Anda di halaman 1dari 192

DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN

BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA


1

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017

DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN


BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

1
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
2

KATA PENGANTAR

Desa Tangguh Bencana adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan
menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang
merugikan (Peraturan Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2012).

Kemampuan mandiri berarti serangkaian upaya yang dilakukan sendiri dengan memobilisasi sumber daya
yang dimilikinya untuk mengenali ancaman dan risiko bencana yang dihadapi, meliputi juga evaluasi dan
monitoring kapasitas yang dimilikinya dalam upaya pengurangan risiko bencana.

Ketangguhan masyarakat bersifat multi-disiplin dan multi-sektoral, khususnya yang memiliki pengaruh
langsung terhadap kehidupan masyarakat. Pada Perka BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, setidaknya ada 20 indikator untuk menggambarkan ketangguhan.
Pendekatan satu sektor saja terbukti belum bisa membangun ketangguhan secara memadai. Untuk itu, masih
dibutuhkan banyak usaha baik oleh masyarakat sendiri maupun dari berbagai pihak untuk meningkatkan
kapasitas masyarakat.

Dalam upaya untuk mewujudkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) memiliki perhatian serius atas upaya-upaya peningkatan kapasitas untuk
masyarakat desa/kelurahan. Desa/Kelurahan ialah pemerintah di tingkat paling bawah, dan masyarakatnya
adalah pelaku utama dalam upaya penanggulangan bencana, dan sekaligus menjadi kelompok pertama yang
menerima dampak bencana. Oleh karena itu, penguatan kapasitas masyarakat di Desa/Kelurahan adalah
upaya strategis untuk mewujudkan visi BNPB yaitu “Ketangguhan bangsa dalam menghadapi bencana”.

Program Desa Tangguh Bencana merupakan salah satu program utama BNPB dan saat ini sudah masuk ke
dalam Program Nasional, mulai dilaksanakan pada tahun 2012 dan terus dikembangkan sampai saat ini.
Program ini dimaksudkan untuk memfasilitasi pembentukan dan pengembangan program desa tangguh

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
3

bencana menuju masyarakat tangguh bencana. Sinergi antar program-program yang sudah ada di
desa/kelurahan menjadi salah satu kunci keberhasilan program ini. Untuk itu, kerjasama semua pemangku
kepentingan sangat diharapkan demi tercapainya masyarakat tangguh bencana.

Untuk melaksanakan program tersebut, maka disusunlah Petunjuk Pelaksanaan Desa Tangguh Bencana Tahun
2017. Juklak ini disusun berdasarkan pengalaman pelaksanaan program pada tahun 2012 hingga tahun 2016
serta masukan dari berbagai pihak, termasuk BPBD Provinsi, BPBD Kabupaten/Kota, fasilitator dari LSM dan
Perguruan Tinggi yang terlibat dalam pelaksanaan destana. Juklak ini berisikan penyelenggaraan
pembentukan dan pengembangan Desa Tangguh Bencana secara substansi kegiatan dan administrasi
keuangannya. Harapan kami, Juklak ini dapat memberikan panduan yang memadai bagi para fasilitator dalam
mendampingi masyarakat dan bagi para BPBD dalam mengelola program ini. Proses pendampingan yang
intensif dan melibatkan banyak pihak termasuk pemda setempat, K/L lainnya, organisasi
nasional/internasional dan lembaga usaha, akan menjadi salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan program
ini serta pengembangan desa tangguh bencana yang lebih baik lagi.

Jakarta, Juli 2017


Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Ir. B. Wisnu Widjaja, M.Sc

3
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
4

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................... ... 2


Daftar Isi ..................................................................................................................................... 4
Daftar Istilah dan Singkatan ........................................................................................................... 7

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 12


A. Latar Belakang ......................................................................................................... 12
B. Tujuan .................................................................................................................... 13
C. Sasaran ................................................................................................................... 13
D. Landasan Hukum ..................................................................................................... 14

BAB II PRINSIP DAN INDIKATOR PROGRAM DESA TANGGUH BENCANA...................................... 16


A. Prinsip Ketangguhan Masyarakat............................................................................... 16
B. Klasifikasi Ketangguhan Masyarakat........................................................................... 16
C. Indikator Ketangguhan Masyarakat............................................................................ 18

BAB III PELAKSANAAN PROGRAM PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA (TAHUN 2017) ……… 20
A. Koordinasi dan Sosialisasi di Kabupaten/Kota……...…………………………………………………… 20
B. Persiapan Pelaksanaan Program di Masyarakat........................................................... 22
C. Pelaksanaan Lokakarya di Masyarakat........................................................................ 24
D. Seminar di Kabupaten/Kota untuk Membangun Keberlanjutan dan
Kerjasama Para Pihak................................................................................................ 39
E. Gerakan Pencegahan Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut) Berbasis Masyarakat…….. 41
F. Pendokumentasian.................................................................................................... 41

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
5

BAB IV PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DESA TANGGUH BENCANA (TAHUN 2015 & 2016)............. 42
A. Peserta ………………………………………………………………………………………………………………....... 42
B. Kegiatan Utama……………………………………………………………………………………………………...... 43
C. Kegiatan Pilihan…………………………………………………………………………………………………......... 50
D. Pendokumentasian........................................................................................................ 53

BAB V ORGANISASI PELAKSANA PROGRAM ................................................................................... 54


A. Tingkat Pusat .............................................................................................................. 54
B. Tingkat Provinsi ………………………………………………………………………………………………………… 56
C. Tingkat Kabupaten/Kota ................................................................................................ 57
D. Tingkat Desa/Kelurahan ................................................................................................. 58
E. Tingkat Masyarakat ……………………………………………………………………………………………………. 59
F. Struktur Organisasi dan Penanggung Jawab Kegiatan....................................................... 59

BAB VI PENGELOLAAN DANA PROGRAM ……………………………………………………………………………………….. 64


A. Pemanfaatan Dana Kabupaten/Kota……………………………………………………………………. 64
B. Sistem Penyaluran Dana Desa Tangguh Bencana..................................................... 70
C. Sistem Penyaluran Dana Desa Tangguh Bencana..................................................... 71
D. Sistem Pertanggungjawaban……………………………………………………………………………….. 72
E. Pengelolaan Anggaran Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana..... 73

BAB VII PETUNJUK ADMINISTRASI................................................................................................... 79


A. Rapat Persiapan Kegiatan................................................................................................ 79
B. Absensi atau daftar hadir................................................................................................. 79
C. Belanja Perjalanan Dinas Paket meeting luar kota (meeting) – akun 524119........................ 79
D. Belanja Jasa Profesi (Honorarium)- 522151....................................................................... 80
E. Belanja Perjalanan Dinas – akun 524111........................................................................... 80
F. Belanja bahan – 521211.................................................................................................. 81
G. Belanja Sewa – akun 522141........................................................................................... 83

5
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
6

H. Belanja Honor output Kegiatan – akun 521213.................................................................. 84


I. Belanja jasa lainnya – akun 522191................................................................................. 84
J. Pengembangan ketangguhan masyarakat........................................................................ 85
K. Pajak............................................................................................................................. 85
L. Pembelanjaan pihak ke – 3............................................................................................. 88
M. Pengambilan sisa dana kegiatan..................................................................................... 88
N. Pengembalian jasa biro.................................................................................................. 88

BAB VIII PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN .......................................................................... 89


A. Fasilitasi Ketangguhan Masyarakat................................................................................... 89
B. Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana ……………………………………………………….. 97
C. Mekanisme Penyampaian Keluhan dan Saran ………………………………………………………………… 100
D. Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan pada Pengelolaan Dana............................................. 101

BAB IX PENUTUP ............................................................................................................................. 104


DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................................................. 105

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
7

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

DAFTAR ISTILAH

Bencana : peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh alam dan/atau non-
alam maupun manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Desa : kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Kelurahan : wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah
kerja Kecamatan.
Desa/Kelurahan Tangguh : desa/kelurahan yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan
Bencana menghadapi potensi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari
dampak-dampak bencana yang merugikan.
Forum Pengurangan Risiko : wadah yang menyatukan unsur-unsur organisasi/kelompok pemangku
BencanaDesa/Kelurahan kepentingan di tingkat desa yang berkemauan untuk mendukung upaya-upaya
penanggulangan bencana di wilayah desa/kelurahan. Forum ini menyediakan
mekanisme koordinasi untuk meningkatkan kerjasama berbagai pemangku
kepentingan untuk keberlanjutan kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana
melalui proses yang konsultatif dan partisipatif.
Kelompok Siaga Bencana/Tim : kelompok di tingkat desa/kelurahan yang menjadi pelopor atau penggerak
Relawan Penanggulangan kegiatan pengurangan risiko bencana.

7
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
8

Ancaman : kejadian atau peristiwa yang berpotensi menimbulkan jatuhnya korban jiwa,
kerusakan aset atau kehancuran lingkungan hidup. Ancaman bencana adalah
suatu kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan bencana. Istilah ancaman
seringkali disejajarkan dengan bahaya.
Kerentanan : kondisi atau karakteristik biologis, geografis, hukum, ekonomi, politik, budaya dan
teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang
mengurangi kemampuan masyarakat tersebut untuk mencegah, meredam,
mencapai kesiapan dan menanggapi dampak ancaman atau bahaya tertentu.
Kemampuan/kapasitas : sumber daya, pengetahuan, ketrampilan, dan kekuatan yang dimiliki seseorang
atau masyarakat yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan dan
mempersiapkan diri, mencegah, dan memitigasi, menanggulangi dampak buruk,
atau dengan cepat memulihkan diri dari bencana.
Risiko bencana : potensi kerugian yang ditimbulkan oleh bencana pada suatu wilayah dan kurun
waktu tertentu, yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan
gangguan kegiatan masyarakat.
Pengurangan Risiko Bencana : sebuah pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi, mengkaji dan mengurangi
(PRB) risiko-risiko bencana. PRB bertujuan untuk mengurangi kerentanan-kerentanan
fisik dan sosial-ekonomi terhadap bencana dan menangani bahaya-bahaya
lingkungan maupun bahaya-bahaya lainnya yang menimbulkan kerentanan.
Peringatan dini : serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada
masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang.
Rencana Penanggulangan : dokumen resmi yang memuat data dan informasi tentang risiko bencana yang
Bencana (RPB) ada pada suatu desa/kelurahan dalam waktu tertentu dan rencana pemerintah
Desa/Kelurahan serta para pemangku kepentingan terkait setempat untuk mengurangi risiko
bencana tersebut melalui program-program dan kegiatan pembangunan fisik

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
9

maupun non-fisik. RPB desa/kelurahan mengandung juga strategi, kebijakan dan


langkah-langkah teknis-administratif yang dibutuhkan untuk mewujudkan
kesiapsiagaan terhadap bencana, kapasitas tanggap yang memadai, dan upaya-
upaya mitigasi yang efektif.
Rencana Aksi Komunitas : rencana tindak yang disusun komunitas sebagai bagian dari upaya pengurangan
risiko bencana untuk meredam ancaman, mengurangi kerentanan dan
meningkatkan kapasitas. Rencana tindak merupakan perincian dari rencana
penanggulangan bencana.
Rencana Kontingensi : dokumen perencanaan yang didasarkan pada keadaan darurat yang diperkirakan
akan segera terjadi atau dapat terjadi. Rencana kontingensi mungkin tidak
diaktifkan jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi. Rencana ini disusun untuk
mengurangi korban dan kerugian apabila keadaan darurat yang dimaksudkan
terjadi.
Kuasa Pengguna Anggaran : selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang memperoleh kewenangan dan
bertanggungjawab dari PA untuk menggunakan anggaran yang dikuasakan
kepadanya dalam hal ini Sekretaris Utama BNPB.
Pejabat Pembuat Komitmen : selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA
untuk mengambil keputusan dan atau tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran atas beban belanja negara.
Bendahara Pengeluaran : selanjutnya disebut BP adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada BNPB
Bendahara Pengeluaran : selanjutnya disebut BPP adalah bendahara yang membantu BP untuk
Pembantu melaksanakan pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan
kegiatan tertentu.

9
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
10

Penanggung Jawab : selanjutnya disebut PJOK adalah pejabat yang membantu PPK untuk
Operasional Kegiatan melaksanakan kegiatan tertentu
Pejabat Penandatangan Surat : pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas
Perintah Membayar (SPM) Surat Permintaan Pembayaran dan menerbitkan Surat Perintah Membayar
(SPM).

Surat Perintah Membayar : selanjutnya disebut SPM-LS adalah surat perintah membayar langsung kepada
Langsung pihak ketiga yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
11

DAFTAR SINGKATAN

APBD : Anggaran Pendapatan dan PKK : Pembinaan Kesejahteraan


Belanja Daerah Keluarga
Bappeda : Badan Perencanaan Daerah PMU : Project Management Unit
BNPB : Badan Nasional PPGD : Pertolongan Pertama Gawat
Penanggulangan Bencana Darurat
BPBD : Badan Penanggulangan PRB : Pengurangan Risiko Bencana
Bencana Daerah RAD : Rencana Aksi Daerah
BPD : Badan Permusyawaratan Desa RAK : Rencana Aksi Komunitas
BPP : Bendahara Pengeluaran Renkon : Rencana Kontingensi
Pembantu RPB : Rencana Penanggulangan
DAS : Daerah Aliran Sungai Bencana
LSM : Lembaga Swadaya RT : Rukun Tetangga
Masyarakat RW : Rukun Warga
Musrenbang : Musyawarah Perencanaan SAR : Search and Rescue
Pembangunan SKPD : Satuan Kerja Perangkat
PB : Penanggulangan Bencana Daerah
PJOK : Penanggung Jawab UU : Undang-undang
Operasional Kegiatan

11
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
12

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat yang berada di desa/kelurahan adalah penerima dampak langsung dari bencana, dan sekaligus sebagai
pelaku langsung yang akan merespon bencana di sekitarnya. Oleh karena itu, dengan memanfaatkan semua potensi
sumberdaya yang dimiliki, masyarakat desa/kelurahan dapat menjadi tangguh terhadap dampak bencana, sehingga
risiko korban jiwa, kerugian harta, dan lain lain akan bisa diperkecil dan bahkan dihindari.

Desa Tangguh Bencana adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman
bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan (Peraturan Kepala BNPB Nomor 1
Tahun 2012). Berdasarkan definisi tersebut, tidak mudah bagi pemerintah dan masyarakat desa untuk mencapai
ketangguhan terhadap bencana karena ketangguhan ini bersifat multi-disiplin dan multi-sektoral, khususnya
ketanggguhan yang berpengaruh langsung terhadap kehidupan masyarakat. Pada Peraturan Kepala BNPB Nomor 1
Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, setidaknya ada 20 indikator untuk
menggambarkan ketangguhan. Pendekatan dengan sebagian indikator saja belum bisa membangun ketangguhan secara
memadai.

Salah satu upaya untuk membangun masyarakat tangguh bencana, BNPB memiliki program pengembangan
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Pelaksanaan program ini tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan penguatan dan
pengembangan dari program-program pemberdayaan di desa/kelurahan yang sudah dilaksanakan oleh kementerian /
lembaga lain, organisasi internasional maupun nasional. Program ini adalah bagian dari pengembangan kapasitas
masyarakat di desa/kelurahan (salah satu elemen dalam sistem nasional penanggulangan bencana).

Ditinjau dari aspek historis, program desa/kelurahan tangguh bencana dimulai pada tahun 2012 melalui kegiatan
penguatan kelembagaan BNPB dengan mengangkat tema ancaman bencana tsunami. Kemudian dilanjutkan pada tahun
2013 dengan tema multi hazard. Tahun 2014 sampai sekarang program ini menyasar kepada desa/kelurahan yang

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
13

rawan tsunami dan rawan bencana lainnya, termasuk kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Program ketangguhan
masyarakat ini merupakan scalling up (pengembangan yang lebih luas) dari program-program pemberdayaan
masyarakat dalam penanggulangan bencana pada tahun-tahun sebelumnya.

Implementasi program ketangguhan masyarakat ini diperkuat dengan tambahan skema Project Management Unit (PMU)
dan fasilitator yang akan mendampingi masyarakat dan tinggal di desa/kelurahan selama program berjalan. PMU ini
dimaksudkan untuk mengefektifkan proses pengelolaan program yang terpadu, termasuk pendampingan fasilitator,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan. Sedangkan fasilitator akan lebih intensif untuk melakukan pendampingan
masyarakat dalam melakukan kajian, perencanaan, dan melaksanakan upaya-upaya untuk pengelolaan risiko bencana.
Selain itu juga, fasilitator juga akan dibantu oleh seorang co-fasilitator yang berasal dari masyarakat setempat dan
merupakan kesepakatan bersama antara Kepala Desa/Lurah dengan Kelompok Kerja Desa Tangguh Bencana.

B. Tujuan
Tujuan Program Desa Tangguh Bencana ini adalah:
1. Mendorong terwujudnya ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana yang lebih terarah, terencana,
terpadu, dan terkoordinasi.
2. Mendorong sinergi dan integrasi seluruh program yang ada di desa/kelurahan yang dilaksanakan oleh kementerian /
lembaga, organisasi-organisasi non-pemerintah, dan lembaga usaha.
3. Meningkatkan kemandirian masyarakat desa/kelurahan dalam melaksanakan upaya-upaya pengurangan risiko
bencana.
4. Mendorong integrasi upaya-upaya pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan desa.
5. Membentuk desa/kelurahan tangguh bencana yang dapat menjadi “pilot project” dan kemudian menularkannya ke
lokasi desa/kelurahan lainnya.

C. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari pengembangan program desa tangguh bencana ini adalah masyarakat sadar akan
potensi bencana di daerahnya, memiliki kesiapan untuk menghadapi bencana dan kemampuan untuk mengurangi risiko,
serta memiliki ketahanan dan kekuatan untuk membangun kembali kehidupannya setelah terkena dampak bencana.
Pada tahun ke-6 program ini, prioritas sasaran ialah desa/kelurahan yang memiliki ancaman bencana, seperti tsunami,

13
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
14

gempabumi, banjir, tanah longsor, kebakaran lahan dan hutan, dan lain-lain. Desa/kelurahan yang telah difasilitasi pada
tahun sebelumnya tetap diberikan pembinaan dan pendampingan untuk melaksanakan Rencana Aksi yang telah
disusun.

D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2015 tentang Desa
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua PP 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang bersumber dari APBN
8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
9. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
10. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana
11. Peraturan Presiden No 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019
12. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa
15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa.
16. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
17. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No.1 Tahun 2012 tentang Pedoman
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
15

18. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2017 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa tentang Perubahan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2016 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017

15
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
16

BAB II
PRINSIP DAN INDIKATOR
PROGRAM DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA

A. Prinsip Desa/Kelurahan Tangguh Bencana


Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Kepala BNPB No.1 Tahun 2012 tentang Pedoman Desa/Kelurahan Tangguh
Bencana, ada 16 prinsip yang mendasari pelaksanaan program ini. Prinsip-prinsip tersebut ialah:
1. Bencana adalah urusan bersama
2. Berbasis Pengurangan Risiko Bencana
3. Pemenuhan hak masyarakat
4. Masyarakat menjadi pelaku utama
5. Dilakukan secara partisipatoris
6. Mobilisasi sumber daya lokal
7. Inklusif
8. Berlandaskan kemanusiaan
9. Keadilan dan kesetaraan gender
10. Keberpihakan pada kelompok rentan
11. Transparansi dan akuntabilitas
12. Kemitraan
13. Multi ancaman
14. Otonomi dan desentralisasi pemerintahan
15. Pemaduan ke dalam pembangunan berkelanjutan
16. Diselenggarakan secara lintas sektor.

B. Klasifikasi Desa/Kelurahan Tangguh Bencana


Peraturan Kepala Kepala BNPB No.1 Tahun 2012 tentang Pedoman Desa/Kelurahan Tangguh Bencana menyebutkan ada
3 kategori Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, yaitu :

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
17

1. Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Utama


Tingkat ini adalah tingkat tertinggi yang dapat dicapai oleh sebuah desa/kelurahan yang berpartisipasi dalam
program ini. Tingkat ini dicirikan dengan:
a. Adanya kebijakan PRB yang telah dilegalkan dalam bentuk Perdes atau perangkat hukum setingkat di kelurahan
b. Adanya dokumen perencanaan PB yang telah dipadukan ke dalam RPJMDes dan dirinci ke dalam RKPDes
c. Adanya forum PRB yang beranggotakan wakil-wakil dari masyarakat, termasuk kelompok perempuan dan
kelompok rentan, yang berfungsi dengan aktif
d. Adanya tim relawan PB Desa/Kelurahan yang secara rutin terlibat aktif dalam kegiatan peningkatan kapasitas,
pengetahuan dan pendidikan kebencanaan bagi para anggotanya dan masyarakat pada umumnya.
e. Adanya upaya-upaya sistematis untuk mengadakan pengkajian risiko, manajemen risiko dan pengurangan
kerentanan, termasuk kegiatan-kegiatan ekonomi produktif alternatif untuk mengurangi kerentanan
f. Adanya upaya-upaya sistematis untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan serta tanggap bencana

2. Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Madya


Tingkat ini adalah tingkat menengah yang dicirikan dengan:
a. Adanya kebijakan PRB yang tengah dikembangkan di tingkat desa atau kelurahan
b. Adanya dokumen perencanaan PB yang telah tersusun tetapi belum terpadu ke dalam instrumen perencanaan
desa
c. Adanya forum PRB yang beranggotakan wakil-wakil dari masyarakat, termasuk kelompok perempuan dan
kelompok rentan, tetapi belum berfungsi penuh dan aktif
d. Adanya tim relawan PB Desa/Kelurahan yang terlibat dalam kegiatan peningkatan kapasitas, pengetahuan dan
pendidikan kebencanaan bagi para anggotanya dan masyarakat pada umumnya, tetapi belum rutin dan tidak
terlalu aktif
e. Adanya upaya-upaya untuk mengadakan pengkajian risiko, manajemen risiko dan pengurangan kerentanan,
termasuk kegiatan-kegiatan ekonomi produktif alternatif untuk mengurangi kerentanan, tetapi belum terlalu
teruji
f. Adanya upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan serta tanggap bencana yang belum teruji
dan sistematis

17
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
18

3. Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Pratama


Tingkat ini adalah tingkat awal yang dicirikan dengan:
a. Adanya upaya-upaya awal untuk menyusun kebijakan PRB di tingkat desa atau kelurahan
b. Adanya upaya-upaya awal untuk menyusun dokumen perencanaan PB
c. Adanya upaya-upaya awal untuk membentuk forum PRB yang beranggotakan wakil-wakil dari masyarakat
d. Adanya upaya-upaya awal untuk membentuk tim relawan PB Desa/Kelurahan
e. Adanya upaya-upaya awal untuk mengadakan pengkajian risiko, manajemen risiko dan pengurangan
kerentanan
f. Adanya upaya-upaya awal untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan serta tanggap bencana

C. Indikator Desa/Kelurahan Tangguh Bencana


Ketangguhan masyarakat dinilai berdasarkan capaian 20 indikator yang dikembangkan dari 6 komponen Sistem
Penanggulangan Bencana. Indikator tersebut dicantumkan dalam lampiran Perka BNPB Nomor 1 Tahun 2012, yang
kemudian menjadi rujukan bagi BNPB dalam mengembangkan program ini. Indikator ini terdiri dari indikator utama
dan pendukung. Keseluruhan indikator tersebut ada dalam tabel dibawah ini.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
19

INDIKATOR DESA TANGGUH BENCANA

KATEGORI NO INDIKATOR JENIS INDIKATOR


LEGISLASI 1 Kebijakan/Peraturan di Desa/Kel tentang PB/PRB Utama
Rencana Penanggulangan Bencana, Rencana Aksi Komunitas, Utama
PERENCANAAN 2
dan/atau Rencana kontingensi
3 Forum PRB Utama
KELEMBAGAAN 4 Relawan Penanggulangan Bencana Utama
5 Kerjasama antar pelaku dan wilayah
6 Dana tanggap darurat
PENDANAAN
7 Dana untuk PRB
8 Pelatihan untuk pemerintah desa
9 Pelatihan untuk tim relawan
PENGEMBANGAN
10 Pelatihan untuk warga desa
KAPASITAS
11 Pelibatan/partisipasi warga desa
12 Pelibatan Perempuan dalam tim relawan
13 Peta dan kajian risiko Utama
14 Peta dan jalur evakuasi serta tempat pengungsian
15 Sistem peringatan dini Utama
PENYELENGGARAAN 16 Pelaksanaan mitigasi struktural (fisik)
PENANGGULANGAN Pola ketahanan ekonomi untuk mengurangi kerentanan Utama
17
BENCANA masyarakat
18 Perlindungan kesehatan kepada kelompok rentan Utama
19 Pengelolaan sumber daya alam (SDA) untuk PRB Utama
20 Perlindungan aset produktif utama masyarakat Utama

19
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
20

BAB III
PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA
(TAHUN 2017)

Program Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana tahun 2017 dilaksanakan sebagian besar di desa/kelurahan yang belum
mengembangkan atau memiliki komponen dasar kesiapsiagaan dan mitigasi bencana, memiliki dan termasuk dalam daerah prioritas
pembangunan RPJMN. Komponen dasar yang dimaksud antara lain berupa i) kajian dan peta risiko, yang memuat kajian ancaman,
kerentanan dan kapasitas, ii) rencana penanggulangan bencana / rencana aksi masyarakat, iii) peringatan dini, iv) rencana evakuasi,
iv) rencana kontingensi, serta penguatan lembaga / organisasi di desa / kelurahan sebagai wadah bersama untuk pelaksanaan
kegiatan-kegiatan penanggulangan bencana. Program Ketangguhan Masyarakat tahun 2016 bertujuan untuk membentuk komponen-
komponen dasar tersebut sehingga pada akhir program, desa/kelurahan yang difasilitasi akan mempunyai dokumen awal berupa
kajian dan peta serta rencana-rencana yang kemudian bisa disimulasikan bersama masyarakat. Sedangkan untuk penguatan
kemampuan relawan desa/kelurahan yang dipilih, akan dilakukan pelatihan relawan di kabupaten/kota.

Program Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana tahun 2017 mempunyai lima kegiatan utama, yaitu (1) koordinasi dan
sosialisasi di kabupaten/kota, (2) persiapan pelaksanaan program di desa/kelurahan, (3) pelaksanaan kegiatan di desa/kelurahan, dan
(4) seminar di kabupaten/kota untuk membangun keberlanjutan dan kerjasama para pihak serta (5) pelatihan relawan
penanggulangan bencana di tingkat Kabupaten/Kota yang pesertanya berasal dari desa-desa yang difasilitasi.

Keterangan di bawah memberikan gambaran persiapan dan pelaksanaan setiap kegiatan dalam program desa/kelurahan tangguh
bencana yang akan dilaksanakan oleh BPBD bersama dengan Fasilitator di lokasi.

A. Koordinasi dan Sosialisasi di Kabupaten/Kota

1. Tujuan
Pertemuan ini bertujuan untuk mengenalkan program desa tangguh bencana kepada para pemangku kepentingan di
kabupaten/kota yang terkait kebencanaan. Karenanya dalam undangan dijelaskan materi dan informasi yang perlu
disampaikan oleh para pemangku kepentingan ke lokakarya di kabupaten/kota.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
21

2. Materi
Materi pengenalannya mencakup perihal antara lain:
a. Kebijakan: UU No. 06 Tahun 2015 tentang Desa, UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Perka
BNPB No. 1 Tahun 2012 tentang Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, RPB dan RAD PRB setempat, Indeks rawan
risiko bencana di Kabupaten/kota, selain itu kebijakan lain untuk mendorong dan mengikat kerjasama antar
Kementrian/Lembaga dan lembaga non pemerintah untuk desa/kelurahan.
b. Program: tujuan, kegiatan, waktu, hasil, strategi, penganggaran dan pelaksana (peran dan tanggung jawab BPBD
Kabupaten/Kota, Fasilitator, Kelompok Kerja Desa, Masyarakat, BPBD Provinsi dan BNPB).
c. Informasi lain yang diperlukan guna mendapatkan dukungan untuk pelaksanaan program Desa/Kelurahan
Tangguh Bencana.
d. Penilaian garis dasar (baseline) desa tangguh bencana dan lokasi program sesuai dengan Perka BNPB Nomor 1
Tahun 2012.

3. Lokasi dan Waktu


Koordinasi dan sosialisasi berbentuk lokakarya yang diselenggarakan di kabupaten/kota dan difasilitasi oleh BPBD
Kabupaten/Kota sebanyak 2 (dua) kali pertemuan. Waktu pelaksanaan selama satu hari dan setidaknya satu minggu
sebelum pelaksanaan pembentukan program ketangguhan masyarakat di desa/kelurahan sasaran.

4. Peserta
Peserta lokakarya di tingkat kabupaten/kota maksimum 70 (Tujuh Puluh) orang dan jumlah peserta disesuaikan
dengan anggaran yang tersedia. Peserta yang diusulkan mewakili antara lain :
• BPBD Provinsi maksimum 3 orang
• BPBD Kabupaten/Kota maksimum 10 orang
• Bappeda dan SKPD terkait kebencanaan (Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas
Kehutanan, Dinas Kebakaran, Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan Lingkungan Hidup Daerah, Badan
Pemberdayaan Masyarakat, Badan Pemberdayaan Perempuan) jumlah peserta menyesuaikan ketersediaan
anggaran
• LSM/Perguruan Tinggi/swasta (perusahaan) jumlah peserta menyesuaikan ketersediaan anggaran
• Pemerintah dan perwakilan masyarakat desa/kelurahan @ 5 orang untuk masing-masing desa/kelurahan: 20 orang

21
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
22

• Fasilitator (2 orang) dan Co-Fasilitator (4 orang) tiap kabupaten/kota

5. Masukan dari Pemangku Kepentingan di Kabupaten/Kota


Semua pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/kota diminta untuk berbagi informasi tentang apa yang sudah,
sedang atau akan dilakukan, informasi yang dimiliki mengenai kondisi di desa/kelurahan sasaran, termasuk potensi
tantangannya. Selain itu produk-produk di daerah, misalnya:
✓ Kebijakan-kebijakan yang berlaku
✓ Peta dan kajian bahaya, kerentanan, kapasitas dan risiko yang sudah dibuat yang memuat desa/kelurahan sasaran
✓ Rencana evakuasi, skema peringatan dini, rencana kontingensi, rencana pembangunan di desa/kelurahan sasaran
✓ Informasi tentang pelatihan-pelatihan relawan/masyarakat (tanggap darurat, PPGD, SAR dll.) di desa/kelurahan
sasaran
✓ Informasi kapasitas peralatan kebencanaan dan kearifan lokal yang dimiliki kabupaten/kota dan desa/keluarahan
sasaran

6. Hasil
Pada akhir sesi peserta lokakarya di kabupaten/kota diharapkan memahami tentang program Desa Tangguh Bencana
dan menunjukkan sikap dukungan, kerjasama atau kontribusi untuk pelaksanaan kegiatan di desa/kelurahan sasaran.
Bagi pelaksanaan program, informasi yang terkumpul dalam pertemuan ini bermanfaat untuk:
i) memberikan garis dasar (baseline) untuk mengukur kemajuan yang akan dicapai pada akhir program,
ii) membantu menentukan prioritas kegiatan untuk peningkatan kapasitas masyarakat dan desa/kelurahannya,
iii) menghindari pengulangan kerja atau tumpang tindih atas satu produk (kajian, peta, rencana, organisasi) di desa /
kelurahan yang sama.

B. Persiapan Pelaksanaan Pembentukan Program di Desa/Kelurahan

1. Penyiapan Komponen Kegiatan


Fasilitator bersama dengan BPBD Kabupaten/Kota memastikan informasi dan pendukung lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan program di desa/kelurahan dampingannya tersedia sebelum memulai lokakarya pertama di desa/kelurahan.
Persiapan tersebut mencakup:

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
23

i. Pengumpulan informasi desa/kelurahan terkini atau versi terakhir (pemetaan sosial/monografi/profil desa/kelurahan,
potensi desa/kelurahan, penduduk perempuan dan laki-laki, tentang program/proyek yang sudah/sedang/akan
dilakukan, kajian risiko, rencana penanggulangan bencana, peta bahaya/risiko dan peta evakuasi Kabupaten/Kota
yang memuat desa/kelurahan tersebut).
ii. Identifikasi semua kelompok atau organisasi yang ada di desa/kelurahan untuk mengirimkan wakilnya sebagai
bagian dari Kelompok Kerja yang akan mengikuti seluruh proses kegiatan Ketangguhan Masyarakat. Sebaiknya
setiap kelompok diwakili oleh satu orang pengurus dan setidaknya satu orang anggota.
iii. Ketersediaan fasilitas pendukung: tempat pertemuan yang layak untuk pelaksanaan rangkaian kegiatan lokakarya,
alat tulis (spidol whiteboard, papan tulis, kertas plano/flipchart).

2. Pemahaman tentang Konteks Desa/Kelurahan Setempat dan Masyarakat


Fasilitator perlu mengetahui kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya masyarakat desa/kelurahan dampingan untuk
membantu:
i. Menemukan cara-cara fasilitasi yang mendukung kelancaran proses, dan demikian sebaliknya untuk menghindari
hal-hal yang dianggap terlalu sensitif bagi warga masyarakat setempat.
ii. Mengikutsertakan tokoh masyarakat/tokoh agama setempat sebagai dinamisator dalam kegiatan program. Perlu
dipastikan agar kehadiran para tokoh tersebut tidak mengurangi partisipasi aktif warga lainnya. Pemahaman
konteks khas masyarakat dan desa/kelurahan tersebut dapat dilakukan dengan mempelajari informasi desa
misalnya PKK, Kelompok Tani, Kelompok Nelayan, Kelompok Kesenian, Karang Taruna RT, RW, Sibat, dan lain-lain
serta mencermati tulisan / dokumen yang ada dan berbicara dengan para individu di desa / kelurahan atau di
kabupaten/kota.

3. Pembentukan Kelompok Kerja Desa/Kelurahan


- Prosedur yang harus diperhatikan dalam pembentukan kelompok kerja Desa/ Kelurahan adalah :
a) Mendorong keikutsertaan warga termasuk kelompok minoritas yang termarjinalkan karena politik, sosial dan
ekonomi untuk aktif menyampaikan pendapat dalam pemilihan anggota kelompok kerja desa/kelurahan.
b) Dilakukan bersama dengan aparat desa/kelurahan, Badan Pemberdayaan Desa (BPD), tokoh masyarakat dan
tokoh agama.

23
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
24

c) Memberikan daftar anggota Kelompok Kerja kepada Fasilitator dan BPBD Kabupaten/Kota setidaknya 5 hari
sebelum lokakarya desa/kelurahan pertama dilaksanakan.
d) Kelompok Kerja yang sudah terbentuk harus berkomitmen mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Desa/Kelurahan
Tangguh Bencana yang disepakati.

- Pembentukan Kelompok kerja Desa/Kelurahan Anggota berjumlah 30 orang terdiri dari:


a) Susunan kelompok kerja yaitu Penanggung Jawab (Kepada Desa/Lurah), Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris, dan
26 orang anggota.
b) Anggota Kelompok Kerja merupakan perwakilan semua warga, kelompok masyarakat dan mewakili
keterwilayahan Desa/Kelurahan, berbagai profesi, usia produktif (min. 18 th), pemerataan gender, kelompok
disabilitas, dan sebagainya.
c) Jumlah peserta laki-laki dan perempuan idealnya berimbang dan usia peserta juga beragam dari muda dan tua.
Pemilihan ini sebisa mungkin menghindari dominasi oleh individu warga yang selama ini terlalu banyak terlibat
dalam kegiatan-kegiatan desa/kelurahan dan mendapatkan keuntungan tambahan ekonomi, pengetahuan dan
keterampilan – mereka biasanya adalah pengurus di kelompok/lembaganya.

