BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
1
6. Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui partisipasi dan
pengendalian mutu layanan pendidikan.
2
Indonesia akan seperti sekarang atau bahkan mundur. Tidak ada
kemajuan yang berarti.
Kita coba tinjau lebih jauh tentang kondisi guru atau tenaga kependidikan.
Guru merupakan tenaga kependidikan atau pendidik. Guru merupakan
tenaga professional artinya untuk menjadi seorang guru harus memiliki
keahlian tertentu yang diperoleh dari Lembaga Pendidikan Tenaga
Keguruan ( LPTK ) yang diakreditasi oleh pemerintah. Sehingga di
kemudian hari ketika guru mulai bertugas mampu melaksanakannya
dengan baik. Hal ini harus disadari betul oleh guru bahwa tugas yang
diembannya sangat berat yaitu :
1. Merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.
2. Menilai hasil pembelajaran.
3. Melaksanakan bimbingan dan latihan
4. Melaksanakan proses analisis hasil evaluasi
5. Melaksanakan evaluasi.
6. Melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.
Seiring dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) mulai tahun 2006 dan Kurikulum 2013 maka semua tugas guru
tersebut harus mengacu kepada Standar Isi yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah. Selain itu guru juga dibebani kewajiban-kewajiban seperti :
1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis dan dialogis.
2. Mempunyai komitmen secara professional untuk terus berupaya
meningkatkan mutu pendidikan.
3
3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga profesi dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepada guru.
Melihat tugas dan kewajiban guru yang sangat berat tersebut maka
guru yang professional harus memiliki 2 syarat :
1. Kompetensi, yaitu memiliki pengetahuan, keterampilan mengajar,
sikap sebagai pendidik, dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak.
2. Kualifikasi, standar tertentu yang berkaitan dengan kewenangan atau
kelayakan untuk menjadi guru. Hal ini mencakup latar belakang
pendidikan dan mata pelajaran yang diajarkannya harus sesuai.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak guru yang tidak
mempunyai kompetensi dan kualifikasi yang memadai.Hal ini akan
berimbas kepada mutu atau hasil dari proses pendidikan itu sendiri.
Demikian pula dengan tenaga non kependidikan komptensi yang
diperlukan adalah :
1. Mampu mengelola adminsitrasi keuangan.
2. Mampu mengelola administrasi kepegawaian dan kesiswaan
3. Mampu mengelola administrasi surat menyurat.
4. Mampu mengelola administrasi perpustakaan.
5. Mampu mengelola administrasi perlengkapan.
6. Mampu mengelola data statistic sekolah dengan komputerisasi.
7. Mampu mengelola teknologi informasi.
Dengan demikian maka kualifikasi tenaga non kependidikan yang
diperlukan harus mengacu kepada kompetensi di atas. Untuk itu maka
menjadi sangat penting bagi guru dan tenaga non guru untuk selalu
berusaha meningkatkan dan mengembangkan terus menerus kompetensi
dan kualifikasinya.
B. Tujuan
Program pengembangan kompetensi dan kualifikasi guru dan
tenaga non guru di SMA Negeri 1 LEUWILIANG bertujuan :
4
1. Meningkatkan mutu pendidikan secara umum.
2. Agar tenaga guru dan tenaga non guru dapat memberikan
pelayanan secara maksimal kepada masyarakat.
3. Memberikan wawasan baru tentang ilmu pengetahuan yang
senantiasa terus berkembang dan berubah.
4. Menciptakan iklim bekerja yang dinamis.
5. Sebagai acuan untuk seluruh pegawai yanga ada dalam upaya
mengembangkan potensi diri.
C. Landasan Dasar
1. Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN tahun 1999-2004
sebagai dasar penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..
2. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. PP No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Daerah Propinsi sebagai Daerah Otonom.
D. Sasaran
Sasaran Program Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi Guru
dan Tenaga Non Guru ini adalah :
1. Semua Guru
2. Semua Tenaga Non Guru
5
BAB II
Evaluasi Kondisi Tenaga Guru dan Tenaga Non Guru
di SMAN 1 LEUWILIANG
Jumlah = 58 orang
Kualifikasi Pendidikan guru terdiri dari :
1. Ijazah S.2 = 14 orang
1. Ijazah S.1 / A.IV = 42 orang
2. Ijazah D III / A. III = 1 orang
Pengalaman mengajar :
0 – 5 tahun = 24 orang
6 – 10 tahun = 5 orang
11 – 15 tahun = 3 orang
16 – 20 tahun = 3 orang
21 – 25 tahun = 7 orang
26 – 30 tahun = 10 orang
31 tahun lebih = 5 orang
6
1. Terdapat kekurangan guru pada mata pelajaran tertentu. Akibatnya ada
guru yang mengajar rangkap, tentu kompetensinya sangat terbatas,
walaupun kualifikasinya terpenuhi.
