Anda di halaman 1dari 10

BAB 2

MENGENAL POKJA PKP

Perumahan dan kawasan permukiman (PKP) sebagai urusan pemerintahan konkuren


dan termasuk urusan wajib pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar,
sebagaimana tertuang dalam UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
merupakan urusan yang sangat kompleks dan bersifat multi sektor. Penanganan urusan
PKP tidak bisa ditangani secara sektoral, oleh karenanya harus dilakukan secara
komprehensif, sinergis, dan kolaboratif dari pusat hingga daerah.
PP No.14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
pada Pasal 54 mengamanatkan adanya lembaga yang mengkoordinasikan
pengembangan PKP berupa kelompok kerja perumahan dan kawasan permukiman
(Pokja PKP) pada setiap tingkatan pemerinatahan. Keberadaan Pokja PKP diharapkan
dapat meningkatkan fungsi koordinasi, sinkronisasi, dan kolaborasi berbagai sektor pada
pengembangan kebijakan, strategi, program, dan kegiatan terkait PKP sehingga
penyelenggaraan PKP menjadi lebih efektif dan efisien.

2.1. Apa itu Pokja PKP?


Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) adalah
kelompok lintas Kementerian/Lembaga (K/L) yang dibentuk oleh pemerintah pusat
atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dibentuk oleh pemerintah daerah
dalam mendukung pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi urusan perumahan dan
kawasan permukiman.

2.2. Mengapa Harus Membentuk Pokja PKP?


Alasan utama atau urgensi perlunya Pokja PKP dibentuk, baik di tingkat pusat,
provinsi, maupun kabupaten/kota, antara lain:
1. Perumahan dan kawasan permukiman merupakan urusan yang kompleks,
multisektor, dan multiaktor (pemangku kepentingan).
2. Terdapat gap atau perbedaan pemahaman dan pengetahuan dari para pelaku
serta pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan PKP.
3. Koordinasi dan sinkronisasi antar sektor dalam penyelenggaraan PKP masih
belum optimal.
4. Pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan PKP masih lemah.
5. Pengarusutamaan sektor PKP dalam dokumen pembangunan daerah masih
belum sangat minim.

Buku Materi Penguatan Kapasitas Kelembagaan Bidang PKP 7


6. Kualitas dokumen perencanaan terkait PKP kurang komprehensif dan kurang
sinkron antara satu dengan yang lainnya (masih sangat sektoral).
7. (terkadang) Terjadi tumpang tindih atau justru kekosongan (idle) program/kegiatan
dalam penanganan kebutuhan penyediaan layanan bidang PKP.

2.3. Apa yang Menjadi Dasar Pembentukan Pokja PKP?


Landasan hukum utama yang menjadi dasar pembentukan Pokja PKP, antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman; dan
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 12 Tahun
2020 tentang Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Permukiman.

2.4. Kedudukan Pokja PKP dalam Penyelenggaraan Urusan PKP di Daerah?


Meski terdiri dari sekelompok K/L atau OPD, sejatinya Pokja PKP bukanlah
merupakan executing agency yang mengambil alih tugas K/L atau OPD yang
berwenang dalam penyelenggaraan urusan PKP. Pokja PKP bersifat ad hoc yang
menjalankan tugas serta fungsi pendukung untuk mewujudkan pembangunan dan
pengembangan bidang PKP yang terkoordinir, terpadu, saling bersinergi, dan
berkelanjutan. Dengan demikian, penanggung jawab dan pelaksana
penyelenggaraan urusan PKP tetap dipegang oleh K/L teknis atau OPD teknis terkait,
dan Pokja PKP hadir untuk mendukungnya sehingga penyelenggaraan PKP lebih
efisien dan efektif.
Mengingat sifatnya sebagai lembaga ad hoc, ketika OPD yang bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan sektor PKP telah mampu menangani semua urusan PKP dan
mampu melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan semua sektor/ pihak terkait
PKP secara smooth, konsisten, dan berkesinambungan, maka Pokja PKP dengan
sendirinya dapat tidak diperlukan lagi untuk membantu dan mendukung dalam
mengawal dan mengawasi pelaksanaan penyelenggaraan urusan PKP.

