I. Identitas
Nama : Racy Rizky Abdillah
NIM : 200341862528
Mata Kuliah : Landasan dan Problematika Pendidikan Sains Biologi
Dosen : Dr. Murni Sapta Sari, M. Si.
Offering : C/ 2020
Pertemuan : ke 11 (14 Desember 2020)
Topik : Pemerataan Akses, Wajib Belajar Dan Peningkatan Kualitas Pendidikan
Anak Indonesia Serta Problematika Guru Sains (Kualifikasi, Kompetensi
Dan Distribusi).
Jurnal Belajar 10 1
sebagai sarana pemerataan pendidikan di Indonesia karena fungsinya dapat
menginformasikan suatu pesan dari satu daerah ke daerah lainnya.
3. Problematika Guru Sains di Indonesia
Problematika guru sains terdiri dari kualifikasi, distribusi dan kompetensi guru.
a. Kualifikasi Guru Sains di Indonesia
Berdasarkan UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, menyatakan
Bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
b. Kompetensi
Menurut Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007
a) Kompetensi Pendagogik. Meliputi perencangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi dan pengembangan peserta didik
b) Kompetensi Kepribadian. Mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa.
c) Kompetensi Sosial. Merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dan peserta didik.
d) Kompetensi Profesional. Penguasaan materi secara mendalam dan luas.
c. Distribusi Guru Sains di Indonesia
Untuk menjamin pemerataan guru antar satuan pendidikan, antar jenjang,
danantar jenis pendidikan, antar kabupaten, antar kota, dan antar provinsi serta
dalamupaya mewujudkan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan formal
secaranasional dan pencapaian tujuan pendidikan nasional telah ditetapkan
PeraturanBersama Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
ReformasiBirokrasi, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri,
MenteriKeuangan, dan Menteri Agama Nomor 05/X/PB/2011, SPB/03/m.panrb/
10/2011,48 Tahun 2011, 158/PMK.01/2011, 11 Tahun 2011 tentang Penataan
danPemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil.
4. Solusi untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan di Indonesia
a. Sertifikasi
Pada tahun 2005, undang-undang tentang guru dan dosen bertujuan
untukmeningkatkan kualitas sistem pendidikan Indonesia dengan mengatasi
kelemahankompetensi guru, rendahnya motivasi guru dan jumlah gaji guru yang
rendah. Paraguru diseleksi untuk masuk dalam program sertifikasi berdasarkan
Jurnal Belajar 10 2
kualifikasiakademik, senioritas atau pengalaman mengajar, dan kedudukan dalam
layananmasyarakat. Ketiga hal tersebut dianggap mencerminkan empat kompetensi
guruyang dinyatakan oleh undang-undang, yaitu: kompetensi pedagogis,
personal,sosial dan profesi. Sertifikasi guru diharapkan untuk meningkatkan
standarpengajaran guru melalui pengenalan insentif dan sangsi guna memastikan
bahwaguru memiliki tingkat kompetensi minimum. Sayangnya, tujuan sertifikasi
tidakdapat tercapai karena pada kenyataannya masih terdapat kekuranan pada
metodeyang digunakan
b. Uji Kompetensi Guru
UKG ditujukan untuk seluru guru di berbagai penjuru di Indonesia. UKGmerupakan
awal yang baik untuk pengembangan profesi guru lebih lanjut.
Tujuandilaksanakannya UKG adalah untuk memetakan kompetensi guru
khususnyakompetensi pedagogi dan profesi berdasarkan standar yang
dibutuhkan,menentukan jenis pendidikan dan pelatihan yang harus diikuti oleh para
gurusebagai pengembangan profesi berkelanjutan berdasarkan pemetaan
kompetensi,dan untuk menilai kinerja guru guna menjalankan penghargaan bagi para
guru.
c. Kelompok Kerja Guru/ Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
KKG dan MGMP dillaksanakan untukmengembangkan profesionalisme guru guna
meningkatkan kualitas pendidikanIndonesia. Sebuah penelitian menemukan bahwa
bahwa Pusat Kegiatan Guru(PKG), tempat dimana KKG dilaksanan, mempunyai
peranan yang cukup pentingdalam peningkatan profesionalisme guru.
d. SM3T
Program SM3T adalah program pengabdian sarjana pendidikan untukberpartisipasi
dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selamasatu tahun. Program
tersebut dilakukan sebagai penyiapan pendidik professionalyang akan dilanjutkan
dengan program Pendidikan Profesi Guru.
Jurnal Belajar 10 3
belum bisa bekerja sedangkan diluar sana juga masih banyak ditemui guru yang mengajar
tidak sesuai dengan bidangnya.
