Anda di halaman 1dari 8

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Anti Korupsi


Angkatan/ Kelas : XXVII/ C-5
Nama Agenda : Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara
Nama Peserta : AREZY ADITIA FAUZI, S.STP
No. Daftar Hadir : 132
Lembaga Penyelenggara : PPSDM Kemendagri Regional Bandung
Pelatihan

A. Pokok Pikiran
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi
sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah
karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun
dapat berdampak secara jangka panjang.
Secara umum akibat korupsi adalah merugikan negara dan merusak
sendi-sendi kebersamaan serta memperlambat tercapainya tujuan nasional,
diantaranya :
a) Tata ekonomi, seperti: pemborosan sumber-sumber, larinya modal ke
luar negeri, gangguan terhadap perusahaan, gangguan penanaman
modal:
b) Tata sosial budaya, seperti: revolusi sosial dan ketimpangan sosial:
c) Tata politik, seperti: ketidakstabilan politik, pengambilalihan kekuasaan,
hilangnya bantuan luar negeri, hilangnya kewibawaan pemerintah:
d) Tata administrasi, seperti: tidak efisien, kurangnya kemampuan
administrasi, hilangnya keahlian, hilangnya sumber-sumber negara,
keterbatasan kebijaksanaan pemerintah, dan pengambilan tindakan-
tindakan represif.

1
Adapun penyebab korupsi secara umum antara lain:
a) Penegakan hukum tidak konsisten;
b) Penyalahgunaan kekuasaan/kewenangan;
c) Langkanya lingkungan yang anti korupsi;
d) Rendahnya pendapatan penyelenggara negara;
e) Kemiskinan/keserakahan;
f) Keuntungan korupsi lebih besar daripada kerugian ditangkap;
g) Pemberian imbalan jasa;
h) Gagalnya Pendidikan agama dan etika.
Pencegahan tindak pidana korupsi dapat dilakukan secara preventif,
baik itu melalui perbaikan system maupun melalui perbaikan manusia. Dengan
melalui perbaikan system diantaranya yaitu:
a) Peraturan Perundangan;
b) Reformasi Birokrasi;
c) Menegakkan etika profesi dan tata tertib Lembaga;
d) Penerapan prinsip Good Governance;
e) Dan lain-lain.
Sedangkan melalui perbaikan manusia diantaranya yaitu:
a) Memperbaiki moral;
b) Meningkatkan kesadaran hukum;
c) Mengentaskan kemiskinan;
d) Memilih pimpinan yang bersih, jujur dan anti korupsi
e) Dan lain-lain.
Berikut ini adalah beberapa peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan tindak pidana korupsi:
1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1);
2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;
3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
XI/ MPR/ 1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

2
4. UU no. 28 Th. 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
5. UU no. 31 Th. 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3874); sebagaimana telah diubah
dengan UU No.20 tahun 2001
6. UU no. 30 Th. 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi;
7. PP no. 71 Th. 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta
Masyarakat dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan Dan
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
8. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;
9. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana;
10. Keputusan Pimpinan KPK no. KEP–06/ P.KPK/ 02/ 2004;
11. Keputusan Pimpinan KPK no. KEP–07/ P.KPK/ 02/ 2004;
12. dan berbagai ketentuan hukum lainnya.
Jenis-jenis tindak pidana korupsi diantaranya yaitu:
a) Kerugian keuangan negara;
b) Suap-menyuap;
c) Penggelapan dalam jabatan;
d) Pemerasan;
e) Perbuatan curang;
f) Benturan kepentingan dalam pengadaan;
g) Gratifikasi.
Integritas adalah bertindak secara konsisten antara apa yang dikatakan
dengan tingkah lakunya sesuai nilai-nilai yang dianut (nilai-nilai dapat berasal
dari nilai kode etik di tempat dia bekerja, nilai masyarakat atau nilai moral
pribadi).Sistem integritas merupakan lingkungan yang kondusif bagi
peningkatan dan penjagaan integritas, sehingga terjadi penyelarasan antara
rohani dan jasmani dalam diri, penyelarasan jiwa, pikiran, perasaan, ucapan
dan tindakan dengan nurani dan lingkungan (sistem dan budaya integritas)

