PENERAPAN STANDAR
PELAYANAN MINIMAL (SPM)
TAHUN2022
A. LATAR BELAKANG
Penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut masyarakat sebagai pelayanan
public tidak luput dari norma, aturan, standar dan ukuran yang harus dipenuhi agar dapat
menjalankan pelayanan secara akutanbel, bisa dipertanggungjawabkan dan berkinerja
tinggi. Pencapaian kinerja pelayanan public sering kali terkendala akibat adanya varias
idalam penyelenggaraan atau proses pelayanan. Salah satu upaya untuk mengurangi
variasi proses tersebut adalah dengan melakukan standarisasi. Salah satu standar
pelayanan yang telah disusundan ditetapkan oleh Pemerintah adalah Standar Pelayanan
Minimal (SPM).
Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan ketentuan mengenai Jenis
Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh setiap Warga Negara
secara minimal sebagai mana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018
tentang Standar Pelayanan Minimal. Penerapan SPM dan pemenuhan pelayanan dasar
tersebut dilakukan oleh Pemerintah Daerah baik Pemerintah Daerah Provinsi maupun
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Pelayanan dasar dalam Standar Pelayanan Minimal merupakan urusan
pemerintahan wajib yang diselenggarakan Pemerintah daerah baik Pemerintah Provinsi
maupun Pemerintah Daerah. Urusan Pemerintahan wajib yang berkaitan dengan
pelayanan dasar yang selanjutnya menjadi jenis SPM terdiriatas : Badan Penanggulangan
Bencana Daerah, Kesehatan, LingkunganHidup, Pemerintahan Dalam Negeri
(kependudukandan catatan sipil; dan pemerintahan umum), Sosial, Perumahan,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera, Pendidikan, Ketahanan Pangan, Ketenagakerjaan, Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, Kesenian, Komunikasi dan Informatika, Perhubungan, dan Penanaman
Modal.
Kebijakan SPM secara umum dimaksudkan untuk:
a. Terjaminnya hak masyarakat untuk menerima suatu pelayanan dasar dari
pemerintahan daerah dengan mutu tertentu.
b. Menjadi alat untuk menentukan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk menyediakan
suatu pelayanan dasar, sehingga SPM dapat menjadi dasar penentuan
kebutuhan pembiayaan daerah.
c. Menjadi landasan dalam menentukan perimbangan keuangan dan/atau bantuan lain
yang lebih adil dan transparan.
d. Menjadi dasar dalam menentukan anggaran kinerja berbasis manajemen kinerja.
SPM dapat dijadikan dasardalam alokasi anggaran daerah dengan tujuan yang lebih
terukur. SPMdapat menjadi alat untuk meningkatkan akuntabilitas pemerintahan
daerah terhadap masyarakat. Sebaliknya, masyaraka tdapa tmenguku rsejauh mana
pemerintahan daerah dapat memenuhi kewajibannya dalam menyediakan
pelayananpublic.
e. Memperjelas tugas pokok pemerintahan daerah dan mendorong terwujudnya checks
and balances yang efektif.
f. Mendorong transparansi dan partisipasi masyarakat dalam proses
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Utara;
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004t entang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), sebagaimana telah diubah bebera pakali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4844);
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunandan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
14. PeraturanPemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun2009 tentang pelayanan Publik;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerahs ebagai mana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
17.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
18.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;.
20. Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan
Standar Pelayanan Minimal.
21. Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 5 tahun 2022 tentang
Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Mandailing Natal;
22. Peraturan Bupati Mandailing Natal Nomor 15 Tahun 2022 tentang Kedududkan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Tata Kerja Pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Mandailing Natal.
C. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan
a. Visi
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu
organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif
dan produktif. Visi dapat membantu organisasi mendefinisikan bagaimana pelayanan harus
dilaksanakan. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), visi adalah rumusan umum mengenai
keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2021, tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Mandailing Natal
Tahun 2021-2022, Visi Kabupaten Mandailing Natal adalah "Akselerasi Pembangunan
Menuju Mandaling Natal Yang Mandiri, Kompetitif, Berkeadilan dan Bermartabat"
Visi BPBD merupakan keadaan yang ingin diwujudkan BPBD pada akhir periode
Renstra BPBD, sesuai dengan tugas dan fungsi guna mendukung pernyataan visi kepala
daerah dan wakil kepala daerah dalam RPJMD.
