Anda di halaman 1dari 17

Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Pelabuhan Sangkulirang

BAB V
PEKERJAAN TIANG PANCANG

Pasal 1
Tiang Pancang Baja

1. Umum
Untuk mencapai hasil konstruksi pondasi yang sesuai dan memenuhi semua kriteria
teknis di dalam perencanaan struktur pondasi yang telah dituangkan di dalam gambar
rencana, maka pekerjaan pemancangan pondasi tiang perlu mengacu kepada semua
persyaratan teknis yang telah digunakan di dalam perencanaannya.
Persyaratan teknis penting yang diperlukan didalam konstruksi pondasi akan dijelaskan
berikut ini, yang meliputi Standar, Spesifikasi Material, Alat Kerja, Persiapan yang harus
dilakukan dan Prosedur Pemancangan tiang pancang baja,
2. Standar
Sejumlah peraturan baku yang menjadi acuan di dalam penentuan persyaratan
teknis ini adalah;
a. Persyaratan Beton Strukturaluntuk Bangunan Gedung;
SNI 03-2847-2013
b. Pipa Baja untuk Pancang , SNI 8052:2014
c. Standar Industri Indonesia (Sll)
d. American Concrete Institute (ACI)
e. American Welding Society (AWS)
f. American Society For Testing and Materials (ASTM)
g. British Standard Code of Practice BS-8004 and BS-8110

3. Material
Material tiang yang digunakan ini harus mengikuti persyaratan mutu bahan maupun tata
cara pabrikasi yang menjamin agar semua tiang dapat terpasang dengan baik sesuai
rencana.
Mutu Bahan :
Tiang Pancang Baja yang digunakan adalah dari pipa baja Ø 50.80 cm tebal 1.4 cm
untuk dermaga dengan spesifikasi : SKK-400; JIS – A 5525 G 3444/ G 3106 dan dengan
Mills Certificate:
a. Tensile strength min. 400 N/mm2
b. Yield point min. 235 N/mm2
c. Elongation min 18 %
d. Tensile Strength of welds min. 400 N/mm2
e. Komposisi kimia maksimal (SKK 400) C: 0.25% - P:0.04% - S: 0.04%
f. Flatness 2/3 D
g. Toleransi diameter: 0.5% x D
h. Toleransi ketebalan: -0.6 mm untuk D < 50 cm, -0.7 mm untuk D > 50-80 cm.
i. Toleransi lengkungan: 0.1 % x L
j. Toleransi panjang tiang: 0

Pekerjaan pengadaan pengadaan tiang pancang wajib disertai dengan :


a. Delivery Order Pengadaan tiang pancang;
b. Sertifikat tiang pancang dari pabrik yang terdiri dari :
1) Dimensi tiang pancang (Diameter Luar, Ketebalan, dan Panjang), serta Type Of
Pile, Length Of Pile, Yield Strength, Radiograph, Tensile Dan Impact untuk tiang
pancang baja;

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


V-1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Pelabuhan Sangkulirang

2) Dimensi tiang pancang (Diameter Luar, Ketebalan, dan Panjang), serta Type Of
Pile, Length Of Pile, Concrete Area, Bending Moment (Crack & Ultimate), Nominal
Weigth, Allowable Axial Load untuk tiang pancang beton;

4. Alat Kerja
Pelaksana Pekerjaan harus dapat menghitung berat dari hammer sesuai dengan dimensi
dan spesifikasi tiang pancang.
Berat Hammer minimal yang digunakan untuk pekerjaan pemancangan wajib
disesuaikan dengan perhitungan Formula Hiley yaitu sebesar setengah dari berat total
tiang pancang per titik ditambah 600 (enam ratus) kilogram (W = 0,5 P + 600 Kg).
Diameter tiang pancang 711,2 mm tebal 12 mm
B = 0,5P + 600 kg
= 0,5 x (54m x 207kg) + 600 kg
= 6189 kg
= 61,89 kN
Diameter tiang pancang 457,2 mm tebal 12 mm
B = 0,5P + 600 kg
= 0,5 x (48m x 132kg) + 600 kg
= 3768 kg
= 37,68 kN
Dimana:
B = berat hammer pancang
P = berat tiang/meter x panjang tiang 1 titik (mulai cutting level sampai end level)
Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan peralatanuntuk pemancangan sedemikian
sehingga semua persyaratan teknis yang diminta dapat dipenuhi dan mendapatkan
persetujuan dari Pengawas/Manager Proyek.
Tiang dipancang dengan alat pancang yang mampu untuk menghasilkan penetrasi
maximum tanpa mengakibatkan kerusakan pada tiang. Macam hammer cushion dan
energi alat pancang harus disebutkan dalam surat penawaran. Alat alat yang akan
dipakai harus disetujui oleh Manager Proyek atau Wakil yang ditunjuk.
Pemancangan tiang pancang tegak dapat menggunakan diesel hammer atau hydraulic
hammer, dengan berat hammer yang sesuai dengan berat dan ukuran tiang serta daya
dukung yang diinginkan. Pelaksana Pekerjaan wajib membuat dan menyerahkan
perhitungan/analisa yang diperlukan untuk menunjukkan bahwa alat pancang diesel
hammer atau hydraulic hammer yang akan dgunakan ini akan mampu menembus
lapisan tanah yang ada.Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan jenis dan tipe mesin
pancang yang diusulkan untuk mendapatkan persetujuan dari Manager
Proyek/Pengawas.
Penggunaan Hammer harus dapat melakukan pemancangan secaraterus menerus
sampai kedalaman yang direncanakan. Penghentian pemancangan sebelum mencapai
setting atau kedalaman rencana harus mendapat persetujuan Manager
Proyek/Pengawas.
Alat pancang harus dilengkapi dengan leader yang cukup panjang dan digerakkan
secara hidrolik atau mekanis, untuk menjamin bahwa pemancangan tiang-tiang tegak
dan tiang miring (jika ada) dapat dilaksanakan. Peralatan pancang harus mampu dan
cukup seimbang untuk memancang tiang miring dengan sudut kemiringan sesuai
dengan gambar.
Selama pemancangan, semua tindakan pengamanan harus dilakukan untuk meyakinkan
bahwa tiang tiang dipancang pada posisi yang direncanakan; tanda tanda akan
terjadinya posisi yang bergeser harus segera dibetulkan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


V-2
Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Pelabuhan Sangkulirang

Tiang yang bergeser dari letak yang direncanakan dan akan tak dapat digunakan dalam
pelaksanaan harus dicabut dan dipancang lagiatau dengan menambah tiang pancang
tanpa membebani biaya kepada Manager Proyek. Terpakainya tiang akan ditolak jika
menyimpang dari garis tengah penampang tiang sebesar satu setengah persen atau
kalau tiang menyimpang sejauh 100 mm dari rencana yang ditunjukkan pada gambar.
Jika terjadi kerusakan pada tiang dengan pertimbangan Manager Proyek akanintegritas
dari tiang, tiang tadi harus diganti dengan tiang baru atas persetujuan Manager Proyek.

