PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2007
TENTANG
STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
(1) Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
yang berlaku secara nasional.
(2) Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Ketentuan mengenai guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik
diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) akan diatur dengan Peraturan Menteri
tersendiri.
Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
KOMPETENSI
No. KOMPETENSI GURU TK/PAUD
INTI GURU
Kompetensi Pedagodik
1. Menguasai karakteristik 1.1 Memahami karakteristik peserta didik usia
peserta didik dari aspek TK/PAUD yang berkaitan dengan aspek
fisik, moral, sosial, kultural, fisik, intelektual, sosial-emosional, moral,
emosional, dan intelektual. dan latar belakang sosial-budaya.
1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik
usia TK/PAUD dalam berbagai bidang
pengembangan.
1.3 Mengidentifikasi kemampuan awal peserta
didik usia TK/PAUD dalam berbagai bi-
dang pengembangan.
1.4 Mengidentifikasi kesulitan peserta didik
usia TK/PAUD dalam berbagai bidang
Pengembangan.
15 Menjunjung tinggi kode etik 15.1 Memahami kode etik profesi guru.
profesi guru. 15.2 Menerapkan kode etik profesi guru.
15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik guru.
Kompetensi Kepribadian
19 Berkomunikasi dengan 19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat,
komunitas profesi sendiri profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lain-
dan profesi lain secara nya melalui berbagai media dalam rangka
lisan dan tulisan atau ben- meningkatkan kualitas pendidikan.
tuk lain. 19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi
pembelajaran kepada komunitas profesi
sendiri secara lisan dan tulisan atau ben-
tuk lain.
Kompetensi Kepribadian
20 Menguasai materi, struktur, 20.1 Menguasai konsep dasar matematika,sains,
konsep, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni,
dan pola pikir keilmuan pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi
yang mendukung mata sebagai sarana pengembangan untuk
pelajaran yang diampu. setiap bidang pengembangan anak TK/
PAUD.
20.2 Menguasai penggunaan berbagai alat-
permainan untuk mengembangkan aspek
fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai moral,
sosial budaya, dan bahasa anak TK/
PAUD.
20.3 Menguasai berbagai permainan anak.
KOMPETENSI
No. KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI
INTI GURU
Kompetensi Pedagodik
1. Menguasai karakteristik 1.1 Memahami karakteristik peserta didik
peserta didik dari aspek usiasekolah dasar yang berkaitan dengan
fisik, moral, sosial, kultural, aspek fisik, intelektual, sosial-emosional,
emosional, dan intelektual. moral, spiritual, dan latar belakang sosial-
budaya.
1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik
usiasekolah dasar dalam lima mata pela-
jaran SD/MI.
1.3 Mengidentifikasi kemampuan awal
pesertadidik usia sekolah dasar dalam
lima mata pelajaran SD/MI.
1.4 Mengidentifikasi kesulitan peserta bela-
jarusia sekolah dasar dalam lima mata
pelajaran SD/MI.
2 Menguasai teori belajar 2.1 Memahami berbagai teori belajar dan
dan prinsip-prinsip pembe- prinsip-prinsip pembelajaran yang men-
lajaran yang mendidik. didik terkait dengan lima mata pelajaran
SD/MI.
2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strate-
gi, metode, dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dalam lima mata
pelajaran SD/MI.
2.3 Menerapkan pendekatan pembelajaran
tematis, khususnya di kelas-kelas awal
SD/MI.
3 Mengembangkan kuriku- 3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan
lum yang terkait dengan kurikulum.
mata pelajaran/bidang 3.2 Menentukan tujuan lima mata pelajaran
pengembangan yang di- SD/MI.
ampu.
3.3 Menentukan pengalaman belajar yang
sesuai untuk mencapai tujuan lima mata
pelajaran SD/MI
3.4 Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI
yang terkait dengan pengalaman belajar
dan tujuan pembelajaran.
3.5 Menata materi pembelajaran secara benar
sesuai dengan pendekatan yang dipilih
dan karakteristik peserta didik usia SD/MI.
3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen
penilaian.
15 Menjunjung tinggi kode etik 15.1 Memahami kode etik profesi guru.
profesi guru. 15.2 Menerapkan kode etik profesi guru.
15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik guru.
Kompetensi Sosial
16 Bersikap inklusif, bertindak 16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap
objektif, serta tidak diskrim- peserta didik, teman sejawat dan lingkun-
inatif karena pertimbangan gan sekitar dalam melaksanakan pembe-
jenis kelamin, agama, ras, lajaran.
kondisi fisik, latar belakang 16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap
keluarga, dan status sosial peserta didik, teman sejawat, orang tua
ekonomi. peserta didik dan lingkungan sekolah
karena perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, latar belakang keluarga, dan
status sosial- ekonomi.
KOMPETENSI
No. KOMPETENSI GURU TK/PAUD
INTI GURU
19 Berkomunikasi dengan 19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat,
komunitas profesi sendiri profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lain-
dan profesi lain secara nya melalui berbagai media dalam rangka
lisan dan tulisan atau ben- meningkatkan kualitas pendidikan.
tuk lain. 19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi
pembelajaran kepada komunitas profesi
sendiri secara lisan dan tulisan atau ben-
tuk lain.
Kompetensi Profesional
20 Menguasai materi, struk- Bahasa Indonesia
tur, konsep, dan pola pikir 20.1 Memahami hakikat bahasa dan pemerole-
keilmuan yang mendukung han bahasa.
mata pelajaran yang di-
20.2 Memahami kedudukan, fungsi, dan ragam
ampu.
bahasa Indonesia.
20.3 Menguasai dasar-dasar dan kaidah baha-
sa Indonesia sebagai rujukan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
20.4 Memiliki keterampilan berbahasa
Indonesia (menyimak, berbicara, mem-
baca, dan menulis)
20.5 Memahami teori dan genre sastra
Indonesia.
20.6 Mampu mengapresiasi karya sastra
Indonesia, secara reseptif dan produktif.
KOMPETENSI
No. KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
INTI GURU
Kompetensi Pedagodik
1. Menguasai karakteristik 1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang
peserta didik dari aspek berkaitan dengan aspek fisik, intelektual,
fisik, moral, spiritual, sosial, sosial-emosional, moral, spiritual, dan
kultural, emosional, dan latar belakang sosial- budaya.
intelektual. 1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik
dalam mata pelajaran yang diampu.
1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta
didik dalam mata pelajaran yang diampu.
1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta
didik dalam mata pelajaran yang diampu.
2 Menguasai teori belajar 2.1 Memahami berbagai teori belajar dan
dan prinsip-prinsip pembe- prinsip-prinsip pembelajaran yang men-
lajaran yang mendidik. didik terkait dengan mata pelajaran yang
diampu.
2.2 Menerapkan berbagai pendekatan,
strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif dalam mata
pelajaran yang diampu.
3 Mengembangkan kuriku- 3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan
lum yang terkait dengan kurikulum.
mata pelajaran yang di- 3.2 Menentukan tujuan pembelajaran yang
ampu. diampu.
3.3 Menentukan pengalaman belajar yang
sesuai untuk mencapai tujuan pembela-
jaran yang diampu.
3.4 Memilih materi pembelajaran yang diampu
yang terkait dengan pengalaman belajar
dan tujuan pembelajaran.
3.5 Menata materi pembelajaran secarabenar
sesuai dengan pendekatan yang dipilih
dan karakteristik peserta didik.
3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen-
penilaian.
4 Menyelenggarakan pem- 4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan
belajaran yang mendidik. pembelajaran yang mendidik.