2. Pengalaman mengajar masih banyak yang kurang. Sehingga
profesionalismenya belum nampak bagaimana seharusnya seorang
guru bertindak dan bersikap.
3. Masih ada guru tidak tetap. Di satu sisi dapat membantu kelancaran
kegiatan belajar mengajar, sementara di sisi lain menjadi beban
anggaran sekolah semakin besar.
4. Kesempatan untuk mengembangkan kompetensi dan kualifikasi masih
terbatas.
Kalau dilihat berdasakan kualifikasi mata pelajaran seperti data
tabel di bawah ini :
No Mata Pelajaran Jumlah Guru
PNS GB GTT
1 Pendidikan Agama Islam 2 1
2 PPKn 3
3 B. Indonesia 3 1
4 Sejarah 1 1
5 B.Inggris 3 1
6 Penjasorkes 3 1
7 Matematika 2 2
8 Fisika 2
9 Biologi 3
10 Kimia 3 1
11 Ekonomi 4
12 Sosiologi 1
13 Geografi 1 1
14 Pendidikan Seni 1 1
15 BP/BK 2 3
16 TIK 1 1
17 B. Sunda 2
7
18 Bahasa Jerman 1 2
19 Prakarya 1
Jumlah 37 20
Jumlah = 19 orang
Kualifikasi Pendidikan :
1. S.1 = 1 orang
2. D2 = 2 orang
2. SLTA sederajat = 12 orang
2. SLTP sederajat = 4 orang
Pengalaman Bekerja :
0 – 5 tahun = 5 orang
6 – 10 tahun = 5 orang
11 – 15 tahun = 8 orang
15 tahun lebih = 1 orang
8
1. Karena kualifikasi pendidikan kurangterpenuhi maka kompetensi tenaga
non guru ini masih rendah. Hal ini digambarkan dengan banyaknya
pekerjaan yang sulit atau tidak dapat diselesaikan tepat waktu.
2. Pengalaman kerja masih minim.
3. Banyaknya pegawai tidak tetap menjadi beban tersendiri bagi anggaran
sekolah.
4. Kesempataan untuk mengembangkan kompetensi dan kualifikasi
khususnya masih kurang.
9
BAB III
PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI DAN KUALIFIKASI GURU
DAN NON GURU DI SMAN 1 LEUWILIANG
A. Pendidikan
Pengembangan kompetensi dan kualifikasi Guru dan Non
Guru diarahkan agar dapat kesempatan untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan acuan sebagai
berikut :
1. Pendidikan Formal
Ijazah SLTP sederajat melanjutkan ke tingkat SLTA sederajat.
Ijazah SLTA sederajat melanjutkan ke tingkat Perguruan
Tinggi.
Ijazah D III / A. III melanjutkan ke jenjang S.1 / A. IV
Ijazah S.1 / A.IV melanjutkan ke jenjang S.2
2. Pendidikan non Formal
Kursus – kursus atau Diklat singkat
B. Organisasi Profesi.
1. Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran ( MGMP ).
2. In House Training
3. Seminar – Seminar tentang Pendidikan
4. Studi Banding ke sekolah lain
5. Forum Diskusi Ilmiah
10
BAB IV
PEMBIAYAAN
11
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah akan dipengaruhi oleh
tinggi atau rendahnya kompetensi dan kualifikasi tenaga guru dan non
guru. Oleh karena itu perlu adanya kesempatan yang merata bagi semua
guru dan tenaga non guru di sekolah untuk meningkatkan kompetensi dan
kualifikasinya. Dalam hal ini haruslah ada upaya dari pihak sekolah dan
pemerintah khususnya untuk menyediakan sarana dan prasarana
pendukung yang memadai dan dukungan dana yang mencukupi. Dari
pihak guru dan non guru sendiri harus ada motivasi dan kesadaranyang
tinggi untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu juga masalah
pemerataan guru dan tenaga non guru perlu diperhatikan agar sekolah
yang ada di daerah dapat mengembangkan diri dan mengejar
ketinggalannya.
B. Saran
1. Perlu ada upaya yang berkesinambungan untuk meningkatkan
kompetensi dan kualifikasi guru dan non guru dari pihak sekolah
dan pemerintah.
2. Pemerintah harus konsekuen dengan prinsip pemerataan dan
penyediaan dana yang cukup dalam melaksanakan program
peningkatan kompetensi dan kualifikasi.
3. Guru dan tenaga non guru harus didorong agar lebih professional
dengan diberi kesempatan dan kemudahan yang seluas-luasnya
dalam upaya meningkatkan kompetensi dan kualifikasinya
terutama bagi yang bertugas di daerah.
12