I. LATAR BELAKANG
Kabupaten Manggarai Barat secara geografis memiliki bentang wilayah
yang kompleks, dari dataran dan pegunungan di daratan Flores hingga wilayah
kepulauan, baik kepulauan di batas Laut Sumba di bagian selatan, kepulauan
Komodo di bagian barat dan pulau-pulau di batas Laut Flores di bagian utara.
Dari segi potensi bencana, maka wilayah kepulauan yang ada memiliki risiko
bencana tsunami.
Kepulauan pada kawasan Laut Sumba dan kepulauan Komodo
mempunyai risiko bencana tsunami dari patahan atau subduksi “ring of fire”
yang membentang dari Aceh hingga Maluku Tenggara, sedangkan kepulauan
di bagian utara memiliki risiko bencana tsunami dari patahan di Laut Flores.
Kejadian bencana tsunami mutakhir yang paling dekat pada wilayah Kabupaten
Manggarai Barat adalah tsunami pada tahun 1992 di Maumere, Kabupaten
Sikka.
Berangkat dari risiko bencana tsunami yang ada maka perlu dilakukan
Penyusunan Rencana Kontijensi dan Gladi Bencana Tsunami di wilayah
Kabupaten Manggarai Barat. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan
kemampuan pemangku kepentingan dalam mitigasi bencana tsunami,
termasuk masyarakat pada kawasan-kawasan yang mempunyai risiko bencana
tsunami tinggi.
III. SASARAN
Sasaran dari Penyusunan Rencana Kontijensi dan Gladi Bencana
Tsunamiini adalah terwujudnya masyarakat yang mampu mengantisipasi dan
meminimalisir kekuatan yang merusak, melalui adaptasi.Mereka juga mampu
mengelola dan menjaga struktur dan fungsi dasar tertentu ketika terjadi
bencana. Dan jika terkena dampak bencana, mereka akan dengan cepat bisa
membangun kehidupannya menjadi normal kembali atau paling tidak dapat
dengan cepat memulihkan diri secara mandiri.
X. METODOLOGI
Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan
segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi. Oleh karena itu, rencana
kontinjensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang
didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum tentu tersebut. Rencana
kontinjensi tsunami disusun berdasarkan asas kemanusian untuk
menyelamatkan jiwa.Rencana kontinjensi dibuat untuk menyiapkan individu
mampu menyelamatkan hidup mereka sendiri pada fase sebelum dan selama
tsunami; dan dibuat untuk menyiapkan para pelaku kunci memberikan bantuan
darurat pada fase setelah tsunami.
Rencana kontinjensi disusun secara spesifik untuk 1 (satu) jenis hazard
/ancaman.Rencana kontinjensi memproyeksikan kemandirian daerah dalam
menghadapi bencana, dimana rencana yang disusun akan memberdayakan
masyarakat sekaligus lembaga terlibat untuk dapat mandiri. Di satu sisi,
masyarakat tidak selalu menggantungkan diri pada bantuan dan tangguh
(resillien), di sisi lain lembaga terlibat menggunakan rencana kontijensi sebagai
alat bantu dalam meningkatkan kemampuan mereka. Rencana kontijensi
merupakan proyeksi kapasitas daerah di dalam merespon kebutuhan
masyarakat berisiko di situasi darurat secara tepat waktu dan efektif, dan
menjawab kekuatiran bahwa rencana kontijensi tidak digunakan atau diabaikan
pada saat pengembangan rencana operasi.Rencana kontijensi akan menjadi
operasional pada rencana operasi.
Arahan kegiatan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 21/2008
tentangImplementasi Penanggulangan Bencana dan Peraturan Kepala BNPB
Nomor 4/2008 tentang Pedoman Perencanaan Penanggulangan Bencana.
Metodologi yang dilakukan adalah sepenuhnya menggunakan metode
kontijensi dari BNPB, seperti pada diagram berikut:
XI. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan penyusunan rencana kontinjensi dan gladi tsunami ini
dilakukan dengan:
1. Penyamaan persepsi dari semua pelaku penanggulangan bencana
tentang pentingnya rencana kontinjensi; dan gladi tsunami
2. Pengumpulan data dan updating;
3. Verifikasi data;
4. Analisa data sumberdaya yang ada dibandingkan proyeksi kebutuhan
penanganan bencana di Kabupaten Manggarai Barat;
5. Penyusunan draft awal rencana kontinjensidan gladi tsunami;
6. Konsultasi publik atas draft awal dokumen rencana kontinjensidan gladi
tsunami;
7. Finalisasi penyusunan dokumen rencana kontinjensidan gladi tsunami;
dan
8. Gladi Tsunami.
XIV. LAPORAN
Pekerjaan Penyusunan Rencana Kontinjensi dan Gladi
TsunamiKabupaten Manggarai Barat Tahun Anggaran 2017 dilaporkan dalam
bentuk dan urutan sebagai berikut:
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat konsep pemikiran, metode pelaksanaan
kegiatan, ruang lingkup, rencana pelaksanaan kegiatan serta tata kerja
pelaksanaan kegiatan. Laporan pendahuluan dibuat rangkap 5
eksemplar dangan format kertas A4.
Draft Laporan Akhir
Draft Laporan Akhir berisi laporan hasil Penyusunan Rencana
Kontinjensi dan Gladi Tsunami Kabupaten Manggarai Barat. Laporan
Draft Laporan Akhir dibuat rangkap 5 eksemplar dengan format kertas
A4
Laporan Akhir
Laporan akhir merupakan laporan hasil perbaikan dari Draft Laporan
Akhir. Laporan terdiri dari Laporan Akhir sebanyak 10 eksemplar
dengan format kertas A4. Selain hard copy pihak konsultan wajib untuk
melengkapi dalam format digital dalam CD sebanyak 10 keping dengan
format:
Teks MS Word,
Peta,
Image dan gambar dalam format JPG,
Laporan data digital dibuat tanpa password dan dapat
dilakukan editing
XV. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja untuk Kegiatan Penyusunan Rencana
Kontinjensi dan Gladi Tsunami Kabupaten Manggarai Barat, Kerangka Acuan
Kerja Kegiatan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.