Anda di halaman 1dari 33

Panduan Pembentukan

Forum Pengurangan Risiko


Bencana Daerah
Panduan ini ini disusun sebagai bahan acuan dalam
mendorong pembentukan forum pengurangan risiko
bencana di daerah

Edisi 2014
Contents
BAGIAN I: PENDAHULUAN...............................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................3
B. Tujuan dan Sasaran...............................................................4
C. Pengertian............................................................................. 5
D. Prinsip Pembentukan.............................................................7
E. Manfaat dan Fungsi...............................................................8
F. Landasan Hukum...................................................................9
G. Ruang Lingkup Panduan........................................................9
H. Sistematika Panduan.............................................................9
BAGIAN II : PROSES PEMBENTUKAN FORUM PENGURANGAN RISIKO
BENCANA...................................................................................... 11
A. Tahap Inisiasi......................................................................11
Langkah 1 : Identifikasi tokoh kunci........................................12
Langkah 2 : Meningkatkan peran aktif dan membangun
hubungan antara tokoh kunci dalam mendukung pembentukan
foum PRB................................................................................ 13
Langkah 3 : Menyusun Baseline PRB di Daerah....................13
B. Tahapan Deklarasi Forum Pengurangan Risiko Bencana
Daerah....................................................................................... 14
Langkah 1 : Penyusunan Draft Statuta (AD/ART)....................14
Langkah 2 : Penyusunan Struktur Kepengurusan...................15
Langkah 3 : Menyusun Road Map/Program Kerja Tahunan
Forum PRB.............................................................................. 17
Langkah 4 : Deklasi Forum Pengurangan Risiko Bencana
Daerah.................................................................................... 18
BAGIAN III : Pengelolaan Forum Pengurangan Risiko Bencana......19
Langkah 1 : Menentukan Mekanisme Pembiayaan dan
Pengelolaan Aset Forum PRB..................................................20
Langkah 2 : Pelegalan Status Forum-PRB..............................21

1
Langkah 3 : Transfer Best Practice..........................................22
Langkah 4 : Manajemen Sumberdaya Anggota......................23
Langkah 5 : Penyusunan dokumen pencapaian PRB di Wilayah
Kerja Forum PRB.....................................................................24
Lampiran 1 ; Data Forum PRB yang telah terbentuk.....................25
Lampiran 2 : Comtoh Statuta – Forum PRB...................................27
Lampiran 3 : Contoh Stuktur Kepengurusan – Forum PRB.............28

2
BAGIAN I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia menjadi saksi semakin cepatnya peningkatan dampak


bencana yang disebabkan oleh perpaduan bahaya dan
kerentanan, yang selalu mengancam hidup dan penghidupan
masyarakat. Akibat bencana tersebut berdampak
memundurkan kembali kemajuan sosial-ekonomi dan
membuat jutaan penduduk menjadi miskin atau membuat
penduduk miskin semakin miskin.
Kebutuhan secara sistematis untuk mengurangi dampak
bencana dan akibat perubahan iklim perlu semakin
ditingkatkan guna mendapatkan pengakuan dan komitmen
dari para kepala pemerintahan yang tentunya didukung oleh
lembaga usaha dan masyarakat dalam pengambilan
kebijakan baik secara politik, hukum, ekonomi, lingkungan,
sosial dan budaya. Kebijakan tersebut kemudian diturunkan
melalui upaya membangun kesadaran masyarakat,
pengetahuan ilmiah, perencanaan pembangunan yang
cermat, penegakan kebijakan dan hukum yang bertanggung
jawab, peringatan dini berbasis masyarakat, dan mekanisme
kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang efektif. Namun
demikian, pengurangan risiko bencana merupakan satu isu
pembangunan yang lintas sektor dan cukup rumit.
Untuk menangani kerumitan upaya-upaya pengurangan
risiko bencana (PRB), para negara anggota Dewan Sosial
Ekonomi PBB melalui Resolusi 1999/63, menghimbau semua
pemerintah untuk membangun dan menguatkan platform-
platform multi sektor yang ada ditingkat nasional untuk
pengurangan risiko bencana demi mencapai sasaran dan
tujuan pembangunan yang berkelanjutan, dengan secara
penuh dan memanfaatkan cara-cara ilmiah maupun teknis.
Untuk menghadapi tantangan kedepan terkait PRB, upaya
mensinergikan berbagai pelaku atau penggiat kebencanaan

3
dari lintas sektor sangat diperlukan agar penanggulangan
bencana berjalan efektif.
Sebuah platform atau forum pengurangan risiko bencana
yang terdiri dari para pemangku kepentingan dapat
membantu untuk menyediakan dan memobilisasi
pengetahuan, keterampilan dan sumber daya yang
diperlukan untuk mengarusutamakan PRB ke dalam
kebijakan, perencanaan dan program pembangunan.
Dalam perkembangannya Platform Nasional (Planas) PRB,
yang berdiri sejak tahun 2009, memiliki mandat yang salah
satunya adalah mendorong terbentuknya platform atau
forum didaerah baik di level provinsi dan kabupaten/kota
sebagai upaya mensinergikan peran dan upaya
pengarusutamaan PRB di berbagai tingkatan dan wilayah.
Platform/forum PRB daerah adalah sebuah wadah
independen yang menyatukan berbagai organisasi
pemangku kepentingan yang bergerak dan mendukung
berbagai upaya PRB di Indonesia. Forum PRB daerah juga
berupaya mewadahi semua kepentingan terkait
kebencanaan di daerah, serta membantu menyelaraskan
berbagai kebijakan, perencanaan dan program
pembangunan dan kegiatan PRB di tingkatan masing-
masing, serta mendukung tercapainya tujuan‐tujuan PRB di
Indonesia dan terwujudnya ketahanan dan ketangguhan
bangsa terhadap bencana, selaras dengan tujuan‐tujuan
global yang termaktub dalam Kerangka Aksi Hyogo (Hyogo
Framework for Action - HFA).
Pembetukan Forum PRB Daerah diamanatkan oleh Peraturan
Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana pasal 8 yang mendorong pelibatan
forum dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah –
Pengurangan Riskio Bencana (RAD-PRB). Didalamnya diatur
bahwa anggota forum ini meliputi unsur dari pemerintah,
non pemerintah, masyarakat, dan lembaga usaha.