C. Pelaksanaan Pertemuan di Desa/Kelurahan


Pelaksanaan pertemuan di desa/kelurahan dapat dilakukan secara berurutan dengan fasilitasi formal sebanyak 20 (dua
puluh) kali pertemuan. Di bawah ini merupakan satu contoh urutan kegiatan yang diawali dari pengenalan program
sampai penutupan.

Tabel di bawah merupakan satu contoh jadwal dan hasil yang dapat disepakati oleh Fasilitator dan Kelompok Kerja
Desa/kelurahan.

Lokakarya Tema Bahasan Hasil


Kesepakatan kerjasama, kesamaan pemahaman
Pengenalan program dan Profil Desa/Kelurahan
1 desa/kelurahan, dan penilaian baseline
ketangguhan desa/kelurahan
2 Kajian dan peta ancaman, kerentanan, kapasitas,
Penyusunan kajian dan peta risiko bencana
dan risiko

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
25

3 Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana dan Dokumen RPB, termasuk RAK di dalamnya
Rencana Aksi Komunitas untuk Pengurangan Risiko
Penguatan forum desa/kelurahan untuk PRB dan Bagan organisasi forum di Desa/Kelurahan serta
4
pembangunan tugas dan tanggungjawabnya
5 Pengembangan sistem peringatan dini di masyarakat Skema sistem peringatan
6 Penyusunan rencana evakuasi Peta dan strategi evakuasi
7 Penyusunan rencana kontingensi Dokumen rencana kontingensi desa
8 Pembentukan dan Pelatihan tim relawan Daftar personil terlatih
Integrasi RPB dan RAK ke dalam perencanaan Kegiatan RAK masuk menjadi bagian dari
9
pembangunan desa/kelurahan Rencana pembangunan desa/kelurahan
Sosialisasi (peta risiko, rencana kontingensi, jalurMasyarakat mengetahui risiko di desa/kelurahan
10
evakuasi) kepada masyarakat umum dan bagaimana responnya
Simulasi evakuasi dan sistem peringatan dini Rencana simulasi untuk menguji sistem
11 peringatan dini, rencana evakuasi, dan rencana
kontingensi
Prakarsa Kegiatan Pengurangan Risiko Rencana dan hasil pelaksanaan gotong-royong
12
Bencana oleh Masyarakat untuk kegiatan PRB di masyarakat
13 Evaluasi proses dan keluaran program desa/kelurahan Pembelajaran yang baik dan tidak dari proses
tangguh bencana pelaksanaan program serta hasil penilaian endline
ketangguhan desa/kelurahan

Catatan:
• Jumlah hari pelaksanaan masing-masing lokakarya disesuaikan dengan kebutuhan pencapaian hasil dan
kesempatan waktu yang dimiliki oleh masyarakat dalam rentang waktu pelaksanaan program.
• Di antara pelaksanaan lokakarya perlu dilakukan jeda beberapa hari. Hal ini bertujuan untuk memberi
kesempatan kepada Kelompok Kerja Desa/Kelurahan untuk melakukan verifikasi data/informasi, termasuk
kunjungan lapangan bila perlu, dan untuk menyempurnakan hasil diskusi tema lokakarya sebelumnya.
• Fasilitator menggunakan jeda waktu ini untuk menulis laporan proses diskusi dan mendokumentasikan
capaian (indikator) dan pembelajaran hasil diskusi Kelompok Kerja Desa/Kelurahan. Sehingga, sebelum

25
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
26

memulai lokakarya berikutnya, Fasilitator dan Kelompok Kerja Desa/Kelurahan sudah menyelesaikan draft
laporan dan dokumen (indikator) yang didiskusikan selama lokakarya sebelumnya.

1. Pengenalan Program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana


a. Pembukaan - Lokakarya pertama di desa/kelurahan dibuka secara resmi oleh BPBD Kabupaten/Kota bersama
Kepala Desa/Lurah setempat, dilanjutkan dengan pembahasan landasan hukum Program Ketangguhan Masyarakat
merupakan pelaksanaan dari kebijakan nasional (UU No. 06 Tahun 2015, UU No. 24 Tahun 2007, Undang-Undang
N0. 23 tahun 2015, Perka BNPB No. 1 Tahun 2012, Renas PB, Master Plan Tsunami) dan kebijakan daerah (Rencana
PB dan RAD PRB, dan lainnya)

b. Tujuan – Fasilitator menjelaskan tujuan program Pembentukan Ketangguhan Masyarakat ini adalah:
• Mendorong terwujudnya masyarakat Desa/Kelurahan tangguh dalam menghadapi bencana yang lebih
terarah, terencana, terpadu, dan terkoordinasi.
• Mendorong sinergi dan integrasi seluruh program yang ada di desa/kelurahan yang dilaksanakan oleh
kementerian/lembaga, organisasi-organisasi non-pemerintah, dan lembaga usaha.
• Meningkatkan kemandirian masyarakat desa/kelurahan dalam melaksanakan upaya-upaya pengurangan
risiko bencana.
• Mendorong integrasi upaya-upaya pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan desa.

c. Hasil – Pada akhir kegiatan program akan terwujud:


✓ Masyarakat mengetahui tujuan dan rincian rangkaian kegiatan program desa/kelurahan tangguh bencana,
termasuk prosesnya
✓ Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang potensi bencana di desa/kelurahan masing-masing
✓ Masyarakat mengetahui peran masing-masing pihak dalam pelaksanaan program desa/kelurahan tangguh
bencana
✓ Ada rencana bersama untuk pelaksanaan rangkaian kegiatan dalam program desa/kelurahan tangguh
bencana
✓ Ada konfirmasi penilaian baseline ketangguhan desa/kelurahan dari hasil yang dilakukan pada lokakarya
perencanaan di kabupaten/kota

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
27

d. Strategi – Pelaksanaan kegiatan program mempertimbangkan:


✓ Pengutamaan inisiatif dan kemampuan warga masyarakat setempat dalam upaya membangun ketangguhan
warga dan desa/kelurahan
✓ Pemanfaatan sistem, mekanisme dan nilai-nilai yang ada di masyarakat dalam pelaksanaannya
✓ Dukungan eksternal sebagai penguat kapasitas desa/kelurahan

e. Peran dan Tanggung Jawab – Pembagiannya berlaku sebagai berikut:


✓ BNPB/BPBD Prop sebagai Penyelenggara program nasional/sub-nasional
✓ BPBD Kabupaten/Kota sebagai Koordinator pelaksanaan program di daerah
✓ Pemerintah Desa/Kelurahan sebagai pelaksana program di desa/kelurahan
✓ Fasilitator sebagai Pendamping dan Pendokumentasi kegiatan program di desa/kelurahan
✓ Kelompok Kerja Desa/Kelurahan sebagai Pelaku Utama setiap kegiatan program di desa/kelurahan
✓ Warga masyarakat sebagai Pemilik, Pelaksana dan Penerima Manfaat program di desa/kelurahan

2. Pengenalan Profil Desa/Kelurahan Sasaran


Pengenalan profil desa / kelurahan adalah untuk mengetahui posisi geografis, sejarah singkat tentang penduduk, kondisi
sosial, ekonomi, budaya dan potensi desa/kelurahan.

Ulasan profil desa / kelurahan ini mencakup data dan informasi mutakhir yang ada dan dapat dilakukan oleh beberapa
anggota Kelompok Kerja yang memahami dengan baik setiap sub-topik pembahasan. Pembagian tugas presentasi ini
juga dimaksudkan untuk mendorong keterlibatan aktif para anggota Kelompok Kerja.

a. Waktu dan Tempat - Fasilitator dan Kelompok Kerja Desa/Kelurahan menyepakati:


✓ Jadwal pelaksanaan kegiatan program selama 6 bulan di desa/kelurahan.
✓ Tempat pelaksanaan di desa/kelurahan, misalnya balai desa/kelurahan atau tempat pertemuan lainnya.

b. Hak dan Kewajiban - Kelompok Kerja Desa/Kelurahan mempunyai:

27
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
28

✓ Hak berupa informasi tentang program Ketangguhan Masyarakat di tempatnya, konsumsi, uang harian
kompensasi kerja dan uang transport lokal. Dana di sini dapat dikelola oleh masyarakat. Fasilitator dapat
membangun kesadaran dan niat Kelompok Kerja Desa/Kelurahan untuk menyisihkan dana yang diterima
sebagai modal awal Forum dan tim relawan yang akan dibentuk/dikuatkan di desa/kelurahan.
✓ Kewajiban untuk berpartisipasi dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan program secara aktif selama
periode kegiatan dan paska kegiatan yang disepakati.

c. Data Baseline - Kelompok Kerja Desa/Kelurahan melakukan konfirmasi penilaian data baseline ketangguhan
desa/kelurahan dengan mengisi formulir yang disediakan Fasilitator.

3. Penyusunan Kajian dan Peta Risiko


Seluruh pembicaraan tentang pengkajian risiko ini dipandu oleh Fasilitator. Dalam proses penyusunan kajian dan peta
risiko di bawah ini, Fasilitator merujuk pada buku panduan seri penyusunan Peta dan Kajian Risiko yang disediakan
oleh BNPB. Pengetahuan dan pengalaman Fasilitator dalam penanggulangan bencana bermanfaat untuk membuat
pembahasan kajian dan pemetaan risiko lebih dinamis dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan tepat untuk
menggali pengetahuan dan pengalaman Kelompok Kerja Desa/Kelurahan sehingga menjadi pengetahuan bersama
yang luas dan rinci.

a. Kajian dan Peta Ancaman


Tujuan:
Menyamakan pemahaman anggota Kelompok Kerja tentang jenis, sifat dan potensi dampak setiap ancaman yang
diidentifikasi di desa/kelurahan.

Kegiatan:
• Penjelasan tentang profil desa/kelurahan di atas menjadi pintu masuk bagi Fasilitator untuk memandu Kelompok
Kerja membicarakan jenis-jenis ancaman yang ada di sana dan, bila ada, pengalaman bencana yang pernah
terjadi. Bila terdapat beberapa jenis ancaman di desa/kelurahan, Kelompok Kerja perlu menyepakati jenis
ancaman yang akan dikaji dan dipetakan. Jenis ancaman yang dirasakan masyarakat tidak mengganggu atau

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
29

berdampak kecil terhadap kehidupan, penghidupan dan/atau desa/kelurahannya dimungkinkan untuk tidak
dibahas. Fasilitator perlu mengupayakan tersedianya informasi ilmiah yang dapat memberikan tambahan
penjelasan yang sahih dan disampaikan secara sederhana.
• Kelompok Kerja dapat mendiskusikan setiap jenis ancaman dalam kelompok-kelompok kecil.
• Data / informasi yang dikumpulkan digunakan setiap kelompok diskusi untuk menggambar peta bahaya jenis
ancaman yang didiskusikan.
• Hasil diskusi dibahas bersama (pleno) untuk memperbaiki data / informasi kajian dan peta ancaman. Kemungkinan
Kelompok Kerja menyepakati untuk melakukan verifikasi data/informasi dan peta ancaman awal dengan
merencanakan kunjungan lapangan.

Hasil:
✓ Kelompok Kerja mempunyai pemahaman yang sama tentang jenis ancaman dan intensitasnya di desa/kelurahan
berbasis pengetahuan / pengalaman masyarakat dan keilmuan.
✓ Draft dokumen kajian dan peta ancaman yang dipilih
✓ Rencana tindak lanjut untuk penyelesaian dokumen dan peta ancaman

b. Kajian dan Peta Kerentanan dan Kapasitas


Tujuan:
Menyamakan pemahaman anggota Kelompok Kerja Desa/Kelurahan tentang alasan atau faktor yang membuat
masyarakat dalam jangka waktu tertentu:
• Kurang memiliki kemampuan untuk mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan menanggapi dampak
ancaman atau bahaya tertentu, dan
• Memiliki kemampuan untuk mempertahankan dan mempersiapkan diri, mencegah, dan memitigasi,
menanggulangi dampak buruk, atau dengan cepat memulihkan diri dari bencana

Kegiatan:
• Fasilitator memberi pengantar dan pertanyaan-pertanyaan untuk masuk ke bahasan kerentanan dan kapasitas
masyarakat

29
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
30

• Kelompok Kerja diajak mendiskusikan faktor-faktor utama yang mengindikasikan kerentanan dan kemampuan
masyarakat: manusia, sosial, ekonomi, fisik/infrastruktur, dan lingkungan. Diskusi ini dapat dilakukan dalam
kelompok kecil.
• Dengan panduan Fasilitator, Kelompok Kerja menggunakan data / informasi yang dikumpulkan untuk
menggambar sederhana peta kerentanan dan kapasitas.
• Hasil diskusi kelompok kembali dibahas bersama (pleno) dan dikoreksi. Kelompok Kerja menyepakati bersama
data/informasi serta draft peta kerentanan dan peta kapasitas. Kemungkinan juga disepakati untuk melakukan
pemeriksaan ulang data / informasi dengan sumber-sumber informasi lain.

Hasil:
✓ Kelompok Kerja mempunyai kesamaan pemahaman tentang faktor-faktor kerentanan dan kemampuan
masyarakat dan kondisi alam di desa/kelurahannya
✓ Draft dokumen kajian dan peta kerentanan dan kapasitas masyarakat desa/kelurahan
✓ Rencana tindak lanjut untuk penyelesaian dokumen dan peta kerentanan dan kapasitas

c. Kajian dan Peta Risiko


Tujuan:
Menyamakan pemahaman anggota Kelompok Kerja Desa/Kelurahan tentang tingkat risiko masyarakat pada
periode waktu tertentu dari jenis ancaman yang diprioritaskan untuk ditanggulangi.

Kegiatan:
• Fasilitator memandu Kelompok Kerja dalam mengurutkan jenis ancaman mulai dari tingkat bahaya tertinggi
sampai terendah, dan menghitung risiko yang diakibatkannya. Risiko mengindikasikan skala kerugian (jiwa
dan harta benda) serta gangguan kegiatan masyarakat desa/kelurahan.
• Kelompok Kerja dipandu untuk menggambarkan peta risiko berdasarkan data / informasi yang dikumpulkan.
• Hasil diskusi kembali dipaparkan dan ditanggapi bersama untuk memperbaiki data / informasi dan peta risiko.
• Kelompok Kerja menyekati bersama data/informasi dan gambar awal peta risiko. Untuk melengkapinya
kemungkinan ada tindakan lanjutan paska pertemuan yang disepakati.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
31

Hasil:
✓ Kelompok Kerja mempunyai pemahaman yang sama tentang tingkat risiko masyarakat dari jenis ancaman
yang diprioritaskan
✓ Draft dokumen kajian dan peta risiko
✓ Rencana tindak lanjut untuk penyelesaian dokumen dan peta risiko

4. Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana dan Rencana Aksi Komunitas


Tujuan:
Berdasarkan perhitungan risiko desa/kelurahan, Kelompok Kerja menyusun i) rencana penanggulangan bencana (RPB)
termasuk didalamnya rencana aksi komunitas (RAK) sebagai rujukan tindakan masyarakat untuk jangka menengah pendek.

Kegiatan:
Penyusunan RPB dan RAK
• Berdasarkan kajian risiko yang dihasilkan, Fasilitator mengajak Kelompok Kerja untuk membuat RPB yang berisikan daftar
tindakan teknis, strategis dan kebijakan penanggulangan bencana untuk setiap jenis ancaman yang dipilih untuk satu
periode waktu tertentu, misalnya 5 tahun.
• Kelompok kerja dapat menyusun RPB tersebut dalam kelompok kecil yang membahas satu atau beberapa jenis ancaman.
Hasil diskusi kemudian dipaparkan dan mendapatkan masukan.
• Rencana tersebut kemudian disepakati bersama sebagai dokumen dasar milik desa/kelurahan untuk tindakan
penanggulangan bencana satu periode waktu ke depan, meliputi upaya pengurangan risiko bencana untuk meredam
ancaman, mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas
• Daftar kegiatan pengurangan risiko bencana untuk meredam ancaman, mengurangi kerentanan dan meningkatkan
kapasitas dibuat dalam matrik RAK sesuai dengan matrik perencanaan pembangunan yang ada di desa/kelurahan. Daftar
kegiatan ini dilengkapi dengan informasi antara lain waktu dan tempat pelaksanaan, sumber pendanaan, dan pelaksana.
• Matrik RAK akan menjadi lampiran dalam dokumen RPB Desa/Kelurahan.

Hasil:
✓ Kelompok Kerja mempunyai pemahaman yang sama tentang RPB dan RAK
✓ Draft RPB, termasuk RAK di dalamnya

31
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
32

✓ Rencana tindak lanjut untuk penyelesaian dokumen

5. Penguatan Forum Desa/Kelurahan untuk Pengurangan Risiko Bencana dan Pembangunan


Tujuan:
Mengidentifikasi lembaga/forum di desa/kelurahan atau membentuk forum untuk penguatan kapasitas pengurangan
risiko bencana.

Kegiatan:
• Fasilitator memberikan pengantar tentang fungsi dan perlunya lembaga untuk urusan PRB di desa/kelurahan.
Kemudian Kelompok Kerja dipandu untuk mengidentifikasi apakah sudah ada lembaga/forum di desa/kelurahan
yang dapat berfungsi sebagai wahana untuk kegiatan pengurangan risiko bencana bagi masyarakat.
• Kelompok Kerja memutuskan untuk menguatkan lembaga/forum yang sudah ada atau membentuk forum / lembaga
baru, membuat batasan visi dan misi, dan kepengurusan.
• Setelah lembaga/forum untuk urusan pengurangan risiko bencana tersebut disepakati, Kelompok Kerja membuat
tindakan selanjutnya untuk memformalisasi lembaga/forum tersebut.

Hasil:
✓ Usulan format lembaga/forum, visi, misi, dan kepengurusan yang disepakati
✓ Rencana tindak lanjut oleh Kelompok Kerja Desa/Kelurahan

6. Pengembangan Sistem Peringatan Dini di Masyarakat


Tujuan:
Mengembangkan konsep mekanisme peringatan dini di masyarakat untuk jenis ancaman yang dipilih.

Kegiatan:
• Fasilitator memberikan pengantar berupa batasan sistem peringatan dini dan memberikan contoh nyata. Kelompok
Kerja Desa/Kelurahan dipandu untuk menemukan mekanisme peringatan dini yang praktis untuk setiap jenis
ancaman yang dipilih. Mekanisme peringatan menghubungkan sumber peringatan / informasi (alam/resmi) dengan

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
33

warga masyarakat, kesepakatan tentang prosedur baku, alat yang digunakan, isi peringatan dan waktu penyebaran
peringatan.
• Kelompok Kerja mendiskusikan pihak-pihak yang perlu terlibat dalam mekanisme peringatan dini. Skema peringatan
dini dapat digambarkan untuk memudahkan pemahaman bersama. Apabila memungkinkan, Kelompok Kerja dapat
membuat lebih dari satu skema peringatan untuk jenis ancaman yang diprioritaskan.
• Anggota Kelompok Kerja memberikan masukan untuk menyepakati usulan skema peringatan dini yang sudah
dikembangkan.
• Kelompok Kerja membuat rencana tindak lanjut dan berbagi peran untuk mulai mewujudkan mekanisme terbangun
di desa/kelurahan.

Hasil:
✓ Usulan skema / bagan peringatan dini untuk setiap ancaman
✓ Kesepakatan rencana kerja pengembangan peringatan dini

7. Penyusunan Rencana Evakuasi


Tujuan:
Menyusun rencana evakuasi untuk jenis ancaman yang dipilih.

Kegiatan:
• Fasilitator memberikan pengantar tentang perencanaan evakuasi untuk jenis ancaman yang kejadiannya
berlangsung cepat (rapid on-set disaster) misalnya gempa bumi, tsunami, banjir bandang, dan yang kejadiannya
berlangsung perlahan-lahan (slow on-set disaster) misalnya kekeringan, banjir genangan, gunung berapi.
• Kelompok Kerja Desa/Kelurahan dipandu untuk menyusun peta evakuasi dan prosedur / strategi evakuasi secara
bertahap untuk jenis ancaman yang dipilih. Apabila memungkinkan, Kelompok Kerja dapat membuat lebih dari satu
rencana evakuasi untuk jenis ancaman yang diprioritaskan.
• Anggota Kelompok Kerja memberikan masukan untuk menyepakati draft peta dan usulan strategi evakuasi yang
telah disusun.

Hasil:

33
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
34

✓ Kesepakatan tentang rencana evakuasi untuk jenis ancaman yang dipilih


✓ Draft Peta evakuasi dan usulan strategi evakuasi
✓ Rencana tindak lanjut untuk penyelesaian dokumen dan peta evakuasi

8. Penyusunan Rencana Kontingensi


Tujuan:
Menyusun rencana kontingensi untuk jenis ancaman yang diprioritaskan di desa/kelurahan.

Kegiatan:
• Fasilitator memberikan pengantar tentang perencanaan kontingensi untuk jenis ancaman yang diprioritaskan.
• Kelompok Kerja Desa/Kelurahan dipandu untuk mengusulkan strategi tanggap darurat, melakukan pendataan
sumber daya yang diperlukan untuk mendukung proses evakuasi dan selama masa darurat, dan pelatihan untuk
relawan desa/kelurahan. Strategi tersebut disinkronkan dengan mekanisme peringatan dini dan rencana evakuasi
yang sudah dibuat. Apabila memungkinkan, Kelompok Kerja dapat membuat lebih dari satu rencana kontingensi
untuk jenis ancaman yang diprioritaskan.
• Anggota Kelompok Kerja memberikan masukan untuk menyepakati draft rencana kontingensi yang telah disusun.

Hasil:
✓ Kesepakatan tentang rencana kontingensi untuk jenis ancaman yang dipilih
✓ Usulan rencana kontingensi
✓ Rencana tindak lanjut untuk penyelesaian dokumen.

9. Integrasi RPB dan RAK ke dalam perencanaan pembangunan desa/kelurahan


Tujuan:
Memberikan pemahaman kepada Kelompok Kerja Desa/Kelurahan mengenai penggunaan dokumen RPB dan RAK
sebagai rujukan dan mengintegrasikannya ke dalam penyusunan rencana pembangunan desa / kelurahan.

Kegiatan:

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
35

• Fasilitator dapat mengawali pembicaraan ini dengan mengenalkan secara singkat UU No. 06 Tahun 2015 tentang
Desa dan kebijakan pemerintah lainnya yang terkait, termasuk kebijakan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah
Desa / Kelurahan melanjutkan bahasan tentang rencana pembangunan (Musrenbang) untuk masa berjalan / tahun
berikutnya.
• Kelompok Kerja Desa/Kelurahan meninjau kembali hasil RPB dan RAK serta membicarakan apa dan bagaimana
memasukkan rencana-rencana yang disusun ke dalam rencana pembangunan desa/kelurahan.
• Kelompok Kerja mengikuti musrenbang untuk memasukkan RAK ke dalam perencanaan pembangunan
desa/kelurahan.
• Kelompok Kerja memantau proses perencanaan di desa/kelurahan untuk memastikan bahwa RAK sudah
diakomodasi dan diintegrasikan dengan rencana pembangunan.

Hasil:
✓ Kesepakatan oleh Kelompok Kerja Desa/Kelurahan tentang tindakan untuk mewujudkan pengintegrasian RPB dan
RAK ke dalam perencanaan dan penganggaran desa/kelurahan.

10. Sosialisasi kepada Warga Masyarakat


Tujuan:
Menginformasikan hasil-hasil pelaksanaan program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana oleh Kelompok Kerja
Desa/Kelurahan kepada seluruh masyarakat desa/kelurahan dan membangun kesadaran seluruh warga untuk terlibat
aktif dalam setiap kegiatan penanggulangan bencana di desa/kelurahan.

Kegiatan:
• Fasilitator memberikan pengantar tentang pentingnya semua hasil Kelompok Kerja untuk disosialisasikan kepada
seluruh warga masyarakat. Kemudian Kelompok kerja dipandu untuk membuat rencana sosialisasi kepada seluruh
warga masyarakat desa/kelurahan.
• Kelompok Kerja mendaftar kegiatan kelompok-kelompok masyarakat atau kegiatan rutin desa/kelurahan dimana
kegiatan tersebut dapat menjadi wahana untuk melakukan sosialisasi. Dengan wahana ini pelaku sosialisasi adalah
anggota Kelompok Kerja kepada masing-masing kelompoknya.

35
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
36

• Menyepakati materi sosialisiasi yang mencakup program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana dan upaya-upaya lain
untuk membangun ketangguhan masyarakat desa/kelurahan, ancaman dan risiko, rencana evakuasi, peringatan
dini, pelatihan relawan, dll.
• Menyusun rencana sosialisasi: siapa melakukan sosialisasi kepada siapa, kapan, dimana dan cara yang akan
dilakukan.

Hasil:
✓ Kesepakatan Kelompok Kerja untuk melaksanakan sosialisasi melalui kelompok masing-masing
✓ Rencana sosialisasi
✓ Hasil sosialisasi di beberapa kelompok masyarakat yang didiskusikan dalam pertemuan Kelompok Kerja

11. Simulasi Evakuasi dan Peringatan Dini


Tujuan:
Mengembangkan rencana simulasi evakuasi untuk jenis ancaman tertentu untuk menguji mekanisme peringatan dini,
rencana evakuasi dan rencana kontingensi.

Kegiatan:
• Fasilitator memberikan pengantar tentang pentingnya warga masyarakat berlatih dan menguji mekanisme
peringatan dini, rencana evakuasi dan rencana kontingensi. Dengan simulasi masyarakat dapat belajar langsung
untuk meningkatkan tindakan-tindakan nyata meminimalisir potensi kerugian jiwa dan aset warga.
• Kelompok Kerja Desa/Kelurahan dipandu menentukan jenis ancaman yang akan disimulasikan.
• Kemudian Kelompok Kerja membicarakan tentang cara pelaksanaannya, sumber daya pendukung simulasi tersebut
dan waktu. Rencana simulasi ini dapat dibicarakan dengan BPBD kabupaten/kota untuk kemungkinan
melaksanakannya secara bersama dan / atau mendapatkan dukungan sumber daya yang diperlukan.

Hasil:
✓ Kesadaran Kelompok Kerja untuk berlatih dan menguji hasil kerja pelaksanaan program
✓ Usulan rencana simulasi desa/kelurahan

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
37

12. Prakarsa Kegiatan Pengurangan Risiko Bencana oleh Masyarakat


Tujuan:
Kelompok Kerja Desa/Kelurahan bersama dengan warga / kelompok masyarakat memprakarsai kegiatan PRB di
desa/kelurahan sebagai wujud komitmen membangun ketangguhan secara mandiri.

Kegiatan:
• Fasilitator memberikan pengantar tetang mewujudkan semangat membangun ketangguhan melalui prakarsa
mandiri.
• Kelompok Kerja dipandu untuk memilih kegiatan-kegiatan yang ada dalam daftar RAK yang dapat dilaksanakan
segera.
• Rencana kegiatan ini disusun dengan menjelaskan, antara lain i) rincian kegiatan yang akan dilakukan, ii) lokasi, iii)
waktu, iv) nama warga / kelompok masyarakat sebagai pelaksana, v) sumber daya yang diperlukan.
• Sumber daya masyarakat diidentifikasi siapa mempunyai apa.
• Menentukan koordinator pelaksana kegiatan awal ini dan waktu untuk mensosialisasikan prakarsa gotong-royong ini
kepada seluruh warga masyarakat.

Hasil:
✓ Kesepakatan untuk pelaksanaan kegiatan nyata PRB
✓ Rencana pelaksanaan gotong-royong
✓ Hasil pelaksanaan gotong-royong

13. Evaluasi Proses dan Keluaran Program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana


Tujuan:
Pada akhir seluruh rangkaian kegiatan, Kelompok Kerja Desa/Kelurahan dan Fasilitator menilai proses pelaksanaan
program dan capaian program dengan membandingkan perubahan-perubahan yang terjadi antara sebelum (data
baseline) dan sesudah (data endline) dilakukan program.

37
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
38

Kegiatan:
• Fasilitator memandu proses evaluasi seluruh kegiatan program dengan menjelaskan tujuan dan cara pengisian
formulir evaluasi
• Keluaran berupa (foto kopi) laporan proses dan dokumen-dokumen capaian (indikator) dapat dibagikan kepada
anggota Kelompok Kerja Desa/Kelurahan sebagai bukti hasil karya masyarakat desa/kelurahan yang nyata.
• Semua anggota Kelompok Kerja diminta untuk menyampaikan pendapatnya tentang praktek-praktek dan cara-cara
yang baik dan dilakukan selama proses pelaksanaan program, hal mana dapat ditekankan sebagai bagian dari
faktor kapasitas masyarakat, demikian juga untuk cara yang kurang tepat guna untuk diperbaiki.
• Kemudian fasilitator membantu Kelompok Kerja untuk mengisi penilaian endline ketangguhan desa/kelurahan
untuk dibandingkan dengan hasil penilaian baseline yang dilakukan di awal pertemuan.
Hasil:
✓ Laporan evaluasi proses pelaksanaan program
✓ Dokumen capaian indikator program
✓ Hasil penilaian endline ketangguhan desa/kelurahan

14. Pembentukan dan Pengembangan Kapasitas Relawan desa/kelurahan


Tujuan:
Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk relawan desa sebagai agen pengurangan risiko bencana dan memiliki
kemampuan dasar terkait kerelawanan penanggulangan bencana. Silabus pengembangan relawan desa/kelurahan
terlampir (Lampiran 18). Kegiatan ini melibatkan 20 orang dari masyarakat yang aktif dalam upaya pengurangan risiko
bencana di desa/kelurahan dan kabupaten/kota yang mewakili keterwilayahan, berbagai profesi, usia muda dan tua
(usia produktif), gender, warga disabel, dan sebagainya.

Masukan:
• Bahan/materi pelatihan, termasuk di dalamnya bahan bacaan
• Alat peraga
• Pelatih yang menyampaikan isi pelatihan

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
39

Kegiatan:
• Menjelaskan tujuan pelatihan, hasil-hasil yang diharapkan dan proses pelatihan yang akan dijalankan.
• Penjelasan, dan diskusi kebijakan sistem PB nasional, peran dan fungsi relawan desa, gambaran umum
kebencanaan, siklus manajemen, dan integrasi RPB dan RAK ke RPJM Desa;
• Penjelasan, diskusi, dan praktek sistem peringatan dini, komunikasi dan SOP kedaruratan;
• Penjelasan, diskusi, dan praktek dari rencana kontinjensi dan rencana evakuasi;
• Penjelasan, diskusi, dan praktek gladi ruang, gladi posko, dan gladi lapang;
• Penjelasan, diskusi, dan praktek tentang PPGD (penanganan penderita gawat darurat), dasar dan teknik evakuasi;
• Penjelasan, diskusi, dan praktek tentang Manajemen pengungsian;
• Penjelasan, diskusi, dan praktek tentang Pembentukan Pengorganisasian relawan desa;
• Penjelasan, diskusi, dan praktek tentang Pencatatan pelaporan bencana dan korban;
• Penjelasan dan diskusi tentang Rencana tindak lanjut relawan desa/kelurahan.

Hasil:
✓ Terbentuk relawan desa/kelurahan yang memiliki pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana dan
kedaruratan bencana.
✓ Relawan menjadi agen Pengurangan Risiko Bencaan (PRB) di wilayahnya.

D. Seminar di Kabupaten/Kota untuk membangun keberlanjutan dan kerjasama para pihak


1. Tujuan:
Pertemuan ini bertujuan untuk menyampaikan informasi hasil capaian program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
di tiap desa/kelurahan, termasuk kerjasama dengan program-program lain yang sudah ada di desa/kelurahan,
sebagai kemajuan terkini untuk landasan pengembangan kegiatan program baru/lanjutan oleh pemangku
kepentingan lain di kabupaten/kota, provinsi atau nasional.

2. Materi
✓ Informasi tentang proses pelaksanaan program
✓ Keluaran program Desa / Kelurahan Tangguh Bencana

39
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
40

✓ Rencana kontribusi para pihak untuk membangun ketangguhan masyarakat desa/kelurahan


✓ Rencana tindak lanjut

3. Lokasi dan Waktu


Lokakarya diselenggarakan di kabupaten/kota dan difasilitasi oleh BPBD Kabupaten/Kota. Waktu pertemuan
disepakati bersama dalam kurun waktu tahun pelaksanaan program.
4. Pemateri
• Kelompok Kerja Desa/Kelurahan
• Kepala Desa/Lurah/Wali Nagari/Kepala Kampung

5. Hasil
✓ Pemahaman dan pengakuan hasil kerja masyarakat desa/kelurahan oleh pemangku kepentingan di
kabupaten/kota
✓ Dukungan untuk kelanjutan kegiatan peningkatan kapasitas dan untuk pembangunan di desa/kelurahan oleh
pemangku kepentingan di kabupaten/kota, termasuk lembaga usaha

6. Peserta
Peserta seminar maksimum 100 (Seratus) orang dan jumlah peserta disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Terdiri
dari peserta yang telah mengikuti Koordinasi dan Sosialisasi Program Desa/ Kelurahan tangguh bencana, antara lain :
• BPBD Provinsi maksimum 3 orang
• BPBD Kabupaten/Kota maksimum 10 orang
• Bappeda dan SKPD terkait kebencanaan (Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas
Kehutanan, Dinas Kebakaran, Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan Lingkungan Hidup Daerah, Badan
Pemberdayaan Masyarakat, Badan Pemberdayaan Perempuan) jumlah peserta menyesuaikan ketersediaan
anggaran
• LSM/Perguruan Tinggi/swasta (perusahaan) jumlah peserta menyesuaikan ketersediaan anggaran
• Pemerintah dan perwakilan masyarakat desa/kelurahan @ 5 orang untuk masing-masing desa/kelurahan: 20 orang
• Fasilitator (2 orang) dan Co-Fasilitator (4 orang) tiap kabupaten/kota
• Kelompok Kerja Desa/Kelurahan: 10 orang untuk masing-masing desa/kelurahan

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
41

E. Gerakan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Berbasis Masyarakat


Gerakan ini bermaksud untuk membangun kapasitas masyarakat dalam mendeteksi, melaporkan dan melakukan
pemadaman awal kebakaran hutan dan lahan, pemantauan kualitas udara, serta penyadaran tentang dampak negatif
kebakaran hutan dan lahan. Gerakan pencegahan karhutla dapat berupa pembuatan sumur hydran.

F. Pendokumentasian
Seluruh rangkaian kegiatan pembentukan desa/kelurahan tangguh bencana didokumentasikan dengan baik. Bentuk
dokumentasi berupa foto, video, bukti daftar hadir, catatan laporan dan lainnya yang dikemas ke dalam suatu dokumen
laporan dan media compact disc / flashdisk.

41
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
42

BAB IV
PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA 2015 & 2016

Pengembangan Desa Tangguh Bencana tahun selanjutnya diharapkan BPBD dapat berkoordinasi dengan Badan Pemberdayaan
Masyarakat di masing-masing Kabupaten/Kota untuk advokasi kepada Kepala Desa agar mengalokasikan Anggaran dari dana Desa
sesuai dengan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2016
tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Pasal 5 dan 7 serta Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2016 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017.

Pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana merupakan kelanjutan kegiatan pembentukan desa tangguh bencana. Kegiatan
pengembangan untuk desa/kelurahan yang telah difasilitasi tahun 2015 & 2016 (Program Pembentukan Desa Tangguh Bencana)
terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pilihan. Seluruh kegiatan dalam program pengembangan pada tahap ini ditargetkan untuk
menjamin keberlanjutan hasil melalui formalitas dan legalitas hasil-hasil program fasilitasi desa tangguh serta sosialisasi (diseminasi)
informasi penanggulangan bencana dan implementasi hasil program kepada warga masyarakat di berbagai lapisan dan wilayah
desa/kelurahan khususnya kelompok-kelompok rentan.

