Anda di halaman 1dari 19

KAK

(KERANGKA ACUAN KERJA)

Kegiatan :
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN

Pekerjaan :

DED Drainase (Jacking) MH. Thamrin

TAHUN ANGGARAN APBDP 2018

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jalan Syeh Nawawi Albantai Curug Kota Serang
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang adalah
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mempunyai salah satu wewenang dan tanggung
jawab dalam pembinaan dan pengembangan prasarana transportasi darat yaitu jalan
dengan status Jalan Provinsi.

Kondisi Drainase di ruas jalan MH. Thamrin saat ini tergolong kurang baik, ini terlihat dari
adanya genangan genangan air di ruas jalan tersebut ketika setelah hujan, di tambah lagi
buangan limbah air dari warga setempat sehingga saluran eksisting tidak mampu
menampung kapasitas air terlalu lama dikarnakan air tidak sampai ke pembuangan akhir
atau sungai terdekat, maka diharapkan adanya rencana penanganan drainase
menggunakan metode jacking di anggap menjadi solusi terbaik mengingat metode ini
dapat membor tanah dengan tidak merusak bangunan diatasnya, sehingga diperlukan
suatu pengaturan sistem penanganan dengan memanfaatkan ROW daerah milik Jalan
yang tersedia agar tidak terjadi hambatan atau sumbatan dan pelayanan yang optimal.

Beberapa tahun belakangan banyak teknologi baru yang terus dikembangkan dan
diterapkan tidak hanya untuk mendapatkan konstruksi yang aman, ekonomis, tetapi
juga sekaligus untuk mendapatkan keamanan kekuatan, atau umur layan Jalan
seoptimal mungkin.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH


DED Drainase (Jacking) MH. Thamrin saat ini dirasa sudah sangat perlu dikarenakan
Kondisi Drainase di ruas jalan MH. Thamrin saat ini tergolong kurang baik, ini terlihat dari
adanya genangan genangan air di ruas jalan tersebut ketika setelah hujan, di tambah lagi
buangan limbah air dari warga setempat sehingga saluran eksisting tidak mampu
menampung kapasitas air terlalu lama dikarnakan air tidak sampai ke pembuangan akhir
atau sungai terdekat, maka diharapkan adanya rencana penanganan drainase
menggunakan metode jacking di anggap menjadi solusi terbaik mengingat metode ini
dapat membor tanah dengan tidak merusak bangunan diatasnya sehingga diperlukan
suatu penanganan yang mendukung untuk program tersebut, lokasi pekerjaan berada di
Kota Tangerang.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan Tujuan:
Diperlukan adanya Rencana Penanganan banjir dengan menggunakan metode
jacking di wilayah jalan MH. Thamrin agar titik titik banjir dapat di buang sampai
pembuangan akhir atau sungai terdekat

1.4 SASARAN
1. Mengidentifikasi permasalahan di lapangan sesuai kajian dalam perencanaan.
2. Menghimpun dan menganalisis permasalahan dalam berbagai aspek dalam
perencanaan.
3. Tersedianya dokumen perencanaan DED Drainase (Jacking) MH. Thamrin
sebanyak 2 titik dan Adanya topografi dan desain saluran baik itu elevasi dan
dimensi, serta penanganan pembuangan rawan banjir, Rencana Anggaran
Biaya dan Rincian Volume serta Gambar.
BAB II
PELAKSANAAN

2.1. DASAR HUKUM


1. Undang Undang Jalan No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
2. Undang Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
3. Perencanaan struktur harus mengacu kepada :
a. Peraturan Perencanaan yang dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
b. atau Standar /peraturan lain yang relevan dan disetujui oleh pemberi tugas,

4. Perencanaan jalan mengacu kepada Norma Standar Pedoman dan Kriteria yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Kemenetrian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat

5. Untuk perhitungan atau analisa harga satuan pekerjaan mengikuti ketentuan :


Panduan Analisa Harga Satuan yang dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan
Umum No. 11/PRT/M/2013 Tahun 2013 serta mengikuti spesifikasi umum 2010
Revisi 3 dan atau perubahannnya

2.2 ACUAN TEKNIS


Dalam melaksanakan tugasnya pelaksanaannya, Tim Konsultan Perencana wajib
mengacu kepada Pedoman Perencanaan Sistem Drainase Jalan (Pd.T-02-2006) dan
Norma Standar Pedoman dan Kriteria atau peraturan baku lainnya yang dikeluarkan
oleh instansi pemerintah maupun lembaga terkait pekerjaan ini.

