Dosen Pengampu :
Bapak Koko Enang S.Sos, M.Si
Oleh:
Mira Puji Anggraeni
63211118048
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan pertolongan- N ya s ehingga kami dapat
menyeles aik an makalah yang berjudul “ Sistem Ekonomi Syariah ”
dengan tepat waktu. Makalah ini saya susun untuk menyelesaikan salah satu
tugas mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia"
PENDAHULUAN
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka kami mengambil rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah ekonomi syariah
2. Bagaimana sistem ekonomi kapitalis
3. Perbandingan antara ekonomi syariah dan kapitalis
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah yang berjudul “Ekonomi Syariah” adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui apa itu pengertian ekonomi
2. Mengetahui sejarah sistem ekonomi syariah
3. Mengetahui prinsip dasar ekonomi syariah
4. Mengetahui ciri khas ekonomi syariah
1.4 Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah mahasiswa sapat mengetahui,
mempelajari, dan memahami mengenai Sistem Ekonomi Syariah. Selain itu,
mengacu pada tujuan mata kuliah Sistem ekonimi Indonesia, dengan memdalami
materi ini mahasiwa mampu mengembangkan kemampuan, pemahaman serta
penguasaan tentang perekomonian syariah.
BAB II
PEMBAHASAN
Maka sistem ekonomi syariah dapat diartikan sebagai suatu sistem yang mengatur
dan menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan memakai perangkat
kelembagaan yang dijalankan berdasar hukum dan nilai-nilai islam. Karena itulah
sistem ekonomi syariah merupakan tuntunan kehidupan sekaligus anjuran yang
mengandung nilai ibadah yang diterapkan dalam etika dan moral.
Sistem ekonomi syariah merupakan perwujudan dari paradigma Islam. Tujuan
dari pengembangan sistem ekonomi syariah ini adalah untuk mencari sistem
ekonomi yang terbaik dan mempunyai kelebihan untuk menutup kekurangan dari
sistem ekonomi yang telah ada. Sistem ekonomi syariah terdiri dari beberapa
unsur sebagai berikut :
Dengan hancurnya komunisme dan sistem ekonomi sosialis pada awal tahun
90-an membuat sistem kapitalisme disanjung sebagai satu-satunya sistem
ekonomi yang sahih. Tetapi ternyata, sistem ekonomi kapitalis membawa akibat
negatif dan lebih buruk, karena banyak negara miskin bertambah miskin dan
negara kaya yang jumlahnya relatif sedikit semakin kaya. Dengan kata lain,
kapitalis gagal meningkatkan harkat hidup orang banyak terutama di negara-
negara berkembang. Bahkan menurut Joseph E. Stiglitz (2006) kegagalan
ekonomi Amerika dekade 90-an karena keserakahan kapitalisme ini.
Ketidakberhasilan secara penuh dari sistem-sistem ekonomi yang ada disebabkan
karena masing-masing sistem ekonomi mempunyai kelemahan atau kekurangan
yang lebih besar dibandingkan dengan kelebihan masing-masing. Kelemahan atau
kekurangan dari masing-masing sistem ekonomi tersebut lebih menonjol
ketimbang kelebihannya. Karena kelemahannya atau kekurangannya lebih
menonjol daripada kebaikan itulah yang menyebabkan muncul pemikiran baru
tentang sistem ekonomi terutama dikalangan negara-negara muslim atau negara-
negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam yaitu sistem ekonomi
syariah. Negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim mencoba untuk
mewujudkan suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada Al-quran dan Hadist,
yaitu sistem ekonomi Syariah yang telah berhasil membawa umat muslim pada
zaman Rasulullah meningkatkan perekonomian di Zazirah Arab. Dari pemikiran
yang didasarkan pada Al-quran dan Hadist tersebut, saat ini sedang dikembangkan
Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah di banyak negara Islam termasuk
di Indonesia. Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah merupakan
perwujudan dari paradigma Islam. Pengembangan ekonomi Syariah dan Sistem
Ekonomi Syariah bukan untuk menyaingi sistem ekonomi kapitalis atau sistem
ekonomi sosialis, tetapi lebih ditujukan untuk mencari suatu sistem ekonomi yang
mempunyai kelebihan-kelebihan untuk menutupi kekurangan-kekurangan dari
sistem ekonomi yang telah ada. Islam diturunkan ke muka bumi ini dimaksudkan
untuk mengatur hidup manusia guna mewujudkan ketentraman hidup dan
kebahagiaan umat di dunia dan di akhirat sebagai nilai ekonomi tertinggi. Umat di
sini tidak semata-mata umat Muslim tetapi, seluruh umat yang ada di muka bumi.
Ketentraman hidup tidak hanya sekedar dapat memenuhi kebutuhan hidup secara
melimpah ruah di dunia, tetapi juga dapat memenuhi ketentraman jiwa sebagai
bekal di akhirat nanti. Jadi harus ada keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan
hidup di dunia dengan kebutuhan untuk akhirat.
