Anda di halaman 1dari 78

2021

PANDUAN PEMBENTUKAN & PENGELOLAAN


FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA
Disusun Sebagai Acuan Bagi Para Pihak Dalam Mendorong
Proses Inisiasi Forum Pengurangan Risiko Bencana di Daerah

DIREKTORAT KESIAPSIAGAAN, KEDEPUTIAN BIDANG PENCEGAHAN,


BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

1
Panduan ini merupakan Revisi dari Panduan Inisiasi dan Pembentukan Forum
Pengurangan Risiko Bencana di Daerah, Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Kerjasama dengan Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana,
Tahun 2015

Penanggung Jawab:
Pangarso Suryopratomo

Penulis:
Pangarso Suryopratomo
Surya Rahman Muhammad
Iis Yulianti
Ariful Amir (Lingkar/Plaftorm Nasional PRB)
Iswar Abidin (LPBI NU/Platform Nasional PRB)
Henricus M.W. Prasetyo (Sekretariat/Platform Nasional PRB)
Miranti Husein (Sekretariat/Platform Nasional PRB)
Ninil Jannah (Sekretariat/Platform Nasional PRB)

Kontributor:
Forum PRB Sumatra Barat
Forum PRB Jawa Timur
Forum PRB DI. Yogyakarta

Editor dan Penyelaras:


Ninil Jannah (Sekretariat/Platform Nasional PRB)

Desain dan Tata Letak:


Muhammad Syarifudin
Alexander Tinton

Disusun atas Kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Bencana dengan


Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana, Tahun 2021

2
KATA PENGANTAR

Undang–Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana


dan Peraturan Pemerintah nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana, mengamanatkan adanya Forum Pengurangan Risiko
Bencana disingkat Forum PRB sebagai kelembagaan non formal yang tidak
terpisah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, sebagai wadah
pemangku kepentingan terkait kebencanaan. Untuk itu diperlukan panduan
bagaimana proses inisiasi dan pembentukan Forum PRB seperti inisiasi,
pembentukan formatur, peran forum, perangkat forum, pendeklarasian, serta
pengelolaan forum.

Panduan ini disusun melalui proses panjang dan partisipatif oleh Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Platform Nasional
Pengurangan Risiko Bencana (Platform Nasional PRB) dengan melibatkan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), organisasi non pemerintah,
Forum PRB di beberapa daerah; sebagai mitra usaha kemanusiaan,
penyelenggaraan penanggulangan bencana, adaptasi dan mitigasi perubahan
iklim, pengelolaan lingkungan hidup, serta pemberdayaan masyarakat. Untuk itu
BNPB menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas peran serta semua
pihak sehingga panduan ini dapat diselesaikan dengan baik.

BNPB berharap, pedoman ini dapat digunakan oleh semua pihak dalam
inisiasi atau pembentukan Forum PRB di kabupaten/kota dan provinsi. BNPB
terbuka dan menerima masukan sehingga panduan dapat diperbaharui dan
disempurnakan sejalan dengan dinamika yang terjadi baik kesepakatan global
dan regional, regulasi dan kebijakan, rencana dan strategi, serta pandangan
pemangku kepentingan daerah - tentang pengurangan risiko bencana.

Jakarta, Februari 2020.

Lilik Kurniawan
Deputi Bidang Pencegahan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
DAFTAR AKRONIM ..................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Tujuan dan Sasaran ................................................................ 4
C. Landasan Hukum .................................................................... 4
D. Pengertian dan Definisi Penting .............................................. 5
E. Ruang Lingkup Panduan ......................................................... 7
F. Manfaat Panduan .................................................................... 7

BAB II TENTANG FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA ............... 9


A. Forum Pengurangan Risiko Bencana...................................... 9
B. Prinsip-Prinsip Platform Mulitpihak untuk Pengurangan Risiko
Bencana .................................................................................. 12
C. Karakteristik Forum Pengurangan Risiko Bencana ................. 13
D. Tugas dan Peran Forum Pengurangan Risiko Bencana ......... 14
E. Fungsi Forum Pengurangan Risiko Bencana .......................... 15
BAB III PEMBENTUKAN FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA . 17
A. Inisiasi Pembentukan Forum PRB........................................... 20
1. Lokakarya Persiapan Awal Pembentukan ........................ 20
2. Penyusunan Rencana Kerja Pembentukan ...................... 21
3. Lokakarya Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana di
Daerah .............................................................................. 22
4. Lokakarya Posisi dan Peran Strategis Forum PRB di
Daerah .............................................................................. 23
5. Pemetaan Kapasitas Lembaga/Organisasi Pelaku
Pengembangan Ketangguhan Masyarakat di Daerah ...... 24
B. Pembentukan Forum/Platform PRB ........................................ 33
1. Penyusunan Pedoman dan Peraturan Pokok Organisasi
Forum PRB ....................................................................... 33
2. Penyusunan Komponen Organisasi ................................. 34
3. Penyusunan Rencana Strategis ....................................... 36
4. Penyusunan Rencana Kerja Forum PRB ......................... 40
5. Penyusunan Rancangan Kongres dan Deklarasi Forum
PRB .................................................................................. 42
6. Rekrutmen Anggota Pertama Forum/Platform PRB Daerah 43
7. Kongres Anggota Pertama Forum PRB ............................ 46
8. Pendeklarasian dan Sosialisasi Forum PRB..................... 46

ii
BAB IV PENGELOLAAN FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA . 488
A. Keberlanjutan Forum PRB ...................................................... 49
1. Keberlanjutan Program ..................................................... 49
2. Keberlanjutan Organisasi.................................................. 49
3. Keberlanjutan finansial. .................................................... 50
B. Aliansi dan Koordinasi ............................................................. 566
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 611
PROFIL PLATFORM NASIONAL PENGURANGAN RISIKO BENCANA .... 622
GLOSSARIUM ............................................................................................. 644

iii
DAFTAR AKRONIM

ART Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga


BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana
BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah
OPD Organisasi Perangkat Daerah
PRB Pengurangan Risiko Bencana
PRBBK Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas
RAD-PRB Rencana Aksi Daerah untuk Pengurangan Risiko
Bencana
RPB Rencana Penanggulangan Bencana
SFDRR Sendai Framework for Disaster Risk Reduction
(Kerangka Sendai Untuk Pengurangan Risiko
Bencana)
SDGs Sustainable Development Goals
(Tujuan Pembangunan Berkelanjutan)

iv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia menjadi saksi semakin cepatnya peningkatan dampak bencana yang
disebabkan oleh perpaduan bahaya dan kerentanan yang selalu mengancam
kehidupan dan penghidupan masyarakat. Peristiwa bencana berdampak pada
kemunduran pertumbuhan sosial-ekonomi yang sudah dicapai pembangunan
dan mengakibatkan jutaan penduduk menjadi miskin atau membawa penduduk
miskin menjadi semakin miskin.
Kebutuhan secara sistematis untuk mengurangi dampak bencana,
degradasi lingkungan hidup, dan perubahan iklim perlu ditingkatkan guna
mendapatkan pengakuan dan komitmen dari para pengambil keputusan
(pemerintah dan pemerintah daerah) dalam pembuatan kebijakan baik secara
politik, hukum, ekonomi, lingkungan, sosial dan budaya. Kebijakan tersebut
kemudian diterjemahkan menjadi berbagai strategi dalam pengembangan ilmu
dan pengetahuan, perencanaan pembangunan yang terpadu, penyusunan dan
penegakan tata ruang, penegakan hukum dan perlindungan masyarakat,
membangun pelibatan dan kesadaran masyarakat, meningkatkan kapasitas
penanggulangan bencana; meliputi pencegahan dan mitigasi bahaya, peringatan
dini bahaya dan potensi bencana, kesiapsiagaan, serta penanganan darurat dan
pemulihan bencana.
Sebuah platform multipihak untuk pengurangan risiko bencana atau Forum
Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) yang terdiri dari para pemangku
kepentingan dapat membantu untuk menyediakan dan memobilisasi
pengetahuan, keterampilan dan sumber daya yang diperlukan untuk
mengarusutamakan pengurangan risiko bencana (PRB) ke dalam kebijakan,
perencanaan, dan program pembangunan.
Dalam perkembangannya Platform Nasional PRB, yang berdiri sejak tahun
2009, memiliki mandat yang salah satunya adalah mendorong terbentuknya
platform atau forum multipihak di daerah baik di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota sebagai upaya mensinergikan peran dan upaya
pengarusutamaan PRB di berbagai tingkatan dan sektor pembangunan.

1
Platform/Forum PRB daerah adalah sebuah wadah independen yang
menyatukan berbagai organisasi pemangku kepentingan yang bergerak dan
mendukung berbagai upaya PRB di Indonesia. Forum PRB daerah juga
berupaya mewadahi semua kepentingan terkait pengelolaan kebencanaan di
daerah, serta membantu menyelaraskan berbagai kebijakan, perencanaan dan
program pembangunan dan kegiatan PRB di masing-masing tingkatan, serta
mendukung tercapainya tujuan-tujuan PRB di Indonesia dan terwujudnya
ketangguhan bangsa terhadap bencana, yang selaras dengan tujuan-tujuan
global yang termaktub dalam Sendai Framework for Disaster Risk Reduction atau
Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015-2030 (SFDRR).
Seperangkat komitmen global negara-negara bagi pengurangan risiko bencana
ini diadopsi dan disepakati dalam 3rd World Conference for Disaster Risk
Reduction (WCDRR) yang diselenggarakan di Sendai, Jepang pada Maret 2015
ini.
SFDRR menetapkan empat prioritas yakni: Prioritas-1: Memahami risiko
bencana, Prioritas-2: Memperkuat tata kelola risiko bencana untuk mengelola
risiko bencana, Prioritas-3: Investasi dalam pengurangan risiko bencana untuk
ketangguhan; serta Prioritas-4: Meningkatkan kesiapsiagaan bencana untuk
respons yang efektif, dan untuk membangun kembali dengan lebih baik dalam
pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
Dorongan untuk memperkuat peran forum tingkatan lokal/daerah ini telah
dipertegas dalam komitmen pendahulunya yaitu Kerangka Aksi Hyogo 2005 -
2015. Penegasan SFDRR diberikan melalui indikator Prioritas-2 yang
menyebutkan “Membangun dan memperkuat forum koordinasi pemerintah yang
terdiri dari pemangku kepentingan yang relevan di tingkat nasional dan lokal
untuk pengurangan risiko bencana, dan focal point nasional yang ditujukan untuk
pelaksanaan kerangka kerja pasca 2015”. SFDRR juga menyinggung bagaimana
mengakselerasikan kerja-kerja PRB melalui kebijakan dan perencanaan yang
terkait dengan isu Adaptasi Perubahan Iklim.
Arah kebijakan yang disepakati secara regional (Asia) dalam Konferensi
Tingkat Menteri Asia tentang Pengurangan Risiko Bencana (AMCDRR/Asian

2
Ministrial Conference on Disaster Risk Reduction), menyatakan bahwa
pembangunan ketangguhan merupakan inti agenda global dan oleh karena itu,
penting bahwa pemerintah, organisasi mitra, dan pemangku kepentingan
memastikan pengarusutamaan serta integrasi pengurangan risiko bencana dan
ketangguhan ke dalam semua sektor. Semua negara diharapkan
mengembangkan strategi dan/atau rencana nasional untuk pengurangan risiko
bencana dengan fokus pada tindakan di tingkat lokal.
Pembangunan ketangguhan terhadap bencana merupakan inti dari agenda
global dan oleh karena itu penting bahwa pemerintah, organisasi mitra, dan
pemangku kepentingan memastikan pengarusutamaan serta integrasi
pengurangan risiko bencana dan ketahanan pada semua sektor. Kerjasama
dengan pemerintah nasional, kapasitas otoritas lokal, sistem lokal, dan
masyarakat untuk memahami, mencegah dan mengurangi risiko bencana,
mempersiapkan diri serta pulih dari bencana perlu diperkuat. Ini diperlukan guna
memberdayakan pemerintah lokal dan komunitas lokal, termasuk melalui
sumberdaya, insentif, dan tanggung jawab pengambilan keputusan, yang sesuai
untuk mendukung kepemimpinan lokal.
Dalam sejarahnya di tataran nasional, Deklarasi Konferensi Nasional
Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas tahun 2015 di Solo telah
menggarisbawahi bahwa dalam penurunan indeks risiko bencana, khususnya
mendorong gerakan nasional pengurangan risiko bencana untuk masyarakat
yang tangguh, sejahtera, dan berkelanjutan melalui perencanaan dan
implementasi terpadu mulai di tingkat program Desa/Kelurahan tangguh,
pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas, serta Program Kota/Kabupaten
Tangguh.
Nomenklatur Forum PRB daerah tidak disebutkan secara spesifik dalam
Perundang-undangan yang berlaku, namun secara tersurat pembentukan Forum
PRB daerah diamanatkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana pada pasal-8 yang
menjelaskan fungsi forum multipihak dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah
untuk Pengurangan Risiko Bencana (RAD-PRB). Didalamnya juga diatur bahwa

3
anggota forum ini meliputi unsur dari pemerintah, non pemerintah, masyarakat
dan lembaga usaha.
Guna mendorong percepatan terbentuknya Forum PRB di daerah maka
Panduan Pembentukan dan Pengelolaan Forum PRB ini dapat digunakan
sebagai acuan dalam menyelenggarakan langkah-langkah yang tepat dan
strategis dalam mensinergikan para pihak di daerah dan pemangku kepentingan
penanggulangan bencana yang turut mendorong pengarusutamaan PRB di
berbagai sektor dan tingkatan dan aspek kehidupan dan penghidupan
masyarakat di daerah masing-masing.

B. Tujuan dan Sasaran


Panduan disusun bertujuan untuk memberikan arahan ataupun panduan
teknis yang bersifat praktis aplikatif bagi para penggiat PRB di daerah dalam
proses inisiasi, pembentukan dan pengorganisasian, serta membangun
kerjasama multipihak melalui Forum PRB di daerah.
Adapun sasaran yang hendak dicapai dari panduan ini adalah:
1. Penyamaan persepsi tentang peran dan fungsi Forum PRB dalam
pencapaian strategi PRB dan ketahanan bencana di daerah.
2. Tersedianya acuan dalam menyelenggarakan langkah- langkah dalam
proses inisiasi dan pembentukan Forum PRB.
3. Tersedianya acuan awal dalam pengelolaan Forum PRB yang berkelanjutan.

C. Landasan Hukum
Beberapa peraturan perundangan dan kebijakan yang menjadi acuan
dalam inisiasi, pembentukan, dan pengelolaan Forum PRB adalah sebagai
berikut:
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana

4
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga
Internasional dan Lembaga Asing Non-pemerintah dalam Penanggulangan
Bencana
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2020 tentang
Rencana Induk Penanggulangan Bencana 2020-2044
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2018
tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Minimal Sub-Urusan
Bencana Daerah Kabupaten/Kota
8. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun
2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana.

