PENGEMBANGAN
DESA TANGGUH
BENCANA
DIREKTORAT PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN
KESIAPSIAGAAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN
BENCANA
1
KATA PENGANTAR
Desa Tangguh Bencana adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan
menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana
yang merugikan (Peraturan Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2012).
Kemampuan mandiri berarti serangkaian upaya yang dilakukan sendiri dengan memobilisasi sumber daya
yang dimilikinya untuk mengenali ancaman dan risiko bencana yang dihadapi, meliputi juga evaluasi dan
monitoring kapasitas yang dimilikinya dalam upaya pengurangan risiko bencana.
Ketangguhan masyarakat bersifat multi-disiplin dan multi-sektoral, khususnya yang memiliki pengaruh
langsung terhadap kehidupan masyarakat. Pada Perka BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman
Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, setidaknya ada 20 indikator untuk menggambarkan ketangguhan.
Tahun 2017, telah diterbitkan SNI Desa dan Kelurahan Tangguh Bencana yang dapat diimplementasikan oleh
semua pihak yang ingin mengembangkan daerahnya menjadi tangguh bencana. Pendekatan satu sektor saja
terbukti belum bisa membangun ketangguhan secara memadai. Untuk itu, masih dibutuhkan banyak usaha
baik oleh masyarakat sendiri maupun dari berbagai pihak untuk meningkatkan kapasitas masyarakat.
Dalam upaya untuk mewujudkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) memiliki perhatian serius atas upaya-upaya peningkatan kapasitas untuk
masyarakat desa/kelurahan. Desa/Kelurahan ialah pemerintah di tingkat paling bawah, dan masyarakatnya
adalah pelaku utama dalam upaya penanggulangan bencana, dan sekaligus menjadi kelompok pertama yang
menerima dampak bencana. Oleh karena itu, penguatan kapasitas masyarakat di Desa/Kelurahan adalah
upaya strategis untuk mewujudkan visi BNPB yaitu “Ketangguhan bangsa dalam menghadapi bencana”.
Program Desa Tangguh Bencana merupakan salah satu program utama BNPB dan saat ini sudah masuk ke
dalam Program Prioritas Nasional, mulai dilaksanakan pada tahun 2012 dan terus dikembangkan sampai saat
ini. Program ini dimaksudkan untuk memfasilitasi pembentukan dan pengembangan program desa tangguh
bencana menuju masyarakat berdaya, Indonesia Tangguh Bencana. Sinergi antar program-program yang
sudah ada di desa/kelurahan menjadi salah satu kunci keberhasilan program ini. Untuk itu, kerjasama
semua pemangku kepentingan sangat diharapkan demi tercapainya masyarakat tangguh bencana.
Untuk melaksanakan program tersebut, disusunlah Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Desa Tangguh
Bencana Tahun 2018. Petunjuk Pelaksanaan (juklak) ini disusun berdasarkan pengalaman pelaksanaan
program pada tahun 2012 hingga tahun 2017 serta masukan dari berbagai pihak, termasuk BPBD
Provinsi, BPBD Kabupaten/Kota, fasilitator dari LSM dan Perguruan Tinggi yang terlibat dalam pelaksanaan
destana. Juklak ini berisikan penyelenggaraan pengembangan Desa Tangguh Bencana secara substansi
kegiatan dan administrasi keuangannya. Harapan kami, Juklak ini dapat memberikan panduan yang
memadai bagi fasilitator dalam mendampingi masyarakat dan bagi para BPBD dalam mengelola program ini.
Proses pendampingan yang intensif dan melibatkan banyak pihak termasuk pemerintah daerah setempat, K/L
lainnya, perguruan tinggi, organisasi nasional/internasional dan lembaga usaha, akan menjadi salah satu
kunci keberhasilan pelaksanaan program ini serta pengembangan desa tangguh bencana yang lebih baik lagi.
Bencana : peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh alam dan/atau non-
alam maupun manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Desa : kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Kelurahan : wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah
kerja Kecamatan.
Desa/Kelurahan Tangguh : desa/kelurahan yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan
Bencana menghadapi potensi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari
dampak-dampak bencana yang merugikan.
Forum Pengurangan Risiko : wadah yang menyatukan unsur-unsur organisasi/kelompok pemangku
BencanaDesa/Kelurahan kepentingan di tingkat desa yang berkemauan untuk mendukung upaya-upaya
penanggulangan bencana di wilayah desa/kelurahan. Forum ini menyediakan
mekanisme koordinasi untuk meningkatkan kerjasama berbagai pemangku
kepentingan untuk keberlanjutan kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana
melalui proses yang konsultatif dan partisipatif.
Kelompok Siaga Bencana/Tim : kelompok di tingkat desa/kelurahan yang menjadi pelopor atau penggerak
Relawan Penanggulangan kegiatan pengurangan risiko bencana.
Ancaman : kejadian atau peristiwa yang berpotensi menimbulkan jatuhnya korban jiwa,
kerusakan aset atau kehancuran lingkungan hidup. Ancaman bencana adalah
suatu
kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan bencana. Istilah ancaman
seringkali disejajarkan dengan bahaya.
Kerentanan : kondisi atau karakteristik biologis, geografis, hukum, ekonomi, politik, budaya dan
teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang
mengurangi kemampuan masyarakat tersebut untuk mencegah, meredam,
mencapai kesiapan dan menanggapi dampak ancaman atau bahaya tertentu.
Kemampuan/kapasitas : sumber daya, pengetahuan, ketrampilan, dan kekuatan yang dimiliki seseorang
atau masyarakat yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan dan
mempersiapkan diri, mencegah, dan memitigasi, menanggulangi dampak buruk,
atau dengan cepat memulihkan diri dari bencana.
Risiko bencana : potensi kerugian yang ditimbulkan oleh bencana pada suatu wilayah dan kurun
waktu tertentu, yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan
gangguan kegiatan masyarakat.
Pengurangan Risiko Bencana : sebuah pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi, mengkaji dan mengurangi
(PRB) risiko-risiko bencana. PRB bertujuan untuk mengurangi kerentanan-kerentanan
fisik dan sosial-ekonomi terhadap bencana dan menangani bahaya-bahaya
lingkungan maupun bahaya-bahaya lainnya yang menimbulkan kerentanan.
Peringatan dini : serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada
masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang.
Rencana Penanggulangan : dokumen resmi yang memuat data dan informasi tentang risiko bencana yang
Bencana (RPB) ada pada suatu desa/kelurahan dalam waktu tertentu dan rencana pemerintah
Desa/Kelurahan serta para pemangku kepentingan terkait setempat untuk mengurangi risiko
bencana tersebut melalui program-program dan kegiatan pembangunan fisik
maupun non- fisik. RPB desa/kelurahan mengandung juga strategi, kebijakan
dan langkah- langkah teknis-administratif yang dibutuhkan untuk mewujudkan
kesiapsiagaan
1
terhadap bencana, kapasitas tanggap yang memadai, dan upaya-upaya mitigasi
yang efektif.
Rencana Aksi Komunitas : rencana tindak yang disusun komunitas sebagai bagian dari upaya pengurangan
risiko bencana untuk meredam ancaman, mengurangi kerentanan dan
meningkatkan kapasitas. Rencana tindak merupakan perincian dari rencana
penanggulangan bencana.
Rencana Kontingensi : dokumen perencanaan yang didasarkan pada keadaan darurat yang diperkirakan
akan segera terjadi atau dapat terjadi. Rencana kontingensi mungkin tidak
diaktifkan jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi. Rencana ini disusun untuk
mengurangi korban dan kerugian apabila keadaan darurat yang dimaksudkan
terjadi.
Kuasa Pengguna Anggaran : selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang memperoleh kewenangan dan
bertanggungjawab dari PA untuk menggunakan anggaran yang dikuasakan
kepadanya dalam hal ini Sekretaris Utama BNPB.
Pejabat Pembuat Komitmen : selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA
untuk mengambil keputusan dan atau tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran atas beban belanja negara.
Bendahara Pengeluaran : selanjutnya disebut BP adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada BNPB
Bendahara Pengeluaran : selanjutnya disebut BPP adalah bendahara yang membantu BP untuk
Pembantu melaksanakan pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan
kegiatan tertentu.
Penanggung Jawab : selanjutnya disebut PJOK adalah pejabat yang membantu PPK untuk
Operasional Kegiatan melaksanakan kegiatan tertentu
Pejabat Penandatangan : pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas
Surat Perintah Membayar Surat Permintaan Pembayaran dan menerbitkan Surat Perintah Membayar
(SPM)
(SPM).
Surat Perintah : selanjutnya disebut SPM-LS adalah surat perintah membayar langsung kepada
Membayar Langsung pihak ketiga yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya.
DAFTAR SINGKATAN RAK : Rencana Aksi Komunitas
Renkon : Rencana Kontingensi
APBD : Anggaran Pendapatan RPB : Rencana Penanggulangan
dan Belanja Daerah Bencana
Bappeda : Badan Perencanaan Daerah RT : Rukun Tetangga
BNPB : Badan Nasional RW : Rukun Warga
Penanggulangan Bencana SAR : Search and Rescue
BPBD : Badan Penanggulangan SKPD : Satuan Kerja Perangkat
Bencana Daerah Daerah
BPD : Badan Permusyawaratan Desa UU : Undang-undang
BPP : Bendahara
Pengeluaran Pembantu
DAS : Daerah Aliran Sungai
LSM : Lembaga Swadaya
Masyarakat
Musrenbang : Musyawarah Perencanaan
Pembangunan
PB : Penanggulangan Bencana
PJOK : Penanggung Jawab
Operasional Kegiatan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masyarakat yang berada di desa/kelurahan adalah penerima dampak langsung dari bencana, dan sekaligus sebagai
pelaku langsung yang akan merespon bencana di sekitarnya. Oleh karena itu, dengan memanfaatkan semua potensi
sumberdaya yang dimiliki, masyarakat desa/kelurahan dapat menjadi tangguh terhadap dampak bencana, sehingga
risiko korban jiwa, kerugian harta, dan lain lain akan bisa diperkecil dan bahkan dihindari.
Desa Tangguh Bencana adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman
bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan (Peraturan Kepala BNPB Nomor 1
Tahun 2012). Berdasarkan definisi tersebut, tidak mudah bagi pemerintah dan masyarakat desa untuk mencapai
ketangguhan terhadap bencana karena ketangguhan ini bersifat multi-disiplin dan multi-sektoral, khususnya
ketanggguhan yang berpengaruh langsung terhadap kehidupan masyarakat. Pada Peraturan Kepala BNPB Nomor 1
Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, setidaknya ada 20 indikator untuk
menggambarkan ketangguhan. Pendekatan dengan sebagian indikator saja belum bisa membangun ketangguhan
secara memadai. Meski demikian, terpenuhinya salah satu indikator ketangguhan pada suatu masyarakat
desa/kelurahan dapat mencerminkan bahwa desa tersebut telah memiliki ketangguhan, karena desa/kelurahan
sejatinya telah memiliki embrio ketangguhan yang menjadi kearifan lokal di kehidupan masyarakat nya.
