BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
‐1‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
e. Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya bertanggungjawab dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana, yang meliputi prabencana, saat
tanggap darurat, dan pascabencana.
2. Landasan Hukum
3. Maksud dan Tujuan
4. Pengertian
‐3‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
BAB II
PRINSIP - PRINSIP
‐4‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
BAB III
ORGANISASI SRC PB
‐5‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
memberangkatkan regu yang lebih lengkap sesuai dengan kondisi
yang ada.
8. Jumlah masing-masing personil di setiap wilayah adalah 550 orang,
yang setiap hari disiagakan 75 orang. Setiap satuan didukung oleh
sekitar 3000 personil perkuatan dari berbagai instansi terkait
termasuk TNI dan POLRI
9. Unsur-unsur yang dilibatkan
a. Kementrian/Lembaga Pemerintah Pusat
1) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
2) Tentara Nasional Indonesia (TNI)
3) Kepolisian Republik Indonesia (POLRI)
4) Badan SAR Nasional (BASARNAS)
5) Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
6) Kementerian Sosial (Kemensos)
7) Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU)
8) Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo)
9) Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral (Kemen
ESDM)
10) Kementerian Pertahanan (Kemhan)
11) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)
12) Kementerian Perhubungan (Kemenhub)
13) Kementerian Luar Negeri (Kemlu)
14) Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
15) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenhumkam)
16) Kementerian Kehutanan (Kemenhut)
17) Kementerian Pertanian (Kementan)
18) Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(BAKOSURTANAL)
19) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN)
20) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
21) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
22) Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
23) Badan Urusan Logistik (BULOG)
24) Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
25) Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
26) Kementerian Pendayagunaan Perempuan &
Perlindungan Anak (PP dan PA)
27) Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora)
‐6‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
BAB IV
PELAKSANAAN
b. Operasi
yaitu mengendalikan seluruh kegiatan operasi awal tanggap
darurat terkoordinasi secara efektif dan optimal antara SRC
PB, BNPB, pemerintah daerah, serta sektor dan
lembaga/organisasi terkait di tingkat nasional, dan
internasional.
c. Perencanaan
yaitu mengumpulkan, mengevaluasi dan menyediakan
menyebarkan informasi faktual dan aktual tentang bencana
yang terjadi serta memberikan rekomendasi langkah-langkah
tindakan yang akan diambil dalam bentuk dokumen
perencanaan.
d. Logistik/Sumberdaya
yaitu menyiapkan sumberdaya antara lain logistik bantuan
pangan dan non pangan, personil, prasarana/sarana,
peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
pelaksanaan operasi tanggap darurat.
e. Administrasi
‐7‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
yaitu memberikan dukungan pelayanan administrasi
keuangan, perijinan, dokumentasi dan pelaporan terhadap
pelaksanaan kegiatan.
‐8‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
iii. P2 dikirimkan kepada personil Tim
Pendukung sebagai informasi awal untuk
mobilisasi diperlukan sesuai dengan keadaan
dan jenis bencana yang terjadi.
iv. Pengiriman P2 tidak selalu harus didahului
oleh P1.
‐9‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
dan Komandan SRC PB wilayah terkait untuk
kemudian diteruskan kepada personil terpilih.
iii. Semua personil terpilih mengkonfirmasi
penerimaan Pesan Pembatalan tersebut
kepada POSKO SRC PB dan Komandan
SRC PB wilayah terkait.
1) Sebelum Keberangkatan
a) Komandan
i. Mendapat arahan dari Deputi Penanganan
Darurat cq. Direktur Tanggap Darurat BNPB.
ii. Menyusun kerangka kerja dan tujuan misi
berdasarkan informasi awal kejadian bencana
dan konsultasi dengan BNPB dan pemerintah
daerah terkait.
iii. Memberikan arahan kepada seluruh Kepala
Bidang dan Kepala Seksi yang mencakup:
• tugas, pokok dan fungsi SRC PB;
• komposisi dan jumlah personil misi SRC
PB;
• situasi terkini mengenai bencana dan
dampaknya;
• Rencana Aksi Awal dan pembagian tugas,
pokok, dan fungsi masing-masing
seksi/bidang;
• strategi menghadapi media;
• situasi keamanan dan budaya setempat;
iv. Membangun komunikasi awal dengan
pemerintah daerah/Komandan Penanganan
Bencana setempat.
