Anda di halaman 1dari 10

Kerangka Acuan Kerja (K.A.

K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami
Di Kabupaten Garut

Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)

DOKUMEN RENCANA KONTIJENSI TSUNAMI


TAHUN ANGGARAN 2019

I. LATAR BELAKANG
Kabupaten Garut, Berdasarkan Indeks Rawan Bencana Indonesia (IRBI) yang dirilis Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2011, menempati urutan pertama daerah
rawan bencana kategori kabupaten/kota di Indonesia. Adapun Indeks Rawan Bencana
Indonesia (IRBI) merupakan suatu perangkat analisis kebencanaan yang menunjukkan
riwayat nyata kebencanaan yang telah terjadi dan menimbulkan kerugian pada suatu wilayah
hingga tingkat kabupaten/kota.

Penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Garut saat ini telah mengikuti


sistem penanggulangan bencana nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, khususnya pasal 35 dan 36 yang
mengamanatkan agar setiap daerah dalam upaya penanggulangan bencana, mempunyai
perencanaan penanggulangan bencana. Hal ini ditandai dengan masuknya penanggulangan
bencana menjadi bagian dari perencanaan pembangunan, dalam wujud Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Garut 2014–2019.
Selanjutnya Rencana Penanggulangan Bencana Daerah ditetapkan pemerintah daerah sesuai
dengan kewenangannya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Dalam hal ini kabupaten Garut
sudah memiliki dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Daerah (2014 – 2019) yang
habis masa perencanaannya tahun ini sehingga perlu dibuat dokumen pembaharuan.

Secara rinci hal tersebut dijelaskan dalam ketentuan Pasal 6 ayat (5) Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

Peraturan Daerah Kabupaten Garut nomor 7 tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, pada pasal

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)


KABUPATEN GARUT
1
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami
Di Kabupaten Garut
4 dan 5 dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Kabupaten Garut perlu merumuskan Kajian
Risiko Bencana Kabupaten Garut 2019–2024, yang mampu menjadi pedoman dalam
pelaksanaan praktik-praktik penanggulangan bencana di Kabupaten Garut baik pada masa
sebelum, saat, maupun sesudah terjadinya bencana.

2. TUJUAN
Tujuan Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami ini adalah, untuk :
1. memberikan panduan yang memadai dalam mengkaji risiko setiap bencana yang ada
di daerahnya;
2. mengoptimalkan penyelenggaraan penanggulangan bencana dengan berfokus kepada
perlakuan beberapa parameter risiko dengan dasar yang jelas dan terukur;
3. menyelaraskan arah kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana antara
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam kesatuan tujuan.

3. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Organisasi pengguna jasa kegiatan Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami
Kabupaten Garut adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut.

4. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah) termasuk PPN dibiayai APBD Kabupaten Garut Tahun Anggaran 2019.

5. RUANG LINGKUP
5.1 Ruang Lingkup Wilayah
Lingkup Wilayah Kajian adalah di Wilayah Kabupaten Garut memiliki luas wilayah 307.407
Ha. Secara geografis terletak diantara 6°57’34” – 7°44’57” Lintang Selatan dan 107°24’3” –
108° 24’34” Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
 Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang
 Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya
 Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia
 Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur.

5.2 Ruang Lingkup Kajian


BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)
KABUPATEN GARUT
2
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami
Di Kabupaten Garut
Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami meliputi :
1. pengkajian tingkat ancaman;
2. pengkajian tingkat kerentanan;
3. pengkajian tingkat kapasitas;
4. pengkajian tingkat risiko bencana;
5. kebijakan penanggulangan bencana berdasarkan hasil kajian dan peta risiko bencana.

