1
Panduan ini merupakan Revisi dari Panduan Inisiasi dan Pembentukan Forum
Pengurangan Risiko Bencana di Daerah, Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Kerjasama dengan Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana,
Tahun 2015
Penanggung Jawab:
Pangarso Suryopratomo
Penulis:
Pangarso Suryopratomo
Surya Rahman Muhammad
Iis Yulianti
Ariful Amir (Lingkar/Plaftorm Nasional PRB)
Iswar Abidin (LPBI NU/Platform Nasional PRB)
Henricus M.W. Prasetyo (Sekretariat/Platform Nasional PRB)
Miranti Husein (Sekretariat/Platform Nasional PRB)
Ninil Jannah (Sekretariat/Platform Nasional PRB)
Kontributor:
Forum PRB Sumatra Barat
Forum PRB Jawa Timur
Forum PRB DI. Yogyakarta
2
KATA PENGANTAR
Panduan ini disusun melalui proses panjang dan partisipatif oleh Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Platform Nasional
Pengurangan Risiko Bencana (Platform Nasional PRB) dengan melibatkan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), organisasi non pemerintah,
Forum PRB di beberapa daerah; sebagai mitra usaha kemanusiaan,
penyelenggaraan penanggulangan bencana, adaptasi dan mitigasi perubahan
iklim, pengelolaan lingkungan hidup, serta pemberdayaan masyarakat. Untuk itu
BNPB menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas peran serta semua
pihak sehingga panduan ini dapat diselesaikan dengan baik.
BNPB berharap, pedoman ini dapat digunakan oleh semua pihak dalam
inisiasi atau pembentukan Forum PRB di kabupaten/kota dan provinsi. BNPB
terbuka dan menerima masukan sehingga panduan dapat diperbaharui dan
disempurnakan sejalan dengan dinamika yang terjadi baik kesepakatan global
dan regional, regulasi dan kebijakan, rencana dan strategi, serta pandangan
pemangku kepentingan daerah - tentang pengurangan risiko bencana.
Lilik Kurniawan
Deputi Bidang Pencegahan
i
DAFTAR ISI
ii
BAB IV PENGELOLAAN FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA . 488
A. Keberlanjutan Forum PRB ...................................................... 49
1. Keberlanjutan Program ..................................................... 49
2. Keberlanjutan Organisasi.................................................. 49
3. Keberlanjutan finansial. .................................................... 50
B. Aliansi dan Koordinasi ............................................................. 566
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 611
PROFIL PLATFORM NASIONAL PENGURANGAN RISIKO BENCANA .... 622
GLOSSARIUM ............................................................................................. 644
iii
DAFTAR AKRONIM
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia menjadi saksi semakin cepatnya peningkatan dampak bencana yang
disebabkan oleh perpaduan bahaya dan kerentanan yang selalu mengancam
kehidupan dan penghidupan masyarakat. Peristiwa bencana berdampak pada
kemunduran pertumbuhan sosial-ekonomi yang sudah dicapai pembangunan
dan mengakibatkan jutaan penduduk menjadi miskin atau membawa penduduk
miskin menjadi semakin miskin.
Kebutuhan secara sistematis untuk mengurangi dampak bencana,
degradasi lingkungan hidup, dan perubahan iklim perlu ditingkatkan guna
mendapatkan pengakuan dan komitmen dari para pengambil keputusan
(pemerintah dan pemerintah daerah) dalam pembuatan kebijakan baik secara
politik, hukum, ekonomi, lingkungan, sosial dan budaya. Kebijakan tersebut
kemudian diterjemahkan menjadi berbagai strategi dalam pengembangan ilmu
dan pengetahuan, perencanaan pembangunan yang terpadu, penyusunan dan
penegakan tata ruang, penegakan hukum dan perlindungan masyarakat,
membangun pelibatan dan kesadaran masyarakat, meningkatkan kapasitas
penanggulangan bencana; meliputi pencegahan dan mitigasi bahaya, peringatan
dini bahaya dan potensi bencana, kesiapsiagaan, serta penanganan darurat dan
pemulihan bencana.
Sebuah platform multipihak untuk pengurangan risiko bencana atau Forum
Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) yang terdiri dari para pemangku
kepentingan dapat membantu untuk menyediakan dan memobilisasi
pengetahuan, keterampilan dan sumber daya yang diperlukan untuk
mengarusutamakan pengurangan risiko bencana (PRB) ke dalam kebijakan,
perencanaan, dan program pembangunan.
Dalam perkembangannya Platform Nasional PRB, yang berdiri sejak tahun
2009, memiliki mandat yang salah satunya adalah mendorong terbentuknya
platform atau forum multipihak di daerah baik di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota sebagai upaya mensinergikan peran dan upaya
pengarusutamaan PRB di berbagai tingkatan dan sektor pembangunan.
1
Platform/Forum PRB daerah adalah sebuah wadah independen yang
menyatukan berbagai organisasi pemangku kepentingan yang bergerak dan
mendukung berbagai upaya PRB di Indonesia. Forum PRB daerah juga
berupaya mewadahi semua kepentingan terkait pengelolaan kebencanaan di
daerah, serta membantu menyelaraskan berbagai kebijakan, perencanaan dan
program pembangunan dan kegiatan PRB di masing-masing tingkatan, serta
mendukung tercapainya tujuan-tujuan PRB di Indonesia dan terwujudnya
ketangguhan bangsa terhadap bencana, yang selaras dengan tujuan-tujuan
global yang termaktub dalam Sendai Framework for Disaster Risk Reduction atau
Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015-2030 (SFDRR).
Seperangkat komitmen global negara-negara bagi pengurangan risiko bencana
ini diadopsi dan disepakati dalam 3rd World Conference for Disaster Risk
Reduction (WCDRR) yang diselenggarakan di Sendai, Jepang pada Maret 2015
ini.
SFDRR menetapkan empat prioritas yakni: Prioritas-1: Memahami risiko
bencana, Prioritas-2: Memperkuat tata kelola risiko bencana untuk mengelola
risiko bencana, Prioritas-3: Investasi dalam pengurangan risiko bencana untuk
ketangguhan; serta Prioritas-4: Meningkatkan kesiapsiagaan bencana untuk
respons yang efektif, dan untuk membangun kembali dengan lebih baik dalam
pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
Dorongan untuk memperkuat peran forum tingkatan lokal/daerah ini telah
dipertegas dalam komitmen pendahulunya yaitu Kerangka Aksi Hyogo 2005 -
2015. Penegasan SFDRR diberikan melalui indikator Prioritas-2 yang
menyebutkan “Membangun dan memperkuat forum koordinasi pemerintah yang
terdiri dari pemangku kepentingan yang relevan di tingkat nasional dan lokal
untuk pengurangan risiko bencana, dan focal point nasional yang ditujukan untuk
pelaksanaan kerangka kerja pasca 2015”. SFDRR juga menyinggung bagaimana
mengakselerasikan kerja-kerja PRB melalui kebijakan dan perencanaan yang
terkait dengan isu Adaptasi Perubahan Iklim.
Arah kebijakan yang disepakati secara regional (Asia) dalam Konferensi
Tingkat Menteri Asia tentang Pengurangan Risiko Bencana (AMCDRR/Asian
2
Ministrial Conference on Disaster Risk Reduction), menyatakan bahwa
pembangunan ketangguhan merupakan inti agenda global dan oleh karena itu,
penting bahwa pemerintah, organisasi mitra, dan pemangku kepentingan
memastikan pengarusutamaan serta integrasi pengurangan risiko bencana dan
ketangguhan ke dalam semua sektor. Semua negara diharapkan
mengembangkan strategi dan/atau rencana nasional untuk pengurangan risiko
bencana dengan fokus pada tindakan di tingkat lokal.
Pembangunan ketangguhan terhadap bencana merupakan inti dari agenda
global dan oleh karena itu penting bahwa pemerintah, organisasi mitra, dan
pemangku kepentingan memastikan pengarusutamaan serta integrasi
pengurangan risiko bencana dan ketahanan pada semua sektor. Kerjasama
dengan pemerintah nasional, kapasitas otoritas lokal, sistem lokal, dan
masyarakat untuk memahami, mencegah dan mengurangi risiko bencana,
mempersiapkan diri serta pulih dari bencana perlu diperkuat. Ini diperlukan guna
memberdayakan pemerintah lokal dan komunitas lokal, termasuk melalui
sumberdaya, insentif, dan tanggung jawab pengambilan keputusan, yang sesuai
untuk mendukung kepemimpinan lokal.
Dalam sejarahnya di tataran nasional, Deklarasi Konferensi Nasional
Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas tahun 2015 di Solo telah
menggarisbawahi bahwa dalam penurunan indeks risiko bencana, khususnya
mendorong gerakan nasional pengurangan risiko bencana untuk masyarakat
yang tangguh, sejahtera, dan berkelanjutan melalui perencanaan dan
implementasi terpadu mulai di tingkat program Desa/Kelurahan tangguh,
pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas, serta Program Kota/Kabupaten
Tangguh.
