Anda di halaman 1dari 34

BAHAN AJAR

DISEMINASI DAN SOSIALISASI KETEKNIKAN


BIDANG PLP SEKTOR DRAINASE

MODUL 13
PROSEDUR PELAKSANAAN
PEKERJAAN BANGUNAN KHUSUS
halaman kosong
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. i


DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... ii
PROSEDUR PELAKSANAAN BANGUNAN KHUSUS ....................................................... 613
1 UMUM .............................................................................................................................. 613
2 TATA CARA PELAKSANAAN KONSTRUKSI PINTU AIR ....................................... 613
2.1 Pendahuluan .............................................................................................................. 613
2.2 Persyaratan dan Lingkup Pelaksanaan Konstruksi .................................................... 613
2.2.1 Umum ................................................................................................................ 613
2.2.2 Kriteria Teknis Pelaksanaan Konstruksi ........................................................... 614
2.3 Cara Pengerjaan......................................................................................................... 615
2.3.1 Tahapan pelaksanaan konstruksi ....................................................................... 615
2.3.2 Pekerjaan sipil (struktur pintu) .......................................................................... 617
2.3.3 Pekerjaan mekanikal pintu air ........................................................................... 623
2.3.4 Cara pembayaran ............................................................................................... 626
2.3.5 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) ...................... 626
2.3.6 Penutup .............................................................................................................. 631
3 TATA CARA PELAKSANAAN KONSTRUKSI STASIUN POMPAAIR .................... 632
3.1 Pendahuluan .............................................................................................................. 632
3.2 Persyaratan Teknis dan Lingkup Konstruksi............................................................. 632
3.2.1 Umum ................................................................................................................ 632
3.2.2 Kriteria Teknis Pelaksanaan Konstruksi ........................................................... 633
3.3 Cara Pengerjaan......................................................................................................... 634
3.3.1 Tahapan Pelaksanaan Konstruksi ...................................................................... 634
3.3.2 Pekerjaan Sipil (rumah pompa dan kolam detensi) ........................................... 636
3.3.3 Prosedur pengadaan pompa ............................................................................... 640
3.3.4 Pekerjaan Elektrikal .......................................................................................... 640
3.3.5 Pekerjaan Saringan Sampah Otomatis .............................................................. 641
3.3.6 Uji Coba Bangunan Pompa Air ......................................................................... 641
3.3.7 Penutup .............................................................................................................. 642
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 642

i
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema Pelaksanaan Konstruksi Pintu Air .......................................................... 616


Gambar 2.2. Bagan Alir Pekerjaan Penimbunan dan Pemadatan ........................................... 619
Gambar 2.3. Penerapan SMK3 Dalam Proyek Konstruksi ..................................................... 627
Gambar 2.4. Organisasi dan Personil Inti K3L ....................................................................... 627

ii
PROSEDUR PELAKSANAAN BANGUNAN
KHUSUS

1 UMUM

2 TATA CARA PELAKSANAAN KONSTRUKSI PINTU AIR

2.1 Pendahuluan

Pelaksanaan konstruksi adalah tahapan pembangunan fisik pintu air yang meliputi: pekerjaan
sipil dan arsitektural, mekanikal dan elektrikal bangunan pintu air. Tahapan ini dilaksanakan
sesudah penyusunan dokumen perencanaan teknis terinci pintu air yang termasuk didalamnya
kegiatan sosialisasi kepada masyarakat (PKM) dan pembebasan lahan.
Ruang lingkup kegiatan terdiri dari ketentuan dan cara pelaksanaan pembangunan fisik pintu air
baik pekerjaan sipil, mekanikal, elektrikal maupun arsitektural.

2.2 Persyaratan dan Lingkup Pelaksanaan Konstruksi

2.2.1 Umum

Beberapa ketentuan umum yang terkait pelaksanaan konstruksi pintu air, antara lain:
1) Pelaksanaan pekerjaan konstruksi mulai dari tahap persiapan (preconstruction), pelaksanaan
(construction) dan commissioning test;
2) Lingkup pelaksanaan pekerjaan konstruksi antara lain:
(1) Penyediaan gambar desain;
(2) Persiapan lapangan;
a. pembuatan metode pelaksanaan dan rencana kerja dengan metode aman dan
bersih (clean construction);
b. program dan jadwal pekerjaan;

613
c. pembuatan gambar kerja (shop drawing) dan perubahan desain bila terjadi
perbedaan dengan lapangan;
d. mendirikan bangunan kantor dan gudang (direksi keet);.
e. mobilisasi peralatan dan tenaga kerja;
f. pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/Quality Control dan Quality
Assurance/QA-QC.
g. perizinan dan pengaturan lalu lintas (bila diperlukan);
h. penelahaan spesifikasi teknis;
i. pengukuran peil;
j. memasang bouwplank untuk profil dan batas-batas bangunan;
(3) Membuat temporary coffering atau pekerjaan kisdam/diversion channel, serta
melakukan pemompaan air/pengeringan (dewatering) pada bagian pekerjaan yang
memerlukan;
(4) Pekerjaan tanah dan pekerjaan pondasi;
(5) Pekerjaan sipil: pekerjaan saluran, bangunan pelengkap dan bangunan penunjang;
(6) Pekerjaan mekanikal dan elektrikal;
(7) Pembongkaran Kisdam dan penutupan Diversion Channel serta pemulihan/rehabilitasi
lokasi;
(8) Uji coba lapangan fungsi pintu air dan pengujian mutu;
(9) Pembuatan as built drawing;
(10) Serah terima pekerjaan.
3) Persyaratan dalam uji coba pintu air:
(1) Pelaksanaan uji coba dilakukan dilapangan setelah instalasi;
(2) Pembahasan pelaksanaan uji coba pintu air lebih dititikberatkan pada kegiatan uji coba
fungsi pintu air sebelum diserahkan kepada pihak Direksi Teknik.

2.2.2 Kriteria Teknis Pelaksanaan Konstruksi

1) Kriteria teknis pintu air


Kriteria teknis pembangunan pintu air meliputi:

614
(1) Teknik pemasangan pintu air agar tidak terjadi kerusakan ketika instalasi;
(2) Uji pintu air yang telah terpasang;
(3) Prosedur keselamatan pekerja (standar keselamatan);
(4) Peralatan yang digunakan tergantung dari besar kecilnya pekerjaan pintu air.

2) Kriteria non teknis pintu air


Kriteria non teknis dari pembangunan pintu air meliputi:
(1) Pengaturan lalu lintas saat pembangunan, mengingat proyek pemasangan pintu air pasti
akan mengganggu lalu-lintas;
(2) Hubungan antar instansi terkait seperti dinas terkait, kepolisian serta stakeholder di
masyarakat dalam rangka melancarkan proses pembangunan pintu air.

