Republik Indonesia
MANUAL BOOK/
BUKU PEDOMAN
PENILAIAN IMPLEMENTASI
CAPAIAN SPM SUB-URUSAN
BENCANA DAN PEMEBERIAN
GARNAS BUANA 2022
GARDA NASIONAL BUMI DAN BENCANA
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia
i
GARNAS BUANA 2022
Unsplash / Gabriel Jeminez
ii
GARNAS BUANA 2022
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat-Nya sehingga Manual Book/Buku Pedoman
Penilaian Implementasi Capaian SPM Sub-Urusan Bencana dan
Pemberian Penghargaan GARNAS BUANA (Garda Nasional Bumi
dan Bencana) 2022 ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Manual Book/Buku Pedoman untuk Pemerintah Daerah
(Peserta) ini disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi
kepada Pemerintah Daerah yang meliputi latar belakang, gambaran
umum, kriteria dan ketentuan penilaian serta indikator teknis
yang disertai dengan pemenuhan evidences (pembuktian) dalam
mengukur implementasi/pencapaian Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Sub-Urusan Bencana di daerah secara lebih operasional
dan komprehensif. SPM Sub Urusan Bencana ini diamanatkan
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 101 Tahun 2018
tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan
Minimal Sub-Urusan Bencana Daerah Kabupaten/Kota dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang
Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
GARNAS BUANA (Garda Nasional Bumi dan Bencana) sebagai
anugerah pemberian penghargaan daerah dalam implementasi
capaian SPM Sub-Urusan Bencana diinisiasi oleh Direktorat
Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam
Negeri dan akan diselenggarakan setiap tahun guna mengetahui
hasil capaian penyelenggaraan SPM Sub Urusan Bencana oleh
pemerintah daerah.
Akhir kata, semoga Buku Pedoman/Manual Book ini dapat
dipedomani sebagaimana mestinya.
Tim Penyusun
iii
GARNAS BUANA 2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL v
iv
GARNAS BUANA 2022
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Dasar Hukum Implementasi SPM Sub Urusan Bencana 1
Gambar 2.
Jenis Layanan yang Dikontestasikan pada GARNAS BUANA 9
2022
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Layanan Pokok dan Layanan Langsung 8
Tabel 2. Instrumen Penilaian Provinsi Terinspiratif 12
Tabel 3. Instrumen Penilaian Kab/Kota dalam Layanan Langsung: 15
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
Tabel 4. Instrumen Penilaian Kab/Kota dalam Layanan Langsung: 18
Gladi Kesiapsiagaan (GLADI)
Tabel 5. Instrumen Penilaian Kab/Kota dalam Layanan Langsung: 20
Pencarian, Pertolongan, dan Evakuasi Korban Bencana
(PPE)
v
GARNAS BUANA 2022
Unsplash / Margot Richard
vi
GARNAS BUANA 2022
LATAR BELAKANG
Dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana telah disebutkan bahwa
penanggulangan bencana merupakan urusan bersama, dalam hal
ini pemerintah daerah sebagai penanggung jawab dengan peran
serta aktif masyarakat dan lembaga usaha. Hal ini telah tertera
di dalam Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (“UU 23/2014”); Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun
2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (“PP 2/2018”); Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 101 Tahun 2018 tentang Standar
Teknis pada Standar Pelayanan Minimal Sub-Urusan Bencana
(“Permendagri 101/2018”); dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar Pelayanan
Minimal (“Permendagri 59/2021”). Standar Pelayanan Minimal
(“SPM”) bersifat wajib dan prioritas dilaksanakan oleh pemerintah
daerah untuk menjamin akses serta mutu pelayanan dasar
kepada masyarakat. SPM sub-urusan bencana penting karena
implementasi SPM dapat menjadi tolok ukur dalam penyelenggaraan
pelayanan publik yang lebih efektif dan efisien. Sedangkan bagi
masyarakat, SPM dapat dijadikan acuan untuk mengukur kualitas
suatu pelayanan publik yang disediakan pemerintah dan jaminan
dalam memperoleh pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan
minimalnya khususnya pada wilayah rawan bencana. Pemerintah
daerah kabupaten/kota harus menyediakan 3 (tiga) jenis pelayanan
dasar sub-urusan bencana, meliputi (1) pelayanan informasi rawan
bencana, (2) pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap
bencana, dan (3) pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban
bencana.
1
GARNAS BUANA 2022
SPM sub-urusan bencana penting karena implementasi SPM
dapat menjadi tolak ukur dalam penyelenggaraan pelayanan publik
yang lebih efektif dan efisien. Sedangkan bagi masyarakat, SPM
dapat dijadikan acuan untuk mengukur kualitas suatu pelayanan
publik yang disediakan pemerintah dan jaminan dalam memperoleh
pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan minimalnya khususnya
pada wilayah rawan bencana.