Nomenklatur Forum PRB daerah tidak disebutkan secara spesifik dalam
Perundang-undangan yang berlaku, namun secara tersurat pembentukan Forum
PRB daerah diamanatkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana pada pasal-8 yang
menjelaskan fungsi forum multipihak dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah
untuk Pengurangan Risiko Bencana (RAD-PRB). Didalamnya juga diatur bahwa
3
anggota forum ini meliputi unsur dari pemerintah, non pemerintah, masyarakat
dan lembaga usaha.
Guna mendorong percepatan terbentuknya Forum PRB di daerah maka
Panduan Pembentukan dan Pengelolaan Forum PRB ini dapat digunakan
sebagai acuan dalam menyelenggarakan langkah-langkah yang tepat dan
strategis dalam mensinergikan para pihak di daerah dan pemangku kepentingan
penanggulangan bencana yang turut mendorong pengarusutamaan PRB di
berbagai sektor dan tingkatan dan aspek kehidupan dan penghidupan
masyarakat di daerah masing-masing.
C. Landasan Hukum
Beberapa peraturan perundangan dan kebijakan yang menjadi acuan
dalam inisiasi, pembentukan, dan pengelolaan Forum PRB adalah sebagai
berikut:
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana
4
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga
Internasional dan Lembaga Asing Non-pemerintah dalam Penanggulangan
Bencana
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2020 tentang
Rencana Induk Penanggulangan Bencana 2020-2044
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2018
tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Minimal Sub-Urusan
Bencana Daerah Kabupaten/Kota
8. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun
2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana.
5
terhadap penguatan ketangguhan dan pengurangan kerugian akibat
bencana.
4. Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas adalah keterlibatan
komunitas yang mungkin terdampak dalam pengelolaan risiko bencana di
tingkat lokal. PRBBK meliputi kajian yang dilakukan oleh komunitas untuk
mengidentifikasi ancaman, kerentanan dan kapasitas, serta keterlibatan
komunitas dalam perencanaan, penerapan, monitoring dan evaluasi
kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana di tingkat lokal.
5. Pengurangan Risiko Bencana adalah konsep dan praktik mengurangi
risiko-risiko bencana melalui upaya-upaya sistematis untuk menganalisis dan
mengelola faktor-faktor penyebab bencana, termasuk melalui pengurangan
keterpaparan terhadap ancaman bahaya, pengurangan kerentanan
penduduk dan harta benda, pengelolaan lahan dan lingkungan secara bijak,
dan peningkatan kesiapsiagaan terhadap peristiwa-peristiwa yang
merugikan.; bertujuan untuk mencegah risiko bencana baru, mengurangi
risiko bencana yang sudah ada, dan mengelola risiko sisa, yang semuanya
berkontribusi dalam menguatkan ketangguhan dan pencapaian
pembangunan berkelanjutan.
6. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
7. Platform Nasional untuk Pengurangan Risiko Bencana atau National
Platform for Disaster Risk Reduction adalah merupakan istilah generik bagi
mekanisme nasional untuk koordinasi dan panduan kebijakan pengurangan
risiko bencana, yang bersifat multisektor dan interdisipliner, melibatkan
partisipasi publik, dunia usaha, dan masyarakat sipil yang terkait di dalam
suatu negara.
8. Strategi Pengurangan Risiko dan Ketahanan Bencana Daerah adalah alat
perencanaan yang mendefinisikan tujuan dan sasaran umum di berbagai
rentang waktu, dengan mempertimbangkan jangka pendek dan menengah
sekaligus merangkul perspektif jangka panjang. Ini memberikan visi yang
sama dan mencakup prinsip-prinsip dan prioritas panduan tertentu.
6
9. Rencana Pengurangan Risiko Bencana Daerah adalah panduan
operasional untuk mengimplementasikan Strategi Pengurangan Risiko dan
Ketahanan Bencana Daerah. Rencana ini menetapkan tujuan dan sasaran
khusus untuk mengurangi risiko bencana, bersama dengan tindakan terkait
untuk mencapainya; dibuat rinci dengan menetapkan kerangka waktu,
menentukan tanggung jawab dan sumber pendanaan; juga menguraikan
indikator dan mekanisme untuk memantau kemajuan.
F. Manfaat Panduan
Secara umum panduan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemangku
kepentingan dan para pihak dalam kerja-kerja pengarusutaman PRB dan
pembangunan berkelanjutan di daerah. Secara khusus panduan ini diharapkan
bermanfaat bagi BPBD di provinsi dan kabupaten/kota sebagai duty bearer
penanggulangan bencana di wilayahnya; serta bagi para pemangku kepentingan
dan para pihak dalam mengarusutamakan PRB, dan melaksanakan peran dan
tugas masing-masing dalam pengelolaan bencana di daerah.
Selain itu, panduan ini diharapkan dapat memberi rujukan dalam
mendorong fungsi-fungsi strategis Forum PRB dalam mengelola isu-isu dalam
strategi pengurangan risiko bencana, misalnya pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, penguatan sistem
7
kesehatan, penguatan sistem jaminan sosial masyarakat, penguatan ekonomi,
serta tema-tema tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Terakhir, panduan
ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi pemerintah daerah, dalam
membangun kemitraan dengan masyarakat sipil, khususnya lembaga swadaya
masyarakat (LSM), organisasi masyarakat berbasis agama/profesi/lokal,
perguruan tinggi, media dan serta lembaga usaha di daerah untuk berdialog dan
berkontribusi dalam memajukan penyelenggaraan penanggulangan bencana
dan pengarusutamaan PRB.
8
BAB II TENTANG FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA
9
jawab seluruh pemangku kepentingan yang jelas, untuk memfasilitasi
penjangkauan, kemitraan, dan akuntabilitas bersama.
SFDRR menyerukan penguatan tata kelola risiko bencana untuk
pencegahan, kesiapsiagaan, respons, dan pemulihan. Hal ini dapat membantu
mengatasi kesenjangan kebijakan, mengurangi keterpaparan dan kerentanan,
dan dengan demikian, meminimalkan risiko kegagalan ekonomi, sosial dan
manusia serta mengurangi kerugian bagi negara dan kemanusiaan. Faktanya,
memastikan akuntabilitas dan transparansi yang jelas, dan menghindari
terciptanya risiko baru dan yang tidak perlu akan membantu menciptakan
peluang untuk masa depan yang lebih aman dan tangguh.
Pemerintah juga diminta oleh SFDRR “untuk membentuk dan memperkuat
forum koordinasi pemerintah yang terdiri dari pemangku kepentingan terkait di
tingkat nasional dan lokal, seperti platform nasional dan lokal untuk PRB”. Satu
rekomendasi penting adalah supaya mengembangkan apa yang sudah ada dan
untuk memperkuat koordinasi, aksi dan kemajuan lokal dan nasional.
Tujuan dari Platform Nasional bukanlah untuk mengambil alih tanggung
jawab atas komitmen pemangku kepentingan tetapi untuk mengurangi tumpang
tindih dan menggunakan sumber daya bersama dengan cara yang produktif dan
terkoordinasi demi memperkuat ketangguhan.
Tujuan Platform Nasional dan Platform Lokal atau dalam konteks Indonesia
adalah Forum PRB, adalah untuk meningkatkan koordinasi upaya pencegahan
bencana. Tujuan akhirnya adalah supaya semua pemangku kepentingan, dan
lebih luas lagi khalayak mereka, beroleh pengalaman berupa:
1. Nilai tambah dalam kegiatan PRB terkoordinasi
2. Peningkatan pengetahuan aktor lain di bidang PRB dan topik terkait
3. Pengembangan dan penyebaran pengetahuan, metode, dan data yang
terkoordinasi dengan lebih baik
4. Meningkatnya peluang kerjasama lokal, nasional, regional dan internasional
5. Memperkuat keterlibatan berbagai pemangku kepentingan
6. Kapasitas untuk mempengaruhi pembuat kebijakan tingkat atas
10
Pelibatan semua aktor dan sektor terkait dalam platform sangatlah penting.
Kondisi ini akan mengarah pada tercapainya berbagi informasi dan data,
pertukaran pengetahuan serta transfer teknologi antar aktor. Keterlibatan seluruh
masyarakat juga menghasilkan peningkatan akses dan keterkaitan pelaku PRB
yang ada dengan badan terkait lainnya di tingkat lokal, nasional, regional dan
global.
Platform Nasional juga harus memiliki mekanisme untuk dialog yang efektif
dengan Platform Lokal untuk mempengaruhi, mendorong dan mengoordinasikan
tindakan di tingkat lokal. Secara paralel, Platform Nasional berupaya memahami
prioritas dan masalah di tingkat lokal.