6. PERISTILAHAN
1) Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
2) Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
3) Rencana Penanggulangan Bencana adalah rencana penyelenggaraan
penanggulangan bencana suatu daerah dalam kurun waktu tertentu yang menjadi
salah satu dasar pembangunan daerah.
4) Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,
klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada
suatu kawasan untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan
mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk
menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
5) Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada
suatu kawasan dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka,
sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau
kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
6) Korban bencana adalah orang atau kelompok orang yang menderita atau
meninggal dunia akibat bencana.
7) Badan Nasional Penanggulangan Bencana, yang selanjutnya disingkat dengan
BNPB, adalah lembaga pemerintah non departemen sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)


KABUPATEN GARUT
3
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami
Di Kabupaten Garut
8) Badan Penanggulangan Bencana Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan
BPBD, adalah badan pemerintah daerah yang melakukan penyelenggaraan
penanggulangan bencana di daerah.
9) Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
10) Kerentanan adalah suatu kondisi dari suatu komunitas atau masyarakat yang
mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman
bencana.
11) Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk
menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.
12) Peta adalah kumpulan dari titik-titik, garis-garis, dan area-area yang
didefinisikan oleh lokaisnya dengan sistem koordinat tertentu dan oleh atribut
non-spasialnya.
13) Skala peta adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak sesungguhnya
dengan satuan atau teknik tertentu.
14) Cek Lapangan (ground check) adalah mekanisme revisi garis maya yang dibuat
pada peta berdasarkan perhitungan dan asumsi dengan kondisi sesungguhnya.
15) Geographic Information System, selanjutnya disebut GIS, adalah sistem untuk
pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan atau manipulasi, analisis, dan
penayangan data yang mana data tersebut secara spasial (keruangan) terkait
dengan muka bumi.
16) Peta Landaan adalah peta yang menggambarkan garis batas maksimum
keterpaparan ancaman pada suatu daerah berdasarkan perhitungan tertentu.
17) Tingkat Ancaman Tsunami adalah potensi timbulnya korban jiwa pada zona
ketinggian tertentu pada suatu daerah akibat terjadinya tsunami.
18) Tingkat Kerugian adalah potensi kerugian yang mungkin timbul akibat
kehancuran fasilitas kritis, fasilitas umum dan rumah penduduk pada zona
ketinggian tertentu akibat bencana.
19) Kapasitas adalah kemampuan daerah dan masyarakat untuk melakukan tindakan
pengurangan Tingkat Ancaman dan Tingkat Kerugian akibat bencana.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)


KABUPATEN GARUT
4
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami
Di Kabupaten Garut
20) Tingkat Risiko adalah perbandingan antara Tingkat Kerugian dengan Kapasitas
Daerah untuk memperkecil Tingkat Kerugian dan Tingkat Ancaman akibat
bencana.
21) Kajian Risiko Bencana adalah mekanisme terpadu untuk memberikan gambaran
menyeluruh terhadap risiko bencana suatu daerah dengan menganalisis Tingka
Ancaman, Tingkat Kerugian dan Kapasitas Daerah.
22) Peta Risiko Bencana adalah gambaran Tingkat Risiko bencana suatu daerah
secara spasial dan non spasial berdasarkan Kajian Risiko Bencana suatu daerah.

7. DASAR HUKUM
Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami Kabupaten Garut dibuat berdasarkan
landasan hukum yang berlaku di Indonesia. Landasan hukum tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4723);
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4725);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4828);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan
Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4829);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga
Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)


KABUPATEN GARUT
5
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami
Di Kabupaten Garut
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 44, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4830);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Keduan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan Kawasan Rawan
Gempa Bumi;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59);
12. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 66);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
14. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Pedoman Mitigasi Bencana Gunung Api, Gerakan Tanah, Gempa bumi, dan
Tsunami (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 556);
15. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2012
tentang Pedoman Desa/Kelurahan Tangguh Bencana;
16. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 2 Tahun 2012
tentang Pedoman Pengkajian Risiko Bencana;
17. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3 Tahun 2012
tentang Pedoman Penilaian Kapasitas Daerah;

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)


KABUPATEN GARUT
6
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami
Di Kabupaten Garut
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 45);
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran
Daerah Tahun 2009 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 67);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun
2008 Nomor 27);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Garut No 19 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun
2008 Nomor 34);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 4 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Garut 2005–2025;
23. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 Peraturan Daerah Tentang Pembentukan
Dan Susunan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Garut
(Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2011 Nomor 7);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Garut Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten
Garut Tahun 2011 Nomor 29);
25. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 15 Tahun 2012 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2012
Nomor 15); dan
26. Peraturan Bupati Nomor 555 Tahun 2012 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Garut.

