Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam mengukur tingkat
kemajuan suatu bangsa. Indonesia sebagai negara berkembang, saat ini telah
memprioritaskan pendidikan bagi masyarakatnya. Karena, sebagaian orang
memandang bahwa pendidikan dapat membentuk jati diri seseorang, selain
itu pendidikan adalah investasi di masa yang akan datang. Investasi ini akan
dirasakan masyarakat bukan dalam jangka waktu yang pendek, tetapi akan
terasa setelah sepuluh atau dua puluh tahun mendatang. Banyak negara-
negara maju karena masyarakatnya mengenyam pendidikan dengan baik.
Karena pendidikan itu identik dengan perkembangan zaman, dan persaingan
ilmu pengetahuan. Oleh karena itu pendidikan salah satu faktor dalam
menunjang suatu negara untuk terus bisa berkembang dan maju.
Pendidikan di Indonesia ini telah lama mengalami perkembangan
dalam segala aspek bidang. Begitupula dengan perundang-undangan yang
mengatur tentang sistem pendidikan nasional. Terciptanya sekolah-sekolah
berstandar nasional dan internasional di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Pemerataan pendidikan dan kesempatan dalam memperoleh pendidikan yang
diberlakukan untuk seluruh masyarakat Indonesia, dan lapangan pekerjaan
yang terbuka bagi mereka yang berpotensi dan mampu bersaing.
Tuntutan inilah yang melatarbelakangi bagaimana Pemerintah harus
terus membangun pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang memenuhi
harapan masyarakat dan mampu bersaing dengan perkembangan zaman. Pada
prosesnya pendidikan ini memang cenderung mengedepankan pendidikan
yang berlangsung disekolah, atau pendidikan formal. Sekolah sebagai wadah
dalam membentuk karakter peserta didik dan ilmu pengetahuan, menjadikan
tolak ukur keberhasilan dalam membangun pendidikan. Dimana, peserta didik
dituntut untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

1
Sekolah bermutu dan telah memenuhi standar nasional pendidikan
inilah masih harus terus ditingkatkan. Dijelaskan dalam Undang-undang
SISDIKNAS No.20 tahun 2003 pada pasal 5 bahwa “setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”,
oleh karena itulah kebutuhan akan sekolah yang bermutu di masyarakat saat
ini sedang menjadi perhatian bagi para pemerhati pendidikan.
Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan acuan bagi seluruh
sekolah di Indonesia untuk dapat mencapai target pencapaian mutu. Standar
yang menjadi acuan untuk dapat meningkatkan setiap aspek manajemen
sekolah telah diatur dalam Undang-undang Standar Nasional Pendidikan, dan
Peraturan lainnya yang memuat hal tersebut. Salah satu aspeknya yaitu
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Standar pendidik dan Tenaga
Kependidikan ini dilihat dari kompetensi dan kualifikasi akademik yang harus
dimiliki dan dikuasai oleh pendidik dan tenaga kependidikan.
Pendidik atau guru merupakan komponen penting dalam proses
pembelajaran disekolah, selain itu fungsinya juga sebagai orang yang
mendidik. Sejauh ini, perhatian kepada guru sedang menjadi center of topic,
karena adanya sertifikasi guru berarti kita dapat melihat sejauh mana
kualifikasi guru dalam memenuhi standar sebagai pendidik. Tenaga
kependidikan seperti Kepala sekolah, tenaga perpustakaan, Tenaga
Administrasi Sekolah, dan Tenaga Laboran, juga harus memenuhi kriteria dan
kualifikasi agar tidak terciptanya efektifitas dan efisiensi sekolah, serta
ketercapaian dalam penjaminan mutu sekolah. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka dalam makalah ini dibahas tentang kualifikasi dan kompetensi
yang berkenaan dengan pendidik dan tenaga kependidikan dalam menunjang
peningkatan mutu sekolah.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunana makalah ini adalah sebagai
berikut:

2
1. Bagaimanakah kualifikasi untuk menjadi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan?
2. Bagaimanakah kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi Pendidik dan
Tenaga Kependidikan yang berkompeten?
3. Bagaimankah Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan mkalah ini yaitu:
1. Mengetahui kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan yang
memenuhi standar.
2. Mengetahui kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik dan tenaga
kependidikan yang sesuai dengan stndar kompetensi yang telah
ditetapkan.
3. Mengetahui bagimana mutu pendidik dan tenaga kependidikan.

3
BAB II
KUALIFIKASI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

A. KUALIFIKASI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


Pendidik dan Tenaga Kependidikan merupakan hal yang urgent dalam
menunjang tercapainya keberhasilan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi yang dijelaskan dalam
Undang-Undang SISDIKNAS No.20 tahun 2003. Sedangkan, Tenaga
kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan. Dijelaskan lebih rinci dalam Undang-
undang NO. 14 tahun 2005 bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengahUntuk
memenuhi tugas dan fungsi tersebut maka ada beberapa kualifikasi yang
harus dipenuhi baik oleh pendidik atau tenaga kependidikan.
1. Kualifikasi Pendidik
Kualifikasi bagi guru dijelaskan dalam Undang-undang No. 14 tahun
2005 yaitu Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dijelaskan lebih lanjut
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 tahun 2007, bahwa
kualifikasi akademik guru sesuai dengan jenjang pendidikan yaitu:
a) Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA
Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam

4
bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
b) Kualifikasi Akademik Guru SD/MI
Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)
atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1
PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang
terakreditasi.

2. Kualifikasi Tenaga Kependidikan


a) Kualifikasi Kepala Sekolah/Madrasah terdiri atas Kualifikasi
Umum, dan Kualifikasi Khusus (Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 tahun 2007)
 Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai
berikut:
1) Memenuhi kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat
(D-IV) kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi
yang terakreditasi;
2) Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-
tingginya 57 tahun;
3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-
kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan
4) Memilki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri
sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan
yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.

 Kualifikasi Khusus kepala Sekolah/Madrasah meliputi:


1) Kepala Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) adalah
sebagai berikut:

5
 Bersatatus sebagai guru TK/RA;
 Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru TK/RA; dan
 Memiliki sertifikat kepala TK/RA yang diterbitkan oleh
lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

2) Kepala Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai


berikut: Berstatus sebagai guru SD/MI;
 Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI; dan
 Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh
lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

b) Tenaga Administrasi Sekolah


Tenaga administrasi sekolah/madrasah terdiri atas kepala tenaga
administrasi sekolah/madrasah, pelaksana urusan, dan petugas layanan
khusus (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun
2008).
1. Kepala Tenaga Administrasi SD/MI/SDLB
Kepala tenaga administrasi SD/MI/SDLB dapat diangkat apabila
sekolah/ madrasah memiliki lebih dari 6 (enam) rombongan
belajar. Kualifikasi kepala tenaga administrasi SD/MI/SDLB
adalah sebagai berikut:
a. Berpendidikan minimal lulusan SMK atau yang sederajat,
program studi yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai
tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4 (empat)
tahun.
b. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi
sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh
pemerintah.

