Anda di halaman 1dari 20

Tugas Tenaga Fasilitator

Lapangan (TFL) BSPS


Tahun 2016
Tujuan Pembelajaran
Peserta dapat memahami:
1.Pendampingan masyarakat
2.Peran Tenaga Fasilitator
Masyarakat sebagai motor
penggerak proses pendampingan
masyarakat
3.Tahapan pelaksanaan
pendampingan
Mendudukkan masyarakat sebagai
pelaku utama dalam pelaksanaan
BSPS

2
Apa itu Pendampingan Masyarakat ?
Interaksi yang terus menerus antara pendamping dengan anggota
kelompok atau masyarakat hingga terjadinya proses perubahan kreatif
yang diprakarsai oleh anggota kelompok atau masyarakat yang sadar diri
dan terdidik.
Siapa Pendamping Masyarakat di BSPS?

Pendamping di BSPS adalah Tenaga Fasilitator Lapangan yang bertempat


di desa/kelurahan
Dalam proses pendampingan Fasilitator dikoordinir
oleh Koordinator Fasilitator Kabupaten/kota
yang bertempat di Kabupaten/kota
dan atau Koordinator Fasilitator
Wilayah (KMS) bertempat di wilayah
Peran pendamping secara umum:
Sebagai pembimbing, pendamping memiliki tugas utama yaitu membantu masyarakat
untuk memutuskan/menetapkan tindakan. Disini pendamping perlu memberikan banyak
informasi kepada masyarakat, agar masyarakat memiliki pengetahuan yang memadai untuk
dapat memilih dan menetapkan tindakan yang dapat menyelesaikan masalah mereka.

Sebagai motivator, dengan kemampuan fasilitasinya pendamping mendorong masyarakat


untuk mengenali masalah atau kebutuhannya berikut potensinya. Mendorong masyarakat
untuk mengenali kondisinya, menjadi begitu penting karena hal ini adalah langkah awal
untuk memulai kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kemampuan masyarakat.
Ketrampilan fasilitasi dan komunikasi sangat dibutuhkan untuk menjalankan peran ini.

Sebagai ahli, pendamping dengan ketrampilan khusus yang diperoleh dari lingkup


pendidikannya atau dari pengalamannya dapat memberikan keterangan-keterangan teknis
yang dibutuhkan oleh masyarakat saat mereka melaksanakan kegiatannya. Keterangan-
keterangan yang diberikan oleh pendamping bukan bersifat mendikte masyarakat melainkan
berupa penyampaian fakta-fakta saja. Biarkan masyarakat yang memutuskan tindakan yang
akan diambil. Untuk itu pendamping perlu memberikan banyak fakta atau contoh-contoh
agar masyarakat lebih mudah untuk mengambil sikap atau keputusan dengan benar.
Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) mempunyai tugas
1. Melakukan sosialisasi, penyuluhan,
dan pembekalan masyarakat
2. Melakukan seleksi calon penerima
BSPS dan atau mengidentifikasi
serta melengkapi data BNBA
3. Mendampingi calon penerima BSPS
dalam penyusunan dan pengajuan
proposal
4. Mendampingi penerima BSPS dalam
pemanfaatan bantuan
5. Mendampingi penerima BSPS dalam
penyusunan laporan
pertanggungjawaban kegiatan BSPS
6. Menyusun laporan kegiatan.
Koordinator Fasilitator Kabupaten/Kota atau wilayah
mempunyai tugas membantu PPK dalam:
Tahapan pelaksanaan pendampingan

Koordinasi dengan Sosialisasi


pemangku kepentingan

Penyusunan
Pelaporan
Verifikasi
calon penerima bantuan

Pemanfaatan
bantuan

Pengorganisasian masyarakat
- Rembug hasil Verifikasi
Penyusunan
- Pembentukan Kelompok
Proposal
- Kesepakatan Sosial
Koordinasi Pemangku Kepentingan

