Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

USULAN BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA (BSPS)


KABUPATEN TAPANULI TENGAH MELALUI
APBD PROVINSI SUMATERA UTARA TA. 2018

I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2.

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945 dan pasal 28 h


Amandemen UUD 1945, bahwa rumah adalah salah satu hak dasar rakyat. Oleh karena
itu, setiap warga negara berhak untuk memiliki tempat tinggal dan mendapat lingkungan
hidup yang baik dan sehat. Selain merupakan kebutuhan dasar manusia, rumah juga
berfungsi meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan penghidupan.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah akan perumahan
dan dalam rangka mendorong pencapaian target program Sejuta Rumah, Pemprov
Sumatera Utara juga menargetkan hingga 2018 bisa merehabilitasi 6.600 unit rumah tidak
layak huni di berbagai kabupaten dan kota. Realisasi pembangunan program Sejuta
Rumah di Sumatera Utara terus bertambah. Pada tahun 2015, terbangun 12.000 unit dan
tahun 2016 sebanyak 15.000 unit. Sementara backlog atau selisih pasokan dan kebutuhan
perumahan di Sumatera Utara cukup besar, sekitar 700.000-an unit.
Selanjutnya, sesuai dengan Visi Misi yang telah ditetapkan dalam RPJMD
Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2017-2022 yaitu “Terwujudnya Masyarakat
Kabupaten Tapanuli Tengah Yang Berkarakter, Mandiri, Berakhlak dan Berkeadilan
Yang Sejahtera”, dan pada Misi yang Kesepuluh yaitu “Terwujudnya Rumah Sehat Bagi
Warga Miskin dan Santunan Kematian Bagi Masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah”
menunjukkan bahwa hak dasar rakyat untuk memiliki perumahan yang sehat bagi warga
miskin merupakan program prioritas dari pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah.
Dengan demikian, maka pembangunan perumahan dan permukiman harus
didukung oleh suatu kebijakan, strategi dan program yang komprehensif dan terpadu
sehingga selain mampu memenuhi hak dasar rakyat juga akan menghasilkan suatu
lingkungan perumahan dan permukiman yang sehat, serasi, harmonis, aman dan nyaman.

2. Maksud dan Tujuan


3.

Maksud pengajuan usulan Kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)


adalah untuk meningkatkan prakarsa Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam
pembangunan/peningkatan kualitas rumah beserta prasarana, sarana, dan utilitas.

Tujuan yang ingin dicapai dengan pengajuan proposal ini adalah adanya pola kerjasama
antara Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan Pemerintah Kabupaten Tapanuli
Tengah dalam memenuhi kebutuhan rumah yang layak huni oleh Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) yang didukung dengan Prasarana, Sarana, dan Utilitas
Umum (PSU) sehingga menjadikan perumahan yang sehat, aman, serasi, dan teratur
serta berkelanjutan.

-1-
3. Gambaran Umum Kabupaten Tapanuli Tengah
A. Kondisi geografis Kabupaten Tapanuli Tengah.
Berada pada posisi koordinat 1°11’00” - 2°22’0” LU dan 98°07’ - 98°12’ BT dengan
luas wilayah 6.194,98 km² meliputi 2.194,98 km² luas darat dan 4.000 km² luas laut.
Tapanuli Tengah memiliki hamparan gunung, pantai, laut, dan sungai (GUPALA) dengan
wilayah yang berbatasan di sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Singkil (Provinsi
Aceh), disebelah Timur dengan Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang
Hasundutan dan Kabupaten Pakpak Bharat, disebelah Selatan dengan Kabupaten
Tapanuli Selatan, serta disebelah Barat dengan Kota Sibolga dan Samudera Hindia.

Peta posisi wilayah administrasi Kabupaten Tapanuli Tengah.

Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki hamparan gunung, pantai, laut dan


sungai (GUPALA) dan merupakan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia
dengan garis pantai ± 200 km dan dilalui jalur pegunungan Bukit Barisan. Kabupaten
Tapanuli Tengah mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang
paling rendah, yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi di daerah
pegunungan. Umumnya wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu sebesar 50,46
persen berada pada ketinggian diatas 100 m diatas permukaan laut. Kabupaten
Tapanuli Tengah. Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah terbagi dalam beberapa
tipologi kelerengan yang bervariasi terdiri dari kelerengan Datar (0 – 8 %), Berombak
(8–15 %), Bergelombang (15–25 %), Curam (25 – 40 %) dan Terjal (> 40 %).
Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai luas daratan sebesar 2.194,98 Km2
3,06 persen luas Provinsi Sumatera Utara dan luas laut Kabupaten Tapanuli Tengah ±
4.000 Km2 . Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah adalah ±
6.194,98 Km2. Secara administratif Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki 20
Kecamatan, yang terdiri dari 159 Desa dan 56 Kelurahan. Kecamatan yang paling luas
adalah Kecamatan Kolang yakni 400,65 Km2 (18,25 persen), sedangkan yang paling
kecil adalah Kecamatan Barus yaitu 21,81 Km2 (0,99 persen).
Tabel 2.1
Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah
No Kecamatan Desa Kelurahan Luas (Km2) Persen (%)
1. Pinangsori 5 5 78,32 3,57
2. Badiri 7 2 129,49 5,90
3. Sibabangun 6 1 284,64 12,97
4. Lumut 5 1 105,98 4,83
5. Sukabangun 6 - 49,37 2,25
6. Pandan 2 20 36,31 1,65
7. Sarudik 1 4 25,92 1,18
8. Tukka 4 5 148,92 6,78
9. Tapian Nauli 9 1 83,01 3,78
10. Sitahuis 5 1 50,52 2,30
11. Kolang 12 2 400,65 18,25

-2-
12. Sorkam 17 4 116,25 5,30
13. Sorkam Barat 10 2 44,58 2,03
14. Pasaribu Tobing 9 - 103,36 4,71
15. Barus 11 2 21,81 0,99
16. Sosor Gadong 8 1 143,14 6,52
17. Andam Dewi 13 1 122,42 5,58
18. Barus Utara 6 - 63,02 2,87
19. Manduamas 17 3 99,55 4,54
20. Sirandorung 7 1 87,72 4,00
Jumlah 159 56 2.194,98 100.00
Sumber: BPS Kabupaten Tapanuli Tengah, 2016.

B. Kondisi Demografis Kabupaten Tapanuli Tengah.


Masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari berbagai etnis antara lain
etnis Batak, Melayu, Minangkabau, Jawa, Bugis, Aceh dan pembauran dari suku-suku
bangsa lain sebagai pendatang. Kehidupan etnis yang ada berjalan cukup baik dan
harmonis serta memiliki rasa kekeluargaan yang cukup tinggi. Hal ini didukung
kegiatan sosial dan adat istiadat di kalangan masyarakat serta didorong rasa
kebersamaan sesuai dengan motto Kabupaten Tapanuli Tengah ”Sahata Saoloan”
atau ”seia sekata”. Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2015
meningkat menjadi 350.017 jiwa, dengan kepadatan penduduk sebesar 159 jiwa per
km2. Kecamatan yang terpadat penduduknya adalah Kecamatan Pandan dengan
kepadatan penduduk sebesar 1.463 jiwa per km2.
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2015.
No Kecamatan Luas/Km2 Jumlah Jumlah Rumah Kepadatan
Penduduk (Jiwa) Tangga (Jiwa/Km)
1. Pinangsori 78,32 23, 285 4, 987 297,31
2. Badiri 129,64 24, 710 5, 290 190,83
3. Sibabangun 284,64 17 ,596 3, 769 61,82
4. Lumut 105,98 10, 361 2, 220 97,76
5. Sukabangun 49,37 3, 864 828 78,27
6. Pandan 34,31 50, 191 10,732 1462,87
7. Tukka 150,93 15, 174 3,248 100,54
8. Sarudik 25,92 23, 891 5,105 921,72
9. Tapian Nauli 83,01 2,3 187 4 ,966 279,33
10. Sitahuis 50,52 5, 677 1, 216 112,37
11. Kolang 436,29 18, 811 4, 033 43,12
12. Sorkam 80,61 18 ,457 3, 955 228,97
13. Sorkam Barat 44,58 17,009 3 ,645 381,54
14. Pasaribu Tobing 103,36 7, 595 1, 627 73,48
15. Barus 21,81 18, 209 3, 903 834,89
16. Sosorgadong 143,14 14, 877 3, 187 103,93
17. Andam Dewi 122,42 16, 145 3, 459 131,88
18. Barus Utara 63,02 4, 746 1,017 75,31
19. Manduamas 99,55 21 ,748 4, 657 218,46
20. Sirondorung 87,72 14, 484 3, 103 165,12
Jumlah 2,194,98 350,017 75,119 159,46
Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah

4. Perekonomian Daerah
Nilai PDRB ADHK tahun 2010 Kabupaten Tapanuli Tengah selama periode tahun
2011-2015 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 nilai PDRB sebesar Rp.
4.702.524,4 juta, pada tahun 2013 sebesar Rp. 5.199.017,5 juta dan pada tahun 2015
-3-
mengalami peningkatan sehingga mencapai Rp. 5.738.320,5 juta. Peningkatan nilai PDRB
ini menunjukkan terjadinya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Tengah selama
lima tahun terakhir. Pertubuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah selama periode
2011-2015 menunjukkan trend yang relatif stabil walaupun pada tahun-tahun tertentu
terlihat menaik dan menurun. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli
Tengah sebesar 5,10% dan pada tahun 2015 sebesar 5,08%. Pada tahun 2013 terlihat
bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah berada pada kondisi yang
tertinggi yaitu sebesar 5,18%.
Grafik 2.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2011-2015

5.2 5.18

5.15
5.11
5.1
5.1 5.08

5.05 5.04

4.95
2011 2012 2013 2014 2015

Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah

Sektor Transportasi dan pergudangan merupakan sektor yang memiliki laju pertumbuhan
yang tertinggi dibandingkan dengan sektor lainnya selama periode 2011-2015 yaitu
sebesar 7,61%. Laju pertumbuhan sub sektor Angkutan Udara selama tahun 2011-2015
mencapai 22,31% dan sub sektor Angkutan Darat sebesar 4,04% sedangkan laju
pertumbuhan sub sektor Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos, dan Kurir
sebesar 3,91%.
Selama periode 2011-2015 struktur ekonomi di Kabupaten Tapanuli Tengah masih
di dominasi oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan walaupun kontribusi Sektor
Pertanian Kehutanan dan Perikanan terus mengalami penurunan. Pada tahun 2011
kontribusi sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan sebesar 49,56%, pada tahun 2013
sebesar 48,91% dan pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 47,55% dengan
kontribusi rata-rata periode 2011-2015 sebesar 48,61%. Penurunan yang terjadi pada
sektor ini menunjukkan adanya sektor lain yang mengalami peningkatan selama lima tahun
terakhir.
Sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi terbesar kedua. Pada tahun
2011 kontribusi Sektor Industri Pengolahan sebesar 12,40% dan pada tahun 2015
mengalami penurunan menjadi 11,71% dengan rata-rata sebesar 12,05%. Kemudian diikuti
oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reperasi Mobil Dan Sepeda Motor pada
urutan ketiga. Pada tahun 2011 kontribusi sektor Perdagangan Besar dan Eceran,
-4-
Reperasi Mobil Dan Sepeda Motor sebesar 10,36% dan pada tahun 2015 meningkat
menjadi 11,02% dengan rata–rata sebesar 10,48%.
Sedangkan Sektor Konstruksi berada pada urutan ke empat dengan kontribusi pada
tahun 2011 sebesar 9,74% dan meningkat pada tahun 2015 menjadi 10,90% dengan rata-
rata sebesar 10,42% dan Sektor Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jamsos Wajib
menempati posisi kelima dengan kontribusi pada tahun 2011 sebesar 7,93% dan pada
tahun 2015 meningkat menjadi 8,42% dengan rata–rata sebesar 8,19%.

II. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH


TAHUN 2016

1. Pendidikan
Untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan di Kabupaten Tapanuli Tengah ada
beberapa indikator yang dapat digunakan yaitu Angka Partisipasi Murni (APM), Angka
Partisipasi Kasar (APK), Angka Putus Sekolah (APS) dan Angka Melek Huruf.
a. Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan Proporsi penduduk pada kelompok
umur jenjang pendidikan tertentu yang masih bersekolah terhadap penduduk pada
kelompok umur tersebut. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI selama tahun 2012-
2016 mengalami peningkatan walaupun pada tahun 2013 mengalami penurunan.
Pada tahun 2012 APM SD/MI sebesar 99,67%, pada tahun 2013 menurun menjadi
86,44%, dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 94.21%.
Untuk Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs selama tahun 2012-2016
mengalami peningkatan yang signifikan walaupun Untuk Angka Partisipasi Murni
(APM) SMP/MTs masih berada dibawah Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI. Pada
tahun 2012 nilai Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs sebesar 87,18%, pada
tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 73,32%, dan pada tahun 2016 meningkat
menjadi 88,93%.
Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA selama tahun 2012-2016
juga mengalami peningkatan walaupun pada tahun 2013 mengalami penurunan .
Nilai peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA lebih besar dari
peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI tetapi lebih rendah dibandingkan
dengan peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs. Pada tahun 2012 nilai
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA sebesar 74,97%, pada tahun 2013 sebesar
54,73%, dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 75,23%.

b. Angka Partisipasi Kasar (APK)


Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan Proporsi anak sekolah pada suatu
jenjang tertentu tanpa memperhatikan ketepatan usia sekolah terhadap penduduk
pada kelompok usia tertentu. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI selama tahun
2012-2016 mengalami penurunan sebesar 0,8%. Pada tahun 2012 APK SD/MI
sebesar 99,67%, pada tahun 2014 menurun menjadi 97,37%, dan pada tahun 2016
kembali naik menjadi 98,36%.
Untuk Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs selama tahun 2012-2016
mengalami peningkatan sebesar 0,67% walaupun Untuk Angka Partisipasi Kasar

-5-
(APK) SMP/MTs masih berada dibawah Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI. Pada
tahun 2012 nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs sebesar 88,18%, pada
tahun 2014 sebesar 88,82%, dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 92,71%.
Sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA selama tahun 2012-2016
terus mengalami peningkatan sebesar 1,05% walaupun Nilai peningkatan Angka
Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA lebih besar dari peningkatan Angka Partisipasi
Murni (APM) SD/MI dan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs. Pada tahun 2012
nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA sebesar 74,97%, pada tahun 2014
sebesar 81,01%, dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 84,23%.

c. Angka Putus Sekolah (APS)


Angka Putus Sekolah (APS) merupakan Proporsi anak menurut kelompok
usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu
jenjang pendidikan tertentu. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI selama tahun 2012-
2016 mengalami penurunan. Pada tahun 2012 APS SD/MI sebesar 0,51%, pada
tahun 2014 menurun menjadi 0,35%, dan pada tahun 2016 kembali menurun
menjadi 0,08%.
Untuk Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs selama tahun 2012-2016
mengalami penurunan walaupun Untuk Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs masih
berada dibawah Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI. Pada tahun 2012 nilai Angka
Putus Sekolah (APS) SMP/MTs sebesar 0,93%, pada tahun 2014 sebesar 0,39%,
dan pada tahun 2016 kembali menurun menjadi 0,14%.
Sedangkan Angka Putus Sekolah (APS) SMA/MA selama tahun 2012-2016 juga
mengalami penurunan dimana Nilai penurunan Angka Putus Sekolah (APS) SMA/MA
lebih besar dari penurunan Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI dan Angka Putus Sekolah
(APS) SMP/MTs. Pada tahun 2012 nilai Angka Putus Sekolah (APS) SMA/MA sebesar
1,36%, pada tahun 2014 sebesar 0,13%, dan pada tahun 2016 menjadi 0,07%.

d. Angka Melek Huruf (AMH)