B. STANDAR KOMPETENSI PENDIDIK DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN

6
1. Kompetensi Guru Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74
tahun 2008
Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh
Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi Guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi.
a) Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan Guru dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurangkurangnya
meliputi:
1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;
2) pemahaman terhadap peserta didik;
3) pengembangan kurikulum atau silabus;
4) perancangan pembelajaran;
5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
6) pemanfaatan teknologi pembelajaran;
7) evaluasi hasil belajar; dan
8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
b) Kompetensi kepribadian mencakup sebagai berikut:
1) beriman dan bertakwa;
2) berakhlak mulia;
3) arif dan bijaksana;
4) demokratis;
5) mantap;
6) berwibawa;
7) stabil;
8) dewasa;
9) jujur;
10) sportif;

7
11) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;
12) secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan
13) mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
c) Kompetensi sosial merupakan kemampuan Guru sebagai bagian dari
Masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk:
1) berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun;
2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional;
3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
4) pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan,
orang tua atau wali peserta didik;
5) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan
mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku; dan
6) menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat
kebersamaan.
d) Kompetensi profesional merupakan kemampuan Guru dalam menguasai
pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan
budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan:
1) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar
isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok
mata pelajaran yang akan diampu; dan
2) konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang
relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan
program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok
mata pelajaran yang akan diampu.

2. Kompetensi Kepala Sekolah


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun
2007 bahwa standar kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
pengawas adalah sebagai berikut:

8
DIMENSI
NO. KOMPETENSI
KOMPETENSI
1 Kepribadian 1.1 Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan
tradisi akhalak mulia, dan menjadi teladan akhlak
mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
1.2 Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
1.3 Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan
diri sebagai kepala sekolah/madrasah.
1.4 Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsi.
1.5 Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah
dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah.
1.6 Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin
pendidikan.
2 Manajerial 2.1 Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk
berbagai tingkatan perencanaan.
2.2 Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah
sesuai dengan kebutuhan.
2.3 Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka
pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah
secara optimal.
2.4 Mengelola perubahan dan pengembangan
sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar
yang efektif.
2.5 Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah
yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
peserta didik.
2.6 Mengelola guru dan staf dalam rangka
pendayagunaan sumber daya manusia secara
optimal.

9
DIMENSI
NO. KOMPETENSI
KOMPETENSI
2.7 Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah
dalam rangka pendayagunaan secara optimal.
2.8 Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan
masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide,
sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah.
2.9 Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaa
peserta didik baru, dan penempatan dan
pengembangan kapasitas peserta didik.
2.10 Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan
pendidikan nasional.
2.11 Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai
dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel,
transparan, dan efisien.
2.12 Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam
mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah.
2.13 Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah
dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan
kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.
2.14 Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam
mendukung penyusunan program dan pengambilan
keputusan.
2.15 Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan manajemen
sekolah/madrasah.
2.16 Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah
dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan

10
DIMENSI
NO. KOMPETENSI
KOMPETENSI
tindak lanjutnya.
3 Kewirausahaan 3.1 Menciptakan inovasi yang berguna bagi
pengembangan sekolah/madrasah.
3.2 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar
yang efektif.
3.3 Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin sekolah/madrasah.
3.4 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik
dalam menghadapi kendala yang dihadapi
sekolah/madrasah.
3.5 Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola
kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai
sumber belajar peserta didik.
4 Supervisi 4.1 Merencanakan program supervisi akademik dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru.
4.2 Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru
dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat.
4.3 Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap
guru dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru.
5 Sosial 5.1 Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan
sekolah/madrasah.
5.2 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan.
5.3 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau

11
DIMENSI
NO. KOMPETENSI
KOMPETENSI
kelompok lain.
3. Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang TAS yaitu kompetensi
kepribadian, sosial, teknis, dan manajerial bagi kepala tenaga administrasi
sekolah/madrasah (Permediknas No. 24 tahun 2008) yaitu sebagai
berikut:
a. Kompetensi kepribadian, meliputi:
1) Memiliki integritas dan akhlak mulia
2) Memiliki etos kerja,
3) Mengendalikan diri,
4) Memiliki rasa percaya diri,
5) Memiliki fleksibilitas,
6) Memiliki ketelitian,
7) Memiliki kedisiplinan,
8) Memiliki kreativitas dan inovasi, dan
9) Memiliki tanggungjawab,
b. Kompetensi sosial, meliputi:
1) Bekerjasama dalam tim,
2) Memberikan layanan prima,
3) Memiliki kesadaran berorganisasi,
4) Berkomunikasi efektif, dan
5) Membangun hubungan kerja.
c. Kompetensi teknis, meliputi:
1) Melaksanakan administrasi kepegawaian,
2) Melaksanakan administrasi keuangan,
3) Melaksanakan administrasi sarana dan prasarana,
4) Melaksanakan administrasi hubungan sekolah dengan
masyarakat,
5) Melaksanakan administrasi persuratan dan pengarsipan,

12
6) Melaksanakan administrasi kesiswaan,
7) Melaksanakan administrasi kurikulum,
8) Melaksanakan administrasi layanan khusus, dan
9) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
d. Kompetensi manajerial
1) Mendukung pengelolaan standar nasional pendidikan,
2) Menyusun program dan laporan kerja,
3) Mengorganisasikan staf,
4) Mengembangkan staf,
5) Mengambil keputusan,
6) Menciptakan iklim kerja kondusif,
7) Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya,
8) Membina staf,
9) Mengelola konflik, dan
10) Menyusun laporan.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang TAS yaitu kompetensi


kepribadian, sosial, dan teknis bagi pelaksana urusan (Permediknas No.
24 tahun 2008) yaitu sebagai berikut:
a. Kompetensi kepribadian, meliputi:
1) Memiliki integritas dan akhlak mulia
2) Memiliki etos kerja,
3) Mengendalikan diri,
4) Memiliki rasa percaya diri,
5) Memiliki fleksibilitas,
6) Memiliki ketelitian,
7) Memiliki kedisiplinan,
8) Memiliki kreativitas dan inovasi, dan
9) Memiliki tanggungjawab,
b. Kompetensi sosial, meliputi:
1) Bekerjasama dalam tim,

13
2) Memberikan layanan prima,
3) Memiliki kesadaran berorganisasi,
4) Berkomunikasi efektif, dan
5) Membangun hubungan kerja.
c. Kompetensi teknis menyesuaikan dengan pelaksana urusan yang
meliputi:
1) Melaksanakan administrasi kepegawaian,
2) Melaksanakan administrasi keuangan,
3) Melaksanakan administrasi sarana dan prasarana,
4) Melaksanakan administrasi hubungan sekolah dengan
masyarakat,
5) Melaksanakan administrasi persuratan dan pengarsipan,
6) Melaksanakan administrasi kesiswaan,
7) Melaksanakan administrasi kurikulum,
8) Melaksanakan administrasi layanan khusus, dan
9) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang petugas layanan khusus


yaitu kompetensi kepribadian, sosial, dan teknis (Permediknas No. 24
tahun 2008) yaitu sebagai berikut:
a. Kompetensi kepribadian, meliputi:
1) Memiliki integritas dan akhlak mulia,
2) Memiliki etos kerja,
3) Mengendalikan diri,
4) Memiliki rasa percaya diri,
5) Memiliki fleksibilitas,
6) Memiliki ketelitian,
7) Memiliki kedisiplinan,
8) Memiliki kreativitas dan inovasi, dan
9) Memiliki tanggungjawab,
b. Kompetensi sosial, meliputi:

14
6) Bekerjasama dalam tim,
7) Memberikan layanan prima,
8) Memiliki kesadaran berorganisasi,
9) Berkomunikasi efektif, dan
10) Membangun hubungan kerja.
c. Kompetensi teknis
 Penjaga sekolah;
1) Menguasai kondisi keamanan sekolah/madrasah,
2) Menguasai teknik pengamanan sekolah/madrasah, dan
3) Menerapkan prosedur operasi standar pengamanan
sekolah/madrasah,
 Tukang kebun;
1) Menguasai penggunaan peralatan pertanian dan
perkebunan, dan
2) Menguasai pemeliharaan tanaman,
 Tenaga kebersihan;
1) Menguasai teknik-teknik kebersihan, dan
2) Menjaga kebersihan sekolah/madrasah.
 Pengemudi
1) Menguasai teknik mengemudi, dan
2) Menguasai teknik perawatan kendaraan.
 Pesuruh
1) Mengenal wilayah,
2) Menguasai prosedur pengiriman dokumen dinas, dan
3) Melayani kebutuhan rumahtangga sekolah/madrasah.