5. Persiapan
Sejumlah pekerjaan persiapan yang perlu dilakukan oleh Kontraktor sebelum memulai
pekerjaan pemancangan adalah :
a. Sebelum pekerjaan pamancangan dimulai, kontraktor pancang akan mengajukan
metoda kerja, alat yang digunakan dan schedule pemancangan beserta urutan
pemancangan yang akan dilakukan kepada pengawas/ pemberi tugas untuk
mendapat persetujuan.
b. Pelaksana Pekerjaan harus melakukan pengukuran yang cermat dalam
menempatkan titik-titik bidik dan tanda-tanda yang diperlukan untuk penentuan posisi
maupun ketinggian masing-masing tiang.
c. Titik-titik bidik dan tanda-tanda tersebut harus dijaga dengan baik dan tidak boleh
berubah sampai pekerjaan pemancangan selesai.
d. Pengukuran dan marking posisi untuk pancang sesuai koordinat dalam gambar piling
plan terbaru yang disetujui oieh perencana. Pengukuran harus dilakukan oleh
surveyor LSI qualified / di bawah pengawasan konsultan.
e. Pelaksana Pekerjaan dianjurkan untuk membuat panggung sementara di laut, jika
diperlukan, untuk mendapatkan posisi dan arah tiang yang tepat.
f. Pekerjaan pemancangan hanya dapat dilakukan setelah dilaksanakannya pekerjaan
persiapan pemancangan yang terdiri dari :
 Pekerjaan bathimetri dan pemetaan ulang untuk mengevaluasi kesesuaian antara
gambar rencana dengan kondisi lapangan;
 Pekerjaan deep boring ulang (khusus pada pemancangan struktur baru) untuk
mengevaluasi kesesuaian antara data penyelidikan tanah lapangan pada dokumen
perencanaan dengan kondisi lapangan.
g. Kontraktor pancang akan bertanggung jawab terhadap kualitas pekerjaan
sehubungan dengan metoda dan alat kerja yang dipilih.

6. Penempatan dan ukuran tiang pancang


Penyimpangan dari kelurusan tiang tidak boleh lebih dari 1/600 dari panjangnya dan
untuk 2 (dua) atau lebih pipa yang disambung,penyimpangan dari kelurusan harus
tidaklebih dari 1/960 dari keseluruhan panjang pipa tersebut.
Berikut ini adalah table koordinat penempatan tiang pancang:

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


V-3
Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Pelabuhan Sangkulirang

7. Penyambungan Pipa Baja


a. Pipa baja disambung dengan metode single V with full penetration butt weld Sebelum
penyambungan pipa baja, pemborong harus menyerahkan metode penyambungan
kepada Manager Proyek/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, rencana
pelaksanaan penyambungan pipa dan prosedur pengelasan sesuai dengan AWS.
b. Sebelum pelaksanaan pengelasan untuk penyambungan pipa, pemborong harus
melaksanakan percobaan pengelasan dan mendemonstrasikan prosedur pengelasan
yang diusulkan dan untuk memeriksa hasil pengelasan.
c. Pemborong harus menyediakan peralatan dan mesin las listrik yang memadai
kapasitasnya serta elektroda yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang
sesuai dengan tiang yang akan dilas dan harus dengan persetujuan Manager
Proyek/Pengawas .
d. Ahli las yang akan melaksanakan pengelasan harus benar-benar qualified sesuai
dengan AWS DI-72 yang dibuktikan dengan sertipikat dari instansi yang berwenang.
e. Pipa baja sebelum disambung dan selama pengelasan harus dipegang erat-erat
dengan suatu konstruksi clamp yang cukup kaku untuk menjamin bahwa sumbu
segmen pipa-pipa yang akan disambung b:rada dalam satu garis lurus.
f. Konfigurasi penyambungan tiang pancang baja agar disesuaikan dengan gambar
desain rencana dan kondisi lapangan dengan memprioritaskan semua sambungan
tiang pancang berada di bawah seabed.
g. Penyambungan tiang pancang baja agar dilaksanakan dengan 3 (tiga) lapis
pengelasan.

8. Pemeriksaan Hasil Pengelasan di Lapangan


a. Terhadap hasil pekerjaan las harus dilakukan pemeriksaan dan testing untuk
menjamin bahwa hasil pengelasan cukup memenuhi syarat yaitu padat dan tidak
porous serta ukurannya sesuai dengan gambar kerja. Untuk itu Pemborong haius
menyediakan tenaga ahli, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan
testing tersebut.
b. Hasil pengelasan harus ditest secara visual dengan menggunakan metode liquid
penetrant dan contrast sesuai dengan prosedur AWS.
c. Hasil pengelasan dilaporkan secara tertulis kepada Manager Proyek/Pengawas
dalam waktu paling lama 24 jam untuk dievaluasi dan mendapatkan persetujuan.
Hasil yang tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan harus diperbaiki, diperkuat
atau dipotong dan dilas kembali sesuai petunjuk Manager Proyek/Pengawas.

9. Penumpukan dan Pengangkutan Tiang Pancang


Pekerjaan penumpukan dan pengangkutan tiang pancang wajib dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Pekerjaan pengecatan secara berkala wajib dilakukan untuk melindungi tiang
pancang yang belum terpancang dari pengaruh cuaca dan lingkungan yang korosif.
b. Penumpukkan tiang pancang tidak boleh dilakukan lebih dari 3 (tiga) susun.
c. Penumpukkan tiang pancang agar dikelompokkan berdasarkan diameter tiang,
panjang tiang, dan ketebalan tiang.
d. Tumpukkan tiang pancang wajib diberi alas balok penumpu dengan ukuran minimal
(10 x 10) cm2 yang diletakkan setiap jarak 4 (empat) meter sehingga tidak
bersentuhan langsung dengan tanah.
e. Tumpukkan tiang pancang wajib diatur sedemikian rupa sehingga tiang pancang
terlindung dari pengaruh cuaca dan lingkungan yang korosif.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


V-4
Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Pelabuhan Sangkulirang

f. Pengangkatan tiang pancang wajib dilakukan dengan jarak minimal antara kepala
tiang dengan titik angker adalah 1/3 (satu per tiga) dari panjang tiang.

10. Toleransi Titik Pancang


a. Pelaksanaan pemancangan tiang pancang tegak atau tiang miring harus sedemikian
rupa sehingga diperoleh hasil sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja.
b. Toleransi maksimum yang diijinkan terhadap hasil pemancangan tiang adalah 10 Cm
penyimpangan dari posisi yang benar, inklinasi terhadap sumbu tiang miring atau
vertikal adalah 2 % untuk pemotongan tiang sebesar 5 cm.
c. Deviasi maximum yang diijinkan untuk tiang tegak terhadap sumbu vertikal adalah ±
1:100dari sumbu vertikal tiang yang benar, atau sekitar ± 1.00o
d. Deviasi maximum yang diijinkan untuk elevasi pemotongan kepala tiang yang
terpancang adalah ± 5 cm.
e. Tiang yang dipancang melebihitoleransi tersebut harus dicabut dan diganti dengan
tiang yang baru pada posisi yang benar. atau dimensi superstruktur yang
berhubungan seperti pile cap dan balok diperbesar untuk mengakomodasi
kemungkinan terjadinya beban eksentris yang diakibatkan oleh tidak tepatnya posisi
tiang. Semua perbaikan tersebut mendapat persetujuan Manager Proyek/Pengawas.
f. Pelaksana Pekerjaan harus segera melaporkan tiang yang keluar dari toleransi dan
mengajukan usulan perbaikannya untuk mendapat persetujuan Manager
Proyek/Pengawas.