Kompetensi Sosial
16 Bersikap inklusif, bertindak 16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap
objektif, serta tidak diskrim- peserta didik, teman sejawat dan lingkun-
inatif karena pertimbangan gan sekitar dalam melaksanakan pembe-
jenis kelamin, agama, ras, lajaran.
kondisi fisik, latar belakang 16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap
keluarga, dan status sosial peserta didik, teman sejawat, orang tua
ekonomi. peserta didik dan lingkungan sekolah
karena perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, latar belakang keluarga, dan
status sosial- ekonomi.
KOMPETENSI
No. KOMPETENSI GURU TK/PAUD
INTI GURU
19 Berkomunikasi dengan 19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat,
komunitas profesi sendiri profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lain-
dan profesi lain secara nya melalui berbagai media dalam rangka
lisan dan tulisan atau ben- meningkatkan kualitas pendidikan.
tuk lain. 19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi
pembelajaran kepada komunitas profesi
sendiri secara lisan dan tulisan atau ben-
tuk lain.
Kompetensi Profesional
20 Menguasai materi, struk- Jabaran kompetensi Butir 20 untuk masing-
tur, konsep, dan pola pikir masing guru mata pelajaran disajikan setelah
keilmuan yang mendukung tabel ini.
mata pelajaran yang di-
ampu.
21 Menguasai standar kom- 21.1 Memahami standar kompetensi mata
petensi dan kompetensi pelajaran yang diampu.
dasar mata pelajaran yang 21.2 Memahami kompetensi dasar mata pela-
diampu. jaran yang diampu.
21.3 Memahami tujuan pembelajaran yang
diampu.
Kompetensi Inti Guru butir 20 untuk setiap guru mata pelajaran dijabarkan
sebagai berikut.
1. Kompetensi Guru mata pelajaran Pendidikan Agama pada SD/MI, SMP/
MTs, dan SMA/MA, SMK/MAK*
Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam
• Menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang
relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
• Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan
dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Kompetensi Guru Pendidikan Agama Kristen
• Menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang
relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.
• Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan
dengan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.
Kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik
• Menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang
relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.
• Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan
dengan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
TENTANG
Menimbang
: a. bahwa pendidikan kedokteran pada dasarnya bertujuan untuk
menghasilkan dokter yang profesional melalui proses yang
terstandardisasi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
masyarakat;
b. bahwa standar kompetensi dokter yang diatur dalam
Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 21A/KKI/KEP/
IX/2006 tentang Pengesahan Standar Kompetensi Dokter
perlu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran;
c. bahwa untuk menyesuaikan kompetensi dokter dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran,
perlu disusun kembali standar kompetensi dokter;
d. bahwa telah disusun revisi standar kompetensi profesi dokter
yang merupakan acuan dalam penyelenggaraan pendidikan
profesi dokter;
e. bahwa mempertimbangkan pelaksanaan ketentuan pasal
8 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu
menetapkan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia tentang
Standar Kompetensi Dokter Indonesia;
Mengingat ..........
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
(1) Standar Kompetensi Dokter Indonesia merupakan bagian dari Standar
Pendidikan Profesi Dokter Indonesia yang disahkan oleh Konsil Kedokteran
Indonesia.
Pasal 2
Setiap perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesi dokter, dalam
mengembangkan kurikulum harus menerapkan Standar Kompetensi Dokter
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2).
Pasal 3
Pada saat peraturan ini mulai berlaku, Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia
Nomor 21A/KKI/KEP/IX/2006 tentang Pengesahan Standar Kompetensi Dokter,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 4........
BAB II
SISTEMATIKA STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA
Standar Kompetensi Dokter Indonesia terdiri atas 7 (tujuh) area kompetensi yang
diturunkan dari gambaran tugas, peran, dan fungsi dokter layanan primer. Setiap
area kompetensi ditetapkan definisinya, yang disebut kompetensi inti. Setiap area
kompetensi dijabarkan menjadi beberapa komponen kompetensi, yang dirinci lebih
lanjut menjadi kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan. Secara skematis,
susunan Standar Kompetensi Dokter Indonesia dapat digambarkan pada Gambar 1.
Area Kompetensi
Kompetensi Inti
Komponen Kompetensi
Kemampuan yang diharapkan pada akhir
pembelajaran
Lampiran
BAB III
STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA
A. AREA KOMPETENSI
Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri atas profesionalitas yang luhur,
mawas diri dan pengembangan diri, serta komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar
berupa pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran, keterampilan klinis,
dan pengelolaan masalah kesehatan (Gambar 2). Oleh karena itu area kompetensi
disusun dengan urutan sebagai berikut:
1. Profesionalitas yang Luhur
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
3. Komunikasi Efektif
4. Pengelolaan Informasi
KOMPETENSI
Keterampilan Klinis
KOMUNIKASI EFEKTIF
B. KOMPONEN KOMPETENSI
Area Profesionalitas yang Luhur
1. Berke-Tuhanan Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa
2. Bermoral, beretika dan disiplin
3. Sadar dan taat hukum
4. Berwawasan sosial budaya
5. Berperilaku profesional
Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
6. Menerapkan mawas diri
7. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat
8. Mengembangkan pengetahuan
Area Komunikasi Efektif
9. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga
10. Berkomunikasi dengan mitra kerja
11. Berkomunikasi dengan masyarakat
C. PENJABARAN KOMPETENSI
1. Profesionalitas yang Luhur
1.1. Kompetensi Inti
Mampu melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesuai dengan
nilai dan prinsip ke-Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin, hukum, dan sosial
budaya.
1.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Berke-Tuhan-an (Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa)
• Bersikap dan berperilaku yang berke-Tuhan-an dalam praktik ke-
dokteran
• Bersikap bahwa yang dilakukan dalam praktik kedokteran meru-
pakan upaya maksimal
Daftar Kepustakaan
Lampiran 1
Pendahuluan
Salah satu tantangan terbesar bagi institusi pendidikan kedokteran dalam
melaksanakan Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah menerjemahkan standar
kompetensi ke dalam bentuk bahan atau tema pendidikan dan pengajaran. Daftar
Pokok Bahasan ini disusun berdasarkan masukan dari pemangku kepentingan yang
kemudian dianalisis dan divalidasi menggunakan metode focus group discussion
(FGD) dan nominal group technique (NGT) bersama dengan konsil kedokteran,
institusi pendidikan kedokteran, organisasi profesi, dan perhimpunan.
Tujuan
Daftar Pokok Bahasan ini ditujukan untuk membantu institusi pendidikan kedokteran
dalam penyusunan kurikulum, dan bukan untuk membatasi bahan atau tema
pendidikan dan pengajaran.
Sistematika
Daftar Pokok Bahasan ini disusun berdasarkan masing-masing area kompetensi.