D. Pengertian dan Definisi Penting


1. Forum PRB adalah platform lokal untuk PRB, dapat didefinisikan sebagai
sebuah mekanisme atau komite koordinasi multi-pemangku kepentingan yang
dimiliki dan dipimpin secara lokal pada level kota. Tanggung jawab sebagai
fasilitator diberikan kepada otoritas lokal tertentu atau aktor lain. Platform lokal
berfungsi sebagai pusat bagi prioritas bersama yang membutuhkan tindakan
bersama melalui proses yang terkoordinasi dan partisipatif. Selain itu, platform
lokal juga bekerja untuk mengarusutamakan PRB ke dalam kebijakan,
perencanaan, dan program lokal yang sejalan dengan Kerangka Sendai.
2. Ketangguhan atau resilience adalah kemampuan suatu sistem, komunitas,
atau masyarakat terpapar ancaman untuk bertahan, menyerap,
mengakomodasi, beradaptasi, mengubah dan pulih dari dampak sebuah
ancaman secara cepat dan efisien, termasuk melalui pemeliharaan dan
pemulihan kembali struktur dan fungsi dasar penting dengan penerapan
manajemen risiko.
3. Pengelolaan Risiko Bencana atau disaster risk management adalah
penerapan kebijakan dan strategi pengurangan risiko bencana untuk
mencegah timbulnya risiko bencana yang baru, mengurangi risiko bencana
yang ada dan mengelola risiko residual (residual risk), yang berkontribusi

5
terhadap penguatan ketangguhan dan pengurangan kerugian akibat
bencana.
4. Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas adalah keterlibatan
komunitas yang mungkin terdampak dalam pengelolaan risiko bencana di
tingkat lokal. PRBBK meliputi kajian yang dilakukan oleh komunitas untuk
mengidentifikasi ancaman, kerentanan dan kapasitas, serta keterlibatan
komunitas dalam perencanaan, penerapan, monitoring dan evaluasi
kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana di tingkat lokal.
5. Pengurangan Risiko Bencana adalah konsep dan praktik mengurangi
risiko-risiko bencana melalui upaya-upaya sistematis untuk menganalisis dan
mengelola faktor-faktor penyebab bencana, termasuk melalui pengurangan
keterpaparan terhadap ancaman bahaya, pengurangan kerentanan
penduduk dan harta benda, pengelolaan lahan dan lingkungan secara bijak,
dan peningkatan kesiapsiagaan terhadap peristiwa-peristiwa yang
merugikan.; bertujuan untuk mencegah risiko bencana baru, mengurangi
risiko bencana yang sudah ada, dan mengelola risiko sisa, yang semuanya
berkontribusi dalam menguatkan ketangguhan dan pencapaian
pembangunan berkelanjutan.
6. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
7. Platform Nasional untuk Pengurangan Risiko Bencana atau National
Platform for Disaster Risk Reduction adalah merupakan istilah generik bagi
mekanisme nasional untuk koordinasi dan panduan kebijakan pengurangan
risiko bencana, yang bersifat multisektor dan interdisipliner, melibatkan
partisipasi publik, dunia usaha, dan masyarakat sipil yang terkait di dalam
suatu negara.
8. Strategi Pengurangan Risiko dan Ketahanan Bencana Daerah adalah alat
perencanaan yang mendefinisikan tujuan dan sasaran umum di berbagai
rentang waktu, dengan mempertimbangkan jangka pendek dan menengah
sekaligus merangkul perspektif jangka panjang. Ini memberikan visi yang
sama dan mencakup prinsip-prinsip dan prioritas panduan tertentu.

6
9. Rencana Pengurangan Risiko Bencana Daerah adalah panduan
operasional untuk mengimplementasikan Strategi Pengurangan Risiko dan
Ketahanan Bencana Daerah. Rencana ini menetapkan tujuan dan sasaran
khusus untuk mengurangi risiko bencana, bersama dengan tindakan terkait
untuk mencapainya; dibuat rinci dengan menetapkan kerangka waktu,
menentukan tanggung jawab dan sumber pendanaan; juga menguraikan
indikator dan mekanisme untuk memantau kemajuan.

E. Ruang Lingkup Panduan


Ruang lingkup Panduan Pembentukan dan Pengelolaan Forum meliputi:
1. Pembahasan tentang peran dan fungsi Forum PRB dalam pencapaian
strategi PRB dan ketahanan bencana di daerah dan koherensi dalam
mencapai ketangguhan masyarakat.
2. Pelaksanaan inisiasi pembentukan Forum PRB sesuai dengan standar norma
pembentukan Forum PRB sesuai kebijakan dan strategi BNPB.
3. Langkah-langkah dalam pembentukan Forum PRB sesuai dengan keluaran
atau hasil langsung yang diharapkan.
4. Rekomendasi praktik pengelolaan terbaik bagaimana mengelola Forum PRB
yang berkelanjutan.

F. Manfaat Panduan
Secara umum panduan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemangku
kepentingan dan para pihak dalam kerja-kerja pengarusutaman PRB dan
pembangunan berkelanjutan di daerah. Secara khusus panduan ini diharapkan
bermanfaat bagi BPBD di provinsi dan kabupaten/kota sebagai duty bearer
penanggulangan bencana di wilayahnya; serta bagi para pemangku kepentingan
dan para pihak dalam mengarusutamakan PRB, dan melaksanakan peran dan
tugas masing-masing dalam pengelolaan bencana di daerah.
Selain itu, panduan ini diharapkan dapat memberi rujukan dalam
mendorong fungsi-fungsi strategis Forum PRB dalam mengelola isu-isu dalam
strategi pengurangan risiko bencana, misalnya pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, penguatan sistem

7
kesehatan, penguatan sistem jaminan sosial masyarakat, penguatan ekonomi,
serta tema-tema tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Terakhir, panduan
ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi pemerintah daerah, dalam
membangun kemitraan dengan masyarakat sipil, khususnya lembaga swadaya
masyarakat (LSM), organisasi masyarakat berbasis agama/profesi/lokal,
perguruan tinggi, media dan serta lembaga usaha di daerah untuk berdialog dan
berkontribusi dalam memajukan penyelenggaraan penanggulangan bencana
dan pengarusutamaan PRB.

8
BAB II TENTANG FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA

A. Forum Pengurangan Risiko Bencana

Platform Nasional dan Platform Lokal


Platform Nasional dan Lokal untuk PRB diakui dalam SFDRR sebagai
pemain kunci untuk mencapai implementasi strategi, rencana dan tindakan PRB
yang terkoordinasi. Di dalam Platform Regional dan Platform Global untuk PRB,
Focal Point Nasional dan Platform Nasional dipandang penting untuk
mengoordinasikan partisipan dan kontributor kelembagaan.
Perlu diingat bahwa para pemangku kepentingan dan berbagai pelaku dan
sektor di tingkat lokal, sub-nasional dan nasional adalah pelaksana utama PRB.
Mereka inilah yang melakukan tindakan praktis dan memetakan risiko,
menghindari penciptaan risiko baru (misalnya dalam perencanaan penggunaan
lahan) dan menerapkan SFDRR melalui undang-undang, program pembiayaan,
kebijakan dan program. Platform memiliki peran penting dalam
mengkoordinasikan strategi, kebijakan, tindakan, pelaporan, dll, untuk
memastikan implementasi yang lebih koheren.
Platform nasional memiliki peran dalam memahami risiko nasional, dalam
memastikan bahwa bukti strategi PRB nasional dibuat berdasarkan bukti
(evidence based) dan dalam memfasilitasi pemahaman yang luas tentang risiko
di tingkat lokal. Forum PRB atau Platform lokal memiliki peran dalam memahami
risiko multi-bahaya, mempromosikan pengetahuan risiko bencana masyarakat
dan mendukung pengembangan strategi dan rencana PRB lokal.
Pengurangan risiko bencana membutuhkan keterlibatan seluruh
masyarakat untuk mencegah dan mengurangi risiko bencana melalui penerapan
terintegrasi dari upaya-upaya ekonomi, struktural, hukum, sosial, kesehatan,
budaya, pendidikan, lingkungan, teknologi, politik dan kelembagaan yang
inklusif. Faktanya, PRB bergantung pada mekanisme koordinasi di dalam dan
lintas sektor dan dengan pemangku kepentingan terkait di semua tingkatan. PRB
membutuhkan keterlibatan penuh dari semua lembaga Negara, eksekutif dan
legislatif, di tingkat nasional dan lokal. Selain itu, diperlukan penjabaran tanggung

9
jawab seluruh pemangku kepentingan yang jelas, untuk memfasilitasi
penjangkauan, kemitraan, dan akuntabilitas bersama.
SFDRR menyerukan penguatan tata kelola risiko bencana untuk
pencegahan, kesiapsiagaan, respons, dan pemulihan. Hal ini dapat membantu
mengatasi kesenjangan kebijakan, mengurangi keterpaparan dan kerentanan,
dan dengan demikian, meminimalkan risiko kegagalan ekonomi, sosial dan
manusia serta mengurangi kerugian bagi negara dan kemanusiaan. Faktanya,
memastikan akuntabilitas dan transparansi yang jelas, dan menghindari
terciptanya risiko baru dan yang tidak perlu akan membantu menciptakan
peluang untuk masa depan yang lebih aman dan tangguh.
Pemerintah juga diminta oleh SFDRR “untuk membentuk dan memperkuat
forum koordinasi pemerintah yang terdiri dari pemangku kepentingan terkait di
tingkat nasional dan lokal, seperti platform nasional dan lokal untuk PRB”. Satu
rekomendasi penting adalah supaya mengembangkan apa yang sudah ada dan
untuk memperkuat koordinasi, aksi dan kemajuan lokal dan nasional.
Tujuan dari Platform Nasional bukanlah untuk mengambil alih tanggung
jawab atas komitmen pemangku kepentingan tetapi untuk mengurangi tumpang
tindih dan menggunakan sumber daya bersama dengan cara yang produktif dan
terkoordinasi demi memperkuat ketangguhan.
Tujuan Platform Nasional dan Platform Lokal atau dalam konteks Indonesia
adalah Forum PRB, adalah untuk meningkatkan koordinasi upaya pencegahan
bencana. Tujuan akhirnya adalah supaya semua pemangku kepentingan, dan
lebih luas lagi khalayak mereka, beroleh pengalaman berupa:
1. Nilai tambah dalam kegiatan PRB terkoordinasi
2. Peningkatan pengetahuan aktor lain di bidang PRB dan topik terkait
3. Pengembangan dan penyebaran pengetahuan, metode, dan data yang
terkoordinasi dengan lebih baik
4. Meningkatnya peluang kerjasama lokal, nasional, regional dan internasional
5. Memperkuat keterlibatan berbagai pemangku kepentingan
6. Kapasitas untuk mempengaruhi pembuat kebijakan tingkat atas

10
Pelibatan semua aktor dan sektor terkait dalam platform sangatlah penting.
Kondisi ini akan mengarah pada tercapainya berbagi informasi dan data,
pertukaran pengetahuan serta transfer teknologi antar aktor. Keterlibatan seluruh
masyarakat juga menghasilkan peningkatan akses dan keterkaitan pelaku PRB
yang ada dengan badan terkait lainnya di tingkat lokal, nasional, regional dan
global.
Platform Nasional juga harus memiliki mekanisme untuk dialog yang efektif
dengan Platform Lokal untuk mempengaruhi, mendorong dan mengoordinasikan
tindakan di tingkat lokal. Secara paralel, Platform Nasional berupaya memahami
prioritas dan masalah di tingkat lokal.
Platform Lokal juga mengupayakan keterlibatan semua masyarakat dalam
PRB di tingkat lokal dan terlibat dalam dialog yang efektif dengan Platform
Nasional. Dengan demikian, Platform Lokal membangun hubungan yang kuat
untuk menginformasikan kerangka kerja PRB yang lebih luas dan memfasilitasi
pengembangan kemampuan respons yang dapat diatur sesuai kebutuhan.
Selain itu, Platform Lokal menggali sumber daya untuk pencegahan risiko dan
pemulihan lokal pasca kondisi darurat.

Platform Lokal atau Forum Pengurangan Risiko Bencana


Definisi operasional untuk Forum PRB sebagai platform lokal untuk PRB:
1. Forum PRB untuk PRB dapat didefinisikan sebagai mekanisme koordinasi
atau komite multi-pemangku kepentingan yang dimiliki dan dipimpin oleh lokal
atau kota. Tanggung jawab menjadi fasilitator diberikan kepada otoritas lokal
tertentu atau aktor lain. Ini berfungsi sebagai pusat untuk area prioritas umum
yang membutuhkan tindakan bersama melalui proses yang terkoordinasi dan
partisipatif. Selain itu, Platform Lokal berfungsi untuk mengarusutamakan
PRB ke dalam kebijakan, perencanaan, dan program lokal yang sejalan
dengan SFDRR.
2. Ini harus berkontribusi pada strategi pengurangan risiko bencana lokal, yang
meliputi: penilaian risiko lokal dan penilaian kemampuan; ulasan lokal;
melaporkan dan memberikan informasi ke tingkat nasional. Platform Lokal

11
juga harus berpartisipasi, jika sesuai, dalam kerjasama dan pertukaran
regional dan internasional.
3. Seperti di tingkat nasional, koordinasi di tingkat lokal harus didasarkan pada
apa yang sudah ada dan kebutuhan yang teridentifikasi. Forum PRB
menyediakan sarana untuk meningkatkan tindakan lokal untuk mengurangi
risiko bencana.

B. Prinsip-Prinsip Platform Mulitpihak untuk Pengurangan Risiko Bencana


Sebagai platform bersama, Forum PRB memiliki prinsip-prinsip yang
ditetapkan dan disepakati seluruh anggota. Berikut beberapa prinsip dalam
pengelolaan Forum PRB;
1. Partisipasi. Perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan; keikutsertaan;
peran serta.
2. Kesetiakawanan. Kesetiakawanan adalah perasaan bersatu, sependapat dan
sekepentingan, solider.
3. Solidaritas. Solidaritas adalah sifat (perasaan) solider, sifat satu rasa (senasib
sepenanggungan), perasaan setia kawan. Solider adalah bersifat mempunyai
atau memperlihatkan perasaan bersatu (senasib, sehina, semalu dsb), (rasa)
setia kawan.
4. Kesukarelaan. Kesukarelaan berarti dengan kemauan sendiri, dengan rela
hati, atas kehendak sendiri (tidak karena diwajibkan).
5. Terbuka. Terbuka adalah tidak terbatas pada pihak tertentu saja, tidak
dirahasiakan.
6. Toleransi. Toleransi adalah sifat atau sikap toleran. Toleran adalah bersifat
atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan)
pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakukan, dan
sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.
7. Kesetaraan. Keadaan dimana semua unsur dalam forum mempunyai status
yang sama dalam hal tertetu. Hal ini juga mencakup kewajiban dan
kesempatan yang sama.
8. Non-Diskriminatif. Non-diskriminatif adalah tidak bersifat mendiskriminasi
(membeda-bedakan).

12
9. Komitmen. Komitmen adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan
sesuatu hal.
10. Akuntabilitas. Sebuah pengakuan dan asumsi tanggung jawab untuk sebuah
tindakan, hasil, keputusan dan kebijakan termasuk administrasi, manajemen,
pelaksanaan, dalam lingkup peran atau posisi pekerjaan dan mencakup
kewajiban untuk melaporkan, menjawab dan menjelaskan segala
konsekuensi yang timbul.