Selama ini terdapat tantangan dalam implementasi SPM sub
urusan bencana diantaranya kurangnya komitmen kepala daerah
baik pada daerah yang telah menjadi prioritas maupun daerah
yang belum menjadi prioritas, ketersediaan anggaran yang masih
minim, kapasitas sumber daya manusia yang belum optimal,
sarana dan prasarana yang kurang memadai, koordinasi lintas
sektor yang belum optimal, dan sosialisasi implementasi SPM
Sub-Urusan Bencana yang terkendala pandemi Covid-19. Dengan
demikian diperlukan terobosan berupa inovasi dan kolaborasi untuk
mendorong pemerintah daerah dapat mengimplementasikan SPM
sub urusan bencana serta memastikan pengintegrasian program,
kegiatan dan sub kegiatan, serta anggaran pemenuhan SPM dalam
dokumen perencanaan daerah. Dalam UU 23/2014 Pasal 18 telah
diamanatkan tentang pentingnya pentingnya aspek perencanaan
dan aspek penganggaran pada UU 23/2014 Pasal 298. Peraturan
tersebut guna mengingatkan kepada pemerintah daerah bahwa
aspek perencanaan dan penganggaran wajib menjadi prioritas
untuk pemenuhan pelayanan dasar dalam melaksanakan SPM
Sub-Urusan Bencana. Dengan demikian, ruang lingkup rencana
program di dalam Rencana Kerja (Renja) OPD harus disesuaikan
dengan dengan Kepmendagri Nomor 050-5889 Tahun 2021
tentang Hasil Verifikasi dan Validasi Pemutakhiran, Kodefikasi, dan
Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah
(“Kepmendagri 050-5889/2021”).. Aturan tersebut menetapkan
bahwa salah satu nomenklatur Provinsi dalam Program
Penanggulangan Bencana adalah melakukan kegiatan pembinaan
dan pengawasan penyelenggaraan penanggulangan bencana
kabupaten/kota di wilayah Provinsi, dimana indikator kinerjanya
dinyatakan melalui laporan hasil pembinaan dan pengawasan yang
dapat diketahui di dalam Rencana Kerja (Renja) BPBD Provinsi
2022. Begitu pula pada aspek penganggaran disesuaikan dengan
rencana program yang telah disesuaikan dengan Kepmendagri
050-5889/2021.
Untuk menilai penyelenggaraan pelayanan publik dalam SPM
sub-urusan bencana dapat dilakukan penilaian/evaluasi sebagai
implementasi fungsi koordinasi, komando, dan pelaksana melalui
2 (dua) pendekatan, yaitu pendekatan sektoral dan pendekatan
administratif kewilayahan. Sifat SPM sub-urusan bencana ini
unik, karena hampir seluruh masyarakat membutuhkan layanan
dasar ini. Dengan demikian, untuk mengakomodasi kebutuhan
masyarakat tersebut, dibutuhkan layanan tambahan (Layanan
2
GARNAS BUANA 2022
Pokok) yang merupakan prasyarat dasar agar layanan lainnya
(Layanan Langsung) dapat dirasakan langsung oleh masyarakat di
seluruh wilayah bencana.
Berdasarkan kebutuhan tersebut, maka langkah untuk
memenuhi SPM sub-urusan bencana dengan melaporkan
capaian SPM dalam laporan penyelenggaraan pemerintah, yang
salah satu mekanismenya dilakukan dengan penilaian/evaluasi
kinerja pemerintah daerah yang didasarkan pada implementasi
SPM Sub Urusan Bencana di daerah, dalam hal ini OPD yang
berkaitan dengan penanganan bencana. Pemerintah daerah harus
mengintegrasikan SPM dalam perencanaan baik perencanaan
lima tahunan maupun tahunan, mengalokasikan anggaran, serta
melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat. Pemerintah
daerah juga harus aktif melakukan inovasi dalam penerapan SPM
Sub-Urusan Bencana, khususnya pada mengoptimalkan sumber
daya serta menyesuaikan perencanaam dengan karakteristik
wilayah, termasuk di dalamnya karakteristik ancaman pada
wilayahnya.
Dalam rangka menindaklanjuti hal tersebut, Kementerian Dalam
Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan
melalui fungsi pembinaan umum dan teknis kebencanaannya terus
mendorong kepada Pemerintah Daerah untuk dapat menerapkan
SPM Sub-Urusan Bencana yang bersifat wajib dan prioritas dalam
menjamin akses pelayanan dasar kepada masyarakat. Salah satu
bentuk inovasi yang dilakukan berupa reward and punishment untuk
membangkitkan keseriusan Pemerintah Daerah dalam penerapan
SPM Sub-Urusan Bencana. Pemerintah Daerah akan mendapatkan
reward berupa penghargaan apabila telah mengimplementasikan
SPM Sub-Urusan Bencana dan dapat menjadi motivasi bagi
Pemerintah Daerah lain yang belum optimal penerapannya. Bentuk
penghargaan kepada Pemerintah Daerah di tahun 2022 ini disebut
sebagai GARNAS BUANA (Garda Nasional Bumi dan Bencana)
2022. GARNAS BUANA 2022 diberikan kepada Pemerintah Daerah
untuk mewakili kolaborasi antar instansi terkait, sebagai Garda
terdepan yang dapat menyatukan visi dan misi dalam melindungi
Bumi dari ancaman Bencana dengan control kesiapsiagaan serta
percaya diri yang tinggi dalam mengantisipasi dan menangani
bencana.
Manual Book/ Buku Pedoman ini disusun dengan tujuan untuk
memberikan informasi kepada Pemerintah Daerah yang meliputi
latar belakang penilaian dan penghargaan, maksud dan tujuan,
kriteria dan ketentuan penilaian serta indikator teknis yang disertai
dengan pemenuhan evidences (pembuktian) dalam mengukur
implementasi/pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Sub-Urusan Bencana di daerah secara lebih operasional dan
komprehensif.
