Anda di halaman 1dari 22

Penggunaan Media Sosial bagi Humas di Lembaga Pemerintah

Oleh : Nuning Kurniasih, S.Sos., M.Hum. 1

Disampaikan pada Kegiatan Forum Kehumasan Kota Tangerang di Bogor 2

Pendahuluan

Humas di Lembaga Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk dapat

menjadi penghubung antar lembaga pemerintah, lembaga pemerintah dengan

lembaga-lembaga non pemerintah, lembaga pemerintah dengan media dan antara

lembaga pemerintah dengan aparaturnya serta masyarakat luas. Dalam perannya

sebagai jembatan penghubung ini, Humas Pemerintah mengumpulkan, mengolah

dan menyebarkan informasi yang berkaitan dengan program/kebijakan, aktivitas

dan capaian yang diraih oleh lembaga hingga tanggapan lembaga atas respon,

aspirasi dan opini yang berkembang di masyarakat terhadap lembaga tersebut.

Di tengah beragamnya media komunikasi yang ada saat ini, Humas

Pemerintah dituntut untuk dapat memilih media yang sesuai baik untuk publik

internal maupun publik eksternal. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang

mempergunakan internet, komunikasi melalui media online menjadi salah satu

alternatif yang cukup menarik. Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet

Indonesia (APJII) menyebutkan bahwa pada tahun 2012, pengguna internet di

Indonesia mencapai 63 Juta orang dan pada tahun 2013 ini diperkirakan mencapai

1
Penulis adalah Dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
2
Bogor, Forum Kehumasan Kota Tangerang Kamis, 26 September 2013

1
82 juta jiwa. Hasil survei tersebut juga menunjukkan masyarakat berusia berusia

12 - 34 tahun mendominasi pengguna Internet di Indonesia yaitu sebesar 64,2%

(Santoso 2012). Data Komingo April 2012 mencatat bahwa sebanyak 44,6 juta

orang pengguna internet di Indonesia adalah pengguna facebook dan sebanyak

19,5 juta adalah pengguna twitter di Indonesia (Yustiningsih 2012). Jumlah ini

menunjukkan betapa besarnya potensi media sosial sebagai media komunikasi

dan penyebaran informasi tak terkecuali bagi Humas Pemerintah.

Pentingnya Peran Media Sosial bagi Humas Pemerintah

Menurut kamus online merriam-webster, media sosial adalah bentuk

komunikasi elektronik (seperti website untuk jejaring sosial dan microblogging)

dimana pengguna membangun komunitas online untuk berbagi informasi, ide,

pesan-pesan personal dan konten lainnya (seperti video) (Merriam-Webster 2013)

Lebih lanjut, Ron Jones menjelaskan bahwa media sosial ini merupakan kategori

media online dimana orang-orang berbicara, berpartisipasi, berbagi, berjejaring

dan ditandai dengan aktivitas online. Sebagian besar media sosial mendorong

pengguna untuk berdiskusi, memberikan umpan balik, voting, komentar dan

berbagi informasi sesuai dengan minatnya masing-masing. Masih menurut Jones,

media sosial lebih dari sekedar percakapan dua arah, lebih dari broadcast satu

arah seperti media tradisional, media sosial memiliki keunikan yaitu dengan

adanya ide tetap terhubung dengan site, sumber dan orang-orang lainnya (Jones

2009)

2
Media sosial telah terbukti menjadi media penyebaran informasi yang

cukup efektif bagi banyak kalangan. Tidak jarang akibat cepatnya penetrasi

informasi di media sosial sebuah issu yang belum jelas kebenarannya bergerak liar

di luar kendali pihak-pihak yang terkait. Dalam kondisi seperti ini, Humas

Pemerintah dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola media sosial agar

informasi-informasi yang berkaitan dengan lembaga penaung dapat tersampaikan

dengan baik. Selain itu, Humas juga harus mampu mengelola berbagai sumber

informasi dan saluran komunikasi secara efektif, agar informasi yang seharusnya

diketahui oleh masyarakat dapat sampai kepada publik dengan tepat.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri di acara Pertemuan Tahunan