11. Alat Pancang/Pile Driving Hammer


a. Pemborong harus menyediakan peralatan untuk pemancangan secara lengkap
sehingga semua persyaratan teknis yang diperlukan dapat dipenuhi.
b. Mesin pancang atau Hammer harus jenis Diesel Hammer, dan Steam Hammer
(single atau double acting). Mesin pancang drop hammer tidak diperkenankan.
c. Hammer harus dapat melakukan pemancangan secara kontinyu sampai kedalaman
yang direncanakan. Penghentian pemancangan sebelum mencapai setting atau
kedalaman rencana harus mendapat persetujuan Manager Proyek/Pengawas.
d. Alat pancang harus dilengkapi dengan ladder yang cukup panjang dan dapat
digerakan secara hydrolik atau mekanis, untuk menjamin pemancangan tiang tegak
dan tiang miring dapat dilaksanakan.

12. Pemancangan Tiang Pancang


a. Pemancangan tiang pancang dilakukan dengan alat tersebut di atas dan bila tidak
memungkinkan dapat dilakukan pengeboran terlebih dahulu (preboring) yang
dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Manager Proyek/Pengawas.
b. Urutan-urutan pemancangan tiang agar direncanakan sesuai kondisi pekerjaan,
sehingga pelaksanaan pemancangan dapat berjalan dengan lancar dan baik serta
tiang yang dipancang lebih dahulu tidak terganggu. Pemborong harus mengajukan
rencana kerja pemancangan kepada Manager Proyek/Pengawas untuk dievaluasi
dan diberi persetujuan tertulis oleh Manager Proyek/Pengawas .
c. Pemancangan tiang dilaksanakan sesuai dengan desain pada gambar kerja, apabila
terjadi permasalahan di lapangan penghentian dapat dilaksanakan hanya bila
diperintahkan atau disetujui oleh Manager Proyek/Pengawas.
d. Pemborong tidak diperkenankan memindahkan alat pancang dari kepala tiang tanpa
persetujuan Manager Proyek/Pengawas.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


V-5
Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Pelabuhan Sangkulirang

e. Tiang hanya dipancang selama ada Manager Proyek/Pengawas dan hanya tersedia
fasilitas bagi Manager Proyek/Pengawas untuk memperoleh informasi pemancangan
tiang yang diperlukan. Meskipun demikian Pemborong tetap bertanggung jawab atas
pekerjaan ini.
f. Pemborong harus memberitahu Manager Proyek/Pengawas dengan segera apabila
terjadi perubahan yang tidak normal selama pemancangan tiang, Pemborong harus
berhati-hati untuk mencegah timbulnya gaya lateral pada tiang selama pemancangan
yang diakibatkan oleh alat pancang.
g. Tiang yang tidak dipakai akibat "over acting" atau tidak memenuhi toleransi yang
diijinkan, maka harus dibuat tiang ekstra yang dipancang di lokasi tersebut, atas
persetujuan Manager Proyek/Pengawas .
h. Sebelum dipancang setiap tiang harus diberi tanda setiap interval 50 Cm dan 100 Cm
yang dimulai dari kaki tiang agar dapat diketahui panjang tiang yang terpancang.
i. Pemborong harus melakukan pencatatan pemancangan masing-masing tiang, yang
disampaikan kepada Manager Proyek/Pengawas untuk dievaluasi. Hal-hal penting
yang harus dicatat meliputi:
1) Tanggal dan hari pemancangan
2) Nomor tiang
3) Panjang tiang
4) Ukuran penampang
5) Type hammer
6) Berat ram
7) Elevasi dasar tanah pada titik pancang
8) Tiang masuk tanpa dipukul
9) Dalamnya penetrasi
10) Jumlah pukulan untuk setiap 50 cm penetrasidan jumlah pukulan untuk setiap
10 cm penetrasi (pada penetrasi 100 cm terakhir).
11) Total set benaman
12) Rebound (Cm)
13) Kemiringan tiang pancang
14) Deviasi dan toleransi baik terhadap sumbu maupun terhadap level dari yang
ditunjukkan dalam Gambar.
15) Jumlah pukulan per benaman pada final set yaitu jumlah pukulan per 25 mm.
16) Total pukulan per tiang.
17) Driving log (kedalaman, jumlah pukulan per 200 mm untukseluruh pemancangan,
adanya interupsi, adanya penghentian pemancangan, adanya pemancangan
kembali).
18) Tinggi jatuh hammer (Meter)
19) Data penyambungan tiang.
20) Penyimpangan posisi/kemiringan dari rencana
21) Hal-hal khusus yang ditemui pada waktu pemancangan
22) Daya dukung tiang berdasarkan Hiley Formula.
23) Perhitungan Berat Hammer pancang yang digunakan berdasarkan Rumus Hilley
Formula adalah sebagai berikut:
Digunakan tiang pancang pipa baja diameter 711,2mm tebal 12mm dengan berat
207,0 kg/m.
B = (( 0,5 x P ) + 600 kg ) x gravitasi bumi (9,81 m/s2)
B = 0,5P + 600 kg
= 0,5 x (54m x 207kg) + 600 kg
= 6189 kg
= 61,89 kN

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


V-6
Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Pelabuhan Sangkulirang

Keterangan :
B = Berat Hammer (kg)
P = Berat tiang satu titik dihitung dari cutting level sampai end pile
Berat 1 m’ tiang pancang x panjang tiang 1 titik
Catatan yang disebutkan di atas harusdibuat untuk semua tiang yang dipancang.