3
GARNAS BUANA 2022
MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan Penilaian Implementasi SPM Sub-Urusan Bencana
dan Pemberian Penghargaan GARNAS BUANA 2022 ini
dimaksudkan agar mendorong kompetisi positif antara pemerintah
provinsi dan antar pemerintah kabupaten/kota dalam implementasi
pencapaian SPM Sub Urusan Bencana. Dengan demikian, dapat
diwujudkan peningkatan pelayanan dan terjaminnya akses serta
mutu pelayanan dasar kepada masyarakat. Selain itu, bagi
masyarakat juga dapat menjadi acuan untuk mengukur kualitas
suatu pelayanan publik yang disediakan pemerintah dan jaminan
dalam memperoleh pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan
minimalnya khususnya pada wilayah rawan bencana.
Adapun tujuan kegiatan Penilaian Implementasi SPM Sub-
Urusan Bencana dan Pemberian Penghargaan GARNAS BUANA
2022 adalah:
a. Memotivasi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk
meningkatkan pelayanan dalam pencapaian SPM Sub-Urusan
Bencana kepada masyarakat merujuk pada jenis pelayanan
dasar yang meliputi:
1) Pelayanan informasi rawan bencana;
2) Pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap
bencana; dan
3) Pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana.
b. Mendorong penerapan good governance;
c. Menilai efektifitas Pemerintah Daerah dalam melaksanakan
pendekatan partisipatif pada saat terjadi bencana melalui
eksposur simulasi penanggulangan di setiap jenis ancaman
bencana;
d. Peningkatan kinerja kelembagaan daerah dalam menerapkan
SPM Sub-Urusan Bencana sebagai acuan dasar dalam
melakukan pencegahan, pelayanan, dan penanganan
kejadian bencana daerah secara nasional;
e. Sebagai upaya tindak lanjut dan rekomendasi peningkatan
perbaikan sehingga dapat lebih menekan dan meminimalkan
risiko bertambahnya jumlah kerugian dan korban jiwa yang
akan timbul dari kejadian bencana alam di masa yang akan
datang;
f. Mengoptimalkan fungsi dan struktur kinerja pemerintah daerah
secara tersistematis dan terintegrasi dalam peranannya
meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat untuk
mencegah dan siap siaga menghadapi dan menanggulangi
bencana di masing-masing daerah; dan
g. Memberikan penghargaan kepada Pemerintah Daerah yang
telah berhasil memberikan layanan dalam implementasi
SPM Sub-Urusan Bencana secara maksimal dalam upaya
jaminan akses pelayanan publik pada daerah rawan bencana,
kesejahteraan masyarakat, dan daya saing daerah.
4
GARNAS BUANA 2022
SASARAN
Sasaran dalam kegiatan Penilaian dan Pemberian
Penghargaan GARNAS BUANA 2022 adalah pemerintah provinsi
dan pemerintah kabupaten/kota seluruh Indonesia yang berkaitan
langsung dengan penanganan bencana. Pelaksanaan kegiatan
GARNAS BUANA 2022 disasarkan khususnya pada BPBD selaku
OPD penanganan bencana dengan jumlah sasaran terdiri atas 34
provinsi dan 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia.
MANFAAT
Kegiatan Penilaian Implementasi SPM Sub-Urusan Bencana
dan Pemberian Penghargaan GARNAS BUANA 2022 merupakan
tanda apresiasi dari Pemerintah Pusat dan bertujuan untuk
meningkatkan motivasi bagi pemerintah daerah untuk dapat
memberikan pelayanan lebih baik di tahun-tahun berikutnya.
Dengan demikian, adanya persaingan yang sehat antar pemerintah
daerah maka implementasi pelayanan publik sub-urusan bencana
akan menjadi lebih kompetitif dan produktif secara positif.
DASAR HUKUM
Dasar hukum yang dijadikan dasar dalam Manual Book/ Buku
Pedoman Penilaian Implementasi SPM Sub-Urusan Bencana dan
Pemberian Penghargaan GARNAS BUANA 2022 adalah sebagai
berikut:
a. Undang-Undang Dasar 1945;
b. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaga Negara RI tahun 2007
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4723);
c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
d. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan
e. Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
f. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2008 tentang
Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4829)
g. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran
Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non
Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
5
GARNAS BUANA 2022
pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
k. Peraturan Presiden RI Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dalam Keadaan
Tertentu
l. Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2020 tentang Rencana
Induk Penanggulangan Bencana tahun 2020-2044;
m. Peraturan Presiden RI Nomor 75 Tahun 2021 tentang Dana
Bersama Penanggulangan Bencana;
n. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 101 Tahun 2018
tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada Standar
Pelayanan Minimal Sub-Urusan Bencana Daerah Kabupaten/
Kota;
o. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020 tentang
peraturan Pelaksanaan Peraturan pemerintah Nomor 13
Tahun 2019 tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah;
p. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2021
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Tahun 2022;
q. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2021
tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2022;
r. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021
tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
s. Peraturan Kepala BNPB Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Pedoman penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana;
t. Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana;
u. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-5889 Tahun
2021 tentang Hasil Verifikasi, Validasi dan Inventarisasi
Pemuktahiran dan Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomeklatur
Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah;
v. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 360/2903/SJ
Tahun 2020 tentang Pedoman Pendanaan Tanggap Darurat
Bencana yang Bersumber dari Belanja Tidak Terduga;
w. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 360/1809/BAK Tahun
2022 tentang Pembentukan Tim Reaksi Cepat (TRC) di
Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota di Seluruh Indonesia.