3
Sistem integritas yang kuat sebagai pengendali dan penyelaras akan berjalan
secara efektif ketika diikuti kesediaan seluruh elemen organisasi.
Terdapat beberapa cara untuk membangun Sistem Integritas di tempat
kita bekerja, yaitu:
A) Re-Framing Culture
Upaya mengubah orientasi dari perilaku korupsi yang berbentuk
kolusi, dan unsur-unsur yang membentuk kolusi baik perilaku,
ucapan, emosi, maupun pikiran (paradigma).
B) Seeding of Integrity
Upaya untuk menanamkan pengaruh integritas pada bawah sadar
hingga dapat membentuk perilaku, kebiasaan dan budaya integritas.
C) Sistem Integritas Organisasi
Bangsa Indonesia membutuhkan individu-individu yang
integritasnya sudah terinternalisasi dengan baik dalam dirinya, serta
system nilai dan konsekuensinya.
Adapun komponen Sistem Integritas adalah system-sistem khusus
untuk pengendalian korupsi dan standar etika, antara lain:
1) Peningkatan peran pengawasan internal;
2) Post Employment;
3) Integrity checking;
4) Pengungkapan isu integritas;
5) Pengendalian gratifikasi;
6) Pelaporan harta kekayaan;
7) Analisis resiko terhadap integritas;
8) Revitalisasi kode etik dan pedoman perilaku;
9) Seleksi dan keteladanan pimpinan puncak;
10) Evaluasi eksternal integritas.

Profil Tokoh
Secara sederhana, korupsi bisa diartikan sebagai penyalahgunaan
wewenang yang biasa dipergunakan untuk mendapatkan keuntungan bagi diri
sendiri, keluarga, maupun kelompoknya. Hal ini tentu berdampak buruk bagi

4
tempat kerja, bangsa dan negara. Tindakan korupsi bisa berakibat negatif pada
pelaku, keluarga, maupun unit organisasi. Pembentukan budaya antikorupsi
perlu dibangun di lingkup Biro Organisasi untuk memperkokoh jati diri Insan
Perbendaharaan sebagai pengelola keuangan negara yang berkualitas.
Beragam tantangan di era modern harus dijawab dengan solusi kreatif sesuai
zaman yang dihadapi. Pemahaman tentang arti korupsi, nilai-nilai antikorupsi,
serta upaya-upaya membangun budaya organisasi yang baik untuk mencegah
korupsi harus segera dicanangkan di lingkungan Biro Organisasi.
Bapak Iwan Kurniawan, S.STP., M.AP. yang saat ini menjabat sebagai
Kepala Bagian Reformasi Birokrasi dan Akuntabilitas Kinerja di Biro Organisasi
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. Dikenal sebagai seorang Kepala
Bagian yang cerdas, jujur, amanah dan bertanggungjawab. Selain itu, banyak
hal yang membuat Bapak Iwan dikatakan sebagai sosok yang senantiasa
menerapkan nilai-nilai anti korupsi dalam mengemban tugas dan pekerjaannya.
Selain itu, beliau juga senantiasa memberikan arahan kepada bawahannya
untuk senantiasa menerapkan nilai-nilai anti korupsi.
Sebagai contoh penerapan penerapan nilai-nilai anti korupsi yang
dilakukan oleh Bapak Iwan Kurniawan diantaranya yaitu:
1) Kejujuran. Bapak Iwan Kurniawan senantiasa berkata dan bertindak
jujur dalam bekerja setiap harinya. Beliau senantiasa melaporkan
apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya saat ini kepada
atasannya apa adanya. Hal ini yang membuat beliau begitu
dipercaya oleh atasannya
2) Disiplin. Bapak Iwan Kurniawan dikenal sebagai sosok pimpinan
yang begitu disiplin, baik dalam kehadiran di kantor, dalam kegiatan
rapat, dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya, dan dalam
melaksanakan kegiatan apapun yang terkait dengan tugas dan
tanggungjawabnya.
3) Tanggung jawab. Sebagai seorang pemimpin, beliau dikenal
sebagai sosok yang begitu tanggung jawab baik kepada atasan
maupun bawahnnya. Misalnya ketika diberikan mandate/tugas oleh

5
pimpinannya beliau senantiasa melaksanakannya dengan baik dan
bertanggung jawab.
4) Kerja Keras. Bapak Iwan Kurniawan merupakan sosok pekerja
keras yang selalu melaksanakn setiap tugas dan tanggung
jawabnya sampai tuntas dan tercapai. Sikapnya yang begitu kerja
keras membuat pimpinan selalu merasa terbantu oleh beliau di
setiap tugas-tugas yang dimandatkan kepadanya.
5) Kesederhanaan. Bapak Iwan Kurniawan dikenal sebagai sosok
yang sederhana dan apa adanya. Beliau tidak pernah sekalipun
datang ke kantor dengan gaya dan penampilan yang begitu
berlebihan. Selain itu, dengan sikapnya yang sederhana membuat
beliau disenangi oleh para bawahannya karena tidak pernah
mereporkan mereka.
Sosok Bapak Iwan Kurniawan, S.STP., M. AP merupakan sosok ASN
yang senatiasa menerapkan nilai-nilai anti korupsi sebagai pegawai ASN yang
telah dijelaskan di atas. Sebagai seorang pemimpin yang memegang
senantiasa menerapkan nilai-nilai anti korupsi. Sikap dan perilakunya tersebut
membuat beliau dipercaya memegang jabatan kepala Bagian Reformasi
Birokrasi dan Akuntabilitas Kinerja pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah
Provinsi Jawa Barat, karena beliau dikenal sebagai sosok ASN yang jauh dari
tindakan yang mengandung unsur-unsur Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