Angka Melek Huruf (AMH) merupakan Proporsi penduduk usia 15 tahun ke
atas yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf
lainnya, tanpa harus mengerti apa yang di baca/ditulisnya terhadap penduduk usia 15
tahun ke atas. Berbeda dengan Angka Melek Huruf (AMH), Angka Buta Huruf (ABH)
merupakan Proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang tidak mempunyai
kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya terhadap penduduk
usia 15 tahun ke atas.
Angka Melek Huruf (AMH) digunakan untuk melihat pencapaian indikator
dasar yang telah dicapai oleh suatu daerah, karena membaca merupakan dasar
utama dalam memperluas ilmu pengetahuan. Angka Melek Huruf (AMH) merupakan
indikator penting untuk melihat sejauh mana penduduk suatu daerah terbuka
terhadap pengetahuan.
Jumlah Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2012-
2016 menunjukkan hasil yang bagus. Pada tahun 2012 jumlah Angka Melek Huruf
(AMH) sebesar 99,96% , pada tahun 2013 sebesar 100% dan pada tahun 2016
mengalami penurunan dengan nilai sebesar 99,45%. Dengan jumlah Angka Melek
Huruf (AMH) yang tinggi menunjukkan adanya sebuah sistem pendidikan dasar yang
-6-
efektif dan/atau program keaksaraan yang memungkinkan sebagian besar penduduk
untuk memperoleh kemampuan menggunakan kata-kata tertulis dalam kehidupan
sehari-hari dan melanjutkan pembelajarannya.

2. Kesehatan
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, Pemerintah
Kabupaten Tapanuli Tengah melaksanakan upaya-upaya dalam meningkatkan
pembangunan bidang kesehatan antara lain Peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan antara lain Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes) dan Posyandu; Peningkatan alokasi anggaran di bidang kesehatan
baik yang bersumber dari APBD Kabupaten Tapanuli Tengah, APBD Provinsi Sumatera
Utara serta APBN; Peningkatan ketersediaan tenaga kesehatan dan peningkatan sumber
daya tenaga tenaga kesehatan; Peningkatan kualifikasi pendidikan petugas kesehatan;
Peningkatan penyuluhan kesehatan; Tersedianya tenaga medis pada puskesmas,
puskesmas pembantu dan poskesdes. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan akses
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilaksanakan melalui optimalisasi fungsi RSUD
Pandan, RSUD Barus, 23 puskesmas, 6 diantaranya sudah menjadi puskemas rawat
inap, menyiagakan 97 puskemas pembantu, 26 puskesmas keliling, serta melakukan
penguatan terhadap 69 pos kesehatan desa (poskesdes), 163 polindes, 397 posyandu
serta mengukuhkan 40 desa siaga yang tersebar pada 20 kecamatan.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012-2016
mengalami fluktuatif dengan trend penurunan. Pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu
(AKI) sebesar 6 jiwa dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu
sebesar 21 jiwa. Tetapi pada tahun 2015 Kabupaten Tapanuli Tengah berhasil menekan
pertumbuhan Angka Kematian Ibu (AKI) dengan jumlah sebesar 6 jiwa dan pada tahun
2016 kembali naik menjadi 11 jiwa.
Angka Harapan Hidup (AHH) di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012-2016
mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 Angka Harapan Hidup (AHH) sebesar 66,45%
dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan yaitu sebesar 66,49%. Tetapi pada tahun 2015
Kabupaten Tapanuli Tengah berhasil meningkatkan pertumbuhan Angka Harapan Hidup
(AHH) dengan jumlah sebesar 66,59% dan selanjutnya pada tahun 2016 pertumbuhan
Angka Harapan Hidup (AHH) menaik sebesar 66,62%.
Selanjutnya Kasus balita gizi buruk yang ditemukan dan mendapat perawatan di
Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012-2016 mengalami fluktuatif. Pada tahun 2012
kasus balita gizi buruk sebesar 19 kasus dan pada tahun 2013 sampai dengan tahun
2015 mengalami kenaikan yaitu sebesar 26, 20, dan 45 kasus. Tetapi pada tahun 2016
kasus balita gizi buruk kembali meningkat dengan jumlah sebesar 65 kasus.

3. Pariwisata
Pembangunan pariwisata kurun waktu tahun 2012-2016 yaitu pembangunan objek-
objek wisata antara lain Pantai Bosur, Air Terjun Sihobuk, Sport Fishing Area di Pulau
Ungge dan direncanakan pada tahun 2017 Pembangunan Makam Papan Tinggi
di Kecamatan Barus Utara. Pembangunan pariwisata masih perlu ditingkatkan apabila
dilihat dari potensi wisata yang dimiliki, meliputi wisata bahari, wisata alam pegunungan,
wisata cagar budaya dan wisata kuliner.