Dalam rangka mendukung Visi Kabupaten Mandailing Natal tersebut dan sesuai
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, maka Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mandailing Natal menetapkan Visi
“Ketangguhan Mandailing Natal Dalam Menghadapi Bencana”.
Makna pernyataan Visi BPBD di atas adalah:
Ketangguhan artinya Mandailing Natal yang memiliki kemampuan yang cepat, tepat
sasaran, dalam mengantisipasi, mengadaptasi, memproteksi/ perlindungan
masyarakat, menghidari/ meminimalisir dampak bencana (pengurangan risiko), serta
mampu untuk memulihkan diri dari dampak bencana.
Mandailing Natal adalah seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah daerah,
masyarakat, dan lembaga usaha yang berada dalam batas administrasi wilayah
Kabupaten Mandailing Natal.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/ atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis.
b. Misi
Dalam mewujudkan Visi melalui pelaksanaan Misi yang telah ditetapkan tersebut
diatas, maka perlu adanya kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan
sasaranyang akan dicapai.
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan
untukmencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu
strategisdaerah yang dihadapi.
Sedangkan sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuanyang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional untuk dapat
dilaksanakandalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Perumusan tujuan dan sasaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah
KabupatenMandailing Natal tahun 2021-2026 sesuai dengan Visi dan Misi yang telah
ditetapkan adalah sebagaiberikut:
1. Pra Bencana
Tahap Pencegahan dan Mitigasi – Strategi yang ditempuh dengan mengupayakan
penanganan preventif agar kerusakan dan korban jiwa dapat diminimalkan apabila
terjadi bencana.
2. Fungsi
Berikut ini uraian tentang tugas dan fungsi masing-masing unit kerja di
lingkungan BPBD Kabupaten Mandailing Natal:
Unit Sekretariat:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Memimpin, membina dan mengendalikan tugas – tugas di bidang
pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan penanggulangan bencana
yang meliputi penanganan darurat, pengumpulan dan penyaluran uang dan
barang secara adil dan setara sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
B. Indikator Kinerja
Indikator Kinerja
Tujuan Sasaran Kode Program dan Kegiatan (tujuan/impact/outcame
)
PROGRAM PENUNJANG
0 0 Terlaksannya Pelayanan
1 URUSAN PEMERINTAH
Meningkatny Terwujudny
5 1 Perkantoran
DAERAH
a a
ketangguhan masyarakat Tersedianya dokumen
terhadap yang Perencanaan, Penganggaran, Perencanaan,
bencana
0 0 2.0
tanggap dan 1 dan Evaluasi Kinerja Perangkat Penganggaran, dan
tangguh
5 1 1
Daerah Evaluasi Kinerja
terhadap Perangkat Daerah
bencana
0 Penyusunan Dokumen Jumlah Dokumen
1 05 01 2.01
1 Perencanaan Perangkat Daerah Perencanaan
0 Koordinasi dan Penyusunan
1 05 01 2.01 Jumlah Dokumen RKA
2 Dokumen RKA-SKPD
0 Koordinasi dan Penyusunan Jumlah Dokumen