Bakohumas pada tanggal 30 Agustus 2007 di Bali, memaparkan secara gamblang

gamblang betapa pentingnya masyarakat untuk mengetahui suatu kebijakan atau

program yang dicanangkan oleh pemerintah, sebagai berikut :

“Pejabat Humas Pemerintah harus bisa menyampaikan kebijakan dan


program pemerintah dengan jelas dan sederhana sehingga mudah dipahami
masyarakat. Ia bukan sekadar harus bisa menyampaikan sebuah kebijakan
atau program, melainkan latar belakang mengapa tindakan itu diambil, apa
tujuannya, dan apa pentingnya bagi masyarakat. Hanya dengan cara seperti
ini masyarakat bisa memahami, menerima, mendukung, dan berperanserta
dalam kebijakan dan program yang dijalankan.” dalam (Kiswiyanti 2012)

Media sosial dalam hal ini memberikan tantangan baru bagi pemerintah

dalam menjalankan fungsi kehumasan yang lebih interaktif dengan jangkauan

yang lebih luas dan penetrasi informasi seketika dalam PR 2.0.

3
Membangun Komunikasi melalui Media Sosial

Saat ini ada banyak media sosial yang dapat kita temui ketika kita

berselancar di internet. Untuk ini kita perlu mengetahui jenis-jenis media sosial

yang cocok atau sesuai dengan tujuan kita. Ron Jones mengklasifikasi media

sosial sebagai berikut :

1. Social news

Contohnya : Digg, Sphinn, Newsvine dan BallHype.

Disini kita dapat membaca topic-topik berita dan kemudian mem-vote dan

atau memberi komentar di dalam artikel. Artikel yang mendapat suara

lebih banyak akan dipromosikan di paling depan.

2. Social sharing

Contoh : Flickr, Snapfish, YouTube dan Jumpcut.

Disini kita dapat membuat, meng-upload dan membagi video dan foto

dengan yang lain.

3. Social networks

Contoh : Facebook, LinkedIn, MySpace dan Twitter

Pada jejaring sosial kita dapat menemukan dan terhubung dengan orang

lain. Ketika terhubung, kita dapat terus mengikuti up-date informasi dari

yang bersangkutan, seperti informasi kontak, kesukaan, posting, dll.

4. Social bookmarking

Contoh : Delicious, Faves, StumbleUpon, BlogMarks dan Diigo

4
Disini kita dapat menemukan site bookmark dan informasi yang menarik.

Kita dapat menyimpan bookmarks online dan mengaksesnya dari manapun

atau membaginya dengan yang lain.

Sumber : (Jones 2009)

Seorang Humas harus dapat mengidentifikasi kebutuhan media sosialnya

sehingga sampai pada keputusan media sosial apa yang akan dipergunakan untuk

menunjang tugas-tugas kehumasannya tersebut. Setelah itu, Humas

mempersiapakan strategi komunikasi dan konten yang disesuaikan dengan

karekteristik media sosial yang dipilih. Adapun hal yang perlu diketahui ketika

terjun ke dunia Public Relations 2.0. ini antara lain :

1. Media sosial didesain untuk menjaga dan meningkatkan reputasi lembaga.

2. Melalui media sosial, Humas menggali aspirasi publik.

3. Media sosial adalah media interaktif, hal ini harus dimanfaatkan oleh

Humas untuk lebih dekat dengan publik. Humas harus dapat mengikuti

ritme media sosial, berkomunikasi secara langsung dan memberikan respon

dengan segera.

4. Media sosial adalah dokumentasi online. Mengingat sifatnya yang terbuka

dan bergesernya privacy, segala macam yang disajikan di sana akan

terrekam oleh mesin pengindeks dan dapat dijadikan bukti yang berkekuatan

hukum. Dalam hal ini, seorang Humas harus mengetahui informasi apa yang

patut dan tidak patut di sampaikan kepada publik serta bagaimana

menyampaikannya.