4
Guna medorong percepatan terbentuknya Forum PRB Daerah
maka panduan pembentukan forum PRB daerah disusun dan
dapat digunakan sebagai acuan dalam mengambil langkah-
langkah yang tepat dalam mensinergikan para pihak yang
turut mendorong pengarusutamaan isu PRB di berbagai
aspek di daerah masing-masing

B. Tujuan dan Sasaran

Panduan disusun bertujuan untuk memberikan arahan


ataupun panduan teknis yang bersifat praktis aplikatif bagi
para pihak penggiat PRB di daerah dalam proses inisiasi,
pembentukan dan pengorganisasian serta membangun
kerjasama multi pihak melalui forum PRB daerah.

Adapun sasaran yang hendak dicapai dari panduan ini adalah:

1. Tersedianya acuan serta petunjuk teknis tentang


tahapan-tahapan dalam proses pembentukan Forum
Pengurangan Risiko Bencana di Daerah.
2. Meningkatnya pemahaman berbagai pemangku
kepentingan dalam membangun kerjasama para pihak
dalam PRB .
3. Meningkatnya partisipasi para pihak dalam upaya PRB.

C. Pengertian

Forum PRB Daerah


Secara singkat dapat diartikan sebagai suatu forum yang
mewadahi para pihak yang berkepentingan dalam
melakukan advokasi pengurangan risiko bencana termasuk
didalamnya adaptasi perubahan iklim di semua tingkatan,
karena pada kenyataannya kedua hal tersebut saling
bersinggungan. Forum para pihak ini memberi ruang untuk
berkoordinasi, melakukan analisis secara bersama-sama dan
memberikan saran atau rekomendasi mengenai prioritas
5
wilayah yang membutuhkan upaya pencegahan bersama.
Agar forum daerah bisa berhasil, ini harus didasarkan pada
beberapa prinsip-prinsip utama, yaitu kepemilikan
daerah/mandat dan kepemimpinan dalam proses
pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim.
Panduan Forum Daerah untuk Pengurangan Risiko Bencana
memberi beberapa orientasi umum berdasarkan pengalaman
mengenai bagaimana membentuk, menyelenggarakan dan
memelihara forum daerah untuk pengurangan risiko bencana
dan adaptasi perubahan iklim.

Secara luas Forum PRB dapat didefinisikan sebagai suatu


paguyuban pemangku kepentingan dan para pihak bersama-
sama berbagi kepentingannya dalam mengurangi risiko yang
ditimbulkan oleh bencana. Forum PRB bertujuan untuk
membangun suatu rasa kesatuan, tanggung jawab bersama
dan mengkoordinasikan program-program pengurangan
risiko bencana melalui berbagai aspek yang dibangun
melalui proses inklusif yang melibatkan semua pihak..

Pengurangan Risiko Bencana

Kerangka kerja yang konseptual sebagai elemen untuk


mempertimbangkan pengurangan kerentanan dan risiko
bencana dalam suatu masyarakat dengan menghindari,
mencegah meredam/mitigasi dan membangun
kesiapsiagaan untuk menghadapi dampak buruk ancaman
bencana, dalam konteks menjaga kelancaranan proses
pembangunan yang berkelanjutan. Kerangka kerja ini juga
diusahakan menjadi bagian dari pembangunan yang
berkelanjutan.

PRB adalah suatu isu lintas sektor dalam pembangunan.


Prosesnya meliputi aktivitas politik, teknis, partisipatoris dan
pengerahan sumber daya. Oleh sebab itu PRB membutuhkan
kebijakan dan usaha bersama dari pengambil keputusan baik
di tingkat nasional dan daerah dari beragam sektor yang

6
adda di pemerintahan, serta kehadiran perwakilan
masyarakat sipil termasuk lembaga pendidikan/perguruan
tinggi, lembaga usaha dan media.

Komposisi Forum PRB

Forum PRB harus memfasilitasi partisipasi para pemain kunci


yang didalamnya menliputi; Organisasi Perangkat Daerah
(OPD duluSKPD), lembaga ilmiah dan akademisi, LSM, palang
merah indonesia, lembaga usaha, pemberi opini, kelompok
budaya dan sektor lain yang terkait erat dengan tujuan PRB.
Bila mungkin, forum PRB dapat mengundang partisipasi
lembaga donor dan organisasi internasional yang memiliki
proyek dan berkontribusi dalam upaya pengurangan risiko
bencana didaerah.

OPD yang tergabung dalam forum PRB harus menjadi


struktur permanen yang memiliki otoritas pada pemerintah
daerah untuk mengkoordinasikan perencanaan
pembangunan daerah, partisipasi semua mitra yang relevan
dengan mandat koordinasi pengurangan risiko bencana,
penanggulangan bencana, perencanaan pembagunan dan
tata ruang daerah. Keterlibatan pejabat dari pemerintah
daerah harus memiliki kapasitas kepemimpinan yang kuat
dan kemampuan untuk mengkoordinasikan sektor lain dan
meningkatkan komitmen politik dan memobilisasi sumber
daya yang ada diwilayahnya

D. Prinsip Pembentukan

Praktek yang baik menekankan bahwa forum PRB harus


dinamis untuk membantu mengembangkan sistem yang
lebih luas untuk PRB dalam proses pembangunan yang
berkelanjutan. Pengaruh mereka pada pengembangan dan
mobilisasi sumber daya akan tergantung pada kemampuan
mereka untuk memberikan masukan dan saran untuk
kebijakan dan pengambil keputusan dalam mengembangkan