Salah satu upaya untuk membangun masyarakat tangguh bencana, BNPB memiliki program pengembangan
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Pelaksanaan program ini tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan penguatan dan
pengembangan dari program-program pemberdayaan di desa/kelurahan yang sudah dilaksanakan oleh kementerian
/ lembaga lain, organisasi internasional maupun nasional. Program ini adalah bagian dari pengembangan
kapasitas masyarakat di desa/kelurahan (salah satu elemen dalam sistem nasional penanggulangan bencana).
Ditinjau dari aspek historis, program desa/kelurahan tangguh bencana dimulai pada tahun 2012 melalui kegiatan
penguatan kelembagaan BNPB dengan mengangkat tema ancaman bencana tsunami. Kemudian dilanjutkan pada tahun
2013 dengan tema multi hazard. Tahun 2014 sampai sekarang program ini menyasar kepada desa/kelurahan yang
rawan tsunami dan rawan bencana lainnya, termasuk kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Program ketangguhan
masyarakat ini merupakan scalling up (pengembangan yang lebih luas) dari program-program pemberdayaan
masyarakat dalam penanggulangan bencana pada tahun-tahun sebelumnya.
Implementasi program ketangguhan masyarakat ini diperkuat dengan tambahan skema fasilitator yang akan
mendampingi masyarakat dan berasal dari desa dimana lokasi kegiatan dilaksanakan. Fasilitator desa ini akan lebih
intensif untuk melakukan pendampingan masyarakat dalam melakukan kajian, perencanaan, dan melaksanakan
upaya-upaya untuk pengelolaan risiko becana sekaligus untuk menjamin keberlanjutan pelaksanaan ketangguhan
masyarakat di desa tersebut.
B. Tujuan
Tujuan Program/Kegiatan Pengembangan Desa Tangguh Bencana ini adalah:
1. Mendorong terwujudnya ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana yang lebih terarah, terencana,
terpadu, dan terkoordinasi.
2. Mendorong sinergi dan integrasi seluruh program yang ada di desa/kelurahan yang dilaksanakan oleh kementerian
/ lembaga, organisasi-organisasi non-pemerintah, dan lembaga usaha.
3. Meningkatkan kemandirian masyarakat desa/kelurahan dalam melaksanakan upaya-upaya pengurangan risiko
bencana.
4. Mendorong integrasi upaya-upaya pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan desa.
5. Membentuk desa/kelurahan tangguh bencana yang dapat menjadi “pilot project” dan kemudian menularkannya ke
lokasi desa/kelurahan lainnya.
6. Menjamin keberlanjutan pelaksanaan desa tangguh melalui pemanfaatan dana desa untuk kesiapsiagaan
menghadapi bencana melalui perencanaan kegiatan di desa (Musrenbangdes).
C. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari pengembangan program desa tangguh bencana ini adalah masyarakat sadar akan
potensi bencana di daerahnya, memiliki kesiapan untuk menghadapi bencana dan kemampuan untuk mengurangi
risiko, serta
memiliki ketahanan dan kekuatan untuk membangun kembali kehidupannya setelah terkena dampak bencana. Pada
tahun ke-7, prioritas sasaran program ini adalah desa/kelurahan yang memiliki ancaman bencana, seperti tsunami,
gempabumi, banjir, tanah longsor, kebakaran lahan dan hutan, dan lain-lain. Desa/kelurahan yang telah difasilitasi
pada tahun sebelumnya diberikan pembinaan dan pendampingan untuk melaksanakan Rencana Aksi yang telah
disusun termasuk berkolaborasi dengan K/L, Organisasi Sosial Masyarakat, Perguruan Tinggi, dan juga Dunia Usaha
untuk keberlanjutan ketangguhan masyarakat di desa.
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
3. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
7. Peraturam Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua PP 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa
yang bersumber dari APBN
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
10. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
11. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
12. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana
13. Peraturan Presiden No 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019
14. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana
15. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa
18. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No.1 Tahun 2012 tentang Pedoman
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
19. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2017 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
BAB II
PRINSIP DAN INDIKATOR
PROGRAM DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA
BAB III
ORGANISASI PELAKSANA PROGRAM
DAN PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN
Program Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana dilaksanakan secara terpadu antara Pusat, Daerah dan Masyarakat dibantu
oleh fasilitator di tingkat desa/kelurahan. Secara rinci organisasi pelaksana program adalah sebagai berikut:
a. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan penguatan kelembagaan melalui Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan selaku
Penanggungjawab Program, dan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat selaku Penanggungjawab Kegiatan.
b. Menetapkan PJOK dan BPP sebagai pengelola Pembentukan atau Pengembangan Desa Tangguh Bencana di tiap-tiap Provinsi
dan Kabupaten/Kota atas usul Kepala Daerah masing-masing.
c. Memerintahkan PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat untuk meminta laporan pertanggung jawaban (LPJ) BPP setiap
tanggal 10 bulan berikutnya.
d. Menyampaikan Laporan akhir pelaksanaan Kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana kepada
Pengguna Anggaran (PA).
Tanggung jawab dan wewenang PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat:
a. Menyusun rencana kegiatan, alokasi dana dan penarikannya ke Biro Keuangan BNPB;
b. Memfasilitasi dan mengorganisasikan penyelenggaraan kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana
secara nasional yang dilaksanakan oleh PJOK.
c. Menandatangani surat perjanjian perikatan dengan pihak penyedia barang/jasa yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja;
d. Menyiapkan, dan mengendalikan perjanjian/kontrak dengan pihak penyedia barang/jasa yang telah ditandatangani;
e. Menyusun, menerbitkan, dan menyampaikan SPP kepada PP-SPM berdasarkan bukti/dokumen yang diajukan oleh BPP. PPK
ikut menyetujui (approval) terhadap semua bukti/dokumen yang akan diajukan ke PP-SPM.
f. Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencan baik
sebelum, saat berlangsungnya kegiatan, dan/atau setelah berakhirnya kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa
Tangguh Bencana.
g. Menyusun Laporan Kinerja dan Laporan Keuangan Semester dan Akhir Tahun Anggaran terkait dengan Kegiatan Pembentukan
dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana yang datanya antara lain bersumber dari Laporan Kemajuan Pekerjaan yang
disusun oleh PJOK.
h. Dalam menyusun rencana kegiatan, dan pengendalian pelaksanaan Kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh
Bencana, PPK dibantu oleh Tim Perencana, Tim Koordinasi, Tim Pengawas, dan Konsultan Manajemen.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten/Kota sebagai Ketua Pelaksana sekaligus
penanggungjawab Program Ketangguhan Masyarakat dibantu dengan Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK),
Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) serta 1 staf administrasi mempunyai tugas dan fungsi untuk:
a. Melakukan ragkaian kegiatan pengembangan desa tangguh bencana di desa/kelurahan tangguh bencana yang
telah dibentuk pada tahun 2016
b. Merekrut fasilitator desa yang merupakan referensi dari kepala desa atau lurah setempat
c. Melakukan kontrak kerja dengan fasilitator desa dan menyalurkan honor fasilitator sesuai RAB APBN yang telah ditetapkan
d. Memfasilitasi pendanaan pelaksanaan pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana
e. Melakukan perencanaan program Pengambangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, bersama fasilitator dan kepala
desa/lurah
f. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengembangan desa/kelurahan
g. Menyusun laporan terhadap kegiatan pengembangan desa/kelurahan, dibantu oleh fasilitator
h. Menyusun laporan hasil pemantauan dan evaluasi serta pendokumentasian yang bagus
i. Membuat pertanggungjawaban administrasi program dan keuangan, kemudian dilaporkan secara utuh ke BNPB
j. Menyerahkan laporan kegiatan serta dokumentasi Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana ke BNPB dan
BPBD Provinsi
a. Mengusulkan PJOK Daerah dan BPP kepada BNPB untuk ditetapkan dengan surat keputusan.
b. Mengendalikan dan memantau pelaksanaan kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana di daerah
terkait serta kegiatan supervisi dan pendampingan di BPBD.
c. Mengendalikan dan memantau pelaksanaan kegiatan Pengembangan Desa Tangguh Bencana di daerah terkait serta kegiatan
supervisi dan pendampingan di BPBD
d. Menetapkan fasilitator desa yang akan melakukan pendampingan selama program/kegiatan Pengembangan Desa Tangguh
Bencana berlangsung.
a. Mengajukan bukti/dokumen terkait dana kegiatan Pengembangan Desa Tangguh Bencana kepada PPK sebagai bahan
pengajuan SPP LS. Setiap bukti/dokumen harus ditandatangani oleh BPP dan PJOK.
b. Menerima, dan menyimpan uang di rekening PJOK/BPP kegiatan Pengembangan Desa Tangguh Bencana BPBD
Kabupaten/Kota pada Bank BRI setempat sesuai transfer yang diterima dari BP.
c. Melaksanakan pembayaran swakelola atas persetujuan PJOK setelah berkoordinasi dengan PPK Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat.
d. Menyetorkan pajak-pajak yang dipungut kerekening kas negara sesuai ketentuan.
e. Sisa dana pada akhir tahun anggaran disetorkan ke kas negara sesuai tanggal yang telah ditetapkan.
f. Melakukan penatausahaan, dan menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban terhadap uang-uang negara yang
dikelolanya (LPJ) ke BP paling lambat setiap tanggal 5 bulan berikutnya.
g. Jika terjadi pergantian BPP antar waktu, maka BPP sebelumnya harus membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
kepada BPP pengganti.
h. Penggantian personil BPP melalui Surat dari Kepala Daerah dengan persetujuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
i. Dokumen sumber BPP dan LPJ BPP menjadi dokumen sumber penatausahaan BP dan LPJ yang disusun oleh BP.
j. Penatausahaan BPP dan LPJ BPP dibuat dan disusun berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2016
tentang Kedudukan dan Tanggung Jawab Bendahara pada Satker Pengelola APBN dan Perdirjen Perbendaharaan No. Per-
3/Pb/2014 tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban Bendahara pada Satker Pengelola
APBN serta Verifikasi LPJ Bendahara
k. Menutup Rekening Desa Tangguh Bencana setelah kegiatan selesai dilaksanakan yang dibuktikan dengan surat penutupan dari
bank BRI, rekening harus dipastikan nihil sebelum ditutup dan terlebih dahulu diproses pengembalian melalui SIMPONI
apabila ada dana dari sisa kegiatan.