2.3 RUANG LINGKUP PEKERJAAN PERENCANAAN


A. Nama Pekerjaan
DED Drainase (Jacking) MH. Thamrin
B. Lokasi Pekerjaan
Kota Tangerang
C. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
60 (Enam Puluh) hari kalender semenjak di tandatanganinya kontrak jasa
konsultansi ini.
D. Organisasi Pekerjaan
Organisasi Pekerjaan atau yang disebut Direksi Pekerjaan adalah :
1. PPK Kegiatan Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan
2. PPTK Kegiatan Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan

E. Sumber Dana dan Nilai Anggaran


Sumber dana dari keseluruhan jasa layanan pekerjaan ini dibebankan pada
APBD Provinsi Banten APBD P 2018.
Pagu Anggaran : Rp. 80.000.000,- (Delapan Puluh Juta Rupiah).
HPS (Harga
Perkiraan Sendiri) : Rp. ,- ().
F. Lingkup Pekerjaan

1) Perencanaan sistem drainase jalan didasarkan kepada keberadaan air


permukaan dan bawah permukaan sehingga perencanaan drainase jalan
dibagi menjadi dua yaitu :
1. drainase permukaan ( surface drainage);
2. drainase bawah permukaan (sub surface drainage).
Namun perencanaan kedua jenis drainase di atas harus memiliki
keterpaduan tujuannya agar perencanaan drainase jalan tercapai.
2) Keberadaan sungai dan bangunan air lainnya yang terdapat di lokasi harus
diperhatikan Badan sungai yang terpotong oleh rute jalan harus
ditanggulangi dengan perencanaan gorong-gorong.
3) Langkah untuk perencanaan sitem drainase jalan :
a. Perencanaan dimulai dengan memplot rute jalan yang akan ditinjau di
peta topografi yang akan menentukan batas-batas daerah layanan
maupun data data lain untuk mengenal/mengetahuai derah layanan,
sehingga dapat diperkirakan kebutuhan penempatan bangunan
drainase penunjang, menentukan penempatan awal bangunan seperti
saluran samping jalan, fasilitas penahan air hujan dan bangunan
pelengkap
b. Perencanaan sistem drainase jalan harus memperhatikan pengaliran
air yang ada di permukaan (drainase permukaan) maupun yang ada di
bawah permukaan.
Perencanaan-perencanaan tersebut harus mengikuti ketentuan teknis yang
ada tanpa mengganggu stabilitas konstruksi jalan.

Analisis Drainase
Dalam perhitungan dimensi suatu struktur drainase diperlukan perhitungan
tentang jumlah air yang akan mengalir. Analisis hidrologi yang mengkaji curah
hujan untuk mendapatkan intensitasnya di suatu wilayah harus dilakukan
terlebih dahulu.
Analisis drainase diperlukan untuk menentukan jenis dan dimensi dari
bangunan-bangunan drainase baik saluran terbuka maupun tertutup. Diagram
alir perencanaan drainase secara umum dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

A. Drainase Permukaan
i. Intensitas Curah Hujan
- Data Curah Hujan
Merupakan data curah hujan harian maksimum dalam setahun
selama minimal 10 tahun dari 3 stasiun terdekat dari lokasi studi,
dinyatakan dalam mm/hari.
- Perioda Ulang
Perencanaan saluran terbuka sepanjang tepi jalan direncanakan
dengan perioda ulang 5 tahun, sedangkan untuk saluran tertutup
(gorong–gorong) dilakukan dengan perioda ulang 10 tahun.
- Analisis Intensitas Hujan
Perhitungan Intensitas Hujan dilakukan sebagai berikut :
XTR = X + K.Sx …………. 3.1

K = (YTR – Yn)/Sn …………. 3.2


n

 X i  X
2

Sx  i 1
……….. 3.3
n  1
Keterangan :
XTR = Besarnya curah hujan untuk periode ulang T tahun (mm/24
jam)
X = Nilai rata – rata aritmatik hujan komulatif
Sx = Penyimpangan baku sample (Standar deviasi) dalam mm/hari
YTR = Variasi yang merupakan fungsi periode ulang
Yn = Reduced Mean yang nilainya tergantung dari besarnya sampel
n
Sn =ReducedDtandar Deviasi yang tergantung dari besarnya
sampel n
Nilai YTRdapat dihitung berdasarkan rumus :
YT   ln[ ln (T r  1 )/T r ] …………. 3.4