7
kerangka kerja institusional untuk integrasi pengurangan
risiko bencana di berbagai sektor pembangunan, baik yang
memunculkan atau mengurangi kerentanan terhadap bahaya
alam.
Secara umum, prinsip-prinsip yang dipegang dalam forum
PRB adalah :
 Independensi; Forum adalah adalah otonom dan bebas
dari pengaruh dan kepentingan-kepentingan pemerintah,
partai politik, donor/lembaga penyandang dana, sektor
bisnis dan siapapun yang dapat menghilangkan
independensi organisasi dalam bertindak bagi
kepentingan umum. Forum PRB daerah sebagai organisasi
yang beranggotakan multi sektor/pihak harus terbebas
dari keberpihakan pada sektor/pihak tertentu dalam
menjalan organisasinya.
 Komitmen Organisasi/Professional; Forum PRB memiliki
perangkat kebijakan yang jelas dan tegas terkait kualitas
dan akuntabilitas untuk dapat diterapkan roda organisasi
forum. Forum PRB harus melihat PRB sebagai sebuah
tanggung jawab bersama dan sebuah isu lintas sektoral
dalam proses-proses pembangunan berkelanjutan.
 Non diskriminasi : Forum PRB selalu menerapkan asas
tidak membedakan orang atau lembaga menurut
kelompok, golongan, jenis kelamin, suku,ras, agama dan
aliran politik tertentu tertentu. Forum PRB juga
memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh
anggota forum.
 Partisipasi : Forum PRB melibatkan seluruh pemangku
kepentingan terkait dan para pihak dalam semua tahapan
pengelolaan organisasi forum. Forum PRB Daerah harus
menggunakan pendekatan partisipatif untuk mendorong
keterlibatan berbagai sektor beserta perspektif dan aksi
mereka yang berbeda serta dengan memanfaatkan

8
sistem dan mekanisme yang ada yang berazas
demokratis.
 Transparansi : Forum menyediakan informasi yang jelas
dan benar serta dapat dipertanggungjawabkan terkait
kegiatan dan pengelolaan forum. Forum PRB juga terbuka
memberikan peluang bagi selueruh komponen yang
terlibat didalamnya
 Koordinasi : Forum berkomunikasi dengan pemangku
kepentingan dana para pihak melalui wadah koordinasi
yang ada. Forum PRB harus mempengaruhi perubahan-
perubahan positif melalui upaya-upaya yang terpadu dan
terkoordinasi dalam proses-proses penyusunan kebijakan,
perencanaan, administrasi dan pembuatan keputusan
 Pembelajaran dan Perbaikan; Setiap pengalaman yang
pernah dialami dalam pengelolaan organisasi forum
dilakukan pendokumentasian yang kemudian dijadikan
bahan pembelajaran untuk perbaikan kedepan
 Kemitraan; Forum PRB dapat menjalin kerjasama dengan
berbagai pihak dengan asas kesetaraan selama tidak
melanggaar tujuan dan sasaran forum.
 Kemandirian : Forum PRB mampu melakukan upaya-
upaya memobilisasi dan pengelolaan sumber daya guna
menjaga keberlangsungan forum. Forum PRB harus
mendorong pelaksanaan, penyesuaian dan kepemilikan
HFA ditingkat local.

E. Manfaat dan Fungsi

Secara umum panduan ini diharapkan dapat bermanfaat


bagi pemangku kepentingan dan para pihak dalam kerja-
kerja pengarusutaman PRB. Secara khusus panduan ini
bermanfaat bagi BPBD provinsi/kabupaten sebagai leading
sector sekaligus para pemangku kepentingan dan para

9
pihak dalam proses pengelolaan bencana di daerah
masing-masing.

Panduan ini menjadikan rujukan/kerangka dalam


mendorong fungsi-fungsi strategis forum PRB dalam
mengelola isu PRB di daerah, meliputi :

 Memberikan kesempatan bagi masyarakat sipil,


khususnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
Organisasi Masyarakat Berbasis Agama/Profesi/Lokal,
Perguruan Tinggi, Media dan Lembaga Usaha di daerah
untuk berdialog dan berkontribusi untuk memajukan
proses PRB dalam konteks pembangunan daerah;
 Memfasilitasi berbagi informasi, pertukaran
pengetahuan dan transfer teknologi di antara anggota
forum PRB dan antar forum PRB di Indonesia;
Meningkatkan akses dan keterkaitan pelaku PRB yang
ada dengan pihak terkait lainnya di daerah lain, tingkat
nasional, regional dan global;
 Forum dapat mendukung identifikasi kebutuhan
mendesak di bidang PRB, mengalokasikan sumber
daya, menyajikan jadwal untuk melakukan aksi dan
pemantauan serta peninjauan terhadap pelaksanaan
aktivitas-aktivitas PRB selaras dengan HFA.
 Forum juga dapat berfungsi sebagai katalis bagi
konsultasi dan pencapaian konsensus tingkat lokal.,
serta dalam identifikasi prioritas dan penyusunan
kebijakan tentang PRB.

10
F. Landasan Hukum

Beberapa perangkat peraturan perundangan yang menjadi


acuan dalam mendorong pembentukan forum PRB adalah:

1. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang


Penanggulangan Bencana
2. Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
3. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana No.4 tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Penanggulangan Bencana.

G. Ruang Lingkup Panduan

Lingkup Panduan Inisiasi dan Pembentukan Forum


Pengurangan Risiko Bencana ini difokuskan pada
membangun sinergi, kerjasama, pemetaan aktor-aktor dalam
pengurangan risiko bencana baik ditingkat provinsi,
kabupaten/kota serta pengarusutamaan pengurangan risiko
bencana di daerah.