Sebelum dilakukan proses tahapan identifikasi CPB, fasilitator


melakukan koordinasi Pemangku Kepentingan.
Tujuan dari Koordinasi adalah untuk menginformasikan Kepala
Desa/Lurah tentang Kegiatan BSPS 2016 dengan diawali
penjelasan tentang kebijakan dan tahapan kegiatan BSPS,
pembahasan data BNBA, dan penyiapan pertemuan sosialisasi.
Apabila data masih berupa jumlah penerima bantuan, maka
fasilitator melakukan identifikasi calon penerima bantuan,
pendataan dengan mengisi data BNBA. Apabila data BNBA sudah
tersedia maka dilakukan sosialisasi.
Keluarannya :
Identifikasi data calon penerima bantuan
Jadwal pelaksanaan sosialisasi
Sosialisasi
Tujuan Sosialisasi adalah upaya :
 Memperkenalkan atau menyebarluaskan informasi dan
kebijakan mengenai kegiatan BSPS
 Menumbuh kembangkan keswadayaan
 Mempengaruhi minat/keterlibatan kelompok peduli dan
kelompok strategis untuk melakukan tindakan membantu
penerima bantuan dalam meningkatkan atau membangun
rumah menjadi layak huni.
Yang bertanggung jawab dalam sosialisasi adalah TFL

Peserta Sosialisasi :
 Calon Penerima Bantuan
 Lembaga Masyarakat, RT, RW, Tokoh Masyarakat, Tokoh
Agama dan Kelompok peduli
 Pemerintahan Desa/Kelurahan, Pemerintah Kecamatan
dan Tim Teknis Kabupaten/Kota
Keluaran : Berita acara Sosialisasi dan kelengkapannya
Format IV – 1 BERITA ACARA SOSIALISASI BANTUAN
STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA(BSPS)
Verifikasi Calon Penerima Bantuan
 Tujuannya : untuk memverifikasi dan mengevaluasi calon penerima bantuan
yang tercantum dalam data MBR hasil pendataan sebelumnya apakah
masih memenuhi kriteria dan persyaratan untuk memperoleh daftar calon
penerima bantuan definitif yang tepat sasaran.
 Pelaksanaan Verifikasi BNBA dilakukan rumah perumah oleh Fasilitator
didampingi oleh Kepala desa/lurah atau yang ditunjuk.
 Keluaran : Hasil Verifikasi Format II-2 PENILAIAN KONDISI RUMAH TIDAK
LAYAK HUNI (RTLH)/ KEBUTUHAN RUMAH
 Hasil Verifikasi direkap menjadi Format II – 3 HASIL SELEKSI CALON
PENERIMA BSPS PERSEORANGAN BERDASARKAN KESEPAKATAN
WARGA
Catatan : Fasilitator saat verifikasi sekaligus
dengan melakukan dokumentasi 0%,
menilai tingkat kerusakan dan pemetaan
kelompok.
Pengorganisasian Calon Penerima Bantuan
Pengorganisasian Penerima Bantuan merupakan proses
dimana komunitas penerima bantuan diharapkan mampu
mengindentifikasi, serta mengembangkan keyakinannya
untuk berusaha menentukan kebutuhan yang sesuai dengan
sumber daya yang tersedia.
Tujuannya :
Membangun dan memperkokoh komunitas penerima
bantuan yang disebut kelompok penerima bantuan (KPB)
Menumbuhkan kepercayaan diri masyarakat terhadap
pembangunan rumah melalui BSPS dengan berbasis
kelompok.
Tahapannya :
Memfasilitasi pertemuan penyepakatan bersama penerima
bantuan hasil dari verifikasi, pembentukan kelompok, dan
penyepakatan sosial KPB.
Keluaran :
Berita acara pertemuan Verifikasi, Pembentukan Kelompok
Penerima Bantuan dan kesepakatan sosial.
Pendekatan Community Based Development (CBD).
Pendekatan Community Based Development (CBD) atau disebut dengan Pembangunan Yang
Bertumpu Pada Kelompok. Beberapa potensi kelompok yang sangat menguntungkan jika
digunakan di dalam kegiatan pembangunan perumahan swadaya ini, keuntungan itu antara
lain adalah :