1 05 01 2.01
3 Dokumen Perubahan RKA-SKPD Perubahan RKA
0 Koordinasi dan Penyusunan
1 05 01 2.01 Jumlah Dokumen DPA
4 DPA-SKPD
0 Koordinasi dan Penyusunan Jumlah Dokumen
1 05 01 2.01
5 Perubahan DPA-SKPD Perubahan DPA
Koordinasi dan Penyusunan
0 Jumlah Dokumen
1 05 01 2.01 Laporan Capaian Kinerja dan
6 Capaian Kiberja
Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
Peresentase (%)
0 0 2.0 Admintrasi Keuangan Tersedianya Admintrasi
1
5 1 2 Perangkat Daerah Keuangan Perangkat
Daerah
0 Penyediaan Gaji dan Tunjangan
1 05 01 2.02 Jumlah Bulan
1 ASN
0 Penyediaan Administrasi Jumlah Dokumen
1 05 01 2.02
2 Pelaksanaan Tugas ASN Administrasi
Pelaksanaan Penatausahaan dan
0
1 05 01 2.02 Pengujian/Verifikasi Keuangan Jumlah Bulan
3
SKPD
0 Penyusunan Akuntansi dan
1 05 01 2.02 Jumlah Laporan
4 Pelaporan Keuangan
Koordinasi dan Penyusunan
0
1 05 01 2.02 Laporan Keuangan Akhir Tahun Jumlah Laporan
5
SKPD
0 Pengelolaan dan Penyiapan
1 05 01 2.02 Jumlah dokumen
6 Bahan Tanggapan Pemeriksaan
Koordinasi dan Penyusunan
0 Laporan Keuangan
1 05 01 2.02 Jumlah Laporan
7 Bulanan/Triwulanan/Semestera
n SKPD
Penyusunan Pelaporan dan
0
1 05 01 2.02 Analisis Prognosis Realisasi Jumlah Laporan
8
Anggaran
Peresentase (%)
0 0 2.0 Administrasi Kepegawaian Terlaksananya
1
5 1 5 Perangkat Daerah Administrasi
Kepegawaian
0 Peningkatan Sarana dan
1 05 01 2.05 Jumlah Kegiatan
1 Prasarana Disiplin Pegawai
0 Pengadaan Pakaian Dinas
1 05 01 2.05 Jumlah Pasang Baju
2 Beserta Atribut Kelengkapannya
Persentase (%)
0 0 2.0 Administrasi Umum Perangkat tersedianya
1
5 1 6 Daerah Administrasi Umum
Perangkat Daerah
Penyediaan Komponen Instalasi
0 Jumlah Tahun
1 05 01 2.06 Listrik/Penerangan Bangunan
1 Penyediaan
Kantor
0 Penyediaan Peralatan dan Jumlah Kegiatan
1 05 01 2.06
2 Perlengkapan Kantor Peyediaan
0 Penyediaan Peralatan Rumah Jumlah Kegiatan
1 05 01 2.06
3 Tangga Peyediaan
0 Penyediaan Bahan Logistik Jumlah Kegiatan
1 05 01 2.06
4 Kantor Peyediaan
0 Penyediaan Barang Cetakan dan Jumlah Tahun
1 05 01 2.06
5 Penggandaan Penyediaan
0 Penyediaan Bahan Bacaan dan Jumlah Kegiatan
1 05 01 2.06
6 Peraturan Perundang-undangan Peyediaan
0 Jumlah Kegiatan
1 05 01 2.06 Penyediaan Bahan/Material
7 Peyediaan
0
1 05 01 2.06 Fasilitasi Kunjungan Tamu Jumlah Tahun Fasilitasi
8
0 Penyelenggaraan Rapat
1 05 01 2.06 Jumlah Tahun
9 Koordinasi dan Konsultasi SKPD
1 Penatausahaan Arsip Dinamis
1 05 01 2.06 Jumlah Tahun
0 pada SKPD
Dukungan Pelaksanaan Sistem
1
1 05 01 2.06 Pemerintahan Berbasis Jumlah Tahun
1
Elektronik pada SKPD
Jumlah bulan
0 0 2.0 Penyediaan Jasa Penunjang
1 tersediannya jasa
5 1 8 Urusan Pemerintahan Daerah
penunjang
0
1 05 01 2.08 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Jumlah bulan
1
0 Penyediaan Jasa Komunikasi,
1 05 01 2.08 Jumlah bulan
2 Sumber Daya Air dan Listrik
0 Penyediaan Jasa Pelayanan
1 05 01 2.08 Jumlah bulan
4 Umum Kantor
Persentase (%)
Pemeliharaan Barang Milik
0 0 2.0 terlaksannya
1 Daerah Penunjang Urusan
5 1 9 Pemeliharaan Barang