2.5. Apa Saja yang Dilakukan Pokja PKP?


Dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, Pokja PKP berfungsi
dalam mengawal proses penyelenggaraan PKP, mulai dari perencanaan,
pembangunan, pemanfaatan, hingga pengendalian. Pokja PKP sangat memegang

Buku Materi Penguatan Kapasitas Kelembagaan Bidang PKP 8


peran penting pada setiap tahapan tersebut, dan beberapa hal dapat dilakukan oleh
Pokja PKP, antara lain:
1. Melaksanakan sinkronisasi dan koordinasi pada setiap tahapan dan memastikan
terjadi sinergi program/kegiatan dan keterpaduan pembangunan antarsektor
dalam penyelenggaraan PKP.
2. Mengarusutamakan sektor PKP dalam penyusunan atau perumusan agenda dan
dokumen pembangunan.
Pokja PKP harus dapat mengawal dan memastikan bahwa program/kegiatan
sektor PKP terakomodir dalam dokumen pembangunan, baik jangka panjang
berupa Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun jangka
menengah berupa Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) pada tingkat pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota.
Hal ini sangat diperlukan untuk memastikan bahwa penyelenggaraan PKP
mendapat dukungan atau alokasi pembiayaan yang sesuai.
3. Memberikan informasi untuk pengkinian data PKP, serta mengawal dan
memastikan ketersediaan data PKP yang komprehensif, terkini, dan
berkelanjutan.
4. Mengawal dan memberikan masukan dalam kegiatan penyusunan/ review
kebijakan dan program bidang PKP.
5. Mengawal dan memberikan masukan dalam kegiatan penyusunan/review
dokumen perencanaan terkait bidang PKP.
6. Mengawal dan memastikan pelaksanaan upaya pencapaian SPM bidang
Perumahan dan SPM bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
7. Mengawal dalam kegiatan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan
program/kegiatan penyediaan layanan bidang PKP.

2.6. Siapa Anggota Pokja PKP?


A. Pokja PKP Nasional
Anggota Pokja PKP Nasional adalah K/L di tingkat pusat yang membidangi PKP,
serta yang berhubungan langsung dengan bidang PKP.
Keanggotaan Pokja PKP Nasional paling sedikit meliputi urusan:
a. Perencanaan:
b. Pekerjaan umum dan penataan ruang;
c. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
d. Pertanahan; dan
e. Lingkungan hidup.
K/L lain yang berhubungan langsung dengan pembangunan bidang PKP dapat
dilibatkan sebagai bagian dari anggota Pokja PKP berdasarkan kesepakatan
bersama anggota inti tersebut di atas dalam diskusi/rapat pembentukan Pokja
PKP.

Buku Materi Penguatan Kapasitas Kelembagaan Bidang PKP 9


B. Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota
Anggota Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah OPD di tingkat provinsi
dan kabupaten/kota yang membidangi PKP, serta yang berhubungan langsung
dengan bidang PKP.
Keanggotaan Pokja PKP Provinsi dan Pokja PKP Kabupaten/Kota paling sedikit
meliputi urusan:
a. Perencanaan;
b. Pekerjaan umum dan penataan ruang;
c. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
d. Pertanahan; dan
e. Lingkungan hidup.
OPD lain yang berhubungan langsung dengan pembangunan bidang PKP, atau
OPD yang program dan kegiatannya ada yang bersinggungan dengan
program/kegiatan PKP, atau OPD lain yang menunjang penguatan karakteristik
daerah dapat dilibatkan sebagai bagian dari anggota Pokja PKP dengan
berdasarkan kesepakatan bersama anggota inti tersebut di atas dalam
diskusi/rapat pembentukan Pokja PKP.