D. Fasilitator Desa/Kelurahan
a. Fasilitator desa/lokal dapat ditunjuk dari fasilitator desa tangguh bencana pembentukan sebelumnya, anggota forum PRB
desa, kelompok kerja, tim relawan, atau masyarakat desa
b. Fasilitator berjumlah 1 (satu) orang dan diberikan honor sebanyak 3 (tiga) kali kegiatan; kegiatan utama, kegiatan pilihan,
dan gerakan PRB
c. Fasilitator desa/lokal merupakan orang yang berkompeten dalam hal fasilitasi/pendampingan masyarakat
E. Masyarakat Desa/Kelurahan
Masyarakat desa/kelurahan yang merupakan perwakilan dari seluruh wilayah (dusun, jorong, dan kelompok yang ada di
desa/kelurahan, karang taruna, kelompok rentan, difable, PKK, tokoh masyarakat, aparatur desa/kelurahan, bidan desa, industri
kecil, menengah dan lain-lain), adanya keterwakilan berdasarkan jenis kelamin, usia, profesi, dan lain-lain. Masyarakat merupakan
pelaksana proses pencapaian indikator desa/kelurahan tangguh bencana. Kelompok ini merupakan kelompok kerja yang diakhir
program akan menjadi forum pengurangan risiko bencana (Forum PRB desa) ini harus dapat mengintegrasikan rencana
desa/kelurahan tangguh dengan rencana pembangunan desa/kelurahan, mengawal kegiatan musrenbang desa/kelurahan dengan
rencana aksi masyarakat/komunitas, dan mensinergikan seluruh pembangunan desa/kelurahan yang bersumber dari dana pihak
lain. Disamping itu, kelompok kerja ini bertugas untuk mensosialisasikan atau menyebarluaskan kepada seluruh anggota
masyarakat.
Masyarakat desa/kelurahan merupakan pemilik dari kegiatan beserta dokumen-dokumen yang dihasilkan selama proses fasilitasi
dan pendampingan oleh fasilitator dan BPBD. Dokumen-dokumen yang telah dibuat pada pembentukan desa tangguh bencana,
maka perlu direview kembali atau diperbaiki setiap saat. Kegiatan-kegiatan atau dokumen yang belum selesai di proses
pembentukan, agar dapat diselesaikan, dimasukan ke dalam perencanaan desa/kelurahan, kemudian didokumentasikan
dengan baik. Adapun masyarakat yang memilih kegiatan pilihan program pengembangan desa tangguh bencana.
BAB IV
PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA
Pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana merupakan kelanjutan kegiatan pembentukan desa tangguh bencana yang telah
difasilitasi tahun 2016 & 2017. Pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pilihan.
Seluruh kegiatan dalam program pengembangan pada tahap ini ditargetkan untuk menjamin keberlanjutan hasil melalui formalitas dan
legalitas hasil-hasil program fasilitasi desa tangguh serta sosialisasi (diseminasi) informasi penanggulangan bencana dan
implementasi hasil program kepada warga masyarakat di berbagai lapisan dan wilayah desa/kelurahan khususnya kelompok-kelompok
rentan.
Masukan :
• Hasil-Hasil Program Desa Tangguh tahun sebelumnya
• Matrik hasil penilaian capaian indikator ketangguhan desa/kelurahan tahun sebelumnya, berdasarkan lampiran
Perka BNPB 1/2012
• Paparan Rencana Kegiatan utama, dan kegiatan pilihan Pengembangan Desa Tangguh
• Format Rencana Evaluasi Program Pengembangan Desa
Tangguh
Peserta :
Perwakilan dari Forum PRB desa/kelurahan, tim relawan desa/kelurahan, pemerintah desa/kelurahan, dan kelompok-
kelompok masyarakat (berdasarkan dusun/RW, berdasarkan mata pencaharian, perwakilan kelompok rentan).
Pelaksana bisa mengundang pihak lain sebagai Pembimbing/ Observer aktif (misalkan dari Fasilitator Program Fasilitasi
Desa Tangguh
– atau LSM/Ormas/KSM/Perguruan Tinggi yang bergerak di bidang PB/PRB atau pengembangan masyarakat dan BPBD
Kota/Kabupaten)
Narasumber :
BPBD Kabupaten/Kota, Kepala
Desa/Lurah Kegiatan :
• Kepala Desa/Lurah memberikan sambutan kepada peserta dan BPBD Kabupaten/Kota, serta menjelaskan maksud
dan tujuan kegiatan
• BPBD Kabupaten/Kota memberikan arahan kebijakan program Destana ke depan dan sekaligus membuka kegiatan
secara resmi
• Proses lokakarya dipandu oleh Fasilitator yang dipilih dari anggota Forum. Fasilitator memastikan bahwa peserta
dapat/telah saling mengenal, menyampaikan agenda dan jadwal dari seluruh sesi lokakarya, serta bagaimana
proses
partisipatif dalam kegiatan akan berlangsung
• Paparan tentang Hasil-Hasil Program Desa Tangguh tahun sebelumya, dilanjutkan dengan tanya jawab
• Fasilitator menampilkan Matrik penilaian ketangguhan untuk desa/kelurahan berdasarkan lampiran Perka BNPB
1/2012. Kemudian dilakukan review dan mendaftar beberapa dokumen/rencana kegiatan yang belum dicapai
dengan baik.
• Diskusi penentuan prioritas kegiatan pada program pengembangan ini diharapkan secara logis merupakan kegiatan-
kegiatan untuk memperbaiki level capaian dari indikator-indikator desa tangguh; atau inisiatif kegiatan untuk
indikator-indikator lain yang belum dikerjakan (baik dengan program fasilitasi desa tangguh tahun sebelumnya,
maupun dengan RAK PRB atau kegiatan mandiri pemerintah desa/kelurahan dan masyarakat – dengan atau tanpa
dukungan pihak luar).
• Fasilitator mengingatkan bahwa selain orientasi pada hasil-hasil kegiatan untuk mencapai indikator desa tangguh,
pelaksanaan program pengembangan desa/kelurahan tangguh tetap berorientasi proses, sebagai bagian dari stategi
pencapaian keberlanjutan dampak program. Ambillah waktu yang cukup untuk menjelaskan apa yang dimaksud
‘proses’ dan ‘keberlanjutan’ dan pentingnya dua hal ini.
• Diskusi penentuan prioritas berdasarkan hasil review hasil tahun 2016 dan target indikator ketangguhan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Rencana kegiatan umum, adalah draft dari rencana kegiatan, yang dikonsultasikan
kembali kesesuaiannya kepada peserta. Demikian pula kesepakatan tentang prioritas kegiatannya.
• Lanjutkan dengan mendiskusikan bagaimana evaluasi dan pelaporan akan dilaksanakan. Kerjakan rencana evaluasi
dan pelaporan sesuai dengan panduan dalam Juknis ini.
• Bagikan Lembar Informasi Tentang Mekanisme Penyampaian Keluhan dan Saran, Ketua Forum dapat
mensosialisasikan mekanisme penyampaian keluhan dan saran terkait program.
Hasil :
• Rencana Kegiatan Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh (jadwal rencana pelaksanaan kegiatan, rencana peserta
per kegiatan, pembagian tugas untuk rencana pelaksanaan kegiatan, termasuk prioritas kegiatan pilihan yang akan
dilaksanakan)
• Rencana Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh (apa yang dievaluasi,
bagaimana mengevaluasi dan perangkat yang dipergunakan, dan pembagian tugas untuk evaluasi dan pelaporan)
Tujuan:
• menyampaikan dan menjelaskan peta risiko dan peta/jalur evakuasi kepada seluruh warga desa.
• menggali masukan-masukan untuk menyempurnakan peta risiko dan peta/jalur evakuasi dari warga.
• Menyusun/merevisi (kalau sudah ada) rencana evakuasi dusun termasuk di dalamnya SOP evakuasi.
Masukan:
• Lembar peta risiko untuk bahan paparan dengan ukuran yang memadai.
• Lembar peta/jalur evakuasi untuk bahan paparan dengan ukuran yang memadai.
• Paparan tentang proses penyusunan peta risiko dan peta/jalur evakuasi
• Lembar peta risiko dan jalur evakuasi untuk ditempel/dipasang di setiap Balai dusun.
Peserta :
Perwakilan masyarakat dari setiap dusun/RW
Narasumber :
Forum RPB Desa/Kelurahan
Kegiatan:
• Seluruh kegiatan dipandu oleh forum PRB Desa/Kelurahan.
• Pembukaan dan pengantar. Kepala Desa/Lurah membuka kegiatan dan menyampaikan pentingnya pengurangan
risiko bencana. Ditambahkan, bahwa peta risiko dan peta/jalur evakuasi menjadi salah satu sarana untuk
pengurangan
risiko bencana tersebut. Fasilitator mengantarkan kegiatan dengan menguraikan maksud dan tujuan kegiatan
beserta hasil-hasil yang diharapkan.
• Forum PRB memaparkan peta risiko dan jalur evakuasi dengan menggunakan lembar peta risiko dengan ukuran
memadai. Pemaparan dapat dibantu dengan menggunakan alat peraga yang lain.
• Diskusi dan revisi dimasukkan ke dalam peta risiko dan jalur evakuasi
• Fasilitator memberikan pengantar pentingnya rencana evakuasi dan tata laksana evakuasi tersebut. Diidentifikasi
hal- hal apa saja yang perlu masuk ke dalam rencana evakuasi. Diskusi untuk penyusunan/revisi rencana evakuasi
dapat
dilakukan di dalam kelompok-kelompok. Kebutuhan-kebutuhan penyelenggaraan evakuasi yang belum ada di
desa/kelurahan juga penting untuk diidentifikasi (papan peringatan, rambu evakuasi, jalur rusak). Perumusan
dilakukan pada saat itu juga.
• Pembuatan dan pemasangan setidaknya 3 papan peta risiko dan jalur evakuasi yang dipasang di tempat umum
• Pembuatan dan pemasangan rambu jalur evakuasi menuju tempat evakuasi yang sudah ditentukan dalam rencana
evakuasi
Hasil:
• Peta risiko yang telah mendapatkan revisi dari warga desa/kelurahan.
• Ada usulan titik-titik penempatan informasi tentang peta risiko dan peta/jalur evakuasi.
• Peta/jalur evakuasi yang telah mendapatkan revisi dari warga desa/kelurahan.
• Ada rencana evakuasi, termasuk di dalamnya prosedur pelaksanaan evakuasi (SOP).
• Ada setidaknya 3 papan peta risiko dan jalur evakuasi yang dipasang ditempat umum
• Ada rambu jalur evakuasi yang dipasang di rute evakuasi
Tujuan :
Tujuan kegiatan adalah melengkapi/memperbaharui informasi/data dan isi/materi yang diperlukan untuk
menyempurnakan dokumen-rancangan/dokumen kebijakan PB/PRB dan rencana PB (RPB dan lampiran-lampiran
pelengkapnya, RAK, dan Renkon); dan memformalkan rancangan kebijakan dan dokumen perencanaan PB/PRB). Hal ini
untuk mendapatkan dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Desa/Kelurahan, yang juga berisi Rencana Aksi
Komunitas untuk Pengurangan Risiko Bencana, serta dokumen Rencana Kontingensi yang sudah disahkan oleh
pemerintah Desa/Kelurahan.
Masukan:
• Naskah akhir dokumen RPB Desa/Kelurahan dan lampiran-lampiran pelengkapnya, termasuk Kajian Risiko dan
matrik Rencana Aksi Komunitas, dan Rencana kontingensi.
• Draft akhir Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah atau Peraturan Desa/Kelurahan sebagai dasar pengesahan RPB dan
Renkon.