C. Karakteristik Forum Pengurangan Risiko Bencana


Tujuan akhir dari Forum PRB adalah untuk berkontribusi pada
pembangunan ketangguhan masyarakat terhadap bencana. Untuk melakukan
ini, Forum PRB harus memiliki karakteristik berikut:
1. Forum PRB beranggotakan instansi/lembaga/organisasi dari unsur
pentahelix, yaitu pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, media, dan
organisasi masyarakat.
2. Adanya struktur dan pengalaman dalam berinteraksi dengan anggotanya,
kota lainnya dan dengan proses-proses tingkat nasional dan kabupaten
3. Hubungan yang jelas; kedudukan dan kredibilitas dengan kepemimpinan
politik sehingga dapat mempengaruhi dan membentuk berbagai kebijakan
lintas sektor termasuk kebijakan yang berkaitan dengan pembiayaan PRB;
perencanaan tata ruang dan pembangunan kota; kesadaran publik,
perlindungan dan pengelolaan ekosistem; ketangguhan kelembagaan dan
masyarakat; manajemen risiko bencana dan pemulihan
4. Partisipasi multi-pemangku kepentingan dengan anggota yang benar-benar
berkomitmen dan bertugas untuk membawa pengetahuan yang dibutuhkan,
yang seimbang dengan kemudahan pengelolaan. Anggota Platform Lokal
harus memiliki mandat untuk mewakili dan dapat mengkomunikasikan
kebutuhan dan keprihatinan mereka.
5. Ada tujuan yang didefinisikan dengan jelas yang berusaha untuk mengatasi
akar penyebab risiko bencana. Tujuan-tujuan ini harus mempromosikan
ketangguhan dalam perencanaan penggunaan lahan dan perlindungan

13
penduduk yang rentan, daerah dan bangunan yang rawan risiko, infrastruktur
dll yang berisiko.
6. Ada mandat yang didefinisikan dengan jelas dan kepemimpinan yang
dikombinasikan dengan sekretariat yang mendorong kerja sama,
kepercayaan, dan konsensus. Sekretariat harus berbagi informasi,
mempersiapkan dan mendokumentasikan pertemuan, dan memantau
kemajuan kegiatan tindak lanjut

Forum PRB juga diharapkan dapat memfasilitasi dialog dan kemitraan.


Forum PRB juga bertanggung jawab untuk memfasilitasi berbagi informasi,
pertukaran pengetahuan dan transfer teknologi di antara para anggotanya dan di
antara Forum-Forum di wilayahnya.

D. Tugas dan Peran Forum Pengurangan Risiko Bencana


1. Tujuan akhir dari Forum PRB, di tingkat lokal, adalah untuk berkontribusi pada
pembangunan ketangguhan kota terhadap bencana dalam mendukung
pembangunan berkelanjutan
2. Forum PRB berfungsi sebagai mekanisme koordinasi di tingkat lokal untuk
meningkatkan kolaborasi dan koordinasi multi-pemangku kepentingan. Hal ini
dicapai melalui proses konsultatif dan partisipatif yang sejalan dengan
implementasi Kerangka Sendai. Kolaborasi juga berpotensi ditingkatkan
melalui partisipasi dalam Kampanye Making Cities Resilient dari UNISDR
3. Forum PRB adalah bagian dari pendekatan negara terhadap PRB dan,
dengan demikian, akan secara aktif menyumbangkan pengetahuan lokal dan
partisipasi dalam mendukung platform nasional untuk PRB
4. Sebagai platform lokal, Forum PRB berfungsi sebagai katalisator untuk
penilaian risiko lokal, memimpin proses penilaian risiko lokal dan
pembentukan strategi lokal PRB pada tahun 2020. Strategi tersebut akan
mencakup target, indikator, jadwal dan tanggung jawab yang jelas, yang
mencerminkan prioritas dan tindakan lokal untuk mendukung PRB. Strategi
ini juga akan mencakup pengintegrasian PRB ke dalam perencanaan

14
penggunaan lahan, adaptasi perubahan iklim dan keterkaitan dengan
kebijakan, rencana, dan program lokal lainnya.
5. Platform Lokal dapat mendorong konsultasi dan pembangunan konsensus,
serta perumusan kebijakan lokal, regulasi dan aktivitas penegakan peraturan
dalam PRB
6. Sama halnya dengan Platform Nasional, Forum PRB harus mengadopsi
proses partisipatif untuk memfasilitasi keterlibatan berbagai sektor. Proses ini
harus mencakup perspektif dan tindakan sektor-sektor yang beragam, serta
memastikan keterlibatan komunitas lokal untuk menjamin penerapan
pendekatan semua masyarakat.
7. Forum PRB harus menumbuhkan enabling environment yang memungkinkan
untuk mengembangkan budaya kesadaran publik dan pencegahan. Hal ini
dapat dicapai melalui advokasi PRB dan peningkatan kesadaran terkait
dengan risiko dan kerentanan
8. Forum PRB harus memastikan mobilisasi sumber daya yang efektif,
kerjasama dan juga memastikan kesiapsiagaan dan tanggap bencana yang
efektif
9. Forum PRB dapat mempengaruhi perubahan positif melalui upaya bersama
dan terkoordinasi, terutama dalam tindakan praktis, kebijakan, perencanaan,
administrasi, dan proses pengambilan keputusan
10. Forum PRB dapat mendukung pemantauan sistematis kemajuan lokal dalam
kaitannya dengan Kerangka Sendai. Hal ini dapat dilakukan melalui
pelaporan menggunakan UNISDR Local Urban Indicators (multitiered Sendai
Framework Monitor online) dan melibatkan banyak aktor dari akademisi,
perencana, dan pemangku kepentingan lainnya.

E. Fungsi Forum Pengurangan Risiko Bencana


Dalam sistem dan tatakelola penanggulangan bencana nasional, BNPB
memberikan arah kebijakan fungsi forum PRB dalam strategi pengurangan risiko
dan ketahanan bencana, sebagai berikut:
1. Forum PRB adalah perwujudan partisipasi masyarakat dalam
penanggulangan bencana di daerahnya

15
2. Forum PRB terdiri dari perwakilan lembaga usaha, perguruan tinggi dan
lembaga penelitian, organisasi berbasis masyarakat/keagamaan, organisasi
non pemerintah/lembaga swadaya masyarakat, lembaga usaha dan media
massa, lembaga donor, organisasi profesi/keahlian, lembaga legislatif,
lembaga yudikatif, organisasi perangkat daerah, serta organisasi relawan
penanggulangan bencana.
3. Forum PRB adalah mitra dari BPBD provinsi maupun kabupaten/kota, bukan
mengambil alih tugas-tugas atau pesaing BPBD
4. Forum PRB dibentuk dibentuk berdasarkan UU No 24 Tahun 2007, PP No 21
tahun 2008, serta secara spesifik diatur dalam Peraturan Kepala BNPB.
5. Forum PRB memiliki visi untuk memastikan pembangunan daerah berbasis
pengurangan risiko bencana:
6. Strategi pertama: memastikan kebijakan yang diambil dapat mengurangi
risiko bencana saat ini, tidak menambah risiko bencana baru, dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat
7. Strategi kedua: memastikan kelembagaan penanggulangan bencana dapat
bersinergi dengan baik, antara BPBD dengan OPD lainnya, antara
pemerintah daerah dengan masyarakat sipil dan lembaga usaha
8. Strategi ketiga: memastikan anggaran penanggulangan bencana memadai
untuk digunakan dalam penanggulangan bencana sesuai dengan risiko
bencana di daerahnya
9. Strategi keempat: memastikan pemberdayaan masyarakat dilakukan di
daerah dalam membangun ketangguhan terhadap bencana1
10. Menetapkan terget bersama, memastikan 7 [tujuh] Obyek Ketangguhan;
yakni rumah/hunian, satuan pendidikan, rumah sakit/fasilitas kesehatan,
pasar, rumah ibadat, kantor, dan prasarana vital
11. Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi berperan menginisiasi
pembentukan Forum PRB Kabupaten/Kota

1 Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, relawan penanggulangan bencana, komunitas peduli


lingkungan, keluarga tangguh bencana.

16
BAB III PEMBENTUKAN FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA

Pembentukan Forum PRB dilaksanakan melalui sebuah proses yang terdiri


dari tahapan dan langkah-langkah, yaitu inisiasi, pembentukan, dan deklarasi.
Pelaksanaan tahapan ini dilakukan Tim Formatur. Tim ad-hoc ini terdiri dari
beberapa orang yang merupakan perwakilan lembaga/organisasi inisiator
pembentukan Forum PRB. Tim ini dipilih, ditetapkan, dan diberikan mandat dan
tugas untuk melaksanakan rangkaian kegiatan dan hasilnya. Hal yang penting
dan harus diperhatikan dalam proses inisiasi ini antara lain adalah;
1. Partisipatif. Inisiasi Forum PRB melibatkan multi pemangku kepentingan dan
para pihak terkait dalam inisiasi dan semua tahapan pembentukan.
2. Inklusif. Inisiasi dan pembentukan Forum PRB dilaksanakan melalui tatacara
yang dapat diikuti oleh seluruh pemangku kepentingan dan parapihak yang
terlibat serta memberikan kesempatan yang sama diantara mereka yang
terlibat.
3. Representasi. Adanya perwakilan dari unsur pemangku kepentingan,
dengan representasi sah yang mewakili organisasi pemangku kepentingan
dalam proses pembentukan Forum PRB.
4. Pengembangan dan Penghargaan. Forum PRB yang dibentuk tidak harus
bentukan organisasi-forum baru tetapi juga bisa kesepakatan bersama untuk
pemberdayaan atau peningkatan kapasitas, dan/atau meningkatkan ruang
lingkup kerja dan mandat dari forum multipihak yang telah ada; atau sebagai
bentuk penghargaan atas eksistensi dan jasa dari forum multipihak yang telah
ada.
5. Koordinasi. Inisiator pembentukan Forum PRB berkoordinasi dengan BPBD
atau OPD yang mengurusi penanggulangan bencana di daerahnya.
6. Kemitraan. Inisiasi dan pembentukan Forum PRB dapat didukung oleh
sumberdaya para pihak pemangku kepentingan baik pemerintah, non-
pemerintah, masyarakat, dan lembaga usaha. menjalin kerjasama dengan
berbagai pihak dengan asas kesetaraan selama tidak melanggar tujuan dan
sasaran Forum.

17
7. Pendampingan. Jika diperlukan, proses pendampingan dan/atau dukungan
teknis dalam proses pembentukan Forum PRB. Pendampingan dan
dukungan teknis dapat dilakukan oleh Platform Nasional PRB, maupun oleh
Forum PRB dari daerah lain.

18
Gambar 1. Alur Inisiasi dan Pembentukan Forum PRB

19
A. Inisiasi Pembentukan Forum PRB
Inisiasi ini merupakan tahapan awal dari proses pembentukan Forum PRB.
Inisiator proses ini adalah organisasi atau sekelompok organisasi baik lokal
(berasal dari daerah), dari nasional atau dari daerah lain, dari unsur pemerintah
maupun non pemerintah yang mendorong proses awal dalam pembentukan
Forum PRB dengan melibatkan organisasi-organisasi di daerah sebagai aktor
kunci. Aktor kunci yang dimaksud adalah organisasi yang memiliki reputasi dalam
pengembangan jejaring, kepedulian dalam kemanusiaan, dan kapasitas
penanggulangan bencana dasar. Organisasi dapat berasal dari unsur
pemerintah, non pemerintah, atau lembaga usaha.
Inisiasi ini dapat melibatkan aktor kunci tokoh atau figur publik atau
pimpinan suatu organisasi yang memiliki kewenangan dan kebijakan/keputusan
di dalam organisasinya, atau tokoh yang memiliki pengaruh sosial budaya di
suatu daerah.

Hasil dari tahap inisiasi ini adalah:


a. Terbentuknya Tim Formatur
b. Peta Pemangku Kepentingan
c. Isu Strategis Daerah
d. Perangkat Organisasi, yaitu Rancangan Struktur Organisasi, Rancangan
Rencana Strategis Forum PRB, Rancangan Statuta/ART, Rancangan
Kongres Anggota Pertama, dan lainnya

Kegiatan-kegiatan dalam Inisiasi Pembentukan Forum PRB daerah adalah


sebagai berikut:

1. Lokakarya Persiapan Awal Pembentukan


Pertemuan lokakarya untuk menyepakati tentang penting dan perlunya
Forum PRB bagi daerah dan menyepakati kerangka kerja pembentukan
Forum PRB, serta membangun komitmen lembaga/organisasi dalam
pembentukan Forum PRB. Lokakarya ini harus melibatkan
lembaga/organisasi kunci dalam penanggulangan bencana di daerah.

20
Hasil yang dicapai adalah:
a. Terbentuk Tim Formatur yang terdiri dari beberapa orang (minimal 5
orang dari organisasi yang berbeda-beda) yang disepakati dan bersedia
untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab rangkaian kegiatan
pembentukan Forum/Platform PRB. Struktur Tim Formatur bersifat
kolektif kolegial dengan pembagian bidang dan tugas yang disepakati.
Tim Formatur dapat merekrut atau membentuk Tim Sekretariat untuk
menjalankan tugas-tugas kesekretariatan, seperti surat-menyurat,
pendokumentasian, pelaporan, dan lainnya.
b. Identifikasi lembaga/organisasi pemangku kepentingan daerah yang
akan dilibatkan dalam rangkaian kegiatan pembentukan Forum/Platform
PRB.
c. Kerangka kerja pembentukan Forum PRB, yaitu rancangan tahapan
proses pembentukan. Rancangan ini menjadi dasar bagi Tim Formatur
dalam menyusun Rencana Kerja Pembentukan Forum/Platform PRB.

2. Penyusunan Rencana Kerja Pembentukan


Rapat Tim Formatur untuk menyusun dan menetapkan kegiatan, waktu,
dan jumlah anggaran, serta sumber-sumber pendanaan dari setiap kegiatan
dalam pembentukan Forum PRB Daerah.

Tabel 1. Matrik Rencana Kerja Pembentukan

Tahap/ Tujuan Hasil Waktu Sumberdaya


Kegiatan Yang
Diperlukan
(1) (2) (3) (4) (5)

21
Keterangan:
(1) Tahap/kegiatan, merupakan tahapan dan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan dalam melanjutkan inisiasi sampai pembentukan Forum PRB.
(2) Tujuan, merupakan tujuan dari kegiatan atau sub-kegiatan jika diperlukan.
(3) Hasil, merupakan hasil langsung dari setiap kegiatan yang disebutkan.
(4) Waktu, merupakan penanda kapan kegiatan akan dilaksanakan atau
hasilnya dapat disediakan, atau tenggat kegiatan – dalam keterangan
tanggal.
(5) Sumberdaya yang Diperlukan, merupakan jenis sumberdaya manusia,
alat atau bahan, dan dana (anggaran) yang diperlukan untuk
melaksanakan/menyelesaikan kegiatan. Dapat dilengkapi dengan
keterangan lain yang diperlukan seperti misalnya sumber/pemasok
sumberdaya.

3. Lokakarya Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana di Daerah


Lokakarya untuk mengidentifikasi masalah dan tantangan
penyelenggaraan penanggulangan bencana dan pengarusutamaan PRB di
daerah. Penyelenggaraan penanggulangan bencana bagi organisasi yang
mandat utamanya menyelenggarakan urusan atau memberikan layanan
penanggulangan bencana, sedang pengarusutamaan PRB pada umumnya
bagi organisasi yang mandat utamanya mengurusi bidang-bidang (sektor)
pembangunan. Lokakarya dengan melibatkan unsur-unsur pemangku
kepentingan ini menghasilkan isu pengarusutamaan PRB yang perlu
dipertimbangkan dalam menyusun dan menetapkan Program Kerja Forum
PRB.

