I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2.
Tujuan yang ingin dicapai dengan pengajuan proposal ini adalah adanya pola kerjasama
antara Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan Pemerintah Kabupaten Tapanuli
Tengah dalam memenuhi kebutuhan rumah yang layak huni oleh Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) yang didukung dengan Prasarana, Sarana, dan Utilitas
Umum (PSU) sehingga menjadikan perumahan yang sehat, aman, serasi, dan teratur
serta berkelanjutan.
-1-
3. Gambaran Umum Kabupaten Tapanuli Tengah
A. Kondisi geografis Kabupaten Tapanuli Tengah.
Berada pada posisi koordinat 1°11’00” - 2°22’0” LU dan 98°07’ - 98°12’ BT dengan
luas wilayah 6.194,98 km² meliputi 2.194,98 km² luas darat dan 4.000 km² luas laut.
Tapanuli Tengah memiliki hamparan gunung, pantai, laut, dan sungai (GUPALA) dengan
wilayah yang berbatasan di sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Singkil (Provinsi
Aceh), disebelah Timur dengan Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang
Hasundutan dan Kabupaten Pakpak Bharat, disebelah Selatan dengan Kabupaten
Tapanuli Selatan, serta disebelah Barat dengan Kota Sibolga dan Samudera Hindia.
-2-
12. Sorkam 17 4 116,25 5,30
13. Sorkam Barat 10 2 44,58 2,03
14. Pasaribu Tobing 9 - 103,36 4,71
15. Barus 11 2 21,81 0,99
16. Sosor Gadong 8 1 143,14 6,52
17. Andam Dewi 13 1 122,42 5,58
18. Barus Utara 6 - 63,02 2,87
19. Manduamas 17 3 99,55 4,54
20. Sirandorung 7 1 87,72 4,00
Jumlah 159 56 2.194,98 100.00
Sumber: BPS Kabupaten Tapanuli Tengah, 2016.
4. Perekonomian Daerah
Nilai PDRB ADHK tahun 2010 Kabupaten Tapanuli Tengah selama periode tahun
2011-2015 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 nilai PDRB sebesar Rp.
4.702.524,4 juta, pada tahun 2013 sebesar Rp. 5.199.017,5 juta dan pada tahun 2015
-3-
mengalami peningkatan sehingga mencapai Rp. 5.738.320,5 juta. Peningkatan nilai PDRB
ini menunjukkan terjadinya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Tengah selama
lima tahun terakhir. Pertubuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah selama periode
2011-2015 menunjukkan trend yang relatif stabil walaupun pada tahun-tahun tertentu
terlihat menaik dan menurun. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli
Tengah sebesar 5,10% dan pada tahun 2015 sebesar 5,08%. Pada tahun 2013 terlihat
bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah berada pada kondisi yang
tertinggi yaitu sebesar 5,18%.
Grafik 2.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2011-2015
5.2 5.18
5.15
5.11
5.1
5.1 5.08
5.05 5.04
4.95
2011 2012 2013 2014 2015
Sektor Transportasi dan pergudangan merupakan sektor yang memiliki laju pertumbuhan
yang tertinggi dibandingkan dengan sektor lainnya selama periode 2011-2015 yaitu
sebesar 7,61%. Laju pertumbuhan sub sektor Angkutan Udara selama tahun 2011-2015
mencapai 22,31% dan sub sektor Angkutan Darat sebesar 4,04% sedangkan laju
pertumbuhan sub sektor Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos, dan Kurir
sebesar 3,91%.
Selama periode 2011-2015 struktur ekonomi di Kabupaten Tapanuli Tengah masih
di dominasi oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan walaupun kontribusi Sektor
Pertanian Kehutanan dan Perikanan terus mengalami penurunan. Pada tahun 2011
kontribusi sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan sebesar 49,56%, pada tahun 2013
sebesar 48,91% dan pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 47,55% dengan
kontribusi rata-rata periode 2011-2015 sebesar 48,61%. Penurunan yang terjadi pada
sektor ini menunjukkan adanya sektor lain yang mengalami peningkatan selama lima tahun
terakhir.
Sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi terbesar kedua. Pada tahun
2011 kontribusi Sektor Industri Pengolahan sebesar 12,40% dan pada tahun 2015
mengalami penurunan menjadi 11,71% dengan rata-rata sebesar 12,05%. Kemudian diikuti
oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reperasi Mobil Dan Sepeda Motor pada
urutan ketiga. Pada tahun 2011 kontribusi sektor Perdagangan Besar dan Eceran,
-4-
Reperasi Mobil Dan Sepeda Motor sebesar 10,36% dan pada tahun 2015 meningkat
menjadi 11,02% dengan rata–rata sebesar 10,48%.
