Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN AKHIR

2012

LAPORAN AKHIR
TENAGA AHLI FASILITATOR PPSP KOTA KOTAMOBAGU TAHUN 2012

Oleh :

YOLLA S. KAWUWUNG, ST., MSi CITY FASILITATOR AHLI TEKNIK (CF-AT)

LAPORAN AKHIR

2012

KATA PENGANTAR
Kegiatan PPSP Tahun 2012 merupakan upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan mengarusutamakan percepatan pembangunan sektor sanitasi, dalam rangka pencapaian target RPJMN 2010-2014 dan MDGs 2015. Salah satu untuk memperbaiki kondisi sanitasi adalah dengan menyiapkan sebuah perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan, melalui penyusunan Strategi Sanitasi Perkotaan atau Kabupaten (SSK). Namun sebagai prasyarat utama Buku Putih Sanitasi (BPS) terlebih dahulu dibuat karena merupakan pemetaan situasi sanitasi kota atau kabupaten berdasarkan kondisi aktual. Kota Kotamobagu sebagai salah satu peserta PPSP Tahun 2012 dalam Penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi dan SSK oleh pokja sanitasi kab/kota mendapat pendampingan dari City Fasilitator (CF) Koordinator dan Ahli Teknik. CF mempertanggungjawabkan seluruh kegiatannya kepada Kasatker Pengembangan PLP melalui Tenaga Ahli Fasilitator Provinsi (PF) dengan membuat laporan. Salah satunya adalah laporan akhir selama bertugas sebagai City Fasilitator. Laporan Akhir dibuat sebagai pelaporan seluruh kegiatan pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan Surat Penugasan No. 08/SP/PPSP/2012 tanggal 2 April 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman ((PPLP) Sulawesi Utara. Demikianlah laporan akhir ini dibuat dengan harapan dapat menjadi masukan pada kegiatan di tahun yang akan datang. Terima Kasih.
Manado, Desember 2012

City Fasilitator Ahli Teknik (CF-AT)

YOLLA S. KAWUWUNG, ST., MSi

ii

LAPORAN AKHIR

2012

DAFTAR ISI

Bagian Satu PENDAHULUAN... 1

Bagian Dua PEMAHAMAN PPSP... 7

Bagian Tiga GAMBARAN UMUM WILAYAH PPSP... 20

Bagian Empat KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN 30

Bagian Lima HASIL KINERJA.. 57

Bagian Enam KESIMPULAN DAN SARAN.. 60

iii

LAPORAN AKHIR

2012

Bagian Satu

A.

LATAR BELAKANG Hingga saat ini akses masyarakat terhadap layanan sanitasi permukiman (air

limbah domestik, sampah rumah tangga dan drainase lingkungan) di Indonesia masih relatif rendah. Banyak hal yang menjadi penyebab rendahnya akses sanitasi ini, mulai dari kurangnya perhatian pemerintah setempat yang sering mengakibatkan pembangunan sanitasi belum menjadi salah satu prioritas pembangunan dari pemerintah setempat, hingga rendahnya kebutuhan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang sehat. Jika dilihat lebih jauh, buruknya kondisi sanitasi membawa efek domino yang sangat luas, seperti penurunan kualitas lingkungan hidup termasuk pencemaran sumber air bersih, meningkatnya angka penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi buruk, hingga menurunnya citra kabupaten/kota, baik sebagai daerah tujuan wisata maupun tujuan investasi, serta menurunnya kesejahteraan masyarakat secara umum. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pengelolaan sanitasi di daerah, terutama untuk menghindari dampak dari kondisi buruknya sanitasi di Indonesia. Beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah termasuk: (i) Konferensi Sanitasi Nasional yang dilaksanakan bulan November tahun 2007, yang menghasilkan kesepakatan mengenai langkahlangkah penting bagi pembangunan sanitasi ke depan yang juga sejalan dengan pencapaian sasaran MDGs; (ii) pertemuan International Year of Sanitation (IYOS) pada tahun 2008, yang menghasilkan komitmen pemerintah dalam

pengarusutamaan pembangunan sanitasi; dan (iii) Konvensi Strategi Sanitasi Perkotaan yang dilaksanakan bulan April tahun 2009. Pada event ini telah pula

LAPORAN AKHIR

2012

diidentifikasikan permasalahan dan sasaran pembangunan sanitasi ke depan serta menyepakati pendekatan Strategi Sanitasi Kota (SSK) sebagai dasar pembangunan sanitasi di daerah. Upaya-upaya di atas menjadi cikal bakal lahirnya komitmen nasional untuk pembangunan sanitasi permukiman dalam rangka pencapaian target pembangunan nasional yang secara jelas disebutkan dalam RPJMN tahun 2010-2014. Sebagai tindak lanjutnya masih diperlukan upaya keras yang terintegrasi dan komprehensif, serta lintas sektor yang sama sekali berbeda sebagaimana pendekatan business as usual. Upaya ini dilakukan secara paralel dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. Untuk mengakomodasikan upaya ini, telah dibentuk suatu

program pembangunan sanitasi permukiman yang juga disebut sebagai program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang dimulai sejak tahun 2010 hingga 2014. Dalam hal ini PPSP diharapkan akan menjadi payung pembangunan sanitasi dengan mengkonsolidasikan dan memfokuskan arah pembangunan dari seluruh program pembangunan sanitasi yang ada untuk mencapai target dan sasaran pembangunan sanitasi permukiman yang telah ditetapkan. Diharapkan juga melalui program ini, target pembangunan sanitasi permukiman hingga tahun 2014 dapat terpenuhi. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah program untuk meningkatkan dan mempercepat perencanaan dan investasi sektor sanitasi yang dilaksanakan selama periode tahun 2010 - 2014. PPSP bertujuan meningkatkan kondisi sanitasi permukiman di kabupaten/kota yang menghadapi masalah serius di salah satu atau beberapa subsektor sanitasi ke arah yang lebih baik. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), Pokja Sanitasi Kab/Kota memegang peranan penting. Pada saat pemerintah kab/kota menyatakan minat untuk ikut serta dalam program PPSP, ada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu kesediaan untuk menyiapkan pokja kab/kota dan menyediakan anggaran untuk pelaksanaan program, baik untuk anggaran operasional pokja
2

LAPORAN AKHIR

2012
baik untuk

maupun anggaran untuk pelaksanaan kegiatan dalam program seperti pelaksanaan studi/kajian, survey dan kegiatan pelatihan/lokakarya

penyelenggaraannya di tingkat kab/kota maupun untuk mengikuti suatu pelatihan yang diadakan di luar kab/kota dan menghadiri kegiatan PPSP lainnya. Didalam PPSP dikenal ada 6 tahapan yaitu (1) tahap advokasi dan pemberdayaan; (2) tahap pengaturan kelembagaan; (3) tahap penyusunan strategi sanitasi kab/kota; (4) tahap memorandum program; (5) tahap implementasi dan tahap (6) pemantauan dan pembimbingan. Pada tahap 3 dan 4 ada produk PPSP yang harus disusun berupa Buku Putih Sanitasi Kab/Kota, dokumen Strategi Sanitasi Kab/Kota (SSK) dan dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS); dan tugas menyusun produk PPSP dan mengawal kegiatan yang ada di dalam SSK dan MPSS ini untuk mendapatkan dukungan anggaran dari APBD Kab/kota maupun dari sumber pendanaan lainnya menjadi tanggung jawab dari Pokja kab/kota. Kabupaten/kota PPSP 2012 yang akan menyusun Buku Putih dan SSK akan mendapatkan dukungan dari CF Koordinator (CF-KO) dan CF Ahli Teknis Sanitasi (CFAT SSK). Dukungan yang diberikan di masing-masing provinsi, akan terdiri dari PFKoordinator (PF-KO), PF Kelembagaan dan Kebijakan publik (PF-KP) dan PF Ahli Teknis Sanitasi (PF-AT). Selain itu, pokja kab/kota akan mendapatkan dukungan dari pokja provinsi dan secara tidak langsung akan mendapatkan dukungan dari satker PLP. Di tingkat pusat, ada PMU dan PIU-PIU PPSP yang akan juga membantu secara tidak langsung kepada Pokja Kab/Kota pada saat diperlukan. Oleh sebab itu, dalam tahun 2012, PPSP meningkatkan dukungan pendampingan untuk pokja kab/kota, selain adanya CF yang sehari-hari mendampingi kab/kota, dan PF yang mendukung dari tingkat provinsi, akan ada tenaga Advisor dari USDP, yang disebut Provincial Sanitation Development Advisor (ProsDA). Tenaga Advisor ini akan bertugas untuk mengkoordinasikan berbagai dukungan dan memberikan advis yang terkait dengan penilaian dan penjaminan kualitas Buku Putih Sanitasi, dan SSK agar memenuhi standar yang ditetapkan oleh PPSP.
3

LAPORAN AKHIR
B. TUJUAN

2012

Mendorong terciptanya lingkungan yang kondusif dan interaktif bagi Kelompok Kerja (Pokja) yang mendorong dan mengarahkan anggotanya untuk mencapai konsensus perencanaan strategi sanitasi kabupaten/kota.

Membantu Pokja dalam mencapai kesepakatan dari berbagai pendapat yang muncul selama pertemuan, mendorong kerjasama antar anggota Pokja dan pemangku kepentingan kabupaten/kota lainnya untuk mencapai percepatan pembangunan sanitasi.

Mempercepat produktivitas Tim Pokja untuk menghasilkan keluaran Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota dengan mengikuti tahapan dan prosedur sebagaimana yang direncanakan dan memastikan output yang diharapkan dapat tercapai dengan kualitas yang baik dan tepat waktu.

C.

LINGKUP TUGAS Memfasilitasi dan mengkoordinasikan fungsi dan kegiatan Pokja di tingkat

kabupaten/kota termasuk membangun konsensus di antara semua pemangku kepentingan setempat dalam rangka penyusunan Dokumen Buku Putih Sanitasi, termasuk kegiatan studi EHRA (Laporan Study EHRA), dan Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/kota (SSK). D. KELUARAN Terbangunnya konsensus antar anggota Pokja dan pemangku kepentingan lainnya untuk perencanaan strategi sanitasi kabupaten/kota. Tersusunnya peta kelembagaan pembangunan sanitasi. Terfasilitasinya kegiatan penjaminan kualitas melalui kegiatan pembekalan dan masukan substansi oleh Tenaga Ahli Propinsi terhadap kualitas substansi Buku Putih Sanitasi dan SSK. Tersusunnya dokumen Buku Putih Sanitasi, termasuk kegiatan studi EHRA, oleh POKJA Kabupaten/Kota dengan kualitas yang baik sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan.

LAPORAN AKHIR

2012

Tersusunnya dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) oleh POKJA Kabupaten/Kota dengan kualitas yang baik sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan.

Tersusunnya Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan Pokja Kabupaten/Kota, yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan dan penganggaran serta akses ke sumber daya lainnya.

E. SISTIMATIKA PENULISAN Laporan Akhir ini terdiri atas 5 bagian yang berisi seperti diringkas berikut ini : Bagian 1 Pendahuluan Berisi latar belakang, tujuan, lingkup tugas, keluaran dan sistimatika penulisan. Bagian 2 Pemahaman PPSP Berisi uraian mengenai gambaran umum program, target PPSP, tahapan pelaksanaan program, pelaksana program, peran para pihak dalam memfasiltasi pokja sanitasi/AMPL Kabupaten/Kota. Bagian 3 Gambaran Umum Wilayah Kegiatan PPSP Berisi uraian kondisi wilayah geografis Kota Kotamobagu sebagai peserta kegiatan PPSP tahun 2012. Bagian 4 Kegiatan yang Telah Dilakukan Berisi uraian tentang rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan selama 9 bulan (waktu kerja) dalam lingkup tugas CF AT. Bagian 5 Hasil Kinerja Berisi Progres perkembangan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu dan Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu Bagian 6 Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan dari berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan beserta saran saran yang disampaikan untuk kegiatan tahun berikutnya agar lebih baik lagi daripada progress yang telah dibuat tahun ini.

LAPORAN AKHIR

2012

Bagian Dua

A.

GAMBARAN UMUM PROGRAM Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) merupakan

salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan mengarusutamakan percepatan pembangunan sektor sanitasi, dalam rangka pencapaian target RPJMN 2010-2014 dan MDGs 2015. Program ini setidaknya melibatkan 330 Kota/Kabupaten di 33 provinsi yang termasuk dalam kategori rawan sanitasi, dan dilaksanakan secara terintegrasi dari pusat hingga ke daerah dengan melibatkan seluruh stakeholder dari kalangan pemerintah dan nonpemerintah di seluruh tingkatan. Program PPSP diarahkan untuk menciptakan lingkungan kondusif yang dapat mendukung terciptanya percepatan pembangunan sanitasi melalui advokasi, perencanaan strategis, dan implementasi yang komprehensif dan terintegrasi. Perencanaan strategis terkait pembangunan sanitasi yang kemudian lebih dikenal dengan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK), disusun oleh pemerintah daerah secara komprehensif dan multisektor, berskala kota, menggabungkan pendekatan top-down dan bottom-up serta berdasarkan data aktual/empiris. Oleh karenanya, SSK diharapkan dapat menjadi cetak biru perencanaan pembangunan sektor sanitasi di kabupaten/kota sehingga pembangunan sektor sanitasi yang berkelanjutan bisa terjamin. Penyusunan SSK dilakukan melalui 5 pilar kebijakan yaitu: 1. Peningkatan akses prasarana dan sarana air limbah, persampahan, dan drainase.