Platform Lokal juga mengupayakan keterlibatan semua masyarakat dalam
PRB di tingkat lokal dan terlibat dalam dialog yang efektif dengan Platform
Nasional. Dengan demikian, Platform Lokal membangun hubungan yang kuat
untuk menginformasikan kerangka kerja PRB yang lebih luas dan memfasilitasi
pengembangan kemampuan respons yang dapat diatur sesuai kebutuhan.
Selain itu, Platform Lokal menggali sumber daya untuk pencegahan risiko dan
pemulihan lokal pasca kondisi darurat.
11
juga harus berpartisipasi, jika sesuai, dalam kerjasama dan pertukaran
regional dan internasional.
3. Seperti di tingkat nasional, koordinasi di tingkat lokal harus didasarkan pada
apa yang sudah ada dan kebutuhan yang teridentifikasi. Forum PRB
menyediakan sarana untuk meningkatkan tindakan lokal untuk mengurangi
risiko bencana.
12
9. Komitmen. Komitmen adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan
sesuatu hal.
10. Akuntabilitas. Sebuah pengakuan dan asumsi tanggung jawab untuk sebuah
tindakan, hasil, keputusan dan kebijakan termasuk administrasi, manajemen,
pelaksanaan, dalam lingkup peran atau posisi pekerjaan dan mencakup
kewajiban untuk melaporkan, menjawab dan menjelaskan segala
konsekuensi yang timbul.
13
penduduk yang rentan, daerah dan bangunan yang rawan risiko, infrastruktur
dll yang berisiko.
6. Ada mandat yang didefinisikan dengan jelas dan kepemimpinan yang
dikombinasikan dengan sekretariat yang mendorong kerja sama,
kepercayaan, dan konsensus. Sekretariat harus berbagi informasi,
mempersiapkan dan mendokumentasikan pertemuan, dan memantau
kemajuan kegiatan tindak lanjut
14
penggunaan lahan, adaptasi perubahan iklim dan keterkaitan dengan
kebijakan, rencana, dan program lokal lainnya.
5. Platform Lokal dapat mendorong konsultasi dan pembangunan konsensus,
serta perumusan kebijakan lokal, regulasi dan aktivitas penegakan peraturan
dalam PRB
6. Sama halnya dengan Platform Nasional, Forum PRB harus mengadopsi
proses partisipatif untuk memfasilitasi keterlibatan berbagai sektor. Proses ini
harus mencakup perspektif dan tindakan sektor-sektor yang beragam, serta
memastikan keterlibatan komunitas lokal untuk menjamin penerapan
pendekatan semua masyarakat.
7. Forum PRB harus menumbuhkan enabling environment yang memungkinkan
untuk mengembangkan budaya kesadaran publik dan pencegahan. Hal ini
dapat dicapai melalui advokasi PRB dan peningkatan kesadaran terkait
dengan risiko dan kerentanan
8. Forum PRB harus memastikan mobilisasi sumber daya yang efektif,
kerjasama dan juga memastikan kesiapsiagaan dan tanggap bencana yang
efektif
9. Forum PRB dapat mempengaruhi perubahan positif melalui upaya bersama
dan terkoordinasi, terutama dalam tindakan praktis, kebijakan, perencanaan,
administrasi, dan proses pengambilan keputusan
10. Forum PRB dapat mendukung pemantauan sistematis kemajuan lokal dalam
kaitannya dengan Kerangka Sendai. Hal ini dapat dilakukan melalui
pelaporan menggunakan UNISDR Local Urban Indicators (multitiered Sendai
Framework Monitor online) dan melibatkan banyak aktor dari akademisi,
perencana, dan pemangku kepentingan lainnya.
15
2. Forum PRB terdiri dari perwakilan lembaga usaha, perguruan tinggi dan
lembaga penelitian, organisasi berbasis masyarakat/keagamaan, organisasi
non pemerintah/lembaga swadaya masyarakat, lembaga usaha dan media
massa, lembaga donor, organisasi profesi/keahlian, lembaga legislatif,
lembaga yudikatif, organisasi perangkat daerah, serta organisasi relawan
penanggulangan bencana.
3. Forum PRB adalah mitra dari BPBD provinsi maupun kabupaten/kota, bukan
mengambil alih tugas-tugas atau pesaing BPBD
4. Forum PRB dibentuk dibentuk berdasarkan UU No 24 Tahun 2007, PP No 21
tahun 2008, serta secara spesifik diatur dalam Peraturan Kepala BNPB.
5. Forum PRB memiliki visi untuk memastikan pembangunan daerah berbasis
pengurangan risiko bencana:
6. Strategi pertama: memastikan kebijakan yang diambil dapat mengurangi
risiko bencana saat ini, tidak menambah risiko bencana baru, dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat
7. Strategi kedua: memastikan kelembagaan penanggulangan bencana dapat
bersinergi dengan baik, antara BPBD dengan OPD lainnya, antara
pemerintah daerah dengan masyarakat sipil dan lembaga usaha
8. Strategi ketiga: memastikan anggaran penanggulangan bencana memadai
untuk digunakan dalam penanggulangan bencana sesuai dengan risiko
bencana di daerahnya
9. Strategi keempat: memastikan pemberdayaan masyarakat dilakukan di
daerah dalam membangun ketangguhan terhadap bencana1
10. Menetapkan terget bersama, memastikan 7 [tujuh] Obyek Ketangguhan;
yakni rumah/hunian, satuan pendidikan, rumah sakit/fasilitas kesehatan,
pasar, rumah ibadat, kantor, dan prasarana vital
11. Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi berperan menginisiasi
pembentukan Forum PRB Kabupaten/Kota
16
BAB III PEMBENTUKAN FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA
17
7. Pendampingan. Jika diperlukan, proses pendampingan dan/atau dukungan
teknis dalam proses pembentukan Forum PRB. Pendampingan dan
dukungan teknis dapat dilakukan oleh Platform Nasional PRB, maupun oleh
Forum PRB dari daerah lain.
18
Gambar 1. Alur Inisiasi dan Pembentukan Forum PRB
19
A. Inisiasi Pembentukan Forum PRB
Inisiasi ini merupakan tahapan awal dari proses pembentukan Forum PRB.
Inisiator proses ini adalah organisasi atau sekelompok organisasi baik lokal
(berasal dari daerah), dari nasional atau dari daerah lain, dari unsur pemerintah
maupun non pemerintah yang mendorong proses awal dalam pembentukan
Forum PRB dengan melibatkan organisasi-organisasi di daerah sebagai aktor
kunci. Aktor kunci yang dimaksud adalah organisasi yang memiliki reputasi dalam
pengembangan jejaring, kepedulian dalam kemanusiaan, dan kapasitas
penanggulangan bencana dasar. Organisasi dapat berasal dari unsur
pemerintah, non pemerintah, atau lembaga usaha.
Inisiasi ini dapat melibatkan aktor kunci tokoh atau figur publik atau
pimpinan suatu organisasi yang memiliki kewenangan dan kebijakan/keputusan
di dalam organisasinya, atau tokoh yang memiliki pengaruh sosial budaya di
suatu daerah.
20
Hasil yang dicapai adalah:
a. Terbentuk Tim Formatur yang terdiri dari beberapa orang (minimal 5
orang dari organisasi yang berbeda-beda) yang disepakati dan bersedia
untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab rangkaian kegiatan
pembentukan Forum/Platform PRB. Struktur Tim Formatur bersifat
kolektif kolegial dengan pembagian bidang dan tugas yang disepakati.
Tim Formatur dapat merekrut atau membentuk Tim Sekretariat untuk
menjalankan tugas-tugas kesekretariatan, seperti surat-menyurat,
pendokumentasian, pelaporan, dan lainnya.
b. Identifikasi lembaga/organisasi pemangku kepentingan daerah yang
akan dilibatkan dalam rangkaian kegiatan pembentukan Forum/Platform
PRB.
c. Kerangka kerja pembentukan Forum PRB, yaitu rancangan tahapan
proses pembentukan. Rancangan ini menjadi dasar bagi Tim Formatur
dalam menyusun Rencana Kerja Pembentukan Forum/Platform PRB.
21
Keterangan:
(1) Tahap/kegiatan, merupakan tahapan dan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan dalam melanjutkan inisiasi sampai pembentukan Forum PRB.
(2) Tujuan, merupakan tujuan dari kegiatan atau sub-kegiatan jika diperlukan.
(3) Hasil, merupakan hasil langsung dari setiap kegiatan yang disebutkan.
(4) Waktu, merupakan penanda kapan kegiatan akan dilaksanakan atau
hasilnya dapat disediakan, atau tenggat kegiatan – dalam keterangan
tanggal.
(5) Sumberdaya yang Diperlukan, merupakan jenis sumberdaya manusia,
alat atau bahan, dan dana (anggaran) yang diperlukan untuk
melaksanakan/menyelesaikan kegiatan. Dapat dilengkapi dengan
keterangan lain yang diperlukan seperti misalnya sumber/pemasok
sumberdaya.