4. Kompetensi Pengawas
Seorang pengawas pendidikan harus memiliki kompetensi
kepribadian, kompetensi supervisi manajerial, kompetensi supervisi
akademik, kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi penelitian dan
pengembangan, dan kompetensi sosial. Berdasarkan pada Permendikbud

15
Nomor 12 tahun 2007 berikut penjabaran setiap kompetensinya yaitu
sebagai berikut.
a. Kompetensi kepribadian, meliputi:
1) Tanggungjawab,
2) Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah,
3) Memiliki rasa ingin tahu dengan hal-hal baru, dan
4) Menumbuhkan motivasi kerja.
b. Kompetensi supervisi manajerial, meliputi:
1) Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi untuk
meningkatkan mutu pendidikan,
2) Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi, misi dan
tujuan,
3) Menyusun metode kerja dan instrumen pengawasan,
4) Menyusun laporan hisl-hasil pengawasan dan menindaklanjuti
untuk perbaikan,
5) Membina kepala sekolah dan guru, dan
6) Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan
memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu sekolah dalam
akreditasi.
c. Kompetensi supervisi akademik, meliputi:
1) Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di sekolah dasar dan sekolah
menengah atau kejuruan,
2) Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan proses pembelajaran /bimbingan
tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan,
3) Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran
dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah dasar,
sekolah menengah yang sejenis berlandaskan standar isi, standar

16
kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip
pengembangan KTSP,
4) Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan
strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat
mengembangkan berbagai potensi siswa melalui mata-mata
pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan,
5) Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di sekolah,
6) Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau di
lapangan),
7) Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan
dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas
pembelajaran/bimbingan,
8) Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam
pembelajaran/ bimbingan.
d. Kompetensi evaluasi pendidikan, meliputi:
1) Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan
pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan,
2) Menilai kinerja kepala sekolah, kinerja guru dan staf sekolah
lainnya dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya
untuk meningkatkan mutu pendidikan,
3) Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting
dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan,
4) Memantau pelaksanaan pembelajaran/ bimbingan dan hasil
belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu, dan
5) Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala
sekolah, kinerja guru dan staf sekolah.

17
e. Kompetensi penelitian dan pengembangan, meliputi:
1) Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala
sekolah, kinerja guru dan staf sekolah,
2) Menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik
untuk keperluan tugas pengawasan maupun untuk
pengembangan karirnya sebagai pengawas.
3) Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal
penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif.
4) Melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan masalah
pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang
bermanfaat bagi tugas pokok tanggung jawabnya.
5) Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pendidikan
baik data kualitatif maupun data kuantitatif.
6) Menulis karya tulis ilmiah (KTI) dalam bidang pendidikan dan
atau bidang kepengawasan dan memanfaatkannya untuk
perbaikan mutu pendidikan .
7) Menyusun pedoman/panduan dan atau buku/modul yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas pengawasan.
8) Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan
kelas, baik perencanaan maupun pelaksanaannya.
f. Kompetensi Sosial, meliputi:
1) Bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka
meningkatkan kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya.
2) Aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan pendidikan

C. PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


Mutu adalah kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu produk atau
jasa (services) yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan, kepuasan
(satisfaction) pelanggan (costumer) yang dalam pendidikan dikelompokan
menjadi dua, yaitu internal costumer dan eksternal (Fattah, 2012). Internal

18
costumer yaitu siswa atau mahasiswa sebagai pembelajar (learners) dan eksternal
costumer yaitu masyarakat dan dunia industri. Mutu tidak berdiri sendiri, artinya
banyak factor untuk mencapainya dan untuk memelihara mutu. Dalam kaitan ini
peran dan fungsi sistem penjamin mutu (Quality Assurance System) sangat
dibutuhkan.
Penjamin mutu (Quality Assurance System) adalah istilah umum yang
digunakan sebagai kata lain untuk semua bentuk kegiatan monitoring, evaluasi,
atau kajian (review) mutu (Fattah, 2012). Kegiatan penjamin mutu tertuju pada
proses untuk membangun kepercayaan dengan cara melakukan pemenuhan
persyaratan atau standar minimum pada komponen input, komponen proses, dan
hasil atau outcome sesuai sesuai dengan yang diharapkan oleh stake holders
(UNESCO 2006). Lebih lanjut dinyatakan bahwa penjamin mutu memiliki dua
bentuk, yaitu: pertama, dalam bentuk desain kegiatan proses perbaikan dan
pengembangan mutu secara berkelanjutan (continuous quality improvement), dan
kedua, dalam bentuk budaya mutu (quality culture) yang mengandung tata nilai
(values) yang menjadi keyakinan stake holder pendidikan dan prinsip atau asas-
asas yang dianutnya. Dengan demikian penjamin mutu sebagai suatu sistem
mengandung tata nilai dan asas dalam proses perubahan, perbaikan dan
peningkatan mutu secara berkelanjutan.
Stake holder pendidikan seperti orang tua, masyarakat, pemerintah, dan
dunia industry memilki persepsi yang berbeda tentang mutu. Perbedaan ini
berimplikasi bagi sekolah institusi pendidika akan perlunya menetapkan standar
mutu sebagai acuan dalam mencapai mutu pendidikan.
Penetapan standar mutu pendidikan atau pendekatan berbasis standar
(standar based approach) dimaksud untuk mengukur dan menilai pemenuhan
standar sebagaimana yang telaah ditetapkan dalam kebijakan mutu (quality
policy). Dalam kaitan ini Green, 1994, menyatakan bahwa sistem penjamin mutu
memilki lima pendekatan, yaitu; (1) quality as exceptional (highest standards), (2)
quality as conforming to standard. (3) quality as fitness for purpose, (4) quality as
effectiveness achieving institutional goal,dan (5) quality as meeting costumer
stated or implied needs.

