Anda di halaman 1dari 11

Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2023 - 2026

Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Buton Selatan

BAB III
PERMASALAHAN ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Pelayanan Perangkat Daerah
Berdasarkan identifikasi permasalahan urusan kebakaran,
dengan mensinergiskan visi misi dan arah kebijakan kepala
daerah dan wakil kepala daerah terpilih, mencakup keselarasan
dengan sasaran yang ada pada dokumen renstra K/L dan renstra
provinsi serta dengan memperhatikan isu-isu urusan kebakaran,
maka terdapat beberapa isu penting Kabupaten Buton Selatan
yang harus mendapat perhatian lebih, yang harus segera
ditindaklanjuti dalam perencanaan dan pelaksanaan program dan
kegiatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
Isu-isu strategis Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan
adalah:
1. Terbatasnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana
pencegahan dan penanggulangan kebakaran sehingga perlu
adanya peningkatan kuantitas dan kualitas Sarpras
pencegahan dan penanggulangan kebakaran
2. Kurangnya tenaga SDM yang berbasis kompetensi teknis di
bidang penanggulangan kebakaran sehingga perlu adanya
peningkatan kapasitas aparatur pemadam melalui kegiatan
penddikan dan pelatihan pemadam kebakaran
3. Pemadaman kebakaran belum dapat menjangkau hingga
kampung sehingga perlu adanya pembangunan hidran
kampung.
4. Kemampuan masyarakat masih cukup rendah dalam
penggunaan APAR sehingga perlu adanya penyuluhan
kebakaran sampai pada wilayah kampung.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS 50


Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2023 - 2026
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Buton Selatan

5. Banyaknya pendirian bangunan yang tidak disertai dengan


Rekomendasi Instalasi Proteksi perlu disosialisasikan pada
semua gedung-gedung terutama pada fasilitas umum.
6. Kondisi Geografis Kabupaten Buton Selatan yang Kepulauan
sehingga jangkauan pelayanan Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran sangat sulit.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS 51


Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2023 - 2026
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Buton Selatan

Tabel 3.1
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelayanan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan

No Sasaran Strategis Permasalahan Pelayanan Faktor


SKPD Penghambat Pendorong
1 Meningkatnya Mewujudkan tata kelola Kurangnya kepedulian dan pemahaman dari Adanya Peraturan Daerah Tentang Pemadaman
masyarakat untuk mentaati peraturan yang ada dan Penanggulangan Bencana Kebakaran
kualitas pelayanan pemerintahan yang baik
baik di sektor pencegahan dan penanggulangan
publik dan pelayanan publik kebakaran
yang professional dalam Kurangnya Pelatihan tentang Peningkatan Adanya Komitmen Lembaga untuk memberikan
Kecakapan Anggota /Aparatur Pemadam peluang untuk meningkatkan Kuantitas dan
Meningkatkan kualitas
Kebakaran Kualitas Sumber Daya Aparatur
penanggulangan
Kurangnya Sarana Prasarana Pemadaman Tersedianya Sebagian Kecil Sarana dan Prasarana
kebakaran yang Kebakaran dan Non Kebakaran Pemadaman Kebakaran dan Non Kebakaran
terencana, terpadu dan Keterbatasan personil dan pos-pos pemadam Terpenuhinya personil dan pos-pos pemadam
menyeluruh kebakaran di luar WMK dengan perbandingan kebakaran di luar WMK sesuai dengan luas
luas wilayah dan volume permasalahan yang wilayah
dihadapi

Kurangnya Sosialisai dan Pemahaman Meningkatnya Pemahaman Sebagian Besar


Masyarakat terhadap Bahaya Kebakaran Masyarakat terhadap Bahaya Kebakaran

Belum optimalnya penanganan kebakaran dan Ada Motivasi dan dorongan Kuat Pemerintah
penyelamatan dalam wilayah manajemen Daerah untuk mengoptimalkan peran lembaga
kebakaran
Kondisi Geografis Kabupaten Buton Selatan yang Adanya Komitmen Pemerintah Daerah serta
Kepulauan serta jarak antar Kecamatan atau Pemerintah Pusat dalam Pembiayaan Pencegahan
pemukiman yang satu dengan yang lainnya Kebakaran
sangat berjauhan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS 52


Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2023 - 2026
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Buton Selatan