2.7. Bagaimana Cara Membentuk Pokja PKP?


Inisiasi pembentukan Pokja PKP (baru) dilakukan oleh K/L atau OPD yang
mempunyai kewenangan dalam melakukan koordinasi program dan penganggaran
antarsektor di tingkat pusat atau di tingkat daerah.
Pembentukan Pokja PKP (bagi daerah yang belum mempunyai/membentuk Pokja
PKP) dilakukan melalui serangkaian proses yang terdiri atas:
1. Koordinasi internal;
2. Pemetaan pemangku kepentingan;
3. Penyelenggaraan kegiatan diskusi/rapat; dan
4. Penetapan Pokja PKP.
Penjelasan lebih lanjut dari setiap tahapan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:

Tabel 1 Penjelasan Tahapan Proses Pembentukan Pokja PKP

NO. TAHAPAN PENJELASAN


1. Koordinasi internal Pemrakarsa Pokja PKP Nasional:
 Kementerian PPN/Bappenas (membidangi urusan
pengembangan regional)
 Kementerian Dalam Negeri (membidangi pembinaan
pembangunan daerah)
 Kementerian PUPR (menyelenggarakan bidang PKP)
 Kementerian ATR/BPN
 Kementerian Lingkungan Hidup

Buku Materi Penguatan Kapasitas Kelembagaan Bidang PKP 10


NO. TAHAPAN PENJELASAN

Pemrakarsa Pokja PKP Provinsi dan Pokja PKP Kabupaten/Kota:


 Bappeda Provinsi/Kabupaten/Kota (membidangi
pengembangan infrastruktur dan prasarana)
 Dinas PKP atau Dinas lainnya yang menangani urusan PKP
 BPN
 Dinas Lingkungan Hidup
Substansi koordinasi internal meliputi antara lain:
a. Komitmen pembentukan Pokja PKP
b. Penyusunan jadwal agenda pembentukan Pokja PKP
2. Pemetaan a. Identifikasi seluruh pemangku kepentingan, baik dari unsur
pemangku pemerintah (K/L atau OPD) maupun unsur non pemerintah
kepentingan yang terkait dengan penyelenggaraan PKP, baik secara
langsung maupun tidak langsung;
b. Identifikasi keberadaan dan keaktifan Pokja-Pokja atau
lembaga kordinasi sejenis terkait dengan bidang PKP
c. Penentuan anggota Pokja PKP dan mitra strategis Pokja PKP
3. Penyelenggaraan a. Perumusan model kelembagaan, struktur keanggotaan,
diskusi/ rapat pembidangan, tugas dan fungsi;
pembentukan Pokja b. Penyepakatan penggabungan berbagai Pokja atau lembaga
PKP koordinasi sejenis yang ada menjadi Pokja PKP;
c. Penyusunan rencana kerja atau agenda untuk percepatan
pembentukan Pokja PKP;
4. Legal drafting Penyusunan konsep SK Pokja PKP oleh tim penyusun dari
masing-masing pemrakarsa
5. Penetapan Pokja Penetapan dengan:
PKP dan a. Keputusan Presiden untuk Pokja PKP Nasional; dan
penerbitan SK b. Surat Keputusan Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota)
untuk Pokja PKP Provinsi/Kabupaten/Kota.

Surat Keputusaan Kepala Daerah tentang Pembentukan Pokja


PKP ditetapkan untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kebijakan masing-masing daerah.

Tata cara pembentukan Pokja PKP sebagaimana disebut di atas, tidak berlaku sama
persis bagi daerah provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki kondisi berikut ini:
1. Telah memiliki Pokja PKP dan telah memenuhi ketentuan yang diatur dalam
pedoman ini;
2. Telah memiliki Pokja PKP namun belum sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam pedoman ini;
3. Telah memiliki Pokja PKP serta memiliki Pokja AMPL atau Pokja sejenis lainnya;
dan
4. Belum memiliki Pokja PKP namun sudah memiliki Pokja AMPL atau Pokja
sejenisnya.