13. Penghentian Pemancangan


Kedalaman tiang pancang yang terlihat pada gambar hanyalah petunjuk kasar,
Pelaksana Pekerjaan diijinkan menghentikan pemancangan apabila sudah mencapai
final set yang disyaratkan dan disetujui oleh konsultan pengawas.
Kalendering wajib dilakukan untuk setiap titik pancang dan dilakukan perhitungan daya
dukung tiang pancang sesuai dengan Formula Hiley :
2.W.H W 1
R= X X
S+K W+P 3
Untuk setiap 10 (sepuluh) titik pemancangan wajib dilaksanakan PDA test untuk
sehingga didapatkan daya dukung tiang pancang;
Pada kondisi kedalaman pemancangan telah dilakukan sesuai dengan gambar rencana
namun penetrasipada 10 (sepuluh) pukulan terakhir masih lebih besar dari 250 mm,
maka tiang pancang yang terpancang tersebut wajib didiamkan selama 2 x 24 jam untuk
kemudian dilakukan PDA test dilengkapi dokumentasi berupa foto dan video saat
pemancangan. Hasil PDA test wajib digunakan oleh pelaksana kegiatan (KPA, PPK,
Konsultan Supervisi, dan Kontraktor Pelaksana) untuk mengambil langkah sebagai
berikut:
a) Apabila daya dukung tiang pancang terpancang berdasarkan hasil PDA test lebih
besar atau sama dengan daya dukung tiang pancang yang dipersyaratkan pada
spesifikasi teknis dan dokumen DED, maka pekerjaan pemancangan dihentikan pada
kedalaman tersebut dan Hasil kalendering, PDA test, serta foto dan video
pemancangan wajib dilaporkan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut cq.
Direktur Kepelabuhanan;
b) Apabila daya dukung tiang pancang terpancang berdasarkan hasil PDA test lebih kecil
dari daya dukung tiang pancang yang dipersyaratkan pada spesifikasi teknis dan
dokumen DED, pelaksana kegiatan (KPA, PPK, Konsultan Supervisi, dan Kontraktor
Pelaksana) wajib melapor kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut cq. Direktur
Kepelabuhanan pada kesempatan pertama sebelum memutuskan untuk menambah
kedalaman pemancangan tiang pancang;
c) Daya dukung tiang pancang yang dipersyaratkan dari hasil perhitungan struktur
dermaga sebesar 157,594 Ton. Berikut table daya dukung dan kedalaman tiang
pancang hasil perhitungan struktur:

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


V-7
Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Pelabuhan Sangkulirang

Daya Dukung Tiang Pancang Dia. 711,2 mm (BH01)


Daya Dukung (kN) Daya Dukung Total (kN) Daya Dukung Total (Ton)
Depth N-SPT
End Bearing Skin Friction Tekan Tarik Tekan Tarik
2 1 11.17 0.74 11.92 19.19 1.215 1.956
4 1 22.34 2.23 24.58 39.12 2.505 3.987
6 3 100.54 6.70 107.25 62.03 10.932 6.323
8 4 178.74 12.66 191.41 86.43 19.511 8.810
10 6 317.81 21.60 339.41 113.80 34.598 11.601
12 6 317.81 30.54 348.34 141.18 35.509 14.392
14 7 370.77 40.96 411.74 170.05 41.971 17.334
16 7 370.77 51.39 422.16 198.92 43.034 20.277
18 5 264.84 58.84 323.68 224.81 32.994 22.916
20 7 370.77 69.26 440.04 253.68 44.856 25.859
22 4 211.87 75.22 287.09 278.08 29.265 28.346
24 9 476.71 88.63 565.34 309.92 57.629 31.593
26 8 423.74 100.54 524.29 340.28 53.444 34.687
28 9 476.71 113.95 590.66 372.13 60.210 37.934
30 9 476.71 127.36 604.07 403.97 61.577 41.180
32 15 794.52 149.70 944.22 444.76 96.250 45.337
34 21 1112.32 180.98 1293.30 494.48 131.835 50.406
36 24 1271.23 216.73 1487.95 548.67 151.677 55.930
38 27 1430.13 256.94 1687.08 607.33 171.975 61.909
40 31 1642.00 303.12 1945.12 671.95 198.280 68.496

Pelaksana kegiatan (KPA, PPK, Konsultan Supervisi, dan Kontraktor Pelaksana) wajib
bertanggung jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan kegiatan pemancangan. Seluruh
Tiang Pancang yang telah terpancang wajib dicabut dan dipancang ulang sesuai dengan
gambar desain dengan biaya pekerjaan pemancangan ulang menjadi tanggung jawab
pelaksana kegiatan dan tidak diperkenankan melakukan pembayaran melalui anggaran
proyekapabila terjadi kesalahan pemancangan akibat kelalaian pelaksana kegiatan
antara lain sebagai berikut :
a) Deviasi koordinat pemancangan tiang pancang lebih besar dari 0,5 Ø (setengah dari
diameter tiang pancang);
b) Deviasi kemiringan bidang pemancangan tiang pancang lebih besar dari 25% (dua
puluh lima persen);
c) Deviasi kemiringan ruang pemancangan tiang pancang lebih besar dari 70 (tujuh
derajat);
d) Deviasi kedalaman seabed pada suatu titik pancang lebih besar dari 1,5 (satu
setengah) meter atau deviasi kedalaman seabed dapat menyebabkan konstruksi
tersebut tidak lagi dapat mengakomodir beban operasional dan beban gempa
berdasarkan pemodelan dan perhitungan struktur;
Untuk kondisi dimana dilakukan penambahan kedalaman pemancangan tiang pancang
tanpa pelaksanaan PDA test terlebih dahulu dan / atau tanpa persetujuan dari Direktur
Kepelabuhanan. Pembayaran biaya tambahan pekerjaan pemancangan dan material
tiang pancang menjadi tanggung jawab pelaksana kegiatan dan tidak diperkenankan
melakukan pembayaran melalui anggaran proyek;

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


V-8
Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Pelabuhan Sangkulirang

Pasal 2
Uji Pembebanan

1. Uji Pembebanan Terhadap Tiang Dengan PDA Test


Test pemancangan (Pile Driving Test) wajib dilaksanakan pada setiap 10 (sepuluh)
persen dari total pemancangan. Jauh-jauh hari sebelum dilaksanakannya test
pemancangan, Kontraktor diharuskan terlebih dahulu melaporkan kepada Manager
Proyek mengenai jadwal pelaksanaan test, untuk diteruskan kepada Konsultan
Perencana.
Test pemancangan tiang harus dihadiri dan disaksikan oleh Pengguna Anggaran,
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana.
Segala biaya yang timbui atas pelaksanaan test pemancangan tiang menjaditanggungan
Kontraktor sepenuhnya.
Tujuan pengujian adalahmenguji daya dukung statis pondasi tiang pancang tunggal
sehingga dapatdievaluasi terhadap daya dukung rencana.
Alat yang digunakan:
a. Pile Driving Analyzer (PDA)
b. Sepasang accelerometer
c. Sepasang strain transducer
d. Kabel utama Kabel penghubung
e. Adaptor
Test pile harus ditempatkan dengan tepat pada lokasi yang ditetapkan oleh Manager
Proyek dan posisinya selalu benar selama pemancangan.Pemancangan harus dilakukan
terus menerus tanpa terhenti pada tahap tahap terakhir dari pemancangan sampai final
set tercapai dan telah melewati kedalaman minimum yang disyaratkan. Hammer yang
dipakai harus sama dengan hammer yang dipakai pada pemancangan semua tiang.
Pelaksana Pekerjaan harus memberikan buku petunjuk mengenai data dan spesifikasi
hammer yang dipakai kepada Manager Proyek.
Prinsip kerja pengujian adalah teori perambatan gelombang pada 1 dimensi (1-D Wave
Propagation) dengan asumsi tiang uniform dan sifat elastis-linier, Pengujian dilakukan
sesuai dengan prosedur pengujian pada ASTM (American Standard Testing &. Materials)
D4945-89.
Pencatatan data regangan dan kecepatan dengan menggunakan strain tranducers dan
accelerometer yang dipasang dibagian atas ring. Pile Driving Analyzer (PDA) akan
mengubah data-data yang tercatat menjadi besaran-besaran tahanan tanah, tegangan
maksimum di dalam tiang selama pemancangan, kinerja hammer dan Hasil PDA test
dibandingkan dengan daya dukung tiang pancang.