Jurnal Belajar 10 4
3. Upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas guru adalah melalui penataran,
pelatihan dan workshop. Semua sudah dilakukan oleh pemerintah tetapi guru tidak
menerapkannya di kelas. Bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut ?
Jawab:
Agar pelatihan yang Guru peroleh diterapkan di dalam kelas harus ada upaya
pendampingan dengan memilih instruktur pendampingan yang diperoleh melalui
direktorat terkait dibawah tanggung jawab dikdas dan dikmen Kab/Kota dengan
memperhatikan penyiapan materi, juknis dan formulir pendampingan, penentuan klaster
pendampingan dan mobilisasi Guru Pendampingan (meliputi: Jadwal pelajaran, jadwal
dan lokasi pendampingan, alokasi guru pendamping, pelaporan hasil pendampingan dan
penyiapan pengganti guru pendamping). Setelah pendampingan, upaya selanjutnya
yaitu monitoring/pemantauan dan evaluasi (Monev) untuk merumuskan kebijakan
implementasi hasil pelatihan yang dilakukan.
4. Bagaimana upaya pemerintah selain pembangunan untuk memeratakan pendidik atau
guru di Indonesia? Mengingat lulusan s1 dari perguruan tinggi di Indonesia sangatlah
banyak, tetapi masih banyak terdapat kekurangan guru, sehingga beberapa sekolah ada
yang guru yang mengajar lintas matapelajaran. Misalnya guru IPA ngajar agama.
menurut penyaji, apakah hal tersebut baik dilakukan?
Jawab:
Cara mengatasi pengangguran tenaga pendidik S1 yang banyak adalah,yang pertama
pendidikan yang di berikan pada generasi mudah haruslah baik di mana endidikan
bukan semata-mata harus selesai kuliah dan mendapatkan kerja tetapi pendidikan harus
bisa membuka wawasan generasi muda untuk bisa menciptakan pekerjaan
sendiri,pemerintah sudah menyedialkan begitu banyak sekolah di daerah2 terpencil
sekalipun sudah ada sekolah negri maka sekarng tegantung tenaga pendidik saja yang
mau berkorban mengajar ke daerah tersebut,selain itu bisa juaga menciptakan privat
sendri di rumah.
5. Apakah wajib belajar 12 tahun itu sudah cukup seperti yang direncanakan pemerintah?
Mengingat kompetensi peserta didik di Indonesia berbeda dengan di luar negeri.
Jawab:
Menurut saya wajib wajib belajar 12 tahun sudah cukup, karena negara maju banyak yg
seperti itu. Yg terpenting adalah kualitas bukan kuantitas. Oleh karena itu, salah satu
solisi yg dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan di masyarakat adalah
penerapan kurikulum 2013. Solusi lain yg dilakukan oleh pemerintah adalah dengan
Jurnal Belajar 10 5
meningkatkan perhatian terhadap kualitas lulusan SMK melalui pengembangan inovasi
sehingga diharapkan stlh lulus, lulusan SMK memiliki keterampilan untuk dpt
menjawab tantangan trsbt. Setelah menyelesaikan wajib belajar, pemerintah juga
menyediakan program pelatihan melalui balai latihan kerja dll, apalgi saat ini banyak
tersedia platform untuk meningkatkan soft skils. Bagi yg ingin melanjutkan pendidikan
juga disediakan beasiswa bidik misi bagi yg tdk mampu, walau penerapannya blm
maksimal menurut sy.
6. Upaya pmerintah dalam pmertaan pndidikan Indonesia ditinjau dri bidang teknologi
salah satunya melalui televisi, melalui TVRI dan TV E sudah mnyediakan program²
pendidikan, lalu bagaimana dengan channel² TV nasional yang masih menyangkan
tayang²an katakan belum cukup mndidik?
Jawab:
Keberadaan Komisi Penyiaran Indonesia harusnya dapat menjadi otoritas independen
yang mampu melakukan fungsi pengawasan termasuk penegakan regulasi terhadap
konten tayangan televisi Indonesia. Namun KPI sendiri kesulitan untuk
mengimplementasikan UU Penyiaran karena KPI tidak mempunyai kewenangan yang
jelas, hanya sebatas memberikan teguran yang tidak serta merta dapat menghentikan
siaran. Kritik dan selektivitas khalayak harusnya dapat memaksa televisi kembali
menjadi ruang publik ideal, yakni menjadi akses terhadap informasi pendidikan. Namun
faktanya, apa yang disajikan televisi publik seperti TVRI tidak mendapat sorotan
sebesar tayangan program televisi swasta yang bersifat mainstream. Situasi ini tentu
tidak boleh dibiarkan, televisi sebagai media komunikasi punya kewajiban untuk
memperluas informasi yang mendidik. Tayangan tidak boleh berpijak pada motivasi
bisnis industri yang mengedepankan kuantitas, tapi juga mutu tayangan atau kualitas.