Buku Materi Penguatan Kapasitas Kelembagaan Bidang PKP 11


Apabila provinsi dan kabupaten/kota memenuhi salah satu kondisi di atas maka
diperlukan penyesuaian/restrukturisasi sebagaimana diatur dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2 Tata Cara Restrukturisasi Pokja PKP

NO. KONDISI PENYESUAIAN


1. Telah memiliki Pokja PKP dan telah Tidak perlu melakukan pembentukan ulang
memenuhi ketentuan dalam pedoman maupun melakukan restrukturisasi Pokja
PKP
2. Telah memiliki Pokja PKP namun belum Melakukan restrukturisasi Pokja PKP,
sesuai dengan ketentuan dalam pedoman sesuai dengan langkah-langkah
(terutama struktur organisasi daan sebagaimana uraian pada Tabel 1 (dimulai
keanggotaan) dari tahap pemetaan pemangku
kepentingan).
3. Telah memiliki Pokja PKP serta memiliki Melakukan restrukturisasi Pokja PKP,
Pokja AMPL dan/atau Pokja sejenis dengan penggabungan Pokja PKP dengan
lainnya Pokja AMPL dan/atau Pokja sejenis lainnya
menjadi satu (Pokja PKP).
Langkah yang dilakukan sebagaimana
uraian pada Tabel 1 (dimulai pada tahap
penyelenggaraan diskusi/ rapat
pembentukan Pokja PKP)
4. Belum memiliki Pokja PKP namun sudah Melakukan penyesuaian dan restrukturisasi
memiliki Pokja AMPL dan/atau Pokja Pokja AMPL dan/atau Pokja sejenis lainnya
sejenis lainnya menjadi Pokja PKP.
Langkah yang dilakukan sebagaimana
uraian pada Tabel 1 (dimulai pada tahap
penyelenggaraan diskusi/ rapat
pembentukan Pokja PKP)

2.8. Bagaimana Bentuk dan Struktur Pokja PKP?


A. Pokja PKP Nasional
Pokja PKP Nasional terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Pelaksana, yang
mempunyai kedudukan berjenjang.
Rincian keanggotaan Tim Pengarah dan Tim Pelaksana Pokja PKP Nasional
disusun sebagaimana berikut:

Tabel 3 Struktur Keanggotaan Tim Pengarah Pokja PKP Nasional

Ketua : Pejabat Eselon I Kementerian PPN/Bappenas yang membidangi urusan


pengembangan regional
Anggota : Pejabat Eselon I K/L terkait

Tabel 4 Struktur Keanggotaan Tim Pelaksana Pokja PKP Nasional

Ketua : Pejabat Eselon II Kementerian PPN/Bappenas yang membidangi urusan


PKP
Ketua I : Pejabat Eselon II Kementerian Dalam Negeri yang mempunyai tugas
pembinaan kelembagaan pemerintahan daerah bidang urusan PKP

Buku Materi Penguatan Kapasitas Kelembagaan Bidang PKP 12


Ketua II : Pejabat Eselon II Kementerian PUPR yang mempunyai tugas
penyelenggaraan bidang PKP
Sekretaris : Pejabat Eselon III Kementerian PPN/Bappenas yang membidangi urusan
PKP
Sekretaris I : Pejabat Eselon III Kementerian Dalam Negeri yang mempunyai tugas
pembinaan kelembagaan pemerintahan daerah bidang urusan PKP
Sekretaris : Pejabat Eselon III Kementerian PUPR yang mempunyai tugas
II pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan bidang PKP
Anggota : Pejabat Eselon III dari K/L terkait

B. Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota


Pokja PKP daerah provinsi dan kabupaten/kota terdiri dari: Pembina, Tim
Pengarah, dan Tim Pelaksana, yang mempunyai kedudukan berjenjang. Rincian
keanggotaan Pokja PKP di daerah provinsi dan kabupaten/kota disusun
sebagaimana berikut:

Tabel 5 Struktur Keanggotaan Pokja PKP Provinsi

Pembina : Gubernur
Tim Pengarah
Ketua : Pejabat Eselon I Sekretariat Daerah
Wakil : Pejabat Eselon II Bappeda
Ketua
Anggota : Pejabat Eselon II OPD terkait
Tim Pelaksana
Ketua : Pejabat Eselon III Bappeda yang membidangi urusan infrastruktur dan
pengembangan wilayah
Sekretaris : Pejabat Eselon III OPD yang membidangi urusan PKP
Anggota : Pejabat Eselon III OPD terkait