LAPORAN AKHIR
2. 3. 4. 5. Peningkatan peran masyarakat dan swasta. Pengembangan perangkat peraturan perundang-undangan. Penguatan kelembagaan dan pengembangan kapasitas personil. Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan.

2012

B.

TARGET PPSP Target Program PPSP adalah untuk mendukung pencapaian target RPJMN

2010 - 2014, yaitu : 1. 2. 3. Terbebas dari Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Pelaksanaan praktik 3 R serta peningkatan TPA menjadi sanitary landfill Pengurangan genangan air di 100 wilayah perkotaan seluas 22.500 ha

Dengan cara :

Membangun sinergi vertikal dan horizontal dalam pembangunan sanitasi permukiman

Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam melaksanakan pembangunan sanitasi permukiman

Memaksimalkan kontribusi semua pihak dalam pembangunan sanitasi permukiman Sedangkan untuk target Kota/Kabupaten berdasarkan roadmap awal PPSP

adalah sebagai berikut : 1. Sedikitnya 330 kabupaten/kota di 33 Provinsi telah menyusun rencana Strategi Sanitasi kabupaten/kota; 2. Sedikitnya 225 kabupaten/kota di 33 Provinsi telah menyusun Memorandum Program sektor sanitasi. 3. Sedikitnya 160 kabupaten/kota di 33 Provinsi telah melakukan implementasi yang komprehensif dan terintegrasi terhadap rencana Strategi Sanitasi kabupaten/kota

LAPORAN AKHIR
C. TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM

2012

Program PPSP dilaksanakan melalui 6 tahapan pembangunan sanitasi di kabupaten/kota sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kampanye, edukasi, advokasi dan pendampingan Pengembangan kelembagaan dan peraturan Penyusunan Rencana Strategis (SSK) Penyiapan Memorandum Program (MP) Pelaksanaan / implementasi Pemantauan, pembimbingan, evaluasi dan pembinaan

D.

PELAKSANA PROGRAM Pelaksana Program PPSP meliputi seluruh tingkat pemerintahan di Indonesia

mulai dari pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. Di masing-masing tingkatan pemerintahan, titik berat fungsi pelaksana program akan berbeda-beda. Tingkat pusat akan lebih terfokus kepada monitoring, pengaturan dan pengembangan program, sedangkan di tingkat provinsi akan lebih kepada pengkoordinasian, fasilitasi, dan monitoring pelaksanaan program di wilayahnya. Di tingkat kabupaten/kota, sebagaimana ditegaskan dalam peraturan otonomi daerah, akan langsung melaksanakan program PPSP melalui penyusunan rencana, memorandum program, implementasi rencana, hingga monitoring pelaksanaan PPSP di daerahnya. Guna mengefisienkan dan mengefektifkan keseluruhan program, maka pelaksanaan koordinasi akan mengikuti aturan otonomi daerah, dalam hal ini provinsi akan menjembatani pengkoordinasian program antara pusat dan kabupaten/kota. Pelaksana Program di Tingkat Pusat 1. Penanggungjawab Penanggung jawab Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah Tim Pengarah Pembangunan Air Minum dan Sanitasi (TPPAMS), yang terdiri

LAPORAN AKHIR

2012

dari unsur pejabat eselon 1 yang memiliki keterkaitan tugas dalam pembangunan air minum dan sanitasi. Pejabat eselon 1 anggota TPPAMS ini berasal dari 8 (delapan) kementerian, yaitu Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kesehatan, Kementerian Kementerian Perumahan Lingkungan Rakyat, dan Hidup, Kementerian Perindustrian, Sebagai

Kementerian

Keuangan.

penanggungjawab program PPSP, Tim Pengarah berperan dalam :

Menyiapkan kebijakan dan strategi dalam mewujudkan iklim yang kondusif bagi pencapaian tujuan dan sasaran PPSP, sesuai dengan kerangka RPJMN 2010 2014;

Memberikan dukungan bagi implementasi program dan kegiatan sanitasi di daerah yang dikembangkan dalam PPSP dan sesuai dengan kerangka norma, standar, dan kebijakan di tingkat pusat;

Melakukan

koordinasi,

pengendalian

dan

pemantapan

pelaksanaan

pembangunan sanitasi;

Memberikan arahan dalam upaya percepatan pencapaian target dan sasaran Millennium Development Goals bidang sanitasi;

Mengembangkan dan mengarahkan pelaksanaan pembangunan sanitasi dengan sumber pembiayaan dalam dan luar negeri.

2. Koordinasi Koordinator Program PPSP adalah Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional yang terdiri dari pejabat eselon 2 dan 3 dari 8 Kementerian di atas yang memiliki keterkaitan tugas dalam pembangunan air minum dan sanitasi. Selanjutnya dalam mengkoordinasikan Program PPSP, Pokja AMPL berperan dalam:

Mengkoordinasikan penyiapan input kebijakan, strategi, dan program sanitasi nasional dalam upaya percepatan pencapaian target dan sasaran RPJMN 20102014, MDGs bidang sanitasi tujuan 7 target 10.

LAPORAN AKHIR

2012

Menyiapkan langkah-langkah koordinasi, pengendalian, dan pemantapan pelaksanaan pembangunan sanitasi

Mengendalikan dan mengarahkan strategi dan kegiatan PPSP senantiasa sejalan dengan kerangka kebijakan nasional.

Memastikan bahwa kebijakan terkait pendanaan yang ada di masing-masing kementerian mendapat dukungan pemerintah daerah dan selaras dengan kebijakan serupa di daerah.

3. Tim Pengelola Harian Tim Pengelola Harian adalah salah satu unsur pelaksana di tingkat pusat yang langsung mengelola pelaksanaan harian program PPSP. Tim Pengelola Harian terdiri dari Program Management Unit (PMU), dan 3 (tiga) unit pelaksana program atau Program Implementation Unit (PIU, yakni PIU Advokasi dan Pemberdayaan, PIU Kelembagaan dan Pendanaan, serta PIU Teknis). Adapun peran PMU dan PIU dalam PPSP adalah sebagai berikut: a. PMU berperan sebagai koordinator perencanaan dan pengelolaan program, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PPSP, serta pengembangan jaringan kemitraan dengan berbagai stakeholder dalam rangka mendorong pencapaian tujuan dan sasaran PPSP. Sesuai dengan fungsinya, maka PMU berkedudukan di Bappenas. PMU beranggotakan pejabat-pejabat (eselon 3, 4, dan staf) dari 8 kementerian yang tergabung di dalam Pokja AMPL Nasional, yang memiliki tugas berkaitan dengan pengkoordinasian program-program pembangunan sanitasi. Ketua PMU adalah Pejabat eselon 3 dari Bappenas. b. PIU Advokasi dan Pemberdayaan berperan sebagai koordinator pengelolaan peningkatan kepedulian, kesadaran, dan kesiapan masyarakat, termasuk partisipasi swasta dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi. PIU ini juga menjadi koordinator dalam pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi proses advokasi dan penjaringan minat program PPSP. Sesuai dengan fungsinya, PIU Advokasi dan Pemberdayaan berkedudukan di Kementerian Kesehatan. PIU ini beranggotakan pejabat-pejabat (eselon 3, 4, dan staf) yang

10

LAPORAN AKHIR

2012

berasal dari beberapa kementerian yang tergabung di dalam Pokja AMPL Nasional. PIU Advokasi dan Pemberdayaan dipimpin oleh Pejabat eselon 3 dari Kementerian Kesehatan yang memiliki tugas relevan dengan tugas PIU. c. PIU Kelembagaan dan Pendanaan berperan sebagai koordinator pengelolaan pengembangan kapasitas kelembagaan sanitasi, dan pelaksana kegiatan pemantauan dan evaluasi proses penguatan kelembagaan dan realisasi pendanaan di daerah. Sesuai dengan fungsinya, PIU Kelembagaan dan Pendanaan berkedudukan di Kementerian Dalam Negeri. PIU Kelembagaan dan Pendanaan beranggotakan pejabat (eselon 3, 4, dan staf) dari beberapa kementerian yang tergabung di dalam Pokja AMPL Nasional yang memiliki tugas yang relevan dengan kegiatan-kegiatan pembinaan dan penguatan kelembagaan sanitasi, pengaturan alokasi pendanaan, serta pengaturan investasi sanitasi di daerah. Ketua PIU Kelembagaan dan Pendanaan adalah Pejabat eselon 3 dari Kementerian Dalam Negeri yang memiliki tugas relevan dengan tugas PIU. d. PIU Teknis berperan sebagai koordinator pengelolaan teknis dalam penyiapan rencana strategis dan rencana investasi di Daerah. PIU Teknis juga berperan dalam mengkoordinasikan pemantauan dan evaluasi proses penyusunan rencana strategis dan implementasinya. Sesuai dengan fungsinya, PIU Teknis berkedudukan di Kementerian Pekerjaan Umum. Anggota PIU Teknis terdiri dari pejabat-pejabat (eselon 3, 4, dan staf) dari beberapa kementerian yang tergabung di dalam Pokja AMPL Nasional, yang memiliki tugas yang relevan dengan kegiatan pengaturan, dan pembinaan teknis dalam implementasi norma, standar, pedoman, serta kriteria bagi pengembangan sistem pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan, dan drainase permukiman di daerah. Ketua PIU Teknis adalah pejabat eselon 3 dari Kementerian Pekerjaan Umum yang memiliki tugas relevan dengan tugas PIU. Pelaksana Program di Tingkat Provinsi Sesuai dengan ketentuan Pokja AMPL Nasional, yang dituangkan di dalam Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan PPSP di Daerah,

11

LAPORAN AKHIR

2012

pengelolaan pelaksanaan PPSP di tingkat provinsi dikoordinasikan oleh kelompok kerja (pokja) Provinsi, dengan nomenklatur Pokja AMPL atau nomenklatur lain yang terkait sanitasi. Pokja Provinsi ini diharapkan dapat berperan sebagai koordinator pengelolaan program dan advokasi, fasilitator, penyedia input strategis ( advisor), serta pelaksana monitoring dan evaluasi pelaksanaan PPSP di tingkat Provinsi. Peran Pokja Provinsi ini dijabarkan sebagai berikut:

Mengkoordinasikan dan memfasilitasi proses pemilihan kabupaten/kota peserta PPSP di wilayah provinsi;

Mengkoordinasikan dan memfasilitasi proses penyusunan rencana sanitasi yang terdiri dari Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota, serta Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota di wilayah provinsi

Mengkoordinasikan dan memfasilitasi proses penjaminan kualitas proses maupun produk dokumen Buku Putih Sanitasi, Strategi Sanitasi

Kabupaten/Kota, serta Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota di wilayah provinsi;

Memberikan

input

strategis

pada

Pemerintah

Provinsi,

Pemerintah

Kabupaten/Kota, dan stakeholder terkait dalam proses implementasi program sanitasi di tingkat provinsi;

Memfasilitasi proses pelaksanaan sistem pemantauan dan evaluasi sanitasi di tingkat provinsi;

Menjalankan advokasi dan mengembangkan kerjasama strategis dengan berbagai stakeholder terkait guna percepatan pencapaian tujuan pembangunan sanitasi provinsi;

Berkoordinasi dan memberi masukan pada PMU, PIU, dan Pokja AMPL Nasional dalam rangka penyempurnaan program PPSP;

Tugas lain yang ditetapkan oleh Gubernur di wilayah Provinsi masing-masing. Untuk menjaga efisiensi maupun efektifitas hubungan internal Pokja Provinsi

di dalam mengkoordinasikan pelaksanaan PPSP di wilayahnya, maka Pokja Provinsi diarahkan untuk diketuai oleh Sekretaris Daerah dan didukung Tim Pengarah, Tim

12

LAPORAN AKHIR

2012

Teknis/Pelaksana, dan Tim Sekretariat. Dalam proses pembentukan atau penyiapan Pokja Provinsi, Pemerintah Provinsi dapat mengacu pada Surat Edaran Mendagri yang diterbitkan setiap tahun yang memberikan arahan tentang Pelaksanaan PPSP di Daerah, termasuk pengaturan tentang kelembagaan dan pendanaan yang perlu disediakan provinsi untuk operasional pokja. Selain Surat Edaran Mendagri tersebut, pembentukan Pokja Provinsi juga dapat mengacu pada Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan PPSP di Daerah. Pelaksana Program di Tingkat Kabupaten/Kota Seperti halnya di tingkat provinsi, pengelolaan pelaksanaan PPSP di tingkat kabupatan/kota diarahkan untuk dikoordinasikan oleh Pokja AMPL Kabupaten/Kota, atau juga dapat menggunakan nomenklatur lain apabila Pemerintah

kabupaten/kota bersangkutan sudah memiliki pokja lain sejenis yang menangani kegiatan pengkoordinasian sanitasi di wilayahnya. Dalam hal ini Pokja

Kabupaten/Kota mengkoordinasikan segala hal yang menyangkut pelaksanaan PPSP di wilayahnya, mulai dari perencanaan hingga implementasi pembangunan dan pengelolaan sanitasi. Secara detail peran koordinasi Pokja Kabupaten/Kota dijabarkan sebagai berikut:

Melakukan upaya peningkatan kesadaran, kepedulian, dan dukungan seluruh stakeholder di tingkat kabupaten/kota dalam proses percepatan pembangunan sanitasi di kabupaten/kota;

Menyusun Buku Putih Sanitasi kabupaten/kota dan Strategi Sanitasi kabupaten/kota(SSK);

Menyusun Memorandum Program Sektor Sanitasi; Mengidentifikasi peluang dan sumber dana alternatif potensial untuk pembiayaan pembangunan sanitasi kabupaten/kota

Melaksanakan proses pengembangan sistem pemantauan dan evaluasi sanitasi yang terintegrasi di tingkat kabupaten/kota;

13

LAPORAN AKHIR

2012

Menjalankan advokasi dan mengembangkan kerjasama strategis dengan berbagai stakeholder terkait guna percepatan pencapaian tujuan pembangunan sanitasi kabupaten/kota;

Berkoordinasi dengan Pokja AMPL Provinsi dalam pelaksanaan PPSP di wilayah masing-masing, serta dalam rangka memberikan masukan bagi penyempurnaan PPSP.