B. Penerapan
Nilai-nilai antikorupsi bisa ditanamkan melalui keteladanan dari atasan
(pimpinan), dilakukan secara bertahap dalam keseharian, serta diwujudkan
dalam lingkungan kerja yang positif. Sebagai payung dari pengamalan nilai-nilai
antikorupsi perlu dikembangkan aturan perilaku (kode etik) beserta sanksi-
sanksinya. Dengan demikian budaya antikorupsi diharapkan mampu terwujud
nyata. Nilai-Nilai Antikorupsi di atas sebaiknya dipahami dan diterapkan dalam
keseharian oleh setiap ASN. Nilai-nilai yang diharapkan dapat memupuk
budaya antikorupsi mampu membentuk komitmen serta konsistensi para ASN
dalam menjauhi diri dari korupsi.

6
Terdapat 9 (Sembilan) nilai-nilai antikorupsi untuk membangun budaya
antikorupsi serta memperkokoh jati diri setiap ASN. Nilai-Nilai Antikorupsi
diperkenalkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan disosialisasikan
ke masyarakat sejak beberapa tahun lalu. Adapun 9 (Sembilan) nilai-nilai
antikorupsi, yaitu:
1) Kejujuran;
2) Kedisiplinan;
3) Kepedulian;
4) Tanggung jawab;
5) Kerja keras;
6) Kesederhanaan;
7) Kemandirian;
8) Keberanian;
9) Keadilan.
Terdapat tiga konsep dari nilai antikorupsi, yaitu nilai inti, etos kerja,
dan nilai sikap. Nilai inti dari antikorupsi yaitu jujur, tanggung jawab, dan
disiplin. Ketiga nilai ini sudah menjadi suatu kewajiban kepemilikan untuk para
pelayan negara dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan. Dengan
memiliki nilai-nilai tersebut, maka akan selaras dengan etos kerja yang mandiri,
kerja keras, dan sederhana. Selanjutnya, nilai inti serta etos kerja dapat
dicermikan melalui nilai sikap yang berani, peduli, dan adil. Sesuai dengan
modul integritas untuk umum milik KPK, integritas adalah bertindak dengan
cara yang konsisten dengan apa yang dikatakan. Nilai-nilai antikorupsi sama
dengan nilai-nilai integritas. Integritas dapat berperan dengan baik dalam upaya
pembenahan karakter dan moral bangsa yang mendukung sikap antikorupsi.
Korupsi dapat terjadi saat kita tidak menanamkan nilai-nilai anti korupsi dalam
diri, sehingga dengan menumbuhkan nilai integritas dengan sangat baik dalam
diri kita maka korupsi dapat dihapuskan.
Auditor internal pemerintah, sesuai dengan PP no 60 tahun 2008,
profesi dari auditor internal adalah membangun tata kelola organisasi yang
baik, melaksanakan manajemen risiko, serta melakukan pengendalian internal.
Peran dari profesi auditor ini sangatlah melekat dengan nilai-nilai antikorupsi

7
juga nilai integritas. Para auditor yang menjalankan tugas pengawasan harus
memegang dan memiliki kode etik, dimana kode etik tersebut salah satunya
adalah integritas. Berdasarkan modul kode etik AIPI, integritas auditor intern
pemerintah membangun kepercayaan dan dengan demikian memberikan dasar
untuk kepercayaan dan pertimbangannya.
Integritas tidak hanya menyatakan kejujuran, namun juga hubungan
wajar dan keadaan yang sebenarnya. Pernyataan tersebut menguatkan bahwa
nilai-nilai yang diyakini atau kode etik auditor berbanding lurus dengan nilai-nilai
antikorupsi. Dengan demikian kegiatan pengawasan dan pengendalian yang
dilakukan oleh auditor diharapkan dapat mencegah terjadinya kejahatan
korupsi.

Anda mungkin juga menyukai