Khalayak harus dapat berpikir kritis dengan tidak melulu menjadi objek terpaan
tayangan televisi. Sementara pemerintah yang memiliki otoritas harus mampu
memberikan pengawasan ketat terhadap mutu tayangan televisi. Tidak hanya itu,
khalayak juga harus mampu menciptakan filter atau memilih secara mandiri program
acara yang memberikan manfaat. Mereka juga dapat memberikan pendampingan
kepada anak-anak atau melalui pembatasan menonton TV maupun hanya menyediakn
channel" TV terntentu, agar terpaan program yang belum pantas untuk disaksikan tidak
sampai merusak konstruksi moral mereka.
Jurnal Belajar 10 6
D. Refleksi Diri
Pada pertemuan ke 10 ini dilakukan pembahasan mengenai topik “Pemerataan Akses,
Wajib Belajar Dan Peningkatan Kualitas Pendidikan Anak Indonesia Serta Problematika
Guru Sains” yang mana setelah mengikuti perkuliahan ini, wawasan saya mengenai upaya
pemerataan dan peningkatan pendidikan serta problematika pendidikan yang dihadapi bukan
hanya dari sisi pendidik/guru tetapi juga pemerintah. Adanya problematika dalam bidang
pendidikan menjadi tanggung jawab bukan hanya pemerintah tetapi juga seluruh lapisan
masyarakat, khusunya bagi para pelaku poendidikan. Sebagai pebelajar, menurut saya perlu
adanya kerjasama yang berkesinambungan antara pemerintah dan masyarakat dalam
menghadapi setiap permasalahan di bidang pendidikan.
Seperti pada pertemuan pertemuan sebelumnya, pelaksanaan perkuliahan dilaksanakan
secara daring sinkron melalui chat grup whatsapp. Kelebihan dalam perkuliahan secara
online ini adalah seluruh materi diskusi kelas dapat terekam tanpa terkecuali sehingga hasil
rekamnya dapat dengan mudah dipelajari kembali. Pembelajaran secara online juga menutut
kami untuk lebih inovatif dan kreatif dalam memanfaatkan media digital sehingga dari hal
terpaksa menjadi terbiasa dan bisa, hal ini tentu secara tidak langsung mengantarkan kita
untuk lebih melek terhadap teknologi digital. Sisi kekuranganya adalah kesulitan dalam
memahami konsep materi perkuliahan yang benar dan tepat, karena belum bisa terfasilitasi
tatap muka secara langsung dengan dosen matakuliah untuk medapatkan sebuah penguatan
konsep materi perkuliahan. Solusi belajar saya adalah merangkum konsep konsep penting
yang telah saya pelajari pada Jurnal Belajar dan pada buku catatan dan jika diperlukan saya
akan mencari informasi tambahan di berbagai sumber terkait konsep materi yang belum
saya pahami.
E. Rencana Kedepan
Berdasarkan materi yang saya peroleh pada perkuliahan kali ini, rencana saya kedepan
adalah selalu mendukung setiap kebijakan pemerintahan dalam upaya pemerataan
pendidikan dan berupaya ikut berkonstribusi dalam meningkatkan perkembangan
pendidikan, untuk itu sebagai calon pendidik harus senantiasa meningkatkan kualifikasi,
selalu open minded dengan perubahan dan perkembangan zaman, meningkatkan kompetensi
dan keterampilan agar dapat menjalankan tugasnya baik di dalam kelas maupun diluar kelas
dengan profesional.
Jurnal Belajar 10 7
RUBRIK PENILAIAN JURNAL BELAJAR
No. Skor Penilaian Penilaian
Elemen
Maks Teman Dosen
I. Identitas
1 Nama dicantumkan
5 5
2 Seluruh masukan dibubuhi tanggal
5
3 Konsep yang dipelajari dicantumkan
II. Isi Jurnal
Mengeksplorasi beragam konsep penting yang
4 15 14
dipelajari
5 Menyajikan konsep yang belum dipahami 15 14
Mengidentifikasi permasalahan/pertanyaan beserta
6 15 15
peme-cahannya
Jurnal menunjukkan bahwa mahasiswa dapat
melihat dirinya sendiri sebagai pebelajar,
7 20 19
menemukan dan menyelesaikan masalah serta
bekerja untuk meningkatkan kebiasaan belajarnya
Menyusun rencana ke depan berdasarkan hasil
8 10 10
lesson learned
III. Sistematika
9 Jurnal terorganisasi dengan baik dan lengkap 10 10
IV. Lain-lain
10 Ketepatan dalam mengumpulkan jurnal 10 10
Jurnal Belajar 10 8