5
Keterbukaan dan akses terhadap informasi publik ini telah tertuang dalam

UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

disebutkan bahwa :

“Hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan


informasi merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat. Keterbukaan informasi publik
sekaligus menjadi sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik dan
merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan masyarakat informasi
yang makin berkualitas. Lebih lanjut dalam pasal 2 UU Nomor 14 Tahun
2008 disebutkan: setiap informasi publik harus dapat diperoleh dengan
cepat, tepat waktu dan biaya ringan dan cara yang sederhana. Pemanfaatan
teknologi informasi, khususnya melalui jejaring media sosial dalam
melaksanakan diseminasi informasi publik menjadi salah satu terobosan
yang perlu karena sifatnya cepat, tepat waktu, murah dan mudah.” dalam
(Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan
RI 2013)

Berkaitan dengan dokumen elektronik yang memiliki ketentuan hukum,

berikut ini beberapa pasal dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, dinyatakan

bahwa

a. Bab 1 Pasal 1 Poin 4 :

“Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat,


diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog,
digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat,
ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik,
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,
foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi
yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.”

b. Bab 1 Pasal 1 Poin 12

“Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas


Informasi Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan
Informasi Elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan
autentikasi.”

6
c. Bab II Pasal 3

“Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik


dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian,
iktikad baik, dan kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi.”

d. Bab V Pasal 5 Poin 4

“Ketentuan mengenai Informasi Elektronik dan/atau Dokumen


Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk:
a. surat yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk
tertulis; dan
b. surat beserta dokumennya yang menurut Undang-Undang harus
dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat
pembuat akta.”

e.Bab VI Pasal 25

“ Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang disusun menjadi


karya intelektual, situs internet, dan karya intelektual yang ada di dalamnya
dilindungi sebagai Hak Kekayaan Intelektual berdasarkan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.”
Beberapa materi perbuatan yang dilarang (cybercrimes) yang diatur
dalam UU ITE, antara lain:
a. konten ilegal, yang terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian,
penghinaan/pencemaran nama baik, pengancaman dan pemerasan
(Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE);
b. akses ilegal (Pasal 30);
c. intersepsi ilegal (Pasal 31);
d. gangguan terhadap data (data interference, Pasal 32 UU ITE);
e. gangguan terhadap sistem (system interference, Pasal 33 UU ITE);
f. penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of device, Pasal 34 UU
ITE);
Sumber : (Menkum&HAM 2008)
5. Akun media sosial suatu lembaga merupakan representasi dari lembaga

tersebut, sehingga akibat dari penggunaannya menjadi tanggung jawab

lembaga atau pengelola media sosial tersebut. Akan tetapi, kita lihat banyak

7
sekali akun-akun yang menyerupai, akun palsu atau akun para pegawai yang

di luar pengelolaan yang mungkin dianggap sebagai akun resmi oleh

penggunjung. Untuk menghindaari hal tersebut, Humas harus merilis akun

resminya agar diketahui masyarakat.

Dalam hal kedinasan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi (PAN-RB) telah menerbitkan surat edaran Nomor 06

Tahun 2013 tertanggal 27 Mei 2013 tentang “Penggunaan Alamat Email

Resmi Pemerintah Pada Instasi Pemerintah”. Dalam surat edaran tersebut

PAN-RB meminta seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) agar dalam

melakukan urusan kedinasan dengan memanfaatkan media surat elektronik,

menggunakan alamat email resmi pemerintah, yaitu dengan domain

@pnsmail.go.id atau dengan alamat go.id. lainnya yang sesuai

pengelolaannya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012

tentang penyelenggaraan Sistem Transaksi Elektronik. Format alamat email

PNSmail adalah namaPNS@pnsmail.go.id. Setiap PNS hanya diijinkan

memiliki satu akun PNSmail melalui admin@pnsmail.go.id. Informasi

tentang hal ini dapat diakses melalui www.pnsmail.go.id Diharapkan, pada

1 Januari 2014, seluruh instansi pemerintah telah menggunakan alamat

email resmi pemerintah sebagai alat komunikasi dalam kegiatan kedinasan

(Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi (PAN-

RB) 2013)

8
6. Media sosial menjangkau publik yang sangat luas sehingga diperlukan

pemahaman dalam penyebaran informasi dan cara berkomunikasi lintas

budaya.