2.3 Cara Pengerjaan

2.3.1 Tahapan pelaksanaan konstruksi

Pelaksanaan pembangunan pintu dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana yang meliputi:


1) Pre construction meeting antara penyedia jasa konstruksi dengan pengguna jasa;
2) Review desain, sebagai tindakan pemeriksaan terhadap hasil perencanaan;
3) Administrasi proyek, yang meliputi pembuatan jadwal pelaksanaan proyek, penyelesaian
ijin ke stakeholder, dll;
4) Pembuatan shop drawing dan metode konstruksi;
5) Pekerjaan persiapan, meliputi koordinasi dengan stakeholder terkait, pembuatan papan
nama proyek, pembuatan pagar proyek, pembuatan direksi keets, pembuatan gudang dan
instalasi listrik;
6) Pekerjaan pendahuluan, meliputi pengukuran lokasi, penetapan benchmark, pembuatan
uitzet bouwplank;
7) Pekerjaan kisdam (cofferdam) dan pengeringan dengan pembuatan saluran pengelak
(diversion channel);
8) Pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan untuk saluran peralihan;
9) Pekerjaan pengurugan tanah untuk pondasi;
10) Pekerjaan pasangan batu, terdiri dari pasangan pondasi batu kali dan dudukan pintu apabila
terbuat dari pasangan batu;
11) Pekerjaan plesteran untuk menghaluskan permukaan bangunan dan menahan dari cuaca;
12) Pekerjaan beton untuk dudukan pintu;
13) Pembuatan pintu air;
14) Instalasi pintu air;

615
15) Pekerjaan pengecatan/pelumasan;
16) Penutupan diversion channel;
17) Pembuatan as built drawing;
18) Operasi dan pemeliharaan setelah konstruksi berakhir. atau secara skematis dapat dilihat
pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Skema Pelaksanaan Konstruksi Pintu Air

616
Dalam melaksanakan semua pekerjaan yang didefinisikan dalam RKS, penyedia jasa konstruksi
wajib mengikuti semua ketentuan yang ada dalam spesifikasi teknis pekerjaan.

2.3.2 Pekerjaan sipil (struktur pintu)

1) Pekerjaan pendahuluan
Terdiri dari pekerjaan persiapan, pekerjaan sementara, dan seluruh kegiatan yang
dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi selain pekerjaan permanen, antara lain:
(1) mobilisasi dan demobilisasi;
(2) pengadaan fasilitas kerja untuk wakil pemberi kerja dan penyedia jasa konstruksi,
bengkel, stok barang lapangan terbuka dan fasilitas lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan;
(3) pembuatan jalan akses sementara dan/atau pengalihan;
(4) pekerjaan fasilitas bongkar muat;
(5) perencanaan lokasi kerja;
(6) survei dan pengukuran sebelum pekerjaan;
(7) survei dan pengukuran selama pekerjaan berlangsung;
(8) survei dan pengukuran pada saat pekerjaan selesai dilaksanakan;
(9) pengawasan dan kepastian kuaslitas/QA/QC;
(10) sampling dan monitoring kualitas material. Untuk bangunan pintu air skala besar
membutuhkan tes material, yaitu: Tes air dan slump beton/water (slump test) dan Tes
tekan kubus beton (concrete cube test);
(11) pembersihan lapangan dan/atau pembongkaran semua penghalang (puing, tanaman,
dsb);
(12) dewatering area selama pelaksanaan dan membuat segala perlindungan yang
diperlukan terhadap kerusakan dan kemunduran;
(13) pekerjaan lain yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.

2) Pekerjaan pengukuran
Seluruh pengukuran topografi harus dilaksanakan dengan ketentuan di bawah ini:
(1) Ketelitian pengukuran jarak vertikal 0.01 m;
(2) Ketelitian pengukuran jarak horisontal 0.01 m.
Interval antar titik pengukuran antara 5-25m, dimana beda tinggi antar titik pengukuran
maksimal 5m.

617
Sebagai titik acuan utama atau titik ikat untuk semua bagian pekerjaan di proyek, dapat
menggunakan Benchmark (BM) dari Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Pertanahan
Nasional maupun BM yang dimiliki Satker PPLP atau dinas PSDA.
Survei topografi harus dilakukan sebelum, dalam masa dan setelah konstruksi untuk
menunjukkan aktual alinemen, profil memanjang dan melintang dari seluruh ketinggi titik-
titik pada permukaan tanah, dasar laut, bantaran sungai, dinding penahan, struktur pintu air,
struktur tanggul, drainase, dan struktur lainnya.

3) Pekerjaan tanah
Lingkup pekerjaan tanah adalah sebagai berikut:
(1) Penggalian;
(2) Penimbunan;
(3) Pemadatan tanah.
Sebelum memulai pekerjaan tanah, penyedia jasa konstruksi harus mengajukan suatu
metode kerja yang komprehensif kepada wakil pemberi kerja yang terdiri dari aspek di
bawah ini:
(1) peralatan yang digunakan meliputi jumlah dan kapasitas;
(2) metode pergerakan/manuver alat;
(3) metode cut and fill disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan desain;
(4) metode dewatering;
(5) pengadaan akses jalan sementara;
(6) metode penanganan dan pengangkutan material galian dan timbunan;
(7) Metode dan sistem yang digunakan harus disetujui oleh wakil pemberi kerja.

Pekerjaan galian tanah sekurang-kurangnya mengatur pekerjaan penggalian tanah,


pekerjaan dewatering, pemeliharaan stabilitas lereng, pengangkutan tanah, pengisian tanah
di area reklamasi, spesifikasi tanah yang dapat digunakan untuk pekerjaan konstruksi,
metodologi pemadatan, serta penyedia jasa konstruksi harus mengukur posisi vertikal dari
lapisan timbunan dan melakukan pemantauan penurunan dan tekanan air pada lapisan tanah
dibawah area reklamasi.
Secara sederhana penimbunan dan pemadatan dapat divisualisasikan seperti dapat dilihat
pada Gambar 2.2.

4) Pekerjaan pemancangan tiang pada pintu air

618
(1) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan tiang, termasuk pengadaan, pemancangan, dan
kegiatan lain yang dibutuhkan setelah pemancangan tiang beton prategang dan spun pile
pra tegang yang membentuk tembok penangan pada daerah reklamasi;
(2) Penyedia jasa konstruksi harus menyediakan metodologi pemancangan sebelum mulai
bekerja;
(3) Dalam spesifikasi teknik sekurang-kurangnya mengatur: persyaratan tiang, pabrikasi
tiang, penyimpanan, penanganan, dan pengangkutan tiang, metodologi pemancangan,
toleransi dalam pemancangan, penolakan pekerjaan tiang, pengujian tiang dan
pembayaran

Gambar 2.2. Bagan Alir Pekerjaan Penimbunan dan Pemadatan

619
5) Pekerjaan beton
Pekerjaan beton yang dimaksud adalah pekerjaan konstruksi beton yang berhubungan
dengan pekerjaan struktur pintu air dan fasilitasnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan beton antara lain gambar kerja/shop
drawing, komposisi dan mutu beton, metodologi dan pengujian beton.

6) Pekerjaan pemancangan sheet pile beton


Pekerjaan sheet pile dibahas pada bab ini termasuk Prestressed Concrete Corrugated Sheet
Piles (PCCSP) yang membentuk pondasi dari tembok penahan pada daerah reklamasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain persyaratan tiang, dokumendokumen yang harus
diajukan sebelum pelaksanaan (meliputi prosedur pemancangan, quality control pabrikan
precast, gambar kerja, metodologi, uji laporan, dan sertifikat), jaminan kualitas, metodologi
pengiriman, penyimpanan dan penanganan, peralatan serta cara pembayaran).