6
GARNAS BUANA 2022
SYARAT DAN KETENTUAN
TENTANG GARNAS BUANA 2022
GARNAS BUANA (Garda Nasional Bumi dan Bencana)
2022 diartikan sebagai Barisan terdepan, Perintis, Pelopor terlatih
yang saling berkolaborasi secara Nasional dan memiliki tekad
kuat untuk melawan dan melindungi bumi dari ancaman bencana
dengan kontrol kesiapsiagaan serta percaya diri yang tinggi dalam
mengantisipasi dan menangani bencana.
Sesuai dengan definisnya, GARNAS BUANA 2022 mewakili
kolaborasi pemerintah, pelaku usaha (swasta), dan masyarakat.
Kolaborasi tersebut memberikan manfaat dari sisi masing-masing
sebagai berikut:
a. Sisi Pemerintah Daerah
Mewakili kolaborasi antar instansi terkait dalam hal ini
antar pemerintah provinsi dan antar pemerintah kabupaten/
kota, sebagai Garda terdepan yang dapat menyatukan visi
dan misi dalam melindungi Bumi dari ancaman Bencana
yang dapat terjadi kapan saja dan dimana saha melalui
penerapan SPM Sub-Urusan Bencana untuk terjaminnya
akses pelayanan dasar kepada masyarakat.
b. Sisi Pelaku Usaha (Swasta)
Memperkuat posisi pelaku usaha sebagai pihak
pendukung yang dapat dapat meningkatkan reputasi
dari sebuah brand/ perusahaan yang peduli terhadap
lingkungan pada umumnya dan penanganan bencana
pada khususnya.
c. Sisi Masyarakat
Penamaan GARNAS BUANA yang memiliki arti yang
sangat dipahami dan mudah diingat oleh masyarakat
awam. Selain itu, masyarakat secara simultan akan
memiliki awareness dalam mengukur kualitas suatu
pelayanan publik yang disediakan pemerintah daerah
dan jaminan dalam memperoleh pelayanan yang dapat
memenuhi kebutuhan minimal khususnya pada wilayah
rawan bencana.
PELAKSANAAN
GARNAS BUANA 2022 sebagai bentuk penghargaan
yang diberikan kepada Pemerintah Daerah (Peserta) yang
telah melaksanakan implementasi capaian SPM Sub-Urusan
Bencana kepada masyarakat sesuai Permendagri 101/2018 dan
Permendagri 59/2021. Penilaian dilakukan dengan memberikan
skor melalui indikator capaian pada jenis layanan dasar yang
dibuktikan dengan evidences.
7
GARNAS BUANA 2022
Dalam Permendagri 101/2018 disebutkan bahwa untuk
mengakomodasi kebutuhan masyarakat, dibutuhkan layanan
tambahan (Layanan Pokok) yang merupakan prasyarat dasar agar
layanan lainnya (Layanan Langsung) dapat dirasakan langsung
oleh masyarakat di seluruh wilayah bencana. SPM Sub Urusan
Bencana terdiri atas 3 (tiga) layanan dengan 12 sub kegiatan yang
dibagi berdasarkan jenis layanan pokok dan layanan langsung
sebagaimana tabel berikut.
8
GARNAS BUANA 2022
SIAP : merupakan akronim dari kata Kolaborasi Pelayanan
Prima. Kata SIAP ini juga menggambarkan kualitas
pelayanan OPD penanganan bencana yaitu BPBD
kepada masyarakat
SIGAP : merupakan akronim dari kata Literasi, Gladi, dan
Penyelamatan yang merupakan 3 jenis layanan
dasar dalam SPM Sub-Urusan Bencana dan
juga mewakili kemampuan anggota BPBD dalam
melakukan edukasi, latihan, dan menangani kondisi
kedaruratan bencana.
KATEGORI
Garda Nasional Bumi dan Bencana (GARNAS BUANA)
diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja
dan profesionalisme Badan Nasional Penanggulangan Daerah
(BPBD) dalam penerapan layanan kebencanaan sesuai Standar
Pelayanan Minimal (SPM) sebagai pedoman bagi Pemerintah
Daerah dalam memberikan layanan dasar kepada warga negara
yang tinggal di Kawasan rawan bencana maupun warga negara
terdampak bencana serta untuk mengetahui dan menilai efektivitas
pendekatan partisipatif pada setiap tahapan bencana melalui
simulasi penanggulangan pada jenis bencana yang pernah terjadi.
Khusus untuk kategori penilaian GARDA SIAP SIGAP REAKSI
(PPE) dapat dilaksanakan pada salah satu jenis ancaman bencana
yang pernah terjadi selama 3 tahun terakhir (antara 2020-2022),
sementara untuk 3 jenis kategori lainnya dilaksanakan pada jenis
bencana yang pernah terjadi di tahun 2022.
