Anda di halaman 1dari 3

SIDANG TULIS KOMPREHENSIF JURUSAN PGSD

Petunjuk Pengerjaan Soal :

1.Bacalah Basmalah sebelum mengerjakan


2.Menjawab dengan menggunakan pena
3.Jawablah pada kertas jawaban yang telah disediakana.
4. Untuk menjawab soal gunakan tulisan yang rapi (mudah dibaca)
5.Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal adalah 90 menit

Soal Essay !
1. Bagaimana langkah-langkah umum kebijakan pendidikan dibuat? Bagaimana kebijakan pendidikan
terkait dengan standarisasi pendidikan nasional, serta visi dan misi kemendikbud?
2. Menurut pandangan saudara, bagaimana kebijakan pendidikan dibuat? Bagaimana kebijakan
pemerintah terhadap pendidikan di Indonesia dari sejak masa kemerdekan hingga sekarang?
Bagaimana otonomi daerah dan implikasinya terhadap kebijakan pendidikan ?
3. Dewasa ini sedang dikembangkan profesionalisme guru di bidang pendidikan, dan diawali dengan
profesionalisme guru dan dosen.
a.  Jelaskan konsep, alasan, dasar, tujuan dan fungsi dari profesionalisme tersebut!
b. Bagaimana persepsi anda tentang sertifikasi profesi guru yang dilaksanakan?
c. Bagaimana seharusnya pendidikan profesi guru dilaksanakan agar benar-benar menghasilkan guru
yang professional?
d. Apa yang harus dilakukan Dinas, Pengawas, dan Kepala Sekolah agar guru-guru yang sudah punya
sertifikat profesi berkinerja secara professional, jelaskan!
4. Di era sekarang, karakter merupakan sesuatu yang jarang ditemukan pada masyarakat Indonesia.
Dilihat dari banyaknya ketidakadilan serta kebohongan-kebohongan yang dilakukan masyarakat
kita. Bahkan ditingkat yang lebih tinggi sendiri, yaitu pemerintah yang tak mengenal lagi sebuah
karakter diri sebagai makhluk Tuhan dan sosial. Menurut Prof. Suyanto Ph.D,karakter adalah cara
berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu
yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia
buat.
a. Jelaskan konsep, landasan dan tujuan dari pendidikan karakter!
b. Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab banyak orang dewasa dan pemimpin yang berkarakter
buruk?
c. Apa yang harus diperankan guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter?
5. Pendidikan Karakter adalah suatu hal yang saat ini ditekankan dalam pendidikan di Indonesia. Muncul
berbagai pertanyaan tentang pendidikan karakter. Diantaranya yaitu Mengapa perlu pendidikan
karakter? Apakah "karakter" dapat dididikkan? Karakter apa yang perlu dididikkan? Bagaimana
mendidikkan aspek-aspek karakter secara efektif? Bagaimana mengukur keberhasilan sebuah
pendidikan karakter? Siapa yang harus melakukan pendidikan karakter?
Jawaban

A.    Langkah-Langkah Umum Kebijakan Pendidikan

Langkah-langkah umum kebijakan pendidikan yaitu, Prof. Hargaves dari London University menyatakan
bahwa ilmu pendidikan mandeg dan tidak berkembang karena tidak mendapatkan input dari praktik
pendidikan. Oleh sebab itu, ilmu pendidikan hanya berada pada tataran idealistik tanpa teruji dilapangan.
Hakikat ilmu pendidikan berada dalam proses pendidikan yang terjadi dalam interaksi serta dialog antara
pendidik dan peserta didik dalam masyarakat yang berbudaya. Keadaan ilmu pendidikan di Indonesia juga
dalam status stagnasi karena terputus hubungannya dengan praktik pendidikan. Dengan sendirinya banyak
kebijakan pendidikan di Indonesia bukan di tentukan oleh data dan informasi di lapangan, tetapi berdasarkan
lamunan atau dengan menggunakan epistima-epistima ilmu lainnya yang tidak relevan dengan ilmu
pendidikan yang terfokus kepada kebutuhan peserta didik.

Dari penjelasan di atas menunjukkan kesalahan langkah dalam membuat kebijakan pendidikan yang
menyebabkan sebuah pendidikan lambat dalam perkembangnya, sebenarnya dalam membuat suatu kebijakan
pendidikan harus mempunyai langkah-langkah yang jitu dan melihat fakta atau informasi yang dibutuhkan
masyarakat atau stakeholder dari sinilah diperoleh data serta fakta yang objektif sesuai dengan yang terjadi
dilapangan. Kebijakan pendidikan yang berdasarkan fakta serta informasi telah mendapat input dari kebutuhan
masyarakat. Selanjutnya, kebijakan pendidikan tersebut akan menentukan masalah-masalah yang perlu diteliti.
Hasil riset yang telah divalidasi dapat disebarluaskan dalam berbagai eksperimen. Eksperimen pendidikan
inilah yang akan dapat membuahkan kebijakan pendidikan yang telah tervalidasi. Demikian seterusnya terjadi
suatu siklus yang berkesinambungan antara kebijakan pendidikan, praktik pendidikan, riset dan eksperimen.

B.    Kebijakan Pendidikan Terkait dengan Standarisasi Pendidikan Nasional, serta Visi dan Misi
Kemendikbud)

Menurut Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 bab 1 pasal 1 ayat 1, yang dimaksud dengan standar
nasional pendidikan adalahkriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dengan kata lain, setiap lembaga pendidikan dituntut untuk memenuhi kriteria
minimum yang telah ditentukan. Guna tercapainya tujuan pemerataan pendidikan diwilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan, haruslah ada yang menjamin dan mengendalikan mutu
pendidikan sehingga sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Dalam hal ini pemerintah melakukan
evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Ketiga proses ini dilaksanakan untuk menentukan layak tidaknya lembaga
pendidikan yang berstandar nasional.