Tabel 6 Struktur Keanggotaan Pokja PKP Kabupaten/Kota

Pembina : Bupati/ Walikota


Tim Pengarah
Ketua : Pejabat Eselon I Sekretariat Daerah
Wakil : Pejabat Eselon II Bappeda
Ketua
Anggota : Pejabat Eselon II OPD terkait
Tim Pelaksana
Ketua : Pejabat Eselon III Bappeda yang membidangi urusan infrastruktur dan
pengembangan wilayah
Sekretaris : Pejabat Eselon III OPD yang membidangi urusan PKP
Anggota : Pejabat Eselon III OPD terkait

Buku Materi Penguatan Kapasitas Kelembagaan Bidang PKP 13


Dalam rangka mendukung operasionalisasi serta mewujudkan tertib administrasi
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Pokja PKP dapat membentuk Tim
Sekretariat yang ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Pokja PKP. Tim Sekretariat
terdiri dari Pimpinan Sekretariat dan anggota tim operasional, yang bisa berasal dari
unsur staf K/L (untuk Pokja PKP Nasional) atau staf OPD (untuk Pokja PKP Provinsi
dan Kabupaten/Kota), dan/atau berasal dari pihak ketiga yang mempunyai
kompetensi yang diperlukan untuk mendukung pengembangan substantif atau
kegiatan kesekretariatan Pokja PKP.
Tim Pelaksana Pokja PKP di daerah terdiri dari beberapa gugus tugas atau
pembidangan yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah. Gugus tugas atau
pembidangan Pokja PKP Provinsi dan Pokja PKP Kabupaten/Kota disarankan paling
sedikit terdiri dari:
a. Bidang Kebijakan dan Strategi;
b. Bidang Teknis PKP;
c. Bidang kelembagaan, Kemitraan, dan Informasi; dan
d. Bidang Pemantauan dan Evaluasi.
Uraian tugas dan tanggung jawab secara umum dari masing-masing unsur dalam
struktur organisasi Pokja PKP dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7 Tugas dan Tanggung Jawab pada Struktur Organisasi Pokja PKP

NO. POSISI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


1. Pembina a. Memberikan arahan, pertimbangan, saran, dan pendapat
terhadap pelaksanaan kegiatan Pokja PKP;
b. Meminta pertanggungjawaban dari Ketua Pelaksana
Pokja PKP;
c. Menetapkan Surat Keputusan Pembentukan dan
Pembubaran Pokja PKP;
d. Memantau dan mengevaluasi perkembangan/ kemajuan
dan capaian hasil pelaksanaan kegiatan Pokja PKP;
e. Memantau dan mengevaluasi kinerja dan eksistensi Tim
Pelaksana Pokja PKP; dan
f. Mengevaluasi laporan pelaksanaan kegiatan Pokja PKP.
2. Tim Pengarah a. Memberikan arahan, pertimbangan, saran, dan pendapaat
terhadap pelaksanaan kegiatan Pokja PKP;
b. Memantau dan mengevaluasi perkembangan/ kemajuan
dan capaian hasil pelaksanaan kegiatan Pokja PKP;
c. Memantau dan mengevaluasi kinerja dan eksistensi Tim
Pelaksana Pokja PKP.
3. Tim Pelaksana
3.1. Ketua a. Memimpin rapat yang diikuti oleh seluruh anggota Pokja
PKP;
b. Memberikan pokok-pokok pikiran yang merupakan
strategi dan kebijakan Pokja PKP dalam rangka
pelaksanaan program/rencana kerja;
c. Mengatur pembagian kerja antar anggota Tim Pelaksana
dan mobilisasi personil secara seksama dan berbasis
kompetensi atau profesionalitas;