19
Secara kelembagaan, sitem penjamin mutu pendidikan (SPMP)
diposisikan sebagai bagian dari keseluruan fungsi manajemen pendidikan. SPMP
sebagai salah satu fungsi manajemen pendidikan mengemban tugas dan tanggung
jawab dalam mengukur dan menilai pemenuhan standar mutu sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam kebijakan atau regulasi. SPMP dalam kegiatannya fokus
terhadap peningkatan mutu secara berkelanjutan dengan cara mengukur dan
menilai mutu sistem pendidikan, kinerja institusi pendidikan, dan mutu program
studi. SPMP dapat dipandang sebagai instrument kebijakan dalam engefektifkan
implementasi kebijakan untuk mencapai akutabilitas satuan pendidikan terhadap
masyarakat atau public. Oleh karena itu diberbagai Negara akreditasi
(accreditation) dijadikan salah satu cara atau metode yang digunakan dalam
sistem penjamin mutu pendidikan dan manajemen mutu secara keseluruhan
( Total Quality Management/TQM). Di Negara kita, akreditasi dilakukan untuk
menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan
formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis (pasal 60 PP.19/2005),
melalui pendekatan audit, pengukuran evaluasi dan yang dilakukan oleh Badan
Akreditasi Nasional (BAN) PT, BAN SM, DAN BAN PNFI.
Sistem penjamin mutu pendidikan dibangun atas dasar filosofis yang
mengandung nilai-nilai dan konsep inti (core values an Concept) yang berkaitan
erat satu dengan lainnya. Landasan filosofis dan konsep inti tersebut merupakan
landasan untuk bertindak dan memberi atau menerima umpan balik. Grand Desain
SPMP ini disusun berdasarka nilai-nilai yang menjadi kriteria keberhasilan SPMP
dan memperkuat budaya mutu yang diharapkan oleh setiap satuan pendidikan.
Nilai-nilai filosofis dalam perspektif sistem penjamin mutu pendidikan menjadi
landasan dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu. Nilai-nilai atau
Core Values and concept adalah :
1. Kepemimpinan yang visioner (visionary Leadership),
2. Pembelajaran berfokus pendidikan (Learning-Centered Educatioan),
3. Pembelajaran perorangan dan organisasi (Organizational and Personal
Learning),

20
4. Menghargai tenaga pendidik, staf dan mitra kerja (Valuing Faculty, Staff and
Partner),
5. Kegesitan (Agility),
6. Fokus pada masa depan (Focus on the Future),
7. Mengelola inovasi (Managing for Innovation),
8. Manajemen berdasarkan fakta (Management by Fact),
9. Pertanggung jawaban social ( Social Responsibility),
10. Fokus pada hasil dan penciptaan nilai ( Focus on Result and Creating Value),
dan
11. Perspektif kesisteman (System Perspective).
Kesebelasan nilai-nilai filosofis berdasarkan konsep Baldrige (2009-2010)
mencakup tujuh kriteria dalam perspektif kesisteman. Ketujuh kriteria itu
merupakan parameter untuk mengukur kinerja institusi pendidikan yag termasuk
kategori bermutu atau unggul (Excellence).
Tujuh kriteria Bridge dalam keunggualan Organisasi yaitu :
1. Kepemimpinan (Leadership),
2. Perencanaan strategis (Strategic Planning),
3. Fokus kepada pelanggan ( Costumer Focus),
4. Kebutuhan adanya Pengukuran, Analisia, dan Manajemen Pengetahuan
Organisasi (Measurement, Analysis, and Knowledge Management),
5. Fokus terhadap sumber daya manusia ( Human Resources Fokus),
6. Manajemen proses (Process Management), dan
7. Hasil (Result).
Kriteria Baldrige dalam perspektif kesisteman untuk mengelola organisasi
pendidikan khususnya membutuhkan sinergitas, integritas, konsistensi,
kesepadanan, (lingkages) antara perencanaan, proses, ukuran, dan tindakan-
tindakan perbaikan dan pengembangan standar.
Di Indonesia, perihal Penjamin mutu diatur oleh Peraturan Pemerintah
No.19/2005, pasal 91:
1. Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan
penjamin mutu pendidikan,

21
2. Penjamin mutu pendidikan dimaksud pada ayat 1 bertujuan untuk memenuhi
atau melampaui Standar Nasional Pendidikan,
3. Penjamin mutu pendidikan dilakukan secara bertahap, sistematis dan
terencana dalam suatu program penjamin mutu yang memiliki target dan
kerangka waktu yang jelas.
Selanjutnya pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan
pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan. Apa
yang menjadi esensi akreditasi adalah sebagai bentuk akuntabilitas public yang
dilakukan secara objektif, adil, transfaran dengan menggunakan instrument dan
kriteria yang mengacu pada standar nasional pendidikan. Standar Nasional
Pendidikan mencakup:
1. Standar Kompetensi Lulusan’
2. Standar Isi
3. Standar Proses
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pembiayaan Pendidikan
7. Standar Penilaian
Perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen
Pemerintah Indonesia yang diterapkan melalui berbagai kebijakan. Pendidikan
nasional merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah
daerah, masyarakat, dan dunia usaha. Oleh karena itu, penjamin mutu pendidikan
menjadi tanggung jawab bersama dari berbagai pihak ( Mutu Adalah Tanggung
Jawab Bersama). Tahapan penjamin mutu pendidikan dimulai dari penepatan
standar mutu, pemenuhan standar, pengukuran dan evaluasi dengan cara
pengumpulan data dan analisis, perbaikan dan pengembangan standar dalam
peningkatan mutu pendidikan yang mengacu pada acuan mutu pendidikan yaitu
Standar Pelayanan Minimal, Standar Nasional Pendidikan dan Standar Mutu
Pendidikan yang melampaui Standar Nasional Pendidikan.
Pelaksanaan penjamin mutu pendidikan meliputi jalur pendidika formal,
nonformal, dan informal, jenis pendidikan umum dan kejuruan, serta jenjang

22
pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Karakteristik khusus yang
dimiliki oleh masing-masing jalur, jenis dan jenjang tersebut memberikan
implikasi terhadap beragamnya peran dan tanggung jawab dalam penjaminan
mutu. Pendidikan Tinggi memiliki otomomi untuk mengelola penjamin mutu,
sementara jenjang pendidikan dasar dan menengah dibawah kewenangan
pemerintah kabupaten/kota/provinsi.
Penyelenggaraan pendidikan pada berbagai jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan di wilayah Negara Kesatuan Republic Indonesia dan tersebar dari
mulai satuan/program pendidika yang dibina oleh Pemerintah, Pemerintah
Provinsi / Kabupaten/Kota, dan masyarakat memiliki keragaman mutu
pendidikan. Untuk mengatasi keragaman tersebut, beberapa hal yang perlu
dilakukan antara lain :
1. Penetapan perangkat peraturan perundangan-undangan yang memberikan arah
pelaksanaannya
2. Komitmen pimpinan
3. Sistem pengelolaan
4. Koordinasi yang baik
5. Pengetahuan dan kesadaran tentang penjamin mutu pada setiap individu.
Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secara
terpadu dengan satuan/program pendidiakn dalam kerangka Sistem Penjamin
Mutu Pendidikan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) Nomor 63 tahun 2009 tantang sistem Penjamin Mutu
Pendidikan.
Mengacu kepada hal tersebut salah satunya yaitu peningkatan kualitas
pendidik dan tenaga kependidikan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah sesuai
dengan kualigikasi, dan kompetensi yang berdasarkan atas Standar Nasional
Pendidikan yaitu Undang-Undang nomor 32 tahun 2013. Maka dalam
peningkatan pendidik dan tenaga kependidikan berpusat pada kompetensi yag
harus dikembangkan, adapun kompetensi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
(mengutip dalam file direktori upi oleh Asep Suryana):
1. Kompetensi guru untuk “Assessing and Evaluating Students Behavior.”