Kegiatan utama terdiri dari: (1) Pembukaan Program dan Pertemuan perencanaan kegiatan, (2) Finalisasi dan pengesahan
dokumen di desa/kelurahan, (3) Menginternalisasi dan mengintegrasikan dokumen RPB dalam RPJM Desa, (4) Penyebaran informasi
(sosialisasi) risiko dan jalur evakuasi, (5) Gerakan pembangunan pengurangan risiko bencana, dan (6) Evaluasi program.

Sedangkan kegiatan pilihan dapat meliputi: (1) Sosialisasi rencana-rencana PB, (2) pelatihan relawan, pemerintah desa/kelurahan,
dan masyarakat, (3) simulasi rencana evakuasi dan peringatan dini, (4) membangun jaringan dan kerjasama dengan pihak lain, (5)
Menyusun rencana keberlanjutan usaha bagi UMKM.

A. Peserta
Peserta pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana ialah berasal dari Forum
desa/kelurahan, tim relawan desa/kelurahan, pemerintah desa/kelurahan, dan perwakilan kelompok-kelompok masyarakat

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
43

(berdasarkan dusun/RW, berdasarkan mata pencaharian, perwakilan kelompok rentan). Pelaksana bisa mengundang pihak lain sebagai
Pembimbing/ Observer aktif (misalkan dari Fasilitator Program Fasilitasi Desa Tangguh – atau LSM/Ormas/KSM/Perguruan Tinggi yang
bergerak di bidang PB/PRB atau pengembangan masyarakat dan BPBD Kota/Kabupaten). Biaya kehadiran pihak lain tidak boleh
dibebankan pada dana Program Pengembangan Desa Tangguh yang dikelola oleh Forum desa/kelurahan. Pemilihan peserta
disesuaikan dengan kebutuhan dalam tema diskusi dan kerja bersama untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

B. Kegiatan Utama
Rincian pelaksanaan kegiatan-kegiatan utama pengembangan desa tangguh tahap-I ialah sebagai berikut:

1. Pembukaan Program dan Perencanaan Kegiatan


Tujuan:
Tujuan kegiatan adalah untuk membangun kembali komitmen BPBD Provinsi, BPBD Kabupaten/kota, Pemerintah dan
Masyarakat desa/kelurahan, dan Kelompok Kerja Desa/Kelurahan; menilai kebutuhan pengembangan untuk pencapaian
indikator-indikator desa tangguh dan menetapkan prioritas; dan menyusun rencana kerja dan evaluasi kegiatan-kegiatan
secara partisipatif.

Masukan:
• Hasil-Hasil Program Fasilitasi Desa Tangguh tahun sebelumnya
• Matrik hasil penilaian capaian indikator ketangguhan desa/kelurahan berdasarkan lampiran Perka BNPB 1/2012
• Paparan Rencana Kegiatan utama dan pilihan Program Pengembangan Desa Tangguh
• Format Rencana Evaluasi Program Pengembangan Desa Tangguh
• Lembar Informasi Tentang Mekanisme Penyampaian Keluhan dan Saran

Kegiatan:
• Proses lokakarya dipandu oleh salah satu anggota Forum. Pada pembukaan perlu disampaikan: tujuan kegiatan,
siapa-siapa peserta yang diundang dan yang telah hadir (pastikan bahwa peserta dapat/telah saling mengenal),
agenda dan jadwal dari seluruh sesi lokakarya, bagaimana proses partisipatif dalam kegiatan akan dikelola
bersama dengan bantuan pemanduan dari fasilitator.
• Paparan tentang Hasil-Hasil Program Fasilitasi Desa Tangguh, dilanjutkan dengan tanya jawab

43
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
44

• Fasilitator menampilkan Matrik penilaian ketangguhan untuk desa/kelurahan berdasarkan lampiran Perka BNPB
1/2012. Kemudian dilakukan review dan mendaftar beberapa dokumen/rencana kegiatan yang belum dicapai
dengan baik.
• Diskusi penentuan prioritas kegiatan pada program pengembangan ini diharapkan secara logis merupakan
kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki level capaian dari indikator-indikator desa tangguh; atau inisiatif kegiatan
untuk indikator-indikator lain yang belum dikerjakan (baik dengan program fasilitasi desa tangguh tahun
sebelumnya, maupun dengan RAK PRB atau kegiatan mandiri pemerintah desa/kelurahan dan masyarakat –
dengan atau tanpa dukungan pihak luar).
• Fasilitator mengingatkan bahwa selain orientasi pada hasil-hasil kegiatan untuk mencapai indikator desa
tangguh, pelaksanaan program pengembangan desa/kelurahan tangguh tetap berorientasi proses, sebagai
bagian dari stategi pencapaian keberlanjutan dampak program. Ambillah waktu yang cukup untuk menjelaskan
apa yang dimaksud ‘proses’ dan ‘keberlanjutan’ dan pentingnya dua hal ini.
• Diskusi penentuan prioritas berdasarkan hasil review hasil tahun 2014 dan target indikator ketangguhan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Rencana kegiatan umum, adalah draft dari rencana kegiatan, yang
dikonsultasikan kembali kesesuaiannya kepada peserta. Demikian pula kesepakatan tentang prioritas
kegiatannya.
• Lanjutkan dengan mendiskusikan bagaimana evaluasi dan pelaporan akan dilaksanakan. Kerjakan rencana
evaluasi dan pelaporan sesuai dengan panduan dalam Juknis ini.
• Bagikan Lembar Informasi Tentang Mekanisme Penyampaian Keluhan dan Saran, Ketua Forum dapat
mensosialisasikan mekanisme penyampaian keluhan dan saran terkait program.

Hasil:
• Rencana Kegiatan Program Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh (prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan,
jadwal rencana pelaksanaan kegiatan, rencana peserta per kegiatan, pembagian tugas untuk rencana
pelaksanaan kegiatan)
• Rencana Evaluasi dan Pelaporan Program Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh (apa yang dievaluasi,
bagaimana mengevaluasi dan perangkat yang dipergunakan, dan pembagian tugas untuk evaluasi dan
pelaporan)

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
45

2. Finalisasi dan Pengesahan Dokumen di Desa/Kelurahan


Tujuan:
Tujuan kegiatan adalah melengkapi informasi/data dan isi/materi yang diperlukan untuk menyempurnakan dokumen-
rancangan/dokumen kebijakan PB/PRB dan rencana PB (RPB dan lampiran-lampiran pelengkapnya, RAK, dan Renkon);
dan memformalkan rancangan kebijakan dan dokumen perencanaan PB/PRB). Hal ini untuk mendapatkan dokumen
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Desa/Kelurahan, yang juga berisi Rencana Aksi Komunitas untuk Pengurangan
Risiko Bencana, serta dokumen Rencana Kontingensi yang sudah disahkan oleh pemerintah Desa/Kelurahan.

Masukan:
• Naskah akhir dokumen RPB Desa/Kelurahan dan lampiran-lampiran pelengkapnya, termasuk Kajian Risiko dan
matrik Rencana Aksi Komunitas, dan Rencana kontingensi.
• Draft akhir Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah atau Peraturan Desa/Kelurahan sebagai dasar pengesahan RPB
dan Renkon.

Kegiatan:
• Diskusi review dan/atau revisi hasil kajian risiko dan dimasukkan dalam dokumen RPB Desa/Kelurahan.
• Diskusi review dan/atau revisi matrik rencana aksi komunitas untuk pengurangan risiko bencana dimasukkan
dalam dokumen RPB Desa/Kelurahan.
• Diskusi dan revisi dokumen RPB Desa/Kelurahan dan strukturnya disesuaikan dengan panduan di lampiran Juknis
ini (lampiran 1).
• Diskusi dan revisi dokumen Rencana Kontingensi Desa/Kelurahan dan strukturnya disesuaikan dengan panduan
di lampiran Juknis ini (lampiran 2).
• Diskusi pilihan pengesahan dokumen RPB dan Rencana Kontingensi Desa/Kelurahan melalui Surat Keputusan
Kepala Desa/Lurah atau Peraturan Desa/Kelurahan.
• Membuat draf Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah atau Peraturan Desa/Kelurahan untuk mengesahkan
dokumen RPB dan Rencana Kontingensi.
• Membahas dan mengesahkan Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah atau Peraturan Desa/Kelurahan bersama
dengan lembaga terkait di tingkat desa/kelurahan.

45
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
46

Hasil:
• Ada hasil kajian risiko bencana yang sudah dimasukkan dalam dokumen RPB Desa/Kelurahan.
• Ada matrik rencana aksi komunitas untuk pengurangan risiko bencana yang sudah dimasukkan dalam dokumen
RPB Desa/Kelurahan.
• Ada dokumen RPB Desa/Kelurahan yang sudah final.
• Ada dokumen Rencana Kontingensi Desa/Kelurahan yang sudah final.
• Ada Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah atau Peraturan Desa/Kelurahan yang mengesahkan dokumen RPB dan
Rencana Kontigensi Desa/Kelurahan sebagai dokumen resmi untuk acuan perencanaan pembangunan dan
respon bencana di Desa/Kelurahan.

3. Menginternalisasi dan mengintegrasikan dokumen RPB dalam RPJM Desa


Tujuan:
Mengintegrasikan dokumen RPB dan RAK ke dalam penyusunan rencana pembangunan desa / kelurahan yang akan
dilaksanakan pada tahun-tahun berikutnya.

Masukan:
• Dokumen-dokumen perencanaan PB/PRB
• Dokumen RPJM Desa/Rencana Kelurahan
• Dokumen rencana kerja tahunan desa/kelurahan

Kegiatan:
• Pengurus forum/tim relawan dapat mengawali pembicaraan ini dengan mengenalkan secara singkat UU No. 06
Tahun 2015 tentang Desa dan kebijakan pemerintah lainnya yang terkait, termasuk kebijakan pemerintah
kabupaten/kota. Pemerintah Desa / Kelurahan melanjutkan bahasan tentang rencana pembangunan (Musrenbang)
untuk masa berjalan / tahun berikutnya.
• Forum Desa/Kelurahan meninjau kembali hasil RPB dan RAK serta membicarakan apa dan bagaimana memasukkan
rencana-rencana yang disusun ke dalam rencana pembangunan desa/kelurahan.
• Forum mengikuti musrenbang untuk memasukkan RAK ke dalam perencanaan pembangunan desa/kelurahan.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
47

• Forum memantau proses perencanaan di desa/kelurahan untuk memastikan bahwa RAK sudah diakomodasi dan
diintegrasikan dengan rencana pembangunan.

Hasil:
✓ Kesepakatan Forum Desa/Kelurahan tentang tindakan untuk mewujudkan pengintegrasian RPB dan RAK ke dalam
perencanaan dan penganggaran desa/kelurahan.
✓ Daftar kegiatan dalam RPB dan RAK masyarakat yang sudah diakomodasi dalam rencana pembangunan
desa/kelurahan.

4. Penyebaran Informasi Peta Risiko dan Jalur Evakuasi


Tujuan:
• menyampaikan dan menjelaskan peta risiko dan peta/jalur evakuasi kepada seluruh warga desa.
• menggali masukan-masukan untuk menyempurnakan peta risiko dan peta/jalur evakuasi dari warga.
• Menyusun/merevisi (kalau sudah ada) rencana evakuasi dusun termasuk di dalamnya SOP evakuasi.

Masukan:
• Lembar peta risiko untuk bahan paparan dengan ukuran yang memadai.
• Lembar peta/jalur evakuasi untuk bahan paparan dengan ukuran yang memadai.
• Paparan tentang proses penyusunan peta risiko dan peta/jalur evakuasi
• Lembar peta risiko dan jalur evakuasi untuk ditempel/dipasang di setiap Balai dusun.

Kegiatan:
• Seluruh kegiatan dipandu oleh forum PRB Desa/Kelurahan.
• Pembukaan dan pengantar. Kepala Desa/Lurah membuka kegiatan dan menyampaikan pentingnya pengurangan
risiko bencana. Ditambahkan, bahwa peta risiko dan peta/jalur evakuasi menjadi salah satu sarana untuk
pengurangan risiko bencana tersebut. Fasilitator mengantarkan kegiatan dengan menguraikan maksud dan
tujuan kegiatan beserta hasil-hasil yang diharapkan.
• Forum PRB memaparkan peta risiko dan jalur evakuasi dengan menggunakan lembar peta risiko dengan ukuran
memadai. Pemaparan dapat dibantu dengan menggunakan alat peraga yang lain.

47
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
48

• Diskusi dan revisi dimasukkan ke dalam peta risiko dan jalur evakuasi
• Fasilitator memberikan pengantar pentingnya rencana evakuasi dan tata laksana evakuasi tersebut. Diidentifikasi
hal-hal apa saja yang perlu masuk ke dalam rencana evakuasi. Diskusi untuk penyusunan/revisi rencana
evakuasi dapat dilakukan di dalam kelompok-kelompok. Kebutuhan-kebutuhan penyelenggaraan evakuasi yang
belum ada di desa/kelurahan juga penting untuk diidentifikasi (papan peringatan, rambu evakuasi, jalur rusak).
Perumusan dilakukan pada saat itu juga.
• Pembuatan dan pemasangan setidaknya 3 papan peta risiko dan jalur evakuasi yang dipasang di tempat umum
• Pembuatan dan pemasangan rambu jalur evakuasi menuju tempat evakuasi yang sudah ditentukan dalam
rencana evakuasi

Hasil:
• Peta risiko yang telah mendapatkan revisi dari warga desa/kelurahan.
• Ada usulan titik-titik penempatan informasi tentang peta risiko dan peta/jalur evakuasi.
• Peta/jalur evakuasi yang telah mendapatkan revisi dari warga desa/kelurahan.
• Ada rencana evakuasi, termasuk di dalamnya prosedur pelaksanaan evakuasi (SOP).
• Ada setidaknya 3 papan peta risiko dan jalur evakuasi yang dipasang ditempat umum
• Ada rambu jalur evakuasi yang dipasang di rute evakuasi

5. Gerakan Pengurangan Risiko Bencana di desa tangguh (dengan pilihan kegiatan)


Setelah program fasilitasi pada tahun pertama selama enam bulan oleh fasilitator desa tangguh, selanjutnya diberikan
program pengembangan untuk desa tangguh pembentukan tahun 2015 dan 2016 yang harus dilakukan oleh forum
atau kelompok kerja desa. BPBD Provinsi atau BPBD Kabupaten/Kota perlu memfasilitasi forum pengurangan risiko
bencana desa yang telah terbentuk dari program desa tangguh untuk melakukan gerakan pengurangan risiko bencana
yang bersifat sipil teknis maupun vegetatif. Fasilitasi ini berupa memfasilitasi kerja sama dengan para pihak (Satuan
Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) di Provinsi, Kabupaten/Kota atau lembaga usaha) untuk berkontribusi membangun
desa tangguh sesuai dengan rencana aksi komunitas yang telah disusun. Bantuan/kontribusi para pihak berupa bahan
baku bangunan (semen, pasir, batu) atau bibit tanaman sedangkan dana untuk gotong royong disediakan dari kegiatan
pengembangan desa tangguh. Kegiatan tersebut antara lain:

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
49

a. Pembangunan infrastruktur skala kecil


1) Pembangunan bangunan penguat tebing
Bangunan penguat tebing dibangun pada wilayah desa yang mempunyai ancaman longsor dan banjir bandang
dengan bentuk terasering maupun talud

2) Pembangunan embung atau bendungan serta sumur resapan


Pembangunan embung, check dam serta sumur resapan dilaksanakan di desa tangguh yang mempunyai
ancaman banjir, kekeringan dalam rangka meningkatkan serapan limpahan air saat musim penghujan ke
dalam tanah dan meningkatkan cadangan air tanah di desa tersebut untuk air minum maupun irigasi saat
musim kemarau.

3) Pembangunan jalur evakuasi


Pembangunan jalur evakuasi dilaksanakan di desa yang mempunyai ancaman tsunami, banjir dalam rangka
mempercepat akses masyarakat menuju tempat evakuasi. Pembangunan jalur evakuasi ini disesuaikan dengan
peta jalur evakuasi yang telah disusun oleh masyarakat desa.

b. Gerakan Penghijauan
Gerakan penghijauan dilaksanakan pada desa-desa yang mempunyai ancaman banjir, kekeringan atau krisis air
bersih saat kemarau.

6. Evaluasi Program Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh


Tujuan:
Pada akhir seluruh rangkaian kegiatan, Forum dan tim relawan serta pemerintah desa/kelurahan menilai proses
pelaksanaan program dan capaian program dengan membandingkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
pelaksanaan program.

Kegiatan:
• Pengurus forum memandu proses evaluasi seluruh kegiatan program dengan menjelaskan tujuan dan cara pengisian
formulir evaluasi

49
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
50

• Keluaran berupa laporan proses dan dokumen-dokumen capaian (indikator) dapat dibagikan kepada peserta diskusi
sebagai bukti hasil karya masyarakat desa/kelurahan yang nyata.
• Semua peserta diminta untuk menyampaikan pendapatnya tentang praktek-praktek dan cara-cara yang baik dan
dilakukan selama proses pelaksanaan program, hal mana dapat ditekankan sebagai bagian dari faktor kapasitas
masyarakat, demikian juga untuk cara yang kurang tepat guna untuk diperbaiki.
• Kemudian seluruh peserta mendiskusikan untuk mengisi penilaian akhir (endline) ketangguhan desa/kelurahan untuk
dibandingkan dengan hasil penilaian baseline (dari hasil endline pada program tahun sebelumnya).
• Semua masukan-masukan dirumuskan ke dalam satu dokumen rekomendasi untuk nantinya ditindaklanjuti.

Hasil:
✓ Laporan evaluasi proses dan hasil pelaksanaan program
✓ Hasil penilaian endline ketangguhan desa/kelurahan

C. Kegiatan Pilihan
Kegiatan pilihan dalam pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana tahap-1 ialah meliputi antara lain:
1. Sosialisasi Rencana-Rencana PB/PRB Kepada Masyarakat
Tujuan:
Menginformasikan hasil-hasil pelaksanaan program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana oleh tim relawan Desa/Kelurahan
kepada masyarakat dan membangun kesadaran seluruh warga untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan
penanggulangan bencana di desa/kelurahan.

Masukan:
• Dokumen Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah atau peraturan desa/kelurahan yang mengesahkan dokumen-
dokumen PB/PRB.
• Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Desa (termasuk RAK, Renkon, Rencana Evakuasi)
• Perkenalan fungsionaris PB/PRB yang terorganisasikan dalam Forum PRB dan tim relawan Desa/Kelurahan.

Kegiatan:

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
51

• Tim relawan memberikan pengantar tentang pentingnya semua hasil program untuk disosialisasikan kepada seluruh
warga masyarakat. Kemudian tim relawan membuat rencana sosialisasi kepada seluruh warga masyarakat
desa/kelurahan.
• Tim relawan mendaftar kegiatan kelompok-kelompok masyarakat atau kegiatan rutin desa/kelurahan dimana
kegiatan tersebut dapat menjadi wahana untuk melakukan sosialisasi. Dengan wahana ini pelaku sosialisasi adalah
anggota tim relawan kepada masing-masing kelompoknya.
• Menyepakati materi sosialisiasi yang mencakup program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana dan upaya-upaya lain
untuk membangun ketangguhan masyarakat desa/kelurahan, ancaman dan risiko, rencana evakuasi, peringatan dini,
pelatihan relawan, dll.
• Menyusun rencana sosialisasi: siapa melakukan sosialisasi kepada siapa, kapan, dimana dan cara yang akan
dilakukan.
• Melakukan sosialisasi kepada kelompok-kelompok masyarakat dengan menggunakan bahan dokumen-dokumen
tersebut di atas.

Hasil:
✓ Kesepakatan tim relawan untuk melaksanakan sosialisasi melalui kelompok masing-masing
✓ Rencana sosialisasi
✓ Hasil sosialisasi di beberapa kelompok masyarakat yang didiskusikan dalam pertemuan tim relawa

2. Simulasi Rencana Evakuasi dan Peringatan Dini


Tujuan:
Mengembangkan rencana simulasi evakuasi untuk jenis ancaman tertentu untuk menguji mekanisme peringatan dini,
rencana evakuasi dan rencana kontingensi.

Masukan:
• Dokumen rencana evakuasi
• Peta/jalur evakuasi
• Sistem peringatan dini

51
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
52

Kegiatan:
• Tim relawan memberikan pengantar tentang pentingnya warga masyarakat berlatih dan menguji mekanisme
peringatan dini, rencana evakuasi dan rencana kontingensi. Dengan simulasi masyarakat dapat belajar langsung
untuk meningkatkan tindakan-tindakan nyata meminimalisir potensi kerugian jiwa dan aset warga.
• Tim relawan Desa/Kelurahan menentukan jenis ancaman yang akan disimulasikan.
• Kemudian tim relawan membicarakan tentang cara pelaksanaannya, sumber daya pendukung simulasi tersebut dan
waktu. Rencana simulasi ini dapat dibicarakan dengan BPBD kabupaten/kota untuk kemungkinan melaksanakannya
secara bersama dan / atau mendapatkan dukungan sumber daya yang diperlukan.
• Bersama perwakilan pemerintah dan masyarakat, tim relawan menyusun rencana detail untuk simulasi evakuasi
dan peringatan dini
• Pada hari yang ditentukan, bersama pemerintah dan masyarakat, tim relawan melaksanakan simulasi peringatan
dini, rencana evakuasi dan rencana kontingensi. Hasil simulasi dituliskan untuk memperbaiki ketiga hal yang diuji
tersebut.

Hasil:
✓ Kesadaran pemerintah, masyarakat, dan tim relawan untuk berlatih dan menguji sistem dan dokumen rencana yang
sudah ada di desa/kelurahan
✓ Hasil pelaksanaan simulasi dan catatan perbaikan untuk sistem peringatan dini, rencana evakuasi, dan rencana
kontingensi desa/kelurahan

3. Membangun Jaringan dan Kerjasama dengan Para Pihak


Tujuan:
Masyarakat memiliki hubungan baik dengan pihak-pihak lain untuk tujuan menguatkan unsur-unsur peningkatan
kapasitas warga dan aset desa/kelurahan.

Masukan:
• Dokumen Rencana Aksi Masyarakat
• Daftar dan peran yang dapat dilakukan oleh para pihak.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
53

Kegiatan:
• Fasilitator memberikan pengantar tentang perlunya desa/kelurahan memiliki jejaring kuat dengan pihak
berkompeten di luar wilayahnya, misalnya pusat pemantau peringatan, BPBD/Fasilitator, SKPD, lembaga usaha,
pusat studi kebencanaan, SAR, dll., untuk mendapatkan dukungan guna melanjutkan kerja membangun
ketangguhan dan kemandirian.
• Kelompok Kerja Desa/Kelurahan mengidentifikasi nama-nama lembaga / perorangan dengan keahlian dan kapasitas
tertentu yang diperlukan untuk membantu memfungsikan rencana-rencana yang sudah dibuat, mekanisme
peringatan dini, pelatihan-pelatihan untuk relawan, upaya mitigasi, pemanfaatan sumber daya alam berperspektif
PRB, dan lain-lain.
• Bersama dengan BPBD Kabupaten/Kota, Kelompok Kerja membangun komunikasi dengan berbagai pihak untuk
menjalin kerjasama dalam rangka berkontribusi untuk peningkatan ketangguhan masyarakat di desa/kelurahan.

Hasil:
• Kesepakatan kerjasama antara desa/kelurahan dengan pihak lain untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
menjalankan RAK yang sudah disusun oleh masyarakat.

D. Pendokumentasian
Seluruh proses kegiatan pengembangan Desa/Kelurahan tangguh bencana didokumentasikan dengan baik. Bentuk
dokumentasi berupa foto, video, bukti daftar hadir, catatan laporan, dan lainnya yang dikemas ke dalam suatu dokumen
laporan dan media compact disc/flashdisk.

53
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
54

BAB V
ORGANISASI PELAKSANA PROGRAM
DAN PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN

Program fasilitasi dan pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana dilaksanakan secara terpadu antara Pusat, Daerah dan
Masyarakat dibantu oleh fasilitator di tingkat desa/kelurahan. Secara rinci organisasi pelaksana program adalah sebagai berikut:

A. Tingkat Pusat
1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Direktorat Pemberdayaan Masyarakat, Kedeputian Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BNPB mempunyai tugas dan fungsi
sebagai berikut:
a. Menetapkan kebijakan pelaksanaan program desa/kelurahan tangguh bencana
b. Menyediakan anggaran untuk fasilitasi dan pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana
c. Melakukan rekrutmen dan penetapan fasilitator
d. Melakukan pembekalan fasilitator
e. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program, dibantu oleh project management unit (PMU)
f. Melakukan pelaporan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan program, dibantu oleh PMU

2. Project Management Unit (PMU)


PMU adalah unit pelaksana membantu proses pengendalian, pemantauan dan evaluasi untuk program desa/kelurahan
tangguh bencana yang direkrut oleh Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPB. PMU, melalui Manager Area (MA) berada
di kabupaten program desa/kelurahan tangguh bencana yang bertanggung jawab langsung kepada direktur pemberdayaan
masyarakat. PMU terdiri dari beberapa konsultan dan manajer area. Tugas dan fungsi PMU adalah sebagai berikut:
a. Membuat pemantauan dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan program desa/kelurahan tangguh bencana dan
pengembangan relawan yang dilakukan oleh daerah
b. Melakukan pemantauan dan evaluasi secara rutin dari pelaksanaan program di daerah
c. Mengumpulkan laporan pelaksanaan program di daerah
d. Menyusun laporan rutin (bulanan) dan akhir program yang akan diserahkan kepada BNPB

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
55

3. Manajer Area
Manajer Area atau selanjutnya disebut MA adalah pelaksana lapangan yang bertugas sebagai pendamping dan pemberi saran
apabila fasilitator dan co fasilitator menemukan masalah di lapangan serta melaporkan ke BPBD kabupaten/kota dan PMU.
MA meliputi area berikut ini:
NO. PROVINSI KABUPATEN/KOTA ANCAMAN
1 ACEH ACEH BESAR MULTIHAZARD
2 SUMATERA UTARA KOTA MEDAN MULTIHAZARD
3 BENGKULU MUKOMUKO MULTIHAZARD
4 JAWA BARAT BEKASI MULTIHAZARD
5 JAWA TENGAH KOTA SEMARANG MULTIHAZARD
6 JAWA TIMUR BOJONEGORO MULTIHAZARD
7 JAWA TIMUR SIDOARJO MULTIHAZARD
8 JAWA TIMUR GRESIK MULTIHAZARD
9 BANTEN LEBAK MULTIHAZARD
10 NUSA TENGGARA BARAT LOMBOK BARAT MULTIHAZARD
11 NUSA TENGGARA TIMUR ALOR MULTIHAZARD
12 NUSA TENGGARA TIMUR SIKKA MULTIHAZARD
13 BALI KARANGASEM MULTIHAZARD
14 BALI BADUNG MULTIHAZARD
15 KALIMANTAN UTARA NUNUKAN MULTIHAZARD
16 SULAWESI UTARA KOTA BITUNG MULTIHAZARD
17 SULAWESI UTARA KOTA MANADO MULTIHAZARD
18 SULAWESI TENGAH BANGGAI MULTIHAZARD
19 SULAWESI SELATAN BANTAENG MULTIHAZARD

55
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
56

20 SULAWESI SELATAN TAKALAR MULTIHAZARD


21 SULAWESI TENGGARA BUTON MULTIHAZARD
22 GORONTALO GORONTALO MULTIHAZARD
23 MALUKU MALUKU TENGGARA MULTIHAZARD
24 MALUKU SERAM BAGIAN TIMUR MULTIHAZARD
25 MALUKU UTARA KOTA TERNATE MULTIHAZARD
26 MALUKU UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN MULTIHAZARD
27 PAPUA NABIRE MULTIHAZARD
28 PAPUA BARAT TELUK WONDAMA MULTIHAZARD
29 RIAU SIAK KARHUTLA
30 JAMBI SAROLANGUN KARHUTLA
31 JAMBI TANJUNG JABUNG BARAT KARHUTLA
32 SUMATERA SELATAN OGAN KOMERING ILIR KARHUTLA
33 KALIMANTAN BARAT LANDAK KARHUTLA
34 KALIMANTAN BARAT BENGKAYANG KARHUTLA
35 KALIMANTAN TENGAH KOTAWARINGIN TIMUR KARHUTLA
36 KALIMANTAN TENGAH KAPUAS KARHUTLA
37 KALIMANTAN SELATAN BARITO KUALA KARHUTLA
38 KALIMANTAN SELATAN TANAH BUMBU KARHUTLA

B. Tingkat Provinsi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi berperan sebagai pengawas program kegiatan desa/kelurahan
tangguh bencana di desa sasaran. BPBD Provinsi mempunyai tugas dan fungsi untuk:

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
57

a. Menghadiri dan terlibat pada saat sosialisasi dan seminar hasil dari program desa/keluarahan tangguh bencana
b. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap desa/kelurahan yang sedang proses pembentukan dan pengembangan
c. Memberikan masukan dan saran pada proses pembentukan dan pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana

C. Tingkat Kabupaten/Kota

Ketua Pelaksana
(Kalak BPBD Kab/Kota)

BPP PJOK

Fasilitator-CoFasilitator

Masyarakat

1. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten/Kota sebagai Ketua Pelaksana sekaligus
penanggungjawab Program Ketangguhan Masyarakat dibantu dengan Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK),
Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) serta 2 staf administrasi mempunyai tugas dan fungsi untuk:
a. Melakukan Kegiatan pembentukan dan pelatihan relawan di tingkat kabupaten/kota dengan peserta inti adalah relawan
yang telah dibentuk di desa/kelurahan tangguh bencana
b. Melakukan kontrak kinerja dengan fasilitator desa tangguh sesuai dengan rencana detail fasilitasi di desa
c. Memfasilitasi pendanaan pelaksanaan fasilitasi desa/kelurahan tangguh bencana yang dilakukan oleh fasilitator
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan fasilitasi desa/kelurahan
e. Menyusun laporan terhadap kegiatan fasilitasi desa/kelurahan, dibantu oleh fasilitator
f. Menyusun laporan hasil pemantauan dan evaluasi

57
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
58

2. Fasilitator Desa/Kelurahan Tangguh Bencana


Fasilitator merupakan penanggung jawab pendampingan kepada masyarakat dan proses fasilitasi masyarakat menuju
desa/kelurahan tangguh bencana, dengan tugas dan fungsi sebagai berikut:
a. Memfasilitasi pembentukan kelompok kerja yang anggotanya berasal/perwakilan dari seluruh kelompok yang ada di desa
b. Menyusun rencana detail pelaksanaan fasilitasi di desa/kelurahan
c. Melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam proses pencapaian indikator program
d. Menyusun laporan proses dan hasil fasilitasi secara rutin
e. Menyusun laporan akhir pendampingan

3. Co-Fasilitator
Co fasilitator adalah masyarakat lokal desa yang bertugas mendampingi fasilitator dalam proses pembentukan desa/kelurahan
tangguh bencana, dengan tugas fungsi co-fasilitator sebagai berikut:
a. Memfasilitasi pembentukan kelompok kerja yang anggotanya berasal/perwakilan dari seluruh kelompok yang ada di desa
b. Menyusun rencana detail pelaksanaan fasilitasi di desa/kelurahan
c. Melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam proses pencapaian indikator program
d. Menyusun laporan proses dan hasil fasilitasi secara rutin
e. Menyusun laporan akhir pendampingan

D. Tingkat Desa/Kelurahan
Masyarakat desa/kelurahan yang merupakan perwakilan dari seluruh wilayah (dusun, jorong, dan kelompok yang ada di
desa/kelurahan (karang taruna, kelompok rentan, difable, PKK, tokoh masyarakat, aparatur desa/kelurahan, bidan desa, industri
kecil, menengah dan lain-lain) merupakan pelaksana proses pencapaian indikator desa/kelurahan tangguh bencana. Kelompok ini
merupakan kelompok kerja yang diakhir program akan menjadi forum pengurangan risiko bencana (Forum PRB desa) ini harus
dapat mengintegrasikan rencana desa/kelurahan tangguh dengan rencana pembangunan desa/kelurahan, mengawal kegiatan
musrenbang desa/kelurahan dengan rencana aksi masyarakat/komunitas, dan mensinergikan seluruh pembangunan
desa/kelurahan yang bersumber dari dana pihak lain. Disamping itu, kelompok kerja ini bertugas untuk mensosialisasikan atau
menyebarluaskan kepada seluruh anggota masyarakat.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
59

E. Tingkat Masyarakat
Masyarakat desa/kelurahan merupakan pemilik dari kegiatan beserta dokumen-dokumen yang dihasilkan selama proses fasilitasi
dan pendampingan oleh fasilitator dan BPBD. Dokumen-dokumen tersebut untuk dapat direview atau diperbaiki setiap saat, namun
demikian, dokumen tersebut perlu di legalisasi oleh pemerintah desa

F. Struktur organisasi pengelolaan dana program mengacu pada prinsip-prinsip dasar tata kelola yang baik

1) Tingkat Pusat
1. Kepala BNPB sebagai koordinator tingkat nasional.
2. Sekretaris Utama BNPB sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
3. Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB sebagai penanggung jawab program.
4. Direktur Pemberdayaan Masyarakat sebagai penanggung jawab kegiatan.
5. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Direktorat Pemberdayaan Masyarakat sebagai pengambil keputusan dan atau tindakan
yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban belanja negara.
6. Bendahara Pengeluaran (BP) sebagai bendahara pengeluaran pusat yang berkedudukan di BNPB.
7. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BP) Direktorat Pemberdayaan Masyarakat sebagai bendahara pengeluaran pembantu
yang berkedudukan di Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPB.

Tanggung jawab dan wewenang BNPB:

a. Menetapkan kebijakan serta memberi arahan strategis bagi pemanfaatan dana.


b. Melaksanakan/pengawasan terhadap kinerja kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana.
c. Memastikan terwujudnya koordinasi antar pemangku kepentingan/stakeholder untuk pemanfaatan dana yang efektif dan
efesien.
d. Menyusun petunjuk pelaksanaan sesuai dengan ketentuan lain yang ditetapkan.
e. Menyusun petunjuk teknis sesuai dengan ketentuan lain yang ditetapkan.
f. Menyusun pedoman panduan teknis fasilitator ketangguhan masyarakat.

59
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
60

g. Menetapkan alokasi dana untuk masing-masing daerah.

Tanggung jawab dan wewenang KPA:

a. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan penguatan kelembagaan melalui Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan selaku
Penanggungjawab Program, dan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat selaku Penanggungjawab Kegiatan.
b. Menetapkan PJOK dan BPP sebagai pengelola Pembentukan atau Pengembangan Desa Tangguh Bencana di tiap-tiap Provinsi
dan Kabupaten/Kota atas usul Kepala Daerah masing-masing.
c. Memerintahkan PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat untuk meminta laporan pertanggung jawaban (LPJ) BPP setiap
tanggal 10 bulan berikutnya.
d. Menyampaikan Laporan akhir pelaksanaan Kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana kepada
Pengguna Anggaran (PA).
Tanggung jawab dan wewenang PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat:

a. Menyusun rencana kegiatan, alokasi dana dan penarikannya ke Biro Keuangan BNPB;
b. Memfasilitasi dan mengorganisasikan penyelenggaraan kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana
secara nasional yang dilaksanakan oleh PJOK.
c. Menandatangani surat perjanjian perikatan dengan pihak penyedia barang/jasa yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja;
d. Menyiapkan, dan mengendalikan perjanjian/kontrak dengan pihak penyedia barang/jasa yang telah ditandatangani;
e. Menyusun, menerbitkan, dan menyampaikan SPP kepada PP-SPM berdasarkan bukti/dokumen yang diajukan oleh BPP. PPK
ikut menyetujui (approval) terhadap semua bukti/dokumen yang akan diajukan ke PP-SPM.
f. Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencan baik
sebelum, saat berlangsungnya kegiatan, dan/atau setelah berakhirnya kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa
Tangguh Bencana.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
61

g. Menyusun Laporan Kinerja dan Laporan Keuangan Semester dan Akhir Tahun Anggaran terkait dengan Kegiatan
Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana yang datanya antara lain bersumber dari Laporan Kemajuan
Pekerjaan yang disusun oleh PJOK.
h. Dalam menyusun rencana kegiatan, dan pengendalian pelaksanaan Kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa
Tangguh Bencana, PPK dibantu oleh Tim Perencana, Tim Koordinasi, Tim Pengawas, dan Konsultan Manajemen.