E.

PERAN PARA PIHAK DALAM MEMFASILITASI POKJA SANITASI/ AMPL KABUPATEN/ KOTA Untuk membantu provinsi dalam memfasilitasi penyusunan Buku Putih, SSK

dan MPSS di kabupaten/kota di wilayahnya, maupun membantu kabupaten/kota dalam menyusun Buku Putih, SSK dan MPSS yang berkualitas, maka dalam pelaksanaannya program PPSP perlu didukung oleh Konsultan Pendampingan Bantuan Teknis. Konsultan Pendampingan Bantuan Teknis Penyusunan SSK dan

MPSS terdiri dari tenaga ahli yang berkedudukan di pusat yang direkrut oleh PIU Teknis PPSP melalui Satker Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Strategis. Konsultan Pendampingan bertugas membantu PIU Teknis dalam semua aspek pengelolaan PPSP yang berada di bawah kewenangan PIU Teknis dalam rangka penyusunan Buku Putih, SSK dan MPSS di seluruh Kabupaten/Kota. Pada masingmasing Propinsi dan Kabupaten/Kota terdapat konsultan individual terdiri dari Fasilitator Propinsi (PF) dan Fasilitator Kota (CF) yang bertugas melaksanakan pendampingan secara intensif kepada Pokja Sanitasi/AMPL Kabupaten/Kota. Konsultan Individual ini dikontrak oleh Satker Pengembangan PLP di masingmasing propinsi. Konsultan Pendampingan bertugas pula melakukan pemantauan terhadap kinerja PF-CF serta memberikan masukan terkait proses penyusunan Buku Putih, SSK dan MPSS oleh Pokja Kabupaten/Kota. Konsultan Pendampingan Bantuan Teknis Penyusunan SSK dan MPSS bertanggungjawab secara administrasi kepada Satker Pengembangan PLP Strategis Kementerian Pekerjaan Umum selaku pemberi tugas dan secara teknis/substansi bertanggungjawab kepada PIU Teknis.

14

LAPORAN AKHIR
Secara singkat pihak-pihak yang terlibat adalah sebagai berikut : 1. Tenaga Ahli Fasiliator di Kab/Kota ( CF)

2012

Ada dua Tenaga Ahli Fasilitator yang akan mendampingi Pokja Kab/Kota dalam menyusun Buku Putih, SSK dan MPSS, yaitu Fasilitator Koordinator (CF-KO) dan Fasilitator Teknis (Fasilitator AT). Tugas utama dari CF-KO adalah menjadi master fasilitator dalam Lokalatih dan pada saat Pembekalan untuk Pokja Kab/Kota. Disamping itu juga memfasilitasi pertemuan-pertemuan rutin pokja untuk menindak lanjutai Lokalatih guna menghasilkan output yang diperlukan. Tugas dari CF-AT adalah memberikan masukan terkait dengan substansi teknis, baik dalam Lokalatih, Pembekalan maupun pada saat pendampingan. 2. Tenaga Ahli Fasilitator di Provinsi (PF) Ada tiga tenaga ahli di tingkat provinsi yang akan dapat membantu Pokja Kab/kota, yaitu : a). Tenaga Ahli Fasilitator sebagai coordinator di tingkat provinsi disebut PF KO. Akan bertanggung jawab untuk memberikan bantuan kepada CF-K yang terkait dengan penyelengaraan Lokalatih, Pembekalan dan Pendampingan. b). Tenaga Ahli Fasilitator bidang Teknis disebut PF AT Bertanggung jawab untuk memberikan masukan substansi teknis kepada Pokja kab/kota yang dikoordinasikan oleh PF-KO dan bertugas juga membantu CF-AT pada saat Lokalatih, Pendampingan dan Pembekalan pada saat diperlukan. c). Tenaga Ahli Fasilitator bidang kebijakan public dan keuangan disebut PF KP Bertanggung jawab untuk memberikan masukan substansi kelembagaan dan keuangan kepada Pokja kab/kota yang dikoordinasikan oleh PF-KO dan bertugas juga membantu pokja kab/kota pada saat Lokalatih, Pendampingan dan Pembekalan. 3. Pokja Sanitasi/AMPL Provinsi Dukungan dari Pokja Provinsi kepada Pokja Kab/Kota adalah menyampaikan kebijakan pembangunan sanitasi untuk wilayah provinsi dan implikasinya untuk pembangunan sanitasi kab/kota. Hal ini akan disampaikan pada saat Lokalatih dan Pembekalan.

15

LAPORAN AKHIR
4. Provincial Sanitation Development Advisor (PROSDA) USDP

2012

Tenaga Advisor dari USDP ini akan bertugas untuk mengkoordinasikan berbagai dukungan dan memberikan advis yang terkait dengan penilaian dan penjaminan kualitas Buku Putih Sanitasi, SSK dan MPSS agar memenuhi standar yang ditetapkan oleh PPSP. Selain itu, juga memberikan advis tentang desain Lokalatih dan

Pembekalan serta Pendampingan yang akan dilakukan oleh CF kepada pokja kab/kota bilamana diperlukan. Pengorganisasian dukungan fasilitasi kepada pokja kab/kota dalam

penyusunan Buku Putih dan SSK untuk Tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar.

Gambar Skema Kelembagaan PPSP dalam Proses Fasilitasi Penyusunan Buku Putih, SSK dan MPSS Adapun Tugas CF AT secara detail dalam KAK adalah sebagai berikut : Bekerjasama dan berkoordinasi dengan Tenaga Ahli Fasilitator Propinsi dan Tenaga Ahli Fasilitator Kota (CF) Koordinator dalam menjalankan kegiatan fasilitasi kepada Pokja Provinsi dan Pokja Kabupaten/kota. Melakukan identifikasi kebutuhan pembangunan sanitasi Kabupaten/Kota dalam rangka penanganan daerah rawan sanitasi di daerah.

16

LAPORAN AKHIR

2012

Memfasilitasi Pokja Kab/Kota untuk melakukan identifikasi kegiatan/ program/ rencana/ strategi yang akan dimasukan ke dalam Buku Putih maupun SSK. Memberikan input/masukan terkait substansi teknis dalam penyusunan Buku Putih, SSK serta Memorandum program kepada Pokja Kab/Kota. Berkoordinasi dengan Satker Pengembangan PLP Propinsi mengenai substansi ke-PLPan dalam rangka penyusunan Buku Putih, SSK dan MPSS melalui Tenaga Ahli Fasilitator Propinsi.

Menampung dan melaksanakan aspirasi PMU-PIU PPSP terkait proses penyusunan Buku Putih, SSK dan Memorandum Program. Ahli Teknik merupakan satu kesatuan Tim dengan Tenaga Ahli Fasilitator Kabupaten/Kota Koordinator yang juga bertugas menjalankan kegiatan pendampingan kepada Pokja kabupaten/Kota dalam melaksanakan

penyusunan Buku Putih, SSK dan Memorandum Program. Dalam Surat Tugas Nomor 08/SP/PPSP/2012 tanggal 2 April 2012 selaku Tenaga Ahli City Facilitator Ahli Teknik harus mengikuti ketentuan sebagai berikut : Setelah diterimanya Surat Penugasan, supaya segera melaksanakan kegiatan pada lokasi penugasan dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Menyusun dan menyerahkan laporan kegiatan pendampingan dan fasiltasi dengan diketahui oleh Dinas/Badan/Insatansi terkait dalam bentuk catatan harian yang disampaikan secara periodic per 1 (satu) bulan melaporkan kegiatan bulanan pelaksanaan tugas dan laporan lainnya kepada Pemda Kabupaten/Kota, Satuan Kerja Pengembangan PLP Sulawesi Utara. Menyampaikan Laporan Akhir kegiatan yang memuat lessons kegiatan fasilitasi Pokja Kabupaten/Kota pada akhir masa kontrak kerja.

17

LAPORAN AKHIR

2012

Bagian Ketiga

Kota Kotamobagu merupakan salah satu Kabupaten/ Kota di Provinsi Sulawesi Utara yang menyatakan minat dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Tujuannya untuk meningkatkan kondisi sanitasi permukiman di kota yang menghadapi masalah serius di salah satu atau beberapa subsektor sanitasi ke arah yang lebih baik. Berikut diuraikan secara singkat akan Gambaran Umum Wilayah dari Kota Kotamobagu. A. KONDISI GEOGRAFIS Kota Kotamobagu merupakan wilayah otonom baru yang dimekarkan dari Kabupaten Bolaang Mongondow berdasarkan UU No 4 Tahun 2007.Kotamobagu merupakan salah satu wilayah yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara, terletak antara 0o 30 1o 0 Lintang Utara dan 1230 1240 Bujur Timur. Peta Orientasi Kota Kotamobagu dapat dilihat pada Peta Administrasi & Orientasi. Kota Kotamobagu dilalui 4 (empat) sungai; diantaranya yang terbesar adalah sungai Ongkag Mongondow yang bermuara di Inobonto bergabung dengan ongkag Dumoga. Sungai- sungai lain adalah Sungai Kotobangon, Sungai Gogagoman, Sungai Moayat (Irigasi Moayat di Desa Poyowa Besar) dan beberapa sungai kecil lainnya. Kota Kotamobagu secara administratif terbagi kedalam 4 kecamatan yang terdiri dari 15 desa dan 18 kelurahan seperti terlihat pada table Luas keseluruhan Kota Kotamobagu mencapai 13,122 Ha dengan batas batas wilayah meliputi : Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Passi Timur & Passi Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow

18

LAPORAN AKHIR
-

2012

Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow

Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Passi Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow

Gambar Peta Administrasi, dan Peta Orientasi Kota Kotamobagu

19

LAPORAN AKHIR

2012

Tabel Nama, Luas Wilayah per - Kecamatan dan Jumlah Kelurahan


Nama Kecamatan Kotamobagu Barat Kotamobagu Timur Kotamobagu Selatan Kotamobagu Utara Luas Total Jumlah Kelurahan 6 Kelurahan 6 Kelurahan 4 Desa 3 Kelurahan 6 Desa 3 Kelurahan 5 Desa Luas Wilayah 3,23 Ha 1,718 Ha 7,018 Ha 1,156 Ha 13,122 Ha % Terhadap Total Luas Wilayah 24,62 13,09 53,48 8,81 100

Sumber : Bappeda Kota Kotamobagu Tahun 2011

B.

KONDISI UMUM IKLIM DAN TOPOGRAFI Sebagai bagian dari wilayah Provinsi Sulawesi Utara maka secara umum Kota

Kotamobagu juga beriklim tropis yang dipengaruhi angin muson.Pada bulan November sampai bulan April bertiup angin barat yang menurunkan

hujan.Sebaliknya angin tenggara yang bertiup dari bulan Mei sampai Oktober mendatangkan musim kemarau. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari (165,0 mm) dan terendah jatuh pada bulan Mei. Rata rata curah hujan yang terjadi antara 2.000 2.400 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 90 120 hari. Suhu udara rata-rata adalah 25,20C.Suhu udara maksimal rata rata tercatat 30,40C dan suhu udara minimum rata-rata 22,00C. Kelembapan udara tercatat 73,4%. Suhu atau temperatur Kota Kotamobagu juga dipengaruhi oleh ketinggian di atas permukaan laut. Kota Kotamobagu memiliki ketinggian yang bervariasi. Desa yang tertinggi adalah Desa Moyag Todulan dengan ketinggian 650M dari permukaan laut,

selanjutnya Desa Moyag Tampoan dengan ketinggian 635M. Hal ini akibat tekstur alam Kota Kotamobagu yang bergunung-gunung dan berbukit-bukit. C. DEMOGRAFI Penduduk Kota Kotamobagu pada tahun 2011 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kotamobagu adalah 107.459 jiwa. Sebagian besar penduduk Kota Kotamobagu tergolong usia muda (<35 tahun). Selama Periode 2000 2010 rata rata pertumbuhan penduduk tiap tahun sebesar 2,14 %. Persebaran penduduk di Kota Kotamobagu dapat dikatakan kurang merata. Di Kecamatan

20

LAPORAN AKHIR

2012

Kotamobagu Selatan misalnya, Kecamatan yang luasnya mencakup 53,48 % dari seluruh wilayah Kota Kotamobagu hanya dihuni oleh 26,08 % dari penduduk Kota Kotamobagu dengan tingkat kepadatan 3,99 orang per hektar. Sementara di Kecamatan Kotamobagu Timur yang memiliki luas 13,09 % dari luas Kota Kotamobagu hanya dihuni oleh 24,53 % penduduk Kota Kotamobagu dengan tingkat kepadatan 15.340,51 % orang per hektar. Berikut tabel jumlah penduduk beberapa tahun terakhir dan proyeksi 5 tahun akan datang. Tabel Jumlah Penduduk Kota Kotamobagu 3-5 Tahun Terakhir
Kecamatan Kotamobagu Utara Kotamobagu Selatan Kotamobagu Timur Kotamobagu Barat Kotamobagu 2008 24.923 25.080 33.500 14.130 97.633 Jumlah Penduduk 2009 2010 25.289 25.404 25.449 33.992 14.338 99.068 25.565 34.147 14.404 99.519 2011 15.396 28.030 26.355 37.678 107.459

Sumber : Bappeda Kota Kotamobagu Tahun 2011

D.

KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH Pertumbuhan ekonomi Kota Kotamobagu terus mengalami peningkatan dari

6,61% pada tahun 2006 menjadi 7,83% pada tahun 2007, 7,61% tahun 2008 dan selanjutnya pada tahun 2009 meningkat lagi manjadi 7,88%. Dengan demikian ratarata pertumbuhan ekonomi Kota Kotamobagu tahun 2006 hingga tahun 2009 adalah sebesar 7,00% pertahunnya. Dengan pertimbangan ini Angka proyeksi APBD diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7% yang merupakan angka moderat, sehingga menjadi angka minimal yang mungkin dapat capai. Maka untuk kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan, 2011 2015, penerimaan daerah diperkirakan akan tumbuh positif dengan rata-rata 7,00% pertahun. Selama 20082010 perkembangan penerimaan total Kota Kotamobagu tumbuh dengan rata-rata 72,56% pertahun. Dimana, Pendapatan Asli Daerah tumbuh dengan besaran 196,31%, total Dana Perimbangan tumbuh 76,71%, dan total Pendapatan Lain yang Sah tumbuh dengan 3,08% pertahun dengan pola yang sangat fluktuatif. Dari PAD tersebut, bagian Pajak Daerah tumbuh dengan 511,90%,

21

LAPORAN AKHIR

2012

retribusi daerah tumbuh dengan 62,59%. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah tumbuh tertinggi dengan 0%, dan Pendapatan Asli Daerah Lain-lain tumbuh 389,61%. Komponen Dana Alokasi Khusus dalam Dana Perimbangan tumbuh

199,79%, dan Dana Alokasi Umum tumbuh dengan rata-rata 73,89%.

E. 1.

TATA RUANG WILAYAH Kebijakan penataan ruang wilayah Kota Kotamobagu meliputi: a. peningkatan akses ke fasilitas pelayanan perkotaan dan pusat

pertumbuhan ekonomi wilayah kota yang merata dan berhierarki; b. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu, merata dan berkeadilan di seluruh wilayah kota; c. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup; d. pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup; e. perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antarkegiatan budi daya; f. pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan; g. pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, dan melestarikan keunikan bentang alam; h. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian kota yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian regional dan nasional; dan i. peningkatan fungsi kawasan untuk Pertahanan dan Keamanan Negara. 2. Kawasan Rawan Bencana Dalam Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Rencana Tata Ruang Wilayah,

22

LAPORAN AKHIR

2012

Kota Kotamobagu mengkategorikan kawasan rawan bencana sebagai berikut : a. Kawasan rawan gempa bumi; Kawasan rawan gempa bumi meliputi seluruh wilayah kota. b. Kawasan rawan gerakan tanah dan patahan; Kawasan rawan gerakan tanah dan patahan yang melintasi Kelurahan Molinow, Mogolaing, Sinindian, Tumubui, Kobo Besar dan Motoboi Besar, seluas kurang lebih 628 Hektar. c. Kawasan rawan longsor Kawasan rawan longsor terletak di kelurahan Moyag seluas kurang lebih 273 hektar. d. Kawasan rawan bencana letusan gunung berapi. Kawasan rawan bencana letusan gunung berapi meliputi kawasan di Kelurahan Moyag dan Moyag Todulan di Kecamatan Kotamobagu Timurseluas kurang kebih 322 Hektar. 3. Sosial dan Budaya a. Pendidikan Arah kebijakan umum pembangunan Kota Kotamobagu diantaranya adalah meningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan

layanankesehatan dan pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan yang baik tercermin pada jumlah sarana dan prasaran pendidikan yang memenuhi standar nasional, tersedianya tenaga pengajar yang berkualitas,

mengembangkan kerjasama dan kemitraan sekolah unggulan, Pemberian insentif dan beasiswa (sekolah lanjut) kepada guru dan siswa berperastasi, Penguatan KBK (kurikulum berbasis kompetensi) dan muatan lokal (mulok), meningkatan pendidikan informal & nonformal (pelatihan, kursus singkat, magang) yang bermutu dan dapat dijangkau masyarakat luas dan berkembangnya pendidikan ketrampilan berstandar regional. Jumlah fasilitas pendidikan di Kota Kotamobagu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

23

LAPORAN AKHIR
Tabel Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia Di Kota Kotamobagu Tahun 2010
Nama Kecamatan SD 20 20 18 10 68 Jumlah Sarana Pendidikan Umum SLTP SMA SMK MI 4 3 1 2 4 4 5 5 2 3 13 8 7 5 Agama MTs 1 1 2

2012

Kotamobagu Timur Kotamobagu Selatan Kotamobagu Barat Kotamobagu Utara Total

MA 1 1 2

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dan Kantor Kementrian Agama Kota Kotamobagu

b. Jumlah KK Penduduk Miskin Jumlah KK penduduk miskin yang ada di Kota Kotamobagu saat ini terbanyak terdapat di Kecamatan Kotamobagu Timur dapat di lihat pada tabel di bawah ini : Tabel Jumlah KK Miskin per Kecamatan di Kota Kotamobagu
Nama Kecamatan Kotamobagu Timur Kotamobagu Selatan Kotamobagu Barat Kotamobagu Utara
Sumber : Kecamatan dalam Angka 2010

Jumlah Keluarga Miskin (KK) 1.948 688 367 3.917

c. Jumlah Rumah / KK Jumlah Rumah / KK terbanyak di Kecamatan Kota Kotamobagu Barat, hal ini dapat di lihat pada tabel di bawah ini : Tabel Jumlah Rumah per Kecamatan di Kota Kotamobagu
Nama Kecamatan Kotamobagu Timur Kotamobagu Selatan Kotamobagu Barat Kotamobagu Utara
Sumber : Kecamatan dalam Angka 2010

Jumlah Rumah 6494 6218 8331 3153

d. Permukiman Bermasalah Permukiman bermasalah yang ada di wilayah Kota Kotamobagu meliputi : - Permukiman Kumuh Meliputi permukiman kumuh di Kelurahan Gogagoman (1,19 Ha), Kelurahan Molinow (0,1 Ha), Kelurahan Mongkonai Barat (5,4 Ha), Kelurahan Kotamobagu ( 4 Ha).
24

LAPORAN AKHIR
- Permukiman di daerah sesar

2012

Meliputi permukiman di Kelurahan Mogolaing, Sinindian, Tumoboi, Kobo Besar. 4. Kelembagaan Pemerintah Daerah Dalam Struktur Kelembagaan Pemerintah Daerah Kota Kotamobagu terdapat beberapa Dinas, Badan, Kantor dan Sekretariat daerah yang di bawahi oleh Walikota dan Wakil Walikota sebagai Kepala Pemerintahan Daerah serta Sekretaris Daerah yang membawahi di Bidang Sekretariat Daerah. Berdasarkan SK Walikota No. 127 Tahun 2011 tertulis beberapa SKPD dan Bagian yang terlibat dalam Tim POKJA AMPL/PPSP Kota Kotamobagu, serta akan dijelaskan beberapa SKPD yang terkait langsung (bertanggung jawab) dalam hal kondisi sanitasi Kota Kotamobagu. Berikut pada Struktur Kelembagaan Pemerintah Kota Kotamobagu. Adapun adalah : SKPD yang terkait

Sebagai kesimpulan setelah melihat ringkasan Struktur Organisasi Pemerintah Kota Kotamobagu terkait diatas, maka dapat disimpulkan bahwa beberapa

25

LAPORAN AKHIR

2012

instansi yang bertanggung jawab atas Pembangunan, Ketersediaan, Penanganan dan Pelayanan atas pembangunan dan pengelolaan sangat berkaitan erat dengan masalah sanitasi dan perilaku hidup bersih masyarakat dapat dilihat pada bagan di bawah. 6 unsur penting terkait dalam pengelolaan sanitasi adalah penataan ruang, air bersih, drainase, persampahan, limbah dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Ketersediaan air bersih, pelayanan persampahan, kondisi drainase,

treatmentair limbah dan tingkat kesadaran/perilaku hidup bersih masyarakat akan menjadi dasar dalam penentuan masterplan sanitasi yang nantinya akan bermuara pada perencanaan penataan ruang dalam sebuah kota/daerah, karena kaitannya dengan program pembangunan infrastruktur/ sarana dan prasarana yang memadai bagi masyarakat. Dari struktur di atas ada beberapa SKPD yang tupoksinya terkait langsung dengan sanitasi, seperti yang tergambarkan pada diagram berikut ini :
WALIKOTA

BAPPEDA
Bidang Perencanaan Wilayah

BPMD, PP & KB
Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa

BAG. HUMAS SETDA


Pemberitaan

DINAS PU
Bidang Cipta Karya

DINAS TATA KOTA


Bidang Kebersihan dan Pertamanan

DINAS KESEHATAN
Bidang Promosi Kesehatan & Penyehatan Lingkungan

BLH
Bidang Tata Lingkungan & Kajian Dampak Lingkungan

Keterangan :
Mandat Tupoksi Langsung (Stakeholder Utama)

Mandat Tupoksi Langsung (Stakeholder Mitra)

26

LAPORAN AKHIR

2012

Bagian Keempat

A.

BULAN PERTAMA (APRIL) Pada bulan Pertama adalah awal dimulainya pekerjaan sebagai City Fasilitator

Ahli Teknik dan belum berada di lokasi penugasan, karena harus menunggu Surat Tugas dan penanda tanganan Kontrak. Dokumentasi Arahan dari Satker PPLP PU Provinsi Sulawesi Utara

Adapun kegiatan selama

Minggu Pertama April (2-8 April 2012) adalah

sebagai berikut : Tanggal 2 April 2012. Mendapat arahan dari Ketua Tim ProSDA Mr. Mees, ProSDA Sulawesi Utara Pak Kusrianto dan PF-KO mengenai Rencana Kerja untuk Provinsi Sulawesi Utara. Mengikuti Gladiresik acara Kick Off Lokakarya PPSP Provinsi Sulawesi Utara. Tanggal 3 April 2012. Mengikuti Acara Kick Off (Lokakarya PPSP Provinsi Sulawesi Utara 2012) sebagai acara awal bagi CF AT, dan penyerahan CF PF ke Provinsi dan Kabupaten/Kota secara serentak. Untuk tahun ini ada 7 Kabupaten/ Kota yang resmi mengikuti Program PPSP dengan didampingi CF KO dan CF AT. Dalam ini ada Penetapan Rencana Kerja Penyusunan Buku Putih Bulan April 2012, Kesepakatan Rencana Internalisasi dan Lokalatih I untuk Kabupaten/ Kota, dan Pengumpulan SK Pokja salah satunya Kota Kotamobagu. Tanggal 4 April 2012 . Mendapat Arahan dari Satker PLP Bidang Cipta Karya oleh Bapak Raymond Kodoati tentang Rencana Penanda tanganan Kontrak dan penjelasan akan Hak dan Kewajiban dari PF-CF selama di lokasi kegiatan masing-masing.
27

LAPORAN AKHIR
Dokumentasi Kick Off (Lokakarya PPSP Provinsi Sulawesi Utara

2012

Kegiatan pada Minggu Kedua April (9-15 April 2012) adalah menanda tangani Kontrak dan mengambil Surat Tugas. Saat itu juga CF dimintakan untuk membawa fotocopy NPWP dan Buku Rekening Mandiri untuk penyaluran gaji. CF AT mulai berkoordinasi dengan CF KO untuk rencana pertemuan dengan Pokja Kota Kotamobagu. Namun sebelumnya CF AT masih berkoordinasi dengan PF KO karena harus mempelajari langkah awal yang harus dilakukan serta hal-hal yang harus dibaca berhubung belum mendapat training tentang PPSP secara khusus. Berkoordinasi dengan ProsDA mengenai alamat email masing-masing CF guna mendapatkan berita tentang NAWASIS. Kegiatan Minggu Ketiga April (16-22 April 2012) adalah ke lokasi kegiatan. Hari kerja pertama pada minggu berjalan CF AT bersama CF KO menemui Pokja Kota Kotamobagu di Kantor BAPPEDA dengan membawa Surat Tugas masing-masing. Membicarakan tentang ruang sekretariat Pokja PPSP dan CF, Rencana rapat Pokja dengan CF. Hari kedua ke Kantor Sekretariat Daerah menemui Ketua Pokja bersama CF KO untuk memberitahukan bahwa PPSP Kota Kotamobagu harus segera berjalan sesuai dengan jadwal kerja yang telah ditetapkan bersama pada saat Kick Off dan dengan seijin Ketua Pokja untuk menetapkan tanggal kepastian mengenai Acara Internalisasi dan Lokalatih I bagi Pokja Kota Kotamobagu. Pada hari ketiga hingga kelima diadakan kunjungan ke tim pengarah Pokja PPSP untuk menyampaikan rencana kerja dan persiapan acara internalisasi dan Lokalatih I. Mengecek ke SKPD

