1. IDENTITAS PROYEK
Judul Optimalisasi Pemberlakuan Upah Minimum Kabupaten
(UMK)/Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK) dengan
Pembentukan Kader Norma Ketenagakerjaaan di Kabupaten
Kotawaringin Barat
Deskrispsi Fenomena yang kita dapati pada saat ini banyak permasalahan
yang terjadi antara pekerja/buruh dengan pengusaha karena tidak
diterpkannya upah di beberapa perusahaan tertentu. Padahal
Upah Minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan
oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah
kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Karena
pemenuhan kebutuhan yang layak di setiap kabupaten berbeda-
beda, maka disebut Upah Minimum Kabupaten.
2
2. Sebagai project Leader akan membuat
2. Morlen Manik, SIP proposal Proyek Perubahan,
mempresentasikan dalam seminar,
membuat laporan hasil implementasi
laboratorium dan membuat laporan.
3. Pokja/Kepala seksi dan staf akan
membantu dalam pelaksanaan tugas-
3. Joko Dwi Kuranto tugas yang diberikan oleh Peserta
4. Noor Aulia Diklat Pim III.
5. Irwansyah
6. The Dores Kusuma
7. Noordin
8. Sayup Ata
2. LATAR BELAKANG
Undang Undang Nomor : 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 88 ayat 1
berbunyi : Setiap pekerja / buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, sedangkan ayat 3 berbunyi Kebijakan
pengupahan yang melindungi pekerja / buruh sebagaimana dimaksud dalam ayat 2
meliputi antara lain : Upah Minimum. Pada Pasal 89 ayat 1 dijelaskan Upah
Minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat 3 huruf a dapat terdiri atas :
a. Upah Minimum berdasarkan wilayah propinsi atau kabupaten/kota
b. Upah Minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota.
Pada pasal 90 ayat 1 ditegaskan Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah
dari upah minimum sebagaimana dimaksud dalam pasal 89.
Proses Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Upah Minimum Sektoral Kabupaten
ditentukan setelah Dewan Pengupahan Kabupaten melakukan survey kebutuhan
hidup layak pada setiap triwulan pada tahun berjalan di pasar-pasar tradisonal di
wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat ( ada 40 item ) meliputi kebutuhan sandang,
pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan rekreasi, berdasarkan lampiran
Permenakertrans Nomor : 13 Tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan
Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak. Berdasarkan akumulasi angka-angka
pada hasil survey tersebut Dewan Pengupahan Kabupaten melaksanakn sidang
untuk menyepakati besaran Upah Minimum Kabupaten/Upah Minimum Sektor
Kabupaten.
3
Untuk mendapatkan kesepakatan adalah merupakan hal yang sangat sulit dan alot
sebab besaran upah tersebut merupakan dua kepentingan yang sangat berbeda
yaitu kepentingan pengusaha yang mengharapkan upah itu rendah atau sesuai
kemampuan mereka sedangakan dipihak pekerja/buruh mengharapkan upah itu
tinggi agar mampu mencukupi kebutuhan mereka seperti tersebut diatas.
Hasil kesepakatan yang didasarkan pada analisa dan argumentasi kedua belah
pihak, oleh Dinas Tenaga Kerja dibuatkan rekomendasi yang ditandatangani oleh
Bupati selanjutnya diusulkan ke dewan pengupahan provinsi, dan setelah proses
verifikasi dan eavaluasi oleh dewan pengupahan Provinsi selanjutanya
direkomendasikan ke Gubernur untuk dikeluarkan Peraturan Gubernur. Untuk tahun
2015 yaitu berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor : 40 Tahun
2014 Tentang Upah Minimum Kabupaten dan Upah Minimum Sektoral Kabupaten di
Kabupaten Kotawaringin Barat sebagai bentuk dan upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan serta perlinlindungan terhadap upah pekerja.
● Sebagai jaring pengaman agar nilai upah tidak melorot dibawah kebutuhan hidup
minimum.
● Sebagai wujud pelaksanaan Pancasila, UUD 45 dan GBHN secara nyata.
● Agar hasil pembangunan tidak hanya dinikmati oleh sebagian kecil
masyarakat yang memiliki kesempatan, tetapi perlu menjangkau sebagian
terbesar masyarakat berpenghasilan rendah dan keluarganya.