22
Tabel 2. Matrik Identifikasi Isu Pengarusutamaan PRB di Daerah

Topik Pemerintah Akademisi Organisasi Lembaga Media


Masyarakat Usaha
Regulasi dan
Kebijakan
Perencanaan

Kelembagaan

Sumberdaya
(termasuk
penganggaran)

Peningkatan
Kapasitas

Matrik dalam Tabel-2 mengintisarikan hasil identifikasi masalah dan


tangantan yang ditemui/dialami setiap unsur (mulitpihak) pemangku
kepentingan di daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
dan melaksanakan pengarusutamaan PRB.

4. Lokakarya Posisi dan Peran Strategis Forum PRB di Daerah


Lokakarya untuk mengidentifikasi posisi dan peran strategis Forum PRB
dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah. Hasil lokakarya
dengan melibatkan unsur-unsur pentahelix ini adalah teridentifikasinya posisi
dan peran/fungsi Forum PRB dalam kerja penanggulangan bencana di
daerah dari perspektif setiap unsur tersebut. Selain itu, lokakarya ini juga
menjaring masukan terkait sifat keanggotaan Forum PRB.
Beberapa pertanyaan-pertanyaan refleksi dapat diajukan dalam
lokakarya untuk:

23
a. Menemukenali kebutuhan (needs) dan keinginan (deemands atau
expectations) dari berbagai unsur pemangku kepentingan daerah
terhadap Forum PRB
b. Menetapkan ranah kegiatan Forum PRB yang pada dasarnya merupakan
jawaban dari pertanyaan apa yang boleh dilaksanakan oleh Forum PRB,
dan apa yang tidak boleh dilaksanakan oleh Forum PRB.

5. Pemetaan Kapasitas Lembaga/Organisasi Pelaku Pengembangan


Ketangguhan Masyarakat di Daerah
Kegiatan ini bertujuan memetakan kapasitas lembaga/organisasi di
daerah. Pemetaan dilakukan dengan menggunakan formulir (Periksa
Formulir-1). Selain profil umum lembaga/organisasi, formulir juga disediakan
isian tentang pengalaman program/proyek pengurangan risiko bencana atau
program/proyek membangun ketangguhan masyarakat, juga disertakan
nama mitra pendukung program.
Analisa data dari isian yang dikumpulkan dapat ditampilkan dengan
menggunakan matrik seperti Tabel-3. Hasil dari pemetaan ini merupakan
gambaran kapsitas lembaga/organisasi di daerah. Hasil ini juga dapat
digunakan digunakan untuk data dasar dilaksanakannya kegiatan
peningkatan kapasitas bagi lembaga/organisasi.

24
Formulir 1. Formulir Pemetaan Kapasitas Lembaga/Organisasi
A. Profil Organisasi
1 Nama Organisasi
Nama lengkap organisasi/lembaga/institusi
2 Singkatan
Singkatan Nama organisasi/lembaga/institusi
3 Bentuk Organisasi
Contoh: lembaga swadaya masyarakat/kelompok pecinta
alam/kelompok swadaya masyarakat/dll.
4 Gambaran Umum
Organisasi
Berikan gambaran singkat tentang organisasi, termasuk
tujuan dan sasaran organisasi
5 Informasi Lain
Tentang Organisasi
informasi tentang pendiri lembaga/organisasi; tujuan
didirikan; kegiatan utama lembaga/organisasi
6 Informasi program
Informasi tentang detail program/proyek/kegiatan yang
dilaksanakan atau difasilitasi oleh organisasi
Kegiatan Kerjasama
Apasaja kegiatan kerjasama organisasi dengan pihak
lain/mitra/donor
Kegiatan Berjaringan Apasaja kegiatan berjaringan yang dilaksanakan

7 Alamat
Alamat lengkap lembaga, lengkapi dengan alamat surat,
apabila alamat surat berbeda
Kota
Propinsi
Kode pos
8 Telepon
Kode area dalam sebelum tanda hubung; contoh: 031-
8417486
9 Faksimili
Kode area dalam sebelum tanda hubung; contoh: 031-
8417486

25
10 Email
Jelas
11 URL
Alamat website organisasi
12 Person kontak Person Kontak Organisasi dengan Forum PRB

Nama
Nama lengkap
Jabatan/Divisi
Status person kontak dan bagian/divisi dimana ybs.
Bekerja/membantu
Email
Jelas
13 Logo

13 Tanggal pengisian
Tgl/Bulan/Tahun formulir ini diisi/dilengkapi

B. Peran Organisasi Dalam Penanggulangan Bencana


1 Peran dalam Prabencana (pengelolaan risiko bencana)
Jelaskan tugas atau kontribusi organisasi dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana dimasa tidak terjadi bencana, termasuk peringatan dini, pencegahan,
mitigasi, atau kesiapsiagaan
2 Peran dalam Tanggap Darurat
Jelaskan tugas atau kontribusi organisasi dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana pada situasi kedaruratan bencana atau pelaksanaan tanggap darurat
3 Peran dalam Pascabencana (pemulihan)
Jelaskan tugas atau kontribusi organisasi dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana dimasa pemulihan, termasuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana

26
C. Kapasitas Organisasi
1 Apakah ada layanan atau program yang terkait dengan penanggulangan
bencana, pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas (PRBBK), pengurangan
risiko bencana, pengelolaan lingkungan/sumberdaya alam secara berkelanjutan,
dan pembangunan berkelanjutan dari organisasi anda?

NAMA LAYANAN SASARAN KETERANGAN

2 Apa/Bagaimana bentuk integrasi PRB dalam program/proyek/kegiatan


pembangunan masyarakat di lembaga anda?

PROGRAM/KEGIATAN STRATEGI INTEGRASI KETERANGAN


Isi dengan nama Jelaskan straegi integrasi Jelaskan isu/topik atau
program/kegaitan PRB dalam bidang upaya terkait,
program/kegiatan kelompok target, dll

3 Adakah proses peningkatan kapasitas di internal organisasi maupun kelompok


sasaran/komunitas yang berkaitan dengan pengurangan risiko bencana?

PENDEKATAN/ POKOK BAHASAN/TOPIK KETERANGAN


STRATEGI
PENINGKATAN
KAPASITAS
Sebutkan bentuk Sebutkan materi atau Jelaskan kelompok
pendekatan/strategi pokok bahasan/topik dari target/sasaran
peningkatan kapasitas peningkatan kapasitas
tersebut tersebut

27
4 Adakah media edukasi dan kampanye yang dimiliki lembaga terkait dengan PRB?

NAMA DAN KELOMPOK SIFAT MEDIA (BERKALA,


BENTUK/JENIS MEDIA PENERIMA/TARGET TIDAK TENTU, DLL)

5 Adakah program/kegiatan (termasuk kajian/penelitian) yang terkait dengan PRB


selama kurun waktu 1 tahun terakhir?

PROGRAM/KEGIATAN MAKSUD/TUJUAN/HASIL KETERANGAN (WAKTU


PELAKANAAN, DLL)

6 Adakah program/kegiatan (termasuk kajian/penelitian) yang terkait dengan PRB


selama kurun waktu 2 tahun ke depan?

PROGRAM/KEGIATAN MAKSUD/TUJUAN/HASIL KETERANGAN (RENCANA


WAKTU PELAKANAAN,
DLL)

7 Adakah pelatihan yang terkait dengan PRB selama kurun waktu 1 tahun terakhir?

PELATIHAN TUJUAN/HASIL BELAJAR KETERANGAN


(PESERTA, WAKTU
PELAKANAAN, DLL)

28
8 Adakah pelatihan yang terkait dengan PRB selama kurun waktu 2 tahun ke depan?

PELATIHAN TUJUAN/HASIL BELAJAR KETERANGAN


(PESERTA, WAKTU
PELAKANAAN, DLL)

9 Apakah lembaga anda memiliki fasilitator/pelatih (SDM) terkait dengan PRB untuk
kelompok sasaran yang berbeda?

KELOMPOK SASARAN JUMLAH FASILITATOR


Usia dini
Sekolah Dasar dan Menengah
Dewasa
Komunitas rural
Komunitas urban
Kelompok perempuan
Kelompok Lain (sebutkan)
Dst.

10 Adakah unit tanggap dan respon bencana yang dimiliki oleh lembaga terkait
dengan PRB?

KLUSTER/BIDANG DESKRIPSI TUGAS (KETERANGAN)


Misalnya:
1.Pencarian dan penyelematan
2.Kesehatan
3.Logistik
4.Pekerjaan umum dan utilitas
5.Pengungsian dan perlindungan
6.Pendidikan
7.Pemulihan awal

29
11 Apakah organisasi anda memiliki sumber daya yang bisa diakses untuk kegiatan
siaga/tanggap bencana?

SUMBER DAYA BENTUK/JENIS KETERANGAN


1.Sumberdaya Manusia

2.Peralatan

3.Bahan

30
Untuk mendukung kegiatan pemetaan kapasitas dan proses
pembentukan Forum PRB berikutnya, sebaiknya dilakukan
pengenalan/pelatihan PRB dengan peserta perwakilan organisasi di daerah.
Ada kemungkinan beberapa organisasi yang teridentifikasi sebagai calon
anggota Forum PRB belum memiliki pemahaman yang relevan/sama tentang
konsepsi dasar penanggulangan bencana, khususnya PRB .
Kegiatan peningkatan kapasitas ini dilakukan sebagai bagian dari
promosi/kampanye PRB serta kesiapan organisasi calon anggota Forum
PRB. Diharapkan calon anggota sudah memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang PRB. Topik dan fokus pelatihan PRB disesuaikan
dengan hasil pemetaan kapasitas organisasi. Pelatihan PRB dapat
dilaksanakan secara bersamaan dengan melibatkan semua unsur pentahelix
atau secara serial berdasarkan unsur-unsur tersebut.

31
Tabel 3. Identifikasi dan Pemetaan Pemangku Kepentingan

Nama Organisasi/ Mandat/Kepentingan Keterkaitan dalam Kapasitas dan motivasi Hubungan dengan
Aktor Kunci Terkait Strategi PRB dan untuk terlibat pemangku kepentingan
Ketahanan Bencana lain

Berisi nama entitas Berisi apa mandat/tugas Berisi keterangan apa Berisi keterangan apa Berisi keternganan
pemangku dari organisasi/aktor Efek/keuntungan/ Kapasitas & motivasi bagaimana hubungan
kepentingan pengaruh Pengelolaan organisasi ini dalam Strategi organisasi ini dengan
Risiko Bencana/ Strategi PRB dan Ketahanan pemangku kepentingan
PRB dan Ketahanan Bencana atau para pihak lain;
Bencana terhadap jejaring, kemitraan, konflik,
kepentingan organisasi ini dll

Contoh:
Perkumpulan Organisasi non Strategi PRB dan Layanan fasilitasi: Satuan Presidium Konsorsium
Lingkar pemerintah; pengelolaan Ketahanan Bencana Pendidikan Aman Bencana, Pendidikan Bencana –
risiko bencana berbasis Sesuai dengan mandat/ Rencana Kontigensi, tataran Nasional
masyarakat; isu kepentingan organisai; issu Penyusunan RPB, Fasilitasi
pembangunan strategis: mewujudkan PRBBK/Desa Tangguh
berkelanjutan (termasuk ketangguhan masyarakat Bencana. Mengelola
adaptasi perubahan iklim) berisiko bencana, adaptasi ‘sekolah lingkar’ sebagai
perubahan iklim kegiatan terbuka untuk
publik

32
B. Pembentukan Forum/Platform PRB
1. Penyusunan Pedoman dan Peraturan Pokok Organisasi Forum PRB
Sebagai sebuah mekanisme yang mewadahi pelbagai kepentingan
dalam pengurangan risiko bencana di daerah, Forum PRB harus memiliki
satu landasan atau peraturan yang disepakati bersama. Pedoman/peraturan
ini merupakan aspek formal pengorganisasian, pengelolaan, atau tata
laksana Forum PRB. Dokumen pedoman/peraturan pokok organisasi ini,
menjadi peraturan yang tertulis dan mengikat seluruh unsur forum.
Bentuk landasan atau peraturan dasar yang dapat disepakati dalam
Forum PRB adalah:
a. Statuta, dan
b. Anggaran Rumah Tangga (ART).

Kata statuta berasal dari bahasa Latin, statutum yang bermakna aturan
atau hukum. Kata statutum yang merupakan bentuk turunan dari statuere
yang berarti menata, mendirikan, mengatur. Maka statuta bermakna
anggaran dasar suatu organisasi. Statuta dalam organisasi juga dimaknai
sebagai undang-undang dasar organisasi. Statuta juga berfungsi untuk
menyatakan keberadaan atau kedudukan organisasi kepada publik.
Sedangkan ART lebih menekankan pada peraturan yang mengikat pada
anggota organisasi itu sendiri.

Statuta dan ART Organisasi


a. Statuta dan ART dalam sebuah organisasi berfungsi untuk
menggambarkan mekanisme kerja suatu organisasi
b. Statura berfungsi juga sebagai dasar pengambilan sumber peraturan
hukum dalam konteks tertentu dalam organisasi
c. ART berfungsi menerangkan hal-hal yang belum spesifik pada statuta
atau yang tidak diterangkan dalam statuta, karena statuta hanya
mengemukakan pokok-pokok organisasi saja
d. ART adalah perincian pelaksanaan statuta

33
e. Ketentuan pada ART relatif lebih mudah dirubah daripada ketentuan pada
statuta.

Hal-hal yang tercantum dalam setiap statuta dan ART suatu organisasi
tergantung dari perhatian organisasi tersebut kepada suatu hal. Ada suatu hal
yang dalam suatu organisasi dimasukkan dalam nggaran Dasar atau
Anggaran Rumah Tangga karena dianggap penting, tetapi diorganisasi lain
bisa jadi hal tersebut tidak dimasukkan dalam Anggaran Dasar atau Anggaran
Rumah Tangga organisasi tersebut karena dianggap tidak penting.
Konsep/kerangka rancangan Statuta atau ART ini dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan organisasi kedepan, yang juga memperhatikan dan
mengakomodasi karekteristik dan keunikan di masing-masing daerah.
Rancangan Statuta memuat:
a. Organisasi; meliputi identitas organisasi, waktu pendeklarasian dan
kedudukan organisasi, visi dan misi organisasi, tujuan organisasi, sifat
organisasi, tugas (mandat) organisasi, peran dan fungsi organisasi,
prinsip-prinsip organisasi, ruang lingkup organisasi, dan pendanaan
organisasi.
b. Komponen organisasi; meliputi unsur-unsur organisasi forum, anggota,
jenis anggota, syarat keanggotaan, tugas anggota, hak dan kewajiban
anggota, pengurus, tugas dan kewenangan pengurus.
c. Struktur organisasi; termasuk perubahan statuta, peraturan peralihan,
meliputi struktur organisasi, masa kepengurusan, pemberhentian
pengurus.
d. Pengambilan keputusan; meliputi mekanisme pengambilan keputusan,
mekanisme pengangkatan dan pergantian pengurus atau periodisasi
kepengurusan, tata urutan keputusan, keuangan, perubahan statuta,
peraturan peralihan.