Peserta :
Perwakilan dari Forum PRB Desa/Kelurahan, Tim Relawan Desa/Kelurahan, Tim Penyusun RPJMDes
Narasumber :
BPBD Kabupaten/Kota, Kepala Desa/Lurah, Badan Permusyawaratan Desa
Kegiatan:
• Diskusi review dan/atau revisi hasil kajian risiko dan dimasukkan dalam dokumen RPB Desa/Kelurahan.
• Diskusi review dan/atau revisi matrik rencana aksi komunitas untuk pengurangan risiko bencana dimasukkan
dalam dokumen RPB Desa/Kelurahan.
• Diskusi dan revisi dokumen RPB Desa/Kelurahan dan strukturnya disesuaikan dengan panduan di lampiran Juknis ini
(lampiran 1).
• Diskusi dan revisi dokumen Rencana Kontingensi Desa/Kelurahan dan strukturnya disesuaikan dengan panduan di
lampiran Juknis ini (lampiran 2).
• Diskusi pilihan pengesahan dokumen RPB dan Rencana Kontingensi Desa/Kelurahan melalui Surat Keputusan
Kepala Desa/Lurah atau Peraturan Desa/Kelurahan.
• Membuat draf Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah atau Peraturan Desa/Kelurahan untuk mengesahkan dokumen
RPB dan Rencana Kontingensi.
• Membahas dan mengesahkan Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah atau Peraturan Desa/Kelurahan bersama
dengan lembaga terkait di tingkat desa/kelurahan.
Hasil:
• Pemutakhiran kajian risiko bencana dimasukkan dalam dokumen RPB Desa/Kelurahan.
• Pemutakhiran matrik rencana aksi komunitas untuk pengurangan risiko bencana dimasukkan dalam dokumen RPB
Desa/Kelurahan.
• Dokumen RPB Desa/Kelurahan yang sudah final
• Dokumen Rencana Kontingensi Desa/Kelurahan yang sudah final
• Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah atau Peraturan Desa/Kelurahan yang mengesahkan dokumen RPB dan Rencana
Kontigensi Desa/Kelurahan sebagai dokumen resmi untuk acuan perencanaan pembangunan dan respon bencana di
Desa/Kelurahan.
Tujuan:
Mengintegrasikan dokumen RPB dan RAK ke dalam penyusunan rencana pembangunan desa/kelurahan yang akan
dilaksanakan pada tahun-tahun berikutnya.
Masukan:
• Dokumen-dokumen perencanaan PB/PRB
• Dokumen RPJM Desa/Rencana Kelurahan
• Dokumen rencana kerja tahunan desa/kelurahan
• Dokumen Peraturan Menteri Desa No. 19 tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun
2018
• Dokumen Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2018 tentang Perubahan Pengelolaan Keuangan Desa
Peserta :
Perwakilan dari Forum PRB Desa/Kelurahan, Tim Relawan Desa/Kelurahan, Tim Penyusun RPJMDes, kelompok-kelompok
masyarakat (berdasarkan dusun/RW, berdasarkan mata pencaharian, perwakilan kelompok rentan, jenis kelamin, usia)
Narasumber :
BPBD Kabupaten/Kota, Kepala Desa/Lurah
Kegiatan:
• Pengurus forum dapat mengawali pembicaraan ini dengan mengenalkan secara singkat UU No. 06 Tahun 2015
tentang Desa dan kebijakan pemerintah lainnya yang terkait, termasuk kebijakan pemerintah
kabupaten/kota. Pemerintah Desa / Kelurahan melanjutkan bahasan tentang rencana pembangunan
(Musrenbang) untuk masa berjalan / tahun berikutnya.
• Forum Desa/Kelurahan meninjau kembali hasil RPB dan RAK serta membicarakan apa dan bagaimana memasukkan
rencana-rencana yang disusun ke dalam rencana pembangunan desa/kelurahan.
• Forum mengikuti musrenbang untuk memasukkan RAK ke dalam perencanaan pembangunan desa/kelurahan.
• Forum memantau proses perencanaan di desa/kelurahan untuk memastikan bahwa RAK sudah diakomodasi dan
diintegrasikan dengan rencana pembangunan.
Hasil:
• Kesepakatan Forum Desa/Kelurahan tentang tindakan untuk mewujudkan pengintegrasian RPB dan RAK ke
dalam perencanaan dan penganggaran desa/kelurahan.
• Daftar kegiatan dalam RPB dan RAK masyarakat yang sudah diakomodasi dalam rencana pembangunan
desa/kelurahan.
• Dokumen rencana pemanfaatan dana desa untuk pengurangan risiko bencana
Gerakan Pengurangan Risiko Bencana dapat bersifat sipil teknis maupun vegetatif. Gerakan ini merupakan kerja sama
dengan para pihak (Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan lembaga usaha) untuk berkontribusi membangun
desa tangguh sesuai dengan rencana aksi komunitas yang telah disusun. Bantuan/kontribusi para pihak dapat berupa
bahan
baku bangunan (semen, pasir, batu) atau bibit tanaman, sedangkan dana untuk gotong royong disediakan dari
kegiatan pengembangan desa tangguh. Kegiatan tersebut antara lain dapat berupa:
b. Gerakan Penghijauan
Gerakan penghijauan dilaksanakan pada desa-desa yang mempunyai ancaman banjir, kekeringan atau krisis air
bersih saat kemarau.
Tujuan :
Pada akhir seluruh rangkaian kegiatan, Forum dan tim relawan serta pemerintah desa/kelurahan menilai proses
pelaksanaan program dan capaian program dengan membandingkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
pelaksanaan program.
Masukan :
• Formulir evaluasi program
• Dokumen-dokumen Perencanaan PB yang telah dimutakhirkan
• Matrik hasil penilaian capaian indikator ketangguhan desa/kelurahan tahun sebelumnya, berdasarkan lampiran Perka
BNPB 1/2012
Peserta :
Perwakilan dari Forum PRB desa/kelurahan, tim relawan desa/kelurahan, pemerintah desa/kelurahan, dan kelompok-
kelompok masyarakat (berdasarkan dusun/RW, berdasarkan mata pencaharian, perwakilan kelompok rentan)
Narasumber :
BPBD Kabupaten/Kota, Kepala Desa/Lurah
Kegiatan :
• Pengurus forum memandu proses evaluasi seluruh kegiatan program dengan menjelaskan tujuan dan cara pengisian
formulir evaluasi
• Keluaran berupa laporan proses dan dokumen-dokumen capaian (indikator) dapat dibagikan kepada peserta diskusi
sebagai bukti hasil karya masyarakat desa/kelurahan yang nyata.
• Semua peserta diminta untuk menyampaikan pendapatnya tentang praktek-praktek dan cara-cara yang baik dan
dilakukan selama proses pelaksanaan program, hal mana dapat ditekankan sebagai bagian dari faktor kapasitas
masyarakat, demikian juga untuk cara yang kurang tepat guna untuk diperbaiki.
• Kemudian seluruh peserta mendiskusikan untuk mengisi penilaian akhir (endline) ketangguhan desa/kelurahan
untuk dibandingkan dengan hasil penilaian baseline (dari hasil endline pada program tahun sebelumnya).
• Semua masukan-masukan dirumuskan ke dalam satu dokumen rekomendasi untuk nantinya ditindaklanjuti.
Hasil:
• Laporan evaluasi proses dan hasil pelaksanaan program
• Hasil penilaian endline ketangguhan
desa/kelurahan
B. Kegiatan Pilihan
Kegiatan pilihan ini dilakukan secara mandiri baik oleh Forum PRB Desa/Kelurahan maupun oleh Tim Relawan. Kegiatan
pilihan dalam pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana meliputi antara lain:
Tujuan:
Menginformasikan hasil-hasil pelaksanaan program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana oleh tim relawan Desa/Kelurahan
kepada masyarakat dan membangun kesadaran seluruh warga untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan
penanggulangan bencana di desa/kelurahan.
Masukan:
• Dokumen kajian risiko bencana
desa/kelurahan
• Dokumen Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah atau peraturan desa/kelurahan yang mengesahkan dokumen-
dokumen PB/PRB.
• Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Desa (termasuk RAK, Renkon, Rencana Evakuasi)
• Perkenalan fungsionaris PB/PRB yang terorganisasikan dalam Forum PRB dan tim relawan
Desa/Kelurahan.
Peserta :
Perwakilan kelompok-kelompok masyarakat (berdasarkan dusun/RW, berdasarkan mata pencaharian, perwakilan
kelompok rentan)
Kegiatan:
• Tim relawan memberikan pengantar tentang pentingnya semua hasil program untuk disosialisasikan kepada
seluruh warga masyarakat. Kemudian tim relawan membuat rencana sosialisasi kepada seluruh warga
masyarakat desa/kelurahan.
• Tim relawan mendaftar kegiatan kelompok-kelompok masyarakat atau kegiatan rutin desa/kelurahan dimana
kegiatan tersebut dapat menjadi wahana untuk melakukan sosialisasi. Dengan wahana ini pelaku sosialisasi adalah
anggota tim relawan kepada masing-masing kelompoknya.
• Menyepakati materi sosialisiasi yang mencakup program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana dan upaya-upaya lain
untuk membangun ketangguhan masyarakat desa/kelurahan, ancaman dan risiko, rencana evakuasi, peringatan dini,
pelatihan relawan, dll.
• Menyusun rencana sosialisasi: siapa melakukan sosialisasi kepada siapa, kapan, dimana dan cara yang akan
dilakukan.
• Melakukan sosialisasi kepada kelompok-kelompok masyarakat dengan menggunakan bahan dokumen-dokumen
tersebut di atas.
Hasil :
• Kesepakatan tim relawan untuk melaksanakan sosialisasi melalui kelompok masing-masing
• Rencana sosialisasi
• Hasil sosialisasi di beberapa kelompok masyarakat yang didiskusikan dalam pertemuan tim relawan
Tujuan:
Mengembangkan rencana simulasi evakuasi untuk jenis ancaman tertentu untuk menguji mekanisme peringatan dini,
rencana evakuasi dan rencana kontingensi.
Masukan:
• Dokumen rencana evakuasi
• Peta/jalur evakuasi
• Sistem peringatan dini
Peserta :
Tim Relawan, dan masyarakat
Kegiatan:
• Tim relawan memberikan pengantar tentang pentingnya warga masyarakat berlatih dan menguji mekanisme
peringatan dini, rencana evakuasi dan rencana kontingensi. Dengan simulasi masyarakat dapat belajar langsung
untuk meningkatkan tindakan-tindakan nyata meminimalisir potensi kerugian jiwa dan aset warga.
• Tim relawan Desa/Kelurahan menentukan jenis ancaman yang akan disimulasikan.
• Kemudian tim relawan membicarakan tentang cara pelaksanaannya, sumber daya pendukung simulasi tersebut dan
waktu. Rencana simulasi ini dapat dibicarakan dengan BPBD kabupaten/kota untuk kemungkinan melaksanakannya
secara bersama dan / atau mendapatkan dukungan sumber daya yang diperlukan.