‐10‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
v. Memerintahkan bidang Kaji Cepat dan
Perencanaan untuk segera mendapatkan peta-
peta yang dibutuhkan.
vi. Menetapkan rencana operasi atau memberikan
masukan dalam penyusunan rencana operasi
kepada Komandan Penanganan Darurat
setempat.
vii. Penghubung dengan pemerintah daerah serta
lembaga/organisasi pelaku tanggap darurat baik
internasional, nasional, dan lokal.
viii. Memastikan penyusunan dan pelaksanaan
keputusan-keputusan strategis.
ix. Memberikan informasi kondisi terkini kepada
BNPB, Komandan Penanganan Darurat dan
pimpinan daerah setempat secara berkala.
x. Menangani seluruh kegiatan SRC PB mulai dari
sebelum keberangkatan.
b) Wakil Komandan
i. Membantu Komandan menjalankan tugas dan
tanggung jawab , terutama yang berkaitan
dengan fungsi SRC PB.
ii. Melakukan tugas dan tanggung jawab
Komandan jika berhalangan.
‐11‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
ii. Mendokumentasikan semua informasi terkait
dengan peralatan misi SRC PB.
iii. Menyiapkan dan menyimpan nama dan nomor
penting kontak dari instansi/pihak-pihak terkait
misi SRC PB.
iv. Menyiapkan kemudahan akses berupa visa, izin
masuk, izin tinggal terbatas dan ijin keluar, serta
membantu proses imigrasi, cukai, karantina dan
izin khusus pemasukan bantuan internasional
v. Merekam kegiatan misi SRC PB secara berkala
ke dalam “log book“
vi. Mendokumentasikan hasil pertemuan yang
diselenggarakan dan atau dihadiri oleh SRC PB.
‐12‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
ii. Menyiapkan segala informasi, dokumen dan
peralatan yang dibutuhkan untuk kelengkapan
misi SRC PB.
iii. Melakukan kajian spesifik tentang bencana yang
terjadi.
iv. Memberikan masukan kepada Bidang/Seksi
terkait.
nasional dan internasional baik yang
sudah maupun yang akan terlibat;
• organisasi pelaku tanggap darurat lokal,
nasional dan internasional yang sudah
berada di lokasi maupun yang akan tiba;
ii. Didukung Tim Manajemen Informasi/Reliefweb
Indonesia, menyiapkan peta-peta:
• propinsi dan kabupaten terdampak;
• lokasi/daerah-daerah terdampak;
• sumber daya yang tersedia.
iii. Memprediksi kemungkinan peningkatan
risiko/ancaman bencana.
iv. Menyiapkan informasi terkait lainnya agar dapat
digunakan untuk semua bidang.
‐14‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
p) Kepala Bidang Operasi
i. Mendapatkan arahan dari Komandan.
ii. Memberikan arahan kepada semua personil
Bidang Operasi dan Bidang Sumber Daya.
iii. Berkoordinasi dengan Bidang Sumber daya
untuk kebutuhan logistik dan peralatan.
‐15‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
ii. Mengidentifikasi organisasi pelaku tanggap
darurat lokal, nasional dan internasional yang
sudah atau akan berada di lokasi dan
mendapatkan informasi kontak dan kapasitas
respons mereka.
iii. Mengidentifikasikan peralatan medis khusus
yang dibutuhkan dan menginformasikan kepada
Kepala Bidang Operasi.
iv. Menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan
(rumah sakit lapangan, ambulance, dan tenaga
medis).
‐16‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
dimobilisir untuk mendukung operasi pemulihan
darurat.
‐17‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
y) Kepala Seksi Komunikasi
i. Menyiapkan peralatan komunikasi analog dan
digital.
ii. Menyiapkan peralatan komunikasi untuk
membangun sistim komunikasi.
iii. Membuat rencana pembuatan sistim komunikasi
untuk di lapangan.
iv. Menyiapkan manual, dokumen dan peralatan
komunikasi khusus dengan informasi antara lain
jumlah, berat, volume.
v. Melakukan evaluasi awal mengenai kondisi dan
situasi jaringan sistim komunikasi di lapangan.
vi. Menyiapkan personil yang profesional dan ahli.