9
GARNAS BUANA 2022
Adapun 4 (empat) kategori jenis layanan langsung yang dinilai
dalam GARNAS BUANA 2022 dijabarkan sebagai berikut:
a. PROVINSI TERINSPIRATIF merupakan penghargaan bagi
pemerintah provinsi sebagai wakil pemerintah pusat (GWPP)
yang telah berperan dalam mendorong pemerintah Kabupaten/
Kota di bawahnya untuk implementasi capaian SPM Sub-
Urusan Bencana.
b. GARDA SIAP SIGAP LITERASI merupakan penghargaan
Kabupaten/Kota untuk implementasi capaian layanan langsung
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Rawan Bencana (KIE)
pada jenis layanan dasar Pelayanan Informasi Rawan Bencana;
c. GARDA SIAP SIGAP AKSI merupakan penghargaan
Kabupaten/Kota untuk implementasi capaian layanan
langsung Gladi Kesiapsiagaan (GLADI) pada jenis layanan
dasar Pelayanan Pencegahan dan Kesiapsiagaan terhadap
Bencana; dan
d. GARDA SIAP SIGAP REAKSI merupakan penghargaan
Kabupaten/Kota untuk implementasi capaian layanan langsung
Pencarian, Pertolongan, dan Evakuasi Korban Bencana (PPE)
pada jenis layanan dasar Pelayanan penyelamatan dan
Evakuasi Korban Bencana
e. GARDA BUANA UTAMA merupakan penghargaan Kabupaten/
Kota yang telah melaksanakan ketiga jenis layanan langsung
SPM Sub-Urusan Bencana, yaitu KIE, GLADI, dan PPE dengan
skor tertinggi.
PENILAIAN
Penilaian GARNAS BUANA (Garda Nasional Bumi dan
Bencana) merupakan evaluasi kinerja terhadap pemerintah daerah
yang akan dilakukan secara berkala setiap tahun. Evaluasi kinerja
pemerintah daerah kabupaten/kota terhadap pelayanan sub-urusan
bencana akan menghasilkan progress capaian dan kinerja pada
pelayanan sub-urusan bencana secara keseluruhan. Berdasarkan
jenis kegiatan pada masing-masing memiliki ukuran prioritas yang
berbeda, maka sub kegiatan yang dilakukan akan diberikan bobot
tertimbang. Bobot tertimbang adalah nilai kepentingan suatu
kegiatan terhadap sub-sub kegiatan yang diimplementasikan
pada tahun terukur. Bobot tertimbang tersebut akan memberikan
pengaruh pada penilaian progress capaian dan kinerja secara
keseluruhan pada tahun terukur.
Bobot tertimbang hanya akan memiliki nilai pada sub kegiatan
per jenis layanan yang diimplementasikan, sedangkan untuk sub
kegiatan yang tidak diimplementasikan akan bernilai nol (0). Total
bobot tertimbang pada tahun berjalan selalu berjumlah 100%,
meskipun ada beberapa sub kegiatan yang tidak diimplementasikan
pada tahun berjalan tersebut. Dengan demikian, bobot tertimbang
suatu sub kegiatan pada tahun berjalan bisa jadi berbeda
10
GARNAS BUANA 2022
dengan bobot tertimbang pada tahun sebelumnya ataupun tahun
sesudahnya. Hasil bobot tertimbang ini akan digunakan dalam
perhitungan kinerja dan capaian pemerintah daerah kabupaten/
kota tahun berjalan. Secara detail, mekanisme penilaian adalah
sebagai berikut:
PENJARINGAN IMPLEMENTASI SPM SUB- URUSAN BENCANA
Penjaringan Implementasi SPM Sub-Urusan Bencana oleh
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
menghimpun laporan capaian implementasi pelayanan publik
dalam penyelenggaraan urusan bencana yang disampaikan oleh
pemerintah daerah melalui laman aplikasi GARNAS BUANA.
Adapun Manual Book/Buku Pedoman Penilaian Implementasi
Capaian SPM Sub-Urusan Bencana dan Pemberian Penghargaan
GARNAS BUANA 2022 dapat diunduh pada laman aplikasi
dimaksud.
PROVINSI TERINSPIRATIF
PROVINSI TERINSPIRATIF merupakan penilaian atas
peran Pemerintah Provinsi dalam melakukan pembinaan dan
pengawasan kepada Kabupaten/Kota di bawahnya untuk
mendorong implementasi Capaian SPM Sub-Urusan Bencana.
Penilaian pada Pemerintah Provinsi ditujukan pada peran Provinsi
dalam mendukung penerapan SPM Sub-Urusan Bencana yang
mencakup:
a. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelanggaraan pemenuhan SPM sub-urusan bencana
daerah kabupaten/kota;
b. Melakukan pendampingan penerapan SPM sub-urusan
bencana daerah kabupaten/kota berdasarkan hasil pendataan
perhitungan kebutuhan pemenuhan pelayanan dasar;
c. Menyusun dokumen Kajian Risiko Bencana dan Dokumen
Rencana Penanggulangan Bencana sebagai referensi dan
acuan bagi pemda kabupaten/kota dalam rangka pemenuhan
SPM Sub Urusan Bencana;
d. Mendorong Pemda kabupaten/kota untuk membentuk Tim
Penerapan SPM melalui penetapan SK Kepala Daerah;
e. Melakukan pendampingan penyusunan program, kegiatan
dan sub kegiatan pemenuhan SPM agar mengacu pada
11
GARNAS BUANA 2022
Permendagri 90/2019 dan Kepmendagri 050-5889 Tahun 2021;
f. Mengawal dan memastikan pengintegrasian program, kegiatan
dan sub kegiatan serta anggaran pemenuhan SPM dalam
dokumen perencanaan daerah dan evaluasi RKPD-APBD; dan
g. Mendorong Pemda kabupaten/kota untuk Menyusun Rencana
Aksi Penerapan SPM yang ditetapkan melalui peraturan kepala
daerah.