28

LAPORAN AKHIR

2012

terkait PPSP untuk menyediakan staf khusus guna kelancaran kegiatan. Untuk Kantor secretariat berada di Kantor BAPPEDA dan Staf khusus yang bertanggung jawab penuh ada 2 orang. Setelah mengetahui pihak-pihak yang terlibat maka di cek juga siapa-siapa yang telah mengikuti pelatihan untuk PPSP dan EHRA. Karena sebelum CF ditempatkan ke lokasi, Pokja yang sudah mengikuti pelatihan sebelumnya dan sudah tahu apa-apa yang harus dipersiapkan salah satunya Buku Putih Sanitasi dan EHRA. Membuka web Nawasis untuk melihat Program Kerja Kota Kotamobagu, memperkenalkan kepada staf penanggungjawab untuk selalu mengupdate perkembangan yang ada. Setelah mengetahui kemajuan PPSP Kota Kotamobagu, maka dibuat undangan khusus untuk Acara Internalisasi dan Lokalatih I sesuai dengan Pedoman Fasiltasi Penyusunan Buku Putih dengan di tanda tangani oleh Ketua Pokja kemudian di salurkan ke Pokja yang terlibat sesuai SK Walikota. Acara disepakati tanggal 23 April hari Senin. Memberitahukan serta memberi Undangan ke PF bahwa acara Internalisasi dan Lokalatih I untuk Pokja Kota Kotamobagu jadi dilaksanakan pada Minggi terakhir bulan April. Kegiatan Minggu Keempat April (23 - 29 April 2012) adalah Acara Internalisasi dan Lokalatih I tanggal 23 April dengan di hadiri oleh Anggota Pokja Kota Kotamobagu sesuai SK Walikota. Namun tidak semua yang hadir. Sesuai SK jumlah anggota Pokja adalah 35 orang namun yang mengikuti hanya + 20 orang. Dalam acara ini penting karena merupakan langkah awal yang menjadi kewajiban bagi setiap anggota pokja yang terlibat. PF dan ProsDA juga hadir sebagai Narasumber. Di akhir acara telah ditandangani Rencana Kerja PPSP Kota Kotamobagu sebagai tanda awal keseriusan dalam melaksanakan program Sanitasi di Kota Kotamobagu. Sesudah acara dilakukan pengecekan ke anggota pokja yang tidak hadir untuk ditindaklanjuti agar tidak menghambat acara kedepan. Bersama CF KO mulai melakukan agenda kerja masing-masing dimulai dengan Pengecekan pembuatan Buku Putih khusus Bab 1, 2 dan 3 selanjutnya mengecek Absen, Dokumentasi dan pembuatan laporan progress bulan April ke Kasatker PPLP PU Provinsi Sulawesi Utara dan PIU Teknis. Selain itu juga mendampingi pokja untuk mengisi data-data profil Kota Kotamobagu ke Web Nawasis.

29

LAPORAN AKHIR
Dokumentasi Internalisasi dan Lokalatih I

2012

Dokumentasi Praktek Lokalatih I

B.

BULAN KEDUA (MEI) Pada bulan kedua Minggu Pertama Mei (30 April 6 Mei 2012) CF AT

mendapat Undangan Rapat Progres I Program PPSP dari Direktur PPLP, dimana acaranya akan dilaksanakan tanggal 3-4 Mei di Jakarta. Pada acara ini setiap CF AT Kab/Kota di seluruh Indonesia dibekali secara teknis tentang hal-hal yang harus dilakukan dan harus menyesuaikan dengan jadwal nasional. Selain itu juga melaporkan hasil perkembangan PPSP Kab/Kota masing-masing. Sementara pada saat hampir bersamaan ada pelatihan EHRA tingkat provinsi tanggal 4-6 Mei di Manado. CF AT hanya bisa mengikuti acara pada tanggal 5 Mei, dengan pemateri dari USDP serta Dinas Kesehatan Provinsi Sulut. Banyak hal yang dapat dipelajari, berhubung bagi CF AT ini adalah sesuatu yang baru sejak bertugas.
30

LAPORAN AKHIR
Dokumentasi Progres I PPSP Tahun 2012

2012

Pada Minggu ke dua di bulan Mei (7-13 Mei 2012) bersama CF KO menindak lanjuti hasil pelatihan EHRA ke Pokja Kota Kotamobagu. Ke Dinas Kesehatan untuk membuat Rencana Kerja EHRA dan mengecek kesediaan Dana untuk Pelatihan EHRA. Bersama CF KO untuk berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan sebagai penanggung jawab dalam Pelatihan EHRA. Rapat dengan Tim Teknis.
Dokumentasi Acara Sosialisasi Program Penyehatan Lingkungan Provinsi Sulawesi Utara

Minggu ketiga (14-20 Mei 2012) pada hari pertama kerja melakukan rapat dengan Tim Teknis pokja Kota Kotamobagu guna menyusun Tim Teknis untuk pelaksanaan EHRA. Mengecek Rencana Kerja untuk EHRA apakah sudah ditandatangani oleh Kadis Kesehatan serta persetujuan penyusunan Tim Teknis EHRA dengan dikeluarkannya SK Pokja No. 47. Setelah semua bisa ditangani tidak

31

LAPORAN AKHIR

2012

lupa juga mengecek perkembangan penyusunan Buku Putih Sanitasi dan meminta nama-nama yang terkait langsung dengan Sanitasi untuk terlibat langsung dalam penyusunan BPS Kota Kotamobagu. Minggu keempat (21-27 Mei 2012) sesuai dengan Rencana Kerja mulai dilakukan survey lapangan untuk kelengkapan data-data sekunder. Mengecek kesiapan panitia Tim Teknis EHRA dalam rangka persiapan Pelatihan EHRA serta Rapat khusus untuk Pokja Kota Kotamobagu. Dokumentasi Rapat Koordinasi Dan Pelatihan EHRA Pokja AMPL Program PPSP Kota Kotamobagu

Pada Minggu kelima (28 Mei 3 Juni 2012) yang dilakukan adalah mengecek undangan yang telah disebarkan ke anggota Pokja Kota Kotamobagu serta kesiapan materi dan dana. Untuk EHRA yang diundang para kader kesehatan (calon enumerator) yang biasa membantu Dinas Kesehatan dimana setiap Kelurahan/Desa

32

LAPORAN AKHIR

2012

diwakili oleh 2 orang ibu. Rapat Pokjanis dan Pelatihan EHRA dibuat pada hari yang sama yaitu 31 Mei 2012. Acara dibuka oleh Assisten 2. Sesudah acara dibuatkan laporan pertanggung jawaban dan laporan bulanan bagi CF untuk dilaporkan ke Kasatker PPLP Provinsi Sulawesi Utara. Serta mendampingi Pokja untuk selalu mengupdate perkembangan profil daerah dan rencana PPSP ke Nawasis Info.
Dokumentasi Diskusi Bersama Tim Teknis

C.

BULAN KETIGA (JUNI) Sejak mengikuti Acara Progres I PPSP, ada beberapa hal yang mendorong CF

AT untuk banyak belajar lagi tentang PPSP terutama ada format laporan yang harus disesuaikan. Terutama untuk laporan mingguan dan bulanan bagi CF, sehingga format untuk semua CF di seluruh Indonesia sama. Dokumentasi Acara Coaching tanggal 4-5 Juni

33

LAPORAN AKHIR

2012

Pada minggu pertama (4 10 Juni 2012) mengecek hasil pendataan Kuisioner EHRA, yang sedianya diberi waktu 15 hari kerja. Tanggal 4-5 Juni CF AT harus mengikuti Coaching di Manado. Hal ini penting karena CF AT merasa ada begitu banyak hal yang belum di pahami, sehingga wajar selama coaching ada hal-hal yang ditemukan di lokasi kerja langsung di bahas dan mendapatkan solusi guna memperbaiki kinerja. Berkoordinasi dengan CF KO untuk mengecek perkembangan secara langsung terutama pendataan kuisioner EHRA oleh enumerator di lokasi yang sudah ditetapkan pada saat pelatihan EHRA. Minggu kedua bulan Juni (11 17 Juni 2012) diawali dengan Rapat Teknis guna mengevaluasi perkembangan PPSP Kota Kotamobagu. Dalam rapat dibahas tentang pelatihan untuk entri data EHRA Khusus EHRA tetap di pantau guna kelancaran pendataan. Pada Rapat disepakati bahwa yang mengentri data adalah peserta dalam rapat Tim Teknis karena setelah Rapat diadakan pelatihan langsung. Yang mengentri data adalah Staf dari Dinas PU, Bappeda dan CF. Selama minggu kedua sudah ada kuisioner yang selesai diiisi, sehingga para entry data langsung mencobanya dan jika ada masalah bisa diselesaikan secara cepat. Kepada tim teknis EHRA juga didampingi untuk membuat laporan EHRA sesuai panduan. Mendapat laporan dari PF KO tentang hasil teleconference bahwa Sulut mendapat Apresiasi sebagai Provinsi yang menyampaikan laporan terlengkap dan dijadikan contoh di wilayah Sulawesi dan Maluku. Dokumentasi Rapat Bidang Teknis dan Tim Teknis EHRA 12 Juni 2012

34

LAPORAN AKHIR
Dokumentasi Pelatihan Entry Data bagi Anggota Tim Teknis EHRA

2012

Pada minggu ketiga (18 24

Juni 2012) mendapat email dari ProsDa

mengenai Petunjuk mengentri data dan Analisa Hasil Data EHRA. Setelah mempelajari, dibagikan kepada Tim Teknis EHRA untuk segera diterapkan. Sambil mengentri data, tidak lupa untuk mengecek Data data lain yang harus dilengkapi dalam Buku Putih Sanitasi. Bersama anggota tim teknis membahas kemajuan Bab III BPS dan kendala yang dihadapi. Mempelajari langkah-langkah yang harus dibuat dalam pembuatan DSS dengan memberikan buku petunjuk Manual B serta materi pembekalan yang sudah diberikan kepada anggota tim yang akan menyusun BPS. Bersama CF KO membahas cross chek lapangan yang sudah dilakukan oleh tim teknis EHRA terutama para sanitarian (supervisor). Bersama Anggota Pokjanis membahas kemungkinan pergeseran anggaran yang akan terjadi dalam penyusunan lanjutan terutaman tentang SSK dan MPSS serta kegiatan public yang harus dipersiapkan jauh-jauh sebelum pelaksanaannya. Minggu keempat (25 Juni 01 Juli 2012) Bersama Pokjanis membahas

pembuatan Diagram Sistem Sanitasi khusus untuk Kota Kotamobagu. Membahas beberapa kendala saat mengentry data, terutama keterlambatan yang menghambat pelaporan EHRA. Bersama Kaban (Sekretaris Pokja PPSP) membahas perkembangan pelaporan dan kemajuan Buku Putih Sanitasi serta kendala yang ada. Koordinasi dengan PF KO mengenai Data Pengalaman Kerja berkaitan dengan PPSP bagi CF untuk di email atas permintaan Team Leader kp.piutek. Memeriksa dan menyusun Entry Data berdasarkan backup yang masuk dan diemail ke ehra2012@gmail.com. Menerima Email dari PPSP EHRA tentang pemberitahuan kelengkapan entry data berdasarkan format yang harus diisi. Mengingatkan Pokja menyurat ke PDAM guna melengkapi data-data yang belum masuk di Buku Putih Sanitasi. Membuat laporan bulanan untuk dilaporkan ke Kasatker provinsi dan PIU Teknis.

35

LAPORAN AKHIR
D. BULAN KEEMPAT (JULI)

2012

Minggu pertama (02 - 08 Juli 2012) mendampingi Anggota Pokjanis PPSP Kota Kotamobagu ke Kantor BLH, PU untuk konfirmasi kehadiran pada acara tanggal 5-7 Juli di acara Workshop Pembekalan I PPSP tingkat Sulawesi Utara. Melakukan Survey Lokasi TPA Kota Kotamobagu di Kelurahan Poyowa Kecil, melakukan survey kebiasaan BABS ke Sungai-sungai yang ada di seputaran Kota Kotamobagu, mengecek Data di PDAM Kota Kotamobagu, mengecek Pembuangan Limbah di Tempat Pembuatan Tahu dan Tempe di Motoboi, mengecek Data PHBS di Puskesmas Gogagoman, mengecek Data Kegiatan di Panti Asuhan Kelurahan Mongkonai, Mengecek Data Limbah dan Kesiapan BLH dalam Acara Workshop Pembekalan I Pokja AMPL/PPSP Kabupaten/ Kota, Mengecek Data PHBS di Kantor PKK Kota Kotamobagu. Mengikuti dan Mendampingi Pokja AMPL Kota Kotamobagu dalam Acara Workshop Pembekalan I Pokja AMPL/PPSP Kabupaten/ Kota. Untuk TPA sudah ada tempat pengelolahan tinja, namun tidak di fungsikan sejak Kota Kotamobagu dimekarkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan penjaga setempat sebenarnya jika difungsikan sejak awal tidak akan rusak, karena alat-alat tersebut harus berfungsi terus guna pemeliharaan, dan akan sangat menguntungkan bagi Kota setempat. Dokumentasi Survey Lapangan Tempat Industri Tahu Tempe,

Kebiasaan BABS dan Pembuangan Limbah Rumah Tangga ke sungai

36

LAPORAN AKHIR
Lokasi TPA, Pengolahan Kompos Pembuatan

2012

Dinas PU, BLH, dan Puskesmas

Kunjungan ke Kantor PKK

37

LAPORAN AKHIR
Dokumentasi Acara Pembekalan I Pokja AMPL Kabupaten/Kota (Workshop Penjaminan Mutu Buku Putih Sanitasi) Provinsi Sulawesi Utara Tanggal 5-7 Juli 2012

2012

Minggu kedua (09 - 15 Juli 2012) bersama PF KO membicarakan Persiapan ke Acara Refreshing PF/CF MPSS tanggal 13-17 di Hotel Sentral Jakarta berhubung PF AT belum bisa mengikuti acara tersebut. Berkoordinasi dengan CF KO mengenai perkembangan kegiatan yang harus dilakukan oleh Tim Teknis EHRA mengenai Data-Data penunjang yang masih kurang. Dan berkoordinasi dengan Pak Devi selaku Koordinator Tim EHRA mengenai permasalahan dalam entry Data. Hal ini diketahui ketika mengirimkan hasil entri melalui email ke PPSP EHRA. Bersama Tim Entri Data dari Dinas PU Kota Kotamobagu membahas kembali dengan melihat kesalahan Input Data EHRA dengan merekap kembali Data Kuisioner EHRA sesuai arahan PPSP EHRA. Dalam minggu berjalan CF AT mendapat kepercayaan mewakili PF AT mengikuti Acara Penyegaran Fasilitator Provinsi Program PPSP.