8. METODOLOGI
Berikut adalah metodologi pengerjaan Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami
yang secara umum dibagi ke dalam beberapa tahapan umum, yaitu:
1) Tahap perencanaan dan persiapan kerja, yaitu mempersiapkan jadwal kerja dan
pengumpulan data-data dan desk study bagi kegiatan Penyusunan Dokumen

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)


KABUPATEN GARUT
7
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami
Di Kabupaten Garut
Rencana Kontijensi Tsunami, meliputi identifikasi karakteristik wilayah bencana
yang ada di Kabupaten Garut.
2) Tahap survey dan observasi lapangan.
3) Tahap penelusuran data dan kompilasi.
4) Tahap Rencanaan Kontijensi Gunung Api, dan berisikan tentang :
- Indeks Kontijensi Gunung Api
- Rencana Kontijensi Gunung Api
- Peta Risiko Bencana.
5) Tahap Penyusunan Kebijakan penanggulangan bencana.

9. KEBUTUHAN TENAGA AHLI


Berikut adalah kebutuhan tenaga ahli pada pengerjaan kegiatan Penyusunan Dokumen
Rencana Kontijensi Tsunami, yaitu sebagai berikut:

A. Ketua Tim
Latar Belakang : S1 Geologi
Jumlah Orang : 1 (satu) orang
Pengalaman : Minimal 5 (lima) Tahun di bidang geologi
Tugas : Melaksanakan koordinasi kerja baik dengan Tenaga ahli,
assistant professional staff dan surveyor maupun dengan
pengguna jasa, mengambil keputusan strategis terkait dengan
pekerjaan, menyusun rencana kerja, merekapitulasi seluruh
hasil kajian dari berbagai sudut pandang, dan memimpin proses
kegiatan.

B. Tenaga Ahli
1) Latar Belakang : S1 Planologi
Jumlah Orang : 1 (satu) orang
Pengalaman : Minimal 5 (5) Tahun di bidang Penataan ruang

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)


KABUPATEN GARUT
8
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami
Di Kabupaten Garut
Tugas : Membantu ketua tim, dalam pelaksanaan pekerjaan, keterkaitan
fungsional dalam konteks risiko kebencanaan, dan membantu
merumuskan tindak lanjut hasil kajian.

2) Latar Belakang : S1 Geodesi


Jumlah Orang : 1 (satu) orang
Pengalaman : Minimal 3 (3) Tahun di bidang Pemetaan dan SIG
Tugas : Membantu ketua tim, dalam pelaksanaan pekerjaan, keterkaitan
fungsional dalam konteks risiko kebencanaan, dan membantu
merumuskan tindak lanjut hasil kajian.

C. Tenaga Pensukung
1) Surveyor : SMK/D3
Jumlah Orang : 1 (satu) orang
Pengalaman : Minimal 3 (3) Tahun di bidang Survey
Tugas : Membantu ketua timdan tenaga ahli, dalam pelaksanaan
pekerjaan, keterkaitan fungsional dalam konteks pemetaan
risiko kebencanaan.

2) Drafter : SMK/D3
Jumlah Orang : 1 (satu) orang
Pengalaman : Minimal 3 (3) Tahun di bidang Drafter GIS
Tugas : Membantu ketua timdan tenaga ahli, dalam pelaksanaan
pekerjaan, keterkaitan fungsional dalam konteks pemetaan
risiko kebencanaan.

10. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan pengerjaan kegiatan Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi
Tsunami, yaitu 30 (tiga puluh) hari kelender.

11. KELUARAN KEGIATAN


BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)
KABUPATEN GARUT
9
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami
Di Kabupaten Garut
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini antara lain:
a. Buku laporan akhir sebanyak 5 buku.
b. Softcopy Flashdisk 2 buah

12. PELAPORAN
Jenis laporan yang harus disusun terdiri atas:
a. Laporan Akhir (Final Report), laporan ini merupakan penyempurnaan dari draft
laporan akhir dan diserahkan sebelum tanggal berakhirnya kontrak. Materi yang ada
di dalam laporan akhir sesuai dengan pedoman penyusunan kajian risiko bencana
yang berlaku. Dalam laporan akhir ini pula dilampirkan softcopy Laporan (dalam
bentuk flashdisk).

13. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat untuk menjadi pedoman bagi pelaksanaan
pekerjaan Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami Tahun Anggaran 2019.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)


KABUPATEN GARUT
10

Anda mungkin juga menyukai