H. Sistematika Panduan

Panduan ini disusun dengan sistematika berikut ;


Bagian I . Pendahuluan
Berisikan uraian mengenai latar belakang, tujuan dan
sasaran, pengertian, prinsip pembentukan, manfaat dan
fungsi, , ruang lingkup serta sistematika panduan.
Bagian II. Panduan Inisiasi dan Pembentukan Forum PRB
Tahapan Inisiasi
Pada tahapan ini akan mengulas langka-langkah meliputi;
Identifikasi Tokoh Kunci, menigkatkan peran aktif dan
11
membangun hubungan antar tokoh kunci dan menyusun
baseline daerah.
Tahapan Deklarasi Forum PRB
Pada tahapan ini akan mengulas langkah-langkah meliputi;
Penyusunan Draft Statuta (AD/ART). Stuktur kepengurusan,
Road Map/Rencana Kerja Tahunan dan Deklarasi Forum PRB.
Bagian III. Pengelolaan Forum PRB
Pada tahap ketiga atau akhir ini akan mengulas tentang
beberap hal terkait menjaga keberlangsungan Forum PRB
diantaranya dengan; menentukan mekanisme pembiayaan
dan pengeloalaan aset Forum PRB, Pelegalam Status Forum
PRB, Transfer Praktik Baik, Menajemen Sumberdaya Anggota
dan Penyusunan Dokuemen Pencapaian PRB di Wilayah
Forum PRB.
Bagian akhir : lampiran-lampiran.

12
BAGIAN II : PROSES PEMBENTUKAN FORUM
PENGURANGAN RISIKO BENCANA

A. Tahap Inisiasi

Lingkup Tahapan :

Inisiasi proses pembentukan forum PRB Daerah merupakan


langkah awal yang harus dilakukan oleh inisiator dengan
melibatkan tokoh-tokoh kunci didaerah masing-masing.

Tujuan :

Tahapan ini bertujuan agar inisiator forum prb dan aktor-


aktor kunci Forum PRB Daerah bisa melakukan pemetaan
dan identifikasi dari masing-masing penggiat PRB di daerah,
sehingga memiliki pemahaman bersama mengenai tujuan
dan manfaat pembentukan Forum PRB Daerah.

Sasaran dari tahapan ini meliputi;

1. Meningkatnya pemahaman dari masing-masing penggiat


PRB terhadap pentingnya peran forum PRB Daerah,
khususnya dalam mengawal isu-isu pengurangan risiko
bencana didaerahnya.
2. Meningkatnya pelibatan seluruh pihak dalam
pengarusutamaan PRB di daerah.
3. Mengkaji dokumen RPJMD Provinsi/Kabupaten/Kota
sebagai dasar pengkajian relevansi keberadaan forum
PRB dan rencana pembangunan jangka menengah di
daerah.
4. Mengkaji dokumen Rencana Penanggulangan Bencana
Provinsi/Kabupaten/Kota (bila sudah ada) sebagai dasar
pengkajian relevansi keberadaan forum dalam
pengarusutamaan PRB dalam pelaksanaan program
Penanggulangan Bencana di daerah.

13
14
Hasil Tahapan :

1. Terjalinnya komunikasi, koordinasi dan kerjasama dari


para tokoh kunci yang merupakan pelaku PRB di daerah.
2. Tersusunnya baseline berupa pemetaan sumberdaya,
yang berisi tentang isu PRB di daerah, data kapasitas
pelaku PRB (apa berbuat apa) dan permasalahan dan
potensi wilayah.

Langkah 1 : Identifikasi tokoh kunci

a. Melakukan Indentifikasi Tokoh Kunci

Kegiatan identifikasi tokoh kunci pembentukan Forum PRB


bisa dilakukan oleh inisiator dengan melibatkan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sebagai salah
satu focal poin inisiator.

b. Mempertemukan Tokoh
Pertemuan tokoh bisa dilakukan dengan beragam cara
seperti: mengundang para pihak yang memilki
ketertarikan dalam PRB yang dikumpulkan ke dalam
suatu pertemuan formal (seperti lokakarya) ataupun
kegiatan non formal lainya. Proses ini akan memakan
waktu kurang lebih selama 6 bulan, hal ini tergantung
dari upaya-upaya pertemuan yang dilakukan.

c. Melibatkan banyak Tokoh dari berbagai


elemen/unsur
Identifikasi dilakukan terhadap tokoh kunci
pembentukan forum PRB yang berada di wilayah
(propinsi/kabupaten/kota) yang sama, namun
merupakan representasi dari berbagai kalangan seperti
pemerintahan (baik eksekutif maupun legislatif), tokoh
masyarakat/adat/agama/pemuda, kelompok
masyarakat, perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa),

15
pengusaha (lembaga usaha), lembaga swadaya
masyarakat (LSM), praktisi/ahli terkait di bidangnya, dll.
Tokoh kunci yang sudah teridentifikasi, nantinya sedapat
mungkin selalu diikutsertakan/diundang dalam diskusi-
diskusi awal tentang pembentukan forum PRB.
*) Tokoh Kunci yang dimaksud adalah beberapa leader atau
pimpinan suatu institusi/lembaga/perkumpulan yang memiliki
kewenangan dan kebijakan dalam membuat suatu keputusan
didalam lembaganya.

Langkah 2 : Meningkatkan peran aktif dan


membangun hubungan antara tokoh kunci dalam
mendukung pembentukan foum PRB

Untuk meningkatkan peran aktif serta membangun hubungan


tokoh kunci yang sudah teridentifikasi pada langkah pertama,
dapat dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan dalam
bentuk rapat, lokakarya ataupun pertemuan informal secara
rutin. Melalui pertemuan tersebut diharapkan dapat menjalin
komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar tokoh kunci dan
lebih jauh lagi dapat terbentuk networking (jaringan) informal
diantara mereka. Proses ini dilakukan oleh inisiator dan/atau
BPBD sebagai focal poin inisiator.