2. Penjelasan Khusus
Prinsip kerja:
Fungsi Massa Hammer bila dijatuhkan ke kepala tiang akan membangkitkan gelombang
tegangan yang kemudian menjalar sepanjang badan tiang, Fungsi Sensor Accelerometer
adalah mendeteksi parameter gerakan material akibat perambatan gelombang tegangan
yaitu percepatan partikelnya, yang bila diintegrasikan terhadap waktu akan menjadi
kecepatan partikel (V) yang secara proporsional dapat dikonversi menjadi Gaya (F).
Fungsi Sensor Strain Transducer adalah mendeteksi parameter gerakan material akibat
perambatan gelombang tegangan yaitu regangannya, yang dengan hukum Hooke dapat
dikonversi menjadi gaya (F). Fungsi Alat PDA adalah merekam data (F) & (V) dalam
fungsi waktu, menganalisanya, menampilkannya dalam grafik serta dengan metode Case
– Gofcrie menghitung daya dukung statis tiang serta output turunannya. Hasil Output dari
Alat PDA:

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


V-9
Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Pelabuhan Sangkulirang

Hasil utama yaitu daya dukung statis dari tiang yang diuji.
RSU (Ton) adalah daya dukung statis pondasi tiang khususnya tiang dengan friksi yang
teruji CSX (kg/cm2) adalah tegangan tekan terukur pada material tiang di level sensor
akibat impact. 2,2.4 TSX (Kg/cm2) adalah tegangan tarik terukur pada material tiang di
level sensor akibat impact.

Pasal 3
Pekerjaan Sambungan Las

1. Lingkup Pekerjaan
Pengelasan baja lunak harus dilakukan dengan las lengkung listrik dan harus memenuhi
peryaratan BS 1856 atau JIS Z 3801 dan Z 3841.
Semua pekerjaan las hanya boleh dikerjakan oleh tukang-tukang las yang
berpengalaman yang sedikitnya mempunyai pengalaman enam bulan termasuk
dua buah berturut-turut sebelum bekerja pada pekerjaan dimaksud.
Elektrode las yang digunakan harus mempunyai kuattarik (tensile strength) minimal
sebesar 4920 kg/cm' dan harus memiliki metalurgi yang serupa dengan baja yang akan
dilas.
Pelaksana Pekerjaan harus memberikan daftar kepada Manager Proyek/Pengawas
mengenai tukang-tukang las yang dipekerjakan, nama-nama mereka,
pengalaman kerja dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan. Daftar ini harus
mendapat persetujuan Manager Proyek/Pengawas.
Persetujuan ini tidak membebaskan Pelaksana Pekerjaan dari tanggung-jawabnya untuk
melaksanakan pengelasan yang benar dan untuk memperkecil distorsi pada struktur.
Pelaksana Pekerjaan yang mengerjakan pengelasan pada dasamya harus
memperhatikan sifat mampu las (weldability) material baja dengan berdasar pada 3
aspek pokok :

a. Sifat-sifat kimia, metalurgi dan fisik material


b. Keamanan hasil las sesuai tujuan desain konstruksi.
c. Cara-cara produksi sehubungan dengan metode pengelasan yang dipakai.
Tempat pembuatan las lengkung, peralatan-peralatan dan kelengkapan- kelengkapannya
harus dipakai sesuai persyratanan BS 638 C 9301.
Hasil pengelasan harus sesuai dengan standar AWS D1.1-86 atau BS 5135 "Metal are
welding of carbon and carbon manganese steels".

2. Pemotongan
Bahan-bahan baja harus dipotong dengan akurat dengan mempergunakan oxy-
acetylene. Pemotongan bahan-bahan yang panjang-panjang dan bahan – bahan yang
bengkok harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi perubahan bentuk lebih
lanjut.
Pemotongan tiang pancang yang telah terpancang wajib dilakukan pada elevasi
pemotongan yang sesuai dengan mempertimbangkan kesesuaian gambar desain
rencana dengan hasil pengukuran pasang surut serta bathimetri dan pemetaan ulang.
Pemotongan harus dilakukan dengan didasari tindakan-tindakan untuk mencegah
kerusakan kepala tiang pada saat pemancangan. Kepala tiang harus diberi landasan
selama pemancangan agar tidak langsung terpukul oleh landasan hammer. Kepala tiang
pancang harus dipotong dengan baik dan memenuhi beberapa persyaratan sebagai
berikut :

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


V-10
Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Pelabuhan Sangkulirang

a. Tiang-tiang harus dipotong pada elevasi yang tepat sesuai dengan gambar.
b. Bagian ujung tiang pancang akan tertanam dalam poer(pile cap) minimal 10 cm.
c. Jarak bersih tiang pancang ke sisi luar poer adalah minimal setengah diameter tiang
atau seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. Jika terjadi ketidaktepatan
pemancanagn, maka Pelaksana Pekerjaan harus memperbesar poer sehingga jarak
minimum ini tetap terpenuhi. Segala biaya yang timbul dari ketidaktepatan
pemancangan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesaran dimensi poer ini, Pelaksana
Pekerjaan harus mengajukan permohonan secara tertuliskepada Manager
Proyek/Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
Di atas tiap-tiap tiang pancang akan dibuat poer untuk menyalurkan gaya dari balok ke
tiang pancang yang ukuran-ukuran dan penulangannya seperti ditunjukkan dalam
gambar kerja. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harussudah terpasang
dengan baik, bersih dari kotoran dan pelaksanaan pengecoran harus diperhitungkan
waktunya sedemikian rupa sehingga adukan yang sudah dituangkan tidak terganggu
oleh pasang surut sebelum beton mencapai umur 3 jam.
Apabila terdapat besi-besi bekas angker bekisting atau baja tulangan yang menonjol dari
permukaan beton, maka besi/baja tersebut harus dipotong sedemikian sehingga nantinya
dapat tertanam dan ditutup dengan adukan beton atau material lain yang kedap air
minimal setebal selimut beton.