Sedangkan Sektor Konstruksi berada pada urutan ke empat dengan kontribusi pada
tahun 2011 sebesar 9,74% dan meningkat pada tahun 2015 menjadi 10,90% dengan rata-
rata sebesar 10,42% dan Sektor Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jamsos Wajib
menempati posisi kelima dengan kontribusi pada tahun 2011 sebesar 7,93% dan pada
tahun 2015 meningkat menjadi 8,42% dengan rata–rata sebesar 8,19%.
1. Pendidikan
Untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan di Kabupaten Tapanuli Tengah ada
beberapa indikator yang dapat digunakan yaitu Angka Partisipasi Murni (APM), Angka
Partisipasi Kasar (APK), Angka Putus Sekolah (APS) dan Angka Melek Huruf.
a. Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan Proporsi penduduk pada kelompok
umur jenjang pendidikan tertentu yang masih bersekolah terhadap penduduk pada
kelompok umur tersebut. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI selama tahun 2012-
2016 mengalami peningkatan walaupun pada tahun 2013 mengalami penurunan.
Pada tahun 2012 APM SD/MI sebesar 99,67%, pada tahun 2013 menurun menjadi
86,44%, dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 94.21%.
Untuk Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs selama tahun 2012-2016
mengalami peningkatan yang signifikan walaupun Untuk Angka Partisipasi Murni
(APM) SMP/MTs masih berada dibawah Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI. Pada
tahun 2012 nilai Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs sebesar 87,18%, pada
tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 73,32%, dan pada tahun 2016 meningkat
menjadi 88,93%.
Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA selama tahun 2012-2016
juga mengalami peningkatan walaupun pada tahun 2013 mengalami penurunan .
Nilai peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA lebih besar dari
peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI tetapi lebih rendah dibandingkan
dengan peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs. Pada tahun 2012 nilai
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA sebesar 74,97%, pada tahun 2013 sebesar
54,73%, dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 75,23%.
-5-
(APK) SMP/MTs masih berada dibawah Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI. Pada
tahun 2012 nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs sebesar 88,18%, pada
tahun 2014 sebesar 88,82%, dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 92,71%.
Sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA selama tahun 2012-2016
terus mengalami peningkatan sebesar 1,05% walaupun Nilai peningkatan Angka
Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA lebih besar dari peningkatan Angka Partisipasi
Murni (APM) SD/MI dan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs. Pada tahun 2012
nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA sebesar 74,97%, pada tahun 2014
sebesar 81,01%, dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 84,23%.
2. Kesehatan
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, Pemerintah
Kabupaten Tapanuli Tengah melaksanakan upaya-upaya dalam meningkatkan
pembangunan bidang kesehatan antara lain Peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan antara lain Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes) dan Posyandu; Peningkatan alokasi anggaran di bidang kesehatan
baik yang bersumber dari APBD Kabupaten Tapanuli Tengah, APBD Provinsi Sumatera
Utara serta APBN; Peningkatan ketersediaan tenaga kesehatan dan peningkatan sumber
daya tenaga tenaga kesehatan; Peningkatan kualifikasi pendidikan petugas kesehatan;
Peningkatan penyuluhan kesehatan; Tersedianya tenaga medis pada puskesmas,
puskesmas pembantu dan poskesdes. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan akses
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilaksanakan melalui optimalisasi fungsi RSUD
Pandan, RSUD Barus, 23 puskesmas, 6 diantaranya sudah menjadi puskemas rawat
inap, menyiagakan 97 puskemas pembantu, 26 puskesmas keliling, serta melakukan
penguatan terhadap 69 pos kesehatan desa (poskesdes), 163 polindes, 397 posyandu
serta mengukuhkan 40 desa siaga yang tersebar pada 20 kecamatan.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012-2016
mengalami fluktuatif dengan trend penurunan. Pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu
(AKI) sebesar 6 jiwa dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu
sebesar 21 jiwa. Tetapi pada tahun 2015 Kabupaten Tapanuli Tengah berhasil menekan
pertumbuhan Angka Kematian Ibu (AKI) dengan jumlah sebesar 6 jiwa dan pada tahun
2016 kembali naik menjadi 11 jiwa.
Angka Harapan Hidup (AHH) di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012-2016
mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 Angka Harapan Hidup (AHH) sebesar 66,45%
dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan yaitu sebesar 66,49%. Tetapi pada tahun 2015
Kabupaten Tapanuli Tengah berhasil meningkatkan pertumbuhan Angka Harapan Hidup
(AHH) dengan jumlah sebesar 66,59% dan selanjutnya pada tahun 2016 pertumbuhan
Angka Harapan Hidup (AHH) menaik sebesar 66,62%.