1. Arab Saudi
2. Malaysia
3. Uni Emirat Arab
4. Kuwait
5. Qatar
6. Turki
7. Indonesia
8. Bahrain
9. Pakistan
Manfaat dari sistem ekonomi syariah yaitu sistem ini dapat menumbuhkan
rasa kekeluargaan, kebersamaan, menghapus kemiskinan, mendapatkan keadilan,
tidak menguntungkan seseorang, transparan dan dapat memberikan manfaat dan
kesejahteraan bagi masyarakat baik muslim maupun non-muslim.
Aset dari perbankan syariah Inggris telah mencapai 18 miliar dolar AS (12
miliar pounds) melebihi aset bank syariah seperti di negara-negara Islam seperti,
Pakistan, Bangladesh, Turki, dan Mesir. Jumlah tersebut lebih banyak dibanding
negara-negara lainnya. Hal tersebut menyebabkan Inggris menduduki peringkat
delapan dalam aset perbankan syariah di seluruh dunia.
Itulah kebaikan dari sistem keuangan Islam. Suatu sistem yang diberikan
dan diridhoi Ilahi, Allah SWT, yang memberi kemaslahatan bagi umat manusia di
Bumi ini. Sistem yang menyelamatkan masalah keuangan dunia dari krisis global.
Inilah jawabannya, dengan menerapkan sistem keuangan Syariah. Semoga sistem
keuangan ini terus berkembang dan menjadi sistem keuangan dunia.
1. Konsumsi
2. Layanan Pemerintah
3. Tanpa Bunga
Ekonomi negara Islam harus berjalan tanpa bunga, yang berarti bahwa sistem
keuangan tidak menggunakan bunga sebagai bagian dari prosedur peminjaman
ketika menjalankan bank dan lembaga keuangan.
4. Properti Pribadi
Ini didorong, meskipun properti itu sendiri tidak dapat digunakan untuk
kepentingan publik. Pembayaran Zakat untuk kepemilikan properti adalah wajib.
5. Produksi
6. Kekayaan
Akuisisi kekayaan tidak berkecil hati, meskipun itu termasuk pembayaran zakat.
Perlu dicatat bahwa pembelian barang-barang mewah juga tidak dianjurkan, jadi
fokus kekayaan lebih sesuai dengan garis kebaikan yang lebih besar bagi keluarga
dan masyarakat.
7. Zakat
Ini adalah sumber utama bagi stabilitas masyarakat miskin di masyarakat Islam.
Ini dianggap sebagai jenis ibadah, di mana sebagian kekayaan dikumpulkan dari
orang kaya dan diberikan kepada orang miskin setiap tahun. Ini juga memberikan
dukungan kepada negara dengan mengurangi jumlah orang yang membutuhkan.
Sistem ekonomi syariah menjadi salah satu bidang ilmu pengetahuan yang
di jiwai oleh ajaran islam. Sistem ekonomi syariah sangat cocok untuk dikaji
terutama dalam rangka memecahkan masalah-masalah yang melanda
perekonomian dunia saat ini seperti juga kelebiham sistem ekonomi komando .
Sistem ini dianggap paling relavan untuk membangun sistem perekonomian
dalam sebuah negara yang didalamnya didasarkan pada nilai-nilai keislaman.
Tentunya sebagai negara dengan mayoritas muslim penggunaan sistem
perekonomian di Indonesia patut di kaji. Saat ini telah banyak bank yang
mendirikan bank syariah sebagai upaya untuk membangun sistem perekonomian
syariah di Indonesia sebagai contoh perusahaan industri . Kemampuan ekonomi
syariah telah berhasil di tunjukkan oleh Bank Muamallah. Pada saat krisis 1997
disaat banyak lembaga keuangan dan perbankan yang gulung tikar, Bank
Muamallah tetap dapat bertahan hingga saat ini. Tentunya hal tersebut karena
sistem ekonomi syariah yang digunakan mampu membuat bank ini mampu
bertahan. Islam melarang segala bentuk riba, namun tidak melarang laba (Return)
sebagai hasil dari usaha seperti juga kelebiham dan kekurangan yayasan . Dalam
islam sistem uang mendapat dukungan yang stabil. Islam memberi keleluasaan
yang luas untuk bentuk uang dan pembayarannya. Seperti sistem ekonomi lainnya
tentunya sistem ekonomi syariah juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Berikut kelebihan dan kekurangan sistem ekonomi syariah yang perlu anda
ketahui. Simak selengkapnya.
Dalam islam, kebebasan manusia didasarkan atas nilai-nilai tauhid. Nilai tauhid
inilah yang membut manusia memiliki keberanian dan kepercayaan diri. Dalam
sistem ekonomi syariah mensyaratkan setiap individu memiliki kepebabas
dalam mengutarakan pikirannya. Kebebasan ini akan mampu mengoptimalkan
kemampuan manusia dalam bertahan hidup simak juga ciri-ciri yayasan. Selain
itu, setiap individu juga bebas dalam membuat keputisan yang berhubungan
dengan ekonominya tanpa didasari paksaan dari siapapun.