7. Media sosial bagi sebagian kalangan dianggap sebagai antisosial. Untuk

menghindari stigma ini, tentu seorang Humas harus mampu

menyeimbangkan peran media komunikasi bermedia online dengan

komunikasi langsung dengan publiknya, terutama publik internal yang

secara fisik dan geografis sangat dekat.

Media Sosial untuk Humas Pemerintah

Seperti telah disebutkan di atas, bahwa setidaknya ada empat jenis media

sosial. Humas Pemerintah dapat memilih salah satu atau beberapa media sosial

sekaligus. Saat ini media sosial yang paling popular dan banyak digunakan oleh

masyarakat Indonesia adalah adalah Facebook, Twitter, Youtube, Google+,

LinkedIN, Flicker, Blog, Fourqguare, Path, Pinterest, Instagram dan Ask.fm.

Masing-masing media sosial tersebut memiliki kekhasan. Beberapa diantaranya

akan dibahas disini.

1. Facebook

Facebook adalah situs jejaring sosial yang dapat menghubungkan

penggunanya dari berbagai belahan dunia melalui keterhubungan profil,

berkirim pesan personal melalui inbox maupun melalui wall/news feed,

9
chating, bermain bersama, berbagi file dan foto, promosi bisnis hinnga

bermain game online.

Apabila Humas Pemerintah akan mempergunakan Facebook sebagai media

relations dengan publiknya, Divisi Humas dapat memilih apakah akan

mempergunakan akun regular (personal account), group ataukah berupa

Page.

a. Akun regular memiliki keterbatasan dalam hal jumlah teman, yakni

hanya untuk 5000 teman dan sisanya hanya dapat menjadi followers.

Walaupun terbatas dalam jumlah pertemanan, tetapi akun regular ini

lebih personal sifatnya. Admin akun dapat mensetting akunnya menjadi

sangat pribadi (hanya dapat dilihat sendiri), terbuka bagi seluruh orang

yang ada dalam daftar pertemanan, custom bagi orang-orang tertentu

atau setting terbuka untuk publik. Biasanya followers hanya dapat

mengakses konten yang disetting secara terbuka (Public). Akun regular

ini baik digunakan untuk media relations dengan publik internal atau

dengan ingin lebih dekat secara personal dengan publik eksternal.

b. Grup Facebook didesain untuk keperluan sebuah komunitas. Sebuah

grup dibuat biasanya karena memiliki kesamaan ketertarikan dalam

suatu hal kemudian berdiskusi dan berkerja sama di dalamnya. Di sini

setiap anggota dapat saling berbagi informasi di dalam grup melalui

fasilitas wall. Sementara fasilitas inbox dan chatting hanya dapat

menghubungkan anggota dengan admin grup. Setiap grup dapat

memiliki admin lebih dari satu orang. Divisi Humas dalam hal ini

10
mendiskusikan siapa yang menjadi penanggung jawab grup. Di dalam

grup, seorang admin harus selalu megecek apakah akun anggotanya

aman atau telah ada anggota yang diretas, untuk memastikan kemanan

dan kerahasiaan grup tetap terjaga. Kemudian admin juga harus

memastikan bahwa grupnya aman dari spam. Grup facebook dapat

dipergunakan untuk media relations dengan publik internal maupun

eksternal, sepanjang public memliki ketertarikan dengan tema grup yang

dibuat.

c. Fans Page (halaman penggemar) biasanya disebar melalui feed. Fans

page biasanya berisi informasi mengenai sesuatu (baik tentang orang

(biasanya orang terkenal), produk, layanan, dsb). Kelebihan fans page

dibandingkan dengan akun personal dan grup adalah bahwa untuk fans

page tidak ada batasan jumlah penggemar dan memungkinkan adanya

penambahan berbagai aplikasi pada Pages. Apabila Humas

Pemerintahan akan mempergunakan Fans Page sebagai media relation,

ini akan lebih baik apabila ditujukan untuk publik eksternal karena

jangkauannya lebih luas dan lebih terbuka.