Dari penjelasan diatas ditarik sebuah kesimpulan bahwa menunjukaan Standar Nasional Pendidikan bertujuan
bukan hanya untuk memeratakan standar mutu pendidikan di Negara Kesatuan Republik Indonesi, tetapi juga
untuk memenuhi tuntutan perubahan lokal, nasional dan, global. Dikarenakan mutu pendidikan di Indonesia
telah jauh tertinggal dari negara ASEAN yang lain, maka peningkatan-peningkatan disegi pendidikan akan
terus terjadi. Sehingga mutu pendidikan di Indonesia bisa bersaing dengan negara lain.

Menurut Sukarno dalam bukunya, sistem pendidikan merupakan bangunan sekaligus ihktiar yang sangat
strategis untuk itu, oleh karena sistem pendidikan mengandaikan adanya pembagian kewenangan antara
negara dan masyarakat dan  tatakelolanya yang meliputi pemeliharaan, kontrol, kreasi, adopsi dan distribusi
nilai, pengetahuan, ketrampilan maupun tata-hubungan kuasa. Oleh karena itu kebijakan pendidikan yang
tepat pada umumnya harus secara struktural dapat memadukan daya masyarakat, negara dan dunia usaha
secara tepat dan secara individual memicu mobilitas kultural, vertikal dan horisontal individu yang ketiganya
pada gilirannya mengembangkan produktifitas budaya, sosial dan ekonomi sekaligus menuntut pengembangan
habitat yang demokratis.

Menurut Kirdanuri, Widyaiswara LPMP-NTB Praktisi Pendidikan, yang dikutip dari kompasiana ada enam
kebijakan dan program pemerintah terkait standarisasi pendidikan nasional yaitu; Pertama,meningkatkan
akses dan perluasan kesempatan belajar bagi semua anak usia pendidikan dasar, dengan target utama daerah
dan masyarakat miskin, terpencil dan terisolasi.Kedua,meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan dengan
menerapkan standar nasioanal pendidikan sebagai acuan dan rambu-rambu hukum untuk meningkatkan mutu
berbagai aspek pendidikan nasional termasuk mutu pendidikan dan tenaga kependidikan, mutu sarana dan
prasarana pendidikan, kompetensi lulusan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Ketiga, meningkatkan
anggaran pendidikan untuk dapat mencapai 20 persen dari APBN dan APBD sesuai amanat UUD 1945 dan
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Keempat,mendorong pelaksanaan otonomi dan
desentralisasi pengelolaan pendidikan sampai dengan satuan pendidian dalam menyelengaraan
pendidikan. Kelima,memperkuat manajemen pelayanan pendidikan dalam rangka membangun pelayanan
pendidikan yang amanah, efisien, produktif dan akuntabel melalui upaya meningkatkan tata kelola yang baik
(good governance) kelembagaan pendidikan. Keenam,meningkatkan peran serta masyarakat dalam
membangun pendidikan termasuk meningkatkan peran dan fungsi komite sekolah dan dewan pendidikan
dalam.

Hasil dari analisis penulis dari fakta dan beberapa sumber bacaan bahwa melihat perkembangan zaman yang
begitu pesat dan negara Indonesia pun tidak bisa menghindar dari persaingan gelobal, pemerintah tidak tinggal
diam begitu saja. Melihat kualitas pendidikan yang dinialai rendah maka kemdikbud pun mempunyai visi dan
misi,visinya adalah menjadi institusi yang handal dalam perumusan pembaharuan kebijakan pembangunan
pendidikan dan kebudayaan berbasis penelitian dan pengembangan sedangan misinya, Mohammad Nuh
mengemukakan renstra tahun 2010-2014 Kemendikbud menetapkan enam misi yaitu: (1) meningkatkan
ketersediaan layanan penddikan dan kebudayaan, (2) memperluas keterjangkauan layanan pendidikan dan
kebudayaan, (3) meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan kebudayaan, (4) mewujudkan kesetaraan
dalam memperoleh layanan pendidikan dan kebudayaan, (5) menjamin kepastian/keterjaminan memperoleh
layanan pendidikan, (6) mewujudkan kelestarian dan memperkokoh kebudayaan Indonesia. Keenam misi
tersebut dijabarkan dalam tujuan dan sasaran strategis. Masing-masing sasaran strategis yang ditetapkan
mempunyai indikator kinerja sebagai alat  untuk mengukur tingkat ketercapaiannya.

Meliahat dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dari kebijakan pendidikan terkait dengan
standarisasi pendidikan nasional serta visi dan misi kemendikbud membuktikan bahwa pemerintah sangat
memperhatikan kemajuan pendidikan dan menginginkan kualitas pendidikan di Indonesia bisa ikut bersaing
minimal bisa mengimbangi kemajuan yang semakin hari semakin berkembang pesat. Artinya disini
pemerintah pun mempunyai keyakinan bahwa memang sutu tingkat kemajuan suatu negara ditentukan oleh
kualitas pendidikan yang ada didalamnya, untuk itulah pemerintah mengerahkan seluruh usahanya untuk
memajukan suatu negara melalui memajukannya sebuah pendidikan dengan cara berbagai kebijakan yang
dibuat sesuai dengan tuntutan dan fakta yang nyata dalam menghadapi persaingan gelobal.

Anda mungkin juga menyukai