7) Pekerjaan struktur baja


Pekerjaan ini mencakup pengadaan material, tenaga kerja dan pemasangan serta
pelaksanaan konstruksi baja, yang berhubungan dengan balok baja dan struktur rangka yang
sesuai dengan gambar.
Pekerjaan termasuk pengadaan material, tenaga kerja, dan peralatan yang diperlukan untuk
melaksanakan seluruh pekerjaan fabrikasi dan pemasangan dari struktur baja baik yang
disebutkan dalam bab ini atau yang terdapat pada bagian lain dokumen ini.
Material harus memenuhi ketentuan yang disebutkan disini. Semua baut harus dibuat dari
baut baja mutu tinggi (High strength Bolt). Pekerjaan lubang baut untuk sambungan,
angkur, support, bracing dan segala pekerjaan lain yang dilaksanakan meskipun tidak
dinyatakan secara jelas di dalam item pekerjaan di rencana anggaran biaya harus termasuk
di dalam harga satuan penyedia jasa konstruksi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain standar acuan, prosedur umum (sampel dan mill
testing, gambar kerja, pemeriksaan dan test, penanganan dan penyimpanan material,
prosedur pemasangan, persyaratan material, pelaksanaan pabrikasi (persyaratan untuk
bengkel kerja baja, spesifikasi pengelasan, material pengelasan, pengelasan konstruksi,
sambungan, pengujian dan inspeksi, dan pengangkutan ke lokasi), persyaratan konstruksi
(instalasi, pelapisan/ pengecatan untuk perlindungan, standar acuan pemasangan struktur
baja, prosedur umum pemasangan struktur baja, pengangkatan, persyaratan kondisi
lingkungan, ketentuan untuk pemasangan, pemasangan baut, pekerjaan pelapisan galvanis,
pengecatan dan inspeksi), hingga persyaratan
material yang dipakai.

620
8) Pekerjaan metal dan logam lain
Pekerjaan dalam spesifikasi ini terdiri dari penyediaan tenaga kerja, material dan kinerja
dari seluruh pekerjaan yang dibutuhkan untuk memasang pekerjaan baja atau logam lain
dengan hubungannya pada non-struktural dan arsitektural sesuai dengan yang diindikasikan
pada gambar.

9) Pekerjaan Kayu Kasar


Pekerjaan kayu kasar meliputi:
(1) Pekerjaan elemen non structural, tembok, dan rangka atap (atap rumah pintu air);
(2) Tembok dan lembaran atap;
(3) Bingkai partisi kayu;
(4) Perawatan untuk keawetan kayu.

Hal-hal perlu diperhatikan antara lain standar acuan, spesifikasi material dan persyaratan
konstruksi.

10) Pekerjaan waterproofing


Pekerjaan ini termasuk pengadaan material, tenaga kerja, peralatan dan pemasangan
waterproofing, yang termasuk dalam item pekerjaan waterproofing adalah sebagai berikut:
(1) waterproofing horizontal (pada slab) dan vertikal (pada dinding);
(2) mengisi celah yang ada dengan material tahan air;
(3) memasang kerah, klem, ring, dan material lain sejenis untuk pipa, konduit, atau bagian-
bagian struktur;
(4) penetrasi;
(5) pelaksanaan struktur beton yang mungkin memerlukan lapis tahan air dengan kontak
langsung ke tanah atau lingkungan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain gambar kerja, material, ketentuan konstruksi
(pemasangan, perlindungan, garansi dan quality control lapangan).

11) Pekerjaan waterproofing sistem cair (fluid applied waterproofing)


Pengadaan material dan pemasangan waterproofing sistem cair hanya untuk permukaan
yang tidak memiliki kontak langsung dengan tanah.

621
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain lingkup pekerjaan, acuan, dokumen-dokumen
yang harus diajukan, kondisi lapangan, pelaksanaan dan quality control lapangan.

12) Pekerjaan pintu baja


Pekerjaan pintu baja termasuk pengadaan material, tenaga kerja, perkakas kerja, peralatan,
perakitan, dan pemasangan pintu baja dan kusen.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain standar acuan, prosedur umum sampel dan data
teknis, gambar kerja, persyaratan material, ketentuan konstruksi, pemasangan dan
pengecatan.

13) Pekerjaan pasangan batu kali


Pekerjaan ini terdiri dari pasangan batu untuk dinding penahan, dinding partisi, gorong-
gorong, pondasi menerus, saluran, termasuk pengadaan material, tenaga kerja, dan seluruh
pekerjaan lain seperti penggalian, perataan tanah, dan sebagainya agar pasangan batu dapat
dilaksanakan sesuai dengan garis, potongan dan ukuran seperti yang terdapat pada gambar
dokumen lelang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain standar acuan, prosedur umum sampel material,
pemeriksaan dan testing, material, dan ketentuan konstruksi.

14) Pekerjaan mortar semen dan plesteran


Pekerjaan ini terdiri dari suplai tenaga kerja, material dan peralatan dan pelaksanaan seluruh
pekerjaan mortar semen. Pekerjaan ini termasuk plesteran dinding, grouting pasangan batu,
pengisian sambungan, grouting dan pemasangan lapis anti air/waterproof dengan material
khusus. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan garis yang benar, kemiringan dan
kelurusan seperti yang terdapat pada gambar atau yang ditentukan oleh wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain standar acuan, prosedur umum sampel material,
pemeriksaan dan testing, material, dan ketentuan konstruksi, serta metodologi pelaksanaan.

15) Pekerjaan pengecatan


Pekerjaan ini terdiri dari sebagai berikut:
(1) Pelaksanaan seluruh pekerjaan pengecatan baik yang dilaksanakan di bengkel kerja
ataupun di lapangan baik untuk bagian struktur ataupun non struktur dari gedung.
Pengecatan berupa pengecatan pada kayu, baja, beton, dinding dengan plesteran dll,
termasuk seluruh permukaan yang ditentukan pada gambar dan/atau sesuai dengan yang
diinstruksikan oleh wakil pemberi kerja;

622
(2) Pekerjaan antara lain pengadaan tenaga kerja, pengadaan material cat, perancah-
perancah, perkakas dan peralatan yang digunakan untuk pengecatan. Pekerjaan
pengecatan dari lapis ke lapis hingga perawatan, selain itu pekerjaan harus sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan di dalam gambar atau dokumen, kecuali ditentukan
lain oleh wakil pemberi kerja;
(3) Pekerjaan juga mencakup seluruh pengecatan dekoratif dan perlindungan permukaan
terhadap pipa, konduit atau duct di dalam atau diluar gedung (bila ada);
(4) Seluruh peralatan mekanikal dan elektrikal harus dicat kecuali:
a. Permukaan baja yang dilapis hot dip galvanis;
b. Permukaan baja yang dilapis zinc;
c. Permukaan yang dilapis dengan desain spesial;
d. Permukaan aluminium, stainless steel, tembaga, resin sintetik, yang tidak
memerlukan lapisan pengecatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain kondisi lingkungan, pengajuan dokumen-
dokumen, standar acuan, prosedur umum detail dan kartu warna, pengecatan sampel panel
dan tes area, pengiriman dan penyimpanan, pemeriksaan dan tes, produk cat, standar
pengecatan, pewarnaan dan ketentuan konstruksi.

2.3.3 Pekerjaan mekanikal pintu air

1) Standar pengerjaan
Pekerjaan harus dilaksanakan secara rapih, berurutan dan sesuai dengan prinsip pengerjaan
yang baik. Spesifikasi teknis terdiri dari:
(1) Gambar;
(2) Dokumen lain dalam kontrak.