2. Twitter

Twitter adalah layanan jejaring sosial dalam bentuk mikroblog yang

memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca kicauan (tweet)

teks hingga 140 karakter, Untuk mempermudah pengenalan dan pencarian

terhadap suatu tema atau kegiatan yang sedang dilakukan, Humas

11
Pemerintah sebaiknya mempergunakan hastag (#). Apabila dalam Facebook

dikenal dengan pertemanan, makan di Twitter istilah yang dipergunakan

adalah Follower dan Following. Hanya ada dua setting skun untuk Twitter,

yaitu Protected (dikunci) dan Tidak dikunci. Apabila sebuah akun disetting

Protected, ini artinya hanya follower yang di follow kembali (follow back)

yang akan dapat melihat Tweet pemilik akun. Lain halnya apabila akun tidak

dikunci, maka setiap orang baik follower maupun bukan follower dapat

melihat semua tweet dari akun tersebut. Setiap tweet dapat di-retweet oleh

follower dan bukan follower (bergantung setting pada akunnya), kemudian

antar follower juga bisa saling mention untuk memberikan umpan balik.

Apabila ingin berkicau secara lebih pribadi, Twitter menyediakan fitur DM

(Direct Message). Tentu saja DM hanya dapat dipergunakan bagi mereka

yang saling follow. Setiap tweet favourite dapat ditandai sebagai Favorite

dan follower juga dapat dimasukkanke dalam daftar (list) pada sebuah akun.

Hal menarik lainnya di dalam Twitter adalah bahwa Twitter meranking kata-

kata dalam setiap tweet, sehingga kata-kata yang paling sering di tweet akan

masuk kedalam daftar 10 Worldwide Trends atau paling tidak trending topic

dari sebuah Negara. Selain itu kita juga dapat mengunggah foto dan berbagi

link file.

Apabila Humas Pemerintah akan mempergunakan Twitter untuk

berkomunikasi denganmasyarakat luas maka setting akun sebaiknya terbuka

(tidak dikunci) dan memfollow kembali follower sebanyak mungkin

12
sehingga Twitter dapat menyerap aspirasi maupun opini publik dan

menjadikan Twitter sebagai media yang interaktif.

3. Google+, merupakan jejaring sosial yang diciptakan oleh Google. Berbeda

dengan Facebook dan Twitter, teman atau follower di dalam Google+

disebut Circles. Lebih lanjut fitur-fitur Google+ adalah sebagai berikut:

a. Automatic Circles

Ini merupakan fitur yang dapat mengelompokkan secara langsung

teman-teman, kenalan, keluarga, dan lain-lain dalam satu lingkaran. Di

sini kita juga dapat mengatur apakah posting itu dapat dilihat oleh publik

secar luas atau hanya untuk lingkaran tertentu.

b. Hangouts

Ini merupakan fasilitas video chat dalam Google+ dan dapat melakukan

obrolan dengan 10 orang yang terdapat dalam circles kita secara

langsung (live).

c. Huddle

Merupakan fitur SMS atau instant messeging dengan circles yang dapat

dipergunakan oleh pengguna Android dan Iphone .

d. Sparks

Yaitu fitur seperti mesin pencari yang memberikan informasi yang

instan dan akurat.

e. Instan Upload

13
Merupakan fitur upload foto yang dapat ditambahkan komentar lucu

pada foto.

Google+ dapat dijadikan media relation yang sangat bagi Humas

Pemerintah mengingat jangkauannya yang luas dan terindeks oleh

Google.

4. Instagram dan Flicker merupakan jejaring sosial untuk berbagi momen-

momen yang dilalui melalui sebuah foto atau video(instagram). Apakah

Humas Pemerintah dapat mempergukan kedua media sosial ini? Tentu saja

bisa, apabila memang penyebaran informasinya banyak mempergunakan

foto atau video berdurasi pendek (hanya sampai dengan 30 detik).