Pemerintahan Daerah
Milik
Penyediaan Jasa Pemeliharaan,
0 Biaya Pemeliharaan, dan Pajak
1 05 01 2.09 Jumlah Tahun
1 Kendaraan Perorangan Dinas
atau Kendaraan Dinas Jabatan
Penyediaan Jasa Pemeliharaan,
0 Biaya Pemeliharaan, Pajak dan
1 05 01 2.09 Jumlah Tahun
2 Perizinan Kendaraan Dinas
Operasional atau Lapangan
0 Pemeliharaan Peralatan dan
1 05 01 2.09 Jumlah Tahun
6 Mesin Lainnya
Pemeliharaan/Rehabilitasi
0
1 05 01 2.09 Gedung Kantor dan Bangunan Jumlah Kegiatan
9
Lainnya
Pemeliharaan/Rehabilitasi
1
1 05 01 2.09 Sarana dan Prasarana Gedung Jumlah Tahun
0
Kantor atau Bangunan Lainnya
Meningkatnya
0 0 PROGRAM PENANGGULANGAN ketangguhan terhadap
1
5 3 BENCANA bencana/Menurunkan
indeks risiko bencana
Peresentase (%)
0 0 2.0 Pelayanan Informasi Rawan
1 Tersedianya Informasi
5 3 1 Bencana Kabupaten/Kota
Rawan Bencana
Persentase (%)
0 Penyusunan Kajian Risiko penyelesaian dokumen
1 05 03 2.01
1 Bencana Kabupaten/Kota sampai dengan
dinyatakan sah/legal
Persentase (%) Jumlah
Sosialisasi, Komunikasi,
Penduduk di rawan
Informasi dan Edukasi (KIE)
0 bencana yang
1 05 03 2.01 Rawan Bencana
2 memperoleh informasi
Kabupaten/Kota (Per Jenis
rawan bencana sesuai
Bencana)
jenis ancaman bencana
Peresentase (%)
Pelayanan Pencegahan dan Terlaksananya
0 0 2.0
1 Kesiapsiagaan Terhadap Pelayanan Pencegahan
5 3 2
Bencana dan Kesiapsiagaan
Terhadap Bencana
Persentase (%)
Penyusunan Rencana
0 penyelesaian dokumen
1 05 03 2.02 Penanggulangan Bencana
1 sampai dinyatakan
Kabupaten/Kota
sah/legal
Pelatihan Pencegahan dan Persentase (%) aparatur
0
1 05 03 2.02 Mitigasi Bencana dan warga Negara yang
2
Kabupaten/Kota ikuti pelatihan
Persentase (%) jumlah
Pengendalian Operasi dan
warga negara yang
0 Penyediaan Sarana Prasarana
1 05 03 2.02 mendapat layanan
3 Kesiapsiagaan Terhadap
pusdalops PB dan sarana
Bencana Kabupaten/Kota
prasarana PB
Persentase (%) jumlah
Penyediaan Peralatan
0 warga negara yang
1 05 03 2.02 Perlindungan dan Kesiapsiagaan
4 mendapat peralatan
terhadap Bencana
perlindungan
Jumlah kegiatan
0 Pengelolaan Risiko Bencana
1 05 03 2.02 Pengelolaan Risiko
5 Kabupaten/Kota
Bencana
Penguatan Kapasitas Kawasan
0 Jumlah Desa/Kelurahan
1 05 03 2.02 untuk Pencegahan dan
6 Tangguh Bencana
Kesiapsiagaan
0 Penanganan Pascabencana Jumlah Penanganan
1 05 03 2.02
7 Kabupaten/Kota Pascabencana
Pengembangan Kapasitas Tim Jumlah peningkatan
0
1 05 03 2.02 Reaksi Cepat (TRC) Bencana personil Tim Reaksi Cepat
8
Kabupaten/Kota (TRC) Bencana
Persentase (%)
0 penyelesaian dokumen
1 05 03 2.02 Penyusunan Rencana Kontijensi
9 sampai dinyatakan
sah/legal
Persentase (%) aparatur
1 Gladi Kesiapsiagaan terhadap
1 05 03 2.02 dan warga Negara yang
0 Bencana
ikuti pelatihan
Persentase (%)
Penyusunan Rencana
1 penyelesaian dokumen
1 05 03 2.02 Penanggulangan Kedaruratan
1 sampai dinyatakan
Bencana
sah/legal
Persentase (%)
Terlaksananya
0 0 2.0 Pelayanan Penyelamatan dan Pelayanan
1
5 3 3 Evakuasi Korban Bencana Penyelamatan dan
Evakuasi Korban
Bencana
Respon Cepat Kejadian Luar Persentase (%) kecepatan