22
Tabel 2. Matrik Identifikasi Isu Pengarusutamaan PRB di Daerah
Kelembagaan
Sumberdaya
(termasuk
penganggaran)
Peningkatan
Kapasitas
23
a. Menemukenali kebutuhan (needs) dan keinginan (deemands atau
expectations) dari berbagai unsur pemangku kepentingan daerah
terhadap Forum PRB
b. Menetapkan ranah kegiatan Forum PRB yang pada dasarnya merupakan
jawaban dari pertanyaan apa yang boleh dilaksanakan oleh Forum PRB,
dan apa yang tidak boleh dilaksanakan oleh Forum PRB.
24
Formulir 1. Formulir Pemetaan Kapasitas Lembaga/Organisasi
A. Profil Organisasi
1 Nama Organisasi
Nama lengkap organisasi/lembaga/institusi
2 Singkatan
Singkatan Nama organisasi/lembaga/institusi
3 Bentuk Organisasi
Contoh: lembaga swadaya masyarakat/kelompok pecinta
alam/kelompok swadaya masyarakat/dll.
4 Gambaran Umum
Organisasi
Berikan gambaran singkat tentang organisasi, termasuk
tujuan dan sasaran organisasi
5 Informasi Lain
Tentang Organisasi
informasi tentang pendiri lembaga/organisasi; tujuan
didirikan; kegiatan utama lembaga/organisasi
6 Informasi program
Informasi tentang detail program/proyek/kegiatan yang
dilaksanakan atau difasilitasi oleh organisasi
Kegiatan Kerjasama
Apasaja kegiatan kerjasama organisasi dengan pihak
lain/mitra/donor
Kegiatan Berjaringan Apasaja kegiatan berjaringan yang dilaksanakan
7 Alamat
Alamat lengkap lembaga, lengkapi dengan alamat surat,
apabila alamat surat berbeda
Kota
Propinsi
Kode pos
8 Telepon
Kode area dalam sebelum tanda hubung; contoh: 031-
8417486
9 Faksimili
Kode area dalam sebelum tanda hubung; contoh: 031-
8417486
25
10 Email
Jelas
11 URL
Alamat website organisasi
12 Person kontak Person Kontak Organisasi dengan Forum PRB
Nama
Nama lengkap
Jabatan/Divisi
Status person kontak dan bagian/divisi dimana ybs.
Bekerja/membantu
Email
Jelas
13 Logo
13 Tanggal pengisian
Tgl/Bulan/Tahun formulir ini diisi/dilengkapi
26
C. Kapasitas Organisasi
1 Apakah ada layanan atau program yang terkait dengan penanggulangan
bencana, pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas (PRBBK), pengurangan
risiko bencana, pengelolaan lingkungan/sumberdaya alam secara berkelanjutan,
dan pembangunan berkelanjutan dari organisasi anda?
27
4 Adakah media edukasi dan kampanye yang dimiliki lembaga terkait dengan PRB?
7 Adakah pelatihan yang terkait dengan PRB selama kurun waktu 1 tahun terakhir?
28
8 Adakah pelatihan yang terkait dengan PRB selama kurun waktu 2 tahun ke depan?
9 Apakah lembaga anda memiliki fasilitator/pelatih (SDM) terkait dengan PRB untuk
kelompok sasaran yang berbeda?
10 Adakah unit tanggap dan respon bencana yang dimiliki oleh lembaga terkait
dengan PRB?
29
11 Apakah organisasi anda memiliki sumber daya yang bisa diakses untuk kegiatan
siaga/tanggap bencana?
2.Peralatan
3.Bahan
30
Untuk mendukung kegiatan pemetaan kapasitas dan proses
pembentukan Forum PRB berikutnya, sebaiknya dilakukan
pengenalan/pelatihan PRB dengan peserta perwakilan organisasi di daerah.
Ada kemungkinan beberapa organisasi yang teridentifikasi sebagai calon
anggota Forum PRB belum memiliki pemahaman yang relevan/sama tentang
konsepsi dasar penanggulangan bencana, khususnya PRB .
Kegiatan peningkatan kapasitas ini dilakukan sebagai bagian dari
promosi/kampanye PRB serta kesiapan organisasi calon anggota Forum
PRB. Diharapkan calon anggota sudah memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang PRB. Topik dan fokus pelatihan PRB disesuaikan
dengan hasil pemetaan kapasitas organisasi. Pelatihan PRB dapat
dilaksanakan secara bersamaan dengan melibatkan semua unsur pentahelix
atau secara serial berdasarkan unsur-unsur tersebut.
31
Tabel 3. Identifikasi dan Pemetaan Pemangku Kepentingan
Nama Organisasi/ Mandat/Kepentingan Keterkaitan dalam Kapasitas dan motivasi Hubungan dengan
Aktor Kunci Terkait Strategi PRB dan untuk terlibat pemangku kepentingan
Ketahanan Bencana lain
Berisi nama entitas Berisi apa mandat/tugas Berisi keterangan apa Berisi keterangan apa Berisi keternganan
pemangku dari organisasi/aktor Efek/keuntungan/ Kapasitas & motivasi bagaimana hubungan
kepentingan pengaruh Pengelolaan organisasi ini dalam Strategi organisasi ini dengan
Risiko Bencana/ Strategi PRB dan Ketahanan pemangku kepentingan
PRB dan Ketahanan Bencana atau para pihak lain;
Bencana terhadap jejaring, kemitraan, konflik,
kepentingan organisasi ini dll
Contoh:
Perkumpulan Organisasi non Strategi PRB dan Layanan fasilitasi: Satuan Presidium Konsorsium
Lingkar pemerintah; pengelolaan Ketahanan Bencana Pendidikan Aman Bencana, Pendidikan Bencana –
risiko bencana berbasis Sesuai dengan mandat/ Rencana Kontigensi, tataran Nasional
masyarakat; isu kepentingan organisai; issu Penyusunan RPB, Fasilitasi
pembangunan strategis: mewujudkan PRBBK/Desa Tangguh
berkelanjutan (termasuk ketangguhan masyarakat Bencana. Mengelola
adaptasi perubahan iklim) berisiko bencana, adaptasi ‘sekolah lingkar’ sebagai
perubahan iklim kegiatan terbuka untuk
publik
32
B. Pembentukan Forum/Platform PRB
1. Penyusunan Pedoman dan Peraturan Pokok Organisasi Forum PRB
Sebagai sebuah mekanisme yang mewadahi pelbagai kepentingan
dalam pengurangan risiko bencana di daerah, Forum PRB harus memiliki
satu landasan atau peraturan yang disepakati bersama. Pedoman/peraturan
ini merupakan aspek formal pengorganisasian, pengelolaan, atau tata
laksana Forum PRB. Dokumen pedoman/peraturan pokok organisasi ini,
menjadi peraturan yang tertulis dan mengikat seluruh unsur forum.
Bentuk landasan atau peraturan dasar yang dapat disepakati dalam
Forum PRB adalah:
a. Statuta, dan
b. Anggaran Rumah Tangga (ART).
Kata statuta berasal dari bahasa Latin, statutum yang bermakna aturan
atau hukum. Kata statutum yang merupakan bentuk turunan dari statuere
yang berarti menata, mendirikan, mengatur. Maka statuta bermakna
anggaran dasar suatu organisasi. Statuta dalam organisasi juga dimaknai
sebagai undang-undang dasar organisasi. Statuta juga berfungsi untuk
menyatakan keberadaan atau kedudukan organisasi kepada publik.
Sedangkan ART lebih menekankan pada peraturan yang mengikat pada
anggota organisasi itu sendiri.
33
e. Ketentuan pada ART relatif lebih mudah dirubah daripada ketentuan pada
statuta.
Hal-hal yang tercantum dalam setiap statuta dan ART suatu organisasi
tergantung dari perhatian organisasi tersebut kepada suatu hal. Ada suatu hal
yang dalam suatu organisasi dimasukkan dalam nggaran Dasar atau
Anggaran Rumah Tangga karena dianggap penting, tetapi diorganisasi lain
bisa jadi hal tersebut tidak dimasukkan dalam Anggaran Dasar atau Anggaran
Rumah Tangga organisasi tersebut karena dianggap tidak penting.
Konsep/kerangka rancangan Statuta atau ART ini dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan organisasi kedepan, yang juga memperhatikan dan
mengakomodasi karekteristik dan keunikan di masing-masing daerah.
Rancangan Statuta memuat:
a. Organisasi; meliputi identitas organisasi, waktu pendeklarasian dan
kedudukan organisasi, visi dan misi organisasi, tujuan organisasi, sifat
organisasi, tugas (mandat) organisasi, peran dan fungsi organisasi,
prinsip-prinsip organisasi, ruang lingkup organisasi, dan pendanaan
organisasi.
b. Komponen organisasi; meliputi unsur-unsur organisasi forum, anggota,
jenis anggota, syarat keanggotaan, tugas anggota, hak dan kewajiban
anggota, pengurus, tugas dan kewenangan pengurus.
c. Struktur organisasi; termasuk perubahan statuta, peraturan peralihan,
meliputi struktur organisasi, masa kepengurusan, pemberhentian
pengurus.
d. Pengambilan keputusan; meliputi mekanisme pengambilan keputusan,
mekanisme pengangkatan dan pergantian pengurus atau periodisasi
kepengurusan, tata urutan keputusan, keuangan, perubahan statuta,
peraturan peralihan.