B. Luas Area
Luas area harus dihitung untuk setiap jenis permukaan yang
ditinjau.Perhitungan luas dilakukan pada peta topografi. Pada umumnya
luas penampang untuk tiap segmen saluran merupakan salah satu dari
kemungkinan seperti berikut :
o Ruang Milik Jalan (RUMIJA)
o Ruang Milik Jalan (RUMIJA) ditambah daerah sekitar dimana airnya
mengalir ke selokan jalan

RUMIJA

Daerah Pelayanan
Lingkungan
Daerah Pelayanan
Permukaan jalan

L3 (m) L2 (m) L1 (m)


Gambar Daerah Aliran untuk Saluran Samping

L = Batas daerah pengaliran yang diperhitungkan (L1+L2+L3)


L1 = Ditetapkan dari as jalan sampai dengan tepi perkerasan jalan
L2 = Ditetapkan dari tepi perkerasan jalan sampai dengan tepi bahu
jalan
L3 = Tergantung keadaan daerah setempat dan panjang maksimum 100
m
Yang dimaksud daerah pelayanan lingkungan adalah luas daerah
yang menerima curah hujan di luar daerah pelayanan permukaan
jalan dan mengalirkannya ke saluran samping,
Jika DAMIJA terletak lebih rendah dari daerah sekitarnya, maka
aliran air tanah harus diperhitungkan akan ikut membebani
saluran drainase.

C. Debit Rencana
Metode praktis yang sering dipergunakan adalah metode rasional, dengan
rumus sebagai berikut :
CI  A
Q1  ……………… 3.9
3.6
dengan :
Q1 = Debit air (m3/det)
C = Koeffisien run off
I = Intensitas hujan (mm/jam)
A = Area tangkapan hujan (km2)

D. Perencanaan Dimensi Saluran


Kapasitas saluran dihitung dengan Rumus Manning sebagai berikut :
2 1
1
Q2   A  R 3  S 2 ………………… 3.12
n
dengan :
Q2 = Debit saluran (m3/det), ≥ 1,2 Q1
A = luas penampang basah (m2)
P = Keliling basah (m)
R = Jari-jari hidrolis = A/P
S = Kemiringan saluran (%)
n = Koefisien kekasaran Manning (Tabel 3. 11)
TAHAPAN PEKERJAAN
Tahapan pekerjaan pembuatan DED Drainase (Jacking) MH. Thamrin, ada 3
tahapan yaitu :
1. Survey Lapangan
Pada tahap ini dimaksudkan untuk mendapatkan data primer dari lokasi
yang akan direncanakan, sehingga denga data yang diperoleh baik malalui
data visual juga data pengukuran, sehingga metode yang akan ditentukan
dapat akurat atau akurasi dan metode yang di usulkan dapat tepat.K
arena pekerjaan DED yang yang dilaksanakan adalah interkonelsi antara
saluran secunder yag telah ada ke saluran primer yang ada , maka sangat
penting adalah data pengukuran serta konstruksi yang akan diusulkan
sebagai penanganan saluran penghubung tersebut, namun data lahan
serta data lokasi juga sangat diperlukan.

2 Penentuan Metode pelaksanaan


Tahapan ini akan membahas strategi yang akan diterapkan dalam
melaksanakan konstruksi nantinya. Strategi atau metode untuk
mengalirkan air yang merupakan limpahan dan penghubung dari saluran
secunder adalah menjadi prioritas Dengan hasil survey yang sudah
dilakukan maka penentuan metoda pekerjaan dalam pelaksanaan harus
direncanakan agar pengubung drinase ini dapat bermanfaat.
Evaluasi situasi agar pekerjaan yang akan dilaksanakan nantinya
seminimal mungkin resiko lingkungan nya:
Penentuan meotode ini harus mengevaluasi kemungkinan resiko
terhadap lalulintas diatasnya.
Untuk itu ada dua metode dalam membuat perencanaan interconneksi,
yaitu :
1. Boring pipa, dimana pipa dilakukan tanpa mengganggu aktifitas
diatasnya
2. Galian terbuka, dimana pipa yang akan dipasang harus menggali
secara terbuka

Metode Boring
Metode boring adalah metode pemasangan pipa yang dilakukan dengan
menggunakan bor tanpa harus membuka secara keseluruhan tanah
diatasnya, tetapi dilakuan dengan penggalian tanah sebatas keperluan
sesuai dengan diameter pipa .

Ada beberapa type pengeboran dalam pemasangan pipa :


1. Boring dengan manual
2. Boring dengan Jacking
3. Boring dengan alat jacking dan mesin bor
Boring Manual
Yang dimaksud dengan pekerjaan boring dengan manual adalah
pekerjaan penggalian untuk memasukan pipa dengan cara digali oleh
tukang gali, biasanya untuk lokasi yang tidak terlalu panjang dan struktur
tanahnya masih mendukung.