2. Adanya Pengakuan Tehadap Hak Kepemilikan Individu terhadap Harta
dan Hak Untuk Memiliki Harta
Dalam sistem ekonomi ini, pengakuan terhadap hak kepemilikan dan untuk
memiliki harta sangat diakui. Namun, tentunya kepemilikan dan cara
memilikinya harus sesuai dengan cara-cara islam simak juga ciri-ciri firma .
Dalam islam pengaturan kepemilikan harta didasarkan atas kemaslahatan.
Sehingga dengan begitu maka kepemilikan atas harta ersebut akan
menimbulkan sikap saling menghormati dan menghargai antar sesama.
Kesadaran bahwa harta tersebut hanyalah titipan dari Allah SWT, juga
merupakan nilai dasar yang harus di tanamkan.
4. Adanya Jaminan Sosial dan Hak untuk Hidup bagi Individu dalam
Sebuah Negara
Setiap individu memiliki hak untuk dapat hidup dan mempertahakan hidupnya
dalam sebuah negara. Setiap warga negara juga dijamin hak sosialnya untuk
mendapatkan kebutuhannya. Tugas pokok ini menjadi tanggung jawab bagi
setiap pemerintahan dalam sebuah negara simak juga transaksi keuangan
perusahaan jasa . Dalam sistem ekonomi syariah, negara memiliki tanggung
jawab untuk mengalokasikan sumber daya alam guna menungkatnya
kesejahteraan rakyatnya secara umum.
5. Adanya Distribusi Kekayaan Islam
Selain kelebihan yang dimiliki, sistem ekonomi syariah juga tidak lepas dari
adanya kekurangan seperti yang akan di jelaskan berikut ini :
Literatur islam yang berasal dari teks teks arab, tidak mengalamai
perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun belakangan ini. Selain
itu, kemunculan berbagai literatur ekonomi konvensional menyebabkan
pandangan masyarakat yang tidak berubah. Dimana mereka memandang bahwa
penyelesaian maalah ekonomi adalah dengan jalan penggunaan sistem ekonomi
konvensional. Tentunya hal ini menimbulkan jusdifikasi di dalam masyarakat
untuk mengesampingkan ide dan pengetahuan lain, termasuk juga ekonomi
syariah. Sehingga sistem ekonomi konvensional hampir mempengaruhi seluruh
prilaku manusia simak juga ciri-ciri perusahaan abal-abal.
Praktek ekonomi konvensional juga telah jauh dikenal lebih dahulu ketimbang
ekonomi syariah. Ekonomi konvensional telah menyentuh setiap aspek
kehidupan manusia mulai dari produksi, distribusi hingga konsumsi.
Sedangkan sistem ekonomi syariah merupakam sistem ekonomi baru, tentunya
akan sedikit sulit untuk memaksakan paham ini masuk. Secara tersirat kita
tidak bisa melupakan bahwa sistem ekonomi konvensional merupakan sistem
ekonomi yang diadopsi dari sistem ekonomis sosialis. Nah, tentunya pada poin
inilah sebenarnya kelemahan dari sistem ekonomi syariah seperti dalam ciri-
ciri perusahaan yang akan bangkrut.
Beberapa negara seperti negara islam Timur Tengah yang menggunakan islam
sebagai pedoman pemerintahannya ternyata belum mampu dalam menjalankam
sistem ekonomi syariah secara profesional. Hal inilah yang kemudian
menyebabkan tingkat kesejahteran di negara tersebut kalah cepat di bandingkan
dengan dataran eropa. Kondisi ini tentu sangat berpengaruh dan menjadi
pertimbangan berat ketika harus memilih menggunakan sistem ekonomi ini
simak juga peran humas dalam organisasi.
Kelebihan dan kekurangan sistem ekonomi syariah yang perlu anda ketahui
tentu dapat menjadi sumber referensi bagi anda untuk mengetahui lebih dalam
tentang sistem ekonomi yang satu ini. Meskipun tidak banyak digunakan namun,
pada dasarnya sistem ini memiliki kebaikan dan dapat diterapkan bagi seluruh
bangsa dengan mayoritas penduduk muslim. Namun, tentunys masih perlu
peningkatan pemahaman untuk mendalami lebih jauh tentang sistem ekonomi
syariah.
Menurut Ibnu al Qayim dalam Umer Chapra pada bukunya Alquran Menuju
Sistem Moneter yang Adil seorang ekonom syariah asal India menjelaskan,”
Landasan ekonomi syariah adalah kebijaksanaan dan kesejahteraan manusia di
dunia dan di akirat. Kesejahteraan ini terletak dalam keadilan, kasih sayang,
kelayakan, dan kebijaksanaan ”.