Selanjutnya Kasus balita gizi buruk yang ditemukan dan mendapat perawatan di
Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012-2016 mengalami fluktuatif. Pada tahun 2012
kasus balita gizi buruk sebesar 19 kasus dan pada tahun 2013 sampai dengan tahun
2015 mengalami kenaikan yaitu sebesar 26, 20, dan 45 kasus. Tetapi pada tahun 2016
kasus balita gizi buruk kembali meningkat dengan jumlah sebesar 65 kasus.
3. Pariwisata
Pembangunan pariwisata kurun waktu tahun 2012-2016 yaitu pembangunan objek-
objek wisata antara lain Pantai Bosur, Air Terjun Sihobuk, Sport Fishing Area di Pulau
Ungge dan direncanakan pada tahun 2017 Pembangunan Makam Papan Tinggi
di Kecamatan Barus Utara. Pembangunan pariwisata masih perlu ditingkatkan apabila
dilihat dari potensi wisata yang dimiliki, meliputi wisata bahari, wisata alam pegunungan,
wisata cagar budaya dan wisata kuliner.
-7-
Sejalan dengan hal itu promosi wisata perlu ditingkatkan dengan menyelenggarakan
agenda pariwisata dan budaya daerah dalam rangka menarik minat wisatawan. Jumlah
wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Tapanuli Tengah menunjukkan peningkatan
dari tahun 2012 wisatawan domestik sebanyak 23.003 pada tahun 2015 sebanyak
182.208 wisatawan, dengan rata-rata lama tinggal 2-3 hari. Sementara jumlah wisatawan
mancanegara mengalami penurunan dari 530 tahun 2012 menjadi 95 wisman pada tahun
2015. Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Tapanuli Tengah turut didorong dari
akses transportasi udara oleh berbagai maskapi penerbangan seperti Wings Air, Susi Air,
dan selanjutnya tahun 2013 Garuda Airlines membuka rute penerbangan Jakarta –
Pinangsori, dan Kuala Namu - Pinangsori – Jakarta (PP).
.
4. Pertanian
Berdasarkan nilai kontribusinya, sektor-sektor unggulan memberikan kontribusi lebih
dari setengah jumlah PDRB Kabupaten Tapanuli Tengah dalam perekonomian Kabupaten
Tapanuli Tengah tahun 2012-2015. Besaran kontribusi sektor-sektor unggulan tahun
2015, antara lain pertanian, kehutanan, perikanan (47.55%), industri pengolahan
(11.71%), perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (11.02%).
Sementara dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi, belum menunjukkan peningkatan yang
signifikan bahkan cenderung mengalami penurunan, antara lain pertumbuhan pertanian,
kehutanan, perikanan tahun 2015 4,91% dari sebelumnya 4,43%, industri pengolahan
2,53% lebih rendah dari sebelumnya 3,06%, perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor 5,41% sementara tahun 2014 sebesar 5,95%.
III. PERMASALAHAN
Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Tapanuli Tengah saat ini khususnya bidang
perumahan adalah sebagai berikut :
a. Masih banyaknya kondisi rumah yang tidak layak huni di kabupaten Tapanuli Tengah.
b. Tingginya jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah sehingga tidak
mampu untuk membangun rumah yang layak huni dan sehat.
c. Besarnya dana yang dibutuhkan dalam penyediaan perumahan sementara kemampuan
dana (DAU) sangat terbatas.
-8-
NO KECAMATAN JUMLAH UNIT KETERANGAN
1 Barus 50 Pembangunan Baru
2 Sorkam 50 Pembangunan Baru
3 Sosorgadong 50 Pembangunan Baru
4 Barus Utara 50 Pembangunan Baru
5 Andam Dewi 50 Pembangunan Baru
6 Sirandorung 50 Pembangunan Baru
7 Manduamas 50 Pembangunan Baru
III. P E N U T U P
Demikian usulan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Kabupaten Tapanuli
Tengah Melalui APBD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018, dengan harapan kiranya Bapak
Gubernur berkenan mengalokasikan usulan kegiatan dimaksud Melalui APBD Provinsi
Sumatera Utara Tahun Anggaran 2018, guna mendukung Program Sejuta Rumah dan
memenuhi kebutuhan rumah yang layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah serta
memberdayakan masyarakat berpenghasilan rendah agar mampu membangun atau
meningkatkan kualitas rumah secara swadaya sehingga dapat menghuni rumah yang layak
dalam lingkungan yang sehat dan aman.
-9-
- 10 -