1. Area Kompetensi 1: Profesionalitas yang Luhur
1.1. Agama sebagai nilai moral yang menentukan sikap dan perilaku manusia
1.2. Aspek agama dalam praktik kedokteran
1.3. Pluralisme keberagamaan sebagai nilai sosial di masyarakat dan toleransi
1.4. Konsep masyarakat (termasuk pasien) mengenai sehat dan sakit
1.5. Aspek-aspek sosial dan budaya masyarakat terkait dengan pelayanan
kedokteran (logiko sosio budaya)
1.6. Hak, kewajiban, dan tanggung jawab manusia terkait bidang kesehatan
1.7. Pengertian bioetika dan etika kedokteran (misalnya pengenalan teori-teori
bioetika, filsafat kedokteran, prinsip-prinsip etika terapan, etika klinik)
1.8. Kaidah Dasar Moral dalam praktik kedokteran
1.9. Pemahaman terhadap KODEKI, KODERSI, dan sistem nilai lain yang
terkait dengan pelayanan kesehatan
Lampiran 2
Daftar Masalah
Pendahuluan
Dalam melaksanakan praktik kedokteran, dokter bekerja berdasarkan keluhan atau
masalah pasien/klien, kemudian dilanjutkan dengan penelusuran riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dalam melaksanakan semua
kegiatan tersebut, dokter harus memperhatikan kondisi pasien secara holistik dan
komprehensif, juga menjunjung tinggi profesionalisme serta etika profesi di atas
kepentingan/keuntungan pribadi. Selama pendidikan, mahasiswa perlu dipaparkan
pada berbagai masalah, keluhan/gejala tersebut, serta dilatih cara menanganinya
Setiap institusi harus menyadari bahwa masalah dalam pelayanan kedokteran tidak
hanya bersumber dari pasien atau masyarakat, tetapi juga dapat bersumber dari
pribadi dokter. Perspektif ini penting sebagai bahan pembelajaran dalam rangka
membentuk karakter dokter Indonesia yang baik. Daftar Masalah ini bersumber
dari lampiran Daftar Masalah SKDI 2006 yang kemudian direvisi berdasarkan
data hasil kajian dan masukan pemangku kepentingan. Draf revisi Daftar Masalah
kemudian divalidasi dengan metode focus group discussion (FGD) dan nominal
Bagian I
1
Masalah Kesehatan Individu
Yang dimaksud dengan permasalahan terkait dengan profesi adalah segala masalah
yang muncul dan berhubungan dengan penyelenggaraan praktik kedokteran.
Permasalahan tersebut dapat berasal dari pribadi dokter, institusi kesehatan tempat
dia bekerja, profesi kesehatan yang lain, atau pihak-pihak lain yang terkait dengan
pelayanan kesehatan. Bagian ini memberikan gambaran umum mengenai berbagai
permasalahan tersebut sehingga memungkinkan bagi para penyelenggaran
pendidikan kedokteran dapat mendiskusikannya dari berbagai sudut pandang, baik
dari segi profesionalisme, etika, disiplin, dan hukum.
Pendahuluan
Daftar Penyakit ini disusun bersumber dari lampiran Daftar Penyakit SKDI 2006,
yang kemudian direvisi berdasarkan hasil survei dan masukan dari para pemangku
kepentingan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan divalidasi dengan metode
focus group discussion (FGD) dan nominal group technique (NGT) bersama para
dokter dan pakar yang mewakili pemangku kepentingan. Daftar Penyakit ini penting
sebagai acuan bagi institusi pendidikan dokter dalam menyelenggarakan aktivitas
pendidikan termasuk dalam menentukan wahana pendidikan.
Tujuan
Daftar penyakit ini disusun dengan tujuan untuk menjadi acuan bagi institusi
pendidikan dokter agar dokter yang dihasilkan memiliki kompetensi yang memadai
untuk membuat diagnosis yang tepat, memberi penanganan awal atau tuntas, dan
melakukan rujukan secara tepat dalam rangka penatalaksanaan pasien. Tingkat
kompetensi setiap penyakit merupakan kemampuan yang harus dicapai pada akhir
pendidikan dokter.
Sistematika
Penyakit di dalam daftar ini dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia disertai
tingkat kemampuan yang harus dicapai pada akhir masa pendidikan.
Tingkat kemampuan yang harus dicapai:
Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit,
dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi
pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut
dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Bagian I
1
SISTEM SARAF
Tingkat
No Daftar Penyakit
Kemampuan
Genetik dan Kongenital
1 Spina bifida 2
2 Fenilketonuria 1
Gangguan Neurologik Paediatrik
3 Duchene muscular dystrophy 1
4 Kejang demam 4A
2
PSIKIATRI
Tingkat
No Daftar Penyakit
Kemampuan
Gangguan Mental Organik
1 Delirium yang tidak diinduksi oleh alkohol atau zat 3A
psikoaktif lainnya
Gangguan Mental dan Perilaku akibat Penggunaan zat Psikoaktif
2 Intoksikasi akut zat psikoaktif 3B
3 Adiksi/ketergantungan Narkoba 3A
3 Delirium yang diinduksi oleh alkohol atau zat psikoaktif 3A
lainnya
Psikosis (Skizofrenia, Gangguan Waham menetap, Psikosis Akut dan
Skizoafektif)
5 Skizofrenia 3A
6 Gangguan waham 3A
7 Gangguan psikotik 3A
8 Gangguan skizoafektif 3A
Gangguan Mental dan Perilaku akibat Penggunaan zat Psikoaktif
9 Gangguan bipolar, episode manik 3A
10 Gangguan bipolar, episode depresif 3A
3
SISTEM INDRA
5
SISTEM KARDIOVASKULAR
Tingkat
No Daftar Penyakit
Kemampuan
Gangguan dan Kelainan pada Jantung
1 Defect, Atrial Septal Defect, Patent Ductus Arteriosus, 2
Tetralogy of Fallot)
2 Radang pada dinding jantung (Endokarditis, Miokarditis, 2
Perikarditis)
3 Syok (septik, hipovolemik, kardiogenik, neurogenik) 3B
4 Angina pektoris 3B
5 Infark miokard 3B
6 Gagal jantung akut 3B
7 Gagal jantung kronik 3A
8 Cardiorespiratory arrest 3b
9 Kelainan katup jantung: Mitral stenosis, Mitral regurgitation, 2
Aortic stenosis, Aortic regurgitation,dan Penyakit katup
jantung lainnya
Tingkat
No Daftar Penyakit
Kemampuan
Mulut
1 Sumbing pada bibir dan palatum 2
2 Micrognatia and macrognatia 2
3 Kandidiasis mulut 4A
4 Ulkus mulut (aptosa, herpes) 4A
5 Glositis 3A
6 Leukoplakia 2
7 Angina Ludwig 3A
8 Parotitis 4A
9 Karies gigi 3A
Esofagus
10 Atresia esofagus 2
11 Akalasia 2
12 Esofagitis refluks 3A
13 Lesi korosif pada esofagus 3B
14 Varises esofagus 2
15 Ruptur esofagus 1
Dinding, Rongga Abdomen, dan Hernia
16 Hernia (inguinalis, femoralis, skrotalis) reponibilis, irreponibilis 2
17 Hernia (inguinalis, femoralis, skrotalis) strangulata, 3B
inkarserata
18 Hernia (diaframatika, hiatus) 2
19 Hernia umbilikalis 3A
20 Peritonitis 3B
21 Perforasi usus 2
22 Malrotasi traktus gastro-intestinal 2
23 Infeksi pada umbilikus 4A
24 Sindrom Reye 1
Lambung, Duodenum, Jejunum, Ileum
25 Gastritis 4A