Dalam pencapaian pelayanan SPM Sub Urusan Bencana,
Gubernur selaku Wakil dari Pemerintah Pusat (GWPP) kepada
pemerintah kabupaten/kota memiliki dukungan dalam penerapan
SPM Sub Urusan Bencana. Adapun parameter yang digunakan
dalam menilai kinerja pemerintah provinsi didetailkan dalam Tabel
berikut:
Tabel 2. Instrumen Penilaian Provinsi Inspiratif
Nilai Bobot
Variabel Indikator Evicence/
No. Kategori Nilai Indikator Tertimbang
Penilaian Penilaian Pembuktian
(%) (%)
Ketersediaan Rencana Ya 10
anggaran Anggaran
dalam Program/Kegiatan
pencapaian yang mendukung
SPM Sub SPM Sub Urusan
Urusan Bencana yang 5
Bencana dituangkan dalam Tidak
dokumen
perencanaan
daerah (DPA
BPBD*)
Tidak Ada
12
GARNAS BUANA 2022
Nilai Bobot
Variabel Indikator Evicence/
No. Kategori Nilai Indikator Tertimbang
Penilaian Penilaian Pembuktian
(%) (%)
Keterangan:
• Rencana Kerja (Renja) BPBD Provinsi 2022
Rencana Kerja (Renja) BPBD Provinsi yang dimaksud di
Variabel 1 merupakan Renja BPBD yang disusun pada tahun
2022. Renja BPBD Provinsi 2022 yang disusun disesuaikan
dengan Kepmendagri Nomor 050-5889 Tahun 2021 tentang
Hasil Verifikasi dan Validasi Pemutakhiran, Kodefikasi, dan
Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan
Daerah. Aturan tersebut menetapkan bahwa salah satu
nomenklatur Provinsi dalam Program Penanggulangan Bencana
adalah melakukan kegiatan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan penanggulangan bencana kabupaten/kota
di wilayah Provinsi, dimana indikator kinerjanya dinyatakan
melalui laporan hasil pembinaan dan pengawasan yang dapat
diketahui di dalam Rencana Kerja (Renja) BPBD Provinsi 2022.
Dengan demikian, maka di dalam ruang lingkup telaahan
Renja BPBD Provinsi 2022 dalam rangka melaksanakan fungsi
Pembinaan dan Pengawasan Penanggulangan Bencana, maka
sub kegiatan Renja harus memenuhi salah satu dari hal-hal
berikut:
a. KIE
• Sosialisasi, Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Rawan
Bencana (KIE) Provinsi per bencana
13
GARNAS BUANA 2022
b. GLADI
• Gladi Kesiapsiagaan Terhadap Bencana
• Pengembangan Kapasitas Tim Reaksi Cepat (TRC)
Bencana
c. PPE
• Respon Cepat Penanganan Darurat Bencana
• Aktivasi Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana
• Pencarian, Pertolongan dan Evakuasi Korban Bencana
Keterangan:
• Anggaran DPA BPBD menyesuaikan dengan program atau sub
kegiatan yang tertulis di dalam Rencana Kerja (Renja) BPBD.
14
GARNAS BUANA 2022
c. Masyarakat yang mengakses; dan
d. Aksesibilitas masyarakat.
Untuk memenuhi komponen SPM dalam layanan KIE ini juga
mengacu pada mutu layanan yang merupakan kualitas minimum
target capaian pada tiap komponen dalam penerapan SPM. Mutu
layanan pada target capaian layanan KIE memiliki nilai bobot yang
berguna untuk menilai ketercapaian komponen penyusun sub
kegiatan. Dengan demikian, nilai maksimum jumlah bobot mutu
layanan adalah sama dengan nilai maksimum bobot kepentingan
pada target capaian komponennya. Adapun 8 target capaian
dengan kualitas minimum yang harus dicapai, meliputi:
a. Peserta sosialisasi desa;
b. Peserta sosialisasi keluarga;
c. Papan multi media;
d. Poster/pamflet/brosur;
e. Media sosial/elektronik;
f. Media cetak;
g. Rambu evakuasi; dan
h. Papan informasi daerah rawan bencana.