2) Gambar-gambar pekerjaan mekanikal


Penyedia jasa konstruksi harus melaksanakan pekerjaan mekanikal sesuai dengan gambar
yang ditandai 'disetujui' oleh pemberi kerja. Pada gambar ini tidak boleh ada perubahan
yang dibuat tanpa persetujuan tertulis dari pemberi kerja. Detail gambar kerja konstruksi
diizinkan dengan skala 1:50, 1:20, 1:10, 1:5, 1:2, 1:1. Termasuk semua komponen dan
koneksi, rincian saluran serta semua tambahan lain yang pernah berlaku.

623
3) Tanggung jawab
Jika penyedia jasa konstruksi berpendapat bahwa terdapat hal, instruksi atau perubahan dari
manajemen yang dirasa tidak meyakinkan, ia akan memberikan pernyataan tertulis sebelum
dimulainya pekerjaan. Setelah itu, manajemen akan memutuskan apakah bagian dari
instalasi akan diubah.
Persetujuan dari gambar dan/atau perhitungan dari pemberi kerja tidak akan mengurangi
tanggung jawab penyedia jasa konstruksi. Penyedia jasa akan tetap bertanggung jawab atas
hasil akhir pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan dokumen tender.

4) Pekerjaan pengelasan
(1) Pengelasan harus dilakukan oleh ahli yang terampil, yang memiliki sertifikat lokal
atau bersertifikat internasional Institute for Welding Technique;
(2) Elektroda dan penambahan bahan harus sesuai dengan peraturan mengenai hal
tersebut. Elektroda harus dalam kondisi sangat baik dan harus bersih, kering dan tidak
rusak. Elektroda harus disimpan sesuai dengan pedoman dari pemasok;
(3) Tepi las harus mulus, tanpa retak dan sebagainya. Dibagian depan sisi pembukaan
harus bulat;
Sisi objek yang akan dilas dan materi di sekitar harus bersih, kering, bebas lemak dan cat
bebas karat. Pemindahan cat atau karat mungkin hanya dilakukan secara mekanis;
(1) Pelapisan las harus dalam kualitas sesuai dengan standar dan komposisi las akhir harus
sempurna;
(2) Diameter elektroda untuk lapisan pertama las adalah 4 mm. Pengelasan akhir harus
hati-hati agar distorsi dan ketegangan internal mudah dicegah;
(3) Bagian-bagian yang terhubung harus disesuaikan sebelum pengelasan dan tidak
bergerak selama pengelasan;
(4) Pengelasan harus dijalankan mengikuti panduan yang tepat. Penghapusan kerak dari
setiap pengelasan wajib menggunakan alat teknik mekanis. Spatters las harus dibuang
setelah selesai pengelasan;
(5) Semua pengelasan harus dilakukan terus-menerus di sekeliling sambungan;
(6) Setiap sambungan las tidak boleh ada kesalahan, retakan dan ketidaksempurnaan lain
yang dapat menyebabkan retak, serta lekukan tajam dan takik;
(7) Las harus bebas dari takik, lubang pembakaran dalam takik, porositas, lubang gas,
saluran gas, terak lampiran, trek terak dan kotoran yang disebabkan oleh perlakuan,
oksidasi bahan atau kerusakan mekanis;

624
(8) Sambungan strip tambahan harus dibuat dari bahan yang sama seperti bagian yang
akan dilas. Sambungan strip harus digerinda dengan hati-hati. Las yang dirawat harus
bebas dari retak alur atau takik;
(9) Bagian-bagian yang dirakit di lokasi sebelum proses galvanisasi harusnya sudah
tersambung sementara dari pabriknya;
(10) Pihak pemberi kerja dapat meminta dokumen rencana pekerjaan pengelasan untuk
bagian-bagian utama. Rencana pengelasan ini harus diajukan paling lambat satu
minggu sebelum dimulainya pengelasan. Aspek-aspek berikut ini harus disertakan
dalam rencana pengelasan:
a. Cara dan urutan pekerjaan pengelasan, bahan-bahan, serta alat yang akan
digunakan;
b. Metode pengelasan, informasi tentang peralatan dan penggunaan alat pelindung;
c. Jenis dan ketebalan elektroda dan/atau kawat yang akan digunakan;
d. Jenis dan cara pre-treatment pada sisi yang akan dilas;
e. Langkah-langkah yang diambil untuk menempatkan instalasi yang sudah dilas
dengan cara yang benar setelah pengelasan;
f. Cara penyambungan;
g. Cara preheating;
h. Prosedur pemeriksaan selama pengelasan;
i. Prosedur pemeriksaan setelah pengelasan;
j. Perawatan setelah pengelasan.

Hal-hal yang penting untuk diperhatikan antara lain pengujian setelah pengelasan,
penerimaan dan perawatan pasca pengelasan, praperawatan/pre-treatment baja, pre-
treatment dengan sandblasting, preservasi permukaan baja, pelaksanaan pengecatan dan
pekerjaan khusus lainnya.

5) Galvanis celup panas


Galvanis celup panas harus dilaksanakan sesuai dengan Standar Internasional. Ketebalan
lapisan zinc harus setidaknya 80 mikron. Hal yang perlu diperhatikan antara lain
pelaksanaan pekerjaan galvanis, penyimpanan di lapangan, kerusakan, dan perlakuan
setelah proses celup panas galvanis.

6) Pekerjaan pintu air


Pembuatan pintu air menggunakan konstruksi baja, dengan ukuran/dimensi serta bentuk
sesuai gambar. Sebagai perkuatan pintu air dibuat jangkar/skor dengan bentuk sesuai

625
gambar. Pemasangan pintu air harus dilakukan dengan teliti, bidang atas frame pintu harus
rata air menggunakan waterpass. Pemasangan pintu air harus mendapat pengawasan dan
persetujuan dari pengawas sebelum dilaksanakan pengecoran beton kolom pintu.
Semua bagian konstruksi pintu air yang berhubungan langsung dengan air dan udara
terbuka dilakukan pengecatan dengan cat dasar kemudian dilapis dengan cat besi dengan
warna sesuai petunjuk pengawas. Pemberian gemuk/oli pelumas pada peralatan mekanik
dan ulir pintu dilaksanakan untuk kelancaran operasional pintu air.

2.3.4 Cara pembayaran

Pembayaran dilakukan sesuai volume terpasang dari setiap item pekerjaan dengan batas
maksimal volume sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.

2.3.5 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

1) Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) masa konstruksi
Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko
kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja pada
proyek konstruksi adalah hal-hal yang berhubungan dengan karaktersitik proyek konstruksi
yang bersifat unik, lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka dan dipengaruhi cuaca, waktu
pelaksanaan yang terbatas, dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak
menggunakan tenaga kerja yang tidak terlatih, ditambah dengan manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja yang sangat lemah, akibatnya para pekerja bekerja dengan metoda
pelaksanaan konstruksi yang berisiko tinggi.
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja berdampak ekonomi yang cukup signifikan.
Setiap kecelakaan kerja dapat menimbulkan berbagai macam kerugian. Di samping dapat
mengakibatkan korban jiwa, biaya lainnya adalah biaya pengobatan, kompensasi yang harus
diberikan kepada pekerja, premi asuransi dan perbaikan fasilitas kerja.
Dalam proses konstruksi pintu air tidak terlepas risiko kecelakaan kerja bila pihak penyedia
jasa konstruksi belum melaksanakan prinsip-prinsip dalam Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3).