26 Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis) 4A
7
SISTEM GINJAL DAN
SALURAN KEMIH
Tingkat
No Daftar Penyakit
Kemampuan
1 Infeksi saluran kemih 4A
2 Glomerulonefritis akut 3A
3 Glomerulonefritis kronik 3A
4 Gonore 4A
Tingkat
No Daftar Penyakit
Kemampuan
Infeksi
1 Sifilis 3A
2 Toksoplasmosis 2
3 Sindrom duh (discharge) genital (gonore dan 4A
nongonore)
4 Infeksi virus Herpes tipe 2 2
5 Infeksi saluran kemih bagian bawah 4A
6 Vulvitis 4A
7 Kondiloma akuminatum 3A
8 Vaginitis 4A
9 Vaginosis bakterialis 4A
10 Servisitis 3A
11 Salpingitis 4A
12 Abses tubo-ovarium 3B
13 Penyakit radang panggul 3A
Kehamilan
14 Kehamilan normal 4A
Gangguan pada Kehamilan
15 Infeksi intra-uterin: korioamnionitis 3A
16 Infeksi pada kehamilan: TORCH, hepatitis B, malaria 3B
17 Aborsi mengancam 3B
18 Aborsi spontan inkomplit 3B
19 Aborsi spontan komplit 4A
20 Hiperemesis gravidarum 3B
21 Inkompatibilitas darah 2
22 Mola hidatidosa 2
23 Hipertensi pada kehamilan 2
24 Preeklampsia 3B
25 Eklampsia 3B
26 Diabetes gestasional 2
27 Kehamilan posterm 2
28 Insufisiensi plasenta 2
9
SISTEM ENDOKRIN,
METABOLIK, DAN NUTRISI
Tingkat
No Daftar Penyakit
Kemampuan
Kelenjar Endokrin
1 Diabetes melitus tipe 1 4A
2 Diabetes melitus tipe 2 4A
3 Diabetes melitus tipe lain (intoleransi glukosa akibat penyakit 3A
lain atau obat-obatan)
4 Ketoasidosis diabetikum nonketotik 3B
5 Hiperglikemi hiperosmolar 3B
6 Hipoglikemia ringan 4A
7 Hipoglikemia berat 3B
8 Diabetes insipidus 1
9 Akromegali, gigantisme 1
10 Defisiensi hormon pertumbuhan 1
11 Hiperparatiroid 1
12 Hipoparatiroid 3A
13 Hipertiroid 3A
14 Tirotoksikosis 3B
15 Hipotiroid 2
16 Goiter 3A
17 Tiroiditis 2
18 Cushing's disease 3B
19 Krisis adrenal 3B
20 Addison's disease 1
21 Pubertas prekoks 2
22 Hipogonadisme 2
10
SISTEM HEMATOLOGI DAN
IMUNOLOGI
Tingkat
No Daftar Penyakit
Kemampuan
1 Anemia aplastik 2
2 Anemia defisiensi besi 4A
3 Anemia hemolitik 3A
4 Anemia makrositik 3A
5 Anemia megaloblastik 2
6 Hemoglobinopati 2
7 Polisitemia 2
8 Gangguan pembekuan darah (trombositopenia, 2
hemofilia, Von Willebrand's disease)
9 DIC 2
10 Agranulositosis 2
11 Inkompatibilitas golongan darah 2
Timus
12 Timoma 1
Kelenjar Limfe dan Darah
13 Limfoma non-Hodgkin's, Hodgkin's 1
14 Leukemia akut, kronik 2
15 Mieloma multipel 1
11
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Tingkat
No Daftar Penyakit
Kemampuan
Tulang dan Sendi
1 Artritis, osteoarthritis 3A
2 Fraktur terbuka, tertutup 3B
3 Fraktur klavikula 3A
4 Fraktur patologis, 2
5 Fraktur dan dislokasi tulang belakang 2
6 Dislokasi pada sendi ekstremitas 2
7 Osteogenesis imperfekta 1
8 Ricketsia, osteomalasia 1
Tingkat
No Daftar Penyakit
Kemampuan
1 Kekerasan tumpul 4A
2 Kekerasan tajam 4A
3 Trauma kimia 3A
4 Luka tembak 3A
5 Luka listrik dan petir 2
6 Barotrauma 2
7 Trauma suhu 2
8 Asfiksia 3A
9 Tenggelam 3A
10 Pembunuhan anak sendiri 3A
11 Pengguguran kandungan 3A
12 Kematian mendadak 3B
13 Toksikologi forensik 3A
Lampiran 4
Pendahuluan
Keterampilan klinis perlu dilatihkan sejak awal hingga akhir pendidikan dokter secara
berkesinambungan. Dalam melaksanakan praktik, lulusan dokter harus menguasai
keterampilan klinis untuk mendiagnosis maupun melakukan penatalaksanaan
masalah kesehatan. Daftar Keterampilan Klinis ini disusun dari lampiran Daftar
Keterampilan Klinis SKDI 2006 yang kemudian direvisi berdasarkan hasil survei dan
masukan dari pemangku kepentingan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan
divalidasi dengan metode focus group discussion (FGD) dan nominal group technique
(NGT) bersama para dokter dan pakar yang mewakili pemangku kepentingan.
Work-based assesment
eg. Portfolio, logbook, Multisource
Does feedback, Mini-CEX
Written assessment
Knows How eg. MCQ, EMI
Written
Knows assessment
Gambar 3. tingkat kemampuan menurut Piramida Miller dan alternatif cara mengujinya
pada mahasiswa. Dikutip dari Miller (1990), Shumway dan Harden (2003).
1
SISTEM SARAF
Keterampilan Tingkat
No
PEMERIKSAAN FISIK Keterampilan
Fungsi Saraf Kranial
1 Pemeriksaan indra penciuman 4A
2 Inspeksi lebar celah palpebra 4A
3 Inspeksi pupil (ukuran dan bentuk) 4A
4 Reaksi pupil terhadap cahaya 4A
5 Reaksi pupil terhadap obyek dekat 4A
6 Penilaian gerakan bola mata 4A
7 Penilaian diplopia 4A
8 Penilaian nistagmus 4A
9 Refleks kornea 4A
10 Pemeriksaan funduskopi 4A
11 Penilaian kesimetrisan wajah 4A
12 Penilaian kekuatan otot temporal dan masseter 4A
13 Penilaian sensasi wajah 4A
14 Penilaian pergerakan wajah 4A
2
PSIKIATRI
Tingkat
No Keterampilan
Keterampilan
ANAMNESIS
1 Autoanamnesis dengan pasien 4A
2 Alloanamnesis dengan anggota keluarga/orang lain 4A
yang bermakna
3 Memperoleh data mengenai keluhan/masalah utama 4A
4 Menelusuri riwayat perjalanan penyakit 4A
sekarang/dahulu
5 perkembangan, pendidikan, pekerjaan, perkawinan, 4A
PEMERIKSAAN PSIKIATRI
6 Penilaian status mental 4A
7 Penilaian kesadaran 4A
8 Penilaian persepsi orientasi intelegensi secara klinis 4A
9 Penilaian orientasi 4A
10 Penilaian intelegensi secara klinis 4A
11 Penilaian bentuk dan isi pikir 4A
12 Penilaian mood dan afek 4A
13 Penilaian motorik 4A
14 Penilaian pengendalian impuls 4A
15 Penilaian kemampuan menilai realitas (judgement) 4A
16 Penilaian kemampuan tilikan (insight) 4A
17 Penilaian kemampuan fungsional (general 4A
assessment of functioning)
18 Tes kepribadian (proyektif, inventori, dll) 2
3
SISTEM INDRA
Keterampilan
Tingkat
No PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK
Keterampilan
Indra Penglihatan
Penglihatan
1 Penilaian penglihatan bayi, anak, dan dewasa 4A
PEMERIKSAAN PSIKIATRI
2 Penilaian refraksi, subjektif 4A
3 Penilaian refraksi, objektif (refractometry keratometer) 2
4
SISTEM RESPIRASI
Keterampilan Tingkat
No
PEMERIKSAAN FISIK Keterampilan
1 Inspeksi leher 4A
2 Palpasi kelenjar ludah (submandibular, parotid) 4A
3 Palpasi nodus limfatikus brakialis 4A
4 Palpasi kelenjar tiroid 4A
5 Rhinoskopi posterior 3
6 Laringoskopi, indirek 2
7 Laringoskopi, direk 2
8 Usap tenggorokan (throat swab) 4A
9 Oesophagoscopy 2
10 Penilaian respirasi 4A
11 Inspeksi dada 4A
5
SISTEM KARDIOVASKULAR
Keterampilan Tingkat
No
PEMERIKSAAN FISIK Keterampilan
1 Inspeksi dada 4A
2 Palpasi denyut apeks jantung 4A
3 Palpasi arteri karotis 4A
4 Perkusi ukuran jantung 4A
5 Auskultasi jantung 4A
6 Pengukuran tekanan darah 4A
7 Pengukuran tekanan vena jugularis (JVP) 4A
8 Palpasi denyut arteri ekstremitas 4A
6
SISTEM GASTROINTESTINAL,
HEPATOBILIER, & PANKREAS
Keterampilan Tingkat
No
PEMERIKSAAN FISIK Keterampilan
1 Inspeksi bibir dan kavitas oral 4A
2 Inspeksi tonsil 4A
3 Penilaian pergerakan otot-otot hipoglosus 4A
4 Inspeksi abdomen 4A
5 Inspeksi lipat paha/inguinal pada saat tekanan 4A
abdomen meningkat
6 Palpasi (dinding perut, kolon, hepar, lien, aorta, 4A
rigiditas dinding perut)
7 Palpasi hernia 4A
8 Pemeriksaan nyeri tekan dan nyeri lepas (Blumberg test) 4A
7
SISTEM GINJAL DAN
SALURAN KEMIH
Keterampilan Tingkat
No
PEMERIKSAAN FISIK Keterampilan
1 Pemeriksaan bimanual ginjal 4A
2 Pemeriksaan nyeri ketok ginjal 4A
3 Perkusi kandung kemih 4A
4 Palpasi prostat 4A
5 Refleks bulbokavernosus 3
8
SISTEM REPRODUKSI
Keterampilan Tingkat
No
SISTEM REPRODUKSI PRIA Keterampilan
1 Inspeksi penis 4A
2 Inspeksi skrotum 4A
3 Palpasi penis, testis, duktus spermatik epididimis 4A
4 Transluminasi skrotum 4A
5 Refleks bulbokavernosus 3
SISTEM REPRODUKSI WANITA GINEKOLOGI
Pemeriksaan Fisik
5 Pemeriksaan fisik umum termasuk pemeriksaan 4A
payudara (inspeksi dan palpasi)
6 Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna 4A
7 Pemeriksaan spekulum: inspeksi vagina dan serviks 4A
8 Pemeriksaan bimanual: palpasi vagina, serviks, korpus 4A
uteri, dan ovarium
9 Pemeriksaan rektal: palpasi kantung Douglas, uterus, 3
adneksa
10 Pemeriksaan combined recto-vaginal 3
9
SISTEM ENDOKRIN,METABOLISME, DAN NUTRISI
Tingkat
No Keterampilan
Keterampilan
1 Penilaian status gizi (termasuk pemeriksaan antropometri) 4A
2 Penilaian kelenjar tiroid: hipertiroid dan hipotiroid 4A
3 Pengaturan diet 4A
4 Penatalaksanaan diabetes melitus tanpa komplikasi 4A
5 Pemberian insulin pada diabetes melitus tanpa 4A
komplikasi
6 Pemeriksaan gula darah (dengan Point of Care Test 4A
[POCT])
7 Pemeriksaan glukosa urine (Benedict) 4A
8 Anamnesis dan konseling kasus gangguan 4A
metabolisme dan endokrin
Tingkat
No Keterampilan
Keterampilan
1 Palpasi kelenjar limfe 4A
2 Persiapan dan pemeriksaan hitung jenis leukosit 4A
3 Pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit) 4A
4 Pemeriksaan profil pembekuan (bleeding time, clotting 4A
time)
5 Pemeriksaan Laju endap darah/kecepatan endap 4A
darah (LED/KED)
6 Permintaan pemeriksaan hematologi berdasarkan 4A
indikasi
7 Permintaan pemeriksaan imunologi berdasarkan 4A
indikasi
8 Skin test sebelum pemberiaan obat injeksi 4A
9 Pemeriksaan golongan darah dan inkompatibilitas 4A
10 Anamnesis dan konseling anemia defisiensi besi, 4A
thalasemia, dan HIV
11 Penentuan indikasi dan jenis transfusi 4A
11
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Keterampilan Tingkat
No
PEMERIKSAAN FISIK Keterampilan
1 Inspeksi gait 4A
2 Inspeksi tulang belakang saat berbaring 4A
3 Inspeksi tulang belakang saat bergerak 4A
4 Inspeksi tonus otot ekstremitas 4A
5 Inspeksi sendi ekstremitas 4A
6 Inspeksi postur tulang belakang dan pelvis 4A
7 Inspeksi posisi skapula 4A
8 Inspeksi fleksi dan ekstensi punggung 4A
9 Penilaian fleksi lumbal 4A
10 Panggul: penilaian fleksi dan ekstensi, adduksi, 4A
abduksi dan rotasi
12
SISTEM INTEGUMEN
Keterampilan Tingkat
No
PEMERIKSAAN FISIK Keterampilan
1 Inspeksi kulit 4A
2 Inspeksi membran mukosa 4A
3 Inspeksi daerah perianal 4A
4 Inspeksi kuku 4A
13
LAIN-LAIN
103 Menjelaskan mekanisme pencatatan dan pelaporan 4A
104 Merencanakan, mengelola, monitoring, dan evaluasi 4A
asuransi pelayanan kesehatan misalnya BPJS, jamkesmas,
jampersal, askes, dll
KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
Medikolegal
105 Prosedur medikolegal 4A
106 Pembuatan Visum et Repertum 4A
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDAR
Kesatu :
PROFESI BIDAN.
Kedua : Standar Profesi Bidan dimaksud Diktum Kesatu sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Standar Profesi Bidan sebagaimana dimaksud dalam Diktum
Kedua agar digunakan sebagai pedoman bagi Bidan dalam
menjalankan tugas profesinya.
Keempat : Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Maret 2007
MENTERI KESEHATAN,
ttd
LAMPlRAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 369/MENKES/SK/111/2007
TANGGAL : 27 Maret 2007
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental,
maupun sosial budaya dan ekonomi. Untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah
dan berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi.
Pertama: yang Iaten yaitu kematian ibu dan kematian bayi yang masih tinggi
akibat bebagai faktor termasuk pelayanan kesehatan yang relatif kurang baik.
Kedua ialah timbulnya penyakit degeneratif yaitu menopause dan kanker.
Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global
yang semakin ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia
Indonesia yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang
harus disiapkan sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan.
Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak janin
dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan
sampai usia lanjut.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting
dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian lbu (AKI) dan angka
KEBIDANAN KOMUNITAS
Kompetensi ke-8 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan
komperhensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat
sesuai dengan budaya setempat.
Pengetahuan Dasar
1. Konsep dan sasaran kebidanan komunitas.
2. Masalah kebidanan komunitas.
3. Pendekatan asuhan kebidanan pada keluarga, kelompok dari masyarakat.
4. Strategi pelayanan kebidanan komunitas.
5. Ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas.
6. Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak dalam keluarga
dan masyarakat.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak.
8. Sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Pengetahuan Tambahan
1. Kepemimpinan untuk semua (kesuma).
2. Pemasaran sosial.
3. Peran serta masyarakat (PSM).
4. Audit maternal perinatal.
5. Perilaku kesehatan masyarakat.
6. Program-program pemerintah yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak
Keterampilan Dasar
1. Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas, laktasi, bayi balita dan KB
di masyarakat.
2. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak.
3. Melakukan pertolongan persalinan di rumah dan polindes.
4. Mengelola pondok bersalin desa (polindes).
5. Melaksanakan kunjungan rumah pada ibu hamil, nifas dan laktasi bayi dan
balita.
6. Melakukan penggerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk
mendukung upaya-upaya kesehatan ibu dan anak.
7. Melaksanakan penyuluhan dan konseling kesehatan.
8. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
STANDAR VI : KURIKULUM
Penyelenggaraan pendidikan menggunakan kurikulum nasional yang dikeluarkan
oleh lembaga yang berwenang dan organisai profesi serta dikembangkan sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan mengacu pada falsafah dan misi
dari lembaga pendidikan kebidanan.
Definisi Operasional :
1. Penyelenggaraan pendidikan berdasarkan pada kurikulum nasional yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen pendidikan
nasional dan organisasi profesi serta
2. Dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan mengacu
pada falsafah dan misi dari lembaga pendidikan kebidanan. Dalam pelaksanaan
pendidikan kurikulum dikembangkan sesuai dengan falsafah dan visi dari
institusi pendidikan kebidanan.
STANDAR IX : LULUSAN
Lulusan pendidikan bidan mengemban tanggung jawab profesional sesuai dengan
tingkat pendidikan.
Definisi Operasional :
1. Lulusan pendidikan bidan sebelum tahun 2000 dan Diploma Ill kebidanan,
merupakan bidan pelaksana, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan
praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan.
2. Lulusan pendidikan bidan setingkat Diploma IV I S1 merupakan bidan
professional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik
di institusi pelayanan maupun praktik perorangan. Mereka dapat berperan
sebagai pemberi layanan, pengelola, dan pendidik.
3. Lulusan pendidikan bidan setingkat S2 dan S3, merupakan bidan profesional,
yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik di institusi
pelayanan maupun praktik perorangan. Mereka dapat berperan sebagai pemberi
layanan, pengelola, pendidik, peneliti, pengembang dan konsultan dalam
pendidikan bidan maupun system/ketata-laksanaan pelayanan kesehatan
secara universal.
4. Lulusan program kebidanan, tingkat master dan doktor melakukan praktik
kebidanan lanjut, penelitian, pengembangan, konsultan pendidikan dan
ketatalaksanaan pelayanan.
5. Lulusan wajib berperan aktif dan ikut serta dalam penentuan kebijakan dalam
bidang kesehatan.
6. Lulusan berperan aktif dalam merancang dan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan sebagai tanggapan terhadap perkembangan masyarakat.
STANDAR 1 : ORGANISASI
Peyelenggaraan Pendidikan Berkelanjutan Bidan berada di bawah organisasi lkatan
Bidan Indonesia (181) pada tingkat Pengurus Pusat (PP-181), Pengurus Daerah
(PD-IBI)dan Pengurus Cabang (PC -181)
Definisi Operasional :
1. Pendidikan berkelanjutan untuk bidan, terdapat dalam organisasi profesi 181.
2. Keberadaan pendidikan berkelanjutan bidan dalam organisasi profesi 181,
disahkan oleh PP-181/PD-181/PC-IBI.
STANDARII : FALSAFAH
Pendidikan berkelanjutan untuk bidan mempunyai falsafah yang selaras dengan
falsafah organisasi profesi 181 yang terermin visi, misi dan tujuan.
Definisi Operasional :
1. Bidan harus mengembangkan diri dan belajar sepanjang hidupnya.
2. Pendidikan berkelanjutan merupakan kebutuhan untuk meningkatkan
kemampuan bidan .
3. Melalui penelitian dalam Pendidikan Berkelanjutan akan memperkaya Body
of Knowledge ilmu kebidanan.
STANDAR II : PENGKAJIAN
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.
Definisi Operasional :
Ada format pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan secara sistematis, terfokus, yang meliputi data :
1. Demografi identitas klien
2. Riwayat penyakit terdahulu
STANDAR V : TINDAKAN
Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan diagnosa, rencana dan
perkembangan keadaan klien.
Definisi Operasional :
1. Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi.
2. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan
klien.
3. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan
wewenang bidan atau hasil kolaborasi.
4. Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan etika dan kode etik
kebidanan.
5. Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia.
STANDAR IX : DOKUMENTASI
Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi
asuhan kebidanan.
Definisi Operasional :
1. Dokumentasi dilaksanakan pada setiap tahapan asuhan kebidanan.
2. Dokumentasi dilaksanakan secara sistimatis, tepat, dan jelas.
3. Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan kebidanan.
D. PENUTUP
Bidan merupakan suatu profesi kesehatan yang bekerja untuk pelayanan masyarakat
dan berfokus pada Kesehatan Reproduksi Perempuan, Keluarga Berencana,
kesehatan bayi dan anak balita, serta Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Standar Profesi ini terdiri dari Standar Kompetensi Bidan Indonesia, Standar
Pendidikan, Standar Pelayanan Kebidanan, dan Kode Etik Profesi.
MENTERI KESEHATAN,
ttd
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Kesehatan sebagai
hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat. Pelayanan
keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan ditujukan kepada
individu, kelompok dan masyarakat yang memiliki masalah fisik, mental maupun
sosial di berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
Kesehatan sebagai hak asasi manusia merupakan tanggung jawab pemerintah
dan seluruh elemen masyarakat, harus diwujudkan dalam bentuk pemberian
berbagai upaya kesehatan melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang
berkualitas dan terjangkau. Persatuan Perawat Nasional (PPNI) adalah organisasi
profesi yang merupakan bagian dari elemen masyarakat turut berkontribusi dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagaimana yang diamanatkan
dalam Undang-Undang Dasar 1945.
UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 32 ayat (4) menyebutkan
bahwa; Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Pasal 53, ayat
(1) juga menyebutkan bahwa tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan
hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. Pasal 53, ayat (2)
menyebutkan bahwa tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban
untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan ditetapkan standar profesi perawat Indonesia untuk memastikan
masyarakat menerima pelayanan dan asuhan keperawatan yang kompeten
dan aman.
2. Tujuan Khusus
Standar Profesi Perawat Indonesia digunakan sebagai:
a. Pedoman bagi perawat dalam menjalankan peran profesinya.
b. Pedoman bagi pemerintah untuk pengambilan kebijakan berkaitan dengan
peran perawat dalam pembangunan kesehatan nasional.
c. acuan bagi institusi pendidikan dalam menyusun kurikulum.
d. acuan bagi industri atau dunia usaha kesehatan dalam menentukan
kebutuhan tenaga maupun pengembangan karier perawat.
D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992, tentang Kesehatan.
2. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
A. Pengertian
Standar diartikan sebagai ukuran atau patokan yang disepakati, sedangkan
kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi
mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan atau tugas dengan standar kinerja (performance) yang ditetapkan.
Standar kompetensi perawat merefleksikan atas kompetensi yang diharapkan dimiliki
oleh individu yang akan bekerja di bidang pelayanan keperawatan. Menghadapi
era globalisasi, standar tersebut harus ekuivalen dengan standar- standar yang
berlaku pada sektor industri kesehatan di negara lain serta dapat berlaku secara
internasional.