2. Penyusunan Komponen Organisasi


Kegiatan ini untuk menentukan komponen-komponen yang dibutuhkan
dalam pengelolaan organisasi Forum PRB. Hasil dari kegiatan ini adalah

34
rancangan struktur organisasi Forum PRB untuk disepakati dan ditetapkan
dalam Kongres Pertama/Pendeklarasian Forum PRB.
Secara umum komponen yang ada dalam kepengurusan Forum PRB adalah
a. Dewan Pengarah. Suatu komite yang ditunjuk oleh musyarawah anggota
(atau melalui formatur yang ditunjuk), terdiri dari individu-individu yang
merupakan tokoh atau figur publik yang memiliki pengaruh politik sosial
maupun budaya di suatu daerah.
b. Badan Pengurus. Satu komite yang dipilih melalui mekanisme Kongres
atau Musyawarah Anggota. Komite ini dikoordinasikan oleh 1 orang
Koordinator Umum atau Sekretaris Jenderal yang bertugas memimpin
koordinasi antar Bidang dan pengambilan Keputusan Pengurus. Bidang-
bidang organisasi dalam Forum PRB ditentukan berdasarkan kebutuhan
ataupun urusan-urusan yang akan dikelola. Individu-individu dalam Badan
Pengurus bekerja dalam kapasitas sebagai perwakilan/representasi
organisasi anggota, bukan representasi personal/individu.
c. Kelompok Kerja. Kelompok individu ditunjuk oleh Badan Pengurus untuk
mengelola program/kegiatan Forum PRB. Kelompok kerja terdiri dari
individu-individu yang bekerja sebagai perwakilan/representasi organisasi
anggota.

Komponen perangkat Forum/Platform PRB lain yang dapat dibentuk


dengan kondisi tertentu atau jika diperlukan antara lain adalah;
a. Focal Point. Seseorang atau sekelompok orang yang mewakili atau
merepresentasi organisasi Anggota Forum PRB yang ditunjuk oleh Badan
Pengurus untuk menjalankan pengembangan dan peningkatan
pengetahuan dan praktik pada isu-isu kunci yang disepakati, misalnya isu
gender dan inklusi sosial, akuntabilitas, peraturan dan kebijakan, dll.
b. Satuan Kerja atau Gugus Tugas. Tim adhoc yang terdiri dari anggota serta
individu/organisasi tenaga ahli dan/atau sukarelawan dari organisasi di
luar anggota yang diberi tugas oleh pengurus untuk melaksanakan tugas
tertentu bersifat sementara, misalnya respon tanggap darurat, investigasi
kasus kemanusiaan/lingkungan hidup, dll.

35
Mekanisme pemilihan pengurus dan periodisasi atau jangka waktu
kepengurusan Forum PRB dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang
tertuang dalam Statuta atau ART. Secara umum periode kepengurusan
Forum antara 3 tahun hingga 5 tahun.

3. Penyusunan Rencana Strategis


Kegiatan ini untuk menyusun rencana strategis Forum PRB.
Perencanaan strategis merupakan perangkat manajemen yang digunakan
untuk mengelola kondisi saat ini untuk mencapai proyeksi kondisi di masa
mendatang. Rencana strategis menjadi pedoman arah dan strategi organisasi
menuju kondisi 5 sampai 10 tahun ke depan.
Rencana stategis forum PRB dapat merujuk pada kerangka kerja PRB
bencnana atau strategi PRB yang ada pada periode berjalan, dalam periode
ini adalah SFDRR 2016-2030.
Kegiatan penyusunan Rencana Strategis menggunakan hasil kegiatan
identifikasi isu strategis sebagai basis data dengan mempertimbangkan
kesepakatan regional tentang PRB (Regional Asia misalnya, hasil-hasil
pertemuan AMCDRR) dan kebijakan penanggulangan bencana nasional.
Dilakukan dengan pertemuan yang diikuti Tim Formatur, kegiatan ini
menghasilkan Rancangan Rencana Strategis Forum PRB dalam periode
tertentu. Rancangan ini akan ditetapkan dalam Kongres
Pertama/Pendeklarasian Forum PRB.
Berikut adalah format Rencana Strategis Forum PRB yang disusun
dengan merujuk pada Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko
Bencana 2016-2030.

36
Tabel 4. Prioritas Aksi SFDRR Sebagai Ruang Lingkup Rencana Strategis Forum PRB
1. Memahami Risiko Bencana 2. Penguatan Tata Kelola Risiko 3. Investasi PRB untuk Resiliensi 4. Meningkatkan Manajemen Risiko

Kebijakan dan praktek yang harus Tata kelola yang diperlukan untuk Investasi publik dan swasta dalam Memperkuat kesiapsiagaan, respon
didasarkan pada pemahaman mendorong kerjasama kemitraan tindakan struktural dan non struktural dan pemulihan di semua tingkatan
kerentanan, kapasitas, aparan, mekanisme, lembaga, untuk untuk meningkatkan ketahanan sebagai kesempatan penting untuk
karakteristik bahaya dan lingkungan pelaksanaan PRB dan SD sebagai pendorong inovasi, PRB dan integrasinya kedalam
pertumbuhan dan penciptaan pembangunan
lapangan kerja
 Mendorong pengumpulan manajemen  Mengarusutamakan dan  Mengalokasikan sumber daya untuk  Kesiapan dan kebijakan, rencana
dan akses ke informasi risiko mengintegrasikan PRB di semua semua tingkatan dan sektor dan program
 Gunakan dasar, data berbasis lokasi sektor  Meningkatkan infrastruktur kritis  People centered multi-hazard,
 Statistik kerusakan dan kerugian  Mengadopsi strategi, rencana, peran  Mempromosikan tindakan – tindakan ramalan dan EWS
 Mengoptimalkan IPTEK tugas non struktural, misalnya standar  Mempromosikan ketahanan
 Meningkatkan kesadaran  Menetapkan insentif bagi kepatuhan, kesehatan, jaring pengaman sosial masyarakat, layanan infrastruktur
 Gunakan informasi risiko untuk pemantauan dan pelaporan dan pengungsian  Bantuan dan pemulihan
kebijakan pembangunan dan PRB  Memberdayakan daerah  Mengintegrasikan PRB dalam pendanaan, koordinasi dan prosedur
 Mempromosikan kebijakan, standar instrumen fiskal dan keuangan dan  Mengembangkan hukum, panduan,
dan kemitraan menggali risk sharing dan transfer prosedur dan mekanisme
 Meningkatkan ketahanan bisnis
 Melindungi mata pencaharian,
pariwisatan dan lain lain

37
Tabel 5. Rencana Strategis Forum PRB sebagai Strategi PRB dan Ketahanan Bencana di Daerah
SASARAN
Prioritas 1: Memahami Risiko Prioritas 2: Penguatan tata kelola Prioritas 3: Investasi dalam Prioritas 4: Meningkatkan
Bencana risiko bencana untuk mengelola pengurangan risiko bencana untuk kesiapsiagaan bencana untuk
risiko bencana. ketahanan. respon yang efektif dan untuk
“Membangun Kembali Lebih Baik”
dalam pemulihan, rehabilitasi dan
rekonstruksi.
MASALAH
[Kesenjangan saat ini, dalam mencapai prioritas]
[Prioritas 1] [Prioritas 2] [Prioritas 3] [Prioritas 4]
1. __ 1. __ 1. __ 1. __
2. __ 2. __ 2. __ 2. __
3. __ 3. __ 3. __ 3. __
STRATEGI
1. Memastikan kebijakan yang diambil dapat mengurangi risiko bencana saat ini, tidak menambah risiko bencana baru, dan meningkatkan
kualitas hidup masyarakat
2. Memastikan kelembagaan penanggulangan bencana dapat bersinergi dengan baik, antara BPBD dengan OPD, antara Pemerintah Daerah
dengan Masyarakat dan Lembaga Usaha
3. Memastikan anggaran penanggulangan bencana memadai digunakan dalam penanggulangan bencana sesuai dengan risiko bencana di
daerah
4. Memastikan pemberdayaan dilakukan di daerah dalam membangun ketangguhan terhadap bencana

38
Tabel 6. Rencana Strategis Forum PRB sebagai Strategi PRB dan Ketahanan Bencana di Daerah
HASIL-HASIL
[Hasil-hasil yang diharapkan sesuai dengan sasaran dan masalah yang menjadi kesenjangan pencapaian sasaran; misalnya perubahan
apa, produk/layanan jadinya apa]
HASIL (OUTCOME) 1: ___ HASIL (OUTCOME) 2: ___ HASIL (OUTCOME) 3: ___ HASIL (OUTCOME) 4: ___
KELUARAN-KELUARAN
[Hasil-hasil langsung dari kegiatan-kegiatan]
KELUARAN (OUPUT) 1: KELUARAN (OUPUT) 1: KELUARAN (OUPUT) 1: KELUARAN (OUPUT) 1:
1. ___ 1. ___ 1. ___ 1. ___
2. ___ 2. ___ 2. ___ 2. ___
3. ___ 3. ___ 3. ___ 3. ___
KEGIATAN-KEGIATAN
KEGIATAN: KEGIATAN: KEGIATAN: KEGIATAN:
1.1. ____ 1.1. ____ 1.1. ____ 1.1. ____
1.2. ____ 1.2. ____ 1.2. ____ 1.2. ____
1.3. ____ 1.3. ____ 1.3. ____ 1.3. ____
2.1. ___ 2.1. ___ 2.1. ___ 2.1. ___
2.2. ___ 2.2. ___ 2.2. ___ 2.2. ___
2.3. ___ 2.3. ___ 2.3. ___ 2.3. ___
3.1. ___ 3.1. ___ 3.1. ___ 3.1. ___
3.2. ___ 3.2. ___ 3.2. ___ 3.2. ___
3.3. ___ 3.3. ___ 3.3. ___ 3.3. ___

39
4. Penyusunan Rencana Kerja Forum PRB
Kegiatan ini untuk menyusun rencana kegiatan Forum PRB dalam 1
periode kepengurusan. Kegiatan ini menghasilkan rancangan kegiatan per
tahun untuk mencapai rencana strategis yang ditetapkan. Selain maksudnya
adalah untuk menyelesaikan permasalahan/isu strategis penanggulangan
bencana di daerah, rencana kerja juga dapat merujuk pada pencapaian arah
kebijakan dan strategi penanggulangan bencana nasional maupun daerah.
Rancangan rencana kerja ini akan ditetapkan dalam Kongres
Pertama/Pendeklarasian Forum RB.
Berikut adalah format Rencana Kerja Forum PRB yang disusun sebagai
pendetailan dari Rencana Strategis Forum PRB.

40
Tabel 7. Rencana Kerja Forum PRB
KEGIATAN INDIKATOR TARGET LOKASI PELAKSANA SUMBER DANA SUMBERDAYA
KEGIATAN (WAKTU/TAHUN) LAIN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Keterangan: dengan keterangan lain yang diperlukan seperti misalnya sumber


(1) Kegiatan yaitu pilihan kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai pendanaan.
dengan Kerangka Rencana Kerja (7) Sumberdaya Lain yaitu potensi/rpoyeksi sumberdaya bukan dana
(2) Indikator Kegiatan yaitu indikator keluaran langsung (output) (anggaran), termasuk sumberdaya manusia atau alat dan bahan.
kegiatan. Indikator ini harus terukur dan dapat diverifikasi oleh Dapat dilengkapi dengan keterangan lain yang diperlukan seperti
banyak pihak. misalnya sumber/pemasok sumberdaya.
(3) Target yaitu proyeksi tahun pelaksanaan, tahun-1, tahun-2 dan
tahun seterusnya sesuai dengan jangka/periode kepengurusan
(Rencana Kerja)
(4) Lokasi yaitu tempat atau lokasi pelaksanaan kegiatan.
(5) Pelaksana yaitu organisasi/lembaga pelaksana program dan
kegiatan, baik pemerintah maupun non pemerintah. Pelaksana
program kegiatan terdiri dari Pelaksana Utama dan Pelaksana
Pendukung.
(6) Sumber dana yaitu nominal potensi/proyeksi sumber pendanaan
(anggaran) pelaksanaan program dan kegiatan. Dapat dilengkapi

41
Kegiatan yang sifatnya internal dan berkaitan dengan keorganisasian
Forum PRB dapat kembangkan terpisah, kemudian dipadukan dengan
rencana kerja strategi PRB dan Ketangguhan Bencana – dalam matrik/tabel
Rencana Kerja Forum PRB. Pengembangan Rencana Kerja (intenal).
Bidang-Bidang Kepengurusan Forum PRB perlu dilengkapi dengan
definisi dan ruang lingkup bidang secara tertulis (Statuta dan/atau ART
Forum)
Berkaitan dengan “kebutuhan dan harapan” dari anggota/untuk Forum
PRB, pengurus dapat menyusun kegiatan-kegiatan internal (non-
programatik) untuk mencapainya dalam skala pelaksanaan harian
(harian/bulanan)
Jika diperlukan rencana kerja internal (non-programatik) dapat disusun
seperti rencana kerja atau rencana kerja bidang.
Struktur Dokumen Rencana Stategis dan Rencana Kerja Forum PRB
yakni:
(1) LATAR BELAKANG
(2) PENDAHULUAN
(3) RUANG LINGKUP
(4) RENCANA STRATEGIS
(5) RENCANA KERJA ATAU/DAN RENCANA KERJA BIDANG
(6) MONITORING DAN EVALUASI

5. Penyusunan Rancangan Kongres dan Deklarasi Forum PRB


Kegiatan ini untuk menyusun rencana kegiatan Kongres dan Deklarasi
Forum PRB. Hasil dari kegiatan ini adalah;
a. Kerangka Acuan Penyelenggaraan Kongres Pertama dan Deklarasi
b. Rancangan Tata Terbit Kongres Anggota Pertama yang menjadi panduan
penyelenggaraan Kongres Anggota Pertama.
c. Rancangan Naskah Deklarasi

42
6. Rekrutmen Anggota Pertama Forum/Platform PRB Daerah
Kegiatan rekrutmen anggota pertama dilakukan dengan mengirimkan
undangan menjadi Anggota Pertama Forum PRB kepada
lembaga/organisasi. Undangan ini tersebut dilengkapi dengan Formulir
Lembar Kesediaan Menjadi Anggota Forum PRB.
Keanggotaan Forum PRB adalah organisasi yang berdomisili atau
bekerja relatif jangka panjang (minimal 2 tahun) di daerah. Anggota Forum
PRB dapat dibagi menjadi 2 jenis;
a. Anggota Tetap: organisasi anggota yang melaksanakan tugas, kewajiban,
dan mendapatkan hak sesuai dengan statuta dan/ART. Anggota ini
memiliki hak untuk mewakili forum dan hak suara dalam musyawarah
anggota atau pengambilan keputusan tertentu yang diatur statuta
dan/ART.
b. Anggota Tidak Tetap. Organisasi yang tidak berdomisili atau tidak bekerja
dalam jangka panjang di daerah, tetapi sedang memiliki program atau
agenda di daerah dan dapat berkontribusi untuk pengembangan kapasitas
organisasi pemangku kepentingan di daerah. Misalnya organisasi
internasional atau unit manajemen proyek. Anggota ini tidak memiliki hak
mewakili forum dan hak suara dalam musyawarah anggota atau
pengambilan keputusan tertentu yang diatur statuta dan/ART.

Setiap organisasi calon anggota Forum PRB menugaskan 1 (satu) orang


perwakilan utama dan juga 1 (orang) alternatif pengganti jika perwakilan
utama berhalangan. Jumlah perwakilan organisasi sebaiknya dibatasi agar
komunikasi/koordinasi dalam kegiatan forum PRB dapat berkesinambungan.