626
Sumber : Gunawan Logawa, ”Penerapan dan Permasalahan Serta Solusi Pelaksanaan SMK3 Pada Proyek
Konstruksi, 2007”.

Gambar 2.3. Penerapan SMK3 Dalam Proyek Konstruksi

Dalam penyelenggaraan dan penyediaan jasa konstruksi, pihak terkait menyusun organisasi
pengelolaan K3 dan lingkungan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Organisasi dan Personil Inti K3L

627
Konsep dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sebagai
berikut:

(1) Hal-hal yang menjadi perhatian


a. Penyedia jasa konstruksi harus mengambil segala tindakan pencegahan kecelakaan
dengan tetap menjaga pelaksanaan program keselamatan kerja yang telah
ditetapkan dalam peraturan resmi dan ditentukan di bawah ini;
b. Penyedia jasa konstruksi harus melaksanakan segala langkah perlindungan yang
layak untuk seluruh area kerja yang mungkin akan membahayakan pekerjanya atau
orang lain dan lalu-lintas;
c. Sebelum memulai pekerjaan, penyedia jasa konstruksi harus mengajukan kepada
wakil pemberi kerja sebuah dokumen prosedur pelaksanaan/manual keselamatan
kerja untuk mendapatkan persetujuannya. Buku manual tersebut digunakan seluruh
pekerja dan staff dan pengunjung proyek yang memuat tentang potensi bahaya dan
tindakan pencegahan yang diperlukan, antara lain:
 pencegahan potensi bahaya;
 prosedur penyelamatan;
 tanggung jawab petugas keselamatan kerja;
 prosedur yang diikuti apabila terdapat kondisi darurat.

(2) Kebijakan K-3


a. Kebijakan K-3 merujuk pada produk-produk peraturan tentang keselamatan kerja
sebagai acuan penyedia jasa konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan yang
mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan;
b. Perusahaan Penyedia Jasa Konstruksi harus menetapkan kebijakan K-3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.

(3) Perencanaan
a. Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya.
Penyedia Jasa harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara
berkesinambungan;
b. Pemenuhan perundang-undangan dan persyaratan lainnya.
Penyedia Jasa wajib membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
mengidentifikasi dan mengakses peraturan dan persyaratan K-3 lainnya yang
digunakan;

628
c. Sasaran program
Penyedia Jasa wajib membuat sasaran K-3 yang terdokumentasi dan menyusun
sasaran K-3 dengan ketentuan relevan, spesifik, dideklarasikan secara eksplisit
serta disosialisasikan kepada pihak terkait yang relevan;
d. Rencana keselamatan kerja harus konsisten dengan peraturan milik pemberi kerja.
Inventarisasi dan studi evaluasi harus memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku.
Perencanaan harus mengandung hal-hal berikut:
 tabel waktu kerja dan istirahat;
 pemberitahuan tertulis kepada wakil pemberi kerja dan penjelasan tambahan
mengenai polusi, kebersihan kerja dan tindakan pencegahan untuk
keselamatan;
 daftar seluruh material, peralatan, dan instrumen di lapangan;
 daftar seluruh alat-alat perlindungan pribadi yang disediakan untuk setiap
pekerja;
 daftar seluruh alat-alat perlindungan pribadi yang lain yang tersedia.

(4) Penerapan dan Operasi


a. Sumber daya, struktur organisasi dan pertanggung jawaban.
Pimpinan puncak harus mengambil tanggung jawab utama untuk K-3 dan sistem
manajemen K-3;
b. Kompetensi, pelatihan dan kepedulian.
Menjamin setiap karyawannya yang terlibat dalam pekerjaan yang mengandung
risiko K-3 memiliki kompetensi atas dasar pendidikan, pelatihan atau pengamanan
yang sesuai;
c. Komunikasi, keterlibatan dan konsultasi.
Dalam kaitannya dengan bahaya K-3 dan SMK-3, penyedia jasa harus membuat,
menerapkan dan memelihara prosedur untuk komunikasi intern, pemasok, sub
penyedia jasa konstruksi, dan menerima serta mendokumentasikan juga
menanggapi kritik dan saran dari pihak luar terkait;
d. Dokumentasi
Dokumentasi meliputi kebijakan dan sasaran K-3, uraian lingkup SMK3, unsur
utama dari SMK-3 dan kaitannya, acuan dan rekaman yang diperlukan;
e. Pengendalian dokumen.
Pengelolaan dokumen harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
 Dokumen yang diperlukan oleh SMK-3;

629
 Penyedia jasa harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur, untuk
menyetujui, mengkaji ulang, meyimpan dan memastikan versi terbaru dari
dokumen yang dipakai.
f. Pengendalian operasional.
Penyedia Jasa harus menentukan jenis kegiatan yang bahayanya telah diidentifikasi
dan pada pelaksanaannya dianggap perlu untuk melakukan pengendalian
operasional untuk mengelola risiko K-3;
g. Kesiagaan dan tanggap darurat.
Membuat, mengidentifikasi, menerapkan dan memelihara prosedur pada situasi
darurat.

(5) Pemeriksaan
a. Pengukuran dan pemantauan.
Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk pengukuran dan
pemantauan kinerja K-3 secara teratur;
b. Evaluasi kepatuhan.
Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur, agar secara berkala dapat
mengevaluasi kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;
c. Penyelidikan insiden, ketidak sesuaian, tindakan perbaikan dan pencegahan.
Penyedia jasa harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
mencatat, menyelidiki insiden, serta untuk menentukan potensi ketidak sesuaian,
tindakan perbaikan dan pencegahan;
d. Pengendalian rekaman.
Membuat dan memelihara rekaman yang diperlukan;
e. Audit internal.
Memastikan audit internal SMK-3 dilaksanakan pada interval waktu yang telah
direncanakan.

(6) Tinjauan manajemen


Pimpinan Puncak harus melakukan tinjauan manajemen SMK-3 pada interval waktu
yang telah direncanakan, untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan efektifitas
secara berkelanjutan.
(7) Jenis kecelakaan di lokasi konstruksi yang perlu diantisipasi, sebagai berikut:
a. jatuh terpeleset;
b. kejatuhan barang dari atas;

630
c. teriris, terpotong;
d. terinjak;
e. terkena barang yang runtuh, roboh;
f. berkontak dengan suhu panas, dan suhu dingin;
g. terjatuh, terguling;
h. terjepit, terlindas;
i. tertabrak;
j. tindakan yang tidak benar;
k. terkena benturan keras;
l. dll.

(8) Peralatan proteksi diri (Personal Protection Equipment)


Personal Protection Equipment (PPE) yang diperlukan wajib dikenakan pada saat
bekerja di lokasi kerja kecuali di dalam kantor atau diluar lokasi kerja. PPE yang
diperlukan meliputi:
a. Helm keselamatan, merujuk standar ANZI Z89.1 atau yang setara;
b. Kacamata keselamatan, merujuk standar ANZI Z89.1 atau yang setara;
c. Sepatu keselamatan, merujuk standar ANZI Z89.1 atau yang setara;
d. Sarung tangan (bahan kulit atau Kevlar);
e. Pakaian kerja dengan identitas personil.

2) Partisipasi stakeholder
Partisipasi stakeholder dimaksudkan untuk menghindari pergesekan kepentingan diantara
stakeholder di lapangan, seperti kepentingan Dinas PSDA, kepentingan BBWS, atau
kepentingan masyarakat untuk melestarikan nilai budaya setempat (local wisdom), dsb.