Ekonomi islam yang merujuk pada Al-quran dan As-sunnah atau hadist dan
juga hasil ijtihad ulama juga memiliki beberapa prinsip dasar yang berbeda
dengan paham ekonomi konvensional yang membuatnya tidak hanya menjadi
paham alternatif tapi juga paham mainstream atau arus utama yang membuatnya
benar-benar berbeda dengan paham lainnya.
1. Ekonomi Rabbani
Ekonomi rabbani diambil dari kata rabb yang berarti tuhan. Sifat ini
diantaranya adalah sumber landasan ekonomi syariah berasal dari tuhan dan juga
peranan tuhan tidak dapat dipisahkan dari kondisi pasar, serta tujuan dari sistem
ini adalah mendapatkan ridha dari tuhan.
Landasan hukum ekonomi syariah yang berasal dari tuhan yang dimaksud adalah
dari firman Allah yang terkumpul pada mushaf al-quran yang diajarkan pada
manusia melalui rasul Muhammad Saw. Hal ini berbeda bahkan bertolak belakang
dengan sistem ekonomi konvensional yang berlandaskan pada rasio logika
manusia yang terbatas dan tidak bersifat universal.
Peranan tuhan dalam pembentukan kondisi pasar juga tidak dapat dipisahkan,
sebagaimana rasul bersabda “ Allah maha mengatur harga”. Hal ini bermakna
bahwa kondisi pasar sangat bergantung pada belas kasih tuhan baik secara
langsung maupun tidak langsung semisal pengaruh iklim, cuaca, penyakit, hujan,
dan sebagainya. Berbeda dengan kaum liberal dan komunis yang mencoba
mengingkari hal ini.
Dari Anas bin Malik, “Manusia mengatakan, ‘Wahai Rasulullah harga barang
naik, maka tentukan harga buat kami.’ Rasulullah bersabda, ‘ Sesungguhnya
Allah-lah yang Maha Menentukan harga, Yang Maha Menggenggam dan Maha
Membentangkan, lagi Maha Memberi Rezeki, dan aku mengharap ketika
berjumpa dengan Allah, tiada satu pun perkara di antara kamu yang menuntutku
karena suatu kedzaliman baik tentang darah atau harta.” (HR. Abu Dawud,
dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah 2200)
Kemudian tujuan dari sistem ini adalah falah atau kesuksesan dunia dan akhirat
yang mengharapkan ridha Allah SWT.
Ekonomi islam adalah satu kesatuan dari ajaran islam sehingga dalam sistem
perekonomiannya tidak bisa dilepaskan dari akidah, syariah, dan akhlaq. Sehingga
ketiga unsur tersebut menjadi landasan pada sistem perekonomian islam.
Sebagai contoh misalnya sikap “samahah” atau berlapang dada akan anda temui
pada tiap transaksi yang terjadi pada ekonomi islam, baik pada produsen,
konsumen, debitur, dan sebagainya. Dimana telah dicontohkan oleh Muhammad
saw untuk memudhkan dalam membeli, menjual, dan menagih. Dan dianjurkan
untuk merelakan piutang yang benar-benar tidak dapat dilunasi oleh debitur.
َ َوإِ َذا ا ْقت، َوإِ َذا ا ْشت ََرى،ََر ِح َم هَّللا ُ َر ُجاًل َس ْمحًا إِ َذا بَاع
َضى
Hal ini telah diadopsi oleh beberapa lembaga keuangan islam semisal BMT
(Baitulmal wa Tamwil atau koperasi syariah) yang merelakan piutang yang benar-
benar tidak dapat dilunasi oleh debitur yang memiliki keterbatasan kemampuan
yang sesungguhnya butuh pertolongan. Sehingga debitur seperti ini akan menjadi
objek sedekah dan diberi pembinaan agar dapat mandiri.
Tidak jarang debitur yang telah diberi pembinaan dan pemberdayaan justru
kembali sebagai kreditur yang menginfaqkan kelebihan hartanya pada BMT untuk
kemudian diputar demi kepentingan umat.
Ekonomi isani adalah salah satu Ciri Ciri Ekonomi Syariah. Pada esistem
ekonomi dengan paham naturalis, seseorang akan menitik beratkan fokusnya pada
sumber daya alam. Sehingga menganggap hal terpenting pada sistem ekonomi
adalah kepemilikan sumber daya alam yang melimpah. Akan tetapi saat ini justru
menunjukkan sebaliknya. Negara yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah justru dikuasai negara yang memiliki modal besar dan kekayaannya di
pindahkan ke negara pemodal. Kita ambil contoh negara kita sendiri yang
kekayaannya dikuras oleh negara lain, kita juga bisa lihat Singapura yang
memiliki luas wilayah yang begitu kecil tetapi tingkat kemakmurannya tertinggi
di kawasan Asia Tenggara bahkan Asia.