3. Pengelasan
Cara pengelasan harus disetujui oleh Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
Penyambungan tiang-tiang pipa baja harus dilakukan dengan las yang dilaksanakan
pada tempat pekerjaan las di site dengan cara pengelasan semi automatic seperti
ditentukan dalam JIS Z 3605 dan sesuai dengan gambar. Penyambungan dan perakitan
profil baja untuk ponton adalah dengan las, dimana sambungan las harus memenuhi
ketentuan yang diberikan dalam SNI 03 -1729 - 2002 butir 13.5.
Sebelum pelaksanaan, seluruh permukaan yang akan dilas dan daerah-daerah
sekitarnya harus dibersihkan dari karat, cat, bahan-bahan sisa (slag) dan kotoran-kotoran
lain dan harus dikeringkan dahuiu. Selama pengelasan berlangsung, bahan-bahan yang
akan dilas harus dipegang kuat-kuat dalam posisi yang benar dengan cara pengelasan
"jig" atau "track". Penggunaan tack welding harus dibatasi sampai seminimum mungkin.
Pengelasan pada las tumpul harus dihentikan dengan hati-hati dan teliti dan lubang
antara bagian-bagian yang dillas harus dibuat tepat seperti gambar.
Selama pengelasan, pemberian bahan las dan kecepatannya harus sedemikian
sehingga las berbenyuk V seluruhnya akan terisis dengan bahan-bahan isi. Kekurangan
bahan isi untuk las harus dicegah dan pelaksanaan harus hati-hati, seperti masuknya
slag kedalam las, ketidak sempurnaan center dan retak-retak.
Tiang pancang pipa baja tidak boleh dipancang kembali sebelum suhu permukaan yang
baru dilas turun dibawah 95°C dan sebelum dipastikan bahwa hasil pengelasan telah
memuaskan dengan dilakukan pengujian las.
Kontraktor harus bertanggungjawab untuk memperbaiki las yang tidak memenuhi syarat
seperti keropos, tumpang tindih (overlap), miring, kelebihan atau kurang tebalnya
"throat" atau ukuran. Pengelasan tidak boleh dilakukan pada waktu hujan atau hujan
angin (storm) kecuali pengelasan dengan cara ''pengelasan di dalam air". Pekerjaan las
dalam keadaan cuaca buruk dapat dilakukan dengan persetujuan Manager
Proyek/Pengawas jika telah diambil langkah – langkah pengaman terhadap pengaruh
cuaca buruk.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


V-11
Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Pelabuhan Sangkulirang

4. Penyelesaian permukaan
Bagian yang telah selesai dilas harus bersih dari goresan – goresan, lekukan – lekukan,
sisa – sisa bahan las dan cacat – cacat lain yang ada selama pelaksanaan. Setiap
pekerjaan perbaikan harus dilakukan pada tanah yang rata, bersih, baik. Pekerjaan
perbaikan las tidak boleh lebih pendek dari 5 cm termasuk random arc strikes
Semua pengelasan harus mencapai sudut – sudut dari bagian – bagian yang dilas.
Jika menurut pandangan Manager Proyek/Pengawas bagian – bagian yang dilas
mempunyai kesalahan – kesalahan geometric yang akan menimbulkan penumpukan
tegangan atau “notch effect” karena tidak tepatnya letak las, kontraktor harus
memperbaikinya dengan mengikir.
Perbaikan dengan cara mengulangi las diatasnya, tidak diijinkan. Jika untuk memperbaiki
kesalahan tersebut diatas dianggap perlu menambah las, maka pelaksanaannya harus
mendapat persetujuan Manager Proyek/Pengawas.

5. Pemeriksaan Pekerjaan Las


Pekerjaan Las harus diperiksa atau disaksikan oleh Manager Proyek/Pengawas atau
wakil yang ditunjuknya sesuai dengan persyaratan dalam JIS Z 3146 dan harus
mencakup tapi tidak terbatas hanya pada pemeriksaan visual, test ultrasonic dan tes
radiografik.
Bila amplitudo dari ultrasonic melebihi maksimum yang diijinkan, berarti harus diberikan
"tanda" pada daerah pengelasan, untuk pemerikaan lebih lanjut.
Sambungan pertama harus diuji secara penuhpada seluruh panjang pengelasan untuk
meyakinkan Manager Proyek/Pengawas bahwa pengelasan dengan hasil yang
memuaskan dan memenuhi syarat dapat dilaksanakan.
Bila hasil dari setiap pengujian las tidak sesuai dengan persyaratan, pengujian lebih
lanjut harus dilaksanakan pada dua (2) tempat yang sama pada panjang pipa pancang
dan dalam hal ada kegagalan dari salah satunya atau keduanya, maka hasil tersebut
harus ditolak
Pengawasan visual harus tetap dilakukan meskipun pemeriksaan lain dijalankan juga,
pemeriksaan visual mencakup pengecekan pemasangan sambungan yang dilas, apakah
sudah lurus dan mengikuti persyaratan pekerjaan las mengenai sudut-sudut lekukan,
permukaan-permukaan bagianyang dilas dan bagian-bagian yang terbuka. Manager
Proyek/Pengawas dapat memerintahkan setiap sambungan las untuk diperiksa dan
ditest dengan cara radiografik atau ultrasonic yang disetujui, jika test seperti tersebut
diatas dianggap perlu olehnya. Dalam hal ini, Kontraktor harus mempersiapkan segala
sesuatunya agar test bisa dilaksanakan.

Pasal 4
Pengecatan Proteksi Tiang Pancang Baja

1. Pembersihan
Pengecatan proteksi yang akan diuraikan disini menyangkut semua bahan dan peralatan
dari baja seperti bollard, rantai-rantai baja, tangga-tangga dan peralatan baja lain yang
akan dipakai pada konstruksi dermaga dan peralatan navigasi.
Sebelum dicat, benda-benda baja harus dibersihkan dari karat dengan sikat kawat atau
dengan alat-alat lain. Semua benda-benda yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai
dengan petunjuk-petunjuk dari pabrik cat atau seperti yang dijelaskan dalam, spesifikasi
ini. Pekerjaan las harus dibersihkan dari sisa-sisa las dan percikan-percikan las harus
dibersihkan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


V-12
Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Pelabuhan Sangkulirang

Semua permukaan lubang yang dapat berkarat, harus dicat sesuai dengan spesifikasi ini,
kecuali permukaan yang tidak tampak seperti terendam di dalam air, tertanam di dalam
tanah, tertanam di dalam beton dan digalvanis.
Spesifikasi ini hanya mengatur pengecatan untuk konstruksi sipil. Sehubungan dengan
konstruksi yang akan dicat berada di lingkungan pantai, maka klasifikasi korosi adalah
kelas 3 (berdasarkan Swedish Standard).
Pekerja yang dilibatkan dalam persiapan permukaan dan pengecatan harus yang telah
berpengalaman.

2. Bahan
Bahan cat untuk lapisan pelindung yang mencegah karat, harus dihasilkan dari pabrik
pembuat cat yang telah dikenal, terdaftar dalam vendor list dan produknya memenuhi
standard SII atau setara dan disetujui Manager Proyek.
Sistem pengecatan adalah tradisionil dengan lapisan bahan cat sebagai berikut .
a. Lapis I 40 mikron Red Lead Primer yang cepat mengering
b. Lapis II 40 mikron Red Lead Primer lagi yang cepat mengering
c. Lapis III 40 mikron Marine Undercoat
d. Lapis IV 35 mikron Marine Enamel
e. Lapis V 35 mikron Marine Enamel
f. Tebal total adalah minimal 190 mikron.
Warna Marine Enamel akan ditentukan oleh Manager Proyek.
Pelaksana Pekerjaan dapat saja mengajukan usulansistim pengecatan laindan
penggunaannya harus dengan persetujuan Manager Proyek.