43
Formulir 2. Formulir Kesedian Menjadi Anggota Forum PRB

FORMULIR KESEDIAAN MENJADI ANGGOTA FORUM PRB

A. PEMBUKAAN
………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………

Visi/Misi Forum PRB


………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………

B. ORGANISASI

Nama Lembaga/Organisasi: ................................................................................


Alamat : ..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
Kota/Provinsi : ..........................................................................
No. Telphone/Fax : ..........................................................................
No. Mobile Phone/HP : ..........................................................................
Alamat E-Mail : ..........................................................................
Alamat Web : ..........................................................................

Yang menandatangani Lembar Kesediaan ini sebagai narahubung kami dalam Forum PRB
................................:
Perwakilan Utama:
Nama Lengkap : ..........................................................................
Tempat, Tanggal Lahir : ..........................................................................
Alamat Rumah : ..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
Kota/Provinsi : ..........................................................................
Jabatan di Lembaga/Organisasi: ...................................................................

Perwakilan Alternatif:
Nama Lengkap : ..........................................................................
Tempat, Tanggal Lahir : ..........................................................................
Alamat Rumah : ..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................

44
Kota/Provinsi : ..........................................................................
Jabatan di Lembaga/Organisasi: ...................................................................

C. PERNYATAAN

1) Kami mengkonfirmasikan bahwa telah membaca dan memahami Dokumen Statuta Forum
Pengurangan Risiko Bencana ....................... dan organisasi/lembaga kami dapat
menyepakati Visi, Misi, dan Prinsip-prinsip yang ada didalamnya
2) Sebagai perwakilan dari organisasi/lembaga, saya menyatakan dan menyetujui
organisasi/lembaga kami untuk menjadi ANGGOTA, dan akan berkontribusi dalam Forum
untuk menyediakan mekanisme koordinasi untuk meningkatkan kolaborasi & koordinasi
berbagai pemangku kepentingan dalam keberlanjutan aktivitas-aktivitas PRB di wilayah
……………………..
3) Bersedia mematuhi dan melaksanakan hak dan kewajiban, ketentuan-ketentuan, dan
kebijakan-kebijakan yang berlaku bagi anggota Forum PRB …………………….
4) Bersedia berpartisipasi atau turut serta dalam aktivitas yang diadakan Forum PRB
……………………..

Pada hari …………….........., tanggal ……......................., bulan…………................, tahun


...................... bertempat di …………………..

Yang menyatakan, ANGGOTA, Wakil dari Lembaga/Instansi .........................................

.........................................
Tandatangan

Persetujuan dari organisasi .................................


Pimpinan organisasi

Nama : ..........................................................................

Jabatan : ..........................................................................

Tandatangan Pimpinan dan Cap Lembaga/Instansi:

---------------------
Catatan: Mohon mengirimkan kembali Formulir Keanggotaan Forum PRB Sleman ini kepada
Sekretariat Forum PRB ........................... di ............ .......................................
Kontak: ................................ (...................) atau email: ……………………., atau Fax:
................................

45
7. Kongres Anggota Pertama Forum PRB
Kegiatan ini merupakan musyawarah Anggota Pertama Forum PRB di
mana Forum PRB dibentuk. Musyawarah ini melibatkan anggota-anggota
yang telah mendaftar atau mengirimkan lembar kesediaan menjadi Anggota.
Dalam kegiatan ini, setelah Tim Formatur memfasilitasi proses pemilihan
Pimpinan Sidang Kongres, maka tugas dan tanggung jawab dinyatakan
sudah berakhir. Selanjutnya proses kongres menjadi tugas dan tanggung
jawab Pimpinan Sidang.
Secara umum agenda Kongres Anggota Pertama Forum PRB adalah;
a. Pengesahan Statuta/Anggaran Rumah Tangga
b. Penetapan Anggota Pertama
c. Penetapan Rencana Strategis dan Rencana Kerja
d. Pemilihan dan Penetapan Pengurus
e. Pemilihan Dewan Kehormatan

Di akhir kegiatan kongres ini dapat dilaksanakan kegiatan


pendeklarasian dan sosialisasi Forum PRB.

8. Pendeklarasian dan Sosialisasi Forum PRB


Untuk menandai berdirinya Forum PRB serta pengakuan dari berbagai
pihak atas Forum PRB yang didirikan, maka perlu diselenggarakan kegiatan
seremonial Deklarasi Forum PRB. Secara umum, agenda pokok dalam
deklarasi ini adalah pembacaan naskah deklarasi dan dan penandatanganan
bersama sebagai peneguhan komitmen anggota Forum PRB dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah
Format kegiatan pendeklarasioan atau penetapan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya dari Forum PRB di daerah,
yaitu berada dalam satu rangkaian Kongres Anggota Pertama atau kegiatan
yang berbeda di waktu yang berbeda.
Jika diperlukan, kepengurusan dapat disahkan atau dikukuhkan oleh
Kepala Daerah, ataupun menunjuk pihak-pihak yang memiliki kewenangan

46
dalam memberikan pengakuan resmi pada suatu inisiatif pengorganisasian
pemangku kepentingan dengan mandat spesifik. Selain itu juga, jika
diperlukan pendeklarasian dapat mengundang media massa dan menyiapkan
serta mendiseminasikan siaran pers.
Setelah dideklarasikan, pengurus Forum PRB melakukan sosialisasi
terkait keberadaannya, program kerjanya serta strategi yang telah disusun
kepada berbagai pihak baik itu instansi pemerintahan di tingkat daerah dan
pemangku kepentingan lainnya di daerah. Untuk memperluas jejaring dan
keterlibatan pihak pihak lain dalam Forum.

47
BAB IV PENGELOLAAN FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA

Periode awal Forum PRB pasca pembentukannya seringkali merupakan


fase paling penting dalam kelangsungan Forum PRB. Pengelolaan Forum pada
fase ini akan menentukan pertumbuhan Forum PRB – mati atau tumbuh, ... atau
tumbuh menjadi parasit.. sebelum terbukti dapat mempertahankan kelangsungan
organisasi forum dan bermanfaat bagi penanggulangan bencana dan
pembangunan di wilayahnya.
Berbeda dengan Bab-bab sebelumnya, Bab IV ini menyajikan beberapa
rekomendasi praktik pengelolaan cukup baik dalam mengelola forum PRB agar
dapat eksis dan berkelanjutan. Tentusaja perlu diadaptasi sesuai dengan
kebutuhan dan sasaran Forum PRB masing-masing dalam melaksanakan
mandat atau peran dan fungsi Forum PRB sebagaimana dipaparkan dalam Bab
II. Fase ini juga akan bergantung pada kontribusi dari mitra dan anggota Forum
PRB.
Tujuan utama dari bagian akhir Panduan ini adalah agar anggota dan
pengurus Forum PRB mendapatkan orientasi mekanisme atau perangkat yang
perlu dipersiapkan oleh Forum PRB dalam menjaga keberlanjutan Forum PRB
dan mandat/peran strategisnya. Sehingga pada gilirannya Forum PRB dapat:
1. Mempertahankan komitmen bersama dan bekerjasama secara terpadu untuk
mengurangi risiko bencana dan mencegah bahaya/risiko bencana baru,
2. Membangun suatu mekanisme terkoordinasi dalam pengurangan risiko
bencana dan perubahan iklim melalui seluruh sektor dan menggunakan
seluruh jejaring yang ada; dan
3. Mendukung para pemangku kepentingan dengan pengetahuan, informasi,
distribusi sumberdaya, teknologi yang relevan, dan distribusi sumberdaya
anggota Forum PRB.

48
Keberlanjutan sebuah Forum PRB, ditentaukan oleh aspek keberlanjutan
program, keberlanjutan organisasi, dan keberlanjutan finansial secara
proporsional.

A. Keberlanjutan Forum PRB


1. Keberlanjutan Program
Organisasi memberikan produk dan layanan yang menanggapi
kebutuhan anggota/mitra atau penerima manfaat, dan mengantisipasi area
kebutuhan baru. Keberhasilannya memungkinkan perluasan basis penerima
manfaat/mitranya dengan terlibat dalam beberapa inisiatif penyelenggaraan
penanggulangan bencana misalnya terlibat dalam perencanaan-
perencanaan penanggulangan bencana; menjadi mitra yang sejajar dan kritis
dari BPBD; mendorong atau menjadi watchdog pelaksanaan Standar
Pelayanan Minimum bidang bencana; memonitor pelaksanaan pemulihan;
melaksanakan advokasi menyuarakan aspirasi korban/komunitas terdampak
bencana; memberi masukan atau umpan balik dari program/kegiatan BPBD
dan OPD terkait penaggulangan bencana; mendorong lahirnya kebijakan
penanggulangan bencana yang lebih baik; mendorong sinergitas pelibatan
pemangku kepentingan; mendorong pembentukan dan pengelolaan
klaster/satuan tugas tanggap darurat bencana daerah; dan sebagainya.

2. Keberlanjutan Organisasi
Organisasi memiliki struktur yang kuat namun fleksibel, disertai praktik
tata kelola organisasi yang transparan dan akuntabel. Struktur dan tata kelola
organisasi yang baik memungkinkannya menanggapi pergeseran prioritas
pendukungnya serta pengingkatan tanggung jawab terhadap pemerima
mafaat, anggota, atau mitra kerjanya; sekaligus menciptakan iklim kerja yang
positif bagi pengurus dan sekretariat. Forum PRB harus dipastikan bahwa
terdiri dari unsur pentahelix (pemerintah, masyarakat, akademisi, lembaga
usaha dan media), ada perolehan atau kontribusi dari anggota; adanya
regenerasi kepengurusan dan peningkataan keanggotaan Forum PRB;
adanya peluang anggota untuk melaksanakan kegiatan forum PRB;
dikembangkan alternatif untuk memobilisir atau mengelola

49
simpatisan/individu ahli/pakar terkait bidang kebencanaan; menyediakan
jaringan sumber daya anggota Forum PRB; mengembangkan jejaring forum
PRB baik dengan Platform Nasional PRB, Forum PRB lain, atau entitas
jejaring lainnya yang tidak tebatas di dunia kemanusiaan; meningkatkan
kapasitas organisasi/lembaga dan praktisi penanggulangan bencana;
mengembangkan mekanisme penyelesaian masalah kebencanaan di
daerah; dan sebagainya.
Manajemen aset dan sumberdaya anggota juga dapat dilakukan untuk
membangun mekanisme yang bisa memberikan gambaran pemetaan
distribusi sumberdaya yang dimiliki anggota dan optimalisasi pendayagunaan
untuk pencapaian tujuan Forum PRB maupun kepentingan antar anggota,
langkah yang bisa dilakukan:
a. Membuat daftar anggota dengan sektor/jenis kegiatan, sumber daya
manusia (narasumber, fasilitator, mitra pendampingan), sumberdaya
pengetahuan (modul, laporan kegiatan, silabus pelatihan, dll),
sumberdaya sarana-prasarana (ruang pertemuan, training center) dan
persebaran wilayah kerja anggota.
b. Membuat mekanisme distribusi informasi kepengurusan Forum agar
anggota Forum yang memerlukan informasi bisa mengakses dengan
mudah, dan mekanisme penggunaannya untuk menunjang
keberlangsungan kegiatan yang telah disepakati Forum.

3. Keberlanjutan finansial.
Organisasi ini memanfaatkan berbagai sumber pendapatan,
memungkinkannya untuk mendukung upaya yang sedang berlangsung dan
untuk melakukan inisiatif baru, seperti:
a. Melaksanakan penggalangan sumber daya anggota dan eksternal, dapat
mengajukan usulan kegiatan serta mendapat dukungan pendanaan dari
BPBD
b. Memastikan akuntabilitas pelaku tanggap darurat

50
Dalam pengelolaan Forum PRB, masalah pembiayaan menjadi salah
satu hal yang perlu dipersiapkan dalam strategi menjaga keberlanjutan
organisasi Forum PRB di daerah. Pembiayaan bisa diupayakan dari berbagai
cara dan pendekatan dalam menjalankan organisasi, beberapa cara yang
dapat dilakukan Forum PRB dalam upaya penggalangan dana, diantaranya:
iuran anggota, sumbangan donatur, dukungan lembaga usaha, dukungan
pemerintah (APBD), wirausaha Forum PRB, dll.
Pembiayaan bukan merupakan satu-satunya aspek utama dalam
menjaga keberlanjutan organisasi, namun terdapat aspek pendukung lain,
yang juga dapat mendorong berjalannya roda organisasi Forum, yaitu
kontribusi lembaga anggota. Kontribusi lembaga anggota ini bisa diberikan
dalam berbagai bentuk, diantaranya; sumber daya manusia, peminjaman
aset, peralatan ataupun bangunan dan bentuk lainnya.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pendanaan Forum
PRB, yaitu:
a. Sumber pembiayaan Forum PRB tidak bergantung kepada dana
pemerintah. Artinya, jangan menjadikan dana pemerintah sebagai satu-
satunya sumber pembiayaan Forum PRB. Dana yang dimiliki pemerintah
sangat terbatas sehingga dapat menghambat implementasi program kerja
Forum PRB yang telah ditetapkan.
b. Keberlanjutan finansial Forum PRB merupakan hal yang penting dalam
pengelolaan Forum PRB. Untuk mencapai kedua hal ini, mekanisme
pembiayaan Forum PRB perlu diupayakan menuju model trust fund dan
crowd funding/ crowd financing model pembiayaan urun dana dengan
meminta bantuan dari masyarakat umum (crowd) untuk melakukan
pendanaan atau donasi sejumlah uang untuk program kegiatan PRB
biasanya dilakukan dengan menggunakan media sosial.
c. Forum PRB dapat menyusun Statuta/ AD/ART dengan basis perkumpulan
beranggotakan organisasi dengan ketentuan yang berlaku sesuai dengan
Undang-Undang No.17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan
dan dapat membuka rekening bank serta diaudit oleh Akuntan Publik.

51
Pos-pos yang harus dialokasikan dalam pembiayaan Forum PRB:
a. Operasional Rutin, misalnya pembiayaan rutin operasional forum,
pembiayaan honorarium dan gaji sekretariat forum, dan sebagainya
b. Pengembangan, misalnya pembiayaan program-program pengembangan
kualitas advokasi, pembiayaan kegiatan penelitian terkait PRB,
pembiayaan kegiatan pelatihan, kursus, dan upaya-upaya
pengembangan SDM, pembiayaan kegiatan penyadaran masyarakat atau
kampanye tentang PRB, dan sebagainya
c. Pengawasan dan Pengendalian, misalnya pembiayaan kegiatan
koordinasi antara pengelola dan tim pengawasan dan pengendalian,
pembiayaan kegiatan-kegiatan evaluasi efektivitas pengelolaan,
pembiayaan kegiatan-kegiatan pembinaan dan pemberdayaan
masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian terkait PRB, dan
sebagainya

Tahap-tahap Pengajuan pembiayaan kegiatan atau program Forum PRB


a. Inventarisasi kegiatan atau program Forum PRB
b. Sosialisasi kegiatan atau program Forum PRB kepada pemerintah daerah
serta pihak-pihak lainnya (swasta, masyarakat organisasi non pemerintah
dan organisasi internasional)
c. Penyusunan proposal program/kegiatan Forum PRB yang diajukan untuk
mendapatkan dana dari Pemerintah daerah maupun pihak lainnya.