34
rancangan struktur organisasi Forum PRB untuk disepakati dan ditetapkan
dalam Kongres Pertama/Pendeklarasian Forum PRB.
Secara umum komponen yang ada dalam kepengurusan Forum PRB adalah
a. Dewan Pengarah. Suatu komite yang ditunjuk oleh musyarawah anggota
(atau melalui formatur yang ditunjuk), terdiri dari individu-individu yang
merupakan tokoh atau figur publik yang memiliki pengaruh politik sosial
maupun budaya di suatu daerah.
b. Badan Pengurus. Satu komite yang dipilih melalui mekanisme Kongres
atau Musyawarah Anggota. Komite ini dikoordinasikan oleh 1 orang
Koordinator Umum atau Sekretaris Jenderal yang bertugas memimpin
koordinasi antar Bidang dan pengambilan Keputusan Pengurus. Bidang-
bidang organisasi dalam Forum PRB ditentukan berdasarkan kebutuhan
ataupun urusan-urusan yang akan dikelola. Individu-individu dalam Badan
Pengurus bekerja dalam kapasitas sebagai perwakilan/representasi
organisasi anggota, bukan representasi personal/individu.
c. Kelompok Kerja. Kelompok individu ditunjuk oleh Badan Pengurus untuk
mengelola program/kegiatan Forum PRB. Kelompok kerja terdiri dari
individu-individu yang bekerja sebagai perwakilan/representasi organisasi
anggota.
35
Mekanisme pemilihan pengurus dan periodisasi atau jangka waktu
kepengurusan Forum PRB dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang
tertuang dalam Statuta atau ART. Secara umum periode kepengurusan
Forum antara 3 tahun hingga 5 tahun.
36
Tabel 4. Prioritas Aksi SFDRR Sebagai Ruang Lingkup Rencana Strategis Forum PRB
1. Memahami Risiko Bencana 2. Penguatan Tata Kelola Risiko 3. Investasi PRB untuk Resiliensi 4. Meningkatkan Manajemen Risiko
Kebijakan dan praktek yang harus Tata kelola yang diperlukan untuk Investasi publik dan swasta dalam Memperkuat kesiapsiagaan, respon
didasarkan pada pemahaman mendorong kerjasama kemitraan tindakan struktural dan non struktural dan pemulihan di semua tingkatan
kerentanan, kapasitas, aparan, mekanisme, lembaga, untuk untuk meningkatkan ketahanan sebagai kesempatan penting untuk
karakteristik bahaya dan lingkungan pelaksanaan PRB dan SD sebagai pendorong inovasi, PRB dan integrasinya kedalam
pertumbuhan dan penciptaan pembangunan
lapangan kerja
Mendorong pengumpulan manajemen Mengarusutamakan dan Mengalokasikan sumber daya untuk Kesiapan dan kebijakan, rencana
dan akses ke informasi risiko mengintegrasikan PRB di semua semua tingkatan dan sektor dan program
Gunakan dasar, data berbasis lokasi sektor Meningkatkan infrastruktur kritis People centered multi-hazard,
Statistik kerusakan dan kerugian Mengadopsi strategi, rencana, peran Mempromosikan tindakan – tindakan ramalan dan EWS
Mengoptimalkan IPTEK tugas non struktural, misalnya standar Mempromosikan ketahanan
Meningkatkan kesadaran Menetapkan insentif bagi kepatuhan, kesehatan, jaring pengaman sosial masyarakat, layanan infrastruktur
Gunakan informasi risiko untuk pemantauan dan pelaporan dan pengungsian Bantuan dan pemulihan
kebijakan pembangunan dan PRB Memberdayakan daerah Mengintegrasikan PRB dalam pendanaan, koordinasi dan prosedur
Mempromosikan kebijakan, standar instrumen fiskal dan keuangan dan Mengembangkan hukum, panduan,
dan kemitraan menggali risk sharing dan transfer prosedur dan mekanisme
Meningkatkan ketahanan bisnis
Melindungi mata pencaharian,
pariwisatan dan lain lain
37
Tabel 5. Rencana Strategis Forum PRB sebagai Strategi PRB dan Ketahanan Bencana di Daerah
SASARAN
Prioritas 1: Memahami Risiko Prioritas 2: Penguatan tata kelola Prioritas 3: Investasi dalam Prioritas 4: Meningkatkan
Bencana risiko bencana untuk mengelola pengurangan risiko bencana untuk kesiapsiagaan bencana untuk
risiko bencana. ketahanan. respon yang efektif dan untuk
“Membangun Kembali Lebih Baik”
dalam pemulihan, rehabilitasi dan
rekonstruksi.
MASALAH
[Kesenjangan saat ini, dalam mencapai prioritas]
[Prioritas 1] [Prioritas 2] [Prioritas 3] [Prioritas 4]
1. __ 1. __ 1. __ 1. __
2. __ 2. __ 2. __ 2. __
3. __ 3. __ 3. __ 3. __
STRATEGI
1. Memastikan kebijakan yang diambil dapat mengurangi risiko bencana saat ini, tidak menambah risiko bencana baru, dan meningkatkan
kualitas hidup masyarakat
2. Memastikan kelembagaan penanggulangan bencana dapat bersinergi dengan baik, antara BPBD dengan OPD, antara Pemerintah Daerah
dengan Masyarakat dan Lembaga Usaha
3. Memastikan anggaran penanggulangan bencana memadai digunakan dalam penanggulangan bencana sesuai dengan risiko bencana di
daerah
4. Memastikan pemberdayaan dilakukan di daerah dalam membangun ketangguhan terhadap bencana
38
Tabel 6. Rencana Strategis Forum PRB sebagai Strategi PRB dan Ketahanan Bencana di Daerah
HASIL-HASIL
[Hasil-hasil yang diharapkan sesuai dengan sasaran dan masalah yang menjadi kesenjangan pencapaian sasaran; misalnya perubahan
apa, produk/layanan jadinya apa]
HASIL (OUTCOME) 1: ___ HASIL (OUTCOME) 2: ___ HASIL (OUTCOME) 3: ___ HASIL (OUTCOME) 4: ___
KELUARAN-KELUARAN
[Hasil-hasil langsung dari kegiatan-kegiatan]
KELUARAN (OUPUT) 1: KELUARAN (OUPUT) 1: KELUARAN (OUPUT) 1: KELUARAN (OUPUT) 1:
1. ___ 1. ___ 1. ___ 1. ___
2. ___ 2. ___ 2. ___ 2. ___
3. ___ 3. ___ 3. ___ 3. ___
KEGIATAN-KEGIATAN
KEGIATAN: KEGIATAN: KEGIATAN: KEGIATAN:
1.1. ____ 1.1. ____ 1.1. ____ 1.1. ____
1.2. ____ 1.2. ____ 1.2. ____ 1.2. ____
1.3. ____ 1.3. ____ 1.3. ____ 1.3. ____
2.1. ___ 2.1. ___ 2.1. ___ 2.1. ___
2.2. ___ 2.2. ___ 2.2. ___ 2.2. ___
2.3. ___ 2.3. ___ 2.3. ___ 2.3. ___
3.1. ___ 3.1. ___ 3.1. ___ 3.1. ___
3.2. ___ 3.2. ___ 3.2. ___ 3.2. ___
3.3. ___ 3.3. ___ 3.3. ___ 3.3. ___
39
4. Penyusunan Rencana Kerja Forum PRB
Kegiatan ini untuk menyusun rencana kegiatan Forum PRB dalam 1
periode kepengurusan. Kegiatan ini menghasilkan rancangan kegiatan per
tahun untuk mencapai rencana strategis yang ditetapkan. Selain maksudnya
adalah untuk menyelesaikan permasalahan/isu strategis penanggulangan
bencana di daerah, rencana kerja juga dapat merujuk pada pencapaian arah
kebijakan dan strategi penanggulangan bencana nasional maupun daerah.
Rancangan rencana kerja ini akan ditetapkan dalam Kongres
Pertama/Pendeklarasian Forum RB.
Berikut adalah format Rencana Kerja Forum PRB yang disusun sebagai
pendetailan dari Rencana Strategis Forum PRB.
40
Tabel 7. Rencana Kerja Forum PRB
KEGIATAN INDIKATOR TARGET LOKASI PELAKSANA SUMBER DANA SUMBERDAYA
KEGIATAN (WAKTU/TAHUN) LAIN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
41
Kegiatan yang sifatnya internal dan berkaitan dengan keorganisasian
Forum PRB dapat kembangkan terpisah, kemudian dipadukan dengan
rencana kerja strategi PRB dan Ketangguhan Bencana – dalam matrik/tabel
Rencana Kerja Forum PRB. Pengembangan Rencana Kerja (intenal).