2) Di Lokasi Bencana
a) Komandan
i. Melapor kepada BNPB ketibaan di lokasi
bencana, informasi terkini, Rencana
Aksi/operasi awal;
ii. Melapor kepada Pemerintah Daerah atau
Komandan Penanganan Darurat mengenai
tujuan dan kapasitas SRC PB, sekaligus
mendapatkan arahan mengenai bencana yang
terjadi, keamanan, operasi tanggap darurat
‐18‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
yang sedang berlangsung dan dukungan yang
dibutuhkan oleh pemerintah daerah.
iii. Mendiskusikan dengan pemerintah daerah dan
Komandan Penanganan Darurat tempat lokasi
markas dan Posko SRC PB.
iv. Bersama dengan Kepala Bidang Kaji Cepat dan
Perencanaan menyempurnakan rencana
operasi berdasarkan arahan pemerintah daerah
dan informasi terkini.
v. Mendirikan markas dan Posko SRC PB di lokasi
yang aman.
vi. Bersama dengan Kepala Bidang Administrasi
mendiskusikan prosedur pengadaan barang .
vii. Mengawasi penyusunan jadwal kerja dan tugas
personel SRC PB.
viii. Mengawasi penyusunan laporan-laporan situasi,
rencana operasi, pemantauan sumber daya,
pendokumentasian.
ix. Membangun relasi dengan pelaku tanggap
darurat lokal, nasional dan internasional.
x. Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan
keamanan, kemungkinan bencana susulan,
dengan Seksi Keamanan dan tenaga ahli.
xi. Mendiskusikan rencana kegiatan yang terkait
dengan media bersama Kepala Bidang
Informasi dan Media.
xii. Secara berkala, bersama Kepala Bidang Kaji
Cepat dan Perencanaan melakukan sesi
briefing dan debriefing mengenai perencanaan
dan memastikan partisipasi dan kontribusi dari
semua seksi dan bidang.
xiii. Menjaga komunikasi yang rutin dan berkala
dengan BNPB dengan memberikan situasi
terkini, kemajuan, tantangan, rencana aksi, dan
misi SRC PB secara keseluruhan.
xiv. Mengkaji dan menyetujui Laporan Situasi dan
komunikasi tertulis dengan BNPB dan
pemerintah daerah danKomandan Penanganan
Darurat.
xv. Berkoordinasi secara rutin dan berkala dengan
pelaku tanggap darurat lokal, nasional dan
internasioinal, pemeirntah dan non-pemerintah.
xvi. Memastikan semua seksi membuat dan
menyerahkan laporan kegiatan.
xvii. Menjalankan tugas dan fungsi sebagai
jurubicara resmi SRC PB.
‐19‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
xviii. Mengerahkan pemanfaatan bantuan nasional
dan Internasional tanggap darurat pada tahap
awal kejadian bencana di lokasi bencana.
b) Wakil Komandan
i. Membantu Komandan dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya.
ii. Melakukan tugas dan tanggung jawab
Komandan jika berhalangan.
‐20‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
vi. Mengumpulkan daftar tim media lokal maupun
nasional dan internasional yang sudah berada
di lokasi.
vii. Mendapatkan persetujuan Komandan sebelum
melaksanakan kegiatan.
viii. Melaporkan kepada SRC PB mengenai
pemberitaan media nasional dan internasional.
vi. Menyelidiki semua kecelakaan yang dialami
oleh SRC PB dan melaporkan kepada
Komandan dan mendokumentasikannya.
vii. Mengevaluasi keamanan situasi dan
keselamatan personel dan sumber sesuai
dengan tujuan misi SRC PB.
viii. Mengawasi operasi SRC PB sesuai dengan
aplikasi standard dan prosedur keamanan dan
keselamatan.
ix. Secara rutin dan berkala mengevaluasi situasi
dan melaporkan kepada Bidang Kaji Cepat dan
Perencanaan mengenai keamanan dan
keselamatan sebagai bahan penyusunan
rencana operasi.
iii. Memperbarui informasi terkini peta lokasi
bencana terjadi.
iv. Memperbarui informasi dan daftar kontak
organisasi pelaku tanggap darurat lokal,
nasional dan internasional yang sudah berada
di lokasi maupun yang akan tiba.
v. Memperbarui pemetaan sumber daya yang
tersedia.
vi. Memperbarui lokasi operasi SRC PB dan
organisasi pelaku tanggap darurat lainnya.
vii. Memonitor kemungkinan peningkatan
risiko/ancaman bencana.
viii. Melakukan briefing dan debriefing.