38

LAPORAN AKHIR
Dokumentasi Acara Refreshing Tenaga Ahli Fasilitator Provinsi Tanggal 13-15 Juli 2012 di Hotel Sentral Jakarta

2012

Minggu ketiga (16 - 22 Juli 2012) hari pertama dan kedua masih mengikuti Penyegaran Fasilitator Provinsi Program PPSP di Jakarta. Sambil berkoordinasi dengan CF KO mengenai perkembangan Buku Putih Sanitasi terutama Bab V dan Pendataan EHRA. Sekembali dari acara Refreshing langsung menghubungi PF AT untuk menyerahkan semua Buku dan diskusi mengenai hal-hal yang telah di dapat selama refreshing. Kembali ke Kota Kotamobagu mendampingi Pokjanis untuk menyelesaikan Buku Putih dan menyelesaikan permasalahan hasil EHRA. Mengecek perkembangan Nawasis (ppsp.nawasis.info) ke Operator untuk selalu mengupdate perkembangan Buku Putih. Menghadap Sekretaris Pokja untuk menanda tangani Surat Pengantar dalam rangka mengikuti Acara Pelatihan Penyegaran Fasilitator Kabupaten/ Kota Ahli Teknis Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota PPSP tanggal 23-27 Juli 2012, Berkoordinasi dengan staf Satker PPLP Provinsi Sulawesi Utara mengenai Surat Tugas CF AT Kota Kotamobagu dalam mengikuti acara
39

LAPORAN AKHIR

2012

Pelatihan Penyegaran Fasilitator Kabupaten/ Kota Ahli Teknis Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota PPSP tanggal 23-27 Juli 2012. Berkoordinasi dengan CF AT se-Kabupaten/Kota peserta PPSP Provinsi Sulawesi Utara dalam persiapan keberangkatan. Dokumentasi Acara Refreshing PF/ CF MPSS Gelombang I Tanggal 16-17 Juli 2012

Pada Minggu keempat (23 - 29

Juli 2012) mengikuti Acara Pelatihan

Penyegaran Fasilitator Kabupaten/ Kota khusus Ahli Teknis Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota PPSP selama 5 hari di Jakarta. Dalam kesempatan ini CF AT berkonsultasi dengan EHRA Pusat mengenai permasalahan EHRA Kota Kotamobagu hingga mendapatkan solusinya. Koordinasi dengan CF KO masih mengenai perkembangan perbaikan Study EHRA. Koordinasi dengan Pokjanis mengenai perkembangan pembuatan Buku Putih memberitahukan adanya Perangkat QA terbaru. Koordinasi dengan CF KO mengenai Laporan Bulanan. Sekembali ke Menado koordinasi dengan PF mengenai format pengisian laporan bulanan. Dimana untuk laporan bulanan CF KO dan CF AT sudah dibuat menjadi satu buku. Dokumentasi Pelatihan Refreshing CF AT Gelombang III Tanggal 23-27 Juli 2012

40

LAPORAN AKHIR

2012

D.

BULAN KELIMA (AGUSTUS) Pokja Kota Kotamobagu sejak mengikuti Acara Pembekalan dan Penjaminan

Buku Putih ada 5 orang yang mewakili SKPD terkait yaitu dari Bappeda, PU, BLH, Dinas Tata Kota (Kebersihan) dan Dinas Kesehatan. Kelima orang ini sudah berkomitmen bahwa setiap minggu berjalan ada pertemuan dan saling berkoordinasi guna kelancaran pembuatan Buku Putih Sanitasi. Dalam penentuan lokasi EHRA saat pelatihan lalu, ternyata ada perbedaan pemahaman setelah di kirimkan hasilnya ke PPSP EHRA. Dan diminta kepada Tim Teknis EHRA untuk mengecek kembali sesuai petunjuk dengan menetapkan kembali 10 lokasi guna pendataan ulang EHRA. Jadi pada minggu pertama bersama Pokja kembali mengedarkan Kuisioner melalui enumerator dimana setiap desa/kelurahan yang dibagi harus 40 kuisioner. Minggu kedua, sambil menunggu hasil kuisioner yang sudah disebarkan, Tim 5 yang sudah terbentuk mulai menyiapkan Draft Buku Putih untuk dibahas dalam Rapat Pokja. Tim Entry Data mulai mengisi data-data kuisioner yang sudah terkumpul setelah itu CF AT membantu Tim Teknis EHRA untuk sama-sama membuat hasil analisa sesuai dengan petunjuk yang sudah diberikan saat refreshing

41

LAPORAN AKHIR

2012

untuk CF AT. Ada 400 kuisioner yang harus diinput sehingga Tim Entry Data membagi secara merata sehingga bias cepat diselesaikan. Tim Pokja mendapat kunjungan dari ProsDA dan PF KP untuk menanyakan perkembangan Buku Putih dan EHRA. Tim Teknis mulai menyiapkan surat untuk mengundang para Tim Pengarah yang tergabung dalam Pokja PPSP Kotamobagu untuk Rapat pada tanggal 14 Agustus. Dokumentasi Koordinasi dengan Tim 5 PPSP Kota Kotamobagu

Pada minggu ketiga, undangan untuk tim pengarah sudah diedarkan, tim 5 mulai memeriksa hasil draft Buku Putih dan melihat kembali data-data yang masih kurang berdasarkan template yang ada. Hasil analisa EHRA masih dalam proses. Hari Selasa Rapat Pokjanis berjalan sesuai jam dan Tim Pengarah di hadiri oleh Kadis Kesehatan sementara yang laiinya hanya diwakili oleh staf yang terkait. Untuk tim 5 lengkap. Dalam rapat ini diungkapkan tentang masalah EHRA, dan sudah dalam proses perbaikan. Data-data dalam Buku Putih terutama dari pendidikan masih kurang sehingga dimintakan kepada SKPD yang hadir untuk segera melengkapi dan memberikannya kepada Tim 5. Dibahas juga untuk pertemuan dengan Dewan dalam rangka memperkenalkan Sanitasi. Dan kepada anggota pokja yang tidak hadir diminta untuk ditindak lanjuti agar mereka mengetahui bahwa perkembangan PPSP Kota Kotamobagu sudah pada tahap Buku Putih dan mulai mempersiapkan uji public sesuai dengan rencana kerja awal.

42

LAPORAN AKHIR
Dokumentasi Rapat Konsultasi Tanggal 14 Agustus 2012 dengan Tim Pengarah Pokja PPSP KK

2012

Pada minggu keempat, merupakan Hari Besar Umat Islam (Idul Fitri) yang hampir semua anggota Pokja akan merayakannya. CF AT dalam hal ini membantu menyelesaikan hasil analisa EHRA, setelah selesai diemailkan ke PPSP EHRA untuk melihat perkembangan apakah masih ada yang belum sesuai atau perlu dirubah lagi. Cukup cepat tanggapan dari pihak EHRA pusat, karena hasil analisa sudah sesuai dengan harapan mereka. Mengecek kembali isi draft Buku Putih dengan mengecek kembali kesesuaiannya dengan templatenya, serta mengatur kembali susunan table, gambar dan penyesuaian paragraph yang ada. Hasilnya diserahkan kembali ke Pokja/ Tim 5 untuk dilanjutkan kembali dengan melengkapi data-data yang belum ada. Pada minggu kelima, laporan bulanan CF disusun sesuai dengan perkembangan yang ada. Diperoleh selama sebulan ini Tim 5 untuk Pokjanis sudah terbentuk, permasalahan EHRA bisa diselesaikan, Data-data survey dan identifikasi sanitasi Kota Kotamobagu masih kurang, konsultasi dengan Dewan hanya diskusi salah satu anggota komisi mengenai penetapan area beresiko berdasarkan penilaian SKPD. CF AT mendampingi Pokja/ Operator Nawasis untuk mengupload

43

LAPORAN AKHIR

2012

perkembangan Buku Putih Sanitasi. Sesuai Rencana Kerja ada beberapa target tidak sesuai lagi, sehingga menyesuaikan dengan keadaan yang terjadi selama sebulan yang telah lewat. Laporan bulanan CF AT diserahkan ke CF KO dan diteruskan ke Kasatker PPLP Provinsi dan PIU Teknis Pusat.

E.

BULAN KEENAM (SEPTEMBER) Sejak bulan Agustus laporan mingguan untuk tiap CF sudah tidak dilakukan

karena laporan dijadikan satu. Yaitu laporan perbulan dengan ditanda tangani oleh Pokja Kota Kotamobagu dalam hal ini Sekretaris Pokja. Bulan ini laporan mengacu pada kegiatan yang telah dilakukan dan disesuaikan dengan Rencana Kerja CF AT. Adapun kegiatan selama bulan berjalan ini adalah : Setiap senin selama bulan September selalu berkoordinasi dengan Tim 5 yang sudah terbentuk khususnya bidang teknis mengenai perkembangan Buku Putih, Laporan EHRA dan permasalahan yang ditemui. Dokumentasi Lembur Perbaikan & Perampungan Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu Selama Bulan September

44

LAPORAN AKHIR

2012

Mendampingi Pokja dalam menyelesaikan Buku Putih sesuai waktu dan kondisi kerja yang berlangsung selama tidak mengganggu tupoksi masing-masing anggota tim 5. Dan waktu yang diambil sesuai kesepakatan sering dipilih lembur pada jam 7 malam hingga jam 10. Jika sewaktu-waktu ada yang harus di selesaikan sesuai permintaan provinsi maka jam lembur hingga jam 12 malam. Selalu mendampingi dan mengingatkan Pokja/operator Nawasis untuk selalu mengupload perkembangan Buku Putih ke web Nawasis. Mengingatkan ke CF KO untuk konsultasi dengan DPRD Kota Kotamobagu sesuai dengan Jadwal Rencana Kerja yang sudah disepakati. Dokumentasi Audiensi I dengan DPRD Kota Kotamobagu

Koordinasi dengan PF KO mengenai perkembangan Rencana Kegiatan Evaluasi Kemajuan Buku Putih Sanitasi dan PF AT mengenai perbaikan Buku Putih Sanitasi berdasarkan nilai QA yang diperoleh. Bersama Pokja/ Tim 5 melengkapi table pendidikan, peta air minum dan table IRF yang belum ada. Semua ini belum terisi karena Data yang diminta ke SKPD terkait belum masuk, sehingga Pokja bersama CF berinisiatif menjemput secara langsung. Khusus tabel IRF masih kurang dipahami, sehingga mendapat petunjuk. Koordinasi dengan Tim 5 (Bappeda, BLH, PU, Kesehatan dan Tata Kota) mengenai kesiapan untuk menghadiri Rapat Evaluasi Kemajuan Buku Putih Sanitasi. Membantu Pokja dalam mempersiapkan kelengkapan yang harus di bawa pada acara Rapat Evaluasi BPS, berupa Rencana Kerja SSK, draft BPS, ringkasan BPS. Menghadiri Acara Evaluasi (17-18 September 2012) Kegiatan Kemajuan BPS dan SSK serta Coaching bagi CF se Sulawesi Utara

45

LAPORAN AKHIR
Dokumentasi Acara Evaluasi Kemajuan Buku Putih Sanitasi dan Persiapan PPSP Tahun 2013
Hari Pertama (Pokja)

2012

Hari Kedua (Khusus CF)

Rapat dengan DPRD Kota Kotamobagu (24 September). Dalam rapat ini dijelaskan kembali akan pentingnya Sanitasi untuk Kota Kotamobagu, dan apa peran DPRD dalam program Sanitasi ini. Diskusi dengan Sekretaris Pokja tentang Kesiapan Konsultasi Publik BPS. Diksusi ini melibatkan Tim Penanggungjawab Penyusun Buku Putih. Bersama CF KO membuat laporan bulan September. Oleh CF KO diemailkan ke PF KO dengan tembusan Kasatker dan PIU Teknis Pusat.

46

LAPORAN AKHIR
Dokumentasi Rapat Konsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Kota Kotamobagu

2012

F.

BULAN KETUJUH (OKTOBER) Pada bulan ini kegiatan penyusunan Buku Putih Sanitasi diharapkan segera

rampung sesuai arahan dari Tim Panel Nawasis Sulut (pemeriksa) berdasarkan hasil QA sementara nilai untuk Pokja Kota Kotamobagu masih di bawah (C) diharapkan sebelum Uji Publik sudah diperbaiki hingga mendapatkan nilai QA yang baik (A). Sesuai jadwal Rencana Kerja Pokja Kota Kotamobagu untuk Acara Uji Publik seharusnya di bulan Agustus, namun karena nilai QA belum memenuhi dan kegiatan para anggota Pokjanis cukup padat sehingga untuk Uji Publik baru bisa terlaksana pada bulan ini. Berikut kegiatan yang sudah dilakukan oleh CF AT bersama Pokja Kota Kotamobagu: Sesuai komitmen bersama setiap senin tetap berkoordinasi dengan Tim 5 mengenai perkembangan Penyelesaian Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Penyusunan Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu khususnya Bab I dan II. Mengecek perkembangan Laporan EHRA ke ketua Tim Teknis EHRA guna penyelesaian BPS dan pelaporan ke web Nawasis.