Bidang-Bidang Kepengurusan Forum PRB perlu dilengkapi dengan
definisi dan ruang lingkup bidang secara tertulis (Statuta dan/atau ART
Forum)
Berkaitan dengan “kebutuhan dan harapan” dari anggota/untuk Forum
PRB, pengurus dapat menyusun kegiatan-kegiatan internal (non-
programatik) untuk mencapainya dalam skala pelaksanaan harian
(harian/bulanan)
Jika diperlukan rencana kerja internal (non-programatik) dapat disusun
seperti rencana kerja atau rencana kerja bidang.
Struktur Dokumen Rencana Stategis dan Rencana Kerja Forum PRB
yakni:
(1) LATAR BELAKANG
(2) PENDAHULUAN
(3) RUANG LINGKUP
(4) RENCANA STRATEGIS
(5) RENCANA KERJA ATAU/DAN RENCANA KERJA BIDANG
(6) MONITORING DAN EVALUASI
42
6. Rekrutmen Anggota Pertama Forum/Platform PRB Daerah
Kegiatan rekrutmen anggota pertama dilakukan dengan mengirimkan
undangan menjadi Anggota Pertama Forum PRB kepada
lembaga/organisasi. Undangan ini tersebut dilengkapi dengan Formulir
Lembar Kesediaan Menjadi Anggota Forum PRB.
Keanggotaan Forum PRB adalah organisasi yang berdomisili atau
bekerja relatif jangka panjang (minimal 2 tahun) di daerah. Anggota Forum
PRB dapat dibagi menjadi 2 jenis;
a. Anggota Tetap: organisasi anggota yang melaksanakan tugas, kewajiban,
dan mendapatkan hak sesuai dengan statuta dan/ART. Anggota ini
memiliki hak untuk mewakili forum dan hak suara dalam musyawarah
anggota atau pengambilan keputusan tertentu yang diatur statuta
dan/ART.
b. Anggota Tidak Tetap. Organisasi yang tidak berdomisili atau tidak bekerja
dalam jangka panjang di daerah, tetapi sedang memiliki program atau
agenda di daerah dan dapat berkontribusi untuk pengembangan kapasitas
organisasi pemangku kepentingan di daerah. Misalnya organisasi
internasional atau unit manajemen proyek. Anggota ini tidak memiliki hak
mewakili forum dan hak suara dalam musyawarah anggota atau
pengambilan keputusan tertentu yang diatur statuta dan/ART.
43
Formulir 2. Formulir Kesedian Menjadi Anggota Forum PRB
A. PEMBUKAAN
………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
B. ORGANISASI
Yang menandatangani Lembar Kesediaan ini sebagai narahubung kami dalam Forum PRB
................................:
Perwakilan Utama:
Nama Lengkap : ..........................................................................
Tempat, Tanggal Lahir : ..........................................................................
Alamat Rumah : ..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
Kota/Provinsi : ..........................................................................
Jabatan di Lembaga/Organisasi: ...................................................................
Perwakilan Alternatif:
Nama Lengkap : ..........................................................................
Tempat, Tanggal Lahir : ..........................................................................
Alamat Rumah : ..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
44
Kota/Provinsi : ..........................................................................
Jabatan di Lembaga/Organisasi: ...................................................................
C. PERNYATAAN
1) Kami mengkonfirmasikan bahwa telah membaca dan memahami Dokumen Statuta Forum
Pengurangan Risiko Bencana ....................... dan organisasi/lembaga kami dapat
menyepakati Visi, Misi, dan Prinsip-prinsip yang ada didalamnya
2) Sebagai perwakilan dari organisasi/lembaga, saya menyatakan dan menyetujui
organisasi/lembaga kami untuk menjadi ANGGOTA, dan akan berkontribusi dalam Forum
untuk menyediakan mekanisme koordinasi untuk meningkatkan kolaborasi & koordinasi
berbagai pemangku kepentingan dalam keberlanjutan aktivitas-aktivitas PRB di wilayah
……………………..
3) Bersedia mematuhi dan melaksanakan hak dan kewajiban, ketentuan-ketentuan, dan
kebijakan-kebijakan yang berlaku bagi anggota Forum PRB …………………….
4) Bersedia berpartisipasi atau turut serta dalam aktivitas yang diadakan Forum PRB
……………………..
.........................................
Tandatangan
Nama : ..........................................................................
Jabatan : ..........................................................................
---------------------
Catatan: Mohon mengirimkan kembali Formulir Keanggotaan Forum PRB Sleman ini kepada
Sekretariat Forum PRB ........................... di ............ .......................................
Kontak: ................................ (...................) atau email: ……………………., atau Fax:
................................
45
7. Kongres Anggota Pertama Forum PRB
Kegiatan ini merupakan musyawarah Anggota Pertama Forum PRB di
mana Forum PRB dibentuk. Musyawarah ini melibatkan anggota-anggota
yang telah mendaftar atau mengirimkan lembar kesediaan menjadi Anggota.
Dalam kegiatan ini, setelah Tim Formatur memfasilitasi proses pemilihan
Pimpinan Sidang Kongres, maka tugas dan tanggung jawab dinyatakan
sudah berakhir. Selanjutnya proses kongres menjadi tugas dan tanggung
jawab Pimpinan Sidang.
Secara umum agenda Kongres Anggota Pertama Forum PRB adalah;
a. Pengesahan Statuta/Anggaran Rumah Tangga
b. Penetapan Anggota Pertama
c. Penetapan Rencana Strategis dan Rencana Kerja
d. Pemilihan dan Penetapan Pengurus
e. Pemilihan Dewan Kehormatan
46
dalam memberikan pengakuan resmi pada suatu inisiatif pengorganisasian
pemangku kepentingan dengan mandat spesifik. Selain itu juga, jika
diperlukan pendeklarasian dapat mengundang media massa dan menyiapkan
serta mendiseminasikan siaran pers.
Setelah dideklarasikan, pengurus Forum PRB melakukan sosialisasi
terkait keberadaannya, program kerjanya serta strategi yang telah disusun
kepada berbagai pihak baik itu instansi pemerintahan di tingkat daerah dan
pemangku kepentingan lainnya di daerah. Untuk memperluas jejaring dan
keterlibatan pihak pihak lain dalam Forum.
47
BAB IV PENGELOLAAN FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA
48
Keberlanjutan sebuah Forum PRB, ditentaukan oleh aspek keberlanjutan
program, keberlanjutan organisasi, dan keberlanjutan finansial secara
proporsional.
2. Keberlanjutan Organisasi
Organisasi memiliki struktur yang kuat namun fleksibel, disertai praktik
tata kelola organisasi yang transparan dan akuntabel. Struktur dan tata kelola
organisasi yang baik memungkinkannya menanggapi pergeseran prioritas
pendukungnya serta pengingkatan tanggung jawab terhadap pemerima
mafaat, anggota, atau mitra kerjanya; sekaligus menciptakan iklim kerja yang
positif bagi pengurus dan sekretariat. Forum PRB harus dipastikan bahwa
terdiri dari unsur pentahelix (pemerintah, masyarakat, akademisi, lembaga
usaha dan media), ada perolehan atau kontribusi dari anggota; adanya
regenerasi kepengurusan dan peningkataan keanggotaan Forum PRB;
adanya peluang anggota untuk melaksanakan kegiatan forum PRB;
dikembangkan alternatif untuk memobilisir atau mengelola
49
simpatisan/individu ahli/pakar terkait bidang kebencanaan; menyediakan
jaringan sumber daya anggota Forum PRB; mengembangkan jejaring forum
PRB baik dengan Platform Nasional PRB, Forum PRB lain, atau entitas
jejaring lainnya yang tidak tebatas di dunia kemanusiaan; meningkatkan
kapasitas organisasi/lembaga dan praktisi penanggulangan bencana;
mengembangkan mekanisme penyelesaian masalah kebencanaan di
daerah; dan sebagainya.
Manajemen aset dan sumberdaya anggota juga dapat dilakukan untuk
membangun mekanisme yang bisa memberikan gambaran pemetaan
distribusi sumberdaya yang dimiliki anggota dan optimalisasi pendayagunaan
untuk pencapaian tujuan Forum PRB maupun kepentingan antar anggota,
langkah yang bisa dilakukan:
a. Membuat daftar anggota dengan sektor/jenis kegiatan, sumber daya
manusia (narasumber, fasilitator, mitra pendampingan), sumberdaya
pengetahuan (modul, laporan kegiatan, silabus pelatihan, dll),
sumberdaya sarana-prasarana (ruang pertemuan, training center) dan
persebaran wilayah kerja anggota.
b. Membuat mekanisme distribusi informasi kepengurusan Forum agar
anggota Forum yang memerlukan informasi bisa mengakses dengan
mudah, dan mekanisme penggunaannya untuk menunjang
keberlangsungan kegiatan yang telah disepakati Forum.