● Sebagai satu upaya pemerataan pendapatan dan proses penumbuhan kelas
menengah
● Kepastian hukum bagi perlindungan atas hak – hak dasar Buruh dan keluarganya
sebagai warga negara Indonesia.
● Merupakan indikator perkembangan ekonomi Pendapatan Perkapita.
Sesuai dengan Visi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin
Barat yaitu Terwujudnya Tenaga Kerja dan masyarakat Tarnsmigrasi yang Produktif,
kompetitif daloam rangka perluasankesempatan kerja dan kesejahteraan
masyarakat.
4
Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan Misi yang akan dilaksanakan oleh
seluruh jajaran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin Barat
yaitu; 1). Miningkatkan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja. 2) Mendorong
perluasan kesempatan kerja dan meningkatkan penenmpatan tenaga kerja. 3)
Meningkatkan kualitas hubungan industri yanjg harmonis dan dinamis serta adanya
ketenangan berusaha bagi pengusaha dan peningkatan kesejahteraan bagi pekerja.
4) Mewujudkan Jaminan Kepastian Hukum di bidang Ketenagakerjaan. 5)
Mengembangkan potensi sumber daya kawasan dan memfasilitasi perpindahan
penduduk untuk memenuhi kebutuhan pengembangan desa potensi yang yang
berwawasan lingkungan.
Seperti diamanatkan oleh UUD 1945 (pasal 27 ayat 2) setiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dalam hal ini
keterbatasannya lapangan pekerjaan bukan berarti pemerintah wajib
menyediakannya bagi setiap warganya, dimana lapangan pekerjaan memang
merupakan kunci utama untuk mencapai hidup bahagia lahir dan batin dan tak kalah
pentingnya lagi ialah lapangan pekerjaan tersebut sebagai sarana untuk berbuat
ibadah .
Selanjutnya pasal 28 ayat 2 mengamanahkan juga adalah setiap orang berhak untuk
bekerja mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan
kerja. Dalam hubungan ini guna menjamin adanya imbalan dan perlakuan yang
layak dalam hubungan kerja pemerintah telah mengeluarkan ketentuan yaitu
Permenakertrans Nomor : 7/Men/2013 tentang Upah Minimum maka Instansi/SKPD
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang mempunyai tugas melaksanakan
kewenangan Pemerintah Daerah dan Tugas Pembantuan di bidang Tenaga Kerja
dan Transmigrasi, secara teknis tugas pokok dan fungsi tersebut dilaksanakan oleh
Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan. Dari beberapa uraian tugas yang
terdapat pada deskrisi diatas yang mempunyai kelemahan sehingga dianggap
bermasalah adalah Belum Optimalnya pemberlakuan upah minimum Kabupaten
(UMK)/Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK). Untuk itu perlu menjadi
perhatian, maka permasalahan tersebut akan diimplementasikan kedalam Proyek
Perubahan dengan judul “Optimalisasi Pemberlakuan Upah Minimum Kabupaten
(UMK)/Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK) dengan Pembentukan Kader
Norma Kerja di Kabupaten Kotawaringin Barat”.
5
3. TUJUAN
Mengoptimalkan pemberlakuan Upah Mminimum Kabupaten (UMK)/Upah Minimum
Sektoral Kabupaten (UMSK) diperusahaan dengan tahapan :
a. Tujuan jangka panjang :
Terwujudnya pemberlakuan Upah Minimum Kabupaten (UMK) /Upah Minimum
Sektoral Kabupaten (UMSK) pada semua perusahaan sesuai dengan peraturan
pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan karyawan.
4. MANFAAT
6
b. Terselesaikannnya perselisihan antara pekerja/buruh dengan pengusaha yang
diakibatkan karena tidak diberlakukannya UMK/UMSK di Kabupaten
Kotawaringin Barat.
c. Meningkatnya kesejahteraan karyawan perusahaan.
5. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup yang akan dilakukan dalam proyek perubahan ini adalah :
a. Mengoptimalkan Pemberlakuan Upah Minimum Kabupaten (UMK)/Upah
Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK) bagi karyawan perusahaan dengan
membentuk tim Kader Norma Ketenagakerjaaan sebagai strategi peningkatan
kesejahteraan karyawan perusahaan di Kabupaten Kotawaringin Barat.
b. Tersedia informasi perusahaan yang tidak memberlakukan Upah Minimum
Kabupaten (UMK) /Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK) kepada Bidang
Hubungan Industrial dan Pengawasan
6. OUTPUT KUNCI (KEY PROJECT DELIVERABLES)
Nama Deskrispsi
1. Terdatanya jumlah perusahaan yang
belum dan telah memberlakukan
UMK/UMSK
7
c. Rapat Pendataan kader norma 3 HariKerja . . . . . . April 2015
d. Membuat surat tugas team 1 HariKerja . . . . . . April 2015
Bidang Hubungan Industrial dan 3.Para Kasi dan staf akan membantu
8
Pengawasan dan Fungsional ditambah dalam pelaksanaan tugas-tugas yang
dari luar bidang. diberikan oleh Peserta Diklat Pim III.
SPONSOR
Kepala Dinas Nakertrans Kab.Kobar
Ir. Rusliansyah, M.Si
I Jabatan Fungsional
PROJEK TEAM :
1. Kasi : 3 ( tiga ) orang
2. Staf 3 ( tiga ) orang
3. Staf dari luar bidang 2 ( dua ) orang
4. Nara Sumber Kementerian 1 ( satu ) orang
9. ANGGARAN
Jumlah Deskripsi
Mata Anggaran : Anggaran kegiatan sosialisasi internal
1. Belanja cetak dan Pengadaan Rp 2.300.000,- berjumlah : Rp. 44.625.000,00 ( Empat
2. Belanja Makan dan Minum
puluh Empat Juta Enam ratus Dua
Kegiatan Rp 4.125.000,-
Puluh Lima Ribu Rupiah ) dengan
3. Honorarium PNS Rp 11.250.000,-
rincian; belanja cetak dan pengadaan
4. Honorarium Non PNS Rp 13.200.000,-
5. Belanja Perjalanan Dinas Dalam dua juta tiga ratus ribu rupiah, Belanja
Daerah Rp 8.750.000,- makan dan minum kegiatan empat juta
6. Belanja Perjalanan Dinas Luar seratus dua puluh lima ribu rupiah,
Daerah Rp 5.000.000,- honor PNS sebelas juta dua ratus lima
Jumlah Total Rp. 44. 625.000,-
puluh ribu rupiah, honor non PNS tiga
9
belas juta dua ratus ribu rupiah,
belanja perjalanan Dinas dalam daerah
delapan juta tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah dan belanja perjalanan dalam
Dinas luar daerah lima juta rupiah
sehingga total jumlah anggaran empat
puluh empat juta enam ratus dua puluh
lima ribu rupiah.
10. IDENTIFIKASI STAKEHOLDERS
I. Internal :
1. Kepala Dinas
2. Kepala Bidang
3. Kepala Seksi 3 Orang
4. Tenaga Fungsional Pengawas Ketenagakerjaan 1 Orang
5. 3 Orang Stap dalam bidang dan 2 orang staf dari luar bidang
6. Para Kepala Bidang pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
II. Eksternal :
1. Bupati
2. DPRD Komisi C
3. Pekerja
4. Serikat Pekerja
5. Apindo
6 Pengusaha
7 Narasumber
8 Wartawan/LSM
11. IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH
Permasalahan yang mengemuka saat ini adalah Tidak ditaatinya Pemberlakuan
Upah Minimum Kabupaten (UMK)/Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK) di
Kabupaten Kotawaringin Barat.
12. RESIKO
No. Deskripsi
1. Meningkatnya biaya anggaran pengadaan gajih karyawan Perusahaan
2. Meningkatnya pengawasan terhadap Pemberlakuan Upah Minimum Kabupaten
10
(UMK)/Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK).
11
15. PERSETUJUAN
Project Sponsor/Mentor :
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin Barat
12
LAMPIRAN 2
FORMULIR BAGIMENTOR
PADA TAHAP TAKING OWNERSHIP
Rekomendasi:
13
FORMULIR BAGI COACH
PADA PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN
Rekomendasi:
14
15
16
17
18