a. Kelompok mempunyai tujuan


b. Kelompok mempunyai pemimpin yang dipilih secara demokratis oleh anggota kelompok.
c. Kelompok dapat mempunyai tempat berkumpul.
d. Anggota kelompok mempunyai potensi masing-masing yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan kelompok.
e. Permasalahan yang dihadapi kelompok atau anggotanya dapat dibahas dan diselesaikan
secara bersama-sama.
f. Kelompok dapat mempunyai program untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
g. Pemimpin dapat membagi tugas kelompok kepada masing-masing anggota kelompok.
h. Kelompok dapat mempunyai aturan / norma atau kesepakatan bersama yang harus
diikuti oleh anggotanya.
i. Kelompok dapat mempunyai keputusan yang harus diikuti oleh para anggotanya
j. Kelompok dapat memberikan sangsi kepada anggotanya jika melanggar norma atau
melanggar hasil kesepakatan bersama.
Pembentukan KPB
1. Kelompok Penerima Bantuan (KPB) adalah forum anggota
penerima bantuan untuk dapat saling bantu, saling memperkuat,
belajar bersama, bergotong-royong dalam membangun rumah
secara swadaya
2. Kelompok terbentuk oleh adanya ikatan pemersatu dengan
kesamaan tujuan, kepentingan, kebutuhan, dan kedekatan wilayah
3. Jumlah anggota KPB s/d 20 orang
4. Susunan organisasi: Ketua, Sekretaris, Bendahara, Anggota
Kesepakatan Sosial
Isi Kesepakatan Sosial KPB
1.Bersungguh-sungguh dalam pelaksanaan
Kesepakatan sosial program BSPS sesuai ketentuan
2.Bersedia berswadaya dalam melaksanakan

adalah kesepakatan pembangunan/peningkatan kualitas


3.Bertanggungjawab atas penggunaan dana

yang dibangun oleh bantuan untuk pembangunan/peningkatan kualitas


rumah sesuai dengan ketentuan waktu

anggota kelompok KPB 4.Bergotong-royong, bekerjasama dan saling


mengawasi pelaksanaan BSPS
5.Menepati waktu pelaksanaan konstruksi sesuai
sebagai wujud ketentuan
6.Bersedia membuat laporan hasil pelaksanaan
keseriusan dalam dan dievaluasi oleh pihak berwenang
7.Bersedia mengembalikan bantuan apabila tidak

melaksanakan kegiatan melaksanakan ketentuan BSPS


8.Memberikan kuasa kepada bank/pos penyalur

BSPS tanpa ada untuk menyampaikan informasi isi rekening


tabungan kepada PPK sewaktu-waktu diperlukan

paksaan dari manapun. dan melakukan pendebetan sesuai perintah PPK.


Penyusunan Proposal
 Fasilitator mendampingi penerima BSPS dalam
penyusunan dan pengajuan proposal.
Dalam proses pendampingan penyusunan proposal,
dilakukan dengan pertemuan kelompok dengan
penjelasan-penjelasan pengisian dan penyusunan proposal
.
 Tujuannya :
Penerima bantuan mampu mengidentifikasi sesuai
kebutuhan perbaikan/pembangunan rumah yang
dituangkan dalam Proposal
Pemanfaatan bantuan Tahap 1 maupun tahap 2
 Dalam proses pendampingan, fasilitator
mendorong partisipasi/ keterlibatan seluruh
pihak (anggota KPB, kelompok peduli,
pemerintah dan masyarakat sekitar) untuk ikut
andil dalam proses pembangunan. Pola gotong-
PARA PEREMPUAN MENGANGKUT
BAHAN BAGUNAN MATERIAL royong, kebersamaan dan pola-pola yang sesuai
dengan kearifan lokal perlu dihidupkan dan
dikembangkan.
Memonitor pelaksanaan pembangunan rumah
masing-masing penerima bantuan dan
memberikan solusi apabila ada permasalahan
GOTONG ROYONG MENGANGKUT
MATERIAL
merupakan pengawalan kegiatan BSPS.
Tujuannya monitoring untuk memastikan
penerima bantuan melaksanakan peningkatan
atau pembangunan rumah sesuai dengan
rencana anggaran yang telah diusulkan.

Kebersamaan
Penyusunan Pelaporan
 Mendampingi penerima BSPS dalam penyusunan laporan
pertanggung-jawaban tahap 1 maupun tahap 2
Dengan melalui pertemuan kelompok penerima bantuan,
fasilitator mendampingi proses penyusunan pelaporan
tahap 1 maupun tahap 2
 Tujuannya :
Akuntabilitas dalam peningkatan/pembangunan rumah di
BSPS sesuai kaidah-kaidah yang telah ditentukan.
Pelaporan Fasilitator
Fasilitator melakukan pelaporan
melalui buku kegiatan fasilitator
yang terdiri dari :
o Kegiatan harian
o Permasalahan dan upaya
penyelesaiannya
o Progress kegiatan
Format-format
Pelaporan Koordinator Fasilitator
Kabupaten/Kota
Koordinator Fasilitator melakukan
pelaporan yang terdiri dari :
o Kegiatan harian
o Permasalahan dan upaya
penyelesaiannya
o Progress kegiatan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai