Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS PERMASALAHAN PELAYANAN PUBLIK DI INSTANSI

NAMA: SUCI ASTUTI, SKM


NDH: 32
ANGKATAN: V (LIMA)
KELOMPOK: IV (EMPAT)

PELAYANAN KESEHATAN PUBLIK DI PUSKESMAS BANGKO JAYA

A. IDENTIFIKASI
Kunci keberhasilan dari pelayanan kesehatan adalah kecepatan pelayanan,
keramahan, efektifitas tindakan serta kenyamanan bagi pasien dan pengunjung lainya.
Dukungan dan komitmen petugas menjadi faktor pendorong yang sangat efektif dalam
tahap-tahap menuju kemajuan puskesmas. Mutu pelayanan kesehatan lebih terfokus pada
dimensi daya tanggap petugas. Pasien lebih membutuhkan keramahan petugas dan
komunikasi petugas dengan pasien. Sedangkan dalam meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan, empati atau perhatian tenaga kesehatan sangat diharapkan oleh pemakai jasa
atau pasien.
Puskesmas Bangko Jaya Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir merupakan
unit pelayanan teknis Dinas kesehatan yang berfungsi untuk menyelenggarakan pelayanan
publik melalui pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

B. PERMASALAHAN
Dari hal tersebut diatas terdapat permasalah yang muncul diinstansi dilihat dari sisi
pola penyelenggaraannya antara lain:
(1) kurang responsive
(2) kurang informatif
(3) kurang accessible
(4) kurang koordinasi
(5) kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat
C. DAMPAK
1.        Rendahnya Kualitas Pelayanan Publik
Sistem dan prosedur pelayanan yang berbelit-belit, dan sumber daya manusia yang
lamban dalam memberikan pelayanan, mahal, tertutup, dan diskriminatif serta
berbudaya bukan melayani melainkan dilayani  juga merupakan aspek layanan publik
yang banyak disoroti. Rendahnya kualitas pelayanan publik yang dilaksanakan oleh
sebagian aparatur pemerintahan atau administrasi negara dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, karena kepatuhan terhadap standar minimum pelayanan publik tersebut
masih belum termanifestasikan dalam pelaksanaan tugas aparatur pemerintah.

2.      Tingginya Tingkat Penyalahgunaan Kewenangan dalam Bentuk KKN


Tuntutan akan peningkatan profesionalisme sumber daya manusia aparatur negara
yang berdaya guna, produktif dan bebas KKN serta sistem yang transparan, akuntabel
dan partisipatif masih memerlukan solusi tersendiri. Dalam kenyataannya masih
terdapat oknum yang memiliki kepentingan untuk memasukkan sanak keluarganya
untuk bekerja di instansi.

3.      Birokrasi yang panjang dan adanya tumpang tindih tugas dan kewenangan.
Ini menyebabkan penyelenggaraan pelayanan publik menjadi panjang dan melalui
proses yang berbelit-belit, sehingga besar kemungkinan timbul ekonomi biaya tinggi,
terjadinya penyalahgunaan wewenang, perlakuan diskriminatif, dan lain-lain.

4.      Rendahnya pengawasan external dari masyarakat


Rendahnya pengawasan external dari masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik, merupakan sebagai akibat dari ketidakjelasan standar dan prosedur
pelayanan, serta prosedur peyampaian keluhan pengguna jasa pelayanan publik.

D. REKOMENDASI PENYELESAIAN
1. Melayani warga masyarakat bukan pelanggan.
2. Mengutamakan kepentingan publik.
3. Lebih menghargai kewarganegaraan dari pada kewirausahaan.
4. Berpikir strategis dan bertindak demokratis.
5. Menyadari bahwa akuntabilitas bukan sesuatu yang mudah.
6. Melayani daripada mengendalikan.
7. Menghargai orang, bukannya produktivitas semata.

E. PENERAPAN
1. Melakukan kegiatan perencanaan partisipatif seperti musyawarah pembangunan
(Musrenbang) baik pada tingkat desa, kecamatan, maupun kabupaten.
2. Untuk mengetahui keinginan, kebutuhan dan kepentingan pengguna layanan,
maka birokrasi pelayanan publik harus mendekatkan diri dengan masyarakat.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui keinginan dan
kebutuhan para pelanggan yaitu melalui survai, wawancara, dan observasi.
3. Merasakan kesamaan hak, yaitu pelayanan tidak melakukan diskriminasi dilihat
dari aspek apapun khususnya suku, ras, golongan, dan status sosial.
4. Pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

Anda mungkin juga menyukai