• Bersama perwakilan pemerintah dan masyarakat, tim relawan menyusun rencana detail untuk simulasi evakuasi dan
peringatan dini
• Pada hari yang ditentukan, bersama pemerintah dan masyarakat, tim relawan melaksanakan simulasi peringatan
dini, rencana evakuasi dan rencana kontingensi. Hasil simulasi dituliskan untuk memperbaiki ketiga hal yang diuji
tersebut.
Hasil:
• Kesadaran pemerintah, masyarakat, dan tim relawan untuk berlatih dan menguji sistem dan dokumen rencana yang
sudah ada di desa/kelurahan
• Hasil pelaksanaan simulasi dan catatan perbaikan untuk sistem peringatan dini, rencana evakuasi, dan rencana
kontingensi desa/kelurahan
3. Membangun Jaringan dan Kerjasama dengan pihak lain melalui Forum PRB Desa/Kelurahan
Tujuan:
Masyarakat memiliki hubungan baik dengan pihak-pihak lain untuk tujuan menguatkan unsur-unsur peningkatan
kapasitas warga dan aset desa/kelurahan.
Masukan:
• Dokumen Rencana Aksi Masyarakat
• Daftar dan peran yang dapat dilakukan oleh para pihak.
Peserta :
Pihak-pihak diluar wilayah desa/kelurahan yang dianggap dapat berkontribusi untuk keberlanjutan program Destana
Kegiatan:
• Kegiatan ini dipandu oleh seorang fasilitator yang dipilih dari anggota Forum PRB Desa/Kelurahan. Fasilitator
memberikan pengantar tentang perlunya desa/kelurahan memiliki jejaring kuat dengan pihak berkompeten di luar
wilayahnya, misalnya pusat pemantau peringatan, BPBD/Fasilitator, SKPD, lembaga usaha, pusat studi
kebencanaan, SAR, dll., untuk mendapatkan dukungan guna melanjutkan kerja membangun ketangguhan dan
kemandirian.
• Kelompok Kerja Desa/Kelurahan mengidentifikasi nama-nama lembaga / perorangan dengan keahlian dan kapasitas
tertentu yang diperlukan untuk membantu memfungsikan rencana-rencana yang sudah dibuat, mekanisme
peringatan dini, pelatihan-pelatihan untuk relawan, upaya mitigasi, pemanfaatan sumber daya alam berperspektif
PRB, dan lain- lain.
• Bersama dengan BPBD Kabupaten/Kota, Kelompok Kerja membangun komunikasi dengan berbagai pihak untuk
menjalin kerjasama dalam rangka berkontribusi untuk peningkatan ketangguhan masyarakat di desa/kelurahan.
Hasil:
• Kesepakatan kerjasama antara desa/kelurahan dengan pihak lain untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
menjalankan RAK yang sudah disusun oleh masyarakat.
Masukan :
• Dokumen kajian risiko
• Dokumen rencana kontinjensi
Peserta :
Semua pelaku UMKM di desa/kelurahan
Kegiatan :
• Kegiatan ini dipandu oleh seorang fasilitator yang dipilih dari anggota Forum PRB Desa/Kelurahan. Fasilitator
menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan, dan memaparkan dokumen kajian risiko bencana desa/kelurahan serta
dokumen rencana kontinjensi yang telah disusun pada tahun sebelumnya, agar para pelaku UMKM memiliki
gambaran tentang kondisi kebencanaan dan scenario bencana yang akan digunakan dalam penyusunan Rencana
Keberlanjutan Usaha
• Analisa Perbandingan Dampak Risiko UMKM dan kemungkinan terjadinya bencana, bertujuan untuk mengidentifikasi
jenis ancaman bencana yang ada disekitar lokasi UMKM, kemungkinan kejadian bencana dan tingkatan dampak
bencana terhadap UMKM. Melalui proses ini diharapkan UMKM akan memperoleh skala prioritas jenis ancaman yang
perlu penanganan segera untuk pengambilan tindakan keberlanjutan usaha
• Menentukan Skenario Ancaman Bencana Terhadap UMKM, menggunakan skenario yang ada pada dokumen rencana
kontijensi desa/kelurahan
• Memperkirakan Dampak Bencana Terhadap UMKM, tim penyusun akan memperkirakan risiko terhadap sumber daya
internal dan eksternal, angka kerugian, periode waktu gangguan terhadap fungsi sumber daya dan periode waktu
pemulihan sumber daya yang diharapkan baik sumber daya internal maupun eksternal. Sumber Daya Internal
merupakan sumber daya utama yang digunakan oleh UMKM dalam proses produksi. Sumber daya internal
mencakup
bangunan (lokasi usaha), peralatan, inventaris, pekerja, pendanaan, teknologi komunikasi dan informasi, produk
(barang/layanan) yang terdampak. Sedangkan sumber daya eksternal merupakan sarana layanan sosial dasar
dan pendukung usaha UMKM, seperti jalan, jembatan, gas, air, listrik, jasa perbankan, pemasok, pasar dan lainnya
• Perbandingan Tingkatan Dampak, kajian dampak perlu mempertimbangkan perbandingan tingkatan dampak
eksternal dan internal yang terjadi jika salah satu atau sebagian departemen/divisi/unit usaha UMKM tidak
berfungsi. Dampak eksternal mempertimbangkan:
i. Seberapa serius dampak yang ditimbulkan terhadap konsumen/ pengguna/masyarakat secara keseluruhan jika
departemen/divisi/unit usaha UMKM tidak berfungsi.
ii. Berapa lama konsumen bersedia menunggu sampai departemen/divisi/unit usaha UMKM kembali berfungsi dan
iii. Seberapa cepat konsumen akan berpindah kepada UMKM lain.
Sedangkan dampak internal, mempertimbangkan seberapa serius dampak yang ditimbulkan oleh bencana terhadap
operasi, keuntungan, dan reputasi UMKM jika departemen/divisi/unit usaha UMKM tidak berfungsi.
• Menentukan Periode Toleransi Maksimum Gangguan Usaha. Dalam proses pengkajian, tim penyusun perlu
mempertimbangkan waktu ketika dampak tidak bisa diterima/ditolerir lagi dan waktu tujuan pemulihan usaha yang
diharapkan. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk
keberlanjutan usaha sesuai periode waktu pemulihan yang telah ditetapkan
• Penyusunan RKU, meliputi 6 (enam) strategi utama, yaitu: Memperkuat kapasitas yang ada; Penyiapan strategi
usaha baru; Investasi baru; Membuat usaha sementara pada saat masa pemulihan awal (temporary back up);
Usaha Bersama; Transfer Risiko. Tahapan penyusunan RKU adalah sebagai berikut:
i. Menentukan tujuan, ruang lingkup dan tim RKU
ii. Menentukan kebutuhan untuk memulai kembali kegiatan-kegiatan usaha kunci
iii. Menentukan kegiatan-kegiatan prioritas dan target waktu pemulihan
iv. Mengidentifikasi sumberdaya penting untuk kegiatan-kegiatan prioritas
v. Mempersiapkan rencana keuangan
vi. Melakukan reviu rencana keberlanjutan usaha
Hasil :
• Kajian dampak bencana terhadap UMKM
• Dokumen Rencana Keberlanjutan Usaha (RKU)
C. Pengembangan Ketangguhan Masyarakat yang berkelanjutan
Ketangguhan masyarakat sesungguhnya dapat tercermin dari aspek kemandirian desa dalam melaksanakan upaya
penanggulangan bencana. Penanggulangan bencana merupakan salah satu factor yang menentukan keberhasilan
pembangunan di desa. Untuk itu, kebijakan perencanaan dan penganggaran di desa harus berperspektif pengurangan risiko
bencana. Bentuk nyata kebijakan tersebut dapat diwujudkan melalui RPJMDes dan APPBDes. Desa dapat
menganggarkan kegiatan penanggulangan bencana pada APBDes dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi No. 19 tahun 2017 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun
2018, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2018 tentang Perubahan Pengelolaan Keuangan Desa. Diharapkan
dengan penganggaran secara mandiri oleh desa, upaya penanggulangn bencana dapat berjalan dengan efektif dan efisien,
serta menurunkan tingkat risiko bencana secara siginifikan.
BAB V
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN
BNPB
BPBD Provinsi
BPBD Kab/Kota
Masyarakat
Desa/Keluraha
n
2. Pelaporan
Pelaporan pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana memiliki 3 tingkatan laporan dengan isian sesuai dengan
tanggungjawab dan kapasitasnya. Ketiga tingkatan laporan tersebut ialah:
a. Laporan BNPB berupa laporan pembelajaran pelaksanaan program.
b. Laporan BPBD Kab/Kota berupa laporan hasil pelaksanaan program. Laporan tersebut diserahkan kepada BNPB
dan BPBD Provinsi.
c. Laporan Desa/kelurahan berupa laporan pelaksanaan kegiatan. Laporan tersebut diserahkan kepada BPBD
Kabupaten/Kota dvan BPBDD Provinsi.
Alur pelaporan pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana ialah sama dengan alur pemantauan dan
evaluasi yang sudah digambarkan di atas.
Untuk lebih jelasnya, tingkatan, format, dan waktu pelaporan ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:
NO TINGKATAN FORMAT LAPORAN WAKTU PENYERAHAN PENERIMA
LAPORAN LAPORAN
1 BNPB Laporan pembelajaran pelaksanaan program Januari 2019 BNPB
3 BPBD Kab/Kota Laporan hasil pelaksanaan program Minggu IV November BNPB dan BPBD
2018 Provinsi
4 Masyarakat Laporan pelaksanaan kegiatan (lampiran 14) Minggu II November BPBD Kab/Kota
Desa/Kelurahan 2018
BNPB
La
po Tanggapan
ra
BPBD Kab/Kota BPBD Provinsi
La Tanggapan
po
ra
n
Masyarakat
Rincian alur mekanisme keluhan dan saran ialah sebagai berikut:
1. Untuk menyampaikan keluhan dan sarannya, masyarakat dapak mengirimkan pesan singkat atau bertemua
secara langsung kepada BPBD Kabupaten/Kota,
2. Keluhan dan saran Masyarakat yang telah disampaikan kepada BPBD Kabupaten/Kota dapat langsung diberikan
tanggapan jika memungkinkan dan diketahui oleh BPBD Provinsi,
3. Apabila proses tersebut belum menyelesaikan masalah, dimana masih terdapat keluhan dan saran yang terus-
menerus dari masyarakat, maka BPBD Kabupaten/Kota akan meneruskan kepada BNPB untuk dibuat keputusan
bersama.
4. BPBD Provinsi mengetahui keluhan dan saran Masyarakaat melalui BPBD Kabupaten/Kota dan diperbolehkan
memberikan tanggapan jika memungkinkan,
5. Dengan demikian, maka tanggapan atas keluhan dan saran tersebut akan diberikan langsung dari pihak BPBD
Kab/Kota sesuai dengan tugas dan tanggungjawab,
6. Pada akhir program, BPBD Kabupaten/Kota melakukan analisa keluhan dan saran dari masyarakat, yang kemudian
dimasukkan dalam laporan akhir program yang diserahkan kepada BNPB dan BPBD Provinsi.
