K)
Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami
Di Kabupaten Garut
I. LATAR BELAKANG
Kabupaten Garut, Berdasarkan Indeks Rawan Bencana Indonesia (IRBI) yang dirilis Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2011, menempati urutan pertama daerah
rawan bencana kategori kabupaten/kota di Indonesia. Adapun Indeks Rawan Bencana
Indonesia (IRBI) merupakan suatu perangkat analisis kebencanaan yang menunjukkan
riwayat nyata kebencanaan yang telah terjadi dan menimbulkan kerugian pada suatu wilayah
hingga tingkat kabupaten/kota.
Secara rinci hal tersebut dijelaskan dalam ketentuan Pasal 6 ayat (5) Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
Peraturan Daerah Kabupaten Garut nomor 7 tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, pada pasal
2. TUJUAN
Tujuan Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami ini adalah, untuk :
1. memberikan panduan yang memadai dalam mengkaji risiko setiap bencana yang ada
di daerahnya;
2. mengoptimalkan penyelenggaraan penanggulangan bencana dengan berfokus kepada
perlakuan beberapa parameter risiko dengan dasar yang jelas dan terukur;
3. menyelaraskan arah kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana antara
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam kesatuan tujuan.
4. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah) termasuk PPN dibiayai APBD Kabupaten Garut Tahun Anggaran 2019.
5. RUANG LINGKUP
5.1 Ruang Lingkup Wilayah
Lingkup Wilayah Kajian adalah di Wilayah Kabupaten Garut memiliki luas wilayah 307.407
Ha. Secara geografis terletak diantara 6°57’34” – 7°44’57” Lintang Selatan dan 107°24’3” –
108° 24’34” Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang
Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya
Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia
Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur.
6. PERISTILAHAN
1) Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
2) Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
3) Rencana Penanggulangan Bencana adalah rencana penyelenggaraan
penanggulangan bencana suatu daerah dalam kurun waktu tertentu yang menjadi
salah satu dasar pembangunan daerah.
4) Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,
klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada
suatu kawasan untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan
mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk
menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
5) Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada
suatu kawasan dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka,
sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau
kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
6) Korban bencana adalah orang atau kelompok orang yang menderita atau
meninggal dunia akibat bencana.
7) Badan Nasional Penanggulangan Bencana, yang selanjutnya disingkat dengan
BNPB, adalah lembaga pemerintah non departemen sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
7. DASAR HUKUM
Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami Kabupaten Garut dibuat berdasarkan
landasan hukum yang berlaku di Indonesia. Landasan hukum tersebut adalah sebagai
berikut:
8. METODOLOGI
Berikut adalah metodologi pengerjaan Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami
yang secara umum dibagi ke dalam beberapa tahapan umum, yaitu:
1) Tahap perencanaan dan persiapan kerja, yaitu mempersiapkan jadwal kerja dan
pengumpulan data-data dan desk study bagi kegiatan Penyusunan Dokumen
A. Ketua Tim
Latar Belakang : S1 Geologi
Jumlah Orang : 1 (satu) orang
Pengalaman : Minimal 5 (lima) Tahun di bidang geologi
Tugas : Melaksanakan koordinasi kerja baik dengan Tenaga ahli,
assistant professional staff dan surveyor maupun dengan
pengguna jasa, mengambil keputusan strategis terkait dengan
pekerjaan, menyusun rencana kerja, merekapitulasi seluruh
hasil kajian dari berbagai sudut pandang, dan memimpin proses
kegiatan.
B. Tenaga Ahli
1) Latar Belakang : S1 Planologi
Jumlah Orang : 1 (satu) orang
Pengalaman : Minimal 5 (5) Tahun di bidang Penataan ruang
C. Tenaga Pensukung
1) Surveyor : SMK/D3
Jumlah Orang : 1 (satu) orang
Pengalaman : Minimal 3 (3) Tahun di bidang Survey
Tugas : Membantu ketua timdan tenaga ahli, dalam pelaksanaan
pekerjaan, keterkaitan fungsional dalam konteks pemetaan
risiko kebencanaan.
2) Drafter : SMK/D3
Jumlah Orang : 1 (satu) orang
Pengalaman : Minimal 3 (3) Tahun di bidang Drafter GIS
Tugas : Membantu ketua timdan tenaga ahli, dalam pelaksanaan
pekerjaan, keterkaitan fungsional dalam konteks pemetaan
risiko kebencanaan.
12. PELAPORAN
Jenis laporan yang harus disusun terdiri atas:
a. Laporan Akhir (Final Report), laporan ini merupakan penyempurnaan dari draft
laporan akhir dan diserahkan sebelum tanggal berakhirnya kontrak. Materi yang ada
di dalam laporan akhir sesuai dengan pedoman penyusunan kajian risiko bencana
yang berlaku. Dalam laporan akhir ini pula dilampirkan softcopy Laporan (dalam
bentuk flashdisk).
13. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat untuk menjadi pedoman bagi pelaksanaan
pekerjaan Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Tsunami Tahun Anggaran 2019.