0
1 05 03 2.03 Biasa Penyakit/Wabah Zoonosis kurang dari 24 jam untuk
1
Prioritas stiap status KLB
Persentase (%) kecepatan
0 Respon Cepat Darurat Bencana kurang dari 24 jam untuk
1 05 03 2.03
2 Kabupaten/Kota stiap status darurat
bencana
Persentase (%) jumlah
Pencarian, Pertolongan dan Korban berhasil dicari,
0
1 05 03 2.03 Evakuasi Korban Bencana ditolong dan dievakuasi
3
Kabupaten/Kota terhadap kejadian
bencana
Penyediaan Logistik Jumlah kegiatan
0 Penyelamatan dan Evakuasi penyediaan Logstik
1 05 03 2.03
4 Korban Bencana Penyelamatan dan
Kabupaten/Kota Evakuasi Korban Bencana
Persentase (%) jumlah
0 Aktivasi Sistem Komando petugas yang aktif dalam
1 05 03 2.03
5 Penanganan Darurat Bencana penanganan darurat
bencana
Jumlah Kegiatan
0 Respon Cepat Bencana Non Terlaksannya Respon
1 05 03 2.03
6 Alam Epidemi/Wabah Penyakit Cepat Bencana Non Alam
Epidemi/Wabah Penyakit
Persentase (%)
0 0 2.0 Penataan Sistem Dasar Tertatanya Sistem Dasar
1
5 3 4 Penanggulangan Bencana Penanggulangan
Bencana
Persentase (%)
Penyusunan Regulasi
0 penyelesaian dokumen
1 05 03 2.04 Penanggulangan Bencana
1 sampai dinyatakan
Kabupaten/Kota
sah/legal
Jumlah kegiatan
0 Penguatan Kelembagaan Terlaksannya upaya
1 05 03 2.04
2 Bencana Kabupaten/Kota Penguatan Kelembagaan
Bencana
Jumlah tahun
Kerjasama Antar Lembaga dan
Terlaksananya Kerjasama
0 Kemitraan dalam
1 05 03 2.04 Antar Lembaga dan
3 Penanggulangan Bencana
Kemitraan dalam
Kabupaten/Kota
Penanggulangan Bencana
Jumlah kegiatan
0 Pengelolaan dan Pemanfaatan Pengelolaan dan
1 05 03 2.04
4 Sistem Informasi Kebencanaan Pemanfaatan Sistem
Informasi Kebencanaan
Jumlah Bulan
Pembinaan dan Pengawasan Terlaksananya Pembinaan
0
1 05 03 2.04 Penyelenggaraan dan Pengawasan
5
Penanggulangan Bencana Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
Program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian Standar Pelayanan
Minimal pada Tahun 2022, adalah sebagai berikut :
KODE
BIDANG URUSAN/ BIDANG
URUSAN/UNSUR
SUB KEGIATAN
PROGRAM
KEGIATAN
NOMENKLATUR URUSAN
UNSUR
Persenta
No Plafon Realisasi se
Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan
. Anggaran (Rp.) (Rp.) Capaian
(%)
A. PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA
1. Pelayanan Informasi Rawan Bencana Kabupaten/Kota 34.783.700 33.880.000 100
Sosialisasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Rawan Bencana
30.000.000 30.000.000 100
Kabupaten/Kota (Per Jenis Bencana)
2. Pelayanan Pencegahan dan Kesiapsiagaan Terhadap Bencana 425.278.750 411.480.750 97,69
nyata dari tanggung jawab pemerintah dalam mengadopsi berbagai kebutuhan masyarakat
dengan keterlibatan lebih banyak para pelaku-pelaku (stakeholders) dalam menciptakan Good
Kami menyadari bahwa penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) masih jauh dari
kata sempurna, sehingga kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mandailing Natalini kami susun secara
Objektif semoga dapat menjadi sumber informasi bagi pemerintah khususnya dan bagi