Apakah dengan jumlah finansial yang tinggi atau cadangan emas yang besar
sebagai alat tukar misalnya, akan membawa sebuah negara tersebut pada
kemakmuran. Kita bisa belajar dari penganut paham markintilisme yang
menumpuk emas sebanyak-banyaknya tanpa diiringi kemampuan memproduksi
yang seimbang, hanya akan menimbukan inflasi yang membuat harga-harga
dalam negeri menjadi mahal.
Berbeda dengan ekonomi islam yang memfokuskan manusia sebagai modal utama
dalam mencapai kesejahteraan, penganut sistem ini percaya bahwa Allah
menciptakan sumberdaya dan manusia baru mengambil sedikit sekali dari sumber
daya yang Allah ciptakan, semisal sumber daya laut, tambang, perhutanan, dan
sebagainya. Hal ini menunjukkan penitikberatan pada kemampuan manusia untuk
mengelola sumber daya alam dengan bijak.
“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS.
Al Qashshash: 77).
Selain itu juga telah dijelaskan dalam firman tuhan bahwa segala sesuatu yang
diciptakan di dunia diperuntukkan untuk manusia, dan peran manusia sebagai
khalifah atau wali Allah juga telah dijelaskan. Pada beberapa ayat Al-qur’an juga
dijelaskan tentang bagaimana Allah menundukkan segala sesuatu untuk
memberikan manusia kemampuan mengelola sumber daya alam.
“dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari
lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar
padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya
kamu bersyukur”
Keseimbangan atau nilai ideal adalah hal yang diutamakan dalam perekonomian
islam, tidak dikenal keberpihakan pada kaum kapitalis ataupun buruh, semua
memiliki hak dan kewajiban pada porsi yang adil.
Tujuan ekonomi islam untuk menggapai kesuksesan hidup di dunia dan di akhirat
melahirkan paham dimana keseimbangan atau balance menjadi hal penting untuk
diperhatikan. Islam menghendaki adanya keseimbangan dalam mengejar dunia
dan akhirat, islam tidak memperkenankan seseorang untuk mengejar dunia semata
tanpa memenuhi kewajiban atas hartanya, begitupun sebaliknya, islam tidak
memperkenankan seseorang membiarkan kemiskinan dan mendorong seseorang
untuk mandiri dalam ekonomi.
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS
28:77)
Hukum dasar ekonomi islam berasal dari firman Illahi dan hal ini tidak dapat
dirubah, akan tetapi seiring dengan berkembangnya jaman banyak jenis transaksi
yang tidak di dapati pada jaman Rasullullah sehingga terdapat ijtihad atau hasil
pemikiran para alim ulama untuk menjawab pertanyaan dunia agar dapat terus
dinamis mengikuti jaman, akan tetapi tetap merujuk pada Al-qur’an dan Al-
Hadist.
Bagi hasil yang ada di ekonomi syariah ini memiliki beberapa bentuk yaitu bonus
uang tahunann yang didasarkan pada laba atau keuntungan selama satu tahun
kerja sebelumnya, dan bisa berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan. Dalam
ekonomi syariah, bagi hasil ini dikenal dengan profit and loss sharing, dimana
dapat diartikan sebagai pembagian untung dan rugi yang terjadi atas kesepakatan
yang telah dibicarakan sebelumnya. Dalam pembahasan kali ini akan kita bahas
secara rinci dan lengkap tentang ekonomi syariah. Pertama yang akan kita bahas
adalah prinsip-prinsip yang digunakan oleh ekonomi Syariah.
Ekonomi syariah beranggapan bahwa semua jenis sumber daya alam yang
ada merupakan pemberian dan ciptaan Allah SWT, sehingga perlu berhati-
hati dan bertanggung jawab dalam penggunaannya, tidak boleh berlebihan
dan seenaknya sendiri klarena itu bukan miliki kita.
Dalam islam pendapatan yang diperoleh secara tidak sah atau kurang jelas
hukumnya tidak diakui, dan mengakui pendapatan atau kepemilikan
pribadi dengan batas-batas tertentu yang memiliki hubungan dengan
kepentingan orang banyak.
Dalam kegiatan ekonomi syariah, bekerja merupakan kegiatan yang
menjadi penggerak utamanya. Dalam islam telah diajarkan untuk tidak
bermalas-malasan untuk mencari rezeki, untuk itu bekerja sangat
dianjurkan oleh agam islam untuk mendapatkan rezeki berupa harta atau
matteri dengan berbagai cara, namun ada batasan yang harus diikuti agar
tidak salah langkah.
Kekayaan yang dimiliki oleh beberapa orang kaya, tidak boleh hanya diam
di tempat atau dibuat sendiri namun harta tersebut diharuskan untuk selalu
mengalir di dibagi dengan tujuan bisa membantu orang-orang yang kurang
mampu dengan meningkatkan besaran produk nasional agar tercapai suatu
kesejahteraan.