2) Tingkat Kabupaten/Kota
1. Bupati/Walikota sebagai pemangku kebijakan program kegiatan di Kabupaten/Kota.
2. Kepala Pelaksana BPBD sebagai penanggung jawab administrasi program kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa
Tangguh Bencana di Kabupaten/Kota.
3. PJOK Kabupaten/Kota sebagai koordinator dan penanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan Pembentukan dan
Pengembangan Desa Tangguh Bencana di Kabupaten/Kota.
4. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP Kabupaten/Kota bertugas membantu Bendahara Pengeluaran BNPB dan BPP
Direktorat Pemberdayaan Masyarakat

Tugas dan wewenang Kepala Pelaksanan BPBD Kabupaten/Kota adalah:

a. Mengusulkan PJOK Daerah dan BPP kepada BNPB untuk ditetapkan dengan surat keputusan.
b. Mengendalikan dan memantau pelaksanaan kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana di daerah
terkait serta kegiatan supervisi dan pendampingan di BPBD.

Tanggung jawab dan wewenang PJOK Kabupaten/Kota:

a. Bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana di
Kabupaten/Kota.

61
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
62

b. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana yang
dilaksanakan.
c. Mengajukan permintaan pencairan dana kepada PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan diketahui oleh Kepala
Pelaksana BPBD kabupaten/Kota, sesuai jadwal dan alokasi dana yang telah ditetapkan.
d. Menyiapkan dokumen pendukung SPP yang lengkap dan benar untuk disampaikan kepada PPK Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat dibantu oleh BPP.
e. Memproses pengadaan barang dan jasa untuk kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana sesuai
pentahapan yang telah ditetapkan di wilayahnya dengan persetujuan PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat.
f. Mengawasi secara langsung di lapangan kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana baik yang
dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa berdasarkan perjanjian/ kontrak, maupun yang dilaksanakan secara swakelola.
g. Melakukan pemeriksaan kas BPP sebulan satu kali sesuai ketentuan.
h. Menyampaikan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan setiap tgl. 10 bulan berikutnya kepada PPK dengan tembusan kepada
Bupati/Walikota c.q. Sekretaris Daerah dan Kepala Pelaksana BPBD, termasuk laporan pertanggungjawaban akhir masa
jabatannya.
i. Laporan Kemajuan Pekerjaan yang dibuat PJOK menjadi bahan penyusunan Laporan Kinerja oleh PPK Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat.
j. Jika terjadi pergantian PJOK antar waktu, maka PJOK sebelumnya harus membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
kepada PJOK pengganti.
k. Penggantian personil PJOK melalui Surat dari Kepala Daerah dengan persetujuan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana.
l. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi program/kegiatan dengan SKPD terkait.
m. Dalam melaksanakan Kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana ini PJOK dibantu oleh Tim
Pelaksana.

Tanggungjawab dan wewenang BPP Kabupaten/Kota:

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
63

a. Mengajukan bukti/dokumen terkait dana kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana kepada PPK
sebagai bahan pengajuan SPP LS. Setiap bukti/dokumen harus ditandatangani oleh BPP dan PJOK.
b. Menerima, dan menyimpan uang di rekening PJOK/BPP kegiatan penguatan kelembagaan dan atau Pembentukan dan
Pengembangan Desa Tangguh Bencana BPBD Kabupaten/Kota Tahun 2017 pada Bank BRI setempat sesuai transfer yang
diterima dari BP.
c. Melaksanakan pembayaran swakelola atas persetujuan PJOK setelah berkoordinasi dengan PPK Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat.
d. Menyetorkan pajak-pajak yang dipungut kerekening kas negara sesuai ketentuan.
e. Sisa dana pada akhir tahun anggaran disetorkan ke kas negara paling lambat tanggal 22 Desember 2017.
f. Melakukan penatausahaan, dan menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban terhadap uang-uang negara yang dikelolanya
(LPJ) ke BP paling lambat setiap tanggal 5 bulan berikutnya.
g. Jika terjadi pergantian BPP antar waktu, maka BPP sebelumnya harus membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan kepada
BPP pengganti.
h. Penggantian personil BPP melalui Surat dari Kepala Daerah dengan persetujuan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana.
i. Dokumen sumber BPP dan LPJ BPP menjadi dokumen sumber penatausahaan BP dan LPJ yang disusun oleh BP.
j. Penatausahaan BPP dan LPJ BPP dibuat dan disusun berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2016
tentang Kedudukan dan Tanggung Jawab Bendahara pada Satker Pengelola APBN dan Perdirjen Perbendaharaan No. Per-
3/Pb/2014 tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban Bendahara pada Satker Pengelola
APBN serta Verifikasi LPJ Bendahara.

63
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
64

BAB VI
PENGELOLAAN DANA PROGRAM

A. Pemanfaatan Dana Kabupaten/Kota

i. Kabupaten Pelaksana Pembentukan Desa Tangguh Bencana 2017


a. Koordinasi dan sosialisasi di kabupaten/kota: koordinasi dan sosialisasi di kabupaten/kota akan dilakukan
sebanyak 1 (satu) kali, dimana pertemuan bertujuan untuk sosialisasi mengenai pembentukan desa tangguh
bencana dan pengembangan relawan. Peserta pertemuan ini sebanyak 70 (tujuh puluh) peserta yang berasal
dari aparatur provinsi dan kabupaten/kota (SKPD/OPD terkait), kecamatan, perwakilan masyarakat desa tangguh
serta fasilitator dan co-fasilitator desa tangguh bencana.
b. Fasilitasi di masyarakat: fasilitasi yang akan dilaksanakan oleh fasilitator ketangguhan masyarakat masing-masing
1 (satu) orang untuk 2 (dua) desa/kelurahan. Fasilitator didampingi Co-fasilitator di tiap desa/kelurahan, dimana
keduanya bekerja bersama mendampingi masyarakat selama 6 (enam) bulan dengan pertemuan rutin 20 (dua
puluh) kali.
c. Konsultasi ke pusat: dana konsultasi digunakan untuk koordinasi dengan BNPB selama masa pelaksanaan
kegiatan fasilitasi Desa Tangguh Bencana
d. Seminar di kabupaten/kota: Pertemuan ini diselenggarakan sebanyak 1 (satu) kali pada masa akhir program
pembentukan desa/kelurahan tangguh bencana Pelaksanaan seminar akhir dihadiri 100 (seratus) orang peserta
yang berasal dari aparatur provinsi dan kabupaten/kota (SKPD/OPD terkait), kecamatan, perwakilan masyarakat
desa termasuk pelompok kerja (pokja), fasilitator dan co-fasilitator desa tangguh bencana. Narasumber yang
hadir merupakan ketua kelompok/forum dari desa-desa yang difasilitasi. Materi seminar adalah proses fasilitasi di
desa, pencapaian indikator desa tangguh serta rencana aksi komunitas yang akan mendapatkan respon dari
SKPD Kabupaten/kota. Pelaksanaan seminar diharapkan dapat dipimpin langsung oleh Bupati/Walikota.
e. Pembentukan dan Pengembangan Relawan: Pemanfaatan dana ini digunakan untuk pembekalan dan
peningkatan kapasitas relawan yang telah dibentuk di desa tangguh serta potensi relawan yang ada di
Kabupaten/Kota. Peserta sekitar 60 (enam puluh) orang dan dilaksanakan selama 6 (tujuh) hari dengan materi

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
65

dasar relawan dan materi khusus. Materi dasar meliputi (1) Prinsip dasar Penanggulangan Bencana dan Konsepsi
Bencana (2) Sistem Penanggulangan Bencana di Indonesia termasuk sistem tanggap darurat dan (3) Misi,
Tujuan, peran, prinsip nilai-nilai relawan PB di Indonesia. Materi khusus meliputi: (1) Karakteristik bencana
daerah (disesuaikan dengan prioritas ancaman); (2) Kaji cepat dan identifikasi kelompok rentan; (3) Konsepsi
dasar SAR, Evakuasi dan dasar-dasar bertahan hidup; (4) Pertolongan pertama gawat darurat; (5) Pendirian dan
pengelolaan hunian sementara; (6) Pengelolaan logistik dan dapur umum; (7) Informasi dan Komunikasi dan (8)
Simulasi.

ii. Kabupaten/Kota pelaksana pengembangan desa tangguh bencana tahun 2015 dan 2016

Kabupaten/Kota Pengembangan Destana 2015


NO. PROVINSI KABUPATEN/KOTA ANCAMAN
1 ACEH PIDIE MULTIHAZARD
2 ACEH ACEH SELATAN MULTIHAZARD
3 SUMATERA UTARA PADANG SIDEMPUAN MULTIHAZARD
4 RIAU PELALAWAN MULTIHAZARD
5 KEPULAUAN RIAU KOTA TANJUNG PINANG MULTIHAZARD
6 SUMATERA BARAT PESISIR SELATAN MULTIHAZARD
7 SUMATERA BARAT SOLOK SELATAN MULTIHAZARD
8 LAMPUNG TANGGAMUS MULTIHAZARD
9 JAMBI TANJUNG JABUNG TIMUR MULTIHAZARD
10 BENGKULU SELUMA MULTIHAZARD
11 SUMATERA SELATAN OGAN KOMERING ILIR MULTIHAZARD
12 JAWA BARAT TASIKMALAYA MULTIHAZARD

65
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
66

13 JAWA BARAT SUKABUMI MULTIHAZARD


14 JAWA BARAT GARUT MULTIHAZARD
15 JAWA TENGAH MAGELANG MULTIHAZARD
16 JAWA TENGAH TEMANGGUNG MULTIHAZARD
17 JAWA TENGAH PURWOREJO MULTIHAZARD
18 JAWA TIMUR NGAWI MULTIHAZARD
19 JAWA TIMUR MALANG MULTIHAZARD
20 JAWA TIMUR LUMAJANG MULTIHAZARD
21 D.I. YOGYAKARTA SLEMAN MULTIHAZARD
22 D.I. YOGYAKARTA GUNUNG KIDUL MULTIHAZARD
23 BALI KOTA DENPASAR MULTIHAZARD
24 BALI KARANGASEM MULTIHAZARD
25 NTB SUMBAWA MULTIHAZARD
26 NTB KOTA BIMA MULTIHAZARD
27 NTT KUPANG MULTIHAZARD
28 NTT SUMBA TIMUR MULTIHAZARD
29 KALIMANTAN BARAT KOTA SINGKAWANG MULTIHAZARD
30 KALIMANTAN TENGAH LAMANDAU MULTIHAZARD
31 KALIMANTAN SELATAN BARITO KUALA MULTIHAZARD
32 KALIMANTAN TIMUR KUTAI TIMUR MULTIHAZARD
33 KALIMANTAN TIMUR PANAJAM PASIR UTARA MULTIHAZARD
34 SULAWESI UTARA KEP. TALAUD MULTIHAZARD
35 GORONTALO BOALEMO MULTIHAZARD

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
67

36 SULAWESI BARAT MAMUJU MULTIHAZARD


37 SULAWESI TENGAH KOTA PALU MULTIHAZARD
38 SULAWESI TENGGARA KOTA BAU BAU MULTIHAZARD
39 SULAWESI SELATAN LUWU TIMUR MULTIHAZARD
40 MALUKU SERAM BAGIAN BARAT MULTIHAZARD
41 MALUKU UTARA HALMAHERA SELATAN MULTIHAZARD
42 MALUKU UTARA KEP. SULA MULTIHAZARD
43 PAPUA JAYAPURA MULTIHAZARD
44 PAPUA BARAT TAMBRAW MULTIHAZARD
45 PAPUA BARAT RAJA AMPAT MULTIHAZARD

• Kabupaten/Kota Pengembangan Destana 2016


NO. PROVINSI KABUPATEN/KOTA ANCAMAN
1 ACEH Kota Banda Aceh MULTIHAZARD
2 SUMATERA UTARA Kab. Deli Serdang MULTIHAZARD
3 SUMATERA UTARA Kab. Padang Lawas MULTIHAZARD
4 SUMATERA UTARA Kab. Tapanuli Selatan MULTIHAZARD
5 SUMATERA UTARA Kab. Labuhan Batu Selatan MULTIHAZARD
6 RIAU Kab. Kampar KARHUTLA
7 RIAU Kab. Siak KARHUTLA
8 SUMATERA BARAT Kab. Pasaman MULTIHAZARD
9 SUMATERA BARAT Kab. Tanah Datar MULTIHAZARD

67
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
68

10 LAMPUNG Kota Bandar Lampung MULTIHAZARD


11 JAMBI Kota Jambi KARHUTLA
12 JAMBI Kab. Tanjung Jabung Timur KARHUTLA
13 BENGKULU Kab. Kaur MULTIHAZARD
14 SUMATERA SELATAN Kab. Banyuasin KARHUTLA
15 SUMATERA SELATAN Kab. Musi Banyuasin KARHUTLA
16 BANTEN Kab. Pandeglang MULTIHAZARD
17 BANTEN Kota Cilegon MULTIHAZARD
18 JAWA BARAT Kab. Bandung Barat MULTIHAZARD
19 JAWA BARAT Kab. Cianjur MULTIHAZARD
20 JAWA BARAT Kota Bogor MULTIHAZARD
21 JAWA TENGAH Kab. Kendal MULTIHAZARD
22 JAWA TENGAH Kab. Jepara MULTIHAZARD
23 JAWA TIMUR Kab. Bangkalan MULTIHAZARD
24 JAWA TIMUR Kab. Nganjuk MULTIHAZARD
25 D.I. YOGYAKARTA Kab. Sleman MULTIHAZARD
26 BALI Kab. Badung MULTIHAZARD
27 BALI Kab. Tabanan MULTIHAZARD
28 NTB Kab. Lombok Timur MULTIHAZARD
29 NTB Kab. Sumbawa MULTIHAZARD
30 NTT Kab. Rote Ndao MULTIHAZARD
31 NTT Kota Kupang MULTIHAZARD
32 KALIMANTAN BARAT Kab. Kubu Raya KARHUTLA

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
69

33 KALIMANTAN BARAT Kab. Ketapang KARHUTLA


34 KALIMANTAN TENGAH Kab. Pulang Pisau KARHUTLA
35 KALIMANTAN TENGAH Kota Palangkaraya KARHUTLA
36 KALIMANTAN SELATAN Kab. Banjar KARHUTLA
37 KALIMANTAN SELATAN Kab. Kotabaru KARHUTLA
38 KALIMANTAN TIMUR Kota Samarinda KARHUTLA
39 KALIMANTAN TIMUR Kab. Kutai Timur KARHUTLA
40 SULAWESI UTARA Kab. Minahasa MULTIHAZARD
41 SULAWESI UTARA Kab. Bolaang Mongondouw MULTIHAZARD
42 GORONTALO Kab Gorontalo Utara MULTIHAZARD
43 SULAWESI BARAT Kab. Mamuju Tengah MULTIHAZARD
44 SULAWESI TENGAH Kab. Parigi Moutong MULTIHAZARD
45 SULAWESI TENGGARA Kab. Konawe MULTIHAZARD
46 SULAWESI SELATAN Kab. Maros MULTIHAZARD
47 MALUKU Kota Ambon MULTIHAZARD
48 MALUKU UTARA Kab. Halmahera Utara MULTIHAZARD
49 PAPUA Kab. Jayapura MULTIHAZARD

iii. Dana untuk pengembangan desa tangguh di masyarakat tahun 2015 dan 2016
Desa yang telah difasilitasi menjadi desa tangguh pada tahun pertama akan dikembangkan pada tahun kedua
dan ketiga. Dana pengembangan ini untuk desa yang difasilitasi pada tahun 2015 dan tahun 2016 diserahkan
kepada BPBD Kabupaten/kota dengan perjanjian kerjasama (Lampiran 15 dan Lampiran 16). Pengembangan
ini diserahkan kepada kelompok kerja masyarakat atau forum pengurangan risiko bencana desa (FPRB).
Pemanfaatan dana pengembangan desa tangguh bagi masyarakat desa antara lain:

69
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
70

a. Penyelesaian proses pencapaian indikator desa tangguh


b. Proses legislasi perencanaan di desa
c. Pembuatan peta risiko desa
d. Prakarsa kegiatan gerakan pengurangan risiko bencana
e. Penyediaan rambu dan penunjuk jalur evakuasi
f. Mengembangkan dan sosialisasi dari pencapaian indikator desa tangguh
g. Mengimplementasikan indikator desa tangguh bencana ke wilayah

Rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh Forum/Pemerintah Desa/Kelurahan sesuai dengan rencana aksi
komunitas (RAK) yang telah disusun oleh masyarakat desa saat fasilitasi, disamping itu pelaksanaannya
disesuaikan dengan ketentuan pada BAB di atas.

B. Sistem Penyaluran Dana Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana


a. Perjanjian kerjasama antara BPBD Kabupaten/Kota dengan Forum PRB atau Pemerintah Desa/Kelurahan sebagai
syarat untuk memberikan dana pengembangan desa/kelurahan tangguh, maka BPBD Kabupaten/Kota harus
membuat perjanjian kerjasama dengan Forum PRB atau Pemerintah Desa/Kelurahan. Pemilihan apakah Forum
atau Pemerintah Desa/Kelurahan yang akan melakukan perjanjian kerjasama, didasarkan pada kesepakatan forum
di tingkat Desa/Kelurahan. Dalam perjanjian kerjasama ini, harus disebutkan pemberi dana, penerima dana, dan
rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh Forum/Pemerintah Desa/Kelurahan sesuai dengan ketentuan pada BAB
IV dan V di atas.
b. Penyusunan proposal rencana pelaksanaan kegiatan
Sebagai bagian dari perjanjian kerjasama, Forum atau Pemerintah Desa/Kelurahan harus membuat proposal
rencana pelaksanaan kegiatan. Proposal ini dikembangkan berdasarkan acuan pelaksanaan kegiatan
pengembangan desa/kelurahan tangguh yang disebutkan dalam BAB IV dan V di atas.
c. Pengiriman dana ke desa/kelurahan
Setelah ditandatanganinya perjanjian kerjasama tersebut, yang sudah dilengkapi dengan proposal rencana
kegiatan, maka BPBD Kabupaten/Kota bisa segera mengalokasikan dana pengembangan desa/kelurahan kepada
pihak yang ditunjuk dalam perjanjian kerjasama.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
71

C. Sistem Penyaluran Dana Desa/Kelurahan Tangguh Bencana


a. Penyusunan rencana kerja
Sebelum proses fasilitasi di desa dilaksanakan, fasilitator menyusun rencana kerja untuk desa/kelurahannya masing-
masing, yang kemudian didiskusikan dengan BPBD Kabupaten/Kota. Rencana kerja ini harus mengacu pada
penjelasan persiapan dan pelaksanaan kegiatan lokakarya di desa/kelurahan yang dijelaskan pada BAB III. Rencana
ini juga harus dilengkapi dengan kerangka waktu pelaksanaan seluruh kegiatan sampai pada akhir proyek. Setelah
rencana kerja disepakati bersama oleh fasilitator dan BPBD Kab/Kota, maka rencana ini menjadi acuan bersama
dalam penghitungan anggaran.
b. Penghitungan anggaran fasilitasi
Berdasarkan rencana kerja yang sudah disepakati bersama, fasilitator dan BPBD menghitung rencana anggaran
yang dibutuhkan. Hal ini disesuaikan dengan pagu anggaran yang sudah dimiliki oleh proyek. Selanjutnya, rencana
anggaran ini akan menjadi acuan BPBD Kab/Kota dalam memberikan dana kepada fasilitator untuk pelaksanaan
kegiatan di desa/kelurahan.
c. Pemberian dana ke desa/kelurahan
Berdasarkan rencana kerja dan rencana anggaran di atas, BPBD Kab/Kota memberikan dana kepada fasilitator
untuk pelaksanaan kegiatan dengan pendampingan dari BPBD Kab/Kota untuk pengawasan akuntabilitas atas
belanja yang dikeluarkan. Pemberian dana dilakukan pada setiap akan melaksanakan kegiatan seperti yang sudah
disebutkan dalam rencana kerja. Setiap selesai kegiatan, maka fasilitator harus segera membuat laporannya dan
kemudian memberikannya kepada BPBD. Berdasarkan laporan tersebut, BPBD bisa memberikan dana untuk
kegiatan selanjutnya. Begitu seterusnya, sampai seluruh kegiatan selesai dilaksanakan. Sehingga, dengan
berakhirnya kegiatan, maka seluruh laporan fasilitasi di desa/kelurahan sudah diselesaikan oleh fasilitator.
d. Penggunaan dana di desa/kelurahan
Sebelum kegiatan di desa/kelurahan dimulai, fasilitator harus mendiskusikan rencana penggunaan dana kegiatan
bersama dengan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan. Hal ini untuk menjamin tingkat transparansi dan
akuntabilitas penggunaan dana kegiatan. Kesepakatan rencana penggunaan dana bisa disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat setempat, tetapi tidak boleh melanggar ketentuan-ketentuan dalam peraturan administrasi
keuangan negara.

71
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
72

D. Sistem Pertanggungjawaban
1) Pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana
a. Laporan Keuangan
Laporan keuangan kegiatan dilakukan berdasarkan pengeluaran untuk kebutuhan pelaksanaan kegiatan,
sebagaimana sudah disebutkan dalam Juknis dan Juklak proyek ini. Laporan ini juga harus berpedoman pada
ketentuan administrasi keuangan negara.
b. Laporan forum/pemerintah Desa/Kelurahan
Laporan yang dibuat oleh forum atau pemerintan desa/kelurahan ada 2 jenis, yaitu laporan penggunaan dana
dan laporan narasi pelaksanaan kegiatan. Laporan penggunaan dana mengacu pada laporan keuangan di atas.
Sedangkan laporan narasi pelaksanaan kegiatan mengacu pada lampiran 14.
c. Laporan BPBD Kabupaten/Kota
Laporan yang dibuat oleh BPBD Kabupaten/Kota ada 2 jenis, yaitu laporan penggunaan dana dan laporan
narasi pelaksanaan kegiatan. Laporan penggunaan dana mengacu pada laporan keuangan diatas. Sedangkan
laporan narasi pelaksanaan kegiatan mengacu pada lampiran 7 dan 13 serta isian Form G dan H.
d. Laporan BPBD Provinsi
Laporan yang dibuat oleh BPBD Provinsi ada 2 jenis, yaitu laporan penggunaan dana dan laporan narasi
pelaksanaan kegiatan. Laporan penggunaan dana mengacu pada laporan keuangan di atas. Sedangkan laporan
narasi pelaksanaan kegiatan mengacu pada lampiran 7 dan 13 serta isian Form G dan H.

2) Fasilitasi Pemberdayaan Ketangguhan Masyarakat


a. Laporan Keuangan
b. Laporan keuangan kegiatan dilakukan berdasarkan pengeluaran untuk kebutuhan pelaksanaan kegiatan,
sebagaimana sudah disebutkan dalam Juknis dan Juklak proyek ini. Laporan ini juga harus berpedoman pada
ketentuan administrasi keuangan negara.
c. Laporan Fasilitator Desa/kelurahan
d. Laporan yang dibuat oleh fasilitator desa/kelurahan ada 2 jenis, yaitu laporan penggunaan dana dan laporan
narasi pelaksanaan kegiatan. Laporan penggunaan dana mengacu pada laporan keuangan di atas. Sedangkan
laporan narasi pelaksanaan kegiatan mengacu pada lampiran 10 dan 11 serta isian Form J, K, L, dan M.
e. Laporan BPBD Kabupaten/Kota

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
73

f. Laporan yang dibuat oleh BPBD Kabupaten/Kota ada 2 jenis, yaitu laporan penggunaan dana dan laporan narasi
pelaksanaan kegiatan. Laporan penggunaan dana mengacu pada laporan keuangan di atas. Sedangkan laporan
narasi pelaksanaan kegiatan mengacu pada lampiran 8 dan 9 serta isian Form I.

E. Pengelolaan Anggaran Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana


1) Kriteria
Penggunaan dana Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana dilaksanakan berdasarkan kriteria sebagai
berikut:

1. Penerima bantuan adalah daerah provinsi/kabupaten/kota yang telah membentuk BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota
berdasarkan PERDA / PERGUB / PERBUP / PERWAL, dan telah melantik/mengangkat pejabat-pejabat struktural.
2. Dana bantuan digunakan untuk kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana yang telah
ditetapkan oleh BNPB berdasarkan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK). Pengelolaan dana bantuan menggunakan
mekanisme APBN sesuai dengan:
a. Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah,
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat
Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap,
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka
Pelaksanaan APBN,
d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.05/2013 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Penanggulangan Bencana,
e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan dan Tanggung Jawab Bendahara
pada Satker Pengelola APBN,

73
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
74

f. Peraturan Kepala BNPB Nomor 04 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di Lingkungan Badan
Nasional Penanggulangan Bencana,
g. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. Per-3/Pb/2014 tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan, Pembukuan, dan
Pertanggungjawaban Bendahara pada Satker Pengelola APBN serta Verifikasi LPJ Bendahara,
h. Peraturan Dirjen Pajak No. Per-26/PJ/2014 tentang Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik,
i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.010/2015 tentang Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan
dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya Yang Tidak Dikenakan
Pemotongan Pajak Penghasilan,
j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.02/2015 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2016,
k. Petunjuk Teknis Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana Tahun 2016, dan
l. Ketentuan-ketentuan lain yang terkait.
3. Dilaksanakan dengan cepat dan segera bermanfaat
4. Tidak ada duplikasi (double account) dalam pembiayaan kegiatan.
5. Dana bantuan berakhir pada akhir tahun anggaran.

2) MEKANISME
1. Persiapan
a. Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan melalui Direktur Pemberdayaan Masyarakat menyusun nota
kesepahaman (Perjanjian Kerjasama) dengan para Kepala BPBD untuk melaksanakan kegiatan Pembentukan
dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana di wilayah masing-masing.
b. PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat membentuk Tim Perencanaan, Tim Koordinasi, dan Tim Pengawas
Kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana untuk seluruh wilayah Republik Indonesia.
c. PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat menyusun Petunjuk pelaksanaan Pelaksanaan Kegiatan
Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
75

d. Gubernur/Bupati/Walikota/Sekda mengusulkan pejabat-pejabat yang akan ditunjuk sebagai PJOK, BPP, dan
Tenaga Pengelola Keuangan di BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota.
e. Berdasarkan usulan Gubernur / Bupati / Walikota / Sekda sebagaimana dimaksud huruf d, Sekretaris Utama
selaku KPA BNPB menetapkan PJOK, BPP, dan Staf Pengelola Keuangan yang dituangkan dalam Surat
Keputusan.
f. PJOK mengusulkan Tim Pelaksana Kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana di
wilayah masing-masing untuk ditetapkan oleh PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat.
g. PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat menetapkan Tim Pelaksana Kegiatan Pembentukan dan
Pengembangan Desa Tangguh Bencana yang dilaksanakan di BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota.
h. Diseminasi dan sosialisasi Kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana terkait dengan
teknis pelaksanaan, penatausahaan dan penyusunan LPJ BPP, serta verifikasi, akuntansi dan pelaporan.
2. Pelaksanaan
a. PJOK menyusun rencana kegiatan, dan rencana permintaan/penarikan berupa Langsung (LS) sesuai jadwal dan
alokasi dana yang telah ditetapkan oleh PPK dalam Petunjuk pelaksanaan ini.
b. Pengadaan Barang/Jasa dilaksanakan sesuai Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015 perubahan keempat atas
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 dan ketentuan lain yang terkait.
c. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana disusun
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 33/PMK.02/2016 tentang Standar Biaya Masukan Tahun
Anggaran 2017.
d. Penggunaan dana harus sesuai dengan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) Pembentukan dan Pengembangan
Desa Tangguh Bencana DIPA BNPB BA. 103 TA 2017 (kode satker: 648521)
3. Pencairan Dana dan Penempatan Dana
a. Kabupaten/Kota: PJOK/BPP Kegiatan Penguatan Kelembagaan BPBD Kabupaten/Kota .................... dan atau
Kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana BPBD kabupaten/Kota .........................

75
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
76

b. Rekening BPBD Kabupaten/Kota didaftarkan ke Kementerian Keuangan untuk mendapatkan persetujuan


sebagai Rekening Pemerintah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.05/2014 tentang
Rekening Milik Kementerian / Negara / Lembaga / Satuan Kerja,
c. Berdasarkan permintaan dari PJOK Provinsi dan Kabupaten/Kota, PPK mengajukan SPP-LS pencairan dana
Kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana sesuai rencana pencairan dana dan
diajukan kepada Pejabat Penandatangan SPM,
d. Pejabat Penandatangan SPM melakukan verifikasi SPP-LS yang diajukan oleh PPK sesuai ketentuan dalam
Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. Per-11/PB/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Dirjen
Perbendaharaan Nomor Per-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas APBN,
e. KPPN VI Jakarta mentransfer langsung (LS) ke Rekening PJOK/BPP Kegiatan Pembentukan dan Pengembangan
Desa Tangguh Bencana Provinsi dan Kabupaten/Kota, dana LS tidak dibenarkan untuk dipindahbukukan ke
rekening Kas Daerah atau rekening bank lainnya atas nama pribadi.
f. Pencairan dana untuk kegiatan tahun anggaran 2017 hanya diperbolehkan untuk melaksanakan kegiatan yang
dapat diselesaikan akhir Tahun Anggaran 2017.
g. Besaran pencairan dana sesuai dengan usulan dan realisasi kegiatan.
h. Bagi kabupaten/kota penerima dana bantuan yang tidak dapat melaksanakan kegiatan dalam paket kegiatan
penguatan kelembagaan, maka akan menjadi pertimbangan dananya dialihkan untuk menambah pelaksanaan
kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana ke kabupaten/kota lain.

3) JADWAL KEGIATAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN DESA TANGGUH BENCANA

BULAN 2017
No Uraian
4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
77

BULAN 2017
No Uraian
4 5 6 7 8 9 10 11 12
2 Pelaksanaan Pembentukan Desa
Tangguh Bencana

3 Pelaksanaan Pengembangan Desa


Tangguh Bencana

4 Monev

4) PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN


1. Bendahara Pengeluaran (BP) BNPB melimpahkan kewajiban dan tanggungjawab pengelolaan uang kepada
Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) Kabupaten/Kota.
2. Pelimpahan sebagaimana dimaksud angka 1, terbatas pada dana LS yang dikelola BPP.
3. BPP provinsi dan Kabupaten/Kota wajib melakukan penatausahaan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban
atas uang yang dikelolanya sesuai dengan aturan yang berlaku (setiap bulan).
4. Penggunaan dana langsung (LS) sesuai tahapan yang diajukan PJOK Kabupaten/Kota ke PPK Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat, BPP di masing-masing BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota hendaknya segera
memacu kegiatan dan kecepatan pertanggungjawaban.
5. BPP secara operasional bertanggung jawab kepada BP BNPB dan BPP Direktorat Pemberdayaan Masyarakat atas
pengelolaan dana yang menjadi tanggung jawabnya, serta diwajibkan membuat Laporan Pertanggung Jawaban
(LPJ) BPP kepada BP BNPB dan BPP Direktorat Pemberdayaan Masyarakat, yang selanjutnya BP akan membuat LPJ
BP - BNPB ke KPPN Jakarta VI guna dilakukan Rekonsiliasi.
6. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) bertugas membantu BP BNPB.
7. PJOK wajib melakukan pemeriksaan Kas BPP setiap bulan.

77
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
78

5) JASA GIRO DAN SISA DANA


1. Apabila masih terdapat jasa giro di rekening BPP yang berasal dari dana LS agar disetor langsung kepada rekening
kas negara, sebagai SSBP (Surat Setoran Bukan Pajak).
2. Apabila capaian sasaran kegiatan/volume pekerjaan telah tercapai sedangkan masih ada sisa dana
kegiatan/pekerjaan (non pengadaan barang/jasa atau pengadaan barang/jasa) maka sisa dana dimaksud oleh BPP
harus disetorkan ke kas negara sebagai SSPB (Surat Setoran Pengembalian Belanja)
3. Penyetoran sisa dana dilakukan dengan menghubungi Biro Keuangan BNPB melalui nomor telepon 0813 8051
1515 untuk dibuatkan kode billing yang selanjutnya dapat dilakukan penyetoran oleh BPP seluruh Indonesia
dengan menyampaikan kode billing tersebut ke Bank.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
79

BAB VII
PETUNJUK ADMINISTRASI

A. RAPAT PERSIAPAN KEGIATAN C. BELANJA PERJALANAN DINAS PAKET MEETING


LUAR KOTA (MEETING) – Akun 524119
Rapat persiapan kegiatan yang dilaksanakan di kantor, yang
dapat dipertanggungjawabkan hanya snack rapat dan Yang dimaksud dengan bukti pertanggungjawaban Belanja
makan siang (snack dan konsumsi). Apabila rapat Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota adalah:
persiapan yang dilaksanakan di kantor mengundang instansi
luar atau wakil Kementerian/Lembaga, maka peserta rapat 1. Tanda terima transport lokal diberikan kepada peserta
dari instansi luar atau wakil Kementerian/Lembaga dapat undangan baik kegiatan yang dilaksanakan di kantor
diberikan transport lokal. maupun di luar kantor. Dalam pelaksanaan kegiatan
rapat di kantor, transport lokal hanya diberikan kepada
peserta/undangan dari instansi luar atau wakil
B. ABSENSI (DAFTAR HADIR) Kementerian/Lembaga lain yang terkait. Tanda terima
transport lokal dibuat dalam bentuk tabel seperti daftar
Absensi (daftar hadir) dibuat pada saat Rapat Persiapan dan
hadir (absen) kegiatan. (Lihat Lampiran form 2-4).
Pelaksanaan Kegiatan yang dilaksanakan di kantor dan yang
2. Uang Harian (Uang Saku) Paket Pertemuan (Meeting)
dilaksanakan di luar kantor. Absensi (daftar hadir) diperlukan
hanya diberikan kepada Peserta/Undangan Kegiatan
untuk mengetahui berapa banyak peserta yang hadir, dan
Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh
nama-nama yang ada dalam absensi dicantumkan pada
Bencana dan tidak dikenakan pajak. Bagi narasumber
setiap pelaporan kegiatan. (Lihat Lampiran form 2-2).
yang sudah menerima uang narasumber, tidak
Daftar hadir dibagi menjadi 2: diperkenankanmenerima uang saku rapat. (Lihat
Lampiran form 2-3).
1. Peserta
2. Narasumber/Moderator/Fasilitator

79
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
80

3. Apabila dalam kegiatan Pembentukan dan Honor Narasumber dengan jumlah maksimal 3 Orang Jam
Pengembangan Desa Tangguh Bencana terdapat (OJ) per hari per orang dengan perhitungan 1 OJ adalah 60
narasumber, maka narasumber tersebut hanya bisa menit. (Lihat Lampiran form 2-5 dan 2-6).
mendapatkan Honor Narasumber dan tidak boleh
mendapatkan uang harian paket pertemuan. (Pelaporan Narasumber/fasilitator/Instruktur selain mendapatkan
Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja (SPTB) Honor Honorarium Narasumber/Fasilitator/Instruktur juga dapat
Narasumber masuk dalam Akun Belanja Jasa Profesi diberikan Transport Lokal. Pertanggungjawaban
(522151). transportnya dapat disatukan dengan tanda terima transport
lokal peserta pada akun 524119.
Pelaporan Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja (SPTB) Narasumber/Fasilitator/Instruktur tidak diperkenankan
untuk Biaya Transport Lokal dan Uang Harian Peserta masuk untuk menerima Uang Harian pada hari yang sama dengan
ke dalam Akun Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar saat dia mendapatkan honor narasumber.
Kota (524119). Pada saat pelaporan harus dilengkapi dengan Pelaporan Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja (SPTB)
Surat Undangan Peserta dan Surat Tugas melaksanakan untuk Honorarium Narasumber masuk ke dalam Akun
kegiatan dimaksud, dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang Belanja Jasa Profesi (522151) dan dilengkapi dengan
telah disusun sebelumnya. Undangan Narasumber dan Surat Tugas Narasumber.