23
Mengenal jiwa anak didik merupakan syarat mutlak dalam proses
pembentukan kepribadian individu, menemtukan sifat dan tingkah laku anak
tidak bisa dilakukan dengan cepat, harus ditempuh dengan jalan Assessing,
memperkira-kirakan untuk kemudian dievaluasi dengan tepat, minat,
motivasi, angan-angan dan sebagainya merupakan faktor penghambat dalam
proses pendidikan dan pengajaran.
2. Kompetensi guru untuk “Planning Instruction”
Instruction artinya pengajaran/pelajaran. Planning Instruction artinya
kompetensi guru dalam membuat persiapan mengajar.
3. Kompetensi guru untuk “Conduction or Implementing Intruction”
Conducting artinya seorang pemimpin pagelaran. To Emplement berarti to
perform atau Fulfield menampilkan atau malaksanakan interaksi PBM.
Sub Competencies Conducting or implementing
a. Structuring (waktu yang diperlukan)
1) Pengantar : Introduction, melakukan apersepsi sebanyak 10% waktu
seluruh penampilan.
2) Inti atau Core, waktunya 70/80% dari keseluruhan
3) Penutup atau Closure (Posttest, waktunya 10/15%)
b. Motivating and Reinforcing
Kompetensi untuk memupuk memberikan motivasi kepada para anak
didiknya supaya lebih bergairah belajar dengan menonjolkan mengapa
mereka harus mempelajari bidang studi tertentu dalam rangka mencapai
cita-cita hidupnya.
c. Conducting Discussing Small Group Activities
Proses belajar- mengajar dengan metode diskusi.
d. Conducting Individual Aktivities
Kemampuan guru untuk diberikan pada anak didiknya kegiatan-kegiatan
perorangan dengan tujuan mengisi kekurangan yang ada pada diri anak
baik dalam bidang akademik, emosional, mental dan sebagainya.
Remedial Teaching sebagai Feollovo-up nya.
e. Providing For Feedback / menyedikan umpan balik.
f. Presenting in Formations.
Guru harus mampu menuangkan buah pikirannya secara tertulis dalam
kata-kata yang dapat ditangkap dengan mudah oleh siswa.
g. Utilizing Inductive or Problem Solving
Prosedur deduktif bertolak dari yang umum ke yang khusus.
h. Qeustioning and Responding
Komunikasi oleh guru yang dilakukan dengan tanya jawab.
i. Kompetisi Operating Hardware
Hardware: alat-alat pembantu komunikasi pendidikan seperti OHP,
projektor dan sebagainya.
4. Kompetensi Performing Administrative Duties
Menyelenggarakan kewajiban yang bersangkut paut dengan administrasi
sekolah:
 Buku induk;
 Buku kas;

24
 Mengkaver rapat sekolah;
 Korespondensi (membuat surat/membahas surat); dan
 Administrasi yang berhubungan dengan manajemen kelas khususnya
dalam bidang edukatif : daftar kemampuan siswa (Unecdobel records).
5. Kompetensi Communicating
Kemampuan komunikasi baik secara vertikal maupun secara horizontal
Guru melakukan komunikasi dengan dirinya sendiri, anak didik, atasan,
masyarakat atau dengan sesama guru.
6. Kompetensi Developing Personal Skills
Pengembangan keterampilam pribadi perlu dilakukan secara kontinue
mengingat cepatnya kemajuan yang dicapai teknologi dewasa ini. Guru
harus mampu melakukan dalam bentuk tindakan yang berupa teknologi
dan keterampilan psikomotorik yang ditunjang teori-teori yang harus
diperoleh dari buku yang ditulis dalam bahasa asing.
7. Kompetensi Developing Pupil Self
Developing yang yang bermodalkan potensi-potensi yang tidak ada pada
anak itu itu sendiri. Potensi yang dimiliki setiap individu murid berbeda.
Developing seorang murid yang potensinya minim dalam waktu yang
belum tentu lama, akan lebih kecil dari mereka yang modalnya lebih besar.
Interaksi guru dan murid harus lebih tepat.

25
BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis Hasil Observasi dan Wawancara


Observasi dan wawancara untuk standar nasional pendidikan (SNP)
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ciamis, SMP Negeri 1 Ciamis merupakan
salah satu Sekolah Menengah Pertama terbaik di Kabupaten Ciamis, SMP
Negeri 1 Ciamis merupakan sekolah model 8 Sekolah Standar Nasional yang
sebelumnya merupakan sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI), karena kebijakan RSBI dicabut sehingga sekarang sekolah tersebut
menjadi sekolah standar nasional (SSN). SMP Negeri 1 Ciamis memiliki
kepala sekolah yang kompeten dibidangnya, Dr. Agus Somantri, M.Pd.,
selain itu juga telah memiliki penjamin mutu sekolah tersendiri,
penanggungjawab mutu oleh wakil kepala sekolah, Amar, M.Pd.. Menurut
beliau SMP Negeri 1 Ciamis ini memang mengutamakan mutu guna
menjamin pendidikan terbaik, khususnya di Kabupaten Ciamis, umumnya di
Indonesia. Stuktur organisasi penjamin mutu sekolah disusun berdasarkan
pada 8 standar nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, 8 standar tersebut diantaranya adalah standar
isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Pada observasi dan wawancara, kami hanya mengobservasi mengenai
standar pendidik dan tenaga kependidikan. Instrumen observasi menggunakan
angket, yang kami gunakan adalah instrumen supervisi, monitoring, dan
evaluasi berdasarkan SNP oleh Direktorat PSMP Direktorat Jenderal
Mandikdasmen. Dan wawancara yang kami lakukan hanya merupakan
pengembangan dari angket yang kami observasi.
Komponen pertama yang kami observasi adalah pendidik dalam hal ini
guru, aspek pertama, kualifikasi akademik, indikatornya memiliki kualifikasi
akademik minimum D-IV atau S1 dari perguruan tinggi terakreditasi adalah

26
76-100%, dengan rincian sebagai berikut : S1/D-IV sebanyak 34 orang, S2
sebanyak 6 orang, S3 sebanyak 1 orang, dan D-1 sebanyak 2 orang. Dan guru
tidak tetap (non PNS) sebanyak 7 orang dengan kualifikasi S1. Aspek yang
kedua adalah kesesuaian latar belakang pendidikan, indikatornya kesesuaian
antara latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran yang diajarkan, dari
seluruh guru 76-100% sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Aspek
ketiga kesehatan jasmani dan rohani, indikatornya kesehatan jasmani dan
rohani yang dibuktikan dengan tingkat kehadiran mengajar dalam waktu satu
semester adalah 96-100%. Keempat aspek kompetensi pedagogik sebagai
agen pembelajar, indikator yang pertama mengenai kemampuan
merencanakan, pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran,
jumlah guru yang mampu merencanakan pembelajaran terbukti dengan
adanya seperti RPP, bahan ajar, media pembelajaran, administrasi penilaian,
dll, adalah 76-100% dan hasil atau produk RPP yang dipersiapkan untuk
pembelajaran dibuat atau dipersiapkan MGMP sekolah kemudian
dikembangkan dikelas oleh masing-masing guru. Indikator yang kedua
jumlah guru yang melaksanakan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip
pembelajaran dengan bukti presensi mengajar, catatan kegiatan pembelajaran,
perangkat penilaian hasil belajar, dll, adalah sebanyak 76-100%.
Indikator yang ketiga adalah kompetensi mengevaluasi pembelajaran
sesuai dengan prinsip pembelajaran, jumlah guru yang mampu mengevaluasi
dengan bukti kepemilikan perangkat/kumpulan soal-soal (instrument) sesuai
yang diajarkan, sebanyak 76-100% guru memiliki kemampuan mengevaluasi,
dengan bukti dokumen penilaian hasil belajar peserta didik sebanyak 76-
100%, prestasi/penghargaan tertinggi yang diperoleh guru baik individu
maupun kelompok ditinjau dari kompetensi pedagogik dalam satu tahun
terakhir adalah mencapai tingkat provinsi.
Aspek kelima adalah kompetensi kepribadian sebagai agen
pembelajaran, indikator integritas kepribadian dan tindakan, dengan tingkat
pelanggaran yang dilakukan guru-guru ditinjau dari salah satu dan atau lebih
dari sisi: (1) norma agama, (2) hukum, (3) sosial, (4) peraturan, dan (5)

