dokumentasi 100%
Setelah pekerjaan benar-benar selesai, pekerjaan dokumentasi untuk 100 % dilaksanakan dengan
pengambilan 3 (tiga) arah dalam 1 (satu) titik lokasi
Mutual Check 100
Mengadakan mutual check 100 (MC 100 %) antara penyedia jasa dengan pengguna jasa, untuk
mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan sesuai dengan gambar terpasang
F. FHO
FHO atau penyerahan Pekerjaan Untuk Terakhir kalinya dilakukan setelah pekerjaan pemeliharaan
selesai kemudian diadakan pemeriksaan pekerjaan oleh Tim Pemeriksa. Pemeriksaan dari segi Fisik
maupun segi Administrasi dan dibuat Berita Acara Pemeriksaan
Setelah diadakan Penyerahan untuk terakhir kalinya kali ( FHO ), pekerjaan yang diserahkan telah
disempurnakan untuk dapat diserahkan ke pihak pengguna sesuai dapat digunakan sesuai dengan
fungsinya.
VI. MANAJEMEN MUTU
Untuk mencegah ketidaksesuaian pekerjaan terhadap RKS, maka proses pengendalian mutu pekerjaan
dilakukan mulai dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan tersebut.
Skemanya sebagai berikut :
PROSES INTI
COSTUMER COSTUMER
KONTRAK OPERASIONAL
REQUIRMENT SATISFACTION
PROSES PENDUKUNG
PROSES KONTRAK
Keputusan
PENERIMAAN Dokumen Lelang PENINJAUAN MENYIAPKAN
Menawar
DOKUMEN LELANG DOKUMEN LELANG DOKUMEN
PENAWARAN
Dokumen
Surat
Penawaran
Keputusan
Terseleksi
Pemenang
EVALUASI
PENAWARAN OLEH
PENGGUNA JASA
Tidak
Ijin Inspeksi?
SM Kontraktor
Penyimpanan
SM Bukti-Bukti
(Kontaktor) Pengesahan
Inspeksi
Site Manajer
SM (Kontaktor)
Alat pemadam api ringan (APAR) selalu tersedia di lokasi pekerjaan, ditempatkan di lokasi yang mudah
terlihat dan mudah dijangkau. APAR di tempatkan di lokasi pekerjaan dengan tingkat resiko kebakaran tinggi.
2. Rambu-rambu K3
Rambu K3 dipasang di lokasi yang mudah terlihat, sehingga semua personil proyek, direksi dan pihak lain
yang berhubungan dengan proyek mengetahui secara pasti tingkat bahaya yang akan timbul bila tidak
memakai APD.
Instruksi keselamatan kerja berbentuk symbol atau peringatan kepada semua personil proyek, direksi dan
pihak lain yang berhubungan dengan proyek mengetahui secara pasti, kemana arah yang aman untuk
menyelamatkan diri, apabila terjadi bahaya/kecelakaan di lokasi pekerjaan.
4. Sarana Penunjang
Semua sarana penunjang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan semua personil proyek, direksi dan
pihak lain yang berhubungan dengan proyek selama proyek berlangsung
Alat Pelindung Diri (APD) harus selalu ada dan dipakai untuk melindungi keselamatan para pekerja ataupun
yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan.
Lokasi Pekerjaan
1. Kerapian dan keamanan lokasi proyek atau lokasi pekerjaan harus selalu terpantau. Diharapkan ada petugas
keamanan atau jaga malam yang selalu siap berada di lapangan/lokasi kerja. Petugas jaga atau keamanan
dibekali dengan alat pendukung kerjanya agar supaya bisa selalu berkoordinasi dengan atasan atau yang
berwenang dalam lingkungan pekerjaan (koordinator pekerjaan).
2. Untuk menghindari hal lain dalam hal keselamatan kerja, selama waktu pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
pekerja ataupun pelaksana pekerjaan dilarang merokok ataupun menyalakan sesuatu yang berpotensi
menimbulkan kebakaran.
Mekanisme
Semua pekerja dan pelaksana pekerjaan akan selalu di monitor setiap waktu untuk mengetahui situasi kerja dan
pengaturan pekerjaan. Dan setiap pekerja diwajibkan selalu menggunakan peralatan keselamatan sesuai
masing-masing pekerjaannya. Kantor lapangan diharapkan mengadakan mobilisasi kesehatan apabila terjadi
kecelakaan kerja di lapangan. Dan tentunya pelaksana pekerjaan sudah mengikutsertakan keselamatan kerja
pada asuransi tenaga kerja, sehingga dalam hal ini tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Diharapkan dengan diterapkannya sistem ini, keselamatan, keamanan dan kelangsungan pelaksanaan
pekerjaan bisa berjalan sesuai waktu pelaksanaan dan meminimalkan tingkat kecelakaan kerja di lokasi
pekerjaan. Untuk permasalahan yang mungkin timbul dilapangan yang tidak bisa diselesaikan , maka kami akan
meminta petunjuk kepada Direksi Pekerjaan untuk mengatasi kemungkinan tersebut.