Langkah 3 : Menyusun Baseline PRB di Daerah

Baseline daerah merupakan gambaran kondisi daerah


propinsi/ kabupaten/kota akan potensi-potensi risiko,
ancaman, kerentanan maupun kapasitas masyarakat akan
bencana, dan aspek-aspek terkait yang mendukung dalam
penyusunan data dasar tersebut. Dokumen yang dapat
dijadikan baseline PRB daerah adalah Rencana
Penanggulangan Bencana (PRB), Dokumen RPJMD maupun
dokumen-dokumen turunannya yang dapat digunakan
sebagai kerangka acuan, seperti; Rencana Aksi Daerah,

16
Rencana Kontijenisi, maupun dokumen-dokumen pendukung
yang lain.

Hasil pengupulan baseline data yang ada, dapat dijadikan


database dari analisa pengembangan program-program
pengurangan risiko bencana di wilayahnya.

B. Tahapan Deklarasi Forum Pengurangan Risiko


Bencana Daerah

Lingkup Tahapan:

Merupakan tahapan untuk melakukan sejumlah persiapan


dalam pembentukan organisasi forum PRB dengan
menyusun berbagai perencanaan awal. Tahap persiapan
pengorganisasian forum PRB ini mencakup 5 langkah atau
kegiatan utama.

Tujuan

Tujuan utama dari tahap kedua ini adalah untuk mendapatkan


rancangan–rancangan kesepakatan yang meliputi berbagai
aspek seperti konsep/kerangka, pengorganisasian, program
kerja yang dituangkan dalam dokumen–dokumen
pembentukan forum prb.

Sasaran

Sasaran utama dari tahap ini adalah meningkatkan kesadaran


berbagai unsur penggiat PRB akan pentingnya bekerjasama
dan memegang teguh komitmen untuk bekerja sama.

Hasil Tahapan

Dari tahap ini diharapkan dapat dihasilkan beberapa hal


berikut:

1. Tersusunnya draft Konsep Staututa (AD/ART)


17
2. Tersusunnya draft strukur ke pengurus FPRB Daerah
3. Tersedianya draft Road Map/Program Kerja Tahunan
4. Deklasi Forum Pengurangan Risiko Bencana Daerah
5. Penandatanganan Komitmen Bersama Anggota FPRB Daerah

Langkah 1 : Penyusunan Draft Statuta (AD/ART)

Konsep Statuta atau Anggaran Dasar /Anggaran Rumah


Tangga (AD/ART) yang disusun merupakan hasil kesepakatan
bersama yang mengenai aturan tentang kerangka dan
mekanisme yang mengatur pengorgnisasian forum PRB.

Konsep/Kerangka rancangan Staututa atau AD/ART yang


disarankan dalam panduan ini meliputi :
 ORGANISASI meliput : Identitas Organisasi, Waktu
Pendeklrasian dan Kedudukan Organisasi, Visi, Misi,
Tujuan Organisasi, Sifat, Peran dan Fungsi, Prinsip,
Ruang Lingkup Organisasi.
 UNSUR-UNSUR ORGANISASI DAN ANGGOTA, meliputi ;
Unsur-unsur Organisasi, Syarat Keanggotaan,
 STRUKTUR ORGANISASI, PERUBAHAN STATUTA DAN
PERATURAN PERALIHAN, meliputi ; Struktur Organisasi,
Masa Kepengurusan, Pemberhentian Pengurus,
Mekanisme Pengambilan Keputusan, Tata Urutan
Peraturan/Keputusan, Keuangan, Perubahan Statuta,
Peraturan Peralihan,
 PENUTUP, meliputi ; Penutup

Langkah 2 : Penyusunan Struktur Kepengurusan

Kegiatan penyusunan struktur kepengurusan (organisasi)


diawali dengan menginventarisir tokoh-tokoh kunci yang yang
telah berhasil diidentifikasi pada tahap inisiasi. Adapun stuktur
komponen yang disarankan ada dalam kepengurusan forum
PRB meliputi :

18
Struktur Komponen Forum

 Unsur Pengarah: Suatu komite yang terdiri dari


perwakilan sektor kunci pengurangan risiko bencana
yang termasuk para pihak yang terlibat mengawal isu
perubahan iklim, yang mengarahkan dan mendukung
pengembangan dan pelaksanaan Forum PRB di
Daerah.

 Badan Pengurus : Merupakan pihak-pihak yang


ditunjuk ataupun mengajukan diri dalam kepengurusan
forum yang akan mendukung berbagai kerja-kerja atau
program forum PRB dan diskusi-diskusi dalam komite
daerah.

 Kelompok Kerja: merupakan anggota forum yang


terlibat dan memiliki ketertarikan dalam kelompok-
kelompok, yang bekerja dalam isu-isu yang lebih
khusus/spesifik yang dapat dibuat sesuai kebutuhan
Forum PRB.

 Anggota: Seluruh pihak dapat menjadi bagian dari


forum PRB Daerah serta dapat berpartisipasi kerja-
kerja forum PRB maupun terlibat dalam kelompok-
kelompok kerja yang dibentuk oleh forum PRB.