5. Youtube/ Vimeo/Vine

Youtube/ Vimeo/Vine adalah sama-sama situs web berbagi video. Saat ini

Youtube menjadi situs berbagi video terpopuler. Humas Pemda Jakarta

dapat dijadikan contoh bagaimana Youtube menjadi media relation dengan

masyarakat. Bagaimana Wakil Gubernur DKI Jakarta mengunggah video

rapat untuk memperlihatkan kepada masyarakat proses pengambilan sebuah

keputusan. Tentu saja ini akan sangat bergantung pada kebijakan masing-

masing lembaga, video apa saja yang dapat diunggah disana. Akan tetapi

setidaknya setiap lembaga dapat menampilkan profil lembaganya ke

Youtube. Hal ini dapat membantu apabila ada masyarakat yang ingin

mengetahui tentang lembaga kita, masyarakat bias mendapatkan gambaran

singkatnya melalui video tersebut.

14
6. LinkedIN

Linkedin adalah jaringan profesional terbesar di dunia. Humas Pemerintah

dapat mempergunakan LinkedIN untuk menjalin hubungan atau kerja sama

dengan lembaga-lembaga lain maupun dengan para profedional individual

yang bergerak di bidang kehumasan atau bidang lain yang terkait. Humas

juga dapat mempergunakan LinkedIN untuk mencari bibit-bibit unggul

untuk bekerja di instansinya sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan.

7. Ask.fm

Merupakan situs yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk

bertanya kepada seseorang. Humas Pemerintah dapat mempergunakan

Ask.fm untuk memperkenalkan tokoh-tokoh yang belum banyak dikenal

oleh masyarakat atau tokoh-tokoh yang sudah dikenal tetapi masih

mengundang rasa penasaran masyarakat. Melalui situs ini, Humas dapat

menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kapasitasnya sebagai Humas

lembaga.

8. Blog

Blog merupakan singkatan dari web log yang berisi aplikasi web dengan

sejumlah posting tulisan pada sebuah halaman web. Humas Pemerintah

dapat mempergunakan blog untuk menyampaikan informasi yang panjang

15
yang tidak mungkin tersampaikan melalui media sosial seperti Facebook

atau Twitter.

Contoh blog : Blogspot (Blogger), WordPress, Multiply dan LiveJournal,

9. Forum Online

Saat ini ada banya forum online. Forum-forum ini biasanya membahas

sebuah tema. Humas Pemerintah dapat mengidentifikasi forum-forum

mana saja yang biasanya membahas issu-issu tentang lembagany,

kemudian apabila diperlukan dapat masuk dan memberikan klarifikasi di

dalam forum tersebut. Contoh Forum Online : Kaskus dan Detik Forum.

Dan masih banyak media sosial lainnya yang dapat dijadikan media

relations. Saat ini kita dapat menghubungkan satu media sosial dengan media

sosial lain sehingga dapat update status secara bersamaan dalam satu kali posting.

Email dan Instant Messaging

Selain media sosial, email dan instan messaging juga merupakan saluran

komunikasi yang dapat dipergunakan oleh Humas Pemerintah.

Melalui email, Humas dapat langsung secara personal menyampaikan

informasi yang ingin disampaikan atau Humas juga dapat membuat milis untuk

penyebaran informasi yang luas dan serentak. Seperti telah dijelaskan di atas,

untuk keperluan kedinasan, Humas dihimbau mempergunakan akun resmi

16
kedinasan dan mempergunakan tanda tangan elektronik. Dalam hal tanda tangan

elektronik sesuai dengan UU ITE Pasal 11 ayat (1) disebutkan

“Tanda Tangan Elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum


yang sah selama memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. data pembuatan
Tanda Tangan Elektronik terkait hanya kepada Penanda Tangan; b. data
pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada saat proses penandatanganan
elektronik hanya berada dalam kuasa Penanda Tangan; c. segala perubahan
terhadap Tanda Tangan Elektronik yang terjadi setelah waktu
penandatanganan dapat diketahui; d. segala perubahan terhadap Informasi
Elektronik yang terkait dengan Tanda Tangan Elektronik tersebut setelah
waktu penandatanganan dapat diketahui; e. terdapat cara tertentu yang
dipakai untuk mengidentifikasi siapa Penandatangannya; dan f. terdapat cara
tertentu untuk menunjukkan bahwa Penanda Tangan telah memberikan
persetujuan terhadap Informasi Elektronik yang terkait.”