Boring dengan Jacking


Yang dimaksud dengan pekerjaan boring dengan alat jacking adalah
pekerjaan denganmenggunakan alat jacking sebagai pendorong dari pipa
yang akan dipasang. Untuk menggunakan alat jacking ini harus digunakan
pipa yang mampu menahan tekanan yang disyaratkan biasanya dipakai
pipa beton RCP. yang mampu menahan tekanan dorong.

Boring dengan menggunakan alat Jacking dan mesin boring


Penggunaan mesin boring dan alat jacking adalah pekerjaan yang sangat
mempercepat pekerjaan karena dengan alat mesin boring ini mampu
meminimalkan waktu penggalian, namun alat ini sangatlah mahal.

Metode Galian Terbuka


Galian terbuka adalah galian yang dilakukan secara terbuka mulai dari
atas permukaan tanah sampai dengan kedalaman yang dibutuhkan,
untuk menempatkan sarana yang diinginkan. Galian terbuka bisa
dilakukan dengan menggunakan manual yaitu dengan menggunakan
orang pakai alat sederhana (cangkul, belincong ), juga bisa dilakukan
dengan menggunakan bekhu. Pekerjaan dengan menggunakan orang
sebagai penggali akan lebih lama di bandingkan menggunakan alat tetapi
lebih murah dibandingkan denganmenggunakan bekhu.
Hal lain yang sering menjadikan pertimbangan dalam penggalian
memakai alat bekhu adalah kecepatan yang lebih, namun agak riskan
kalau lokasi penggalian terdapat utilitas lainnya, misalnya ada kabel PL
Telkom dan pipa PAM.

Pemilihan Metode Gorong gorong yang akan dipasang


Pemilihan metode pelaksanaan gorong-gorong haruslah tidak
mengganggu lalu lintas yang ada hal ini karena : Lalulintas di jalan MH.
Thamrin cukup ramai yang merupakan jalan provinsi.yang tidak mungkin
dilakukan pekerjaan terbuka. Untuk itu perlu adanya metode boring yang
bisa memasang gorong- gorong tersebut.

Ada beberapa metode yang bisa dipakai untuk memasang saluran


crossing yaitu
dengan metode :
1. Metode Jacking Horizontal Borring
2. Metode HDD (Horizontal Directional Drill)
Keuntungan dengan kedua metode diatas adalah tidak mengganggu
aktifitas diatasnya.

Metode Jacking
Metode adalah suatu metode pemasangan dengan alat pendorong pipa
dari hulu sampai kehilir, sementara untuk penggaliannya dapat dilakukan
secara mesin dan manual. Pipa yang didorong menggunakan alat
pendorong hidraulik, dengan tekanan yang mempu ditahan oleh pipa
yang akan dipakai (untuk pipa yang dipakai harus mampu menerima
tekanan yang sesuai dengan panjang lintasan),
Untuk saluran yang dipakai dengan tipe bulat, tipe ini lebih kuat dan lebih
mudah didorong, Untuk kekuatan pipa diharapkan dapat menahan
tekanan hingga 500 kg/cm2.

Metode HDD
Metode ini adalah metode boring degan menggunakan mesin, namun
biasanya dilakukan untuk air bersih atau pemasngan pipa yang tidak
dialirkan dengan cara gravitasi. Pipa yang dipasang dengan metode ini
haruslah pipa yang mempunyai kelenturan atau tidak rigid. Dari kedua
metode diatas yang bisa dilakukan boring dengan menggunakan metode
jacking.

1) Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan DED Drainase (Jacking) MH. Thamrin


Adapun tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
a) Persiapan Umum
Persiapan umum , aktifitas deisini berisikan mengenai persiapan
persiapan yang akan kami laksanakan sehubungan dengan pekerjaan
tersebut, yaitu :
· Persiapan Administrasi
· Mepersiapkan dana guna pelaksanaan
· Persiapan personil
· Persiapan peralatan
· Persiapan lain sebagainya

b) Pengumpulan Data dasar


Pengumpulan data indentifikasi disini adalah merupakan
pengumpulan data dasar yang diperlukan Antara lain :
· Peta daerah yang bersangkutanatau daerah perencanaan
· Peta drainase dari lokasi yang bersangkutan
· Data utilitas lainnya yang berada disekitar lokasi proyek
· Permasalan yang ada
· Dan lain lain