2.3.6 Penutup

Penyedia jasa konstruksi yang mempergunakan bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatunya
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dianjurkan semaksimal mungkin
mengunakan produksi dalam negeri. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam spesifikasi ini
maka dapat dilihat dalam item pekerjaan di daftar kuantitas dan harga dan jika masih ada
keraguan atau kurang jelas akan dicantumkan dalam berita acara tambah kurang.
Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan ini, tetapi tidak diuraikan atau dimuat
dalam spesifikasi ini, tetapi diselenggarakan dan diselesaikan oleh penyedia jasa konstruksi,

631
harus dianggap seakan-akan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat dalam spesifikasi ini, untuk
menuju ke penyerahan yang lengkap dan sempurna menurut pertimbangan pengawas.

3 TATA CARA PELAKSANAAN KONSTRUKSI STASIUN POMPAAIR

3.1 Pendahuluan

Pelaksanaan konstruksi adalah tahapan pembangunan fisik stasiun pompa yang meliputi:
pekerjaan sipil dan arsitektural, mekanikal dan elektrikal bangunan stasiun pompa. Tahapan ini
dilaksanakan sesudah penyusunan dokumen perencanaan teknis terinci stasiun pompa yang
termasuk didalamnya kegiatan sosialisasi kepada masyarakat (PKM) dan pembebasan lahan.
Ruang lingkup kegiatan terdiri dari ketentuan dan cara pelaksanaan pembangunan fisik stasiun
pompa baik pekerjaan sipil, mekanikal, elektrikal maupun arsitektural.

3.2 Persyaratan Teknis dan Lingkup Konstruksi

3.2.1 Umum

Beberapa ketentuan umum yang terkait pelaksanaan stasiun pompa, antara lain:
1) Pelaksanaan pekerjaan konstruksi mulai dari tahap persiapan (preconstruction), pelaksanaan
(construction) dan commissioning test;
2) Lingkup pelaksanaan pekerjaan konstruksi antara lain:
(1) Penyediaan gambar desain;
(2) Persiapan lapangan;
a. Pembuatan metode pelaksanaan dan rencana kerja dengan metode aman dan
bersih (clean construction);
b. Program dan jadwal pekerjaan;
c. Pembuatan gambar kerja (shop drawing) dan perubahan desain bila terjadi
perbedaan dengan lapangan;
d. Mendirikan bangunan kantor dan gudang (direksi keet);.
e. Mobilisasi peralatan dan tenaga kerja;

632
f. Pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/quality control dan quality
assurance/QA-QC.
g. Perizinan dan pengaturan lalu lintas (bila diperlukan);
h. Penelahaan spesifikasi teknis;
i. Pengukuran peil;
j. Memasang bouwplank untuk profil dan batas-batas bangunan;
(3) Membuat temporary coffering atau pekerjaan kisdam/diversion channel, serta
melakukan pemompaan air/pengeringan (dewatering) pada bagian pekerjaan yang
memerlukan;
(4) Pekerjaan tanah dan pekerjaan pondasi;
(5) Pekerjaan sipil: pekerjaan saluran, bangunan pelengkap dan bangunan penunjang;
(6) Pekerjaan mekanikal dan elektrikal;
(7) Pembongkaran Kisdam dan penutupan Diversion Channel serta pemulihan/rehabilitasi
lokasi;
(8) Uji coba lapangan fungsi stasiun pompa dan pengujian mutu;
(9) Pembuatan as built drawing;
(10) Serah terima pekerjaan.
3) Persyaratan dalam uji cobastasiun pompa:
(3) Pelaksanaan uji coba dilakukan dilapangan setelah instalasi;
(4) Pembahasan pelaksanaan uji coba pintu air lebih dititikberatkan pada kegiatan uji coba
fungsi pintu air sebelum diserahkan kepada pihak Direksi Teknik.

3.2.2 Kriteria Teknis Pelaksanaan Konstruksi

1) Kriteria teknis pintu air


Kriteria teknis pembangunan stasiun pompa meliputi:
(5) Teknik pemasangan pompa dan genset agar tidak terjadi kerusakan ketika instalasi;
(6) Uji popmpa, saringan dan genset yang telah terpasang;
(7) Prosedur keselamatan pekerja (standar keselamatan);
(8) Peralatan yang digunakan tergantung dari besar kecilnya pekerjaan pompa.

633
2) Kriteria non teknis stasiun pompa
Kriteria non teknis dari pembangunan stasiun pompa meliputi:
(3) Pengaturan lalu lintas saat pembangunan, mengingat proyek pemasangan pompa dan
ngenset pasti akan mengganggu lalu-lintas;
(4) Hubungan antar instansi terkait seperti dinas terkait, kepolisian serta stakeholder di
masyarakat dalam rangka melancarkan proses pembangunan stasiun pompa air.

3.3 Cara Pengerjaan

3.3.1 Tahapan Pelaksanaan Konstruksi

Pelaksanaan pembangunan stasiun pompa dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana yang


meliputi:
1) Pre construction meeting antara penyedia jasa konstruksi dengan pengguna jasa;
2) Review desain, sebagai tindakan pemeriksaan terhadap hasil perencanaan;
3) Administrasi proyek, yang meliputi pembuatan jadwal pelaksanaan proyek, penyelesaian
ijin ke stakeholder, dll;
4) Pembuatan shop drawing dan metode konstruksi;
5) Pekerjaan persiapan, meliputi koordinasi dengan stakeholder terkait, pembuatan papan
nama proyek, pembuatan pagar proyek, pembuatan direksi keets, pembuatan gudang dan
instalasi listrik;
6) Pekerjaan pendahuluan, meliputi pengukuran lokasi, penetapan benchmark, pembuatan
uitzet bouwplank;
7) Pekerjaan Tanah, Kisdam dan Dewatering
8) Pekerjaan Pembangunan Rumah Pompa:
(1) Pekerjaan Pondasi Rumah Pompa
(2) Pekerjaan Beton atau Dinding Bata Rumah Pompa
(3) Pekerjaan Atap Rumah Pompa
(4) Pekerjaan Penyaring Sampah

9) Pekerjaan Pembangunan Ruang Genset dan Ruang Panel


(1) Pekerjaan Pondasi Ruang Genset dan Ruang Panel

634
(2) Pekerjaan Beton Ruang Genset dan Ruang Panel
(3) Pekerjaan Lantai Ruang Genset dan Ruang Panel
(4) Pekerjaan Dinding Ruang Genset dan Ruang Panel
(5) Pekerjaan Atap Ruang Genset dan Ruang Panel
(6) Pekerjaan Cat Ruang Genset dan Ruang Panel
(7) Pekerjaan Kusen Pintu dan Daun Jendela Ruang Genset dan Ruang Panel

10) Pekerjaan Pembangunan Kamar Mandi dan Ruang Jaga


(1) Pekerjaan Pondasi
(2) Pekerjaan Beton dan Pipa Talang
(3) Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
(4) Pekerjaan Lantai
(5) Pekerjaan Pengecatan
(6) Pekerjaan Instalasi Air Bersih
(7) Pekerjaan Sanitair dan MCK
(8) Pekerjaan Kusen dan Daun Kamar Mandi

11) Pekerjaan Tangki BBM


(1) Pekerjaan Galian dan Urugan
(2) Pekerjaan Beton dan Pasangan

12) Pekerjaan Pagar Bangunan


(1) Pekerjaan Tanah
(2) Pekerjaan Beton dan Pasangan
(3) Pekerjaan Pagar Besi dan Pintu Besi
(4) Pekerjaan Pagar Tepi