Standar kompetensi disusun dengan tujuan:
a. Bagi lembaga pendidikan dan pelatihan keperawatan;
- Memberikan informasi dan acuan pengembangan program dan kurikulum
pendidikan keperawatan
- Memberikan informasi dan acuan pengembangan program dan kurikulum
pelatihan keperawatan
b. Bagi dunia usaha/industri kesehatan dan pengguna, sebagai acuan dalam:
- Penetapan uraian tugas bagi tenaga keperawatan.
- Rekruitmen tenaga perawat.
- Penilaian unjuk kerja
- Pengembangan program pelatihan yang spesifik
c. Bagi institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi perawat ;
- acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi sesuai dengan
kualifikasi dan jenis.
PRAKTIK LEGAL
PERENCANAAN IMPLEMENTASI
HUBUNGAN KOMUNIKASI
EVALUASI
TERAPEUTIK
PELAYANAN KESEHATAN
DELEGASI DAN SUPERVISI
INTERPERSONAL
KESELAMATAN
LINGKUNGAN
LAMPIRAN 2
PENGEMBANGAN PROFESIONAL,
PERSONAL & KUALITAS
Praktik Etis
Pembantu Perawat Perawat Profesional
No
Keperawatan Vokasional Ners Ners Spesialis Ners Konsultan
2 Menerapkan Menerapkan Menerapkan Menerapkan Menerapkan prinsip
sikap sesuai prinsip etik prinsip etik dalam prinsip etik dalam etik dalam keperawatan
dengan dalam keper- keperawatan keperawatan sesuai dengan Kode
peraturan yang awatan sesuai sesuai dengan sesuai dengan Etik Perawat Indonesia
berlaku dengan Kode Kode Etik Perawat Kode Etik Perawat
Etik Perawat Indonesia Indonesia
Indonesia
3 Menerapkan Menerapkan Menerapkan sikap Menerapkan sikap Menerapkan sikap
sikap meng- sikap menghor- menghormati hak menghormati hak menghormati hak
hormati hak mati hak privasi privasi dan marta- privasi dan marta- privasi dan martabat
privasi dan dan martabat bat klien bat klien klien
martabat klien klien
4 Menerapkan Menerapkan Menerapkan sikap Menerapkan sikap Berperan serta dalam
sikap meng- sikap menghor- menghormati hak menghormati hak menetapkan kebijakan
hormati hak mati hak klien klien untuk mem- klien untuk mem- yang menegaskan hak
klien untuk untuk memilih peroleh informasi, peroleh informasi, klien untuk mendapat-
memilih dan dan menentukan memilih dan me- memilih dan me- kan informasi, memilih
menentukan sendiri asuhan nentukan sendiri nentukan sendiri dan menentukan sendi-
sendiri asuhan keperawatan & asuhan keperawa- asuhan keperawa- ri asuhan kepartewatan
keperawatan kesehatan yang tan & kesehatan tan & kesehatan & kesehatannya dan
& kesehatan diberikan, yang diberikan yang diberikan menerapkannya dalam
yang diberikan, praktek
5 Menjaga Menjaga keraha- Menjaga keraha- Menjaga keraha- Berperan serta dalam
kerahasiaan siaan dan kea- siaan dan kea- siaan dan kea- pengembangan kebija-
dan keamanan manan informasi manan informasi manan informasi kan dan sistem untuk
informasi tertulis, verbal tertulis, verbal dan tertulis, verbal dan meningkatkan keraha-
tertulis, verbal dan elektronik elektronik yang elektronik yang siaan dan keamanan
dan elektronik yang diperoleh diperoleh dalam diperoleh dalam informasi tertulis, verbal
yang diperoleh dalam kapasitas kapasitas sebagai kapasitas sebagai dan elektronik yang
selama bekerja sebagai seorang seorang profe- seorang profe- diperoleh dalam kapa-
profesional sional sional sitas sebagai seorang
profesional
Prinsip Asuhan
Promosi Kesehatan
Pembantu Perawat Profesional
No Perawat Vokasional
Keperawatan Ners Ners Spesialis Ners Konsultan
8 Melibatkan diri Berperan serta Mengelola pro- Mengelola promosi Berperan secara
dalam promosi dalam promosi mosi kesehatan kesehatan melalui aktif dengan profe-
kesehatan kesehatan bersama melalui ker- kerjasama dengan sional kesehatan
yang telah perawat profesional, jasama dengan sesama perawat, pro- lain, perencana,
dirancang un- profesional lain dan sesama perawat, fesional lain kelom- pembuat kebija-
tuk menguran- kelompok komu- profesional lain pok masyarakat serta kan, kelompok
gi rasa sakit nitas/ masyarakat serta kelompok kelompok khusus masyarakat dan
dan mening- dalam kegiatan masyarakat tertentu untuk men- advokasi untuk
katkan gaya yang ditujukan untuk untuk mengu- gurangi rasa sakit, merumuskan
hidup dan mengurangi rasa rangi rasa sakit, meningkatkan gaya strategi dan meng-
lingkungan sakit dan mening- meningkatkan hidup dan lingkungan gerakkan sumber
yang sehat katkan gaya hidup gaya hidup dan yang sehat dalam – sumber untuk
dan lingkungan yang lingkungan yang area praktik spesialis meningkatkan
sehat sehat status kesehatan
masyarakat
Perencanaan
Pembantu Perawat Perawat Profesional
No
Keperawatan Vokasional Ners Ners Spesialis Ners Konsultan
12 Mengkontri- Membantu Per- Merumuskan Merumuskan Merumuskan dan
busikan in- awat Teregistrasi rencana asuhan rencana asuhan memobilisasi sumber
formasi untuk dalam meren- yang komprehensif yang kompre- daya untuk menyusun
membantu canakan asuhan dengan hasil asuhan hensif dengan rencana asuhan yang
rencana asu- klien berdasarkan yang teridentifikasi hasil asuhan yang komprehensif dan
han klien hasil pengkajian berdasarkan diag- teridentifikasi ber- terkoordinasi sesuai
nosis keperawatan, dasarkan diagno- dengan hasil asuhan
hasil pengkajian sis keperawatan, yang diharapkan,
keperawatan dan hasil pengkajian berdasarkan standar
kesehatan, masukan keperawatan dan praktik keperawatan
dari anggota tim kesehatan, masu- lanjutan, serta keputu-
kesehatan lain, kan dari anggota san tentang pencega-
dan standar praktik tim kesehatan lain, han, diagnostik dan
keperawatan dan standar prak- intervensi terapeutik
tik keperawatan
2.2.5. Evaluasi
Pembantu Perawat Perawat Profesional
No
Keperawatan Vokasional Ners Ners Spesialis Ners Konsultan
22 Memberikan Memonitor dan Memonitor dan Memonitor dan Memonitor dan
kontribusi in- mendokumenta- mendokumenta- mendokumentasi- mendokumentasikan
formasi untuk sikan kemajuan sikan kemajuan kan kemajuan hasil kemajuan hasil asu-
evaluasi ke- hasil asuhan hasil asuhan yang asuhan yang dihara- han yang diharapkan
majuan hasil yang diharapkan diharapkan secara pkan secara akurat secara akurat dan
asuhan yang secara akurat dan akurat dan lengkap dan lengkap lengkap
diharapkan lengkap
2.3.3.KeselamatanLingkungan
Pembantu Perawat Perawat Profesional
No
Keperawatan Vokasional Ners Ners Spesialis Ners Konsultan
47 Mengiden- Mengiden- Menggunakan Menggunakan alat Menggunakan pengka-
tifikasi dan tifikasi dan alat pengkajian pengkajian yang jian yang umum untuk
melaporkan melaporkan yang tepat untuk tepat untuk men- mengidentifikasi masalah
situasi yang situasi yang mengidentifikasi gidentifikasi risiko aktual dan potensial ter-
dapat mem- dapat mem- risiko actual dan actual dan potensial hadap lingkungan , klien,
bahayakan bahayakan potensial terha- terhadap keselama- keselamatan perorangan
keselamatan keselamatan dap keselamatan tan dan melaporkan dan risiko keamanan
klien atau staf. klien atau dan melaporkan kepada pihak yang serta melaporkan kepada
staf. kepada pihak yang berwenang. pihak yang berwenang.
berwenang.