3. Keberlanjutan finansial.
Organisasi ini memanfaatkan berbagai sumber pendapatan,
memungkinkannya untuk mendukung upaya yang sedang berlangsung dan
untuk melakukan inisiatif baru, seperti:
a. Melaksanakan penggalangan sumber daya anggota dan eksternal, dapat
mengajukan usulan kegiatan serta mendapat dukungan pendanaan dari
BPBD
b. Memastikan akuntabilitas pelaku tanggap darurat
50
Dalam pengelolaan Forum PRB, masalah pembiayaan menjadi salah
satu hal yang perlu dipersiapkan dalam strategi menjaga keberlanjutan
organisasi Forum PRB di daerah. Pembiayaan bisa diupayakan dari berbagai
cara dan pendekatan dalam menjalankan organisasi, beberapa cara yang
dapat dilakukan Forum PRB dalam upaya penggalangan dana, diantaranya:
iuran anggota, sumbangan donatur, dukungan lembaga usaha, dukungan
pemerintah (APBD), wirausaha Forum PRB, dll.
Pembiayaan bukan merupakan satu-satunya aspek utama dalam
menjaga keberlanjutan organisasi, namun terdapat aspek pendukung lain,
yang juga dapat mendorong berjalannya roda organisasi Forum, yaitu
kontribusi lembaga anggota. Kontribusi lembaga anggota ini bisa diberikan
dalam berbagai bentuk, diantaranya; sumber daya manusia, peminjaman
aset, peralatan ataupun bangunan dan bentuk lainnya.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pendanaan Forum
PRB, yaitu:
a. Sumber pembiayaan Forum PRB tidak bergantung kepada dana
pemerintah. Artinya, jangan menjadikan dana pemerintah sebagai satu-
satunya sumber pembiayaan Forum PRB. Dana yang dimiliki pemerintah
sangat terbatas sehingga dapat menghambat implementasi program kerja
Forum PRB yang telah ditetapkan.
b. Keberlanjutan finansial Forum PRB merupakan hal yang penting dalam
pengelolaan Forum PRB. Untuk mencapai kedua hal ini, mekanisme
pembiayaan Forum PRB perlu diupayakan menuju model trust fund dan
crowd funding/ crowd financing model pembiayaan urun dana dengan
meminta bantuan dari masyarakat umum (crowd) untuk melakukan
pendanaan atau donasi sejumlah uang untuk program kegiatan PRB
biasanya dilakukan dengan menggunakan media sosial.
c. Forum PRB dapat menyusun Statuta/ AD/ART dengan basis perkumpulan
beranggotakan organisasi dengan ketentuan yang berlaku sesuai dengan
Undang-Undang No.17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan
dan dapat membuka rekening bank serta diaudit oleh Akuntan Publik.
51
Pos-pos yang harus dialokasikan dalam pembiayaan Forum PRB:
a. Operasional Rutin, misalnya pembiayaan rutin operasional forum,
pembiayaan honorarium dan gaji sekretariat forum, dan sebagainya
b. Pengembangan, misalnya pembiayaan program-program pengembangan
kualitas advokasi, pembiayaan kegiatan penelitian terkait PRB,
pembiayaan kegiatan pelatihan, kursus, dan upaya-upaya
pengembangan SDM, pembiayaan kegiatan penyadaran masyarakat atau
kampanye tentang PRB, dan sebagainya
c. Pengawasan dan Pengendalian, misalnya pembiayaan kegiatan
koordinasi antara pengelola dan tim pengawasan dan pengendalian,
pembiayaan kegiatan-kegiatan evaluasi efektivitas pengelolaan,
pembiayaan kegiatan-kegiatan pembinaan dan pemberdayaan
masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian terkait PRB, dan
sebagainya
52
d. Metodologi pelaksanaan program atau kegiatan, mencakup tahapan dan
metode yang akan digunakan serta jadwal pelaksanaan program atau
kegiatan.
e. Pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan program atau
kegiatan.
f. Rincian anggaran biaya program atau kegiatan.
53
Formulir 3. Profil Forum PRB
NAMA : …………………………………………………………………………
PLATFORM/ ……………..
FORUM PRB
SINGKATAN : …………………………………………………………………………
……………..
LINGKUP : …………………………………………………………………………
……………..
(Provinsi / Kabupate)
ALAMAT : …………………………………………………………………………
(POSTAL) ……………..
EMAIL : …………………………………………………………………………
……………..
WEBSITE : …………………………………………………………………………
……………..
KONTAK PERSON : …………………………………………………………………………
DAN NO HP/WA ……………..
1.SEJARAH SINGKAT
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………
2.MANDAT
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………
3.VISI/MISI (STRATEGI PENYELENGGARAAN MANDAT)
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………
4.STRUKTUR PENGURUS
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
…………………………
54
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
…………………………
6.SUMBER PENDANAAN
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………
7.KEGIATAN POKOK
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………
8.KEGIATAN LAIN
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………
55
B. Aliansi dan Koordinasi
BNPB bersama Platform Nasional PRB mengembangkan mekanisme
koordinasi formal dengan Forum PRB melalui pelaporan tertulis Forum PRB
kepada BNPB yang dikelola oleh Platform Nasional PRB. Penyusunan laporan
kegiatan PRB di wilayah kerja Forum ini dilakukan untuk tujuan membangun
pengetahuan dan data bersama mengenai kemajuan strategi PRB di sebuah
wilayah atau daerah termasuk pemetaan kontribusi kegiatan dan sumberdaya dari
berbagai pemangku kepentingan khususnya dari unsur non pemerintah.
Kerangka pelaporan dikembangkan sesuai Kerangka Rencana Strategis dan
Rencana Kerja (Program Kerja Forum PRB) yang telah disusun saat
pembentukan Forum PRB. Penyusunan laporan kegiatan dilakukan setidaknya
setahun sekali (Laporan Tahunan).
Diperlukan manajemen pengetahuan (knowledge management) agar hasil-
hasil kegiatan ini didokumentasikan, ditata, diregistrasi, dan disajikan kembali
dalam suatu depositori (gudang dokumentasi pengetahuan) yang dapat diakses
oleh anggota dan parapihak lain sesuai dengan kebutuhan dan mekanisme
Forum PRB. Selain itu, berbagi tukar praktik baik anggota Forum PRB ini juga
akan menjadi bahan pembelajaran bagi Forum di daerah lain maupun praktik
baik di tingkat nasional. Data dan dokumentasi (Laporan Program) Forum PRB
tersebut akan diolah menjadi data dan informasi dalam penyusunan agenda
forum PRB, program atau kegiatan ke depan/ usulan, serta bahan muatan
advokasi kebijakan dan stategi penanggulangan bencana daerah maupan
nasional.
Tujuan lain dari pembuatan laporan adalah untuk mengidentifikasi praktik-
praktik baik kegiatan dan layanan Forum PRB dalam peningkatan kapasitas
penanggulangan bencana daerah dan pengarusutamaan PRB; yang diikuti
dengan peluang untuk mempromosikan praktik-praktik baik tersebut kepada
Forum PRB di daerah/wilayah lain termasuk kepada entitas dan platform regional
dan global dalam strategi PRB dan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Dalam
hal ini BNPB dan Platform Nasional secara juga mengembangakn platform
knowledge management (manajemen pengetahuan) dengan berbagai model
pengumpulan dan pendistribusian hasil manajemen pengetahuan tersebut.
56
Misalnya Jambore Forum PRB, Rapat Koordinasi Nasional Forum PRB, Festival
Forum PRB, dan lain sebagainya.
Dalam pelaksanaannya anggota, pengurus atau dan/sekretariat Forum
PRB dapat melaksanakan kegiatan penyusunan laporan atau berbagi tukar
pengalaman berupa kegiatan berikut tetapi tidak terbatas, yaitu:
1. Membuat kompilasi laporan kegiatan anggota Forum sebagai aset
pengetahuan Forum
2. Membuat sesi belajar atau diskusi (learning session) terkait berbagai isu, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan pengetahuan terkait pengelolaan risiko
bencana; dilaksanakan terjadwal dan bergiliran penyelenggaraannya
3. Mengidentifikasi praktik baik dari lembaga di luar anggota Forum PRB yang
dirasa perlu menjadi pengetahuan bersama anggota Forum PRB
4. Menyusun dokumentasi learning session dan laporan kegaiatan anggota atau
Forum PRB menjadi produk atau materi publikasi Forum PRN yang dapat
disebarluaskan kepada khalayak umum.
Metode yang dapat digunakan untuk diskusi dalam Forum PRB, misalnya:
1. Diskusi nonformal
Diskusi adalah sebuah interaksi! komunikasi antara dua orang atau
lebih/kelompok. Materi diskusi berupa salah satu ilmu atau pengetahuan
dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan
benar. Diskusi nonformal adalah diskusi yang dilakukan tidak resmi, tanpa
susunan acara yang jelas, biasanya untuk menumbuhkan hubungan yang
lebih akrab dan dalam sehingga lebih mudah untuk menanamkan
pemahaman yang baik dan benar.