Sementara itu instant messeging dapat dijadikan media relations yang sangat

interaktif. Berbeda dengan email yang jawabannya bisa menunggu, instant

messaging memerlukan respon segera. Apabila Humas Pemerintah memilih

instant messeging sebagai media relations dengan publiknya, maka hal terpenting

adalah memastikan ada staf yang khusus menangani komunikasi melalui fasilitas

chatting. Ada banyak instant messeging yang dapat dipergunakan, antara lain :

Black Berry Messeger, Yahoo Messeger, Hangout Google+, Skype, menu chatting

pada Facebook, LINE, Kakao, WeChat, dll. Semuanya berfungsi sama yaitu

sebagai media penghubung melalui pesan singkat dan bebarapa diantaranya

memberikan fasilitas voice chat dan video chat. Kita tentu sangat bangga ketika

banyak aparatur yang langsung memberikan PIN BB-nya atau nomor teleponnya

secara langsung kepada masyarakat. Ini menunjukkan adanya keinginan untuk

17
terus menyerap aspirasi msyarakat, tetapi untuk urusan kedinasan sebaiknya

berikan akun atau nomor dinas.

Optimalisasi Media Sosial untuk Aktivitas Kehumasan

Setelah memilih media sosial dan memiliki akun dalam media sosial

tersebut, hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah mengisi profil lembaga pada

media sosial tersebut.

1. Memastikan bahwa profil lembaga kita dapat tercermin dalam media sosial.

Pisahkan antara profil individu dengan profil lembaga.

2. Memastikan alamat web dan kontak person mempergunakan email dinas

dan nomor telepon kantor sebagai alternatif apabila media sosial suatu saat

error atau tidak dapat diakses.

3. Bergabung dan berpartisipasi secara aktif dalam grup atau forum-forum

online.

4. Manfaatkan akun baik akun regular maupun group atau fans page untuk

keperluan lembaga, baik untuk menjaga reputasi, menyampaikan program

atau kebijakan, menyampaikan capaian atau prestasi, dll.

5. Update secara teratur media sosial Anda.

6. Perkenalkan akun media sosial yang telah ada baik malaui saluran pribadi

maupun saluran kelembagaan.

7. Membuat chirpstory dari setiap posting dalam media sosial, kemudian

hubungkan ke blog atau website lembaga.

8. Promote akun lembaga melalui akun-akun yang memiliki banyak followers.

9. Personalisasi permintaan dari publik untuk membangun hubungan baik.

18
10. Promosikan jadwal kegiatan melalui fitur Event seperti dalam Facebook.

11. Menggunakan iklan untuk mensosialisasikan media relations yang dimiliki

lembaga.

(Gallagher 2009)

Mengingat adanya perbedaan karakteristik antara media sosial dengan

media konvensional, maka seorang Humas ketika memutuskan bergabung dengan

PR 2.0. harus memahami asas media sosial. Pedoman Pemanfaatan Media Sosial

Instansi Pemerintah yang dikeluarkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) RI menyebutkan 9 asas media sosial

yaitu :

1. faktual, yaitu informasi yang disampaikan melalui media sosial


berlandaskan pada data dan fakta yang jelas.
2. disampaikan melalui media sosial sehingga dapat diakses dengan
mudah dan diketahui oleh siapa saja, kapan saja, di mana
3. mendorong keikutsertaan dan keterlibatan (engagement khalayak
dengan cara menerima komentar, tanggapan, dan masukan kepada
instansi pemerintah;
4. interaktif, yakni komunikasi instansi pemerintah yang dilakukan
melalui media sosial bersifat dua arah;
5. harmonis, yaitu menciptakan hubungan sinergis yang saling
menghargai, mendukung, dan menguntungkan di antara berbagai
pihak yang terkait;
6. etis, yaitu dengan menerapkan perilaku sopan, sesuai dengan etika dan
kode etik yang ditetapkan, serta tidak merugikan orang lain dan
menimbulkan konflik;
7. kesetaraan, yaitu terbina hubungan kerja yang baik dan setara antara
instansi pemerintah dan pemangku kepentingan;
8. profesional, yaitu pengelolaan media sosial yang mengutamakan
keahlian berdasarkan keterampilan, pengalaman, dan konsistensi;
9. akuntabel, yaitu pemanfaatan media sosial yang dapat
dipertanggungjawabkan.