13) Pekerjaan Halaman


14) Pekerjaan Bangunan Pintu Air

635
3.3.2 Pekerjaan Sipil (rumah pompa dan kolam detensi)

1) Pekerjaan pendahuluan
Terdiri dari pekerjaan persiapan, pekerjaan sementara, dan seluruh kegiatan yang
dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi selain pekerjaan permanen, antara lain:
(1) mobilisasi dan demobilisasi;
(2) pengadaan fasilitas kerja untuk wakil pemberi kerja dan penyedia jasa konstruksi,
bengkel, stok barang lapangan terbuka dan fasilitas lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan;
(3) pembuatan jalan akses sementara dan/atau pengalihan;
(4) pekerjaan fasilitas bongkar muat;
(5) perencanaan lokasi kerja;
(6) survei dan pengukuran sebelum pekerjaan;
(7) survei dan pengukuran selama pekerjaan berlangsung;
(8) survei dan pengukuran pada saat pekerjaan selesai dilaksanakan;
(9) pengawasan dan kepastian kuaslitas/QA/QC;
(10) sampling dan monitoring kualitas material. Untuk bangunan rumah pompa skala besar
membutuhkan tes material, yaitu: tes air dan slump beton/water (slump test) dan tes
tekan kubus beton (concrete cube test);
(11) pembersihan lapangan dan/atau pembongkaran semua penghalang (puing, tanaman,
dsb);
(12) dewatering area selama pelaksanaan dan membuat segala perlindungan yang
diperlukan terhadap kerusakan dan kemunduran;
(13) pekerjaan lain yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.

2) Pekerjaan pengukuran
Seluruh pengukuran topografi harus dilaksanakan dengan ketentuan di bawah ini:
(1) Ketelitian pengukuran jarak vertikal 0.01 m;
(2) Ketelitian pengukuran jarak horisontal 0.01 m.
Interval antar titik pengukuran antara 5-25m, dimana beda tinggi antar titik pengukuran
maksimal 5m.
Sebagai titik acuan utama atau titik ikat untuk semua bagian pekerjaan di proyek, dapat
menggunakan Benchmark (BM) dari Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Pertanahan
Nasional maupun BM yang dimiliki Satker PPLP atau dinas PSDA.

636
Survei topografi harus dilakukan sebelum, dalam masa dan setelah konstruksi untuk
menunjukkan aktual alinemen, profil memanjang dan melintang dari seluruh ketinggi titik-
titik pada permukaan tanah, dasar laut, bantaran sungai, dinding penahan, struktur pintu air,
struktur tanggul, drainase, dan struktur lainnya.

3) Pekerjaan tanah
Lingkup pekerjaan tanah adalah sebagai berikut:
(1) penggalian;
(2) penimbunan;
(3) pemadatan tanah.
Sebelum memulai pekerjaan tanah, penyedia jasa konstruksi harus mengajukan suatu
metode kerja yang komprehensif kepada wakil pemberi kerja yang terdiri dari aspek di
bawah ini:
(1) peralatan yang digunakan meliputi jumlah dan kapasitas;
(2) metode pergerakan/manuver alat;
(3) metode cut and fill disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan desain;
(4) metode dewatering;
(5) pengadaan akses jalan sementara;
(6) metode penanganan dan pengangkutan material galian dan timbunan;
(7) metode dan sistem yang digunakan harus disetujui oleh wakil pemberi kerja.

Pekerjaan galian tanah sekurang-kurangnya mengatur pekerjaan penggalian tanah,


pekerjaan dewatering, pemeliharaan stabilitas lereng, pengangkutan tanah, pengisian tanah
di area reklamasi, spesifikasi tanah yang dapat digunakan untuk pekerjaan konstruksi,
metodologi pemadatan, serta penyedia jasa konstruksi harus mengukur posisi vertikal dari
lapisan timbunan dan melakukan pemantauan penurunan dan tekanan air pada lapisan tanah
dibawah area reklamasi.

4) Pekerjaan pemancangan tiang pada bangunan rumah pompa


(1) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pondasi tiang pancang, termasuk pengadaan,
pemancangan, dan kegiatan lain yang dibutuhkan setelah pemancangan tiang beton;
(2) Penyedia jasa konstruksi harus menyediakan metodologi pemancangan sebelum mulai
bekerja;
(3) Dalam spesifikasi teknik sekurang-kurangnya mengatur: persyaratan tiang, pabrikasi
tiang, penyimpanan, penanganan, dan pengangkutan tiang, metodologi pemancangan,
toleransi dalam pemancangan, penolakan pekerjaan tiang, pengujian tiang dan
pembayaran

637
5) Pekerjaan beton
Pekerjaan beton yang dimaksud adalah pekerjaan konstruksi beton yang berhubungan
dengan pekerjaan struktur rumah pompa dan fasilitasnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan beton antara lain gambar kerja/shop
drawing, komposisi dan mutu beton, metodologi dan pengujian beton.

6) Pekerjaan pemancangan sheet pile beton


Pekerjaan sheet pile dibahas pada bab ini termasuk Prestressed Concrete Corrugated Sheet
Piles (PCCSP) yang membentuk dinding penahan pada kolam detensi. Hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain persyaratan tiang, dokumen-dokumen yang harus diajukan sebelum
pelaksanaan (meliputi prosedur pemancangan, quality control pabrikan precast, gambar
kerja, metodologi, uji laporan, dan sertifikat), jaminan kualitas, metodologi pengiriman,
penyimpanan dan penanganan, peralatan serta cara pembayaran).

7) Pekerjaan metal dan logam lain


Pekerjaan dalam spesifikasi ini terdiri dari penyediaan tenaga kerja, material dan kinerja
dari seluruh pekerjaan yang dibutuhkan untuk memasang pekerjaan baja atau logam lain
dengan hubungannya pada non-struktural dan arsitektural sesuai dengan yang diindikasikan
pada gambar.

8) Pekerjaan pintu baja


Pekerjaan pintu baja termasuk pengadaan material, tenaga kerja, perkakas kerja, peralatan,
perakitan, dan pemasangan pintu baja dan kusen.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain standar acuan, prosedur umum sampel dan data
teknis, gambar kerja, persyaratan material, ketentuan konstruksi, pemasangan dan
pengecatan.

9) Pekerjaan pasangan batu kali


Pekerjaan ini terdiri dari pasangan batu untuk dinding penahan, dinding partisi, gorong-
gorong, pondasi menerus, saluran, termasuk pengadaan material, tenaga kerja, dan seluruh
pekerjaan lain seperti penggalian, perataan tanah, dan sebagainya agar pasangan batu dapat
dilaksanakan sesuai dengan garis, potongan dan ukuran seperti yang terdapat pada gambar
dokumen lelang.

638
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain standar acuan, prosedur umum sampel material,
pemeriksaan dan testing, material, dan ketentuan konstruksi.

10) Pekerjaan mortar semen dan plesteran


Pekerjaan ini terdiri dari suplai tenaga kerja, material dan peralatan dan pelaksanaan seluruh
pekerjaan mortar semen. Pekerjaan ini termasuk plesteran dinding, grouting pasangan batu,
pengisian sambungan, grouting dan pemasangan lapis anti air/waterproof dengan material
khusus. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan garis yang benar, kemiringan dan
kelurusan seperti yang terdapat pada gambar atau yang ditentukan oleh wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain standar acuan, prosedur umum sampel material,
pemeriksaan dan testing, material, dan ketentuan konstruksi, serta metodologi pelaksanaan.

11) Pekerjaan pengecatan


Pekerjaan ini terdiri dari sebagai berikut:
(1) Pelaksanaan seluruh pekerjaan pengecatan baik yang dilaksanakan di bengkel kerja
ataupun di lapangan baik untuk bagian struktur ataupun non struktur dari gedung.
Pengecatan berupa pengecatan baja, beton, dinding dengan plesteran dll, termasuk
seluruh permukaan yang ditentukan pada gambar dan/atau sesuai dengan yang
diinstruksikan oleh wakil pemberi kerja;
(2) Pekerjaan antara lain pengadaan tenaga kerja, pengadaan material cat, perancah-
perancah, perkakas dan peralatan yang digunakan untuk pengecatan. Pekerjaan
pengecatan dari lapis ke lapis hingga perawatan, selain itu pekerjaan harus sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan di dalam gambar atau dokumen, kecuali ditentukan
lain oleh wakil pemberi kerja;
(3) Pekerjaan juga mencakup seluruh pengecatan dekoratif dan perlindungan permukaan
terhadap pipa, konduit atau duct di dalam atau diluar gedung (bila ada);
(4) Seluruh peralatan mekanikal dan elektrikal harus dicat kecuali:
a. Permukaan baja yang dilapis hot dip galvanis;
b. Permukaan baja yang dilapis zinc;
c. Permukaan yang dilapis dengan desain spesial;
d. Permukaan aluminium, stainless steel, tembaga, resin sintetik, yang tidak
memerlukan lapisan pengecatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain kondisi lingkungan, pengajuan dokumen-
dokumen, standar acuan, prosedur umum detail dan kartu warna, pengecatan sampel panel

639
dan tes area, pengiriman dan penyimpanan, pemeriksaan dan tes, produk cat, standar
pengecatan, pewarnaan dan ketentuan konstruksi.

3.3.3 Prosedur pengadaan pompa

Pengadaan pompa drainase dapat memekan waktu yang cukup lama, oleh karena itu perlu
diperhitungkan dalam waktu pelaksanaan pekerjaan. Prosedur pengandaan pompa adalah
sebagai berikut:
1) penyedia Barang/Supplier/kontraktor menyiapkan teknikal data sheet untuk seluruh bagian
pompa beserta aksesoris kepada pemberi kerja untuk mendapatkan persetujuan sebelum
proses manufaktur dimulai;
2) data sheet harus termasuk tapi tidak terbatas pada merek, tipe, lokasi pabrik, data elektrik,
data mekanik dan performance chart;
3) penyedia Barang/Supplier/kontraktor harus menyiapkan shop drawing, yang
mengindikasikan pengukuran detail, proses produksi, finishing, berat total, posisi terpasang
sehubungan dengan kondisi lapangan;
4) segera setelah pompa terkirim di lapangan, harus dilaksanakan inspeksi visual yang
dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh ketentuan dalam teknikal data sheet
dipenuhi. Visual inspeksi harus disaksikan oleh wakil pemberi kerja. Laporan inspeksi
ditanda tangani oleh semua pihak.

Setelah hasil inspeksi menyatakan bahwa pengadaan pompa telah lengakap, maka langkah
berikutnya adalah:
1) Pemasangan pompa pada rumah pompa.
2) Pemasangan genset dan kabel
3) Pengadaan pipa dan assesoris.
4) Instalasi kabel
5) Pelaksanaan test dan uji
6) Test and commissioning.
7) Pembuatan as built drawing.
8) Pelatihan operator
9) Serah terima pekerjaan.

3.3.4 Pekerjaan Elektrikal

Instalasi listrik rumah pompa terdiri dari berikut ini:

640
1) Penyambungan daya/power antara generator utama melalui switchboard utama rumah
pompa dimana titik penyambungan generator bantu tambahan dilaksanakan dengan melalui
switch board;
2) Penyediaan sebuah sistem deteksi tingkat level air yang terdiri dari switch pelampung/float
switch dan sistem alarm;
3) Penyediaan sistem penerangan dalam ruang dan luar ruang, termasuk penerangan dalam
ruangan dan penerangan di luar rumah pompa;
4) Penyediaan Switchboard penerangan;
5) Penyediaan sistem penangkal petir.

Pekerjaan elektrikal meliputi:


1) Pengadaan perlengkapan elektrikal rumah pompa berikut asesorisnya,
2) Pengadaan panel kontrol pompa banjir,
3) Penyediaan dan Penyambungan daya listrik Rumah Pompa,
4) Instalasi alat-alat elektrikal dan panel kontrol,
5) Test and Commissioning.

3.3.5 Pekerjaan Saringan Sampah Otomatis

Cara pengerjaan M&E saringan sampah otomatis sebagai berikut:


1) Pengadaan shop drawing trash racks.
2) Pengadaan saringan sampah otomatis dan perakitan
3) Uji dan test di laboratorium pabrik
4) Pengadaan panel saringan sampah dan genset
5) Instalasi saringan sampah
6) Instalasi kelistrikan
7) Test & commisioning
8) Pembuatan as built drawing & OM
9) Pelatihan Operator
10) Serah terima pekerjaan.

3.3.6 Uji Coba Bangunan Pompa Air

Cara pengerjaan dalam uji coba stasiun pompa, meliputi;


1) Tetapkan bangunan pompa yang akan diuji;

641
2) Kontrol debit aliran pompa, dan bandingkan dengan spesifikasi jenis pompa yang
dikeluarkan oleh pabrik;
3) Kontrol sistem instalasi yang dipasang, berkaitan dengan kemudahan dalam operasionalnya;
4) Kontrol dan amati posisi inlet pompa, dalam beberapa kondisi ketinggian;
5) Kontrol fungsioanal dan operasional kolom penampung serta filter sampah;
6) Kontrol fungsi rumah pompa, menyangkut segi perlindungan terhadap pompa yang
dipasang;
7) Buat catatan dan rekomendasi terhadap seluruh hasil pemeriksaan.

3.3.7 Penutup

Penyedia jasa konstruksi yang mempergunakan bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatunya
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dianjurkan semaksimal mungkin
mengunakan produksi dalam negeri. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam spesifikasi ini
maka dapat dilihat dalam item pekerjaan di daftar kuantitas dan harga dan jika masih ada
keraguan atau kurang jelas akan dicantumkan dalam berita acara tambah kurang.
Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan ini, tetapi tidak diuraikan atau dimuat
dalam spesifikasi ini, tetapi diselenggarakan dan diselesaikan oleh penyedia jasa konstruksi,
harus dianggap seakan-akan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat dalam spesifikasi ini, untuk
menuju ke penyerahan yang lengkap dan sempurna menurut pertimbangan pengawas.

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat PPLP Dirjen Cipta Karya Kementerian PU, Tata Cara Pelaksanaan Konstruksi
Sistem Drainase Perkotaan, 2012.
Nazarkhan Yasin. (2006). Mengenal Kontrak Konstruksi di Indonesia, Grameedia Pustaka
Utama.
Gunawan Logawa (207). Manajemen, Metode Pengadaan Bangunan Proyek Konstruksi, Bunga
Rampai Manajemen Proyek Konstruksi, Universitas Trisakti.
Peraturan Pemerintah No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Undang-Undang RI No. 118/1999 tentang Jasa Konstruksi
Iman Soeharto. (1977). Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai Opersional. Erlangga.

642

Anda mungkin juga menyukai