27
ketentuan lain yang berlaku, hanya ada ≤ 1 % dari keseluruhan jumlah guru.
Keterlaksanaan pembinaan terhadap kompetensi kepribadian guru yang
dilakukan sekolah antara lain dibuktikan dengan : (1) adanya peraturan/tata
tertib guru, (2) pemberian penghargaan bagi yang berprestasi/tidak
melakukan pelanggaran, (3) dokumen peraturan pemberian sanksi yang
melanggar, (4) pola pembinaan lainnya yang relevan, adalah ≥ 4 pola
pembinaan kepribadian, dan prestasi/penghargaan tertinggi yang diperoleh
guru ditinjau dari kompetensi kepribadian adalah mencapai tingkat provinsi.
Aspek keenam adalah kompetensi sosial sebagai agen pembelajaran,
indikatornya komunikasi secara efektif dan santun dengan sesama guru,
tenaga kependidikan, dan orangtua siswa. Sekolah menyelenggarakan
kegiatan untuk pembinaan kompetensi sosial guru, yaitu dapat
berkomunikasi secara efektif dan santun dengan sesama guru, tenaga
kependidikan, dan orangtua siswa, seperti: (1) rapat dewan guru mingguan/2
mingguan/bulanan (rutin), (2) rapat semua warga sekolah (guru dan
karyawan), (3) rapat dengan komite sekolah/orang tua siswa, (4) rapat dengan
pihak lain (pemangku kepentingan), dalam satu tahun terakhir terpenuhi
sebanyak ≥ 4 kegiatan pembinaan kompetensi sosial, Guru-guru yang
melakukan pengabdian di masyarakat (umum) dalam bentuk: (1) terlibat
dalam kegiatan kampung/pengurus kampung, (2) pengabdian di sekolah lain,
(3) terlibat dalam pemberantasan buta huruf/aksara, (4) pemberian jasa
konsultasi kepada masyarakat, (5) pemberian les/tambahan pembelajaran
tanpa pamrih, (6) dan kegiatan lain yang relevan, dalam satu tahun terakhir
adalah sekitar 76-100%, dan Prestasi/penghargaan tertinggi yang diperoleh
guru baik individu maupun kelompok ditinjau dari kompetensi sosial adalah
dalam satu tahun terakhir mencapai tingkat provinsi.
Aspek ketujuh kompetensi profesional sebagai agen pembelajaran
indikatornya penguasaan materi pelajaran. Tingkat penguasaan materi yang
diampu oleh guru sesuai Permendiknas No 22/2006 (Standar Isi), dengan
dibuktikan dalam hal: (1) kedalaman materi yang ada di RPP, (2)
kelengkapan komponen RPP, (3) minimal 5 sumber belajar dalam setiap RPP,

28
(4) terdapat prinsip/konsep dalam materi RPP, (5) terdapat contoh/aplikasi
konsep dalam RPP, (6) terdapat pengembangan SK/KD/KI dalam silabus, (7)
terdapat multi metode pembelajaran sesuai SK/KD/KI, (8) terdapat multi
strategi evaluasi/penilaian, (9) dan lainnya yang relevan, dalam satu tahun
terakhir memenuhi ≥ 8 komponen, Sekolah melaksanakan kegiatan
terprogram untuk pembinaan kompetensi profesional guru sesuai dengan
bidang-bidangnya, seperti: (1) diklat bidang studi, (2) diklat peningkatan
metode pembelajaran, (3) diklat system evaluasi/penilaian pembelajaran, (4)
diklat penulisan karya ilmiah, (5) diklat penelitian, (6) pengembangan bahan
ajar, (7) pengembangan media pembelajaran, (8) dll yang relevan, dalam satu
tahun terakhir memenuhi ≥ 8 komponen, jumlah guru yang
melaksanakan/mengikuti seminar/lokakarya ilmiah sesuai bidangnya dalam
satu tahun terakhir mencapai 76-100%. Indikator kompetensi penelitian
jumlah guru yang melaksanakan penelitian dalam satu tahun terakhir
mencapai 51-75%. Indikator kompetensi penulisan karya ilmiah, jumlah guru
yang membuat karya tulis ilmiah dalam satu tahun terakhir mencapai 26-50%.
Pengembangan kompetensi profesional guru ditinjau dari keaktifan dalam
penulisan karya tulis ilmiah melalui media local/sekolah: (1) surat kabar, (2)
bulletin, (3) jurnal, (4) majalah, (5), tabloid, (6) dan lainnya yang relevan
dalam satu tahun terakhir telah memenuhi: 3-5 media.
Prestasi/penghargaan/kejuaraan yang diperoleh tertinggi oleh guru baik
individu maupun kelompok (sebagai guru teladan, berprestasi, dll) ditinjau
dari kompetensi profesional dalam satu tahun terakhir adalah mencapai
tingkat: provinsi.
Untuk komponen kepala sekolah dengan aspek kualifikasi minimum
akademik, indikator kualifikasi pendidikan kepala sekolah ≥ S1/DIV, kepala
sekolah SMP Negeri 1 Ciamis memiliki kepala sekolah yang kompeten
dibidangnya, hal ini dibuktikan dengan prestasi-prestasinya sebagai kepala
sekolah. Karena beliau merupakan kepala sekolah baru di SMP Negeri 1
Ciamis, namun track record-nya telah teruji ketika menjabat di sekolah
sebelumnya. Misalnya saja anugerah kalpataru yang diberikan pada sekolah

29
sebelumnya dan beberapa penghargaan dibidang lingkungan hidup sesuai
kompetensinya dibidang lingkungan hidup. Riwayat akademi yang ditempuh
oleh kepala sekolah SMP Negeri 1 Ciamis adalah S1 Pendidikan Biologi
Universitas Negeri Solo, S2 Lingkungan Hidup Universitas Siliwangi
Tasikmalaya, dan S3 Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia. Indikator kesesuaian, Akreditasi PT asal kualifikasi pendidikan
kepala sekolah diperoleh dari perguruan tinggi yang terakreditasi. Indikator
sertifikat, kepemilikan sertifikat atau sejenisnya (misalnya sertifikat calon
/sebagai kepala sekolah) yang dikeluarkan oleh lembaga diklat yang
resmi/profesional adalah memiliki/ada.
Aspek kualifikasi khusus minimum, indikator keberadaan SK sebagai
guru SMP kepemilikan SK sebagai guru memiliki/ada. Indikator sertifikasi
pendidik kepala sekolah memiliki/ada/telah lulus. Indikator surat keputusan
(SK) kepala sekolah, kepemilikan SK sebagai kepala sekolah : memiliki/ada.
Aspek pengalaman mengajar sebagai guru SMP, indikator memiliki
pengalaman mengajar sekurang-kurangnya selama 5 tahun di SMP,
pengalaman mengajar kepala sekolah (sebagai guru) adalah: ≥ 5 tahun dan
pengalaman kerja sebagai kepala sekolah: ≥ 4 tahun.
Aspek kemampuan kepemimpinan, indikator memiliki kemampuan
manajerial yang ditunjukkan dengan keberhasilan mengelola siswa dan
lainnya, Kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sekolah yang
ditunjukkan antara lain oleh keberadaan: (1) merencanakan program dan
kegiatan sekolah (RKS dan RKAS), (2) melaksanakan RKS dan RKAS, (3)
melaksanakan pengawasan/evaluasi pelaksanaan dan hasil-hasil RKS dan
RKAS, (4) terdapat koordinasi dalam pengelolaan sekolah, (5) terdapat
pembagian kewenangan yang jelas dengan pengurus sekolah lainnya, (6)
terdapat pendelegasian kewenangan yang jelas, (7) dapat menjadi tauladan
bagi warga sekolah/lainnya, (8) menerapkan pola kepemimpinan yang tepat
(demokratis/otoriter/dll), (9) dan sebagainya yang relevan, dalam satu tahun
terakhir memenuhi: ≥ 7-9 jenis, keberhasilan pengelolaan sekolah yang
ditunjukkan oleh antara lain: (1) tingkat kelulusan ≥ 90%, (2) pencapaian