E. BELANJA PERJALANAN DINAS – Akun 524111


D. BELANJA JASA PROFESI (HONORARIUM) – Akun Perjalanan dinas dapat dilakukan oleh pejabat/pegawai
522151 negeri yang melaksanakan kegiatan Pembentukan dan
Honorarium narasumber/fasilitator/instruktur diberikan Pengembangan Desa Tangguh Bencana ke
kepada Narasumber Pegawai Negeri atau Non-Pegawai Provinsi/Kabupaten/Kota lain di luar lokasi kerjanya.
Negeri yang mempunyai keahlian tertentu/pengalaman Sehubungan dengan hal tersebut, pejabat/pegawai negeri
dalam ilmu/bidang tertentu. Tanda terima honor mendapatkan, antara lain:
Narasumber/Fasilitator/Instruktur dalam bentuk kuitansi 1. Uang Harian Perjalanan Dinas,

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
81

2. Biaya Penginapan, melakukan perjalan dinas. Khusus untuk perjalanan dinas


3. Transport dari antar Provinsi/Kabupaten/Kota. bagi narasumber maka harus dilengkapi dengan surat
4. Pelaporan pertanggungjawaban pejabat/pegawai negeri undangan narasumber.
yang melakukan perjalanan dinas dibuat dalam bentuk
SPD (Surat Perjalanan Dinas) yang berisi antara lain: Apabila pejabat/pegawai negeri yang melaksanakan kegiatan
a) Rincian Perjalanan Dinas (Awal), (lihat lampiran Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana
form 2-9) hanya 1 (satu) hari pada saat kegiatan dan menjadi
b) Rincian Perjalanan Dinas Rampung, (lihat lampiran narasumber, maka pejabat/pegawai negeri tersebut hanya
form 2-10) boleh mendapatkan Honorarium Narasumber dan
c) Bill/Kuitansi biaya penginapan (hotel), transport.Jika penginapan di Desa tanpa ada bukti
d) Bukti biaya tiket pesawat (jika moda angkutan pembayaran hotel boleh menggunakan surat pernyataan Rill
transportasi menggunakan pesawat), disertai kwitansi dari pemilik rumah (30 % dari Standar Biaya
e) Daftar Pengeluaran Riil untuk biaya transport ke Masukan TA 2015 pada Biaya Penginapan).
provinsi/kabupaten/kota lainnya, (lihat lampiran Terkait dengan perjalanan dinas untuk mengacu pada PMK
form 2-11) nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas dalam
f) Lembar 1 SPD, (lihat lampiran form 2-13) Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai
g) Lembar 2 SPD, dilengkapi dengan stempel dan Tidak Tetap serta pada PMK nomor 65/PMK.02/2015 tentang
tanda tangan pejabat/pegawai negeri Standar Biaya Masukan Tahun 2016.
provinsi/kabupaten/kota. (lihat lampiran form 2-
12) F. BELANJA BAHAN– Akun 521211
Bukti Belanja Bahan berupa Nota Belanja (Bon) dan Kuitansi
Setelah SPD pejabat/pegawai negeri dibuat, maka dilaporkan
Belanja diperlukan untuk pertanggungjawaban pembelian-
dalam bentuk SPTB (Surat Pernyataan Tanggungjawab pembelian keperluan kegiatan Pembentukan dan
Belanja) Belanja Perjalanan Biasa, Akun 524111 dan Daftar Pengembangan Desa Tangguh Bencana, antara lain:
Nominatif Perjalanan Dinas. Selain itu, dilengkapi juga
dengan Surat Tugas untuk pejabat/pegawai negeri yang

81
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
82

1. Kuitansi pembelian snack rapat; dalam bentuk keterangan secara rinci pembelian bahan praktek
nota/bon dan kuitansi bermaterai yang Relawan.
dilengkapi dengan stempel toko, dan keterangan 7. Pembuatan peta risiko; nota/bon dan kuitansi
secara rinci pembelian snack. Misalnya Rapat Fullday di bermaterai yang dilengkapi dengan stempel toko,
Kantor Balai Desa mendapatkan 2 x snack (pagi dan dan tanda tangan pegawai toko keterangan secara rinci
sore) bahan pembuatan peta risiko.
2. Kuitansi pembelian konsumsi rapat; dalam bentuk 8. Pembuatan peta jalur evakuasi; nota/bon dan
nota/bon dan kuitansi bermaterai yang kuitansi bermaterai yang dilengkapi dengan
dilengkapi dengan stempel toko dan keterangan stempel toko, dan tanda tangan pegawai toko
secara rinci pembelian konsumsi rapat, misal: nasi + keterangan secara rinci bahan pembuatan peta jalur
ayam sebanyak 25 bungkus @ Rp. 25.000,- evakuasi.
3. Penggandaan Bahan, untuk pertanggungjawaban 9. Pembelian seminar kit; nota/bon dan kuitansi
penggandaan materi; nota/bon dan kuitansi bermaterai yang dilengkapi dengan stempel toko,
bermaterai yang dilengkapi dengan stempel toko, dan tanda tangan pegawai toko keterangan secara rinci
dan tanda tangan pegawai toko. bahan pembelian seminar kit, misal: goodybag, bolpoin,
4. Spanduk; nota/faktur dan kuitansi toko yang dilengkapi bloknote, dan sebagainya. Untuk Seminar Kit harus
dengan stempel, materai, dan tanda tangan pegawai dilengkapi dengan Tanda Terima Seminar Kit seperti
toko keterangan secara rinci pembelian Spanduk. form Daftar Hadir.
5. Penggandaan Laporan, untuk pertanggungjawaban hasil 10. Pembelian APD Relawan; nota/bon dan kuitansi
laporan kegiatan Pembentukan dan Pengembangan bermaterai yang dilengkapi dengan stempel toko,
Desa Tangguh Bencana at; nota/bon dan kuitansi dan tanda tangan pegawai toko keterangan secara rinci
bermaterai yang dilengkapi dengan stempel toko, bahan pembelian APD Relawan, misal: kaos, topi, rompi,
dan tanda tangan pegawai toko. ransel,dsb. Untuk APD Relawan harus dilengkapi
6. Pembelian bahan praktek Relawan; nota/bon dan dengan Tanda Terima Seminar Kit seperti form
kuitansi bermaterai yang dilengkapi dengan Daftar Hadir.
stempel toko, dan tanda tangan pegawai toko

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
83

11. Pembayaran Pajak segera dilakukan setelah kegiatan G. BELANJA SEWA– Akun 522141
dilaksanakan dan divalidasi KPPN setempat.
Bukti Belanja Sewa diperlukan untuk pertanggungjawaban
12. Pembayaran pajak dapat dilakukan baik secara manual
Sewa Ruang Pertemuan, Sewa Peralatan dan Sewa
maupun secara elektronik (www.sse3.pajak.go.id)
Lapangan untuk keperluan kegiatan Pembentukan dan
dengan mendaftar/registrasi terlebih dahulu.
Pengembangan Desa Tangguh Bencana, antara lain:
13. Pembelian Alat Tulis Kantor; nota/faktur dan kuitansi
toko yang dilengkapi dengan stempel, materai, dan 1. Kuitansi Sewa Ruang dalam bentuk invoice dan kuitansi
tanda tangan pegawai toko. Barang-barang yang dapat yang dilengkapi stempel tempat pertemuan (Meeting)
dibeli, misalnya: kertas A4/F4, staples, ballpoint, dll, dilaksanakan, peraturan yang berlaku di daerah setempat
dilengkapi dengan Form SPBy (Surat Perintah Bayar). (Pergub maupun Perbup) mengenai pendapatan daerah,
(Form 2-19) ditandatangani otoritas yang berwenang.
14. Pembelian Komputer Supplies; nota/faktur dan kuitansi 2. Kuitansi Sewa Peralatan dalam bentuk invoice dan
toko yang dilengkapi dengan stempel, materai, dan kuitansi yang dilengkapi stempel perusahaan.
tanda tangan pegawai toko. Barang-barang yang dapat 3. Kuitansi Sewa Lapangan dalam bentuk invoice dan
dipertanggungjawabkan, misal: tinta/toner printer, CD kuitansi yang dilengkapi stempel penyedia lapangan
R/W, USB/Flasdisk, dll. Pembelian Hardisk, Prosesor, dilaksanakan.
Service Komputer tidak dapat 4. Surat Pernyataan tentang Penggunaan Sewa Ruang
dipertanggungjawabkan dalam pembelian Komputer Pertemuan yang ditandatangani oleh PJOK Kegiatan
Supplies. Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh
15. Pelaporan pertanggungjawaban untuk Belanja Bahan Bencana (Form 2-20)
Lainnya dibuat dalam bentuk SPTB Belanja Bahan dan
Dilengkapi dengan bukti SSP Asli baik manual maupun Pelaporan pertanggungjawaban untuk Belanja Sewa dibuat
elektronik beserta bukti setor dari Bank/Kantor Pos dan dalam bentuk SPTB Belanja Sewa dan Dilengkapi dengan
Validasi Asli dari KPPN setempat dengan Akun 521211. bukti SSP Asli baik manual maupun elektronik beserta bukti
setor dari Bank/Kantor Pos dan Validasi Asli dari KPPN
setempat dengan Akun 522141.

83
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
84

H. BELANJA HONOR OUTPUT KEGIATAN– Akun I. BELANJA JASA LAINNYA– Akun 522191
521213
Bukti Belanja Jasa Lainnya berupa Dokumen Kontrak Pihak
Bukti Honor Output kegiatan berupa Kuitansi Honor Ketiga atau Surat Perintah Kerja (SPK) diperlukan untuk
diperlukan untuk pertanggungjawaban Honor Output pertanggungjawaban Belanja Jasa Lainnya atas penggunaan
kegiatan untuk keperluan kegiatan Pembentukan dan Pertemuan Fulboard untuk keperluan kegiatan Kegiatan
Pengembangan Desa Tangguh Bencana, antara lain: Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana,
antara lain:
1. Kuitansi Honor Output kegiatan bagi Pengelola Kegiatan
(Kepala Pelaksana, PJOK, BPP, dan Staf Pengelola • Dokumen Kontrak kegiatan dalam bentuk Dokumen Lelang
Keuangan) dalam bentuk kuitansi seperti form daftar Pihak Ketiga Untuk Penyediaan Pertemuan Fulboard
hadir yang dilengkapi dengan Surat Keputusan yang Kegiatan Kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa
ditandatangani Sekretaris Utama BNPB selaku Kuasa Tangguh Bencana. Pelaporan pertanggungjawaban untuk
Pengguna Anggaran (KPA). dibuat dalam bentuk SPTB LS Belanja Paket Pertemuan di
2. Kuitansi Honor Output kegiatan bagi Kelompok Kerja Luar Kota dan Dilengkapi dengan bukti SSP Asli baik
(POKJA) dalam bentuk kuitansi seperti form daftar hadir manual maupun elektronik beserta bukti setor dari
yang dilengkapi dengan Surat Keputusan yang ditetapkan Bank/Kantor Pos dan Validasi Asli dari KPPN setempat
dan ditandatangani oleh Kepala Pelaksana BPBD selaku dengan Akun 521213. Setiap SPTB harus dilengkapi
Penanggungjawab Kegiatan ataupun oleh Kepala dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah disusun
Desa/Lurah. sebelum kegiatan, Surat Undangan, dan Surat Tugas
Peserta.
Pelaporan pertanggungjawaban untuk Belanja Honor Output
dibuat dalam bentuk SPTB Belanja Honor Output dan
Dilengkapi dengan bukti SSP Asli baik manual maupun
elektronik beserta bukti setor dari Bank/Kantor Pos dan
Validasi Asli dari KPPN setempat dengan Akun 521213.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
85

J. PENGEMBANGAN DESA TANGGUH BENCANA K. PAJAK


TAHUN 2015 DAN 2016
Dengan menggunakan sistim L/S, maka NPWP pembayaran
Bukti Belanja Untuk Diserahkan ke Pemda/Masyarakat pajak, yaitu NPWP BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota,
diperlukan untuk pertanggungjawaban Belanja Barang, sedangkan perhitungan dan pengenaan pajak atas transaksi-
antara lain: transaksi, sebagai berikut:
• Perjanjian Kerja Sama antara BPBD
Kabbupaten/Kota dengan Forum PRB Desa dan atau 1. Belanja Bahan (Pembelian ATK, Komputer
Pemerintah Desa. Supplies, Spanduk, dll);
• Proposal Pengembangan Desa Tangguh Bencana a) Apabila Pembelian ATK, Komputer Supplies, Spanduk,
oleh Forum PRB Desa dan atau Pemerintah Desa Penggandaan Bahan, dll, dengan masing-masing
untuk pemanfaatan dana pengembangan nilai transaksi dalam bulan yang sama dan dengan
ketangguhan masyarakat untuk : toko yang sama pula, jumlah transaksi kurang dari
a. Kegiatan Utama Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), maka tidak
b. Kegiatan Pilihan dikenakan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dan PPh.
(Terlampir dalam Juknis Kegiatan) Psl. 22 (Pajak Penghasilan Pasal 22),
b) Apabila Pembelian ATK, Komputer Supplies, Spanduk,
Pelaksanaan pengembangan Desa Tangguh Bencana yang Penggandaan Bahan, dll, dengan masing-masing
telah difasilitasi di tahun 2015 dan 2016 adalah dengan nilai transaksi dalam bulan yang sama dan dengan
dilaksanakannya pertemuan sebanyak 10 kali oleh FPRB toko yang sama pula, jumlah transaksi mulai dari
Desa/Kelurahan untuk melengkapi/penyempurnaan atas Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) sampai dengan
dokumen-dokumen yang telah disusun sebelumnya. Atau pun Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah), maka hanya
melakukan diseminasi atas dokumen yang telah disusun dikenakan PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
kepada kelompok masyarakat lainnya yang berada di Perhitungan:
desa/kelurahan (sosialisasi di tingkat dusun) tersebut yang PPN DN (ada dan tidak ada NPWP):
belum dilibatkan pada tahun sebelumnya. (100/110) x nilai transaksi x 10%

85
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
86

c) Apabila Pembelian ATK, Komputer Supplies, Spanduk, (1) Ada NPWP Rumah Makan
Penggandaan Bahan, dll, dengan masing-masing =Nilai transaksi x 1,5%
nilai transaksi dalam bulan yang sama dan dengan (2) Tidak Ada NPWP Rumah Makan
toko yang sama pula, jumlah transaksi lebih dari Rp. = Nilai transaksi x 3%
2.000.000,- (dua juta rupiah), maka dikenakan PPh. b) Catering, apabila menggunakan kuitansi atas nama
Psl. 22 (Pajak Penghasilan Pasal 22) dan PPN (Pajak Catering A, maka perhitungan pajaknya (berapapun
Pertambahan Nilai). nilainya kena PPH)
(1) Perhitungan PPh Ps. 22: PPh. Ps. 23:
(a) Ada NPWP Toko: (1) Ada NPWP Catering
= (100/110) x nilai transaksi x 1,5% = Nilai transaksi x 2%
(b) Tidak Ada NPWP Toko: (2) Tidak Ada NPWP Catering
= (100/110) x nilai transaksi x 3% = Nilai transaksi x 4%

(2) Perhitungan PPN: 3. Belanja Jasa Profesi (Honorarium


(a) Ada NPWP: Narasumber/Fasilitator/Instruktur);
= (100/110) x nilai transaksi x 10% Belanja Jasa Profesi dikenakan Pajak PPh Ps. 21 atas
(b) Tidak Ada NPWP: Honorarium Narasumber. Perhitungan Pajak:
= (100/110) x nilai transaksi x 10% PPh Ps. 21:
a) Golongan IV:Honor Narasumber x 15%
2. Belanja Bahan (Catering, Konsumsi, Snack); b) Golongan III:Honor Narasumber x 5%
a) Konsumsi, apabila menggunakan kuitansi atas nama c) Instruktur dapat diklasifikasikan pada Golongan III
rumah makan A, maka perhitungan pajaknya:
(untuk konsumsi: nilai Kwitansi 0-2 Juta = tidak 4. Belanja Honor Output Kegiatan
dikenai pajak, sedanglan nilai kwitansi diatas 2 Juta Belanja Honor Output Kegiatan dikenakan Pajak PPh Ps.
dikenai PPH) 21 atas Honor Output Kegiatan. Perhitungan Pajak:
PPh. Ps. 22: PPh Ps. 21:

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
87

a) Golongan IV:Honor Narasumber x 15% 5. Belanja Sewa (Sewa Ruang);


b) Golongan III:Honor Narasumber x 5% a) Apabila Belanja Sewa Ruang dengan nilai transaksi
c) Untuk Pengelola Kegiatan; potongan pajak kurang dari Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)
menyesuaikan dengan Golongan Pegawai dikenakan PPh Final (PPh. 4 ayat (2)) dan PPN.
d) Untuk Kelompok Kerja (POKJA) desa/kelurahan; Perhitungan PPh Final (PPh. 4 ayat (2)):
potongan pajak menyesuaikan dengan Golongan NPWP/Non NPWP Sewa Ruang
Pegawai, sementara untuk masyarakat desa = (100/110) x Nilai transaksi x 10%
disesuaikan dengan latar belakang pendidikannya;
Sarjana (S1) : 15% Perhitungan PPN:
SMA/SMK : 5% NPWP/Non NPWP
e) Untuk Honor Fasilitator, perhitungannya didasarkan = (100/110) x Nilai transaksi x 10%
pada Peraturan Direktur Jendral Pajak nomor Per-
32/PJ/2015 tentang Pedoman Teknis Tata Cara 6. Perhitungan PPN (bagi belanja yang dikenai
Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak PPN):
Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan NPWP/Non NPWP
Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan = (100/110) x Nilai transaksi x 10%
Kegiatan Orang Pribadi dengan perhitungan:
5% x 50% x harga bruto (nilai honor total Pembayaran Pajak dapat dibayar melalui bank persepsi
fasilitator). yang ada di daerah atau melalui kantor pos dan
f) Pembayaran honor fasilitator dilakukan dengan selanjutnya divalidasi KPPN setempat. Jika pembayaran
mekanisme transfer ke Rekening BRI Fasilitator tidak dapat dilakukan secara manual, dapat
Desa Tangguh Bencana Tahun 2017 dan bukti menggunakan pembayaran pajak secara elektronik ( e-
pertanggungjawabannya adalah form kuitansi billing) melalui situs www.sse3.pajak.go.id.
tanda tangan fasilitator disertai dengan bukti
setor dari pihak Bank.

87
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
88

L. PEMBELANJAAN PIHAK KE-3 N. PENGEMBALIAN JASA GIRO


Untuk pembelanjaan Akun 521211(Bahan), 522191 (Jasa Apabila dalam rekening BPBD Provinsi terdapat akun jasa
lainnya), yang melebihi nilai Rp. 50.000.000 (lima puluh juta giro, maka jasa giro tersebut harus dikembalikan ke kas
rupiah), dilakukan dengan mekanisme proses pengadaan Negara dan dicatat dalam pembukuan. Pengembalian jasa
barang dan jasa sesuai dengan Perpres 5 tahun 2015 giro tersebut dapat dilakukan dengan menghubungi Biro
tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden No. 54 Keuangan BNPB melalui nomor telepon 0813 8051 1515
tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. untuk dibuatkan kode billing yang selanjutnya dapat
dilakukan penyetoran oleh BPP seluruh Indonesia dengan
Proses pengadaan barang dan jasa dilakukan oleh menyampaikan kode billing tersebut ke Bank. Penyetoran
Pejabat/Panitia Pengadaan Barang dan Jasa yang ditetapkan Jasa Giro setiap tanggal 5 bulan berikutnya dengan
untuk BPBD Kabupaten/Kota. melampirkan bukti setor, validasi pajak, rekening Koran, dan
M. PENGEMBALIAN SISA DANA KEGIATAN LPJ.

Sisa dana kegiatan yang sudah tidak terpakai dapat


disetorkan kembali ke kas Negara dengan menggunakan
SSPB (Surat Setor Pengembalian Belanja) seminggu
setelah kegiatan selesai diselenggarakan dan dilaporkan
kepada BNPB (fotokopi SSPB, bukti setor Bank/kantor Pos
dan validasi SSPB), baik manual maupun secara elektronik
melalui SIMPONI. Khusus kegiatan yang dilaksanakan di
bulan Desember, pengembalian dilakukan di Bank BRI
selambat-lambatnya tanggal 22 Desember 2017 dan
dilakukan Validasi di KPPN setempat. (Fotocopy SSPB, bukti
Setor Bank/Kantor Pos dan Validasi SSPB diserahkan ke BPP
Direktorat Pemberdayaan Masyarakat).

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
89

BAB VIII
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Fasilitasi Desa/Kelurahan Tangguh Bencana


1. Pemantauan dan Evaluasi
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi fasilitasi desa/kelurahan tangguh bencana dimaksudkan untuk melihat
keluaran kegiatan, proses pelaksanaan, dan hasilnya di tingkat masyarakat. Pelaksanaan ini juga dilaksanakan
secara berjenjang mulai di tingkat masyarakat, fasilitator, BPBD Kabupaten/Kota, BPBD Provinsi, Project
Manajement Unit (PMU), dan BNPB. Untuk itu, kerangka kerja pemantauan dan evaluasi ini dibangun dengan alur
dan kerangka kerja sebagai berikut:

PMU BNPB

BPBD Kab/Kota BPBD Provinsi

Fasilitator

Masyarakat

89
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
90

TUJUAN HASIL INSTRUMEN WAKTU PELAKSANAAN


TINGKAT BNPB:
Mengetahui Laporan Pertanyaan wawancara evaluasi November – Desember 2017
hasil dan pembelajaran program untuk BPBD Provinsi (Form A).
pembelajaran pelaksanaan November – Desember 2017
dari program Pertanyaan wawancara evaluasi
pelaksanaan program untuk BPBD Kabupaten/Kota November – Desember 2017
program (Form B).
November – Desember 2017
Pertanyaan wawancara evaluasi
program untuk Fasilitator (Form C). Desember 2017

Pertanyaan wawancara evaluasi


program untuk masyarakat (Form D).

Pertanyaan lokakarya evaluasi program


dengan PMU (Form E).
TINGKAT PMU  DIBERIKAN KEPADA BNPB:

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
91

Mengetahui Laporan akhir Matrik rekap total pelaksanaan dan Desember 2017
proses dan hasil pelaksanaan hasil kegiatan fasilitasi di
pelaksanaan program. desa/kelurahan sesuai update bulanan.
program
Pertanyaan wawancara evaluasi November – Desember 2017
program untuk BPBD Kabupaten/Kota
(Form B)

Pertanyaan wawancara evaluasi November – Desember 2017


Laporan program untuk Fasilitator (Form C)
bulanan
perkembanga Matrik rekap bulanan proses dan hasil Juli – Desember 2017
n pelaksanaan pelaksanaan kegiatan fasilitasi di
program. desa/kelurahan (Form F).
TINGKAT BPBD PROVINSI  DIBERIKAN KEPADA BNPB:
Mengetahui Laporan hasil Pertanyaan wawancara untuk BPBD Oktober 2017
perkembangan pemantauan Kab/Kota (Form G)
pelaksanaan program.
program di Pertanyaan wawancara untuk Oktober 2017
wilayahnya masyarakat (Form H)

TINGKAT BPBD KABUPATEN/KOTA  DIBERIKAN KEPADA BPBD Provinsi


dan PMU:
Mengetahui Laporan Matrik bulanan proses dan hasil Juli – Desember 2017
proses dan hasil kompilasi pelaksanaan kegiatan fasilitasi di

91
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
92

fasilitasi di proses dan desa/kelurahan (Form I).


desa/kelurahan hasil kegiatan
TINGKAT FASILITATOR  DIBERIKAN KEPADA BPBD KAB/KOTA dan PMU:
Mengetahui Baseline dan Form penilaian ketangguhan untuk Juli 2017 (baseline)
capaian tingkat Endline desa/kelurahanberdasarkan lampiran
ketangguhan ketangguhan Perka BNPB 1/2012 (Form J) Desember 2017 (endline)
desa/kelurahan

Mengetahui Laporan Tingkat partisipasi masyarakat dan Setiap selesai 1 jenis


proses dan hasil pelaksanaan proses pelaksanaan fasilitasi (Form K) kegiatan.
pelaksanaan kegiatan dan
kegiatan di hasilnya Cerita dari masyarakat (Form L) November – Desember 2017
desa/kelurahan Pertemuan terakhir di
Diskusi evaluasi program (Form M) desa/kelurahan
Setiap akhir selesainya
Dokumen hasil kegiatan dokumen hasil

Untuk menjalankan kerangka pemantauan dan evaluasi di atas, dan mendapatkan hasil data dan informasi yang
sesuai, maka dilakukan beberapa metode pada masing-masing tingkatan sebagai berikut:

2. Pada tingkatan BNPB ada 2 metode yang dilakukan, yaitu:


1. Wawancara dengan kunjungan lapangan:
- Kunjungan lapangan dilakukan di 9 kabupaten/kota yang diambil berdasarkan purposive sampling,
yaitu kategori pelaksanaan program yang bagus, sedang, dan kurang baik. Untuk masing-masing
kategori diambil sampel 3 kabupaten/kota. Penentuan kategori ini didasarkan pada laporan bulanan
yang diberikan oleh PMU.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
93

- Pada kunjungan lapangan, tim BNPB melakukan wawancara kepada pejabat BPBD Provinsi, pejabat
BPBD Kab/Kota, fasilitator dan masyarakat. Wawancara ini dilaksanakan dengan menggunakan Form
A, B, C, dan D di lampiran.
- Pelaksanaan wawancara untuk BPBD Provinsi dilaksanakan dengan wawancara individu yang terlibat
sebagai pemantau program.
- Pelaksanaan wawancara untuk BPBD Kab/Kota dilaksanakan dengan wawancara individu yang
terlibat sebagai pelaksana program.
- Pelaksanaan wawancara untuk fasilitator dilaksanakan dengan wawancara kelompok kepada 2 orang
fasilitator.
- Pelaksanaan wawancara untuk masyarakat dilaksanakan dengan wawancara kelompok kepada
setidaknya 7 orang yang berasal dari anggota kelompok kerja, tim relawan, dan masyarakat.

2. Lokakarya evaluasi program:


- Lokakarya evaluasi program merupakan forum bersama untuk melihat capaian hasil program,
pembelajaran dari proses pelaksanaan program, dan rekomendasi ke depannya.
- Lokakarya evaluasi program berisi presentasi dari PMU yang kemudian didiskusikan bersama BNPB,
perwakilan sebagian BPBD Provinsi, perwakilan sebagian BPBD Kab/Kota, dan perwakilan sebagian
fasilitator.
- Diskusi dalam lokakarya dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan kunci pada Form E.
- Lokakarya ini setidaknya melibatkan 30 orang yang berasal dari PMU, BNPB, BPBD Provinsi, BPBD
Kab/Kota, dan fasilitator.

3. Pada tingkatan PMU ada 2 metode yang dilakukan, yaitu:


1. Update laporan bulanan dari Fasilitator dan BPBD Kab/Kota: Update laporan bulanan didapatkan dari data
yang dikirimkan fasilitator dan BPBD Kab/Kota. Update di tingkat PMU menggunaan matrik pada Form F
di lampiran.

2. Wawancara dengan kunjungan lapangan

93
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
94

- Tim PMU akan melakukan wawancara kepada 9 Kab/Kota sample yang berbeda dengan lokasi
Kab/Kota yang dijadikan sample oleh tim BNPB. Penentuan kategori sample sama seperti yang
dilakukan oleh tim BNPB, yaitu kategori bagus, sedang, dan kurang baik.
- Pada kunjungan lapangan, tim PMU melakukan wawancara kepada pejabat BPBD Kab/Kota dan
fasilitator. Wawancara ini dilaksanakan dengan menggunakan Form B dan C di lampiran.
- Pelaksanaan wawancara untuk BPBD Kab/Kota dilaksanakan dengan wawancara individu yang
terlibat sebagai pelaksana program.
- Pelaksanaan wawancara untuk fasilitator dilaksanakan dengan wawancara kelompok kepada 2 orang
fasilitator.

4. Pada tingkatan BPBD Provinsi ada 1 motode yang dilakukan, yaitu wawancara dengan kunjungan lapangan.
- Pelaksanaan wawancara untuk BPBD Kab/Kota dilaksanakan dengan wawancara individu yang terlibat
sebagai pelaksana program.
- Pelaksanaan wawancara untuk masyarakat dilaksanakan dengan wawancara kelompok kepada setidaknya
7 orang yang berasal dari anggota kelompok kerja, tim relawan, dan masyarakat.

5. Pada tingkatan BPBD Kab/Kota ada 1 metode yang dilakukan, yaitu update laporan kegiatan dari fasilitator.
Berdasarkan update tersebut, BPBD melakukan rekap dengan menggunakan Form I di lampiran.

6. Pada tingkatan fasilitator ada 3 metode yang dilakukan, yaitu:


1. Diskusi bersama masyarakat untuk penilaian baseline dan endline
- Penilaian baseline dilakukan pada pertemuan pertama dengan kelompok kerja di masyarakat. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan Form J di lampiran.
- Penilaian endline dilakukan pada pertemuan terakhir dengan masyarakat di desa/kelurahan. Hal ini
juga dilakukan dengan menggunakan Form J.
2. Pengisian form tingkat partisipasi peserta pada setiap akhir kegiatan. Pada setiap akhir kegiatan fasilitator
membuat isian form partisipasi masyarakat yang ada dalam form K di lampiran.
3. Menggali cerita masyarakat.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
95

- Pada dua bulan terakhir pelaksanaan program, fasilitator menggali cerita dari 1 orang laki-laki dan 1
perempuan di masing-masing desa.
- Penggalian cerita dilakukan melalui wawancara individu dengan menggunakan Form L di lampiran.
- Oleh fasilitator, hasil wawancara dituliskan kembali menjadi cerita.
4. Diskusi bersama masyarakat untuk evaluasi program. Diskusi ini dilaksanakan pada pertemuan terakhir di
desa/kelurahan. Diskusi menggunakan arahan dari pertanyaan kunci yang ada di Form M di lampiran.

2. Pelaporan
Pelaporan fasilitasi desa/kelurahan tangguh bencana memiliki 5 tingkatan laporan dengan isian sesuai dengan
tanggungjawab dan kapasitasnya. Kelima tingkatan laporan tersebut ialah:
a. Laporan BNPB berupa laporan pembelajaran pelaksanaan program.
b. Laporan PMU berupa; (1) laporan bulanan, dan (2) laporan akhir pelaksanaan program. Laporan tersebut
diserahkan kepada BNPB.
c. Laporan BPBD Provinsi berupa laporan hasil pemantauan program ke Kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan.
Laporan tersebut diserahkan kepada BNPB.
d. Laporan BPBD Kabupaten/Kota berupa; (1) laporan kompilasi bulanan proses dan hasil kegiatan dari laporan yang
diberikan oleh fasilitator, (2) laporan lokakarya perencanaan program, dan (3) laporan lokakarya keberlanjutan
program. Laporan tersebut diserahkan kepada PMU dan BPBD Provinsi.
e. Laporan fasilitator berupa; (1) laporan baseline dan endline ketangguhan, (2) laporan pelaksanaan kegiatan, (3)
laporan hasil kegiatan, dan (4) laporan hasil evaluasi kegiatan.

Secara lengkap, alur pelaporan digambarkan dalam bagan di bawah. Alur ini hampir sama dengan alur pemantauan
dan evaluasi, hanya saja dalam alur pelaporan, masyarakat tidak memiliki kewajiban untuk membuat laporan.
Sebaliknya, masyarakat adalah penerima laporan yang dibuat oleh fasilitator.

PMU BNPB

BPBD Kab/Kota BPBD Provinsi

Fasilitator

95
Masyarakat
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
96

Untuk lebih jelasnya, tingkatan, format, dan waktu pelaporan ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:
NO TINGKATAN FORMAT LAPORAN WAKTU PENYERAHAN PENERIMA
LAPORAN LAPORAN
1 BNPB Laporan pembelajaran pelaksanaan program Januari 2018 BNPB
(lampiran 4)
2 PMU 1. Laporan bulanan perkembangan 1. Minggu pertama di BNPB
pelaksanaan program (lampiran 5) setiap bulannya.
2. Laporan akhir pelaksanaan program 2. Laporan akhir BNPB
(lampiran 6) Tanggal 15 Desember
2017.
3 BPBD Provinsi Laporan hasil pemantauan program (lampiran 7) November 2017 BNPB
4 BPBD 1. Laporan kompilasi bulanan adalah berisi Hari terakhir setiap PMU dan BPBD
Kabupaten/Kota isian Form I untuk pemantauan dan evaluasi bulannya. Provinsi
yang sudah disahkan oleh BPBD
Kabupaten/Kota.
2. Laporan lokakarya perencanaan program di
tingkat kabupaten/kota (lampiran 8)
3. Laporan lokakarya membangun
keberlanjutan di tingkat kabupaten/kota
(lampiran 9)
5 Fasilitator 1. Laporan baseline dan endline ketangguhan Baseline setelah PMU, BPBD
ialah isian Form J untuk pemantauan dan pertemuan pertama dan Kabupaten/Kota,
evaluasi. Endline setelah pertemuan dan masyarakat
2. Laporan pelaksanaan kegiatan (lampiran 10) terakhir.
3. Laporan hasil kegiatan ialah dokumen yang Satu minggu setelah
dihasilkan bersama masyarakat. kegiatan selesai.
4. Laporan evaluasi program di masyarakat Satu minggu setelah
(lampiran11) dokumen selesai.
Satu minggu setelah
kegiatan selesai.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
97

B. Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana


1. Pemantauan dan Evaluasi
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana dimaksudkan untuk
melihat keluaran kegiatan, proses pelaksanaan, dan hasilnya di tingkat masyarakat. Pelaksanaan ini juga
dilaksanakan secara berjenjang di tingkat masyarakat, BPBD Provinsi, Project Manajement Unit (PMU), dan BNPB.
Untuk itu, kerangka kerja pemantauan dan evaluasi ini dibangun dengan alur dan kerangka kerja sebagai berikut:

PMU BNPB

BPBD Provinsi

Masyarakat
Desa/Kelurahan

TUJUAN HASIL INSTRUMEN WAKTU


PELAKSANAAN
TINGKAT BNPB:
Mengetahui Laporan Pertanyaan wawancara evaluasi program November – Desember
hasil dan pembelajaran untuk BPBD Provinsi (Lampiran 3 Form A). 2017
pembelajaran pelaksanaan
pelaksanaan program Pertanyaan wawancara evaluasi program November – Desember
program untuk masyarakat (Lampiran 3 Form D). 2017
TINGKAT PMU  DIBERIKAN KEPADA BNPB:
Mengetahui Laporan akhir Matrik rekap total pelaksanaan dan hasil Desember 2017

97
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
98

proses dan hasil pelaksanaan kegiatan pengembangan di


pelaksanaan program. desa/kelurahan (Lampiran 3 Form F)
program
TINGKAT BPBD PROVINSI  DIBERIKAN KEPADA PMU:
Mengetahui Laporan hasil Pertanyaan wawancara untuk masyarakat November 2017
hasil evaluasi (lampiran 3 Form H)
pelaksanaan program. Matrik perkembangan proses dan hasil Juli – November 2017
program di kegiatan (Lampiran 3 Form I)
wilayahnya

Untuk menjalankan kerangka pemantauan dan evaluasi di atas, dan mendapatkan hasil data dan informasi yang
sesuai, maka dilakukan beberapa metode pada masing-masing tingkatan sebagai berikut:

1. Pada tingkatan BNPB ada 1 metode yang dilakukan, yaitu wawancara dengan kunjungan lapangan
- Kunjungan lapangan dilakukan di 7 provinsi yang diambil berdasarkan purposive sampling, yaitu
area Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Bali, Papua, dan Maluku.
- Pada kunjungan lapangan, tim BNPB melakukan wawancara kepada pejabat BPBD Provinsi dan
masyarakat. Wawancara ini dilaksanakan dengan menggunakan Form N dan O di lampiran.
- Pelaksanaan wawancara untuk BPBD Provinsi dilaksanakan dengan wawancara individu yang terlibat
sebagai pelaksana program.
- Pelaksanaan wawancara untuk masyarakat dilaksanakan dengan wawancara kelompok kepada
setidaknya 7 orang yang berasal dari anggota tim relawan, forum dan masyarakat.