47

LAPORAN AKHIR

2012

Masih tetap mendampingi Pokja dalam menyelesaikan Buku Putih dan Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu, untuk waktu disesuaikan dan dipilih lembur pada jam 7 - 10. Jika sewaktu-waktu ada yang harus di selesaikan sesuai permintaan provinsi maka jam lembur hingga jam 12 malam. Dokumentasi Lembur Selama Bulan Oktober 2012

Melakukan pendampingan untuk meng-Upload Perkembangan BPS dan SSK ke web ppsp.nawasis. info. Seharusnya dilakukan setiap hari Kamis selama bulan Oktober 2012. Bersama CF KO melakukan Diskusi kembali dengan Ketua dan Sekretaris Pokja mengenai acara Persiapan Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu pada tanggal 1 dan 4 Oktober 2012. Sesuai pemberitahuan dari PF, CF dimintakan untuk mengecek Kepastian Pak Walikota dan Ketua Pokja Kota Kotamobagu dalam mengikuti Workshop PPSP di Jakarta. Tetap melakukan Koordinasi dengan PF KO mengenai perkembangan rencana kegiatan selama bulan Oktober. Membantu Kesiapan Pokja (Panitia khusus) dalam menyiapkan Acara Konsultasi Publik (Mengecek Kepastian Kehadiran Walikota/ Wakil Walikota) Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu tanggal 11 Oktober bisa terlaksana dengan baik, acara ini dibuka oleh Assisten II Bidang Perekonomian (Wakil Ketua Pokja AMPL/PPSP) Kota Kotamobagu

48

LAPORAN AKHIR
Dokumentasi Acara Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi BPS Kota Kotamobagu 11 Oktober 2012

2012

Mendampingi dan membantu Tim 5 Pokja Kota Kotamobagu dalam melengkapi data-data pada Strategi Sanitasi Kota berupa Pengisian Istrumen SSK1 dan SSK2. Bersama CF KO berkoordinasi dengan Sekretaris Pokja (Kepala Bappeda Kota Kotamobagu) mengenai Kehadiran acara AKKOPSI dan Persiapan Kepastian Rapat Pokja dengan Tim Pengarah serta SKPD yang masuk dalam SK Pokja. Bersama CF KO berkoordinasi dengan Tim 5 (Bappeda, BLH, PU, Kesehatan dan Tata Kota) mengenai kesiapan untuk menghadiri Acara Workshop Penjaminan Mutu SSK. Mengikuti Rapat Pokja (sesuai dengan SK Pokja) Tim Pengarah dan SKPD Kota Kotamobagu 25 Oktober 2012 dalam rangka mengevaluasi hasil kerja Tim 5 dan membahas Rencana Kerja SSK hingga kelengkapan data yang harus dipenuhi.

49

LAPORAN AKHIR
Dokumentasi Rapat Pokja Bersama Tim Pengarah Tanggal 25 Oktober 2012 di Ruang Sekretaris Pokja AMPL/PPSP Kota Kotamobagu

2012

Bersama CF KO membuat Laporan Bulan Oktober setelah selesai di tanda tangani oleh Sekretaris Pokja Kota Kotamobagu. Laporan bulan Oktober diemailkan ke PF KO dengan tembusan Kasatker dan PIU Teknis Pusat. Koordinasi dengan Tim Panel Nawasis Sulut mengenai Kemajuan Penyusunana SSK Kota Kotamobagu Menerima Undangan Acara Workshop Penjaminan Mutu SSK dan menerima pemberitahuan bahwa CF AT harus segera memasukan Dokumen Penawaran yang di kirim melalui e-Proc pada bulan Februari 2012. Bersama Tim 5 menyiapkan data-data yang harus di bawa oleh SKPD terkait Sanitasi sehingga akan membantu dalam mengisi instrument SSK. Serta mengingatkan ke Tim 5 yang harus ikut adalah dari Bappeda, PU, BLH, Persampahan, dan Kesehatan. Menghadiri Acara Workshop Penjaminan Mutu Strategi Sanitasi Kota (SSK) 30-31 Oktober s/d 1 November 2012.
50

LAPORAN AKHIR

2012

Dokumentasi Workshop Penjaminan Mutu Strategi Sanitasi Kota (SSK)

G.

BULAN KEDELAPAN (NOVEMBER) Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu sudah rampung dan sudah di upload ke

web Nawasis. Namun belum di tanda tangani oleh Walikota Kota Kotamobagu. Proses penanda tanganan cukup lama dan harus melalui proses yang sudah berlaku di SKPD Kota Kotamobagu. Pada bulan ini difokuskan ke Buku Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu. Dalam template banyak hal yang belum di pahami oleh Tim 5, karena pada saat workshop penjaminan mutu SSK yang hadir tidak semua anggota Tim 5 yang menyusun Buku Putih Sanitasi. Penanggung jawab utama sedang bertugas keluar daerah. Ada satu yang setia mengikuti namun agak lambat dalam memahami Istrumen SSK 1 dan SSK2 yang sudah dibagikan dan dilatih. Sehingga pada saat penyusunan Buku Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu ada yang belum sinkron dengan Buku Putih Sanitasi. Temuan dari PF AT mengenai ketidaksiknronnya antara Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu segera di tanggapi oleh Tim 5 terutama si penanggung jawab penyusun SSK. Karena tidak mengikuti workshop SSK, maka CF AT berusaha dalam 2 minggu pertama di bulan November mendampingi pokja yang bersangkutan untuk segera mempelajari dan memahami template SSK serta mereview kembali semua yang telah di buat oleh teman-teman Tim 5 saat workshop dan meminta kembali isian Instrumen SSK1 dan SSK2. Hampir setiap minggu dilakukan lembur untuk penyusunan SSK karena agak sedikit rumit bagi

51

LAPORAN AKHIR

2012

Pokja untuk mengisi program-program kerja berdasarkan SKPD terkait, dan harus sering berkonsultasi dengan pimpinannya masing-masing guna melengkapi tabletabel yang ada. Dokumentasi Lembur Selama November 2012

Mendapat surat pemberitahuan dari PIU Teknis (email ke CF) untuk segera melengkapi dan menyelesaikan Buku Putih Sanitasi dan sudah harus di Tanda Tangani oleh Walikota. Diberitahukan juga agar Penyusunan SSK harus segera masuk sebelum tanggal 15 Desember. Hal ini langsung diberitahukan ke Ketua dan Sekretaris Pokja Kota Kotamobagu agar segera menyesuaikan dengan jadwal nasional yang ada. Oleh Koordinator bidang teknis langsung direspon dengan menyesuaikan kegiatan-kegiatan yang berlangsung selama bulan November. Sehingga Tim 5 bisa menyelesaikan Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu sesuai jadwal. Selalu melakukan pendampingan untuk meng-Upload Perkembangan SSK ke Web info.nawasis.ppsp. Bersama CF KO berkonsultasi dan diskusi dengan Ketua dan Sekretaris Pokja mengenai acara Konsultasi Publik Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu. Tetap berkoordinasi dengan PF KO mengenai perkembangan rencana kegiatan selama bulan November (kegiatan Evaluasi Strategi Sanitasi Kota). Menerima kunjungan Prosda Provinsi Sulawesi Utara diruang Wakil Pokja (Ass. 2 Kota Kotamobagu) dan di Kantor Bappeda bersama Tim 5 Pokja PPSP Kota Kotamobagu. Pada kegiataan ini Prosda mengecek perkembangan BPS dan SSK

52

LAPORAN AKHIR

2012

serta rencana kerja Pokja AMPL/PPSP Kota Kotamobagu, pada saat itu juga mengingat secara nasional SSK harus segera dirampungkan maka disepakati bahwa antara 23-30 Pokja Kota Kotamobagu siap Konsultasi Publik SSK. Dokumentasi Pertemuan Prosda Dengan Wakil Pokja PPSP Kota Kotamomobagu (22 November 2012)

Dokumentasi Pertemuan Prosda Dengan Tim 5 Pokja PPSP Di Ruang Bappeda Kota Kotamobagu (22 November 2012)

Bersama Tim 5 meng-Evaluasi Hasil Perkembangan SSK, guna mempersiapkan Acara Konsultasi Publik SSK. Membantu Pokja (panitia khusus) mempersiapkan ringkasan SSK, Undangan SKPD terkait, Undangan Tamu, Undangan ke Pokja Provinsi, Kasatker PPLP, ProSDA, BUMN, Akademisi dan yang terkait dengan Sanitasi. Bersama Pokja menyiapkan bahan presentasi yang akan dibawakan oleh ketua Pokja. Semua dilakukan guna penyesuaian dengan jadwal rencana kerja SSK. Dalam bulan berjalan selama penyusunan SSK ada miskomunikasi dalam persiapan penyelenggaraan Uji Publik SSK. Beberapa pertimbangan telah dilakukan namun CF AT hanya bisa membantu sebisanya kepada Pokja Kota Kotamobagu. Syarat untuk menyelenggarakan Uji Publik SSK adalah melihat hasil QA dan isian Matriks Kerangka Kerja Logis (KKL). Pokja Kota Kotamobagu belum mengetahu
53

LAPORAN AKHIR

2012

hasil perkembangan terakhir untuk nilai QA dari Tim Panel Nawasis Sulut. Nilai yang ada sebelumnya masih mengacu pada hasil workshop akhir bulan Oktober. Namun sudah bisa menilai sendiri kemampuan mereka berdasarkan J-QA yang ada pada mereka. Serta mempertimbangkan jadwal kerja yang padat untuk SKPD terkait maka Acara untuk Konsultasi Publik Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu tanggal 29 November 2012 berjalan sesuai kesepakatan Pokja. Pokja Provinsi, PPLP Provinsi dan ProSDA tidak hadir dalam acara ini. Semula acara ini akan dibuka oleh Pak Walikota, namun beliau harus menghadiri pertemuan dengan Gubernur Sulut. Dokumentasi Acara Konsultasi Publik SSK Di Aula Kantor Walikota Manado

Bersama CF KO menyiapkan dan membuat Laporan Bulan November. Laporan oleh CF KO diemailkan ke PF KO dengan tembusan Kasatker dan PIU Teknis Pusat.

54

LAPORAN AKHIR
H. BULAN KESEMBILAN (DESEMBER)

2012

Pada minggu pertama dan kedua, SKPD terkait penyusunan Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu masih konsisten dengan jadwal dan Rencana Kerja yang sudah disepakati. Pada minggu ketiga dan keempat Pokja yang tergabung dalam Tim 5 disibukkan dengan tupoksi masing-masing, sehingga dalam penyusunan SSK agak terhambat dan tidak sesuai lagi dengan harapan awal. Draft Buku Strategi Sanitasi sudah harus diuploap ke Nawasis tanggal 15 sesuai dengan permintaan dari PIU Teknis. CF sudah harus membuat laporan akhir sebagai hasil evaluasi selama menjalankan tugas PPSP di wilayah penempatannya. Dokumentasi Evaluasi Pelaksanaan Program PPSP dan Sosialisasi Roadmap Sanitasi Provinsi Sulawesi Utara 6 Desember 2012

Sesuai

permintaan

Pokja

Provinsi,

Pokja

Kota

Kotamobagu

harus

mempersiapkan materi Sosialisasi SSK pada acara Evaluasi Program PPSP dan Sosialisasi Roadmap Sanitasi Provinsi Sulawesi Utara tanggal 6 Desember 2012 (CF AT bersama Tim 5 harus lembur untuk bisa menyelesaikan Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu). Ketua Pokja Kota Kotamobagu turut hadir dalam acara ini lengkap dengan Anggota Tim 5. Presentasi Tim 5 Pokja Kota Kotamobagu untuk Sosialisasi Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu berjalan dengan baik. Hasil evaluasi untuk PPSP

55

LAPORAN AKHIR

2012

Kota Kotamobagu cukup berhasil sehingga bisa mendorong kabupaten lain untuk bisa memajukan Provinsi Sulawesi Utara menjadi lebih baik. Draft Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu dalam pengisian program kegiatan masih terkendala pada sumber pendanaan dari non pemerintahan. Serta ada beberapa narasi belum semua terisi. Hasil pemeriksaan untuk Buku SSK dari Tim Nawasis Sulawesi Utara belum ada, sehingga Pokja PPSP Kota Kotamobagu melalui Tim 5 belum maksimal. Seharusnya juga hasil program kegiatan sudah harus mendapat masukan dari Pokja Provinsi sehingga SSK untuk Kota Kotamobagu akan maksimal. Pendampingan dalam mengupload hasil Draft SSK berdasarkan perkembangan terakhir sudah dilaksanakan oleh operator Nawasis Kota Kotamobagu. Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu lembaran pengesahan baru berhasil mendapat tanda tangan Bapak Walikota pada minggu terakhir bulan Desember. Untuk Buku Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu lembar pengesahan sedang dalam proses. Sehingga bagi CF AT merasa tugas pendampingan untuk Pokja Kota Kotamobagu belum maksimal, ada yang belum rampung. Tanggung jawab belum selesai apabila ada hal-hal yang diminta oleh Satker PPLP Provinsi belum terpenuhi. Dokumentasi Lembur Selama Desember 2012

Bersama CF KO menyiapkan dan membuat Laporan Bulan Desember. Laporan oleh CF KO diemailkan ke PF KO dengan tembusan Kasatker dan PIU Teknis Pusat.

56

LAPORAN AKHIR

2012

Bagian Kelima

A.