Penilaian Garda Siap Sigap Literasi didasarkan pada
capaian layanan KIE rawan bencana yang akan mempengaruhi
terhadap capaian efektivitas Kajian Risiko Bencana dan Rencana
Penanggulangan Bencana diimplementasikan di daerah. Adapun
parameter yang digunakan dalam menilai kinerja pemerintah
kabupaten/ kota dalam layanan langsung KIE didetailkan dalam
Tabel berikut:
Tabel 3. Instrumen Penilaian Kab/Kota dalam Layanan Langsung: Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi (KIE)
Nilai Bobot
Variabel Indikator Evicence/
No. Kategori Nilai Indikator Tertimbang
Penilaian Penilaian Pembuktian
(%) (%)
15
GARNAS BUANA 2022
Nilai Bobot
Variabel Indikator Evicence/
No. Kategori Nilai Indikator Tertimbang
Penilaian Penilaian Pembuktian
(%) (%)
Kesesuaian
Jenis Ancaman
Bencana dan 20 20
Rambu Evakuasi
50%
Kesesuaian
Jenis Ancaman
Bencana dan
Rambu Evakuasi
25%
Tidak Ada
Kesesuaian
Jenis Ancaman
Bencana dan
Rambu Evakuasi
16
GARNAS BUANA 2022
GARDA SIAP SIGAP AKSI (GLADI)
GARDA SIAP SIGAP AKSI (GLADI) merupakan penilaian
Kabupaten/Kota untuk implementasi capaian layanan langsung
Gladi Kesiapsiagaan (GLADI). Dalam UU 24/2007 disebutkan
bahwa kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta
melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Gladi
Kesiapsiagaan (GLADI) dilakukan dengan tujuan untuk membentuk
sinergitas antar aparat pemerintah daerah maupun antara aparat
dengan masyarakat untuk upaya penanganan bencana terutama
pada saat tanggap darurat agar penanganan darurat bencana
dapat berjalan lebih optimal. Selain itu, dilakukannya pelayanan
Gladi agar terbentuknya sinergitas antara aparat, pemangku
kepentingan dan masyarakat saat penanganan darurat bencana.
Adapun ciri khas dan prinsip Gladi Kesiapsiagaan adalah sebagai
berikut:
a. Menjunjung hak asasi manusia, terpadu, multi pemangku
kebijakan, objektif, dan realistis;
b. Bertahap, bertingkat, dan berlanjut, dengan penjabaran sebagai
berikut:
1) Bertahap
• Dilakukan mulai tahap awal analisis kebutuhan,
perencanaan, persiapan dan pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi
• Penyelenggaraan Gladi dilakukan dalam rangkaian
proses yang terencana
2) Bertingkat
• Dilakukan mulai dasar sosialisasi hingga kompleksitas
tinggi yaitu latihan terpadu/gladi lapang
• Dilakukan melalui pembekalan pengetahuan/ Tingkat
Pelatihan, pembekalan keterampilan/Tingkat Simulasi,
dan uji latih/ Tingkat Uji Sistem
3) Berlanjut
• Dilakukan secara terus menerus dan rutin
• Latihan digunakan untuk memberikan rekomendasi
perbaikan ke depan
c. Mengutamakan keamanan penyelenggara dan pelaku;
d. Keterpaduan antara institusi pemerintahan, non pemerintah
maupun masyarakat;
e. Mengacu kepada kondisi sebenarnya yang dituangkan dalam
suatu Skenario Latihan;
f. Hasil latihan digunakan untuk perbaikan kebijakan, optimalitas
pemanfaatan sumber daya, efektivitas mekanisme dan
prosedur, serta peningkatan kapasitas antar institusi terkait.
Pelayanan Gladi Kesiapsiagaan Terhadap Bencana
merupakan layanan langsung yang pelaksanaannya dipengaruhi
oleh sub kegiatan penyusunan Rencana Kontijensi. Dengan
17
GARNAS BUANA 2022
demikian, syarat pelaksanaan Gladi dirancang berdasarkan
Perencanaan Kontijensi. Sasaran dari layanan langsung Gladi ini
adalah terlatihnya Warga Negara dalam rangka kesiapsiagaan
terhadap bencana. Sedangkan Indikator layanan ini terpenuhi atau
tidak dilihat dari persentase jumlah aparatur dan Warga Negara
yang ikut dalam pelatihan.
Penilaian Garda Siap Sigap Aksi didasarkan pada
Pelaksanaan Gladi yang dibagi menjadi 2 (dua) alur, yaitu alur
dalam ruangan meliputi tahap pelatihan (seminar dan lokakarya)
dan tahap simulasi (Gladi Ruang dan Permainan) yang kemudian
berlanjut ke lapangan dengan dilakukkannya drill serta tahap
uji sistem (Gladi Posko dan Gladi Lapangan). Pelayanan Gladi
Kesiapsiagaan Terhadap Bencana merupakan layanan langsung
yang pelaksanaannya dipengaruhi oleh sub kegiatan penyusunan
Rencana Kontijensi. Dengan demikian, syarat pelaksanaan Gladi
dirancang berdasarkan Perencanaan Kontijensi. Sasaran dari
layanan langsung Gladi ini adalah terlatihnya Warga Negara dalam
rangka kesiapsiagaan terhadap bencana. Sedangkan Indikator
layanan ini terpenuhi atau tidak dilihat dari persentase jumlah
aparatur dan Warga Negara yang ikut dalam pelatihan. Adapun
parameter yang digunakan dalam menilai kinerja pemerintah
kabupaten/ kota dalam layanan langsung GLADI didetailkan dalam
Tabel berikut:
Tabel 4. Instrumen Penilaian Kab/Kota dalam Layanan Langsung: Gladi Kesiapsiagaan
(GLADI)
Nilai Bobot
Variabel Indikator Evicence/
No. Kategori Nilai Indikator Tertimbang
Penilaian Penilaian Pembuktian
(%) (%)
Tidak Sesuai
18
GARNAS BUANA 2022
Nilai Bobot
Variabel Indikator Evicence/
No. Kategori Nilai Indikator Tertimbang
Penilaian Penilaian Pembuktian
(%) (%)
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
19
GARNAS BUANA 2022
d. Peralatan pendukung pencarian orang hilang;
e. Peralatan pendukung penanganan pengungsian;
f. Peralatan pendukung penanganan orang meninggal;
g. Peralatan pendukung penanganan medis;
h. Operasional pendukung sarana prasarana pertolongan dan
evakuasi korban;
i. Lokasi pengungsian yang dikelola;
j. Data korban; dan
k. Daftar kebutuhan warga negara yang menjadi korban
bencana.