c) Peninjauan lapangan
Setelah pembahasan rencana system boring didiskusikan dengan
pihak Direksi pekerjaan selesai dilakukan serta telah mendapat
persetujuan maupun pengarahan mengenai pelaksanaan selanjutnya,
maka untuk mendapatkan gambaran mengenai boring yang akan
dilakukan atau diterapkan secara detail dan kelengkapannya dari data
yang diperlukan , kemudian dilakukan peninjauan lapangan sesuai
dengan persetujuan maupun pengarahan tersebut.
Aktifitas peninjauan lapangan meliputi hal sebaga berikut :
· Penentuan daerah genangan Banjir
· Melakukan penelitian keadaan fisik system yang ada
· Melakukan penelitan dan menentukan kemana pembuangan boring
yang akan dilakukan/direncanakan.
d) Pembahasan Sistem Boring
Berdasarkan data dasar yang didapat dan hasil peninjauan lapangan
maka disiapkan rencana awal untuk system boring yang akan
dilakukan dan lanjutan dari system yang akan diusulkan sebagai jalan
keluar untuk mengatasi banjir yang selalu ada.

f) Pengukuran lapangan
Pengukuran lapangan dilakukan setelah rencana boring disepakati
metode dan arahannya jelas yang disetujui oleh Direksi.

g) Pengolahan Data Lapangan


Pengolahan data lapangan dilakuakn setelah data lapangan selesai
dan data data yang dishasilkan dipakai untuk perencanaan teknis.

h) Perencanaan Teknis
Perencanaan Teknis adalah Perencanaan Detail Desain yang disetujui
oleh direksi dengan metode dan rumus-rumus yang akan dipakai
dalam perencanaan teknis di lokasi pekerjaan.

I. Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan ini adalah melaksanakan Pekerjaan Jasa Konsultansi yang
diserahi pekerjaan ini wajib menyediakan jasa-jasanya semaksimal mungkin
untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan sehingga diperoleh hasil
pekerjaan berupa Dokumen Perencanaan yang ditetapkan dan dapat
dipertanggung jawabkan dalam pelaksanaan kontrak konstruksi/ fisik serta
mengusahakan sekecil mungkin adanya perbaikan-perbaikan atau
perencanaan tambahan lainnya dikemudian hari.
Konsultan Perencana /Perorangan harus bekerja sama sepenuhnya dengan
Pengguna Anggaran/ Pemimpin Pelaksana/Pelaksana Teknik dan instansi
terkait sesuai dengan kebijakan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku
diKegiatan Perencanaan Pembangunan Jembatan Provinsi Banten.
Bagan organisasi dari pemberi kerja yang menunjukan fungsi dari masing-
masing unit, harus benar-benar dapat difahami oleh Konsultan.
Membuat Adanya topografi dan desain saluran baik itu elevasi dan dimensi,
serta penanganan pembuangan rawan banjir, Rencana Anggaran Biaya dan
Rincian Volume serta Gambar

II. Standar Perencanaan


Untuk perencanaan jalan ini digunakan standar menurut buku petunjuk
Perencanaan Teknis Program Pembangunan / Peningkatan Jalan baik berupa
Peraturan Perencanaan Jalan dan Jembatan, maupun yang lainnya yang
diperlukan.

III. Penyampaian Laporan DED Perencanaan Teknis


A. Tanggung Jawab Perencana
1. Perencana harus profesional dan beritikad baik
2. Perencana harus mengikuti peraturan-peraturan dan kaidah-kaidah
teknik yang berlaku.
3. Perencana harus berpengalaman dan kompeten di bidang
perencanaan, dibuktikan dengan sertifikasi keahlian yang diterbitkan
oleh organisasi atau lembaga yang berwenang dan terakreditasi.
4. Perencana harus bertanggungjawab penuh pada hasil perencanaannya,
termasuk apabila menggunakan produk standar suatu komponen
struktur Jalan /Jembatan yang dibuat pihak lain, kecuali bila dapat
menunjukan sertifikat kelayakan yang diterbitkan oleh lembaga yang
berwenang di bidang Jalan/Jembatan untuk komponen tersebut.
Pertanggungjawaban harus dinyatakan dengan cara menandatangani
setiap lembar gambar rencana dan setiap dokumen pelaporan
perhitungan atau analisis yang mendukungnya.
5. Terbuka terhadap perkembangan teknis.