Tidak ada perbedaan hak yang didapat oleh semua orang, semua orang
sama punya hak untuk mendapatkan sesuatu yang baik. Islam menjamin
kepemilikan masyarakat dan penggunaannya yang telah direncanakan
sedemikian rupa hingga berguna untuk kepentingan orang banyak.
Seorang muslim harus punya hati dan perasaan yang selalu taat dan tunduk
pada Allah serta mempercayai semua yang telah difirmankan oleh Allah
dalam Al-Quran, dengan harapan kita sebagai umat muslim bisa terdorong
untuk selalu berbuat yang benar dan menghindari sesuatu yang salah atau
tidak sesuai dengan hukum islam.
Sebagai umat muslim kita diwajibkan untuk selalu membersihkan harta
yang kita dapat, karena kita tidak tahu apakah benar harta tersebut
diberikan pada kita atau itu titipan untuk orang yang membutuhkan. Untuk
itulah kita diwajibkkan untuk berzakat, zakat merupakan salah satu jalan
yang ahrus anda lakukan jika harta anda sudah mencapai batas ukur yang
ditentukan (nasab).
Semua kegiatan yang berhubungan dengan ekonomi dilarang mendandung
unsur riba, gharar, dzulum, dan unsur lainnya yang diharamkan menurut
syara’ sedikitpun dalam berbagai bentuk seperti panjaman uang dan lain
sebagainya. Karena dalam islam diharamkan suatu kegiatan ekonomi yang
mengandung kedzaliman, tipu muslihat, dan hal-hal lain yang dilarang
oleh Allah.
Aktivitas muamalah yang terjadi didalamnya harus atas dasar suka sama
suka, tidak ada sedikitpun unsur paksaan antara beberapa pihak. Jadi
mereka melakukan muamalah atas kehendak dan hati nurani sendiri.
Itulah beberapa prinsip yang dimiliki oleh ekonomi syariah, semua kegiatan atau
penentuan hukum semua dilandaskan atas nilai-nilai dan ajaran agama islam.
Setelah membahas tentang prinsip-prinsip ekonomi syariah, kita akan mengetahui
apa saja ciri-ciri ekonomi syariah.
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/89779/asas-ekonomi-islam
Asas-asas sistem ekonomi Islam ada tiga, yaitu kepemilikan ()الملكية, pengelolaan
kepemilikan ( )التصرف في الملكية, distribusi kekayaan di tengah-tengah masyarakat (
)توزيع الثروة بن الناس
Kepemilikan individu adalah izin dari Allah swt kepada individu untuk
memanfaatkan sesuatu.
a. Hak kepemilikan individu adalah hak syar’iy bagi individu. Seorang individu
berhak memiliki harta yang bergerak maupun tidak bergerak seperti mobil, tanah,
dan uang tunai. Hak ini dijaga dan diatur oleh hukum syara’.
b. Warisan
e. Harta yang diperoleh seorang individu tanpa ada kompensasi apapun, seperti
pemberian (hibah), hadiah, diyat, mahar dan shadaqah.
Kepemilikan umum adalah izin dari al-Syaari’ kepada al- jamaa’ah (masyarakat)
untuk secara bersama-sama memanfaatkan sesuatu. Kepemilikan umum ini
terbagi menjadi tiga, yakni:
a. Segala sesuatu yang menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat, yang akan
menyebabkan persengketaan tatkala ia lenyap; seperti air, padang rumput, dan api.
Rasulullah saw bersabda:
Manusia berserikat dalam 3 hal yaitu air, padang rumput, dan api.
Yang juga termasuk setiap peralatan yang digunakan untuk mengelola fasilitas
umum, seperti alat pengebor air yang dibutuhkan oleh masyarakat umum, beserta
pipa-pipa yang digunakan untuk menyulingnya (menyalurkannya). Demikian juga
peralatan yang digunakan sebagai pembangkit listrik yang memanfaatkan air milik
umum (PLTA), tiang-tiang, kabel-kabel, dan stasiun distribusinya.
b. Segala sesuatu yang secara alami, mencegah untuk dimanfaatkan hanya oleh
individu secara perorangan; seperti, jalanan, sungai, laut, danau, mesjid, sekolah-
sekolah negeri, dan lapangan umum. Sabda Rasulullah saw:
Makna hadits ini adalah, tidak ada hak bagi seorangpun untuk memberikan
batasan atau pagar (mengkapling) segala sesuatu yang diperuntukkan bagi
masyarakat umum.
c. Barang tambang yang depositnya sangat besar. Dalilnya, adalah hadits
riwayat Ibnu Majah (2466) dan Ad Darimi (2494) dengan sanad hasan, dari
Abyadh bin Hamal bahwa ia telah meminta kepada Rasul saw untuk mengelola
tambang garam disuatu daerah yg tidak berair (dekat bendungan ma’rib).