1) PEMANTAUAN
Kegiatan pemantauan dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum setiap perkembangan/kemajuan pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan Desa Tangguh Bencana yang meliputi teknis, keuangan, dan hambatan/kendala yang dihadapi agar dapat segera
dilakukan tindakan perbaikan sedini mungkin.
Hasil pemantauan akan digunakan sebagai bahan evaluasi untuk menilai kinerja pelaksanaan kegiatan dan sebagai bahan
pengambilan keputusan/kebijakan lebih lanjut.
Pemantauan dilakukan sejak proses pelaksanaan adimistrasi, fisik, sampai dengan kegiatan terlaksana 100 %.
3) PELAPORAN
1. BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota yang melaksanakan Kegiatan Pengembangan Desa Tangguh Bencana wajib menyampaikan
laporan secara tertulis kepada BNPB cq. PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat sesuai dengan kegiatan yang dilaporkan
dengan sistematika terlampir. Laporan yang dilampirkan, antara lain:
a) Laporan penyelenggaraan Kegiatan Pengembangan Desa Tangguh Bencana, paling lambat dilaporkan setelah kegiatan
melalui softcopy (e-mail) dan hardcopy (pos). Sistematikan Laporan Kegiatan terdapat pada Lampiran Form 3-1 dan 3-2,
serta dilampirkan Absensi, Dokumentasi Kegiatan, Berita Acara Serah Terima Kegiatan dari PJOK
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ke Kalak BPBD, serta Berita Acara Serah Terima Kegiatan dari Kalak BPBD ke Direktur
Pemberdayaan Masyarakat sesuai kegiatannya.
b) Laporan pertanggungjawaban keuangan. Dilaporkan dan diserahkan melalui e-mail (softcopy) dan pos (hardcopy) setiap
bulan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. Dilengkapi dengan LPJ lengkap, Fotokopi Rekening Koran dan Validasi
Pajak dan SSPB.
2. Laporan Akhir dibuat dan ditandatangani oleh PJOK BPBD KABUPATEN/KOTA dan dilaporkan kepada Kepala Pelaksana
BPBD atas nama pemerintah daerah sebanyak 3 (lima) rangkap/buku sesuai Kegiatan masing masing. Laporan dilengkapi
dengan
Berita Acara Serah Terima dari PJOK BPBD KABUPATEN/KOTA ke Kepala Pelaksana BPBD, kemudian dari Kepala Pelaksana
BPBD kepada BNPB.
3. Laporan akhir disampaikan kepada BNPB cq. PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat (sesuai kegiatannya masing-masing)
paling lambat 1 (satu) bulan setelah kegiatan selesai 100%, dengan tembusan kepada Gubernur, Sekretaris Daerah, Deputi
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan. Laporan dilengkapi dengan Berita Acara Serah Terima dari PJOK BPBD
KABUPATEN/KOTA ke Kalak BPBD, kemudian dari Kalak BPBD kepada BNPB.
BAB VI
PETUNJUK ADMINISTRASI
Petunjuk pelaksanaan program pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana ini disusun sebagai pedoman bagi pelaksana,
baik di tingkat pusat, kabupaten, dan desa/kelurahan, untuk melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan program. Pedoman ini
mengacu pada Peraturan Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
sebagai rujukan utama. Dimana dalam pelaksanaannya, tetap memperhatikan kondisi, konteks, kearifan lokal, potensi
masing-masing daerah, dan hasil evaluasi pelaksanaan program tahun sebelumnya.
DAFTAR LAMPIRAN
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa saja yang sudah dilakukan oleh BPBD Kab/Kota terkait
dengan pelaksanaan program desa tangguh?
2 Apa saja hambatan atau tantangan yang ditemukan terkait
dengan kerjasama dengan para fasilitator dalam
pelaksanaan program desa tangguh? Kenapa hal tersebut
terjadi? Dan bagaimana solusi yang dilakukan bersama?
3 Apa saja hambatan atau tantangan yang ditemukan terkait
dengan pelaksanaan kegiatan bersama masyarakat di
desa/kelurahan? Kenapa hal tersebut terjadi? Dan
bagaimana solusi yang dilakukan bersama?
4 Apa saja yang sudah bagus dari pelaksanaan program ini,
terutama pada aspek kerjasama dengan fasilitator dan
pelaksanaan kegiatan di desa/kelurahan? Berikan
penjelasannya.
5 Selama pelaksanaan program, apakah ada masalah yang
dihadapi masyarakat terkait dengan kebijakan, program,
dan kerja pemerintah kab/kota? Kalau ada, apa yang
dilakukan oleh BPBD untuk menyelesaikan masalah
tersebut?
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Dengan berakhirnya program ini, apa manfaat yang
dirasakan oleh masyarakat? Bisa diberikan contoh
nyatanya?
2 Selama proses pelaksanaan program ini, apa yang
menurut masyarakat sudah bagus? Dan apakah itu
bisa diterapkan ke desa/kelurahan lain?
3 Selama proses pelaksanaan program ini, apa yang
menurut masyarakat masih perlu diperbaiki? Dan apa
usulannya?
4 Secara khusus, apakah masyarakat memiliki usulan
terkait dengan fasilitator dan BPBD Kab/Kota?
5 Dengan berakhirnya program ini, apa yang dilakukan
masyarakat untuk memastikan keberlanjutan upaya-
upaya untuk membangun ketangguhan terhadap
bencana?
6 Dengan berakhirnya program ini, apakah ada
rencana masyarakat untuk mendorong
desa/kelurahan sekitarnya untuk juga
membangun ketangguhan?
7 Kalau iya, proses
Dalam apa yang akan dilaksanakan? ketangguhan
pengembangan
masyarakat disini, selain fasilitator dan BPBD,
apakah ada pihak lain yang berkontribusi? Bisa
jelaskan apa
yang mereka lakukan?
c. Form C: Matrik rekap bulanan proses dan hasil pelaksanaan kegiatan fasilitasi di desa/kelurahan
Bulan - Tahun : 2018
NO PROVINSI KAB/KOTA DESA/KEL PROSES HASIL KENDALA YANG
DIHADAPI
Jenis Jumah Peserta
Kegiatan
L P Total
f. Form F: Matrik bulanan proses dan hasil pelaksanaan kegiatan fasilitasi di desa/kelurahan
Kabupaten :
Provinsi :
Bulan - Tahun : 2018
NO KECAMATAN DESA/KEL PROSES HASIL KENDALA YANG
DIHADAPI
Jenis Jumah Peserta
Kegiatan
L P Total
Pertanyaan Kunci:
“Menurut pendapat Anda, apa manfaat yang paling anda rasakan setelah anda mengikuti serangkaian kegiatan fasilitasi
pemberdayaan masyarakat terkait desa/kelurahan tangguh bencana?”
CATATAN:
Cerita (narasi) dilampirkan
INFORMASI UMUM
Nama Kegiatan
Provinsi
Kabupaten/Kota
Kecamatan
Desa/Kelurahan
Peserta
Waktu dan Tempat
Fasilitator
Penulis laporan
RINGKASAN EKSEKUTIF
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. HASIL KEGIATAN (sesuai dengan jenis kegiatannya)
D. PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN
E. PEMBELAJARAN
F. RENCANA TINDAK LANJUT
LAMPIRAN
1. (dokumen hasil kegiatan dilampirkan)
LAMPIRAN 4-B: Format laporan pengembangan desa tangguh oleh kelompok masyarakat/Forum Desa
A. LATAR BELAKANG
B. MAKSUD DAN TUJUAN
C. PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Kegiatan utama
1) Pembukaan program dan perencanaan kegiatan
• Tujuan
• Lokasi dan Waktu
• Peserta
• Narasumber
• Kegiatan
• Hasil
• Lampiran/Dokumentasi
2) Penyebaran informasi (sosialisasi) peta risiko, dan jalur evakuasi
• Tujuan
• Lokasi dan Waktu
• Peserta
• Narasumber
• Kegiatan
• Hasil
• Lampiran/Dokumentasi
3) Pemutakhiran/Finalisasi/Pengesahan dokumen perencanaan PB
• Tujuan
• Lokasi dan Waktu
• Peserta
• Narasumber
• Kegiatan
• Hasil
• Lampiran/Dokumentasi
4) Internalisasi dokumen RPB ke dalam RPJM Desa (pemanfaatan alokasi dana desa)
• Tujuan
• Lokasi dan Waktu
• Peserta
• Narasumber
• Kegiatan
• Hasil
• Lampiran/Dokumentasi
5) Gerakan pengurangan risiko bencana
• Tujuan
• Lokasi dan Waktu
• Peserta
• Narasumber
• Kegiatan
• Hasil
• Lampiran/Dokumentasi
6) Evaluasi dan Rencana keberlanjutan program
• Tujuan
• Lokasi dan Waktu
• Peserta
• Narasumber
• Kegiatan
• Hasil
• Lampiran/Dokumentasi
2. Kegiatan Pilihan
1) Sosialisasi rencana-rencana PB kepada masyarakat
2) simulasi system peringatan dini dan rencana evakuasi
3) membangun jaringan dan kerjasama dengan pihak lain melalui forum PRB Desa/Kelurahan
4) Menyusun rencana keberlanjutan usaha bagi UMKM
* pilih 2 kegiatan yang prioritas
• Tujuan
• Lokasi dan Waktu
• Peserta
• Narasumber
• Kegiatan
• Hasil
• Lampiran/Dokumentasi
D. PEMBELAJARAN
E. REKOMENDASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT
F. PENUTUP
FORMULIR PETUNJUK ADMINISTRASI
DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA
DAFTAR FORMULIR
..............,..................201
Nomor : ….................................. 7
Lamp : .....................................
Perihal : .....................................
Kepada Yth.
PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat
di-
Tempats
Sehubungan dengan rencana kegiatan ................. dalam rangka ................ pada tanggal .................... 2017, BPBD .........
akan menyelenggarakan ......................... yang akan melibatkan .................
Untuk itu, kami membutuhkan dukungan anggaran sebesar Rp. ..................... (......................rupiah) yang akan dibebankan
pada DIPA BNPB TA 2017 (rincian terlampir).
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
PJOK PROVINSI/KABUPATEN/KOTA……………
Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan dan Pengembangan Ketangguhan
Masyarakat
[ttd + stempel]
.........................
Tembusan Yth:
1. Kepala BPBD Prov/Kab/Kota.......
2. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi......
FORM 1-2
[KOP SURAT BPBD]
..............,..................2017
Nomor : …...................................
Lamp : .....................................
.
Perihal : Usulan Biaya Kegiatan
Fasilitasi Pemberdayaan dan Pengembangan Ketangguhan
Masyarakat Tahun Anggaran 2017
Kepada Yth.
PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat
di-
Tempat
Sehubungan dengan rencana kegiatan ................. dalam rangka ................ pada tanggal .................... 2015, BPBD
......... akan menyelenggarakan ......................... yang akan melibatkan .................