B. Proses Pengesahan/Persetujuan Desain


1. Pemeriksaan berkas perencanaan struktur oleh Tim Teknis/Panitia
Pemeriksa Barang/Jasa terutama ditujukan terhadap keamanan
struktur Jalan / Jembatan, dengan perhatian utama pada segi
pembebanan, kekuatan, kestabilan dan kekakuan.
2. Apabila berkas perencanaan tidak layak untuk diperiksa maka Tim
Teknis/Panitia Pemeriksa Barang/Jasa akan mengembalikan berkas
perencanaan kepada Perencana Struktur untuk diperbaki/dilengkapi.
3. Perencana Struktur bisa diminta untuk melengkapi laporan dan gambar
secara lengkap dan jelas apabila berkas laporan yang disampaikan
dianggap tidak lengkap.
4. Hasil dari pemeriksaan mempunyai 7 (tujuh) kategori, yaitu:
a. Disetujui dengan catatan yang harus diperhatikan Perencana, tanpa
harus memasukkan berkas tambahan.
b. Disetujui dengan catatan dan harus memasukkan tambahan
kelengkapan dokumen.
c. Belum bisa diterima, perlu perbaikan, tambahan, ataupun
perubahan desain.
d. Perlu dipanggil Perencananya untuk dapat berdialog langsung
dengan Tim Teknis/Panitia Pemeriksa Barang/Jasa karena adanya
materi yang dipertanyakan.
e. Perlu penjelasan terlebih dahulu dari perencana untuk Jembatan
yang bersifat khusus.
f. Tidak layak untuk diperiksa.
5. Konsultan Perencana diberi kesempatan untuk memperbaiki
perencanaan struktur secepatnya setelah pertanyaan atau permintaan
perbaikan dimintakan kepada Perencana.
6. Apabila berkas perencanaan struktur telah diperiksa berkali-kali dan
masih terdapat hal-hal penting yang belum dipenuhi atau memenuhi
syarat, maka kepada Perencana dilakukan pemanggilan untuk bisa
berkomunikasi dengan Tim Teknis/Panitia Pemeriksa Barang/Jasa. Dan
bila hal-hal tersebut diatas masih saja terjadi maka kepada Perencana
tersebut bisa dilakukan teguran dengan tembusan surat kepada pihak
assosiasi profesi yang memberi rekomendsi pemberian SIBP kepada
Perencana Struktur tersebut.
2.4. TANGGUNG JAWAB KONSULTAN PERENCANA
Konsultan Perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan
yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dan kode tata ‘laku’ profesi yang berlaku.

2.5. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

TEAM LEADER

AHLI HIDROLOGI

JURU UKUR

2.5. PERSYARATAN PERUSAHAAN

SBU RE (104) Desain Rekayasa untuk


Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi
PENGALAMAN Berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan sejenis yaitu DED Jacking dan
atau Perencanaan teknis jalan dan
jembatan
BAB III
KEAHLIAN YANG DIPERLUKAN

3.1. URAIAN TUGAS PERSONIL


Konsultan yang diserahi pekerjaan ini wajib menyediakan jasa-jasanya semaksimal
mungkin untuk menyelenggarakan pekerjaan, sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang baik dan memenuhi segala persyaratan yang ditetapkan dan dapat
dipertanggung jawabkan serta mengusahakan sesedikit mungkin adanya perubahan-
perubahan atau perencanaan tambahan lainnya dikemudian hari.

Dalam melaksanakan pekerjaannya Konsultan terikat pada metoda dan standard


yang berlaku dan diakui di Indonesia.
Tenaga ahli konsultan harus bekerja secara penuh dan mempunyai kualifikasi
sebagai berikut :

A. TENAGA AHLI, Ahli Teknik Jembatan terdiri dari :


(1). Team Leader /S1 Teknik Sipil, sebanyak 1 (satu) orang;
a. Memiliki Ijazah S1 Teknik Sipil;
b. Mempunyai SKA Muda Ahli Teknik Jalan yang masih berlaku;
c. Berpengalaman 2 Tahun dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan
teknis (DED) serta berpengalaman dalam mengkoordinasi pekerjaan,
membuat laporan pekerjaan dan pernah menjadi pemimpin tim (tim
leader) yang dibuktikan dengan Curriculum Vitae yang diketahui oleh
perusahaan tempatnya bekerja dan dilampiri Surat Keterangan
Pekerjaan Terakhir (Referensi) dari Pengguna Jasa sebelumnya;
d. Memiliki KTP, dan NPWP.