Rasulullah memberikannya. Setelah ia pergi, Al Aqra` bin Habis At Taimi
berkata;
س ِب َها َما ٌء َو َمنْ َو َر َدهُ أَ َخ َذهُ َوه َُو ِم ْث ُل َما ِء ا ْل ِع ِّد ٍ يَا نَبِ َّي هَّللا ِ إِنِّي قَ ْد َو َردْتُ ا ْل ِم ْل َح فِي ا ْل َجا ِهلِيَّ ِة َو ُه َو بِأ َ ْر
َ ض لَ ْي
"Wahai Nabiyullah, sesungguhnya aku telah mendatangi garam itu pada masa
Jahiliyah, yaitu dilahan yang tidak ada airnya, lalu orang-orangpun datang dan
mengambilnya. Garam tersebut seperti air yang tidak habis-habisnya." Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam lalu meminta agar pemberian garam kepadanya
dibatalkan,
Pengelolaan kepemilikan adalah tata cara yang seorang muslim wajib terikat
dengan tata cara tersebut tatkala ia mempergunakan harta. Syari’at Islam telah
membatasi tata cara ini dengan hukum-hukum syara’; dalam dua perkara, yaitu;
pengembangan kepemilikan dan pengeluaran harta.
Syara’ telah menetapkan beberapa cara untuk mengeluarkan harta, yang antara
lain adalah:
1. Zakat, sebagai kewajiban bagi setiap individu yang terkena beban kewajiban
ini.
Selain itu, Islam telah mengharamkan beberapa macam cara pengeluaran harta,
yakni:
3. Kikir (al bukhl) dan pelit (taqtiir), yakni tidak mengeluarkan harta yang
diwajibkan atas seorang muslim. Misalnya tidak mengeluarkan zakat dan nafkah
yang wajib baginya untuk ditunaikan kepada orang yang kesusahan. Firman Allah
swt:
Dan orang-orang tidak (pula) kikir dan adil (pembelanjaan itu) di tengah-tengah
antara demikian (TQS. Al Furqaan: 67).
Pengeluaran harta oleh daulah Islam dilakukan pada sebuah kondisi yang
mengharuskan negara melakukan tugas-tugas wajib bagi kaum muslim secara
keseluruhan, misalnya memberi makan orang-orang yang menderita kelaparan,
sebagaimana yang pernah terjadi pada ‘âm ar ramadâh (tahun paceklik) di masa
Umar bin Khaththab.
1. Kewajiban Zakat.
Jadi jika digabungkan Definisi dari Hukum ekonomi syariah adalah hukum yang
mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan sistem ekonomi yang
dilandasi dan didasari oleh nilai-nilai islamiah yang tercantum dalam Al Quran,
Hadist, dan Ijtihad para Ulama. Dengan ini kita sudah mengegtahui pengertian
mendasar dari Hukum ekonomi syariah.
Secara Etimologi atau tata bahasa kata hukum berasal dari bahasa Arab yang
disebutkan sebagai “hukm” yang berarti keputusan ataupun ketetapan. Sedangkan
dari sudut pandang Islam istilah syariah sekarang ini berkembang ke arah makna
yang Fiqh. Hal terebut membuat Hukum Ekonomi Syariah ini menjadi pegangan
atau tuntunan masyarakat islam untuk menjalani kehidupan tata ekonomi maupun
tata hukum bermasyarakat. Memberikan kepastian di keadaan yang tidak pasti
memberi tuntunan bagaimana seharusnya hal tersebut diberikan keputusan dan
tentu saja dilandasi dengan tata tata nilai islamiah.
Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) menggelar Muktamar ke-3 dan
seminar ekonomi islam di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Kamis
(30/4). Acara ini mengambil tema "Building Strategic Alliance in Islamic
Economics, Finance and Business Policies".
Ada tujuh isu yang ingin dibahas serta dicari jalan keluarnya oleh IAEI melalui
gelaran ini, berikut 7 permasalahan sistem ekonomi syariah, adalah :
1. Kecilnya market share industri keuangan syariah
2. Rendahnya tingkat literasi keuangan Syariah
Sebagai agama yang rahmatan lil alamin, islam mengatur dan memberikan
petunjuk kepada manusia di berbagai sektor kehidupan yang ada. Salah satunya
adalah sektor ekonomi.
Sektor ekonomi adalah sektor yang juga sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia karena di dalamnya mengandung kegiatan memenuhi pemenuhan
sandang, pangan, papan, dan lain sebagainya. Tidak jarang masalah ekonomi
membuat manusia frustasi, konflik, dan terjadi berbagai perpecahan di dalamnya.
Untuk itu, islam sebagai Agama yang diridhoi Allah memberikan petunjuk
bersifat falsafah dasar atau sekumpulan nilai-nilai yang tidak dapat dirubah, agar
menjadi pedoman manusia dalam melangsungkan aktivitas atau transaksi
ekonominya sehari-hari. Tentunya hal ini tetap dipegang teguh, walaupun zaman
terus berkembang dan masalah yang semakin kompleks.