PROGRES PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN BUKU PUTIH Kemajuan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu dapat dilihat

pada table dibawah ini :


No 1 2 2.1 2.2 2.3 2.4 3 3.1 3.2 Kegiatan Progres Internalisasi dan Penyamaan Persepsi 100% Penyiapan Profil Wilayah 100% Penyepakatan Area Identifikasi kebutuhan data sekunder Penyepakatan data sekunder Penyusunan profil wilayah Penilaian Profil Sanitasi 100% Pemetaan sistem dan tingkat layanan sanitasi Pelaksanaan studi EHRA Pelatihan Enumerator Pengolahan Data (input data) Pelaksanaan survei/studi/kajian spesifik Identifikasi rencana pembangunan sanitasi eksisting Penetapan Prioritas Pengembangan Sanitasi 100% Penetapan area berisiko data sekunder dan penilaian SKPD Penetapan area berisiko berdasarkan EHRA Penetapan Prioritas Pengembangan Sanitasi Awal Verifikasi ke lapangan Konsultasi dengan SKPD terkait Penetapan Prioritas Pengembangan Sanitasi Final Finalisasi Buku Putih 100% Penulisan ringkasan Buku Putih Konsultasi kepada Tim Pengarah Konsultasi dengan DPRD Konsultasi Publik Finalisasi dan Pengesahan Pelaksanaan Penjaminan Mutu oleh Fasilitator Kab/Kota

3.3 3.4 4 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 5 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6

57

LAPORAN AKHIR
B. PROGRES PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN SSK

2012

Kemajuan penyusunan Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu dapat dilihat pada table dibawah ini :
No 1. 2. 3. 3.1 3.2 3.3 4. 4.1 5. 5.1 5.2 6. 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5 7. 7.1 7.2 7.3 7.4 8. Kegiatan Pengkajian Buku Putih / Pembekalan I Penyusunan Bab I (Pendahuluan) Penyusunan Bab II (Kerangka Pengembangan Sanitasi) Perumusan Visi dan Misi Sanitasi dan Startegi Umum Penetapan Zona Sanitasi dan Sistem Sanitasi Kota Kotamobagu Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi Penyusunan Bab III (Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi) Formulasi Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi Penyusunan Bab IV (Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi) Penyusunan Ringkasan Progam dan Kegiatan Sanitasi Penyusunan Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik, Persampahan, Drainase, PHBS dan Promosi Higiene Penyusunan Bab 5 (Strategi Monev) Konsultasi dengan Forum SKPD dan Tim Pengarah Konsultasi dengan DPRD Konsultasi dengan Provinsi Konsultasi dengan Masyarakat Finalisasi Program Kegiatan Finalisasi SSK Penulisan Ringkasan SSK Konsultasi dengan Tim Pengarah (Daerah dan Provinsi) Konsultasi Publik Penilaian Akhir SSK Finalisasi dan Pengesahan Walikota Progres 100% 100% 100%

100%

95%

100%

95%

Belum ada 50%

Pada bagian 5 Penyusunan Bab IV progress baru 95% karena Pendanaan dari non pemerintah untuk setiap sub sector baik Drainase, Air Limbah Domestik, Persampahan dan PHBS dan Promosi Higiene belum masuk. Begitu juga dengan Finalisasi Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu belum ada penilaian akhir dari Tim Panel Nawasis Provinsi Sulawesi Utara, namun proses penanda tanganan lembar pengesahan sudah berjalan.

58

LAPORAN AKHIR
C. PROGRES PENYUSUNAN DOKUMEN BUKU PUTIH DAN SSK

2012

Jadi dengan melihat progress dari Penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasis Kota Kotamobagu secara ringkas dapat dilihat pada tebel berikut :
NO 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 KOTA KOTAMOBAGU BUKU PUTIH SANITASI Bab 1 : Pendahuluan Bab 2 : Gambaran Umum Wilayah Bab 3 : Profil Sanitasi Wilayah Bab 4 : Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini dan Yang Direncanakan Bab 5 : Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi STRATEGI SANITASI KOTA KOTAMOBAGU Bab 1 : Pendahuluan Bab 2 : Kerangka Pengembangan Sanitasi Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Bab 4 : Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Bab 5 : Strategi Monev PROGRES 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 95% 100%

59

LAPORAN AKHIR

2012

Bagian Keenam

Kesimpulan yang dapat diambil selama kegiatan PPSP di Kota Kotamobagu adalah sebagai berikut : CF AT menyadari bahwa pada awal permulaan kerja masih banyak yang harus dipelajari akan Tugas dan Tanggung Jawab seorang CF. Sehingga masih harus mempelajari Bahan-bahan hasil TOT PPSP dari teman-teman PF CF yang mengikuti sebelumnya. CF AT mempelajari SK Pokja Kota Kotamobagu, ditemukan bahwa sebagian anggota Pokja yang terlibat belum memahami peran dan tugasnya di PPSP. Dalam SK Pokja Kota Kotamobagu yang disebutkan adalah jabatan SKPD terkait tidak menyangkut nama orang, sementara ada beberapa yang sudah terlibat dalam PPSP sebelumnya, sudah tidak terlibat lagi karena posisi jabatannya terjadi pergantian. Rencana Kerja yang sudah disepakati pada Acara Kick Off di Manado berubah ketika akan disahkan pada Acara Internalisasi dan Lokalatih I. Pada Acara Internalisasi dan Lokalatih I tidak semua anggota Pokja Kota Kotamobagu hadir, padahal Acara ini penting untuk memahami peran dan tanggungjawab anggota Pokja dalam keterlibatan Kota Kotamobagu pada PPSP dan ini sudah di satukan pada hari yang sama mengingat setiap anggota Pokja masih mempunyai tugas dan tanggung jawab lainnya. CF AT menyarankan kepada Pokja Kota Kotamobagu untuk menunjuk salah satu staf yang akan bertanggung jawab dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi. Jika mengikuti Panduan Acara Lokalatih I terutama dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi, sudah tidak sesuai dengan Modul yang ada. Namun guna

60

LAPORAN AKHIR

2012

mengantispasi setiap tahapan yang ada CF AT berusaha membantu Pokja PPSP Kota Kotamobagu khususnya kepada staf penanggung jawab penyusun BPS untuk selalu berada pada jadwal kerja dan target yang harus dicapai. CF AT melihat ada beberapa hal yang belum dilakukan oleh Pokja Kota Kotamobagu terutama dalam penyediaan Dana khusus survey dan PMJK serta Data Primer pendukung Buku Putih. Seiring waktu berjalan program kerja Pokja AMPL/ PPSP Kota Kotamobagu yang sudah disepakati dalam Rapat Pokja dan Pelatihan EHRA secara umum berjalan sesuai proses namun tidak sesuai dengan tanggal yang sudah ditetapkan. Pada pelatihan EHRA ada beberapa tahapan tidak dilaksanakan, dan terjadi perbedaan persepsi/ pemahaman. Semua diserahkan ke Dinas Kesehatan selaku penanggung jawab utama. Awalnya pada penyampaian hasil EHRA Kota Kotamobagu tidak sesuai dengan Tata Cara penentuan lokasi dan pengambilan jumlah kuisioner, setelah mendapat petunjuk dari PPSP EHRA pusat segera dirubah dan disesuaikan petunjuk yang ada sehingga hasil analisa EHRA Kota Kotamobagu bisa menjadi kabupaten/kota kedua yang bisa menjalankan/menyelesaikan study EHRA. Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu selalu mengacu pada tempelate, namun ada beberapa kendala yang tidak sesuai dengan QA sehingga oleh Pokja selalu berkonsultasi dengan Tim Panel Nawasis Sulut agar selalu bisa mengecek apa sudah sesuai sehingga bisa melaksanakan Uji Publik. Tim 5 Anggota Pokja PPSP (Bappeda, Dinas PU, BLH, Dinas Kesehatan dan Dinas Kebersihan) yang mewakili SKPD terkait terbentuk guna kelancaran penyusunan Buku Putih Sanitasi dan disahkan dalam Rapat Tim Pengarah. Konsultasi dengan anggota Dewan bisa terlaksana, namun ada beberapa prosedur yang cukup menyita waktu sehingga proses ini agak lambat dan mempengaruhi proses penyusunan Buku Putih. Saat pelaksanaan Uji Publik, Walikota dan Wakil Walikota tidak berada di tempat sehingga acara ini hanya dibuka oleh Assisten II dan di hadiri oleh sebagian Undangan dan Anggota Pokja PPSP yang turut terlibat.

61

LAPORAN AKHIR

2012

Perbaikan Buku Putih Sanitasi segera dibuat untuk mendapatkan pengesahan dari Walikota Kota Kotamobagu, namun baru terealisasi pada akhir Desember 2012. Dan sudah di upload oleh Pokja Kota Kotamobagu ke web Nawasis (ppsp.nawasis.info) dan dianggap selesai 100%. Penyusunan Strategi Sanitasi untuk Bab I dan II awalnya tidak terlalu bermasalah, namun setelah masuk pada Bab III, IV dan V menemui beberapa kendala karena yang menyusun dan terlibat sebelumnya (Tim 5) mendapat tugas luar. Dan yang melanjutkan adalah mereka yang belum memahami walaupun sudah mengikuti workshop dan beberapa petunjuk dari CF AT. Dalam SSK ada beberapa Instrumen dan KKL yang harus dibuat sebelum isi dari Bab II, III, dan IV bisa terpenuhi. Namun ada beberapa kendala yaitu tidak semua SKPD terkait yang merencanakan program kerja sesuai petunjuk sehingga masih terjadi ketidak sinkronnya isi dari Buku Putih ke Strategi Sanitasi. Tim 5 Pokja PPSP Kota Kotamobagu kembali solid dalam menyusun Strategi Sanitasi walaupun sudah memasuki kesibukan SKPD yang paling padat, dan setiap minggu berjalan selalu menyediakan waktu untuk lembur dan berusaha mempelajari bersama-sama template SSK dan mengisi KKL serta instrument SSK1 da SSK2. Penilaian QA untuk SSK belum ada, Pokja PPSP Kota Kotamobagu tetap komit dengan jadwal kerja untuk SSK sehingga acara Uji Publik bisa dilaksanakan sesuai target nasional. Tanpa dihadiri oleh Pokja dari Provinsi. Koordinasi saat persiapan pelaksanaan Uji Publik Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu hingga pelaksanaannya mengalami miskomunikasi sehingga Pokja Kota Kotamobagu dianggap tidak melalui prosedur yang diharuskan. CF AT merasa belum berhasil, karena pada proses ini Tim 5 Pokja PPSP Kota Kotamobagu mengalami kekecewaan terlebih setelah mengikuti Hasil Evaluasi yang dilakukan oleh Pokja Provinsi Sulawesi Utara. Dan hasil dari Penyusunan SSK masih belum rampung 100% hingga masa kontrak CF AT selesai. Hasil akhir pemeriksaan dari Pokja Provinsi untuk SSK Kota Kotamobagu belum ada, namun proses penyusunan Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu sudah sesuai

62

LAPORAN AKHIR

2012

dengan target nasional, yang oleh tim 5 menyadari bahwa beberapa narasi dan table yang masih kosong karena memang belum terdata dana-dana non pemerintah yang akan direncanakan dalam Program Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu pada 4 tahun kedepan. Buku Draft Strategi Sanitasi Kota Kotamobagu sudah di upload ke Web Nawasis PPSP, sesuai tanggal pemasukan. Dari semua proses selama menjadi CF AT yang terutama adalah Koordinasi harus tetap jalan, jadwal kerja tetap dilaksanakan dan jangan sampai ada ketidak sesuaian/ miskomunikasi baik dalam pendampingan penyusunan BPS dan SSK semua harus di carikan solusinya sehingga hubungan dengan Pokja PPSP tetap solid dan terjalin erat serta saling mendengarkan/memahami. Saran untuk kegiatan PPSP pada tahun kedepan diharapkan agar : 1. Tindak lanjut koordinasi tingkat Pusat untuk Kabupaten/ Kota perlu ditingkatkan sehingga setiap kabupaten/ kota terpacu untuk melakukan percepatan dan selalu sesuai dengan jadwal kerja. 2. Penilaian QA baik Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten harus tetap jalan sesuai target nasional sehingga peserta bisa melihat perkembangan hasilnya melalui web nawasis dan selalu melakukan perbaikan sesuai arahan yang ada. 3. Setiap acara publik yang diadakan oleh Kabupaten/Kota menyangkut PPSP sebaiknya tetap ada utusan dari provinsi sehingga mengetahui akan perkembangan secara langsung kegiatan penyusunan Buku Putih dan Strategi Sanitasi Kota terutama kendala-kendala yang sering terjadi. 4. Seharusnya program kerja harus selalu sesuai dengan target nasional, dan kabupaten/kota yang menyatakan minat pada PPSP tetap konsisten sehingga tidak mengalami kendala dan diharapkan juga pihak provinsi sejalan dengan kabupaten/kota kedepan sehingga jika mengalami kendala dapat diatasi secara bersama-sama.

63

LAPORAN AKHIR

2012

5. Koordinasi Pokja AMPL/PPSP Kota Kotamobagu dengan Pokja AMPL/PPSP tingkat provinsi harus tetap ditingkatkan guna kemajuan secara bersama sehingga tidak terjadi miskomunikasi. 6. Koordinasi antara PF, CF dan Satker PPLP Provinsi Sulawesi Utara tetap dipelihara kalau boleh setiap bulan ada pertemuan sehingga kendala dan permasalahan dari CF di kabupaten/kota bisa diatasi secara bersama. Demikian hasil kesimpulan dan saran yang bisa menjadi masukan dari CF AT Kota Kotamobagu, semoga bisa menjadi masukan bagi mereka yang membaca dan ingin belajar dari pengalaman yang baru dilewati.

==***==

64

Anda mungkin juga menyukai