Artikel ini telah tayang di detiknews.com dengan judul “Rangkaian Lengkap Kasus Bansos
COVID-19 Berujung Mensos Tersangka KPK”
b. Aktor yang terlibat dan peran setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus
“Begini Rangkaian Lengkap Kasus Bansos COVID-19 Berujung Mensos Tersangka
KPK”
Aktor yang terlibat dalam kasus tersebut antara lain:
1) Mensos Juliari Peter Batubara (sebagai penerima dana hasil korupsi fee
pengadaan bansos covid 19)
2) Pejabat Pembuat Komitmen Kemensos Matheus Joko Santoso (pemilik PT.
RPI dan sebagai PPK pelaksana proyek pengadaan bansos covid 19)
3) Pejabat Pembuat Komitmen Kemensos Adi Wahyono (sebagai perantara
pembagian uang dana hasil korupsi fee pengadaan bansos covid 19 secara
tunai kepada Mensos Juliari Peter Batubara)
4) Eko dan Shelvy sebagai orang kepercayaan Mensos Juliari Peter Batubara
untuk mengelola uang dana hasil korupsi fee pengadaan bansos covid 19.
2. Analisis Kasus
Nilai-nilai Dasar
No Bentuk Pelanggaran Dampak di Timbulkan
ASN (ANEKA)
a. Tidak transparan dalam
pengelolaan dana
pengadaan bansos covid
19,
1 Akuntabilitas b. Tidak tanggung jawab
terhadap tugas
jabatannya a. Masyarakat tidak bisa
c. Tidak mendiskripsikan ciri mendapatkan haknya secara
dari ASN penuh
b. Kekayaan negara tidak bisa
Tidak sesuai sila pancasila di salurkan secara efektif dan
2 Nasionalisme ke 5 “Keadilan Sosial Bagi efisien
Seluruh Rakyat Indonesia” c. Meningkatnya tindakan
kriminalitas
Tidak menyalurkan dana d. Meningkatnya kemiskinan
bansos covid 19 yang e. Hilangnya kepercayaan
3 Etika Publik
seharusnya diterima oleh masyarakat terhadap kinerja
masyarakat pemerintah
Memangkas anggaran paket f. Bagi pelaku dan anggota
bansos sehingga nilainya keluarga lainnya
4 Komitmen Mutu lebih kecil dari yang mendapatkan sanksi sosial
seharusnya diterima oleh dari masyarakat
masyarakat
Tidak menerapkan nilai-nilai
anti korupsi antara lain jujur,
5 Anti Korupsi peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras,
sederhana, berani, adil.
3. Deskripsi Gagasan-Gagasan Kreatif dan Inovatif Upaya Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan Konteks Deskripsi Kasus
Sepandi-pandainya menyimpan bangkai, suatu saat baunya akan tercium juga.
Begitu kata pepatah. Karena memang tidak ada kejahatan yang sempurna. Kebohongan
dan kecurangan, meski disembunyikan suatu saat akan terbongkar juga. Apa lagi kasus
yang menjerat Mensos Juliari peter Batubara merugikan negara dengan nilai yang
sangat besar.
Maka, supaya kejadian serupa tidak terulang kembali, menurut kami harus ada
perbaikan di banyak hal. Dalam kasus ini, tokoh yang tersandung adalah kelas nasional
bahkan tataran internasional. Sehingga gagasan alternatif yang kami ajukan adalah
berupa memberi hukuman berat sekaligus membangun supremasi hukum yang kuat dan
memanfaatkan teknologi pada sistem.
Memberikan hukuman berat pada koruptor akan memunculkan efek jera. Hal ini juga
dapat menjadi pelajaran bagi seluruh kalangan agar tidak melakukan hal yang serupa.
Selain itu kekuatan hukum sangat diperlukan untuk menegakkan keadilan. Ketika hukum
tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka kepercayaan pubik akan hilang.
Dengan membangun supremasi hukum yang kuat, maka pelaku koruptor tidak
menemukan celah untuk melancarkan aksi mereka. Membangun supremasi hukum
yang kuat adalah dengan memberlakukan hukuman secara adil tanpa pilih kasih
sehingga tidak ada lagi manusia yang kebal hukum.
Selain itu, teknologi digital kini berkembang dengan pesat. Teknologi juga dapat
digunakan untuk mempermudah sistem birokrasi. Baik di pemerintahan, perusahaan,
bisnis maupun lembaga pendidikan. Dengan memanfaatkan teknologi makasetiap
aktifitasdapat dipantau sehingga meminimalisir kesempatan untuk melakukan korupsi.
Pemanfaatan digitalisasi juga memungkinkan adanya sinkronitas secara riil dan
transparan antara penanggungjawab, penyalur hingga penerima bantuan sosial.