Buku Materi Penguatan Kapasitas Kelembagaan Bidang PKP 14


NO. POSISI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
d. Mewakili Pokja PKP untuk membuat
persetujuan/kesepakatan dengan pihak lain setelah
mendapatkan kesepakatan dalam rapat internal;
e. Menyelenggarakan tertib administrasi dalam tata kelola
organisasi, dengan dibantu oleh Tim Sekretariat;
f. Mewakili kelompok untuk menghadiri acara/agenda
tertentu yang melibatkan Pokja PKP; dan
g. Memelihara dan menjaga keutuhan dan kekompakan
seluruh anggota Pokja PKP.
3.2 Sekretaris a. Memfasilitasi pelaksanaan seluruh kegiatan internal Pokja
PKP;
b. Membuat pengaturan jadwal dan agenda kerja Pokja
PKP;
c. Melakukan kegiatan korespondensi yang dibutuhkan oleh
Pokja PKP;
d. Membuat risalah dan pendokumentasian dalam setiap
pertemuan atau rapat organisasi;
e. Menyusun laporan-laporan yang diperlukan Pokja PKP;
dan
f. Mengelola tertib administrasi dan keuangan dalam
pelaksanaan kegiatan Pokja PKP.
3.3 Bidang Kebijakan dan Melakukan koordinasi aspek-aspek penyusunan dan
Strategi keterpaduan atau sinkronisasi peraturan, serta
pengembangan kebijakan dan strategi untuk mendukung
penyelenggaraan PKP
3.4 Bidang Teknis PKP Koordinasi aspek-asspek teknis, meliputi: pertanahan,
perizinan, desain, dan kelayakan teknis serta keterpaduan
PSU PKP
3.5 Bidang Kelembagaan, Koordinasi terhadap aspek-aspek kelembagaan, meliputi:
Kemitraan, dan koordinasi, penyusunan kebijakan, penguatan kapasitas
Informasi kelembagaan, serta membangun kemitraan dengan pihak lain
termasuk masyarakat dalam bentuk pemberdayaan dan kerja
sama, serta mengembangkan basis data dan informasi PKP
3.6 Bidang Pemantauan Koordinasi dan pengembangan sistem pemantauan dan
dan Evaluasi evaluasi penyelenggaraan PKP, meliputi pengukuran kinerja
dan penentuan parameter standar PKP
4. Anggota a. Merumuskan dan mengusulkan segala kebijakan tentang
(berlaku umum) sistem dan mekanisme pelaksanaan program/ rencana
kerja Pokja PKP;
b. Merumuskan dan mengusulkan program/kegiatan berikut
anggaran kegiatan Pokja PKP;
c. Menyelenggarakan kegiatan yangn sudah menjadi
program kerja/ rencana kerja Pokja PKP yang sudah
disepakati;
d. Menghadiri dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan
Pokja PKP; dan
e. Membangun dan membina hubungan kerja sama yang
baik dengan setiap anggota Pokja PKP dan mitra Pokja
PKP.

Buku Materi Penguatan Kapasitas Kelembagaan Bidang PKP 15


Susunan struktur organisasi Pokja PKP Provinsi dan Pokja PKP Kabupaten/Kota
diilustrasikan dalam diagram berikut:

Pembina

Tim Pengarah

Tim Pelaksana Ketua Pokja PKP

Sekretaris

Bidang A: Bidang B: Bidang C: Bidang D, dst.:


- Koordinator - Koordinator - Koordinator - Koordinator
- Anggota - Anggota - Anggota - Anggota

Tim Sekretariat:
- Pimpinan
- Staff

Gambar 3 Struktur Organisasi Pokja PKP Provinsi dan Pokja PKP Kabupaten/Kota

2.9. Bagaimana Pembiayaan Pokja PKP?


Pendanaan pelaksanaan tugas Pokja PKP Nasional dibebankan pada Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN). Pendanaan pelaksanaan tugas Pokja PKP
Provinsi dan Pokja PKP Kabupaten/Kota dibebankan pada Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) dari masing-masing tingkatan pemerintahan daerah, dan
sumber lain yang sah dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Hasil koordinasi dan sinkronisasi pendanaan Pokja PKP dibebankan pada anggaran
dari masing-masing instansi yang bersangkutan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Buku Materi Penguatan Kapasitas Kelembagaan Bidang PKP 16

Anda mungkin juga menyukai