19
(Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi RI

(PAN-RB) 2012)

Penutup

Begitu banyak media sosial yang saat ini dapat kita temui dengan mudah

di dunia maya, namun seorang Humas harus jeli dalam mengidentifikasi media

sosial apa yang paling efektif dipergunakan sebagai media relation antara lembaga

penaung dengan publiknya. Penggunaan media sosial yang tepat dapat

meningkatkan citra atau reputasi lembaga, namun kesalahan dalam penggunaan

media sosial dapat berakibat fatal. Oleh karena itu pemanfaatan media sosial harus

terus dibarengi oleh peningkatan kemampuan dalam hal pengelolaan konten dan

strategi kehumasan.

20
Referensi

Gallagher, Christine. “Create Visibility For Your Business on Facebook: Top Ten Ways.”
Articlesbase. 1 April 2009. http://www.articlesbase.com/social-marketing-
articles/create-visibility-for-your-business-on-facebook-top-ten-ways-
845996.html (accessed September 23, 2013).
Jones, Ron. “Social Media Marketing 101, Part 1.” Search Engine Watch. 29 Februari
2009.
http://sbinfocanada.about.com/gi/o.htm?zi=1/XJ&zTi=1&sdn=sbinfocanada&cd
n=money&tm=22&f=00&tt=8&bt=9&bts=83&zu=http%3A//searchenginewatch.c
om/3632809 (accessed September 23, 2013).
Kiswiyanti, Dian Novita. ““Sosialisasi dan Persiapan Penyelenggaraan Asian Ministerial
Conference on Disaster Risk Reduction (AMCDRR) Ke-5”.” Kementrian Kelautan
dan Periklanan . 13 Juli 2012.
http://www.kkp.go.id/index.php/mobile/arsip/c/8001/FORUM-BAKOHUMAS-
BADAN-NASIONAL-PENANGGULANGAN-BENCANA-BNPB-Sosialisasi-dan-
Persiapan-Penyelenggaraan-Asian-Ministerial-Conference-on-Disaster-Risk-
Reduction-AMCDRR-Ke-5/?category_id=2 (accessed September 23, 2013).
Menkum&HAM . “UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008
TENTANGINFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.” Perundang-undangan.
Jakarta: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 21 April 2008.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) . “SE No.06
Tahun 2013.” Penggunaan Alamat email Resmi Pemerintah pada Instansi
Pemerintah. Jakarta: KemenPAN-RB, 27 Mei 2013.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi RI (PAN-RB) .
PEDOMAN. Pedoman Pelaksanaan, Jakarta: KemenPAN-RB, 2012.
Merriam-Webster. “Social Media.” Merriam-Webster. 2013. http://www.merriam-
webster.com/dictionary/social%20media (accessed September 23, 2012).
Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. “SEMINAR
KEHUMASAN OMBUDSMAN RI :” Membangun Jaringan Hubungan Masyarakat
Melalui Media Sosial ”.” Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. 19 April 2013.
http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/8991/SEMINAR-KEHUMASAN-
OMBUDSMAN-RI-Membangun-Jaringan-Hubungan-Masyarakat-Melalui-Media-
Sosial/ (accessed September 23, 2013).
Ruslan, Rosady. Etika Kehumasan (Konsepsi Dan Aplikasi). Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2010.
Santoso, Imam. “Pengguna Internet Indonesia 2012 capai 63 juta orang.”
http://www.antaranews.com. 12 Desember 2012.

21
http://www.antaranews.com/berita/348186/pengguna-internet-indonesia-
2012-capai-63-juta-orang (accessed September 23, 2013).
Yustiningsih, Rini. “Pengguna Internet Indonesia Tertinggi Ketiga di Asia.” solopos.com. 2
November 2012. http://www.solopos.com/2012/11/02/pengguna-internet-
indonesia-tertinggi-ketiga-di-asia-344095 (accessed September 23, 2013).

22

Anda mungkin juga menyukai