Penilaian Garda Siap Sigap Reaksi yang didasarkan pada
pelayanan langsung Pencarian, Pertolongan, dan Evakuasi
Korban Bencana (PPE) penting untuk dilakukan karena dibutuhkan
sebagai upaya penyelamatan dan evakuasi korban bencana
sesegera mungkin dalam proses penanganan darurat bencana.
Dengan demikian, sebagai bagian dari operasi penanganan
darurat bencana, maka pelaksanaan pencarian, pertolongan, dan
evakuasi korban bencana tetap dilakukan dibawah komando dan
kendali SKPDB.
Sasaran dari layanan langsung PPE ini adalah lokasi
bencana dan korban bencana. Sasaran PPE pada lokasi bencana
memerlukan kejelasan lokasi bencnaa, kondisi medan bencana,
dan tempat evakuasi. Sedangkan sasaran PPE pada korban
bencana diprioritaskan bagi korban bencana yang masih hidup,
luka-luka dan kelompok rentan serta yang meninggal dunia.
Adapun parameter yang digunakan dalam menilai kinerja
pemerintah kabupaten/ kota dalam layanan langsung PPE
didetailkan dalam Tabel berikut:
Tabel 5. Instrumen Penilaian Kab/Kota dalam Layanan Langsung: Pencarian,
Pertolongan, dan Evakuasi Korban Bencana (PPE)
Nilai Bobot
Variabel Indikator Evicence/
No. Kategori Nilai Indikator Tertimbang
Penilaian Penilaian Pembuktian
(%) (%)
20
GARNAS BUANA 2022
Nilai Bobot
Variabel Indikator Evicence/
No. Kategori Nilai Indikator Tertimbang
Penilaian Penilaian Pembuktian
(%) (%)
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
21
GARNAS BUANA 2022
PENILAIAN AKHIR
Tim Penilai melakukan penilaian akhir dengan menggabungkan
hasil pengisian dan pelaporan data pada laman aplikasi dan hasil
verifikasi melalui Sidang Tim Penilai yang hasilnya merupakan
Penerima Penghargaan pada Anugerah GARNAS BUANA (Garda
Nasional Bumi dan Bencana) 2022 yang akan dilaporkan kepada
Menteri Dalam Negeri.
PENDAFTARAN
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang
mengikuti kegiatan penilaian ini diarahkan untuk masuk ke laman
aplikasi GARNAS BUANA 2022 dan membuat akses akun yang
akan digunakan dalam mengunggah data, foto, dan video terkait
implementasi SPM Sub-urusan bencana. Laman aplikasi yang
dimaksud adalah https://www.garnas.kemendagri.go.id. Pemerintah
Daerah diperkenankan untuk dapat memberikan pertanyaan terkait
pelaksanaan kegiatan GARNAS BUANA 2022 melalui email: info.
garnas@kemendagri.go.id dengan mencantumkan asal daerah
dan jenis kategori yang akan diikuti dan membutuhkan penjelasan
lebih lanjut.
22
GARNAS BUANA 2022
indikator pada sub 6.3.2; dan
c. Dokumen pendukung lainnya.
Pemerintah daerah yang telah mengunggah dokumen masih
dapat melakukan revisi/ perbaikan unggahan dokumen hingga batas
waktu yang telah ditentukan dengan catatan bahwa Pemerintah
Daerah mengakhiri laman pengisian dan mengklik tanda Submit.
Jika tidak ada perubahan hingga batas waktu pengunggahan
dokumen, maka laman aplikasi akan secara otomatis menutup dan
mengakhiri akun pemerintah daerah, sehingga data atau dokumen
yang telah diunggah merupakan data terakhir yang disampaikan
oleh Pemerintah Daerah sebagai bahan penilaian oleh Tim Penilai.
JADWAL PELAKSANAAN
Jadwal kegiatan Penilaian dan Pemberian Penghargaan
GARNAS BUANA 2022 sebagai berikut:
PENUTUP
Demikian Pedoman Umum Penilaian dan Pemberian
Penghargaan GARNAS BUANA 2022 disusun sebagai acuan
dalam penyelenggaraan kegiatan dan mengikuti ketentuan yang
telah ditetapkan oleh Tim Penilai serta tidak dapat diganggu gugat.
23
GARNAS BUANA 2022
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
24
E-mail: ditmpbk.adwil@kemendagri.go.id