30
ketuntasan belajar semua yang ditargetkan memenuhi ≥ 90%, (3) lulusan
yang melanjutkan sekolah ≥ 90%, (4) nilai akreditasi sekolah minimal B, (5)
memperoleh prestasi salah satu atau lebih tingkat kab/kota dalam bidang:
lingkungan, akademik, non akademik, dll, dalam satu tahun terakhir
memenuhi: ≥ 5 jenis, prestasi/penghargaan/perolehan juara kepala sekolah
ditinjau dari aspek kompetensi kepemimpinan (misalnya sebagai kepala
sekolah teladan/berprestasi/dll) selama satu tahun terakhir adalah pada
tingkat: provinsi.
Aspek kemampuan kewirausahaan, indikator memiliki keampuan
kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/ jasa sebagai sumber
belajar siswa. Kemampuan kepala sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan
usaha yang dapat dipergunakan untuk pusat sumber belajar siswa, seperti:
kantin, koperasi, pertokoan, perkebunan, peternakan, perikanan, pertanian,
tiketing, dan sebagainya, dapat ditunjukkan dalam satu tahun terakhir
memenuhi: ≥ 8 jenis kegiatan usaha sekolah, kemampuan kepala sekolah
dalam melibatkan siswa mengelola kegiatan usaha sekolah seperti: kantin,
koperasi, pertokoan, perkebunan, peternakan, perikanan, pertanian, tiketing,
dan sebagainya, dapat ditunjukkan dalam satu tahun terakhir siswa yang
terlibat adalah: (76-100)%, tingkat kemanfaatan/keuntungan dalam aspek
pembinaan kesiswaan dengan adanya kegiatan usaha sekolah seperti: sebagai
sarana unjuk kebolehan/prestasi siswa, sebagai tempat pembiasaan, sebagai
sarana pengembangan diri, sebagai tempat membina kejujuran, sebagai sarana
mengaplikasikan pengetahuan, sebagai sarana praktikum siswa, sebagai
sarana pembinaan manajemen usaha bagi siswa/guru, dan sebagainya, selama
satu tahun terakhir adalah: ≥ 6 jenis keuntungan.
Aspek kemampuan supervisi dan monitoring, indikator Memiliki
kemampuan untuk melakukan kegiatan supervisi dan monitoring.
Pengelolaan supervisi oleh kepala sekolah/tim khusus kepala sekolah yang
ditunjukkan dengan adanya: (1) tim khusus/tim kepala sekolah, (2)
perencanaan supervisi/perangkat instrumen, (3) pelaksanaan supervisi, (4)
analisa hasil, (5) tindak lanjut hasil temuan, (6) dan sebagainya, dalam satu

31
tahun terakhir memenuhi: ≥ 6 jenis. Pengelolaan monitoring oleh kepala
sekolah/tim khusus kepala sekolah yang ditunjukkan dengan adanya: (1) tim
khusus/tim kepala sekolah, (2) perencanaan perangkat instrumen, (3)
pelaksanaan ME, (4) analisa hasil, (5) tindak lanjut hasil temuan, (6) dan
sebagainya, dalam satu tahun terakhir memenuhi: ≥ 6 jenis.
Komponen tenaga administrasi, aspek kualifikasi akademik minimum
Kepala Administrasi. Memiliki kualifikasi akademik minimun : (1)
Pendidikan minimal (D-III) (2) Dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku :
Kualifikasi pendidikan kepala administrasi adalah: ≥ D III dan keahlian
kepala administrasi dengan bidang tugasnya adalah: sesuai/sama. Aspek masa
kerja waktu diangkat menjadi kepala administrasi. Indikatornya (1) Masa
kerja minimal 4 tahun (2) Dibuktikan dengan SK pengangkatan, Pengalaman
kerja waktu diangkat menjadi kepala administrasi: ≥ 4 tahun. Aspek
kualifikasi akademik minimum tenaga administrasi. Indikatornya Memiliki
kualifikasi akademik minimum : (1) Pendidikan menengah atau yang
sederajat. (2) Dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang
relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, kualifikasi
pendidikan tenaga administrasi adalah: ≥ SLTA atau yang sederajat (lebih
karena kepala tata usaha sudah S1 jurusan hukum). Tenaga administrasi yang
memiliki kualifikasi pendidikan menengah atau yang sederajat sebanyak: ≤ 2
orang. Aspek kepemilikan kesesuaian latar belakang pendidikan dengan
tugasnya sebagai tenaga administrasi. Indikatornya latar belakang pendidikan
dengan program pendidikan yang sesuai dengan tugasnya sebagai tenaga
administrasi, keahlian tenaga administrasi dengan bidang tugasnya dibuktikan
dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku sebanyak: 4 orang.
Komponen tenaga perpustakaan, aspek kualifikasi akademik minimum
kepala perpustakaan. Indikatornya Memiliki kualifikasi akademik minimun:
(1) Pendidikan minimal D4 atau S1 dari jalur pendidik atau minimal (D-II)
dari jalur tenaga kependidikan. (2) Dibuktikan dengan ijazah dan/atau