3. Peralatan
a. Pengaduk cat: harus dipergunakan alat pengaduk cat mekanis untuk mengaduk cat.
Tetapi dengan persetujuan Manager Proyek pada keadaan luar biasa dimana volume
cat yang diaduk tidak banyak, maka pengadukan dapat dilakukan dengan tangan
(manual).
b. Kompresor : untuk menghasilkan udara bertekanan yang dimanfaatkan untuk
pembersihan blast pasir atau menggerakkan alat alat pneumatic dalam persiapan
permukaan untuk pengecatan.
c. Tekanan udara yang dihasilkan harus cukup untuk keperluan tersebut.
d. Sapu/kuas & Penggelinding (roller): untuk pengecatan, penggelinding dipakai untuk
pemberian cat pada permukaan yang luas, sedang kuas untuk bagian permukaan
yang sempit atau bulat, ukuran kuas harus bermacam macam sesuai dengan
keperluannya.
e. Sikat Kawat dan Hampelas : untuk membersihkan permukaan yang kurang bersih
pada persiapan permukaan pertama atau permukaan yang menjadi kotor kembali.
Semua peralatan harus dijaga untuk selalu dalam keadaan bersih dan siap pakai.

4. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan Cat


Bahan cat yang dikirimkan ke lokasi proyek, harus masih dalam kemasan asli dari pabrik
pembuatnya dan tersegel. Kemasan asli harus mencantumkan spesifikasi jenis cat dan
petunjuk pemakaiannya dengan jelas.
Bahan cat yang segel kemasannya rusak, tidak akan diterima, tetapi bukan berarti bahan
cat yang masih rapi tersegel dalam kemasannya pasti diterima. Bahan cat akan diperiksa

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


V-13
Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Pelabuhan Sangkulirang

kembali, sesaat sebelum penggunaanya. dan jika ternyata ada yang rusak, maka akan
ditolak penggunaannya.
Pengiriman bahan cat, harus dalam jumlah secukupnya untuk suatu kebutuhan
pengecatan tertentu agar kesinambungan pengecatan dapat terpelihara.
Penyimpanan bahan cat dan bahan pengencernya, harus ditempat yang sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuat cat.
Sehubungan sifat bahan cat yang mudah terbakar, makatempat penyimpanan harus
diberi tanda-tanda pengamanan yang jelas.
Semua kemasan bahan cat harus rapat, sampai saatnya dibuka untukdipergunakan.
Bahan cat dalam satu kemasan, sebaiknya dipergunakan sampai habis. Dalam keadaan
luar biasa, dimana permukaan bidang pengecatan sangat kecil sehingga tidak
menghabiskan satu kemasan cat, maka bahan cat dapat disimpan kembali didalam
kemasan aslinya dan ditutup rapat rapat.
Bahan cat ini, jika masih baik, dapat dipergunakan kembali dan harus dipergunakan
terlebih dahulu pada kesempatan pengecatan berikutnya.
Bahan cat yang kadaluwarsa, tidak boleh dipergunakan dan harus segera disingkirkan
dari lokasi proyek.
Semua kerusakan bahan cat, karena kegagalan dalam penyimpanannya, harus segera
disingkirkan juga dan secepatnya diganti dengan bahan yang baru dalam tanggungan
Kontaktor sepenuhnya.

5. Jaminan Kualitas Cat


Pelaksana Pekerjaan harus menjamin bahwa pabrik pembuat bahan cat selalu bersedia
mengeluarkan sertifikat hasil uji dari bahan cat yang dikirim ke proyek ini.
Pabrik pembuat juga harus dapat menjamin bahwa kualitas catnya akan sesuai dengan
spesifikasinya jika tata cara persiapan permukaan dan pengecatannya sudah mengikuti
petunjuk pabrik pembuat.
Pelaksana Pekerjaan setiap saatdiminta, harus dapat mengusahakan sertifikat hasil uji
bahan cat.
Petunjuk tata cara penyimpanan cat dan pengecatan yang berupa tulisan, harus tersedia
untuk sewaktu waktu dapat diperiksa oleh Manager Proyek.

6. Persiapan Permukaan
Kampuh las harus digerinda licin, terak las harus diketuk lepas, demikian pula terak karat
harus dibersihkan dengan ketukan palu ringan sebelum pembersihan blast pasir.
Permukaan yang sudah dibersihkan, harus dilindungi dan dihindari dari bahan bahan
yang korosif seperti asam atau garam garam. Semua kotoran dan karat yang masih
tertinggal pada proses pembersihan sebelumnya dan atau terkotori kembali,harus
dibersihkan sebelum pengecatan.
Sebaiknya permukaan yang sudah dibersihkan sampai tingkat yang disyaratkan (Sa 2
1/2 atau St 2), segera dicat dasar (primer) untuk mencegah pengkaratan kembali.
Permukaan yang sudah mulai dicat, harus dijaga agar tetap bersih untuk proses
pengecatan berikutnya.
Permukaan yang memang direncanakan tidak menerima penyelesaian pengecatan,
harus ditutup agar tidak terkena cat.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


V-14
Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Pelabuhan Sangkulirang

7. Pencampuran dan Pengenceran


Pencampuran bahan cat, sedapatnya dihindari.
Dalam keadaan luar biasa dan dengan persetujuan Manager Proyek, bahan cat boleh
dicampur. Pencampuran bahan cat harus diantara jenis cat yang sama dan sesuai
dengan petunjuk khusus pencampuran cat dari pabrik pembuatnya.
Persetujuan Manager Proyek ataspencampuran bahan cat, tidak melepas Pelaksana
Pekerjaan dari tanggung jawab terhadap kualitas bahan cat yang dicampur tersebut.
Jika terbukti bahwa akibat pencampuran tersebut, bahan cat berubah dari spesifikasi
asalnya, maka Pelaksana Pekerjaan harus menyingkirkan bahan cat tersebut dari lokasi
proyek dan menggantikannya dengan bahan yang baru.
Pengenceran bahan cat hanya boleh dilakukan dalam keadaan luar biasa dimana
diperlukan penyesuaian kekentalan untuk pengecatan atau tata cara pengecatannya.
Bahan pengencer, harus yang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat bahan cat.

8. Batasan Kondisi Lingkungan dan Cuaca


Pekerjaan pengecatan tidak boleh dilakukan pada keadaan lingkungan/cuaca sebagai
berikut:
a. Udara berkabut,
b. Temperatur lingkungan lebih rendah dari 5oC,
c. Kecepatan angin terlalu tinggi sehingga menyebabkan bahan cat yang baru diulaskan,
terhembus lepas dari permukaan pengecatannya,
d. Hujan atau berdebu dimana permukaan yang akan dicat langsung terpengaruh
menjadi basah atau kotor karena berada diudara terbuka,
e. Keadaan lingkungan/cuaca yang menurut pandangan Manager Proyekakan
mengganggu pekerjaan pengecatan dan menurunkan kualitas akhir perlindungan cat
terhadap permukaan.
f. Hal hal diatas tidak berlaku seandainya Pelaksana Pekerjaan dapat mengusahakan
tempat berupa ruangan tertutup dimana pengecatan dapat dilakukan dalam
lingkungan yang ideal.