Struktur Kepengurusan

Dalam menyusun struktur kepengurusan Forum PRB, disaran


beberapa alternatif kepengurusan :

 Bentuk KSB (Ketua, Sekretaris, Bendahara), dan 3


Ketua Bidang
 Presidium yang dipimpin oleh Sekretaris Umum
(Sekjen), dengan pembagian tugas untuk masing-
masing anggota presidium

Unsur-unsur keanggotaan Forum PRB

19
 Pemerintah
 Legislatif
 Lembaga Usaha
 Perguruan tinggi
 Ornop dan Ormas
 Media
 Komunitas
 Kelompok Professional
 Palang Merah Indonesia
 Forum-forum tematik
 Dll.
Bila diperlukan untuk memfasilitasi keterlibatan lembaga-
lembaga yang dianggap penting dalam mendorong
tercapainya tujuan forum PRB namun tidak bisa menjadi
anggota (misalnya lembaga berkedudukan di luar wilayah
kerja forum), bisa dibentuk : mitra forum PRB.

Langkah 3 : Menyusun Road Map/Program Kerja


Tahunan Forum PRB

Proses penyusunan program kerja Forum PRB, dilakukan


dalam melakukan analisis kebutuhan pengarusutamaan PRB
di daerah dengan substansi meliputi :

Kerangka Aksi Hyogo dan UU Penangguangan Bencana


No.24/2007memberikan referensi untuk menilai dan
memantau pencapaian PRB, sehingga memudahkan
pekerjaan Forum PRB ketika melakukan kegiatan seperti:
 Membangun informasi/baseline untuk PRB, termasuk
profil risiko, kebijakan daerah, strategi, kapasitas, sumber
daya dan program;
 Mengidentifikasi kecenderungan, gap, kepentingan dan
tantangan, dan yang mengatur bidang-bidang prioritas
dalam PRB;

20
 Advokasi kebutuhan mendesak untuk mengembangkan
atau mengadopsi kebijakan dan peraturan untuk PRB;
 Penentuan benchmark/tolok ukur kemajuan dalam
mempromosikan PRB dan pengarusutamaan ke dalam
kebijakan pembangunan, perencanaan dan program;
 Mengembangkan rencana kerja yang berorientasi hasil
forum PRB untuk mengkoordinasikan kegiatan PRB sesuai
dengan target capaian HFA dan UU PB No.24/2007;
 Mengkoordinasikan upaya bersama antara anggota
forum PRB untuk mengurangi kerentanan orang pada
risiko yang relatif tinggi;
 Pemantauan, pencatatan dan pelaporan tindakan
pengurangan risiko bencana di tingkat daerah dan
masyarakat sesuai dengan HFA dan UU PB No.24/2007;
 Dokumentasi kegiatan dan praktek-praktek yang baik,
dan berbagi temuan di daerah.
 Bekerja menuju integrasi yang lebih baik dari PRB ke
dalam perencanaan daerah (RPJMD), kebijakan dan
program dalam pembangunan dan bantuan
kemanusiaan.

Langkah 4 : Deklasi Forum Pengurangan Risiko


Bencana Daerah

Untuk memperoleh pengakuan dari berbagai pihak dalam


proses pembentukan forum PRB, perlu dilakukan kegiatan
Deklarasi Pembentukan Forum PRB. Hal ini dilakukan agar
pihak-pihak yang dilibatkan merasa diketahui dan diakui oleh
beberapa institusi formal yang ada. Dalam proses deklarasi
ini, dapat dilakukan setelah beberapa dokumen pendukung
yang menjadi landasan penggerak roda organisasi telah
disusun. Dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan
sebelum dilakukan proses deklarasi diantaranya :
 Draft Konsep Staututa (AD/ART)

21
 Draft strukur ke pengurus FPRB Daerah
 Draft Road Map/Program Kerja Tahunan
 Draft dokumen Komitmen Bersama Anggota FPRB Daerah
Format kegiatan Deklarasi dapat disesuikan dengan
kebutuhan dan setersediaan sumberdaya dari forum PRB
daerah yang akan didirikan. Proses deklarasi organisasi
forum dapat disahkan oleh Kepala Daerah, ataupun
menunjuk pihak-pihak yang memiliki kewenangan dalam
memberikan unsur legal pada suatu lembaga. Diharapkan
hasil yang diperoleh dari tahapan deklarasi ini adalah
Penandatanganan Komitmen Bersama anggota FPRB Daerah.

22
BAGIAN III : Pengelolaan Forum Pengurangan
Risiko Bencana

Lingkup Tahapan:
Tahapan ini, merupakan tahapan paling penting dalam
mempertahankan kelanjutan roda organisasi. Dalam tahapan
ini, kontribusi dari anggota forum sangat penting dalam
keberlanjutan jalannya organisasi Forum PRB. Tahapan
pengelolaan Forum PRB meliputi; mekanisme pembiayaan
dan pengelolaan aset, pelegalan status forum, transfer best
practice, manajemen sumberdaya anggota, dan pembuatan
dokumen pencapaian PRB di wilayah kerja Forum PRB

Tujuan:
Tujuan utama dari bagian ketiga ini adalah untuk memberikan
gambaran tentang mekanisme-mekanisme yang perlu
dipersiapkan forum PRB dalam menjaga keberlanjutan forum
PRB.

Sasaran :
Sasaran utama dalam tahapan ini adalah :
1. Mempertahankan komitmen bersama dan bekerjasama
secara terpadu untuk mengurangi risiko bencana dan
dampak perubahan iklim bagi masyarakat di daerah
masing-masing.
2. Membangun suatu mekanisme terkoordinasi dalam
pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim melalui
seluruh sektor dan menggunakan seluruh jejaring yang
ada; dan
3. Mendukung para pemangku kepentingan dengan
pengetahuan, informasi, distribusi sumberdaya ,teknologi
yang relevan, dan distribusi sumberdaya anggota forum