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih
Visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah tahun 2023 s.d 2026 tidak dapat ditelaah. Hal ini
disebabkan oleh tidak adanya Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah yang menjabat pada tahun tersebut.
3.3 Telaahan Renstra K/L
Visi dan Misi Kementrian Dalam Negeri RI berdasarkan Renstra
Kementrian Dalam Negeri adalah:
VISI Kementrian Dalam Negeri mampu menjadi poros jalannya
Pemerintahan dan Politik Dalam Negeri, meningkatkan
pelayanan publik, menegakkan demokrasi dan menjaga
integrasi Bangsa.
Visi tersebut mencerminkan suatu keinginan atau cita-cita untuk
menjadi terdepan dalam melanjutkan perjalanan organisasi sebagai
penggerak perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
politik dalam negeri ke arah yang lebih baik, serta cerminan
komitmen organisasi sebagai elemen penggerak dan motivator untuk
menjadi semakin baik, yang harus disinergikan dengan elemen
penggerak lainnya dalam suatu kesisteman yang utuh. Kata kunci
dari Visi Kementrian Dalam Negeri tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Poros Jalannya Pemerintahan dan Politik Dalam Negeri, dapat
dimaknai bahwa Kementrian Dalam Negeri agar memposisikan
sebagai yang terdepan dalam mendorong terciptanya suasana
yang kondusif dan stabil bagi jalannya pemerintahan dan politik
dalam negeri melalui pembinaan dan pengawasan secara optimal
dan efektif. Hal ini sesuai tugas dan fungsinya yaitu menangani
urusan Pemerintahan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan
Dalam Negeri.
2. Meningkatkan Pelayanan Publik. Kementrian Dalam Negeri
agar mampu mendorong terciptanya pelayanan public yang
optimal di daerah melalui pemgawalan secara optimal terhadap
penyelenggaraan berbagai urusan pemerintahan di Daerah
dalam melindungi, melayani, memberdayakan dan
BAB III ISU-ISU STRATEGIS 53
Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2023 - 2026
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Buton Selatan

mensejahterakan masyarakat khususnya dalam pemenuhan


pelayanan dasar oleh Pemerintah Daerah.
3. Menegakkan Demokrasi, merupakan bahwa Kementrian Dalam
Negeri mempunyai peran yang strategis untuk berada di tengah
masyarakat, dan lembaga Pemerintahan dalam upaya
penegakkan demokrasi dan peningkatan kualitas partisipasi
politik masyarakat.
4. Menjaga Integrasi Bangsa. Sejalan dengan tugas dan fungsinya
dalam membina dan meningkatkan pemahaman terhadap
wawasan kebangsaan, persatuan dan kesatuan,dan rasa cinta
tanah air di tengah kebhinekaan, Kementerian Dalam Negeri
memiliki peran strategis dalam menjaga integrasi Negara
Kesatuan republik Indonesia.
MISI Untuk mewujudkan Visi yang telah dirumuskan tersebut,
maka ditetapkan Misi Kementrian Dalam Negeri yaitu:
1. Memantapkani deologi dan wawasan kebangsaan dengan
memperkuat pengamalan terhadap Pancasila, UUD 1945,
kebhinekaan, menegakkan persatuan dan kesatuan,
demokratisasi, serta membangun karakter bangsa dan stabilitas
dalam negeri.
2. Mewujudkan efektivitas penyelenggaraa ntugas–tugas
pemerintahan umum melalui harmonisasi hubungan pusat–
daerah, menciptakan ketentraman dan ketertiban umum,s erta
meningkatkan pendayagunaan administrasi kependudukan.
3. Mewujudkan efektivitas penyelenggaraan desentralisasi dan
otonomi daerah melalui peningkatan kapasitas dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan serta didukung
pengelolaan anggaran dan keuangan yang akuntabel dan
berpihak pada rakyat.
4. Mendorong terwujudnya keserasian dan keadilan pembangunan
antar wilayah dan daerah melalui pembangunan dari pinggiran
dengan memperkuat daerah dan desa serta perbatasan.
5. Mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik, bersih dan
efektif dengan didukung aparatur yang kompeten dan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS 54


Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2023 - 2026
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Buton Selatan

pengawasan yang efektif dalam rangka pemantapan pelayanan


publik.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian


Lingkungan Hidup Strategis
3.4.1 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Sebagai Daerah Otonomi Baru Kabupaten Buton Selatan
Dalam upaya pengendalian pembangunan agar tetap aman dan
nyaman, maka pemerintah Kabupaten Buton Selatan telah
menetapkan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Buton Selatan Tahun 2023 s.d 2026,
yang mana di dalamnya diatur tentang mitigasi bencana
kebakaran pemanfaatan ruang Kabupaten Buton Selatan
sehingga pembangunan tetap dalam koridor yang berkelanjutan
tanpa merusak lingkungan alam dan karakteristik Wilayah
Kabupaten Buton Selatan.
Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk
mengidentifikasi implikasi rencana struktur dan pola ruang
terhadap kebutuhan pelayanan Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penyelamatan Kabupaten Buton Selatan. Dibandingkan dengan
struktur dan pola eksisting maka SKPD dapat
mengidentifikasi arah (geografis) pengembangan pelayanan,
perkiraan kebutuhan pelayanan dan prioritas wilayah
pelayanan dalam empat tahun mendatang. Sehingga rancangan
program beserta targetnya dapat disusun sesuai dengan
RTRW tersebut.
Telaahan rancangan tata ruang wilayah dan kajian
lingkungan hidup strategis Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penyelamatan saat ini belum bisa dijabarkan karena
pengukuran dan penetapan RTRW dan KLHS tersebut mengacu
pada dokumen Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
(RISPK) yang saat ini belum dimiliki Dinas Pemadam Kebakaran
dan Penyelamatan Kabupaten Buton Selatan.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS 55


Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2023 - 2026
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Buton Selatan

3.4.2 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)


Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.46
Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah
rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif
untuk memastikan bahwa prinsip Pembangunan Berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau Kebijakan, Rencana, dan/atau Program (KRP).
Secara prinsip, sebenarnya KLHS adalah suatu self assessment
untuk melihat sejauh mana KRP yang diusulkan oleh pemerintah
dan/atau pemerintah daerah dalam mempertimbangkan prinsip
Pembangunan Berkelanjutan. Melalui KLHS ini, diharapkan KRP
yang dihasilkan dan ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah
daerah menjadi lebih memperhatikan permasalahan lingkungan
hidup dan pembangunan berkelanjutan.
Penyusunan KLHS-RPJMD sebagai dokumen yang berisi
pedoman dalam penyusunan RPJMD agar KRP yang berwawasan
lingkungan dapat terjamin sehingga pembangunan berkelanjutan
dapat dicapai 3 (tiga) tahun mendatang. Sebagai implementasi dari
kebijakan pembangunan daerah, RPJMD Kabupaten Buton Selatan
juga perlu dikaji yang berkaitan dengan aspek lingkungan dengan
menyusun KLHS.
Penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Buton Selatan
dilakukan dengan partispasi para stakeholders meliputi Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Buton
Selatan dan masyarakat, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan dan Desa (LPMK) dana kademisi. Hasil KLHS RPJMD
yang didapat merupakan kesepakatan bersama dengan para
Pemangku kepentingan.

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis


Isu strategis prioritas dari hasil partisipasi pemangku
kepentingan penyusun KLHS-RPJMD yaitu, pencemaran lingkungan,
pelaksanaan regulasi tata ruang yang belum optimal sarana dan
prasarana yang belum memadai, kesenjangan ekonomi dan derajat
kesehatan yang belum optimal.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS 56
Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2023 - 2026
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Buton Selatan

Ketersediaan ruang publik merupakan isu yang selalu menjadi


sorotan. Kecenderungan perubahanalih fungsi lahan dari ruang
publik menjadi ruang privat yang tidak diimbangi dengan prasarana
ruang publik pengganti akan menjadi permasalahan sosial.
Ketersediaan ruang terbuka hijau sebagai ruang publik juga
diperlukan sebagai sarana berinteraksi dan menciptakan Kota
Yogyakarta yang nyaman.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
penataan ruang bahwa 30% lahan dialokasikan sebagai ruang
terbuka hijau, yang dibagi menjadi 20% Ruang Terbuka Hijau Publik
dan 10% Ruang Terbuka Hijau Privat dari luas wilayah Kabupaten
Buton Selatan perlu segera diwujudkan. Berdasarkan perhitungan
terbaru dengan merujuk pada regulasi yang ada, bahwa Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Buton Selatan perlu ditata sebaik
mungkin.
Optimalisasi pengendalian pemanfaatan ruang diperkuat
dengan adanya instansi yang menangani Tata Ruang dan
Pertanahan yang baru saja berdiri, diperlukan waktu untuk
menghasilkan kebijakan-kebijakan keruangan yang optimal. Demiter
wujudnya pembangunan wilayah perkotaan yang berkelanjutan,
diperlukan penataan ruang sesuai dengan daya dukung wilayah
yang ada. Kabupaten yang berkelanjutan adalah kabupaten yang
mampu berfungsi sesuai dengan kemampuan wilayahnya,
dicerminkan dengan sarana prasarana perkotaan yang memadai,
kelancaran perhubungan dan lalulintas, serta standar kualitas
lingkungan perumahan dan perkotaan yang baik dan seimbang.
Dengan adanya lembaga khusus yang tersedia diharapkan mampu
menangani masalah berupa alih fungsi lahan, keterbatasan ruang
publik, ruang terbuka hijau dan penggunaan lahan yang tidak
sesuai fungsi kawasan. Sehingga tidak akan menjadi masalah dasar
pada perkotaan untuk perencanaan ke depan.
Permasalahan Kabupaten Buton Selatan sebagai wilayah
Kepulauan tidak hanya diselesaikan dengan perencanaan dan
pengelolaan infrastruktur saja tanpa terintegrasi dengan kabupaten
yang berbatasan langsung di sekitarnya. Hal tersebut disebabkan
BAB III ISU-ISU STRATEGIS 57
Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2023 - 2026
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Buton Selatan

