Anda di halaman 1dari 4

Jl. Kijang Selatan VIII No.

12, telp (0451) 486517

Palu, 27 Oktober 2016


Nomor : 10/ADMIN/CV.IKBATEK_04/X/2016
Lampiran : 1 exemplar
Perihal : Konsultasi Teknis Administrasi Pelaksanaan Konstruksi

Kepada Yth,
Kepala BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
Di-
Tempat

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan keberadaan landasan hukum pelaksanaan jasa konstruksi, selaku penyedia jasa
bermaksud melakukan konsultasi terkait beberapa prosedur administrasi pelaksanaan konstruksi guna
menghindari terjadinya kekeliruan dan multitafsir dikemudian hari. Sehingga dengan ini kami harapkan
kepada bapak/ibu selaku pimpinan kiranya dapat mengakomodir keinginan kami untuk dapat berkonsultasi
langsung dan memperoleh paradigma yang benar terkait administrasi pelaksanaan kontruksi untuk bekal
kami dikemudian hari.
Demikian permohonan ini kami sampaikan untuk dapat diakomodir, atas perhatiannya kami ucapkan
termah kasih.

Hormat kami,
CV. IKBATEK_04

ANDi. ANWAR, ST
Direktur

Nb. Kontak Person


082187501214 / Email from_thesky24@yahoo.co.id
Jl. Kijang Selatan VIII No. 12, telp (0451) 486517

DAFTAR PERTANYAAN

1. Apakah Definisi Kontrak Lumpsum ?


2. Apakah Definisi Kontrak Unit Price (Harga Satuan) ?
3. Perubahan kontrak dikategorikan addendum atau amandemen ?
4. Apakah Kontrak Lumsump dapat dilakukan perubahan kontrak ?
5. Pada kondisi apakah dapat dilakukan sebagai dasar untuk dilakukan perubahan kontrak ?
6. Prosedur administrasi apakah yang mesti ada sebagai penunjang perubahan kontrak ?
7. Bagaimana peran panitia peneliti dan evaluasi kewajaran harga terkait perubahan kontrak ?
8. Apakah ada bentuk baku atau panduan dalam penyusunan dokumen justifikasi teknis ?
9. Apakah didalam HPS Konsultan dapat dimasukkan profit hingga 15% sebagaiamana yang diberlakukan
pada AHSP terbaru ?
10. Pekerjaan konsultan perencana/pengawas dengan kontrak lumpsump dan waktu kontrak 4 bulan
(contoh). Namun pelaksanaannya konsultan menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam waktu 3 bulan.
Apakah konsultan perencana berhak mengajukan termen 100% sebelum waktu kontrak berakhir ?
11. Contoh Studi Kasus 3 :
Sebuah pelaksanaan konstruksi dilakukan dengan tidak mengikuti sepenuhnya gambar dan spek
rencana, kemudian terjadi kegagalan bangunan.
Pertanyaan :
a. Apakah konsultan perencana ikut bertanggung jawab dalam permasalahan tersebut ?
b. Sejauh mana dan seperti apa tupoksi konsultan perencana terkait pengawasan berkala.
c. Apakah konsultan perencana dapat menghentikan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana hak
konsultan pengawas dan PPK jika didalam pelaksanaan konstruksi terjadi kekeliruan terhadap
perencanaan ?
d. Jika terjadi kekeliruan design perencana akibat human error dan menyebabkan multitafsir antara
gambar dengan spek dengan RAB, kemudian konsultan perencana segera mengklarifikasi dan
merevisi kekeliruan tersebut tanpa mempengaruhi nilai kontrak fisik sebelum pelaksanaan fisik
dimulai. Apakah hal tersebut dapat dilakukan ? Seperti apa prosedural administrasinya ?
Jl. Kijang Selatan VIII No. 12, telp (0451) 486517

12. Contoh Studi Kasus 1 :


Sebuah proyek gedung tahap I yang bernilai 5 milyar dengan jenis kontrak unit price dan item kontrak
berupa pekerjaan struktur, penyerahan lokasi mengalami masalah lahan sehingga konraktor terlambat
memulai pelaksanaan pekerjaan selama dua bulan, deadline waktu kontrak 31 Desember. Kemudian
ditengah pelaksanaan terjadi persoalan daya dukung tanah yang tidak memadai sehingga bangunan
hanya dapat terbangun 3/4 luas bangunan guna menghindari kegagalan bangunan.
Pertanyaan :
a. Akibat keterlambatan penyerahan lokasi, apakah kontraktor pelaksana dapat mengajukan
penambahan waktu kontrak melampaui tahun anggaran ? Jika bisa seperti apa proses
administrasinya, jika tidak seperti apa kompensasi yang harus diterima rekanan dan apakah ada
dasar hukumnya?
b. Akibat daya dukung tanah yang kurang baik, apakah pekerjaan tersebut dapat dilakukan
perubahan kontrak berupa hanya 3/4 nilai kontrak dan 3/4 luas bangunan dapat terbangun serta
1/4 nilai kontrak di alihkan kepekerjaan baru yakni stabilitas perkuatan tanah ? Jika iya seperti apa
proses administrasinya, jika tidak seperti apa solusinya dan apa lansadan hukumnya ?
c. Sejauh mana peran konsultan perencana dan konsultan pengawas terkait permasalahan tersebut ?

13. Contoh Studi Kasus 2 :


Sebuah hasil perencanaan gedung yang telah digunakan pada proses tender fisik dan telah diperoleh
pemenang tender. Ditengah perjalanan pelaksanaan pekerjaan kontraktor menelaah dokumen hasil
perencanaan dan ditemukan ketidaksesuaian antara hasil perhitungan struktur perencana dengan
gambar rencana dan bersifat non buildability. Apabila pembangunan mengikuti gambar rencana dapat
beresiko terhadap keandalan bangunan. Sedangkan kaidah penyusunan gambar rencana merupakan
hasil terjemahan perhitungan design struktur. Dan setelah dilakukan musyawarah dan klarifikasi pihak
konsultan perencana mengakui kekeliruan tersebut.
Pertanyaan :
a. Apakah kontraktor pelaksana yang harus melakukan review design terhadap gambar rencana dan
perhitungan struktur tersebut ? Jika iya seperti apa prosedurnya ?
b. Apakah konsultan perencana atau konsultan pengawas yang harus melakukan review design
tersebut untuk memperoleh DED yang buildability ? Jika iya seperti apa prosedurnya ?
c. Untuk kasus tersebut seperti apa konsekuensinya terhadap konsultan perencana ?
Jl. Kijang Selatan VIII No. 12, telp (0451) 486517

LEMBAR JAWABAN HASIL KONSULTASI

Palu, 2016
Atas Nama,
BPKP Prov. Sulteng

.................................

Anda mungkin juga menyukai