Untuk itu, kami membutuhkan proses ...... LS/Pengadaan Langsung/Lelang] untuk belanja ........ dengan spesifikasi
teknis dan konsep prakiraan biaya terlampir. Belanja tersebut akan dibebankan pada DIPA BNPB TA 2017.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
PJOK PROVINSI/KABUPATEN/KOTA…………..
Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan dan Pengembangan Ketangguhan
Masyarakat
[ttd + stempel]
.........................
Tembusan Yth:
1. Kepala BPBD Prov/Kab/Kota.......
2. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi......
Sudah terima dari : PJOK Fasilitiasi dan Pengembangan Ketangguhan Masyarakat BPBD
SETUJU DIBAYAR
LUNAS PADA TANGGAL ……..
Prov/Kab/Kota…., …………………….2015
PJOK Fasilitasi dan Yang menerima,
Bendahara Pengeluaran
Pengembangan Ketangguhan
Pembantu
Masyarakat
(Nama PJOK)
(Nama BPP) (..........................................)
NIP. .............................
NIP................................
FORM 2-2
BPBD
DAFTAR HADIR
76
Acara :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
FORM 2-3A
1
Jumlah
No Nama Uang Saku (Rp) Diterima Tanda Tangan
(Rp)
x Hari =
x Hari =
x Hari =
x Hari =
x Hari =
x Hari =
x Hari =
x Hari =
x Hari =
Jumlah
SETUJU DIBAYAR LUNAS PADA TANGGAL ……… Lokasi Pembayaran, tanggal, bulan, tahun
Penanggung Jawab Operasional Kegiatan Bendahara Pengeluaran Pembantu Yang membayarkan
BPBD Kab/Kota BPBD Kab/Kota
FORM 2-4
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
Logo BPBD
BPBD
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Jumlah
No. N a m a Uang Transport Tanda Tangan
diterima
1 1 Hr x Rp 100,000 = Rp 100,000 Rp 100,000
FORM 2-5
Logo
BPB
D
KWITANSI
Sudah terima dari : PJOK Fasilitasi dan Pengembangan Ketangguhan Masyarakat BPBD Prov/Kab/Kota…..
Untuk : Honor Narasumber dalam rangka (uraian kegiatan) di ………….., pada tanggal………….
pembayaran
2015, dengan rincian sebagai berikut :
- Narasumber Gol.III : 1 hr x 2 OJ x Rp. xxxxxxxxxx Rp. xxxxxxxxx
- PPH Ps. 21 : Pajak 5% Rp. xxxxxxxx -
Jumlah yang diterima : Rp. xxxxxxxxx
_________,_________ 2015
SETUJU DIBAYAR LUNAS PADA TANGGAL …….. Yang menerima
(................................................)
(Nama PJOK) (Nama BPP)
NIP. ............................. NIP................................
FORM 2-6
Logo
BPBD
KWITANSI
Sudah terima dari : PJOK Fasilitasi dan Pengembangan Ketangguhan Masyarakat BPBD Prov/Kab/Kota…..
Untuk : Honor Narasumber dalam rangka (uraian kegiatan) di ………….., pada tanggal………….
pembayaran
2015, dengan rincian sebagai berikut :
_________,_________ 2015
SETUJU DIBAYAR LUNAS PADA TANGGAL …….. Yang menerima
(................................................)
(Nama PJOK) (Nama BPP)
NIP. ............................. NIP................................
KWITANSI
Sudah terima dari : PJOK Kegiatan..................Provinsi/Kab/Kota...................
Uang sebesar : Rp................................(Total Pembelian)
Terbilang : (terbilang dalam bentuk rupiah)
Untuk Pembayaran : Biaya Pembelian....................Untuk Kegiatan.........................di.................pada
tanggal……………………2017
....................,........................2016
Yang menerima
Ttd+stempel+materai (direktur/pemilik
toko/pegawai toko)
Hormat Kami,
Ttd+stempel
No. P e r i n c i a n b i a y a Keterangan
86
BPBD
Logo
Berangkat dari : .....................................
(tempat kedudukan) BPBD
ke : .....................................
pada tanggal : ......................................
PJOK Kegiatan...... Provinsi.....
( PJOK PROVINSI )
NIP .
DAFTAR PENGELUARAN RIIL
Berangkat dari : .....................................
ke : .................................... Yang bertanda tangan di bawah ini :
pada tanggal : ...................................
Berangkat dari :
ke : 1. Biaya transport pegawai dan / atau biaya penginapan dibawah ini yang tidak
pada tanggal :
88
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Jl. Ir. H. Juanda No: 36 - Jakarta Pusat 10120 Lembar ke :
Kode No. :
Nomor :
9. Pembebanan Anggaran :
a. Instansi a. BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
b. Akun b. 3892.003.524111
10. Keterangan lain-lain No. Surat Tugas dan Tanggal Surat Tugas
Coret yang tidak perlu
Dikeluarkan di : ………………………….
Tanggal : Tanggal Surat Tugas
(Nama PJOK)
F NIP………………………………………
O
R
M
2-
1
DAFTAR NOMINATIF PERJALANAN DINAS
KEGIATAN………………….
LOKASI……………
TANGGAL………………
MAK : 524111
REPRESENTATIF
KODE MATA TANGGAL TANGGAL JML TRANSPORT UANG
NO NAMA PEJABAT NIP GOL TUJUAN TIKET PP PENGINAPAN (KHUSUS ES. I JUMLAH
ANGGARAN BERANGKAT PULANG HR BANDARA HARIAN
& II)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 IV 03.02.06.3892.003.
524111
2 IV 03.02.06.3892.003.
524111
3 IV 03.02.06.3892.003.
524111
4 IV 03.02.06.3892.003.
524111
5 IV 03.02.06.3892.003.
524111
6 III 03.02.06.3892.003.
524111
- - - - - -
, 2015
FORM 2-15
1
SURA T PERNYA T A A N T A NGGUNG JA WA B BELA NJA
NOMOR : xxxxxx /SPTB/648521/Prov…../Bulan/2015
Y ang bertanda tangan di bawah ini atas nama Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa saya bertanggung
jawab secara formal dan material atas segala pengeluaran yang telah dibayar lunas oleh Bendahara Pengeluaran kepada yang berhak menerima serta kebenaran
perhitungan dan setoran pajak yang telah dipungut atas pembayaran tersebut dengan perincian sebagai berikut :
1 524111 Y unus Umar Perjalanan dinas dalam rangka ……… di Rp. xxxxxxxxx Rp - Rp -
………….., tanggal ……………. 2015
1 524111 H. Umar Y unus Perjalanan dinas dalam rangka ……… di Rp. xxxxxxxxx Rp - Rp -
………….., tanggal ……………. 2015
JUMLAH : Rp - Rp - Rp -
Bukti-bukti pengeluaran anggaran dan asli setoran pajak (SSP/BPN) tersebut di atas disimpan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk kelengkapan
administrasi dan pemeriksaan aparat pengawasan fungsional.
, 2015
PJOK Prov/Kab/Kota…. Bendahara Pengeluaran Pembantu
FORM 2-16
SURA T PERNYA T A A N T A NGGUNG JA WA B BELA NJA
NOMOR : xxxxxx /SPTB/648521/Prov…../Bulan/2015
Yang bertanda tangan di bawah ini atas nama Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa saya bertanggung jawab secara formal dan material
segala pengeluaran yang telah dibayar lunas oleh Bendahara Pengeluaran kepada yang berhak menerima serta kebenaran perhitungan dan setoran pajak yang telah dipungut atas pembayaran tersebut de
perincian sebagai berikut :
1 521211 Al Amin Stationery Penggandaan Bahan dalam rangka ……… di Rp. xxxxxxxxx Rp - Rp
………….., tanggal ……………. 2015, sesuai
kuitansi tanggal …………... 2015
2 521211 RM. Minang Meriah Pembelian Konsumsi dalam rangka ……… di Rp. xxxxxxxxx Rp - Rp
………….., tanggal ……………. 2015, sesuai
kuitansi tanggal …………... 2015
3 521211 Prima Catering Pembelian Konsumsi dalam rangka ……… di Rp. xxxxxxxxx Rp - Rp
………….., tanggal ……………. 2015, sesuai
kuitansi tanggal …………... 2015
4 521211 Toko Roti Jaya Pembelian Snack dalam rangka ……… di Rp. xxxxxxxxx Rp - Rp
92 ………….., tanggal ……………. 2015, sesuai
kuitansi tanggal …………... 2015
5 521211 Wijaya Sablon Pembuatan spanduk dalam rangka ……… di Rp. xxxxxxxxx Rp - Rp
………….., tanggal ……………. 2015, sesuai
kuitansi tanggal …………... 2015
JUMLAH : Rp - Rp - Rp
Bukti-bukti pengeluaran anggaran dan asli setoran pajak (SSP/BPN) tersebut di atas disimpan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk kelengkapan administrasi dan pemeriksaan apa
pengawasan fungsional.
, 2015
PJOK Prov/Kab/Kota…. Bendahara Pengeluaran Pembantu
F
O
R
M
2-
1
SURA T PERNYA T A A N T A NGGUNG JA WA B BELA NJA
NOMOR : xxxxxx /SPTB/648521/Prov…../Bulan/2015
Y ang bertanda tangan di bawah ini atas nama Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa saya bertanggung
jawab secara formal dan material atas segala pengeluaran yang telah dibayar lunas oleh Bendahara Pengeluaran kepada yang berhak menerima serta kebenaran
perhitungan dan setoran pajak yang telah dipungut atas pembayaran tersebut dengan perincian sebagai berikut :
JUMLAH : Rp - Rp - Rp -
Bukti-bukti pengeluaran anggaran dan asli setoran pajak (SSP/BPN) tersebut di atas disimpan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk kelengkapan
administrasi dan pemeriksaan aparat pengawasan fungsional.
, 2015
PJOK Prov/Kab/Kota…. Bendahara Pengeluaran Pembantu
FORM 2-18
93
FORM 2-19
Logo
BPB BPBD…..
D
94
Nama : .......................................
Jabatan : PJOK Prov/Kab/Kota….
Satuan Kerja : BPBD Prov/Kab/Kota….
Unit Kerja : Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa sehubungan dengan efektifitas dan efisisensi penyelenggaraan kegiatan, pelaksanaan kegiatan Koordinasi dan
Sosialisasi Ketangguhan Masyarakat dilaksanakan di Aula Pertemuan..................., Jl. ................................., ...........................
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari ternyata surat pernyataan ini tidak benar, saya bertanggung jawab
penuh dan bersedia diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
………………….2016
Yang membuat pernyataan,
PJOK Prov/Kab/Kota
(Nama PJOK)
FORM 3-1
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN
KELEMBAGAAN TA. 2011
No Jenis MARET APRIL xxx xxx xxx
Keterangan
Kegiatan
10 11 12 13 14 15 16 17 aa aa aa aa aa aa aa aa aa aa aa aa aa
95
FORM 3-2
96
FORM 4-1
Keterangan:
1. Belanja Jasa Profesi (MAK. 522151); PPh Ps. 21
NPWP : NPWP BPBD Prov/Kab/Kota
NAMA WP : BPBD Prov/Kab/Kota
Alamat WP : .................