Tugas dan tanggung jawab akan mencakup hal-hal sebagai berikut:


- Menjamin bahwa semua isi dan kerangka acuan tugas ini akan dipenuhi
dengan baik sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
- Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini
sehingga dapat menghasilkan pekerjaan seperti yang telah diuraikan/
ditentukan diatas dengan efektif.
- Memutuskan standard perencanaan yang akan digunakan.
- Bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang ditanganinya.
- melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data
harga satuan bahan dan upah, menyiapkan analisa harga satuan
pekerjaan, membuat perhitungan kuantitas pekerjaan jalan dan
jembatan, membuat perkiraan biaya pekerjaan konstruksi, serta harus
menjamin bahwa data, perhitungan analisa harga satuan dan
perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan adalah benar dan
akurat
- Mengasistensikan hasil pekerjaan secara bertahap dan teratur kepada
pemberi kerja dari masing-masing jenis pekerjaan sehingga akhir dari
pekerjaan memuaskan dan membuat serta menyerahkan seluruh hasil
laporannya sebagaimana disebut dalam pembiayaan kegiatan ini
kepada pemberi kerja.

(2). Ahli Hidrologi sebanyak 1 (satu) orang;


a. Memiliki Ijazah minimal S1 Sarjana Teknik Sipil ;
b. Mempunyai SKA Muda Ahli Teknik Jalan yang masih berlaku
c. Berpengalaman 2 tahun dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan
teknis (DED) serta berpengalaman dalam mengkoordinasi pekerjaan
sesuai bidang keahliannya, membuat laporan pekerjaan sesuai
keahliannya yang dibuktikan dengan Curriculum Vitae yang diketahui
oleh perusahaan tempatnya bekerja dan dilampiri Surat Keterangan
Pekerjaan Terakhir (Referensi) dari Pengguna Jasa sebelumnya;
d. Memiliki KTP, dan NPWP.

Tugas dan tanggung jawab akan mencakup hal-hal sebagai berikut :


- Mengkoordinir dan mengendalikan semua personil yang terlibat dalam
pengumpulan data dari jenis pekerjaan yang ditanganinya.
- Bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang ditanganinya kepada
Team Leader dan pemberi kerja.
- melaksanakan semua kegiatan yang mencakup penataan lokasi ,
perhitungan serta penggambaran.

B. TENAGA TEKNIS, terdiri dari :


(1) Juru Ukur , sebanyak 1 (satu) orang;
a. Memiliki Ijazah minimal D3 Teknik Sipil;
b. Berpengalaman minimal 2 tahun dalam mengkur dan mensurvey lokasi
pekerjaan dan ;
c. Memiliki KTP, dan NPWP.

Tugas dan tanggung jawab mencakup hal-hal sebagai berikut :


1. Melaksanakan tugas Pengukuran;
2. Membuat dan Memeriksa hasil yang diperlukan sesuai ketentuan dalam
perencanaan.
3. Bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang ditanganinya kepada
Team Leader.
3.2. JADWAL PENUGASAN PERSONIL

Jumlah Bulan
No Jabatan
Orang Bulan Bulan 1 Bulan 2
I Tenaga Ahli
1 Team Leader (Ahli Teknik Jalan) 1 2
2 Ahli Hidrologi 1 1

II Tenaga Pendukung
1 Juru Ukur 1 1

3.3. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Bulan
No Kegiatan
Bulan 1 Bulan 2
1 Laporan Pendahuluan
2 Laporan Bulan 1
3 Laporan Bulan 2
5 Laporan Teknik/Antara
6 Laporan Akhir
7 Lap. Data Ukur Survei Lapangan
8 Laporan EE
9 Gambar Rencana

3.4. HASIL YANG DIHARAPKAN


Adanya Adanya topografi dan desain saluran baik itu elevasi dan dimensi, serta
penanganan pembuangan rawan banjir, Rencana Anggaran Biaya dan Rincian
Volume serta Gambar Dan Laporan Akhir, berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini
adalah tersusunnya Dokumen DED Drainase (Jacking) MH. Thamrin.