2. Bilateral talk
Bilateral talk merupakan bentuk lain diskusi antara dua pihak yang saling
berkepentingan. Diskusi biasanya dilakukan secara resmi dengan tujuan
untuk bernegosiasi atau mencapai kesepakatan mengenai suatu
hal/permasalahan. Dalam Forum PRB, metode ini dapat digunakan dalam
pendekatan kepada mitra-mitra forum, untuk membahas masalah yang
57
dihadapi di antara forum dan mitranya, ataupun untuk menjalin kerjasama
antara kedua belah pihak.
3. Stakeholders meeting
Stakeholders meeting atau pertemuan pemangku kepentingan adalah suatu
pertemuan yang melibatkan pemangku kepentingan dalam pengambilan
keputusan maupun mengomunikasikan berbagai topik terkait secara reguler.
Stakeholders meeting dilakukan agar para pemangku kepentingan selalu
mendapat informasi tentang isu-isu yang berdampak pada pembangunan
berbasis Pengurangan Risiko Bencana di daerah, sekaligus terlibat dalam
proses pengambilan keputusan sehingga akan lebih mudah untuk
mendapatkan persetujuan dan dukungan mereka terhadap ide-ide baru yang
akan dikembangkan, serta dukungan dalam menyelesaikan berbagai
persoalan yang muncul.
4. Workshop
Workshop (lokakarya) adalah sebuah acara pembelajaran yang singkat dan
intensif, dengan fokus yang relatif sempit, dan biasanya menekankan
pertukaran informasi, interaksi antarpeserta, dan atau pembahasan yang
sering bersifat tutorial dan cenderung teknis. Dalam workshop beberapa
orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan mencari
solusinya.
5. Focus Group Discussion (FGD)
GD atau Diskusi Kelompok Terumpun adalah suatu proses pengumpulan
informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik
melalui diskusi kelompok. FGD bertujuan untuk memperoleh informasi yang
mendalam tentang sesuatu aspek yang sedang dipelajari terutama yang
berkaitan dengan sikap dan tanggapan terhadap suatu program.
6. Nominal Group Technique (NGT)
NGT adalah suatu metode untuk mencapai konsensus dalam suatu
kelompok, dengan cara mengumpulkan ide-ide dari tiap peserta, yang
kemudian memberikan voting dan peringkat terhadap ide-ide yang mereka
pilih. Ide yang dipilih adalah yang paling banyak skornya, yang berarti
58
merupakan konsensus bersama. Metode ini dapat menjadi alternatif tukar
pikiran, hanya saja konsensus dapat tercapai lebih cepat.
Dibawah ini adalah format untuk pelaporan Program Forum PRB yang
disampaikan per tahun kepada BNPB dan Platform Nasional PRB melalui
mekanisme pelaporan tertulis melalui media/platform yang ditentukan.
59
Tabel 8. Laporan Kegiatan Forum PRB
60
DAFTAR PUSTAKA
61
PROFIL PLATFORM NASIONAL PENGURANGAN RISIKO
BENCANA
62
dengan forum lainnya, baik di tingkat daerah, nasional, regional maupun
global)
(2) Penguatan Kemitraan dalam Investasi dan Inovasi Pengurangan Risiko
Bencana. yaitu Planas PRB mendorong kemitraan dalam investasi
pengurangan risiko bencana dan megembangkan ketangguhan; dalam
inovasi untuk meningkatkan relevansi dan efektivitas upaya PRB
(3) Penguatan Enabling-Environment Pengurangan Risiko Bencana. Yaitu
penguatan enabling environment partisipasi pemangku kepentingan PRB di
mana Planas-PRB melaksanakan advokasi (merubah kebijakan publik) untuk
mewujudkan enabling environment bagi partisipasi pemangku kepentingan
PRB (termasuk youth, woman, difable person, lanjut usia, dst.), dan
akuntabilitas negara terhadap pemilik hak.
(4) Penilaian capaian nasional terhadap komitmen global/regional terkait
Pengurangan Risiko Bencana. Yaitu terlibat dalam penilaian capaian SFDRR,
SDGs, climate change, dan lainnya.
(5) Penguatan Forum Multipihak di Daerah dan Tematik. Yaitu Planas-PRB
terlibat aktif dalam mendorong pembentukan forum PRB di tingkat provinsi
dan kabupaten/kota dan tematik, serta dapat memberikan pembinaan dalam
rangka penguatan fungsi forum.
63
GLOSSARIUM
Adaptasi adalah penyesuaian sistem alam atau manusia terhadap stimulus iklim
nyata atau yang diharapkan serta dampak-dampaknya, yang mengendalikan
kerugian atau mengeksploitasi kesempatankesempatan yang memberi manfaat.
Adaptasi bisa terjadi secara otonomi, misalnya melalui perubahan pasar atau
akibat adaptasi kebijakan dan rencana yang sengaja dilakukan. Banyak
langkahlangkah pengurangan risiko bencana dapat secara langsung berperan
dalam upaya adaptasi yang lebih baik.
Kedaruratan (Emergency), satu krisis atau keadaan darurat adalah satu kondisi
yang mengancam yang memerlukan tindakan segera. Aksi keadaan darurat yang
efektif dapat menghindarkan memburuknya satu peristiwa yang
menyebabkannya menjadi satu bencana. Istilah ini terkadang dipertukarkan
dengan istilah bencana (disaster), misalnya dalam konteks bahaya-bahaya
biologis dan teknologi.
64
dampak terhadap ekonomi, manusia dan lingkungan, termasuk kematian,
cedera, penyakit, dan akibat negatif lainnya terhadap kesejahteraan manusia,
baik dari segi fisik, mental dan sosial.
Risiko Bencana (Disaster Risk) adalah Potensi kehilangan nyawa, cedera, atau
hancurnya atau rusaknya aset yang bisa terjadi di dalam sebuah sistem,
masyarakat, atau komunitas, dalam periode waktu tertentu, yang secara
probabilitas ditentukan sebagai fungsi dari bahaya, keterpaparan, kerentanan
dan kapasitas.
65
serta keterlibatan komunitas dalam perencanaan, penerapan, monitoring dan
evaluasi kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana di tingkat lokal.
66
kesehatan lainnya, kerusakan properti, gangguan sosial dan ekonomi, atau
penurunan kualitas lingkungan hidup.
Multi Ancaman (Multi Hazard) diartikan sebagai (1) beberapa ancaman besar
yang dihadapi suatu negara, dan (2) konteks spesifik dimana kejadian bahaya
bisa terjadi secara simultan, secara bertahap, atau kumulatif, serta
memperhitungkan potensi dampak yang saling terkait.
67
Rekonstruksi (Reconstruction) adalah pembangunan kembali dan pemugaran
yang berkelanjutan berbagai aspek penting yang dibutuhkan sebuah komunitas
atau masyarakat untuk berfungsi dengan sepenuhnya, yang meliputi
infrastruktur, layanan, pemukiman, fasilitas umum dan penghidupan, dilakukan
baik dalam jangka menengah dan jangka panjang, serta selaras dengan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan dan “build back better”, untuk menghindari
atau mengurangi timbulnya risiko bencana di kemudian hari.
68
Kerentanan adalah kondisi yang ditentukan oleh faktor atau proses fisik, sosial,
ekonomi dan lingkungan yang menjadikan individu, suatu komunitas, aset atau
sistem lebih mudah terpengaruh oleh dampak bencana.
Status Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang
diberi tugas untuk menanggulangi bencana.
Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau dipaksa
keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai
akibat dampak buruk bencana.
Penyintas Bencana adalah orang atau sekelompok orang yang selamat dari
keadaan bencana dan terus bertahan hidup, mampu mempertahankan
keberadaannya dari bencana.
Lembaga Usaha adalah setiap badan hukum yang dapat berbentuk badan
usaha milik negara, badan usaha milik daerah, koperasi, atau swasta yang
didirikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang
menjalankan jenis usaha tetap dan terus menerus yang bekerja dan
berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
69
Lembaga Internasional adalah organisasi yang berada dalam lingkup struktur
organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang menjalankan tugas mewakili
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau organisasi internasional lainnya dan lembaga
asing nonpemerintah dari negara lain di luar Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Kelompok rentan dan disabilitas adalah bayi, anak usia di bawah lima tahun,
anak-anak, ibu hamil atau menyusui, disabilitas dan orang lanjut usia.
70
Adaptasi (untuk Perubahan Iklim) Adalah proses atau hasil dari sebuah proses
yang mengarah pada pengurangan bahaya atau risiko kerusakan, atau realisasi
manfaat yang terkait dengan variabilitas iklim dan perubahan iklim, atau dapat
diartikan langkah praktis untuk melindungi negara dan masyarakat dari
kemungkinan gangguan dan kerusakan yang akan ditimbulkan dari dampak
perubahan iklim.
71