23
Langkah 1 : Menentukan Mekanisme Pembiayaan dan
Pengelolaan Aset Forum PRB

Pembiayaan
Dalam pengelolaan forum PRB, masalah pembiayaan
menjadi salah satu hal yang perlu dipersiapakan dalam
strategi menjaga keberlanjutan organisasi forum PRB
Daerah. Pembiayaan bisa diupayakan dari berbagai cara dan
pendekatan dalam menjalankan organisasi, beberapa cara
yang dapat dilakukan forum prb dalam upaya penggalangan
dana, diantaranya;
 Iuran Anggota
 Donatur
 Pemerintah
 Dukungan Lembaga Usaha
 Enterpreneurship Forum
Pendanaan bukan merupakan aspek utama dalam menjaga
keberlanjutan organisasi, namun dalam aspek pembiayaan
aspek pendukung, yang juga berkontribusi dalam
menjalankan suatu organisasi forum, yaitu; kontribusi
lembaga anggota. Kontribusi lembaga anggota ini bisa
diberikan dalam bentuk peminjaman aset berupa peralatan
ataupun bangunan maupun sumber daya manusia.
Pengelolaan Aset
Hal terpenting lainnya dalam menjaga keberlanjutan
organisasi forum prb adalah pengelolaan aset. Suatu
lembaga seiring berjalannya waktu akan memiliki aset yang
dapat dijadikan salah satu modal penggerak keberlanjutan
organisasi forum. Untuk itu pengelolaan menjadi hal
terpenting guna mengurangi pembiayaan yang tidak perlu.
Pengelolaan aset bisa dilakukan dengan melakukan
invetarisir aset-aset. Inventarisir aset dapat berupa :

24
 Aset milik forum baik melalui pembelian atau hibah
darai lembaga anggota.
 Aset yang dipinjamkan dari lembaga anggota.

Dalam menjalan langkah ini, perlu disusun suatu


mekanisme pendataan aset, sehingga organisasi forum
dapat berjalan dengan efektif dan bekelanjutan.

Langkah 2 : Pelegalan Status Forum-PRB

Dalam perkembangannya lembaga forum memerlukan suatu


dokumen resmi yang dapat diakui oleh negara bahwa
lembaga atau forum yang didirikan tidak melawan hukum
atau dianggap ilegal. Tidak banyak peraturan/perangkat
hukum yang mengatur mengenai mekanisme pembentukan
forum. Forum PRB daerah sebagai suatu entitas yang
membantu pemerintah daerah dalam pengarusutamaan PRB
memerlukan suatu legal dokumen bahwa lembaga tersebut
diakui dan sah sehingga forum dapat berkerja sesuai
perannya dan mendapatkan pengakuan secara formal.

Didalam buku panduan ini, akan mengatur tentang


mekanisme dan tata cara dalam upaya melegalkan lembaga
forum, yang dibisa dilakukan dengan alternatif piihan sesui
kapasitas dan kepentingan lembaga forum dalam
menjalankan roda forum.

Forum PRB berdasarkan prinsip kemandirian dan bukan


menjadi lembaga baru yang melakukan kegiatan PRB
langsung seperti yang dilakukan oleh anggota forum. Pilihan
bentuk pelegalan tidak bisa disamakan antara daerah satu
dengan daerah lainnya karena terkait :

1. Tingkat internalisasi isu PRB pada pemangku


kepentingan di daerah tersebut
2. Aktor utama inisiator dari terbentuknya forum PRB

25
3. Tradisi yang berlaku di daerah tersebut dalam
berkelompok atau berkumpul,
4. Pengalaman aparat pemerintah melibatkan diri dalam
forum pengampu kepentingan,
5. Pengalaman aparat pemerintah daerah dalam
memfasilitasi inisiatif bersama pengampu kepentingan
dalam sebuah isu tertentu,
6. Kekuatan lembaga non pemerintah dan lembaga ilmiah
di daerah tersebut dalam mengkoordinasikan diri
7. Pengalaman lembaga usaha dalam membangun
komunikasi dengan pengampu kepentingan lain

Bentuk pilihan pelegalannya sebagai berikut :

1. Forum Mandiri yang legalisasinya cukup berdasarkan


dokumen deklarasi pendirian dan
pengesah/penandatanganan komitmen anggota forum
PRB. Sementara legalisasi penanggungjawab kegiatan,
administrasi dan keuangan dapat dilakukan dengan
memandatkan kepada salah satu anggota berdasarkan
keputusan musyawarah anggota.
2. Penerbitan Surat Keputusan Kepala Daerah, forum
mendapat legitimasi formal dari Kepala Daerah.
3. Penerbitan Surat Keputusan Kepala BPBD, forum
mendapat legitimasi formal dari kepada BPBD.
4. Badan Hukum Perkumpulan/Forum
Peraturan yang mendasari dalam pembuatan dokumen
badan hukum suatu perkumpulan atau forum, hingga
saat ini masih sangat sedikit. Perangkat hukum yang
mengatur legailisasi suatu forum/perkumpulan diatur
dalam Staatsblad 1870 No. 64 (“Stb. 1870-64”) dan
KUHPerdata (KUHPer) Buku III Bab IX.

Langkah 3 : Transfer Best Practice

Kegiatan ini dilakukan untuk mempromosikan praktik-praktik


baik kegiatan PRB yang dianggap relevan dengan kebutuhan
kegiatan PRB anggota forum. Praktik baik yang dipromosikan
26
diutamakan berasal dari anggota forum sendiri, namun tidak
menutup kemungkinan untuk mengakomodasi praktik baik
yang dilakukan di daerah lain. Pengelolaan hasil praktik baik
ini harus dikelola dengan mekanisme yang disesuaikan
dengan kebutuhan forum. Hasil praktik baik tersebut dapat
dijadikan data dasar dalam penyususnan program kedepan
maupan proses pembelajaran bagi anggota-anggota forum
prb.

Selain itu, transfer praktik baik anggota forum PRB ini juga
akan menjadi bahan pembelajaran bagi forum di daerah lain
maupun pembelajaran di tingkat nasional.