No Kegiatan
Bulan 1
BAB IV
PELAPORAN

4.1. LAPORAN-LAPORAN
Sedangkan jenis laporan-laporan yang harus diserahkan kepada Pengguna Jasa,
yaitu :
A. Laporan Pendahuluan, berisi :
Laporan Pendahuluan berupa ringkasan dari gambaran pekerjaan yang akan
dilaksanakan, rencana-rencana pelaksanaan, pembagian tugas personil dan
schedule kerja konsultan.
Penyedia Jasa wajib mempresentasikan isi dari Laporan ini dihadapan Direksi
Pekerjaan/Tim yang dibentuk untuk memberikan penilaian dan saran terhadap
pekerjaan yang akan dan sedang dilaksanakan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
kalender/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 6 (enam) buku.
B. Laporan Bulanan, berisi :
Laporan Bulanan merupakan laporan perkembangan (progress) pekerjaan
dalam bulan berjalan termasuk kendala-kendala dan solusi penanganannya
serta rencana yang akan dilakukan untuk bulan berikutnya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya setiap tanggal 25 (Dua Lima)
bulan berjalan sebanyak 3 (tiga) buku laporan setiap bulannya.
C. Laporan Teknis/Antara, berisi :
Laporan Teknis berisi perhitungan teknis DED dengan didukung data dari hasil
survey berupa analisa data topografi, data hidrologi, data lalu lintas, hasil
perhitungan .
D. Laporan Akhir, berisi :
Laporan Akhir memuat: rangkuman pelaksanaan kegiatan dan kesimpulan hasil
pekerjaan.
Penyedia Jasa wajib mempresentasikan isi dari Laporan ini dihadapan Direksi
Pekerjaan/Tim yang dibentuk untuk memberikan penilaian dan saran terhadap
pekerjaan yang akan dan sedang dilaksanakan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya akhir masa pelaksanaan dengan
kuantitas sesuai dengan RAB.
E. Laporan Data Ukur Survei Lapangan
Laporan Data Ukur Survei Lapangan memuat: Data hasil survei dilapangan yang
berisi data ukur topografi, data hidrologi dan hasil survei lalu lintas
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya akhir masa pelaksanaandengan
kuantitas sesuai dengan RAB.
F. Laporan EE dan Analisa Harga Satuan, berisi :
Laporan Laporan EE dan Analisa Harga Satuan berisi back up data seluruh
volume pekerjaan beserta lokasi dan dimensi dan BOQ pekerjaan seta Analisa
Harga Satuan per item pekerjaan sampai harga total pekerjaan .
G. Gambar Rencana, berisi :
Gambar Rencana berisi gambar topografi, profil memanjang, profil melitang,
detail saluran, detail jacking, analisa hidrologi, gambar di print di kertas A3 .
Seluruh laporan dibuat dalam format sebagai berikut :
4.2.1. Kertas
Ukuran : A-4 (21,5 cm X 29,7 cm)
Jenis : Polos-putih, HVS, 80 gram
Pembatas : kertas tipis berwarna (pembatas bab)
4.2.2. Tulisan (huruf)
Jenis tegak, standar, bentuk jelas, huruf cetak dan bukan matrix dot
Spasi 1,5 spasi.

4.2.3. Sampul / Jilid


Bahan : kertas tebal/jenis buffalo/matte paper
Warna :Disesuaikan
Jilid : Hard Cover
Format : Disesuaikan.

Penyerahan laporan dan hasil pekerjaan harus dijilid dengan rapih dan diberi cover
sesuai dengan standard Bina Marga dengan ukuran kertas A4 untuk buku-buku /
laporan diantaranya sebagai berikut :

Diserahkan Kepada
No Jenis Hasil Pekerjaan / Laporan Pemberi Tugas
Asli Copy
1. Laporan Pendahuluan 1 buku 5 buku
2. Laporan Bulanan 2 buku 4 buku
3. Laporan Teknis/Antara 1 buku 5 buku
4. Laporan Akhir 1 buku 5 buku
5. Laporan EE dan Analisa Harga Satuan 1 buku 5 buku
6. Gambar Rencana 1 buku 5 buku
7. Lap. Data Ukur Survei Lapangan 1 buku 5 buku
8. Foto-foto Dokumentasi 1 Set -
9. Hard disk Eksternal 1 Bh -

Konsultan harus menyerahkan juga :


File seluruh laporan dan gambar dalam format aslinya dan PDF.
BAB V
PENUTUP

Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan DED
Drainase (Jacking) MH. Thamrin.
yang meliputi tahap seperti:
a. Perencanaan;
b. Persiapan;
c. Pelaksanaan;
d. Penyerahan Hasil.

Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan


pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan.

Dengan demikian, setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, konsultan hendaknya
memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang
dibutuhkan dan berdasarkan bahan-bahan tersebut, maka selanjutnya konsultan agar segera
menyusun program kerja untuk dibahas dengan Pemberi Tugas.

Serang, Oktober 2018


Ditetapkan Oleh
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Plt Kepala Bidang Bina Marga

ROBBI CAHYADI, ST MT
NIP. 19770407 200112 1 002

Bina Marga dan Tata Ruang

Anda mungkin juga menyukai