Seksi/Bidang, termasuk sistim “logbook” kegiatan
setiap Seksi/Bidang.
v. Membuat daftar distribusi internal dan eksternal
untuk Laporan Situasi dan Rencana Operasi.
vi. Mencatat perkembangan situasi lapangan dan
pembaruan data setiap 6 jam dan menyusun
draft Laporan Situasi.
vii. Jika diperlukan turun lapangan dan membantu
Seksi Kaji Cepat untuk mengumpulkan informasi
di lapangan
viii. Secara rutin dan berkala mendukung Bidang Kaji
Cepat dan Perencanaan mengumpulkan,
memverifikasi, menganalisa dan memutakhirkan
informasi mengenai dampak bencana, kemajuan
kegiatan tanggap darurat, dan peta-peta.
ii. Mengawasi penggunaan standar keamanan
yang benar untuk semua personil SAR.
iii. Berkoordinasi dengan Tim SAR yang sudah
berada di lokasi.
iv. Membuat jadwal kerja personil SAR 24 jam.
v. Membuat laporan setiap pelaksanaan operasi
SAR dan menyerahkannya kepada Kepala
Bidang Operasi.
vi. Memberikan briefing dan debriefing kepada
personel SAR.
vii. Pencarian korban dapat dihentikan apabila
setelah jangka waktu tujuh hari sejak dimulainya
operasi pencarian, tidak ada tanda-tanda korban
ditemukan.
viii. Pencarian korban dapat dilanjutkan kembali
dengan pertimbangan adanya informasi baru
mengenai indikasi keberadaan korban bencana.
ix. Pertolongan darurat diprioritaskan pada
masyarakat yang mengalami luka parah dan
kelompok rentan.
x. Menyingkirkan dan/atau memusnahkan barang
atau benda di lokasi bencana yang dapat
membahayakan jiwa dan proses penyelamatan.
xi. Membuat rekomendasi kepada Kepala Bidang
dan diteruskan kepada Komandan agar pimpinan
instansi/lembaga terkait mematikan aliran listrik,
gas, atau menutup/membuka pintu air jika
diperlukan untuk mencegah terjadinya
peningkatan risiko bencana.
xii. Terhadap korban yang meninggal dunia
dilakukan upaya identifikasi korban bencana dan
pemakaman yang selayaknya.
xiii. Melaksanakan evakuasi untuk penyelamatan
korban luka atau masyarakat yang berisiko
terancam jiwanya akibat ekskalasi ancaman
bencana.
xiv. Melakukan briefing dan debriefing.
‐25‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
iii. Menyusun jadwal kerja personil Seksi Kesehatan
dan Psikososial.
iv. Menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan
antara lain rumah sakit lapangan, ambulance,
dan tenaga medis).
v. Melakukan triase untuk menentukan tingkat
kedaruratan korban luka untuk penetapan
prioritas penanganan.
vi. Melaksanakan pertolongan darurat dan
perawatan korban luka, terutama yang masih
bisa diselamatkan.
vii. Melaksanakan identifikasi korban meninggal
(DVI) untuk memastikan identitas korban serta
penyebab kematian.
viii. Melakukan diagnosis masalah kesehatan akibat
bencana, dan kemungkinan timbulnya penyakit
dan/atau wabah penyakit di lokasi bencana dan
pengungsian
ix. Memberikan pelayanan kesehatan dan
psikososial kepada korban bencana.
x. Mengawasi penanganan medis dan kesehatan
sesuai standar.
xi. Secara berkala berkoordinasi dengan Kepala
Seksi SAR, Dinas Kesehatan setempat serta
organisasi pelaku tanggap darurat untuk bidang
kesehatan.
xii. Membuat laporan kegiatan harian/log book dan
diserahkan kepada Kepala Bidang Operasi.
xiii. Melakukan briefing dan debriefing.
‐26‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
vii. Membuat jadwal kerja personil Seksi Distribusi
Pangan dan Non Pangan.
viii. Melakukan briefing dan debriefing.