karena permasalahan yang terjadi di Kabupaten Buton Selatan


muncul sebagai akibat dari interaksi kegiatan antar wilayah satu
dengan yang lain, sehingga muncul suatu ketergantungan antar
Kota/Kabupaten dalam merencanakan dan mengelola infrastruktur.
Pemerintah Kabupaten Buton Selatan, Pemerintah Kabupaten Kota
Baubau dan Pemerintah Kabupaten Buton serta Buton Tengah
melakukan kerjasama dalam penanganan permasalahan di bidang
persampahan, air limbah, drainase, air bersih, jalan, dan
transportasi. Masalah yang dihadapi Kabupaten Buton Selatan saat
ini adalah ketimpangan distribusi pendapatan yang berpengaruh
pada tingkat kemiskinan. Kesenjangan pendapatan dan kemiskinan
mempunyai hubungan yang erat pada dampak yang dihasilkan.
Kemiskinan di Kabupaten Buton Selatan menunjukkan angka yang
relatif tinggi akibat wilayahnya umumnya daerah terpencil yang
susah dijangkau oleh kendaran atau transportasi.
Dengan menggunakan konsep Strategic Analysis and Choices
(SAC) yang diperoleh dari penyaringan faktor lingkungan internal
yang berupa kekuatan dan kelemahan maupun dari faktor
lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman serta dikaitkan
dengan adanya visi dan misi yang harus dicapai, maka dihasilkan
Critical Succes Factors (CSF) sebagai berikut :
 Peningkatan kualitas SDM yang ada untuk dapat mewujudkan
pemerintahan yang baik dan bersih di sektor pencegahan dan
penanggulangan kebakaran;
 Banyak melibatkan peran swasta dalam pelaksanaan
pembangunan terutama penyediaan sarana dan prasarana
daerah yang terkena bencana;
 Mengajak masyarakat untuk ikut serta berperan aktif dalam
mengatasi permasalahan di sektor pencegahan dan
penanggulangan kebakaran baik melalui studi maupun diskusi
dan sarasehan;
 Penggunaan peralatan yang berbasiskan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga akan diperoleh hasil pembangunan yang
optimal;

BAB III ISU-ISU STRATEGIS 58


Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2023 - 2026
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Buton Selatan

 Penyediaan sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran


sesuai dengan kebutuhan dengan melibatkan peran swasta dan
masyarakat;
 Menciptakan suatu peraturan perundang-undangan baik yang
menyangkut sistem maupun sarana dan prasarana dengan
melibatkan SDM yang menguasai kebakaran;
 Peningkatan kualitas sarana dan prasarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran melalui pengadaan peralatan
berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi;
 Peningkatan dukungan dari Pemerintah Pusat mengingat
potensi Kabupaten Buton Selatan sebagai daerah Kepulauan
dan yang tergolong terpencil karena susah dijangkau;
 Peningkatan intensitas sosialisasi peraturan perundang-
undangan yang ada kepada masyarakat sesuai dengan tugas
dan fungsi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan
Kabupaten Buton Selatan;
 Penyediaan sarana dan prasarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran dengan melibatkan peran
Pemerintah Pusat;
 Menciptakan peraturan perundang-undangan terutama yang
menyentuh pelayanan-pelayanan keselamatan akibat
kebakaran yang tidak diatur dalam kewenangan dekonsentrasi;
 Peningkatan keterlibatan masyarakat untuk ikut serta menjaga
sarana dan prasarana pencegahan dan penanggulangan
kebakaran dengan sanksi sesuai dengan peraturan yang ada.
Selain faktor-faktor penentu keberhasilan perlu diwaspadai
faktor-faktor yang dapat mengakibatkan kegagalannya yaitu:
 Kurangnya kepedulian masyarakat kepada keselamatan akibat
kebakaran;
 Rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap pengurangan
resiko kebakaran;
 Kurangnya keterpaduan penyelamatan antara pemerintah,
swasta, masyarakat dan komunitas;

BAB III ISU-ISU STRATEGIS 59


Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2023 - 2026
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Buton Selatan

 Kurangnya sarana prasarana untuk penyelamatan korban


kebakaran;
 Kurangnya kecepatan koordinasi tanggap darurat antara
pemerintah, masyarakat, komunitas dan swasta.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS 60

Anda mungkin juga menyukai