Bentuk kegiatannya bisa berupa :

- Membuat daftar laporan kegiatan anggota forum


sebagai kekayaan pengetahuan forum
- Membuat jadwal learning session mengenai kegiatan
yang telah dilakukan anggota forum secara bergilir
- Mengidentifikasi praktik baik dari lembaga diluar
keanggotaan forum yang disepakati perlu menjadi
pembelajaran bersama anggota forum
- Menyusun dokumen kegiatan learning session yang
dirangkai dengan daftar laporan kegiatan PRB yang
telah disusun sebagai publikasi forum untuk khalayak.

Langkah 4 : Manajemen Sumberdaya Anggota

Kegiatan ini dilakukan untuk membangun mekanisme yang


bisa memberikan gambaran pemetaan distribusi sumberdaya
yang dimiliki anggota dan optimalisasi pendayagunaanya
untuk pencapaian tujuan forum maupun kepentingan antar
anggota, langkah yang bisa dilakukan:

- Membuat daftar anggota dengan sektor/jenis kegiatan,


sumberdaya manusia (narasumber, fasilitator, mitra
pendampingan), sumberdaya pengetahuan (modul,
laporan kegiatan, silabus pelatihan, dll), sumberdaya
27
sarana-prasarana (ruang pertemuan, training center)
dan persebaran wilayah kerja anggota
- Membuat mekanisme kepengurusan forum agar
anggota forum yang memerlukan informasi bisa
mengakses dengan mudah, dan mekanisme
penggunaannya untuk menunjang keberlangsungan
kegiatan yang telah disepakati forum.

Langkah 5 : Penyusunan dokumen pencapaian PRB di


Wilayah Kerja Forum PRB

Kegiatan penyusunan dokumen pencapaian PRB di wilayah


kerja Forum ini dilakukan untuk membangun kesepahaman
bersama pencapaian PRB di sebuah wilayah kerja , termasuk
pemetaan kontribusi kegiatan dan sumberdaya dari masing-
masing anggota, berdasarkan Roadmap yang telah disusun
pada Bagian II, point B, langkah 3. Dilakukan berkala sesuai
kesepakatan forum dan setidaknya dilakukan sekali dalam
satu periode kepengurusan forum.

Dokumen ini juga akan menjadi landasan penyusunan


dokumen sejenis di tingkat daerah dan menjadi landasan
pencapaian RPJMD di suatu daerah, serta
penyusunan/pembaharuan dokumen RPB di Prov/Kab/Kota.

Strateginya bisa dilakukan dengan membentuk tim kecil


penyusun yang diupayakan untuk difasilitasi oleh BPBD atau
Bapeda.

28
Lampiran 1 ; Data Forum PRB yang telah
terbentuk
Daftar Forum Pengurangan Risiko Bencana- daerah yang
telah terbentuk di Indonesia

Temuan sementara yang diperoleh adalah ada 17 Forum PRB


di tingkat provinsi antara lain:

1. Forum PRB DIY

2. Forum PRB Sumbar

3. Forum PRB NTT

4. Forum PRB Bengkulu

5. Forum PRB Aceh

6. Forum PRB Sumut

7. Forum PRB Sulteng

8. Forum PRB Sulut

9. Forum PRB Sulsel

10. Forum PRB Sultra

11. Forum PRB Bali

12. Forum PRB Jateng

13. Forum PRB Papua

14. Forum PRB Kaltim

29
15. Forum PRB Jabar

16. Forum PRB Jatim

17. Forum PRB DKI Jakarta

Dan ada 25 Forum PRB di tingkat kabupaten/kota antara


lain:

1. Forum PRB Kabupaten Lombok Timur

2. Forum PRB Kota Banda Aceh

3. Forum PRB Kabupaten Manggarai

4. Forum PRB Kabupaten Aceh Utara

5. Forum PRB Kota Tomohon

6. Forum PRB Kabupaten Cilacap

7. Forum PRB Kepulauan Sumbawa

8. Forum PRB Kota Bima

9. Forum PRB Kabupaten Bima

10. Forum PRB Kabupaten Dompu

11. Forum PRB Kabupaten Cianjur

12. Forum PRB Kabupaten Sukabumi

13. Forum PRB Kabupaten Nabire

14. Forum PRB Kota Jayapura

15. Forum PRB Kabupaten Bantul

30
16. Forum PRB Flores Raya

17. Forum PRB Kabupaten Pesisir Selatan.

18. Forum PRB Pasuruhan

19. Forum PRB Lumajang

20. Forum PRB Malang

21. Forum PRB Mojokerto

22. Forum PRB Lamongan

23. Forum PRB Bojonegoro

24. Forum PRB Trenggalek

25. Forum PRB Tulungagung

Serta ada 17 Forum PRB tematik al:

1. Forum Guru PRB Kabupaten Simeulue

2. Forum Multipihak DAS Ciliwung-Cisadane "Save Our


Jakarta"

3. Forum Pengelolaan DAS Multi Pihak Provinsi Sumatera


Barat

4. Forum Gunung Merapi

5. Forum Gunung Slamet

6. jAnGkAr KeLuD - Jangkane Kawula Redi Kelud

7. Forum Perguruan Tinggi untuk PRB

31
8. Forum DAS Bengawan Solo di Jateng dan Jatim

9. Forum Gunung Kelud

10. Forum DAS Benanain

11. Jaringan Kemitraan Penanggulangan Bencana


atau Disaster Resource Partnership National Network
for Indonesia

12. PASAG Merapi

13. Forum DAS Brantas di Jawa Timur.

14. Forum Relawan Penanggulangan Bencana


(FOREPNA) Institut Pertanian Bogor.

15. Mahasiswa Siaga Bencana (MAHAGANA) Institut


Teknologi Sepuluh November

16. Forum Sigap Bencana Univeristas Lampung

17. Forum Mahasiswa Penanggulangan Bencana


UNAND

32

Anda mungkin juga menyukai