‐27‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
v. Menyediakan perlengkapan dan peralatan
perorangan, POSKO maupun markas SRC PB,
bertanggung jawab serta memonitor
penggunaannya.
vi. Membuat prosedur permintaan dukungan
logistic, peralatan, komunikasi, transportasi,
personil dan relawan.
vii. Menyediakan permintaan sumber daya yang
dibutuhkan SRC PB.
viii. Mengkoordinasikan penanganan transport,
penyimpanan dan distribusi barang-banrang
bantuan, peralatan SRC PB, personil maupun
kendaraan.
ix. Membuat laporan kegiatan harian/logbook.
x. Melakukan briefing dan debriefing.
iii. Menyiapkan peralatan transportasi untuk
distribusi logistik melalui darat, laut maupun
udara.
iv. Menyiapkan personil untuk menerima dan
mendistribusikan.
v. Memastikan semua peralatan yang digunakan
dalam operasi tanggap darurat dapat berfungsi
dengan standard keselamatan yang berlaku.
vi. Membuat laporan kegiatan harian/logbook dan
diserahkan kepada Kepala Bidang Sumber
Daya.
vii. Melakukan briefing dan debriefing.
‐29‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
vi. Memilih moda transportasi yang tepat
berdasarkan kondisi lapangan dan memenuhi
kebutuhan kapasitas yang diperlukan.
vii. Menetapkan pengatur penggunaan moda
transportasi.
viii. Memastikan semua peralatan transportasi yang
digunakan dalam operasi tanggap darurat dapat
berfungsi dengan standard keselamatan yang
berlaku.
ix. Membuat laporan kegiatan harian/logbook dan
diserahkan kepada Kepala Bidang Sumber Daya
x. Melakukan briefing dan debriefing.
3) Pengakhiran Misi
h) Kepala Bidang Administrasi, dibantu Kepala Seksi
Administrasi Keuangan membuat
pertanggungjawaban keuangan dan laporan
keuangan;
i) menyerahkan semua laporan, evaluasi, “log book”
setiap seksi kepada masing-masing Kepala Bidang
dan Kepala Bidang menyerahkannya kepada
Kepala Bidang Administrasi dan Kepala Bidang
Kaji Cepat dan Perencanaan;
j) membersihkan area yang digunakan untuk Markas
dan Posko SRC PB
k) membuat Laporan Akhir Misi berdasarkan “log
book” dari setiap Seksi, dalam format laporan yang
telah ditentukan dan yang telah dikompilasi oleh
Kepala Seksi Administrasi Umum;
l) memberikan satu berkas Laporan Akhir Misi
kepada pemerintah daerah/Komandan
Penanganan Darurat setempat;
m) Komandan memberikan debriefing kepada seluruh
personil SRC PB;
n) Jika pemerintah daerah minta perpanjangan misi
SRC PB, permintaan tersebut harus diajukan
kepada BNPB.
c. Demobilisasi SRC PB
BAB V
13. Umum
Komando dan kendali disesuaikan dengan mekanisme kerjasama
penanggulangan bencana. BNPB memegang kendali atas
keterlibatan Kementerian/Lembaga/TNI/POLRI dalam SRC PB. Bila
situasi dan kondisi menghendaki adanya Incident Commander yang
ditunjuk oleh pemerintah daerah yang terdampak bencana, maka
komando dan kendali berada dibawah IC Lokal dan SRC PB berada
dibawah komando IC Lokal.
14. Komando
b. Komando Operasional
1) Komando Operasional SRC PB berada pada Direktur
Tanggap Darurat, Deputi Bidang Penanganan Darurat,
Badan Nasional Penanggulangan Bencana.(tbc)
c. Komando Taktis
1) Komando Taktis SRC PB berada pada Komandan SRC
PB wilayah terkait.(tbc)
15. Kendali
a. Kendali SRC PB berada pada Deputi Bidang Tanggap Darurat,
Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
16. Komunikasi
a. Dalam SRC PB, komunikasi disesuaikan dengan alkom dan
proskom yang berlaku di BNPB.
b. Frekwensi radio yang digunakan HF 11.473,5 – VHF 171.300.
c. Email posko BNPB : posko@bnpb.go.id
d. Telepon : 021 – 345 8400 fax : 021 - 345 8500
‐32‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB
BAB VI
BAB VII
PENUTUP
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal Desember 2009
Kepala
‐33‐ STANDAR PROSEDUR OPERASI SRC ‐ PB