1. KEBIJAKAN K3
1. Mematuhi persyaratan, Undang–Undang dan ketentuan lainnya yang relevan terkait dengan masalah K3.
2. Berusaha mengendalikan resiko K3 untuk menekan kecelakaan kerja.
3. Melakukan peningkatan perbaikan berkesinambungan terhadap penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
2. PERENCANAAN
a. Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident)
b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80%
c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan risiko pekerjaannya masing-masing
Program K3 :
a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, Rambu-rambu, Spanduk, Poster, Pagar
pengamar, Jaring pengaman, dsb) secara konsisten
b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya
c. Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan
d. Perencanaan Safety Plan
Membuat daftar material yang memerlukan penanganan khusus
Membuat daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus
Membuat daftar tenagakerja yangmemerlukan keahlian khusus
Membuat identifikasi sumber bahaya dan cara pencegahannya
Membuat Project Plan K3
Membuat program kebersihan dan Slogan 5R (RINGKAS, RESIK, RAPI, RAJIN, RAWAT)
Organisasi K3
Penanggung jawab K3
P3K
Emergency Kebakaran
Priyo Handoko
Nur Yahya Galih Setiawan
TRAFFIC MANAGEMENT
Trafic Management merupakan pengelolaan symbol dan gambar untuk penerapan Standar Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini untuk meminimalisir kecelakaan kerja atau meminimalkan resiko kecelakaan yang
timbul akibat kelalaian salah satu personil proyek, pihak lain diluar proyek atau karena bahaya dari luar (=gempa bumi,
dll).
Dengan traffic manajemen yang baik, seluruh personil proyek tahu secara pasti mengenai arah evakuasi, tempat
evakuasi yang aman dan penunjuk arah untuk menghindar dari bahaya yang terjadi di lokasi pekerjaan. Diharapkan
dengan traffic manajemen yang baik, timbulnya korban jiwa bisa ditekan sekecil mungkin atau bahkan tidak memakan
korban (zero accident).
Simbol-simbol dan gambar yang menyangkut traffic management dipasang di lokasi yang mudah dilihat oleh personil
proyek, baik dari manajemen tertinggi sampai pekerja.
PENUTUP
Peranan Metode kerja cukup penting karena akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu kegiatan. Hal ini karena kemampuan kerja ( produktivitas ) antara tenaga manusia ( metode
padat karya ) dengan peralatan ( metode mekanis ) akan sangat berbeda. Metode mana yang akan digunakan, ini
sangat tergantung pada kondisi yang ada dilapangan ( seperti ketersediaan tenaga kerja atau peralatan ), apakah
memungkinkan bila menggunakan peralatan besar, bisa dipilih tenaga kerja atau peralatan atau kombinasi antara
keduanya ( t. kerja dan peralatan ).Oleh karena kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat umumnya adalah
kegiatan yang sederhana, maka penentuan waktu tiap jenis kegiatan disarankan untuk dapat dilakukan dengan cara
perkiraan, dan sebaiknya dilakukan oleh orang yang mempunyai pengalaman seperti tukang atau mandor bangunan
agar taksiran waktunya lebih mendekati kenyataan dilapangan ( lebih realistis ). Namun demikian, bila terdapat jenis
kegiatan tertentu yang sulit dikerjakan oleh tenaga masyarakat maka boleh dikerjakan dengan metode mekanis (
menggunakan peralatan ).
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, penanggung jawab kegiatan di tingkat kabupaten wajib menyiapkan
dan menyampaikan laporan akhir pelaksanaan program pelaksanaan pekerjaan baik dari segi fisik maupun
keuangan. Laporan akan lebih informatif dan komunikatif bila dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi minimal
kondisi sebelum dan setelah kegiatan. Untuk terwujudnya pelaksanaan yang efisien dan efektif, setiap penanggung
jawab kegiatan menyusun rencana pelaksanaan kegiatan secara terinci.
Demikian metode pelaksanaan yang kami buat, agar pelaksanaan Pekerjaan REHABILITASI D.I CITENGAH
DESA DATAR V 50 HA ( DAK ) dapat selesai tepat waktu dan mempunyai mutu yang terkontrol serta sesuai dengan
spesifikasi teknis yang telah ditetapkan, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
Metode Pelaksanaan ini, untuk itu kami sangat menerima saran dan kritik agar dapat menyempurnakan Metode
Pelaksanaan ini dan mengaplikasikannya di lapangan jika kami terpilih sebagai pemenang.
Cilacap, ............................
Kontraktor Penawar
CV. ........................
..................................
Direktur