2. Pada tingkatan PMU ada 1 metode yang dilakukan, yaitu pengisian matrik rekap total pelaksanaan dan hasil
kegiatan pengembangan di desa/kelurahan (Form P di lampiran). Pengisian ini dilakukan berdasarkan laporan
yang diberikan oleh BPBD Provinsi.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
99

3. Pada tingkatan BPBD Provinsi ada 1 motode yang dilakukan, yaitu wawancara kepada masyarakat.
Wawancara dilaksanakan dengan wawancara individu kepada pengelola kegiatan yang berasal dari
desa/kelurahan.

2. Pelaporan
Pelaporan pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana memiliki 3 tingkatan laporan dengan isian sesuai dengan
tanggungjawab dan kapasitasnya. Ketiga tingkatan laporan tersebut ialah:
a. Laporan BNPB berupa laporan pembelajaran pelaksanaan program.
b. Laporan PMU berupa laporan akhir pelaksanaan program. Laporan tersebut diserahkan kepada BNPB.
c. Laporan BPBD Provinsi berupa laporan hasil pelaksanaan program. Laporan tersebut diserahkan kepada PMU.
d. Laporan Desa/kelurahan berupa laporan pelaksanaan kegiatan. Laporan tersebut diserahkan kepada BPBD
Provinsi.

Alur pelaporan pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana ialah sama dengan alur pemantauan dan evaluasi
yang sudah digambarkan di atas.

Untuk lebih jelasnya, tingkatan, format, dan waktu pelaporan ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:
NO TINGKATAN FORMAT LAPORAN WAKTU PENYERAHAN PENERIMA
LAPORAN LAPORAN
1 BNPB Laporan pembelajaran pelaksanaan Januari 2018 BNPB
program (lampiran 12)
2 PMU Laporan akhir pelaksanaan program Tanggal 15 Desember BNPB
(menjadi satu dengan lampiran 6) 2017
3 BPBD Provinsi Laporan hasil pelaksanaan program Minggu IV November PMU
(lampiran 13) 2017
4 Masyarakat Laporan pelaksanaan kegiatan (lampiran Minggu II November BPBD Provinsi
Desa/Kelurahan 14) 2017

99
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
100

C. Mekanisme Penyampaian Keluhan dan Saran


Untuk menjamin pelaksanaan program sesuai dengan Juknis yang dibuat dan memenuhi kebutuhan masyarakat, maka
BNPB dan PMU membuat mekanisme keluhan dan saran dari masyarakat. Mekanisme ini dibangun seperti dalam gambar
di bawah ini:

BNPB

Laporan
Pengembangan BPBD Provinsi

Tanggapan
PMU

Laporan BPBD Kab/Kota


Fasilitasi
Fasilitator

Masyarakat

Rincian alur mekanisme keluhan dan saran ialah sebagai berikut:


1. PMU membuat kontak penyampaian keluhan dan saran melalui nomor telepon bergerak (mobile phone) dan alamat
email yang disampaikan kepada masyarakat penerima program melalui sosialiasi dan pelaksanaan seluruhkan
rangkaian kegiatan program.
2. Untuk menyampaikan keluhan dan sarannya, masyarakat dapak mengirimkan sms atau email kepada nomor kontak
dan alamat yang sudah diberikan oleh PMU, dengan menyebutkan nama dan alamatnya.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
101

3. Tim PMU akan menerima dan mengklasifikasikan keluhan dan saran tersebut. Kalau ada keluhan dan saran yang
membutuhkan tanggapan, maka PMU akan menyampaikan kepada BPBD Provinsi (untuk kegiatan pengembangan
desa/kelurahan tangguh bencana) dan BPBD Kabupaten/Kota serta fasilitator (untuk kegiatan fasilitasi
desa/kelurahan tangguh bencana – sesuai dengan tanggungjawab masing-masing).
4. Dengan demikian, maka tanggapan atas keluhan dan saran tersebut akan diberikan langsung dari pihak yang terkait
(BPBD Provinsi, BPBD Kabupaten/Kota, dan Fasilitator) sesuai dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing.
5. Apabila proses tersebut belum menyelesaikan masalah, dimana masih terdapat keluhan dan saran yang terus-
menerus dari masyarakat, maka PMU akan meneruskan kepada BNPB untuk dibuat keputusan bersama.
6. Pada akhir program, PMU akan melakukan analisa keluhan dan saran dari masyarakat, yang kemudian dimasukkan
dalam laporan akhir program yang diserahkan kepada BNPB.

D. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN PADA PENGELOLAAN DANA

Pemantauan dan evaluasi pada pengelolaan dana program desa tangguh bencana adalah kegiatan untuk mengikuti serta mencatat
persiapan dan pelaksanaan (perkembangan) suatu program Kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana dari
awal sampai akhir secara cermat dan teratur sehingga dapat digunakan untuk menilai sampai sejauh mana tujuan program telah
tercapai sesuai dengan rencana semula.

1) PEMANTAUAN
Kegiatan pemantauan dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum setiap perkembangan/kemajuan pelaksanaan Kegiatan
Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana yang meliputi teknis, keuangan, dan hambatan/kendala yang dihadapi
agar dapat segera dilakukan tindakan perbaikan sedini mungkin.
Hasil pemantauan akan digunakan sebagai bahan evaluasi untuk menilai kinerja pelaksanaan kegiatan dan sebagai bahan
pengambilan keputusan/kebijakan lebih lanjut.

101
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
102

Pemantauan dilakukan sejak proses pelaksanaan adimistrasi, fisik, sampai dengan kegiatan terlaksana 100 %.

2) MEKANISME PEMANTAUAN DAN EVALUASI


1. Pemantauan dilakukan oleh BNPB dan dapat melibatkan instansi serta masyarakat/stake-holder yang relevan.
2. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan dan Pengembangan Ketangguhan Masyarakat dilaksanakan
oleh BNPB dan dapat melibatkan instansi teknis terkait.
3. Proses evaluasi pada aspek keuangan (auditing) dilaksanakan oleh auditor sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

3) PELAPORAN
1. BPBD Provinsi/Kab./Kota yang melaksanakan Kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana wajib
menyampaikan laporan secara tertulis kepada BNPB cq. PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat sesuai dengan kegiatan
yang dilaporkan dengan sistematika terlampir. Laporan yang dilampirkan, antara lain:
a) Laporan penyelenggaraan Kegiatan Pembentukan dan Pengembangan Desa Tangguh Bencana, paling lambat dilaporkan
setelah kegiatan melalui softcopy (e-mail) dan hardcopy (pos). Sistematikan Laporan Kegiatan terdapat pada Lampiran
Form 3-1 dan 3-2, serta dilampirkan Absensi, Dokumentasi Kegiatan, Berita Acara Serah Terima Kegiatan dari PJOK
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ke Kalak BPBD, serta Berita Acara Serah Terima Kegiatan dari Kalak BPBD ke Direktur
Pemberdayaan Masyarakat sesuai kegiatannya.
b) Laporan pertanggungjawaban keuangan. Dilaporkan dan diserahkan melalui e-mail (softcopy) dan pos (hardcopy) setiap
bulan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. Dilengkapi dengan LPJ lengkap, Fotokopi Rekening Koran dan Validasi
Pajak dan SSPB.

2. Laporan Akhir dibuat dan ditandatangani oleh PJOK PROVINSI/KABUPATEN/KOTA dan dilaporkan kepada Kepala Pelaksana
BPBD atas nama pemerintah daerah sebanyak 3 (lima) rangkap/buku sesuai Kegiatan masing masing. Laporan dilengkapi
dengan Berita Acara Serah Terima dari PJOK PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ke Kepala Pelaksana BPBD, kemudian dari Kepala
Pelaksana BPBD kepada BNPB (Lihat Form 3-2).

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
103

Laporan akhir disampaikan kepada BNPB cq. PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat (sesuai kegiatannya masing-masing)
paling lambat 1 (satu) bulan setelah kegiatan selesai 100%, dengan tembusan kepada Gubernur, Sekretaris Daerah, Deputi
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan. Laporan dilengkapi dengan Berita Acara Serah Terima dari PJOK
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ke Kalak BPBD, kemudian dari Kalak BPBD kepada BNPB

103
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
104

BAB IX
PENUTUP

Petunjuk pelaksanaan program pembentukan dan pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana ini disusun sebagai
pedoman bagi pelaksana, baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten, dan desa/kelurahan, untuk melaksanakan seluruh
rangkaian kegiatan program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Pedoman ini mengacu pada Peraturan Kepala BNPB
Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana sebagai rujukan utama. Dimana
dalam pelaksanaannya, tetap memperhatikan kondisi, konteks, kearifan lokal, potensi masing-masing daerah, dan hasil
evaluasi pelaksanaan program tahun sebelumnya.

PETUNJUK PELAKSANAAN
DESA TANGGUH BENCANA
TAHUN 2017
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
105

DAFTAR LAMPIRAN
1. Struktur Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Desa/Kelurahan
2. Struktur Dokumen Rencana Kontingensi
3. Lampiran Form untuk Pemantauan dan Evaluasi
a. Form A: Pertanyaan wawancara evaluasi progam untuk BPBD Provinsi
b. Form B: Pertanyaan wawancara evaluasi progam untuk BPBD Kabupaten/Kota
c. Form C: Pertanyaan wawancara evaluasi progam untuk Fasilitator
d. Form D: Pertanyaan wawancara evaluasi progam untuk masyarakat
e. Form E: pertanyaan diskusi evalusi progam dengan PMU
f. Form F: Matrik rekap bulanan proses dan hasil pelaksanaan kegiatan fasilitasi di desa/kelurahan
g. Form G: Pertanyaan wwancara untuk BPBD Kab/Kota
h. Form H: Pertanyaan wawancara untuk masyarakat
i. Form I: Matrik bulanan oroses dan hasil pelaksanaan kegiatan fasilitasi di desa/kelurahan Kabupaten
j. Form J: Form penilaian ketangguhan untuk desa/kelurahan berdasarkan lampiran Perka BNPB 1/2012
k. Form K: Tingkat partisipasi masyarakat dan proses pelaksanaan fasilitasi
l. Form L: Cerita dari masyarakat
m. Form L: Diskusi evaluasi progam
4. Struktur Laporan Pembelajaran Program
5. Silabus Relawan Desa
6. Formulir Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Dana Program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
106

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Struktur Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Desa/Kelurahan


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Gambaran Umum Desa (termasuk kondisi fisik, sosial-ekonomi, sejarah bencana)
C. Tujuan
D. Landasan Hukum
E. Pengertian
II. PENILAIAN RISIKO BENCANA
A. Kajian dan Peta Ancaman
B. Kajian dan Peta Kerentanan
C. Kajian Kapasitas
D. Penilaian Risiko/Kemungkinan Dampak Bencana
III. PILIHAN TINDAKAN PENANGGULANGAN BENCANA
A. Pencegahan dan Mitigasi
B. Kesiapsiagaan
C. Tanggap Darurat
D. Pemulihan
IV. ALOKASI TUGAS DAN SUMBER DAYA
A. Pelaku Kegiatan dan alokasi tugasnya
B. Sumber daya
V. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
A. Pemantauan
B. Evaluasi
VI. PENUTUP
LAMPIRAN: Matrik RAK PRB Desa/Kelurahan

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
107

Lampiran 2: Struktur Dokumen Rencana Kontingensi


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. GAMBARAN UMUM
II. PENILAIAN RESIKO DAN PENENTUAN KEJADIAN
III. PENGEMBANGAN SKENARIO
IV. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
V. PERENCANAAN SEKTORAL
1. Manajemen & Pengendalian (ke-Posko-an)
2. Kesehatan
3. Penyelamatan & Perlindungan (SAR)
4. Transportasi
5. Logistik
6. Sarana & Prasarana
VI. PEMANTAUAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
VII. PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
108

Lampiran 3 : Form Pemantauan dan Evaluasi Fasilitasi Desa/Kelurahan Tangguh Bencana


a. Form A: Pertanyaan wawancara evaluasi program untuk BPBD Provinsi
INFORMASI UMUM:
Pewawancara :
Lokasi Provinsi :
Responden :
Tanggal :

NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa saja yang BPBD Provinsi lakukan terkait dengan
pelaksanaan program desa/kelurahan tangguh
bencana?
2 Selama proses monitoring, apa saja kendala/masalah
di tingkat masyarakat dan kabupaten/kota yang
membutuhkan dukungan dari provinsi?
3 Sampai pada saat ini, apa yang dilakukan oleh
Provinsi untuk membantu menyelesaikan masalah
yang dihadapi masyarakat dan kabupaten/kota
tersebut?
4 Apa pembelajaran yang didapatkan oleh provinsi
dalam pelaksanaan program desa/kelurahan
tangguh?
5 Apakah ada rencana BPBD provinsi untuk mereplikasi
program ini ke daerah lain dengan dana APBD?
Kalau iya, dimana saja rencananya, dan berapa
targetnya?

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
109

b. Form B: Pertanyaan wawancara evaluasi program untuk BPBD Kabupaten/Kota


INFORMASI UMUM:
Pewawancara :
Lokasi Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Responden :
Tanggal :

NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa saja yang sudah dilakukan oleh BPBD Kab/Kota terkait
dengan pelaksanaan program desa tangguh?
2 Apa saja hambatan atau tantangan yang ditemukan terkait
dengan kerjasama dengan para fasilitator dalam
pelaksanaan program desa tangguh? Kenapa hal tersebut
terjadi? Dan bagaimana solusi yang dilakukan bersama?
3 Apa saja hambatan atau tantangan yang ditemukan terkait
dengan pelaksanaan kegiatan bersama masyarakat di
desa/kelurahan? Kenapa hal tersebut terjadi? Dan
bagaimana solusi yang dilakukan bersama?
4 Apa saja yang sudah bagus dari pelaksanaan program ini,
terutama pada aspek kerjasama dengan fasilitator dan
pelaksanaan kegiatan di desa/kelurahan? Berikan
penjelasannya.
5 Selama pelaksanaan program, apakah ada masalah yang
dihadapi masyarakat terkait dengan kebijakan, program,
dan kerja pemerintah kab/kota? Kalau ada, apa yang
dilakukan oleh BPBD untuk menyelesaikan masalah
tersebut?

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
110

c. Form C: Pertanyaan wawancara evaluasi program untuk Fasilitator


INFORMASI UMUM:
Pewawancara :
Lokasi Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Nama Fasilitator yang diwawancara :
Tanggal :

NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa hambatan atau tantangan yang anda hadapi
dalam kerjasama dengan BPBD Kab/Kota untuk
menjalankan program ini? Kenapa hal tersebut
terjadi? Apa yang anda lakukan untuk
menyelesaikannya?
2 Apa hambatan atau tantangan yang anda hadapi
dalam memfasilitasi masyarakat desa/kelurahan?
Kenapa hal tersebut terjadi? Apa yang anda lakukan
untuk menyelesaikannya?
3 Apa saja dari pelaksanaan program ini yang menurut
anda sudah baik dan bisa diterapkan di daerah lain?
Tolong dijelaskan!
4 Apa saja dari pelaksanaan program ini yang menurut
anda masih perlu diperbaiki? Jelaskan alasannya?
Dan apa usul anda untuk memperbaikinya?
5 Dengan berakhirnya program ini, apakah anda yakin
bahwa masyarakat akan meneruskan upaya-upaya
untuk membangun ketangguhan mereka sendiri? Iya
atau tidak, tolong dijelaskan dan diberikan

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
111

alasannya!
d. Form D: Pertanyaan wawancara evaluasi program untuk masyarakat
INFORMASI UMUM:
Pewawancara :
Lokasi Desa/kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Nama-nama masyarakat yang diwawancara :
Tanggal :

NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Dengan berakhirnya program ini, apa manfaat yang
dirasakan oleh masyarakat? Bisa diberikan contoh
nyatanya?
2 Selama proses pelaksanaan program ini, apa yang
menurut masyarakat sudah bagus? Dan apakah itu
bisa diterapkan ke desa/kelurahan lain?
3 Selama proses pelaksanaan program ini, apa yang
menurut masyarakat masih perlu diperbaiki? Dan
apa usulannya?
4 Secara khusus, apakah masyarakat memiliki usulan
terkait dengan fasilitator dan BPBD Kab/Kota?
5 Dengan berakhirnya program ini, apa yang dilakukan
masyarakat untuk memastikan keberlanjutan upaya-
upaya untuk membangun ketangguhan terhadap
bencana?

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
112

6 Dengan berakhirnya program ini, apakah ada


rencana masyarakat untuk mendorong
desa/kelurahan sekitarnya untuk juga membangun
ketangguhan? Kalau iya, apa yang akan
dilaksanakan?
7 Dalam proses pengembangan ketangguhan
masyarakat disini, selain fasilitator dan BPBD,
apakah ada pihak lain yang berkontribusi? Bisa
jelaskan apa yang mereka lakukan?

e. Form E: Pertanyaan diskusi evaluasi program dengan PMU


Lokakarya evaluasi program dimaksudkan untuk menjawab beberapa pertanyaan utama sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pelaksanaan program desa tangguh? Apakah sudah sesuai dengan Juknis-nya?
2. Apa saja kendala/tantangan yang dihadapi selama pelaksanaan program? Dan bagaimana penyelesaian
yang dilakukan?
3. Bagaimana hasil pelaksanaan program desa tangguh? Apakah sudah sesuai dengan target yang ditetapkan?
4. Kalau tidak tercapai semuanya, apa penjelasan yang diberikan?
5. Bagaimana relevansi program terhadap kondisi desa/kelurahan?
6. Bagaimana hasil dan dampak program di masyarakat desa/kelurahan?
7. Bagaimana tingkat efektifitas pola kerja BNPB dan PMU – BPBD Provinsi – BPBD Kab/Kota – fasilitator –
masyarakat dalam program ini?
8. Bagaimana peluang replikasi program ini yang akan dilakukan oleh pemerintah kab/kota, provinsi, atau
pihak lain?
9. Apa saja pembelajaran yang didapatkan selama pelaksanaan program? Dan apa rekomendasinya untuk
pengembangan program ke depan?

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
113

f. Form F: Matrik rekap bulanan proses dan hasil pelaksanaan kegiatan fasilitasi di desa/kelurahan
Bulan - Tahun : 2017
NO PROVINSI KAB/KOTA DESA/KEL PROSES HASIL KENDALA YANG
DIHADAPI
Jenis Jumah Peserta
Kegiatan
L P Total

g. Form G: Pertanyaan wawancara untuk BPBD Kab/Kota


INFORMASI UMUM:
Pewawancara :
Lokasi Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Responden :
Tanggal :
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa saja yang sudah dilakukan oleh BPBD Kab/Kota
terkait dengan pelaksanaan program desa tangguh?

2 Apa saja hambatan atau tantangan yang ditemukan


selama pelaksanaan program desa tangguh? Kenapa
hal tersebut terjadi? Dan bagaimana solusi yang
dilakukan bersama?
3 Apa saja yang sudah bagus dari pelaksanaan

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
114

program ini? Berikan penjelasannya.

4 Selama pelaksanaan program, apakah ada masalah


yang dihadapi masyarakat terkait dengan kebijakan,
program, dan kerja pemerintah provinsi? Kalau ada,
bagaimana upaya untuk menyelesaikan masalah
tersebut?
5 Apa yang diharapkan oleh BPBD Kab/Kota terhadap
peran BPBD Provinsi dalam pengembangan
desa/kelurahan tangguh bencana?

h. Form H: Pertanyaan wawancara untuk masyarakat


INFORMASI UMUM:
Pewawancara :
Lokasi Desa/kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Nama-nama masyarakat yang diwawancara :
Tanggal :
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Dengan berakhirnya program ini, apa manfaat yang
dirasakan oleh masyarakat? Bisa diberikan contoh
nyatanya?
2 Selama proses pelaksanaan program ini, apa yang
menurut masyarakat sudah bagus? Dan apakah itu

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
115

bisa diterapkan ke desa/kelurahan lain?


3 Selama proses pelaksanaan program ini, apa yang
menurut masyarakat masih perlu diperbaiki? Dan
apa usulannya?
4 Dengan berakhirnya program ini, apa yang dilakukan
masyarakat untuk memastikan keberlanjutan upaya-
upaya untuk membangun ketangguhan terhadap
bencana?
5 Dengan berakhirnya program ini, apakah ada
rencana masyarakat untuk mendorong
desa/kelurahan sekitarnya untuk juga membangun
ketangguhan? Kalau iya, apa yang akan
dilaksanakan?
6 Dalam proses pengembangan ketangguhan
masyarakat disini, selain fasilitator dan BPBD,
apakah ada pihak lain yang berkontribusi? Bisa
jelaskan apa yang mereka lakukan?
7 Untuk membangun ketangguhan, apakah
masyarakat menghadapi masalah terkait dengan
kebijakan, program, dan kerja pemerintah provinsi?
Kalau iya, apa yang diharapkan peran BPBD Provinsi
untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut?

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
116

i. Form I: Matrik bulanan proses dan hasil pelaksanaan kegiatan fasilitasi di desa/kelurahan
Kabupaten :
Provinsi :
Bulan - Tahun : 2017
NO KECAMATAN DESA/KEL PROSES HASIL KENDALA YANG
DIHADAPI
Jenis Jumah Peserta
Kegiatan
L P Total

j. Form J: Form penilaian ketangguhan untuk desa/kelurahanberdasarkan lampiran Perka BNPB 1/2012
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Tanggal Penilaian :
NILAI
KATEGORI NO INDIKATOR PENILAIAN CAPAIAN INDIKATOR (antara 0 - 3)*
Kebijakan/Peraturan di (0) belum ada kebijakan
Desa/Kel tentang (1) ada 2 kali diskusi untuk perumusan kebijakan
LEGISLASI 1 Penanggulangan (2) sudah menjadi draf kebijakan
Bencana/Pengurangan Risiko (3) kebijakan sudah disahkan oleh Peraturan
Bencana (PRB) Desa/Kelurahan
PERENCANA Rencana Penanggulangan (0) belum ada rencana
2
AN Bencana (RPB), Rencana Aksi (1) ada 2 kali diskusi untuk pembuatan dokumen

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
117

Komunitas (RAK), dan/atau RPB/RAK/Renkon dan sudah menjadi draf


Rencana kontingensi (2) RPB/RAK/Renkon sudah menjadi dokumen desa/kel.
(Renkon) (3) RPB/RAK sudah masuk dalam rencana pembangunan
desa/kel.

(0) belum ada forum


(1) ada 2 kali diskusi untuk pembentukan forum PRB
Forum Pengurangan Risiko (2) forum PRB terbentuk dengan anggota dari berbagai
3
Bencana (PRB) kelompok dan baru melaksanakan 2 kegiatan
(3) forum memiliki dan menjalankan lebih dari 5 kegiatan
untuk pengurangan risiko bencana

(0) belum ada tim relawan


(1) ada 2 kali diskusi untuk pembentukan tim relawan
Relawan Penanggulangan (2) tim relawan terbentuk dan memiliki kelengkapan
KELEMBAGA 4
Bencana personil dan peralatan untuk melakukan tugasnya
AN
(3) tim relawan rutin melakukan pelatihan, simulasi dll
kepada anggota dan masyarakat
(0) belum ada kerjasama
(1) ada 2 kali diskusi untuk menjalin kerjasama dengan
pihak lain
Kerjasama dengan pihak lain
(2) ada kesepakatan rencana kerjasama dengan desa/kel.
5 (diluar desa/kelurahan) dan
dan pihak lain untuk pengurangan risiko bencana
wilayah sekitarnya
(3) ada setidaknya 3 kegiatan hasil kerjasama dengan
desa dan pihak lain yang dilaksanakan untuk pengurangan
risiko

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
118

(0) belum ada dana untuk tanggap darurat


(1) ada 2 kali diskusi untuk mengumpulkan dana darurat
(2) dana darurat sudah terkumpul dari beberapa sumber
6 Dana tanggap darurat
di desa/kel.
(3) ada pengelola dan mekanisme pengelolaan dana yang
jelas, termasuk penggunaannya ketika terjadi darurat
PENDANAAN
(0) belum ada dana untuk PRB
(1) ada 2 kali diskusiuntuk alokasikan dana desa/kel.
Dana untuk Pengurangan untuk PRB
7
Risiko Bencana (PRB) (2) sudah ada alokasi dana desa/kel. untuk PRB
(3) ada pengelola dan mekanisme pengelolaan dana yang
jelas, untuk kegiatan-kegiatan PRB
(0) belum ada pelatihan untuk pemerintah desa/kel.
(1) aparat pemerintah desa/kel. mulai mengikuti
pelatihan PB/PRB
Pelatihan untuk pemerintah
8 (2) ada personil terlatih, peralatan, dan logistik untuk PB
desa/kel
miliki desa/kelurahan
PENGEMBAN (3) ada mekanisme pelatihan personil dan pemeliharaan
GAN peralatan serta logistik untuk PB
KAPASITAS (0) belum ada pelatihan untuk tim relawan
(1) ada diskusi untuk melatih tim relawan desa/kel.
9 Pelatihan untuk tim relawan (2) tim relawan mengikuti pelatihan tanggap darurat,
kesiapsiagaan, dan PRB
(3) tim relawan sudah menerima pelatihan dan praktek
evakuasi dan tanggap darurat

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
119

(0) belum ada pelatihan/penyuluhan kepada warga


(1) ada 2 kali penyuluhan tentang risiko bencana,
Pelatihan untuk warga evakuasi, dan PRB untuk warga desa/kel.
10
desa/kel (2) ada 2 kali pelatihan untuk warga desa/kel. tentang
risiko bencana, tanggap darurat, dan PRB
(3) ada praktek simulasi rutin evakuasi dan penyelamatan
bersama warga desa/kel.
(0) belum ada keterlibatan warga
(1) ada diskusi melibatkan kelompok warga dalam tim
relawan
Pelibatan/partisipasi warga
11 (2) ada 30 warga yang terlibat aktif dan mengikuti
dalam tim relawan desa/kel
kegiatan tim relawan
(3) kelompok masyarakat lain di desa/kel (selain tim
relawan) melibatkan diri dalam kegiatan PB/PRB
(0) belum ada keterlibatan perempuan
(1) ada diskusi untuk melibatkan perempuan dalam tim
relawan
Pelibatan Perempuan dalam
12 (2) ada 15 perempuan yang terlibat aktif dan mengikuti
tim relawan desa/kel
kegiatan tim relawan
(3) kelompok perempuan lain di desa/kel (selain tim
relawan) melibatkan diri dalam kegiatan PB/PRB
(0) belum ada sama sekali
PENYELENGG (1) ada 2 kali diskusi untuk pemetaan dan kajian risiko
ARAAN desa/kel
PENANGGUL 13 Peta dan kajian risiko (2) ada dokumen hasil kajian risiko desa/kel yang disusun
ANGAN bersama masyarakat, termasuk kelompok rentan
BENCANA (3) ada setidaknya 3 kegiatan yang dilaksanakan
berdasarkan hasil analisis risiko tsb

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
120

(0) belum ada sama sekali


(1) ada rencana pembuatan peta, jalur, dan tempat
evakuasi
Peta dan jalur evakuasi
14 (2) sudah ada peta, jalur, dan tempat evakuasi beserta
serta tempat pengungsian perlengkapan minimalnya
(3) ada simulasi minimal setahun sekali yang
menggunakan peta, jalur, dan tempat evakuasi tsb

(0) belum ada sistem peringatan dini


(1) ada rencana membangun sistem peringatan dini
15 Sistem peringatan dini (2) peringatan dini dilengkapi personil, informasi, dan
peralatan yang memadai sesuai kebutuhan di desa/kel
(3) ada simulasi minimal setahun sekali yang
menggunakan sistem peringatan dini tsb
(0) belum ada mitigasi pembangunan fisik
(1) ada rencana pembangunan mitigasi struktural di
Pelaksanaan mitigasi
desa/kel
struktural (pembangunan
16 (2) sudah ada 2 kegiatan pembangunan fisik untuk
fisik) untuk mengurangi
mengurangi risiko becana di desa/kel.
risiko bencana
(3) ada mekanisme pemeliharaan hasil bangunan mitigasi
tsb

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
121

(0) belum ada rencana


(1) ada rencana mengembangkan ekonomi masyarakat
Pola ketahanan ekonomi untuk mengurangi kerentanan yang dimasukkan dalam
17 untuk mengurangi rencana aksi komunitas
kerentanan masyarakat (2) sudah ada 3 kegiatan pengembangan ekonomi untuk
mengurangi kerentanan masyarakat
(3) ada mekanisme yang bisa menjamin keberlangsungan
ekonomi masyarakat

(0) belum ada perlindungan untuk kelompok rentan


Perlindungan kesehatan
(1) ada rencana perlindungan kesehatan dan sosial untuk
kepada kelompok rentan
kelompok rentan
18 (ibu hamil dan menyusui,
(2) sudah ada skema perlindungan kesehatan dan
orang tua, anak, orang jaminan sosial untuk kelompok rentan
berkebutuhan khusus dll) (3) ada pengelola, mekanisme, dan prosedur perlidungan
kelompok rentan
(0) belum ada rencana
(1) ada rencana pengelolaan SDA untuk PRB, termasuk
Pengelolaan sumber daya
pengurangan tingkat ancaman dan kerentanan
alam (SDA) untuk
19 masyarakat
Pengurangan Risiko Bencana
(2) sudah ada 3 kegiatan pengelolaan SDA untuk PRB
(PRB)
(3) ada mekanisme keberlanjutan pengelolaan SDA untuk
PRB

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
122

(0) belum ada rencana


(1) ada rencana perlindungan aset produktif masyarakat,
seperti asuransi, gudang komunitas dll
Perlindungan aset produktif (2) sudah ada 2 kegiatan perlindungan aset produktif
20
utama masyarakat masyarakat
(3) ada pengelola dan mekanisme perlindungan aset
produktif masyarakat yang menjamin
keberlangsungannya
* Nilai diberikan sesuai dengan capaian indikator di kolom sebelah kirinya. Di depan setiap tingkatan capaian indikator ada
angka yang merepresentasikan nilainya. Setelah itu, hasilnya direkap dalam bentuk matrik dibawah ini:

DESA
PR Latih Aset
KABUP / Dana Latih Latih Part_ Part_ Perin Mit_ Kese
OV KECAM Perat Renc Foru Rela Kerja Dana _Rel Risik Evak Ekon SDA_ _Pro TOT
NO ATEN / KELU _Dar _Des _Wa Warg Prem gata struk hata
IN ATAN uran ana m wan sama _PRB awa o uasi omi PRB dukti AL
KOTA RAH urat a rga a puan n tur n
SI n f
AN

k. Form K: Tingkat partisipasi masyarakat dan proses pelaksanaan fasilitasi


Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Kegiatan :

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
123

Tanggal pengisian :
Fasilitator :

No Elemen yang dilihat Hasil pengamatan


1 Peserta dari jenis kelamin Laki-laki: ........orang
Perempuan: .........orang
Total peserta: ...........orang
2 Peserta dari perwakilan di Pemerintah Desa/Kel: ............orang
masyarakat Kelompok/organisasi perempuan:
............orang
Kelompok petani/nelayan: ..........orang
Kelompok pedagang/pengusaha: ........orang
Organisasi sosial masyarakat: .........orang
Organisasi pemuda: ..........orang
Organisasi keagamaan: .........orang
Tokoh masyarakat/adat: ........orang
Orang miskin: ..........orang
Penyandang cacat: ...........orang
Lainnya: ...........orang
3 Peserta yang mengusulkan Laki-laki: ..........orang
pendapatnya di pertemuan Perempuan: ..........orang

4 Mekanisme pengambilan Pilihlah jawab dibawah ini (boleh lebih dari


keputusan satu):
a. Ditentukan oleh fasilitator
b. Ditentukan oleh Kepala Desa/Kelurahan

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
124

c. Ditentukan oleh Aparat desa/kelurahan


d. Ditentukan oleh Tokoh masyarakat/adat
e. Hasil kesepakatan pemerintah
desa/kelurahan dan tokoh masyarakat/adat
f. Hasil kesepakatan bersama seluruh peserta
g. Hasil voting seluruh peserta
h. Lainnya: .........................................
Catatan fasilitator:

l. Form L: Cerita dari masyarakat


Judul Cerita
[Disesuaikan dengan penuturan
atau dengan judul dari editor]
Tanggal
Lokasi
Nama Fasilitator

Identitas Penutur Cerita Identitas Penulis


Nama Nama
Umur Umur
Pekerjaan Posisi/Jabatan
Jenis Kelamin Jenis Kelamin

Pertanyaan Kunci:
“Menurut pendapat Anda, apa manfaat yang paling anda rasakan setelah anda mengikuti serangkaian kegiatan fasilitasi

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
125

pemberdayaan masyarakat terkait desa/kelurahan tangguh bencana?”

Pertanyaan lanjutan (bisa disesuaikan):


Siapa saja yang mendorong terjadinya manfaat itu? Di mana terjadinya? Kapan hal itu
terjadi?

Menurut Anda, mengapa manfaat tersebut menjadi penting untuk Anda?

CATATAN:
Cerita (narasi) dilampirkan

m. Form M: Diskusi evaluasi program


Pada diskusi evaluasi program di desa/kelurahan, berikut adalah pertanyaan kunci yang digunakan oleh fasilitator:
1. Dengan berakhirnya program ini, apa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat? Bisa diberikan contoh
nyatanya?
2. Selama proses pelaksanaan program ini, apa yang menurut masyarakat sudah bagus? Dan apakah itu bisa
diterapkan ke desa/kelurahan lain?

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
126

3. Selama proses pelaksanaan program ini, apa yang menurut masyarakat masih perlu diperbaiki? Dan apa
usulannya?
4. Dengan berakhirnya program ini, apa yang dilakukan masyarakat untuk memastikan keberlanjutan upaya-
upaya untuk membangun ketangguhan terhadap bencana?
5. Dengan berakhirnya program ini, apakah ada rencana masyarakat untuk mendorong desa/kelurahan
sekitarnya untuk juga membangun ketangguhan? Kalau iya, apa yang akan dilaksanakan?
6. Dalam proses pengembangan ketangguhan masyarakat disini, selain fasilitator dan BPBD, apakah ada pihak
lain yang berkontribusi? Bisa jelaskan apa yang mereka lakukan?
7. Secara khusus, apa usulan masyarakat untuk fasilitator, BPBD Kab/Kota, BPBD Provinsi, dan BNPB?