Falsafah ekonomi islam adalah nilai-nilai yang menjadi dasar atau landasan islam
dalam aktivitas atau transaksi ekonomi manusia. Nilai-nilai ini bersifat umum,
universal, dan mendasar sehingga walaupun zaman sudah berganti, maka nilai-
nilai ini akan tetap ada dan tidak berubah.
Zaman dan teknologi selalu berubah dan mengalami penyesuaian. Akan tetapi,
dalam hal falsafah ekonomi hal ini tidak bisa berganti dan selalu menjadi
pedoman. Secara teknis dan sistem penerapannya dalam kehidupan manusia bisa
saja berganti akan tetapi dalam dasar-dasarnya, falsafah ekonomi islam akan tetap
dipertahankan.
Untuk itu, salah besar jika ada anggapan orang yang mengatakan bahwa ekonomi
islam atau ekonomi syariah tidak bisa lagi diterapkan atau sudah termakan zaman
karena falsafah ekonomi islam lah yang tetap sedangkan teknis bisa berbeda.
Misalnya saja di zaman ini kita tidak mungkin menolak sistem perbankan, sistem
jual beli online yang di zaman Rasulullah dulu belum ada.
Tentu saja sebagai bentuk kemajuan umat manusia, islam tidak melarangnya
asalkan sesuai dengan falsafah yang sudah ditetapkan Allah bagi manusia.
Nilai-nilai falsafah ekonomi islam dapat kita temui dalam Al-Quran dan tidak
bertentangan dengan Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada
Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman. Hal ini adalah 5 falsafah
ekonomi islam yang terdapat dalam Al-Quran, yang dapat mulai kita pahami.
1. Ketauhidan
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik” (QS Al baqarah : 195)
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah memberikan perintah kepada manusia
untuk menggunakan hartanya atau membelanjakannya di jalan Allah. Hal ini
berkaitan erat bahwa aktivitas ekonomi dalam kehidupan manusia hendaknya
selalu diorientasikan di jalan Allah sebagai pemilik langit dan bumi. Dengan
senantiasa melaksanakan aturan ekonomi berdasarkan perintah dan apa yang
Allah sampaikan, maka Allah menjamin keselamatan manusia, karena di
dalamnya terdapat aturan yang menghindari manusia dari kebinaasan.
2. Kemaslahatan
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
“ (QS Al Jumuah : 10)
Hukum kemaslahatan ini juga dapat digambarkan bahwa tidak ada satupun aturan
islam yang mengarah kepada kemudharatan. Hukum ekonomi islam justru
melindungi dari penipuan, perpecahan, modal yang dikapitalisasi dan lain
sebagainya.
3. Keadilan
Perilaku mengurangi timbangan adalah salah satu perilaku yang Allah laknat dan
tidak Allah sukai. Untuk itu, manusia hendaknya mengarahkan hidupnya agar
jujur dan tidak menipu. Dampak dari perilaku tersebut tentu akan merugikan diri
sendiri. Pembeli atau pelanggan tidak akan suka dengan penjual yang menipu atau
bersikap tidak jujur. Tentu hal ini akan mengurangi jumlah penjualannya dan rugi
diri sendiri.
Islam juga tidak sama dengan liberalis, yang hanya mengandalkan pemilik modal
atau berpikir individualis. Namun islam juga tidak sama dengan sosialis, yang
tidak menghargai hak milik pribadi. islam mengajarkan untuk menghargai hak
individu, dan individu berhak atas apa yang diusahakannya.
Itulah mengapa ada aturan islam mengenai harta zakat, wakaf, warisan, ahli waris,
mengembalikan hutang, dan lain sebagianya.
5. Orientasi Sosial
Falsafah yang kelima adalah ajaran islam untuk mengarahkan harta untuk orientas
sosial. Hal ini sebagaimana perintah zakat, berinfaq, dan bershodaqoh di jalan
Allah. Orientasi sosial ini bemaksud untuk memberikan pemerataan ekonomi juga
memberikan bantuan agar harta tidak hanya teralokasi atau dikapitalisasi oleh satu
orang atau satu kelompok saja, melainkan pada seluruh ummat.
Hal ini sebagaimana yang para sahabat contohkan. Umar Bin Khattab pernah
memberikan seluruh hartanya untuk islam dan menyisakan sebagiannya untuk
kehidupan pribadinya. Sahabat bernama Abdurrahman bin Auf juga pernah
memberiakan 2000 unta untuk keperluan perang badr dan sahabat Usman bin
Affan yang membeli sumur untuk keperluan ummat islam di masa kekeringan saat
itu.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
Dalam http://wwwilmuduniaku.blogspot.com/2016/11/makalah-ekonomi-
syariah.html
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/89779/asas-ekonomi-islam
https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/falsafah-ekonomi-islam
https://mtaufiknt.wordpress.com/2010/06/19/asas-asas-sistem-ekonomi-islam/