-7-
Sejalan dengan hal itu promosi wisata perlu ditingkatkan dengan menyelenggarakan
agenda pariwisata dan budaya daerah dalam rangka menarik minat wisatawan. Jumlah
wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Tapanuli Tengah menunjukkan peningkatan
dari tahun 2012 wisatawan domestik sebanyak 23.003 pada tahun 2015 sebanyak
182.208 wisatawan, dengan rata-rata lama tinggal 2-3 hari. Sementara jumlah wisatawan
mancanegara mengalami penurunan dari 530 tahun 2012 menjadi 95 wisman pada tahun
2015. Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Tapanuli Tengah turut didorong dari
akses transportasi udara oleh berbagai maskapi penerbangan seperti Wings Air, Susi Air,
dan selanjutnya tahun 2013 Garuda Airlines membuka rute penerbangan Jakarta –
Pinangsori, dan Kuala Namu - Pinangsori – Jakarta (PP).
.
4. Pertanian
Berdasarkan nilai kontribusinya, sektor-sektor unggulan memberikan kontribusi lebih
dari setengah jumlah PDRB Kabupaten Tapanuli Tengah dalam perekonomian Kabupaten
Tapanuli Tengah tahun 2012-2015. Besaran kontribusi sektor-sektor unggulan tahun
2015, antara lain pertanian, kehutanan, perikanan (47.55%), industri pengolahan
(11.71%), perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (11.02%).
Sementara dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi, belum menunjukkan peningkatan yang
signifikan bahkan cenderung mengalami penurunan, antara lain pertumbuhan pertanian,
kehutanan, perikanan tahun 2015 4,91% dari sebelumnya 4,43%, industri pengolahan
2,53% lebih rendah dari sebelumnya 3,06%, perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor 5,41% sementara tahun 2014 sebesar 5,95%.

III. PERMASALAHAN
Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Tapanuli Tengah saat ini khususnya bidang
perumahan adalah sebagai berikut :
a. Masih banyaknya kondisi rumah yang tidak layak huni di kabupaten Tapanuli Tengah.
b. Tingginya jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah sehingga tidak
mampu untuk membangun rumah yang layak huni dan sehat.
c. Besarnya dana yang dibutuhkan dalam penyediaan perumahan sementara kemampuan
dana (DAU) sangat terbatas.

IV. USULAN BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA (BSPS) KABUPATEN


TAPANULI TENGAH MELALUI APBD PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN
ANGGARAN 2018.
Usulan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) diperuntukkan bagi pembangunan
baru rumah tidak layak huni, mengingat kondisi rumah yang mayoritas sudah rusak parah sehingga
perlu dibangun baru.

Berdasarkan kondisi diatas maka Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah


mengusulkan kegiatan BSPS melalui melalui APBD Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran
2018, sebagai berikut :

-8-
NO KECAMATAN JUMLAH UNIT KETERANGAN
1 Barus 50 Pembangunan Baru
2 Sorkam 50 Pembangunan Baru
3 Sosorgadong 50 Pembangunan Baru
4 Barus Utara 50 Pembangunan Baru
5 Andam Dewi 50 Pembangunan Baru
6 Sirandorung 50 Pembangunan Baru
7 Manduamas 50 Pembangunan Baru

 Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Kabupaten Tapanuli Tengah untuk


pembangunan baru 350 unit rumah, dengan kebutuhan dana sebesar Rp. 10.500.000.000
(Sepuluh milyar lima ratus juta rupiah).

III. P E N U T U P
Demikian usulan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Kabupaten Tapanuli
Tengah Melalui APBD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018, dengan harapan kiranya Bapak
Gubernur berkenan mengalokasikan usulan kegiatan dimaksud Melalui APBD Provinsi
Sumatera Utara Tahun Anggaran 2018, guna mendukung Program Sejuta Rumah dan
memenuhi kebutuhan rumah yang layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah serta
memberdayakan masyarakat berpenghasilan rendah agar mampu membangun atau
meningkatkan kualitas rumah secara swadaya sehingga dapat menghuni rumah yang layak
dalam lingkungan yang sehat dan aman.

Pandan, Oktober 2017

BUPATI TAPANULI TENGAH

BAKHTIAR AHMAD SIBARANI

-9-
- 10 -

Anda mungkin juga menyukai