Kode Akun Pajak : 411121
Kode Jenis Setoran 402
97
: 411122
: 900
FORM 4-2
98
Panduan Pembayaran pajak secara elektronik dapat dilihat pada :
• https://www.youtube.com/watch?v=Lq4OOL-Zm2k
• https://www.youtube.com/watch?v=Qa6bVS9iZTU
• https://www.youtube.com/watch?v=QB9oV5KvhRE
FORM 5-1
99
FORM 5-2
100
FORM 5-1
LOGO BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)
BPBD Diganti dengan KOP BPBD
KAB/KOTA JL. IR. H. DJUANDA NO.36, JAKARTA 10120
Telp. (021) 344 2734, 344 3076, 345 8400, 350 7521; Fax. (021) 350 5075, 351 9737, 345
8500
1. BPP : ………………….
2. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN : ………………….
TAHUN ANGGARAN : 2016
1
Mengetahui,
(PJOK BPBD) (BPP BPBD)
……………………………………. ……………………………………..
NIP. …………………………….. NIP. ………………………………
TAHUN 2016
I. Keadaan pembukuan bulan pelaporan dengan saldo akhir pada BKU sebesar Rp. 497,550,000 dan nomor bukti terakhir nomor:
No. Jenis Buku Pembantu Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A. BP Kas dan Uang Muka - 592,913,000 95,363,000 497,550,000
1. BP Kas (kas tunai dan bank) - 592,913,000 95,363,000 497,550,000
2. BPUM Perjadin dan PK - - - -
B. BP Selain Kas dan Uang Muka - 542,663,000 45,113,000 497,550,000
1. BP UP *) - - - -
- Belanja MA ......
- Belanja MA ......
- Pengembalian sisa UP
2. BP LS Bendahara - 540,000,000 42,450,000 497,550,000
- Pembayaran atas LS
- Setoran atas LS
3. BP Pajak - 2,663,000 2,663,000 -
4. BP Lain-lain - - - -
*) Jumlah pengurangan sudah termasuk kuitansi UP yang belum di-SPPGU-kan sebesar Rp 0
Nama Nama
NIP NIP
FORM 5-3
REGISTER PENUTUPAN KAS
Sebab-sebab selisih :
Nama Nama
NIP NIP
FORM 5-4
BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS
Pada hari ini, ........ tanggal ..... bulan Januari tahun 2016 kami selaku PJOK telah melakukan pemeriksaan kas BPP dengan posisi saldo Buku Kas Umum sebesar Rp. .......... dan nomor bukti terakhir nomor :
Nama Nama
NIP NIP
FORM 5-5
BUKU KAS UMUM BPP Daerah
1 2 3 4 5 6
2014 Saldo -
Jan 1 0001 LS/B 01/14 Terima transfer LS dari BP dana penguatan kelembagaan 540,000,000 540,000,000
4 0006 MA/K 01/14 Bayar pembelian snack dan nasi kotak 11,200,000 526,830,000
4 0007 PJ/K 01/14 Pungut PPh Ps 22 pembelian snack dan nasi kotak 168,000 526,998,000
FORM 5-6
Debet Kredit Saldo
Tanggal Nomor Bukti Uraian
Rp Rp Rp
1 2 3 4 5 6
7 0015 MA/K 01/14 Bayar honor narasumber a.n Andi 1,800,000 519,228,000
7 0016 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor narasumber a.n Andi 270,000 519,498,000
7 0017 MA/K 01/14 Bayar honor narasumber a.n sofyan 1,800,000 517,698,000
7 0018 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor narasumber a.n Sofyan 270,000 517,968,000
7 0019 MA/K 01/14 Bayar honor moderator a.n Yunita 700,000 517,268,000
7 0020 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor moderator a.n Yunita 35,000 517,303,000
8 0021 MA/K 01/14 Bayar uang muka jasa pembuatan dokumentasi Gladi 8,800,000 508,503,000
8 0022 PJ/K 01/14 Pungut PPN uang muka jasa pembuatan dokumentasi Gladi 800,000 509,303,000
8 0023 PJ/K 01/14 Pungut PPh Ps 23 uang muka jasa pembuatan dokumentasi Gladi 160,000 509,463,000
9 0024 PK/K 01/14 PK perjadin a.n PJOK ke Jakarta dalam rangka konsultasi 9,500,000 9,500,000 509,463,000
10 0025 MA/K 01/14 Bayar perjadin a.n PJOK ke Jakarta dalam rangka konsultasi 9,250,000 500,213,000
Pengembalian sisa perjadin a.n PJOK ke Jakarta dalam rangka
10 0026 PK/K 01/14 250,000 250,000 500,213,000
konsultasi
11 0027 PJ/K 01/14 Setor PPN pembelian ATK 200,000 500,013,000
11 0029 PJ/K 01/14 Setor PPh Ps 22 pembelian snack dan nasi kotak 168,000 499,815,000
FORM 5-7
Debet Kredit Saldo
Tanggal Nomor Bukti Uraian
Rp Rp Rp
1 2 3 4 5 6
11 0034 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor narasumber a.n Andi 270,000 498,815,000
11 0035 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor narasumber a.n Sofyan 270,000 498,545,000
11 0036 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor moderator a.n Yunita 35,000 498,510,000
Setor PPN uang muka jasa pembuatan dokumentasi
11 0037 PJ/K 01/14 800,000 497,710,000
Gladi
Setor PPh Ps 23 uang muka jasa pembuatan
11 0038 PJ/K 01/14 160,000 497,550,000
dokumentasi Gladi
Jumlah 602,413,000 104,863,000 497,550,000
FORM 5-8
BUKU PEMBANTU KAS BPP Daerah
1 2 3 4 5 6
2014 Saldo -
4 0006 MA/K 01/14 Bayar pembelian snack dan nasi kotak 11,200,000 36,830,000
4 0007 PJ/K 01/14 Pungut PPh Ps 22 pembelian snack dan nasi kotak 168,000 36,998,000
FORM 5-9
Debet Kredit Saldo
Tanggal Nomor Bukti Uraian
Rp Rp Rp
1 2 3 4 5 6
6 0014 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor BPP 25,000 31,028,000
7 0015 MA/K 01/14 Bayar honor narasumber a.n Andi 1,800,000 29,228,000
7 0016 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor narasumber a.n Andi 270,000 29,498,000
7 0017 MA/K 01/14 Bayar honor narasumber a.n sofyan 1,800,000 27,698,000
7 0018 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor narasumber a.n Sofyan 270,000 27,968,000
7 0019 MA/K 01/14 Bayar honor moderator a.n Yunita 700,000 27,268,000
7 0020 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor moderator a.n Yunita 35,000 27,303,000
Bayar uang muka jasa pembuatan dokumentasi
8 0021 MA/K 01/14 8,800,000 18,503,000
Gladi
Pungut PPN uang muka jasa pembuatan
8 0022 PJ/K 01/14 800,000 19,303,000
dokumentasi Gladi
Pungut PPh Ps 23 uang muka jasa pembuatan
8 0023 PJ/K 01/14 160,000 19,463,000
dokumentasi Gladi
PK perjadin a.n PJOK ke Jakarta dalam rangka
9 0024 PK/K 01/14 9,500,000 9,963,000
konsultasi
Pengembalian sisa perjadin a.n PJOK ke Jakarta
10 0026 PK/K 01/14 250,000 10,213,000
dalam rangka konsultasi
11 0027 PJ/K 01/14 Setor PPN pembelian ATK 200,000 10,013,000
11 0029 PJ/K 01/14 Setor PPh Ps 22 pembelian snack dan nasi kotak 168,000 9,815,000
11 0034 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor narasumber a.n Andi 270,000 8,815,000
11 0035 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor narasumber a.n Sofyan 270,000 8,545,000
11 0036 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor moderator a.n Yunita 35,000 8,510,000
Setor PPN uang muka jasa pembuatan dokumentasi
11 0037 PJ/K 01/14 800,000 7,710,000
Gladi
Setor PPh Ps 23 uang muka jasa pembuatan
11 0038 PJ/K 01/14 160,000 7,550,000
dokumentasi Gladi
Jumlah 52,913,000 45,363,000 7,550,000
Nama Nama
NIP NIP
FORM 5-11
BUKU PEMBANTU BANK BPP
Daerah
Nama Nama
NIP NIP
FORM 5-12
BUKU PEMBANTU LS BPP Daerah
1
1 2 3 4 5 6
2014 Saldo -
Jan 1 0001 LS/B 01/14 Terima transfer LS dari BP dana penguatan kelembagaan 540,000,000 540,000,000
8 0021 MA/K 01/14 Bayar uang muka jasa pembuatan dokumentasi Gladi 8,800,000 506,800,000
10 0025 MA/K 01/14 Bayar perjadin a.n PJOK ke Jakarta dalam rangka konsultasi 9,250,000 497,550,000
Nama Nama
NIP NIP
FORM 5-13
BUKU PEMBANTU LAIN-LAIN BPP Daerah
2014 Saldo - - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- - -
- -
Jumlah - - -
Nama Nama
NIP NIP
FORM 5-14
BUKU PEMBANTU PAJAK BPP Daerah
Pengelu-
Penerimaan (Debet) Saldo
aran (Kredit)
Tanggal Nomor Bukti Uraian
PPh PPh PPh
PPN
Ps 21 Ps 22 Ps 23
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2014 Saldo -
Feb 3 0004 PJ/K 01/14 Pungut PPN pembelian ATK 200,000 200,000
4 0007 PJ/K 01/14 Pungut PPh Ps 22 pembelian snack dan nasi kotak 168,000 398,000
7 0018 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor narasumber a.n Sofyan 270,000 1,668,000
7 0020 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor moderator a.n Yunita 35,000 1,703,000
Pungut PPN uang muka jasa pembuatan
8 0022 PJ/K 01/14 800,000 2,503,000
dokumentasi Gladi
Pungut PPh Ps 23 uang muka jasa pembuatan
8 0023 PJ/K 01/14 160,000 2,663,000
dokumentasi Gladi
FORM 5-15
Pengelu-
Penerimaan (Debet) Saldo
aran (Kredit)
Tanggal Nomor Bukti Uraian
PPh PPh PPh
PPN
Ps 21 Ps 22 Ps 23
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 0029 PJ/K 01/14 Setor PPh Ps 22 pembelian snack dan nasi kotak 168,000 2,265,000
11 0034 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor narasumber a.n Andi 270,000 1,265,000
11 0035 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor narasumber a.n Sofyan 270,000 995,000
11 0036 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor moderator a.n Yunita 35,000 960,000
Setor PPN uang muka jasa pembuatan dokumentasi
11 0037 PJ/K 01/14 800,000 160,000
Gladi
Setor PPh Ps 23 uang muka jasa pembuatan
11 0038 PJ/K 01/14 160,000 -
dokumentasi Gladi
Nama Nama
NIP NIP
114