Peningkatan Kualitas
Pembantu Perawat Perawat Profesional
No
Keperawatan Vokasional Ners Ners Spesialis Ners Konsultan
61 Melaksanakan Melaksanakan Mengikuti Menggunakan Menggali dan menginte-
tugas sesuai tugas sesuai pedoman prak- dan berkontribusi grasikan penelitian untuk
arahan dan arahan dan tik terbaik dan dalam penelitian menghasilkan praktik
sesuai dengan sesuai dengan berdasarkan untuk memper- berbasis pembuktian
kebijakan, keten- kebijakan, keten- pembuktian oleh pembuktian (evidence-based prac-
tuan, tolok ukur tuan, tolok ukur (evidence- guna praktik yang tice) untuk memperbaiki
kualitas dan juga kualitas dan juga based ) dalam aman, efektif dan keamanan, efesiensi
sesuai dengan sesuai dengan melakukan efesien, di area dan efektifitas asuhan
tingkat pelatihan tingkat pelatihan praktik keper- spesialisasinya. keperawatan.
yang diikutinya yang diikutinya. awatan.
62 Mengusulkan Berperan serta Bepartisipasi Melakukan telaah Berpartisipasi dalam
gagasan kepada dalam pening- dalam kegiatan secara sistematik pengawasan dan telaah
orang yang tepat katan kualitas peningkatan untuk mening- intra- dan inter dispilin
untuk perbaikan dan prosedur kualitas dan katkan kepuasan untuk meningkatkan atau
pelayanan jaminan mutu penjaminan dan hasil asuhan memperbaiki kepuasan
mutu. sesuai area dan hasil asuhan yang
spesialisnya. diharapkan klien.
Pendidikan Berkelanjutan
Pembantu Perawat Perawat Profesional
No
Keperawatan Vokasional Ners Ners Spesialis Ners Konsultan
63 Mengidentifi- Melakukan kajian Melakukan kajian Melakukan kajian Melakukan kajian
kasi kesenjangan secara teratur secara teratur ten- secara teratur ten- secara teratur ten-
antara persyara- tentang praktik tang praktik yang tang praktik yang tang praktik yang
tan kerja dengan yang dilaksana- dilaksanakannya dilaksanakannya dilaksanakan-
pengetahuan kannya dengan dengan cara re- dengan cara re- nya dengan cara
terbaru, pema- cara refleksi dan fleksi, telaah kritis, fleksi, telaah kritis, refleksi, telaah kritis,
haman dan peer review dan evaluasi serta dan evaluasi serta dan evaluasi serta
ketrampilan peer review peer review peer review
No.
Kode Judul Unit Komptensi
Urut
1 Wat.PV.1.Ak.1 Menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan
tindakan professional sesuai dengan lingkup praktik,
dan hukum/peraturan perundangan
2 Wat.PV.1.PE.2 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan sesuai
dengan Kode Etik Perawat Indonesia
3 Wat.PV.1.PE.3 Menerapkan sikap menghormati hak privasi dan
martabat klien
4 Wat.PV.1.PE.4 Menerapkan sikap menghormati hak klien untuk me-
milih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan &
kesehatan yang diberikan,
5 Wat.PV.1.PE.5 Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi
tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam
kapasitas sebagai seorang profesional
6 Wat.PV.1.PL.6 Melakukan praktik keperawatan profesional sesuai
dengan peraturan perundangan
7 Wat.PV.2.PAK.7 Menggunakan keterampilan penyelesaian masalah
untuk memandu praktik
No.
Kode Unit Judul Unit Komptensi
Urut
1 Wat.Ns.1.Ak.1 Menerima tanggung gugat terhadap keputusan,
tindakan profesional, hasil asuhan dan kompetensi
lanjutan sesuai dengan lingkup praktik, tanggung
jawab yang lebih besar, dan hukum/peraturan
perundangan
2 Wat.Ns.1.PE.2 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan
sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia
3 Wat.Ns.1.PE.3 Menerapkan sikap menghormati hak privasi dan
martabat klien
4 Wat.Ns.1.PE.4 Menerapkan sikap menghormati hak klien untuk
memperoleh informasi, memilih dan menentukan
sendiri asuhan keperawatan & kesehatan yang
diberikan
5 Wat.Ns.1.PE.5 Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi
tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam
kapasitas sebagai seorang profesional
6 Wat.Ns.1.PL.6 Melakukan praktik keperawatan profesional sesuai
dengan peraturan perundangan
(Final Draf)
Tentang Jenis Kompetensi Implementasi untuk: (Ners, Ners Spesialis)
Daftar Kompetensi Implementasi Asuhan Keperawatan Ners
CATATAN:
1. Melakukan artinya melaksanakan tindakan keperawatan mandiri maupun
tindakan yang sifatnya kolaboratif dan disertai pemantauan.
2. Mengelola artinya melakukan asuhan keperawatan langsung secara mandiri
dengan menggunakan metodologi proses keperawatan, melakukan koordinasi
interdisiplin serta menginisiasi proses perubahan/inovasi sehingga tercapai
tujuan asuhan keperawatan yang bermutu.
BAB III
PENUTUP
1. Berger Karem J, (1992), Collaborating for Optimal Health, First Edition, Appleton
& lange
2. Bandman E.L. & Bandman B. (1990). Nursing Ethics Through The Life Span.
2nd Ed. Prentice Hall-Int. Editiorn.
3. Black, J.M. & Jacobs, E.M (1997). Medical Surgical Nursing. Philadelphia: W.B.
Sauders.
4. Buxhaum B.S.. et al. (1994). Illustrated Manual of Nursing Practice. 2nd Ed.
Springhouse.
5. Canadian Nurses Association. Everyday Rthics-Putting the code into practice.
6. Craven Ruth (1996), Human Health & Function, Sconde edtion, Lippincote
7. Diknas R.I. (2003), Undang-undang Republik Indonesia no.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta,
8. Depnaker R.I(2003), Undang-undang Republik Indonesia no.13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, Penerbit Cetira Lembora, Bandung.
9. Depdiknas R.I, (2004), Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Standar Kompentensi
Nasional, Dikemenjur, Jakarta.
10. Depkes R.I, Undang-undang No.23/1992 tentang Kesehatan
11. Depnakertrans R.I, Keputusan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi No.
Kep.227/men/2003 Tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja
nasional
12. Depkes. (1997). Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor : YM.02.04.3.5.2504
Tanggal 10 Juni 1997.
13. Depkes. (1998). Hak dan Kewajiban Perawat dan Bidan di Rumah Sakit. Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor : YM.00.03.2.6.956
Tanggal 19 Oktober 1998.
14. Ellis J.R & Hartley C.L. (1988). Nursing in Today’s World-Challenges Issues
and Trends. 3nd Edition. Philadelphia : JB. Lippincott Co.
15. Guido G.W. Concepts and Issues in Nursing Practice. 2nd Ed.
16. Inaternational Council of Nursis (2003), ICN Framework of Competencies for
the Generalis Nurse, Geneva.
17. ICN (2008), Nursing Care Continum , Framework and Competensis
18. ICN (2000). Code of Ethics for Nurses.