Proposal usulan sedikitnya harus memuat hal-hal berikut:


a. Posisi kegiatan atau program yang diajukan dalam Renas PB dan RAN
PRB, Rencana RPB dan RAD PRB, Rencana Aksi Kota Tangguh,
Rencana Strategi BPBD, serta rencana sektoral pemberintah daerah dan
rencana pembangunan lainnya.
b. Dokumen perencanaan yang sudah ada terkait dengan program atau
kegiatan yang diajukan.
c. Tujuan, sasaran, keluaran, indikator keberhasil program atau kegiatan
yang diajukan.

52
d. Metodologi pelaksanaan program atau kegiatan, mencakup tahapan dan
metode yang akan digunakan serta jadwal pelaksanaan program atau
kegiatan.
e. Pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan program atau
kegiatan.
f. Rincian anggaran biaya program atau kegiatan.

Pengajuan proposal program atau kegiatan Forum PRB untuk


mendapatkan pembiayaan dari pemerintah daerah maupun sumber lainnya.
Pengajuan proposal pembiayaan yang terkait kegiatan harian Forum
dilakukan oleh Sekretariat Forum PRB, sedangkan pengajuan proposal
pembiayaan yang terkait program/kegiatan, seluruh pengajuan proposal
tersebut harus disetujui oleh Koordinator Forum dengan prinsip kolegial
kolektif.
BNPB bersama Platform Nasional PRB menyusun dan menerbitkan
Direktori Forum PRB seluruh Indonesia. Direktori Forum PRB ini memuat
profil dari Forum PRB yang secara singkat dapat menggambarkan kondisi
dan potensi keberlanjutan Forum PRB. Memuat informasi tentang sejarah,
mandat, visi/misi atau tujuan, kepengurusan, dan informasi kontak Forum
PRB. Oleh sebab itu penting agar pengurus atau/dan sekretariat Forum PRB
melaporkan kembali formulir Profil Forum PRB kepada Paltform Nasional
PRB melalui sekretariat atau perangkat organisasi Platform Nasional PRB
yang ditunjuk.

53
Formulir 3. Profil Forum PRB

NAMA : …………………………………………………………………………
PLATFORM/ ……………..
FORUM PRB
SINGKATAN : …………………………………………………………………………
……………..
LINGKUP : …………………………………………………………………………
……………..
(Provinsi / Kabupate)
ALAMAT : …………………………………………………………………………
(POSTAL) ……………..

EMAIL : …………………………………………………………………………
……………..
WEBSITE : …………………………………………………………………………
……………..
KONTAK PERSON : …………………………………………………………………………
DAN NO HP/WA ……………..

1.SEJARAH SINGKAT
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………
2.MANDAT
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………
3.VISI/MISI (STRATEGI PENYELENGGARAAN MANDAT)
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………

4.STRUKTUR PENGURUS
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
…………………………

54
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
…………………………

5.DAFTAR ANGGOTA FORUM PRB


………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………

6.SUMBER PENDANAAN
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………

7.KEGIATAN POKOK
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………

8.KEGIATAN LAIN
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………

55
B. Aliansi dan Koordinasi
BNPB bersama Platform Nasional PRB mengembangkan mekanisme
koordinasi formal dengan Forum PRB melalui pelaporan tertulis Forum PRB
kepada BNPB yang dikelola oleh Platform Nasional PRB. Penyusunan laporan
kegiatan PRB di wilayah kerja Forum ini dilakukan untuk tujuan membangun
pengetahuan dan data bersama mengenai kemajuan strategi PRB di sebuah
wilayah atau daerah termasuk pemetaan kontribusi kegiatan dan sumberdaya dari
berbagai pemangku kepentingan khususnya dari unsur non pemerintah.
Kerangka pelaporan dikembangkan sesuai Kerangka Rencana Strategis dan
Rencana Kerja (Program Kerja Forum PRB) yang telah disusun saat
pembentukan Forum PRB. Penyusunan laporan kegiatan dilakukan setidaknya
setahun sekali (Laporan Tahunan).
Diperlukan manajemen pengetahuan (knowledge management) agar hasil-
hasil kegiatan ini didokumentasikan, ditata, diregistrasi, dan disajikan kembali
dalam suatu depositori (gudang dokumentasi pengetahuan) yang dapat diakses
oleh anggota dan parapihak lain sesuai dengan kebutuhan dan mekanisme
Forum PRB. Selain itu, berbagi tukar praktik baik anggota Forum PRB ini juga
akan menjadi bahan pembelajaran bagi Forum di daerah lain maupun praktik
baik di tingkat nasional. Data dan dokumentasi (Laporan Program) Forum PRB
tersebut akan diolah menjadi data dan informasi dalam penyusunan agenda
forum PRB, program atau kegiatan ke depan/ usulan, serta bahan muatan
advokasi kebijakan dan stategi penanggulangan bencana daerah maupan
nasional.
Tujuan lain dari pembuatan laporan adalah untuk mengidentifikasi praktik-
praktik baik kegiatan dan layanan Forum PRB dalam peningkatan kapasitas
penanggulangan bencana daerah dan pengarusutamaan PRB; yang diikuti
dengan peluang untuk mempromosikan praktik-praktik baik tersebut kepada
Forum PRB di daerah/wilayah lain termasuk kepada entitas dan platform regional
dan global dalam strategi PRB dan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Dalam
hal ini BNPB dan Platform Nasional secara juga mengembangakn platform
knowledge management (manajemen pengetahuan) dengan berbagai model
pengumpulan dan pendistribusian hasil manajemen pengetahuan tersebut.

56
Misalnya Jambore Forum PRB, Rapat Koordinasi Nasional Forum PRB, Festival
Forum PRB, dan lain sebagainya.
Dalam pelaksanaannya anggota, pengurus atau dan/sekretariat Forum
PRB dapat melaksanakan kegiatan penyusunan laporan atau berbagi tukar
pengalaman berupa kegiatan berikut tetapi tidak terbatas, yaitu:
1. Membuat kompilasi laporan kegiatan anggota Forum sebagai aset
pengetahuan Forum
2. Membuat sesi belajar atau diskusi (learning session) terkait berbagai isu, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan pengetahuan terkait pengelolaan risiko
bencana; dilaksanakan terjadwal dan bergiliran penyelenggaraannya
3. Mengidentifikasi praktik baik dari lembaga di luar anggota Forum PRB yang
dirasa perlu menjadi pengetahuan bersama anggota Forum PRB
4. Menyusun dokumentasi learning session dan laporan kegaiatan anggota atau
Forum PRB menjadi produk atau materi publikasi Forum PRN yang dapat
disebarluaskan kepada khalayak umum.

Metode yang dapat digunakan untuk diskusi dalam Forum PRB, misalnya:
1. Diskusi nonformal
Diskusi adalah sebuah interaksi! komunikasi antara dua orang atau
lebih/kelompok. Materi diskusi berupa salah satu ilmu atau pengetahuan
dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan
benar. Diskusi nonformal adalah diskusi yang dilakukan tidak resmi, tanpa
susunan acara yang jelas, biasanya untuk menumbuhkan hubungan yang
lebih akrab dan dalam sehingga lebih mudah untuk menanamkan
pemahaman yang baik dan benar.
2. Bilateral talk
Bilateral talk merupakan bentuk lain diskusi antara dua pihak yang saling
berkepentingan. Diskusi biasanya dilakukan secara resmi dengan tujuan
untuk bernegosiasi atau mencapai kesepakatan mengenai suatu
hal/permasalahan. Dalam Forum PRB, metode ini dapat digunakan dalam
pendekatan kepada mitra-mitra forum, untuk membahas masalah yang

57
dihadapi di antara forum dan mitranya, ataupun untuk menjalin kerjasama
antara kedua belah pihak.
3. Stakeholders meeting
Stakeholders meeting atau pertemuan pemangku kepentingan adalah suatu
pertemuan yang melibatkan pemangku kepentingan dalam pengambilan
keputusan maupun mengomunikasikan berbagai topik terkait secara reguler.
Stakeholders meeting dilakukan agar para pemangku kepentingan selalu
mendapat informasi tentang isu-isu yang berdampak pada pembangunan
berbasis Pengurangan Risiko Bencana di daerah, sekaligus terlibat dalam
proses pengambilan keputusan sehingga akan lebih mudah untuk
mendapatkan persetujuan dan dukungan mereka terhadap ide-ide baru yang
akan dikembangkan, serta dukungan dalam menyelesaikan berbagai
persoalan yang muncul.
4. Workshop
Workshop (lokakarya) adalah sebuah acara pembelajaran yang singkat dan
intensif, dengan fokus yang relatif sempit, dan biasanya menekankan
pertukaran informasi, interaksi antarpeserta, dan atau pembahasan yang
sering bersifat tutorial dan cenderung teknis. Dalam workshop beberapa
orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan mencari
solusinya.
5. Focus Group Discussion (FGD)
GD atau Diskusi Kelompok Terumpun adalah suatu proses pengumpulan
informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik
melalui diskusi kelompok. FGD bertujuan untuk memperoleh informasi yang
mendalam tentang sesuatu aspek yang sedang dipelajari terutama yang
berkaitan dengan sikap dan tanggapan terhadap suatu program.
6. Nominal Group Technique (NGT)
NGT adalah suatu metode untuk mencapai konsensus dalam suatu
kelompok, dengan cara mengumpulkan ide-ide dari tiap peserta, yang
kemudian memberikan voting dan peringkat terhadap ide-ide yang mereka
pilih. Ide yang dipilih adalah yang paling banyak skornya, yang berarti

58
merupakan konsensus bersama. Metode ini dapat menjadi alternatif tukar
pikiran, hanya saja konsensus dapat tercapai lebih cepat.

Dibawah ini adalah format untuk pelaporan Program Forum PRB yang
disampaikan per tahun kepada BNPB dan Platform Nasional PRB melalui
mekanisme pelaporan tertulis melalui media/platform yang ditentukan.

59
Tabel 8. Laporan Kegiatan Forum PRB

KEGIATAN INDIKATOR TARGET LOKASI PELAKSANA SUMBER DANA SUMBERDAYA


KEGIATAN (WAKTU/TAHUN) LAIN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Keterangan: (7) Sumberdaya Lain yaitu sumberdaya bukan dana, termasuk


(1) Kegiatan yaitu kegiatan yang telah dilaksanakan sumberdaya manusia atau alat dan bahan. Dapat dilengkapi
(2) Indikator Kegiatan yaitu indikator keluaran langsung (output atau dengan keterangan lain yang diperlukan seperti misalnya
outcome) kegiatan. Indikator ini harus terukur dan dapat diverifikasi sumber/pemasok sumberdaya.
oleh banyak pihak.
(3) Target yaitu tahun atau bulan dan tahun pelaksanaan kegiatan.
(4) Lokasi yaitu tempat atau lokasi pelaksanaan kegiatan.
(5) Pelaksana yaitu organisasi/lembaga pelaksana program dan
kegiatan, baik pemerintah maupun non pemerintah. Pelaksana
program kegiatan terdiri dari Pelaksana Utama dan Pelaksana
Pendukung.
(6) Sumber dana yaitu nominal biaya pelaksanaan program dan
kegiatan. Dapat dilengkapi dengan keterangan lain yang diperlukan
seperti misalnya sumber pendanaan.

60
DAFTAR PUSTAKA

(1) Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Peraturan Kepala Badan


Nasional Penanggulangan Bencana No.4 tahun 2008 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana, Jakarta, 2008
(2) Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Peraturan Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Bencana No.8 Tahun 2011 tentang Standarisasi
Data Kebencanaan, Jakarta, 2011
(3) Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Pedoman Penyusuran Rencana
Penanggulangan Bencana, Jakarta 2020
(4) Decentralization Support Facility, Panduan Pembentukan dan Pelaksanaan
Kerjasama Antar Daerah, Direktorat Dekonsentrasi dan Kerjasama Direktorat
Jendral Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri dan
Decentralization Support Facility, Jakarta, 2011
(5) ISDR, Pedoman Plaform Nasional untuk Pengurangan Risiko Bencana,
Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), Jakarta, 2007
(6) Levina, Elliana & Tirpak, Dennis & OECD, Adaptation to Climate Change: Key
Term, OECD Enviroment Directorate (DNV/GSP), France, 2006
(7) Pemerintah RI, Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, Jakarta, 2008
(8) Pemerintah RI, Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana, Jakarta,2007
(9) Tim Penyusun PAPBK (PIRAC dan HFI), Pedoman Akuntabilitas pengelolaan
Bantuan Kemanusiaan di Indonesia, PIRAMEDIA, Jakarta, 2011

61
PROFIL PLATFORM NASIONAL PENGURANGAN RISIKO
BENCANA

Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana dalam Bahasa Inggris


dinamai Indonesian National Platform for Disaster Risk Reduction (InaDRR)
secara resmi dibentuk pada 28 April 2009 sebagai menjadi wadah untuk
memadukan wawasan, menampung aspirasi dan kepentingan serta
menjembatani berbagai pihak yang berkepentingan dalam pengurangan risiko
bencana di Indonesia.
Platform Nasional PRB dibentuk menjadi mekanisme nasional multi-
pemangku kepentingan dalam pengurangan risiko bencana di berbagai tataran
dengan memberikan koordinasi, analisis, dan anjuran tentang bidang-bidang
yang diprioritaskan. Platform Nasional PRB juga dibentuk untuk mendukung
Indonesia dalam mewujudkan komitmennya untuk melaksanakan Kerangka
Kerja Pengurangan Risiko Bencana Global yang saat ini 2016-2030 adalah
Sendai Framework for Disaster Risk Reduction (SFDRR).
Sebagai sebuah forum independen, Platform Nasional PRB telah
mendorong serta memfasilitasi kerjasama antar berbagai pihak dalam upaya
pengurangan risiko bencana di Indonesia, termasuk di dalamnya adalah
kementerian/lembaga, BNPB, lembaga non pemerintah, perguruan tinggi,
lembaga usaha, media massa, ormas, PMI, organisasi profesi. Platform Nasional
PRB berupaya mewadahi semua kepentingan terkait kebencanaan, serta
membantu menyelaraskan berbagai kebijakan, program, dan kegiatan PRB
secara nasional; agar dapat mendukung tercapainya tujuan-tujuan PRB dan
terwujudnya ketahanan dan ketangguhan bangsa terhadap bencana.
Dari refleksi dan pembacaan isu dan perkembangan terkini, Platform
Nasional PRB periode 2018-2022 mengidentifikasi 5 isu utama dalam mandat
platform Nasional pengelolaan 4 tahun ke depan. Kelima isu strategis tersebut
adalah:
(1) Penguatan Organisasi. Yaitu penguatan tata kelola internal Planas PRB
(penguatan pada manajemen organisasi (internal) Planas-PRB) dan
penguatan peran organisasi (Planas PRB menjalankan fungsi sebagai hub

62
dengan forum lainnya, baik di tingkat daerah, nasional, regional maupun
global)
(2) Penguatan Kemitraan dalam Investasi dan Inovasi Pengurangan Risiko
Bencana. yaitu Planas PRB mendorong kemitraan dalam investasi
pengurangan risiko bencana dan megembangkan ketangguhan; dalam
inovasi untuk meningkatkan relevansi dan efektivitas upaya PRB
(3) Penguatan Enabling-Environment Pengurangan Risiko Bencana. Yaitu
penguatan enabling environment partisipasi pemangku kepentingan PRB di
mana Planas-PRB melaksanakan advokasi (merubah kebijakan publik) untuk
mewujudkan enabling environment bagi partisipasi pemangku kepentingan
PRB (termasuk youth, woman, difable person, lanjut usia, dst.), dan
akuntabilitas negara terhadap pemilik hak.
(4) Penilaian capaian nasional terhadap komitmen global/regional terkait
Pengurangan Risiko Bencana. Yaitu terlibat dalam penilaian capaian SFDRR,
SDGs, climate change, dan lainnya.
(5) Penguatan Forum Multipihak di Daerah dan Tematik. Yaitu Planas-PRB
terlibat aktif dalam mendorong pembentukan forum PRB di tingkat provinsi
dan kabupaten/kota dan tematik, serta dapat memberikan pembinaan dalam
rangka penguatan fungsi forum.

Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana Plaza


Bisnis Kemang, 1st Building, No. 108 (Ekologika
Consultants) Jl. Kemang Raya No. 2, Bangka, Mampang
Prapatan Jakarta Selatan, 12730.
Email: inadrrplatform@gmail.com
Website: www.bit.ly/planasprb
Website AMPU-PB: www.ampupb.wordpress.com

63
GLOSSARIUM

Adaptasi adalah penyesuaian sistem alam atau manusia terhadap stimulus iklim
nyata atau yang diharapkan serta dampak-dampaknya, yang mengendalikan
kerugian atau mengeksploitasi kesempatankesempatan yang memberi manfaat.
Adaptasi bisa terjadi secara otonomi, misalnya melalui perubahan pasar atau
akibat adaptasi kebijakan dan rencana yang sengaja dilakukan. Banyak
langkahlangkah pengurangan risiko bencana dapat secara langsung berperan
dalam upaya adaptasi yang lebih baik.

Bencana adalah gangguan serius terhadap berfungsinya sebuah komunitas atau


masyarakat dalam skala apapun, yang diakibatkan dari kejadian bahaya yang
berinteraksi dengan kondisi-kondisi keterpaparan, kerentanan dan kapasitas,
yang menghasilkan satu atau lebih dari hal berikut: kehilangan atau dampak
negatif terhadap manusia, materi, ekonomi dan lingkungan hidup.

Kedaruratan (Emergency), satu krisis atau keadaan darurat adalah satu kondisi
yang mengancam yang memerlukan tindakan segera. Aksi keadaan darurat yang
efektif dapat menghindarkan memburuknya satu peristiwa yang
menyebabkannya menjadi satu bencana. Istilah ini terkadang dipertukarkan
dengan istilah bencana (disaster), misalnya dalam konteks bahaya-bahaya
biologis dan teknologi.

Kerusakan (akibat) Bencana (Disaster Damage) terjadi saat dan segera


setelah bencana. Biasanya diukur dalam unit fisik (misalnya, sekian meter
persegi pemukiman, sekian kilometer jalan raya, dll), dan menggambarkan
keseluruhan atau sebagian kerusakan aset fisik, gangguan terhadap layanan
dasar dan kerusakan sumber mata pencaharian di daerah terdampak.

Dampak Bencana (Disaster Impact) adalah total dampak, termasuk dampak


negatif (misalnya, kerugian ekonomi) dan dampak positif (misalnya, keuntungan
ekonomi), dari suatu kejadian bahaya atau suatu bencana. Istilah ini mencakup

64
dampak terhadap ekonomi, manusia dan lingkungan, termasuk kematian,
cedera, penyakit, dan akibat negatif lainnya terhadap kesejahteraan manusia,
baik dari segi fisik, mental dan sosial.

Manajemen Bencana (Disaster Management) adalah pengelolaan,


perencanaan dan penerapan upaya-upaya persiapan, respon dan pemulihan dari
bencana.

Risiko Bencana (Disaster Risk) adalah Potensi kehilangan nyawa, cedera, atau
hancurnya atau rusaknya aset yang bisa terjadi di dalam sebuah sistem,
masyarakat, atau komunitas, dalam periode waktu tertentu, yang secara
probabilitas ditentukan sebagai fungsi dari bahaya, keterpaparan, kerentanan
dan kapasitas.

Kajian Risiko Bencana (Disaster RIsk Assessment) adalah Sebuah


pendekatan kualitatif atau kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan
karakteristik dan jangkauan risiko bencana melalui analisa potensi bahaya dan
evaluasi kondisi keterpaparan dan kerentanan, yang secara bersama-sama
dapat membahayakan manusia, properti, layanan, mata pencaharian dan
lingkungan tempat tinggal mereka.

Pengelolaan Risiko Bencana (Disaster Risk Management) adalah penerapan


kebijakan dan strategi pengurangan risiko bencana untuk mencegah timbulnya
risiko bencana yang baru, mengurangi risiko bencana yang ada dan mengelola
risiko sisa (residual risk), yang berkontribusi terhadap penguatan ketangguhan
dan pengurangan kerugian akibat bencana.

Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas mempromosikan


keterlibatan komunitas yang mungkin terdampak dalam pengelolaan risiko
bencana di tingkat lokal. Termasuk di dalamnya adalah kajian yang dilakukan
oleh komunitas untuk mengidentifikasi ancaman, kerentanan dan kapasitas,

65
serta keterlibatan komunitas dalam perencanaan, penerapan, monitoring dan
evaluasi kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana di tingkat lokal.

Pengurangan Risiko Bencana adalah konsep dan praktik mengurangi risiko-


risiko bencana melalui upaya-upaya sistematis untuk menganalisis dan
mengelola faktor-faktor penyebab bencana, termasuk melalui pengurangan
keterpaparan terhadap ancaman bahaya, pengurangan kerentanan penduduk
dan harta benda, pengelolaan lahan dan lingkungan secara bijak, dan
peningkatan kesiapsiagaan terhadap peristiwa-peristiwa yang
merugikan.Pengurangan risiko bencana bertujuan untuk mencegah risiko
bencana baru, mengurangi risiko bencana yang sudah ada, dan mengelola risiko
sisa, yang semuanya berkontribusi dalam menguatkan ketangguhan dan
pencapaian pembangunan berkelanjutan.

Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) adalah sebuah sistem


terintegrasi yang mencakup pemantauan ancaman, peramalan dan prediksi,
pengkajian risiko bencana, aktivitas komunikasi dan kesiapsiagaan, yang
memungkinkan individu, komunitas, pemerintah, dunia usaha dan pihak-pihak
lain mengambil tindakan tepat waktu untuk mengurangi risiko bencana ketika
terjadi kejadian bahaya.

Evakuasi (Evacuation) adalah memindahkan orang dan aset secara sementara


ke tempat yang lebih aman sebelum, ketika atau setelah adanya kejadian
bencana untuk melindungi mereka.

Keterpaparan (Exposure) adalah situasi dimana manusia, infrastruktur,


permukiman, kapasitas produksi dan aset-aset tangible lainnya berada di
kawasan rawan bencana.

Ancaman (Hazard) merupakan sebuah proses, fenomena atau aktivitas


manusia yang dapat mengakibatkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak

66
kesehatan lainnya, kerusakan properti, gangguan sosial dan ekonomi, atau
penurunan kualitas lingkungan hidup.

Multi Ancaman (Multi Hazard) diartikan sebagai (1) beberapa ancaman besar
yang dihadapi suatu negara, dan (2) konteks spesifik dimana kejadian bahaya
bisa terjadi secara simultan, secara bertahap, atau kumulatif, serta
memperhitungkan potensi dampak yang saling terkait.

Mitigasi (Mitigation) Penurunan atau mengurangi dampak negatif dari sebuah


kejadian bahaya.

Platform Nasional untuk Pengurangan Risiko Bencana (National Platform


for Disaster Risk Reduction) Istilah generik bagi mekanisme nasional untuk
koordinasi dan panduan kebijakan pengurangan risiko bencana, yang bersifat
multisektor dan interdisipliner, melibatkan partisipasi publik, dunia usaha, dan
masyarakat sipil yang terkait di dalam suatu negara.

Kesiapsiagaan (Preparedness) adalah pengetahuan dan kapasitas yang


dibangun oleh pemerintah, organisasi-organisasi yang bergerak di bidang
tanggap darurat dan pemulihan bencana, komunitas dan individu-individu untuk
secara efektif mengantisipasi, menghadapi, dan pulih dari dampak bencana, baik
bencana yang mungkin terjadi, sedang terjadi, maupun akan terjadi.

Rencana Kesiapsiagaan yakni menetapkan persiapan di awal untuk


memungkinkan dilakukannya respon yang tepat waktu, efektif dan sesuai, untuk
menghadapi potensi kejadian bahaya tertentu, atau timbulnya situasi bencana
yang berpotensi mengancam masyarakat atau lingkungan hidup.

Pencegahan (Prevention) adalah aktivitas dan upaya untuk menghindari risiko-


risiko bencana, baik yang sudah ada maupun yang baru.

67
Rekonstruksi (Reconstruction) adalah pembangunan kembali dan pemugaran
yang berkelanjutan berbagai aspek penting yang dibutuhkan sebuah komunitas
atau masyarakat untuk berfungsi dengan sepenuhnya, yang meliputi
infrastruktur, layanan, pemukiman, fasilitas umum dan penghidupan, dilakukan
baik dalam jangka menengah dan jangka panjang, serta selaras dengan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan dan “build back better”, untuk menghindari
atau mengurangi timbulnya risiko bencana di kemudian hari.

Pemulihan (Recovery) adalah pengembalian atau perbaikan perikehidupan dan


kesehatan, serta aset, sistem dan aktivitas ekonomi, fisik, sosial, budaya dan
lingkungan hidup, dari sebuah komunitas atau masyarakat yang terkena
bencana, yang diselaraskan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
dan “build back better”, untuk menghindari atau mengurangi timbulnya risiko
bencana di kemudian hari.

Rehabilitasi (Rehabilitation) merupakan pemulihan layanan dan fasilitas dasar


yang dibutuhkan suatu komunitas atau masyarakat untuk berfungsi kembali
setelah ditimpa bencana.

Ketangguhan (Resilience) adalah kemampuan suatu sistem, komunitas, atau


masyarakat terpapar ancaman untuk bertahan, menyerap, mengakomodasi,
beradaptasi, mengubah dan pulih dari dampak sebuah ancaman secara cepat
dan efisien, termasuk melalui pemeliharaan dan pemulihan kembali struktur dan
fungsi dasar penting dengan penerapan manajemen risiko.

Respon (Response) merupakan tindakan aksi yang langsung dilakukan


sebelum, ketika, atau segera setelah bencana untuk menyelamatkan nyawa,
mengurangi dampak kesehatan, menjamin keselamatan umum, dan memenuhi
kebutuhan dasar mereka yang terdampak sehingga dapat bertahan hidup.

68
Kerentanan adalah kondisi yang ditentukan oleh faktor atau proses fisik, sosial,
ekonomi dan lingkungan yang menjadikan individu, suatu komunitas, aset atau
sistem lebih mudah terpengaruh oleh dampak bencana.

Status Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang
diberi tugas untuk menanggulangi bencana.

Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau dipaksa
keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai
akibat dampak buruk bencana.

Penyintas Bencana adalah orang atau sekelompok orang yang selamat dari
keadaan bencana dan terus bertahan hidup, mampu mempertahankan
keberadaannya dari bencana.

Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang


kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara


Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.

Lembaga Usaha adalah setiap badan hukum yang dapat berbentuk badan
usaha milik negara, badan usaha milik daerah, koperasi, atau swasta yang
didirikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang
menjalankan jenis usaha tetap dan terus menerus yang bekerja dan
berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

69
Lembaga Internasional adalah organisasi yang berada dalam lingkup struktur
organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang menjalankan tugas mewakili
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau organisasi internasional lainnya dan lembaga
asing nonpemerintah dari negara lain di luar Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Kelompok rentan dan disabilitas adalah bayi, anak usia di bawah lima tahun,
anak-anak, ibu hamil atau menyusui, disabilitas dan orang lanjut usia.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah selanjutnya disingkat BPBD, adalah


badan pemerintah daerah yang melakukan penyelenggaraan penanggulangan
bencana di daerah.

Organisasi Perangkat Daerah adalah organisasi perangkat yang ditetapkan


dengan Peraturan Daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah
yang mengatur mengenai susunan, kedudukan dan tugas pokok organisasi
perangkat daerah.

Forum diartikan sebagai tempat membicarakan kepentingan bersama atau


tempat pertemuan untuk bertukar pikiran secara bebas.

Forum PRB Desa/Kelurahan adalah wadah yang menyatukan unsur- unsur


organisasi/kelompok pemangku kepentingan di tingkat desa yang berkemauan
untuk mendukung upaya - upaya pengurangan risiko bencana di wilayah
desa.Forum ini menyediakan mekanisme koordinasi untuk meningkatkan
kerjasama berbagai pemangku kepentingan dalam keberlanjutan kegiatan-
kegiatan pengurangan risiko bencana melalui proses yang konsultatif dan
partisipatif.

Perubahan iklim adalah “meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi


menyebabkan terjadinya perubahan pada unsur-unsur iklim lainnya, seperti
naiknya suhu air laut, meningkatnya penguapan di udara, serta berubahnya pola
curah hujan dan tekanan udara yang pada akhirnya merubah pola iklim dunia”

70
Adaptasi (untuk Perubahan Iklim) Adalah proses atau hasil dari sebuah proses
yang mengarah pada pengurangan bahaya atau risiko kerusakan, atau realisasi
manfaat yang terkait dengan variabilitas iklim dan perubahan iklim, atau dapat
diartikan langkah praktis untuk melindungi negara dan masyarakat dari
kemungkinan gangguan dan kerusakan yang akan ditimbulkan dari dampak
perubahan iklim.

Baseline Adalah data dasar yang dihimpun sebelum suatu program/kegiatan


dilaksanakan yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam mengukur perbaikan dan
digunakan sebagai pembanding.

Strategi pengurangan risiko dan ketahanan bencana daerah adalah alat


perencanaan yang mendefinisikan tujuan dan sasaran umum di berbagai rentang
waktu, dengan mempertimbangkan jangka pendek dan menengah sekaligus
merangkul perspektif jangka panjang. Ini memberikan visi yang sama dan
mencakup prinsip-prinsip dan prioritas panduan tertentu. Hal ini bertujuan untuk
mencegah timbulnya risiko (baru), mengurangi risiko yang ada, memulihkan dari
risiko yang telah terjadi, dan memperkuat ketahanan ekonomi, sosial, kesehatan,
dan lingkungan. Ini perlu menggabungkan fleksibilitas tertentu dan mekanisme
evaluasi berkala untuk menyesuaikan arah, berkembang dan beradaptasi
dengan keadaan yang berubah, sambil terus memberikan panduan PRB.

Rencana pengurangan risiko bencana daerah memberikan panduan


operasional untuk mengimplementasikan strategi tersebut. Ini menetapkan
tujuan dan sasaran khusus untuk mengurangi risiko bencana, bersama dengan
tindakan terkait untuk mencapainya. Sebuah rencana pengurangan risiko
bencana dibuat lebih rinci dengan menetapkan kerangka waktu, menentukan
tanggung jawab dan sumber pendanaan. Ini juga menguraikan indikator dan
mekanisme untuk memantau kemajuan. Keterkaitan dengan pembangunan
berkelanjutan dan rencana adaptasi perubahan iklim harus dibuat jika
memungkinkan.

71

Anda mungkin juga menyukai