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
127

LAMPIRAN 4. Struktur Laporan Pembelajaran Pelaksanaan Program (dibuat oleh BNPB)

RINGKASAN EKSEKUTIF
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Metodologi
D. Sistematika Penulisan

BAB II : PEMBAGIAN PERAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM


A. Peran BNPB
B. Peran BPBD Provinsi
C. Peran BPBD Kabupaten/Kota
D. Peran Fasilitator
E. Peran Kelompok Kerja di Masyarakat

BAB III : PROSES PELAKSANAAN PROGRAM


A. Hal-hal Baik dalam Pelaksanaan Program
B. Hambatan atau Tantangan Pelaksanaan Program

BAB IV : HASIL PELAKSANAAN PROGRAM


A. Manfaat Program di Masyarakat
B. Keberlanjutan Program di Masyarakat
C. Replikasi di Daerah Lain

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
128

BAB V : BELAJAR UNTUK MASA DEPAN


A. Kesimpulan
B. Pembelajaran
C. Rekomendasi

LAMPIRAN:
1. Hasil wawancara dengan BPBD Provinsi
2. Hasil wawancara dengan BPBD Kabupaten/Kota
3. Hasil wawancara dengan fasilitator
4. Hasil wawancara dengan masyarakat
5. Hasil lokakarya evaluasi program

LAMPIRAN 5. Struktur Laporan Bulanan Perkembangan Pelaksanaan Program (dibuat oleh PMU)
BAGIAN I : INFORMASI UMUM
A. Lokasi pelaksanaan program (provinsi – kabupaten/kota – kecamatan – desa/kelurahan)
B. Status laporan yang sudah diterima per provinsi dan kabupaten/kota

BAGIAN II : PROSES DAN HASIL


A. Matrik bulanan proses dan hasil pelaksanaan kegiatan (isian Form F)
B. Analisa isian matrik
C. Rekomendasi untuk penyelesaian kendala/hambatan

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
129

LAMPIRAN 6. Struktur Laporan Akhir Pelaksanaan Program (dibuat oleh PMU)

RINGKASAN EKSEKUTIF
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Metodologi
D. Sistematika Penulisan

BAB II : PROGRAM DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA


A. Rincian Kegiatan
1. Fasilitasi Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
2. Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
B. Lokasi Program
1. Fasilitasi Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
2. Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
C. Indikator Hasil Program
1. Fasilitasi Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
2. Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana

BAB III : PROSES PELAKSANAAN PROGRAM


A. Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Tahun 2017
1. Lokakarya perencanaan di kabupaten/kota
2. Kajian risiko bencana
3. Penyusunan RPB dan RAK

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
130

4. Forum PRB
5. Sistem Peringatan Dini
6. Rencana evakuasi dan kontingensi
7. Tim relawan
8. Sosialisasi kepada masyarakat
9. Simulasi rencana evakuasi
10. Membangun jaringan dan kerjasama
11. Evaluasi program di desa/kelurahan
12. Lokakarya keberlanjutan di kabupaten/kota
B. Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Tahun 2015
1. Perencanaan prioritas kegiatan
2. Finalisasi dan pengesahan dokumen
3. Penyebaran informasi
4. Kegiatan pilihan

C. Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Tahun 2016


1. Perencanaan prioritas kegiatan
2. Membangun kerjasama dengan para pihak
3. Pemutakhiran peringatan dini, rencana evakuasi dan kontingensi
4. Keberlanjutan tim relawan dan forum
5. Kegiatan pilihan

BAB IV : HASIL PELAKSANAAN PROGRAM


A. Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Tahun 2017
B. Pengembangan Desa /Kelurahan Tangguh Bencana Tahun 2015
C. Pengembangan Desa /Kelurahan Tangguh Bencana Tahun 2016
D. Pencapaian Indikator Ketangguhan (baseline – endline)

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
131

E. Dampak di Masyarakat
F. Hasil Diluar Rencana Program
G. Replikasi

BAB V : KESIMPULAN, PEMBELAJARAN DAN REKOMENDASI


A. Kesimpulan
B. Pembelajaran
C. Rekomendasi

LAMPIRAN :
1. Matrik rekapitulasi proses dan hasil pelaksanaan program
2. Matrik rekapitulasi hasil baseline dan endline
3. Matrik rekapitulasi rincian capaian indikator ketangguhan
4. Contoh-contoh dokumen terbaik yang dihasilkan
LAMPIRAN 7: Struktur Laporan Hasil Pemantauan Program (dibuat oleh BPBD Provinsi)

INFORMASI UMUM
Provinsi
Lokasi Program 1. …………….. Kec……………Kab/Kota…………….
2. …………….. Kec……………Kab/Kota…………….
3. …………….. Kec……………Kab/Kota…………….
4. …………….. Kec……………Kab/Kota…………….
Responden
Waktu
Penulis laporan

RINGKASAN EKSEKUTIF

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
132

A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. HASIL PEMANTAUAN
1. Di Tingkat Kabupaten/Kota
a. Hambatan/Tantangan
b. Hal baik dalam pelaksanaan program
c. Hal terkait peran Provinsi
2. Di Tingkat Masyarakat
a. Manfaat program
b. Hal baik dalam pelaksanaan program
c. Hal yang perlu diperbaiki dalam program
d. Keberlanjutan
e. Replikasi
f. Kontribusi pihak lain
g. Hal terkait peran Provinsi
D. PROSES PEMANTAUAN
1. Di Tingkat Kabupaten/Kota
2. Di Tingkat Masyarakat
E. PEMBELAJARAN
F. RENCANA TINDAK LANJUT
LAMPIRAN

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
133

LAMPIRAN 8: Struktur Laporan Kordinasi dan Sosialisasi melalui Lokakarya Perencanaan Program di Kabupaten/Kota
(dibuat oleh BPBD Kabupaten/Kota)

INFORMASI UMUM
Nama Kegiatan
Provinsi
Kabupaten/Kota
Lokasi Program 1. …………….. Kec……………
2. …………….. Kec……………
3. …………….. Kec……………
4. …………….. Kec……………
Peserta
Waktu dan Tempat
Fasilitator
Penulis laporan

RINGKASAN EKSEKUTIF
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. HASIL LOKAKARYA
1. Review dokumen yang sudah ada
2. Kesepakatan pola kerjasama BPBD, fasilitator, dan masyarakat
3. Rencana pelaksanaan kegiatan
D. PROSES LOKAKARYA
E. PEMBELAJARAN
F. RENCANA TINDAK LANJUT
LAMPIRAN

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
134

LAMPIRAN 9: Struktur Laporan Seminar/Lokakarya Membangun Keberlanjutan di Kabupaten/Kota (dibuat oleh BPBD
Kabupaten/Kota)

INFORMASI UMUM
Nama Kegiatan
Provinsi
Kabupaten/Kota
Lokasi Program 1. …………….. Kec……………
2. …………….. Kec……………
3. …………….. Kec……………
4. …………….. Kec……………
Peserta
Waktu dan Tempat
Fasilitator
Penulis laporan

RINGKASAN EKSEKUTIF
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. HASIL LOKAKARYA
1. Presentasi hasil dari masing-masing desa/kelurahan
2. Kendala yang dihadapi untuk mewujudkan rencana aksi masyarakat
3. Rencana kerjasama para pihak untuk melaksanakan rencana aksi masyarakat
4. Rencana membangun strategi keberlanjutan
D. PROSES LOKAKARYA
E. PEMBELAJARAN
F. RENCANA TINDAK LANJUT
LAMPIRAN
a. Matrik rencana kontribusi para pihak untuk melaksanakan rencana aksi masyarakat

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
135

LAMPIRAN 10: Struktur Laporan Pelaksanaan Kegiatan (dibuat oleh fasilitator)

INFORMASI UMUM
Nama Kegiatan
Provinsi
Kabupaten/Kota
Kecamatan
Desa/Kelurahan
Peserta
Waktu dan Tempat
Fasilitator
Penulis laporan

RINGKASAN EKSEKUTIF
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. HASIL KEGIATAN (sesuai dengan jenis kegiatannya)
D. PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN
E. PEMBELAJARAN
F. RENCANA TINDAK LANJUT
LAMPIRAN
1. (dokumen hasil kegiatan dilampirkan)
2. Hasil evaluasi tingkat partisipasi masyarakat

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
136

LAMPIRAN 11: Struktur Laporan Evaluasi Program di Masyarakat (dibuat oleh fasilitator)

INFORMASI UMUM
Nama Kegiatan
Provinsi
Kabupaten/Kota
Kecamatan
Desa/Kelurahan
Peserta
Waktu dan Tempat
Fasilitator
Penulis laporan

RINGKASAN EKSEKUTIF
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. HASIL KEGIATAN
1. Manfaat program untuk masyarakat
2. Hal yang sudah baik di program
3. Hal yang perlu diperbaiki di program
4. Replikasi di desa/kelurahan lain
5. Kontribusi pihak lain
6. Peran fasilitator, BPBD Kab/Kota, BPBD Provinsi dan BNPB
D. PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN
E. PEMBELAJARAN
F. RENCANA TINDAK LANJUT
LAMPIRAN

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
137

LAMPIRAN 12: Laporan pembelajaran pelaksanaan program (dibuat oleh BNPB)

RINGKASAN EKSEKUTIF
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Metodologi
D. Sistematika Penulisan

BAB II : PEMBAGIAN PERAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM


A. Peran BNPB
B. Peran BPBD Provinsi
C. Peran Kelompok Kerja di Masyarakat

BAB III : PROSES PELAKSANAAN PROGRAM


A. Hal-hal Baik dalam Pelaksanaan Program
B. Hambatan atau Tantangan Pelaksanaan Program

BAB IV : HASIL PELAKSANAAN PROGRAM


A. Manfaat Program di Masyarakat
B. Keberlanjutan Program di Masyarakat
C. Replikasi di Daerah Lain

BAB V : BELAJAR UNTUK MASA DEPAN


A. Kesimpulan
B. Pembelajaran
C. Rekomendasi

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
138

LAMPIRAN:
A. Hasil wawancara dengan BPBD Provinsi
B. Hasil wawancara dengan masyarakat

LAMPIRAN 13: Laporan hasil pelaksanaan program (dibuat oleh BPBD Provinsi)

RINGKASAN EKSEKUTIF
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Metodologi
D. Sistematika Penulisan

BAB II : PROSES PELAKSANAAN PROGRAM


A. Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Tahun 2015
1. Perencanaan prioritas kegiatan
2. Finalisasi dan pengesahan dokumen
3. Penyebaran informasi
4. Kegiatan pilihan

B. Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Tahun 2016


1. Perencanaan prioritas kegiatan
2. Membangun kerjasama dengan para pihak
3. Pemutakhiran peringatan dini, rencana evakuasi dan kontingensi
4. Keberlanjutan tim relawan dan forum

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
139

5. Kegiatan pilihan

BAB III : HASIL PELAKSANAAN PROGRAM


A. Pengembangan Desa /Kelurahan Tangguh Bencana Tahun 2015
B. Pengembangan Desa /Kelurahan Tangguh Bencana Tahun 2016
C. Pencapaian Indikator Ketangguhan (baseline – endline)
D. Dampak di Masyarakat
E. Hasil Diluar Rencana Program
F. Replikasi

BAB IV : KESIMPULAN, PEMBELAJARAN DAN REKOMENDASI


A. Kesimpulan
B. Pembelajaran
C. Rekomendasi

LAMPIRAN :
1. Matrik rekapitulasi proses dan hasil pelaksanaan program
2. Matrik rekapitulasi hasil baseline dan endline
3. Matrik rekapitulasi rincian capaian indikator ketangguhan
4. Contoh-contoh dokumen terbaik yang dihasilkan

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
140

LAMPIRAN 14: Laporan pelaksanaan kegiatan (dibuat oleh desa/kelurahan)

INFORMASI UMUM
Nama Kegiatan
Provinsi
Kabupaten/Kota
Kecamatan
Desa/Kelurahan
Peserta
Waktu dan Tempat
Fasilitator
Penulis laporan

RINGKASAN EKSEKUTIF

A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. HASIL KEGIATAN (sesuai dengan jenis kegiatannya)
D. PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN
E. PEMBELAJARAN
F. RENCANA TINDAK LANJUT

LAMPIRAN
1. (dokumen hasil kegiatan dilampirkan)

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
141

LAMPIRAN: 15: PKS BPBD Provinsi dengan Pemerintah Desa/Kelurahan

PERJANJIAN KERJASAMA
BPBD PROVINSI ...................... DENGAN PEMERINTAH DESA...................................
UNTUK KEGIATAN PENGEMBANGAN DESA TANGGUH

LAMPIRAN 16: PKS BPBD Kabupaten/Kota dengan Pemerintah Desa/Kelurahan

PERJANJIAN KERJASAMA
BPBD KABUPATEN/KOTA ...................... DENGAN PEMERINTAH DESA...................................
UNTUK KEGIATAN PENGEMBANGAN DESA TANGGUH

LAMPIRAN 17: Format laporan pengembangan desa tangguh oleh kelompok masyarakat/Forum Desa

A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. RENCANA AKSI KOMUNITAS (sesuai dengan jenis kegiatannya)
D. PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Kegiatan utama
b. Pencapaian indikator desa tangguh
c. Prakarsa gerakan pengurangan risiko bencana
2. Kegiatan pilihan
E. PEMBELAJARAN
F. RENCANA TINDAK LANJUT

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
142

G. DOKUMENTASI PROSES PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN

LAMPIRAN 18 : Silabus Relawan Desa

SYLABUS RELAWAN DESA

Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Kompetensi indikator JPL

I Kebijakan dan sistem 1. Arah kebijakan prb Peserta memahami dan mampu
PB Nasional nasional dan global menjelaskan kebijakan dan
2. Undang –undang 24 sistem pb nasional
tahun 2007
3. PP PB
4. Perka 17 2011

II Peran dan fungsi 1. Pengertian relawan Relawan desa di harapkan


relawan desa 2. Mandat, Peran dan mampu memobilisasi dan
dalam membangun fungsi relawan mengelola utk membangun
ketagguhan 3. Peran relawan dalam ketangguhan masyarakat
program destana
masyarakat dengan fungsi : 2 JPL
Mengacu pada Fasilitator, pendamping
perka no 17 tahun
2011 dan perka no
1 tahun 2012

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
143

III Gambaran Umum 5. Ancaman (Hazard)


Kebencanaan 6. Kerentanan dan
2 JPL
Kapasitas
7. Resiko Bencana
IV Siklus Menejemn 1. Pencegahan
bencana 2. mitigasi
3. Kesiapsiagaan
4. Tanggap darurat 2 JPL
5. Rehabilitasi dan
rekonstruksi

V Integrasi RPB-RAK 1. RPB


ke rencana 2. RAK
pembangunan desa 3. RPJMDES
(RPJMDes) 4. Strategi
pengintegrasian rpb.rak
ke rpjmdes
VI Rencana kontijensi 1. Mengenal dan
dan rencana memahami EWS (sistim
evakuasi (manuasi peringatan dini):
dan aset Komunikasi, dan SOP
Kedaruratan
penghidupan)
2. memahami perencanaan
kontijensi
3. memahami perencanaan
evakuasi (peta dan jalur
evakuasi) serta
transportasi
4. Gladi Ruang (TTX)
5. Gladi Posko (CPX)

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
144

6. Gladi Lapang (FTX)

VII Penanganan 1. Pemilahan


Penderita Gawat korban/Triage
Darurat (PPGD) 2. Mengenal jenis-jenis
dasar dan teknik luka, perdarahan dan
patah tulang
evakuasi
3. Menangani jenis-jenis 3 JPL
luka patah tulang,
perdarahan
4. Pemindahan korban
dengan aman

VIII Manajemen 1. Pemilihan lokasi


pengungsian pengungsian
2. Pendirian Shelter
3. Daya dukung Shelter
(air dan sanitasi)
4. Pengelolaan logistik
2 JPL
5. Dapur Umum
6. Pelayanan Kesehatan
7. Pelayanan Dasar
Pendidikan
8. Pencatatan, Pelaporan,
koordinasi

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
145

IX Pengorganisasian 1. Pembentukan
Relawan Desa Organisasi Relawan
Desa 2 JPL
2. Sk kepala desa
3. Rencana
XIII
XIV Pencatatan dan 1. Dokumentasi inventaris .
pelaporan Bencana 2. Dokumentasi kasus
dan korban 3. Dokumentasi logistik 2 JPL
4. Data potensi desa

XV Rencana Tindak 1. Penyusunan rencana aksi


Lanjut Relawan relawan
2. Menggali dan
memobilisasi sumber
daya lokal untuk
2 JPL
mendukung aksi
3. Menyusun strategi
keberlanjutan
ketangguhan masyarakat
di desa

FORMULIR PETUNJUK PELAKSANAAN

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
146

PENGELOLAAN DANA PROGRAM DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA

DAFTAR FORMULIR

1. Formulir PJOK PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Daerah kepada BNPB:


a) Surat Usulan Permintaan Persekot Kerja (PK) Kegiatan yang memuat Rencana Kebutuhan
untuk kegiatan swakelola ............................................................................................... form 1-1
b) Surat Usulan Permintaan yang memuat Rencana Kebutuhan
untuk kegiatan LS/Penunjukan Langsung/Lelang ............................................................... form 1-2
2. Formulir BPP Daerah kepada BNPB:
a) Kwitansi Terima Persekot Kerja/Uang Muka ....................................................................... form 2-1
b) Format Daftar Hadir ........................................................................................................ form 2-2
c) Format Uang Harian Paket Pertemuan .............................................................................. form 2-3A s.d.
2-3B
d) Format Terima Transport Lokal ........................................................................................ form 2-4
e) Format Kuitansi Narasumber Gol. III ................................................................................ form 2-5
f) Format Kuitansi Narasumber Gol. IV ................................................................................. form 2-6
g) Format Kuitansi Belanja/Toko .......................................................................................... form 2-7
h) Format Nota/Faktur Belanja Toko ..................................................................................... form 2-8
i) Format Rincian Perjalanan Dinas (Awal) ............................................................................ form 2-9
j) Format Rincian Perjalanan Dinas (Rampung) ..................................................................... form 2-10
k) Format Pernyataan Pengeluaran Rill (SPD) ........................................................................ form 2-11
l) Format Lembar 2 (SPD) ................................................................................................... form 2-12
m) Format Lembar 1 (SPD) ................................................................................................... form 2-13
n) Format Daftar Nominatif Perjalanan Dinas ......................................................................... form 2-14
o) Format Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja ............................................................. form 2-15 s.d.
2-17

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
147

p) Format Surat Perintah Bayar ............................................................................................ form 2-18


q) Format Surat Pernyataan ................................................................................................... form 2-19
3. Laporan Kegiatan
a) Jadwal Pelaksanaan Kegiatan........................................................................................... form 3-1
b) Format Laporan Pelaksanaan per Kegiatan ........................................................................ form 3-2
4. Surat Setor Pajak Manual ....................................................................................................... form 4-1
5. Panduan Surat Setor Pajak Elektronik........................................................................................ form 4-2
6. Surat Setor Pengembalian Belanja (SSPB) Manual .................................................................... form 4-1
7. Surat Setor Bukan Pajak (SSBP) Manual .................................................................................. form 4-2
8. Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Buku Pembantu BPP.............................................. form 5-1 s.d.
5-15

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
148

FORM 1-1
[KOP SURAT BPBD]

..............,..................2017
Nomor : …..................................
Lamp : .....................................
Perihal : .....................................

Kepada Yth.
PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat
di-
Tempats

Sehubungan dengan rencana kegiatan ................. dalam rangka ................ pada tanggal .................... 2017, BPBD
......... akan menyelenggarakan ......................... yang akan melibatkan .................
Untuk itu, kami membutuhkan dukungan anggaran sebesar Rp. ..................... (......................rupiah) yang akan
dibebankan pada DIPA BNPB TA 2017 (rincian terlampir).
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.

PJOK PROVINSI/KABUPATEN/KOTA……………
Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan dan Pengembangan Ketangguhan
Masyarakat

[ttd + stempel]
.........................

Tembusan Yth:
1. Kepala BPBD Prov/Kab/Kota.......

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
149

2. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi......

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
150

FORM 1-2
[KOP SURAT BPBD]

..............,..................2017
Nomor : …...................................
Lamp : ......................................
Perihal : Usulan Biaya Kegiatan
Fasilitasi Pemberdayaan dan Pengembangan Ketangguhan Masyarakat
Tahun Anggaran 2017

Kepada Yth.
PPK Direktorat Pemberdayaan Masyarakat
di-
Tempat

Sehubungan dengan rencana kegiatan ................. dalam rangka ................ pada tanggal .................... 2015,
BPBD ......... akan menyelenggarakan ......................... yang akan melibatkan .................
Untuk itu, kami membutuhkan proses ...... LS/Pengadaan Langsung/Lelang] untuk belanja ........ dengan
spesifikasi teknis dan konsep prakiraan biaya terlampir. Belanja tersebut akan dibebankan pada DIPA BNPB TA 2017.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
PJOK PROVINSI/KABUPATEN/KOTA…………..
Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan dan Pengembangan
Ketangguhan Masyarakat
[ttd + stempel]
.........................
Tembusan Yth:
1. Kepala BPBD Prov/Kab/Kota.......

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
151

2. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi......

FORM 2-1; KUITANSI PERSEKOT KERJA/UANG MUKA

Logo
logo
BPBD

BPBD Prov/Kab/Kota......................
KWIT A NSI

Sudah terima dari : PJOK Fasilitiasi dan Pengembangan Ketangguhan Masyarakat BPBD Prov/Kab/Kota

Uang sebesar Rp.

Terbilang : (Terbilang dalam Rupiah )

Untuk pembayaran : (Uraian maksud pembayaran )

- (rincian pembayaran) : Rp.


Jumlah yg diterima : Rp.

SETUJU DIBAYAR LUNAS PADA TANGGAL ……..


Prov/Kab/Kota…., …………………….2015
PJOK Fasilitasi dan Pengembangan Bendahara Pengeluaran Pembantu Yang menerima,
Ketangguhan Masyarakat

(Nama PJOK) (Nama BPP)


NIP. ............................. NIP................................ (..........................................)

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
152

FORM 2-2

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


LOGO (BPBD)

BPBD

DAFTAR HADIR
Acara :

Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :

Jabatan & Instansi/


No. N a m a Gol HP, Telp, Fax & E-mail Tanda Tangan
Organisasi

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
153

FORM 2-3A

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


LOGO
BPBD (BPBD) Kabupaten/ Kota
Kab/Kota Alamat
Telp

TANDA TERIMA UANG SAKU


Rapat Persiapan Penyusunan Renkon (Nama Kegiatan)
ALAMAT KEGIATAN…………….
TANGGAL……………………..
Jumlah
No Nama Uang Saku (Rp) Diterima Tanda Tangan
(Rp)

x Hari = #VALUE!

x Hari = #VALUE!

x Hari = #VALUE!

x Hari = #VALUE!

x Hari = #VALUE!

JUMLAH YANG DIPINDAHKAN

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
154

FORM 2-3B
JUMLAH PEMINDAHAN

x Hari = #VALUE!

x Hari = #VALUE!

x Hari = #VALUE!

x Hari = #VALUE!

Jumlah

SETUJU DIBAYAR LUNAS PADA TANGGAL ……… Lokasi Pembayaran, tanggal, bulan, tahun
Penanggung Jawab Operasional Kegiatan Bendahara Pengeluaran Pembantu Yang membayarkan
BPBD Kab/Kota BPBD Kab/Kota

………………………………….. ………………………………….. …………………………………………….


NIP. …………………………… NIP. ……………………………

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
155

FORM 2-4
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
Logo BPBD
BPBD

Tanda Terima Transport Lokal


Acara :

Hari/Tanggal :

Waktu :

Tempat :

Jumlah
No. N a m a Uang Transport Tanda Tangan
diterima
1 1 Hr x Rp 100,000 = Rp 100,000 Rp 100,000

2 1 Hr x Rp 100,000 = Rp 100,000 Rp 100,000

3 1 Hr x Rp 100,000 = Rp 100,000 Rp 100,000

4 1 Hr x Rp 100,000 = Rp 100,000 Rp 100,000

5 1 Hr x Rp 100,000 = Rp 100,000 Rp 100,000

6 1 Hr x Rp 100,000 = Rp 100,000 Rp 100,000

7 1 Hr x Rp 100,000 = Rp 100,000 Rp 100,000

8 1 Hr x Rp 100,000 = Rp 100,000 Rp 100,000

9 1 Hr x Rp 100,000 = Rp 100,000 Rp 100,000

10 1 Hr x Rp 100,000 = Rp 100,000 Rp 100,000

Jumlah T otal Rp 1,000,000 Rp 1,000,000

SET UJU DIBA Y A R LUNA S PA DA T A NGGA L…………………


Yang membayarkan,
PJOK Fasilit asi dan Pengembangan BPP ___________, …………………... 2015
Ket angguhan Masyarakat

(Nama PJOK) (Nama BPP) (……………………………)


NIP. …………………… NIP. …………………….

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
156

FORM 2-5

Logo
BPBD

B ADAN P ENANGGULANGAN B ENC ANA DAER AH


(B P B D)

KWITANSI
Sudah terima dari : PJOK Fasilitasi dan Pengembangan Ketangguhan Masyarakat BPBD Prov/Kab/Kota…..

Uang sebesar Rp. xxxxxxxxxxxxxxx (honor sebelum dipotong pajak)

Terbilang : (Terbilang dalam rupiah sebelum dipotong pajak)

Untuk pembayaran : Honor Narasumber dalam rangka (uraian kegiatan) di ………….., pada tanggal………….
2015, dengan rincian sebagai berikut :
- Narasumber Gol.III : 1 hr x 2 OJ x Rp. xxxxxxxxxx Rp. xxxxxxxxx
- PPH Ps. 21 : Pajak 5% Rp. xxxxxxxx -
Jumlah yang diterima : Rp. xxxxxxxxx

_________,_________ 2015
SETUJU DIBAYAR LUNAS PADA TANGGAL …….. Yang menerima

PJOK Fasilitasi dan Pengembangan Bendahara Pengeluaran Pembantu


Ketangguhan Masyarakat

(................................................)
(Nama PJOK) (Nama BPP)
NIP. ............................. NIP................................

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
157

FORM 2-6

Logo
BPBD

B ADAN P ENANGGULANGAN B ENC ANA DAER AH


(B P B D)

KWITANSI
Sudah terima dari : PJOK Fasilitasi dan Pengembangan Ketangguhan Masyarakat BPBD Prov/Kab/Kota…..

Uang sebesar Rp. xxxxxxxxxxxxxxx (honor sebelum dipotong pajak)

Terbilang : (Terbilang dalam rupiah sebelum dipotong pajak)

Untuk pembayaran : Honor Narasumber dalam rangka (uraian kegiatan) di ………….., pada tanggal………….
2015, dengan rincian sebagai berikut :
- Narasumber Gol.IV : 1 hr x 2 OJ x Rp. xxxxxxxxxx Rp. xxxxxxxxx
- PPH Ps. 21 : Pajak 15% Rp. xxxxxxxx -
Jumlah yang diterima : Rp. xxxxxxxxx

_________,_________ 2015
SETUJU DIBAYAR LUNAS PADA TANGGAL …….. Yang menerima

PJOK Fasilitasi dan Pengembangan Bendahara Pengeluaran Pembantu


Ketangguhan Masyarakat

(................................................)
(Nama PJOK) (Nama BPP)
NIP. ............................. NIP................................

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
158

FORM 2-7: Kwitansi dari Toko/Penyedia

KWITANSI

Sudah terima dari : PJOK Kegiatan..................Provinsi/Kab/Kota...................


Uang sebesar : Rp................................(Total Pembelian)
Terbilang : (terbilang dalam bentuk rupiah)
Untuk Pembayaran : Biaya Pembelian....................Untuk Kegiatan.........................di.................pada
tanggal……………………2017

....................,........................2016
Yang menerima

Ttd+stempel+materai
(direktur/pemilik toko/pegawai toko)

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
159

Logo FORM 2-8: Nota/Bon dari Toko/Penyedia


Toko Prov/Kab/Kota, …………..…..2017
………………………………….
Nota/Bon No : …………….. ………………………………….

No Banyaknya Nama Barang Harga Jumlah

............................
Jumlah Total

Hormat Kami,

Ttd+stempel

(Nama Pemilik Toko)


PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
160

RINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS

Lampiran SPD Nomor : (nomor surat perintah/surat tugas) FORM 2-9


Tanggal : (tanggal surat perintah/surat tugas)

No. P e r incian b i a ya Keterangan

Perjalanan dinas dari........ke :


..............., Provinsi.............
selama ........ (.........) hari, dari tanggal
dd s.d dd mm yyyy

1 Uang Harian .. Hari x Rp.................. Rp..................


2 Penginapan ... mlm x Rp.................. Rp..................
3 Tiket Pesawat dari....ke... (PP) Rp..................
4 Transport Jakarta Pp Rp..................
5 Transport Daerah Pp Rp..................
Jumlah : Rp..................A

Terbilang : ....................A Rupiah

......................, DD MM YYYY

Telah dibayar sejumlah Telah menerima jumlah uang sebesar


Rp. Rp..................A Rp..................A

Bendahara Pengeluaran Pembantu Yang menerima :


Provinsi..............

(BPP Provinsi.....) (yang melakukan perjalanan dinas)


NIP. .....................................

PERHITUNGAN SPD RAMPUNG

Ditetapkan sejumlah ……………………………………………… : Rp..................B


Yang telah dibayar semula ……………………………………………… : Rp..................A
Sisa kurang / lebih ……………………………………………………….. : Rp..................(A-B)

SETUJU DIBAYAR
PJOK Provinsi..................

PJOK Provinsi
NIP..............

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
161
RINCIAN PERHITUNGAN SPD RAMPUNG

Lampiran SPD Nomor : (nomor surat perintah/surat tugas) FORM 2-10


Tanggal : (tanggal surat perintah/surat tugas)

No. P e r i n c i a n b i a ya Keterangan

Perjalanan dinas dari........ke :


..............., Provinsi.............
selama ........ (.........) hari, dari tanggal
dd s.d dd mm yyyy
RINCIAN PENGELUARAN :

1 Uang Harian .. Hari x Rp.................. Rp..................


2 Penginapan ... mlm x Rp.................. Rp..................
3 Tiket Pesawat dari....ke... (PP) Rp..................
4 Transport Jakarta Pp Rp..................
5 Transport Daerah Pp Rp..................
Jumlah : Rp..................B

YANG TELAH DIBAYARKAN :


1 Uang Harian .. Hari x Rp.................. Rp..................
2 Penginapan ... mlm x Rp.................. Rp..................
3 Tiket Pesawat dari....ke... (PP) Rp..................
4 Transport Jakarta Pp Rp..................
5 Transport Daerah Pp Rp..................
Jumlah : Rp..................A

Jumlah: Rp...................(A-B) ......................A Rupiah


SISA KURANG / LEBIH

......................, DD MM YYYY
SETUJU DIBAYAR
PJOK Provinsi.................. (yang melakukan perjalanan dinas)

PJOK Provinsi (yang melakukan perjalanan dinas)


NIP..............

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
162

BPBD
Logo
BPBD

DAFTAR PENGELUARAN RIIL


Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : (Yang Melakukan Perjalanan Dinas)


NIP :
Jabatan :

Berdasarkan Surat Perjalanan Dinas (SPD) Nomor ST. 181/D1/06/2015 Tanggal 12 Juni 2015,
dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :

1. Biaya transport pegawai dan / atau biaya penginapan dibawah ini yang tidak diperoleh bukti-
bukti pengeluarannya, meliputi :

TAHUN 2016
No Uraian Jumlah

PETUNJUK TEKNIS
1 Transport dari…..ke……. Rp. ……………

Jumlah Rp. ……………

FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT


2. Jumlah uang tersebut pada angka (1) diatas benar-benar dikeluarkan untuk pelaksanaan
perjalanan dinas di maksud dan apabila di kemudian hari terdapat kelebihan atas pembayaran,
kami bersedia untuk menyetorkan kelebihan tersebut ke Kas Negara.
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan sebagaimana
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN

mestinya.

Mengetahui/Menyutujui _____________,_____________2015
PJOK Prov/Kab/Kota….. Pelaksana SPD

(Nama PJOK) ………………………….


NIP……………………
FORM 2-11
I. Berangkat dari : .....................................
(tempat kedudukan)
ke : .....................................
pada tanggal : ......................................
PJOK Kegiatan...... Provinsi.....

( PJOK PROVINSI )
NIP .
II. Tiba di : ................................. Berangkat dari : .....................................
pada tanggal : ................................. ke : ....................................
pada tanggal : ...................................

(............................................................) (..........................................................................)
NIP ...................................................... NIP ......................................................
III. Tiba di : Berangkat dari :
pada tanggal : ke :
pada tanggal :

( …………………………………………………………….. ) ( …………………………………………………………….. )
Drs. Susanto, M. Si Drs. Susanto, M. Si
NIP . NIP. 510 089 918 NIP . NIP. 510 089 918
IV. Tiba di : Berangkat dari :
pada tanggal : ke :
pada tanggal :

( …………………………………………………………….. ) ( …………………………………………………………….. )
Drs. Susanto, M. Si Drs. Susanto, M. Si
NIP . NIP. 510 089 918 NIP . NIP. 510 089 918

TAHUN 2016
V. Tiba di : Berangkat dari :

PETUNJUK TEKNIS
pada tanggal : ke :
pada tanggal :

( …………………………………………………………….. ) ( …………………………………………………………….. )
Drs. Susanto, M. Si
NIP . NIP .

FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT


NIP. 510 089 918
VI. Tiba di : ........................ Telah diperiksa, dengan keterangan bahwa perjalanan
(tempat kedudukan) tersebut di atas benar dilakukan atas perintahnya dan
pada tanggal : ........................ semata - mata untuk kepentingan jabatan dalam waktu yang
sesingkat - singkatnya.
PJOK Kegiatan...... Provinsi..... PJOK Kegiatan...... Provinsi.....
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN

( PJOK PROVINSI ) ( PJOK PROVINSI )


NIP . NIP .

VII. CATATAN LAIN-LAIN :

VIII. PERHATIAN :
Pejabat yang berwenang menerbitkan SPPD, pegawai yang melakukan perjalanan dinas, para pejabat
yang mengesahkan tanggal berangkat/tiba serta bendaharawan bertanggung jawab berdasarkan
peraturan-peraturan keuangan Negara apabila Negara menderita rugi akibat kesalahan, kelalaian dan
kealpaannya.
FORM 2-12
163
164

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA


Jl. Ir. H. Juanda No: 36 - Jakarta Pusat 10120 Lembar ke :
Kode No. :
Nomor :

SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

1. Pejabat Pembuat Komitmen PJOK Fasilitasi dan Pengembangan Ketangguhan Masyarakat


Prov/Kab/Kota………………
2. Nama / NIP Pegawai yang melaksanakan (Yang melaksanakan perjalanan dinas )
perjalanan dinas NIP.
3. a. Pangkat dan Golongan a. ………………………….(II, III, IV)
b. Jabatan / Instansi b. …………………..
c. Tingkat Biaya perjalanan dinas c. …………………………( A, B, C )

Pelaksanaan Rekruitmen Fasilitator Desa Tangguh Bencana di


4. Maksud perjalanan Dinas
Banjarmasin, Kalimantan Selatan

5. Alat angkutan yang dipergunakan …………………….(Angkutan Darat/Laut/Udara)

6. a. Tempat berangkat a. ……………………………


b. Tempat tujuan b. ……………………………

7. a. Lamanya perjalanan Dinas a. … (………) hari


b. Tanggal berangkat b. ……………………2015

TAHUN 2016
c. Tanggal harus kembali / c. ……………………2015

PETUNJUK TEKNIS
Tiba di tempat baru *)

8. Pengikut : Na ma Tanggal Lahir Keterangan


1.

FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT


2.
3.