32
sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. Kualifikasi akademik Kepala Perpustakaan adalah D4 atau S1 dari
jalur pendidik denagn memiliki sertifikat atau minimal (D-II) dari jalur tenaga
kependidikan dengan latar belakang ilmu perpustakaan dan informasi (salah
satu diantara keduanya) adalah: ya. Aspek masa kerja waktu diangkat menjadi
kepala perpustakaan, (1) Masa kerja minimal 3 tahun dari jalur pendidikan
dan 4 tahun dari jalur tenaga kependidikan (2) Dibuktikan dengan SK
pengangkatan, Pengalaman kerja waktu diangkat menjadi kepala
perpustakaan adalah: ≥ 3 tahun dari akademisi atau 4 tahun dari non
akademisi. Aspek kepemilikan kesesuaian latar belakang pendidikan dengan
tugasnya sebagai tenaga perpustakaan. Indikatornya latar belakang
pendidikan dengan program pendidikan yang sesuai dengan tugasnya sebagai
tenaga perpustakaan. Latar belakang pendidikan minimal SLTA dan dengan
program pendidikan yang sesuai dengan tugasnya sebagai tenaga
perpustakaan yaitu memiliki sertifikat pustakawan dalam satu tahun terakhir
sebanyak: 2 orang.
Komponen tenaga laboratorium, aspek kepemilikan kualifikasi
akademik minimum kepala laboratorium. Indikatornya Memiliki kualifikasi
akademik minimum: (1) Pendidikan minimum (D-IV) atau S1 dari jalur guru
dan (D-III) dari jalur laboran/teknisi (2) Dibuktikan dengan ijazah dan/ atau
sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. Kualifikasi akademik Kepala Laboratorium IPA adalah D4 atau S1
dari jalur pendidik dengan memiliki sertifikat atau minimal (D-III) dari jalur
tenaga kependidikan dengan latar belakang sebagai laboran/teknisi (salah satu
diantara keduanya) adalah: ya. Kualifikasi akademik Kepala Laboratorium
Komputer adalah D4 atau S1 dari jalur pendidik dengan memiliki sertifikat
atau minimal (D-III) dari jalur tenaga kependidikan dengan latar belakang
sebagai laboran/teknisi (salah satu diantara keduanya) adalah: ya. Aspek masa
kerja waktu diangkat menjadi kepala laboratorium. Indikatornya (1) Masa
kerja minimal 3 tahun dari jalur guru dan 5 tahun dari jalur laboran/teknisi.
(2) Dibuktikan dengan SK pengangkatan, Pengalaman kerja waktu diangkat

33
menjadi kepala laboratorium IPA adalah: ≥ 3 tahun dari akademisi atau 5
tahun dari non akademisi. Pengalaman kerja waktu diangkat menjadi kepala
laboratorium Komputer adalah: ≥ 3 tahun dari akademisi atau 5 tahun dari
non akademisi. Aspek kesesuaian latar belakang pendidikan dengan tugas
sebagai kepala laboratorium. Indikatornya latar belakang pendidikan dengan
program pendidikan yang sesuai dengan tugasnya sebagai kepala
laboratorium, Latar belakang bidang pendidikan kepala laboratorium IPA
sesuai dengan bidang tugasnya (Biologi, Fisika, atau Kimia), adalah:
ya/sesuai. Latar belakang bidang pendidikan kepala laboratorium Komputer
sesuai dengan bidang tugasnya (Teknologi Informasika, Manajemen
Informatika, Elektronika, dan sejenisnya), adalah: ya/sesuai. Aspek
kualifikasi akademik minimum teknisi laboratorium. Indikatornya Memiliki
kualifikasi akademik minimum : (1) Pendidikan minimal (D-II) yang relevan
dengan peralatan laboratorium. (2) Dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Kualifikasi pendidikan teknisi laboratorium ipa minimum D-II yang relevan
dengan tugasnya di laboratorium ipa atau memiliki sertifikat sebagai teknisi
laboratorium IPA (ahli peralatan) adalah: tidak. Kualifikasi pendidikan teknisi
laboratorium komputer minimum D-II yang relevan dengan tugasnya di
laboratorium komputer atau memiliki sertifikat sebagai teknisi laboratorium
komputer (ahli peralatan) adalah: ya. Aspek kualifikasi akademik minimum
laboran. Indikatornya, (1) Pendidikan minimal (D-I) (2) Dibuktikan dengan
SK pengangkatan, Kualifikasi pendidikan laboran IPA minimum D-I yang
relevan dengan tugasnya di sebagai laboran IPA ATAU memiliki sertifikat
sebagai laboran IPA (membantu teknisi laboratorium IPA) adalah: tidak.
Kualifikasi pendidikan laboran Komputer minimum D-I yang relevan dengan
tugasnya di sebagai laboran Komputer ATAU memiliki sertifikat sebagai
laboran Komputer (membantu teknisi laboratorium komputer) adalah: ya.
Komponen tenaga layanan khusus, aspek pemenuhan jumlah tenaga
layanan khusus. Indikatornya memiliki 5 (lima) jenis tenaga layanan khusus
yang terdiri dari : (1) Penjaga sekolah (2) Tukang kebun (3) Tenaga

34
kebersihan (4) Pengemudi, dan (5) Pesuruh. Sekolah memiliki tenaga
layanan khusus yang terdiri dari : (1) Penjaga sekolah, (2) Tukang kebun, (3)
Tenaga kebersihan, (4) Pengemudi, dan (5) Pesuruh, dalam satu tahun
terakhir memenuhi: ≥ 4 jenis tenaga layanan khusus.

B. Perbandingan Dengan Standar


Kajian analsis diatas hampir seluruh komponen telah memenuhi dan
sesuai dengan standar pendidik dan tenaga kependidikan. Tetapi dalam
makalah ini tidak terlalu dikaji mengenai pengawas sekolah. Karena, hanya
terfokus pada sistem penjaminan mutu di SMPN 1 Ciamis, yang dilihat dari
aspek pendidik dan tenaga kependidikan.
Dilihat dari kualifikasi guru yang telah memenuhi standar, yaitu
kebanyakan sarjana (S1), selain itu Kepala Sekolah yang memenuhi
kualifikasi, dan Tenaga Administrasi Sekolah. selain dilihat dari kualifikasi
juga dilihat dari kompetensi yang menunjang dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya.

BAB IV

35
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidik atau guru memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran bagi peserta didik yang berdampak kepada mutu sekolah
seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang SISDIKNAS No.20 tahun 2003
dan dijelaskan lebih rinci lagi pada Undang-undang NO. 14 tahun 2005
tentang tenaga kependidikan. Dalam Undang-undang no. 14 tahun 2005
dijelaskan mengenai kualifikasi yang harus dimiliki pendidik, sedangkan
untuk kualifikasi tenaga kependidikan ada pada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007. Kualifikasi tersebut menjadi
acuan penting terhadap penilaian mut dan kualitas dari pendidik dan tenaga
pendidik sebagai peran proses pembelajaran yang bermutu untuk
menghasilkan output yang bermutu. Dari hasil observasi ke SMP Negeri 1
Ciamis secara keseluruhan komponen dan aspek penilaian mutu tenaga
pendidik dan kependidikan sudah baik yaitu 76-100% dengan komponen
penilaian yaitu pendidik meliputi beberapa aspek yaitu : aspek akademik,
latar pendidikan, kesehatan jasmani dan rohani, kompetensi pedagogik,
kepribadian, social dan professional. Penilaian Kepala sekolah meliputi aspek
penilaian kualifikasi khusus minimum, pengalaman mengajar SMP,
kepemimpinan, kewirausahaan dan aspek evaluasi dan monitoring.
Sedangkan dilihat dari Tenaga Administrasi sekolah telah menunjang, dan
dalam pelayanan khusus sudah dapat terlaksana dengan baik.

B. Rekomendasi
1. Bagi sekolah
Dari hasil observasi kelompok secara keseluruhan sudah baik, namun
alangkah lebih baiknya pihak sekolah lebih meningkatkan lagi kinerja dari
pendidik dan tenaga kependidikan agar kualitas sekolah yang sudah baik
dan menjadi salah satu sekolah menengah unggulan di Ciamis menjadi
sekolah terbaik dengan kualitas dan mutu pendidikan yang sangat baik.

36
2. Bagi mahasiswa
Sebagai bahan pembelajaran agar lebih memahami dan dapat
mengimplementasikan undang-undang dan Peraturan Pemerintah
mengenai Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

37

Anda mungkin juga menyukai