9. Pengecatan
Setelah bagian yang akan dicat diperiksa kebersihannya oleh Manager
Proyek/Pengawas, maka bagian luar dari bahan-bahan baja tersebut akan dicat dengan
cat anti karat sebagai berikut:
CAT DASAR CAT LUAR

Macam cat UnFouling Marine Use (AF MU) UnCerosif Marine Use (AC MU)
Jumlah Lapisan 2 2

Bahan cat harus dipersiapkan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatannya.


Lapisan pengecatan harus tipis dan menerus dengan ketebalan yang seragam.
Pengecatan lapisan berikutnya, harus menunggu selang waktu minimum yang diberikan
pada petunjuk pengecatan dari pabrik pembuatnya.
Semua permukaan/bagian yang perlu dicat, harus terlapisi cat sesuai dengan urutan
urutan lapisan pengecatan. Pengecatan harus dilakukan 3 kali dan tebal lapisan cat
setelah kering minimum 0,3 mm. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, contoh-contoh cat

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


V-15
Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Pelabuhan Sangkulirang

dan nama pabriknya harus disampaikan kepada Manager Proyek /Pengawas untuk
mendapat persetujuannya.
Warna dari lapisan terakhir harus sesuai dengan perintah Manager Proyek / Pengawas.
Jika dalam proses pengecatan, tampak terjadi kegagalan misalnya dalam hal
keseragaman bahan cat dan pengeringannya, kemudian pengecatan dihentikan oleh
Pelaksana Pekerjaan, maka Pelaksana Pekerjaan harus membuat laporan tertulis
kepada Manager Proyek.
Pengulangan proses pengecatannya kembali pada bagian yang gagal ini, menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
Pada bagian permukaan dimana akan dilakukan pengelasan atau pekerjaan
penyesuaian lapangan lainnya, tidak perlu dicat terlebih dahulu sejauh 15 cm dari tempat
pengelasan atau pekerjaan tersebut. Bagian ini harus dicat (setelah pekerjaan
penyesuaian selesai) sesuai dengan spesifikasi pengecatan ini atau spesifikasi lain yang
disetujui Manager Proyek, dengan minimal lapis tindih (overlap) sejauh 50 cm terhadap
permukaan yang sudah dicat.
Bagian konstruksi yang difabrikasi dibengkel, sebelum diangkut ke lokasi proyek untuk
dipasang, harus dibersihkan dengan blast pasir sampai tingkat kebersihan Sa 2 1/2 dan
diprimer satu lapis yang sesuai dengan spesifikasi ini atau spesifikasi lain yang disetujui
Manager Proyek.
Hasil pengecatan lapis demi lapis harus licin atau sesuai dengan contoh hasil permukaan
pengecatan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya jika dipakai spesifikasi lain yang
telah disetujui Manager Proyek.
Setiap lapis hasil pengecatan akan diukur ketebalannya dengan mikrometer dan atau
magnetic thickness gauge.
Peralatan pengukuran ketebalan cat ini harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan.
Kekurangan tebal pelapisan cat harus diperbaiki oleh Pelaksana Pekerjaan dengan
melakukan pengecatan lagi.

10. Pengeringan
Bahan cat yang dicatkan harus diberi kesempatan mengering dalam kondisi lingkungan
yang baik.
Tidak boleh ada lapisan cat yang dikeringkan secara paksa, misalnya dengan
dipanaskan atau diberi campuran zat untuk mempercepat pengeringan.
Hujan, debu, percikan air laut dan kotoran lainnya, jangan sampai mengotori permukaan
yang baru dicat sampai cat mengering secukupnya (kering sentuh) yang ditentukan
sesuai petunjuk dari pabrik pembuat.

Pasal 5
Kepala Tiang & Poer(Pile Cap)

1. Pemotongan harus melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah kerusakan kepala


tiang pada saat pemancangan. Kepala tiang harus diberi landasan selama pemancangan
agar tidak langsung terpukul oleh landasan hammer. Tiang pancang yang lebih dari
elevasi rencana dipotong dengan baik dan memenuhi beberapa persyaratan sebagai
berikut:
a. Tiang-tiang harus dipotong pada elevasi yang tepat sesuai dengan gambardan untuk
menghindari keretakan pada kepala tiang, pemotongandilakukan dengan alat
(gergaji besi).
b. Bagian ujung tiang pancang akan tertanam dalam poer (pile cap) minimal10cm

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


V-16
Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Pelabuhan Sangkulirang

c. Jarak bersih tiang pancang ke sisi luar poer adalah minimal setengah diameter tiang
atau seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. Jika terjadi ketidaktepatan
pemancanagn, maka Pelaksana Pekerjaan harus memperbesar poer sehingga jarak
minimum ini tetap terpenuhi. Segala biaya yang timbul dari ketidaktepatan
pemancangan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesaran dimensi poer ini, Pelaksana
Pekerjaan harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Manager
Proyek/Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
2. Di atas tiap-tiap pancang pancang akan dibuatkan poer untuk menyalurkan gaya dari
balok ketiang pancang yang ukuran-ukuran dan penulangannya seperti ditunjukkan
dalam gambar kerja.
3. Mengingat bagian bawah poer berada pada elevasi pasang-surut maka Pelaksana
Pekerjaan harus menyiapkan metode kerja dan bentuk bekistinguntuk pengecoran yang
kedap air dan mudah dilaksanakan.
4. Pekerjaan pembuatan poer harus meliputi paling tidak hal-hal sebagai berikut :
a. Tiang pancang harus dipotong pada elevasi sesuai dengan gambar rencana dimana
ujung tiang pancang pada elevasi tersebut harus dalam kondisi baik.
b. Bagian ujung tiang pancang yang tertanam dalam poer (pile cap) minimal 10 cm.
Jarak tepi luar tiang pancang dengan tepi luar pile cap minimal 20 cm atau sesuai
gambar rencana.
c. Apabila terjadi penyimpangan posisi tiang pancang akibat kesalahan pemancangan,
maka Pelaksana Pekerjaan harus memperbesar dimensi pile cap sehinggajarak
minimal ke tepi luar tersebut di atas terpenuhi. Semua biaya yang terjadi untuk itu
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Dalam hal ini Pelaksana Pekerjaan
harus meminta persetujuan terlebih dahulu kepada Manager Proyek/Pengawas.
d. Tulangan-tulangan pokok dan tulangan tambahan tiang pancang yang akan dijadikan
tulangan penyaluran tegangan harus tertanam dalam poer sesuai gambar rencana.
5. Sebelum melakukan pengecoran adukan semua tulangan harus sudahterpasang
dengan baik, bersih dari kotoran dan pelaksanaan pengecoranharus diperhitungkan
waktunya sedemikian rupa sehingga adukan yangsudah dituangkan tidak terganggu
oleh pasang surut sebelum beton mencapai umur 3 jam.
6. Apabila terdapat besi-besi bekas angker bekisting atau baja tulangan yang menonjol dari
permukaan, maka besi/baja tersebut harus dipotong sedemikian sehingga nantinya dapat
tertanam dan ditutup dengan adukan beton material yang kedap air minimal setebal
selimut beton.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


V-17

Anda mungkin juga menyukai