9. Pembebanan Anggaran :
a. Instansi a. BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
b. Akun b. 3892.003.524111
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN

10. Keterangan lain-lain No. Surat Tugas dan Tanggal Surat Tugas
Coret yang tidak perlu
Dikeluarkan di : ………………………….
Tanggal : Tanggal Surat Tugas

PJOK Fasilitasi dan Pengembangan Ketangguhan


Masyarakat Prov/Kab/Kota…………

(Nama PJOK)
NIP………………………………………
FORM 2-13
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
165

FORM 2-14
DAFTAR NOMINATIF PERJALANAN DINAS
KEGIATAN………………….
LOKASI……………
TANGGAL………………
MAK : 524111

REPRESENTATIF
KODE MATA TANGGAL TANGGAL JML TRANSPORT UANG
NO NAMA PEJABAT NIP GOL TUJUAN TIKET PP PENGINAPAN (KHUSUS ES. I JUMLAH
ANGGARAN BERANGKAT PULANG HR BANDARA HARIAN
& II)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 IV 03.02.06.3892.003.
524111
2 IV 03.02.06.3892.003.
524111
3 IV 03.02.06.3892.003.
524111
4 IV 03.02.06.3892.003.
524111
5 IV 03.02.06.3892.003.
524111
6 III 03.02.06.3892.003.
524111

- - - - - -

__________,_________2015

BPP PJOK Prov/Kab/Kota


PROV/KAB/KOTA

(Nama BPP) (Nama PJOK)


NIP. …………………. NIP………………….

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
166

FORM 2-15
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
NOMOR : xxxxxx /SPTB/648521/Prov…../Bulan/2015

1. Kode Satuan Kerja : 648521


2. Nama Satuan Kerja : BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
3. Tanggal dan No. DIPA : SP DIPA-103.01.1.648521/2015,tanggal 14 November 2014
4. Klasifikasi Anggaran : 03.02.06.3892.003.524111

Yang bertanda tangan di bawah ini atas nama Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa saya bertanggung
jawab secara formal dan material atas segala pengeluaran yang telah dibayar lunas oleh Bendahara Pengeluaran kepada yang berhak menerima serta kebenaran
perhitungan dan setoran pajak yang telah dipungut atas pembayaran tersebut dengan perincian sebagai berikut :

Pajak yang dipungut


BUKTI
NO. AKUN PENERIMA URAIAN JUMLAH Bendahara Pengeluaran

TGL NO PPN PPh

1 524111 Yunus Umar Perjalanan dinas dalam rangka ……… di Rp. xxxxxxxxx Rp - Rp -
………….., tanggal ……………. 2015

1 524111 H. Umar Yunus Perjalanan dinas dalam rangka ……… di Rp. xxxxxxxxx Rp - Rp -
………….., tanggal ……………. 2015

JUMLAH : Rp - Rp - Rp -

Bukti-bukti pengeluaran anggaran dan asli setoran pajak (SSP/BPN) tersebut di atas disimpan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk kelengkapan
administrasi dan pemeriksaan aparat pengawasan fungsional.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

________, _________2015
PJOK Prov/Kab/Kota…. Bendahara Pengeluaran Pembantu

(Nama PJOK) (Nama BPP)


NIP. ………………. NIP. ……………………

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
NOMOR : xxxxxx /SPTB/648521/Prov…../Bulan/2015

1. Kode Satuan Kerja : 648521


2. Nama Satuan Kerja : BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
3. Tanggal dan No. DIPA : SP DIPA-103.01.1.648521/2015,tanggal 14 November 2014
4. Klasifikasi Anggaran : 03.02.06.3892.003.521211

Yang bertanda tangan di bawah ini atas nama Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa saya bertanggung
jawab secara formal dan material atas segala pengeluaran yang telah dibayar lunas oleh Bendahara Pengeluaran kepada yang berhak menerima serta kebenaran
perhitungan dan setoran pajak yang telah dipungut atas pembayaran tersebut dengan perincian sebagai berikut :

Pajak yang dipungut


BUKTI
NO. AKUN PENERIMA URAIAN JUMLAH Bendahara Pengeluaran

TGL NO PPN PPh

1 521211 Al Amin Stationery Penggandaan Bahan dalam rangka ……… di Rp. xxxxxxxxx Rp - Rp -
………….., tanggal ……………. 2015, sesuai
kuitansi tanggal …………... 2015

2 521211 RM. Minang Meriah Pembelian Konsumsi dalam rangka ……… di Rp. xxxxxxxxx Rp - Rp -
………….., tanggal ……………. 2015, sesuai
kuitansi tanggal …………... 2015

3 521211 Prima Catering Pembelian Konsumsi dalam rangka ……… di Rp. xxxxxxxxx Rp - Rp -
………….., tanggal ……………. 2015, sesuai
kuitansi tanggal …………... 2015

4 521211 Toko Roti Jaya Pembelian Snack dalam rangka ……… di Rp. xxxxxxxxx Rp - Rp -

TAHUN 2016
………….., tanggal ……………. 2015, sesuai

PETUNJUK TEKNIS
kuitansi tanggal …………... 2015

5 521211 Wijaya Sablon Pembuatan spanduk dalam rangka ……… di Rp. xxxxxxxxx Rp - Rp -
………….., tanggal ……………. 2015, sesuai
kuitansi tanggal …………... 2015

FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT


JUMLAH : Rp - Rp - Rp -

Bukti-bukti pengeluaran anggaran dan asli setoran pajak (SSP/BPN) tersebut di atas disimpan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk kelengkapan
administrasi dan pemeriksaan aparat pengawasan fungsional.
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

________, _________2015
PJOK Prov/Kab/Kota…. Bendahara Pengeluaran Pembantu

(Nama PJOK) (Nama BPP)


NIP. ………………. NIP. ……………………
FORM 2-16
167
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
168

FORM 2-17
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
NOMOR : xxxxxx /SPTB/648521/Prov…../Bulan/2015

1. Kode Satuan Kerja : 648521


2. Nama Satuan Kerja : BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
3. Tanggal dan No. DIPA : SP DIPA-103.01.1.648521/2015,tanggal 14 November 2014
4. Klasifikasi Anggaran : 03.02.06.3892.003.522151

Yang bertanda tangan di bawah ini atas nama Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa saya bertanggung
jawab secara formal dan material atas segala pengeluaran yang telah dibayar lunas oleh Bendahara Pengeluaran kepada yang berhak menerima serta kebenaran
perhitungan dan setoran pajak yang telah dipungut atas pembayaran tersebut dengan perincian sebagai berikut :

Pajak yang dipungut


BUKTI
NO. AKUN PENERIMA URAIAN JUMLAH Bendahara Pengeluaran

TGL NO PPN PPh


1 522151 Honor Narasumber dalam rangka …………. Rp. xxxxxxxxx Rp - Rp -
di ………….., tanggal ……………. 2015, sesuai
kuitansi tanggal …………... 2015
2 522151 Honor Narasumber dalam rangka …………. Rp. xxxxxxxxx Rp - Rp -
di ………….., tanggal ……………. 2015, sesuai
kuitansi tanggal …………... 2015
3 522151 Honor Narasumber dalam rangka …………. Rp. xxxxxxxxx Rp - Rp -
di ………….., tanggal ……………. 2015, sesuai
kuitansi tanggal …………... 2015

JUMLAH : Rp - Rp - Rp -

Bukti-bukti pengeluaran anggaran dan asli setoran pajak (SSP/BPN) tersebut di atas disimpan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk kelengkapan
administrasi dan pemeriksaan aparat pengawasan fungsional.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

________, _________2015
PJOK Prov/Kab/Kota…. Bendahara Pengeluaran Pembantu

(Nama PJOK) (Nama BPP)


NIP. ………………. NIP. ……………………

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
169

FORM 2-18

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
170

Logo FORM 2-19


BPBD BPBD…..

SURAT PERNYATAAN (BUAT PELAKSANAAN RAPAT)


Nomor. SP. /PK/BPBD- /8/2016

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : .......................................
Jabatan : PJOK Prov/Kab/Kota….
Satuan Kerja : BPBD Prov/Kab/Kota….
Unit Kerja : Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa sehubungan dengan efektifitas dan efisisensi penyelenggaraan kegiatan, pelaksanaan kegiatan
Koordinasi dan Sosialisasi Ketangguhan Masyarakat dilaksanakan di Aula Pertemuan..................., Jl. ................................., ...........................

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari ternyata surat pernyataan ini tidak benar, saya bertanggung
jawab penuh dan bersedia diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

………………….2016
Yang membuat
pernyataan,
PJOK Prov/Kab/Kota

(Nama PJOK)

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
171

FORM 3-1
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
TA. 2011
MARET APRIL xxx xxx xxx
No Jenis Kegiatan Keterangan
10 11 12 13 14 15 16 17 aa aa aa aa aa aa aa aa aa aa aa aa aa

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
172

FORM 3-2

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
173

FORM 4-1

Keterangan:
1. Belanja Jasa Profesi (MAK. 522151);
PPh Ps. 21
NPWP : NPWP BPBD
Prov/Kab/Kota
NAMA WP : BPBD Prov/Kab/Kota
Alamat WP : .................
Kode Akun Pajak : 411121
Kode Jenis Setoran : 402

2. Belanja Bahan dan Belanja Barang


Persediaan (MAK. 521211);
a. PPh Ps. 23 (Catering)
: NPWP BPBD Prov/Kab/Kota
: BPBD Prov/Kab/Kota
: Alamat WP…….
: 411124
: 104

b. PPh. Ps. 22 (Konsumsi, Rumah


Makan, Snack)
: NPWP BPBD Prov/Kab/Kota
: BPBD Prov/Kab/Kota
: Alamat WP…….
: 411122
: 900

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
174

c. PPh. Ps. 22 (ATK, Komputer Suply,


dll)
Lebih dari Rp. 1.000.000,- dalam
bulan dan took yang sama
NPWP : NPWP BPBD
Prov.
NAMA WP : BPBD Provinsi
Alamat WP : ................
Kode Akun Pajak : 411211
Kode Jenis Setoran: 900

a. PPN (diatas Rp. 1.000.000,-),


Pembelian dalam kurun waktu 1
bulan
NPWP : NPWP BPBD
Prov.
NAMA WP : BPBD Provinsi
Alamat WP : ................
Kode Akun Pajak : 411211
Kode Jenis Setoran: 900

3. Belanja Sewa (MAK. 522141);


a. PPh Ps. 23 (Ruang Pertemuan)
: NPWP BPBD Prov/Kab/Kota
: BPBD Prov/Kab/Kota

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
175

: Alamat WP...........
: 411124
: 104

FORM 4-2
Panduan Pembayaran pajak secara elektronik dapat dilihat pada :

• https://www.youtube.com/watch?v=Lq4OOL-Zm2k

• https://www.youtube.com/watch?v=Qa6bVS9iZTU

• https://www.youtube.com/watch?v=QB9oV5KvhRE

Situs/Web Pembayaran pajak secara elektronik : www.sse.pajak.go.id

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
176

FORM 5-1

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
177

FORM 5-2

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
178

FORM 5-1
LOGO BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)
BPBD Diganti dengan KOP BPBD
KAB/KOTA JL. IR. H. DJUANDA NO.36, JAKARTA 10120
Telp. (021) 344 2734, 344 3076, 345 8400, 350 7521; Fax. (021) 350 5075, 351 9737, 345 8500

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN


disesuaikan dengan bulan dan LPJ dibuat setiap bulan

K/L : (103) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA


UNIT ORGANISASI : (01) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
PROVINSI/KAB/KOTA : (01) DKI JAKARTA
SATUAN KERJA : (648521) BADAN NASIONAL PENGGULANGAN BENCANA
TANGGAL / NO SK PENGANGKATAN : …………………... / …………………..

1. BPP : ………………….
2. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN : ………………….
TAHUN ANGGARAN : 2016

Mengetahui,
(PJOK BPBD) (BPP BPBD)

……………………………………. ……………………………………..
NIP. …………………………….. NIP. ………………………………

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
179

TAHUN 2016

FORM 5-2
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BPP Daerah
Bulan: …………..2016

Departemen Lembaga : (103) BNPB Tanggal/No. SK Pengangkatan


Unit Organisasi : (103) BNPB 1. BPP : Diisi tgl SK BPP
Propinsi/Kab/Kota : (01) DKI Jakarta Diisi nomor SK BPP
Satuan Kerja : (648521) BNPB 2. PJOK : Diisi tgl SK PJOK
Alamat dan Tlp. : Alamat BPBD Diisi nomor SK PJOK
Tahun Anggaran : 2016

I. Keadaan pembukuan bulan pelaporan dengan saldo akhir pada BKU sebesar Rp. 497,550,000 dan nomor bukti terakhir nomor:
No. Jenis Buku Pembantu Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A. BP Kas dan Uang Muka - 592,913,000 95,363,000 497,550,000
1. BP Kas (kas tunai dan bank) - 592,913,000 95,363,000 497,550,000
2. BPUM Perjadin dan PK - - - -
B. BP Selain Kas dan Uang Muka - 542,663,000 45,113,000 497,550,000
1. BP UP *) - - - -
- Belanja MA ......
- Belanja MA ......
- Pengembalian sisa UP
2. BP LS Bendahara - 540,000,000 42,450,000 497,550,000
- Pembayaran atas LS
- Setoran atas LS
3. BP Pajak - 2,663,000 2,663,000 -
4. BP Lain-lain - - - -
*) Jumlah pengurangan sudah termasuk kuitansi UP yang belum di-SPPGU-kan sebesar Rp 0

II. Keadaan kas pada akhir bulan pelaporan


1. Uang tunai di brankas Rp. 7,550,000
2. Uang direkening bank (terlampir salinan rekening koran) Rp. 490,000,000 (+)
3. Jumlah kas Rp. 497,550,000 (Terlampir Berita Acara Pemeriksaan Kas)
III. Selisih Kas
1. Saldo Akhir BP kas (I.A. 1 kolom 6) Rp. 497,550,000
2. Jumlah kas (II.3) Rp. 497,550,000 (-)
3. Selisih kas Rp. -
IV. Penjelasan selisih kas dan/atau selisih pembukuan (apabila ada):
1.
2.
Mengetahui Lokasi, tanggal, bulan, tahun
Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara Pengeluaran Pembantu
BPBD Kabupaten/ Kota…………. BPBD Kabupaten/ Kota………….

Nama Nama
NIP NIP

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
180

FORM 5-3
REGISTER PENUTUPAN KAS

Tgl. Penutupan Kas : ……


Nama Penutup Kas : Bendahara Pengeluaran Pembantu BPBD Daerah
Tgl. Penutupan Kas Yang Lalu : …..
Jumlah Total Penerimaan = Rp. 750,000,000
Jumlah Total Pengeluaran = Rp. 716,525,800 -
Saldo Buku = Rp. 33,474,200
Terdiri dari :
1. Lembaran Uang Kertas
Rp. 100,000.00 : - lbr = Rp. -
Rp. 50,000.00 : - lbr = Rp. -
Rp. 20,000.00 : - lbr = Rp. -
Rp. 10,000.00 : - lbr = Rp. -
Rp. 5,000.00 : - lbr = Rp. -
Rp. 2,000.00 : - lbr = Rp. -
Rp. 1,000.00 : - lbr = Rp. -
= Rp. -
2. Kepingan Uang Logam
Rp. 1,000.00 : - lbr = Rp. -
Rp. 500.00 : - lbr = Rp. -
Rp. 200.00 : - lbr = Rp. -
Rp. 100.00 : - lbr = Rp. -
Rp. 50.00 : - lbr = Rp. -
Rp. 25.00 : - lbr = Rp. -
Rp. 10.00 : - lbr = Rp. -
Rp. 5.00 : - lbr = Rp. -
= Rp. -
= Rp. -
3. Surat-surat berharga = Rp. -

4 Saldo Bank = Rp. -


Saldo Kas Fisik = Rp. -
= Rp. -
Perbedaan Positif/Negatif = Rp. (33,474,200)

Sebab-sebab selisih :

Mengetahui Lokasi, tanggal, bulan, tahun


PJOK BPP
BPBD Kabupaten/ Kota…. BPBD Kabupaten/ Kota….

Nama Nama
NIP NIP

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
181

FORM 5-4
BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS

Pada hari ini, ........ tanggal ..... bulan Januari tahun 2016 kami selaku PJOK telah melakukan pemeriksaan kas BPP dengan posisi saldo Buku Kas Umum sebesar Rp. .......... dan nomor bukti terakhir nomor :
..........

Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berikut :

I Hasil pemeriksaan kas sebagai berikut :


A Saldo Kas (yang belum dipertanggung jawabkan BPP)
1 Saldo BP Kas (kas tunai dan bank) RP. 497,550,000
2 Saldo BP Uang Muka RP. - (+)Dinolkan saja karena tidak ada uang muka
3 Jumlah (A.1+ A.2) RP. 497,550,000
B Saldo Kas tersebut pada huruf A, terdiri dari
1 Saldo BP UP Rp. - Dinolkan saja karena tidak ada UP
2 Saldo BP LS Bendahara Rp. 497,550,000
3 Saldo BP Pajak Rp. -
4 Saldo BP Lain-lain Rp. - (+)
5 Jumlah (B.1+B.2+B.3+B.4) RP. 497,550,000
C Selisih Pembukuan (A.3-B.5) RP. -

II Hasil Pemeriksaan Kas


A Kas yang dikuasai BPP
1 Uang tunai di brankas Rp. 7,550,000
2 Uang di rekening bank Rp. 490,000,000 (+)
3 Jumlah Kas (A.1+A.2) RP. 497,550,000

III Selisih Kas


A 1 Saldo BP Kas (I.A.1) Rp. 497,550,000
2 Jumlah Kas (II.A.3) Rp. 497,550,000 (-)
3 Selisih Kas (A.1-A.2) Rp. -

IV Penjelasan atas selisih kas

Yang memeriksa Yang diperiksa


PJOK Bendahara Pengeluaran Pembantu
BPBD Kabupaten/ Kota ……… BPBD Kabupaten/ Kota ………

Nama Nama
NIP NIP

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
182

FORM 5-5
BUKU KAS UMUM BPP Daerah

Departemen/ Lembaga : (103) BNPB


Unit Organisasi : (103) BNPB
Provinsi/ Kabupaten/ Kota : (01) DKI Jakarta
Satuan Kerja : (648521) BNPB
Tanggal/ No. SK Pengangkatan
1. BPP : …………………. / SK. ………. tahun 201…..
2. Pejabat Pembuat Komitmen : …………………. / SK. ………. tahun 201…..
Tahun Anggaran : 2016

Debet Kredit Saldo


Tanggal Nomor Bukti Uraian
Rp Rp Rp

1 2 3 4 5 6

2014 Saldo -

Jan 1 0001 LS/B 01/14 Terima transfer LS dari BP dana penguatan kelembagaan 540,000,000 540,000,000

1 0002 B/K 01/14 Tarik tunai 50,000,000 50,000,000 540,000,000

3 0003 MA/K 01/14 Bayar pembelian ATK 2,200,000 537,800,000

3 0004 PJ/K 01/14 Pungut PPN pembelian ATK 200,000 538,000,000

3 0005 PJ/K 01/14 Pungut PPh PS 22 pembelian ATK 30,000 538,030,000

4 0006 MA/K 01/14 Bayar pembelian snack dan nasi kotak 11,200,000 526,830,000

4 0007 PJ/K 01/14 Pungut PPh Ps 22 pembelian snack dan nasi kotak 168,000 526,998,000

5 0008 MA/K 01/14 Bayar sewa truck 5,500,000 521,498,000

5 0009 PJ/K 01/14 Pungut PPN sewa truck 500,000 521,998,000

5 0010 PJ/K 01/14 Pungut PPH Ps 23 sewa truck 100,000 522,098,000

6 0011 MA/K 01/14 Bayar honor PJOK 700,000 521,398,000

6 0012 PJ/K 01/14 Pungut PPh Ps 21 honor PJOK 105,000 521,503,000

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
183

FORM 5-6
Debet Kredit Saldo
Tanggal Nomor Bukti Uraian
Rp Rp Rp

1 2 3 4 5 6

6 0013 MA/K 01/14 Bayar honor BPP 500,000 521,003,000

6 0014 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor BPP 25,000 521,028,000

7 0015 MA/K 01/14 Bayar honor narasumber a.n Andi 1,800,000 519,228,000

7 0016 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor narasumber a.n Andi 270,000 519,498,000

7 0017 MA/K 01/14 Bayar honor narasumber a.n sofyan 1,800,000 517,698,000

7 0018 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor narasumber a.n Sofyan 270,000 517,968,000

7 0019 MA/K 01/14 Bayar honor moderator a.n Yunita 700,000 517,268,000

7 0020 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor moderator a.n Yunita 35,000 517,303,000

8 0021 MA/K 01/14 Bayar uang muka jasa pembuatan dokumentasi Gladi 8,800,000 508,503,000

8 0022 PJ/K 01/14 Pungut PPN uang muka jasa pembuatan dokumentasi Gladi 800,000 509,303,000

8 0023 PJ/K 01/14 Pungut PPh Ps 23 uang muka jasa pembuatan dokumentasi Gladi 160,000 509,463,000

9 0024 PK/K 01/14 PK perjadin a.n PJOK ke Jakarta dalam rangka konsultasi 9,500,000 9,500,000 509,463,000

10 0025 MA/K 01/14 Bayar perjadin a.n PJOK ke Jakarta dalam rangka konsultasi 9,250,000 500,213,000
Pengembalian sisa perjadin a.n PJOK ke Jakarta dalam rangka
10 0026 PK/K 01/14 250,000 250,000 500,213,000
konsultasi
11 0027 PJ/K 01/14 Setor PPN pembelian ATK 200,000 500,013,000

11 0028 PJ/K 01/14 Setor PPh PS 22 pembelian ATK 30,000 499,983,000

11 0029 PJ/K 01/14 Setor PPh Ps 22 pembelian snack dan nasi kotak 168,000 499,815,000

11 0030 PJ/K 01/14 Setor PPN sewa truck 500,000 499,315,000

11 0031 PJ/K 01/14 Setor PPH Ps 23 sewa truck 100,000 499,215,000

11 0032 PJ/K 01/14 Setor PPh Ps 21 honor PJOK 105,000 499,110,000

11 0033 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor BPP 25,000 499,085,000

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
184

FORM 5-7
Debet Kredit Saldo
Tanggal Nomor Bukti Uraian
Rp Rp Rp
1 2 3 4 5 6
11 0034 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor narasumber a.n Andi 270,000 498,815,000
11 0035 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor narasumber a.n Sofyan 270,000 498,545,000
11 0036 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor moderator a.n Yunita 35,000 498,510,000
Setor PPN uang muka jasa pembuatan dokumentasi
11 0037 PJ/K 01/14 800,000 497,710,000
Gladi
Setor PPh Ps 23 uang muka jasa pembuatan
11 0038 PJ/K 01/14 160,000 497,550,000
dokumentasi Gladi
Jumlah 602,413,000 104,863,000 497,550,000

Lokasi, tanggal bulan tahun


Mengetahui
PJOK Bendahara Pengeluaran Pembantu
BPBD Kabupaten/ Kota ……… BPBD Kabupaten/ Kota ………

Nama Nama
NIP NIP

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
185

FORM 5-8
BUKU PEMBANTU KAS BPP Daerah

Departemen/ Lembaga : (103) BNPB


Unit Organisasi : (103) BNPB
Provinsi/ Kabupaten/ Kota : (01) DKI Jakarta
Satuan Kerja : (648521) BNPB
Tanggal/ No. SK Pengangkatan
1. BPP : …………………. / SK. ………. tahun 201…..
2. Pejabat Pembuat Komitmen : …………………. / SK. ………. tahun 201…..
Tahun Anggaran : 2016

Debet Kredit Saldo


Tanggal Nomor Bukti Uraian
Rp Rp Rp

1 2 3 4 5 6

2014 Saldo -

Jan 1 0002 B/K 01/14 Tarik tunai 50,000,000 50,000,000

3 0003 MA/K 01/14 Bayar pembelian ATK 2,200,000 47,800,000

3 0004 PJ/K 01/14 Pungut PPN pembelian ATK 200,000 48,000,000

3 0005 PJ/K 01/14 Pungut PPh PS 22 pembelian ATK 30,000 48,030,000

4 0006 MA/K 01/14 Bayar pembelian snack dan nasi kotak 11,200,000 36,830,000

4 0007 PJ/K 01/14 Pungut PPh Ps 22 pembelian snack dan nasi kotak 168,000 36,998,000

5 0008 MA/K 01/14 Bayar sewa truck 5,500,000 31,498,000

5 0009 PJ/K 01/14 Pungut PPN sewa truck 500,000 31,998,000

5 0010 PJ/K 01/14 Pungut PPH Ps 23 sewa truck 100,000 32,098,000

6 0011 MA/K 01/14 Bayar honor PJOK 700,000 31,398,000

6 0012 PJ/K 01/14 Pungut PPh Ps 21 honor PJOK 105,000 31,503,000

6 0013 MA/K 01/14 Bayar honor BPP 500,000 31,003,000

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
186

FORM 5-9
Debet Kredit Saldo
Tanggal Nomor Bukti Uraian
Rp Rp Rp
1 2 3 4 5 6
6 0014 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor BPP 25,000 31,028,000

7 0015 MA/K 01/14 Bayar honor narasumber a.n Andi 1,800,000 29,228,000

7 0016 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor narasumber a.n Andi 270,000 29,498,000

7 0017 MA/K 01/14 Bayar honor narasumber a.n sofyan 1,800,000 27,698,000

7 0018 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor narasumber a.n Sofyan 270,000 27,968,000

7 0019 MA/K 01/14 Bayar honor moderator a.n Yunita 700,000 27,268,000

7 0020 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor moderator a.n Yunita 35,000 27,303,000
Bayar uang muka jasa pembuatan dokumentasi
8 0021 MA/K 01/14 8,800,000 18,503,000
Gladi
Pungut PPN uang muka jasa pembuatan
8 0022 PJ/K 01/14 800,000 19,303,000
dokumentasi Gladi
Pungut PPh Ps 23 uang muka jasa pembuatan
8 0023 PJ/K 01/14 160,000 19,463,000
dokumentasi Gladi
PK perjadin a.n PJOK ke Jakarta dalam rangka
9 0024 PK/K 01/14 9,500,000 9,963,000
konsultasi
Pengembalian sisa perjadin a.n PJOK ke Jakarta
10 0026 PK/K 01/14 250,000 10,213,000
dalam rangka konsultasi
11 0027 PJ/K 01/14 Setor PPN pembelian ATK 200,000 10,013,000

11 0028 PJ/K 01/14 Setor PPh PS 22 pembelian ATK 30,000 9,983,000

11 0029 PJ/K 01/14 Setor PPh Ps 22 pembelian snack dan nasi kotak 168,000 9,815,000

11 0030 PJ/K 01/14 Setor PPN sewa truck 500,000 9,315,000

11 0031 PJ/K 01/14 Setor PPH Ps 23 sewa truck 100,000 9,215,000

11 0032 PJ/K 01/14 Setor PPh Ps 21 honor PJOK 105,000 9,110,000

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
187

FORM 5-10
Debet Kredit Saldo
Tanggal Nomor Bukti Uraian
Rp Rp Rp
1 2 3 4 5 6
11 0033 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor BPP 25,000 9,085,000

11 0034 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor narasumber a.n Andi 270,000 8,815,000

11 0035 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor narasumber a.n Sofyan 270,000 8,545,000

11 0036 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor moderator a.n Yunita 35,000 8,510,000
Setor PPN uang muka jasa pembuatan dokumentasi
11 0037 PJ/K 01/14 800,000 7,710,000
Gladi
Setor PPh Ps 23 uang muka jasa pembuatan
11 0038 PJ/K 01/14 160,000 7,550,000
dokumentasi Gladi
Jumlah 52,913,000 45,363,000 7,550,000

Lokasi, tanggal bulan tahun


Mengetahui
PJOK Bendahara Pengeluaran Pembantu
BPBD Kabupaten/ Kota ……… BPBD Kabupaten/ Kota ………

Nama Nama
NIP NIP

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
188

FORM 5-11
BUKU PEMBANTU BANK BPP Daerah

Departemen/ Lembaga : (103) BNPB


Unit Organisasi : (103) BNPB
Provinsi/ Kabupaten/ Kota : (01) DKI Jakarta
Satuan Kerja : (648521) BNPB
Tanggal/ No. SK Pengangkatan
1. BPP : …………………. / SK. ………. tahun 201…..
2. Pejabat Pembuat Komitmen : …………………. / SK. ………. tahun 201…..
Tahun Anggaran : 2016

Debet Kredit Saldo


Tanggal Nomor Bukti Uraian
Rp Rp Rp
1 2 3 4 5 6
2014 Saldo -
Terima transfer LS dari BP dana penguatan
Jan 1 0001 LS/B 01/14 540,000,000 540,000,000
kelembagaan
1 0002 B/K 01/14 Tarik tunai 50,000,000 490,000,000

Jumlah 540,000,000 50,000,000 490,000,000

Lokasi, tanggal bulan tahun


Mengetahui
PJOK Bendahara Pengeluaran Pembantu
BPBD Kabupaten/ Kota ……… BPBD Kabupaten/ Kota ………

Nama Nama
NIP NIP

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
189

FORM 5-12
BUKU PEMBANTU LS BPP Daerah

Departemen/ Lembaga : (103) BNPB


Unit Organisasi : (103) BNPB
Provinsi/ Kabupaten/ Kota : (01) DKI Jakarta
Satuan Kerja : (648521) BNPB
Tanggal/ No. SK Pengangkatan
1. BPP : …………………. / SK. ………. tahun 201…..
2. Pejabat Pembuat Komitmen : …………………. / SK. ………. tahun 201…..
Tahun Anggaran : 2016

Debet Kredit Saldo


Tanggal Nomor Bukti Uraian
Rp Rp Rp
1 2 3 4 5 6

2014 Saldo -

Jan 1 0001 LS/B 01/14 Terima transfer LS dari BP dana penguatan kelembagaan 540,000,000 540,000,000

3 0003 MA/K 01/14 Bayar pembelian ATK 2,200,000 537,800,000

4 0006 MA/K 01/14 Bayar pembelian snack dan nasi kotak 11,200,000 526,600,000
5 0008 MA/K 01/14 Bayar sewa truck 5,500,000 521,100,000
6 0011 MA/K 01/14 Bayar honor PJOK 700,000 520,400,000
6 0013 MA/K 01/14 Bayar honor BPP 500,000 519,900,000

7 0015 MA/K 01/14 Bayar honor narasumber a.n Andi 1,800,000 518,100,000
7 0017 MA/K 01/14 Bayar honor narasumber a.n sofyan 1,800,000 516,300,000
7 0019 MA/K 01/14 Bayar honor moderator a.n Yunita 700,000 515,600,000

8 0021 MA/K 01/14 Bayar uang muka jasa pembuatan dokumentasi Gladi 8,800,000 506,800,000

10 0025 MA/K 01/14 Bayar perjadin a.n PJOK ke Jakarta dalam rangka konsultasi 9,250,000 497,550,000

Jumlah 540,000,000 42,450,000 497,550,000

Mengetahui Lokasi, tanggal bulan tahun


PJOK Bendahara Pengeluaran Pembantu
BPBD Kabupaten/ Kota ……… BPBD Kabupaten/ Kota ………

Nama Nama
NIP NIP

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
190

FORM 5-13
BUKU PEMBANTU LAIN-LAIN BPP Daerah

Departemen/ Lembaga : (103) BNPB


Unit Organisasi : (103) BNPB
Provinsi/ Kabupaten/ Kota : (01) DKI Jakarta
Satuan Kerja : (648521) BNPB
Tanggal/ No. SK Pengangkatan
1. BPP : …………………. / SK. ………. tahun 201…..
2. Pejabat Pembuat Komitmen : …………………. / SK. ………. tahun 201…..
Tahun Anggaran : 2016

Debet Kredit Saldo


Tanggal Nomor Bukti Uraian
Rp Rp Rp

1 2 3 4 5 6

2014 Saldo - - -

- - -
- - -
- - -
- - -

- - -

- - -
- - -

- - -
- -

Jumlah - - -

Lokasi, tanggal bulan tahun


Mengetahui
PJOK Bendahara Pengeluaran Pembantu
BPBD Kabupaten/ Kota ……… BPBD Kabupaten/ Kota ………

Nama Nama
NIP NIP

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
191

FORM 5-14
BUKU PEMBANTU PAJAK BPP Daerah

Departemen/ Lembaga : (103) BNPB


Unit Organisasi : (103) BNPB
Provinsi/ Kabupaten/ Kota : (01) DKI Jakarta
Satuan Kerja : (648521) BNPB
Tanggal/ No. SK Pengangkatan
1. BPP : …………………. / SK. ………. tahun 201…..
2. Pejabat Pembuat Komitmen : …………………. / SK. ………. tahun 201…..
Tahun Anggaran : 2016

Pengelu-
Penerimaan (Debet) Saldo
aran (Kredit)
Tanggal Nomor Bukti Uraian
PPh PPh PPh
PPN
Ps 21 Ps 22 Ps 23
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2014 Saldo -

Feb 3 0004 PJ/K 01/14 Pungut PPN pembelian ATK 200,000 200,000

3 0005 PJ/K 01/14 Pungut PPh PS 22 pembelian ATK 30,000 230,000

4 0007 PJ/K 01/14 Pungut PPh Ps 22 pembelian snack dan nasi kotak 168,000 398,000

5 0009 PJ/K 01/14 Pungut PPN sewa truck 500,000 898,000

5 0010 PJ/K 01/14 Pungut PPH Ps 23 sewa truck 100,000 998,000

6 0012 PJ/K 01/14 Pungut PPh Ps 21 honor PJOK 105,000 1,103,000

6 0014 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor BPP 25,000 1,128,000

7 0016 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor narasumber a.n Andi 270,000 1,398,000

7 0018 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor narasumber a.n Sofyan 270,000 1,668,000

7 0020 PJ/K 01/14 Pungut PPH PS 21 honor moderator a.n Yunita 35,000 1,703,000
Pungut PPN uang muka jasa pembuatan
8 0022 PJ/K 01/14 800,000 2,503,000
dokumentasi Gladi
Pungut PPh Ps 23 uang muka jasa pembuatan
8 0023 PJ/K 01/14 160,000 2,663,000
dokumentasi Gladi

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
DEPUTI BIDANGPENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
BADAN NASIONAL P ENANGGULANGAN BENCANA
192

FORM 5-15
Pengelu-
Penerimaan (Debet) Saldo
aran (Kredit)
Tanggal Nomor Bukti Uraian
PPh PPh PPh
PPN
Ps 21 Ps 22 Ps 23
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 0027 PJ/K 01/14 Setor PPN pembelian ATK 200,000 2,463,000

11 0028 PJ/K 01/14 Setor PPh PS 22 pembelian ATK 30,000 2,433,000

11 0029 PJ/K 01/14 Setor PPh Ps 22 pembelian snack dan nasi kotak 168,000 2,265,000

11 0030 PJ/K 01/14 Setor PPN sewa truck 500,000 1,765,000

11 0031 PJ/K 01/14 Setor PPH Ps 23 sewa truck 100,000 1,665,000

11 0032 PJ/K 01/14 Setor PPh Ps 21 honor PJOK 105,000 1,560,000

11 0033 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor BPP 25,000 1,535,000

11 0034 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor narasumber a.n Andi 270,000 1,265,000

11 0035 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor narasumber a.n Sofyan 270,000 995,000

11 0036 PJ/K 01/14 Setor PPH PS 21 honor moderator a.n Yunita 35,000 960,000
Setor PPN uang muka jasa pembuatan dokumentasi
11 0037 PJ/K 01/14 800,000 160,000
Gladi
Setor PPh Ps 23 uang muka jasa pembuatan
11 0038 PJ/K 01/14 160,000 -
dokumentasi Gladi

Jumlah 1,500,000 705,000 198,000 260,000 - 2,663,000 -

Lokasi, tanggal bulan tahun


Mengetahui
Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara Pengeluaran Pembantu
BPBD Kabupaten/ Kota ……… BPBD Kabupaten/ Kota ………

Nama Nama
NIP NIP

PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI KETANGGUHAN MASYARAKAT
TAHUN 2016

Anda mungkin juga menyukai